Kesenian Kuda Debog Di Suruhan Keji, Kecamatan Ungaran ... · PDF fileDisusun Untuk memenuhi...
Transcript of Kesenian Kuda Debog Di Suruhan Keji, Kecamatan Ungaran ... · PDF fileDisusun Untuk memenuhi...
Kesenian Kuda Debog
Di Suruhan Keji, Kecamatan Ungaran Barat,
Kabupaten Semarang
Disusun Untuk memenuhi Tugas Wawasan Budaya Nusantara
Program Studi Televisi dan Film
Jurusan Seni Media Rekam
Disusun Oleh :
BAYU SETYANINGRUM
NIM. 14148127
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA
SURAKARTA
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat,
karunia dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan paper tentang kesenian Kuda Debog ini
dengan baik dan tepat waktu.Penulis berterimakasih kepada Bapak Ranang Agung Sugihartono
.SPd, M.Sn selaku dosen mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara yang telah membantu
melengkapi kekurangan makalah ini. Selain itu Penulis juga berterimakasih kepada Bapak Rajak
selaku Ketua Kesenian Kuda Debog, Bapak Sapuan selaku Ketua Langen Budi Utomo, Bapak
Wahyu Nur Handoko selaku pengelola dusun wisata Keji, Doni dan Rian selaku pemain Kuda
Debog.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan dan pengetahuan
kita tentang kesenian Kuda Debog yang berada di Keji. Penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan belum sempurna.Oleh sebab itu, Penulis
berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah yang telah penulis
buat.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang membacanya.
Penulis mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang tepat di dalam pembuatan makalah
ini.
Surakarta, 6 Desember 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3
1.4 Tinjauan Teori 3 3
1.5 Metode Penelitian 5
BAB II HASIL DAN PENDAHULUAN 8
2.1 Budaya Ide / Konsep 13 8
2.1.1 Kepercayaan dalang dalam pertunjukan wayang desa Keji 8
2.1.2 Tumpeng sebagai penghormatan arwah nenek moyang 8
2.1.3 doa-doa yang dibacakan sebelum makan tumpeng 9
2.2 Budaya Tindakan / Aktivitas 10
2.2.1 permainan dan jajanan tradisional dalam kesenian Kuda Debog 15 10
2.2.2 Kesenian Kuda Lumping 12
2.2.3 Kesenian Kuda Debog 13
2.2.4 Kesenian Kuda Pesisiran 15
2.2.5 Pagelaran Wayang Kulit 15
iii
2.3 Budaya Artefak 17
2.3.1 Uborampe Kenduri merthi dhusun 17
2.3.2 Jaranan dari pelepah daun pisang 18
2.3.3 Kostum yang digunakan dalam Kuda Debog 18
BAB III PENUTUP 19
3.1 Kesimpulan 19
3.2 Saran 19
DAFTAR ACUAN 20
LAMPIRAN 22
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Arak-arakan tumpeng 9
Gambar 2 Gubug jajanan tradisional 11
Gambar 3 Permainan Egrang 12
Gambar 4 Permainan Dakon 12
Gambar 5 Pertunjukan Kuda Lumpingn 12
Gambar 6 Pertunjukan Kuda Debog 14
Gambar 7 Pertunjukan Kuda Pesisiran 15
Gambar 8 Pertunjukan Wayang Kulit 17
Gambar 9 Kostum pemain Kuda Debog 18
Gambar 10 Bapak Sapuan selaku ketua Langen Budi Utomo 24
Gambar 11 Doni dan Rian pemain Kuda Debog 24
Gambar 12 Bapak Wahyu Nur Hnadoko selaku pengelola Dusun Wisata Keji 24
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kuda Debog sudah ada sejak tahun 2006 namun baru dicetuskan pada tahun 2007.
Pendiri kesenian Kuda Debog yaitu Yossiady Bambang Singgih. Kesenian Kuda Debog
diciptakan karena melihat fenomena semakin langkanya permainan tradisional yang banyak
mengajarkan filosofi hidup. Seperti permainan dakon dapat mengajarkan ketekunan,
kebersamaan dan kejujuran atau egrang yang dapat melatih keseimbangan tubuh dan koordinasi
antara otak kanan dan otak kiri. Banyak anak-anak zaman sekarang sudah bermain gadget dan
mulai meninggalkan permainan seperti dakon, bekel, egrang, teklek dan lainnya. Tarian Kuda
Debog merupakan sejenis kesenian kuda lumping yang terbuat dari pelepah pohon pisang yang
semuanya dimainkan oleh anak-anak SD (Yossiady, 2012). Sekarang juga banyak kita temukan
orang tua yang malah mengajarkan anaknya untuk bermain gadget agar bisa lebih maju dari
pada mengenalkan anaknya dengan permainan tradisional yang merupakan warisan dari nenek
moyang kita. Sepulang sekolah kebanyakan anak-anak zaman sekarang harus ikut les privat
tambahan supaya presasinya meningkat setelah itu pulang malam belajar dan pagi-pagi harus
berangkat sekolah kembali. Orang tua yang tidak ikut mengenalkan permainan tradisional
kepada anaknya juga akan sangat mempengaruhi keinginan anak-anak dalam ikut melestarikan
kesenian daerah yang terkandung. Hal ini dapat menghilangkan kesenian permainan tradisonal
anak-anak secara perlahan-lahan yang sudah lama dilestarikan di kalangan masyarakat
Indonesia.
Kesenian tari Kuda Debog ini memiliki beberapa khas yang berbeda dari kesenian-
kesenian tarian daerah lain. Kuda debog yang merupakan ikon kesenian desa Keji ini salah satu
bentuk pelestarian seni budaya dan beberapa aneka permainan anak tradisional yang dibangun
oleh Yoss Traditional Center. Kuda debog ini tidak jauh beda dengan kesenian kuda lumping.
Akan tetapi biasanya orang dewasa memainkan permainan kuda lumping yang menggunakan
kuda-kudaan atau biasa orang jawa menyebutnya dengan jaran kepang, yang sebelumnya harus
melewati tahapan-tahapan tertentu sebelum pemain kuda lumping tersebut kesurupan dan tidak
sadarkan diri karena dimasuki suatu roh. Kuda lumping selalu dikaitkan dengan hal-hal magis
2
2
karena penarinya harus melakukan ritual tertentu agar bisa melakukan tarian lincah dan kadang
juga memakan pecahan kaca. Sebaliknya, karena Kuda Debog ini dimainkan oleh anak-anak
sehingga tidak ada ritual khusus yang dilakukan untuk membuat penari kesurupan. Tarian-tarian
yang dilakukan oleh anak-anak ini merupakan tarian anak-anak dan diiringi tembang-tembang
jawa yang diajarkan oleh Rajak selaku ketua kesenian Kuda Debog. Hal menarik lainnya yaitu
Kuda Debog dibuat dari pelepah daun pisang atau debog pohon pisang. Kuda Debog tersebut
juga harus dibuat sendiri oleh pemainya. Hal ini dimaksudkan agar pemain dapat bangga
menampilkan Kuda Debog dengan hasil karyanya sendiri sesuai kreasi mereka. Saat permainan
Kuda Debog dimulai, pengunjung juga dapat melihat makanan-makanan tradisional dan
permainan-permainan tradisional yang sudah disediakan di gubug pinggir lapangan. Kuda Debog
biasanya ditampilkan untuk mengiringi wayang kulit yang sebelumnya dilakukan upacara bersih
desa dari rumah kepala desa sampai ke tempat pagelaran (Rajak, 2012). Namun seiring
berjalannya waktu desa Keji juga menjadi tempat wisata pengunjung dan pada hari libur bisa
melihat kesenian kuda debog yang dimainkan oleh anak-anak. Pengunjung yang melihat juga
dapat berpartisipasi untuk mencoba kesenian tersebut bersama pemain lainnya.
Sampai sekarang kesenian Kuda Debog ini masih dikenal di wilayah Ungaran dan
disekitarnya saja. Sehingga belum ada prestasi yang diperoleh dari kesenian Kuda Debog ini.
Meskipun begitu Yossiady Bambang Singgih yang terkenal sebagai pendekar wisata desa Keji
akan terus melestarikan kesenian tradisional Kuda Debog yang terinspirasi dari ayahnya dahulu.
Selain itu, Kuda Debog juga sudah sering ditampilkan untuk acara-acara kunjungan wisatawan
yang datang dengan menampilkan permainan –permainan tradisional lainnya.
3
3
1.2 Rumusan Masalah
Penulisan makalah ini untuk mengetahui wujud budaya yang ada pada kesenian Kuda
Debog, diantaranya dengan rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana Wujud budaya konsep atau ide pada kesenian Kuda Debog ?
b.Bagaimana Wujud budaya tindakan atau kegiatan pada kesenian Kuda Debog ?
c.Bagaimana Wujud budaya artefak atau fisik pada kesenian Kuda Debog ?
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini untuk untuk mendeskripsikan wujud suatu budaya yang terdapat pada
kesenian Kuda Debog. Masyarakat dapat membaca dan memahami isi makalah ini sehingga dapat
mengenal suatu kesenian daerah tradisional di desa Keji Ungaran. Selain itu juga dapat menambah
wawasan pembaca mengenai pelestarian kebudayaan yang ada di Indonesia.
1.4 Tinjauan Teori
Kesenian merupakan ekpresi budaya yang mengandung keindahan.Salah satu jenis dari
kesenian yaitu pertunjukan. Seni tari merupakan salah satu bagian dari seni pertunjukan. Seni tari
gerak dari seluruh anggota tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta
mempunyai maksud tertentu. Tradisional berasal dari kata Traditio (latin) yang berarti kebiasaan
yang sifatnya turun temurun. Tradisi adalah kebiasaan turun temurun dari sekelompok
masyarakat yang berdasarkan nilai-nilai kebudayaan yang terkandung di wilayah masyarakat
yang bersangkutan.Pengertian tradisional (Sedyawati, 1992: 26) dalam perkembangan seni
pertunjukan adalah proses penciptaan seni di dalam kehidupan masyarakat yang menghubungkan
subjek manusia itu sendiri terhadap kondisi lingkungan. Kata tradisional itu sendiri adalah sifat
yang berarti berpegang teguh terhadap kebiasaan yang turun temurun (Salim dan Salim, 1993:
11). Ada beberapa fungsi tari menurut Jazuli (1994: 43-46) diantaranya adalah tari untuk
upacara, tari sebagai hiburan, tari sebagai pertunjukan dan tari sebagai media pendidikan
4
4
a. Tari sebagai sarana upacara
b.Tari sebagai hiburan
c. Tari sebagai pertunjukan dan Tontonan
d. Tari sebagai media pendidikan
Kuda debog adalah kesenian tari yang dimainkan oleh beberapa pemain anak SD yang
menggunakan jaranan dari pelepah pohon pisang atau debog. Awal berdirinya Kuda Debog
berasal dari tarian kuda lumping. Yossi kemudian mendirikan sanggar Yoss Traditional Center
atau lebih dikenal dengan sebutan YTC untuk para pemain tari yang dilatih oleh Rajak. Seiring
berjalanya waktu munculah Kuda Debog yang dimainkan khusus oleh anak-anak daerah desa
Keji. Ada beberapa ritual khusus yang dilakukan sebelum bermain Kuda Debog yaitu mob air
dan sedekah dusun (Wahyu Nur Handoko, 2012).
Kesenian Kuda Debog ini berdiri karena duhulu di daerah Desa Keji digunakan untuk
media mengumpulkan masyarakat yang berhari-hari sibuk dengan perkerjaanya masing-masing.
Dalam upacara sebelum pertunjukan Kuda Debog ada prosesi arak-arakan tumpeng dari sanggar
sampai rumah pak kepala desa. Setelah itu pengunjung diajak bernyanyi oleh semua warga
dengan judul lagu “Desaku yang Kucinta”. Kuda Debog memainkan ritme sekitar dua belas
gerakan yang berdurasi sekitar sepuluh sampail lima belas menit. Kesenian Kuda Debog ini
dimainkan oleh anak laki-laki, sedangkan anak perempuan memainkan pertunjukan kuda
pesisiran. Makna kesenian Kuda Debog ini untuk mengajarkan atau mendidik anak-anak agar
mempunyai keberanian. Baik itu keberanian perang, fisik sehat, keberanian menampilkan diri
dan lain-lain.
Kesenian tari yang ditampilkan di desa Keji ini yaitu tari kuda lumping, tari Kuda Debog
dan tari kuda pesisiran. Tari kuda lumping dimainkan oleh orang dewasa menggunakan jaranan.
Tari kuda pesisiran dimainkan oleh anak-anak perempuan dengan menggunakan jaranan
berukuran kecil. Sedangkan tari Kuda Debog dimainkan oleh anak laki-laki menggunakan
jaranan yang terbuat dari pelepah daun pisang.
5
5
1.5 Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada makalah ini yaitu penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah peneltiian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana
peneliti merupakan instrument kunci (Sugiyono, 2015). Penelitian kualitatif ini
menggunakan teknik riset yang bersifat deskriptif dan cinderung menggunakan analisis
data. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan pada penelitian ini.
Landasan dari beberapa teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar penelitian berjalan
dengan fokus sesuai dengan fakta di lapangan dan memberikan gambaran umum tentang
latar penelitian yang sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
b. Objek kajian / penelitian :
Objek dalam penelitian ini yaitu tentang Kesenian tari kuda debog di Sanggar Yoss
Traditional Center (YTC), Dusun Suruhan, Desa Keji, Kecamatan Ungaran Barat,
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang di lakukan pada tanggal 6 desember 2015
waktu 09.00 wib. Dalam hal ini penulis mencari narasumber (saksi dan pelaku) melalui
pertimbangan-pertimbangan yang sesuai dengan ketentuan yang didasarkan pada factor
mental dan fisik (kesehatan), perilaku (kejujuran dan sifat sombong) serta kelompok usia
yaitu umur yang cocok, tepat dan memadai (Kartawiriaputra, 1994: 41). Penulis
mendapatkan narasumber yang sesuai dengan pengetahuanya tentang kuda debog seperti
Bapak Rajak, Bapak Wahyu dan Bapak Yossiady. Selain itu juga penari kuda debog itu
sendiri seorang anak SD kelas 5 dan 6 bernama Doni dan Rian.
c. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan yang penting bagi peneliti karena
pengumpulan data tersebut akan menentukan keberhasilan suatu penelitian yang akan
dilakukan. Dalam pemilihan data harus cermat dan teliti sesuai dengan topik dan objek
yang akan diteliti. Metode pengambilan data yang digunakan penulis sebagai berikut :
1. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
secara langsung kepada objek kajian yang akan diamati. Dalam penelitian ini, penulis
melakukan observasi pengumpulan data dengan mengunjungi desa wisata Keji dan
menyaksikan pertunjukan Kuda Debog. Banyak masyarakat lokal dan wisatawan dari
6
6
luar daerah bahkan mancanegara datang untuk melihat kesenian ini. Kesenian yang
ditunjukan diantaranya Kuda Lumping, Kuda Pesisiran dan Kuda Debog itu sendiri.
Pengunjung yang datang juga bisa ikut bergabung menari dengan pemain Kuda Debog
maupun pertunjukan lainnya. Di sela-sela pertunjukan, penulis mengamati banyak
pengunjung yang juga mendatangi gubug-gubug yang berdiri di pinggir lapangan. Gubug
itu menjual beberapa souvenir, kain batik serta makanan dan minuman tradisional. selain
itu ada penulis melihat banyak anak kecil yang bermain permainan tradisional seperti
dakon, egrang, lompat tali, teklek dan lainnya. Hal itu dimaksudkan untuk
memperkenalkan permainan permainan tradisional anak-anak yang masih dilestarikan.
2. Penulis melakukan wawancara kepada Bapak Rajak, Bapak Wahyu, Bapak
Yossiady, Doni dan Rian. penulis membuat beberapa daftar pertanyaan yang
berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Saat riset Penulis membuat perjanjian
waktu dan tempat untuk wawancara. Sekitar pukul 10.00 pagi penulis datang ke rumah
beberapa narasumber dengan sikap yang sopan dan melakukan pembicraan ringan
terlebih dahulu sebelum ke pertanyaan inti. Saat wawancara kita bukan hanya terpaut
pada daftar pertanyaan yang kita tulis saja, namun bisa saja berubah dan terpikirkan
secara spontan untuk ditanyakan sesuai dengan kondisi lapangan asalkan masih sesuai
dengan topik (Hasan, 2012: 85). Wawancara berguna untuk mengetahui persepsi
pemustaka tentang kinerja pustakawan.
3. Menurut (Martono, 2011: 97) studi pustaka dilakukan untuk memperkaya
pengetahuan mengenai berbagai konsep yang akan digunakan sebagai dasar atau
pedoman dalam proses penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk menambah
pengetahuan tentang kesenian kuda debog di desa Keji yang ternyata belum dikenal oleh
masyarakat luas. Penulis mengumpulkan data dengan mencari informasi yang terdapat
dalam artikel surat kabar, buku-buku maupun karya ilmiah dari peneliti sebelumnya. Hal
ini dimaksudkan untuk mencari fakta ataupun kebenaran dari metode yang akan
digunakan. Banyak surat kabar yang dijumpai oleh peneliti yang membahas tentang
kesenian Kuda Debog yang mulai dilestarikan di desa Keji. Informasi informasi inilah
yang dapat membantu memperkuat fakta data yang sudah diperoleh penulis dari
wawancara beberapa narasumber.
7
7
4. Alat yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu Hanphone Lenovo untuk
pengambilan gambar dan recorder perekam suara saat melakukan wawancara.
Menggunakan catatan kecil di notebook untuk mendapatkan data tertulis. Penulis
menggunakan lebih dari satu alat untuk memperoleh informasi dimaksudkan agar jika
data yang diambil di alat satu hilang, maka masih punya data di alat lain. Sehingga tidak
perlu melakukan wawancara kembali kepada narasumber yang belum tentu bisa ditemui
kembali.
d. Analisis Data
Analisis data menurut Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si adalah sebuah kegiatan
untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan
mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah
yang ingin dijawab. Saat penulis sudah melakukan aktifitas Tanya jawab dan
mengumpulkan data dari riset lapangan, maka data kualitatif yang didapatkan biasanya
berserakan dan bertumpuk-tumpuk. Hal itu penulis sederhanakan untuk akhirnya bisa
dipahami dengan mudah oleh penulis dan pembaca makalah ini. Penulis akan memilah
data mana yang penting dan mana yang tidak. Untuk memperoleh informasi yang
bermakna maka penulis melakukan pengertian secara mendalam, kecerdikan, kreatifitas,
kepekaan konseptual dan pengalaman penulis. Penulis kembali membaca transkrip
wawancara dan melakukan coding. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat
kemudian dikelompokkan berdasarkan kerangka analisis yang telah penulis buat. Penulis
membaca berulang kali data-data yang diperoleh dari subjek sehingga nantinya dapat
melakukan interpretasi secara keseluruhan yang didalamnya mencakup keseluruhan
kesimpulan dari hasil penelitian.
8
8
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Wujud Budaya Konsep
2.1.1 Kepercayaan dalang dalam pertunjukan wayang desa Keji
Kepercayaan masyarakat mengenai dalang yang memainkan wayang kulit.
Tokoh-tokoh dalam wayang keseluruhannya berjumlah ratusan. Orangorangan yang
sedang tak dimainkan diletakkan dalam batang pisang yang ada di dekat sang dalang.
Saat dimainkan, orang-orangan akan tampak sebagai bayangan di layar putih yang ada di
depan sang dalang. Bayangan itu bisa tercipta karena setiap pertunjukan wayang
memakai lampu minyak sebagai pencahayaan yang membantu pemantulan orang-orangan
yang sedang dimainkan. Biasanya jaran debog digunakan untuk mengiringi wayang
sampai ke tempat pagelaran. Sapuan mengatakan bahwa di dalam pagelaran wayang,
dalang yang selalu dipakai adalah Dalang Sugeng. Hal ini dikatakan bahwa bumi dan
masyarakatnya tidak mau atau tidak rela bila bukan dalang Sugeng yang memainkannya
karena sudah turun temurun. Sudah menjadi bukti dan kepercayaan kalau bukan Dalang
Sugeng yang memainkan wayang kulit, masyarakat akan mengalami gagal panen atau
sawahnya terserang hama. Maka jika Dalang Sugeng nantinya meninggal harus
digantikan oleh keturunanya sendiri.
2.1.2 Tumpeng sebagai penghormatan arwah nenek moyang
Dalam buku Serba Serbi Tumpeng 2010, tumpeng diartikan sebagai nasi kuning
yang berbentuk kerucut yang ditata dalam wadah tampah yang sekelilingnya diberi aneka
macam uborampe. Kerucut nasi yang menjulang tinggi dapat diartikan sebagai
keagungan Tuhan Yang Maha Esa pencipta alam dan isinya, sedangkan uborampe
merupakan simbol dari isi alam ini. Sebelum melakukan pagelaran, di desa Keji biasanya
dilakukan upacara bersih desa sebagai miniatur ritual yang menunjukkan kebiasaan
masyarakat desa Keji dusun Suruan. Di dalam upacara tersebut ada prosesi arak-arakan
tumpeng dari sanggar sampai ke rumah bapak kepala dusun. Tumpeng diyakini
masyarakat sebagai wujud rasa syukur atas berkah yang telah Tuhan SWT berikan.
9
9
Keseluruhan masyarakat dusun Suruan di setiap RT akan membawakan satu tumpeng
yang biasanya dilombakan dan dinilai dari rasa dan hiasan yang paling menarik. Tetapi
jika tumpeng digunakan untuk pagelaran dan ritual saja maka hanya berkeliling di sekitar
halaman panggung saja. Setelah itu mereka berdoa bersama-sama, dan setelah doa selesai
maka mereka mersama-sama menyantap makanan yang sudah mereka bawa.
Gambar 1. Arak-arakan tumpeng
Sumber : (Hasan Budi Santoso, 2015)
2.1.3 do’a do’a yang dibacakan sebelum makan tumpeng
Setelah tumpeng diarak oleh seluruh masyarakat desa Keji tumpeng akan
diletakkan di tengah-tengah barisan masyarakat untuk dimakan bersama. Sebelum
memulai makan bersama, pak kepala desa akan membacakan do‟a syukuran agar
tumpeng dipercaya mengandung doa doa kesejahteraan yang mujarab. Do‟a yang
dibacakan yaitu :
a. bismillaahirrohmaanirrohiim
b. alfatihah sebanyak tiga kali
c. Hamdan Yuuwaafii ni‟amahu wayukaafii maziidah. Yaa robbana lakal hamdu kamaa
yambaghii iijalaali wajhika wa‟adhiimi sulthoonik. Wa shollal loohu „alaa sayyidina
muhammaddin wa‟alaa aalihii wa shohbihii ajma‟iin (segala puji bagi Allah yang
menguasai alam.pujian yang memadai nikmat-Nya yang selaras dengan kebaikan-
Nya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji yang layak bagi keagungan dan
kebesaran kekuasaan-Mu. Sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada
junjungan nabi besar Muhammad Saw, keluarga dan sahabat-sahabat semuanya)
d. Suil „izzati „ika robbhana robbil „izzati „amma yashifun wa salaamun „alal mursalin.
Wal hamdulillahi robbil „alamin
10
10
e. Al fatihah
2.2 Wujud Budaya Tindakan
2.2.1 permainan dan jajanan tradisional dalam kesenian Kuda Debog
a. pengertian dan macam-macam permainan tradisional
Indonesia mengandung banyak sekali keragaman kebudayaan yang harus kita
ketahui dan lestarikan agar nantinya dapat berguna bagi generasi penerus bangsa.
Fenomena yang terjadi belakangan ini menunjukan bahwa dunia anak diramaikan dengan
fasilitas bermain berteknologi. Mulai dari video game, playstasion, tamiya dan masih
banyak lagi jenisnya. Permainan tersebut kebanyakan bersifat pasif, anak hanya
memperoleh kesenangan, kurang merangsang perkembangan mental anak dalam proses
interaksi dengan lingkungan selama bermain.
Dalam Kamus Besar Indonesia, main adalah berbuat sesuatu yang menyenangkan
hati. Permainan menurut Mayke S. Tedjasaputra dan James Sully adalah hal bermain dan
perbuatan bermain dengan tertawa yang merupakan tanda dari kegiatan bermain dan adal
di dalam aktivitas sosial yang dilakukan bersama sekelompok teman. Permainan
merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak dikenali sampai
yang ia ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai mampu melakukanya.
Desa wisata Keji merupakan contoh daerah yang menampilkan permainan tradisional
kepada anak-anak untuk dikenal kembali dan mengajarkan manfaat-manfaat yang dapat
diambil dari masing-masing permainan tradisional. Banyak yang kita temui diantaranya
permainan tradisional teklek atau bakiak, dakon, sprint karet, gasingan dan egrang.
Permainan tradisional banyak sekali mengajarkan filosofi hidup. Wahyu Nur Handoko
mengatakan bahwa permainan dakon dapat mengajarkan ketekunan, kebersamaan dan
kejujuran. Sedangkan egrang melatih keseimbangan tubuh serta koordinasi otak kiri dan
kanan.
b. pengertian dan macam-macam makanan tradisional
Makanan tradisional adalah makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat tertentu dengan citrarasa khas yang diterima oleh masyarakat tersebut. Bagi
masyarakat Indonesia khususnya orang jawa diyakini makanan tradisional memiliki
11
11
khasiat seperti tempe, tahu, gado-gado, kacang hijau dan lain-lain. Bahan-bahan yang
terbuat dari bahan alami yang bergizi tinggi, sehat dan aman, murah dan mudah didapat
sesuai dengan selera masyarakat sehingga diyakini punya potensi yang baik bagi
kesehatan tubuh. Selain permainan tradisional, Dusun Suruhan juga menyediakan gubug
untuk wisata kuliner. Salah satu makanan yang dijual yaitu gethuk tetek melek. Gethuk
bebahan baku singkong ini hamper sama dengan kue jongkong. Bedanya cuma
pembungkusnya saja. Kue jongkong dibungkus dengan daun pisang, sedangkan tetek
melek dibungkus plastik. Makan itu dinamakan tetek melek karena proses pembuatanya
sambil melek-melek (bergadang) dengan harapan yang menyantap gethuk ini bisa terus
melek (terjaga) dalam menyaksikan pertunjukan adat atau tarian. Cara membuatnya yaitu
singkong diparut, diberi garam dan gula jawa yang selanjutnya dikukus dan diletakkan
berjejes diatas nampan. Tunggu beberapa menit sampai dingin baru dipotong-potong dan
disajikan dengan parutan kelapa.
Menu lain yang patut dicoba yaitu pecel gablok. Pecel gablok merupakan
makanan seperti pecel gendar. Pecel gablok menggunakan gablok yang dibuat dari beras
yang dimasukkan ke dalam plastic kemudian dirbus hingga penuh. Selanjutnya beras
setengah matang sekaligus plastiknya juga ikut dikukus. Butuh waktu satu jam sampai
gablok bisa disantap. Membuat gablok tdak perlu menggunakan bumbu. Cukup bumbu
sambal pecel saja yang dicampur sayuran sawi, tauge, bayam, daun kenci dan tambahan
tempe mendoan.
Gambar 2. Gubug jajanan tradisional
Sumber : (Bayu Setyaningrum, 2015)
12
12
Gambar 4. Permainan egrang Gambar 6. Permainan Dakon
Sumber : (Anthony, 2015) Sumber : (Bayu Setyaningrun, 2015)
2.2.2 Kesenian Kuda Lumping
a. pertunjukan Kuda Lumping
Kuda Lumping adalah tarian tradisional jawa yang menampilkan sekelompok
prajurit tengah mengunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari
bamboo yang dianyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini dihias
dan di cat dengan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanya
menampilkan adegan prajurit berkuda akan tetapi beberapa pertunjukan kuda lumping
juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekuatan magis seperti atraksi memakan beling
dan aksi kekebalan tubuh terhadap deraan pecut (Megantara, 2012). Setelah anak-anak
yang bermain kuda debog beranjak dewasa, mereka akan bermain kuda lum[ing dan yang
melanjutkan bermain Kuda Debog adalah keturunanya. Pemain kuda lumping berasal dari
masyarakat daerah Keji sendiri.
Gambar 7. Pertunjukan Kuda Lumping
13
13
Sumber : (Bayu Setyaningrum, 2015)
Tata cara pertunjukan kesenian kuda lumping sebagai berikut:
1. Mempersiapkan alat-alat seperti gamelan, gong, kendang, kenong, terompet yang akan
digunakan untuk pertunjukan.
2. Pemain musik siap menepati alat musik masing-masing dan mulai memainkan.
3. Menata atau mempersiapkan perlengkapan seperti kuda, barongan dan celengan atau
topeng.
4. Menyiapkan bunga setaman, wangi-wangian fambo dupa dan kemenyan.
5. Menyiapkan kostum yang akan dipakai para jatilan atau penari kuda lumping.
6. Para pemain dan sinden bersiap-siap dengan kostum dan make up.
7. Pertunjukan siap dimulai.
2.2.3 Kesenian Kuda Debog
a. pembuatan Kuda Debog
Kuda Debog merupakan salah satu ikon desa Keji yang dibuat sendiri oleh
pemainya. Kesenian Kuda Debog diadakan karena dahulu tidak ada media yang
digunakan untuk mengumpulkan seluruh masyarakat desa Keji yang tercerai berai karena
sibuk dengan urusanya masing-masing. Anak-anak pemain Kuda Debog sebelum
memulai pertunjukan akan mencari pohon pisang di sekitar rumah warga untuk membuat
Kuda Debog. Sapuan mengatakan bahwa tujuan anak-anak membuat Kuda Debog untuk
melatih kreatifitas anak-anak. Sebelumnya anak-anak sudah diajari oleh Ketua Kesenian
Kuda Debog di desa Keji sehingga anak-anak dapat berkreasi sendiri bentuk Kuda Debog
yang diinginkan. Makna Kuda Debog sendiri yaitu untuk mendidik anak-anak agar
mempunyai keberanian. Baik itu keberanian berperang yang mempunyai fisik sehat,
keberanian menampilkan diri dan lain-lain.
b. pertunjukan Kuda Debog
Kuda Debog dimainkan oleh anak-anak dusun Suruhan sendiri (lokal) dan
biasanya diiringi menggunakan tembang-tembang jawa. Kuda Debog memiliki ritme
sekitar dua belas gerakan yang pertunjukanya dimulai pada pukul sepuluh pagi dengan
durasi pertunjukan sepuluh sampai lima belas menit. Ritual khusus yang dilakukan
sebelum bermain Kuda Debog adalah mob air atau sedekah dusun. Sebelum pertunjukan
14
14
Kuda Debog lokasi disekitar sumber akan dibersihkan dan membawa ayam-ayam untuk
kemudian dipotong. Darah pertama ayam akan diteteskan ke sumber yang keluar dari
semak-semak di lereng bukit desa Keji. Wahyu Nur Handoko mengutarakan bahwa hal
tersebut sebagai upaya untuk mengungkapkan rasa syukur warga sekaligus upaya
melestarikan sumber air. Setelah itu pemain Kuda Debog masuk ke lapangan untuk
memulai tarianya tanpa ada unsure magis dengan adegan kesurupan atau makan beling
seperti pemain kuda lumping.
Banyak pengunjung yang melihat pertunjukan Kuda Debog. Diantaranya
masyarakat lokal daerah desa Keji sendiri dan wisatawan mancanegara. Pengunjung juga
dapat ikut menari bersama pemain Kuda Debog lainnya agar dapat merasakan kesenian
unik yang belum pernah mereka temui di Negara asalnya.
c. pemain pertunjukan Kuda Debog
Penari anak-anak yang semua nya laki-laki yang menunggang ” seekor kuda” dari
pelepah pohon pisang. Semua pemain Kuda Debog laki-laki karena tarian ini
mengajarkan prajurit yang pemberani. Dengan kostum dedaunan yang unik, anak-anak
begitu lincah menari seturut alunan gamelan dan lantunan merdu sinden.Setelah itu,
giliran beberapa remaja perempuan menari kuda lumping pesisiran lengkap dengan
kostum cerah dan tata riasan meriah seturut irama musik lesung. Dengan kostum
dedaunan yang unik, anak-anak begitu lincah menari seturut alunan gamelan dan
lantunan merdu sinden. Setelah itu, giliran beberapa remaja perempuan menari kuda
lumping pesisiran lengkap dengan kostum cerah dan tata riasan meriah seturut irama
musik lesung.
Gambar 8. Pertunjukan Kuda Debog
Sumber : (Bayu Setyaningrum, 2015)
15
15
2.2.4 Kesenian Kuda Pesisiran
a. pertunjukan Kuda Pesisiran
Kuda pesisiran merupakan kesenian tari yang juga menjadi salah satu ikon dari
desa Keji. Kesenian ini dimainkan oleh anak-anak perempuan sekolah dasar yang sudah
diajari oleh Sapuan di sanggarnya. kostum ini benar-benar memakai pakaian dari bahan
kain dan menggunakan jaran kepang. Tidak seperti Kuda Debog yang hanya
menggunakan property dari bahan pelepah pisang. Tidak ada ritual khusus yang
dilakukan saat menari kuda pesisiran ini. Anak-anak menarikan seperti bermain
permainan zaman dahulu dengan diiringi tembang jawa.
Gambar 9. Pertunjukan kuda pesisiran
Sumber : ( Anthony, 2015)
2.2.5 Pagelaran Wayang Kulit
a. pertunjukan kesenian wayang kulit
Pengertian seni pertunjukan (bahasa inggris: performance art) menurut (Beny
Susanto, 2013) adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat
dan waktu tertentu. Performance biasanya melibatkan empat unsure yaitu waktu, ruang,
tubuh seniman (gerak) dan hubungan seniman dengan penonton (perasaan). Sedangkan
Wayang kulit adalah seni pertunjukan yang yang dimainkan oleh dalang dengan
memainkan seluruh karakter wayang kulit yang merupakan orang-orangan berbahan kulit
kerbau yang dihias motif hasil kerajinan ukir kulit. Pagelaran wayang kuliat biasanya
16
16
dimainkan semalam suntuk untuk menghibur penonton yang kebanyakan orang jawa.
Setiap pagelaran wayang di desa Keji selalu menghadirkan kisah yang berbeda beda dari
beberapa kitab yaitu Ramayana, Mahabharata, pustaka raja purwa dan purwakanda.
Pertunjukan wayang kulit didalangi oleh dalang sugeng. dimulai pada jam larut
malam sampai hari selanjutnya larut malam lagi tanpa henti. Pertunjukan wayang ini
dilakukan setahun sekali untuk mencari antusiasme pengunjung yang datang karena acara
itu sangat jarang ditemui setiap hari. Banyak wayang kulit yang di tancapkan di atas
debog secara berjejer-jejer. Dalang berada di tengah tengah pengiring musik dan sinden
agar mudah memainkan wayang. Wayang yang sudah dimainkan diletakkan di kotak
wayang yang diletakkan di kanan kiri dalang. Dalang juga memakai mic yang diletakkan
di dada agar suara cerita wayang dapat jelas didengarkan oleh penonton. Unsur materi
yang harus ada saat melakukan peglaran wayang adalah kulit lembu, kelir, debog,
seperangkat gamelan, keprak, kepyak, kotak wayang, cempala dan blencong.
b. Istilah dan piranti wayang kulit
Gamelan merupakan seperangkat alat musik perkusi dan petik serta gesek yang
mengiringi pagelaran wayang seperti bonang, gambang, gendang, gong, siter, kempul
dan lain-lain. Kelir adalah layar lebar yang digunakan pada pertunjukan wayang kulit.
Blencong adalah lampu minyak (minyak kelapa – lenga klentik) yang khusus digunakan
dalam pertunjukan wayang kulit. Cempala merupakan piranti sekaligus senjata bagi
dalang untuk memberikan segala perintah baik kepada wiraniaga, wiraswara maupun
waranggana. Penyimping merupakan orang yang membantu dalang dalam menyiapkan
wayang yang di jajar pada debog. Panjak adalh orang yang bertugas memainkan
gamelan. Waranggana adalah penyanyi wanita atau orang jawa menyebutnya dengan
sinden yang dalam seni karawitan dimainkan dalam pagelaran wayang kulit.
17
17
Gambar 10. Pertunjukan Wayang Kulit
Sumber : (Bayu Setyaningrum, 2015)
2.3 Wujud Budaya Artefak
2.3.1 Uborampe Kenduri merthi dhusun
Merti dhusun dilakukan sebelum memulai pertunjukan Kuda Debog. Warga
membawa tumpeng dari sanggar sampai ke rumah kepala desa. Uborampe kenduri di
dalam tumpeng berisi :
a. Tumpeng : beras yang dimasak diberi pewarna dari kunir agar menjadi beras
kuning. Mempunyai arti sebagai lambing pengharapn kepada Tuhan berupa
keselamatan, rezeki, kesehatan dan lainnya.
b. Dekem / ingkung : ayam jantan yang dimasak utuh dengan kedua kaki dan sayap
diikat. Mempunyai arti sebagai lambing untuk menghormati para leluhur.
c. Jajanan pasar : makanan kecil-kecilan seperti kacang, lempeng, slondok, dan
sebagainya. Mempunyai arti gotong-royong dan mempererat tali persaudaraan.
d. lauk pauk yang terdiri dari rempeyek, krupuk, kedelai, tanto dan sebagainya.
e. Lalapan yang terdiri dari kol, buncis yang dirajang halus.
18
18
2.3.2 Jaranan dari pelepah daun pisang
Jaranan yang digunakan untuk pertunjukan Kuda Debog cukup unik. Biasanya
menggunakan jaranan dari bahan anyaman bamboo lalu dihias gambar seperti kuda.
Jaranan Kuda Debog hanya menggunakan pelepah pohon pisang yang mudah didapatkan
di daerah lingkungan penduduk desa. Pemain kuda debog sangat antusias mengkreasikan
jaranan yang ingin mereka buat. Rian mengatakan bahwa dirinya meminta izin
mengambil pohon pisang warga untuk dibuat jaranan. ia memotong salah satu pelepah
pisang dan menekuknya jadi dua sehingga terbentuk dua sisi. Daun pisang dipotong
memanjang tipis-tipis dan dilingkarkan di pinggang untuk tambahan hiasan kostum
pemain. Walaupun sederhana, namun pengunjung sangat menghargai hasil karya seni
pemain kuda debog yang sangat kreatif memanfaatkan bahan yang mudah didapatkan.
Gambar 11. Kostum Pemain Kuda Debog
Sumber : (Bayu Setyaningrum, 2015)
2.3.3 Kostum yang digunakan dalam Kuda Debog
Kostum pemain yang digunakan kuda debog sangat sederhana. Yaitu hanya
menggunakan celana kain hitam sebetis. Ada hiasan gelang warna kuning emas di lengan
tangan kanan kiri pemain. Menggunakan slayer batik di kepalatetapi itu tidak wajib. Ada
tambahano rumbai-rumbai daun pisang yang sudah dipotong-potong lalu diikat di
19
19
pinggang sedikit menutupi celana. Pemain lebih mementingkan kekreatifitasan dari pada
mengeluarkan banyak dana untuk meminjam kostum yang sekarang harganya mahal.
20
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banyak kesenian tradisional di Indonesia yang harus kita lestarikan agar nantinya
tetap dikenal oleh anak cucu kita. Salah satu kesenian tradisional yang unik yaitu Kuda
Debog di desa wisata Keji. Kesenian ini sama dengan kesenian kuda lumping lainnya
yang dimainkan oleh sekelompok orang yang dipertontonkan untuk hiburan pengunjung.
Bedanya yaitu Kuda Debog dimainkan oleh anak laki-laki kecil yang masih SD. Kostum
yang digunakanya pun tidak sebanyak kostum kuda lumping lainnya. Kesenian ini hanya
menggunakan pelepah pohon pisang atau debog yang dibuat oleh pemain Kuda Debog itu
sendiri sebagai properti. Selain kesenian Kuda Debog, kesenian lain yang ditunjukan
yaitu kuda pesisiran yang dimainkan anak perempuan. Kuda pesisiran ini sudah
menggunakan jaranan seperti pemain kuda lumping yang dimainkan laki-laki dewasa.
Hanya ukuranya yang berbeda. Tarian Kuda Debog ditampilkan dengan tembang jawa
yang mempunyai irama. Pengunjung juga dapat melihat permainan permainan tradisional
yang masih dilestarikan di desa Keji diantaranya permainan egrang, teklek, dakon dan
lain-lain. Hal ini dimaksudkan untuk memperkenalkan kembali permainan-permainan
tradisional yang mempunyai beberapa manfaat tertentu. Selain itu ada makanan
tradisional dan souvenir yang di jual di gubug pinggir lapangan yang seluruhnya karya
dari masyarakat desa Keji.
3.2 Saran
Penulis berharap agar makalah tentang kesenian Kuda Debog ini dapat bermanfaat
bagi pembaca yang lain. Kesenian tradisional daerah yangmasih terkandung harus kita
lestarikan agar tidak punah. Hal ini dapat menambah kekayaan budaya yang ada di
Indonesia. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah ini
lebih sempurna.
21
21
DAFTAR ACUAN
Buku :
Awuy F Tommy. 2005. Tiga Jejak Seni Pertunjukan Indonesia. Jakarta: Ford Foundation dan
masyarakat seni pertunjukan
Cawangan Dokumentasi. 2003. Wayang Kulit. Jakarta: Bagian Pembangunan Kebudayaan dan
Kesenian Kementrian Kebudayaan dan Kesenian
Makalah :
Agung Nugroho. 2005. “Permainan Tradisional Anak-Anak Sebagai Sumber Ide Dalam
Penciptaan Karya Seni Grafis”. Fakultas dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Surakarta. http://core.ac.uk/download/files/478/16506585.pdf (selasa, 15 desember
2015 pukul 19.00)
Victoria Arie Aprilianti. 2013. “Perkembangan Kesenian Bajidoran Kabupaten Karawang
Tahun 1980-1990”. Universitas Pendidikan Indonesia.
http://repository.upi.edu/2096/4/S_SEJ_07046469_Chapter1.pdf (selasa, 15 desember
2015 pukul 19.10)
Dyah Sri Rahayu. 2013. “Kajian Bentuk dan Fungsi Pertunjukan Kesenian Lengger Budi Lestari
Kecamatan Kledug Kabupaten Temanggung”. Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari,
dan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.
http://lib.unnes.ac.id/19534/1/2501912008.pdf (selasa, 15 desember 2015 pukul 20.00)
22
22
Narsumber :
Sapuan, 50 tahun, petani, Keji Ungaran Semarang
Wahyu Nur Handoko, 38 tahun, wiraswasta, Keji Ungaran Semarang
Doni, 11 tahun, siswa Sekolah Dasar, Keji Ungaran Barat
Rian, 11 tahun, siswa Sekolah Dasar, Keji Ungaran Barat
23
23
LAMPIRAN
1. Transkrip Wawancara
a. Bapak Sapuan
Penulis : Bapak Sapuan, bisa dijelaskan bagaimana sejarah terbentuknya kuda
debog ?
Bpk Sapuan: awalnya itu dari kuda lumping yang berdiri tahun 1971, yang bernama
Langen Budi Utomo. Pengajarnya adalah Bp.Rajak, namun sebenarnya Bp.Rajak
hanya disuruh untuk mengajarkan tarian. Hingga akhirnya terbentuklah sanggar di
desa wisata Keji yang didirikan oleh Bp.Yosi. Seiring berjalannya waktu muncullah
kuda debog pada tahun 2006, yang dikhususkan untuk anak-anak. Setelah beranjak
dewasa mereka bermain kuda lumping dan yang melanjutkan bermain kuda debog
adalah keturunannya. Pemainnya berasal dari masyarakat daerah sendiri (lokal).
Kalaupun ada masyarakat luar daerah yang ingin belajar bisa juga tetapi berlatihnya
di sanggar. Kesenian kuda debog ada karena dulu tidak ada media untuk
mengumpulkan masyarakat yang tercerai-berai.
b. Bapak Wahyu Nur Handoko
Penulis : Pak Wahyu, perbedaan kuda debog dengan kuda lumping pada umumnya
itu terletak dimananya ?
Bpk Wahyu: Tarian yang dipakai oleh tari kuda debog adalah tari kuda lumping,
hanya saja media yang digunakan diganti menggunakan debog yang merupakan hasil
karya para pemainnya sendiri, panitia atau pimpinan tidak menyediakannya. Hal ini
dimaksudkan agar anak-anak dapat berkreasi sendiri dan berusaha mencari sendiri
bahan bakunya. Kuda debog biasanya dimainkan oleh anak-anak SD sekitar kelas 1
sampai 5 Sd saja.
24
24
2. Gambar narasumber
Gambar 12. Bapak Sapuan
Sumber : (Bayu Setyaningrum, 2015)
Gambar 13. Doni dan Rian Gambar 14. Bapak Wahyu Nur Handoko
Sumber : (Bayu Setyaningrum, 2015) Sumber : (Bayu Setyaningrum, 2015)