Sejarah kesenian JOGED
-
Upload
wahyu-tri-laksono-1108 -
Category
Documents
-
view
974 -
download
1
Transcript of Sejarah kesenian JOGED
Sejarah Dangdut
Seni merupakan suatu bagian dari kebudayaan, yang tidak dapat dipisahkan dari berbagai
macam pertunjukan-pertunjukkan yang menjadi ciri khasnya. Musik dan tari contohnya kedua
hiburan ini merupakan suatu bagian dari seni yang memerlukan penampilan panggung untuk
memperkenalkannya kepada masyarakat umum. Terkadang musik dan tari juga dapat
dikombinasikan seperti yang terjadi dalam jenis musik dangdut. Musik dangdut dan tarinya
(joget atau goyang) memiliki sejarahnya sendiri dalam perkembangan musik di indonesia. Hal
ini dapat ditelusuri dari awal mula semangat perkembangan musik dangdut yang bermula pada
masa awal kolonial. Dimana terjadinya percampuran antara instrument dari Indonesia, Arab, dan
Barat bermain bersama Tanjidor sebuah Orkes kecil keliling khas Betawi, yang sekitar abad ke-
20 digunakan ansambel Cina Betawi yang kemudian disebut Gambang kromong dan kemudian
dikenal dengan sebutan Keroncong.1 Pada tahun 1940, penyebutan Keroncong diganti menjadi
Orkes Melayu yang merupakan cikal bakal musik gambus yang banyak mendapat sentuhan-
sentuhan dari semenajung Melayu.
Pada perkembangan selanjutnya di tahun 1950 terjadi sebuah percampuran dalam
komposisi musik sebagai sebuah eksperimen terhadap berbagai jenis musik Melayu modern yang
banyak dipengaruhi oleh orkestra barat irama samba dan rumba dan alat-alat seperti saxophone
dan terompet. Pada akhirnya sekitar tahun 1960-an banyak protes bermunculan dari berbagai
pihak karena menganggap keroncong yang sudah digabungkan dengan berbagai macam alat
musik barat lebih bersifat eksklusif dan barat-baratan. Ditambah dengan kebijakan pemerintah
yang anti neo-kolonialisme-imperialisme dalam rangka menyelesaikan revolusi Indonesia untuk
mencapai sosialisme Indonesia.2
1Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.Pesan-Pesan Budaya Lagu-Lagu POP Dangdut Dan Pengaruhnya
Terhadap Perilaku Sosial Remaja Kota.1995.2Lihat A. Tjahjo Sasongko dan Nug kartjasungkana. “Pasang Surut Musik Rock di Indonesia”, “Prisma” 49-10: 10
Oktober 1991.
Tentang Musik yang beraliran barat ini banyak ditentang oleh lembaga-lembaga yang ada di masyarakat pada saat
itu seperti Lekra (Lembaga Kebudayaan rakyat). Lagu-lagu dari barat dianggap kontra revolusioner kerena dapat
merusak mental generasi muda Indonesia. Presiden Soekarno juga menyampaikan pidatonya yang mengatatakan
musik barat dengan istilah Ngak, Ngik, Ngok dan dapat menghambat semangat berdikari dalam rangka
menumbuhkan seni musik nasional yang berkepribadian.
Berangkat dari hal inilah para musisi mulai mencari jenis musik yang lebih asli dan
menemukannya dalam Orkes Melayu Tradisional yang banyak tumbuh di wilayah Medan dan
Padang yang dalam bahasa penduduk sekitar disebut lagu-lagu Melayu Deli. Pada tahun 1960-an
ini mulai muncullah para artis penyanyi maupun pencipta lagu yang membawakan orkes melayu
(OM) seperti Emma Gangga, Hasnah Tahar, Said Effendi, Munif Bahaswan, Ellya Khadam.3
Pola musiknya sangat potensial untuk digunakan sebagai musik tarian sosial, pada saat itu Orkes
Melayu hanya menggunakan gitar, mandolin, bas, akordion, suling, tamborin, dan gendang dua
sisi. Dan berkembang menggunakan keyboard listrik, gitar, dan bas listrik.4 Istilah dangdut baru
muncul ketika pada tahun 1970-an seorang mantan musisi rock yang bernama Oma Irama
mencampurkan musik Melayu dengan irama beat barat seperti rock, jazz kedalam ritme dangdut.
Dan akhirnya memunculkan nama dang dut, nama ini merupakan sebuah ejekan dari masyarakat
pecinta musik rock5, dang dut adalah sebuah onomatophea antara hentakkan gendang dan liukan
(dut) seperti bunyi tabla dari India.
Dangdut mencapai kejayaannya pada dekade 70-an dan 80-an di bawah kuasa Rhoma
Irama lewat OM Soneta, selain itu ada juga Elvi Sukaesih, Camelia Malik, A. Rafiq, Meggy Z,
dan sebagainya. Dangdut mendapat sambutan yang baik dikalangan masyarakat khususnya
masyarakat kelas bawah karena mudah didengar dan makna dari syairnya yang terkadang berisi
semangat pembangunan dan dakwah, seperti lagu-lagu Rhoma Irama Begadang, Judi, dan
Qur’an dan Koran. Dangdut juga dapat menghilangkan stres masayarakat kelas bawah karena
dari irama musik dangdut secara tidak langsung para penonton terbawa untuk bergoyang atau
berjoget dan sesaat melupakan rutinitas dan masalah yang ada.
Awal Munculnya Goyang atau Joged dalam Musik Dangdut
3Purba, Mauly dan Ben Pasaribu. Musik Populer. LPSN. Jakarta: 2005. Hal.78.
4 Ibid, hal. 78.
5 Suzan Piper dan Sawung Jabo, ”Musik Indonesia, dari 1950an hingga 1980an”, “Prisma”, 12: 5 Mei 1987.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa dangdut tidak terlepas dari pengaruh
budaya luar seperti dari India yang dicampur dengan musik Melayu. Sehingga perkembangan
musik dangdut tidak dapat terlepas dari pengaruh India. Ini terlihat dari pengaruh film India yang
mulai disukai oleh orang Indonesia, film India ini mencampurkan unsur musik dan tarian dalam
setiap adegannya. Hal inilah yang mengakrabkan masyarakat Indonesia dengan tari dan lagu
India karena dangdut menggunakan elemen musik dari India suling dan gendang serta cengkokan
vocal yang sama dengan India.
Persamaan ini dapat dilihat dari penampilan dan lagu yang dibawakan oleh Ellya Khadam
yang diiringi oleh OM Kelana Ria pada tahun 1960-an. Ia membawakan sebuah lagu yang
berjudul Boneka Cantik dari India disertai atribut yang yang mirip India dan sesekali
menggoyangkan pundaknya seperti dalam film India. Tidak itu saja Ellya Khadam maupun Elvy
Sukaesih juga meniru tari India baik dari gesture, ekspresi wajah, dan lenggokan agar penekanan
terhadap lagunya lebih terasa.6 Penonton dan para penyanyi bergoyang atas dasar irama musik
dangdut, mereka terbawa oleh irama-irama dari gendang yang mengiringi musik dangdut.
Mereka berjoget bersama-sama dan menyebutnya soul7 karena hanya dilakukan di sekitar
pinggul. Dapat dikatakan bahwa goyang atau joged dalam musik Orkes Melayu sebelum
bernama dangdut diperkenalkan oleh Ellya Khadam dan Elvy Sukaesih pada awal tahun 1960-an
lewat percampurannya dengan musik dan tarian yang dilihat dari film-film India.
Perkembangan Goyang atau Joged dalam Musik Dangdut
Seiring berubahnya nama aliran musik ini yang awalnya adalah Orkes Melayu (OM)
menjadi berubah pula penyebutan nama terhadap pertunjukkan yang ditampilkan oleh penyanyi
diatas panggung dari soul menjadi goyang atau Joged. Munif Bahaswan mengatakan sampai
akhir tahun 1950-an para penyanyi OM hanya duduk mematung jika sedang tampil di sebuah
panggung tanpa melakukan pergerakan apapun karena harus menyesuaikan dengan kondisi alat
saat itu yang masih belum canggih seperti sekarang. Pada pertengahan tahun 1970 atau lebih
6 Prisma 5, Mei 1987
7 Lihat//http//www.mellowtone.multyply.com/Goyang dari Masa ke Masa, Senin 09 November 2009 pukul 22.25.
Soul merupakan sebutan peralihan untuk istilah yang kemudian dikenal dengan nama goyang atau joged. Sebutan
soul merupakan warisan yang dibawa dari masa populernya James Brown dengan I Got You (I Feel Good) atau Joe
Tex yang membawa demam musik soul di awal 1970-an.
tepatnya tahun 1975 dengan munculnya Oma Irama (belum mengganti namanya menjadi Rhoma
Irama) bersama dengan Orkes Melayu tampil begitu mempesona tidak kalah hebat dengan musisi
dari aliran Rock yang pada saat itu sedang jaya-jayanya. Oma Irama dan Soneta tampil layaknya
band Pop dan Rock dan mendapat respon yang positif dari masyarakat dengan bergoyang di
arena pertunjukkan.8 Lalu Oma Iramapun mendefinisikan dangdut dan goyangannya dengan
membuat sebuah lagu yang berjudul Terajana kurang lebih liriknya seperti ini:
Sulingnya suling bambu
gendangnya kulit lembu
Karena asyiknya aku hingga tak kusadari
Pinggul bergoyang-goyang rasa ingin berdendang
Begitulah kira-kira liriknya yang dijadikan kredo dalam musik dangdut yang disepakati harus
disertai dengan goyang, yang kemudian goyang identik dengan dangdut.
Setelah itu mulai bermunculan berbagai macam artis baru yang menggunakan goyang ini
sebagai ciri khasnya mulai dari Elvi Sukaesih yang mempunyai cirri khas kerlipan mata yang
diberikan kepada penonton dan bergoyang gaya India. A. Rafiq yang sebelumnya setiap kali
manggung hanya diam saja kini bergoyang dengan mengikuti gaya Elvis Presley dan dicampur
dengan gaya India. Lalu ada Camelia Malik yang menggabungkan tari tradisional dalam goyang
dangdut lewat OM Tarantula pimpinan Reynold Panggabean, Itje Trisnawatipun juga
menggabungkan tari Jaipong dalam goyang dangdut. Dari tahun 1970-1980 Joged dalam musik
dangdut secara tidak langsung menjadi sebuah kebutuhan publik dan menjadi bagian dari
pertunjukkan dalam musik dangdut. Ditambah dengan berkembangnya televisi (TVRI) yang
membuat acara khusus untuk musik dangdut.
Ketika dangdut sedang bergulat di tingkat nasional melalui penyanyi-penyanyi
terkenalnya, ternyata di daerah dangdut mempunyai pasarnya sendiri dengan sering tampil dalam
acara hajatan kelas kampung sampai pasar malam. Penyanyi dalam dangdut kelas daerah ini
dinamakan biduanita yang dalam setiap aksi panggungnya sangat berani mempertontonkan
pertunjukkan yang seronok yang ditunjang dengan kostum yang sangat minim seperti baju yang
8 Ibid.
super ketat dan celana pendek. Pola goyangannya dengan memutar pinggul dari posisi setengah
jongkok sampai berdiri. Dangdut seperti ini sangat terkenal di masyarakat Yogyakarta yang
dikenal dengan nama Sekatenan yang menjelma menjadi sebuah hiburan rakyat yang menjadi
kebutuhan utama masyarakat. Kebanyakan dari penontonnya adalah kaum laki-laki mulai dari
bapak-bapak sampai mahasiswa, dalam dangdut Sekatenan yang penting adalah unsur visual
yang bersifat ragawi ketimbang dengan unsur musik dan suara penyanyi tersebut.
Meskipun mengalami pelarangan oleh pemerintah daerah pada tahun 1990-an, dangdut
Sekatenan justru mengalami penyebaran yang begitu cepat ke daerah seperti Jawa barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur bahkan ke Sumatra Utara. Gerakan goyangnya pun sudah semakin bebas
dengan sangat mengeksploitasi daerah sekitar pinggul. Lalu sekitar tahun 2000-an muncul Inul
dengan goyang ngebornya yang dengan cepat masuk ke dalam rumah-rumah lewat televisi dan
VCD. Munculnya Inul ini diikuti oleh penyanyi-penyanyi lainnya dengan cirri khas masing-
masing seperti Uut Permatasari dengan goyang ngecornya, Annisa Bahar dengan goyang patah-
patah, dan Dewi Persik dengan goyang gergajinya. Semuanya inilah generasi baru dalam musik
dangdut yang menggunakan goyang-goyang yang sangat energik yang membedakan mereka
dengan senior-senior mereka yang sudah malang melintang dalam musik dan goyang dangdut.
Makna dan Gerakan Joged dalam Musik Dangdut
Kalau dilihat dari gerakannya joged dangdut tidak mempunyai makna atau unsur filosofis
apapun seperti pada tarian-tarian lain. A. Rafiq mengatakan gerak yang dilakukannya seperti
menutupkan kedua telapak tangan di muka kemudian pelan-pelan membuka sambil
menggerakkan jari-jari hanyalah sebuah penghayatan dalam lirik lagu dan untuk mengungkapkan
perasaan malu atau simbolis-filmis. Penyanyi dangdut melakukan tarian untuk mengisi
kekosongan yang terjadi di panggung saja agar tidak terlihat kaku. Sedangkan gerakan yang
dilakukan oleh penonton merupakan gerakan spontan yang terbawa oleh suasana yang terjadi di
panggung (gerakan yang dilakukan oleh penyanyi yang sedang tampil). Selain itu gerakan
penonton juga terbawa oleh irama yang dikeluarkan dari alunan suara gendang yang secara
langsung membuat orang yang mendengar ingin bergoyang. Dari goyang yang mereka lakukan
dapat mengurangi beban pikiran, sebagai tempat untuk melepas ekspresi jiwa.9
9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.Pesan-Pesan Budaya Lagu-Lagu POP Dangdut Dan Pengaruhnya
Terhadap Perilaku Sosial Remaja Kota.1995.
Kesimpulan
Pada dasarnya dangdut merupakan musik melayu yang mendapat berbagai macam
masukan dari luar seperti Arab, Barat, dan India. Ketika istilah dangdut sudah mulai dikenal dan
diterima masyarakat, dan pertunjukkan dangdut yang sebelumnya hanya duduk tanpa melakukan
gerakan apapun mulai berubah dengan adanya goyangan. Goyang yang popular lewat lagunya
Rhoma Irama dan OM Soneta yang berjudul Terajana ini kemudian dijadikan sebuah kredo
bahwa goyang merupakan bagian dari musik dangdut. Pada perkembangannya goyang atau joged
ini tidak terlepas dari pengaruh India pula. Pengaruh itu terlihat dari gerakan yang dilakukan oleh
penyanyi dangdut. Pengaruh India ini dibawa lewat film-film India yang beredar di masyarakat
Indonesia.
Pada perkembangannya joged dangdut mengalami sebuah evolusi lewat aliran musik
dangdut yang terkenal di Yogyakarta bernama Sekaten yang lebih menonjolkan goyang yang
sangat berani dan berbeda dengan artis papan atas seperti Elvi Sukaesih dan Ellya Khadam.
Dalam setiap penampilannya menggunakan pakaian yang sangat minim, yang kemudian aliran
seperti ini menyebar ke luar dari Yogyakarta. Pada akhirnya jenis joged yang seperti ini mulai
berkemabang secara umum tidak tertutup lagi dengan munculnya para penyanyi dangdut baru
seperti Inul Daratista, Uut Permatasari, dan Annisa bahar yang terkenal dengan melakukan
goyangan yang banyak mengeksploitasi daerah sekitar pinggul. Jadi pada dasarnya joged
merupakan suatu pertunjukkan yang tidak dapat dilepaskan dari musik dangdut, karena dengan
adanya joged ini pertunjukkan dangdut lebih hidup dan energik tidak monoton seperti
sebelumnya. Maka tidak heran jika ada wacana dangdut tanpa goyang bagai sayur tanpa garam.
Salah satu aksi goyang dalam pertunjukkan musik dangdut
Salah satu contoh goyang pada masa sekarang yang lebih menonjolkan penampilan ragawi
daripada musik dangdutnya. Mengenakan pakaian yang minim merupakan cirri khasnya.
Ellya khadam salah satu pelopor goyang dalam pertunjukkan musik dangdut sekitar tahun 1960-
an
Daftar Bacaan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Pesan-Pesan Budaya Lagu-Lagu POP Dangdut
Dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Sosial Remaja Kota.1995.
Purba, Mauly dan Ben Pasaribu. Musik Populer. LPSN. Jakarta: 2005.
A. Tjahjo Sasongko dan Nug kartjasungkana. “Pasang Surut Musik Rock di Indonesia”,
“Prisma” 49-50: 10 Oktober 1991.
Suzan Piper dan Sawung Jabo, ”Musik Indonesia, dari 1950an hingga 1980an”, “Prisma”, 12: 5
Mei 1987.
Http//www.mellowtone.multyply.com/Goyang dari Masa ke Masa, Senin 09 November 2009
pukul 22.25.
Goyang atau Joged Sebagai Sebuah Seni Pertunjukkan dalam
Musik Dangdut
Diajukan sebagai tugas sejarah kesenian seni pertunjukkan Indonesia kelas Ibu Wardiningsih
Oleh:
Wahyu Tri Laksono
0706280050
Ilmu Sejarah
Depok
2009