Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

29
LAPORAN KUNJUNGAN PERUSAHAAN PT. MARTINA BERTO Tbk ASPEK KESELAMATAN KERJA Jakarta, 23 April 2015 DI SUSUN OLEH Kelompok 3 Keselamatan Kerja : dr. Selamat dr. Siska Lusiana dr. Theresia Amelinda dr. Transiska LB dr. Tommy Prasetyo Ali dr. Yosapat F dr. Willyanto J. Herlington 0

description

Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

Transcript of Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

Page 1: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

LAPORAN KUNJUNGAN PERUSAHAAN

PT. MARTINA BERTO Tbk

ASPEK KESELAMATAN KERJA

Jakarta, 23 April 2015

DI SUSUN OLEH

Kelompok 3 Keselamatan Kerja :

dr. Selamat

dr. Siska Lusiana

dr. Theresia Amelinda

dr. Transiska LB

dr. Tommy Prasetyo Ali

dr. Yosapat F

dr. Willyanto J. Herlington

0

Page 2: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya perlindungan tenaga kerja merupakan upaya keselamatan kerja yang harus

diperhatikan oleh setiap tenaga kerja untuk mencapai suatu tingkat produktifitas yang tinggi

dan pekerjaan dapat berjalan dengan aman dan baik. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-

syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak

asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan

menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident).

Sistem manajemen K3 (SMK3) wajib diterapkan oleh perusahaan di Indonesia dan

memiliki landasan hukum yang diatur dalam UUD 45 pasal 27 ayat 2, Undang-undang No.1

tahun 1970, Undang-undang No.13 tahun 2003 dan Permenaker No. 05/Men/1996.

Sistem manajemen K3 wajib diterapkan oleh setiap perusahaan yang mempekerjakan

tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih, serta perusahaan yang mempunyai potensi

bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan yang dapat mengakibatkan

kecelakaan seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja.

Berbagai macam permasalahan di bidang K3 masih banyak ditemukan terutama di

negara berkembang seperti Indonesia. Masalah yang masih ditemukan antara lain kurangnya

perhatian dari semua pihak akan pentingnya keselamatan kerja, masih tingginya angka

kecelakaan kerja dan rendahnya komitmen dari pemilik dan pengelola usaha. Hal ini juga

berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing secara global.

Salah satu kegiatan dalam pelatihan hiperkes yang diselenggarakan oleh Pusat K3

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI adalah melakukan kunjungan ke perusahaan

PT. Matina Berto,Tbk pada tanggal 23 April 2015 yang memiliki jenis usaha dalam bidang

produk kosmetik yang berlokasi di kawasan Jl. Pulokambing II no.1, Kawasan Industri

Pulogadung, Jakarta 13930 - Indonesia Melalui laporan ini kami menyampaikan hasil

inspeksi secara obyektif dan subyektif pada PT. Matina Berto,Tbk beserta hasil analisa data

dan pemecahan masalah yang kami temukan terkait penerapan SMK3 di perusahaan tersebut.

1

Page 3: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

B. Tujuan Kunjungan

Tujuan kunjungan ke PT Martina Berto Tbk, antara lain :

1. Mendapakan informasi dan data perusahaan

2. Mengenal sistem manajemen K3 di dalam perusahaan

3. Menganalisa sistem K3 dengan implementasi dari perusahaan

4. Mendapatkan informasi yang akurat mengenai sistem K3 perusahaan

C. Profil Perusahaan

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1977 oleh Dr HC. Martha Tilaar, (Alm) Pranata

Bernard, dan Theresa Harsini Setiady. Pada tahun 1981, perusahaan mendirikan pabrik

modern pertama di Jl. Pulo Ayang No 3, Pulogadung Industrial Estate, yang memproduksi

kosmetik dan jamu dengan merek "Sariayu Martha Tilaar" untuk pertama kalinya. Pada tahun

1986, Perusahaan mendirikan pabrik modern kedua di Jl. Pulo Kambing, Kawasan Industri

Pulogadung ("Pabrik Pulo Kambing"). Pada tahun 1993, Perusahaan mengakuisisi PT

Cedefindo, mana bidang usaha utama adalah Kontrak Manufaktur (Makloon) dalam produk

kosmetik, sebagai perluasan bisnis perusahaan untuk hulu. Selanjutnya, perusahaan menjual

aset pabrik di Gunung Putri dan kemudian terus menjalankan pabrik jamu dengan perjanjian

sewa sampai akhir 2011. Karena pertumbuhan penjualan yang pesat, pada tahun 1995,

perusahaan mengalihkan produksi herbal untuk Gunung Putri, Bogor. Sementara factory Pulo

Ayang ditransfer ke anak perusahaan, yaitu PT Cempaka Belkosindo Indah. Ini memproduksi

kosmetik dengan merek "Mirabella" dan "Cempaka". Pada tahun 2005, PT Cempaka Indah

Belkosindo digabung dengan perusahaan sehingga merek "Mirabella" dan "Cempaka" juga

dikombinasikan dengan produksi di pabrik Pulo Kambing. Selanjutnya, Pulo Ayang pabrik

dialihkan dan memungkinkan sebagai kantor penjualan samping untuk perusahaan

Distribution Center, yang terletak di Jl. Pulo Ayang No 24-25, Kawasan Industri Pulogadung.

Saat ini PT. Martina Berto Tbk memiliki 2 pabrik dengan lokasi yang berbeda yaitu :

Martina Berto Plant I, terletak di Kawasan Industri Pulogadung Jl.Pulokambing II no 1,

didirikan pada tahun 1986 dengan luas area 10.245 m2, dan Martina Berto Plant II, terletak di

Gunung Putri didirikan pada tahun 1994 dengan luas area 10.629m2. Berdasarkan pada

rencana pengembang yang telah ditetapkan oleh perusahaan, masing-masing pabrik

mempunyai fokus produksi tertentu. Martina Berto Plant I fokus pada produksi produk

2

Page 4: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

kosmetik, perawatan tubuh, dan kulit.Sedangkan Martina Berto Plant II fokus pada produksi

jamu dan makanankesehatan.Selain 2 pabrik PT. Martina Berto, Tbk juga mempunyai kebun

budidaya tanaman dan penelitian yang terletak di Sawangan dan Cikarang. Kebun koleksi

tanaman obat dan kosmetika seluas 0,7 hektar terletak di Sawangan dan

kebun pengembangan dan produksi tanaman obat dan kosmetik seluas 10 hektar terletak di

Cikarang.

Aktivitas perusahaan utama adalah : memproduksi barang kosmetik dan obat

tradisional (jamu), pemasaran dan niaga kosmetik, perawatan kecantikan dan barang obat

tradisional, selain itu, perusahaan memiliki dukungan dari kegiatan usaha yang dilakukan

oleh anak perusahaannya, PT Cedefindo, yang kosmetik manufaktur kontrak atau makloon

dengan kering, semi-padat, cair, dan aerosol. Selain itu, termasuk layanan formulasi,

pendaftaran, pembuatan bahan baku / kemasan, proses produksi, pengemasan, dan satu-stop

layanan logistik untuk internal Martha Tilaar Group dan eksternal kepada perusahaan lain.

Produk kosmetik PT Martina Berto Tbk antara lain :

a. Belia

1) Preparat wangi-wangian : Mist cologne

2) Preparat make-up : lipstik, compact powder 

b. Caring Colour 

1) Preparat make-up : lip colour, liquid foundation, loose powder, dual actioncake, cheek

cake, lipstik, BB cream

2) Preparat mata : eye shadow,eye candy

 c.Biokos, preparat perawatan : skin care for all age

 d.Cempaka Kosmetik 

1) Skin care : Pelembab, cleansing milk, face tonic, hand & body lotion

2) Make-up base : Alas bedak, krem pemutih, bedak tabur, two way cake UV, whitening,

foundation, bedak padat, compact powder, face powder 

3) Decorative : Beauty kit, maskara

e.Dwi Sri Spa

Preparat untuk kebersihan badan : levender oil, green tea & lemon oil,VCO, javanese

rose, dll

f. Mirabella

1) Preparat make-up : lipstik, lip gloss,lip perfection

3

Page 5: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

2) Eye maake up :eyeliner & eyebrow pencil,eyeliner liquid, pen,eyeshadow

3) Make-up base :Cleansing milk, face tonic, foundation stick,blush on

4) Hair care: Urang-aring lotion

g. PAC

1) Make-up base:make up remover, brush cleaner, lipstick, blush on, foundation, lip

gloss, lipstick pencil, liner, lip color 

2) Preparat mata :liquid eyeliner, eyeshadow, mascara

 h. Sariayu

1) Preparat make-up : lipstik, alas bedak, blush on, lip gloss, bedak tabur,cleansing,

penyegar

2) Preparat mata :eyebrow, eye make-up, eyeshadow

3) Preparat untuk perawatan :  facial foam acne, krem masker jerawat,bodylotion

4) Jamu : kaplet jerawat, kaplet susut perut, dan lain-lain

 

Total jumlah tenaga kerja PT Martina Berto Tbk sekitar 5000 orang, sedangkan di

Kawasan Industri Pulogadung sekitar 2000 orang.

Pada PT Martina Berto Tbk, memiliki organisasi P2K3. Yang memiliki struktur dan

program keselamatan dan kesehatan kerja, yang mengatur Hiperkes dan KK di

perusahaannya.

4

Page 6: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Keselamatan Kerja

Definisi tentang K3 adalah yang dirumuskan oleh ILO/WHO Joint safety and Health

Committee, yaitu:

a. Promosi dan memelihara deraja tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental, dan

kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan.

b. Untuk mencegah penurunan kesehatan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh

kondisi pekerjaan mereka.

c. Melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-faktor

yang dapat mengganggu kesehatan.

d. Penempatan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi

fisologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan kesesuaian antara pekerjaan

dengan pekerja dan setiap orang dengan tugasnya.

B. Tujuan Keselamatan Kerja

Tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk

kesejahteraan hidup & meningkatan produksi & produktivitas nasional.

2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

3. Sumber produksi dipelihara & dipergunakan secara aman & efisien

Tujuan keselamatan kerja juga dijelaskan dalam :

- Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 mengenai syarat-syarat keselamatan kerja5

Page 7: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

- Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 pasal 108 mengenai perlindungan atas keselamatan

karyawan

C. Faktor Penyebab Kecelakaan

Terdapat beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja, antara lain : penyebab

langsung kecelakaan kerja, penyebab tidak langsung kecelakaan kerja dan penyebab dasar

kecelakaan kerja.

1. Termasuk dalam faktor penyebab langsung kecelakaan kerja ialah kondisi tidak

aman/berbahaya (unsafe condition) dan tindakan tidak aman/berbahaya (unsafe

action).

Kondisi tidak aman (unsafe condition), antara lain :

- Tidak dipasang (terpasangnya) pengaman (safeguard) pada bagian mesin

yang berputar, tajam ataupun panas

- Terdapat instalasi kabel listrik yang kurang standar (isolasi terkelupas,

tidak rapi)

- Alat kerja/ mesin/ kendaraan yang kurang layak pakai

- Bising yang ditimbulkan oleh alat kerja/ mesin/ kendaraan

- Suasana kerja yang tidak nyaman karena udara panas

- Tidak terdapat label pada kemasan bahan (material) berbahaya, dll.

Termasuk dalam tindakan tidak aman (unsafe action,) antara lain :

- Kecerobohan

- Meninggalkan prosedur kerja

- Tidak menggunakan alat pelindung diri (APD)

- Bekerja tanpa perintah

- Mengabaikan instruksi kerja

- Tidak mematuhi rambu-rambu di tempat kerja

- Tidak melaporkan adanya kerusakan alat/mesin ataupun APD

- Tidak mengurus izin kerja berbahaya sebelum memulai pekerjaan

dengan resiko/bahaya tinggi.

2. Termasuk dalam faktor penyebab tidak langsung kecelakaan kerja ialah faktor

pekerjaan dan faktor pribadi.

Termasuk dalam faktor pekerjaan, antara lain :

- Pekerjaan tidak sesuai dengan tenaga kerja

6

Page 8: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

- Pekerjaan tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya

- Pekerjaan beresiko tinggi namun belum ada upaya pengendalian   di

dalamnya, beban kerja yang tidak sesuai, dll.

Termasuk dalam faktor pribadi, antara lain : Mental/kepribadian tenaga kerja

tidak sesuai dengan pekerjaan, konflik, stress, keahlian yang tidak sesuai.

3. Termasuk dalam faktor penyebab dasar kecelakaan kerja ialah lemahnya

manajemen dan pengendalian, kurangnya sarana dan prasarana, kurangnya sumber

daya, kurangnya komitmen, dll.

Menurut teori efek domino H.W Heinrich juga bahwa kontribusi terbesar

penyebab kasus kecelakaan kerja adalah berasal dari faktor kelalaian manusia yaitu

sebesar 88%. Sedangkan 10% lainnya adalah dari faktor ketidaklayakan mesin/ aset/

barang dan 2% faktor lain-lain. Gambar di bawah ialah ilustrasi dari teori domino

effect kecelakaan kerja H.W. Heinrich.

Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja menurut teori efek domino H.W Heinrich

D. Ruang Lingkup Keselamatan Kerja

Ruang lingkup keselamatan kerja antara lain :

1. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang didalamnya

melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang

dikerjakan.

7

Page 9: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

2. Aspek perlindungan hiperkes meliputi :

a) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian

b) peralatan dan bahan yang dipergunakan

c) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi maupun social

d) Proses produksi

e) Karakteristik dan sifat pekerja

f) Teknologi dan metodologi kerja

3. Penerapan hiperkes dilaksanakan dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan

hingga perolehan hasil dari kegiatan industry barang maupun jasa

4. Semua pihak yang terlibat dalam proses industry / perusahaan ikut bertanggung jawab

atas keberhasilan usaha hiperkes

E. Alat Pelindung Diri

Upaya pengendalian bahaya harus didukung dengan kebijakan perusahaan maupun

program-program K3 lainnya, seperti diadakannya pelatihan, pengawasan, sehingga pekerja

dapat meningkatkan pemakaian alat pelindung diri agar lebih optimal dan terciptanya suasana

kerja yang sehat, aman dan nyaman.

Penggunaan alat pelindung diri (APD) merupakan upaya pengendalian yang banyak

digunakan di industri-industri, namun tidak sedikit industri-industri yang belum

menggunakan alat pelindung diri sebagai salah satu pengendalian bahaya di tempat kerja.

1. Definisi Alat Pelindung Diri

Seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh

atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya atau

kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga

kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan

dengan baik. Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut,

namun sebagai usaha akhir.

2. Dasar Hukum Alat Pelindung Diri

Undang-undang No.1 tahun 1970.

a) Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat

untuk memberikan APD.

8

Page 10: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

b) Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada

tiap tenaga kerja baru tentang APD.

c) Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak

tenaga kerja untuk memakai APD.

d) Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara cuma - cuma.

Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981 Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban

pengurus menyediakan alat pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk

menggunakannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja.

Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982 Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan

nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung

diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja.

Permenakertrans No.Per.03/Men/1986 Pasal 2 ayat (2) menyebutkan tenaga kerja

yang mengelola Pestisida harus memakai alat-alat pelindung diri yg berupa pakaian

kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan, kacamata pelindung atau pelindung muka dan

pelindung pernafasan.

3. Pemilihan Alat Pelindung Diri

Aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan APD adalah :

- Bentuknya cukup menarik

- Dapat dipakai secara fleksibel

- Tahan untuk pemakaian yang cukup lama

- Seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketidak nyamanan yang lebih

- Dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang spesifik

yang dihadapi oleh pekerja

- Tidak menimbulkan bahaya tambahan bagi pemakaiannya yang dikarenakan

bentuk dan bahayanya tidak tepat atau salah dalam penggunaannya.

- Suku cadang mudah diperoleh untuk mempermudah pemeliharaan

4. Jenis-jenis APD dan Penggunaannya

Alat pelindung Kepala

9

Page 11: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

Alat pelindung kepala (Safety Helmet) melindungi kepala dari benda keras,

pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik. Kemudian melindungi kepala

dari kebakaran, korosif, uap-uap, panas atau dingin.

Alat Pelindung Mata

Mudah dikenakan cocok untuk kasus berisiko kecil dan menengah. Lemparan

benda – benda kecil, pengaruh cahaya dan pengaruh radiasi tertentu. Bahan pembuat

alat pelindung mata dari plastic, ada beberapa jenis tergantung dari bahan dasarnya

seperti selulosa asetat, akrilik, poli karbonat dll.

Alat Pelindung Telinga

Sumbat telinga (ear plug) dapat mengurangi intensitas suara 10 s/d 15 dB dan

tutup telinga (ear muff ) dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dB. Sumbat

telinga yang baik adalah menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan frekuensi untuk

bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu.

Alat Pelindung Pernafasan

Memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya seperti

kekurangan oksigen dan pencemaran oleh partikel debu, kabut, asap dan uap logam

kemudian pencemaran oleh gas atau uap.

Alat Pelindung Kaki

Sepatu keselamatan kerja dipergunakan untuk melindungi kaki dari bahaya

kejatuhan benda-benda berat, percikan cairan, dan tertusuk oleh benda-benda tajam.

Alat Pelindung Tangan

Sarung tangan merupakan alat pelindung diri yang banyak digunakan,

fungsinya untuk melindungi tangan dari luka lecet, luka teriris, luka terkena bahan

kimia dan terhadap temperature ekstrim.

Pakaian Pelindung

Berdasarkan jenis bahayanya pakaian pelindung terdiri atas :

- Flame resistant catton atau duck

Untuk bahaya panas atau percikan api yang sedang.

10

Page 12: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

- Special flame- resistant and heat resistant synthetic fabrics

Untuk memadamkan api atau untuk pekerjaan-pekerjaan disekeliling api yang

terbuka.

- Rubber, neoprene, vinyl or other protective material

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang basah atau menanggulangi asam, korosi dan

zat-zat kimia.

Pemeliharaan APD

Secara umum pemeliharaan APD dapat dilakukan antara lain dengan :

- Menyimpan dengan benar alat pelindung diri

- Mencuci dengan air sabun, kemudian dibilas dengan air secukupnya. Terutama

untuk helm, kaca mata, sepatu kerja, pakaian kerja, sarung tangan

kain/kulit/karet.

- Menjemur Di bawah sinar matahari untuk menghilangkan bau, terutama pada

sepatu dan helm.

Penyimpanan APD

Untuk menjaga daya guna dari APD, hendaknya disimpan ditempat khusus

sehingga terbebas dari debu, kotoran, gas beracun, dan gigitan serangga/binatang.

Tempat tersebut hendaknya kering dan mudah dalam pengambilannya

Kelemahan Penggunaan APD

Daya lindung tidak sempurna, karena cara pemakaian APD yang salah,

memakai APD tidak tepat dan APD tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan.

11

Page 13: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

BAB III

HASIL PENGAMATAN

A. Emergency Response Plan (Penanggulangan Bencana dan Bahaya) dan Jalur

Evakuasi

Penyelenggaraan perencanaan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya

yang bertujuan agar organisasi dapat melakukan tindakan yang efektif dalam situasi darurat,

dan meminimalisir dampak lingkungan yang ditimbulkan saat dan setelah keadaan darurat itu

terjadi. Dibutuhkan penilaian sistematik terhadap risiko dari semua potensi keadaan darurat

yang mungkin terjadi, dan menyusun rencana kesiagaan dan tanggap darurat.

Yang harus diperhatikan pada rencana keadaan darurat antara lain : orang yang

bertanggung jawab pada setiap keadaan darurat, tindakan untuk keadaan darurat, data dan

informasi tentang bahan-bahan berbahaya, dan rencana pelatihan keadaan darurat.

Berdasarkan pengamatan pada PT Martina Berto Tbk, ditemukan :

Perusahaan sudah memiliki P2K3 yang bertanggung jawab dalam keselamatan dan

kesehatan kerja. Sudah ditetapkan orang-orang yang bertanggung jawab dalam keadaan

darurat, dan nama serta nomor telepon penting yang wajib dihubungi dalam keadaan darurat.

12

Page 14: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

Tindakan untuk keadaan darurat :

Menyediakan Alat Pemadam Kebakaran yang diletakan di seluruh ruangan maupun

selasar, pada tempat yang mudah dilihat, mudah dijangkau, dan diberi tanda pemasangan.

Alat pemadam kebakaran dalam posisi digantung dengan ketinggian kira-kira 120 cm dari

atas lantai. Berada dalam kondisi baik, tidak bolong maupun berkarat. Didapatkan 19

Hydrant dan 25 APAR. Pada alat pemadam kebakaran terdapat lembar kontrol, yang

menyatakan alat pemadam kebakaran di kontrol setiap 4-6 bulan sekali, namun tanggal

pengecekan tidak teratur. Pada beberapa alat, terdapat petunjuk pemakaian. Namun, sebagian

besar tidak disertai petunjuk pemakaian. Petunjuk pemakaian justru diletakan di dinding

selasar, bersama dengan denah APAR dan denah evakuasi.

13

Page 15: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

Dibuat jalur evakuasi, dan denah evakuasi diletakan di setiap selasar.

14

Page 16: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

Dilakukan pelatihan tanggap darurat berkala, dan latihan bahaya kebakaran yang

bekerja sama dengan pemadam kebakaran setiap 1 tahun sekali dengan subjek pelatihan

petugas keamanan. Kendalanya adalah petugas keamanan yang telah dilatih berhenti bekerja.

Jalur Evakuasi

15

Page 17: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

Didapatkan 4 jalur evakuasi dan 4 tangga darurat di setiap lantai dan bagian kerja. Jalur

evakuasi ini mengarah ke 3 titik berkumpul. Terdapat juga peta jalur evakuasi yang

menerangkan posisi dan arah menuju tangga darurat dan titik berkumpul.

B. Intalasi Listrik

Secara umum, instalasi listrik pada pabrik sudah baik.

C. Struktur Konstruksi

PT. Martina Berto adalah perusahaan yang bergerak dibidang kosmetika dan obat

tradisional (jamu). PT Martina Berto memiliki lima titik lokasi di kawasan industri Pulo

Gadung yang berdiri sejak 25 tahun dan secara umum bisa digambarkan sebagai berikut:

PT. Martina Berto tediri dari beberapa gedung yang berfungsi sebagai pusat kantor,

manufacturing dan etalase penjualan.

Terdapat akses pada ruang kerja dan antar gedung yang cukup baik.

Penerangan pada ruang kerja cukup baik.

Kondisi lantai ruang produksi berupa keramik, tidak licin, tidak retak dan terdapat

karpet tangga di kantor utama.

Terdapat garis-garis pembatas berwarna kuning di halaman sebagai jalur untuk

pejalan kaki untuk menghindari terjadinya kecelakaan, namun masih terlihat jalur ini

terhalang kendaraan di beberapa tempat.

16

Page 18: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

Dinding ruang produksi berwarna putih cerah sesuai dengan Keputusan Menteri

Kesehatan RI no. 26/Menkes/SK/II/1998.

Tinggi gedung melebihi dari 10 meter sudah dilengkapi dengan penangkal petir

Untuk sanitasi terdapat WC (toilet) dan tempat cuci tangan disetiap lantai tempat

produksi.

Kebersihan, kerapihan, tata ruang tidak berantakan dan tidak merintangi akses lalu

lalang.

Terdapat tanda peringatan dan pengamanan pada lantai, tangga yang berpotensi

bahaya.

Di sekeliling perusahaan tepatnya sepanjang genteng teras dipasang jaring pengaman

untuk menghindari jatuhnya genteng saat terjadi hujan atau angin kencang.

Terdapat in house klinik di antara ruang kantor dan manufacturing.

Terdapat tanda yang menunjukan tempat parkir forklift

D. Kecelakaan Kerja

Seluruh tenaga kerja diberikan safety induction terlebih dahulu oleh P2K3 sebelum

memulai pekerjaan. Safety induction yang diberikan berupa cara penggunaan mesin dan

pemakaian alat pelindung diri. Seluruh pekerja juga mengikuti pelatihan mengenai area-area

bahaya dan sumber potensi berbahaya saat pertama kali masuk kerja, dilakukan refreshing

setiap 1 tahun sekali.

17

Page 19: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

Dilakukan simulasi untuk bagian tertentu yang dinilai memiliki risiko bahaya besar

setiap 3-6 bulan sekali khusus untuk bagiannya masing-masing sejak 3 tahun yang lalu.

Dilakukan juga sosialisasi oleh kepala bagian mengenai modul pencegahan

kecelakaan kerja setiap bulannya dan ditandatangani oleh setiap karyawan yang telah

mengikuti sosialisasi tersebut.

PT. Martina Berto mencapai zero accident sejak tahun 2003. Kejadian kecelakaan

akibat kerja relative menurun dari tahun-tahun sebelumnya dan bukan merupakan kasus yang

fatal. Untuk jenis kecelakaan menurut sumber dalam perusahaan, kecelakaan yang sering

terjadi adalah kecelakaan akibat kelalaian dimana tangan pekerja terkena cutter sehingga

luka, namun tidak fatal.

E. Alat Pelindung Diri

Pekerja lalai dalam menggunakan APD, misalnya pada penggunaan alat pelindung

pernafasan yang tidak maksimal yaitu dengan salah satu lubang baik itu hidung ataupun

mulut yang tampak tidak terlindungi serta penggunaaan jenis alat pelindung pernafasan yang

tidak efektif dan efisien. Selain itu penggunaan alat pelindung kaki tampak tidak diterapkan

secara maksimal, hal ini ditandai dengan masih ditemukannya karyawan yang tidak memakai

sepatu yang telah disediakan.

F. Landasan Kerja, SOP Kerja

Pembahasan terkait landasan kerja maupun SOP kerja tidak memungkinkan untuk

dilampirkan dalam laporan ini, dikarenakan keterbatasan data yang diperoleh.

G. Personel Keselamatan Kerja

Sebagai salah satu upaya pelaksanaan program K3, dalam hal ini adalah pelayanan

kuratif untuk seluruh tenaga kerja, PT. Martina Berto telah menyediakan poliklinik yang

terdiri dari 3 dokter dan 1 perawat, dengan shift kerja sebagai berikut :

- Jadwal dokter setiap 4 jam, yaitu 08.00 WIB - 12.00 WIB dan 12.00 WIB –

16.00 WIB

- Jadawal perawat yaitu jam 08.00 WIB – 16.00 WIB

18

Page 20: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

19

Page 21: Keselamatan Kerja Kel 3 Final 23 April

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

– PT Martina Berto Tbk sudah menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di

perusahaannya, dengan membentuk tim P2K3

– Tim P2K3 sudah menyusun berbagai program untuk menjamin keselamatan kerja di

lingkungannya antara lain: pembentukan tim keadaan darurat, persiapan alat di

keadaan darurat (APAR, jalur evakuasi, dll), peletakan tanda bahaya pada alat dan

bahan produksi, serta dilakukan pelatihan tanggap darurat dan latihan bahaya

kebakaran secara berkala.

– Posisi APAR dan kondisinya sudah dalam keadaan baik, namun pentunjuk pemakaian

APAR ada yang diletakan tidak pada tempatnya.

– Pada alat dan bahan produksi diletakan tanda dan potensi bahaya.

– Masih adanya sikap acuh dari pekerja untuk menggunakan alat pelindung diri

Saran

• Petunjuk pemakaian APAR sebaiknya dipasang di samping APAR agar mudah

digunakan dalam keadaan darurat

• Lebih tegas dalam menegakan peraturan dalam perusahaan, seperti melarang

kendaraan yang parkir menutupi jalur pejalan kaki.

• Perlu dilakukan sosialisasi alat pelindung diri kepada pekerja

• Pertahankan program-program rutin yang ada

20