Keselamatan Dan Kecelakaan Industri

57
KESELAMATAN DAN KECELAKAAN INDUSTRI AHMAD AFIF MAULUDI AINIL FITRI ANNISA SEPTIANI FARIS MUHAMAD ZIKRI

description

presentasi keselamatan dan kecelakaan industri

Transcript of Keselamatan Dan Kecelakaan Industri

KESELAMATAN DAN KECELAKAAN INDUSTRI

AHMAD AFIF MAULUDI

AINIL FITRI

ANNISA SEPTIANI

FARIS MUHAMAD ZIKRI

RUANG LINGKUP (OUTLINE)

Pengenalan

Konsep dan makna

Penyebab-penyebab kecelakaan industri

Accident pronennes

Accident cost

Accident measurement

Keselamatan industri

Safety measures

PENGENALAN

Perkembangan industri

Dampak positif peningkatan jumlah produksi

Dampak negatif KECELAKAAN

Kecelakaan

pekerjaan dan lingkungan pekerjaan

Pengusaha wajib bertanggung jawab atas pekerja

KONSEP DAN MAKNA

Kecelakaan = accidere (Latin)

yang berarti jatuh pada, menimpa, terjadi, kebetulan

Kecelakaan menyebabkan cedera

Menurut Factories Act, 1948, kecelakaan adalah "suatu kejadian dalam industri yang menyebabkan cedera tubuh untuk orang yang melakukanya atau yang mengalami cidera sehingga dia tidak bisa untuk melanjutkan pekerjaan dalam 48 jam kedepan.

Menurut T.W. Harrell, "Kecelakaan tidak hanya mahal, tetapi mereka juga menurunkan moral pekerja dan disisi lain juga menurunkan produksi.

PENYEBAB KECELAKAAN INDUSTRI

Kecelakaan biasanya merupakan hasil dari kombinasi beberapa faktor

Menurut Glimer ( 1971) , perilaku tidak aman dan kondisi yang tidak aman dapat berinteraksi sedemikian rupa sehingga kecelakaan dapat disebabkan oleh keduanya. kedua faktor ini juga mungkin secara terpisah bertanggung jawab untuk kecelakaan

WORK RELATED

Nature of work adalah keadaan alam lingkungan kerja, seperti lantai yang licin dan berminyak

Inadequate safety devices, perlengkapan keselamatan yang tidak pas/tepat dan digunakan secara tidak tepat

Improver ventilation,

• Di bawah 12 C - Uncomfortably cold⁰• Di bawah 20 C - cold⁰• 24-30 C - comfort⁰• Di atas 38 C - Uncomfortably hot⁰• Di atas 42 C - intolerably hot⁰

Improver light, pencahayaan yang tepat akan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan

Faulty layout, kesalahan tata letak, mesin harus ditempatkan sesuai dengan tugas yang dilakukan sesuai urutan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya . Jika tidak dilakukan pasti hal itu akan menyebabkan kecelakaan.

Noise, kebisingan menyebabkan perubahan peredaran darah dan perubahan perilaku .

Jadwal kerja, Banyak studi menunjukkan bahwa pekerja yang bekerja di malam hari lebih cenderung untuk kecelakaan dibandingkan dengan shift siang.

Jam kerja yang panjang, biasanya delapan jam sehari , menyebabkan pekerja menjadi kelelahan , nyeri otot , stres

Kecepatan kerja, ketika kecepatan kerja naik maka frekuensi untuk terjadi kecelakaan akan naik juga, kecepatan berlebihan juga dapat menyebabkan kelelahan kerja

Kesalahan desain mesin dan perlengkapan, kadang kala pekerja tidak mengerti Proses operasi mesin karena kesalahan desain.

PERSONAL

Usia, jenis kelamin , pengalaman. pekerja muda lebih rentan terhadap kecelakaan seperti dibandingkan dengan yang lebih tua

kesehatan, Kesehatan tidak hanya termasuk kesehatan fisik tetapi juga mental.

Absensi, Pekerja yang teratur dalam pekerjaan mereka kurang rentan terhadap kecelakaan dibandingkan dengan yang sering absen

Kecanduan alkohol, pekerja yang mabuk tidak memahami dengan jelas gambaran pekerjaan yang dapat menyebabkan kecelakaan .

Kelelahan, disebabkan oleh berbagai alasan, pekerja kehilangan perhatian dan konsentrasi pada pekerjaan yang menyebabkan kecelakaan .

Frustasi, menyebabkan orang menjadi rawan kecelakaan , terutama ketika ia menunjukkan agresifitas tindakan regresif atau fiksatif sebagai reaksi terhadap frustrasi .

Kemampuan mental, Beberapa studi menemukan bahwa pekerja dengan kemampuan mental yang rendah lebih rentan terhadap kecelakaan

Neurotisisme, pekerja dgn neurotik lebih cepat lelah, kehilangan kepercayaan diri , merasa tidak puas

Kecerobohan, penyebab utama kecelakaan . Sedikit kecerobohan dapat menyebabkan kecelakaan besar . Kecerobohan bisa dihilangkan oleh pengingat untuk berhati-hati .

ACCIDENT PRONENNES

Accident pronennes adalah kecenderungan dari seseorang untuk terus menerus mengalami kecelakaan sebagai akibat dari karakteristik yang stabil dan bertahan dalam dirinya .

a. Visi

b. Style

c. Hubungan motorik-persepsi

d. Attitude

e. pengalaman

Menurut pendapat Blum dan Naylor ( 1968) , " kecelakaan tidak terjadi sendiri secara kebetulan , tapi sering terjadi pada beberapa orang dan jarang pada orang lain sebagai akibat logis dari kombinasi keadaan.

Menurut Suizzer (1999) Istilah accident pronennes yang saat ini jarang dipergunakan lagi karena mempunyai dua pengertian.

Pengertian pertama menunjukan adanya suatu kualitas kepribadian yang dimiliki individu, sehingga seringkali dikaitkan dengan suatu bentuk atau jenis kepribadian tertentu yang cenderunng celaka

Namun dalam perkembangannya konsep ini sulit dibuktikan.

Pengertian kedua yaitu pengertian yg didasari pemikiran statistik menunjukan pegertian adanya kecendrungan pada individu-individu tertentu untuk mengulangi perilaku tidak aman atau kecelakaan yang tidak dipengaruhi faktor kebetulan.

Pengertian yang kedua ini lebih jelas dari pada yang pertama dan banyak dibuktikan oleh berbagai penelitian, namun konsep tersebut tidak mampu menjelaskan atau menerangkan penyebab adanya kecenderungan tersebut pada suatu pribadi

ACCIDENT COST

Biaya langsung

 

o Kehilangan produksi

o Kompensasi untuk korban

o Biaya pengobatan

o Gaji korban

o Hilangnya kualitas

o Kerugian karena membuang bahan baku

o Biaya training pekerja baru

Biaya tidak langsung

 

o Waktu pekerja yang melihat kecelakaan

o Waktu untuk training pekerja abru

o Kehilangan semangat dan motivasi pekerja lain

ACCIDENT MEASUREMENT

perhitungan tingkat frekuensi dan tingkat keparahan.

Tingkat frekuensi kecelakaan =

 

Tingkat keparahan =

ACCIDENT MEASUREMENT

1. Frequency Rate (E)

2. Severity Rate (C)

3. Probability (P)

4. Risk Score

5. Average Lost Time Rate (ALTR)

6. Incident Rate

FREQUENCY RATE (E)Untuk mengidentifikasi Jumlah cedera yang menyebabkan tidak bisa bekerja/sejuta orang pekerja.

Dua data penting yaitu Jumlah cedera yang menyebabkan tidak bisa bekerja dan Jumlah jam kerja (Man Hour)

*1.000.000 = Standar ILO

200.000 = OSHA (50minggu/tahun)x(40jam/minggu)x100 pekerja

CONTOH:

Organisasi dengan tenaga kerja 500 orang, jumlah jam kerja yang telah dicapai 1,150,000 juta jam kerja orang. Pada saat yang sama cidera yang menyebabkan hilangnya waktu kerja sebanyak 46. Berapa frekuensi ratenya ?

Frekuensi Rate = 46 x 1,000,000 / 1,150,000 = 40

Nilai frekuensi rate 40 berarti, bahwa pada periode orang kerja tersebut terjadi hilangnya waktu kerja sebesar 40 jam per-sejuta orang kerja. Angka ini tidak mengindikasikan tingkat keparahan kecelakaan kerja. Angka ini mengindikasikan bahwa pekerja tidak berada di tempat kerja setelah terjadinya kecelakaan kerja.

SEVERITY RATE (C)

Indikator hilangnya hari kerja akibat kecelakaan kerja untuk per sejuta jam kerja orang.

CONTOHSebuah tempat kerja telah bekerja 365,000 jam orang, selama setahun telah terjadi 5 kasus kecelakaan kerja yang menyebabkan 175 hari kerja hilang. Tentukan rate waktu kerja hilang akibat kecelakaan kerja tersebut.

Frekuensi Rate = ( 5 x 1,000,000) / 365,000 = 13,70

Severity Rate = (175 x 1,000,000) / 365,000 = 479

Nilai severity rate 479 mengindikasikan bahwa selama kurun waktu tersebut berarti, pada tahun tersebut telah terjadi hilangnya waktu kerja sebesar 479 hari per sejuta jam kerja orang.

PROBABILITY (P)

RISK SCORE (RS)

CONTOH

Jumlah jam kerja 56 jam/minggu atau 8 jam/hari

2007

Terdapat kira-kira 0.4 kecelakaan pada setiap 1.000.000 Jam orang

2007

2007

2007

AVERAGE LOST TIME RATE

Ukuran indicator ini sering disebut juga ‘Duration Rate’ digunakan untuk mengidikasikan tingkat keparahan suatu kecelakaan. Dengan penggunaan ALTR yang dikombinasikan denga Frekwensi Rate akan lebih menjelaskan hasil kinerja program K3. ALTR dihitung dengan membagi jumlah hari yang hilang akibat kecelakaan dengan jumlah jam kerja yang hilang (LTI).

ALTR : FR/SR

CONTOH:

Organisasi dengan tenaga kerja 500 orang, jumlah jam kerja yang telah dicapai 1,150,000 juta jam kerja orang dan Lost Time Injury-nya (LTI) sebesar 46. Misalkan dari laporan Kecelakaan Kerja selama 6 bulan diperoleh informasi sbb:10 kasus hilang waktu kerja dalam 3 hari sekali = 308 kasus hilang waktu kerja dalam 6 hari sekali = 4812 kasus hilang waktu kerja dalam 14 hari sekali = 1684 kasus hilang waktu kerja dalam 20 hari sekali = 8010 kasus hilang waktu kerja dalam 28 hari sekali = 2802 kasus hilang waktu kerja dalam 42 hari sekali = 84Total keseluruhan = 690 hari kerja hilangDengan demikian,

Rerata Hilangnya Waktu kerja = 690 / 46 = 15

Dari informasi contoh diatas manajemen akan lebih jelas memperoleh informasi bahwa organisasi mempunyai hilang waktu kerja kecelakaan sebesar 40 tiap sejuta jam kerja orang dengan rata-rata menyebabkan 15 hari tidak masuk kerja. Dengan informasi ini cukup bagi manajemen untuk membuat keputusan untuk pencegahan lebih lanjut.

INCIDENT RATE

Incidence rate digunakan untuk menginformasikan kita mengenai prosentase jumlah kecelakaan yang terjadi ditempat kerja

Incidence Rate = ( Jumlah Kasus x 100) / Jumlah tenaga kerja terpapar

CONTOH :

Masih melanjutkan kasus diatas

Incidence Rate = ( 46 x 100 ) / 500 = 9,2%

INDUSTRIAL SAFETYKecelakaan dapat terjadi kapan saja

Menyediakan lingkungan kerja aman = Mengurangi kecelakaan kerja

INDUSTRIAL SAFETY BERKONTRIBUSI DALAM :

• Kerja Sama Tim

• Kepuasan Kerja

• Semangat Kerja

• Produktivitas

SAFETY MEASURES

Ukuran-ukuran keselamatan yang digunakan untuk meningkatan atau menjamin keamanan dan

perlindungan dari bahaya.

SAFETY MEASURES1. Program Pelatihan yang tepat (Appropriate Trainning Programmes)

2. Kebiasaan Selamat (Safety Habits)

3. Perangkat Penanganan Keselamatan (Handling Safety Devices)

4. Kampanye Keselamatan (Safety Campaign)

5. Perawatan, Pemeliharaan (Housekeeping)

6. Seleksi yang memadai (Adequate Selection)

7. Metode Aktuaria (Actuaria Methods)

8. Inspeksi Rutin (Regular Inspection)

9. Program Pendidikan Keselamatan (Safety Education Programmes)

PROGRAM PELATIHAN YANG TEPAT (APPROPRIATE TRAINNING PROGRAMMES)

Pelatihan yang tepat = minimalisasi kecelakaan

Pelatihan tepat, memadai dan lengkap terutama untuk pekerja baru

Pekerja baru = belum beradaptasi (kemungkinan kecelakaan lebih tinggi)

KEBIASAAN AMAN/SELAMAT (SAFETY HABITS)Pelatihan yang mengembangkan rasa keamanan (sense of security) = membentuk kebiasaan aman

Kebiasaan selamat/aman = mengurangi kecenderungan kecelakaan

7 SAFETY HABITS THAT COULD SAVE YOUR LIFE

1. Think Safety’s HARD

2. Wear the Gear

3. Avoid the Shortcuts

4. Send the Message

5. Support the Team

6. Recognize the Name, Blame, and Shame Game

7. Be Proactive and Protective

PERANGKAT PENANGANAN KESELAMATAN (HANDLING SAFETY DEVICES)

Perangkat penanganan keselamatan merupakan hal penting

Harus dipilih dan digunakan secara tepat

Gunakan sistem reward

KAMPANYE KESELAMATAN( SAFETY CAMPAIGN)Mempromosikan  kesadaran selamat diantara pekerja.

Menggunakan poster slogan, dll

Meminimalkan kecelakaan

Memberitahukan langkah-langkah prosedur yang benar

HOUSEKEEPINGMenciptakan lingkungan kerja yang aman

Menjaga dan merawat lingkungan kerja secara detail

SELEKSI YANG MEMADAI (ADEQUATE SELECTION)

Pemilihan pekerja dilakukan dengan seleksi yang tepat

Pekerjaan sesuai kemampuan

Kelelahan dan Kecelakaan dapat dimimalisir

kepuasan meningkat

ACTUARIAL METHODS (METODE AKTUARIA)

menentukan penyebab kecelakaan dengan berdasarkan data-data aktual

mengembangkan program pengurangan kecelakaan yang dilakukan melalui sudut pandang tersebut.

INSPEKSI RUTIN (REGULAR INSPECTION)Supaya irama kerja konstan

Memeriksa ketersediaan yang tepat

Memberikan teguran bila berbeda dengan yang seharusnya

Menginformasikan hasil kepada pihak manajemen

PROGRAM PENDIDIKAN KESELAMATAN (SAFETY EDUCATION PROGRAMMES)

kecelakaan dapat dikurangi dengan program-program pendidikan keselamatan yang dilakukan oleh pihak manajemen dan kelompok pekerja

Pertemuan mandor secara rutin dapat efektif mengurangi kecelakaan.

UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN UNEC (UNITED NATION OF ECONOMIC COMISSION) FOR EUROPE

1. Penetapan Tujuan Keselamatan Umum atau Khusus

2. Penetapan ketentuan legislatif atau pedoman mengenai langkah-langkah keselamtan dan standar keselamatan

3. Identifikasi kegiatan-kegiatan berbahaya yang memerlukan tindakan pencegahan khusus yang mungkin termasuk lisensi atau sistem otorisasi

4. Evaluasi analisis risiko atau studi keamanan untuk kegiatan berbahaya dan rencana aksi untuk pelaksanaan langkah-langkah yang diperlukan

5. ketentuan kepada pejabat yang berwenang dari informasi yang dibutuhkan untuk menilai risiko

6. Penerapan teknologi yang paling tepat untuk mencegah kecelakaan industri dan melindungi manusia serta lingkungan hidup

UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN UNEC (UNITED NATION OF ECONOMIC COMISSION) FOR EUROPE

7. Pendidikan yang tepat untuk semua orang yang terlibat baik dalam keadaan normal maupun tidak normal

8. Pembentukan struktur manajerial dan praktik internal yang dirancang untuk menerapkan dan memelihara peraturan keselamatan secara efektif

9. Pemantauan dan audit kegiatan berbahaya melalui inspeksi

UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN UNEC (UNITED NATION OF ECONOMIC COMISSION) FOR EUROPE

CARA MENGONTROL PENYEBAB – ILO

1. Manajemen harus mengontrol instalasi bahaya utama dan praktik manajemen yang sehat :

• Mendesain pekerjaan (tempat kerja) dengan baik, fabrikasi, instalasi, termasuk penggunaan komponan berstandard tinggi

• Pemeliharaan tempat kejra secara rutin• Operasi pabrik/tempat kerja yang rutin • Manajemen keamanan yan baik• Pemeriksaan instalasi rutin, perbaikan dan penggantian bilamana

dirasa perlu

2. Manajemen harus mempertimbangkan kemungkinan penyebab utama kecelakaan besar, termasuk :

• Kegagalan komponen• Penyimpangan dari operasi normal

Terimakasih