IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh...

18
IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI KONSTRUKSI DI INDONESIA DAN AMERIKA 1. PENDAHULUAN Kecelakaan pada lokasi proyek konstruksi di negara berkembang adalah 3 kali lebih besar dari pada yang terjadi di negara industri maju (Suazo dan Jaselskis, 1993). Hal ini disebabkan karena lemahnya peraturan yang ada, karena sedikitnya evaluasi ataupun partisipasi dalam proses pembuatan peraturan tersebut yang melibatkan pihak pemakai peraturan tersebut. Selain itu, kesadaran akan hukum dan biaya akibat kecelakaan merupakan bahan pertimbangan yang paling penting untuk memotivasi perusahaan konstruksi agar lebih memperhatikan keadaan keselamatan kerjanya. Pada tahap awal, pengawasan yang ketat terhadap dilaksanakannya peraturan yang ada merupakan langkah yang efektif. Selanjutnya, biaya kecelakaan yang tinggi diharapkan dapat memotivasi perusahaan konstruksi untuk mengontrolnya serta mampu membuat perusahaan konstruksi selalu sadar akan adanya biaya tersebut. Pernyataan ini menunjukkan pentingnya arti peraturan keselamatan kerja yang ada dalam upaya untuk meningkatkan keselamatan kerja pada lokasi proyek konstruksi. Disamping itu, karena arus globalisasi telah masuk

Transcript of IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh...

Page 1: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI

KONSTRUKSI DI INDONESIA DAN AMERIKA

1. PENDAHULUAN

Kecelakaan pada lokasi proyek konstruksi di negara berkembang adalah 3

kali lebih besar dari pada yang terjadi di negara industri maju (Suazo dan Jaselskis,

1993). Hal ini disebabkan karena lemahnya peraturan yang ada, karena sedikitnya

evaluasi ataupun partisipasi dalam proses pembuatan peraturan tersebut yang

melibatkan pihak pemakai peraturan tersebut. Selain itu, kesadaran akan hukum dan

biaya akibat kecelakaan merupakan bahan pertimbangan yang paling penting untuk

memotivasi perusahaan konstruksi agar lebih memperhatikan keadaan keselamatan

kerjanya. Pada tahap awal, pengawasan yang ketat terhadap dilaksanakannya

peraturan yang ada merupakan langkah yang efektif. Selanjutnya, biaya kecelakaan

yang tinggi diharapkan dapat memotivasi perusahaan konstruksi untuk

mengontrolnya serta mampu membuat perusahaan konstruksi selalu sadar akan

adanya biaya tersebut. Pernyataan ini menunjukkan pentingnya arti peraturan

keselamatan kerja yang ada dalam upaya untuk meningkatkan keselamatan kerja

pada lokasi proyek konstruksi. Disamping itu, karena arus globalisasi telah masuk

Page 2: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

34

ke Indonesia, maka juga diperlukan adanya standar internasional untuk K3

(Rakhidin, 1995). Oleh karena itu, pada bab ini akan dibahas mengenai peraturan-

peraturan keselamatan kerja pada bidang konstruksi yang ada di Indonesia dan

peraturan keselamatan kerja di Amerika sebagai pembanding.

2. PERATURAN KESELAMATAN KERJA BIDANG KONSTRUKSI DI

INDONESIA

2.1. Peraturan

Dasar hukum yang menyangkut masalah keselamatan kerja pada proyek

konstruksi di Indonesia telah diatur di dalam beberapa undang-undang maupun

peraturan, antara lain:

1. Undang-undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2).

2. Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok

mengenai tenaga kerja.

3. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1980 tentang Keselamatan

dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan.

5. SKB Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.

104/Kpts/1986 dan No. 174/Men/1986 tentang K3 pada Tempat Kegiatan

Konstruksi.

Tujuan utama Undang-undang tersebut adalah memberikan perlindungan

kepada setiap tenaga kerja atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk

kesejahteraan, dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Ada

Page 3: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

35

beberapa pertimbangan yang mendasari dibuatnya peraturan-peraturan keselamatan

kerja pada konstruksi bangunan yang ada, yaitu:

1 Kenyataan bahwa masih banyak kecelakaan yang terjadi,

2. Makin meningkatnya pembangunan dengan penggunaan teknologi

modern,

3. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang melibatkan

bahan bangunan, peralatan, penerapan teknologi, dan tenaga kerja yang

dapat merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja,

4. Pentingnya arti tenaga kerja di bidang kegiatan konstruksi bagi kelanjutan

pembangunan.

Pengawasan terhadap dilaksanakannya Undang-undang dan peraturan

keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan

dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga

Kerja sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 bab IV pasal 5 ayat 1 dan ayat 2.

Pelanggaran terhadap Undang-undang dan peraturan keselamatan kerja dapat dikenai

sanksi pidana selama-lamanya 3 bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,-.

2.2. Kewaiiban dan Hak Pengusaha

Setiap pengusaha mempunyai kewajiban utama untuk menjamin keselamatan

dan kesehatan pekerja-pekerjanya dengan cara menyediakan lapangan kerja,

peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja yang aman. Pengusaha memiliki

kewajiban untuk:

1. Menempatkan semua syarat keselamatan kerja, sehelai UU No. 1 Tahun

1970 dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku pada bangunan

Page 4: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

36

konstruksi pada tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut

petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja,

2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan pada

tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai

pengawas atau ahli keselamatan kerja,

3. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang

diwajibkan kepada tenaga kerja dan setiap orang lain yang memasuki

lokasi konstruksi.

Selain itu, para pengusaha juga harus melakukan pengawasan terhadap tenaga

kerja, dengan dibantu oleh petugas Keselamatan Kerja sebagai bagian dari organisasi

kontraktor yang bertanggungjawab atas pemeriksaan berkala terhadap semua tempat

kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-

cara pelaksanaan kerja yang aman. Pengusaha dengan jumlah pekerja minimal 100

orang atau kondisi dari sifat proyek memang memerlukan, diwajibkan membentuk

unit Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Pengusaha wajib mengikutsertakan seluruh tenaga kerjanya (baik tenaga

kerja harian lepas, tenaga kerja borongan dan tenaga kerja kontrak) dalam Program

Jaminan Sosial Tenaga Kerja kepada Badan Penyelenggara (PT.ASTEK, persero),

yang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua dan

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Besarnya biaya santunan yang dibayarkan kepada

pekerja tergantung pada:

1. Upah pekerja yang bersangkutan;

2. Beratnya akibat kecelakaan atau penyakit;

3. Jenis cedera yang dialami adalah sementara atau tetap,

Page 5: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

37

4. Status pekerja sudah berkeluarga atau belum.

Setiap pengusaha harus menyediakan alat-alat Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan di tempat kerja. Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan harus

diberikan oleh orang yang terdidik dalam pertolongan pertama pada kecelakaan

Setiap kecelakaan kerja yang terjadi harus dilaporkan kepada kantor

Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara (PT.ASTEK) setempat dalam

waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam baik secara lisan ataupun tertulis. Laporan tertulis

dilakukan dengan mengisi Laporan Kecelakaan Kerja Tahap I sesuai dengan Bentuk

KK 2. Laporan Kecelakaan Tahap II (Bentuk KK 3) harus dikirimkan dalam waktu

tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah mendapat keterangan dari dokter (Bentuk KK 4)

yang menyatakan korban kecelakaan sebagai keadaan sementara tidak mampu

bekerja telah berakhir, cacad sebagian untuk selama-lamanya, cacad total untuk

selama-lamanya, ataupun meninggal dunia (Bentuk-bentuk Laporan Kecelakaan

dapat dilihat pada Lampiran 3). Pengusaha yang tidak menyertakan tenaga kerjanya

dalam program Jamsostek dapat dikenai sanksi hukuman kurungan selama-lamanya

6 bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 50.000.000,-.

Ada beberapa keadaan khusus dimana pengusaha tidak diwajibkan untuk

membayar jaminan kecelakaan kepada tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan atau

santuan kematian kepada keluarganya, antara lain:

1. karena disengaja oleh tenaga kerja yang bersangkutan,

2. menolak tanpa alasan yang sah untuk diperiksa dokter yang ditunjuk oleh

perusahaan,

3. sebelum selesai pengobatan, tenaga kerja menolak pertolongan dalam

keadaan 2 tanpa alasan yang sah,

Page 6: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

38

4. pergi ke tempat lain sehingga dokter yang ditunjuk oleh perusahaan tidak

dapat memberi pertolongan yang dianggap perlu untuk memulihkan

kesehatannya.

Dalam hal tenaga kerja pada waktu terjadinya kecelakaan berada dibawah

pengaruh minuman keras atau sesuatu yang memabukkan karena disengaja, maka

dengan persetujuan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan, pengusaha berhak

mengurangi besarnya santunan kecelakaan kerja sebanyak-banyaknya 50% dari yang

seharusnya diterima.

2.3. Kewaiiban dan Hak Tenaga Kerja

Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan,

kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan

martabat manusia dan moral agama, serta berhak memperoleh pembinaan mengenai

norma keselamatan kerja, norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan, norma

kerja, dan pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal

kecelakaan kerja. Tenaga kerja juga berhak meminta kepada Pengurus agar

dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan serta berhak

menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan dan

kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya

kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-

batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan. Mengenai hak atas pemberian ganti

kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja termasuk dalam

Jamsostek.

Page 7: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

39

Selain memiliki hak seperti tersebut diatas, tenaga kerja juga memiliki

kewajiban untuk:

1. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas

atau ahli keselamatan kerja;

2. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan,

3 Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan

kerja yang diwajibkan.

2.4. Peranan Pemerintah

Pada pembukaan Konvensi Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja III

tahun 1995, Presiden menyebutkan bahwa: "Bagi kita manusia adalah tujuan utama

pembangunan. Kita telah menegaskan bahwa yang kita bangun adalah manusia

Indonesia yang utuh dan masyarakat Indonesia yang menyeluruh. Ini berarti

menjaga keselamatan dan kesehatan kerja merupakan tugas kemanusiaan dan

merupakan bagian dari pembangunan manusia Indonesia yang utuh tadi". Kata

sambutan ini menjadi salah satu bukti bahwa pemerintah menaruh perhatian besar

terhadap masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu, pemerintah juga telah

melakukan beberapa usaha untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen para

pengusaha di Indonesia terhadap masalah keselamatan dan kesehatan kerja, antara

lain dengan mengadakan Konvensi Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja,

memberikan penghargaan nihil kecelakaan kerja, melaksanakan Bulan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja Nasional dan. menetapkan tanggal 12 Januari sebagai Hari

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional

Page 8: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

40

Selain itu, sebagai pihak yang membuat hukum pemerintah juga memegang

peranan yang penting dalam mengadakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap

dilaksanakannya UU dan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat

kegiatan konstmksi yang ada. Pihak pemerintah yang terlibat antara lain:

1. Departemen Tenaga Kerja (Depnaker)

2. Departemen Pekerjaan Umum (DPU)

3. PT.ASTEK

4. Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)

Masing-masing departemen memiliki ruang lingkup kerjanya sendiri-sendiri.

Ruang lingkup kerja Depnaker adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

keselamatan tenaga kerja, DPU berwewenang menangani masalah teknis bangunan,

dan PT.ASTEK bertugas menangani masalah Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Selain

itu, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) yang merupakan organisasi tenaga

kerja juga memegang peranan penting dalam mengorganisasi seluruh pekerja yang

ada di Indonesia. Tetapi menurut Ir. Supi'i, staf pengawas Depnaker kodya

Surabaya, sampai saat ini SPSI belum mencakup tenaga kerja unit konstmksi. Hal

ini dikarenakan sifat tenaga kerja pada proyek konstmksi yang merupakan tenaga

kerja lepas dengan lokasi kerja tidak tetap, yang berakibat pada sulitnya mengadakan

pengontrolan dan pemantauan terhadap tenaga kerja tersebut.

Secara umum, hubungan antara peranan pemerintah dalam upaya masalah

keselamatan dan kesehatan kerja dapat dilihat pada (gambar 4.1).

Page 9: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

41

- ?£LAKSANAAN DAW PENGAWASAN =

PSNYU8UNAM PERU

PENCARMAN TUJNiKU * 3

PENJERIKSAAN

PENGUJIAN

EVALUASI HASIL PEMERJKSAAN

REGRISTASI/IZIN SERTIFIKASI

PENYIDIKAN

PENEUTIAH / PENGEMBANGAN

PfUAVAt

J-CiGAWAS

AHU K3

PECAVAI PENGAYAS

PEMEWNTAH/ DEPNAKER

PEGAWAJ PENGAYAS

PEMEHNTAB

AHU K3

LEMBAGA .

PENDIDlKAN

j i

PENGMMfcSAN PERATURAN PERUNDANQAN

p**a

fC0MfSt.K3

DK3N

Gambar 4.1. Peranan pemerintah dalam masalah keselamatan dan kesehatan kerja

Page 10: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

42

3. PERATURAN KESELAMATAN KERJA BIDANG KONSTRUKSI DI

AMERIKA

3.1. Peraturan

Peraturan Keselamatan Kerja di Amerika telah dibakukan dalam bentuk

sebuah peraturan Occupational Safety and Health Act 1970 (OSHAct 1970), dengan

pertimbangan-pertimbangan bahwa:

1. Lebih dari 14.000 pekerja meninggal karena kecelakaan kerja setiap

tahun.

2. Kurang lebih 2,5 juta pekerja menderita cacat setiap tahun.

3. Kehilangan waktu kerja akibat kecelakaan adalah 10 kali lebih besar

daripada kehilangan waktu kerja akibat mogok kerja.

4. Perkiraan jumlah kasus baru karena penyakit akibat kerja sebesar 300.000

kasus.

5. Dampak kecelakaan terhadap dunia perdagangan Nasional Amerika,

seperti berkurangnya produksi dan upah kerja, pengeluaran biaya untuk

pengobatan dan biaya kompensasi.

Occupational Safety and Health Act (OSHAct) 1970 dikeluarkan oleh

Congress dengan tujuan utama untuk menyediakan kondisi kerja yang aman dan

sehat bahwa setiap pekerja dan untuk melindungi sumber daya manusia yang ada.

Page 11: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

43

Dibawah OSHAct, dibentuk Occupational Safety and Health Administration

(OSHA) yang merupakan bagian dari Department of Labor, yang berfungsi untuk:

1. Mendorong para pengusaha dan pekerja untuk mengurangi bahaya-

bahaya yang ada pada lokasi kerja dan menjalankan atau meningkatkan

program keselamatan dan kesehatan kerja yang ada.

2. Menyediakan penelitian mengenai keselamatan dan kesehatan kerja guna

menemukan cara yang inovatif untuk mengatasi masalah keselamatan dan

kesehatan kerja.

3. Menetapkan tanggungjawab dan hak yang terpisah namun saling terkait

antara pengusaha dan pekerja untuk mencapai kondisi keselamatan dan

kesehatan kerja yang lebih baik.

4. Memelihara suatu sistem pelaporan dan pencatatan untuk mengawasi

keadaan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

5. Membuat program-program pelatihan untuk meningkatkan jumlah dan

kemampuan personil keselamatan dan kesehatan kerja.

6. Mengembangkan peraturan-peraturan keselamatan dan kesehatan kerja

dan menjalankannya secara efektif.

7. Menyediakan pengembangan, analisa, evaluasi dan pengakuan program

keselamatan dan kesehatan kerja negara bagian.

Untuk industri konstruksi, OSHA membuat Safety and Health Regulations

for Construction, Part 1926, yang dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

Subpart A - General

Subpart B - General Interpretations

Subpart C - General Safety and Health Provisions

Page 12: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

44

Subpart D - Occupational Health and Environmental Controls

Subpart E - Personal Protective and Life Saving Equipment

Subpart F - Fire Protection and Prevention

Subpart G - Signs, Signals, and Barricades

Subpart H - Material Handling, Storage, Use, and Disposal

Subpart I - Tools - Hand and Power

Subpart J - Welding and Cutting

Subpart K - Electrical

Subpart L - Scaffolding

Subpart M - Floor and Wall Openings

Subpart N - Cranes, Derricks, Hoists, Elevators, and Conveyors

Subpart O - Motor Vehicles, Mechanized Equipment, and

Marine Operations

Subpart P - Excavations

Subpart Q - Concrete and Masonry Construction

Subpart R - Steel Erection

Subpart S - Underground Construction, Caissons, Cofferdams,

and Compressed Air

Subpart T - Demolition

Subpart U - Blasting and Use of Explosives

Subpart V - Power Transmission and Distribution

Subpart W - Rollover Protective Structure, Overhead Protection

Subpart X - Stairways and Ladders

Page 13: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

45

OSHA melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap dilaksanakannya

peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang ada.

Pelanggaran terhadap peraturan dan standar yang ada akan dikenai sanksi

yang dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut:

1. Diluar pelanggaran serius {Other Titan Serious Violation)

Pelanggaran yang tidak mengakibatkan terjadinya kematian atau cedera

fisik yang serius

2. Pelanggaran serius {Serious Violation)

Pelanggaran dapat mengakibatkan kematian atau cedera fisik yang serius,

dan pengusaha telah mengetahui (ataupun sudah seharusnya mengetahui)

adanya bahaya tersebut

3. Pelanggaran yang disengaja (Willful Violation)

Pengusaha secara sengaja dan sadar melakukan pelanggaran

4. Pelanggaran yang diulang (Repeat Violation)

Suatu pelanggaran terhadap peraturan atau standar, dan setelah dilakukan

pemeriksaan kembali, masih tetap terjadi

5. Kesalahan dalam memperbaiki pelanggaran (Failure to Correct Prior

Violation)

Pelanggaran karena tidak segera memperbaiki keadaan yang ada akan

berakibat sanksi yang dihitung perhari pelanggaran.

Sanksi yang dikenakan dapat berupa denda minimum $5,000 sampai dengan

maksimum $70,000 untuk setiap jenis pelanggaran. Sedangkan untuk pelanggaran

disengaja (willful violation) yang mengakibatkan kematian pekerja, pengusaha dapat

dikenai sanksi oleh pengadilan berupa denda maksimum $250,000 (untuk individu)

Page 14: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

46

dan $500,000 (untuk perusahaan), atau berupa hukuman penjara sampai dengan 6

bulan, ataupun kedua-duanya.

Ruang lingkup OSHA meliputi semua tenaga kerja kecuali orang yang

bekerja atas kemauannya sendiri, tanah pertanian yang dikelola oleh suatu keluarga,

dan pegawai negeri yang dilindungi oleh perwakilan lain.

Semua informasi mengenai OSHA ini diperoleh dari All About OSHA 1994,

Excavation Safety understanding and complying with OSHA standards 1993, serta

Suazo and Jaselskis, 1993.

3.2. Tanggung Jawab dan Hak Pengusaha

Pengusaha memiliki tanggungjawab untuk menyediakan lapangan kerja yang

aman, melaporkan semua kecelakaan yang fatal dan serius ke kantor OSHA terdekat

dalam waktu 48 jam, serta bertanggungjawab terhadap keselamatan semua tenaga

kerjanya. Selain itu, pengusaha juga diwajibkan untuk memberikan informasi

kepada tenaga kerjanya mengenai OSHA, standar OSHA, prestasi keselamatan kerja

perusahaan, surat panggilan OSHA yang diterima, dan perubahan terhadap peraturan

yang ada, serta bertanggung jawab untuk menyimpan catatan mengenai semua

kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang terjadi. Pengusaha berhak meminta saran

dan melakukan konsultasi yang diperlukan dengan OSHA. Kewajiban dan hak

pengusaha secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.

3.3. Tanggung Jawab dan Hak Tenaga Keria

Tenaga kerja berkewajiban untuk melaporkan kondisi-kondisi berbahaya

yang ada kepada pengawas, mentaati semua standar dan peraturan pengusaha yang

Page 15: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

47

ada, serta menggunakan perlengkapan pengaman sewaktu bekerja. Di samping itu,

ada beberapa hak yang dimiliki tenaga kerja, yaitu:

1. Menggunakan hak-haknya tanpa didiskriminasi oleh pengusaha.

2. Ada ketentuan yang melindungi hak tenaga kerja untuk memperoleh

informasi mengenai OSHA dan peraturan-peraturannya, bahaya yang ada

dan langkah pencegahannya, prestasi keselamatan kerja perusahaan, serta

perubahan terhadap peraturan yang ada.

3. Meminta dilakukannya inspeksi danberhak atas kerahasiaan identitas diri

mereka.

4. Memiliki wakil selama inspeksi dilakukan.

5. Diperbolehkan memberi komentar mengenai peraturan-peraturan yang ada.

Kewajiban dan hak tenaga kerja secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5.

4. PERBANDINGAN PERATURAN KESELAMATAN KERJA INDONESIA

DAN OSHA

Pada dasarnya, peraturan keselamatan kerja di Indonesia dan Amerika

memiliki banyak persamaan. Perbedaan utama antara kedua peraturan tersebut adalah

bahwa isi OSHA lebih terperinci dan adanya sanksi yang jelas untuk setiap jenis

pelanggaran yang dilakukan. Persamaan dan perbedaan antara peraturan keselamatan

kerja di Indonesia- dan OSHA secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.1.

Page 16: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

48

Tabel 4.1. Persamaan dan Perbedaan Pendekatan Keselamatan Kerja di Amerika dan

Indonesia

Persamaan

• Ada badan khusus yang nienangani masalah keselamatan kerja

• Ruang lingkup meliputi tenaga kerja secara luas

• Pengusaha bertanggungjawab untuk mengjnformasikan mengenai

keselamatan kerja kepada tenaga kerjanya

• Adanya jaminan terhadap hak-hak pengusaha dan tenaga kerja

Perbedaan

OSHA

• Sanksi terhadap pelanggaran :

- denda : antara $5,000 s/d $500,000

- tahanan : maksimum 6 bulan

• Peraturan:

-detail

- meliputi aspek teknik & pelaksanaan

• Laporan kecelakaan digunakan untuk

menentukan daerah yang berbahaya

• Ada tanggungjawab terhadap penelitian

Peraturan K3 Indonesia

• Sanksi terhadap pelanggaran :

- denda : maksimum Rp. 100.000.-

- tahanan : maksimum 3 bulan

• Peraturan:

-umum

- meliputi aspek pelaksanaan

• Laporan kecelakaan digunakan untuk

menghitung biaya ganti rugi pekerja

• Tanggungjawab terhadap kesejahteraan

5. KESEMPULAN

Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan berdasarkan keadaan peraturan

yang ada antara Amerika dan Indonesia, antara lain:

1. OSHA dan Peraturan Keselamatan Kerja di Indonesia memiliki tujuan

utama yang sama, yaitu menyediakan lapangan kerja yang aman bagi

tenaga kerja.

2. Untuk memotivasi pengusaha yang ada di Indonesia agar memperhatikan

masalah keselamatan kerja pada perusahaan maupun proyek yang

Page 17: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

49

dipimpinnya, pemerintah Indonesia mengadakan Konvensi Nasional

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, memberikan penghargaan nihil

kecelakaan kerja, melaksanakan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Nasional dan. menetapkan tanggal 12 Januari sebagai Hari Keselamatan

dan Kesehatan Kerja Nasional. Di Amerika, pengusaha yang ada lebih

termotivasi untuk memperhatikan masalah keselamatan kerja dengan

alasan bahwa jika mereka melakukan pelanggaran, pekerja yang ada akan

mempergunakan hak mereka untuk mengajukan tuntutan (claim) yang

nilainya cukup besar. Di Indonesia, pekerja memiliki hak yang sama,

tetapi hak tersebut tidak pernah mereka gunakan dengan benar.

3. Sanksi yang dikenakan kepada pengusaha di Indonesia yang tidak

mentaati peraturan keselamatan kerja masih rendah. Di Amerika, sanksi

yang dikenakan sangat tinggi (mencapai $500,000), sehingga dapat

memotivasi pengusaha untuk lebih memperhatikan keselamatan dan

kesehatan pekerjanya. Di Indonesia, hukum yang menyangkut

ketenagakerjaan lebih diutamakan pada masalah meningkatkan

kesejahteraan pekerja, seperti terlihat pada sanksi yang dikenakan

untuk pelanggaran Jamsostek mencapai Rp. 50.000.000,-.

4. Tanggungjawab dan hak pengusaha dan tenaga kerja menurut peraturan

yang ada di Amerika dan Indonesia, memiliki banyak kesamaan.

Perbedaannya terletak pada tata cara penulisan tanggungjawab dan hak

tersebut dimana OSHA lebih terperinci (lihat lampiran 4 dan lampiran 5).

Page 18: IV. PERATURAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI … · keselamatan kerja yang ada dilakukan oleh direktur, pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, serta ahli keselamatan kerja

50

5. Pada sektor konstruksi, OSHA lebih terperinci dimana Safety and Health

Regulations for Construction, Part 1926 memiliki 24 subpart yang

masing-masing dibahas dalam suatu buku secara tersendiri.