Kesehatan.docx

24
Kesehatan Jumat, 28 September 2012 INFEKSI TRAKTUS URINARIUS MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI (ASKEB IV) “INFEKSI TRAKTUS URINARIUS” Disusun oleh : Kelompok 12 Dede Ritasari Yuli Hemawati PROGRAM PENDIDIKAN D3 KEBIDANAN STIKes MEDIKA CIKARANG – D3 KEBIDANAN Jl. Raya Industri Pasir Gombong Jababeka Cikarang – Bekasi Tahun 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahNya, penulis telah menyelesaikan tugas makalah yang membahas tentang “Infeksi Traktus Urinarius” Dalam penyusunan tugas atau makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa

Transcript of Kesehatan.docx

Page 1: Kesehatan.docx

Kesehatan

Jumat, 28 September 2012

INFEKSI TRAKTUS URINARIUS

MAKALAHASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI (ASKEB IV)

“INFEKSI TRAKTUS URINARIUS”

Disusun oleh :Kelompok 12

      Dede Ritasari       Yuli Hemawati

PROGRAM PENDIDIKAN D3 KEBIDANAN

STIKes MEDIKA CIKARANG – D3 KEBIDANAN

Jl. Raya Industri Pasir Gombong Jababeka

Cikarang – Bekasi

Tahun 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayahNya, penulis telah menyelesaikan tugas makalah yang membahas tentang “Infeksi

Traktus Urinarius”

Dalam penyusunan tugas atau makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.

Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat

bantuan, dorongan dan bimbingan teman sekalian, sehingga kendala-kendala yang penulis

hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Hj. Narmi yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga

penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.

Page 2: Kesehatan.docx

2. Teman-teman sekelompok yang telah turut mendukung dan bekerja sama selama ini.

Sebagai manusia yang mempunyai keterbatasan, penulis menyadari banyak kekurangan

pada pembuatan makalah ini, maka dari itu penulis menghimbau kepada seluruh pembaca

untuk memberikan saran serta kritik yang membangun penulis, sehingga dapat meningkatkan

kualitas makalah yang akan datang.

Semoga asuhan kebidanan pada ibu nifas ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan

pemikiran bagi pihak yang membutuhkan.

Cikarang, 03 April 2012

Penyusun

DAFTAR ISI 

Halaman Judul…………………………………………………………………………. iKata Pengantar………………………………………………………………………… iiDaftar Isi………………………………………………………………………………. iiiBAB I : Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah…………..………………………………………… 11.2. Tujuan……………………………………………………………….………. 1

BAB II : Tinjauan Teori 2.1. Definisi …………………………………………………………………2

2.2. Patogenesis ……………..…………………………………………….1-2

2.3. Etiologi ………………………………………………………………… 3

2.4. Komplikasi …...………………………………………………………..4-8

2.5. Penanganan ……………………………………………………………. 9

2.6 Kasus ……………………………………………………………………

2.7 SOAP ……………………………………………………………………

BAB III : Penutup

2.6. Kesimpulan ……………………………………………………………. 10

iiDaftar Pustaka

Page 3: Kesehatan.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Dalam kehamilan terdapat perubahan fungsional, anatomik ginjal dan saluran kemih yang

sering menimbulkan gejala-gejala dan kelainan fisik. Perubahan anatomik terdapat

peningkatan pembuluh darah, dan ruangan interstisiel pada ginjal kemudian juga ginjal akan

memanjang kira-kira 1 cm. Semua itu akan kembali normal setelah melahirkan.

Ureter mengalami pelebaran dalam waktu yang pendek sesudah kehamilan 3 bulan terutama

pada sisi sebelah kanan. Pelebaran yang tidak sama ini mungkin karena perubahan uterus

yang membesar dan mengalami dekstrorotasi atau terjadinya penekanan pada vena ovarium

kanan yang terletak diatas ureter, sedangkan yang kanan tidak terdapat karena adanya

sigmoid sebagai bantalan. Ureter juga mengalami pemanjangan, melekuk, dan kadang

berpindah letak ke lateral kemudian kembali normal 8-12 minggu setelah melahirkan.

1.2  Tujuan

Tujuan umum untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan tenaga kesehatan serta

masyarakat sebagai gambaran nyata pada klien infeksi traktus urinarius.

Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya retensio urine dan tindakan yang

perlu dilakukan.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI

Page 4: Kesehatan.docx

Infeksi Traktus Urinarius ( ITU ) adalah masuknya kuman atau bibit penyakit dimana

pada urin yang diperiksa ditemukan mikroorganisme lebih dari 10.000 per ml. Urine yang

diperiksa harus bersih, segar, dan di ambil dari aliran tengah (midstream) atau diambil

dengan fungsi suprasimpisis. Ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari normal ini disebut

dengan bakteriuria. Bakteriuria ini mungkin tidak disertai gejala, disebut bakteriuria

asimptomatik dan mungkin disertai dengan gejala-gejala yang disebut bakteriuria

simptomatik (Sarwono, 2006).

Infeksi saluran kencing merupakan komplikasi medika utama pada wanita hamil, sekitar 15%

wanita mengalami satu kali serangan akut infeksi saluran kencing selama hidupnya. Infeksi

Traktus Urinarius dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin, dampaknya yang akan

ditimbulkan antara lain anemia, hipertensi, kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah

(BBLR).

2.2 PATOGENESIS

Kebanyakan infeksi traktus urinarius disebabkan oleh bakteri gram negatif, terutama

Eskerisia koli, spesies pseudomonas dan organisme yang berasal dari kelompok Enterobakter.

Jumlah seluruhnya mencapai lebih dari 80% kultur positif infeksi saluran kencing. Sementara

kebanyakan organisme tersebut adalah Eskerisia koli, infeksi jamur, misalnya spesies kandida

yang meningkat bersamaan dengan munculnya HIV/AIDS dan penyebarannya menggunakan

antibiotika berspektrum luas.

2.3 ETIOLOGI

Infeksi traktus urinarius merupakan jenis infeksi nosokomial yang paling sering

terjadi disekitar 40% dari seluruh infeksi pada Rumah Sakit setiap tahunnya. Organisme yang

Page 5: Kesehatan.docx

menyerang bagian tertentu sistem urine menyebabkan infeksi saluran kencing yaitu ginjal

(Pielonefritis), kandung kemih (Sistitis), atau urine (Bakteriuria).

Salah satu penyebaranya organismenya dapat melalui :

1.      penggunaan kateter dalam jangka pendek

2.      penggunaan kateter yang lebih lama

3.      Terlalu lama menahan kencing

4.      Kurang minum

5.      Penggunaan toilet yang tidak bersih

6.      Kebiasaan cebok yang salah

2.4 KOMPLIKASI

Infeksi traktus urinarius dapat di klasifikasikan menjadi 2 bagian :

1.      Bakteri tanpa gejala (Asimptomatik)

Ditemukan bakteri sebanyak >100.000 per ml air seni dari sediaan air seni “mid stream”.

Angka kejadian bakteriuria Asimptomatik dalam kehamilan sama seperti wantita usia

reproduksi yang seksual aktif dan non-pregnan sekitar 2-10%. Beberapa peneliti

mendapatkan adanya hubungan kejadian bakteriuria ini dengan peningkatan kejadian anemia

pada kehamilan, persalinan premature, gangguan pertumbuhan janin, dan preeklampsia. Oleh

karena itu pada wanita hamil dengan bakteriuria harus diobati dengan seksama sampai air

kemih bebas bakteri yang dibuktikan dengan pemeriksaan beberapa kali.

Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian :

         Ampisilin 3 X 500 mg selama 7 – 10 hari

Page 6: Kesehatan.docx

         Sulfonamid

         Cephalosporin

         Nitrofurantoin 4x50-100 mg/ hari

2.      Bakteriuria dengan gejala (Simptomatik)

A.    SISTITIS

Adalah peradangan kandung kemih tanpa disertai radang pada bagian atas saluran kemih.

Sistitis ini cukup sering dijumpai dalam kehamilan dan masa nifas. Kuman penyebabnya

yaitu E. coli dan kuman-kuman yang lain. Faktor predisposisi lain adalah uretra yang pendek,

adanya sisa air kemih yang tertinggal disamping penggunaan kateter yang sering dipakai

untuk ginekologi atau persalinan, sehingga kateter ini akan mendorong kuman-kuman yang

ada di uretra distal yang masuk dalam kandung kemih. Dianjurkan untuk tidak menggunakan

katetr bila tidak perlu.

         Gejala :

a.       Disuria (kencing sakit) terutama pada akhir berkemih

b.      Sering berkemih pada bagian atas simfisis

c.       Sering tidak dapat menahan untuk berkemih

d.      Air kemih kadang-kadang terasa panas

         Gejala Sistemik :

a.       Suhu badan meningkat (Demam)

b.      Nyeri pinggang

         Sisitis dapat diobati dengan :

a.       Sulfonamid

b.      Ampisilin

c.       Eritromisin

Page 7: Kesehatan.docx

Perlu diperhatikan obat-obat lain yang baik digunakan untuk pengobatan infeksi saluran

kemih, akan tetapi mempunyai pengaruh tidak baik untuk janin ataupun bagi ibu.

         Penanganan :

Penanganan secara umum yakni dilakukan pengobatan rawat jalan dan pasien dianjurkan

untuk banyak minum. Atur frekuensi berkemih untuk mengurangi rasa nyeri, spasme dan

rangsangan untuk selalu berkemih (dengan jumlah urine yang minimal). Makin sering

berkemih, nyeri dan spasme akan makin bertambah.

Apabila antibiotika tunggal kurang memberi manfaat, berikan antibiotika kombinasi.

Kombinasi tersebut berupa jenis ataupun cara pemberiannya, seperti amoksilin 4x250 mg per

oral digabung dengan Gentamisin 2x80 mg secara IM selama 10-14 hari.

B.     PIELONEFRITIS AKUTA

Merupakan salah satu komplikasi yang sering dijumpai terjadi pada 1%-2% kehamilan

terutama pada trimester III dan permulaan masa nifas. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh

Escherichia coli, Stafilokokkus aureus, Basillus proteus, dan Pseudomonas aeruginosa.

Predisposisinya antara lain penggunaan kateter untuk mengeluarkan air kemih waktu

persalinan atau kehamilan, air kemih yang tertahan sebab perasaan sakit waktu berkemih

karena trauma persalinan, dan luka pada jalan lahir. Penderita yang menderita pielonefritis

kronik atau glomerulonefritis kronik yang sudah ada sebelum kehamilan, sangat mendorong

terjadinya pielonefritis akuta ini.

         Gejala penyakitnya :

a.       Mual dan muntah

b.      Nyeri pinggang

Page 8: Kesehatan.docx

c.       Demam tinggi dan menggigil sekitar 85% suhu tubuh melebihi 380C dan sekitar 12% suhu

tubuh mencapai 400C.

d.      Keluhan sistitis ( merasa sakit pada kandung kemih)

e.       Nafsu makan berkurang

f.       Kadang – kadang diare

g.      Jumlah urin sangat berkurang (Oliguria)

         Pengobatan Pielonefritis dengan cara :

a.       Penderita harus dirawat

b.      Istirahat berbaring

c.       diberi cukup cairan infuse RL

d.      antibiotika (Ampisilin, Sulfonamid)

e.       Observasi persalinan preterm

Biasanya pengobatan berhasil baik, walapun kadang-kadang penyakit ini dapat timbul lagi.

Pengobatan sedikitnya dilanjutkan selama 10 hari dan penderita harus diawasi akan

kemungkinan berulang kembali. Prognosis bagi ibu umumnya cukup baik bila pengobatan

cepat dan tepat diberikan, sedangkan pada hasil konsepsi seringkali menimbulkan keguguran

atau persalinan prematur.

C.     PIELONEFRITIS KRONIKA

Biasanya tidak atau sedikit sekali menunjukan gejala penyakit saluran kemih dan merupakan

predisposisi terjadinya pielonefritis akuta dalam kehamilan. Penderita akan menderita

tekanan darah tinggi. Prognosis bagi ibu dan janin tergantung dari luasnya kerusakan jaringan

ginjal. Penderita yang hipertensi dan insufisiensi ginjal mempunyai prognosis buruk karena

penderita ini sebaiknya tidak hamil akibat resiko tinggi.Perlu dipertimbangkan untuk

terminasi kehamilan pada penderita yang menderita pielonefritis kronika.

Page 9: Kesehatan.docx

D.    GAGAL GINJAL

Gagal ginjal adalah penurunan tiba-tiba faal ginjal pada individu dengan ginjal sehat

sebelumnya dengan atau tanpa oliguria dan berakibat azotemia progresif serta kenaikan

ureum dan kreatinin darah. ( Imam Parsoedi dan Ag. Soewito : ilmu penyakit dalam).

Gagal ginjal mendadak dalam kehamilan merupakan komplikasi yang sangat gawat dalam

kehamilan dan nifas, karena dapat menimbulkan kematian atau kerusakan fungsi ginjal yang

tidak bisa sembuh lagi. Kejadiannya 1 dalam 1300-1500 kehamilan. Penderita yang

mengalami sakit gagal ginjal mendadak ini sering dijumpai pada 12-18 minggu, dan

kehamilan telah cukup bulan.

Pada kehamilan muda sering disebabkan oleh abortus septik yang disebabkan oleh bakteri

Chlostirida welchii atau Streptokokkus. Tanda-tandanya oliguria mendadak dan azosthemia

serat pembekuan darah intravaskuler sehingga terjadi nekrosis tubular yang akut. Keruskan

ini dapat sembuh bila tubulus tidak terlalu luas dalam waktu 10-14 hari. Sering kali dilakukan

tindakan Histerektomi untuk mengatasinya tetapi ada yang tidak perlu untuk dianjurkan

untuk melakukan histerektomi asal penderita diberikan antibiotika yang adekuat dan intensif

secara terus menerus sampai ginjal membaik. Jika nekrosis kortikal yang bilateral dapat

dihubungkan dengan solusio plasenta, pre-eklampsia berat atau eklampsia, kematian janin

dalam kandungan yang lama, emboli air ketuban atau bahkan perdarahan banyak yang dapat

menimbulkan iskemi.

Pada masa nifas sulit diketahui sebabnya, sehingga disebut sindrom ginjal idiopatik

postpartum. Penanggulangannya diberi cairan infus atau tranfusi darah, diperhatikan

keseimbangan elektrolit dan cairan segera lakukan hemodialisis bila ada tanda-tanda uremia.

Page 10: Kesehatan.docx

Banyak penderita membutuhkan hemodialisis secara teratur atau dilakukan transplatasi ginjal

untuk ginjal yang tetap gagal.

Gagal ginjal dalam kehmilan dapat dicegah bila dilakukan :

1.      Penanganan kehamilan dan persalinan dengan baik

2.      Perdarahan, Syok, dan infeksi segera diatasi atau diobati dengan baik

3.      Pemberian tarnfusi darah dengan hati-hati.

E.     GLOMERULONEFRITIS AKUTA

Glomerulonefritis akuta jarang dijumpai pada wanita hamil. Penyakit ini dapat timbul setiap

saat dalam kehamilan. Penyebab biasanya Streptococcus beta-haemolyticus jenis A.

Gambaran klinik ditandai oleh timbulnya hematuria dengan tiba-tiba, udema dan hipertensi

pada penderita sebelumnya tampak sehat. Kemudian sindroma ditambah dengan oliguria

sampai anuria, nyeri kepala, dan mundurnya visus ( retinitis albuminika). Pengobatan sama

dengan di luar kehamilan dengan perhatian khusus, istirahat, diet yang sempurna dan rendah

garam serta keseimbangan cairan elektrolit.

Untuk pemberantasan infeksi cukup diberi penisilin, karena strepcoccus peka terhadap

penisilin. Apabila tidak berhasil maka harus dipakai antibiotika yang sesuai dengan hasil tes

kepekaan. Biasanya penderita sembuh tanpa sisa-sisa penyakit dan fungsi ginjal akan tetap

baik. Kehamilan dapat berlangsung sampai lahirnya anak hidup, dan apabila diinginkan

wanita boleh hamil lagi di kemudian hari. Kehamilan tidak mempengaruhi jalan penyakit,

sebaliknya glomerulonefritis akuta akan mempunyai pengaruh tidak baik terhadap hasil

konsepsi terutama yang disertai tekanan darah yang sangat tinggi dan insufisiensi ginjal,

dapat mengakibatkan abortus, partus prematurus dan kematian janin.

F.      GLOMERULONEFRITIS KRONIKA

Page 11: Kesehatan.docx

Wanita hamil dengan glumerulonefritis kronika sudah menderita penyakit isu beberapa tahun

sebelumnya. Karena itu pada pemeriksaan kehamilan terdapat proteinuria, sedimen yang

tidak normal, dan hipertensi.

Suatu cirri tetap maikin buruknya fungsi ginjal karena makin lama makin banyak kerusakan

yang diderita oleh glomerulus-glomerulus ginjal. Penyakit ini dapat menampakan diri dalam

4 macam :

1.      Hnaya terdapat proteinuria menetap tanpa kelainan sedimen

2.      Dapat menjadi jelas sebagai sindroma nefrotik

3.      Berntuknya mendadak seperti pada glomerulonefritis akuta

4.      Gagal ginjal sebagai penjelmaan pertama.

Keempat-empatnya dapat menimbulkan gejala-gejala insufisiensi ginjal dan penyakit

kardiovaskuler hipertensif.

Prognosis bagi ibu akhirnya buruk ada yang segera meninggal dan ada yang agak lama. Hal

itu tergantung dari luasnya kerusakan ginjal waktu diagnosis dibuat dan ada atau tidaknya

adanya faktor-faktor yang mempercepat proses penyakit.

Prognosis bagi janin salam kasus tertentu tergantung pada fungsi ginjal dan derajat hipertensi.

Wanita dengan fungsi ginjal yang cukup baik tanpa hipertensi yang berarti dapat melanjutkan

kehamilan sampai cukup bulan walaupun biasanya bayinya lahir dismatur akibat insufisiensi

plasenta. Apabila penyakit sudah berat, apalagi disertai tekanan darah yang sangat tinggi,

biasanya kehamilan berakhir dengan abortus, partus prematurus, atau janin mati dalam

kandungan.

2.5. PENANGANAN

1.      wanita hamil dengan infeksi ini harus di rawatinapkan. Karena penderita sering mengalami

mual dan muntah, mereka umumnya datang dengan keadaan dehidrasi.

Page 12: Kesehatan.docx

2.      Bila penderita dalam keadaan syok, lakukan tindakan yang sesuai untuk mengatasi syok

tersebut. Segera lakukan pemasangan infus untuk restorasi cairan dan pemberian

medikamentosa. Pantau tanda vital dan diuresis secara berkala.

3.      Bila terjadi ancaman partus prematurus, lakukan pemberian antibiotika seperti yang telah

diuraikan di atas dan penatalaksanaan partus prematurus.

4.      Lakukan pemeriksaan urinalisis dan biakan ulangan.

5.      Terapi antibiotika sebaiknya diberikan secara intravena. Ampisilin bukan merupakan pilihan

utama karena sebagian besar mikroorganisme penyebab terbukti resisten terhadap antibiotika

jenis ini.

6.      Walaupun golongan aminoglikosida cukup efektif tetapi pemberiannya harus dengan

memperhatikan kemampuan ekskresi kreatinin karena pada pielonefritis akut, sering terjadi

gangguan fungsi ginjal secara temporer.

7.      Terapi kombinasi antibiotika yang efektif adalah gabungan sefoksitin 1-2 gram intravena

setiap 6 jam dengan gentamisin 80 mg intravena setiap 12 jam. Ampisilin 2 gram/siproksin 2

gram intravena dan gentamisin 2x80 mg.

8.      Bila setelah penanganan yang adekuat dalam 48 jam pertama, ternyata sebagian gejala masih

ada, pertimbangkan kemungkinan mikroorganisme resisten terhadap antibiotika yang

diberikan, nefrolitiasis, abses perinefrikata obstruksi sekunder akibat kehamilan.

I.                  Contoh Kasus

Ibu M.S berusia 30 tahun, mengeluh bahwa akhir-akhir ini buang air kecil tidak lancar

(anyang-anyangan), sehingga kadang sakit. Pernah saat BAK, urine disertai darah

(hematuria).

Data Pemeriksaan Laboratorium :

Tensi : 140/90 mmHg

Page 13: Kesehatan.docx

Suhu tubuh : 370C

Sel darah putih : 12.109/L

Hb : 10 g/dl

Bakteri pada urin : 100.000/ml

Penegak Diagnosa :

Bagaimana penatalaksanaan terapi yang cocok untuk kasus tersebut?

II.               SOAP

Subjektif

Nama : Ny. M.S

Umur : 30 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Keluhan : Buang air kecil tidak lancar (anyang-anyangan), sehingga kadang sakit, urin

disertai darah (hematuria). Dan nyeri tekan pada bagian perut dan punggung belakang, ada

nyeri tekan pada pinggang.

Objektif

Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis Kesadaran : Stabil

  TD : 140/90 mmHg Nadi : 87x/m Suhu : 370C Respirasi : 20x/m

Pemeriksaan fisik

  Kepala : Rambut : bersih, tidak rontok

Mata : Kelopak mata tidak udem, konjungtiva tidak pucat

  Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelnjar tyroid

  Dada : Pembesaran normal, simetris kanan dan kiri, putting susu menonjol tidak

ada benjolan, tumor tidak ada, kolostrum sudah ada, tidak ada rasa nyeri.

  Jantung : Tidak terdengar mur-mur, Paru-paru tidak terdengar whezing dan ronkhi

Page 14: Kesehatan.docx

  Pemeriksaan CVAT : Nyeri tekan pada bagian perut dan punggung belakang, ada nyeri

tekan pada pinggang.

  Ekstremitas atas bawah : Refleks positif kanan kiri, varises tidak ada, udem tidak ada

  Hasil pemeriksaan terhadap data-data klinik pasien tersaji pada table dibawah ini :

Jenis Pemeriksaan Data Pasien Data Normal Keterangan

Tekanan Darah 140/90 mmHg 120/80 mmHg Meningkat

Suhu Tubuh 370C 370C Normal

Sel Darah Putih 12 x109/L 3,8 – 9,8 x 109/L Meningkat

MCV 75 fl 80-97,6 fl Menurun

Hb 10 g/dl 12,1 – 15,3 g/dl Menurun

Bakteri pada urine 100.000/ml - Bakteri (+)

Analisa

Diagnosa : G3 P2 A0 hamil 28 minggu dengan infeksi saluran kemih bagian bawah (sistitis)

Kebutuhan : Menganjurkan ibu utnuk banyak minum, atur frekuensi berkemih untuk

mengurangi sensasi nyeri.

Masalah : infeksi saluran kemih (sistitis)

Penatalaksanaan

(a)    Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan rencana selanjutnya, ibu mengerti dan telah

mengetahui hasil pemeriksaan.

Page 15: Kesehatan.docx

(b)   Memberitahu ibu tentang penkes tentang masalah ketidak nyamanan, dan penyakitnya dan

memberitahu ibu supaya istirahat yang cukup dan mengurangi mengkonsumsi makanan yang

banyak mengandung garam. Dan anjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang berserat, zat

besi, buah-buahan, daging tanpa lemak dan kacang-kacangan. Ibu mengerti telah mengetahui

dan mengerti serta akan mengikuti saran dari bidan.

(c)    Menganjurkan ibu untuk tidur dengan posisi kepala lebih rendah dari posisi kaki, ibu

mengerti dan akan melakukannya.

(d)   Menganjurkan ibu agar tidak terlalu lelah dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari, ibu

mengerti dan akan melakukannya.

(e)    Menganjurkan ibu untuk banyak minum agar urin yang keluar juga meningkat dan mengatur

pada saat berkemih untuk mengurangi sensasi nyeri, ibu mengerti dan akan melakukannya.

(f)    Memberitahu pada ibu untuk menjaga kebersihan organ intim/personal hygine dan saluran

kencing agar bakteri tidak mudah berkembang biak, ibu mengerti dan mau melakukannya.

(g)   Mengkonsumsi jus anggur atau canberry untuk mencegah infeksi saluran kemih berulang

(h)   Memberitahu pada ibu untuk tidak menahan bila ingin berkemih, ibu mengherti

(i)     Memberitahu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, ibu mengerti penjelasan dari bidan.

(j)     Memberikan terapi pada ibu yaitu amoksilin 4x250 mg per oral digabung dengan Gentamisin

2x80 mg secara IM selama 10-14 hari. Dan berikan Kotrimoksazole 2x 2 tablet 200 mg,

Phenazopyridin 3x 2 tablet 100 mg setelah makan.

(k)   Memberitahukan pada ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian tanggal 24-03-2012,

kecuali jika ada indikasi.

  

BAB IV

Page 16: Kesehatan.docx

PENUTUP

2.6 KESIMPULAN

Jadi infeksi traktus urinarius adalah bila bila ada pemeriksaan urine ditemukan bakteri

yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml ini disebut dengan istilah bakteriuria . Bakteriuria

ini mungkin tidak disertai gejala, disebut asimptomatik dan mungkin disertai gejala disebut

simptomatik.

  

DAFTAR PUSTAKA

http//WWW.GOOGLE.COM

Ilmu kebidanan : YAYASAN BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO,

Jakarta 2006.

ASUHAN KEBIDANAN IV ( PATOLOGI KEBIDANAN ) penerbit Trans Info

Media Jakarta 2010.

http.www.infeksi trkatus urinarius.com

Diposkan oleh Acep Wahyu Hermawan di 15.21 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

Page 17: Kesehatan.docx

▼   2012 (2) o ▼   September (2)

INFEKSI TRAKTUS URINARIUS bahan tugas askeb NEONATUS pada bayi

Mengenai Saya

Acep Wahyu Hermawan Lihat profil lengkapku

Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.