Kesehatan.docx
Transcript of Kesehatan.docx
![Page 1: Kesehatan.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/563db94e550346aa9a9c0c2e/html5/thumbnails/1.jpg)
Kesehatan
Jumat, 28 September 2012
INFEKSI TRAKTUS URINARIUS
MAKALAHASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI (ASKEB IV)
“INFEKSI TRAKTUS URINARIUS”
Disusun oleh :Kelompok 12
Dede Ritasari Yuli Hemawati
PROGRAM PENDIDIKAN D3 KEBIDANAN
STIKes MEDIKA CIKARANG – D3 KEBIDANAN
Jl. Raya Industri Pasir Gombong Jababeka
Cikarang – Bekasi
Tahun 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayahNya, penulis telah menyelesaikan tugas makalah yang membahas tentang “Infeksi
Traktus Urinarius”
Dalam penyusunan tugas atau makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan teman sekalian, sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Hj. Narmi yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga
penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
![Page 2: Kesehatan.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/563db94e550346aa9a9c0c2e/html5/thumbnails/2.jpg)
2. Teman-teman sekelompok yang telah turut mendukung dan bekerja sama selama ini.
Sebagai manusia yang mempunyai keterbatasan, penulis menyadari banyak kekurangan
pada pembuatan makalah ini, maka dari itu penulis menghimbau kepada seluruh pembaca
untuk memberikan saran serta kritik yang membangun penulis, sehingga dapat meningkatkan
kualitas makalah yang akan datang.
Semoga asuhan kebidanan pada ibu nifas ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan.
Cikarang, 03 April 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………………. iKata Pengantar………………………………………………………………………… iiDaftar Isi………………………………………………………………………………. iiiBAB I : Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah…………..………………………………………… 11.2. Tujuan……………………………………………………………….………. 1
BAB II : Tinjauan Teori 2.1. Definisi …………………………………………………………………2
2.2. Patogenesis ……………..…………………………………………….1-2
2.3. Etiologi ………………………………………………………………… 3
2.4. Komplikasi …...………………………………………………………..4-8
2.5. Penanganan ……………………………………………………………. 9
2.6 Kasus ……………………………………………………………………
2.7 SOAP ……………………………………………………………………
BAB III : Penutup
2.6. Kesimpulan ……………………………………………………………. 10
iiDaftar Pustaka
![Page 3: Kesehatan.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/563db94e550346aa9a9c0c2e/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehamilan terdapat perubahan fungsional, anatomik ginjal dan saluran kemih yang
sering menimbulkan gejala-gejala dan kelainan fisik. Perubahan anatomik terdapat
peningkatan pembuluh darah, dan ruangan interstisiel pada ginjal kemudian juga ginjal akan
memanjang kira-kira 1 cm. Semua itu akan kembali normal setelah melahirkan.
Ureter mengalami pelebaran dalam waktu yang pendek sesudah kehamilan 3 bulan terutama
pada sisi sebelah kanan. Pelebaran yang tidak sama ini mungkin karena perubahan uterus
yang membesar dan mengalami dekstrorotasi atau terjadinya penekanan pada vena ovarium
kanan yang terletak diatas ureter, sedangkan yang kanan tidak terdapat karena adanya
sigmoid sebagai bantalan. Ureter juga mengalami pemanjangan, melekuk, dan kadang
berpindah letak ke lateral kemudian kembali normal 8-12 minggu setelah melahirkan.
1.2 Tujuan
Tujuan umum untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan tenaga kesehatan serta
masyarakat sebagai gambaran nyata pada klien infeksi traktus urinarius.
Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya retensio urine dan tindakan yang
perlu dilakukan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
![Page 4: Kesehatan.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/563db94e550346aa9a9c0c2e/html5/thumbnails/4.jpg)
Infeksi Traktus Urinarius ( ITU ) adalah masuknya kuman atau bibit penyakit dimana
pada urin yang diperiksa ditemukan mikroorganisme lebih dari 10.000 per ml. Urine yang
diperiksa harus bersih, segar, dan di ambil dari aliran tengah (midstream) atau diambil
dengan fungsi suprasimpisis. Ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari normal ini disebut
dengan bakteriuria. Bakteriuria ini mungkin tidak disertai gejala, disebut bakteriuria
asimptomatik dan mungkin disertai dengan gejala-gejala yang disebut bakteriuria
simptomatik (Sarwono, 2006).
Infeksi saluran kencing merupakan komplikasi medika utama pada wanita hamil, sekitar 15%
wanita mengalami satu kali serangan akut infeksi saluran kencing selama hidupnya. Infeksi
Traktus Urinarius dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin, dampaknya yang akan
ditimbulkan antara lain anemia, hipertensi, kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah
(BBLR).
2.2 PATOGENESIS
Kebanyakan infeksi traktus urinarius disebabkan oleh bakteri gram negatif, terutama
Eskerisia koli, spesies pseudomonas dan organisme yang berasal dari kelompok Enterobakter.
Jumlah seluruhnya mencapai lebih dari 80% kultur positif infeksi saluran kencing. Sementara
kebanyakan organisme tersebut adalah Eskerisia koli, infeksi jamur, misalnya spesies kandida
yang meningkat bersamaan dengan munculnya HIV/AIDS dan penyebarannya menggunakan
antibiotika berspektrum luas.
2.3 ETIOLOGI
Infeksi traktus urinarius merupakan jenis infeksi nosokomial yang paling sering
terjadi disekitar 40% dari seluruh infeksi pada Rumah Sakit setiap tahunnya. Organisme yang
![Page 5: Kesehatan.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/563db94e550346aa9a9c0c2e/html5/thumbnails/5.jpg)
menyerang bagian tertentu sistem urine menyebabkan infeksi saluran kencing yaitu ginjal
(Pielonefritis), kandung kemih (Sistitis), atau urine (Bakteriuria).
Salah satu penyebaranya organismenya dapat melalui :
1. penggunaan kateter dalam jangka pendek
2. penggunaan kateter yang lebih lama
3. Terlalu lama menahan kencing
4. Kurang minum
5. Penggunaan toilet yang tidak bersih
6. Kebiasaan cebok yang salah
2.4 KOMPLIKASI
Infeksi traktus urinarius dapat di klasifikasikan menjadi 2 bagian :
1. Bakteri tanpa gejala (Asimptomatik)
Ditemukan bakteri sebanyak >100.000 per ml air seni dari sediaan air seni “mid stream”.
Angka kejadian bakteriuria Asimptomatik dalam kehamilan sama seperti wantita usia
reproduksi yang seksual aktif dan non-pregnan sekitar 2-10%. Beberapa peneliti
mendapatkan adanya hubungan kejadian bakteriuria ini dengan peningkatan kejadian anemia
pada kehamilan, persalinan premature, gangguan pertumbuhan janin, dan preeklampsia. Oleh
karena itu pada wanita hamil dengan bakteriuria harus diobati dengan seksama sampai air
kemih bebas bakteri yang dibuktikan dengan pemeriksaan beberapa kali.
Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian :
Ampisilin 3 X 500 mg selama 7 – 10 hari
![Page 6: Kesehatan.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/563db94e550346aa9a9c0c2e/html5/thumbnails/6.jpg)
Sulfonamid
Cephalosporin
Nitrofurantoin 4x50-100 mg/ hari
2. Bakteriuria dengan gejala (Simptomatik)
A. SISTITIS
Adalah peradangan kandung kemih tanpa disertai radang pada bagian atas saluran kemih.
Sistitis ini cukup sering dijumpai dalam kehamilan dan masa nifas. Kuman penyebabnya
yaitu E. coli dan kuman-kuman yang lain. Faktor predisposisi lain adalah uretra yang pendek,
adanya sisa air kemih yang tertinggal disamping penggunaan kateter yang sering dipakai
untuk ginekologi atau persalinan, sehingga kateter ini akan mendorong kuman-kuman yang
ada di uretra distal yang masuk dalam kandung kemih. Dianjurkan untuk tidak menggunakan
katetr bila tidak perlu.
Gejala :
a. Disuria (kencing sakit) terutama pada akhir berkemih
b. Sering berkemih pada bagian atas simfisis
c. Sering tidak dapat menahan untuk berkemih
d. Air kemih kadang-kadang terasa panas
Gejala Sistemik :
a. Suhu badan meningkat (Demam)
b. Nyeri pinggang
Sisitis dapat diobati dengan :
a. Sulfonamid
b. Ampisilin
c. Eritromisin
![Page 7: Kesehatan.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/563db94e550346aa9a9c0c2e/html5/thumbnails/7.jpg)
Perlu diperhatikan obat-obat lain yang baik digunakan untuk pengobatan infeksi saluran
kemih, akan tetapi mempunyai pengaruh tidak baik untuk janin ataupun bagi ibu.
Penanganan :
Penanganan secara umum yakni dilakukan pengobatan rawat jalan dan pasien dianjurkan
untuk banyak minum. Atur frekuensi berkemih untuk mengurangi rasa nyeri, spasme dan
rangsangan untuk selalu berkemih (dengan jumlah urine yang minimal). Makin sering
berkemih, nyeri dan spasme akan makin bertambah.
Apabila antibiotika tunggal kurang memberi manfaat, berikan antibiotika kombinasi.
Kombinasi tersebut berupa jenis ataupun cara pemberiannya, seperti amoksilin 4x250 mg per
oral digabung dengan Gentamisin 2x80 mg secara IM selama 10-14 hari.
B. PIELONEFRITIS AKUTA
Merupakan salah satu komplikasi yang sering dijumpai terjadi pada 1%-2% kehamilan
terutama pada trimester III dan permulaan masa nifas. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh
Escherichia coli, Stafilokokkus aureus, Basillus proteus, dan Pseudomonas aeruginosa.
Predisposisinya antara lain penggunaan kateter untuk mengeluarkan air kemih waktu
persalinan atau kehamilan, air kemih yang tertahan sebab perasaan sakit waktu berkemih
karena trauma persalinan, dan luka pada jalan lahir. Penderita yang menderita pielonefritis
kronik atau glomerulonefritis kronik yang sudah ada sebelum kehamilan, sangat mendorong
terjadinya pielonefritis akuta ini.
Gejala penyakitnya :
a. Mual dan muntah
b. Nyeri pinggang
![Page 8: Kesehatan.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/563db94e550346aa9a9c0c2e/html5/thumbnails/8.jpg)
c. Demam tinggi dan menggigil sekitar 85% suhu tubuh melebihi 380C dan sekitar 12% suhu
tubuh mencapai 400C.
d. Keluhan sistitis ( merasa sakit pada kandung kemih)
e. Nafsu makan berkurang
f. Kadang – kadang diare
g. Jumlah urin sangat berkurang (Oliguria)
Pengobatan Pielonefritis dengan cara :
a. Penderita harus dirawat
b. Istirahat berbaring
c. diberi cukup cairan infuse RL
d. antibiotika (Ampisilin, Sulfonamid)
e. Observasi persalinan preterm
Biasanya pengobatan berhasil baik, walapun kadang-kadang penyakit ini dapat timbul lagi.
Pengobatan sedikitnya dilanjutkan selama 10 hari dan penderita harus diawasi akan
kemungkinan berulang kembali. Prognosis bagi ibu umumnya cukup baik bila pengobatan
cepat dan tepat diberikan, sedangkan pada hasil konsepsi seringkali menimbulkan keguguran
atau persalinan prematur.
C. PIELONEFRITIS KRONIKA
Biasanya tidak atau sedikit sekali menunjukan gejala penyakit saluran kemih dan merupakan
predisposisi terjadinya pielonefritis akuta dalam kehamilan. Penderita akan menderita
tekanan darah tinggi. Prognosis bagi ibu dan janin tergantung dari luasnya kerusakan jaringan
ginjal. Penderita yang hipertensi dan insufisiensi ginjal mempunyai prognosis buruk karena
penderita ini sebaiknya tidak hamil akibat resiko tinggi.Perlu dipertimbangkan untuk
terminasi kehamilan pada penderita yang menderita pielonefritis kronika.
![Page 9: Kesehatan.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/563db94e550346aa9a9c0c2e/html5/thumbnails/9.jpg)
D. GAGAL GINJAL
Gagal ginjal adalah penurunan tiba-tiba faal ginjal pada individu dengan ginjal sehat
sebelumnya dengan atau tanpa oliguria dan berakibat azotemia progresif serta kenaikan
ureum dan kreatinin darah. ( Imam Parsoedi dan Ag. Soewito : ilmu penyakit dalam).
Gagal ginjal mendadak dalam kehamilan merupakan komplikasi yang sangat gawat dalam
kehamilan dan nifas, karena dapat menimbulkan kematian atau kerusakan fungsi ginjal yang
tidak bisa sembuh lagi. Kejadiannya 1 dalam 1300-1500 kehamilan. Penderita yang
mengalami sakit gagal ginjal mendadak ini sering dijumpai pada 12-18 minggu, dan
kehamilan telah cukup bulan.
Pada kehamilan muda sering disebabkan oleh abortus septik yang disebabkan oleh bakteri
Chlostirida welchii atau Streptokokkus. Tanda-tandanya oliguria mendadak dan azosthemia
serat pembekuan darah intravaskuler sehingga terjadi nekrosis tubular yang akut. Keruskan
ini dapat sembuh bila tubulus tidak terlalu luas dalam waktu 10-14 hari. Sering kali dilakukan
tindakan Histerektomi untuk mengatasinya tetapi ada yang tidak perlu untuk dianjurkan
untuk melakukan histerektomi asal penderita diberikan antibiotika yang adekuat dan intensif
secara terus menerus sampai ginjal membaik. Jika nekrosis kortikal yang bilateral dapat
dihubungkan dengan solusio plasenta, pre-eklampsia berat atau eklampsia, kematian janin
dalam kandungan yang lama, emboli air ketuban atau bahkan perdarahan banyak yang dapat
menimbulkan iskemi.
Pada masa nifas sulit diketahui sebabnya, sehingga disebut sindrom ginjal idiopatik
postpartum. Penanggulangannya diberi cairan infus atau tranfusi darah, diperhatikan
keseimbangan elektrolit dan cairan segera lakukan hemodialisis bila ada tanda-tanda uremia.
![Page 10: Kesehatan.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/563db94e550346aa9a9c0c2e/html5/thumbnails/10.jpg)
Banyak penderita membutuhkan hemodialisis secara teratur atau dilakukan transplatasi ginjal
untuk ginjal yang tetap gagal.
Gagal ginjal dalam kehmilan dapat dicegah bila dilakukan :
1. Penanganan kehamilan dan persalinan dengan baik
2. Perdarahan, Syok, dan infeksi segera diatasi atau diobati dengan baik
3. Pemberian tarnfusi darah dengan hati-hati.
E. GLOMERULONEFRITIS AKUTA
Glomerulonefritis akuta jarang dijumpai pada wanita hamil. Penyakit ini dapat timbul setiap
saat dalam kehamilan. Penyebab biasanya Streptococcus beta-haemolyticus jenis A.
Gambaran klinik ditandai oleh timbulnya hematuria dengan tiba-tiba, udema dan hipertensi
pada penderita sebelumnya tampak sehat. Kemudian sindroma ditambah dengan oliguria
sampai anuria, nyeri kepala, dan mundurnya visus ( retinitis albuminika). Pengobatan sama
dengan di luar kehamilan dengan perhatian khusus, istirahat, diet yang sempurna dan rendah
garam serta keseimbangan cairan elektrolit.
Untuk pemberantasan infeksi cukup diberi penisilin, karena strepcoccus peka terhadap
penisilin. Apabila tidak berhasil maka harus dipakai antibiotika yang sesuai dengan hasil tes
kepekaan. Biasanya penderita sembuh tanpa sisa-sisa penyakit dan fungsi ginjal akan tetap
baik. Kehamilan dapat berlangsung sampai lahirnya anak hidup, dan apabila diinginkan
wanita boleh hamil lagi di kemudian hari. Kehamilan tidak mempengaruhi jalan penyakit,
sebaliknya glomerulonefritis akuta akan mempunyai pengaruh tidak baik terhadap hasil
konsepsi terutama yang disertai tekanan darah yang sangat tinggi dan insufisiensi ginjal,
dapat mengakibatkan abortus, partus prematurus dan kematian janin.
F. GLOMERULONEFRITIS KRONIKA
![Page 11: Kesehatan.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/563db94e550346aa9a9c0c2e/html5/thumbnails/11.jpg)
Wanita hamil dengan glumerulonefritis kronika sudah menderita penyakit isu beberapa tahun
sebelumnya. Karena itu pada pemeriksaan kehamilan terdapat proteinuria, sedimen yang
tidak normal, dan hipertensi.
Suatu cirri tetap maikin buruknya fungsi ginjal karena makin lama makin banyak kerusakan
yang diderita oleh glomerulus-glomerulus ginjal. Penyakit ini dapat menampakan diri dalam
4 macam :
1. Hnaya terdapat proteinuria menetap tanpa kelainan sedimen
2. Dapat menjadi jelas sebagai sindroma nefrotik
3. Berntuknya mendadak seperti pada glomerulonefritis akuta
4. Gagal ginjal sebagai penjelmaan pertama.
Keempat-empatnya dapat menimbulkan gejala-gejala insufisiensi ginjal dan penyakit
kardiovaskuler hipertensif.
Prognosis bagi ibu akhirnya buruk ada yang segera meninggal dan ada yang agak lama. Hal
itu tergantung dari luasnya kerusakan ginjal waktu diagnosis dibuat dan ada atau tidaknya
adanya faktor-faktor yang mempercepat proses penyakit.
Prognosis bagi janin salam kasus tertentu tergantung pada fungsi ginjal dan derajat hipertensi.
Wanita dengan fungsi ginjal yang cukup baik tanpa hipertensi yang berarti dapat melanjutkan
kehamilan sampai cukup bulan walaupun biasanya bayinya lahir dismatur akibat insufisiensi
plasenta. Apabila penyakit sudah berat, apalagi disertai tekanan darah yang sangat tinggi,
biasanya kehamilan berakhir dengan abortus, partus prematurus, atau janin mati dalam
kandungan.
2.5. PENANGANAN
1. wanita hamil dengan infeksi ini harus di rawatinapkan. Karena penderita sering mengalami
mual dan muntah, mereka umumnya datang dengan keadaan dehidrasi.
![Page 12: Kesehatan.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/563db94e550346aa9a9c0c2e/html5/thumbnails/12.jpg)
2. Bila penderita dalam keadaan syok, lakukan tindakan yang sesuai untuk mengatasi syok
tersebut. Segera lakukan pemasangan infus untuk restorasi cairan dan pemberian
medikamentosa. Pantau tanda vital dan diuresis secara berkala.
3. Bila terjadi ancaman partus prematurus, lakukan pemberian antibiotika seperti yang telah
diuraikan di atas dan penatalaksanaan partus prematurus.
4. Lakukan pemeriksaan urinalisis dan biakan ulangan.
5. Terapi antibiotika sebaiknya diberikan secara intravena. Ampisilin bukan merupakan pilihan
utama karena sebagian besar mikroorganisme penyebab terbukti resisten terhadap antibiotika
jenis ini.
6. Walaupun golongan aminoglikosida cukup efektif tetapi pemberiannya harus dengan
memperhatikan kemampuan ekskresi kreatinin karena pada pielonefritis akut, sering terjadi
gangguan fungsi ginjal secara temporer.
7. Terapi kombinasi antibiotika yang efektif adalah gabungan sefoksitin 1-2 gram intravena
setiap 6 jam dengan gentamisin 80 mg intravena setiap 12 jam. Ampisilin 2 gram/siproksin 2
gram intravena dan gentamisin 2x80 mg.
8. Bila setelah penanganan yang adekuat dalam 48 jam pertama, ternyata sebagian gejala masih
ada, pertimbangkan kemungkinan mikroorganisme resisten terhadap antibiotika yang
diberikan, nefrolitiasis, abses perinefrikata obstruksi sekunder akibat kehamilan.
I. Contoh Kasus
Ibu M.S berusia 30 tahun, mengeluh bahwa akhir-akhir ini buang air kecil tidak lancar
(anyang-anyangan), sehingga kadang sakit. Pernah saat BAK, urine disertai darah
(hematuria).
Data Pemeriksaan Laboratorium :
Tensi : 140/90 mmHg
![Page 13: Kesehatan.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/563db94e550346aa9a9c0c2e/html5/thumbnails/13.jpg)
Suhu tubuh : 370C
Sel darah putih : 12.109/L
Hb : 10 g/dl
Bakteri pada urin : 100.000/ml
Penegak Diagnosa :
Bagaimana penatalaksanaan terapi yang cocok untuk kasus tersebut?
II. SOAP
Subjektif
Nama : Ny. M.S
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Keluhan : Buang air kecil tidak lancar (anyang-anyangan), sehingga kadang sakit, urin
disertai darah (hematuria). Dan nyeri tekan pada bagian perut dan punggung belakang, ada
nyeri tekan pada pinggang.
Objektif
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis Kesadaran : Stabil
TD : 140/90 mmHg Nadi : 87x/m Suhu : 370C Respirasi : 20x/m
Pemeriksaan fisik
Kepala : Rambut : bersih, tidak rontok
Mata : Kelopak mata tidak udem, konjungtiva tidak pucat
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelnjar tyroid
Dada : Pembesaran normal, simetris kanan dan kiri, putting susu menonjol tidak
ada benjolan, tumor tidak ada, kolostrum sudah ada, tidak ada rasa nyeri.
Jantung : Tidak terdengar mur-mur, Paru-paru tidak terdengar whezing dan ronkhi
![Page 14: Kesehatan.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/563db94e550346aa9a9c0c2e/html5/thumbnails/14.jpg)
Pemeriksaan CVAT : Nyeri tekan pada bagian perut dan punggung belakang, ada nyeri
tekan pada pinggang.
Ekstremitas atas bawah : Refleks positif kanan kiri, varises tidak ada, udem tidak ada
Hasil pemeriksaan terhadap data-data klinik pasien tersaji pada table dibawah ini :
Jenis Pemeriksaan Data Pasien Data Normal Keterangan
Tekanan Darah 140/90 mmHg 120/80 mmHg Meningkat
Suhu Tubuh 370C 370C Normal
Sel Darah Putih 12 x109/L 3,8 – 9,8 x 109/L Meningkat
MCV 75 fl 80-97,6 fl Menurun
Hb 10 g/dl 12,1 – 15,3 g/dl Menurun
Bakteri pada urine 100.000/ml - Bakteri (+)
Analisa
Diagnosa : G3 P2 A0 hamil 28 minggu dengan infeksi saluran kemih bagian bawah (sistitis)
Kebutuhan : Menganjurkan ibu utnuk banyak minum, atur frekuensi berkemih untuk
mengurangi sensasi nyeri.
Masalah : infeksi saluran kemih (sistitis)
Penatalaksanaan
(a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan rencana selanjutnya, ibu mengerti dan telah
mengetahui hasil pemeriksaan.
![Page 15: Kesehatan.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/563db94e550346aa9a9c0c2e/html5/thumbnails/15.jpg)
(b) Memberitahu ibu tentang penkes tentang masalah ketidak nyamanan, dan penyakitnya dan
memberitahu ibu supaya istirahat yang cukup dan mengurangi mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung garam. Dan anjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang berserat, zat
besi, buah-buahan, daging tanpa lemak dan kacang-kacangan. Ibu mengerti telah mengetahui
dan mengerti serta akan mengikuti saran dari bidan.
(c) Menganjurkan ibu untuk tidur dengan posisi kepala lebih rendah dari posisi kaki, ibu
mengerti dan akan melakukannya.
(d) Menganjurkan ibu agar tidak terlalu lelah dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari, ibu
mengerti dan akan melakukannya.
(e) Menganjurkan ibu untuk banyak minum agar urin yang keluar juga meningkat dan mengatur
pada saat berkemih untuk mengurangi sensasi nyeri, ibu mengerti dan akan melakukannya.
(f) Memberitahu pada ibu untuk menjaga kebersihan organ intim/personal hygine dan saluran
kencing agar bakteri tidak mudah berkembang biak, ibu mengerti dan mau melakukannya.
(g) Mengkonsumsi jus anggur atau canberry untuk mencegah infeksi saluran kemih berulang
(h) Memberitahu pada ibu untuk tidak menahan bila ingin berkemih, ibu mengherti
(i) Memberitahu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, ibu mengerti penjelasan dari bidan.
(j) Memberikan terapi pada ibu yaitu amoksilin 4x250 mg per oral digabung dengan Gentamisin
2x80 mg secara IM selama 10-14 hari. Dan berikan Kotrimoksazole 2x 2 tablet 200 mg,
Phenazopyridin 3x 2 tablet 100 mg setelah makan.
(k) Memberitahukan pada ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian tanggal 24-03-2012,
kecuali jika ada indikasi.
BAB IV
![Page 16: Kesehatan.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/563db94e550346aa9a9c0c2e/html5/thumbnails/16.jpg)
PENUTUP
2.6 KESIMPULAN
Jadi infeksi traktus urinarius adalah bila bila ada pemeriksaan urine ditemukan bakteri
yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml ini disebut dengan istilah bakteriuria . Bakteriuria
ini mungkin tidak disertai gejala, disebut asimptomatik dan mungkin disertai gejala disebut
simptomatik.
DAFTAR PUSTAKA
http//WWW.GOOGLE.COM
Ilmu kebidanan : YAYASAN BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO,
Jakarta 2006.
ASUHAN KEBIDANAN IV ( PATOLOGI KEBIDANAN ) penerbit Trans Info
Media Jakarta 2010.
http.www.infeksi trkatus urinarius.com
Diposkan oleh Acep Wahyu Hermawan di 15.21 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
![Page 17: Kesehatan.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/563db94e550346aa9a9c0c2e/html5/thumbnails/17.jpg)
▼ 2012 (2) o ▼ September (2)
INFEKSI TRAKTUS URINARIUS bahan tugas askeb NEONATUS pada bayi
Mengenai Saya
Acep Wahyu Hermawan Lihat profil lengkapku
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.