Kerusakan Lahan

4
Universitas Gadjah Mada III. KERUSAKAN LAHAN A. Tanah sebagai anasir lahan Lahan (land) merupakan bagian dari permukaan bumi yang yang berupa daratan yang dibatasi oleh surut terendah dari permukaan air laut, termasuk di dalamnya atmosfer di atasnya, lithosfer, hidrosfer, troposfer, biosfer dan tanah. Semua anasir lahan saling berinteraksi satu dengan yang lain menghasilkan satu unit lahan yang khas. Tanah yang merupakan benda alami yang heterogen sebagai hasil interaksi (kerjasama) antara iklim (atmosferik, hidrosferik) dan jasat hidup (biosferik) terhadap batuan induk (lithosferik) yang dipengaruhi oleh relief atau bentuk permukaan bumi (troposfer) dan waktu. Dari proses pembentukan tanah, di satu sisi bahwa tanah sebagai anasir lahan dan disisi yang lain tanah merupakan hasil kerja anasir lahan yang lain. Dengan demikian karakteristik lahan sebenarnya tercermin ke dalam karakteristik tanah yang ada di lahan tersebut Tanah yang terbentuk di suatu wilayah, akan mencerminkan kondisi lahan di wilayah tersebut. Pemahaman tentang tanah secara tidak langsung telah memahami lahan secara keseluruhan. Tanah sebagai sumberdaya alam, terutama di bidang pertanian secara luas mempunyai dua fungsi utama (Arsyad, 1989) yaitu : (1) sebagai sumber hara (nutrisi) bagi tumbuhan dan (2) sebagai matrik tempat akar tumbuhan menghunjam, tempat air tanah tersimpan dan tempat unsur hara dan iar ditambahkan. Kedua fungsi tanah ini dapat menurun atau hilang sama sekali. Kehilangan atau penurunan fungsi tanah inilah yang dikenal sebagai kerusakan tanah atau degradasi tanah. Kehilangan fungsi sebagai sumber nutrisi, akan mudah terus menerus diperbaharui dengan memberikan masukan berupa pupuk, sedang kehilangan fungsi sebagai matrik, tidak mudah untuk diperbaharui. Pengembalian fungsi kedua ini memerlukan usaha yang besar dan dalam jangka panjang. Melihat tanah yang merupakan sentral dari anasir lahan, maka kerusakan tanah identik dengan kerusakan lahan. B. Jenis-jenis kerusakan lahan Tanah dan air merupakan sumberdaya alam yang utama. Tanah disamping sebagai tempat produksi, sebagai media tumbuh dan sebagai tempat hidup, juga berfungsi sebagai filter dan penyangga (buffering) lingkungan. Air

description

kerusakan lahan

Transcript of Kerusakan Lahan

  • Universitas Gadjah Mada

    III. KERUSAKAN LAHAN

    A. Tanah sebagai anasir lahan

    Lahan (land) merupakan bagian dari permukaan bumi yang yang berupa

    daratan yang dibatasi oleh surut terendah dari permukaan air laut, termasuk di

    dalamnya atmosfer di atasnya, lithosfer, hidrosfer, troposfer, biosfer dan tanah.

    Semua anasir lahan saling berinteraksi satu dengan yang lain menghasilkan satu

    unit lahan yang khas. Tanah yang merupakan benda alami yang heterogen

    sebagai hasil interaksi (kerjasama) antara iklim (atmosferik, hidrosferik) dan jasat

    hidup (biosferik) terhadap batuan induk (lithosferik) yang dipengaruhi oleh relief

    atau bentuk permukaan bumi (troposfer) dan waktu. Dari proses pembentukan

    tanah, di satu sisi bahwa tanah sebagai anasir lahan dan disisi yang lain tanah

    merupakan hasil kerja anasir lahan yang lain. Dengan demikian karakteristik

    lahan sebenarnya tercermin ke dalam karakteristik tanah yang ada di lahan

    tersebut Tanah yang terbentuk di suatu wilayah, akan mencerminkan kondisi

    lahan di wilayah tersebut. Pemahaman tentang tanah secara tidak langsung

    telah memahami lahan secara keseluruhan.

    Tanah sebagai sumberdaya alam, terutama di bidang pertanian secara

    luas mempunyai dua fungsi utama (Arsyad, 1989) yaitu : (1) sebagai sumber

    hara (nutrisi) bagi tumbuhan dan (2) sebagai matrik tempat akar tumbuhan

    menghunjam, tempat air tanah tersimpan dan tempat unsur hara dan iar

    ditambahkan. Kedua fungsi tanah ini dapat menurun atau hilang sama sekali.

    Kehilangan atau penurunan fungsi tanah inilah yang dikenal sebagai kerusakan

    tanah atau degradasi tanah. Kehilangan fungsi sebagai sumber nutrisi, akan

    mudah terus menerus diperbaharui dengan memberikan masukan berupa pupuk,

    sedang kehilangan fungsi sebagai matrik, tidak mudah untuk diperbaharui.

    Pengembalian fungsi kedua ini memerlukan usaha yang besar dan dalam jangka

    panjang. Melihat tanah yang merupakan sentral dari anasir lahan, maka

    kerusakan tanah identik dengan kerusakan lahan.

    B. Jenis-jenis kerusakan lahan

    Tanah dan air merupakan sumberdaya alam yang utama. Tanah

    disamping sebagai tempat produksi, sebagai media tumbuh dan sebagai tempat

    hidup, juga berfungsi sebagai filter dan penyangga (buffering) lingkungan. Air

  • Universitas Gadjah Mada

    sangat penting dalam proses produksi maupun sebagai sumber energi bagi

    kelangsungan hidup makluk baik manusia, hewan maupun tumbuhan.

    Kerusakan lahan tidak terlepas dari kerusakan tanah dan kerusakan air.

    Kerusakan tanah dapat sebagai hasil kerja alam maupun sebagai hasil kerja

    manusia. Kerusakan tanah secara a la mi berlangsung sangat lambat dan

    berfungsi untuk regenerasi tanah dan justru sangat diperlukan. Jenis kerusakan

    tanah yang kedua mempunyai laju yang sangat cepat melampaui laju regenerasi

    tanah. Kerusakan ini berdampak pada kehilangan salah satu atau beberapa

    fungsi dari tanah.

    Bentuk-bentuk kerusakan tanah dapat berupa (1) kerusakan fisik seperti

    hilangnya lapisan tanah permukaan (pemancungan profil tanah), sedimentasi

    atau tertimbunnya lapisan yang subur, longsor, penggenangan jangka panjang,

    dan pemadatan. Kerusakan fisik biasanya disebabkan oleh proses erosi yang

    terjadi di suatu wilayah. (2) Kerusakan kimiawi dapat berupa penurunan

    kesuburan tanah akibat dari hilangnya unsur hara dan bahan organik, akumulasi

    unsur meracun, akumulasi kadar garam. Kerusakan kimiawi secara fisik tidak

    dapat teramati secara jelas dan dalam jangka pendek, dan biasanya baru

    ketahuan daiam jangka panjang dalam bentuk penurunan kuantitas dan kualitas

    produktivitas lahan. Kerusakan kimiawi terjadi sebagai dampak dari usaha

    peningkatan produksi pertanian yang melebihi kemampuan produksi lahan yaitu

    pemupukan unsur tertentu yang terus menerus, pengangkutan hara melalui

    panen tanpa diikuti pengembalian sisa panen, dan konversi dari lahan hutan

    menjadi lahan budidaya tanaman semusim. (3) Kerusakan akibat pencemaran

    limbah industri. Kerusakan ini berdampak baik secara fisik maupun kimiawi.

    Secara fisik tanah berupa pemadatan atau pelumpuran agregat lapisan tanah

    permukaan, dan secara kimiawi pelonggokan unsur-unsur logam beracun.

    Kerusakan air dapat berupa (1) pendangkalan atau pengeringan sumber-

    sumber air, maupun (2) penurunan kualitas air. Kerusakan ini dapat sebagai

    akibat dari pengendapan bahan sedimen yang rnasuk ke dalam badan-badan air

    atau tandon air maupun sebagai hasil dari pencemaran limbah industri. Erosi

    tanah dapat menyebabkan pendangkalan badan air maupun penurunan kualitas

    air. Penurunan kualitas air dikenal sebagai pencemaran air. Secara fisik kualitas

    air turun dapat dilihat antara lain dari (1) perubahan warna, (2) perubahan rasa,

    (4) kesadahan, dan (3) peningkatan bahan suspensi (tingkat kekeruhan). Secara

  • Universitas Gadjah Mada

    kimiawi penurunan kualitas air terlihat antara lain dari (a) peningkatan

    kemasaman air (pH), (b) peningkatan kadar sulfat dan klor, (c) peningkatan

    kandungan logam terlarut, dan (d) peningkatan BOD (biological oxygen demand)

    dan COD (chemical oxygen demand).

    C. Dampak kerusakan lahan

    Dampak kerusakan lahan yang disebabkan oleh erosi tanah terlihat pada

    daerah tempat kejadian erosi dan daerah tempat pengendapan sedimen hasil

    erosi, menurut Arsyad (1989) seperti pada label 1. Pada daerah yang tererosi

    terjadi kemerosotan sifat kimia, sifat fisika maupun sifat biologi tanah. Bahan

    organik dan unsur hara yang hilang terangkut bahan sedimen mengakibatkan

    tingkat kesuburan tanah menjadi menurun, sedang secara fisik mengakibatkan

    penurunan kemampuan tanah dalam meloloskan air, penurunan penetrasi air

    dan akar tanaman serta pengkasaran tekstur tanah. Akibat lain terjadi

    pemadatan tanah dan penurunan stabilitas agregat tanah. Secara keseluruhan

    pada daerah yang tererosi akan terjadi penurunan produktivitas tanah.

    Menurut Suwarjo cit. Arsyad (1989) tingkat kemerosotan kesuburan tanah

    tergantung dari jumlah unsur hara yang terangkut dalam sedimen. Dari hasil

    penelitiannya pada tanah Latosol Merah Citayam, erosi sebesar 121,1 ton/ha

    dalam satu musim tanaman jagung hara yang hilang sebesar 206 kg N, 4190 kg

    bahan organik, 10 kg K2O, 52 kg P2O5 dan 90 kg CaO. Pada tanah Latosol

    Merah yang terbuka dan tidak ditanami, lebih lanjut diinformasikan bahwa

    besarnya erosi yang terjadi selama 10 bulan sebesar 524,5 ton/ha atau kurang

    lebih hampir setara 5 cm ketebalan tanah yang hilang.

  • Universitas Gadjah Mada