I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun...

29

Click here to load reader

Transcript of I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun...

Page 1: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

I. PENDAHULUAN

Pemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui

daya dukungnya mengakibatkan kerusakan hutan yang pada akhirnya menimbulkan

bencana bagi kehidupan manusia seperti banjir, erosi, musim kemarau yang

berkepanjangan, kemunduran produktivitas tanah, dan efek rumah kaca. Masalah –

masalah tersebut tidak hanya disebabkan oleh tekanan penduduk, tetapi juga oleh

tekanan ternak yang populasinya cukup tinggi. Sistem penggunaan tanah yang paling

banyak mengakibatkan erosi adalah penggembalaan yang melebihi daya tampung

padang penggembalaan.

Padang penggembalaan adalah suatu bentuk penggunaan lahan yang semata-

mata untuk pengembangan peternakan. Biasanya lapisan tanah pada lahan ini relatif

dangkal, berbatu dengan lereng yang cukup besar dan tidak cocok untuk tanaman

semusim. Vegetasi yang dominan adalah rumput alam yang sering mengalami

overgrazing sehingga ancaman bahaya erosi cukup tinggi. Oleh karena padang

penggembalaan mencakup wilayah yang cukup luas maka overgrazing, erosi,

kebakaran dan penggembalaan liar perlu segera diatasi. Jika tidak, kerusakan lahan

dan lingkungan akan berdampak negatif bagi kehidupan masyarakat dan

keseimbangan lingkungan.

Untuk menjaga kelestarian dan produktivitas padang penggembalaan,

menjamin tersedianya pakan ternak bergizi tinggi dan merata sepanjang tahun,

Page 2: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

mencegah gangguan terhadap hutan, mengendalikan kemunduran produktivitas tanah

dan mengangkat taraf hidup rakyat di pedesaan dikembangkan sistem agroforestry.

Agroforestry merupakan salah satu bentuk pembangunan di sektor pertanian

dalam rangka pemanfaatan sumber daya hutan, tanah dan air secara optimal yang

mengusahakan produksi biologi berdaur pendek dan berdaur panjang berdasarkan

kelestarian, baik secara serempak maupun berurutan di dalam dan atau di luar

kawasan hutan sehingga dapat dikembangkan untuk mengatasi permasalahan di

wilayah padat penduduk.

Di samping itu, pengembangan sistem agroforestry merupakan suatu langkah

yang efisien dan murah dalam penanggulangan lahan kritis yang telah mengalami

degradasi

Salah satu bentuk penerapan sistem agroforestry di lapangan adalah sistem

agrosilvopastoral yaitu perpaduan antara produksi pertanian, kehutanan dan

peternakan. Dalam sistem ini, penanaman hijauan makanan ternak selain untuk

memenuhi kebutuhan peternak, juga dimaksudkan sebagai pencegah erosi pada

macam-macam tanah, persentase kemiringan dan persentase hujan tertentu.

Bentuk usaha yang dapat ditempuh untuk mewujudkan tujuan

agrosilvopastoral adalah memanfaatkan tanah-tanah yang terdapat di antara tanaman

penghijauan berupa penanaman tanaman pertanian dan hijauan makanan ternak.

Tanaman yang dapat digunakan dalam sistem ini adalah penggabungan antara rumput

benggala (Panicum maximum Jacq.) sebagai sumber pakan ternak, jambu mete

Page 3: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

(Anacardium occidentale L.) sebagai tanaman kehutanan dan kacang tanah (Arachis

hypogea L.) sebagai tanaman pertanian.

Penggabungan tanaman ini dapat mengatasi overgrazing karena dengan

penanaman rumput benggala bersama-sama dengan tanaman kehutanan dan pertanian

akan menjamin tersedianya pakan ternak bergizi tinggi dan merata sepanjang tahun.

II. SISTEM AGROFORESTRY

A. Pengertian Agroforestry

Konsepsi agroforestry dirintis oleh suatu tim dari Canadian International

Development Centre, yang bertugas untuk mengindentifikasi prioritas-prioritas

pembangunan di bidang kehutanan di negara-negara berkembang dalam tahun 1970-

an. Oleh tim ini dilaporkan bahwa hutan-hutan dinegara tersebut belum cukup

dimanfaatkan. Penelitian yang dilakukan dibidang kehutananpun sebagian besar

hanya ditujukan kepada dua aspek produksi kayu, yaitu eksploitasi secara selektif di

hutan alam dan tanaman hutan secara terbatas. Menurut tim, kegiatan-kegiatan

tersebut perlu dilanjutkan, namun perlu ada perhatian pula terhadap masalah-masalah

yang selama ini diabaikan, yaitu sistem produksi kayu bersamaan dengan komoditi

pertanian, dan /atau peternakan, serta merehabilitasi lahan-lahan kritis. Hal inilah

yang mendorong timbulnya sistem agroforestry yang berkembang sampai saat ini.

International Council for Research in Agroforetry, mendefinisikan Agro

forestry sebagai suatu sistem pengelolaan lahan dengan berasaskan kelestarian, yang

Page 4: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

meningkatkan hasil lahan secara keseluruhan, mengkombinasikan produksi tanamaan

(termasuk tanaman pohon-pohonan) dan tanaman hutan dan/atau hewan secara

bersamaan atau berurutan pada unit lahan yanag sama, dan menerapkan cara-cara

pengelolaan yang sesuai dengan kebudayaan penduduk setempat.

Dalam suatu seminar mengenai Agroforestry dan pengendalian perladangan

berpindah-pindah, di Jakarta, Nopember 1981, agroforestry didefinisikan sebagai

suatu metode penggunaan lahan secara optimal, yang mengkombinasikan sistem-

sistem produksi biologis yang berotasi pendek dan panjang (suatu kombinasi

kombinasi produksi kehutanan dan produksi biologis lainnya) dengan suatu cara

berdasarkan azas kelestarian, secara bersamaan atau berurutan, dalam kawasan hutan

atau diluarnya, dan bertujuan untuk mencapai kesejahteraan rakyat.

Nair (1989) setelah meninjau kembali defenisi-defenisi tersebut,,

mengusulkan untuk menggunakan defenisi yang dirumuskan oleh Lundgren dan

Raintree sebagai berikut :

" Agroforestry adalah suatu nama kolektif untuk sistem-sistem penggunaan lahan

teknologi, dimana tanaman keras berkayu (pohon-pohonan, perdu, jenis-jenis palm,

bambu, dsb) ditanam bersamaan dengan tanaman pertaian, dan/atau hewan, dengan

suatu tujuan tertentu dalam suatu bentuk pengaturan spasial atau urutan temporal, dan

didalamnya terdapat interaksi-interaksi ekologi dan ekonomi diantara berbagai

komponen yang bersangkutan" .

Definisi tersebut mencakup selang variasi yang cukup luas dan dapat

diklasifikasikan berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut :

Page 5: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

a. Dasar struktural ; menyangkut komponen, seperti sistem silvikultur,

silvopasture, agrosilvopastoral.

b. Dasar fungsional ; menyangkut fungsi utama atau peranan dari sistem,

terutama komponen kayu-kayuan.

c. Dasar sosial ekonomi ; menyangkut tingkat masukan dalam pengelolaan

(masukan rendah, masukan tinggi) atau intensitas dan skala pengelolaan, atau

tujuan-tujuan usaha (subsistem, komersial, intermedier)

d. Dasar ekologi ; menyangkut kondisi lingkungan dan kecocokan ekologi dan

sistem.

B. Bentuk – Bentuk Agroforestry

Model Agroforestry yang dapat dikembangkan adalah :

a. Agrosilvopastur, yaitu penggunaan lahan secara sadar dan dengan pertimbangan

masak untuk memproduksi sekaligus hasil-hasil pertanian dan kehutanan.

b. Sylvopastoral system, yaitu suatu sistem pengelolaan lahan hutan untuk

menghasilkan kayu dan memelihara ternak.

c. Agrosylvo-pastoral system, yaitu suatu sistem pengelolaan lahan hutan untuk

memproduksi hasil pertanian dan kehutanan secara bersamaan, dan sekaligus

untuk memelihara hewan ternak.

d. Multipurpose forest, yaitu sistem pengelolaan dan penanaman berbagai jenis

kayu, yang tidak hanya untuk hasil kayunya, akan tetapi juga daun-daunan dan

Page 6: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

buah-buahan yang dapat digunakan sebagai bahan makanan manusia, ataupun

pakan ternak.

C. Pertanaman Ganda

Pertanaman ganda merupakan pola tanam dalam sistem agroforestry, dimana

dalam satu tahun pada lahan yang sama ditanam dua atau lebih tanaman dari jenis

yang sama atau berbeda, baik ditanam serentak maupun pada waktu yang berbeda.

Istilah-istilah yang berhubungan dengan pola tanam ganda adalah :

1. Pola tumpang sari (Inter cropping), yaitu penanaman serentak dengan jarak dan

barisan yang teratur.

2. Pola tanam campuran (Mixed cropping), yaitu penanaman serentak tanpa

beraturan dan bercampur pada lahan yang sama. Pola tanam campuran dan

tumpang sari biasanya ditanam pada lingkungan yang kurang stabil dengan

maksud untuk menghindari resiko kegagalan.

3. Pola tanam sisipan (Relay cropping), yaitu penanaman ke dalam pertanaman yang

sudah ada sebelum tanaman yang ada dipanen. Pola ini dilakukan untuk

memanfaatkan sisa kesuburan dan kelembaban dari tanaman yang pertama agar

masukan pupuk lebih sdikit atau untuk menghindari kekurangan air bagi tanaman.

4. Pola tanam lorong (Alley cropping), yaitu pola tanam dimana tanaman semusim

lahan kering ditanam di antara barisan tanaman leguminase yang berbentuk

pohon.

Page 7: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

5. Pola tanam berjalur (Strip cropping), yaitu penanaman masing-masing tanaman

secara berjalur dan bersilangan beberapa barisan dan dibuat mengikuti arah

lereng, dengan lebar jalur yang disesuaikan dengan besar kecilnya lereng.

Dengan mengusahakan pola tanam ganda, maka akan diperoleh beberapa

keuntungan, antara lain : produktivitas lahan akan lebih tinggi karena pemanfaatan

lahan yang lebih intensif, mengurangi resiko kegagalan dan kekurangan pangan

karena lebih banyak jenis tanaman yang diusahakan.

Penanaman ganda dari jenis hijauan makan ternak dapat digunakan sebagai

pengawet tanah, seperti penanaman rumput dan legum dalam strip-strip dapat

mencegah erosi.

III. PENGEMBANGAN AGROFORESTRY : RUMPUT BENGGALA, JAMBU METE DAN KACANG TANAH

A. Gambaran Umum Vegetasi

a. Rumput Benggala

Rumput benggala (Panicum maximum) berasal dari Afrika tropik dan

subtropik, sekarang tumbuh di semua daerah tropik dan telah dikembangkan di

Indonesia.

Seperti rerumputan lain yang tergolong dalam tumbuh-tumbuhan monokotil,

rumput benggala memiliki akar serabut yang yang tumbuh dari pangkal pokoknya.

Page 8: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

Rumput benggala tumbuh tegak, kuat dan menyerupai padi, dapat mencapai tinggi

2 - 2,5 m., batangnya tidak dapat membesar dan dapat memanjang.

Rumput benggala termasuk rumput potongan dengan daun yang lebat dan

tumbuh di setiap ruas, berwarna hijau tua serta berbulu-bulu. Bijinya mudah

berjatuhan bila sudah tua, ukurannya kecil dan diperlengkapi dengan bulu atau alat

penempel, sehingga memudahkan terbawa oleh angin.

Rumput benggala dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang berstruktur

sedang dan subur, meskipun demikian dapat juga tumbuh pada tanah yang

berstektur ringan sampai berat. Sesuai untuk ditanam pada daerah pegunungan,

yang tinggi dan lembab serta peka terhadap genangan air, responsif terhadap

nitrogen serta menghendaki tanah-tanah dengan pH 5,5 – 6. Memperlihatkan

pertumbuhan yang relatif cepat saat mulai berkecambah dengan suhu 10 – 30oC,

dan pertumbuhan akan mengalami hambatan jika suhu mencapai 31 – 36oC.

Rumput ini tumbuh dengan baik hingga pada ketinggian 1.500 m di atas

permukaan laut dengan curah hujan 850 – 1.700 mm/tahun. Tahan kekeringan

tetapi tidak tahan kekeringan yang berkepanjangan.

b. Jambu Mete

Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale) pertama kali tumbuh dan

berkembang di Amerika Selatan, yaitu daerah Brazil bagian timur laut sungai

Amazon.

Sistem perakaran tanaman jambu mete terdiri atas akar tunggang dan

beberapa akar yang tumbuhnya mendatar ke samping serta akar-akar di sekitar

Page 9: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

akar tunggang dengan arah vertikal ke bawah, sehingga tanaman ini tumbuh atau

berdiri kokoh di atas tanah tempat tumbuhnya. Sistem perakarannya yang luas

dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan tanaman sekalipun tumbuh di

daerah kering.

Batang jambu mete termasuk tumbuhan pohon, akan tetapi mempunyai

percabangan yang relatif dekat permukaan tanah dengan habitus agak menyebar

sehingga dapat menyerupai semak. Dalam keadaan normal, tinggi tanaman ini

dapat mencapai 12 hingga 20 meter. Berdaun tunggal dan berbentuk bulat telur

terbalik dengan ukuran yang bervariasi, tangkai daun berwarna coklat kehijauan,

sedangkan helaian daun berwarna coklat kemerahan atau hijau muda, tergantung

jenisnya.

Secara anatomis, bagian buah jambu mete dari luar ke dalam terdiri atas kulit

buah yang mengandung minyak, kulit ari, dan pada bagian terdalam terdapat biji

mete.

Jambu mete dapat tumbuh pada ketinggian 1 – 1.200 meter di atas permukaan

laut. Hal ini menunjukkan bahwa jambu mete dapat tumbuh pada tanah yang

beraneka ragam sifatnya, tetapi pada tanah-tanah lempung, mengandung lapisan

garam, dan berdrainase buruk dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan

akarnya.

Tanah yang terbaik untuk pertumbuhan jambu mete adalah tanah yang

mengandung pasir dan air tetapi tidak tergenang. Sekalipun demikian pada tempat

Page 10: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

yang berbatu-batu/tandus, di mana pohon buah-buahan lainnya tidak dapat

tumbuh, masih dapat ditumbuhi oleh jambu mete.

Tanaman jambu mete dapat berproduksi dengan baik pada daerah dengan

curah hujan minimum 500 mm/tahun dengan lama bulan kering 3 – 4 bulan, tetapi

masih dapat tumbuh dengan curah hujan 300 – 400 mm/tahun dengan syarat

drainasenya baik. Tanaman ini dapat mentolerir suhu udara yang lebih tinggi dari

30oC.

C. Kacang Tanah

Kacang tanah (Arachis hypogea) berasal dari Amerika Selatan, di sekitar

negara Bolivia, Brasil dan Peru. Diperkirakan tanaman ini pertama kali masuk ke

Indonesia dibawa oleh pedagang Spanyol dalam pelayarannya dari Mexico ke

Maluku.

Kacang tanah mempunyai akar tunggang, namun akar primernya tidak

tumbuh secara dominan. Pada akar tumbuh bintil-bintil akar atau rhizobium

japonicum. Bakteri rhizobium ini mengikat nitrogen dari udara yang dapat

digunakan untuk pertumbuhan kacang tanah. Akar kacang tanah dapat tumbuh

sedalam 40 cm dan mapu menghisap zat hara dari dalam tanah, walaupun

ketersediaan zat tersebut dalam jumlah yang rendah , bahkan dalam keadaan asam

sekalipun sehingg tanah cepat kurus bila tidak dirotasikan dengan tanaman lain.

Kacang tanah termasuk jenis tanaman perdu dan tidak berkayu. Tipe

pertumbuhan batang ada yang tegak dan ada yang menjalar. Mempunyai tinggi

rata-rata 50 cm, tetapi jika pertumbuhannya subur dapat mencapai 80 cm.

Page 11: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

Tanaman kacang tanah akan tumbuh dengan baik pada tanah yang berstruktur

remah, bertekstur lempung berpasir, pasir berlempung, liat lempung berpasir, dan

lempung berdebu, berdrainase baik serta tingkat kemasaman tanah yang netral

(pH 6 – 6,5), tetapi masih dapat tumbuh pada tanah dengan tingkat kemasaman pH

4,5. Tanah yang terbaik adalah tanah-tanah sarang dengan lapisan olahnya

sedalam 40 cm atau lebih, berwarna merah kecoklatan, abu-abu atau hitam,

misalnya regosol dan aluvial.

Tanaman kacang tanah cocok untuk daerah beriklim panas dengan keadaan

udara yang lembab (kelembaban udara < 80%) serta curah hujan yang tidak terlalu

banyak (150 – 250 mm/bulan pada bulan-bulan ketiga atau minimal 300 mm sejak

penanaman), dan harus mendapat cukup matahari dengan suhu udara harian antara

25 – 35oC.

B. Pola Pengembangan

Model yang digunakan dalam sistem agroforestry ini adalah :

a. Tanaman Pokok ; berupa tanaman kehutanan yang merupakan prioritas utama

tanaman yang ditujukan sebagai produksi kayu dan buah dengan penentuan daur

tebang selama 5 tahun. Jenis tanaman yang dipilih yaitu jenis jambu mete

(Anacardium occidentale)

b. Tanaman Semusim; merupakan tanaman pertanian yang berotasi pendek, ditanam

diantara tanaman pokok dengan jarak minimal 30 cm dari batang tanaman

pokok. Waktu penanaman dilaksanakan pada tahun pertama/ sebelum tanaman

Page 12: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

pokok berusia satu tahun, jenis tanaman yang dipilih kacang tanah (Arachis

hypogea).

c. Tanaman Hijauan Makanan Ternak; merupakan tanaman yang disediakan untuk

sumber pakan ternak. Jarak tanam sekitar 60 x 60 cm, jenis tanaman yang

digunakan adalah rumput benggala (Panicum maximum).

Dengan menggunakan model ini, kebutuhan bahan pangan bagi masyarakat

dapat terpenuhi dan ketersediaan pakan ternak dapat terjamin.

Tujuan pengembangan Agroforestry ini antara lain :

a. Pemanfaatan lahan secara optimal yang ditujukan kepada produksi hasil tanaman

berupa kayu dan non kayu secara berurutan dan/atau bersamaan.

b. Pembangunan hutan secara multi fungsi dengan melibatkan peran serta

masyarakat secara aktif.

c. Meningkatkan pendapatan petani/penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber

daya yang tersedia dan meningkatnya kepedulian warga masyarakat terhadap

upaya peningkatan kesejahteraan keluarga miskin di lingkungannya guna

mendukung proses pemantapan ketahan pangan masyarakat.

d. Terbinanya kualitas daya dukung lingkungan bagi kepentingan masyarakat luas

C. Pengaruh Tanaman Leguminosa

Di dalam memelihara kesuburan tanah untuk maksud agroforestry maka

diusahakan suatu sistem penanaman yaitu penanaman legum sebagai penutup tanah,

Page 13: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

untuk mencegah erosi dan menambah kesuburan tanah dengan mineralisasi bagian-

bagian tanaman yang jatuh pada tanah.

Penggunaan sisa tanaman dari jenis leguminosa, dalam hal ini kacang tanah,

sebagai mulsa penutup tanah akan mencegah terjadinya erosi dengan menghindarkan

pengaruh-pengaruh langsung dari curah hujan terhadap tanah. Selain itu dapat

meningkatkan kegiatan jasad hidup dalam tanah yang dapat menyebabkan

terbentuknya pori-pori makro dalam tanah sehingga meningkatkatkan ketersediaan air

bagi akar tanaman. Sisa-sisa tanaman kacang tanah sebagai mulsa penutup juga

dapat menjaga atau menghindarkan fluktuasi suhu dan kadar air permukaan tanah.

Pencampuran tanaman dengan menggunakan jenis legum akan sangat bagus

mutunya karena legum dapat mensuplay N pada tanaman lain dengan jalan fiksasi N

dari udara, sehingga produksi lebih baik dan menghemat pemupukan. Fiksasi terjadi

karena adanya bakteri yang dapat mengikat dan mempergunakan Nitrogen bebas dari

udara dan pembentukan sistem nodul (bintil-bintil akar) pada tanaman leguminosa.

Keuntungan tanaman campuran dengan leguminosa:

1. Memperbaiki unsur N dalam tanah karena kemampuan leguminosa untuk

mengikat N dari udara oleh bakteri yang ada di dalam bintil-bintil akar.

2. Mempebaiki mutu makanan hijauan karena protein dan kadar mineral cukup

tinggi.

3. Di daerah tropis di mana kelembaban rendah, akan memperbaiki pertumbuhan

tanaman rumput pada saat-saat tertentu.

Page 14: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

D. Jarak Tanam

Salah satu usaha dalam bercocok tanam yang belum mendapat perhatian

serius adalah penggunaan jarak tanam yang teratur. Penggunaan jarak tanam yang

teratur akan menguntungkan dalam usaha pengendalian hama dan penyakit serta pada

masa panen. Pada dasarnya jarak tanam yang teratur berusaha memberikan

kemungkinan bagi tanaman untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami banyak

persaingan dalam mengambil air, unsur hara, dan sinar matahri.

Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman dan efisiensi penggunaan

cahaya, mempengaruhi kompetisi antara tanaman dalam pengambilan unsur hara dan

air, maka dengean demikian akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi.

Jarak tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan tanah, pada tanah kurus

umumnya memerlukan jarak tanam yang rapat atau populasi yang lebih banyak,

sedangkan pada tanah yang lebih subur jarak tanamnya lebih lebar. Selain itu,

penentuan jarak tanam dipengaruhi pula oleh iklim.

Pada hijauan makanan ternak, penentuan jarak tanam ditentukan oleh

keberadaan stolon atau rhizoma. Pada jenis-jenis hijauan yang membentuk rhizoma

dan stolon, jarak tanamnya lebih lebar.

Untuk mencapai pemanfaatan lahan yang optimal pada sistem agroforestry

antara tanaman jambu mete, kacang tanah, dan rumput benggala, jarak tanam di

antara ketiga tanaman tersebut harus diperhatikan agar keberadaan tanaman yang satu

dengan tanaman yang lain akan saling menguntungkan.

Page 15: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

Jarak tanam rumput benggala harus renggang (60 x 60 cm) untuk memberikan

kesempatan bagi jambu mete membentuk cabang dan bagian-bagian lain sehingga

pertumbuhan dan perkembangan jambu mete tidak terganggu. Kesuburan dan

kemampuan rumput benggala dalam bersaing dengan jambu mete didukung oleh

adanya kacang tanah yang ditanam di antara tanaman rumput karena kacang tanah

dapat menyumbangkan unsur N ke dalam tanah.

Pengaturan jarak tanam dalam sistem agroforestry ini akan berpengaruh

sangat nyata terhadap produksi, baik produksi kacang tanah, jambu mete maupun

terhadap rumput benggala. Penanaman rumput dengan jarak yang dekat (rapat) akan

memberikan produksi rumput yang tinggi tetapi pertumbuhan masing-masing

tanaman secara individu akan menurun sehingga produksi tanaman kacang tanah dan

jambu mete juga akan menurun karena persaingan air dan unsur hara. Oleh karena itu,

untuk mengurangi persaingan tersebut, jarak tanam antara ketiga tanaman tersebut

diatur sedemikian rupa sehingga lahan akan memberikan hasil yang optimal.

IV. PENUTUP

Pengembangan sistem agroforestry merupakan suatu langkah yang efisien

dalam penanggulangan lahan kritis dan pemanfaatan lahan secara optimal.

Agroforestry merupakan bentuk pemanfaatan lahan dalam suatu tapak yang

mengusahakn produksi biologis yang berdaur pendek dan berdaur panjang

(kombinasi kegiatan kehutanan dan kegiatan pertanian lainnya).

Page 16: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

Untuk meningkatkan produksi, jarak tanam dalam sistem agroforestry antara

rumput benggala, jambu mete, dan kacang tanah harus diperhatikan agar antara

tanaman yang satu dengan yang lainnya tidak saling merugikan.

Dengan mengembangkan model sistem agroforestry antara jambu mete,

kacang tanah, dan rumput benggala, taraf hidup masyarakat dapat ditingkatkan

melalui pemenuhan bahan pangan dan penyediaan sumber pakan ternak.

Page 17: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1990. Hijauan Makanan Ternak; Potong, Kerja, dan Perah. Kanisius, Yogyakarta

Anonymous , 1983. Hijauan Sebagai Pakan dan Cara Penanamannya. Dinas Peternakan Sulsel, Ujung Pandang.

Reksohadipradjo, S. 1985. Produksi Hijauan Makanan Ternak Tropik. BPFE, Yogyakarta.

Rismunandar, 1986. Mendayagunakan Tanaman Rumput. Sinar Baru, Bandung.rps.uvi.edu/AES/Biotech/silvopasture.html

www.agroforestry.co.uk/silvop.html

www.lablink.or.id/agf-def.htm

Page 18: I - Just another WordPress.com weblog  · Web viewPemanfaatan sumber daya hutan pada tahun- tahun terakhir yang melampaui daya dukungnya mengakibatkan kerusakan ... kerusakan lahan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

II. SISTEM AGROFORESTRY................................................................. 4

A. Pengertian Agroforestry .................................................................. 4

B. Bentuk - Bentuk Agroforestry ........................................................ 6

C. Pertanaman Ganda ............................................................................ 7

III. PENGEMBANGAN AGROFORESTRY: RUMPUT BENGGALAJAMBU METE, DAN KACANG TANAH ........................................... 9

A. Gambaran Umum Vegetasi .............................................................. 9

B. Pola Pengembangan Agroforestry ...................................... ............. 13

C. Pengaruh Tanaman Leguminosa ...................................................... 14

D. Jarak Tanam ...................................................................................... 15

PENUTUP ...................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA