inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/uploads/download/1482849725... · Web viewPEMANFAATAN SISA ABU...

3
PEMANFAATAN SISA ABU PEMBAKARAN SEBAGAI TOILET ALTERNATIF Berawal dari perjuangan seorang penduduk di Wamena, Jayawijaya Papua, yang tengah menyadarkan masyarakat disekitarnya akan pentingnya sanitasi atau toliet yang bersih, patut mendapat apresiasi. Seperti banyak kabar yang banyak beredar, bahwa di Papua keberadaan toilet atau sanitasi yang bersih memang terbatas bahkan dapat dikatakan jarang ada, sehingga banyak masyarakat yang melakukan buang air besar di tempat yang tidak seharusnya. Hal ini memberikan dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat, bahkan diare menjadi penyakit yang cukup banyak diderita masyarakat di Papua. Banyak yang kehilangan nyawa akibat diare tersebut. Dia lah Yali Inggibal (45) yang ingin menjadikan masyarakat Papua sadar akan pentingnya sanitasi. Dia berusaha mengajak masyarakat untuk membuat toilet, sehingga dampak diare dapat dikurangi. Namun, hal itu sulit terealisasi akibat harga semen yang cukup tinggi di Papua. Harga satu sak semen di Papua dijual seharga Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta. Tentu harga semen yang mahal ini membuat masyarakat kesulitan untuk membangun toilet. Padahal, keberadaan semen penting sebagai salah satu bahan yang menunjang dalam pembangunan di bidang kontruksi. Tantangan inilah yang selalui dihadapi oleh Yali. Dia tidak dapat memaksa masyarakat untuk menggunakan semen yang harganya tidak terjangkau, namun dia juga tidak akan membiarkan semakin banyak anak-anak meninggal karena diare. "Saya berpikir keras bagaimana menemukan bahan pengganti semen, dan secara tidak sengaja saya melihat abu bekas pembakaran di dapur, saya ambil lalu saya campur dengan air mendidih, ternyata bisa jadi pelekat seperti semen, puji Tuhan," jelas Yali. Penemuannya ini menjadi angin segar, sehingga masyarakat tetap dapat membuat toilet tanpa harus menggunakan semen yang harganya selangit tersebut. Apalagi masyarakat memasak dengan menggunakan kayu bakar, sehingga ketersediaan abu cukup banyak. Meski tanpa melalui penelitian labolatorium, 1

Transcript of inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/uploads/download/1482849725... · Web viewPEMANFAATAN SISA ABU...

Page 1: inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/uploads/download/1482849725... · Web viewPEMANFAATAN SISA ABU PEMBAKARAN SEBAGAI TOILET ALTERNATIF Berawal dari perjuangan seorang penduduk di

PEMANFAATAN SISA ABU PEMBAKARAN SEBAGAI TOILET ALTERNATIF

Berawal dari perjuangan seorang penduduk di Wamena, Jayawijaya Papua, yang tengah menyadarkan masyarakat disekitarnya akan pentingnya sanitasi atau toliet yang bersih, patut mendapat apresiasi. Seperti banyak kabar yang banyak beredar, bahwa di Papua keberadaan toilet atau sanitasi yang bersih memang terbatas bahkan dapat dikatakan jarang ada, sehingga banyak masyarakat yang melakukan buang air besar di tempat yang tidak seharusnya. Hal ini memberikan dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat, bahkan diare menjadi penyakit yang cukup banyak diderita masyarakat di Papua. Banyak yang kehilangan nyawa akibat diare tersebut.

Dia lah Yali Inggibal (45) yang ingin menjadikan masyarakat Papua sadar akan pentingnya sanitasi. Dia berusaha mengajak masyarakat untuk membuat toilet, sehingga dampak diare dapat dikurangi. Namun, hal itu sulit terealisasi akibat harga semen yang cukup tinggi di Papua. Harga satu sak semen di Papua dijual seharga Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta. Tentu harga semen yang mahal ini membuat masyarakat kesulitan untuk membangun toilet. Padahal, keberadaan semen penting sebagai salah satu bahan yang

menunjang dalam pembangunan di bidang kontruksi.

Tantangan inilah yang selalui dihadapi oleh Yali. Dia tidak dapat memaksa masyarakat untuk menggunakan semen yang harganya tidak terjangkau, namun dia juga tidak akan membiarkan semakin banyak anak-anak meninggal karena diare. "Saya berpikir keras bagaimana menemukan bahan pengganti semen, dan secara tidak sengaja saya melihat abu bekas pembakaran di dapur, saya ambil lalu saya campur dengan air mendidih, ternyata bisa jadi pelekat seperti semen, puji Tuhan," jelas Yali.

Penemuannya ini menjadi angin segar, sehingga masyarakat tetap dapat membuat toilet tanpa harus menggunakan semen yang harganya selangit tersebut. Apalagi masyarakat memasak dengan menggunakan kayu bakar, sehingga ketersediaan abu cukup banyak. Meski tanpa melalui penelitian labolatorium, pilihan Yali menggunakan abu bekas pembakaran sebagai pengganti semen memang tepat. Di dunia kontruksi limbah pembakaran kayu memang dapat digunakan sebagai salah satu bahan pengganti semen, hal ini dikarenakan kandungan silika (SiO2) yang terkandung dari abu. Abu kayu (sawdust ash) mengandung bahan yang bersifat pozzolanic, sehingga jika dicampur dengan air panas, maka menjadi donan yang menyerupai semen.

1

Page 2: inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/uploads/download/1482849725... · Web viewPEMANFAATAN SISA ABU PEMBAKARAN SEBAGAI TOILET ALTERNATIF Berawal dari perjuangan seorang penduduk di

Perjuangan Yali tersebut untuk menciptakan sanitasi yang bersih dan sehat, telah berbuah manis, hingga saat ini sudah 63 toilet dibangun dalam setahun terakhir. Hal ini membawa perubahan positif bagi warga, sehingga dapat membuat perubahan bagi kebiasaan buruk warga yang sudah tidaklagi buang air besar sembarangan (BABS). “Anak-anak kami banyak yang meninggal dan sakit perut karena diare. Dan sekarang sudah tidak ada lagi yang sakit,” ujar Yali Inggibal, seorang tokoh adat di Desa Air Garam. Bahkan, saat ini Warga Desa Manda dan Desa Air Garam juga sepakat untuk mendenda Rp 300.000 jika ada warga yang tertangkap melakukan BABS.

Toilet dan keran untuk cuci tangan yang dibuat secara swadaya ini, telah mendapat pengakuan dari Kementerian Kesehatan dalam bentuk sertifikat sebagai Desa Bebas BABS. Inisiatif ini juga mendapat pujian dari Haji Muhammad Subuh, MPMM (Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI) yang hadir saat deklarasi Desa Bebas BABS. Dengan sertifikat ini, kedua desa ini menjadi desa pertama yang bebas BABS di Papua.

(dw_intan)

Sumber :Majalah Kasih Peduli. Volume 32 / 2015. Penerbit: Wahana Visi Indonesia. Halaman 8-9.https://www.brilio.net/news/menyiasati-ketidakmampuan-beli-semen-yali-pakai-abu-untuk-membangun-150512m.html

2