Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7:...

152
Panduan Pembentukan dan Pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized

Transcript of Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7:...

Page 1: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

Panduan Pembentukan dan Pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah

Kerjasama Antar DaerahJuni 2011

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

Pub

lic D

iscl

osur

e A

utho

rized

WB20953
Typewritten Text
68204
Page 2: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

 

Page 3: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

       

Panduan Pembentukan dan Pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah

   

Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Direktorat Dekonsentrasi dan Kerjasama Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri dan Decentralization Support Facility

WB20953
Typewritten Text
Page 4: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

DECENTRALIZATION SUPPORT FACILITY Gedung Bursa Efek Indonesia, Gedung I, Lantai 9 Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Telepon: (+6221) 5299 3199 Fax: (+6221) 5299 3299 Website: www.dsfindonesia.org Decentralization Support Facility (DSF) merupakan dana perwalian multi donor yang dipimpin oleh Pemerintah Indonesia, yang bertujuan untuk mendukung agenda desentralisasi pemerintah. DSF berupaya mencapai tujuannya dengan memenuhi tiga peranan, yaitu membantu Pemerintah Indonesia meningkatkan: (i) harmonisasi, keselarasan, dan efektivitas bantuan pembangunan; (ii) penyusunan dan pelaksanaan kebijakan; dan (iii) kapasitas pemerintah, terutama di tingkat daerah. Keanggotaan DSF terdiri dari BAPPENAS, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, dan sembilan donor (ADB, AusAID, CIDA, DFID, Pemerintah Jerman, Pemerintah Belanda, UNDP, USAID, dan Bank Dunia). Dukungan keuangan untuk DSF utamanya diberikan oleh DFID, dan juga kontribusi dari AusAID serta CIDA. Foto pada halaman sampul merupakan hak cipta World Bank Photo Library. Panduan Pembentukan dan Pelaksanaan Kerjasama Antar Daerah merupakan hasil kerja konsultan dan staf Bank Dunia. Temuan, interpretasi, dan kesimpulan dalam laporan ini tidak mencerminkan pendapat DSF maupun donor yang diwakili. Desain sampul oleh Harityas Wiyoga.  

WB20953
Typewritten Text
WB20953
Typewritten Text
Page 5: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

ii | P a g e

PENGANTAR

Buku ini disusun sebagai panduan untuk menginisiasi kerjasama antar daerah maupun untuk

mengoptimalisasi kerjasama yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah daerah khususnya dalam

bidang pelayanan publik.

Panduan ini dikembangkan dari kerjasama daerah yang telah terimplementasi dengan baik, dengan

harapan pengalaman empiris yang telah dilakukan dapat secara mudah direplikasi oleh daerah lain

di seluruh Indonesia yang mempunyai keinginan untuk menjalin kerjasama antar daerah. Bersama

dengan ke-khasan ataupun hal-hal unik yang dimiliki daerah, pengalaman empiris tersebut dapat

dijadikan modal ataupun potensi untuk melaksanakan Kerjasama Antar Daerah (selanjutnya

disingkat menjadi KAD).

Implementasi dari panduan ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dan komitmen yang

tinggi dari para pihak yang bekerjasama. Oleh karenanya sejak tahap inisiasi/awal harus dikawal

oleh tim atau kelompok kerja yang berasal dari masing-masing daerah yang bekerjasama. Sehingga

pada akhirnya kesepakatan kerjasama tidak hanya berhenti pada kegiatan seremonial

penandatanganan kerjasama semata.

Secara teknis kerjasama membutuhkan komitmen, kesabaran serta energi yang luar biasa.

Karenanya, masing-masing pihak harus bersama-sama memberikan kontribusi yang didasari oleh

saling membutuhkan, kesediaan saling berkorban serta saling mengisi. Komunikasi yang dilakukan

secara intensif pada akhirnya akan menjadi perekat kerjasama yang luar biasa.

Jakarta, Juni 2011

Subdirektorat Kerjasama Antar Daerah

Direktorat Dekonsentrasi dan Kerjasama

Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum

Kementerian Dalam Negeri

Jl. Kebon Sirih

Jakarta Pusat

Decentralization Support Facility/DSF

Indonesia Stock Exchange Building

Tower I, 9th floor, Suite 901

Jl. Jenderal Sudirman kav. 52-53

Jakarta 12190

Page 6: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

iii | P a g e

DAFTAR ISI

PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

DAFTAR TABEL

iv

DAFTAR GAMBAR

iv

BAGIAN I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penyusunan Panduan 2

1.2 Tujuan dan Sasaran 2

1.3 Manfaat dan Fungsi 2

1.4 Acuan Normatif 2

1.5 Ruang Lingkup Panduan 3

1.6 Sistematika Panduan

3

BAGIAN II PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KAD

TAHAP I: INISIASI 6

I.A Panduan umum 6

Langkah 1 Melakukan identifikasi tokoh kunci KAD 7

Langkah 2

Meningkatkan peran aktif dan membangun hubungan antara tokoh

kunci pendukung KAD

7

Langkah 3 Menyusun baseline regional 8

I.B Pengalaman dan PembelajaranKAD Kartamantul 10

TAHAP II: PERSIAPAN PENGORGANISASIAN KAD 14

II.A Panduan umum 14

Langkah 1 Membentuk Forum Tokoh Kunci Wilayah 14

Langkah 2 Menyusun draft konsep KAD 14

Langkah 3 Menyusun draft/rencana wadah kelembagaan 16

Langkah 4 Menyusun draft kesepakatan pelaksanaan KAD 17

Langkah 5 Melakukan penguatan komitmen 18

II.B Pengalaman dan Pembelajaran KAD Kartamantul 19

TAHAP III: PEMBENTUKAN WADAH KAD 24

III.A Panduan umum 24

Langkah 1 Menyusun Draft Perjanjian Kerjasama KAD 24

Langkah 2 Penandatanganan Perjanjian Kerjasama 24

Langkah 3 Membentuk Wadah KAD 24

Langkah 4 Melakukan rekrutmen SDM untuk operasional KAD 25

Langkah 5 Menyusun Draft Perencanaan KAD 25

Langkah 6 Menentukan mekanisme pembiayaan dan pengelolaan aset kegiatan

KAD

26

Langkah 7 Membuat Perda tentang Pembentukan wadah KAD 26

Langkah 8 Transfer Best Practices 26

III.B Pengalaman dan Pembelajaran KAD Kartamantul 27

Page 7: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

iv | P a g e

TAHAP IV: IMPLEMENTASI KAD 43

IV.A Panduan umum 43

Langkah 1 Membentuk kelompok kerja pelaksana KAD 43

Langkah 2 Memfasilitasi komunikasi antar SKPD di bidang pelayanan publik

tertentu

44

Langkah 3 Membuka dan membina hubungan dengan sumber pendanaan 44

IV.B Pengalaman dan Pembelajaran KAD Kartamantul 46

TAHAP V: MONITORING DAN EVALUASI 49

V.A Panduan umum 49

Langkah 1 Melaksanakan monitoring dan evaluasi 49

V.B Pengalaman dan Pembelajaran KAD Kartamantul 50

BAGIAN III IMPLEMENTASI KERJASAMA ANTAR DAERAH MENURUT SEKTOR

KARTAMANTUL

3.1 Sektor 1: Persampahan 56

3.2 Sektor 2: Pengolahan Air Limbah 65

3.3 Sektor 3: Drainase 71

3.4 Sektor 4: Air Bersih 76

3.5 Sektor 5: Transportasi 80

3.6 Sektor 6: Jalan 88

3.7 Sektor 7: Kesehatan 92

LAMPIRAN

Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul

DAFTAR TABEL Tabel 1 Tahapan Kerjasama Antar Daerah

Tabel 2 Tupoksi Asisten Sekber Kartamantul

Tabel 3 Pembagian Beban Pembiayaan Sekber Kartamantul

5

31

39

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Penyusunan Baseline Regional

Gambar 2 Mekanisme Hubungan Kerja Sekber Kartamantul

9

33

Page 8: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

 

Page 9: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

1

BAGIAN I

PENDAHULUAN

Page 10: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

2

1.1. Latar Belakang Penyusunan Panduan

Berdasarkan Undang-Undang No. 32/2004 tentang Pemerintah Daerah, kerjasama merupakan hak

setiap daerah otonom dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam

memenuhi tanggung jawabnya untuk meningkatkan penyediaan pelayanan publik.

Salah satu kendala yang dihadapi oleh pihak pemerintah daerah dalam mengimplementasikan

kerjasama antar daerah adalah keterbatasan informasi/pengetahuan untuk melaksanakannya.

Untuk itu diperlukan acuan ataupun panduan teknis untuk melaksanakan kerjasama antar daerah

di setiap tahapan, sejak tahap inisiasi sampai dengan monitoring dan evaluasi.

1.2. Tujuan dan Sasaran

Panduan ini bertujuan untuk memberikan arahan ataupun panduan teknis praktis serta aplikatif

bagi berbagai pihak untuk merintis ataupun mengembangkan kerjasama antar daerah yang telah

dijalin, khususnya di bidang pelayanan publik.

Adapun sasaran yang hendak dicapai dari panduan ini adalah:

1. Tersedianya acuan serta petunjuk teknis tentang tahapan dalam mengimplementasikan

kerjasama antar daerah di bidang pelayanan publik serta cara untuk melaksanakannya

2. Meningkatnya pemahaman pemerintah daerah dalam melaksanakan kerjasama antar daerah

dalam bidang pelayanan publik

3. Meningkatnya pelayanan publik bagi masyarakat

1.3. Manfaat

Secara umum panduan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak serta pemangku

kepentingan yang terkait dengan implementasi kerjasama antar daerah. Secara khusus panduan ini

dapat bermanfaat bagi pemerintah daerah kabupaten/kota yang akan melaksanakan serta

mengembangkan kerjasama antar daerah khususnya di bidang pelayanan publik.

1.4. Acuan Normatif

Beberapa peraturan perundangan yang menjadi acuan utama bagi Pemerintah Daerah saat

melaksanakan KAD adalah:

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah

3. Permendagri No. 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah

4. Permendagri No. 23 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Kerjasama

Antar Daerah

5. Permendagri No. 19 Tahun 2009 tentang Pedoman Peningkatan Kapasitas Pelaksana Kerjsama

Daerah

Page 11: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

3

1.5. Ruang Lingkup Panduan

Lingkup Panduan Pembentukan serta Pelaksanaan KAD ini difokuskan pada kerjasama peningkatan

pelayanan publik antara sesama pemerintah kabupaten/kota atau propinsi yang secara geografis

berbatasan langsung. Ini berarti tidak mencakup kerjasama daerah dengan pihak ketiga ataupun

luar negeri.

1.6. Sistematika Panduan

Panduan ini disusun dengan sistematika berikut.

Bagian I Pendahuluan

Berisikan uraian mengenai latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, acuan normatif, ruang

lingkup serta sistematika Panduan.

Bagian II Panduan Pembentukan dan Pelaksanaan KAD

Berisikan dua sub bagian dari tiap tahapan pembentukan dan pelaksanaan KAD: i). Panduan umum

menguraikan tahapan ideal untuk melaksanakan KAD di bidang pelayanan publik; dan ii).Ilustrasi

berupa pengalaman Kartamantul yaitu kerjasama antara Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan

Bantul yang terbentuk dengan inisiasi dari Pemerintah Provinsi Yogyakarta. Review singkat

terhadap pelaksanaan KAD di Kartamantul sebagai refleksi terhadap panduan umum juga disajikan

dalam bagian akhir setiap tahap.

Bagian III IMPLEMENTASI KERJASAMA ANTAR DAERAH MENURUT SEKTOR DI KAD

KARTAMANTUL

Menguraikan gambaran kerjasama antar daerah yang dilakukan oleh KAD Kartamantul

berdasarkan 7 bidang/sektor yang dikerjasamakan yaitu persampahan, air limbah, drainase, air

bersih, transportasi, jalan dan kesehatan.

Page 12: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

4

BAGIAN II

PANDUAN PEMBENTUKAN & PELAKSANAAN

KERJASAMA ANTAR DAERAH

Page 13: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

5

Berdasarkan konsep serta pengalaman empirik yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri,

secara umum terdapat beberapa tahapan yang biasa dilakukan untuk membentuk serta

melaksanakan kerjasama antar daerah (selanjutnya disingkat dengan KAD). Penjelasan dari tiap

tahapan tersebut beserta tujuannya dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL 1

Tahapan Kerjasama Antar Daerah

PENTAHAPAN TUJUAN

TAHAP 1:

INISIASI PROSES PEMBENTUKAN KAD

Merupakan langkah inisiasi paling awal yang

dilakukan oleh tokoh – tokoh kunci regional

untuk bisa mewujudkan KAD

Melakukan identifikasi aktor-aktor

kunci/pendukung KAD di daerah serta

menyamakan pemahaman dan tujuan serta

manfaat KAD di antara daerah yang akan

bekerja sama

TAHAP 2:

PERSIAPAN PENGORGANISASIAN KAD

Merupakan tahapan untuk melakukan

sejumlah persiapan pengelolaan KAD dengan

menyusun berbagai perencanaan awal.

Mendapatkan rancangan – rancangan

kesepakatan meliputi konsep,

pengorganisasian, pengelolaan keuangan dll

yang dituangkan ke dalam suatu nota

kesepahaman/MoU ataupun bentuk ikatan

lainnya.

TAHAP 3: PEMBENTUKAN WADAH KAD

Merupakan langkah pembentukan wadah di

dalam mewujudkan Kerjasama Antar Daerah.

Melegitimasikan 2 tahapan pertama dengan

membentuk suatu wadah KAD yang disepakati

bersama sesuai dengan kebutuhan dan kondisi

regional

TAHAP 4: IMPLEMENTASI KAD

Fase di mana para aktor yang tergabung di

dalam suatu wadah menjalankan KAD dan

melaksanakan rencana – rencana kegiatan

yang sudah disepakati bersama

Melaksanakan semua rencana dan kesepakatan

yang sudah dibuat melalui wadah KAD yang

sudah dibentuk.

TAHAP 5:

MONEV & PENINGKATAN KAPASITAS

Merupakan tahapan yang telah dimulai sejak

tahap 1 sampai 4, dan merupakan proses yang

dilaksanakan terus menerus untuk mencapai

KAD yang optimal

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap

KAD serta meningkatkan kualitas SDM yang

terkait dengan KAD.

Berikutnya akan diuraikan mengenai kegiatan utama atau langkah-langkah dari kelima tahapan

kerjasama antar daerah. Dalam tiap tahapan akan diuraikan tentang:

Page 14: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

6

i) Panduan umum

Berisikan uraian mengenai langkah-langkah ideal berdasarkan konsep Kerjasama antar daerah.

Dalam panduan umum ini akan dijelaskan mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan,

bagaimana melakukannya, siapa yang melakukan, berapa lama waktu yang dibutuhkan, serta

hal-hal lain yang dapat memperjelas pelaksanaan tiap tahapan tersebut.

ii) Pengalaman Kartamantul

Menguraikan tentang pengalaman kerjasama antara Pemerintah Kota Yogyakarta, Kabupaten

Sleman dan Kabupaten Bantul yang tergabung dalam Sekretariat Bersama (Sekber) Kartamantul.

Dalam prakteknya bisa saja terjadi sedikit perbedaan antara pengalaman Kartamantul dengan

langkah ideal yang telah diuraikan sebelumnya. Perbedaannya bisa terjadi pada urutan langkah

tersebut ataupun penggabungan dari beberapa langkah ideal. Hal ini disebabkan oleh karena

pembentukan KAD sangat bergantung kepada situasi dan kondisi yang terjadi di lingkungan

daerah – daerah yang akan bekerja sama.

TAHAP I: INISIASI

I.A PANDUAN UMUM

Lingkup Tahap Inisiasi proses pembentukan KAD merupakan langkah paling awal yang

harus dilakukan oleh tokoh-tokoh kunci regional (baik dengan ataupun

tanpa fasilitasi dari pihak pusat dan propinsi), untuk bisa mewujudkan

KAD. Tahap ini mencakup 3 langkah atau kegiatan utama.

Tujuan

Sasaran

Tujuan utama dari tahap pertama ini adalah agar aktor – aktor

pendukung KAD di daerah bisa diidentifikasi dengan baik serta terjadi

kesamaan pemahaman mengenai tujuan serta manfaat KAD. Identifikasi

dan kesamaan pemahaman KAD ini sangat penting sebagai langkah awal

untuk membentuk suatu KAD, karena berdasarkan kondisi pada saat ini

KAD belum mendapatkan porsi yang utama oleh pengambil keputusan di

daerah di dalam mencapai tujuan pembangunan daerah.

Sasaran dari tahapan ini meliputi:

1. Meningkatnya pemahaman pemerintah daerah terhadap pentingnya

KAD, terutama para pengambil keputusan

2. Meningkatkan peran masyarakat umum dan professional dalam

kerangka KAD

Hasil Tahap

1. Terjalinnya komunikasi, koordinasi serta kerjasama (3K) dari para

tokoh kunci yang berasal dari berbagai pihak (pemerintah maupun

masyarakat) di seluruh wilayah kabupaten/kota yang akan

melaksanakan KAD

2. Tersusunnya suatu kerangka baseline regional, yaitu data/ informasi

mengenai issue, permasalahan serta potensi dari wilayah

kabupaten/kota yang akan melakukan KAD

Durasi Seluruh kegiatan yang termasuk dalam tahap inisiasi dapat diselesaikan

dalam kurun waktu 14 bulan.

Page 15: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

7

LANGKAH 1: MELAKUKAN

IDENTIFIKASI

TOKOH KUNCI KAD

Mempertemukan

Tokoh

Melibatkan banyak

Tokoh dari berbagai

golongan

Kegiatan identifikasi tokoh kunci pendukung KAD bisa dilakukan oleh

inisiator kerjasama ataupun masing-masing pemerintah kabupaten/kota

yang akan melaksanakan KAD dengan mediasi dari pemerintah provinsi,

lembaga donor, perguruan tinggi ataupun LSM.

Identifikasi bisa dilakukan dengan beragam cara seperti: mengundang

berbagai pihak yang diduga terkait dengan bidang pelayanan publik

yang akan dikerjasamakan ke dalam suatu pertemuan formal (seperti

lokakarya) ataupun non formal, advokasi terhadap pihak-pihak terkait,

dan lain-lain. Proses identifikasi ini akan memakan waktu kurang lebih

selama 6 bulan.

Identifikasi dilakukan terhadap tokoh kunci pendukung KAD yang berada

di wilayah kabupaten/kota yang akan melaksanakan kerjasama, yang

berasal dari seluruh kalangan seperti pemerintahan (baik eksekutif

maupun legislatif), tokoh masyarakat/adat/agama/ pemuda, kelompok

masyarakat terkait, Perguruan tinggi, Pengusaha, Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM), ahli di bidang terkait dll. Tokoh kunci yang sudah

teridentifikasi, nantinya sedapat mungkin selalu diikutsertakan/

diundang dalam kegiatan KAD di wilayah tersebut.

� Tokoh kunci dari pemerintah daerah kabupaten/kota adalah SKPD

terkait atau Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah/TKKSD (bagi daerah yang

sudah membentuk). Aturan mengenai keanggotaan serta tugas TKKSD

mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009

tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerja Sama Daerah Pasal 5-7.

LANGKAH 2: MENINGKATKAN

PERAN AKTIF DAN

MEMBANGUN

HUBUNGAN ANTARA

TOKOH KUNCI

PENDUKUNG KAD

Untuk meningkatkan peran aktif serta membangun hubungan tokoh

kunci yang sudah teridentifikasi pada langkah pertama, dapat dilakukan

dengan cara mengadakan pertemuan dalam bentuk lokakarya ataupun

pertemuan informal secara rutin. Dengan pertemuan tersebut

diharapkan dapat menjalin 3K (Komunikasi, Koordinasi dan Kerjasama)

antar tokoh kunci dan lebih jauh lagi dapat terbentuk networking

(jaringan) informal diantara mereka. Proses ini dilakukan oleh

pemerintah kota/kabupaten yang akan melaksanakan KAD dengan

bantuan/mediasi dari berbagai pihak (terutama pemerintah propinsi

ataupun pihak lainnya seperti lembaga donor, perguruan tinggi ataupun

LSM) secara berkala dan terus menerus.

Idealnya, tokoh kunci KAD berasal semua kalangan yang terkait dengan bidang pelayanan publik

yang akan dikerjasamakan. Dengan pertemuan yang diadakan secara berkala, peran aktif serta

hubungan antar tokoh kunci KAD dapat dibangun dengan mengadakan pertemuan secara berkala.

Page 16: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

8

LANGKAH 3: MENYUSUN

BASELINE REGIONAL

Baseline merupakan

salah satu perekat

Kerjasama

Rincian kegiatan

Baseline atau data dasar regional merupakan gambaran kondisi

regional/wilayah dari beberapa kabupaten/kota yang akan melakukan

KAD, baik dari segi potensi maupun kendala dan limitasi dari semua

sektor/aspek (seperti fisik, ekonomi, sumber daya, sosial budaya, dan

lain-lain).

Penyusunan baseline regional dimaksudkan untuk mendapatkan perekat

kerjasama ataupun obyek yang akan dikerjasamakan, yang nantinya

menjadi dasar dalam menyusun draft rencana kerjasama.

Secara keseluruhan kegiatan ini membutuhkan waktu sekitar 8 bulan

dengan rincian kegiatan:

1. Melakukan identifikasi atau pemetaan potensi/kendala/limitasi

wilayah yang akan bekerja sama, meliputi sektor:

� Fisik (sarana dan prasarana) dan sumber daya alam

� Kependudukan dan sumber daya manusia

� Hukum dan kebijakan

� Aktifitas sektoral

� Pemerintahan

� Sosial Budaya

� Jejaring dan kerjasama regional yang telah ada

Hasil dari identifikasi/pemetaan berupa database dari seluruh sektor

tersebut baik dalam bentuk statistik maupun grafis. Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) dapat dijadikan salah satu masukan dalam

kegiatan pemetaan ini, karena memuat standar formal normatif yang

dapat dijadikan sebagai pedoman identifikasi kekuatan dan

kelemahan wilayah.

� Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 2009

tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerja Sama Daerah Pasal 6, salah

satu tugas TKKSD adalah melakukan inventarisasi dan pemetaan

bidang/potensi daerah yang akan dikerjasamakan. Hasil inventarisasi

tersebut dapat menjadi masukan ataupun dasar untuk pemetaan

potensi/kendala/ limitasi regional/wilayah. Selain itu juga TKKSD

juga mempunyai tugas untuk melakukan analisis mengenai manfaat

dan biaya kerjasama yang terukur, yang menghasilkan kesimpulan

bahwa objek kerjasama akan lebih bermanfaat jika dikerjasamakan

dengan daerah lain daripada dikelola sendiri.

Kegiatan identifikasi ini bisa dilakukan dengan mediasi dari pihak

pemerintah provinsi dan pihak lainnya seperti lembaga donor dan

perguruan tinggi.

2. Menampilkan data yang telah terkumpul dalam bentuk narasi/

statistik/grafik

3. Membuat peta kondisi regional berdasarkan data yang telah

terkumpul dan telah diolah

Page 17: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

9

Kegiatan penyusunan baseline regional dilakukan dengan metode berikut ini.

GAMBAR 1

Penyusunan Baseline Regional

Penjelasan gambar:

1. Lokakarya antar daerah untuk menggali permasalahan (kendala/ limitasi) serta potensi. Tujuan

dari lokakarya ini adalah untuk menggali isue baik berupa permasalahan yang dihadapi

bersama antara daerah yang akan bekerjasama, maupun potensi yang dimiliki bersama. Hasil

lokakarya berupa kesepakatan permasalahan/potensi untuk sektor yang menjadi

obyek/sasaran kerjasama. Lokakarya ini dihadiri oleh:

� Pemerintah Provinsi termasuk badan koordinasi lintas wilayah

� Pemerintah Daerah yang akan terlibat dalam KAD

� Lembaga KAD (bila sudah terbentuk)

� Lembaga fasilitator yang menjembatani dialog antar daerah (jika ada)

Metode yang digunakan dalam lokakarya meliputi:

� Brainstorming¸yaitu metode untuk menggali pendapat dari setiap peserta didalam suatu

pertemuan, terkait dengan isue, permasalahan tertentu ataupun potensi yang dimiliki untuk

sektor yang akan dikerjasamakan

� Focus Group Discussion (FGD), yaitu metode untuk mendiskusikan suatu isue di dalam suatu

kelompok terbatas, yang diikuti oleh pihak-pihak yang relevan terhadap isue yang dibahas.

2. Pengamatan lapangan serta wawancara

Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperoleh data serta informasi tentang permasalahan yang

dihadapi bersama serta potensi yang dimiliki bersama dari sektor yang akan dikerjasamakan.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dapat dilakukan dengan mediasi dari Pemerintah Propinsi

ataupun dengan bantuan dari pihak ketiga seperti lembaga donor ataupun perguruan tinggi.

Rincian kegiatan ini meliputi:

� Persiapan kelengkapan survei

� Pengurusan perijinan

� Pengamatan lapangan

� Pengumpulan data sekunder

� Wawancara dengan informan kunci

Metode atau teknik yang digunakan dalam pengumpulan data:

� Pengamatan lapangan, merupakan metode pengumpulan data primer dengan cara

mengobservasi secara langsung kondisi di lapangan

� Pengumpulan data sekunder, merupakan metode untuk mengumpulkan data berupa

dokumen yang berasal dari instansi/lembaga terkait di daerah yang akan bekerjsama

� Wawancara, merupakan metode pengumpulan data primer dari beberapa informan kunci

terkait.

Lokakarya antar daerah

untuk menggali

permasalahan(kendala

/limitasi) serta potensi

1

Pengamatan

Lapangan serta

Wawancara

2

BASELINE

REGIONAL

Page 18: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

10

I.B PENGALAMAN DAN PEMBELAJARAN KAD KARTAMANTUL

LANGKAH 1: MELAKUKAN IDENTIFIKASI TOKOH KUNCI KAD

Bappeda Provinsi

berperan penting

dalam inisiasi/

identifikasi tokoh

Kunci KAD.

Setelah Sekber

sebagai wadah KAD

terbentuk, fungsi

identifikasi tokoh

dilakukan oleh

Sekber Kartamantul

Bappeda Provinsi DIY menginisiasi kerjasama antara Kota Yogyakarta,

Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul dalam kerangka Proyek

Pembangunan dan Pengembangan Kota Terpadu (P3KT) bekerja sama

dengan Swiss Development Cooperation (SDC). Proses inisiasi diawali

dengan memfasilitasi identifikasi tokoh kunci KAD, dengan mengundang

Bappeda Kabupaten/Kota terkait kemudian diperluas dengan

melibatkan dinas dan instansi terkait (SKPD) dari Kabupaten/Kota

terkait dan Provinsi DIY.

Sejak tahun 2001 - setelah terbentuknya wadah KAD berupa Sekretariat

Bersama (Sekber) Kartamantul – proses identifikasi tokoh kunci KAD

untuk bidang pelayanan publik yang akan dikerjasamakan, dilakukan

oleh Sekber Kartamantul. Dalam melakukan identifikasi ini, Sekretariat

Bersama Kartamantul memperluas keterlibatan berbagai pihak, selain

SKPD terkait dari Kabupaten/Kota terkait dan Provinsi DIY, juga dari

kalangan non pemerintah seperti dari Lembaga Swadaya Masyarakat,

LPMK/LMD terkait serta jurnalis. Selain itu Sekber Kartamantul juga

membuat artikel/release terkait dengan permasalahan sektor yang akan

dikerjasamakan, bagaimana inisiasi pemecahan, serta bagaimana

keterlibatan dan peran yang dapat dilaksanakan oleh para pihak. Para

jurnalis juga diminta/diperbolehkan untuk melakukan wawancara

langsung dengan pihak-pihak yang terkait. Masukan dari pihak terkait

diterbitkan di media, dan menjadi pertimbangan dalam proses

mengidentifikasi tokoh kunci. [Tokoh kunci yang berhasil di identifikasi

di KAD Kartamantul untuk tiap bidang yang dikerjasamakan akan

disajikan di Bagian 3]

Pastikan

kabupaten/kota

memiliki perwakilan

tetap dalam proses

identifikasi tokoh

kunci.

Proses identifikasi tokoh kunci dilakukan dengan mengadakan berbagai

pertemuan dengan mengundang para pihak terkait (seperti dijelaskan

pada poin sebelumnya). Seringkali SKPD teknis mengirimkan staf yang

berbeda dengan yang sebelumnya atau bahkan tidak mengirimkan staf

sama sekali, untuk membahas suatu permasalahan yang terkait dengan

bidang yang akan dikerjasamakan. Kondisi ini seringkali menghambat

karena informasi dan solusi yang disepakati sebelumnya, tidak

terkomunikasikan dengan baik.

Untuk mengatasinya, KAD Kartamantul menempuh solusi berikut:

1. Penugasan staf khusus dari Kabupaten/Kota untuk masuk kelompok

kerja bidang yang akan dikerjasamakan, diperkuat dengan Surat

Keputusan Bupati/Walikota. Undangan selanjutnya adalah menunjuk

staf yang masuk dalam kelompok kerja tersebut.

2. Staf yang mewakili SKPD dipersilahkan membawa pendamping,

dengan maksud agar proses regenerasi dan transformasi terjadi

secara alamiah, sehingga informasi terkait dengan kerjasama

senantiasa terkawal dengan baik.

Page 19: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

11

3. Risalah rapat dikirimkan kepada staf yang bersangkutan dan kepada

seluruh Kepala SKPD teknis, satu hari setelah rapat selesai. Cara ini

memudahkan informasi bagi staf yang bersangkutan untuk

mengkomunikasikan dengan kepala SKPD nya masing-masing.

Dilanjutkan dengan pembuatan nota dinas sampai ke Sekda masing-

masing kabupaten/kota, sebagai Tim Pengarah KAD.

Tetapkan waktu

untuk

mengidentifikasi

kunci KAD.

Setelah dilakukan 2 - 3 kali pertemuan intensif (@ 2 jam) yang memakan

waktu sekitar 1 bulan, tokoh kunci KAD Kartamantul dapat diidentifikasi.

Melalui pertemuan tersebut dapat dipetakan SKPD mana saja yang

nantinya akan berperan sebagai leader, pendukung serta implementasi.

Kuncinya terletak pada kesiapan dan komitmen Kabupaten/Kota untuk

bersama-sama berbagi tugas dalam mengawal perencanaan,

implementasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama.

Lesson Learn proses

Identifikasi Tokoh

Kunci KAD

� Teridentifikasinya tokoh kunci memudahkan pengembangan KAD

dalam bidang/sektor pelayanan publik yang dikerjasamakan.

� Semakin banyak tokoh kunci yang bisa dilibatkan dalam identifikasi,

akan memperkaya subtansi kerjasama.

� Identifikasi peran tiap tokoh kunci harus dielaborasi dari aspek

perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi. Dengan saling

memahami tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD, akan

memudahkan tokoh kunci KAD untuk saling berbagi peran dan

tanggungjawab.

LANGKAH 2: MENINGKATKAN PERAN AKTIF DAN MEMBANGUN HUBUNGAN ANTARA

TOKOH KUNCI PENDUKUNG KAD

Pastikan Bappeda

Provinsi berperan

dalam memfasilitasi,

memediasi serta

mengkoordinasi

kegiatan

peningkatan peran

aktif antar tokoh

kunci.

Bappeda Provinsi sebagai lembaga koordinasi memfasilitasi forum

diskusi berbagai kegiatan terkait bidang/sektor pelayanan publik yang

dikerjasamakan. Diantaranya forum diskusi yang ditujukan untuk

meningkatkan peran aktif tokoh kunci, dihadiri oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota danProvinsi DIY menghasilkan rekomendasi kebijakan,

yang kemudian disepakati untuk masuk dalam rencana

kegiatan/program dari SKPD terkait.

Laksanakan

Pertemuan berkala

untuk meningkatkan

peran aktif tokoh

kunci.

Pengalaman KAD Kartamantul menunjukkan, dengan membiasakan

mengundang para tokoh kunci KAD yang telah teridentifikasi dalam

pertemuan berkala, komitmen para tokoh kunci akan muncul dan terjaga.

Pertemuan berkala diadakan oleh KAD Kartamantul dalam bentuk

kegiatan seperti rapat koordinasi, workshop, lokakarya serta Focus Group

Discussion (FGD), membahas berbagai macam issue atau penanganan

permasalahan terkait dengan sektor/bidang yang akan dikerjasamakan.

Mantapnya komunikasi antar tokoh kunci KAD Kartamantul yang

ditunjukkan dengan terbangunnya hubungan antar mereka, dapat

tercapai dalam waktu 6 bulan.

Page 20: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

12

Lesson Learn proses

meningkatkan

hubungan Tokoh

Kunci KAD

Kendala utama yang dihadapi oleh KAD Kartamantul saat proses

meningkatkan peran aktif tokoh kunci adalah terjadinya deadlock

(ketidaksepakatan) saat brainstorming membahas permasalahan sektor

yang akan dikerjasamakan. Dengan melakukan pertemuan secara

berkala, akhirnya kesepakatan dapat tercapai.

LANGKAH 3: MENYUSUN BASELINE REGIONAL

Pastikan Baseline

Regional dapat

tersusun dengan

melibatkan seluruh

stakeholder terkait.

Baseline Regional KAD Kartamantul disusun dalam waktu sekitar 3-4

bulan dengan berbagai kegiatan seperti rapat koordinasi, FGD,

workshop/ lokakarya yang melibatkan seluruh kabupaten/kota, dengan

beberapa tahapan.

1. Pengumpulan data/informasi terkait dengan sektor pelayanan publik

yang akan dikerjasamakan meliputi data:

� Demografi: jumlah penduduk, jenis kelamin, distribusi penyebaran,

PDRB

� Geologi: tata guna lahan, elevasi, topografi

� Geografis: citra dan peta dasar

� Hidrologi: kondisi curah hujan, kedekatan dekat fasilitas air,dll

� Klimatologi

� Utilitas Eksisting

Kegiatan ini dilakukan oleh Bappeda serta Dinas Pekerjaan Umum

Provinsi DIY.

2. Menyusun Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) sektor pelayanan

publik yang dihadapi oleh bersama Kabupaten/Kota.

3. Melaksanakan SWOT Analysis untuk sektor pelayanan publik yang

dikerjasamakan (menyangkut regulasi, manajemen pengelolaan,

kelembagaan, pembiayaan, teknologi terapan dan pelibatan

masyarakat).

[Hasil penyusunan DIM serta SWOT untuk tiap sektor pelayanan publik

yang dikerjasamakan akan dibahas di bagian 3]

Jadikan Baseline

Regional sebagai

acuan bagi

penyusunan

program KAD.

KAD Kartamantul kemudian menggunakan Baseline Regional yang telah

tersusun sebagai acuan bagi Kabupaten/Kota dalam melaksanakan

pengelolaan sektor pelayanan publik yang dikerjasamakan, yaitu sebagai

data dasar bagi penyusunan master plan sektoral.

Page 21: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

13

Review Tahap I: Inisiasi KAD Kartamantul

Tahap Inisiasi pembentukan KAD di Kartamantul dipelopori oleh Bappeda Provinsi DIY, yang pada

saat itu melihat permasalahan sampah akan lebih efektif dan efisien jika ditanggulangi secara

bersama oleh Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Bappeda Provinsi DIY

dalam hal ini juga melakukan fungsi – fungsi fasilitasi, mediasi untuk menjalin komunikasi dan

menyamakan pemikiran Kota dan Kabupaten mengenai kebutuhan akan kerjasama menangani

sampah.

GOOD PRACTICES

� Peran aktif Bappeda Provinsi DIY sebagai inisiator.

� Pertemuan – pertemuan dalam rangka inisiasi KAD dihadiri oleh orang yang sama.

� Penyusunan SWOT untuk sektor sampah yang akan dikerjasamakan (penyusunan SWOT ini

terus dilakukan untuk objek kerjasama lainnya).

YANG PERLU DITINGKATKAN

� Pada tahap ini masyarakat luas di Kartamantul seperti LSM, Akademisi Perguruan Tinggi,

tokoh masyarakat, dll belum dilibatkan.

YANG PERLU DIPERHATIKAN

Libatkan masyarakat (tokoh masyarakat), LSM, Akademisi, Industri (Asosiasi), SKPD serta

Stakeholder terkait lainnya agar sedini mungkin rasa kepemilikan terhadap Kerjasama Antar

Daerah dan identitas regional bisa ditumbuhkan sejak awal.

PERTANYAAN EVALUASI

� Apakah daerah anda memiliki permasalahan sama yang juga dihadapi oleh daerah lain yang

berbatasan langsung dengan daerah anda?

� Apakah daerah anda memiliki Tokoh Kunci (tokoh masyarakat, SKPD, dll) yang bisa menjadi

“Champion” atau inisiator KAD?

� Bagaimana peran Bappeda Provinsi di wilayah anda pada masa inisiasi ini?

� Apakah selama ini sudah terjalin komunikasi formal dan informal antar Kepala

Pemerintahan (dan/atau antar SKPD) di daerah yang berbatasan langsung dengan daerah

anda?

� Apakah sudah ada kesamaan persepsi mengenai konsep KAD, pembagian tugas dan

tanggung jawab?

� Apakah saat ini daerah anda sudah memiliki informasi – informasi yang akurat mengenai

profil daerah (terkait dengan potensi dan kendala) anda?

Page 22: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

14

TAHAP II: PERSIAPAN PENGORGANISASIAN KAD

II.A PANDUAN UMUM

Lingkup Tahap Merupakan tahapan untuk melakukan sejumlah persiapan dalam

pengelolaan KAD dengan menyusun berbagai perencanaan awal. Tahap

persiapan pengorganisasian KAD ini mencakup 5 langkah atau kegiatan

utama.

Tujuan

Sasaran

Tujuan utama dari tahap kedua ini adalah untuk mendapatkan rancangan

– rancangan kesepakatan yang meliputi berbagai aspek seperti konsep,

pengorganisasian, pengelolaan keuangan dan lain- lain yang dituangkan

ke dalam suatu nota kesepahaman/MoU ataupun bentuk ikatan lainnya.

Sasaran utama dari tahap ini adalah meningkatkan kesadaran pemerintah

daerah (terutama pengambil keputusan) akan pentingnya bekerjasama

dan memegang teguh komitmen untuk bekerja sama.

Hasil Tahap

Dari tahap ini diharapkan dapat dihasilkan beberapa hal berikut:

1. Terbentuknya “Forum Tokoh Kunci”

2. Tersusunnya draft Konsep KAD

3. Tersusunnya draft wadah KAD

4. Tersedianya draft Kesepakatan Bersama (MoU)

5. Penandatanganan Kesepakatan Bersama (MoU

Durasi

Kegiatan dalam tahap persiapan dimulai sejak bulan ketiga. Pelaksanaan

seluruh kegiatan dalam tahap II ini secara keseluruhan akan

membutuhkan waktu sekitar 13 bulan.

LANGKAH 1: MEMBENTUK

FORUM TOKOH

KUNCI WILAYAH

Kegiatan persiapan pengorganisasian KAD diawali dengan membentuk

forum tokoh kunci wilayah, yang diharapkan sudah dapat terbentuk pada

bulan ke-8. Tokoh kunci yang dimaksud adalah tokoh kunci yang berasal

dari seluruh kabupaten/kota yang akan bekerja sama, yang telah berhasil

diidentifikasi pada tahap persiapan (langkah 1). Pembentukan forum

tokoh kunci wilayah dilakukan oleh pemerintah kota/kabupaten yang

akan melaksanakan KAD dengan bantuan ataupun mediasi dari berbagai

pihak, terutama pemerintah provinsi ataupun pihak lainnya seperti

lembaga donor, perguruan tinggi ataupun LSM. Forum tokoh kunci inilah

yang nantinya akan melakukan segala kegiatan persiapan

pengorganisasian KAD seperti penyusunan draft konsep KAD, rencana

wadah kelembagaan KAD, serta draft kesepakatan bersama (MoU).

LANGKAH 2: MENYUSUN DRAFT

KONSEP KAD

Konsep KAD yang dimaksud meliputi visi, misi, identifikasi lingkup serta

prioritas bidang/obyek yang akan dikerjasamakan (program kerjasama),

bentuk kerjasama, serta rencana pelaksanaannya. Konsep KAD disusun

berdasarkan hasil identifikasi data baseline regional yang telah disusun

pada tahap inisiasi.

Draft atau rencana dari konsep KAD ini dibuat oleh Forum tokoh kunci

yang telah terbentuk dengan bantuan dari pemerintah provinsi.

Page 23: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

15

Rincian kegiatan

Secara keseluruhan kegiatan ini membutuhkan waktu sekitar 3 bulan

dengan rincian kegiatan berikut:

Peran TKKSD (jika

sudah terbentuk)

Prinsip dasar

penyusunan draft

Konsep KAD

Contoh KAD

menurut

Permendagri No.

22/2009

1. Forum tokoh kunci membentuk tim yang ditugaskan untuk

menyiapkan draft konsep KAD & draft rencana kelembagaan dengan

difasilitasi oleh pemerintah provinsi

2. Tim yang terbentuk menyiapkan dan menyusun draft konsep

3. Tim mempublikasikan draft konsep KAD melalui mekanisme public

hearing, sehingga rencana KAD terpublikasikan kepada masyarakat

dan bisa mendapatkan masukan.

� Sebelum para tokoh kunci membuat draft rencana/konsep KAD, TKKSD

yang sudah terbentuk di kabupaten/kota yang akan melakukan kerjasama

dapat menyiapkan rencana kerjasama, yang meliputi beberapa kegiatan:

� Menyusun rencana kerjasama terhadap obyek yang akan

dikerjasamakan

� Menyiapkan informasi dan data yang lengkap mengenai obyek yang

akan dikerjasamakan

� Analisis manfaat dan biaya kerjasama yang terukur bahwa obyek

kerjasama akan lebih bermanfaat dikerjasamakan dengan daerah lain

daripada dikelola sendiri

Beberapa prinsip dasar yang harus diikuti dalam proses penyusunan draft

konsep KAD agar mendapat persetujuan dari pihak terkait, sehingga

dalam implementasinya dapat berjalan dengan baik, yaitu:

1. Seluruh kabupaten/kota yang akan melakukan KAD terwakili dalam

tim yang ditugaskan untuk menyiapkan draft konsep KAD & draft

rencana kelembagaan

2. Setiap kegiatan pertemuan didampingi oleh fasilitator yang

menjembatani persepsi kebutuhan dan kepentingan masing-masing

daerah. Fasilitator bisa berasal dari lembaga donor, perguruan tinggi,

pemerintah provinsi maupun pihak-pihak lainnya

3. Setiap kegiatan melibatkan pemerintah propinsi.

Berikut ini contoh bentuk kerjasama daerah berdasarkan lampiran

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 22/2009:

1. Kerjasama Pelayanan Bersama

Merupakan kerja sama antar daerah untuk memberikan pelayanan

bersama kepada masyarakat yang bertempat tinggal di daerah yang

bekerjasama, untuk membangun fasilitas dan memberikan pelayanan

bersama. Misalnya: pelayanan pendidikan SLTP-SLTA,

Puskesmas/Rumah Sakit Daerah.

2. Kerjasama Pelayanan antar Daerah

Merupakan kerja sama antar daerah untuk memberikan pelayanan

tertentu bagi masyarakat yang bertempat tinggal di daerah yang

bekerjasama, dengan kewajiban bagi daerah yang menerima

pelayanan untuk memberikan suatu kompensasi tertentu kepada

daerah yang memberikan pelayanan. Misalnya: pelayanan saluran

irigasi, pembuangan sampah air

Page 24: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

16

3. Kerjasama Pengembangan Sumberdaya Manusia

Merupakan kerjasama antar daerah untuk meningkatkan kapasitas

sumber daya manusia dan kualitas pelayanannya melalui alih

pengetahuan dan pengalaman, dengan kewajiban bagi daerah yang

menerima pelayanan untuk memberikan suatu kompensasi tertentu

pada daerah yang memberikan pelayanan

4. Kerjasama Pelayanan dengan Pembayaran Retribusi

Merupakan kerjasama antar daerah untuk memberikan pelayanan

publik tertentu dengan membayar retribusi atas jasa pelayanan.

Misalnya: pelayanan jaringan air bersih dan persampahan

5. Kerjasama Perencanaan dan Pengurusan

Merupakan kerjasama antar daerah untuk mengembangkan dan/atau

meningkatkan layanan publik tertentu, dengan cara kesepakatan

prgram diantara pihak yang bekerjasama, tapi pelaksanaannya

dilakukan masing-masing di daerah yang merupakan yurisdiksinya.

Kerjasama ini membagi kepemilikan dan tanggungjawab atas program

dan kontrol atas implementasinya. Misalnya: sinkronisasi penataan

ruang

6. Kerjasama Pembelian Penyediaan Pelayanan

Merupakan kerjasama antar daerah untuk menyediakan layanan

kepada daerah lain dengan pembayaran sesuai dengan perjanjian.

Misalnya: pembangunan pintu air di suatu daerah untuk mengatur

aliran sungai daerah tetangga

7. Kerjasama pertukaran layanan

Merupakan kerjasama antar daerah melalui suatu mekanisme

pertukaran layanan (imbal layan). Misalnya: pertukaran pelayanan

pendidikan/kesehatan

8. Kerjasama Pemanfaatan Peralatan

Merupakan kerjasama antar daerah untuk pengadaan/ penyediaan

peralatan yang bisa digunakan bersama. Misalnya: pembangunan

jembatan diatas sugnai yang menjadi garis perbatasan wilayah.

9. Kerjasama Kebijakan dan Pengaturan

Merupakan kerjasama antar daerah untuk menselaraskan kebijakan

dan pengaturan terkait dengan suatu urusan atau layanan umum

tertentu. Misalnya: pengurusan IMB

LANGKAH 3: MENYUSUN

RENCANA WADAH

KELEMBAGAAN KAD

Selain menyusun draft konsep KAD, tim yang dibentuk oleh forum tokoh

kunci juga ditugaskan untuk menyusun draft atau rencana wadah

kelembagaan/organisasi KAD yang meliputi:

1) Konsep rancangan bentuk wadah KAD baik berupa lembaga/

organisasi ataupun bentuk lainnya

2) Struktur organisasi beserta staf yang akan bertugas didalamnya

3) SDM pelaksana/penggerak wadah KAD Masa kepengurusan

4) Rancangan mekanisme pembiayaan dari wadah yang terbentuk

Untuk menyusun rencana wadah KAD tersebut diperlukan dukungan dari

kalangan profesional di bidang KAD untuk melakukan kajian kelembagaan

KAD. Dukungan terutama diperlukan saat melakukan kajian akademis

terhadap kebutuhan akan wadah KAD serta bentuk wadah yang sesuai.

Page 25: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

17

LANGKAH 4: MENYUSUN DRAFT

KESEPAKATAN

PELAKSANAAN KAD

Proses penyusunan

MoU

Substansi MoU

Penyusunan rancangan Kesepakatan Bersama atau Memorandum of

Understanding (MoU) dilakukan oleh aparat dari masing-masing

pemerintah daerah Kabupaten/Kota yang melakukan KAD yang termasuk

sebagai tokoh kunci secara bersama-sama. Penyusunan rancangan MoU

tersebut diharapkan dapat selesai dalam waktu dua bulan.

Proses Penyusunan Kesepakatan Bersama (MoU):

1) Persiapan dan Penyampaian paparan kerangka umum MoU dalam

rapat koordinasi tokoh kunci

2) SKPD Teknis dari Kabupaten/Kota memberikan komentar/

tanggapan/input secara lebih detil terhadap draft MoU

3) Mengurai kerangka umum kedalam detil pasal

4) Pencermatan bersama terhadap semua pasal

5) Hasil pencermatan bersama selanjutnya diparaf oleh wakil dari

masing-masing kabupaten/kota.

6) Pengkajian oleh Bagian Organisasi dan Bagian Hukum dari

Kabupaten/Kota dan Provinsi, selanjutnya Kabag Hukum memberikan

paraf legalisasi

7) Hasil akhir merupakan Draft Final yang selanjutnya dimintakan paraf

masing-masing Sekretaris Daerah

8) Penandatanganan oleh Bupati/Walikota

Beberapa poin yang harus dimuat dalam isi kesepakatan bersama (MoU):

1. Identitas para pihak

Memuat informasi identitas dari seluruh pihak yang terlibat dalam

KAD, mencakup nama, jabatan, alamat kantor, serta keputusan

pengangkatan dalam jabatan kepala daerah

2. Maksud dan tujuan

Maksud menggambarkan apa yang diinginkan secara umum dari

pelaksanaan KAD. Sedangkan Tujuan menggambarkan apa yang

diingkin secara khusus dari pelaksanaan KAD

3. Obyek dan ruang lingkup kerjasama

Berisikan uraian mengenai obyek yang dikerjasamakan serta

penjabaran dari obyek tersebut.

4. Bentuk kerjasama

Memuat bentuk kerjasama yang akan telah disepakati para pihak yang

akan melakukan KAD.

5. Sumber biaya

Memuat sumber pembiayaan yang telah disepakati bersama oleh para

pihak yang akan melakukan KAD.

6. Tahun anggaran dimulainya pelaksanaan kerjasama

Memuat tahun anggaran dimulainya serta selesainya kegiatan KAD

atas kesepakatan para pihak yang bekerjasama.

7. Jangka waktu

Jangka waktu berlakunya kesepakatan bersama maksimal 12 bulan

8. Rencana kerja

Memuat rencana waktu penyusunan rencana perjanjian kerjasama,

pembahasan serta penandatanganannya.

Page 26: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

18

Judul, Logo, Nomor

dan Perihal MoU

9. Rencana kerja yang memuat:

� Jangka waktu penyusunan rancangan perjanjian kerjasama

� Tanggal pembahasan bersama rancangan perjanjian kerjsama

� Jadwal penandatanganan perjanjian kerjasama

� Rencana kerja tersebut dijadikan lampiran dalam kesepakatan

bersama dan ditandatangani oleh masing-masing kepala daerah

Di samping itu, dalam suatu naskah kesepakatan bersama juga harus

memuat:

1. Logo

Logo yang dicantumkan dapat berupa gambar atau simbol yang

terkait dengan bidang yang akan dikerjasamakan. Bentuk logo

merupakan kesepakatan dari para pihak yang melaksanakan KAD.

2. Judul

Pemberian judul Naskah Kesepakatan Bersama didasarkan pada

bidang yang akan dikerjasamakan, dan merupakan kesepakatan

bersama dari pihak yang bekerjasama

3. Nomor

Pemberian nomor dilakukan oleh masing-masing pihak yang

melakukan KAD, untuk selanjutnya ditetapkan pemberian nomor

utamanya.

4. Perihal

Merupakan penjelasan mengenai bidang kerjasama yang menjadi

obyek dari kerjasama.

LANGKAH 5: MELAKUKAN

PENGUATAN

KOMITMEN

Kegiatan penguatan komitmen dilakukan dengan melibatkan seluruh

tokoh kunci pelaku KAD secara berkala, meliputi beberapa kegiatan

berikut:

1) Menyelenggarakan pertemuan rutin informal yang dihadiri oleh para

tokoh kunci KAD

2) Melaksanakan seminar/workshop pemahaman KAD yang diikuti oleh

para tokoh kunci KAD. Seminar/workshop ini diselenggarakan dengan

bantuan dari pihak Pemerintah Provinsi

3) Penandatanganan Kesepakatan Bersama (MoU) oleh masing-masing

kepala daerah dari pemerintah kabupaten/kota yang melakukan KAD.

Terbentuknya Forum Tokoh Kunci KAD, tersusunnya draft konsep KAD dan wadah kelembagaan,

serta ditandatanganinya Kesepakatan Bersama (MoU) menunjukkan hasil penguatan komitmen

KAD yang akan dilakukan.

Page 27: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

19

II.B PENGALAMAN DAN PEMBELAJARAN KAD KARTAMANTUL

LANGKAH 1: MEMBENTUK FORUM TOKOH KUNCI WILAYAH

Bappeda Provinsi

menginisiasi

pembentukan Forum

Tokoh Kunci Wilayah

Setelah terciptanya komunikasi antar tokoh kunci KAD (Tahap I –

Langkah 2), secara informal Bappeda Provinsi DIY membentuk “Forum

Koordinasi Bappeda” yang beranggotakan Bappeda Provinsi serta

Bappeda Kabupaten/Kota. Pembentukan forum ini membutuhkan waktu

sekitar 1 bulan. Forum yang beranggotakan tokoh kunci wilayah ini

memberikan saran teknis serta rekomendasi kebijakan untuk

meningkatkan kinerja bidang yang sedang dikerjasamakan. Rapat

koordinasi yang membahas berbagai isue regional serta mekanisme

penanganan masalah secara bersama dilakukan secara berkala oleh forum

ini. Selain itu, forum ini juga sudah mulai mengidentifikasi adanya

kebutuhan akan suatu wadah kerjasama untuk mengelola KAD

Kartamantul.

� Setelah terbentuk Sekber Kartamantul, pembentukan forum tokoh kunci

untuk kerjasama bidang pelayanan publik lainnya dilakukan dengan

fasilitasi oleh pihak Sekber dan dirumuskan oleh Bappeda Provinsi, Dinas

Pekerjaan Umum Provinsi, Bagian Hukum, Bagian Keuangan dan Bagian

Organisasi.

Tetapkan waktu

untuk membentuk

Forum Tokoh Kunci

KAD.

Pembentukan Forum Koordinasi memakan waktu sekitar 1 bulan.

Idealnya, proses pembentukan Forum Tokoh kunci sebaiknya dapat

diselesaikan dalam kurun waktu 1- 2 bulan saja, karena jika lebih dari itu

akan kehilangan momentum dari inisiasi kerjasama itu sendiri. Untuk

menjaga momentum tersebut maka perlu disusun jadwal, dengan target

yang akan dicapai yang kemudian dikirimkan kepada Bupati/Walikota.

Dengan cara ini semua Pemerintah Kabupaten/Kota ikut memantau

perkembangan yang terjadi.

LANGKAH 2: MENYUSUN DRAFT KONSEP KAD

Pastikan Konsep

KAD disusun oleh

Forum Tokoh Kunci

yang telah

terbentuk.

Konsep KAD disusun bersama oleh anggota forum koordinasi Bappeda

dengan mengikutsertakan SKPD terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum,

Badan Lingkungan Hidup, dan Bagian Hukum serta Organisasi dari Kota

Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul dibantu oleh

akademisi bidang lingkungan dan planologi. Apabila secara teknis sudah

disepakati, konsep KAD kemudian dicermati oleh Bagian Hukum

Kabupaten/Kota untuk mendapatkan masukan/ koreksi dan

pencermatan legal draftingnya. Konsep KAD Kartamantul dapat

diselesaikan dalam waktu 2 bulan dan dengan intensitas pertemuan

pembahasan 2 kali/minggu.

Page 28: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

20

Cakupan Konsep

KAD

Cakupan konsep KAD meliputi:

1) Menentukan obyek riil kerjasama

2) Merumuskan maksud dan tujuan kerjasama

3) Merumuskan MoU

4) Mengidentifikasi substansi yang akan diatur dan dikerjasamakan

5) Mengidentifikasi kebutuhan wadah lembaga kerjasama

6) Mengidentifikasi konsep pembiayaan kerjasama antar daerah

Provinsi berperan

dalam memediasi

identifikasi masalah

KAD.

Peran Provinsi DIY

dalam menyikapi

permasalahan objek

KAD Kartamantul

Di masa-masa awal kerjasama, Kartamantul menghadapi kendala berupa

adanya keberatan dari daerah yang terpilih menjadi lokasi dibangunnya

sarana/ prasarana yang akan dikerjasamakan.

Untuk menghadapi kendala tersebut Pemerintah Provinsi melakukan

beberapa hal:

� Provinsi membuat Rencana Tata Ruang Wilayah yang dapat menjadi

dasar pemilihan lokasi sarana/prasarana yang akan dikerjasamakan

� Lahan/lokasi yang akan dibangun tersebut di”akuisisi” atau dibeli

oleh pihak Provinsi, namun pengelolaannya diserahkan kepada

kabupaten/kota, tanpa meminta imbal jasa/kompensasi

� Pihak Provinsi mengusahakan dilakukannya Kajian Standar Nasional

Indonesia (SNI), yang hasilnya ternyata menyatakan bahwa lokasi

yang ditentukan sebagai tempat dibangunannya sarana/prasarana

kerjasama tersebut paling layak menjadi lokasi ditempatkannya

sarana/prasarana yang akan dikerjasamakan.

Transparansi,

kesetaraan dan

kebersamaan

merupakan kunci

penyusunan konsep

KAD.

Pada saat penyusunan konsep KAD di Kartamantul terjadi adu

argumentasi dan kepentingan. Hal ini disadari adalah hal yang lumrah

terjadi, dan dianggap sebagai dinamika kerjasama daerah. Untuk

menghadapinya, KAD Kartamantul selalu mengedepankan transparansi,

kesetaraan dan kebersamaan dalam konteks perencanaan, pelaksanaan

dan pengawasan. Dengan transparansi, kesetaraan dan kebersamaan

maka “sense belonging” terhadap KAD yang dibangun menjadi semakin

kuat.

LANGKAH 3: MENYUSUN DRAFT/RENCANA WADAH KELEMBAGAAN KAD

Lakukan FGD dan

Brainstorming untuk

menyusun Rencana

Wadah

Kelembagaaan KAD.

Rencana bentuk wadah/kelembagaan KAD didiskusikan dan dirumuskan

bersama oleh SKPD teknis dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman,

Kabupaten Bantul dan Pemprov DIY, yang terdiri dari unsur Bappeda,

Dinas PU, Bagian Organisasi, Bagian Hukum, dan Bagian Keuangan; Hasil

rumusan tersebut kemudian dicermati dan dikaji oleh Bagian Organisasi

dan Bagian Hukum dari Kota/Kabupaten dan Pemprov DIY. Penentuan

bentuk wadah kelembagaan dilakukan melalui brainstorming serta

Diskusi Kelompok Terarah (FGD) yang dilaksanakan 2 kali/minggu,

diikuti oleh Forum Koordinasi Bappeda dan SKPD terkait dari Provinsi

dan kabupaten/kota. Dengan intensitas komunikasi yang telah terbangun

dengan baik, rencana wadah kelembagaan KAD tersebut dapat

diselesaikan dalam waktu 2 bulan, mencakup:

Page 29: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

21

� Bentuk kelembagaan:

� Status, Fungsi dan Peran:

� Tugas Pokok

� Mekanisme kerjasama

� Personil

Wadah Kerjasama

Non Struktural lebih

efisien dan fleksibel.

Bentuk wadah kelembagaan KAD yang dipilih diproyeksikan harus

mampu bertahan untuk rentang waktu yang cukup lama. KAD

Kartamantul sempat mengalami kendala saat proses menyamakan

persepsi untuk menentukan wadah kelembagaan yang dipilih, terkait

dengan:

� Status kelembagaan

� Legalitas kelembagaan

� Personil dalam wadah KAD

� Mekanisme kerja wadah KAD

Namun, dengan komunikasi intensif, seluruh stakeholder KAD

Kartamantul akhirnya sepakat memilih status kelembagaan non

struktural berupa “Sekretariat Bersama” (Sekber) dengan pertimbangan

biaya yang dibutuhkan untuk operasional lebih efisien jika dibandingkan

dengan pilihan bentuk lembaga lainnya; dan, sifatnya yang fleksibel,

dalam artian tidak terikat aturan birokrasi.

LANGKAH 4: MENYUSUN DRAFT KESEPAKATAN PELAKSANAAN KAD

Pastikan tokoh kunci

terlibat dalam

penyusunan MoU.

Cakupan draft MoU

KAD Kartamantul

Penyusunan draft MoU bidang pelayanan publik KAD Kartamantul

dimotori oleh Forum Koordinasi Bappeda dengan mengikutsertakan

Dinas PU atau dinas terkait lainnya, Bagian Keuangan, Bagian Organisasi,

Bagian Hukum dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten

Bantul dan Propinsi DIY. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam proses

penyusunan MoU KAD Kartamantul meliputi:

1. Penyiapan Kerangka Umum

2. Brain Storming tentang Obyek dan Lingkup Kerjasama

3. Brain Storming tentang Organisasi dan Kelembagaan Kerjasama

4. Brain Storming tentang Hak dan Kewajiban

5. Brain Storming tentang Mekanisme Pembiayaan

6. Pengambilan kesepakatan bersama hasil dari langkah 2 - 5

7. Pencermatan dan Pengkajian oleh Bagian Organisasi dan Bagian

Hukum

Dengan pembahasan secara kontinyu dan berkala, proses penyusunan

draft MoU tersebut memakan waktu selama 2 bulan. Draft MoU yang

disusun KAD Kartamantul mencakup hal-hal berikut:

1) Dasar Hukum Kerjasama

2) Obyek dan Lingkup Kerjasama

3) Organisasi dan Kelembagan Kerjasama

4) Hak dan Kewajiban

5) Mekanisme Pembiayaan

6) Mekanisme Perubahan/Amandemen MoU

Page 30: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

22

Komitmen serta

Orientasi yang sama

mempermudah dan

memperlancar

penyusunan draft

MoU.

Proses penyusunan draft Mou KAD Kartamantul terjadi dalam waktu

yang relatif cepat dan relatif tanpa kendala, sebab:

1. Kabupaten/Kota terkait mempunyai orientasi yang sama yaitu untuk

meningkatkan kualitas pelayanan publik bagi masyarakat

2. Adanya komitmen diantara Kabupaten/Kota bahwa setiap

permasalahan yang muncul akan selalu diselesaikan secara bersama

melalui sharing dan transfer pengalaman dari masing-masing daerah

LANGKAH 5: MELAKUKAN PENGUATAN KOMITMEN

Lakukan pertemuan

rutin dan kegiatan

FGD berkala untuk

memperkuat

komitmen.

Kegiatan penguatan komitmen KAD Kartamantul difasilitasi oleh

Bappeda Provinsi dengan melibatkan Forum Koordinasi yang sudah

terbentuk serta SKPD yang terkait dengan bidang pelayanan publik yang

dikerjasamakan, seperti Dinas PU, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan,

Badan Lingkungan Hidup, Bagian Keuangan, Bagian Organisasi, Bagian

Hukum dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul dan

Propinsi DIY. Setelah tahun 2001 - saat Sekretariat Bersama

Kartamantul mulai memfasilitasi kegiatan tersebut menggantikan

Bappeda Provinsi - pihak non pemerintah (seperti akademisi, LSM

terkait, masyarakat yang tinggal di lokasi pelayanan publik yang akan

dikerjasamakan) mulai diikutsertakan dalam kegiatan penguatan

komitmen sbb:

� Pertemuan rutin berkala membahas permasalahan terkait

bidang/sektor pelayanan publik yang dikerjasamakan

� FGD membahas hal-hal khusus untuk pengembangan kerjasama atau

mengatasi masalah yang dihadapi, misalnya:

Bidang/sektor persampahan: rencana perluasan lahan TPA,

penanganan ilegal dumping

Bidang/sektor jalan: rencana pemeliharan jalan, peningkatan

jalan

Lakukan komunikasi

intensif antara SKPD

dengan Bupati/

Walikota untuk

mempercepat

penandatanganan

Dokumen

Kesepakatan

Bersama (MoU).

Penandatanganan MoU dilakukan dengan acara seremonial mengundang

seluruh pimpinan daerah, tokoh kunci KAD, jurnalis, media televisi

lokal/nasional, dilanjutkan dengan tanya jawab bersama

Bupati/Walikota. Dokumen MoU KAD Kartamantul ditandatangani 2

bulan sejak disusunnya draft MoU. Relatif cepatnya penandatanganan

MoU ini dapat tercapai dengan adanya komunikasi intensif antara

Bappeda/SKPD terkait dengan Bupati/walikota. Bappeda/SKPD

menyampaikan nota dinas kepada Bupati/ Walikota yang memuat

tentang pentingnya penandatanganan dokumen MoU tersebut, sejauh

mana pelibatan SKPD dari Kabupaten/Kota/Propinsi dalam proses

penyusunan MoU, serta kesepakatan utama dari hasil diskusi yang telah

dilakukan.

Terbentuknya Forum Tokoh Kunci KAD, tersusunnya draft konsep KAD dan wadah kelembagaan,

serta ditandatanganinya Kesepakatan Bersama (MoU) menunjukkan hasil penguatan komitmen

KAD yang akan dilakukan.

Page 31: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

23

REVIEW TAHAP II-PERSIAPAN PENGORGANISASIAN KAD KARTAMANTUL

Peran Bappeda Provinsi DIY sebagai inisiator di tahap I, dilanjutkan dalam tahap II ini dengan

membentuk “Forum Komunikasi Bappeda” – sebagai perwujudan Forum Tokoh Kunci – yang

beranggotakan Bappeda Provinsi DIY dan Bappeda Kabupaten/Kota Kartamantul. Konsep

kerjasama Kartamantul disusun melalui forum yang sudah terbenTuk ini.

GOOD PRACTICES

� Inisiatif dan peran aktif Bappeda Provinsi DIY dalam membentuk Forum Komunikasi

Bappeda.

� Kesepakatan bersama untuk memilih pola kelembagaan KAD non-struktural, sesuai dengan

prinsip dasar KAD Inter-Governmental Management.

� Peran aktif Provinsi DIY dalam memfasilitasi dan mengambil tindakan – tindakan untuk

menetralisir perbedaan pandangan Kabupaten/Kota dalam masa persiapan ini.

� Komitmen tiga daerah yang bekerja sama (Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan

Kabupaten Bantul) sudah terbentuk pada akhir tahapan ini, yang di tandai dengan

ditandatanganinya Kesepakatan Bersama (Memorandum of Understanding – MoU) oleh

ketiga kepala daerah.

YANG PERLU DITINGKATKAN

� Seperti pada tahap I, masyarakat luas di Kartamantul seperti LSM, Akademisi Perguruan

Tinggi, tokoh masyarakat, dll, juga belum terlibat (khususnya pada saat kerjasama sektor

persampahan)

YANG PERLU DIPERHATIKAN

� Setiap daerah yang akan membentuk KAD, terutama untuk Kepala Pemerintahan, pada

tahap ini harus sudah memahami tujuan KAD untuk mewujudkan kepentingan bersama,

dan bukan mengedepankan ego daerah.

� Libatkan masyarakat (tokoh masayarakat), LSM, Akademisi, Industri (Asosiasi), SKPD serta

Stakeholder terkait lainnya dan bentuk komunikasi intensif diantara mereka, agar sedini

mungkin rasa kepemilikan terhadap Kerjasama Antar Daerah dan identitas regional bisa

ditumbuhkan.

PERTANYAAN EVALUASI

� Apakah daerah anda memiliki tokoh masyarakat dan atau SKPD yang bisa membentuk

Forum Tokoh Kunci?

� Apakah komunikasi dan koordinasi yang transparan antar Kepala Pemerintahan Daerah

dan atau antar SKPD sudah mulai terjalin?

� Apakah masing – masing daerah sudah akan melakukan SWOT untuk mengetahui potensi,

kendala, peluang dan tantangan masing – masing daerah?

� Apakah pada tahap ini sudah mulai terjalin komitmen Kepala Pemerintahan Daerah untuk

bekerjasama?

� Bagaimana dengan keterlibatan Provinsi (melalui Bappeda) dalam masa persiapan ini?

� Apakah daerah anda melakukan konsultasi dengan Bappeda Provinsi dan atau mungkin

juga dengan Ditjen PUM?

Page 32: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

24

TAHAP III: PEMBENTUKAN WADAH KAD

III.A PANDUAN UMUM

Lingkup Tahap Tahap ke tiga di dalam proses mewujudkan KAD adalah membentuk

wadah kerjasama itu sendiri yang tentunya disesuaikan dengan kondisi

dan situasi di wilayah masing – masing.

Tujuan

Sasaran

Tujuan: Melegitimasikan 2 tahapan pertama (tahap inisiasi dan

persiapan pengorganisasian KAD) dengan membentuk suatu wadah

Kerjasama Antar Daerah yang disepakati bersama sesuai dengan

kebutuhan dan kondisi regional

Sasaran: Mengintegrasikan rencana KAD dengan RPJM/Renstra dan

meningkatkan peran masyarakat/swasta di dalam KAD.

Hasil Tahap Hasil yang diharapkan dari tahap ketiga ini tentu saja terbentuknya

suatu wadah yang disepakati oleh semua daerah yang melakukan

kerjasama dan terutama tentunya sesuai dengan kebutuhan dan

tantangan permasalahan regional yang akan dihadapi bersama.

Durasi Seluruh kegiatan yang termasuk dalam tahap pembentukan wadah KAD

ini dapat diselesaikan dalam kurun waktu 20 bulan, dengan 8 langkah

atau kegiatan utama.

LANGKAH 1: MENYUSUN DRAFT

PERJANJIAN

KERJASAMA KAD

Berdasarkan pada kesepakatan bersama yang tertuang di dalam MoU di

tahapan sebelumnya, maka tokoh – tokoh kunci yang menginisiasi KAD

kemudian menyusun suatu rancangan perjanjian kerjasama antar

daerah. Dalam proses penyusunan draft ini, sebaiknya tokoh – tokoh

tersebut perlu berkonsultasi dengan Ditjen PUM dan Provinsi serta

didampingi oleh fasilitator KAD dari pusat atau provinsi, sehingga dalam

jangka waktu maksimal 2 bulan, rancangan perjanjian ini sudah tersedia.

Beberapa kendala yang bisa menghambat proses ini adalah:

1. Masing – masing daerah berorientasi kepada daerahnya sendiri,

2. Perbedaan orientasi pembangunan yang berbeda di antara Kepala

Daerah,

3. Ketidakhadiran tokoh kunci dalam rapat kerja.

LANGKAH 2: PENANDATANGANAN

PERJANJIAN

KERJASAMA

Dengan dukungan dari Ditjen PUM serta Provinsi, maka diharapkan

setelah 2 bulan penyusunan draft, perjanjian kerjasama antar daerah

bisa ditandatangani oleh kepala daerah masing – masing dan sah secara

hukum.

LANGKAH 3: MEMBENTUK

WADAH KAD

Sebagai konsekuensi logis dari ditandatanganinya perjanjian kerjasama

antar daerah tersebut, maka langkah selanjutnya adalah membentuk

wadah KAD sesuai kesepakatan bersama.

Page 33: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

25

LANGKAH 4:

MELAKUKAN

REKRUTMEN SDM

UNTUK

OPERASIONAL KAD

Akhir tahun ke-2

sejak inisiasi

dimulai, diharapkan

Wadah KAD sudah

terbentuk

Pelaksanaan KAD yang optimal dan bisa mencapai tujuan KAD hanya

bisa terlaksana jika didukung oleh sumber daya manusia yang

berkualitas dan berkompetensi di bidang KAD. Untuk hal ini maka wadah

KAD yang baru saja terbentuk perlu melakukan rekrutmen SDM KAD

yang bisa dilakukan melalui kegiatan :

1. Menentukan kriteria SDM yang akan duduk di tiap Pokja yang

meliputi:

� Jenis keahlian yang dibutuhkan

� Apakah dari SDM internal (PNS) atau eksternal (profesional)

2. Membuka/mengumumkan lowongan pekerjaan. Misalnya dengan

pasang iklan di media (surat kabar, internet, radio, dll);

menghubungi institusi pendidikan, organisasi profesi, perusahaan

pencari tenaga kerja profesional, dll.

3. Melaksanakan proses seleksi & penerimaan dengan tahapan sbb:

� Menerima surat lamaran (untuk mendapatkan informasi

pengalaman pelamar kerja),

� Melakukan test dengan materi pengetahuan tentang KAD,

kemampuan manajerial, dll,

� Wawancara,

� Memeriksa referensi Keputusan penerimaan SDM

� Melaksanakan kegiatan pengenalan situasi kerja pada SDM KAD

terpilih tentang konsep wadah KAD, tupoksinya, hak SDM

(penghasilan, jam kerja, hak cuti, fasilitas dll), ruang lingkup

tugas, dll.

Semua kegiatan tersebut di atas diharapkan sudah bisa tercapai pada

bulan ke 23 terhitung inisiasi awal pembentukan KAD. Dengan demikian

pada akhir tahun ke-2 ini wadah KAD yang sudah terbentuk berdasarkan

perjanjian kerjasama yang ditandatangani oleh masing kepala daerah

telah memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan

berkompetensi serta siap menjalankan roda organisasi KAD.

LANGKAH 5:

MENYUSUN DRAFT

PERENCANAAN KAD

SDM yang sudah tersedia diharapkan pada langkah ini sudah bisa

memulai untuk menyusun rancangan perencanaan kegiatan KAD.

Rancangan perencanaan yang dimaksud adalah berupa rancangan

Renstra wilayah; draft Milestone wilayah serta draft rencana aksi KAD

yang dalam waktu 3 bulan kerja sudah bisa tersedia. Untuk menyusun

rancangan – rancangan tersebut di atas, wadah KAD yang sudah

terbentuk perlu berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait serta

didampingi fasilitator KAD dari Provinsi jika dibutuhkan.

Rencana Strategis wilayah KAD lazimnya ditentukan oleh Kepala Daerah di wilayah KAD,

sehingga SDM pelaksana harian KAD bertugas untuk menterjemahkan Renstra tersebut menjadi

Milestone dan Action Plan

Page 34: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

26

LANGKAH 6:

MENENTUKAN

MEKANISME

PEMBIAYAAN DAN

PENGELOLAAN ASET

KEGIATAN KAD

Satu hal yang paling penting dalam KAD adalah menentukan mekanisme

pembiayaan dan pengelolaan aset kegiatan KAD, dengan cara:

1. Pembahasan alternatif sumber-sumber pembiayaan dan mekanisme

penganggaran (untuk operasional dan implementasi

kegiatan/program KAD).

� Pembahasan sumber pembiayaan & mekanisme penganggaran

mengacu pada regulasi terkait serta kemampuan daerah,

� Pembahasan mekanisme pembiayaan untuk implementasi

kegiatan/program KAD mengacu pada dokumen prencanaan

yang telah disepakati.

2. Penentuan sumber pembiayaan serta mekanisme penganggarannya.

LANGKAH 7:

MEMBUAT PERDA

TENTANG

PEMBENTUKAN

WADAH KAD

Peraturan Daerah dimaksudkan untuk memberi kekuatan hukum serta

keberlanjutan wadah KAD yang sudah terbentuk. Penyusunan Perda

yang dimaksud tentu saja berdasarkan kepada mekanisme peraturan

perundangan yang berlaku.

LANGKAH 8:

TRANSFER BEST

PRACTICES

Kegiatan ini dimaksudkan agar wadah KAD yang terbentuk bisa

mendapatkan gambaran yang lebih nyata mengenai berfungsinya suatu

KAD, sehingga bisa mengetahui faktor-faktor kritis yang menentukan

keberhasilan maupun kegagalan suatu KAD. Kegiatan ini sendiri bisa

dilakukan berdasarkan fasilitasi dari Ditjen PUM dan atau Provinsi, atau

bisa juga dilakukan berdasarkan inisiatif daerah – daerah yang

melaksanakan KAD.

APBD yang dikeluarkan sebagai “iuran KAD” masing – masing daerah pelaksana KAD merupakan

sumber pendanaan utama KAD terutama untuk kebutuhan operasional “sekretariat” KAD. Dengan

terbitnya Permendagri No. 37/2010, maka daerah diharapkan tidak ragu lagi untuk membiayai

KAD yang sudah dibentuk.

Page 35: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

27

III.B PENGALAMAN & PEMBELAJARAN KAD KARTAMANTUL

LANGKAH 1: MENYUSUN DRAFT PERJANJIAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

Libatkan instansi –

instansi strategis

regional dalam

menyusun draft

perjanjian

kerjasama.

Hal ini sangat bergantung kepada sektor atau objek yang akan

dikerjasamakan (sampah, jalan, limbah dll), tetapi secara umum instansi

yang terlibat dalam penyusunan draft perjanjian kerjasama KAD

Kartamantul berasal dari Pemkot Yogyakarta, Pemkab Sleman, Pemkab

Bantul dan Pemprov DIY, seperti:

� Bappeda

� Dinas Pekerjaan Umum

� Badan Lingkungan Hidup

� Bagian Keuangan

� Bagian Organisasi

� Bagian Hukum

Format kegiatan yang dilakukan untuk menyusun draft perjanjian ini

bisa berupa Focus Group Discussion, Workshop ataupun Lokakarya.

Libatkan Fasilitator

(independen) dalam

penyusunan draft

perjanjian.

Draft perjanjian kerjasama KAD Kartamantul pada awalnya (1990 –

1995) disusun oleh Bappeda Propinsi DIY dengan fasilitasi dari

Konsultan Swiss Development Cooperation (SDC) yang dilaksanakan

dalam kerangka kerjasama Yogyakarta Urban Development Project.

Dalam hal ini SDC membawa konsep P3KT Proyek Pengembangan

Perkotaan Terpadu dan serta technical assistance.

Bappeda Provinsi

merupakan “Leading

Institution” dalam

penyusunan draft

perjanjian kerjasama

pembentukan KAD.

Pada saat itu Bappeda Provinsi DIY mengambil peran sebagai inisiator

yang menyadari perlunya dibentuk wadah KAD Kartamantul dalam

menyelaraskan, mengharmonisasikan, menyerasikan pengelolaan

sarana dan prasarana perkotaan.

Pastikan semua

aspek penting

terakomodasi dalam

draft perjanjian

kerjasama.

Substansi draft perjanjian kerjasama KAD Kartamantul sangat

bergantung sekali kepada objek yang akan dikerjasamakan, artinya bisa

saja perjanjian kerjasama pengelolaan sampah berbeda dengan

perjanjian kerjasama pengelolaan air bersih. Namun hal pokok yang

biasanya selalu ada dalam draft perjanjian kerjasama di KAD

Kartamantul meliputi:

� Dasar Pertimbangan Kerjasama

� Obyek dan Lingkup Kerjasama

� Organisasi dan Kelembagan Kerjasama

� Tugas Pokok dan Fungsi

� Mekanisme Pembiayaan

� Pengelolaan Dampak Lingkungan

� Monitoring dan Evaluasi.

Page 36: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

28

Pastikan Perjanjian

KAD memuat aturan

mengenai

berhentinya

keangggotaan KAD.

Mekanisme berhentinya/keluarnya anggota KAD di Sekber Kartamantul:

� Tidak diatur dalam Perjanjian Pembentukan KAD,

� Diatur pada dalam Diktum Penutup pada Perjanjian Kerjasama

Sektoral, misalnya Perjanjian Pengelolaan Sampah; Perjanjian

Pengelolaan Drainase, dll,

� Pembatalan/pemutusan hubungan kerjasama tidak dapat dilakukan

secara sepihak, namun harus dengan persetujuan para pihak.

Tentukan peran &

tanggung jawab

masing – masing

daerah anggota KAD.

Identik dengan langkah sebelumnya, peran masing – masing anggota

KAD:

� Belum diatur dalam perjanjian kerjasama pembentukan KAD

Kartamantul,

� Diatur dalam Hak dan Kewajiban Para Pihak pada Perjajian

Kerjasama Sektoral yang khusus mengatur mekanisme kerjasama

sektor/bidang tertentu misalnya: pengelolaan TPA, pengelolaan air

bersih, pengelolaan limbah, dll.

Tentukan peran &

tanggung jawab

Provinsi.

Dalam kerangka KAD Kartamantul, pemerintah Provinsi DIY berperan:

� Menyediakan, membangun atau mengembangkan sarana dan

prasarana penunjang KAD seperti jalan, jembatan, drainase, dll,

� Khususnya sarana/prasaran yang melintasi batas wilayah

administratif Kabupaten/Kota.

Lakukan

konsultansi/asistensi

dengan Provinsi

untuk penyusunan

draft perjanjian

kerjasama.

Dalam menyusun draft perjanjian pada saat itu konsultasi dilakukan

untuk merencanakan kerjasama bidang persampahan yang menjadi

objek kerjasama pertama dari Kartamantul, yaitu dengan:

� Bappeda Prov. DIY,

� Dinas PU Prov. DIY,

� Biro Hukum Pemprov. DIY,

� Biro Organisasi Pemprov. DIY,

� Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kekayaaan dan Aset Pemprov.

DIY.

� Sebaiknya konsultasi dan asistensi dengan lembaga di tingkat pusat

juga dilakukan seperti dengan Ditjen PUM untuk lebih mendapatkan

gambaran dan penjelasan mengenai konsep KAD terutama untuk masalah

regulasi dan pembiayaan.

Minimalkan

hambatan dalam

menyusun draft

perjanjian KAD.

Hambatan yang dirasakan pada fase penyusunan draft perjanjian

kerjasama Kartamantul ini relatif tidak ada. Faktor kuncinya adalah:

1. Penyusunan draft perjanjian kerjasama dirancang dalam suatu

rentang waktu/jadwal yang disepakati bersama dalam bentuk

rapat/pertemuan berkala, dengan target waktu penyelesaian yang

disepakati. Dengan cara ini Kabupaten/Kota akan senantiasa

bersama-sama berkomitmen menyelesaikan tepat waktu.

2. Pembentukan Tim Teknis berasal dari seluruh SKPD terkait. Tim

Teknis selanjutnya dikuatkan dengan Surat Keputusan

Bupati/Walikota. Dengan cara ini staf yang bersangkutan secara

kedinasan terikat dengan komitmen kerjasama.

Page 37: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

29

3. Memberikan kesempatan kepada setiap SKPD untuk mengirimkan 2

wakilnya dengan maksud bahwa proses transformasi informasi dan

regenerasi secara alamiah terjadi.

4. Notulensi/rekomendasi rapat dikirimkan maksimal 2 hari setelah

pelaksanaan rapat kepada peserta rapat, Kabid dan kepada Kepala

SKPD, baik dalam bentuk soft copy (email) ataupun dalam bentuk

hard copy (pengiriman dokumen dengan kurir). Dengan cara ini

informasi dan tindak lanjut suatu rapat menjadi mudah untuk

dikomunikasikan dan dikoordinasikan dan bagaimana solusinya.

Fokus dalam

menyusun draft

perjanjian KAD.

Penyusunan perjanjian KAD harus memuat segala aspek penting seperti

yang sudah dijelaskan di atas. Untuk itu intensitas komunikasi antar

aktor – aktor kunci harus selalu terbina dan fokus dalam membahas

perjanjian agar tidak kehilangan momentum di dalam mewujudkan hasil

yang maksimal dengan waktu yang optimal.

LANGKAH 2: PENANDATANGANAN PERJANJIAN KERJASAMA

Undang instansi

terkait dalam acara

penandatanganan

perjanjian KAD.

Dalam penandatanganan perjanjian kerjasama, seluruh Kepala SKPD

terkait substansi KAD serta Komisi C dari DPRD Kota/Kabupaten dan

Komisi C DPRD Provinsi DIY turut hadir.

Berikan waktu

untuk mereview

ulang draft

perjanjian.

Di Kartamantul biasanya dibutuhkan waktu maksimum 1 bulan agar tiap

Kabupaten/Kota dapat melakukan kajian/pencermatan akhir (editing,

legal drafting) agar naskah perjanjian siap untuk ditandatangani.

� Faktor-faktor utama terlambatnya sebuah perjanjian ditandatangani

biasanya disebabkan belum adanya kesepakatan model legal drafting yang

bisa dijadikan acuan, serta adanya masukan/tambahan

diktum/nomenklatur baru pada naskah perjanjian kerjasama.

Publikasikan

kegiatan

penandatanganan

perjanjian ke

masyarakat luas.

KAD Kartamantul mengundang jurnalis dan media televisi untuk

mempublikasikan kegiatan ini ke masyarakat luas. Press Release juga

disiapkan untuk dibagikan kepada para jurnalis yang hadir.

� Satu bagian yang penting dalam KAD komunikasi dengan publik seperti

mempublikasikan kegiatan – kegiatan KAD ke publik agar terjadi proses

identifikasi publik dan rasa kepemilikan terhadap KAD.

Libatkan semua

instansi terkait.

Pelibatan seluruh pimpinan daerah, Komisi C DPRD Kabupaten/Kota dan

Provinsi, Kepala SKPD, jurnalis dan media TV dalam acara

penandatanganan merupakan wujud komitmen yang tinggi dari pihak

yang bekerjasama seperti yang telah terlihat di KAD Kartamantul.

Page 38: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

30

LANGKAH 3: MEMBENTUK WADAH KAD

Wadah KAD bisa

berwujud FORUM

KERJASAMA.

Sebagai lembaga KAD Sekretariat Bersama/Sekber Kartamantul

berbentuk:

� Forum Kerjasama pengelolaan dan penanganan isu sarana dan

prasarana perkotaan,

� Untuk mengantisipasi perkembangan wajah/bentuk Kota Yogyakarta

yang mengarah ke wilayah sisi selatan Kabupaten Sleman dan sisi

utara Kabupaten Bantul.

� Forum Kerjasama ini mencakup fungsi – fungsi koordinasi,

perencanaan, pelaksanaan, monitoring.

Tentukan Formatur

untuk rekrutmen

SDM.

Pada masa awal berdirinya Sekber Kartamantul sebagai wadah

pelaksana KAD di region Kartamantul, terdapat 2 Formatur yang

bertugas untuk rekruitmen, yaitu;

1. Formatur 1 terdiri dari Sekda Kota Yogyakarta, Sekda Kabupaten

Sleman, Sekda Kabupaten Bantul, Sekda Propinsi DIY, Akademisi,

Wakil dari Negara Donor (GTZ) melakukan fit and proper test khusus

untuk jabatan Manager.

2. Formatur 2 terdiri dari Kabid Fispra Bappeda Kota Yogyakarta,

Kabid Perkotaan Bappeda Kabupaten Sleman, Kabid Fispra Bappeda

Kabupaten Bantul, Kabid Keuangan Kabupaten/Kota melakukan fit

and proper test khusus untuk jabatan asisten administrasi dan

keuangan serta asisten teknis.

Khusus untuk supporting staf, rekruitmen dilakukan oleh Ketua Sekber

dan Manager Sekretariat Bersama Kartamantul.

Tentukan Tupoksi

Formatur.

Tupoksi Formatur 1

Tupoksi Manager

Sekber Kartamantul

Formatur yang dibentuk oleh Sekber Kartamantul untuk melakukan

rekrutmen SDM yang akan mengisi berbagai posisi di Sekber

Kartamantul sebagai pelaksana KAD adalah sebagai berikut:

Fungsi, peran dan tanggungjawab Formatur 1 yang terdiri dari Sekda

Kota Yogyakarta, Sekda Kabupaten Sleman, Sekda Kabupaten Bantul,

Sekda Propinsi DIY, Akademisi, Wakil dari Negara Donor (GTZ)

adalah memilih calon Manager yang mempunyai kualifikasi yang

ditetapkan oleh Steering Commite/Tim Pengarah Sekber Kartamantul.

Adapun Job Diskripsi dari Manager terpilih adalah sebagai berikut:

√ Tanggungjawab kepada: Ketua dan Sekretaris Sekber

√ Melakukan supervisi : Asisten Program dan Asisten

Administrasi

Tugas Utama Manager Sekber Kartamantul:

→Membantu Ketua dan Sekretaris Sekber, melaksanakan pengelolaan

Kantor dan mengurus semua aktivitas Sekber.

Page 39: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

31

Tupoksi Formatur 2

Rincian Tanggungjawab:

a. Membantu pengurus Sekber Kartamantul mempersiapkan rencana

kegiatan Sekber setiap triwulan atau semester,

b. Mempersiapkan pelaksanaan rapat/pertemuan rutin Sekber, dialog,

lokakarya dan seminar Sekber Kartamantul mencakup:

� Penyusunan proposal / term of reference kegiatan,

� Penentuan partisipan, tempat dsb,

� Penyiapan materi/ bahan/ dokumen yang diperlukan,

� Penyiapan undangan,

� Penyebaran undangan dan konfirmasi kehadiran,

� Penyiapan tempat dan logistik,

c. Mempersiapkan dokumentasi pelaksanaan rapat/pertemuan rutin

Sekber, dialog, lokakarya mencakup risalah rapat, foto dll,

d. Mempersiapkan laporan kemajuan kegiatan Sekber setiap triwulan

/ semester,

e. Melakukan kontak/ dialog dengan pihak-pihak terkait atas

permintaan dan atau koordinasi dengan Sekber,

f. Memberikan pelayanan publik, misalnya memberi penjelasan

tentang Sekber dan kegiatannya, atas persetujuan pengurus Sekber.

Fungsi, peran dan tanggungjawab Formatur 2 yang terdiri dari Kabid

Fisik dan Prasarana Bappeda Kota Yogyakarta, Kabid Perkotaan

Bappeda Kabupaten Sleman, Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda

Kabupaten Bantul, Kabid Keuangan Kabupaten/Kota adalah memilih

calon asisten administrasi dan asisten teknis yang mempunyai kualifikasi

yang ditetapkan oleh Steering Commite/Tim Pengarah Sekber

Kartamantul.

Job Deskripsi dari Asisten terpilih adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Tupoksi Asisten Sekber Kartamantul

Asisten Administrasi Asisten Program/Teknis

Tanggung Jawab Kepada :

1. Ketua dan Sekretaris Sekber

2. Manager Sekber Kartamantul

Tugas Utama:

Membantu kantor Sekber dan mengurus semua

aktivitas yang berkaitan dengan hal-hal

administratif kantor dan semua aktivitas terkait.

Tanggung Jawab Kepada :

1. Ketua dan Sekretaris Sekber

2. Manager Sekber Kartamantul

Tugas Utama:

Membantu Kantor Sekber dan mengurus semua

aktivitas yang berkaitan dengan hal-hal teknis,

khususnya yang berkaitan dengan masalah

pengembangan regional/ kota & manajemen

infrastruktur kota.

Page 40: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

32

Tanggung Jawab Administratif:

1. Mengurus korespondensi, baik surat

masuk/keluar, telepon, faxsimile dan e-mail,

2. Mengatur dan mengoperasikan dokumen

kehadiran, rapat, seminar, workshop dan

even lainnya,

3. Mengatur sistem file semua laporan dan

dokumentasi yang lainnya,

4. Memelihara serta mengatur pengelolaan

perpustakaan Sekber,

5. Menyiapkan, mengorganisasikan dan

mengelola kliping harian, risalah rapat,

6. Mengatur dan menyusun jadwal kunjungan

tamu,

7. Mengatur dan menyusun jadual perjalanan

yang berkaitan dengan program Sekber

untuk pimpinan Sekber dan instansi terkait

serta konsultan jika dibutuhkan seperti

penyiapan ticket dan akomodasi,

8. Mengimplemetasikan dan menerapkan

seluruh prosedur pengadaan barang sesuai

peraturan yang berlaku,

9. Mengatur dan bertanggungjawab terhadap

penggunaan kas kecil dan melaksanakan

pembukuan,

10. Menyiapkan dan bertanggungjawab

terhadap pengiriman/penerimaan semua

dokumen Sekber.

Tugas Umum:

Membantu Manager Sekber Kartamantul dalam

menyiapkan semua laporan/ dokumentasi

kantor Sekber Kartamantul.

Tanggung Jawab Teknis:

1. Mengoleksi semua data/informasi terkait

untuk membantu aktivitas Sekber, terutama

dalam masalah pengembangan resional,

perencanaan dan pemanfaatan lahan,

2. Mengatur dan melaksanakan survey teknis

dalam koordinasi team maupun secara

independen termasuk mengambil foto yang

relevan,

3. Mendampingi/ memberikan informasi

kepada tamu berkaitan dengan aspek teknis,

4. Menyiapkan laporan/ dokumen teknis,

5. Membuat peta dan graphics,

6. Menyiapkan materi presentasi,

7. Menyiapkan, mengorganisasikan dan

mengelola website Sekber.

Tugas Umum:

Membantu Manager Sekber Kartamantul dalam

menyiapkan semua dokumen/ laporan kantor

Sekber Kartamantul.

Gunakan

mekanisme

pengambilan

keputusan dari

bawah.

Mekanisme pengambilan keputusan di Sekber Kartamantul adalah Bottom Up

System, di mana seluruh isu/permasalahan KAD didiskusikan pada forum Tim

Teknis yang terdiri dari Bappeda, Dinas PU, Badan Lingkungan Hidup, Bagian

Hukum.

� Forum ini menghasilkan rekomendasi kebijakan yang akan disampaikan

oleh Sekretariat Bersama Kartamantul kepada Tim Pengarah Sekber

Kartamantul yang terdiri dari Sekda Kota Yogyakarta, Sekda Kabupaten

Sleman, Sekda Kabupaten Bantul, Kepala Bappeda Kota Yogyakarta, Kepala

Bappeda Kabupaten Sleman dan Kepala Bappeda Kabupaten Bantul.

� Dalam pengambilan kebijakan, Tim Pengarah dapat melibatkan

langsung/tidak langsung Pemerintah Provinsi DIY /stakeholder terkait.

� Rekomendasi kebijakan Tim Pengarah selanjutnya menjadi kebijakan yang

disetujui oleh setiap Pimpinan Daerah (Bupati/Walikota),

� Selanjutnya rekomendasi yang telah disetujui Pimpinan daerah, dimintakan

persetujuan/ disampaikan pada DPRD masing-masing.

Page 41: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

33

Gambar 2. Mekanisme Hubungan Kerja Sekber Kartamantul

Pertimbangkan

kondisi, situasi

dan ke-arifan

lokal.

Pembentukan wadah KAD harus memperhatikan kondisi, situasi serta budaya

dan nilai – nilai kolal. Konsep wadah KAD di suatu wilayah belum tentu dapat

100 % dijalankan di daerah lain. Namun demikian di daerah mana pun,

komitmen pimpinan daerah dan seluruh SKPD dalam mengawal proses

pembentukan wadah KAD sangat dibutuhkan.

Bupati/Walikota

Kebijakan Umum/

Keputusan Akhir

Tim Pengarah 3 LG

Petunjuk dan

Arahan

Ketua/Sekretaris

Manajemen

DPRD

Kab/Kota

Stakeholder Pemerintah

Provinsi

Dukungan

Eksternal (Donor)

TIM TEKNIS

PENYIAPAN & IMPLEMENTASI

Bappeda Dinas PU BLH / KLH Hukum,

Organisasi

Tim

Operasional

Sekber

Page 42: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

34

Ilustrasi Pembentukan Sekber Kartamantul

LANGKAH 4: MELAKUKAN REKRUTMEN SDM OPERASIONAL KAD

Selenggarakan

rekrutmen terbuka

untuk menjaring

SDM berkualitas.

Tahapan Rekrutmen

di Sekber

Kartamantul

Sekber Kartamantul menyelenggarakan rekrutmen SDM pelaksana Sekber

melalui penjaringan publik. Lowongan pekerjaan ini diumumkan di koran

lokal dan nasional untuk mendapatkan kandidat terbaik dan untuk

menjaga transparansi proses penjaringan.

Tahapan rekrutmen yang dilaksanakan:

1. Test Administratif meliputi kelengkapan berkas lamaran calon

personil,

2. Test Wawancara 1 (motivasi, orientasi dari calon personil),

3. Test Psikologis,

4. Test Kemampuan Umum (Manajemen, Pengelolaan Sarana dan

Prasarana Perkotaan, Good Governance),

5. Test Wawancara 2 (komitmen, kemampuan bahasa Inggris,

pengalaman manajerial, beban pekerjaan, gaji dll),

Page 43: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

35

“The right man on

the right place”.

Awalnya Sekber Kartamantul merekrut 4 posisi jabatan dan persyaratan

berikut:

1. Manager, dengan kualifikasi minimal S1, berpengalaman dalam bidang

manajemen dan pengelolaan kantor, minimal 5 tahun,

2. Asisten Teknis, dengan kualifikasi minimal S1, berpengalaman dalam

bidang pemetaan, planologi dengan pengalaman kerja minimal 3

tahun,

3. Asisten Administrasi dan Keuangan, dengan kualifikasi minimal S1

Ekonomi/Akuntansi, berpengalaman dalam bidang pengelolaan tugas

administrasi, korespondensi dan pembukuan dengan pengalaman

kerja minimal 2 tahun,

4. Office Boy, minimal lulusan SLTA.

Formatur

menentukan proses

seleksi penerimaan

SDM.

Bappeda Provinsi DIY, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul

yang berfungsi sebagai Formatur SDM pada awal berdirinya Sekber

Kartamantul menentukan tahapan/proses penerimaan SDM di Sekber

Kartamantul. Dalam hal ini Bappeda Kota/Kabupaten tersebut didampingi

oleh lembaga donor GTZ dari Jerman.

Tim Pengarah

memimpin proses

seleksi penerimaan

SDM.

Tim Pengarah yang terdiri dari Sekda Kabupaten Sleman, Sekda Kota

Yogyakarta, Sekda Kabupaten Bantul dan Sekda Provinsi DIY memimpin

proses seleksi secara keseluruhan.

Libatkan Provinsi

sebagai Fasilitator

proses rekrutmen

SDM.

Pemerintah Provinsi DIY pada saat pembentukan Sekber Kartamantul

memberikan dukungan dengan memfasilitasi tempat dan proses

seleksi/penjaringan SDM yang akan menjalankan Sekber Kartamantul.

Sayang sekali pada saat itu pemerintah pusat belum berperan secara aktif.

� Jika memungkinkan libatkan pemerintah pusat seperti Ditjen PUM di

Kemendagri yang secara teoritis bisa memberikan dukungan secara aktif.

SDM profesional

wujudkan KAD

optimal.

Pengalaman Sekber Kartamantul menunjukkan bahwa proses penjaringan

SDM terbuka sangat memungkinkan untuk mendapatkan SDM dari

kalangan profesional sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan, tentunya

dengan kompensasi/renumerasi yang memadai, terlebih jika SDM

profesional tersebut mampu menjalankan KAD dan mencapai sasaran KAD

yang sudah ditetapkan.

LANGKAH 5: MENYUSUN DRAFT PERENCANAAN KAD

Selenggarakan

Workshop awal

tahun untuk

menyusun Rencana

Kegiatan.

Sekber Kartamantul menyelenggarakan Workshop Penyusunan Rencana

Kegiatan KAD yang disusun bersama oleh SKPD terkait.

� Waktu Pelaksanaan. Workshop dilaksanakan pada awal tahun

berjalan (sekitar bulan Januari/Februari) untuk kegiatan yang dimulai

Juli tahun berjalan sampai dengan Juni tahun berikutnya).

� Contoh: Workshop dilaksanakan Januari/Februari 2011 yang

ditujukan untuk menyusun rencana kegiatan KAD untuk kegiatan yang

akan dimulai Juli 2011 sampai dengan Juni 2012.

Page 44: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

36

� Cakupan program. Penyusunan dokumen perencanan di Sekber

Kartamantul mencakup program yang bersifat rencana jangka pendek,

jangka menengah dan jangka panjang.

Cakupan draft perencanaan meliputi:

a. Aspek Regulasi, meliputi peraturan daerah di tingkat

Kabupaten/Kota atau peraturan daerah di tingkat provinsi

b. Aspek Manajemen, meliputi:

• Manajemen Pengelolaan Sampah di Sumber Sampah (masyarakat,

dunia usaha, perkantoran dll)

• Manajemen Pengelolaan Sampah ditingkat antara (Tempat

Pengelolaan Sementara atau TPS)

• Manajemen Pengelolaan Sampah di TPA (Tempat

Pengolahan/Pemrosesan Akhir)

• Manajemen Pembiayaan pengelolaan sampah dari sumber sampah,

ditingkat antara (TPS) dan (TPA)

• Manajemen Kelembagaan Pengelolaan Sampah meliputi : Badan

Regulator, Badan Eksekutor/Operator.

c. Aspek Teknologi, meliputi rencana/aplikasi teknologi tepat guna

dalam pengelolaan dan pemrosesan sampah (Waste to Renewable

Energy, Waste Refinery dll)

d. Aspek Peran Serta Masyarakat, meliputi bentuk dan model

capacity building, pemberdayaan dan pelibatan masyarakat dalam

pengelolaan sampah.

e. Detil Enginering Design dari Sarana dan Prasarana Pengelolaan

Sampah dari Sumber, ditingkat antara maupun di tempat

Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah.

f. Rencana Anggaran Biaya untuk pembangunan infrastruktur

� Substansi. Dokumen perencanaan tersebut berisi kegiatan KAD

Sektoral dengan rincian kegiatan pada masing-masing sektor, SKPD

yang terlibat, sumber pembiayaan, dll.

� Catatan. Khusus untuk kegiatan tahunan disesuaikan dengan hasil

Musrenbang dari Kabupaten/Kota/Provinsi.

Pimpinan Wadah

KAD tetapkan

Renstra Regional,

disetujui oleh

Bupati/Walikota.

Di Sekber Kartamantul mekanisme Renstra:

� Usulan Renstra. SKPD dari Kabupaten dan Kota mengajukan usulan

berupa draft Rencana Strategis,

� Penetapan. Ketua Sekber Kartamantul menetapkan draft Renstra,

� Persetujuan. Draft Renstra tersebut harus mendapatkan persetujuan

dan diketahui oleh Bupati/Walikota.

Libatkan Instansi

dari Kabupaten/

Kota serta Provinsi

dalam menyusun

rencana kegiatan.

Dalam menyusun rencana kegiatan KAD, Sekber Kartamantul melibatkan

unsur pemerintahan dari Kabupaten/Kota serta Provinsi, DPRD

Kabupaten/Kota serta Provinsi, tokoh masyarakat dan kalangan akademis.

1. Unsur SKPD dari Kabupaten/Kota:

Bappeda, Dinas PU, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan,

PDAM, Bagian Hukum, Bagian Organisasi, Bagian Tata Pemerintahan,

Page 45: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

37

2. Unsur SKPD dari Pemprov DIY:

Bappeda, Dinas PU, Badan Lingkungan Hidup, Badan Kerjasama dan

Penanaman Modal, Dinas Perhubungan, Biro Hukum, Biro Organisasi,

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kekayaan Asset Daerah, Biro

Administasi Pembangunan, Biro Tata Pemerintahan, Satker PAM,

Satker PLP,

3. Unsur DPRD:

Komisi C DPRD Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten

Bantul, dan Provinsi DIY,

4. Tokoh Masyarakat:

Wakil LPMK, Wakil LMD, Seluruh Lurah dan Camat di wilayah

Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta,

5. Akademisi/Praktisi:

Pusat Studi Perencanaan Penataan Ruang UGM, MPKD UGM, PSLH

UGM, PSLH UII, PSLH UMY, PSLH Atmajaya.

Sangat penting

melibatkan semua

stakeholder.

Proses perencanaan kegiatan KAD, di Kartamantul menunjukkan bahwa:

� Perencanaan KAD melibatkan seluruh stakeholder secara lengkap,

sehingga mampu menyerap aspirasi utama dari masing-masing

stakeholder,

� Oleh sebab itu rasa memiliki (sense of belonging) akan tumbuh dengan

kuat yang pada akhirnya akan menumbuhkan komitmen yang kuat

dalam KAD.

LANGKAH 6: MENENTUKAN MEKANISME PEMBIAYAAN DAN PENGELOLAAN ASET

KEGIATAN

Tentukan

mekanisme

pembiayaan secara

tepat.

Contoh Peruntukkan

Anggaran

Operasional Sekber

Kartamantul

Pembagian Risiko,

“Polutan Fee

Principal”

Mekanisme pembiayaan KAD di Sekber Kartamantul disepakati dengan

dua model sebagai berikut:

1. Biaya operasional kantor Sekber Kartamantul, pembiayaan ditetapkan

dengan beban pembiayaan dengan prosentase yang sama untuk Kota

Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul.

2. Kegiatan dan Pemeliharaan Kegiatan Sektoral, pembiayaan ditetapkan

dengan prosentase pembagian beban kepada masing – masing

Kabupaten/Kota, sesuai dengan jumlah volume, jumlah pengguna dll,

sesuai dengan sektor kegiatan KAD.

Peruntukkan Anggaran Operasional di Sekber Kartamantul dialokasikan

sbb:

1. Belanja Barang & Jasa

2. Belanja Pegawai (7 staf Sekber)

3. Belanja Perjalanan Dinas

4. Belanja Modal (asset)

5. Belanja Kegiatan Sektoral (studi, survey)

6. Belanja Workshop/Seminar

Dalam melaksanakan KAD, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan

Kabupaten Bantul berpijak juga pada konsepsi "polutan fee principal" di

mana setiap daerah mempunyai komitmen yang sama untuk sharing

beban apabila terjadi resiko terhadap lingkungan ataupun bahkan bila

Page 46: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

Nomenklatur Mata

Anggaran untuk

penganggaran

kerjasama sektoral

terjadi kerugian.

dampaknya. Daerah yang berkontrib

lingkungan/kerugian yang lebih besar juga mempunyai beban sharing

kompensasi kerugian yang besar pula, sedangkan daerah yang

berkontribusi terhadap dampak lingkungan/kerugian kecil juga

mempunyai beban sharing kompensasi kerugian yang k

Tapi kesepakatan diatas justru terbalik jika ada benefit/ keuntungan dari

KAD yang dilaksanakan. Apabila terdapat benefit/keuntungan maka

disepakati dipergunakan untuk optimalisasi operasi dan pemeliharaan

dari KAD sektoral itu sendiri.

PAD Daerah maka daerah yang berkontribusi dampak yang besar justru

mendapatkan benefit (bagian) yang kecil, sedangkan daerah yang

berkontribusi dampak yang kecil justru mendapatkan benefit (bagian)

yang lebih besar.

Untuk Pembiayaan KAD Sektoral menggunakan acuan

anggaran

Lakukan rapat

koordinasi untuk

membahas

pembiayaan KAD.

Sekber Kartamantul menyelenggarakan rapat

terbagi ke dalam 2 rapat koordinasi

1. Rapat Koordinasi khusus yang membahas tentang Penyusunan RAB

Operasional Kantor Sekber Kartamantul

2. Rapat Koordinasi khusus yang membahas tentang Penyusunan RAB

Kegiatan Sektoral

Utamakan

pembiayaan

swadaya.

Seluruh pembiayaan KAD baik yang

Sekber Kartamantul

bersumber dari

untuk pembiayaan:

� Surat Keputusan Bersam

Sekber Kartamantul

Kartamantul),

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

terjadi kerugian. Pembagian beban juga diperhitungkan dari sumber

dampaknya. Daerah yang berkontribusi terhadap dampak

lingkungan/kerugian yang lebih besar juga mempunyai beban sharing

kompensasi kerugian yang besar pula, sedangkan daerah yang

berkontribusi terhadap dampak lingkungan/kerugian kecil juga

mempunyai beban sharing kompensasi kerugian yang kecil pula.

Tapi kesepakatan diatas justru terbalik jika ada benefit/ keuntungan dari

KAD yang dilaksanakan. Apabila terdapat benefit/keuntungan maka

disepakati dipergunakan untuk optimalisasi operasi dan pemeliharaan

dari KAD sektoral itu sendiri. Manakala disepakati keuntungan sebagai

PAD Daerah maka daerah yang berkontribusi dampak yang besar justru

mendapatkan benefit (bagian) yang kecil, sedangkan daerah yang

berkontribusi dampak yang kecil justru mendapatkan benefit (bagian)

yang lebih besar.

Untuk Pembiayaan KAD Sektoral menggunakan acuan nomenklatur mata

anggaran sebagai berikut:

Sekber Kartamantul menyelenggarakan rapat – rapat koordinasi yang

terbagi ke dalam 2 rapat koordinasi yaitu:

Rapat Koordinasi khusus yang membahas tentang Penyusunan RAB

Operasional Kantor Sekber Kartamantul, dan

Rapat Koordinasi khusus yang membahas tentang Penyusunan RAB

Kegiatan Sektoral.

Seluruh pembiayaan KAD baik yang digunakan untuk membiayai

Sekber Kartamantul ataupun untuk kegiatan – kegiatan sektoral

bersumber dari APBD Kabupaten/Kota. Dasar Hukum yang digunakan

untuk pembiayaan:

Surat Keputusan Bersama Bupati/Walikota tentang Pembentukan

Sekber Kartamantul (anggaran operasional kantor Sekber

Kartamantul),

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

38

Pembagian beban juga diperhitungkan dari sumber

usi terhadap dampak

lingkungan/kerugian yang lebih besar juga mempunyai beban sharing

kompensasi kerugian yang besar pula, sedangkan daerah yang

berkontribusi terhadap dampak lingkungan/kerugian kecil juga

ecil pula.

Tapi kesepakatan diatas justru terbalik jika ada benefit/ keuntungan dari

KAD yang dilaksanakan. Apabila terdapat benefit/keuntungan maka

disepakati dipergunakan untuk optimalisasi operasi dan pemeliharaan

Manakala disepakati keuntungan sebagai

PAD Daerah maka daerah yang berkontribusi dampak yang besar justru

mendapatkan benefit (bagian) yang kecil, sedangkan daerah yang

berkontribusi dampak yang kecil justru mendapatkan benefit (bagian)

nomenklatur mata

rapat koordinasi yang

Rapat Koordinasi khusus yang membahas tentang Penyusunan RAB

Rapat Koordinasi khusus yang membahas tentang Penyusunan RAB

digunakan untuk membiayai Kantor

kegiatan sektoral

. Dasar Hukum yang digunakan

a Bupati/Walikota tentang Pembentukan

(anggaran operasional kantor Sekber

Page 47: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

39

Implikasi

Permendagri No.

37/2010

� Perjanjian Kerjasama antara Bupati/Walikota tentang Pengelolaan

Sarana dan Prasarana Perkotaan (anggaran kegiatan pada sektor

tertentu),

� Sumber pembiayaan lainnya di luar APBD diatur dalam pasal 8 ayat 2

Amandemen/perubahan Keputusan Bersama Bupati/Walikota tentang

Pembentukan Sekber Kartamantul tahun 2004, bahwa Sekber

Kartamantul dapat menerima bantuan dan atau dana dari pihak

lain dengan mekanisme yang disepakati oleh Para Pihak (Walikota

Yogyakarta, Bupati Sleman dan Bupati Bantul).

� Pada masa awal pembentukan (penguatan kelembagaan Sekber, 2001-

2003) semua biaya untuk rekrutmen yaitu pemasangan iklan dan

seleksi calon personil sepenuhnya dibiayai oleh lembaga donor GTZ

melalui program Urban Quality. Setelah itu mulai 2003-2004, Kota

Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul sudah

memberikan dana pendampingan dari APBD . Berikut adalah

perkembangan iuran masing-masing Pemda setelah tidak ada lagi

dukungan dana operasional kantor dari GTZ.

Mulai tahun anggaran 2010/2011 menggunakan acuan Permendagri

37/2010 Romawi IV yang mengatur hal-hal khusus, anggaran sharing

Kabupaten/Kota untuk kerjasama Kartamantul bersumber dari BELANJA

HIBAH Kabupaten/Kota yang harus dipertanggungjawabkan

penggunaannya oleh Kantor Sekber Kartamantul.

Tabel 3. Pembagian Beban Pembiayaan Sekber Kartamantul

2005 -2006 2006 – 2007 2007 -2008 2008 - 2009 2009 -2010 2010 – 2011

Yogyakarta 83.400.000 83.400.000 100.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000

Sleman 83.300.000 83.300.000 100.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000

Bantul 83.300.000 83.300.000 100.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000

Jumlah 250.000.000 250.000.000 300.000.000 450.000.000 450.000.000 450.000.000

Minta persetujuan

DPRD untuk

penggunaan APBD.

DPRD tiap Kabupaten/Kota mutlak dimintakan persetujuannya, karena

KAD Kartamantul menggunakan dana yang bersumber dari APBD masing-

masing. Untuk memudahkan mendapat persetujuan, Sekber Kartamantul

selalu mengundang Komisi C DPRD Kabupaten /Kota saat rapat

koordinasi khusus membahas RAB KAD.

Simpan dana KAD di

rekening khusus.

Untuk kegiatan operasional Kantor Sekber Kartamantul, dana KAD

disimpan dalam rekening khusus atas nama Sekber tersebut.

� Rekening bersifat double account, di mana pencairan dana harus

disetujui oleh Ketua dan Bendahara Sekber Kartamantul.

� Untuk kegiatan KAD Sektoral, dana disimpan dalam Kas Daerah

Kabupaten/ Kota yang menjadi lokasi kegiatan sektoral

Page 48: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

40

Evaluasi anggaran

setiap 6 bulan.

Sekber Kartamantul melakukan prosedur perubahan anggaran yang

dilakukan dan dievaluasi bersama dengan Kabupaten/Kota setiap 6 bulan

sekali. Jika ternyata Sekber Kartamantul membutuhkan biaya tambahan

untuk melaksanakan kegiatan tahun berjalan, maka melalui rapat ini

penambahan biaya tersebut akan dimasukkan dalam ABT

Kabupaten/Kota.

Selalu jaga

Akuntabilitas.

Untuk menjaga akuntabilitas, Sekber Kartamantul menyampaikan laporan

berkala setiap 3 bulan sekali kepada Bupati/Walikota. Laporan ini berisi

kegiatan per sektor beserta penggunaan biaya dan hasil kegiatan.

Aset bersama untuk

kegiatan

operasional rutin.

Sebagian besar aset bersama yang dimiliki Sekber Kartamantul

merupakan peralatan operasional kantor Sekber Kartamantul.

� Aset bersama Sekber Kartamantul sebagian besar merupakan hibah

dari Negara Donor yang pernah bekerjasama dengan Sekber

Kartamantul, seperti kendaraan operasional, AC, komputer, dll.

� Pengadaan aset baru dari hasil sharing anggaran (iuran tetap masing –

masing Pemda) untuk operasional kantor Sekber Kartamantul semata-

mata hanya untuk mendukung kegiatan operasional rutin saja.

� Seluruh aset dicatat dalam Dokumentasi Inventaris Sekber

Kartamantul.

Hindari kepemilikan

aset bersama untuk

kegiatan sektoral.

Contoh Mekanisme

Pinjam Pakai di KAD

Kartamantul

Dalam kerjasama yang difasilitasi Sekber Kartamantul selalu dihindari

Aset Bersama Sektoral karena:

� Hal tersebut menyulitkan pertanggungjawaban keuangan masing-

masing daerah.

� Untuk penunjang kegiatan sektoral digunakan sistem pinjam pakai,

dengan cara ini kepemilikan aset tetap berada di pemerintah yang

memberikan pinjam pakai, sedangkan operasi dan pemeliharaaan

menjadi tanggungjawab pengelola aset.

� Contoh: dalam pengelolaan TPA, Prov DIY merupakan pemilik aset

lahan serta peralatan pendukung operasional (alat – alat berat);

sementara Kab/Kota lainnya sebagai penanggung jawab pengelolaan

aset milik Provinsi tersebut.

• Contoh lainnya: dalam kerjasama transportasi Transjogja, pemilik

armada adalah Pemkot Jogja yang dipinjampakaikan kepada Dishub

Provinsi DIY. Oleh karena itu Dishub Prov merupakan

penanggungjawab pengelolaan aset milik pemkot. Pinjampakai kepada

Dishub Provinsi ini dikarenakan kewenangan pengaturan rute dan

jalur yang melewati batas administratif berada di Dishub Prov. DIY

Pentingnya

komitmen

pembiayaan KAD.

Mekanisme pembiayaan Sekber Kartamantul selama ini berjalan lancar

karena Kabupaten/Kota/Provinsi sepakat bahwa Organisasi Sekber

Kartamantul perlu dibiayai karena fungsinya menjembatani kepentingan

dan kebutuhan sinkronisasi/harmonisasi pengelolaan sarana dan

prasarana perkotaan.

Page 49: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

41

Komitmen ini diwujudkan dalam perencanaan APBD Kabupaten/Kota

setiap tahun melalui alokasi dana khusus Sekber Kartamantul, yang

besarannya dirumuskan oleh Kabupaten/Kota pada tahun anggaran

sebelumnya.

� Proses penyusunan anggaran biaya KAD juga harus dilakukan secara

transparan dengan melibatkan instansi – instansi terkait seperti DPRD,

terutama jika sumber pembiayaan menggunakan APBD. Pengalaman di

Kartamantul menunjukkan keberhasilan pembiayaan KAD secara

transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

LANGKAH 7: MEMBUAT PERDA TENTANG PEMBENTUKAN WADAH KAD

Susun Perda untuk

memperkuat

keberadaan KAD.

Kerjasama Antar Daerah di Kartamantul yang dijalankan oleh Sekber

Kartamantul, pendirian dan pelaksanaannya selama ini mengacu kepada

Surat Keputusan Bersama Bupati/Walikota tentang pembentukan KAD

yang disetujui secara tertulis oleh DPRD masing – masing

Kabupaten/Kota (Yogyakarta, Sleman dan Bantul) dan masing – masing

daerah sampai saat ini belum memiliki Perda khusus yang mengatur KAD

Kartamantul.

� Walaupun penyusunan Perda tersebut membutuhkan waktu yang lama,

namun demikian kehadiran Perda yang mengatur pelaksanaan KAD akan

memperkuat posisi lembaga KAD, sesuai dengan rekomendasi peserta Rapat

Sosialisasi Peraturan Perundangan Mengenai KAD yang diselenggarakan

oleh Ditjen PUM pada bulan Maret 2011 di Jakarta.

Persetujuan DPRD

adalah mutlak.

Perda membutuhkan waktu dan proses yang lama (lebih dari 1 tahun).

Namun demikian persetujuan DPRD mutlak diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan KAD.

LANGKAH 8: TRANSFER BEST PRACTICES

Pemerintah Pusat

dan Provinsi dapat

memfasilitasi

kunjungan kerja.

Ditjen PUM dan Ditjen Bangda dari Kementerian Dalam Negeri pernah

memfasilitasi kunjungan kerja KAD daerah lain ke Kartamantul.

Sementara itu lembaga – lembaga donor internasional seperti UNDP, DED,

UCLG ASPAC juga pernah memfasilitasi kunjungan kerja inisiasi KAD dari

negara lain ke Sekber Kartamantul.

Kunjungan kerja

untuk Know-How

Transfer KAD.

Dalam menjalankan KAD, Sekber Kartamantul juga melakukan kunjungan

kerja ke daerah/region lain untuk melakukan perbandingan ataupun

saling berbagi pengalaman sehingga melalui kunjungan kerja ini Sekber

Kartamantul bisa mengevaluasi dan meningkatkan kualitas implementasi

KAD. Selain itu Sekber Kartamantul sangat sering menerima kunjungan

kerja dari daerah lain yang ingin melihat secara langsung pelaksanaan

KAD di wilayah Kartamantul.

Page 50: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

42

REVIEW TAHAP III-PEMBENTUKAN WADAH KAD/SEKBER KARTAMANTUL

Sesuai kesepakatan maka bentuk organisasi KAD yang dipilih adalah organisasi Non-Struktural

dengan nama Sekretariat Bersama Kartamantul, dengan dasar efisiensi, fleksibilitas dan tidak

terikat dengan pola-pola birokrasi.

GOOD PRACTICES

� Wadah KAD berbentuk non struktural; SDM yang menjalankan operasional di Sekber

Kartamantul adalah tenaga profesional.

� Rekrutmen SDM operasional Kartamantul diselenggarakan secara terbuka serta melewati

berbagai tahap seleksi.

� Adanya SOP yang jelas untuk setiap posisi di bagian operasional kantor Sekber

Kartamantul.

� Adanya dukungan DPRD Provinsi DIY dan DPRD Kabupaten/Kota, terutama untuk

penggunaan dana APBD Kabupaten/Kota untuk biaya operasional kantor Sekber.

� Penggunaan “Polutan Fee Principal” untuk pembagian keuntungan dan kerugian.

� Setiap sektor pelayanan publik yang dikerjasamakan (persampahan, pengelolaan air

limbah, air bersih, dan lain-lain) mempunyai perjanjian kerjasama.

� Mekanisme pengambilan keputusan di KAD Kartamantul disepakati untuk diambil melalui

usulan dan pendapat dari bawah (Bottom-Up).

� Diselenggarakannya workshop tahunan untuk menentukan kegiatan, terutama untuk

mengkoordinasikan kegiatan sektoral yang akan dilakukan SKPD dari Kabupaten Sleman &

Bantul serta Kota Yogyakarta.

� Penggunaan mekanisme “Pinjam Pakai” untuk menghindari konflik kepemilikan aset

bersama.

� Adanya komitmen Kabupaten/Kota terkait dengan dua mekanisme pendanaan yaitu iuran

APBD Kabupaten/Kota untuk operasional kantor Sekber dan anggaran masing – masing

SKPD untuk kegiatan sektoral yang dipertanggungjawabkan oleh masing – masing SKPD

tersebut.

YANG PERLU DITINGKATKAN

� Dalam tahap 3 ini, KAD kartamantul secara keseluruhan telah mengimplementasikan sesuai

dengan konsep KAD.

YANG PERLU DIPERHATIKAN

� Pembentukan wadah KAD harus disesuaikan dengan kondisi, situasi, serta kebutuhan

wilayah.

� Sesuai dengan amanat PP No 50/2007, maka bentuk kelembagaan KAD adalah Non

Struktural seperti yang dilakukan di KAD Kartamantul.

PERTANYAAN EVALUASI

� Apakah pemahaman mengenai KAD non struktural di daerah anda sudah memadai?

� Apakah di daerah anda terdapat narasumber/fasilitator yang bisa membantu memberikan

bantuak teknis dalam tahap pembentukan wadah KAD ini?

� Apakah terdapat narasumber di bidang keuangan dan hukum untuk membantu

merumuskan draft perjanjian KAD?

Page 51: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

43

� Apakah sudah terdapat pemikiran mengenai Contingency Plan jika terjadi hal – hal yang

tidak diinginkan dalam konteks KAD?

� Apakah sudah ditentukan masa berlakunya Perjanjian Kerjasama Antar Daerah tersebut?

� Bagaimana dengan mekanisme pengambilan keputusan di KAD anda?

� Bagaimana dengan kesiapan Kepala Pemerintahan Daerah dan DPRD untuk membiayai

kantor KAD melalui sharing APBD?

� Apakah pembagian peran, tanggung jawab dan kontribusi masing – masing daerah di

bidang finansial, SDM, pengawasan dll sudah ditentukan dengan jelas?

� Apakah sudah ada pembagian yang jelas terhadap manfaat yang diperoleh KAD serta beban

risiko (kerugian dll)?

� Apakah daerah anda sudah memahami mekanisme Hibah untuk membiayai KAD? Atau

penganggaran KAD menurut Permendagri dalam Pedoman Penyusunan APBD?

Page 52: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

44

TAHAP IV: IMPLEMENTASI KAD

IV.A PANDUAN UMUM

Lingkup Tahap Tahap ini adalah fase di mana para aktor yang tergabung di dalam suatu

wadah menjalankan KAD dan melaksanakan rencana – rencana kegiatan

yang sudah disepakati bersama

Tujuan

Sasaran

Tahapan ini bertujuan untuk melaksanakan semua rencana dan

kesepakatan yang sudah dibuat melalui wadah KAD yang sudah dibentuk.

Sasaran yang hendak dicapai melalui Tahap 4 ini adalah:

- Meminimalisir kendala birokrasi terkait dengan rantai pengambilan

keputusan dan penyebarluasan informasi,

- Mencari solusi terhadap kesulitan dalam memadukan pengalokasian

anggaran antara anggota KAD,

- Meningkatkan kapasitas personil pengelola KAD, serta

- Meningkatkan peran masyarakat umum/profesional

Hasil Tahap Melalui tahap 4 ini KAD yang sudah terbentuk diharapkan bisa melakukan

identifikasi kebutuhan – kebutuhan unit pelaksana seperti kelompok kerja

sesuai kebutuhan dan atau permasalahan yang dihadapi, serta konsisten

untuk membentuk kelompok kerja tersebut. Pada tahap ini 3K yaitu

komunikasi, kerjasama dan koordinasi yang merupakan pilar KAD sudah

mulai berjalan.

Durasi Tahap 4 ini selambat-lambatnya sudah bisa dimulai pada bulan ke-24

terhitung dari tahap 1 yaitu inisiasi pembentukan KAD.

LANGKAH 1: MEMBENTUK

KELOMPOK KERJA

PELAKSANA KAD

Kegiatan

Pembentukan Pokja

Kelompok Kerja atau Pokja (working group) merupakan suatu unit kerja

yang membidangi sektor – sektor tertentu di dalam wadah KAD. Pokja ini

nantinya akan melaksanakan kegiatan/operasional KAD di sektor yang

telah ditentukan, menjembatani & mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan

yang akan dilakukan kepada para daerah anggota KAD.

Terdapat 3 kegiatan yang bisa dilakukan untuk membentuk Pokja:

1. Melakukan kajian terhadap bidang Pokja yang dibutuhkan

(disesuaikan dengan bidang/obyek yang dikerjasamakan),

2. Melakukan kajian terhadap Job Description (Analisa jabatan) tiap

bidang Pokja, meliputi:

� Pola tugas,

� Hak dan kewajiban,

� Wewenang,

� Tanggung Jawab ,

� SDM yang dibutuhkan

3. Pembentukan beberapa Pokja dengan bidang yang telah ditentukan.

Di dalam proses yang diharapkan bisa selesai dalam waktu 2 bulan (yaitu

bulan ke-24 sampai ke-25), daerah – daerah yang membentuk KAD juga

bisa didampingi oleh fasilitator dari Provinsi.

Page 53: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

45

LANGKAH 2: MEMFASILITASI

KOMUNIKASI ANTAR

SKPD DI BIDANG

PELAYANAN PUBLIK

TERTENTU

Fasilitasi komunikasi yang dilakukan Wadah KAD bertujuan untuk

mensinergikan program kerja masing-masing SKPD agar terjadi

keselarasan program kerja yang manfaatnya dirasakan wilayah secara

bersama-sama. Hal ini bisa diwujudkan melalui pertemuan rutin antar

SKPD sejak wadah KAD terbentuk.

LANGKAH 3: MEMBUKA DAN

MEMBINA

HUBUNGAN DENGAN

SUMBER

PENDANAAN

Untuk mencari sumber pendanaan KAD selain dari APBD masing – masing

daerah, maka wadah KAD perlu membuka dan membina hubungan

dengan sumber-sumber pendanaan yang memungkinkan. Di dalam

mewujudkan hal ini wadah KAD bisa melakukan:

1. Membahas kegiatan – kegiatan KAD yang membutuhkan bantuan

atau kerjasama baik teknis maupun finansial dari pihak ketiga,

sehingga didapatkan daftar kegiatan serta jenis dan besarnya

bantuan yang diharapkan.

2. Mengadakan pertemuan dengan sumber – sumber pendanaan untuk

menjajaki kemungkinan untuk melakukan kerjasama atau untuk

mendapatkan bantuan pendanaan.

Page 54: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

46

IV.B PENGALAMAN DAN PEMBELAJARAN KAD KARTAMANTUL

LANGKAH 1: MEMBENTUK POKJA PELAKSANA KAD

Bentuk Pokja untuk

bidang khusus.

Proses

Pembentukan Pokja

Pengelolaan

Persampahan di

KAD Kartamantul

Untuk melaksanakan kerjasama di sektor – sektor tertentu, maka Sekber

Kartamantul membentuk Tim Teknis (identik dengan Kelompok Kerja)

yang khusus menangani bidang – bidang tertentu seperti tim teknis TPA,

Air Limbah, Tata Ruang, dll. Tim Teknis ini bersama – sama dengan Tim

Pengawas dan Tim Pengarah dibentuk berdasarkan SK Bupati/Walikota.

Contoh: Secara singkat, pembentukan POKJA Pengelolaan

Persampahan di Sekber Kartamantul adalah sbb:

� Bupati Bantul selaku pemegang amanah (untuk sektor persampahan)

atau Ketua Sekber Kartamantul (untuk 6 sektor pelayanan publik

lainnya) mengeluarkan surat permintaan kepada SKPD terkait

mengenai anggota Tim Teknis, Tim Pengawas dan Tim Pengarah,

� Berdasarkan surat permintaan tersebut, masing – masing SKPD

mengusulkan nama – nama anggota yang akan menjadi Tim Teknis,

Tim pengawas dan Tim Pengarah bidang Persampahan.

Proses selengkapnya adalah:

1. Tokoh Kunci bidang persampahan menyusun draft perjanjian

kerjasama

2. Penandatandatangan oleh Bupati/Walikota

3. Bupati/Walikota pemegang amanah pengelolaan, mengirimkan surat

permintaan personil kepada Bupati/Walikota yang lain dengan

tembusan kepada Bappeda, Dinas PU, Badan Lingkungan Hidup,

Keuangan.

4. Bupati/Walikota mengirimkan surat balasan pengiriman staf yang

ditunjuk oleh masing-masing SKPD.

5. Atas dasar surat balasan dari Kabupaten/Kota, maka Bupati yang

mendapatkan amanah pengelolaan menerbitkan Surat Keputusan

Bupati/Walikota tentang Pembentukan Tim Teknis, Tim Pengawas

dan Tim Pengarah dari Pengelolaan TPA beserta dengan nama staf

yang ditunjuk.

Pokja merupakan

sumber pemikiran,

ide dan gagasan.

Anggota Tim Teknis/Pokja di Sekber Kartamantul direkomendasikan oleh

masing-masing SKPD yang terlibat dalam rapat koordinasi di Sekber

Kartamantul. Selanjutnya Sekber Kartamatul akan mengirimkan surat

kepada Sekda cq Kepala SKPD untuk menunjuk personil yang telah

direkomendasikan untuk menjadi anggota Pokja. Anggota Pokja yang

direkomendasikan dan ditugaskan oleh Sekda sangat intensif dalam

memberikan kontribusi pemikiran, ide dan gagasan.

� Anggota Pokja sebaiknya adalah staf yang mempunyai kapabilitas yang

memadai dan dibekali mandat untuk memberikan keputusan (eselon III),

sehingga dapat secara intensif dalam memberikan kontribusi pemikiran, ide

dan gagasan dalam pelaksanaan KAD.

Page 55: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

47

LANGKAH 2: MEMFASILITASI KOMUNIKASI ANTAR SKPD BIDANG

PELAYANAN PUBLIK

Adakan pertemuan

rutin antar/lintas

SKPD.

Sekber Kartamantul memfasilitasi dan mengundang SKPD terkait minimal

2 kali/minggu dengan membahas:

� Peningkatan pelayanan publik,

� Peningkatan kinerja pengelolaan infrastruktur perkotaan.

Tingkat kehadiran SKPD dalam pertamuan rutin di Sekber Kartamantul

rata – rata mencapai 95%. Jika Kepala SKPD tidak bisa hadir, Manager

Sekber Kartamantul pada saat mengkonfirmasi kehadiran, meminta

kehadiran Kabid/Kasie untuk mewakili.

Dokumentasikan

setiap pertemuan.

Sekber Kartamantul selalu mendokumentasikan hasil – hasil pertemuan

rutin dengan SKPD. Hasil – hasil pertemuan tersebut dapat berupa:

� Rencana Aksi Bersama dalam penanganan suatu isu/permasalahan

sektoral, dan atau,

� Notulensi serta Berita Acara Kesepakatan.

� Hasil – hasil pertemuan tersebut (notulensi dan atau berita acara

kesepakatan, rencana aksi bersama) akan disampaikan ke Kepala

SKPD maksimal 2 hari setelah pelaksanaan pertemuan.

Komunikasi adalah

kunci.

Kecepatan dan akurasi dalam menyampaikan notulensi, berita acara

kesepakatan, rencana aksi bersama maksimal 2 hari setelah pelaksanaan

pertemuan kepada Kepala SKPD memungkinkan masing-masing SKPD di

Kabupaten/Kota untuk memberikan tindak lanjut yang lebih cepat. Pola

semacam ini akan mampu meningkatkan responsivitas SKPD dalam

penanganan suatu masalah.

LANGKAH 3: MEMBUKA DAN MEMBINA HUBUNGAN DENGAN SUMBER

PENDANAAN

Mulai dengan

menyiapkan

proposal.

Untuk mengusahakan pembiayaan operasional KAD Kartamantul yang

tidak selalu bersumber kepada APBD, maka Sekber Kartamantul

berinisiatif untuk menyampaikan proposal kegiatan kepada

donor/perusahaan yang memiliki potensial untuk membantu pendanaan

kegiatan Sekber Kartamantul.

Manfaatkan potensi

pendanaan di luar

APBD secara kreatif.

Sekber Kartamantul juga berhasil mendapatkan sumber pendanaan di

luar APBD, seperti dari GTZ, USAID, UNDP, Shimizu dll.

� Dana tersebut digunakan untuk mendukung kegiatan operasional

kantor Sekber Kartamantul.

� Di Akhir kegiatan Sekber Kartamantul menyampaikan laporan kepada

Kabupaten/Kota tentang proporsi kegiatan yang didukung dengan

anggaran rutin dan proporsi kegiatan yang didukung oleh

donor/institusi lain.

� Institusi yang mengawal KAD seperti Sekber Kartamantul harus selalu

kreatif dalam mencari sumber-sumber pendanaan operasional kantor

yang belum terencanakan pada saat menyusun RAB Tahunan.

Page 56: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

48

REVIEW TAHAP IV-IMPLEMENTASI KAD KARTAMANTUL

Untuk melaksanakan KAD di Kartamantul, Sekber Kartamantul memiliki beberapa Kelompok Kerja

(Pokja) yang masing – masing mengelola sektor tertentu secara teknis dan koordinatif. Khusus

untuk koordinasi, Sekber Kartamantul memfasilitasi pertemuan antar SKPD sektor tersebut 2 kali

dalam 1 minggu dan mendokumentasikan hasil – hasil pertemuan untuk dijadikan acuan SKPD dan

laporan ke Bupati/Walikota.

GOOD PRACTICES

� Pokja dibentuk untuk mengelola kerjasama sektoral, beranggotakan perwakilan tetap SKPD

dan bertugas berdasarkan perjanjian kerjasama khusus dan SK Bupati/Walikota. (lihat

proses pembentukan Pokja di Bagian II Tahap IV.B).

� Pokja terdiri dari Tim Pengarah, Tim Teknis dan Tim Pengawas (untuk Monev).

� Pokja di KAD Kartamantul merupakan sumber pemikiran, ide dan gagasan.

� Komunikasi dan koordinasi antar SKPD yang difasilitasi oleh Sekber Kartamantul berjalan

dengan baik dan efektif.

� Penyampaian hasil – hasil pertemuan yang difasilitasi oleh Sekber Kartamantul dilaporkan

ke Bupati/Walikota selambat-lambatnya 2 hari setelah pertemuan.

� Sekber Kartamantul berhasil menjalankan prinsip 3K KAD yaitu Komunikasi, Kerjasama

dan Koordinasi.

� Hal – hal, isu permasalahan yang bersifat lintas wilayah administratif Kabupaten/ Kota

selalu dilimpahkan kepada Sekber Kartamantul untuk dikoordinasikan.

YANG PERLU DITINGKATKAN

� Setelah sekitar 10 tahun berdiri, sudah saatnya KAD Kartamantul memulai untuk

menginisiasi kerjasama untuk peningkatan perekonomian di Kartamantul dan bukan hanya

di peningkatan pelayanan publik.

YANG PERLU DI PERHATIKAN

� Dalam implementasi KAD, organisasi pelaksana KAD dan juga Stakeholder terkait lainnya

harus konsisten menjalankan prinsip 3K (Komunikasi, Kerjasama dan Koordinasi) yang

berdasarkan kepada Komitmen dan Konsensus bersama. Sekber Kartamantul membuktikan

bahwa hal tersebut merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan KAD dengan sistem

Inter-Governmental Management.

PERTANYAAN EVALUASI

� Apakah wadah KAD di wilayah anda sudah melakukan kajian kebutuhan pembentukan

Pokja? Apakah ada Pokja yang sudah dibentuk?

� Apakah dalam setiap pertemuan KAD, peserta yang datang selalu orang yang sama dalam

pertemuan yang sebelumnya?

� Apakah kantor KAD di wilayah anda bisa melakukan komunikasi dengan Kepala

Pemerintahan Daerah, DPRD dan Stakeholder lainnya?

� Apakah wadah KAD di wilayah anda dalam implementasinya sudah menjadi “contact

person” untuk setiap isu – isu atau permasalahan yang bersifat lintas wilayah administratif?

Page 57: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

49

TAHAP V: MONITORING DAN EVALUASI KAD

V.A PANDUAN UMUM

Lingkup Tahap Merupakan tahapan yang sesungguhnya telah dimulai sejak tahap 1

sampai 4 dan merupakan proses yang dilaksanakan terus menerus untuk

mencapai KAD yang optimal.

Tujuan

Sasaran

Tujuan dari tahap 5 ini adalah melakukan kegiatan pengawasan terus

menerus serta evaluasi terhadap proses pelaksanaan serta hasil – hasil

kegiatan KAD yang telah dilakukan.

Sasaran yang hendak dicapai melalui kegiatan di tahap 5 ini adalah agar

KAD yang dibentuk bisa diawasi dan dievaluasi, sesuatu hal yang selama

ini hampir tidak pernah terlaksana dengan optimal.

Hasil Tahap

Hasil yang diharapkan dari kegiatan di tahap 5 ini adalah tersedianya

informasi – informasi mengenai kekuatan, kelemahan, peluang serta

permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh KAD pada saat tertentu,

yang bisa memberikan gambaran mengenai tingkat keberhasilan KAD dan

sekaligus menjelaskan kebutuhan untuk memperbaiki kinerja KAD.

Durasi

Kegiatan monitoring dan evaluasi ini dilaksanakan secara berkala

misalnya setiap akhir tahun.

LANGKAH: MELAKSANAKAN

MONITORING DAN

EVALUASI

Tahapan kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan kegiatan Monev

ini adalah sbb:

1. Melakukan evaluasi terhadap berbagai kegiatan terkait KAD yang

sudah dilakukan dalam jangka waktu tertentu,

2. Menyepakati dan menentukan kriteria/indikator Monev,

3. Melakukan pengumpulan data serta kajian/analisa terhadap

data/informasi KAD yang sudah teridentifikasi dengan menggunakan

indikator Monev,

4. Mencari alternatif kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan

KAD berdasarkan hasil evaluasi,

5. Menentukan kebijakan terkait KAD yang akan di implementasikan

dengan melakukan analisa terhadap beberapa alternatif kebijakan,

6. Mengimplementasikan kebijakan KAD terpilih,

Ditjen PUM beserta Sekber KAD di tingkat pusat seharusnya sudah mempunyai “Konsep Monitoring

dan Evaluasi KAD” lengkap dengan indikator – indikator keberhasilan suatu KAD, sehingga instansi

berwenang di daerah yang melakukan Monev seperti Bappeda dan atau dinas lainnya yang terkait

mendapatkan pegangan dasar mengenai Monev dan bisa menjalankan kegiatan Monev ini dengan

baik sesuai dengan kondisi dan situasi di wilayah KAD masing – masing.

Page 58: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

50

V.B PENGALAMAN DAN PEMBELAJARAN KAD KARTAMANTUL

LANGKAH : MELAKSANAKAN MONITORING DAN EVALUASI

Bappeda, Dinas PU

dan Bagian

Keuangan jalankan

Monev terhadap

operasional Sekber

Kartamantul.

Di wilayah KAD Kartamantul, Bappeda Kabupaten/Kota, Dinas PU

(Kabupaten/Kota), Bagian Keuangan (Kab/Kota) menjalankan fungsi

pengawasan dan evaluasi terhadap operasional kantor Sekber

Kartamantul.

� Pembiayaan operasional kantor Sekber Kartamantul mengacu kepada

Standar Harga Barang dan Jasa Provinsi DIY.

� Penetapan SHBJ Provinsi DIY ini sebagai indikator kinerja dilakukan

karena Sekber Kartamantul mengkoordinasikan hal – hal yang bersifat

lintas batas wilayah administratif, seperti tugas dan fungsi Provinsi.

� Hasil Monev ini kemudian bisa dipergunakan untuk menyusun dan

merencanakan kegiatan operasional kantor Sekber Kartamantul.

Tim Pengawas

jalankan MONEV

Kegiatan Sektoral

Sementara itu untuk Monev sektoral dilaksanakan setiap 3 bulan sekali

oleh TIM PENGAWAS.

� Monev difokuskan pada progres pelaksanaan kegiatan, penyerapan

anggaran dan hasil kegiatan setiap 3 bulan.

� Biaya pelaksanaan monev sektoral berasal RAB KAD sektoral, tetapi

dapat pula difasilitasi oleh Sekber Kartamantul.

� Idealnya setiap sektor kerjasama memiliki TIM PENGAWAS yang

terdiri dari Kepala SKPD dari anggota KAD.

� Untuk kegiatan yang tidak membutuhkan adanya organisasi pelaksana

khusus (Tim Teknis, Tim Pengawas, Tim Pelaksana kegiatan) atau

yang dijalankan oleh SKPD masing – masing sebagai perwujudan

untuk optimalisasi SKPD, maka kegiatan Monev dilaksanakan oleh

SKPD masing – masing (inspektorat) sesuai peraturan perundangan

yang berlaku.

Pengambilan

keputusan secara

Bottom Up.

Mekanisme pengambilan keputusan yang disepakati menggunakan di KAD

Kartamantul adalah menggunakan sistem bottom up.

Artinya:

� Fasilitasi, koordinasi, dan mediasi dalam rangka kerjasama

pengelolaan sarana dan prasarana perkotaan dimulai dengan

mempertemukan Tim Teknis yang menghasilkan rekomendasi

kebijakan,

� Selanjutnya rekomendasi kebijakan tersebut didiskusikan dalam

forum Tim Pengarah,

� Hasil diskusi forum Tim Pengarah dimintakan persetujuan para

Pengambil Kebijakan tertinggi (Bupati/Walikota).

KAD dapat

meningkatkan

pelayanan publik.

Sekber Kartamantul telah membuktikan bahwa melaluI mekanisme KAD,

pelayanan publik pada masyarakat dapat ditingkatkan secara signifikan.

� Melalui KAD Kartamantul (yang dijalankan oleh Sekber Kartamantul)

Yogyakarta, Sleman dan Bantul dapat bekerjasama dan berbagi peran

ketika kebutuhan masyarakat muncul.

Page 59: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

51

Contoh efektifitas

dan efisiensi

Kerjasama Sektoral

di KAD Kartamantul

� Rekomendasi kebijakan peningkatan pelayanan publik di wilayah

Kota Yogyakarta, memudahkan Kabupaten Sleman dan Bantul untuk

menyelaraskan pengelolaan infrastruktur perkotaan serta

melaksanakan tindak lanjut baik dalam perencanaan dan penanganan

isu/ permasalahan infrastruktur perkotaan.

� Adanya kerjasama membuat biaya pelayanan publik lebih ringan dan

tepat sasaran karena dipikul bersama oleh Pemkot Yogyakarta,

Pemkab Sleman & Bantul, serta Pemprov DIY.

� Contoh:

� Dengan satu TPA (Tempat Pengolahan Akhir Sampah) yang

digunakan dan dibiayani bersama, dirasakan beban pengolahan

dapat lebih ringan daripada masing-masing daerah memiliki TPA

(Tempat Pengolahan Akhir Sampah) sendiri-sendiri.

� Dengan satu unit Pengolahan Air Limbah yang digunakan dan

dibiayani bersama, dirasakan beban pengolahan dapat lebih ringan

daripada masing-masing daerah memiliki Instalasi Pengolah Limbah

sendiri-sendiri.

Komitmen KAD

kunci keberhasilan.

Seluruh kegiatan KAD yang difasilitasi dan dikoordinir oleh Sekber

Kartamantul selalu mengacu pada substansi isi perjanjian kerjasama.

Berdasarkan komitmen yang dipegang teguh ini, KAD Kartamantul

berhasil mencapai tujuan – tujuan KAD sesuai kesepakatan bersama.

Masing-masing stakeholder tetap mempunyai kesempatan untuk

memberikan masukan guna mengembangkan dan meningkatkan kinerja.

Page 60: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

52

REVIEW TAHAP V-MONITORING DAN EVALUASI KAD KARTAMANTUL

Secara umum proses Monitoring dan Evaluasi (Monev) di KAD Kartamantul sudah berjalan dengan

baik. Proses ini terbagi 2 yaitu pengawasan terhadap kinerja kantor Sekber Kartamantul dan

pelaksanaan kerjasama sektoral. Untuk kantor Sekber pengawasan dilakukan oleh Bappeda

Kabupaten/Kota, Dinas PU Kab./Kota dan Bagian Keuangan Kab./Kota, sementara untuk kerjasama

sektoral pengawasannya dilakukan oleh Tim Pengawas di masing – masing Kelompok Kerja.

GOOD PRACTICES

� Pelaksanaan Monev sejak awal sudah dilakukan secara berkala yaitu 3-bulanan, 6-bulanan,

tahunan, per 3 tahun dan 5 tahun (tergantung sektor, lihat di Bagian III buku ini).

� Sudah dibentuk Tim Pengawas untuk setiap kegiatan sektoral.

YANG PERLU DITINGKATKAN

� Proses Monitoring dan Evaluasi masih berorientasi kepada Output dan belum kepada

Outcome.

YANG PERLU DIPERHATIKAN

� Penggunaan indikator yang digunakan untuk Monev harus sesuai kesepakatan dan harus

bersifat SMART (Specific/Khas, Measurement/Terukur, Achieveable/Bisa dicapai,

Realistic/Realistis dan Timebound/Waktu.

PERTANYAAN EVALUASI

� Apakah KAD di wilayah anda sudah memiliki indikator KAD yang sudah disetujui semua

pihak?

� Apakah proses Monev di KAD anda sudah dilakukan secara berkala?

� Apakah tujuan KAD sudah memenuhi harapan daerah – daerah yang bekerja sama?

� Apakah usaha yang dilakukan untuk mendorong terjadinya efektifitas dan efisiensi dalam

pelayanan publik?

� Apakah dalam implementasi KAD terjadi penambahan biaya di luar kesepakatan awal?

Apakah sudah dipikirkan pemecahan permasalahan tersebut?

� Apakah proses Monev tersebut sudah berorientasi kepada Outcome dan bukan hanya

kepada Output?

� Apakah hasil Monev tersebut sudah menjadi salah satu pijakan untuk membuat kebijakan di

tahun berikutnya?

Page 61: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

53

BAGIAN III

IMPLEMENTASI

KERJASAMA ANTAR DAERAH KARTAMANTUL

BERDASARKAN SEKTOR

Page 62: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

54

Dalam bagian kedua buku panduan ini telah dijelaskan tahapan beserta langkah – langkah

pembentukan dan pengembangan KAD, baik secara teoritis maupun berdasarkan pengalaman

Sekber Kartamantul dalam mengelola KAD di Yogyakarta, Sleman dan Bantul. Pada bagian ketiga

akan kembali ditampilkan implementasi KAD Kartamantul berdasarkan sektor – sektor pelayanan

publik yang dikerjasamakan, yaitu: persampahan; pengolahan air limbah; drainase; air bersih;

transportasi; jalan; dan kesehatan. Dari tujuh sektor pelayanan publik yang dikerjasamakan di KAD

Kartamantul, secara umum telah teridentifikasi beberapa tokoh kunci berikut:

Kota

Yogyakarta

Komisi C DPRD, Bappeda, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah, Bagian Kerjasama, Bagian Hukum, Bagian Organisasi, Bagian Tata

Pemerintahan, Lurah dan Camat Wilayah Perbatasan

Kabupaten

Sleman

Komisi C DPRD, Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman, Kantor

Lingkungan Hidup, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah, Bagian

Hukum, Bagian Organisasi, Bagian Tata Pemerintahan, Lurah dan Camat Wilayah

Perbatasan

Kabupaten

Bantul

Komisi C DPRD, Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup, Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Bagian Kerjasama, Bagian Hukum, Bagian

Organisasi, Bagian Tata Pemerintahan, Lurah dan Camat Wilayah Perbatasan

Propinsi DIY Komisi C DPRD, Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral,

Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Badan

Kerjasama dan Penanaman Modal , Biro Hukum, Biro Organisasi, Biro Tata

Pemerintahan, Biro Administrasi Pembangunan

Disamping tokoh kunci yang berperan dalam keseluruhan sektor pelayanan publik yang

dikerjasamakan, juga teridentifikasi tokoh kunci yang berperan secara sektoral berikut.

Kota

Yogyakarta

Kabupaten

Sleman

Kabupaten

Bantul

Provinsi

DIY

Akademisi Persampahan - - - - UGM, UII, UMY,

STTL (Sekolah

Tinggi Teknologi

Lingkungan)

Pengolahan

Air Limbah

- - - Satker PLP

Air Bersih Dinas Kimpraswil,

PDAM, Dinas

Pengendalian

Pembangunan

PDAM, Bidang

Cipta Karya, Dinas

PU dan

Pemukiman,

Sumber Daya Air

PDAM, Bagian

Cipta Karya Dinas

PU, Dinas

Pengairan & SDA

Bidang Bina Marga &

Cipta Karya Dinas

PUPESDM, Dinas

Pengairan, Balai

Pengembangan SDA,

Balai Besar

Pengelolaan Sungai

UGM, UII, UMY,

Universitas

Atmadjaya

Yogyakarta

Drainase Dinas Kimpraswil

bagian drainase,

Dinas Pengendalian

Pembangunan

Bidang Bina

Marga dan Bidang

Cipta Karya Dinas

PU dan

Pemukiman,

Dinas SDA

Bidang Bina Marga &

Cipta Karya Dinas

PUPESDM, Balai PSDA,

Dinas Pengairan, Balai

Besar Pengelolaan

Sungai

-

Transportasi Dinas Perhubungan Dinas

Perhubungan

Dinas

Perhubungan

Dinas Perhubungan

dan Kominfo

UGM, UII, UMY

Jalan Dinas Kimpraswil

bidang bina marga,

Dinas pengendalian

pembangunan

- Bidang Bina

Marga Dinas PU

Bidang Bina Marga

Dinas PUPESDM, Balai

Besar Pengelolaan

Jalan

-

Kesehatan Dinas Kimpraswil,

Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan - UGM, UII, UMY,

STTL

Page 63: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

55

Sebagian besar tokoh kunci yang berasal dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten

Bantul, beserta Provinsi DIY, kemudian menjadi anggota Forum Tokoh Kunci yang diinisiasi oleh

Forum Koordinasi Bappeda. Anggota forum tokoh kunci untuk tiap sektor yang dikerjasamakan

dalam KAD Kartamantul bisa dilihat pada tabel berikut.

Bappeda

Dinas

PU

Badan

Lingkungan

Hidup

Bagian

Keuangan

Perwakilan

LSM

Perwakilan

Tokoh

Masyarakat

Perwakilan

Akademisi

Lainnya

Persampahan √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ -

Pengolahan Air

Limbah √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ -

Air Bersih

√√√√

√√√√

√√√√

√√√√

√√√√

Dinas

Pengairan dan

SDA,Balai

Besar wilayah

sungai Prov.

DIY,Satker Air

minum Prov

DIY, PDAM

Drainase

√√√√

√√√√

√√√√

√√√√

√√√√

Dinas

Pengairan dan

SDA, Balai

Besar wilayah

sungai Prov.

DIY, Satker

Penyehatan

lingkungan

pemukiman

Prov DIY

Transportasi √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ Dinas

Perhubungan

Jalan √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ -

Kesehatan √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ √√√√ Dinas

Kesehatan

Masing-Masing tokoh kunci tersebut memiliki peran berbeda, yaitu:

Pemerintah Propinsi DIY

Pengembangan sarana dan prasarana lintas batas untuk sektor

pelayanan publik yang dikerjasamakan

Dinas Pekerjaan Umum/ PDAM

(sektor air bersih)/ Dinas

Perhubungan

(Transportasi)/Dinas Kesehatan

(Sektor Kesehatan)

Pengembangan sarana dan prasarana sektor yang

dikerjasamakan yang berada di dalam batas wilayah

administratif masing-masing

Bappeda, Bagian Hukum, Bagian

Organisasi, Bagian Keuangan,

dan Dinas Pekerjaan Umum

Perumusan regulasi kerjasama antar daerah (obyek,

organisasi dan kelembagaan, pembiayaan, manajemen

pengelolaan)

DPRD masing-masing daerah

DPRD masing-masing daerah menerbitkan Surat Persetujuan

DPRD tentang KAD, guna mendapatkan dukungan dan

persetujuan pelaksanaan KAD

Page 64: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

56

Sekretariat Bersama

Kartamantul

Mengkoordinasikan berbagai peran tokoh kunci tersebut

dalam satu rekomendasi kebijakan yang dilaksanakan oleh

ketiga daerah.

LMPK, LMD dan LSM

Membantu Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan

Kabupaten Bantul dalam memberdayakan masyarakat agar

memiliki kepedulian dalam pengelolaan sarana/prasarana

yang dikerjasamakan (persampahan, drainase).

Akademisi (UGM, UII, UMY,

STTL)

Mengadvokasi/mengedukasi masyarakat dalam reformasi

sarana dan prasarana yang dikerjasamakan (sektor

pengelolaan air limbah, transportasi)

3.1 PERSAMPAHAN

Identifikasi

Masalah

1. Pertambahan jumlah penduduk berbanding lurus dengan jumlah volume

sampah.

2. Terjadinya pembuangan sampah ilegal di wilayah perbatasan (lahan kosong,

ruang terbuka)

3. Pembuangan sampah di bantaran sungai yang merupakan lintas batas wilayah

administratif

4. Keterbatasan lahan untuk Tempat Pengelolaan Akhir Sampah .

5. Cakupan pelayanan persampahan masih rendah karena keterbatasan jumlah

armada.

6. Kondisi teknis armada truk pengangkut sampah sangat tidak memadai.

7. Keterbatasan APBD untuk bidang persampahan

8. Belum ada Tata Ruang Wilayah, terkait dengan penetapan tata guna lahan

9. Faktor topografi/geografis yang mengakibatkan satu daerah mempunyai

ketergantungan kepada daerah yang lain.

10. Pencemaran lingkungan (air, udara, tanah) yang diakibatkan oleh sampah

11. Peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan dan retribusi belum

mengakomodir kebutuhan pengaturan dan penanganan permasalahan di

wilayah perbatasan

12. Rendahya peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan

13. Belum diterapkannya teknologi dalam pengelolaan persampahan

Ruang

Lingkup

Kerjasama

1. Pemanfaatan bersama prasarana dan sarana Tempat Pengolahan Akhir (TPA)

Sampah bagi Kawasan Perkotaan Yogyakarta (14 Kecamatan di wilayah Kota

Yogyakarta, 5 Kecamatan di wilayah Kabupaten Bantul dan 9 Kecamatan di

wilayah Kabupaten Sleman).

2. Pengelolaan TPA Sampah meliputi:

√ Operasi dan pemeliharaan, meliputi penataan dan pengaturan sel sampah,

pemadatan, pemasangan pipa ventilasi, alat berat, jalan, drainase, talud, gedung

kantor, bengkel, penghijauan, pengolahan lindi, teknologi terapan pengolahan

sampah

Page 65: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

57

√ Pengembangan sarana dan prasarana; kebutuhan lahan pengembangan, jalan

dan jembatan akses menuju lokasi TPA Sampah (disepakati sebagai

tanggungjawab Pemerintah Propinsi DIY)

√ Pembentukan organisasi dan tata kerja, meliputi Tim Pembina

(Bupati/Walikota), Tim Pengawas (Kepala SKPD Tokoh Kunci), Instansi

Penanggungjawab Kegiatan (Dinas Pekerjaan Umum) Tim Teknis (Kabid SKPD

Tokoh Kunci), Unit Pengelola TPA, dengan cara bergiliran setiap 3 tahun sekali.

√ Penetapan dan pendapatan personil meliputi kualitas, kuantitas, insentif,

tunjangan, karir.

√ Pengelolaan lingkungan hidup; pengendalian kerusakan lingkungan, gangguan

kesehatan (petugas dan masyarakat sekitar TPA), resiko keamanan,

penanganan ilegal dumping di wilayah perbatasan. Penanganan ilegal dumping

ini disepakati ada dua sistem penanganan berikut:

1). Evakuasi

Kabupaten/Kota akan berbagi peran siapa yang menyediakan alat berat, truk

pengangkut sampah. Pembiayaan petugas evakuasi oleh Sekber Kartamantul,

penyediaan makan/minum oleh masyarakat.

2). Pemberdayaan masyarakat

Kabupaten/Kota akan berbagi peran dalam pelaksanaan pemberdayan

masyarakat di wilayah administratif masing-masing dengan melibatkan tokoh

masyarakat setempat

Fokus

Kerjasama

1. Peningkatan Kinerja Operasi dan Pemeliharaan TPA

2. Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sampah dari hulu hingga hilir

3. Penanganan bersama permasalahan sampah.

4. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah

Maksud

Dan Tujuan

Kerjasama

Mengadakan perjanjian kerjasama atas dasar prinsip saling membantu dan saling

menguntungkan dalam pengelolaan operasi dan pemeliharaan prasarana dan

sarana Tempat Pengolahan Akhir Sampah, dengan tujuan agar pemanfaatan,

pengelolaan dan pengembangan Tempat Pengolahan Akhir Sampah dapat

dilakukan seacara efektif dan efisien serta memenuhi standar teknis dan

lingkungan

Hasil Penyusunan Analisa SWOT STRENGTHEN/KEKUATAN WEAKNESS / KELEMAHAN

1. Armada pengangkut sampah memadai

(Kota Yogyakarta)

2. Punya SDM yang cukup

3. Master Plan pengelolaan sampah skala Kab/Kota

sudah ada (Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman)

4. Sudah memiliki peraturan daerah yang mengatur

tentang pengelolaan dan retribusi sampah.

5. Pendapatan Asli Daerah Besar

6. Sumber Daya Keuangan memadai (Kota

Yogyakarta, Kabupaten Sleman)

7. Tingginya peran serta masyarakat dalam

pengelolaan sampah

8. Rencana Tata Ruang Wilayah tentang tata guna

lahan.

1. Kondisi teknis armada pengangkut sampah sudah

tua (Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul)

2. Pendapatan Asli Daerah kecil (Kabupaten Bantul)

3. Master Plan pengelolaan sampah skala Kab/Kota

belum ada (Kabupaten Bantul)

4. Master Plan pengelolaan sampah skala Perkotaan

sudah ada

5. Sumber Daya Keuangan terbatas (Kabupaten

Bantul)

6. Permukiman sudah terlalu padat

7. Tempat Penampungan Sementara (TPS) tidak

ada/kurang memadai/kondisinya jelek.

8. Tidak punya lahan Tempat Pengelolaan Akhir

Sampah (Kota Yogyakarta)

Page 66: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

9. Kondisi geografis/topografis wilayah

OPPORTUNITY / PELUANG

1. Kerjasama penanganan dengan daerah yang

berbatasan, baik dalam manajemen

pengangkutan, manajemen pengelolaan di sumber

sampah, manajemen pengelolaan TPA.

2. Kerjasama pembiayaan pengelolaan sampah

3. Public Private Partnership

pengolahan/pemrosesan sampah di TPA.

→Dari hasil SWOT, dicapai kesepakatan untuk b

permasalahan sampah dengan dua opsi penangana

masyarakat.

Kendala/Hambatan

Saat Membuat

Baseline Regional

Adanya r

pengembangan TPA

sampah.

Solusi mengatasi

kendala/hambatan

√ Melaksanakan sosialisasi awal dalam bentuk penyampaian informasi

tentang rencana pengembangan TPA dan rencana penerapan

teknologi

daerah melalui SKPD teknis dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman,

Kabupaten Bantul, dan Pemerintah Propinsi DIY.

√ Mendiskusikannya

seluruh tokoh kunci yang telah d

masyarakat setempat dimana lokasi pengembangan, lokasi

penerapan teknologi pengolahan sampah akan dilakukan. Diskusi

fokus ini biasanya dilakukan 3

Bentuk Wadah Lembaga/Organisasi Sektor

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

Kondisi geografis/topografis wilayah 9. Minimnya alokasi anggaran persampahan

10. Minimnya peran serta masyarakat dan swasta

11. Banyaknya penggunaan plastik oleh

masyarakat/dunia usaha

12. Belum ada implementasi teknologi terapan

pengolahan/pemrosesan sampah

OPPORTUNITY / PELUANG THREATH / ANCAMAN

Kerjasama penanganan dengan daerah yang

berbatasan, baik dalam manajemen

pengangkutan, manajemen pengelolaan di sumber

sampah, manajemen pengelolaan TPA.

pembiayaan pengelolaan sampah

pengolahan/pemrosesan sampah di TPA.

1. Pertumbuhan penduduk tidak terkendali

2. Peningkatan volume sampah

3. Pencemaran lingkungan (air, udara dan tanah)

4. Pembuangan sampah ilegal/liar

dicapai kesepakatan untuk bersama-sama melaksanakan penanganan

permasalahan sampah dengan dua opsi penanganan, yaitu evakuasi sampah dan pemberdayaan

Adanya resistensi/penolakan masyarakat terhadap rencana

pengembangan TPA serta rencana penerapan teknologi pengolahan

elaksanakan sosialisasi awal dalam bentuk penyampaian informasi

tentang rencana pengembangan TPA dan rencana penerapan

teknologi pengolahan sampah kepada masing-masing pemerintah

daerah melalui SKPD teknis dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman,

Kabupaten Bantul, dan Pemerintah Propinsi DIY.

endiskusikannya dalam FGD (Focus Group Discussion

seluruh tokoh kunci yang telah diidentifikasi ditambah dengan tokoh

masyarakat setempat dimana lokasi pengembangan, lokasi

penerapan teknologi pengolahan sampah akan dilakukan. Diskusi

fokus ini biasanya dilakukan 3 – 4 kali.

Bentuk Wadah Lembaga/Organisasi Sektor Persampahan

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

58

Minimnya alokasi anggaran persampahan

Minimnya peran serta masyarakat dan swasta

anyaknya penggunaan plastik oleh

teknologi terapan

pengolahan/pemrosesan sampah

REATH / ANCAMAN

Pertumbuhan penduduk tidak terkendali

Pencemaran lingkungan (air, udara dan tanah)

melaksanakan penanganan

evakuasi sampah dan pemberdayaan

terhadap rencana

rencana penerapan teknologi pengolahan

elaksanakan sosialisasi awal dalam bentuk penyampaian informasi

tentang rencana pengembangan TPA dan rencana penerapan

masing pemerintah

daerah melalui SKPD teknis dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman,

Focus Group Discussion) dengan

iidentifikasi ditambah dengan tokoh

masyarakat setempat dimana lokasi pengembangan, lokasi

penerapan teknologi pengolahan sampah akan dilakukan. Diskusi

Page 67: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

59

Di dalam UPTD Pengelola terdapat struktur berikut:

Kepala Unit dibantu Kasubag TU, Kasubag Perencanaan, Kasubag Operasional dan Pemeliharaan.

Para Kasubag merupakan orang yang ditunjuk dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan

Kabupaten Bantul.

Pembiayaan

Pembiayaan untuk pengelolaan persampahan di Kartamantul dihitung

berdasarkan jumlah volume sampah yang diperhitungkan pada bulan Oktober

tahun sebelumnya sampai dengan bulan September tahun berjalan.

Contoh Perhitungan Pembiayaan

Contoh menghitung sharing pendanaan dari APBD dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan

Kabupaten Bantul yang bekerjasama didasarkan volume sampah sebagai berikut:

1. Total rekapitulasi hasil penimbangan sampah dari masing-masing daerah (ton/m3/kg) selama

kurun waktu 1 tahun (mis: bulan oktober tahun sebelumnya sampai dengan bulan september

tahun saat ini)

2. Hitung prosentase dari masing-masing daerah dengan rumus sebagai berikut:

A = %100*CBA

A

++ ; B = %100*

CBA

B

++ ; C= %100*

CBA

C

++

Contoh hasil perhitungan sharing anggaran berdasarkan volume sampah:

Daerah Jumlah Volume

(Ton)

Prosentase

A 1.750.000 14,62%

B 2.565.000 21,43%

C 7.655.000 63,95%

Total 11.970.000 100,00%

3. Hitung beban anggaran operasi dan pemeliharaan TPA (TOTALOP) selama kurun waktu satu

tahun.

4. Bagilah beban sharing anggaran dari masing-masing daerah dengan cara sebagai berikut:

A% * TOTAL OP ; B% * TOTAL OP ; C% * TOTAL OP

Apabila diasumsikan Hasil Perhitungan Biaya Operasi dan Pemeliharaan TPA dalam satu tahun

adalah sebesar Rp. 3.750.000.000,00 (tiga milyar tujuh ratus lima puluh juta rupiah) maka

pembagian anggaran (kontribusi) dari masing-masing daerah adalah sebagai berikut:

Daerah Prosentase Share Anggaran

A 14,62% 548.245.614,04

B 21,43% 803.571.428,57

C 63,95% 2.398.182.957,39

Total 100,00% 3.750.000.000,00

Sharing Biaya Operasional dan Maintenance TPA di Piyungan berdasarkan volume sampah yang

masuk ke TPA 2001-2009 dapat dilihat sebagai berikut:

Page 68: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

60

Sumber: Sekber Kartamantul, 2011

Pelaksanaan

Pola pelaksanaan kerjasama pengelolaan sampah Kartamantul:

1. Sekber Kartamantul mengatur pertemuan rutin berkala (2x setiap minggu), dengan topik

pembahasan sesuai ruang lingkup kerjasama diatas. Seluruh tokoh kunci diundang untuk

memberikan kontribusi pemikiran, ide, dan gagasan untuk peningkatan kinerja pengelolaan

Tempat Pengelolaan Akhir Sampah.

2. Perumusan, Penetapan dan Kesepakatan pembagian peran terkait dengan bidang persampahan

adalah sebagai berikut:

Kegiatan

Kota

Yogya

Kabupaten

Sleman

Kabupaten

Bantul

Provinsi

DIY

Penyusunan dan Review Master Plan

Pengelolaan Sampah Skala Regional

(DED, RAB)

����

Penyusunan dan Review Master Plan

Pengelolaan Sampah Skala

Kabupaten/Kota (DED, RAB)

����

����

����

Pengembangan Kelembagaan tingkat

Kabupaten/Kota ���� ���� ����

Pengembangan Kelembagaan tingkat

regional ����

Pembiayaan operasi dan pemeliharaan ���� ���� ����

Pengembangan sarana prasarana ����

Penyiapan Lahan ���� ���� ����

Pembebasan Lahan ����

Aplikasi Teknologi Terapan ���� ���� ���� ����

3. Dalam memecahkan permasalahan pembuangan sampah liar/ilegal, Sekber Kartamantul

memberlakukan pola “Evakuasi dan Pemberdayaan Masyarakat” seperti berikut ini:

Page 69: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

61

Para pihak

yang terlibat

Bentuk Penanganan

Evakuasi Sampah

Pemberdayaan Masyarakat

Kota

Yogyakarta

Berkontribusi dalam pengerahan (buldozer,

escavator) dan atau armada truk pengangkut sampah

untuk evakuasi ke Tempat Pengolahan Akhir.

-

Kabupaten

Sleman

Berkontribusi dalam pengerahan (buldozer,

escavator) dan atau armada truk pengangkut sampah

untuk evakuasi ke Tempat Pengolahan Akhir

-

Kabupaten

Bantul

Berkontribusi dalam pengerahan (buldozer,

escavator) dan atau armada truk pengangkut sampah

untuk evakuasi ke Tempat Pengolahan Akhir

Sosialisasi dan advokasi untuk

pelibatan masyarakat dalam

pengelolaan sampah (Reduce,

Reuse, Recycle)

Masyarakat Penyediaan makan/minum untuk para petugas yang

melaksanakan evakuasi

Terlibat dalam kegiatan

Pemberdayaan dalam

pengelolaan sampah (Reduce,

Reuse, Recycle)

Monitoring &

Evaluasi

Dalam pelaksanaannya, proses monitoring dan evaluasi sektor persampahan

mengacu kepada beberapa hal berikut:

1. Kesepakatan Rencana Anggaran dan Belanja Operasi dan Pemeliharaan yang

meliputi: Belanja Pegawai/Karyawan, Belanja Barang dan Jasa, Belanja

Pemeliharaan, Belanja Perjalanan Dinas, Belanja Modal.

2. Indikator Penilaian Kinerja Penyehatan Permukiman yang meliputi: Pegawai

dan Kualifikasinya, Sarana dan Prasarana Penunjang, Kelembagaan Pengelola,

Pembiayaan Operasi dan Pemeliharaan.

3. Indikator Bangun Praja Kementrian Lingkungan Hidup, meliputi hal-hal berikut:

Wilayah

Kabupaten

Bantul

Wilayah

Kabupaten

Sleman

Wilayah

Kota

Yogyakarta

Lokasi Pembuangan

Sampah Ilegal/Liar

Page 70: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

62

No Item List Rincian Rentang Nilai Nilai Akhir

1 Prasarana dasar dan

sarana penunjang • Jalan masuk

• Jalan lingkungan

• Kantor

• Pos jaga

• Pagar

• Gerbang

• Alat berat

• Sistem pencatatan sampah

• Garasi

• Truk sampah

50 – 100

50 – 100

50 – 100

50 – 100

50 – 100

50 – 100

50 – 100

50 – 100

50 – 100

50 – 100

2 Sarana pencegahan dan

pengendalian pencemaran • Drainase

• Pengelolaan lindi

• Sumur pantau

• Penanganan gas

50 – 100

50 – 100

50 – 100

50 – 100

3 Kondisi Lingkungan • Lalat

• Asap

• Zona aktif

• Penghijauan

50 – 100

50 – 100

50 – 100

50 – 100

4 Cara operasi • Pengaturan lahan

• Penimbunan di zona aktif dan tidak

aktif

• Penutupan

50 – 100

50 – 100

50 – 100

50 – 100

5 Pemanfaatan Sampah Operasional pengomposan 50 - 100 Sumber : Sekber Kartamantul 2010.

Berdasarkan aturan Bangun Praja, passing grade minimal dari keseluruhan penilaian adalah 71.

Sebagai bahan evaluasi, didalam pelaksanaan KAD sektor Persampahan Kartamantul indikator

tersebut ditambah dengan Dokumentasi Foto Kegiatan (bisa dilihat pada bagian berikutnya tentang

Hasil Kerjasama). Foto Kegiatan diupayakan untuk disiapkan pada saat sebelum (pra penilaian) dan

sesudah penilaian, dengan maksud untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan peningkatan

kinerja pengelolaan TPA, sekaligus sebagai bahan evaluasi tahap selanjutnya. Selain itu, kerjasama

pengelolaan persampahan juga dilakukan melalui pemberdayaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat (3R yaitu Reduce, Reuse, Recycle) dengan tujuan mengurangi volume sampah dari

sumber (di tingkat masyarakat). Indikator yang digunakan adalah pengurangan volume sampah

Sumber : Sekber Kartamantul 2010.

Perbandingan Volume

2009 2010

Yogyakarta 82.750.690 63.918.292

Sleman 32.577.062 38.672.426

Bantul 5.345.772 10.349.129

Total 120.673.524 112.939.847

Prosentase Volume

2009 2010

Yogyakarta 68,57% 56,59%

Sleman 27,00% 34,24%

Bantul 4,43% 9,16%

Total 100,00% 100,00%

Page 71: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

63

Hasil Kerjasama

� Perbaikan Sarana dan Prasarana TPA berupa penghijauan, saluran drainase, kolam maturasi,

talud jalan, talud lindi dll.

Sumber: Sekber Kartamantul, 2011

� Peningkatan Kinerja Pengelolaan TPA

Sumber: Sekber Kartamantul, 2011

Page 72: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

� Pemantauan Rutin

→ Kegiatan Pemantauan rutin berhasil dalam hal:

√ Mengendaliakan perkembangan Vektor (lalat, tikus dll)

√ Kualitas air sumur di lingkungan TPA senantiasa terpantau

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

Pemantauan rutin berhasil dalam hal:

erkembangan Vektor (lalat, tikus dll)

sumur di lingkungan TPA senantiasa terpantau

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

64

Page 73: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

65

3.2 PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Identifikasi

Masalah

1. Pertambahan jumlah penduduk yang berakibat semakin padatnya permukiman

sampai mendekati wilayah administratif Kabupaten/Kota yang berbatasan.

2. Masih banyak penduduk yang memanfaatkan air dari sumur individual Jarak

efektif septictank rumah tangga dengan sumur (10 m) tidak bisa dipertahankan

lagi.

3. Fasilitas Umum (Perkantoran, Rumah Sakit, Sekolah, Universitas dll) banyak

yang belum mempunyai instalasi pengolah limbah sendiri.

4. Kandungan bacteri e-coly pada air sumur tidak bisa dikendalikan atau bahkan

melampaui ambang batas.

5. Masih banyak penduduk yang buang air besar di sungai.

6. Masih banyak penduduk yang memanfaatkan air sungai untuk mandi, mencuci

atau bahkan untuk memasak.

7. Banyak kasus penyakit disentri, kolera.

8. Belum tersedia fasilitas instalasi pengolah tinja model komunal (untuk 50 – 100

KK)

9. Belum tersedia fasilitas instalasi pengolah tinja model terpusat skala

Kota/Kabupaten

10. Belum tersedia fasilitas jaringan perpipaan untuk air limbah skala

Kota/Kabupaten.

11. Belum ada instalasi pengolah tinja hasil pengurasan.

12. Terjadi pencemaran lingkungan (air, udara, tanah) yang diakibatkan oleh

limbah rumah tangga (tinja) yang bersifat meluas.

13. Belum ada peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan dan retribusi

pengelolaan air limbah.

14. Belum ada pembagian yang jelas penanggungjawab pengembangan jaringan

perpipaan air limbah antara Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota.

15. Belum ada institusi/kelembagaan yang mempunyai otoritas penuh terhadap

pengelolaan dan pengembangan air limbah perkotaan.

16. Belum ada pembagian kontribusi/sharing terhadap pembiayaan pengelolaan air

limbah perkotaan

17. Masyarakat masih enggan memanfaatkan layanan jaringan perpipaan air

limbah perkotaan.

18. Peran serta swasta dalam pengelolaan air limbah perkotaan masih rendah

Ruang

Lingkup

Kerjasama

1. Pemanfaatan bersama pipa saluran induk, dan prasarana dan sarana IPAL

sebagai pengolah air limbah rumah tangga dan non ruman tangga (pendidikan,

perdagangan, jasa, hotel kecuali binatu/laundry, rumah sakit dan perusahaan

tekstil) di wilayah Kawasan Perkotaan Yogyakarta (3 Kecamatan di Kabupaten

Bantul, 13 Kecamatan di wilayah Kota Yogyakarta dan 4 kecamatan di wilayah

Kabupaten Sleman).

2. Operasi dan pemeliharaan pipa saluran induk dan sarana Instalasi Pengolah Air

Limbah meliputi perawatan instalasi, pemeliharaan alat berat, mekanik listrik

dan sarana dan sarana fisik.

3. Pengembangan sarana dan prasarana: pengembangan pipa saluran induk,

sarana dan prasarana IPAL, pipa lateral dan sambungan rumah tangga

Page 74: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

66

4. Pembentukan organisasi dan tata kerja, meliputi Tim Pembina

(Bupati/Walikota), Tim Pengawas (Kepala SKPD Tokoh Kunci), Instansi

Penanggungjawab Kegiatan (Dinas Pekerjaan Umum) Tim Teknis (Kabid SKPD

Tokoh Kunci), Unit Pengelola IPAL.

5. Penetapan dan pendapatan personil meliputi pengangkatan dan

pemberhentian, kualitas, kuantitas, instentif, tunjangan, karir.

6. Pengelolaan lingkungan hidup; pengendalian kerusakan lingkungan, gangguan

kesehatan (petugas dan masyarakat sekitar IPAL), resiko keamanan,

penanganan ilegal dumping di wilayah perbatasan.

Fokus

Kerja Sama

1. Peningkatan Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Limbah

Domestik

2. Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Air Limbah dari hulu hingga hilir

3. Penanganan bersama permasalahan air limbah (perpipaan, pelumpuran,

flushing dll)

4. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah.

Maksud

Dan

Tujuan

Kerjasama

Mengadakan perjanjian kerjasama atas dasar prinsip saling membantu dan saling

menguntungkan dalam pengelolaan operasi dan pemeliharaan pipa saluran induk

sepanjang 10 (sepuluh) kilometer yang selanjutnya disebut pipa saluran induk, dan

prasarana dan sarana Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) dengan tujuan

pemanfaatan, pengelolaan dan pengembangan IPAL dapat dilakukan secara efektif

dan efisien serta memenuhi standar lingkungan.

Hasil Penyusunan Analisa SWOT STRENGTHEN/KEKUATAN WEAKNESS / KELEMAHAN

1. Master Plan pengelolaan air limbah skala

Kab/Kota sudah ada (Kota Yogyakarta)

2. Master Plan pengelolaan air limbah skala

komunal sudah ada

3. Jaringan perpipaan air limbah sudah lengkap

tersedia

4. Truk penyedot limbah sudah ada

5. Punya SDM yang cukup

6. Sudah memiliki peraturan daerah yang

mengatur tentang pengelolaan dan retribusi

limbah

7. Pendapatan Asli Daerah Besar (Kota

Yogyakarta, Kabupaten Sleman)

8. Sumber Daya Keuangan memadai (Kota

Yogyakarta, Kabupaten Sleman)

9. Tingginya peran serta masyarakat dalam

pengelolaan air limbah (Kota Yogyakarta)

10. Rencana Tata Ruang Wilayah tentang tata guna

lahan.

11. Kondisi geografis/topografis wilayah

1. Master Plan pengelolaan sampah skala

Kab/Kota belum ada (Kabupaten Sleman dan

Kabupaten Bantul)

2. Master Plan pengelolaan air limbah skala

komunal belum ada (Kabupaten Bantul)

3. Jaringan perpipaan air limbah belum tersedia

4. Pendapatan Asli Daerah kecil (Kabupaten

Bantul)

5. Sumber Daya Keuangan terbatas (Kabupaten

Bantul)

6. Permukiman sudah terlalu padat

7. Instalasi Pengolah Limbah Skala Komunal tidak

ada/kurang memadai/kondisinya jelek.

8. Instalasi Pengolah Limbah Skala

Kabupaten/Kota tidak ada/kurang

memadai/kondisinya jelek.

9. Minimnya alokasi anggaran untuk air limbah

(Sleman, Yogyakarta, Bantul)

10. Minimnya peran serta masyarakat dan swasta

(Sleman, Bantul)

11. Belum ada implementasi teknologi terapan

pengolahan air limbah

Page 75: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

67

OPPORTUNITY / PELUANG THREATH / ANCAMAN

1. Kerjasama penanganan dengan daerah yang

berbatasan untuk pengelolaan air limbah

2. Kerjasama pembiayaan pengelolaan air limbah

3. Public Private Partnership pengolahan air

limbah.

1. Pencemaran lingkungan (air, udara dan tanah)

2. Pembuangan air limbah ilegal/liar ke badan air,

sungai

3. Wabah penyakit disentri, kolera

Kendala/

Hambatan

Saat

Membuat

Baseline

Regional

√ Kendala/hambatan yang sering ditemui saat penyusunan baseline regional

bidang pengelolaan air limbah adalah tidak tersedianya Detail Enginering

Design (DED) untuk kawasan-kawasan khusus yang tumbuh kembang

cepat, disisi lain pengembangan jaringan air limbah mutlak dilaksanakan

untuk pelayanan publik.

√ Tahapan berikutnya adalah mendiskusikannya dengan seluruh tokoh kunci

yang telah diidentifikasi ditambah dengan tokoh masyarakat setempat

dimana lokasi pengembangan, lokasi pembangunan jaringan air limbah

akan dilakukan. Diskusi fokus ini biasanya dilakukan 3 – 4 kali.

Bentuk Wadah Lembaga/Organisasi Pengelolaan Air Limbah

Pembiayaan

Pembiayaan pengelolan air limbah ini didasarkan kepada jumlah sambungan

rumah tangga dan non rumah tangga yang ditanggung secara proporsional.

Contoh Perhitungan Pembiayaan

Cara menghitung sharing pendanaan dari APBD dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan

Kabupaten Bantul dan Propinsi DIY yang bekerjasama berdasarkan jumlah sambungan

rumahtangga dan non rumah tangga sebagai berikut:

Kapasitas Instalasi Pengolah Air Limbah = 50.000 pelanggan

Biaya Operasi dan Pemeliharan = Rp. 3.000.000.000/tahun

a) Jumlah Sambungan rumah tangga dan non rumah tangga yang dimiliki oleh Kota Yogyakarta

adalah sebesar 14.500 pelanggan

b) Jumlah Sambungan rumah tangga dan non rumah tangga yang dimiliki oleh Kabupaten Sleman

adalah sebesar 3.500 pelanggan

c) Jumlah Sambungan rumah tangga dan non rumah tangga yang dimiliki oleh Kabupaten Bantul

adalah sebesar 6.000 pelanggan

Kepala

Kasubag

Perencanaan

Jaringan

Kasubag

Operasi dan

Pemeliharaan

Jaringan

Kasubag

Tata Usaha

Page 76: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

68

Contoh penghitungan Beban sharing anggaran adalah sebagai berikut:

Kota

Perhitungan Pembagian

Biaya

Biaya

(Rp)

Kota Yogyakarta �������

������ x 3.000.000.000

870.000.000

Kabupaten Sleman �����

������ x 3.000.000.000 210.000.000

Kabupaten Bantul

�����

������ x 3.000.000.000 360.000.000

Pemerintah Provinsi DIY 1.560.000.000

Total Biaya Operasi dan Pemeliharaan 3.000.000.000

Pemerintah Provinsi DIY dalam hal ini bersedia/sepakat menutup kekurangan biaya operasi

dan pemeliharaan Instalasi Pengolah Air Limbah dalam setiap tahunnya mengingat kepemilikan

aset dari IPAL masih menjadi milik Pemerintah Propinsi DIY.

Pelaksanaan

1. Sekber Kartamantul mengatur pertemuan rutin berkala (2x/minggu), dengan

topik pembahasan sesuai ruang lingkup kerjasama diatas.

2. Perumusan, Penetapan dan Kesepakatan pembagian peran berikut:

Kegiatan

Kota

Yogya

Kabupaten

Sleman

Kabupaten

Bantul

Provinsi

DIY

Penyusunan dan Review Master Plan

Pengelolaan Air Limbah Skala Regional (DED,

RAB)

����

Penyusunan dan Review Master Plan

Pengelolaan Sampah Skala Kabupaten/Kota

(DED, RAB)

����

����

����

Pengembangan Kelembagaan tingkat

Kabupaten/Kota ���� ���� ����

Pengembangan Kelembagaan regional ����

Pembiayaan operasi dan pemeliharaan ���� ���� ���� ����

Pengembangan sarana dan prasarana ����

Penyiapan Lahan ���� ���� ����

Monitoring

Dan Evaluasi

Dalam pelaksanaannya, proses monitoring dan evaluasi sektor pengolahan air

limbah mengacu kepada beberapa hal berikut:

1. Kesepakatan Rencana Anggaran dan Belanja Operasi dan Pemeliharaan yang

meliputi: Belanja Pegawai/Karyawan, Belanja Barang dan Jasa, Belanja

Pemeliharaan, Belanja Perjalanan Dinas, Belanja Modal.

2. Indikator Penilaian Kinerja Penyehatan Permukiman yang meliputi: Pegawai

dan Kualifikasinya, Sarana dan Prasarana Penunjang, Kelembagaan

Pengelola, Pembiayaan Operasi dan Pemeliharaan.

Page 77: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

69

Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan dalam proses monev Instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL) adalah melakukan uji laboratorium terhadap:

� Kualitas Influent dan Efluent Pengolahan Air Limbah meliputi BOD dan COD.

� Sludge Instalasi Pengolah Air Limbah.

Berikut adalah contoh Hasil Uji laboratorium tersebut:

� Hasil Uji Lab BATAN terhadap Sludge Pengolahan Limbah:

No

Parameter

Satuan

Hasil Uji Metode Uji

24/11/2009 31/12/2010

1 Plumbum µg/g 141.560 62.129 F-AAS

2 Curium µg/g 1014.400 565.161 F-AAS

3 Cadmium µg/g 3.600 26.774 F-AAS

4 Croom µg/g 73.160 2.839 F-AAS

5 Zeng µg/g 1272.000 632.258 F-AAS

µg/g = ppm

� Hasil Uji lab BTKL PPM terhadap Sludge Pengolahan Limbah:

No

Paramater

Satuan

Hasil Uji

Bak Fakultatif

1 timur

Bak Fakultatif

2 barat

Bak

Fakultatif 2

timur

Bak Fakultatif

2 barat

1 P mg/kg 1957,6169 1612,6071 699,2265 484,6425

2 K mg/kg 1153,9014 1112,7184 407,1247 614,5866

3 Plumbum mg/kg 79,7831 81,1951 40,4987 129,6425

4 Cadmium mg/kg 2,2156 0,9456 < 0,2 < 0,2

5 Curium mg/kg 409,3469 384,5110 30,2697 213,3640

6 Croom mg/kg 125,1184 133,8823 208,1934 149,3689

7 Kadar Air % 13,45 10,13 1,75 3,34

Dengan Monitoring terhadap kualitas Influent dan Efluent serta Sludge dari Instalasi Pengolah Air

Limbah diharapkan kualitas hasil pengolahan dapat senantiasa dikendalikan, ditingkatkan untuk

mengurangi dampak terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Page 78: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

70

Hasil Kerjasama

� Review Master Plan Air Limbah Perkotaan Yogyakarta

Sumber: Sekber Kartamantul, 2011

Page 79: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

71

3.3 DRAINASE

Identifikasi

Masalah

1. Terjadinya fungsi ganda saluran irigasi sekaligus menjadi saluran drainase

2. Ketidaksamaan kualitas dan kontruksi drainase di wilayah perbatasan Kota

Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.

3. Lebar drainase di wilayah perbatasan tidak sinkron.

4. Terjadinya banyak genangan air akibat luapan drainase di wilayah

perbatasan, sehingga muncul kebutuhan daerah tangkapan air, daerah

resapan air dan retention pond.

5. Terjadinya cross utilitas antara drainase, pipa air minum, pipa limbah, kabel

fiber optik.

6. Anggaran untuk peningkatan dan pemeliharaan drainase di wilayah

perbatasan tidak sinkron.

7. Kualitas air di wilayah perkotaan tereduksi karena terkontaminasi polutan.

8. Pada kontruksi drainase terjadi sedimentasi saat musim kemarau dan

meluap saat musim hujan karena perbedaan penanganan, pemanfaatan,

operasi dan pemeliharaan.

9. Terdapat 11 sarana dan prasarana drainase di wilayah perbatasan

Kabupaten Sleman dengan Kota Yogyakarta yang membutuhkan

sinkronisasi pengelolaan

10. Terdapat 5 sarana dan prasarana drainase di wilayah perbatasan

Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Bantul yang membutuhkan

sinkronisasi pengelolaan

11. Terdapat 15 sarana dan prasarana drainase di wilayah perbatasan Kota

Yogyakarta dengan Kabupaten Bantul yang membutuhkan sinkronisasi

pengelolaan

12. Belum ada institusi/kelembagaan yang mempunyai otoritas penuh terhadap

pengelolaan dan pengembangan drainase perkotaan.

13. Belum ada pembagian kontribusi/sharing terhadap pembiayaan

pengelolaan drainase perkotaan

14. Peran serta swasta dalam pengelolaan drainase perkotaan masih rendah

Ruang Lingkup

Kerjasama

1. Pengelolaan prasarana dan sarana Drainase di wilayah Kawasan Perkotaan

Yogakarta (4 Kecamatan di Kabupaten Bantul, 8 Kecamatan di wilayah Kota

Yogyakarta dan 5 Kecamatan di wilayah Kabupaten Sleman) yang meliputi

saluran drainase pada ruas jalan Kabupaten/Kota.

2. Pengelolaan Sistem Drainase yang meliputi:

a) Penyusunan Program dan perencanaan

b) Pelaksanaan kegiatan yang meliputi:

• penetapan jaringan drainase

• status dan fungsi drainase

• pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi drainase

• operasi dan pemeliharaan drainase

• pembangunan sumur resapan air hujan

• pembangunan kolam penampungan air (retention pond)

3. Pengawasan meliputi; sosialisasi, pengelolaan dampak lingkungan.

Page 80: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

72

Fokus

Kerjasama

1. Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sarana dan Prasana Drainase

Kawasan Perkotaan Yogyakarta

2. Penanganan bersama pembangunan, peningkatan, rehabilitasi dan

pemeliharaan drainase

3. Peningkatan peran serta swasta dalam Pengelolaan Sarana dan Prasana

Drainase.

Maksud Dan

Tujuan

Kerjasama

Mengadakan perjanjian kerjasama dengan prinsip saling membantu dan

menguntungkan dalam pengelolaan prasarana dan sarana drainase dengan

tujuan terciptanya sinkronisasi program dan kegiatan untuk mencegah banjir

dan menghilangkan genangan akibat curah hujan yang tinggi di wilayah

perkotaan Yogyakarta.

Hasil Penyusunan Analisa SWOT Kekuatan (Strengthen) Kelemahan (Weakness)

1. Master Plan pengelolaan drainase skala Kab/Kota

sudah ada (Kota Yogyakarta)

2. Master Plan pengelolaan draianse skala regional

sudah ada (Kota Yogyakarta)

3. Sistem informasi jaringan drainase sudah lengkap

tersedia

4. Punya SDM yang cukup

5. Sudah memiliki peraturan daerah yang mengatur

tentang pengelolaan dan retribusi drainase

6. Pendapatan Asli Daerah Besar (Kota Yogyakarta,

Kabupaten Sleman)

7. Sumber Daya Keuangan memadai (Kota

Yogyakarta, Kabupaten Sleman)

8. Tingginya peran serta masyarakat dalam

pengelolaan drainase (Kota Yogyakarta)

9. Rencana Tata Ruang Wilayah tentang tata guna

lahan.

10. Kondisi geografis/topografis wilayah

1. Master Plan pengelolaan drainase skala Kab/Kota

belum ada (Kabupaten Bantul)

2. Master Plan pengelolaan drainase skala Perkotaan

belum ada (Kabupaten Sleman dan Kabupaten

Bantul)

3. Sistem iinformasi Jaringan drainase belum

tersedia

4. Pendapatan Asli Daerah kecil (Kabupaten Bantul)

5. Sumber Daya Keuangan terbatas (Kabupaten

Bantul)

6. Permukiman sudah terlalu padat

7. Banyak sedimentasi pada jaringan drainase

8. Banyak sampah pada jaringan drainase

9. Banyak drainase yang berfungsi ganda sebagai

irigasi

10. Belum adanya sumur resapan pada jaringan

drainase

11. Terdapat cross utilitas pada jaringan drainase

12. Minimnya alokasi anggaran drainase

13. Minimnya peran serta masyarakat dan swasta

(Kabupaten Bantul)

Peluang (Opportunity) Ancaman (Threaths)

1. Kerjasama penanganan dengan daerah yang

berbatasan untuk pengelolaan drainase

2. Kerjasama pembiayaan pengelolaan drainase

3. Public Private Partnership pengolahan drainase

1. Banjir.

2. Pencemaran lingkungan.

3. Wabah penyakit (disentri, kolera)

4. Perkembangan tikus yang tidak terkendali.

Kendala/

Hambatan Saat

Membuat

Baseline

Regional

Kendala/hambatan yang sering ditemui saat melakukan penyusunan baseline regional

bidang pengelolaan drainase adalah tidak tersedianya Detail Enginering Design (DED)

untuk kawasan-kawasan khusus yang tumbuh kembang cepat, disisi lain pengembangan

jaringan air drainase mutlak dilaksanakan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada

publik.

Page 81: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

73

Ruas jalan Kota Yogyakarta 700 m Ruas jalan Kab.

Bantul 300 m

Ruas jalan Kota

Yogyakarta 300 m

Ruas jalan Kab. Bantul 700 m

Ruas jalan Kota

Yogyakarta 500 m

Ruas jalan Kabupaten Bantul

500 m

Tahapan berikutnya adalah mendiskusikannya dengan seluruh tokoh kunci yang telah

diidentifikasi ditambah dengan tokoh masyarakat setempat dimana lokasi pengembangan,

lokasi pembangunan jaringan drainase akan dilakukan. Diskusi fokus ini biasanya

dilakukan 3 – 4 kali.

Bentuk Wadah

Lembaga/

Organisasi

Sektor

Drainase

Saat ini belum dibentuk institusi/kelembagaan baru. Yang dilakukan adalah

mengoptimalkan peran SKPD lintas sektoral (Bappeda, Dinas PU, Dinas Pengairan,

Keuangan, Badan Lingkungan Hidup), dan lintas wilayah untuk saling berbagi peran

dalam penyediaan, penanganan dan kerjasama pengelolaan antara Kota

Yogyakarta/Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul maupun dari pemerintah Propinsi

DIY.

Pembiayaan

Pembiayaan pengelolaan drainase ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa

operasi dan pemeliharaan drainase pada ruas jalan tertentu dikelola oleh satu

pihak yang mempunyai dan atau memanfaatkan secara dominan.

Selengkapnya dapat dilihat pada penjelasan berikut.

Drainase pada ruas jalan di wilayah perbatasan Kota Yogyakarta – Kabupaten Bantul

Apabila secara fisik seperti gambar diatas, maka biaya operasi dan pemeliharaan saluran drainase

pada ruas jalan tersebut dikelola oleh Kota Yogyakarta. Kabupaten Bantul melakukan hal yang

sama untuk ruas jalan diperbatasan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul dengan kondisi

berikut:

Hal tersebut juga berlaku untuk drainase di

ruas jalan di wilayah perbatasan antara

Kota Yogyakarta dengan Kabupaten Sleman ataupun antara Kabupaten

Sleman dengan Kabupaten Bantul.

Namun apabila secara fisik kepemilikan dan pemanfaatannya sama panjang sebagaimana gambar

berikut:

maka biaya operasi dan pemeliharaan jalan menjadi tanggungjawab masing-masing daerah namun

dengan sinkronisasi, keselarasan dan harmonisasi tentang dimensi dan kualitas drainase jalan

dengan harapan tidak terjadi ketimpangan kualitas drainase jalan.

Pelaksanaan

1. Sekber Kartamantul mengatur pertemuan rutin berkala (2x setiap minggu),

dengan topik pembahasan sesuai ruang lingkup kerjasama

2. Perumusan, Penetapan dan Kesepakatan pembagian peran berikut.

Page 82: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

74

Kegiatan Kota

Yogya

Kabupaten

Sleman

Kabupaten

Bantul

Provinsi

DIY

Penyusunan dan Review Master Plan Pengelolaan

Sarana dan Prasarana Drainase diwilayah Perkotaan

Skala Regional (DED, RAB)

����

Penyusunan dan Review Master Plan Pengelolaan

Sarana dan Prasarana Drainase Skala

Kabupaten/Kota (DED, RAB)

����

����

����

Pengembangan Kelembagaan tingkat

Kabupaten/Kota

���� ���� ����

Pengembangan Kelembagaan tingkat regional ����

Pembiayaan operasi dan pemeliharaan ���� ���� ���� ����

Pengembangan sarana dan prasarana ���� ���� ���� ����

Monitoring

& Evaluasi

1. Mengacu pada Master Plan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Drainase

Perkotaan Yogyakarta

2. Kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Sarana

dan Prasarana Drainase Perkotaan. Pelaksana monitoring dan evaluasi adalah

Sekretariat Bersama Kartamantul.

Page 83: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

75

Hasil Kerjasama

• Normalisasi Kali Belik di perbatasan Yogya-Sleman

� Pembagian peran normalisasi Kali Belik

Sumber: Sekber Kartamantul, 2011

Page 84: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

76

3.4 AIR BERSIH

Identifikasi

Masalah

1. Penurunan kualitas air sumur di wilayah perkotaan.

2. Penurunan kualitas air sungai di wilayah perkotaan.

3. Penurunan kuantitas/debit air dari sumber mata air

4. Peningkatan prosentase kandungan bakteri e-coly.

5. Terbatasnya sumber mata air di masing-masing daerah

6. Berkurangnya sumber mata air permukaan dan daerah tangkapan air

7. Menampung air hujan (rain harvesting) untuk cadangan air belum menjadi

kebiasaan masyarakat perkotaan

8. Sumur dalam terkontaminasi polutan (Fe, Mn)

9. Adanya cakupan pelayanan lintas wilayah administratif

10. Cakupan pelayanan masing-masing PDAM belum merata ke seluruh

masyarakat.

11. PDAM terus merugi karena kebocoran masih tinggi

12. Belum ada pembagian kontribusi/sharing terhadap pembiayaan

pengelolaan drainase perkotaan

13. Terjadinya cross utilitas antara drainase, pipa air minum, pipa limbah,

kabel fiber optik.

14. Kerusakan jaringan pipa air minum yang lintas wilayah administratif.

15. Belum adanya treatment/instalasi pengolah air bersih berteknologi tinggi.

16. Perbedaan tarif dan pelayanan air bersih

17. Perilaku masyarakat yang masih boros dalam menggunakan air

18. Peran serta swasta dalam pengelolaan air bersih di wilayah perkotaan

masih rendah

Ruang Lingkup

Kerjasama

1. Penyediaan dan pemanfaatan bersama sumber air, air baku dari instansi

yang berwenang, prasarana dan sarana bangunan pengambilan, pipa

transmisi air baku, instalasi pengolah air bersih, pipa transmisi dan

reservoir air guna penyediaan air bersih keperluan rumah tangga,

perdagangan, dan industri bagi masyarakat di Kawasan Perkotaan

Yogyakarta (5 Kecamatan di Kabupaten Bantul, 14 Kecamatan di wilayah

Kota Yogyakarta dan 8 Kecamatan di wilayah Kabupaten Sleman)

2. Pengelolaan dan pelayanan air bersih yang meliputi;

a. Pengembangan penyediaan air bersih

b. Pembangunan prasarana dan sarana bangunan pengambilan, pipa

transmisi air baku, instalasi pengolah air bersih, pipa transmisi dan

reservoar air bersih.

c. Pengelolaan operasi dan pemeliharaan pipa transmisi dan instalasi

dengan prinsip pengelolaan perusahaan

d. Pembentukan lembaga, organisasi dan tata kerja

e. Pembiayaan

f. Penetapan tarif dasar air bersih;

g. Pengelolaan lingkungan hidup

3. Pembangunan, pengelolaan dan pengembangan bekerjasama dengan

Pihak Swasta

Page 85: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

77

Fokus

Kerjasama

1. Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sarana dan Prasarana Air Bersih

Kawasan Perkotaan Yogyakarta

2. Penanganan bersama pembangunan, peningkatan, rehabilitasi dan

pemeliharaan dan penyediaan Air Bersih

3. Peningkatan peran serta swasta dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Air Bersih.

Maksud Dan

Tujuan

Kerjasama

Mengadakan perjanjian kerjasama dengan prinsip saling membantu dan

menguntungkan dalam pengelolaan prasarana dan sarana air bersih dengan

tujuan terpenuhinya kebutuhan air baku/air bersih di di wilayah perkotaan

Yogyakarta.

Hasil Penyusunan Analisa SWOT Kekuatan (Strengthen) Kelemahan (Weakness)

1. Master Plan pengelolaan air bersih skala

Kab/Kota sudah ada (Kota Yogyakarta)

2. Master Plan pengelolaan air bersih skala

regional sudah ada

3. Sistem informasi jaringan air minum sudah

lengkap tersedia (Kota Yogyakarta)

4. Punya SDM yang cukup

5. Sudah memiliki peraturan daerah yang

mengatur tentang pengelolaan dan retribusi air

bersih

6. Pendapatan Asli Daerah Besar (Kota Yogyakarta,

Kabupaten Sleman)

7. Sumber Daya Keuangan memadai(Kota

Yogyakarta, Kabupaten Sleman)

8. Tingginya peran serta masyarakat dalam

pengelolaan air bersih

9. Rencana Tata Ruang Wilayah tentang tata guna

lahan.

10. Kondisi geografis/topografis wilayah

1. Master Plan pengelolaan air bersih skala

Kab/Kota belum ada(Kabupaten Bantul)

2. Master Plan pengelolaan air bersih skala

Perkotaan belum ada (Kabupaten Bantul)

3. Sistem iinformasi Jaringan air bersih belum

tersedia (Kabupaten Bantul)

4. Pendapatan Asli Daerah kecil (Kabupaten

Bantul)

5. PDAM merugi terus2an (Kabupaten Sleman,

Kabupaten Bantul)

6. Kualitas air bersih kurang bagus

7. Sumur permukaan terkontaminasi polutan.

8. Sumber Daya Keuangan terbatas (Kabupaten

Bantul)

9. Permukiman sudah terlalu padat

10. Banyak masyarakat belum terlayani jaringan

pipa air bersih

11. Terdapat cross utilitas dengan drainase, pipa air

limbah

12. Minimnya alokasi anggaran untuk air bersih

13. Minimnya peran serta masyarakat dan swasta

Peluang (Opportunity) Ancaman (Threaths)

1. Kerjasama penanganan dengan daerah yang

berbatasan untuk pengelolaan air bersih

2. Kerjasama pembiayaan pengelolaan air bersih

3. Public Private Partnership pengolahan air bersih

4.

1. Banjir.

2. Pencemaran lingkungan.

3. Wabah penyakit (disentri, kolera)

4. Perkembangan tikus yang tidak terkendali.

Kendala/

Hambatan

Saat

Membuat

Baseline

Regional

Kendala/hambatan yang sering ditemui saat melakukan penyusunan baseline

regional bidang pengelolaan air bersih adalah tidak tersedianya Detail

Enginering Design untuk kawasan-kawasan khusus yang berkembang dengan

cepat, disisi lain pengembangan jaringan air bersih mutlak dilaksanakan

peningkatan pelayanan kepada publik.

Page 86: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

78

Tahapan berikutnya adalah mendiskusikannya dengan seluruh tokoh kunci yang

telah diidentifikasi ditambah dengan tokoh masyarakat setempat dimana lokasi

pengembangan, lokasi pembangunan jaringan air bersih akan dilakukan. Diskusi

fokus ini biasanya dilakukan 3 – 4 kali.

Bentuk

Wadah

Lembaga/

Organisasi

Sektor Air

Bersih

Saat ini belum dibentuk institusi/kelembagaan baru. Yang dilakukan adalah

mengoptimalkan peran SKPD lintas sektoral (Bappeda, Dinas PU, PDAM, Dinas

Pengairan, Keuangan, Badan Lingkungan Hidup), dan lintas wilayah untuk saling

berbagi peran dalam penyediaan air bersih melalui kerjasama pengelolaan

antara Kota Yogyakarta/Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul maupun dari

pemerintah Propinsi DIY.

Pembiayaan

Untuk infrastruktur air bersih yang melintasi wilayah perbatasan, dibiayai

sepenuhnya oleh Pemerintah Provinsi DIY. Sedangkan Infrastruktur air bersih

yang terdapat di dalam kabupaten/kota, dibiayai oleh masing-masing pemerintah

Kabupaten/Kota. Saat ini sedang dijajaki kemungkinan pengembangan

pembiayaan melalui kerjasama dengan pihak swasta dengan mekanisme Public

Private Partnership.

Pelaksanaan

1. Sekber Kartamantul mengatur pertemuan rutin berkala (2x setiap minggu),

dengan topik pembahasan sesuai ruang lingkup kerjasama.

2. Perumusan, Penetapan dan Kesepakatan pembagian peran berikut

KEGIATAN

Kota

Yogya

Kabupaten

Sleman

Kabupaten

Bantul

Provinsi

DIY

Penyusunan dan Review Master Plan Pengelolaan

Sarana dan Prasarana Air Bersih diwilayah

Perkotaan Skala Regional (DED, RAB)

����

Penyusunan dan Review Master Plan Pengelolaan

Sarana dan Prasarana Air Bersih Skala

Kabupaten/Kota (DED, RAB)

����

����

����

Pengembangan Kelembagaan tingkat

Kabupaten/Kota

���� ���� ����

Pengembangan Kelembagaan tingkat regional ����

Pembiayaan operasi dan pemeliharaan ���� ���� ���� ����

Pengembangan sarana dan prasarana ���� ���� ���� ����

Monitoring

dan

Evaluasi

Proses monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh Tim Pengawas yang

beranggotakan Kepala Bappeda Kota/ Kabupaten, Dirut PDAM, serta Kabag

Perekonomian Kabupaten/Kota.

Page 87: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

79

Hasil Kerjasama

� Pengelolaan Air Bersih Bersama yang bersumber dari mata air di Kab. Magelang dan air

permukaan Sungai Progo

Sumber: Sekber Kartamantul, 2011

Page 88: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

80

3.5 TRANSPORTASI

Identifikasi

Masalah

1. Kuantitas armada angkutan umum Perkotaan berlebihan, sehingga load factor

penumpang kecil (kurang dari 20%)

2. Armada angkutan barang memasuki wilayah Perkotaan, sehingga menambah

beban jalan dan trasportasi.

3. Kualitas armada angkutan umum (penumpang/barang) di wilayah perkotaan

semakin memburuk

4. Keamanan dan kenyamanan penumpang tidak terjamin (banyak pencopetan,

kursi didalam angkutan umum banyak rusak)

5. Perkembangan kendaraan pribadi (mobil, motor) semakin meningkat setiap

tahun.

6. Kemacetan lalu lintas di ruas-ruas jalan utama di wilayah perkotaan atupun

diwilayah perbatasan.

7. Banyaknya parkir on street, yang mengakibatkan kapasitas jalan tereduksi

8. Fasilitas parkir off street kurang memadai.

9. Banyaknya armada angkutan yang ngetem sembarangan di simpang an.

10. Penempatan terminal/sub terminal yang tidak sesuai dengan tata ruang dan

tata guna lahan.

11. Banyaknya armada angkutan umum (penumpang/barang)

beroperasi/melayani sampai masuk ke wilayah administratif daerah lain.

12. Kualitas dan kuantitas Alat Pemberi Insyarat Lalu Lintas (APILL) di wilayah

perbatasan kurang/tidak memadai.

13. Belum tersedianya Sistem Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Angkutan

Jalan/Angkutan orang/Angkutan barang/ Simpul dan Terminal Transportasi /

Jaringan Transportasi jalan dan rel kereta api perkotaan/Pengawasan dan

Pembinaan

14. Dampak dari Issue lingkungan terkait transportasi

Ruang

Lingkup

Kerjasama

1. Pengelolaan prasarana dan sarana Transportasi di wilayah Kawasan Perkotaan

Yogakarta (5 Kecamatan di Kabupaten Bantul, 14 Kecamatan di wilayah Kota

Yogyakarta dan 9 Kecamatan di wilayah Kabupaten Sleman) yang meliputi

jaringan transportasi jalan primer dan sekunder dengan pertimbangan kebutuhan

transportasi, peranan, kapasitas lalu lintas dan kelas jalan serta ruang kegiatan.

2. Pengelolaan Sistem Transportasi yang meliputi;

• Sub sistem manajemen dan rekayasa lalu lintas angkutan jalan yang meliputi;

jaringan transportasi jalan, perlengkapan jalan (rambu, marka, APIL, alat

pengendali dan pengaman pemakai jalan, alat pengawasan, parkir) dan

fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan.

• Sub sistem manajemen angkutan orang meliputi; reformasi angkutan publik,

jaringan trayek, wilayah operasional, pengendalian jumlah moda, penyediaan

sistem informasi manajemen angkutan orang (SIMA), prosedur dan mekanisme

perijinan angkutan, pengaturan kendaraan tidak bermotor.

• Sub sistem manajemen angkutan barang yang meliputi; jaringan lintas wilayah,

uji teknik dan laik jalan, dispensasi jalan.

• Sub sistem manajemen simpul/terminal transportasi jalan yang meliputi;

perpaduan simpul, penempatan terminal angkutan orang, terminal angkutan

barang, pangkalan dan tempat peristirahatan (rest area).

Page 89: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

81

• Sub sistem jaringan transportasi jalan dan rel kereta api perkotaan yang

meliputi; pengadaan Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rapid Transit (LRT)

bekerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia.

• Sub sistem pembinaan, sosialisasi dan pengawasan yang meliputi; kegiatan

monitoring dan evaluasi bidang lalu lintas dan angkutan jalan di wilayah

perkotaan Yogyakarta.

• Pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi; pengendalian pencemaran udara

dan kebisingan.

Fokus

Kerjasama

1. Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sarana dan Prasarana Transportasi

Kawasan Perkotaan Yogyakarta

2. Penanganan bersama permasalahan Transportasi Perkotaan

3. Peningkatan peran serta swasta dalam Pengelolaan Sarana dan Prasana

Transportasi

Maksud

Dan

Tujuan

Kerjasama

Mengadakan perjanjian kerjasama dengan prinsip saling membantu dan

menguntungkan dalam pengelolaan prasarana dan sarana Transportasi dengan

tujuan terciptanya sinkronisasi program dan kegiatan.

Hasil Penyusunan Analisa SWOT STRENGTHEN/KEKUATAN WEAKNESS / KELEMAHAN

1. Master Plan pengelolaan Transportasi skala

Kab/Kota sudah ada (Kota Yogyakarta, Kabupaten

Sleman)

2. Master Plan pengelolaan Transportasi skala

Perkotaan sudah ada (Kota Yogyakarta, Kabupaten

Sleman)

3. Jaringan rute Transportasi Perkotaan sudah lengkap

tersedia

4. Lampu APILL lengkap tersedia

5. Moda transportasi lengkap tersedia

6. Punya SDM yang cukup

7. Sudah memiliki peraturan daerah yang mengatur

tentang pengelolaan dan retribusi

8. Pendapatan Asli Daerah Besar (Kota Yogyakarta,

Kabupaten Sleman)

9. Sumber Daya Keuangan memadai (Kota Yogyakarta,

Kabupaten Sleman)

10. Tingginya peran serta masyarakat dalam

pengelolaan Transportasi (Kota Yogyakarta,

Kabupaten Sleman)

11. Rencana Tata Ruang Wilayah tentang tata guna

lahan.

12. Kondisi geografis/topografis wilayah

1. Master Plan pengelolaan transportasi

skala Kab/Kota belum ada (Kabupaten

Bantul)

2. Master Plan pengelolaan transportasi

skala Perkotaan belum ada (Kabupaten

Bantul)

3. Lampu APILL belum lengkap tersedia

4. Jumlah armada bus angkutan penumpang

berlebih

5. Keamanan dalam angkutan publik tidak

terjamin

6. Load factor dibawah 20%

7. Moda transportasi belum lengkap tersedia

8. Jaringan rute Transportasi belum tersedia

9. Pendapatan Asli Daerah kecil (Kabupaten

Bantul)

10. Sumber Daya Keuangan terbatas

(Kabupaten Bantul)

11. Jalan Perkotaan sudah terlalu padat

12. Minimnya alokasi anggaran untuk

Transportasi

13. Minimnya peran serta masyarakat dan

swasta. (Kabupaten Bantul)

OPPORTUNITY / PELUANG THREATH / ANCAMAN

1. Kerjasama penanganan dengan daerah yang

berbatasan untuk pengelolaan Transportasi

2. Kerjasama pembiayaan pengelolaan Transportasi

3. Public Private Partnership pengolahan Transportasi.

Pencemaran lingkungan (emisi gas buang)

Page 90: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

82

Kendala/

Hambatan

Saat

Membuat

Baseline

Regional

Kendala/hambatan yang sering ditemui saat melakukan penyusunan baseline

regional bidang pengelolaan Transportasi adalah tidak tersedianya Detail Enginering

Design untuk kawasan-kawasan khusus yang tumbuh kembang cepat, disisi lain

pengembangan jaringan Transportasi mutlak dilaksanakan dalam rangka

peningkatan pelayanan publik.

Tahapan berikutnya adalah mendiskusikannya dengan seluruh tokoh kunci yang

telah diidentifikasi ditambah dengan tokoh masyarakat. Diskusi fokus ini biasanya

dilakukan 3 – 4 kali.

Bentuk Wadah Lembaga/Organisasi Sektor Transportasi

Pembiayaan

Pembiayaan, pengelolaan sistem transportasi dan pengelolaan dampak lingkungan

ditanggung bersama Kabupaten/Kota dan Pemerintah Propinsi DIY.

Contoh Role Sharing Pembiayaan dalam Pengembangan Trans Jogja

Pelaksanaan 1. Sekber Kartamantul mengatur pertemuan rutin berkala (2x setiap minggu),

dengan topik pembahasan sesuai ruang lingkup kerjasama diatas.

2. Perumusan, Penetapan dan Kesepakatan pembagian peran, sebagai berikut.

Kegiatan Penanggunjawab Pelaksanaan Sumber Dana

Studi tentang Angkutan

Publik Perkotaan

Dinas Perhubungan Propinsi DIY APBD

Pengadaan 20 Armada Bus

Tahap 1

BSTP Direktorat Jendral Perhubungan

Darat

APBN

Pengadaan Bus Tahap 2 PT. Jogja Tugu Trans Konsorsium Swasta

Survey rute dan penempatan

lokasi shelter

Sekber Kartamantul Sekber Kartamantul

Penyiapan dan

Pembangunan Shelter

Tahap 1 di wilayah Kota Yogyakarta Swasta

Tahap 2 di wilayah Perbatasan Kota

Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan

Kabupaten Bantul

APBD Provinsi DIY

Kepala UPT Trans Jogja

Kasubag

Perencanaan

Kasubag

Operasi dan

Pemeliharaan

Kasubag

Tata Usaha

Page 91: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

83

Kegiatan Kota

Yogya

Kabupaten

Sleman

Kabupaten

Bantul

Provinsi

DIY

Penyusunan dan Review Master Plan Pengelolaan

Sarana dan Prasarana Transportasi Perkotaan Skala

Regional

����

Penyusunan dan Review Master Plan Pengelolaan

Sarana dan Prasarana Transportasi Perkotaan Skala

Kab/Kota

����

����

����

Pengembangan Kelembagaan Kab/Kota ���� ���� ����

Pengembangan Kelembagaan regional ����

Pembiayaan operasi dan pemeliharaan ���� ���� ���� ����

Pengembangan sarana dan prasarana ���� ���� ���� ����

Penyiapan Lahan (untuk Shelter, dan fasilitas

pendukung lain)

���� ���� ����

Monitoring

& Evaluasi

1. Mengacu pada Master Plan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Transportasi

Perkotaan Yogyakarta

2. Kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Sarana dan

Prasarana Transportasi Perkotaan.

Kegiatan monitoring evaluasi KAD Kartamantul di sektor transportasi yang telah dilakukan adalah

evaluasi terhadap implementasi Trans Yogya. Kegiatan monev yang telah dilakukan meliputi

kegiatan evaluasi Trans Yogya baik secara internal maupun secara eksternal:

1) Evaluasi Internal Trans Jogja , meliputi kinerja efektifitas dan efisiensi dari moda Trans Jogja

sebagai moda transportasi umum utama di Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta, baik

dari sisi operasional/teknis maupun kelembagaannya.

Hasil dari evaluasi internal:

� Keberadaan Shelter Trans Jogja yang dianggap masih belum memenuhi kebutuhan

masyarakat dari beberapa fungsi guna lahan perkotaan, terutama perumahan.

� Jalur trayek Trans Jogja cenderung melewati kawasan pariwisata dan kurang efisien untuk

memebuhi kecenderungan arah mobilisasi masyarakat perkotaan Yogyakarta-Nanggulan-

Kembang-Tegalsari-Temon

� Adanya kecenderungan jalur trayek Trans Jogja yang melewati wilayah perkotaan secara

horizontal, sehingga jalur dari utara-selatan perkotaan serta sebaliknya kurang

diakomodasi.

� Permasalahan kelembagaan dari pengelolaan moda Transportasi Trans Jogja yang masih

rancu dan terlalu parsial menyebabkan operasi dari moda Trans Jogja kurang pengawasan

lebih lanjut.

� Efisiensi waktu dari perjalanan Trans Jogja dianggap masih belum bisa dipastikan, karena

adanya faktor diluar dugaan yang menyebabkan mobilisasi moda Trans Jogja terhambat.

� Jauhnya keberadaan shelter Trans Jogja membutuhkan adanya moda transit (pengganti)

yang masih belum dapat terakomodasi hingga saat ini

� Penentuan tarif Trans Jogja yang menggunakan 50% subsidi dari pemerintah tidak dapat

dipertahankan seperti kondisi saat ini secara berkepanjangan.

2) Evaluasi Eksternal Trans Jogja, meliputi aspek efisiensi dan efektivitas dari fungsi awal moda

Trans Jogja yang direncanakan menjadi moda transportasi umum utama di Perkotaan

Yogyakarta.

Page 92: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

84

Hasil dari evaluasi eksternal:

� Jalur trayek Trans Jogja mengalami overlap dengan jalur bus umum biasa, menyebabkan

adanya kecenderungan penurunan pendapatan dari bus kota umum.

� Kurangnya kesadaran dari masyarakat lokal perkotaan Yogyakarta yang masih

menggunakan kendaraan pribadi untuk melakukan mobilisasi, terutama sepeda motor ,

sehingga moda Transportasi Trans Jogja masih belum efektif dalam mengakomodasi

masyarakat untuk berpindah moda.

� Konsep sistem jalur Trans Jogja yang masih belum sinkron dengan konsep zonasi perkotaan

Yogyakarta.

� Adanya rencana untuk penambahan shelter baru untuk moda Trans Jogja masih mengalami

kendala dalam hal perizinan lahan.

Dalam evaluasi tersebut, dilakukan beberapa kegiatan studi analisis yang meliputi:

1. Analisis Load Factor Moda Trans Yogya

Dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi dari moda transportasi Trans Jogja

dengan menggunakan data SMTS UPDT Trans Jogja yang manjadi sub-bagian di Dinas

Perhubungan Provinsi DIY. Load Factor merupakan angka yang didapatkan dari jumlah

penumpang dibandingkan dengan kapasitas maksimal armada, dengan rumusan berikut:

� �� � ���

�������������� ����

Keterangan :

LF : Load Factor/factor muat armada ���� � �� : Jumlah penumpang dikalikan panjang perjalanan dalam satuan waktu

��������������������������������������tertentu

P : Jumlah penumpang per jam pada seksi terpadat � !" � ���#�$ : Jumlah perjalanan bus dikalikan panjang trayek dalam satu satuan

��������������������������������������waktu tertentu

C : Kapasitas kendaraan (daya angkut orang)

Sedangkan pengukuran keoptimalan armada dari aspek Load Factor mempunyai beberapa

indikator – indikator yang didasarkan pada SK Direktur Jenderal Perhubungan Darat no.AJ

206/DRJD/2002.

A. Skor 6, dengan parameter LF ≥ 70%, maka diklasifikasikan BAIK SEKALI

B. Skor 5, dengan parameter LF 60% ≤ X < 70%, maka diklasifikasikan CUKUP BAIK

C. Skor 4, dengan parameter LF 40% ≤ X < 50%, maka diklasifikasikan BAIK

D. Skor 3, dengan parameter LF 30% ≤ X < 40%, maka diklasifikasikan CUKUP

E. Skor 2, dengan parameter LF 20% ≤ X < 30%, maka diklasifikasikan KURANG

F. Skor 1, dengan parameter X < LF 20%, maka diklasifikasikan KURANG SEKALI

Selanjutnya, untuk melihat bagaimana perbandingan angka dan trend Load Factor antar jalur Trans

Jogja, digunakan representasi grafik gabungan Load Factor ke-6 jalur Trans Jogja dari data Load

Factor yang didapatkan setiap bulannya pada tahun 2009.

Page 93: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

85

Gambar 3.2.1.1

Perbandingan rata-rata Load Factor Antar Jalur Bus Trans Jogja

Sumber : UPDT Trans Jogja DISHUB PROVINSI, 2010

Berdasarkan gambar grafik di atas, dapat dilihat bahwa selalu ada kecenderungan peningkatan

Load Factor pada setiap bulannya

• Jalur yang mempunyai Load Factor paling tinggi adalah pada Jalur 1A, yang berdasarkan

parameter Dirjen Perhubungan Darat termasuk dalam klasifikasi CUKUP

• Jalur tipe A,yaitu jakur 1A,2A, dan 3A cenderung mempunyai angka Load Factor yang lebih

besar dibandingkan dengan nilai Load Factor Trans Jogja jalur B (jalur 1B,jalur 2B,dan jalur

3B

• Jalur tipe B, yang terdiri dari 1B, 2B, dan 3B cenderung mempunyai rata – rata Load Factor

yang lebih rendah jika dibandingkan dengan jalur tipe A.

• Moda Angkutan Trans Jogja mempunyai rata – rata Load Factor sebesar 35,03 %, yang

masih berada pada klasifikasi CUKUP, masih jauh dibawah target.

2. Analisis Keterkaitan Jalur Trans Jogja dengan Moda Transportasi lain

Dari hasil analisis tersebut diperoleh data mengenai penumpukan (overlap) antara moda Trans

Yogya dengan bus kota, berikut representasinya dalam bentuk peta

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Rata -Rata Load Factor

Jalur 1A

Rata -Rata Load Factor

Jalur 1B

Rata - rata Load Factor

Jalur 2A

Rata - rata Load Factor

Jalur 2B

Rata - rata Load Factor

Jalur 3A

Rata - Rata Load Factor

Jalur 3B

Page 94: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

86

3. Menyebarkan kuesioner Taste &Preference dan Willingness to Pay kepada masyarakat,

mencakup informasi tentang:

� Presentase pengeluaran transportasi dari pengeluaran keseluruhan

� Kepemilikan kendaraan

� Jarak tempat tinggal dengan tempat kerja

� Pemakaian kendaraan bermotor

� Preferensi Penggunaan Kendaraan Umum

� Alasan Memilih Kedaraan Umum Dibandingkan Kendaraan Pribadi

� Willingness to Pay yaitu biaya yang ingin dikeluarkan untuk sektor transportasi

Page 95: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

Hasil Kerjasama

� Reformasi Angkutan Publik melalui Trans Jogja berupa: penetapan rute Bus Trans Jogja,

penetapan lokasi shelter & penambahan shelter baru, Sharing shelter, pengembangan rute baru

Sumber: Sekber Kartamantul, 2011

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

Reformasi Angkutan Publik melalui Trans Jogja berupa: penetapan rute Bus Trans Jogja,

penetapan lokasi shelter & penambahan shelter baru, Sharing shelter, pengembangan rute baru

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

87

Reformasi Angkutan Publik melalui Trans Jogja berupa: penetapan rute Bus Trans Jogja,

penetapan lokasi shelter & penambahan shelter baru, Sharing shelter, pengembangan rute baru

Page 96: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

88

3.6 JALAN

Identifikasi

Masalah

1. Ketidaksamaan kualitas dan utilitas (penerangan jalan umum, trotoar) jalan di

wilayah perbatasan Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten

Bantul.

2. Ketidaksamaan ROI dan damija (daerah milik jalan) di wilayah perbatasan

Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.

3. Dimensi, kualitas dan utilitas pendukung jalan di wilayah perbatasan tidak

seimbang.

4. Lebar trotoar jalan di wilayah perbatasan tidak sinkron.

5. Daerah milik jalan (damija) banyak digunakan oleh penduduk secara ilegal.

6. Ijin “in gang” jalan di wilayah perbatasan tidak sinkron

7. Fasilitas dan kualitas lampu penerangan jalan di wilayah perbatasan tidak

sinkron.

8. Anggaran untuk peningkatan dan pemeliharaan jalan di wilayah perbatasan

tidak sinkron.

9. Terdapat 12 ruas jalan di wilayah perbatasan Kabupaten Sleman dengan

Kabupaten Bantul yang membutuhkan sinkronisasi pengelolaan

10. Terdapat 7 ruas jalan di wilayah perbatasan Kabupaten Sleman dengan Kota

Yogyakarta yang membutuhkan sinkronisasi pengelolaan

11. Terdapat 16 ruas jalan di wilayah perbatasan Kota Yogyakarta dengan

Kabupaten Bantul yang membutuhkan sinkronisasi pengelolaan

12. Penetapan status, fungsi dan kelas jalan belum sinkron.

13. Belum ada institusi/kelembagaan yang mempunyai otoritas penuh terhadap

pengelolaan dan pengembangan jalan perkotaan.

14. Belum ada pembagian kontribusi/sharing terhadap pembiayaan pengelolaan

jalan perkotaan

15. Peran serta swasta dalam pengelolaan jalan perkotaan masih rendah

Ruang

Lingkup

Kerjasama

1. Pengelolaan prasarana dan sarana Jalan di wilayah Kawasan Perkotaan

Yogakarta (4 Kecamatan di Kabupaten Bantul, 8 Kecamatan di wilayah Kota

Yogyakarta dan 5 Kecamatan di wilayah Kabupaten Sleman) yang meliputi

jaringan jalan yang berstatus jalan Kabupaten/Kota.

2. Pengelolaan Sistem Jalan yang meliputi;

a) Penyusunan Program dan perencanaan

b) Pelaksanaan kegiatan yang meliputi;

• penetapan jaringan jalan yang terdiri dari jalan kolektor, jalan lokal,

disesuaikan dengan bentuk database pada sistem informasi prasarana

jalan.

• status dan fungsi dan kelas jalan, dimaksudkan untuk mewujudkan

keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

• pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jalan, operasi dan

pemeliharaan yang terdiri dari kegiatan pembangunan, peningkatan

dan rehabilitasi rutin yang pelaksanaannya mempertimbangkan Sistem

Manajemen dan Rekayasa lalu lintas jalan (rambu, marka, APIL, alat

pengendali lalu lintas, PJU, pohon perindang, drainase pengatusan

jalan, trotoar)

4. Pengawasan meliputi; sosialisasi, pemberian ijin dispensasi jalan, pengelolaan

dampak lingkungan.

Page 97: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

89

Fokus

Kerjasama

1. Optimalisasi Manajemen Pengelolaan Sarana dan Prasana Jalan Kawasan

Perkotaan Yogyakarta

2. Penanganan bersama pembangunan, peningkatan,rehabilitasi dan

pemeliharaan jalan

3. Peningkatan peran serta swasta dalam Pengelolaan Sarana dan Prasana Jalan.

Maksud

Dan Tujuan

Kerjasama

Mengadakan perjanjian kerjasama dengan prinsip saling membantu dan

menguntungkan dalam pengelolaan prasarana dan sarana Jalan dengan tujuan

terciptanya sinkronisasi program dan kegiatan.

Hasil Penyusunan Analisa SWOT

STRENGTHEN/KEKUATAN WEAKNESS / KELEMAHAN

1. Master Plan pengelolaan jalan skala Kab/Kota

sudah ada (Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman)

2. Master Plan pengelolaan jalan skala perkotaan

sudah ada (Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman)

3. Punya SDM yang cukup

4. Pendapatan Asli Daerah Besar (Kota Yogyakarta,

Kabupaten Sleman)

5. Sumber Daya Keuangan memadai(Kota

Yogyakarta, Kabupaten Sleman)

6. Tingginya peran serta masyarakat dalam

pengelolaan jalan (Kota Yogyakarta, Kabupaten

Sleman)

7. Rencana Tata Ruang Wilayah tentang tata guna

lahan.

8. Kondisi geografis/topografis wilayah

1. Master Plan pengelolaan jalan skala Kab/Kota

belum ada (Kabupaten Bantul)

2. Master Plan pengelolaan jalan skala Perkotaan

belum ada (Kabupaten Bantul)

3. Pendapatan Asli Daerah kecil (Kabupaten

Bantul)

4. Sumber Daya Keuangan terbatas (Kabupaten

Bantul)

5. Permukiman sudah terlalu padat

6. Kondisi jalan di wilayah perbatasan ketiga

daerah kondisinya jelek.

7. Minimnya alokasi anggaran untuk jalan.

8. Pengelolaan jalan di wilayah perbatasan tidak

sinkron

9. Dimensi, kualitas jalan diwilayah perbatasan

tidak seimbang

10. Minimnya peran serta masyarakat dan swasta

OPPORTUNITY / PELUANG THREATH / ANCAMAN

1. Kerjasama penanganan dengan daerah yang

berbatasan untuk pengelolaan jalan

2. Kerjasama pembiayaan pengelolaan jalan

3. Public Private Partnership pengolahan jalan.

1. Komplain masyarakat

2. Infrastruktur jalan perkotaan tidak sinkron

Kendala/

Hambatan

Saat

Membuat

Baseline

Regional

Kendala/hambatan yang sering ditemui saat melakukan penyusunan baseline

regional bidang pengelolaan jalan adalah tidak tersedianya Detail Enginering

Design untuk kawasan-kawasan khusus yang tumbuh kembang cepat, disisi lain

pengembangan jaringan jalan mutlak dilaksanakan dalam rangka peningkatan

pelayanan kepada publik.

Tahapan berikutnya adalah mendiskusikannya dengan seluruh tokoh kunci yang

telah diidentifikasi ditambah dengan tokoh masyarakat setempat dimana lokasi

pengembangan, lokasi pembangunan jaringan jalan akan dilakukan. Diskusi

fokus ini biasanya dilakukan 3 – 4 kali.

Page 98: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

90

Ruas jalan Kota Yogyakarta 700 m Ruas jalan Kab.

Bantul 300 m

Ruas jalan Kota

Yogyakarta 300 m Ruas jalan Kab. Bantul 700 m

Ruas jalan Kota

Yogyakarta 500 m

Ruas jalan Kabupaten Bantul

500 m

Bentuk

Wadah

Lembaga/

Organisasi

Sektor Jalan

1. Penyusunan Program dan Perencanaan dilaksanakan oleh Bappeda

Kabupaten/Kota/ Propinsi DIY

2. Penetapan Jaringan Jalan kolektor, jalan lokal dilaksanakan oleh Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota/Propinsi DIY.

3. Penetapan status, fungsi dan kelas Jalan dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten/Kota/Propinsi DIY.

4. Pembangunan, Peningkatan, Pemeliharan Jaringan Jalan kolektor, jalan lokal

dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota/ Propinsi DIY.

Pembiayaan

Pembiayaan mengikuti mekanisme berikut:

operasi dan pemeliharaan pada ruas jalan tertentu dikelola oleh satu pihak yang

mempunyai dan atau memanfaatkan secara dominan, seperti contoh berikut.

Ruas jalan di wilayah perbatasan Kota Yogyakarta – Kabupaten Sleman

Apabila secara fisik seperti gambar diatas, maka biaya operasi dan pemeliharaan jalan tersebut

dikelola oleh Kota Yogyakarta. Kabupaten Bantul melakukan hal yang sama untuk ruas jalan

diperbatasan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul dengan kondisi sebagai berikut:

Hal tersebut juga berlaku untuk ruas jalan di wilayah perbatasan antara Kota Yogyakarta dengan

Kabupaten Sleman ataupun antara Kabupaten Sleman dengan Kabupaten Bantul.

Namun apabila secara fisik kepemilikan dan pemanfaatannya sama panjang sebagaimana gambar

berikut:

Maka biaya operasi dan pemeliharaan jalan menjadi tanggungjawab masing-masing daerah namun

dengan sinkronisasi, keselarasan dan harmonisasi tentang dimensi dan kualitas jalan dengan

harapan tidak terjadi ketimpangan kualitas jalan.

Page 99: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

91

Pelaksanaan

1. Sekber Kartamantul mengatur pertemuan rutin berkala (2x setiap minggu),

dengan topik pembahasan sesuai ruang lingkup kerjasama diatas.

2. Perumusan, Penetapan dan Kesepakatan pembagian peran sebagai berikut:

KEGIATAN

Kota

Yogya

Kabupaten

Sleman

Kabupaten

Bantul

Provinsi

DIY

Penyusunan dan Review Master Plan

Pengelolaan Sarana dan Prasarana Jalan

diwilayah Perkotaan Skala Regional

(DED, RAB)

����

Penyusunan dan Review Master Plan

Pengelolaan Sarana dan Prasarana Jalan

Perkotaan Skala Kabupaten/Kota (DED,

RAB)

����

����

����

Pengembangan Kelembagaan tingkat

Kabupaten/Kota

���� ���� ����

Pengembangan Kelembagaan tingkat

regional

����

Pembiayaan operasi dan pemeliharaan ���� ���� ���� ����

Pengembangan sarana dan prasarana ���� ���� ���� ����

Monitoring

& Evaluasi

1. Mengacu pada Master Plan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Jalan Perkotaan

Yogyakarta

2. Kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Sarana dan

Prasarana Transoprtasi Perkotaan. Pelaksana monitoring dan evaluasi adalah

Sekretariat Bersama Kartamantul.

Page 100: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

92

3.7 KESEHATAN

Identifikasi

Masalah

1. Terjadinya penyakit endemik yang mengakibatkan kasus/kejadian yang luar

biasa dan mengakibatkan terjadinya korban jiwa di wilayah

perbatasan/Kawasan Perkotaan Yogyakarta (Leptospirosis, Demam Berdarah

Dengue, Cikungunya dll)

2. Perlunya Transfer Services (rujukan pelayanan) meliputi: pelayanan emergency

case pelayanan rawat inap, pelayanan rawat jalan pada kasus endemik dll.

3. Ketidaksiapan/ketidaktauan masyarakat terhadap antisipasi dan penanganan

kasus endemik yang terjadi, sehingga kasus/kejadian luar biasa penyakit

endemik selalu saja terjadi.

4. Belum adanya regulasi yang memayungi penanganan kasus/kejadian luar biasa

di Kawasan Perkotaan Yogyakarta,

5. Penanganan kasus endemik masih bersifat lokal, belum merupakan langkah

regional.

6. Pola Hidup Bersih dan Sehat belum menjadi kebiasaan/perilaku masyarakat.

7. Belum adanya Early Warning System/Mitigasi terkait terjadinya kasus/kejadian

luar biasa penyakit endemik

8. Belum adanya rencana aksi bersama Kabupaten/Kota penanganan kasus

endemik

9. Penanganan penyakit endemik masih bersifat parsial, hanya ditangani oleh

Dinas Kesehatan saja.

10. Belum adanya alokasi anggaran untuk penanganan kejadian luar biasa penyakit

endemik di Kawasan Perkotaan Yogyakarta

Ruang

Lingkup

Kerjasama

1. Rencana Aksi Bersama Penanganan Kasus/Kejadian Luar Biasa Penyakit

Endemik di Kawasan Perkotaan Yogyakarta, meliputi:

c) Penyusunan Program dan Perencanaan Kegiatan

d) Pelaksanaan kegiatan:

• Penyusunan dan Penetapan aksi bersama

• Pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi sarana dan prasarana

kesehatan

• Pengawasan meliputi; sosialisasi, pengelolaan dampak lingkungan.

• Pembiayaan mengatur sharing dan kontribusi pembiayaan dalam

pelaksanaan Aksi Bersama Penanganan Kasus/Kejadian Luar Biasa

Penyakit Endemik di Kawasan Perkotaan Yogyakarta.

2. Cakupan wilayah Penanganan Kasus/Kejadian Luar Biasa Penyakit Endemik di

Kawasan Perkotaan Yogyakarta yang terdiri dari (5 Kecamatan di wilayah

Kabupaten Bantul, 14 Kecamatan di wilayah Kota Yogyakarta, 9 Kecamatan di

wilayah Kabupaten Sleman)

3. Monitoring dan Evaluasi, mengacu pada Rencana Aksi Bersama Penanganan

Kasus Penyakit Endemik Wilayah Kawasan Perkotaan Yogyakarta

Fokus

Kerjasama

1. Rencana Aksi Bersama Penanganan Kasus/kejadian luar biasa penyakit endemik

meliputi regulasi, kelembagaan, pembiayaan, program kegiatan dll

2. Peningkatan peran serta swasta dan masyarakat

Page 101: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

93

Maksud

Dan

Tujuan

Kerjasama

Mengadakan perjanjian kerjasama atas dasar prinsip saling membantu dan saling

menguntungkan dalam penanganan kasus penyakit endemik dengan tujuan dapat

dilakukan secara efektif dan efisien.

Hasil Penyusunan Analisa SWOT

STRENGTHEN/KEKUATAN WEAKNESS / KELEMAHAN

1. Master Plan pengelolaan bidang

kesehatan skala Kab/Kota sudah ada

(Kota Yogyakarta)

2. Master Plan pengelolaan bidang

kesehatan skala perkotaan sudah

ada (Kota Yogyakarta)

3. Punya SDM yang cukup

4. Pendapatan Asli Daerah Besar (Kota

Yogyakarta, Kabupaten Sleman)

5. Sumber Daya Keuangan memadai

(Kota Yogyakarta, Kabupaten

Sleman)

6. Kondisi geografis/topografis

wilayah

1. Master Plan pengelolaan bidang kesehatan skala

Kab/Kota belum ada (Kabupaten Sleman dan

Kabupaten Bantul)

2. Master Plan pengelolaan bidang kesehatan skala

Perkotaan belum ada (Kabupaten Sleman dan

Kabupaten Bantul)

3. Pendapatan Asli Daerah kecil (Kabupaten Bantul)

4. Sumber Daya Keuangan terbatas(Kabupaten

Bantul)

5. Minimnya alokasi anggaran bidang kesehatan

6. Pengelolaan kesehatan di wilayah perbatasan tidak

sinkron

7. Minimnya peran serta masyarakat dan swasta

8. Pemahaman masyarakat terhadap penyakit

endemik rendah.

9. Masing-masing daerah mengalokasikan anggaran

sendiri dalam penanganan penyakit

endemik/kejadian luar biasa.

OPPORTUNITY / PELUANG THREATH / ANCAMAN

1. Kerjasama penanganan dengan

daerah yang berbatasan untuk

pengelolaan bidang kesehatan

2. Kerjasama pembiayaan pengelolaan

bidang kesehatan

3. Public Private Partnership

pengelolaan kesehatan

1. Komplain masyarakat

2. Semakin banyak korban jatuh.

3. Penyakit endemik/kejadian luar biasa tidak

tertangani

Bentuk

Wadah

Lembaga/

Organisasi

Sektor

Kesehatan

Saat ini belum dibentuk institusi/kelembagaan baru. Yang dilakukan adalah

mengoptimalkan peran SKPD lintas sektoral (Bappeda, Dinas PU, Dinas

Kesehatan, Dinas Pengairan, Keuangan, Badan Lingkungan Hidup), dan lintas

wilayah Kota Yogyakarta/Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul maupun dari

pemerintah Propinsi DIY, untuk saling berbagi peran dalam menangani penyakit

endemik/kejadian luar biasa secara bersama.

Pembiayaan Mekanisme sharing dan kontribusi pembiayaan dalam pelaksanaan Aksi Bersama

Penanganan Kasus/Kejadian Luar Biasa Penyakit Endemik di Kawasan Perkotaan

Yogyakarta dilakukan dengan aturan:

√ Kebutuhan pendanaan yang bersifat lintas wilayah administratif didanai oleh

Pemprov DIY

√ Kebutuhan pendanaan yang bersifat lokal dibebankan kepada APBD Kab/Kota

masing-masing

Page 102: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

94

Pelaksanaan

1. Sosialisasi kepada masyarakat tentang antisipasi penyakit endemik dan KLB,

2. Pelatihan kader masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang langkah

preventif dan kuratif terhadap penyakit endemik dan KLB,

3. Pembasmian sumber – sumber penyebaran penyakit endemik.

Monitoring &

Evaluasi

Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Prov. DIY serta Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota, dengan mengacu pada Rencana Aksi Bersama

Penanganan Kasus Penyakit Endemik Wilayah Kawasan Perkotaan Yogyakarta,

khususnya terkait dengan tindakan preventif, antisipatif maupun kuratif.

Page 103: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

95

L A M P I R A N PERJANJIAN BERSAMA

ANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL,

KABUPATEN SLEMAN,

DAN KOTA YOGYAKARTA

Page 104: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

96

LAMPIRAN 1 CATATAN ISI PERJANJIAN KERJASAMA

PERJANJIAN BERSAMA

ANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL, KABUPATEN

SLEMAN,

DAN KOTA YOGYAKARTA

Tampilkan objek kerjasama

secara jelas di halaman depan

dalam naskah perjanjian.

TENTANG

PENGELOLAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR

(TPA) SAMPAH

DI PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL

Logo

Logo

Logo

Pemerintah

Kabupaten

Bantul

Pemerintah

Kabupaten Sleman

Pemerintah

Kota Yogyakarta

Cantumkan Nomor Perjanjian

sesuai dengan urutan nomor

dokumen yang dikeluarkan

oleh masing-masing

pemerintah daerah yang

bekerja sama, dan diurutkan

berdasarkan nama daerah yang

melakukan perjanjian.

PERJANJIAN KERJASAMA ANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL, KABUPATEN SLEMAN,

DAN KOTA YOGYAKARTA

TENTANG

PENGELOLAAN TEMPAT PEMBUATAN AKHIR (TPA) SAMPAH

DI PIYUNGAN

KABUPATEN BANTUL

07/Perj/Bt/2001

NOMOR : 05/PK.KDH/2001

02/PK/2001

Page 105: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

97

Pada hari ini Rabu tanggal dua puluh delapan bulan sebelas

tahun dua ribu satu bertempat di Hotel Radisson, Yogyakarta

kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Tuliskan nama pejabat/tokoh

kunci pengambil kebijakan

tertinggi di masing-masing

daerah.

Perhatikan bahwa penulisan

nama, gelar, titel harus

disepakati dan dikonsultasikan

kepada Bagian Hukum/Bagian

Kerjasama dari daerah yang

melakukan perjanjian

kerjasama

1. Nama : Drs. H.M. Idham Samawi

Jabatan : Bupati Bantul

dalam hal ini mewakili serta bertindak untuk dan atas nama

Pemerintah Kebupaten Bantul, berkedudukan di komplek

Parasamya Jalan R.W. Monginsidi Nomor 1 Bantul, selanjutnya

disebut PIHAK PERTAMA;

2. Nama : Drs. Ibnu Subiyanto, Akt

Jabatan : Bupati Sleman

dalam hal ini mewakili serta bertindak untuk dan atas nama

Pemerintah Kabupaten Sleman, berkedudukan di Jalan

Parasamya Beran Tridadi Sleman, selanjutnya disebut

PIHAK KEDUA;

3. Nama : H. Herry Zudianto, SE, Akt, MM

Jabatan : Walikota Yogyakarta

dalam hal ini mewakili serta bertindak untuk dan atas nama

Pemerintah Kota Yogyakarta, berkedudukan di Jalan Kenari

Nomor 56 Komplek Balaikota Yogyakarta,

selanjutnya disebut PIHAK KETIGA;

Para pihak telah sepakat untuk membuat perjanjian kerjasama

tentang pengelolaan TPA Sampah di Piyungan Kabupaten Bantul

yang selanjutnya disebut TPA dengan ketentuan sebagai berikut :

Dasar dan Tujuan perjanjian

Kerjasama dijelaskan dalam

Bab I dokumen perjanjian

kerjasama yang memuat

regulasi acuan dilakukannya

perjanjian kerjasama baik di

tingkat Provinsi ataupun dari

masing-masing daerah yang

melakukan kerjasama.

Bappeda, Dinas Pekerjaan

Umum, Badan Lingkungan

Hidup, Bagian Organisasi,

Bagian Hukum dan Bagian

Kerjasama berperan penting

dalam hal ini.

BAB I

DASAR DAN TUJUAN

Pasal 1

Dasar perjanjian kerjasama :

1. Keputusan Bersama Bupati Bantul, Bupati Sleman dan

Walikota Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2001, Nomor

01/PK.KDH/2001, Nomor 01 Tahun 2001 tentang Kerjasama

Pengelolaan Prasarana dan Sarana Perkotaan antar Kabupaten

Bantul, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.

2. Keputusan Bersama Bupati Bantul, Bupati Sleman, Walikota

Yogyakarta Nomor 04/Perj/BT/2001, Nomor38/Kep.KDH/2001,

dan Nomor 03 Tahun 2001 tentang Pembentukan Sekretariat

Bersama Pengelolaan Prasarana dan Sarana Perkotaan antar

Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.

3. Surat Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor

658.1/0777 tanggal 5 April 2000 perihal Penyerahan

Pengelolaan TPA Sampah di Piyungan Kabupaten Bantul.

Page 106: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

98

Tentukan dan definisikan

secara jelas tujuan

dilaksanakannya kerjasama.

Pasal 2

Para pihak mengadakan perjanjian kerjasama atas dasar prinsip

saling membantu dan menguntungkan dalam pengelolaan

operasi dan pemeliharaan Prasarana dan Sarana TPA dengan

tujuan agar pemanfaatan, pengelolaan, dan pengembangan TPA

dapat dilakukan secara efektif dan efisien serta memenuhi

standar teknis di lingkungan.

Cantumkan secara jelas Ruang

Lingkup/Cakupan dari

perjanjian KAD meliputi:

� Jenis pelayanan secara

rinci,

� Wilayah yang akan

menjadi lokasi kerjasama.

Tokoh kunci yang terlibat

dalam penetapan bagian ini

adalah Bappeda, Dinas

Pekerjaan Umum, Badan

Lingkungan Hidup, Bagian

Organisasi, Bagian Hukum

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang lingkup perjanjian adalah sebagai berikut :

a. Pemanfaatan bersama prasarana dan sarana TPA bagi wilayah

PerkotaanYogyakarta meliputi:

1. Lima Kecamatan di wilayah Kabupaten Bantul :

a) Kecamatan Kasihan;

b) Kecamatan Banguntapan;

c) Kecamatan Pleret;

d) Kecamatan Sewon;

e) Kecamatan Piyungan;

2. Empat belas Kecamatan di wilayah Kota Yogyakarta :

a) Kecamatan Mantrijeron;

b) Kecamatan Kotagede;

c) Kecamatan Umbulharjo;

d) Kecamatan Wirobrajan;

e) Kecamatan Mergangsan;

f) Kecamatan Kraton;

g) Kecamatan Pakualaman;

h) Kecamatan Ngampilan;

i) Kecamatan Gedong Tengen;

j) Kecamatan Jetis;

k) Kecamatan Gondokusuman;

l) Kecamatan Danurejan;

m) Kecamatan Gondomanan;

n) Kecamatan Tegalrejo;

3. Sembilan Kecamatan di wilayah Kabupaten Sleman :

a) Kecamatan Gamping;

b) Kecamatan Ngaglik;

c) Kecamatan Mlati;

d) Kecamatan Berbah;

e) Kecamatan Depok;

f) Kecamatan Sleman;

g) Kecamatan Ngemplak;

h) Kecamatan Kalasan;

i) Kecamatan Godean;

Page 107: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

99

Bagian ini kembali menegaskan

secara jelas rincian dari obyek

dan kegiatan yang akan

dikerjasamakan. Tokoh kunci

yang terlibat dalam penetapan

bagian ini adalah Bappeda,

Dinas Pekerjaan Umum, Badan

Lingkungan Hidup

b. Pengelolaan TPA meliputi:

1. pengelolaan operasi dan pemeliharaan;

2. pengembangan prasarana dan sarana;

3. pembentukan organisasi dan tata kerja;

4. penetapan dan pendapatan personil;

5. pengelolaan lingkungan hidup; dan

6. pembiayaan dan pengembangan prasarana.

Jelaskan mekanisme

pengelolaan objek kerjasama

(dalam hal ini TPA), meliputi:

� sistem pengelolaan,

� pembagian peran dari

obyek dan kegiatan yang

dikerjasamakan.

Tokoh kunci yang terlibat

dalam penetapan bagian ini

adalah Bappeda, Dinas

Pekerjaan Umum, Badan

Lingkungan Hidup

BAB III

PENGELOLAAN TPA

Bagian Pertama

Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan

P a s a l 4

Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b angka

1 adalah sebagai berikut :

a. TPA dikelola secara bersama dengan sistem sanitary landfill

sesuai dengan petunjuk teknik operasi dan pemeliharaan

sebagaimana tersebut pada Lampiran I perjanjian ini;

b. perawatan dan pemeliharaan alat berat serta prasarana dan

sarana fisik;

c. pemeliharaan jalan dan jembatan sebagai jalur pengangkutan

sampah di wilayah Kabupaten Bantul menuju TPA;

d. ruas-ruas jalan pada jalur sebagaimana dimaksud huruf c

ditetapkan bersama, sebagaimana tersebut pada Lampiran II

perjanjian ini;

e. pengelolaan operasi dan pemeliharaan dilakukan secara

bergantian di antara para pihak dan ditetapkan bersama sebelum

tahun anggaran berikutnya.

Tentukan juga kemungkinan

pengembangan sarana dan

prasarana yang dibutuhkan

untuk menunjang kegiatan

kerjasama

Bagian Kedua

Pengembangan Prasarana dan Sarana

P a s a l 5

Pengembangan prasarana dan sarana TPA dilaksanakan secara

bersama-sama sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan

sebagaimana tersebut Lampiran III perjanjian ini.

Tetapkan secara jelas

kebutuhan organisasi

pendukung dari obyek dan

Bagian Ketiga

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Paragraf 1

Pembentukan Organisasi

P a s a l 6

(1) Pembentukan organisasi pengelolaan operasi dan

pemeliharaan ditetapkan bersama didasari atas prinsip berdaya

guna dan berhasil guna.

Page 108: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

100

kegiatan yang dikerjasamakan

(seperti contoh Pasal 6 dan 7).

Tokoh kunci yang terlibat

dalam penetapan bagian ini

adalah Bappeda, Dinas

Pekerjaan Umum, Bagian

Hukum dan Bagian Organisasi

(2) Organisasi pengelolaan terdiri atas organisasi pengelolaan

dan organisasi UnitPengelola TPA, dengan susunan sebagai

berikut :

a. Pembina;

b. Pengawas;

c. Instansi Penanggung Jawab Kegiatan;

d. Unit Pengelola TPA.

Paragraf 2

Pembina

P a s a l 7

(1) Pembina terdiri atas Bupati Bantul, Bupati Sleman, dan

Walikota Yogyakarta.

(2) Pembina mempunyai fungsi pembinaan dan koordinasi.

(3) Dalam melaksanakan fungsinya, Pembina mempunyai tugas

mengarahkan, menyelaraskan, dan mengkoordinasikan kegiatan

pengelolaan TPA.

Tentukan mekanisme

pengawasan (seperti contoh

Pasal 8, 9 dan 10) terhadap

pelaksanaan kerjasama yang

meliputi:

� Kedudukan dan fungsi

pengawas dalam

organisasi pengelola

objek kerjasama,

� Personil pelaksana

pengawas,

� Tupoksi masing – masing

personil pelaksana

pengawasan

Libatkan juga tokoh

masyarakat, tokoh agama,

LSM, anggota DPRD dalam

tim pengawas ini seperti yang

dilakukan KAD Kartamantul.

Paragraf 3

Pengawas

P a s a l 8

(1) Pengawas terdiri atas Sekretariat Bersama dan Tim

Pengawas

(2) Sekretariat Bersama diatur dalam Keputusan Bersama para

pihak.

P a s a l 9

(1) Tim Pengawas adalah lembaga non struktural sebagai

lembaga pengawasan kegiatan pengelolaan TPA.

(2) Tim Pengawas terdiri atas kepala instansi yang menangani

bidang perencanaan, pengelolaan keuangan, pengelolaan

sampah, dan pengelolaan lingkungan hidup serta lintas pelaku

pada masing-masing Kabupaten/ Kota.

(3) Susunan personalia Tim Pengawas terdiri atas ketua,

sekretaris, dan anggota.

(4) Ketua Tim Pengawas adalah kepala instansi yang menangani

di bidang perencanaan pada Kabupaten atau kota yang

mengelola.

(5) Sekretaris Tim Pengawas adalah kepala instansi yang

menangani bidang lingkungan hidup.

(6) Tim Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atau

Walikota yang mengelola.

Page 109: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

101

P a s a l 10

(1) Tim Pengawas mempunyai fungsi pengawasan kegiatan

pengelolaan TPA di bidang teknik, administrasi, dan keuangan.

(2) Dalam melaksanakan fungsinya Tim Pengawas mempunyai

tugas mengawasi dan mengarahkan serta mengadakan evaluasi

pelaksanaan tugas kepala unit pengelola TPA serta mengesahkan

usulan kegiatan, program kerja dan keuangan sertamemberikan

saran dan pertimbangan kepada Bupati atau Walikota yang

mengelola.

Tentukan secara jelas

instansi/SKPD yang menjadi

penanggung jawab kegiatan

kerjasama, beserta uraian

tugas dan fungsinya dalam

kerjasama yang akan

dilakukan.

→ Merujuk ke contoh

perjanjian ini, yang

dimaksud dengan instasi

yang mempunyai fungsi

dan tugas di bidang

persampahan adalah

Dinas Pekerjaan Umum.

Akan lebih baik jika Dinas

Pekerjaan Umum ini juga

dituliskan/disebutkan.

Paragraf 4

Instansi Penanggung Jawab Kegiatan

P a s a l 11

(1) Instansi Penanggung Jawab Kegiatan adalah instansi yang

mempunyai fungsi dan tugas di bidang persampahan.

(2) Dalam melaksanakan fungsinya Instansi Penanggung Jawab

Kegiatan mempunyai tugas :

a. menyusun rencana kerja dan anggaran berdasarkan usulan

yang diajukan oleh kepala pengelola dan disetujui oleh

sekretariat Bersama Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan

Kota Yogyakarta, dan disahkan oleh Tim Pengawas;

b. mengurus dan mengelola kekayaan TPA;

c. mengendalikan operasional pengelolaan;

d. meningkatkan dan mengembangkan fungsi;

e. menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;

f. meningkatkan dan mengembangkan sumberdaya manusia;

g. menyampaikan laporan kegiatan pengelolaan kepada Bupati

atau Walikota dan Tim Pengawas serta Sekretariat Bersama

Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman,

dan Kota Yogyakarta.

Tentukan dan jelaskan

mekanisme dan tata kerja

dari masing-masing organisasi

pendukung kerjasama. Hal ini

bisa diuraikan dalam lembar

tersendiri sebagai bagian tak

terpisahkan dari dokumen

perjanjian. Tokoh kunci yang

terlibat dalam penetapan

mekanisme dan tata kerja

adalah Bagian Hukum dan

Bagian Organisasi.

Paragraf 5

Tata Kerja

P a s a l 12

Ketentuan tata kerja sebagaimana tersebut dalam Lampiran IV

perjanjian ini.

Page 110: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

102

Tetapkan personil yang

terlibat dalam kerjasama dan

skema pemberian

kompensasinya (seperti

insentif, tunjangan, ataupun

pendapatan), yang

didiskusikan oleh Bappeda,

Dinas Pekerjaan Umum, Bagian

Hukum dan Bagian Organisasi

dan Bagian Keuangan.

Bagian Keempat

Penetapan dan Pendapatan Personil

P a s a l 13

(1) Personil ditetapkan secara bersama sesuai dengan kebutuhan

berdasarkan prinsip efisiensi yang terdiri atas personil

pemerintah Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman,

dan Kota Yogyakarta serta pengawai harian lepas.

(2) Pengangkatan dan pemberhentian personil selain yang duduk

dalam struktur organisasi pengelola operasi dan pemeliharaan

ditetapkan oleh kepala instansi penanggung jawab kegiatan.

(3) Pengangkatan dan pemberhentian personil yang duduk

dalam struktur organisasi pengelola operasi dan pemeliharaan

ditetapkan bersama oleh para pihak.

(4) Insentif, tunjangan dan pendapatan lain pegawai yang

dipekerjakan pada organisasi pengelola operasi dan

pemeliharaan TPA ditetapkan bersama oleh para pihak.

(5) Jenjang karier pegawai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

dipekerjakan pada organisasi pengelola operasi dan

pemeliharaan TPA diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Tentukan juga mekanisme

pengelolaan dampak yang

mungkin timbul dari kegiatan

kerjasama. Dalam contoh ini

yaitu berupa Pengelolaan

Lingkungan Hidup menyangkut

aspek pemanfaatan,

pengendalian dan pelestarian

dari lahan dan lingkungan dari

obyek yang dikerjasamakan.

Tokoh kunci yang terlibat

dalam penetapan kegiatan

pengelolaan lingkungan hidup

adalah Bappeda, Dinas

Pekerjaan Umum, Badan

Lingkungan Hidup.

Bagian Kelima

Pengelolaan Lingkungan Hidup

P a s a l 14

(1) Kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan dan resiko

keamanan yang timbul sebagai dampak keberadaan TPA wajib

diberikan kompensasi sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

(2) Kompensasi sebagaimana dimaksud ayat (1) ditanggung

bersama.

(3) Pengelolaan lingkungan dilaksanakan oleh pengelola operasi

dan pemeliharaan TPA bekerjasama dengan instansi yang

menangani bidang lingkungan hidup Kabupaten Bantul.

(4) Pemantauan lingkungan dilaksanakan oleh Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDALDA) Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 111: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

103

Tentukan mekanisme

pembiayaan (Pasal 15-16)

kerjasama yang meliputi:

� Jenis-jenis biaya

operasional dan

pemeliharaan,

� Sumber pendanaan,

� Penganggaran biaya

operasional dan

pemeliharaan,

� Pembagian pembebanan

pembiayaan serta

pembagian keuntungan

Tokoh kunci yang terlibat

dalam hal ini adalah adalah

Bappeda, Dinas Pekerjaan

Umum, Dinas Pendapatan dan

Keuangan Daerah, perwakilan

Komisi C DPRD dari para pihak.

Bagian Keenam

Pembiayaan dan Pengembangan Prasarana

P a s a l 15

(1) Biaya pengelolaan operasi dan pemeliharaan, pengembangan

dan pengelolaan lingkungan ditanggung bersama secara

proporsional sesuai volume sampah yang dibuang ke TPA

diperhitungkan pada tahun anggaran sebelumnya.

(2) Besarnya biaya sebagaimana dimaksud ayat (1), dihitung

setiap tahun sebelum tahun anggaran berikutnya berdasarkan

kebutuhan nyata biaya operasi dan pemeliharaan prasarana dan

sarana TPA yang ditetapkan bersama para pihak.

(3) Pembayaran/penyetoran biaya sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), dilakukan secara bertahap tiap triwulan dan dimulai

pada setiap tahun anggaran, melalui instansi yang berwenang

mengelola Keuangan Daerah.

(4) Dukungan biaya pengelolaan dan pengembangan dapat

diperoleh dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi dan

Lembaga donor.

BAB IV

PENARIKAN DAN PEMBAGIAN RETRIBUSI SETEMPAT PADA

TPA

P a s a l 16

(1) Pembuangan sampah selain yang dikelola oleh para pihak di

TPA dibebani retribusi sesuai Peraturan Daerah Kabupaten

Bantul yang berlaku.

(2) PIHAK PERTAMA memperoleh bagian 40% (empat puluh

persen) dari pengelolaan retribusi sebagaimana dimaksud ayat

(1) dan 60% (enam puluh persen) dipergunakan untuk biaya

pengelolaan operasi dan pemeliharaan TPA.

Tetapkan secara detil hak dan

kewajiban masing-masing

pihak yang bekerjasama

berdasarkan konsekuensi dari

dari obyek yang

dikerjasamakan; role sharing

dari para pihak; serta peluang

penggalian sumber dana lain.

BAB V

KEWAJIBAN DAN HAK

Bagian Pertama

Kewajiban dan Hak Para Pihak

P a s a l 17

Para pihak mempunyai kewajiban sebagai berikut :

a. menganggarkan biaya yang dibutuhkan sebagai akibat

pelaksanaan perjanjian ini pada setiap tahun anggaran, melalui

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah masing-masing;

b. para pihak melaksanakan pembinaan kepada instansi terkait

di masing-masing daerah para pihak segera setelah

penandatanganan perjanjian ini.

Page 112: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

104

Tokoh kunci yang terlibat

dalam hal ini adalah adalah

Bappeda, Dinas Pekerjaan

Umum, Dinas Pendapatan dan

Keuangan Daerah, perwakilan

Komisi C DPRD dari para pihak.

P a s a l 18

Para pihak mempunyai hak untuk memanfaatkan TPA serta jalur

jalan di Kabupaten Bantul yang telah ditetapkan sebagai jalur

pengangkutan sampah ke TPA.

Bagian Kedua

Kewajiban dan Hak Pengelola

P a s a l 19

Pihak yang telah ditetapkan sebagai pengelola TPA berkewajiban

sebagai berikut :

a. melaksanakan pengelolaan operasi dan pemeliharaan

prasarana dan sarana TPA secara sanitary landfill;

b. melaksanakan perawatan dan pemeliharaan alat berat beserta

seluruh prasarana dan sarana;

c. melaksanakan pemeliharaan rutin dan berkala jalan dan

jembatan yang telah ditetapkan sebagai jalur pengangkutan

sampah di wilayah Kabupaten Bantul menuju TPA.

d. melaksanakan pengembangan prasarana dan sarana TPA

sesuai dengan tahapan yang telah disepakati bersama;

e. bertanggung jawab terhadap upah, insentif, tunjangan dan

jenjang karier pegawai yang dipekerjakan;

f. menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA 40% dari perolehan

retribusi sebagai dimaksud pada pasal 15 ayat (2);

g. melaporkan hasil kegiatan pengelolaan operasi dan

pemeliharaan TPA setiap triwulan kepada para pihak.

P a s a l 20

Pihak yang telah ditetapkan sebagai pengelola operasi dan

pemeliharaan berhak untuk menerima dana pengelolaan operasi

dan pemeliharaan TPA dari para pihak.

Tetapkan jangka waktu

pelaksanaan kerjasama secara

jelas dilengkapi dengan

kemungkinan perpanjangan

dan penghentian kerjasama.

Tokoh kunci yang terlibat

dalam hal ini adalah adalah

Bappeda, Dinas Pekerjaan

Umum, Dinas Pendapatan dan

Keuangan Daerah, perwakilan

Komisi C DPRD dari para pihak.

BAB VI

JANGKA WAKTU

P a s a l 21

(1) Perjanjian ini mengikat para pihak selama 5 (lima) tahun

terhitung sejak penandatanganan.

(2) Berakhirnya perjanjian ini tidak membebaskan para pihak

untuk tetap menyelesaikan kewajiban yang sedang berjalan.

(3) Perjanjian ini dapat diperpanjang dengan persetujuan para

pihak.

Page 113: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

105

Tentukan juga kemungkinan

pemberian sanksi yang

disepakati sebagai akibat dari

penyimpangan hak dan

kewajiban yang telah

disepakati dalam perjanjian

kerjasama.

Tokoh kunci yang terlibat

dalam hal ini adalah adalah

Bappeda, Dinas Pekerjaan

Umum, Dinas Pendapatan dan

Keuangan Daerah, perwakilan

Komisi C DPRD dari para pihak.

BAB VII

SANKSI

P a s a l 22

(1) Apabila para pihak melakukan wanprestasi terhadap

kewajiban membayar biaya operasi dan pemeliharaan, maka

para pihak tidak diperbolehkan membuang sampah di lokasi

TPA.

(2) Apabila para pihak melakukan keterlambatan dalam

pembayaran biaya operasional setelah tenggang waktu selama 2

(dua) minggu maka akan dikenakan denda sebesar 2 per mil (dua

per seribu) dari jumlah kewajiban yang harus dibayarkan.

Tetapkan mekanisme

penyelesaian masalah yang

mungkin timbul sebagai akibat

dari adanya perjanjian

kerjasama,

Tokoh kunci yang terlibat

dalam hal ini adalah adalah

Bappeda, Dinas Pekerjaan

Umum, perwakilan Komisi C

DPRD dari para pihak, Bagian

Hukum dan Bagian Organisasi.

BAB VIII

PERSELISIHAN

P a s a l 23

(1) Perselisihan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan

perjanjian ini diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh

para pihak.

(2) Apabila penyelesaian sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak

tercapai, maka para pihak sepakat menyelesaikan sesuai

peraturan perundangan yang berlaku, dengan Pemerintah

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai mediator.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

P a s a l 24

(1) Perubahan dan pembatalan, baik sebagian atau keseluruhan

dalam perjanjian ini hanya dapat dilakukan atas persetujuan

para pihak.

(2) Ketentuan yang belum diatur dalam perjanjian ini sepanjang

tidak bertentangan dengan dasar dan tujuan perjanjian ini dapat

diselesaikan dan diputuskan bersama oleh para pihak secara

musyawarah mufakat.

Page 114: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

106

P a s a l 25

(1) Perjanjian ini dibuat rangkap 6 (enam), 3 (tiga) diantaranya

bermeterai cukup yang masing-masing mempunyai kekuatan

hukum yang sama.

(2) Perjanjian ini mulai berlaku sejak penandatanganan.

Pada bagian ini semua pihak

yang bekerjasama harus

membubuhkan tanda tangan

diatas meterai/leges.

PIHAK

PERTAMA

PIHAK KEDUA PIHAK KETIGA

H. Herry

Zudianto, SE, Akt,

MM

Drs. H. Ibnu Subiyanto,

Akt

Drs. H.M. Idham

Samawi

Page 115: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

107

DAFTAR LAMPIRAN

PERJANJIAN KERJASAMA KARATAMANTUL DI BIDANG PERSAMPAHAN

Nomor

Lampiran

Isi Lampiran

Penjelasan

1 Standar Operasi

Prosedur (SOP) tentang

Petunjuk Teknis

Pengelolaan Tempat

Pengelolaan Akhir (TPA)

Sampah Piyungan

Dalam SOP yang terdiri dari 6 bab ini, diuraikan berbagai

kegiatan teknis yang diperlukan untuk operasi dan

pemeliharaan TPA Piyungan dengan cukup detil (lebih

dari 150 halaman). SOP ini dimaksudkan sebagai

petunjuk praktis bagi bagian teknis dalam operasi dan

pemeliharaan TPA Piyungan dan dapat digunakan

sebagai:

� Petunjuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan operasional

dan pemeliharaan: bagaimana, kapan dan oleh siapa;

� Alat perencanaan kegiatan-kegiatan operasional dan

pemeliharaan;

� Materi pelatihan bagi personil baru.

Cakupan SOP:

i). Uraian tentang TPA Piyungan: lokasi dan desain TPA;

serta susunan organisasi dan personil

ii). Petunjuk umum yang harus diikuti oleh personil TPA

Piyungan serta pengunjung dari luar

iii). Uraian kegiatan serta tanggung jawab dari personil

TPA Piyungan (bagian operasional, bagian pemeliharaan

dan bagian perencanaan teknis), meliputi berbagai aspek

berikut:

� Uraian elemen TPA;

� Prosedur yang akan diikuti untuk kegiatan tersebut;

� Bagian dan personil yang terlibat;

� Peralatan dan material yang diperlukan;

� Frekuensi pelaksanaan kegiatan khusus;

� Pelaporan yang diperlukan.

2 Peta Jalur Jalan Menuju

TPA Piyungan

Menggambarkan rute yang dapat ditempuh untuk

mencapai lokasi TPA Piyungan serta denah dari TPA

tersebut. Dalam denah tersebut digambarkan berbagai

infrastruktur penunjang TPA, seperti berbagai saluran

pendukung, lokasi bangunan operasi serta sistem

pengolahan.

3 Peta Tahapan

Pemanfaatan Lahan dan

Pengembangan Sarana

dan Prasarana

Terdiri dari 4 buah peta penggunaan lahan yang

menggambarkan tahapan pengembangan sarana dan

prasarana pendukung TPA Piyungan

Page 116: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

108

Nomor

Lampiran

Isi Lampiran

Penjelasan

4 Organisasi dan Tata

Kerja Unit Pengelola

Tempat Pengolahan

Sampat Terpadu

(UPTPSST) di Piyungan

Kabupaten Bantul

Berupa uraian yang terdiri dari 4 bab dan 11 pasal yang

ditandatangani oleh ketiga pihak yang bekerjasama,

mencakup hal-hal berikut:

i). Dasar pembentukan UPT;

ii). Kedudukan, fungsi dan tugas organisasi UPT;

iii). Uraian tentang organisasi UPT yang meliputi unsur-

unsur pembentuk organisasi, susunan dan bagan struktur

organisasi, serta uraian tugas dari masing-masing unsur

dalam organisasi tersebut;

iv). Hubungan tata kerja dari tiap unsur organisasi;.

Page 117: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

109

LAMPIRAN 2 PERJANJIAN KERJASAMA

ANTAR PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL, KABUPATEN SLEMAN,

DAN KOTA YOGYAKARTA TENTANG

PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLAH AIR LIMBAH (IPAL) DI SEWON KABUPATEN BANTUL Pemerintah Pemerintah Pemerintah

Kabupaten Bantul Kabupaten Sleman Kota Yogyakarta PERJANJIAN KERJASAMA

ANTAR PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL, KABUPATEN SLEMAN, DAN KOTA

YOGYAKARTA TENTANG

PENGELOLAAN INSTALASI PENGOLA AIR LIMBAH (IPAL) DI SEWON KABUPATEN BANTUL

08/Perj/Bt/2001 NOMOR : 06/PK. KDH/2001

03/PK/2001 Pada hari ini, .............. tanggal delapan belas bulan sebelas tahun dua ribu satu bertempat di ........................, kami yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : Drs H.M. IDHAM SAMAWI Jabatan : Bupati Bantul dalam hal ini mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Bantul, berkedudukan di Komplek Parasamya Jalan R.W. Monginsidi Nomor 1 Bantul, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA; 2. Nama : Drs. IBNU SUBIYANTO, Akt Jabatan : Bupati Sleman dalam hal ini mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Sleman, berkedudukan di Jalan Parasamya Beran Tridadi Sleman, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA; 3. Nama : H. HERRY ZUDIANTO, SE, Akt, MM Jabatan : Walikota Yogyakarta dalam hal ini mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kota Yogyakarta, berkedudukan di Jalan Kenari Nomor 56 Komplek Balaikota Yogyakarta, selanjutnya disebut PIHAK KETIGA; Para pihak telah sepakat untuk membuat perjanjian kerjasama tentang pengelolaan prasarana dan sarana drainase di wilayah Perkotaan Yogyakarta dengan ketentuan sebagai berikut:

BAB I

DASAR DAN TUJUAN P a s a l 1

Dasar perjanjian kerjasama: 1. Keputusan Bersama Bupati Bantul, Bupati Sleman dan Walikota Yogyakarta Nomor Nomor 18 Tahun 2001, Nomor 01/PK.KDH/2001, 01 Tahun 2001 tentang Kerjasama Pengelolaan Prasarana dan Sarana Perkotaan antar Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta;

Page 118: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

110

2. Keputusan Bersama Bupati Bantul, Bupati Sleman dan Walikota Yogyakarta Nomor 04/PERJ/BT/2001, Nomor 38/Kep.KDH/2001 dan Nomor 03 Tahun 2001 tentang Pembentukan Sekretariat Bersama Pengelolaan Prasarana dan Sarana Perkotaan antar Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta. 3. Surat Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor; 658/0640 tanggal 28 Februari 2001 tentang Penyerahan Pengelolaan IPAL di Sewon Kabupaten Bantul.

BAB II RUANG LINGKUP

P a s a l 3 Ruang lingkup perjanjian kerjasama adalah sebagai berikut : a. Pemanfaatan bersama pipa saluran induk, dan prasarana dan sarana IPAL sebagai pengolah air limbah rumah tangga dan non rumah tangga (pendidikan, perdagangan dan jasa, dan hotel kecuali binatu/laundry, rumah sakit dan perusahaan tekstil) di wilayah Perkotaan Yogyakarta meliputi: 1. Tiga Kecamatan di wilayah Kabupaten Bantul: a) Kecamatan Kasihan; b) Kecamatan Banguntapan; c) Kecamatan Sewon; 2. Tiga belas Kecamatan di wilayah Kota Yogyakarta: a) Kecamatan Mantrijeron; b) Kecamatan Umbulharjo; c) Kecamatan Wirobrajan; d) Kecamatan Mergangsan; e) Kecamatan Kraton; f) Kecamatan Pakualaman; g) Kecamatan Ngampilan; h) Kecamatan Gedong Tengen; i) Kecamatan Jetis; j) Kecamatan Gondokusuman; k) Kecamatan Danurejan; l) Kecamatan Gondomanan; m) Kecamatan Tegalrejo. 3. Empat Kecamatan di wilayah Kabupaten Sleman: a) Kecamatan Ngaglik; b) Kecamatan Mlati; c) Kecamatan Depok; d) Kecamatan Sleman. b. Pengelolaan IPAL meliputi : 1. pengelolaan operasi dan pemeliharaan pipa saluran induk dan sarana IPAL dilaksanakan berdasar prinsip pengelolaan perusahaan; 2. pengembangan prasarana dan sarana; 3. pembentukan organisasi dan tata kerja; 4. penetapan dan pendapatan personil; 5. pembiayaan; 6. penetapan tarif; 7. pengelolaan lingkungan hidup; 8. pengembangan pengelolaan dapat dikerjasamakan dengan Perusahaan Daerah Air Minum dan atau Pihak Swasta.

Page 119: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

111

BAB III PENGELOLAAN IPAL

Bagian Pertama Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan

P a s a l 4 Pelaksanaan sebagaimana dimaksud Pasal 3 huruf b angka 1 adalah sebagai berikut: a. pipa saluran induk, dan prasarana dan sarana IPAL dikelola secara bersama sesuai dengan petunjuk teknik operasi dan pemeliharaan sebagaimana tersebut pada Lampiran I perjanjian ini; b. perawatan dan pemeliharaan alat berat, mekanik listrik, dan prasarana dan sarana fisik; c. pengelolaan operasi dan pemeliharaan pada prinsipnya dilakukan secara bergantian diantara para pihak dan ditetapkan bersama sebelum tahun anggaran berikutnya.

Bagian Kedua Pengembangan Prasarana dan Sarana

P a s a l 5 Pengembangan pipa saluran induk, prasarana dan sarana IPAL, pipa lateral, dan sambungan rumah dilaksanakan berdasarkan kesepakatan sesuai dengan yang telah ditetapkan sebagaimana tersebut pada Lampiran II perjanjian ini.

Bagian Ketiga Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

Paragraf 1 Pembentukan Organisasi

P a s a l 6 (1) Pembentukan organisasi pengelolaan operasi dan pemeliharaan ditetapkan bersama didasari atas prinsip berdaya guna dan berhasil guna. (2) Organisasi pengelola terdiri atas Organisasi Pengelolaan dan Organisasi Unit Pengelolaan IPAL, dengan susunan sebagai berikut: a. Pembina; b. Pengawas; c. Instansi Penanggung Jawab Kegiatan; d. Unit Pengelola Instalasi Pengolah Air Limbah.

Paragraf 2 Pembina P a s a l 7

(1) Pembina terdiri atas Bupati Bantul, Bupati Sleman, dan Walikota Yogyakarta. (2) Pembina mempunyai fungsi pembinaan dan koordinasi. (3) Dalam melaksanakan fungsinya Pembina mempunyai tugas mengarahkan, menyelaraskan, dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan IPAL.

Paragraf 3 Pengawas P a s a l 8

(1) Pengawas terdiri atas Sekretariat Bersama dan Tim Pengawas. (2) Sekretariat Bersama diatur dalam Keputusan Bersama para pihak.

Page 120: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

112

P a s a l 9 (1) Tim Pengawas adalah lembaga non struktural sebagai lembaga pengawas kegiatan pengelolaan IPAL. (2) Tim Pengawas terdiri atas kepala instansi yang menangani di bidang perencanaan, pengelolaan keuangan, pengelolaan Air Limbah, dan pengelolaan lingkungan hidup serta lintas pelaku pada masing-masing Kabupaten/Kota. (3) Susunan personalia Tim Pengawas terdiri atas Ketua, Sekretaris, dan Anggota. (4) Ketua Tim Pengawas adalah Kepala Instansi yang manangani di bidang perencanaan pada Kabupaten atau Kota yang mengelola. (5) Sekreteris Tim Pengawas adalah Kepala Instansi yang menangani bidang lingkungan hidup. (6) Tim pengawas sebagaimana dimaksud ayat (2) diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atau Walikota yang mengelola.

P a s a l 10 (1) Tim Pengawas mempunyai tugas pengawasan kegiatan pengelolaan IPAL di bidang Teknik, Administrasi, dan Keuangan. (2) Dalam melaksanakan fungsinya Tim Pengawas mempunyai tugas mengawasi dan mengarahkan serta mengadakan evaluasi pelaksanaan tugas kepala unit pengelola IPAL serta mengesahkan usulan kegiatan, program kerja dan keuangan serta memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati atau Walikota yang mengelola.

Paragraf 4 Instansi Penanggung Jawab Kegiatan

P a s a l 11 (1) Instansi Penanggung Jawab Kegiatan adalah instansi yang mempunyai tugas dan fungsi manangani air limbah rumah tangga dan non rumah tangga. (2) Instansi Penanggung Jawab Kegiatan mempunyai tugas: a. menyusun rencana kerja dan anggaran berdasarkan usulan yang diajukan oleh kepala pengelola dan telah disetujui oleh Sekretariat Bersama Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta oleh Tim Pengawas; b. mengurus dan mengelola kekayaan IPAL; c. mengendalikan operasional pengelolaan; d. meningkatkan dan mengembangkan fungsi; e. menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan; f. meningkatkan dan mengembangkan sumberdaya manusia; g. menyampaikan laporan kegiatan pengelolaan kepada Bupati, Walikota dan Tim Pengawas serta Sekretariat Bersama Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta.

Paragraf 5 Tata Kerja P a s a l 12

Ketentuan tata kerja sebagaimana tersebut dalam Lampiran III perjanjian ini.

Page 121: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

113

Bagian Keempat Penetapan dan Pendapatan Personil

P a s a l 13 (1) Personil ditetapkan secara bersama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan prinsip efisiensi yang terdiri atas personil Pemerintah Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta serta pegawai harian lepas yang ditetapkan bersama. (2) Pengangkatan dan pemberhentian personil selain yang duduk dalam struktur organisasi pengelola operasi dan pemeliharaan ditetapkan oleh kepala instansi penanggung jawab dengan persetujuan Bupati atau Walikota yang mengelola. (3) Pengangkatan dan pemberhentian personil yang duduk dalam struktur organisasi ditetapkan bersama oleh para pihak. (4) Insentif, tunjangan dan pendapatan lain pegawai yang dipekerjakan pada organisasi pengelola operasi dan pemeliharaan IPAL ditetapkan bersama oleh para pihak sesuai peraturan perundangan yang berlaku. (5) Jenjang karier pegawai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dipekerjakan pada organisasi pengelola operasi dan pemeliharaan IPAL berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Kelima Pengelolaan Lingkungan Hidup

P a s a l 14 (1) Kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan dan resiko keamanan yang timbul sebagai dampak keberadaan IPAL diatur sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. (2) Pengelolaan lingkungan dilaksanakan oleh pengelola operasi dan pemeliharaan IPAL bekerjasama dengan instantsi yang menangani bidang lingkungan hidup Kabupaten Bantul. (3) Pemantauan lingkungan dilaksanakan oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDALDA) Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bagian Keenam Pembiayaan dan Pengembangan Prasarana

P a s a l 15 (1) Biaya pengelolaan operasi dan pemeliharaan, pengembangan dan pengelolaan lingkungan ditanggung bersama secara proporsional sesuai jumlah sambungan rumah tangga dan non rumah tangga berdasarkan perhitungan jumlah sambungan diperhitungkan pada tahun sebelumnya. (2) Besarnya biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) dihitung setiap tahun sebelum tahun anggaran berikutnya berdasarkan kebutuhan nyata biaya operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana IPAL ditetapkan bersama para pihak. (3) Pembayaran/penyetoran biaya dilakukan secara bertahap tiap triwulan dimulai pada setiap tahun anggaran, melalui instansi yang berwenang mengelola Keuangan Daerah. (4) Dukungan biaya pengelolaan dan pengembangan dapat diperoleh dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi dan Lembaga donor.

Page 122: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

114

BAB IV PENETAPAN IJIN SAMBUNGAN BARU DAN RETRIBUSI

SERTA PEMBAGIAN RETRIBUSI SETEMPAT Bagian Pertama

Penetapan Biaya Ijin Sambungan Air Limbah dan Retribusi P a s a l 16

Penetapan biaya ijin sambungan dan retribusi air limbah rumah tangga dan non rumah tangga di wilayah para pihak ditetapkan bedasarkan kesepakatan bersama yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan para pihak.

Bagian Kedua Pembagian Retribusi Setempat

P a s a l 17 (1) Pembuangan air limbah di IPAL selain yang dilakukan oleh para pihak dibebani retribusi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Kabupaten Bantul. (2) Perolehan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) PIHAK PERTAMA memperoleh bagian 40% (empat puluh persen) dan 60% (enam puluh persen) digunakan untuk biaya pengelolaan operasi dan pemeliharaan IPAL.

BAB V KEWAJIBAN DAN HAK

Bagian Pertama Kewajiban dan Hak Para Pihak

P a s a l 18 Para pihak mempunyai kewajiban sebagai berikut : a. menganggarkan biaya yang dibutuhkan sebagai akibat pelaksanaan perjanjian ini pada setiap tahun anggaran, melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah masing-masing; b. para pihak melaksanakan pembinaan kepada instansi terkait di masing-masing daerah para pihak segera setelah penandatanganan perjanjian ini.

P a s a l 19 Para pihak mempunyai hak untuk memanfaatkan IPAL.

Bagian Kedua Kewajiban dan Hak Pengelola

P a s a l 20 Pihak yang telah ditetapkan sebagai pengelola IPAL berkewajiban sebagai berikut : a. melaksanakan pengelolaan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana IPAL berdasarkan petunjuk teknik pengelolaan instalasi pengolahan air limbah; b. melaksanakan perawatan dan pemeliharaan alat berat dan mekanik listrik serta seluruh prasarana dan sarana; c. melaksanakan pengembangan prasarana dan sarana IPAL sesuai dengan tahapan yang telah disepakati bersama para pihak; d. bertanggung jawab terhadap upah, insentif, tunjangan dan jenjang karier pegawai yang dipekerjakan; e. menyerahkan Kepada PIHAK PERTAMA 40% (empat puluh persen) dari perolehan retribusi sebagaimana dimaksud Pasal 16 ayat (2); f. melaporkan hasil kegiatan pengelolaan operasi dan pemeliharaan IPAL setiap triwulan kepada para pihak.

Page 123: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

115

P a s a l 21 Pihak yang telah ditetapkan sebagai pengelola operasi dan pemeliharaan berhak untuk menerima dana pengelolaan operasi dan pemeliharaan IPAL dari para pihak.

P a s a l 22 Pihak yang telah ditetapkan sebagai pengelola dapat bekerjasama dengan perusahaan Air Minum setempat dan Pihak Swasta, setelah mendapatkan persetujuan para pihak.

BAB VI JANGKA WAKTU

P a s a l 23 (1) Perjanjian ini mengikat para pihak selama 5 (lima) tahun terhitung sejak penandatanganan. (2) Berakhirnya perjanjian ini tidak membebaskan para pihak untuk tetap menyelesaikan kewajiban yang sedang berjalan. (3) Perjanjian ini dapat diperpanjang dengan persetujuan para pihak.

BAB VII SANKSI

P a s a l 24 (1) Apabila para pihak melakukan wanprestasi terhadap kewajiban membayar biaya operasional dan pemeliharaan, maka para pihak tidak diperbolehkan memanfaatkan IPAL. (2) Apabila para pihak melakukan keterlambatan dalam pembayaran biaya operasional setelah tenggang waktu selama 1 (satu) tahun akan dikenakan denda sebesar 2 per mil (dua per seribu) dari jumlah kewajiban yang harus dibayarkan.

BAB VIII PERSELISIHAN P a s a l 25

(1) Perselisihan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan perjanjian ini diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh para pihak. (2) Apabila penyelesaian sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak tercapai, maka para pihak sepakat menyelesaikan sesuai peraturan perundangan yang berlaku, dengan Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai mediator.

BAB IX KETENTUAN PENUTUP

P a s a l 26 (1) Perubahan dan pembatalan, baik sebagian atau keseluruhan dalam perjanjian ini hanya dapat dilakukan atas persetujuan para pihak. (2) Ketentuan yang belum diatur dalam perjanjian ini sepanjang tidak bertentangan dengan dasar dan tujuan perjanjian kerjasama dapat diselesaikan dan diputuskan bersama oleh para pihak secara musyawarah mufakat.

P a s a l 27 (1) Perjanjian ini dibuat rangkap 6 (enam), 3 (tiga) diantaranya bermeterai cukup yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama. (2) Perjanjian ini mulai berlaku sejak penandatanganan. BUPATI BANTUL, BUPATI SLEMAN, WALIKOTA YOGYAKARTA TTD TTD TTD

Drs. H.M. Idham Samawi Drs. Ibnu Subiyanto, Akt H. Herry Zudianto, SE,Akt,MM

Page 124: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

116

LAMPIRAN 3 PERJANJIAN KERJASAMA

ANTAR PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA, KABUPATEN SLEMAN,

DAN KABUPATEN BANTUL TENTANG

PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA DRAINASE DI WILAYAH PERKOTAAN YOGYAKARTA

Pemerintah Pemerintah Pemerintah Kabupaten Bantul Kabupaten Sleman Kota Yogyakarta

PERJANJIAN KERJASAMA ANTAR

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA, KABUPATEN SLEMAN, DAN KABUPATEN BANTUL

TENTANG PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA DRAINASE

DI WILAYAH PERKOTAAN YOGYAKARTA ___________________

NOMOR : ___________________ ___________________

Pada hari ini, .............. tanggal ..... bulan ............. tahun dua ribu tiga bertempat di .............................., kami yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : H. HERRY ZUDIANTO, SE, Akt, MM Jabatan : Walikota Yogyakarta dalam hal ini mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kota Yogyakarta, berkedudukan di Jalan Kenari Nomor 56 Yogyakarta, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA; 2. Nama : Drs. IBNU SUBIYANTO, Akt Jabatan : Bupati Sleman dalam hal ini mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Sleman, berkedudukan di Jalan Parasamya Tridadi Sleman, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA; 3. Nama : Drs H.M. IDHAM SAMAWI Jabatan : Bupati Bantul dalam hal ini mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Bantul, berkedudukan di Kompleks Parasamya Jalan R.W. Monginsidi Nomor 1 Bantul, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KETIGA; Para pihak telah sepakat untuk membuat perjanjian kerjasama tentang pengelolaan prasarana dan sarana drainase di wilayah Perkotaan Yogyakarta dengan ketentuan sebagai berikut:

BAB I DASAR DAN TUJUAN

P a s a l 1 Dasar perjanjian kerjasama: 1. Keputusan Bersama Walikota Yogyakarta, Bupati Sleman dan Bupati Bantul Nomor 01 Tahun 2001, Nomor 01/PK.KDH/2001, Nomor 18 Tahun 2001 tentang Kerjasama Pengelolaan Prasarana dan Sarana Perkotaan antar Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta;

Page 125: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

117

2. Keputusan Bersama Walikota Yogyakarta, Bupati Sleman, dan Bupati Bantul Nomor Nomor 03 Tahun 2001, Nomor 38/Kep.KDH/2001, dan 04/PERJ/BT/2001 tentang Pembentukan Sekretariat Bersama Pengelolaan Prasarana dan Sarana Perkotaan antara Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta.

P a s a l 2 Para pihak mengadakan perjanjian kerjasama atas dasar prinsip saling membantu dan menguntungkan dalam pengelolaan prasarana dan sarana drainase dengan tujuan terwujudnya sinkronisasi pengelolaan prasarana dan sarana drainase untuk mencegah terjadinya banjir dan menghilangkan genangan air akibat curah hujan tinggi di wilayah perkotaan Yogyakarta.

BAB II RUANG LINGKUP

P a s a l 3 Ruang lingkup perjanjian kerjasama adalah: a. Pengelolaan prasarana dan sarana drainase di wilayah perkotaan Yogyakarta yang meliputi: 1. Empat Kecamatan di wilayah Kabupaten Bantul: a) Kecamatan Kasihan; b) Kecamatan Banguntapan; c) Kecamatan Sewon; d) Kecamatan Piyungan. 2. Delapan Kecamatan di wilayah Kota Yogyakarta: a) Kecamatan Mantrijeron; b) Kecamatan Kotagede; c) Kecamatan Umbulharjo; d) Kecamatan Wirobrajan; e) Kecamatan Mergangsan; f) Kecamatan Jetis; g) Kecamatan Gondokusuman; h) Kecamatan Tegalrejo. 3. Lima Kecamatan di wilayah Kabupaten Sleman: a) Kecamatan Gamping; b) Kecamatan Mlati; c) Kecamatan Berbah; d) Kecamatan Depok; e) Kecamatan Godean. b. Prasarana dan sarana drainase pada ruas jalan sebagaimana tersebut dalam lampiran perjanjian kerjasama ini meliputi: 1. Kabupaten Sleman - Kota Yogyakarta: a) Jalan Gejayan; b) Jalan Cik Ditiro; c) Jalan A M Sangaji; d) Jalan Tut Harsono; e) Jalan Prof. Yohannes; f) Jalan C. Simanjuntak; g) Jalan dr. Sardjito; h) Jalan Laksda Adi Sucipto; i) Jalan Urip Sumoharjo; j) Jalan Magelang;

Page 126: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

118

k) Jalan Jambon. 2. Kota Yogyakarta - Kabupaten Bantul: a) Jalan Parangtritis; b) Jalan Imogiri; c) Jalan Sisingamangaraja; d) Jalan Bantul; e) Jalan Karanglo; f) Jalan Bugisan; g) Jalan Patangpuluhan; h) Jalan DI Panjaitan; i) Jalan Purbayan; j) Jalan Prapanca; k) Jalan Kusumanegara (timur); l) Jalan Godean; m) Jalan Bener; n) Jalan Rejowinangun; o) Jalan Singosaren. 3. Kabupaten Sleman - Kabupaten Bantul: a) Jalan Janti; b) Jalan Lingkar Barat; c) Jalan Godean; d) Jalan Wates (Kali Bayem); e) Jalan Wonosari. c. Pengelolaan Prasarana dan Sarana Drainase: 1. Penyusunan program dan perencanaan; 2. Pelaksanaan kegiatan meliputi: a) penetapan jaringan drainase; b) penetapan fungsi drainase; c) pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi drainase; d) operasi dan pemeliharaan drainase; e) pembangunan sumur resapan air hujan dan kolam penampungan air. 3. Pengawasan meliputi: a) sosialisasi dan penertiban; b) pengelolaan dampak lingkungan. 4. Pembiayaan; 5. Monitoring dan evaluasi.

BAB III PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA DRAINASE

Bagian Pertama Penyusunan Program dan Perencanaan

P a s a l 4 (1) Penyusunan program dan perencanaan prasarana dan sarana drainase di wilayah perbatasan perkotaan dilaksanakan berdasarkan kesepakatan para pihak sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Pelaksanaan program dan perencanaan sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh para pihak.

Page 127: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

119

Bagian Kedua Pelaksanaan Kegiatan

Paragraf 1 Penetapan Jaringan Drainase

P a s a l 5 (1) Untuk mewujudkan jaringan drainase yang terpadu di wilayah perkotaan ditetapkan jaringan drainase di seluruh wilayah perkotaan meliputi: a) jaringan drainase primer; b) jaringan drainase sekunder. (2) Penetapan jaringan drainase didasarkan pada besaran jumlah air hujan dan luasan wilayah daerah penangkapan air hujan. (3) Penetapan jaringan drainase sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam peraturan daerah para pihak. (4) Jaringan drainase direncanakan oleh para pihak dalam bentuk data base dengan mempergunakan Sistem Informasi Prasarana Drainase.

Paragraf 2 Penetapan Fungsi Drainase

P a s a l 6 (1) Fungsi drainase untuk mencegah terjadinya banjir dan menghilangkan genangan air selama dan setelah terjadinya curah hujan tinggi serta menunjang pengisian akuifer air tanah dan kualitas lingkungan. (2) Pengelolaan drainase meliputi pembangunan, peningkatan, rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan serta pembiayaan pada wilayah perbatasan dilaksanakan oleh para pihak. (3) Pelaksanaan kegiatan pembangunan drainase di wilayah perbatasan dikoordinasikan dengan para pihak.

Paragraf 3 Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Drainase

P a s a l 7 (1) Kegiatan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi drainase di wilayah perbatasan dengan tahapan kegiatan meliputi penetapan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan ditetapkan oleh para pihak (2) Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (1) berpedoman pada program dan perencanaan yang telah disepakati dengan memperhatikan pembangunan prasarana dan sarana lainnya.

Paragraf 4 Operasi dan Pemeliharaan Drainase

P a s a l 8 (1) Operasi dan pemeliharaan drainase sebagaimana dimaksud Pasal 3 huruf b di wilayah perbatasan dilaksanakan berdasarkan kesepakatan para pihak. (2) Memfungsikan kembali prasarana dan sarana saluran pengglontor yang telah ada.

Paragraf 5 Pembangunan Sumur Resapan Air Hujan dan Kolam Penampungan Air

P a s a l 9 (1) Pembangunan sumur resapan air hujan dan kolam penampungan air di wilayah para pihak menjadi tanggung jawab para pihak. (2) Pembangunan sumur resapan air hujan dan kolam penampungan air di wilayah perbatasan dalam wilayah perkotaan dilaksanakan oleh para pihak.

Page 128: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

120

Bagian Ketiga Pengawasan Paragraf 1

Sosialisasi dan Penertiban P a s a l 10

(1) Sosialisasi dan penertiban pengelolaan prasarana dan sarana drainase di wilayah perbatasan perkotaan dilakukan secara terkoordinasi antar para pihak. (2) Dalam pelaksanaan sosialisasi dan penertiban sebagaimana dimaksud ayat (1), peningkatan sumber daya manusia dilakukan oleh para pihak.

Paragraf 2 Pengelolaan Dampak Lingkungan

P a s a l 11 (1) Pengelolaan prasarana dan sarana drainase di wilayah perbatasan perkotaan yang dilaksanakan oleh para pihak harus mempertimbangkan dampak lingkungan. (2) Dampak lingkungan yang timbul sebagaimana dimaksud ayat (1) ditanggung dan diatur oleh para pihak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Pengelolaan dampak lingkungan dilaksanakan oleh instansi yang menangani bidang lingkungan hidup.

Bagian Keempat Pembiayaan P a s a l 12

(1) Biaya pengelolaan dan pengembangan saluran drainase menjadi tanggung jawab para pihak. (2) Dukungan biaya pengelolaan dan pengembangan dapat diperoleh dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, lembaga donor, swasta, masyarakat, dan sumber lain yang sah/tidak mengikat.

Bagian Kelima Monitoring dan Evaluasi

P a s a l 13 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan perjanjian kerjasama ini dilaksanakan oleh Sekretariat Bersama Pengelolaan Prasarana dan Sarana Perkotaan antar Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.

BAB IV JANGKA WAKTU

P a s a l 14 Perjanjian kerjasama ini mengikat para pihak selama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak penandatanganan perjanjian kerjasama dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pihak.

BAB V PERSELISIHAN P a s a l 15

(1) Perselisihan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan perjanjian kerjasama ini diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat oleh para pihak. (2) Apabila penyelesaian sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak tercapai maka para pihak sepakat menyelesaikan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku melalui Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai mediator.

Page 129: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

121

BAB VI KETENTUAN PENUTUP

P a s a l 16 (1) Perubahan dan pembatalan baik sebagian atau keseluruhan dalam perjanjian kerjasama ini dilakukan berdasarkan kesepakatan para pihak. (2) Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian kerjasama ini akan diatur dan ditetapkan kemudian dalam bentuk Addendum dan atau Amandemen, berdasarkan kesepakatan para pihak yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian kerjasama ini.

P a s a l 17 Demikian perjanjian kerjasama ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat sebagaimana disebut pada awal surat perjanjian kerjasama ini, dibuat dalam rangkap 9 (sembilan), 3 (tiga) diantaranya bermeterai cukup yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama. PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA, PIHAK KETIGA, H. Herry Zudianto, SE, Akt, MM Drs. H. Ibnu Subiyanto, Akt Drs. H.M. Idham Samawi

Page 130: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

122

LAMPIRAN 4 PERJANJIAN KERJASAMA

ANTAR PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL, KABUPATEN SLEMAN,

DAN KOTA YOGYAKARTA TENTANG

PENGELOLAAN AIR BERSIH

Pemerintah Pemerintah Pemerintah Kabupaten Bantul Kabupaten Sleman Kota Yogyakarta

PERJANJIAN KERJASAMA ANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL, KABUPATEN SLEMAN, DAN KOTA YOGYAKARTA

TENTANG PENGELOLAAN AIR BERSIH

09/Perj/Bt/2001 NOMOR : 07/PK.KDH/2001

04/PK/2001 Pada hari ini rabu tanggal dua puluh delapan bulan sebelas tahun dua ribu satu bertempat di Hotel Radisson Yogyakarta, kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama : Drs. H.M. Idham Samawi, Jabatan : Bupati Bantul dalam hal ini mewakili serta bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Bantul, berkedudukan di Komplek Parasamya Jalan R. W. Monginsidi Nomor 1 Bantul, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA; 2. Nama : Drs. Ibnu Subiyanto, Akt, Jabatan : Bupati Sleman dalam hal ini mewakili serta bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Sleman berkedudukan di Jalan Parasamya Beran Tridadi Sleman, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA; 3. Nama : H. Herry Zudianto, SE, Akt, MM, Jabatan : Walikota Yogyakarta dalam hal ini mewakili serta bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kota Yogyakarta, berkedudukan di Jalan Kenari Nomor 56 Komplek Balaikota Yogyakarta, selanjutnya disebut PIHAK KETIGA; Para pihak telah sepakat untuk membuat perjanjian kerjasama tentang pengelolaan Air Bersih dengan ketentuan sebagai berikut :

BAB I DASAR DAN TUJUAN

P a s a l 1 Dasar perjanjian kerjasama : 1. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 3 Tahun 1976 Tentang Pendirian Perusahaan Air Minum Tirtamarta Kota Yogyakarta; 2. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Sleman; 3. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bantul Nomor 3 Tahun 1992 tentang pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Bantul;

Page 131: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

123

4. Keputusan Bersama Bupati Bantul, Bupati Sleman dan Walikota Yogyakarta tentang Kerjasama Pengelolaan Prasarana dan Sarana Perkotaan antar Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta, Nomor : 18 Tahun 2001, Nomor : 01/PK.KDH/2001. Nomor : 01/ tahun 2001; 5. Keputusan Bersama Bupati Bantul, Bupati Sleman, dan Walikota Yogyakarta Nomor : 04/PERJ/BT/2001, Nomor : 38/Kep.KDH/2001, dan Nomor : 03 Tahun 2001 tentang Pembentukan Sekretariat Bersama Pengelolaan Prasarana dan Sarana Perkotaan antar Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta.

P a s a l 2 Para pihak mengadakan perjanjian kerjasama atas dasar prinsip saling membantu dan menguntungkan dalam pengelolaan prasarana dan sarana fasilitas pelayanan air bersih dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan air baku/ air bersih di wilayah perkotaan Yogyakarta.

BAB II RUANG LINGKUP

P a s a l 3 Ruang lingkup perjanjian adalah sebagai berikut : a. Penyediaan dan pemanfaatan bersama sumber air, air baku yang diperoleh dari instansi berwenang, prasarana dan sarana bangunan pengambilan, pipa transmisi air baku, instalasi pengolah air bersih, pipa transmisi, dan reservoir air guna penyediaan air bersih keperluan rumah tangga, perdagangan, dan industri bagi masyarakat di wilayah Perkotaan Yogyakarta yang meliputi : 1. Lima Kecamatan di wilayah Kabupaten Bantul : a) Kecamatan Kasihan; b) Kecamatan Banguntapan; c) Kecamatan Sewon; d) Kecamatan Pleret; e) Kecamatan Piyungan. 2. Empat belas Kecamatan di wilayah Kota Yogyakarta : a) Kecamatan Mantrijeron; b) Kecamatan Kotagede; c) Kecamatan Umbuharjo; d) Kecamatan Wirobrajan; e) Kecamatan Mergangsan; f) Kecamatan Kraton; g) Kecamatan Pakualaman; h) Kecamatan Ngampilan; i) Kecamatan Gedong Tengen; j) Kecamatan Jetis; k) Kecamatan Gondokusuman; l) Kecamatan Danurejan; m) Kecamatan Gondomanan; n) Kecamatan Tegalrejo. 3. Delapan Kecamatan di wilayah Kabupaten Sleman : a) Kecamatan Gamping; b) Kecamatan Ngaglik; c) Kecamatan Mlati; d) Kecamatan Depok; e) Kecamatan Sleman;

Page 132: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

124

f) Kecamatan Kalasan; g) Kecamatan Godean; h) Kecamatan Berbah; b. Pengelolaan dan pelayanan air bersih : 1. pengembangan penyediaan air bersih; 2. pembangunan prasarana dan sarana bangunan pengambilan, pipa transmisi air baku, instalasi pengolah air bersih, pipa transmisi, dan reservoir air bersih; 3. pengelolaan operasi dan pemeliharaan pipa transmisi dan instalasi dilaksanakan berdasar prinsip pengelolaan perusahaan; 4. pembentukan lembaga, organisasi dan tatakerja; 5. pembiayaan; 6. penetapan tarif dasar harga air bersih; 7. pengelolaan lingkungan hidup; c. Pembangunan, pengelolaan dan pengembangan bekerjasama dengan Pihak Swasta.

BAB III PENGELOLAAN AIR BERSIH

Bagian Pertama Pengembangan Penyedian Air Bersih

P a s a l 4 Pengembangan penyediaan air bersih meliputi : a. Kebutuhan air bersih bagi masyarakat di wilayah Perkotaan Yogyakarta; b. Pemanfaatan sumber air dan air baku, bangunan pengambilan, pipa transmisi air baku, instalasi pengolah air bersih, pipa transmisi, dan reservoir air bersih pembagian kebutuhan air bersih. c. Penyediaan dan pemanfaatan bersama air baku/ air bersih sebagaimana dimaksud huruf a dapat mencakup di luar wilayah perkotaan dengan kesepakatan para pihak.

Bagian Kedua Pembangunan Prasarana dan Sarana

P a s a l 5 Pembangunan prasarana dan sarana bangunan pengambilan, pipa transmisi air baku, instalasi pengolah air bersih, pipa transmisi, dan reservoir air bersih dilaksanakan berdasarkan kesepakatan sesuai dengan yang telah ditetapkan sebagaimana tersebut pada Lampiran perjanjian ini.

Bagian Ketiga Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan

P a s a l 6 (1) Pengelolaan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana bangunan pengambilan, pipa transmisi air baku, instalasi pengolah air bersih pipa transmisi, dan reservoir air bersih dikelola bersama oleh para pihak, dilaksanakan berdasar prinsip pengelolaan perusahaan. (2) Pengelolaan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi pada wilayah Kabupaten/ Kota dilaksanakan masing-masing oleh para pihak.

Page 133: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

125

Bagian Keempat Pembentukan Lembaga Organisasi dan Tata Kerja

Paragraf 1 P a s a l 7

Lembaga pengelola dibentuk berdasar kesepakatan bersama para pihak ditetapkan atas prinsip berdaya guna dan berhasil guna.

Paragraf 2 Tim Pengawas P a s a l 8

(1) Tim Pengawas adalah lembaga non struktural sebagai lembaga pengawasan kegiatan pengelolaan Air Bersih. (2) Tim Pengawas sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri atas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dan Kepala Bagian Perekonomian para pihak. (3) Susunan Personalia Tim Pengawas terdiri atas Ketua, Sekretaris, dan Anggota. (4) Ketua Tim Pengawas sebagaimana dimaksud ayat (3) dijabat secara bergantian oleh Direktur Utama PDAM para pihak. (5) Sekretaris Tim Pengawas sebagaimana dimaksud ayat (3) adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah pada Kabupaten atau Kota bersangkutan pada ayat (4). (6) Tim Pengawas sebagaimana dimaksud ayat (2) diangkat dan diberhentikan oleh para pihak.

P a s a l 9 (1) Tim Pengawas mempunyai fungsi pengawasan kegiatan pengelolaan Air Bersih di bidang Teknik, Administrasi, dan Keuangan. (2) Dalam melaksanakan fungsinya Tim Pengawas mempunyai tugas mengawasi dan mengarahkan serta mengadakan evaluasi pelaksanaan tugas kepala lembaga pengelola Air Bersih serta mengesahkan usulan kegiatan, program kerja dan keuangan serta memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati atau Walikota.

Paragraf 3 Penetapan dan Pendapatan Personil

P a s a l 10 (1) Personil ditetapkan secara bersama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan prinsip efisiensi. (2) Personil terdiri dari personil PDAM para pihak serta pegawai harian lepas. (3) Pengangkatan dan pemberhentian personil selain yang duduk di luar struktur organisasi pengelola operasi dan pemeliharaan ditetapkan oleh kepala lembaga pengelola atas persetujuan para pihak. (4) Gaji, insentif, tunjangan dan pendapatan lain pegawai yang dipekerjakan pada lembaga pengelola operasi dan pemeliharaan Instalasi Pengolah Air Minum ditetapkan bersama oleh para pihak. (5) Jenjang karier pegawai Pegawai PDAM yang dipekerjakan pada organisasi pengelola operasi dan pemeliharaan Instalasi Pengolah Air Bersih diatur berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 134: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

126

Bagian Kelima Pembiayaan P a s a l 11

(1) Biaya pengembangan prasarana dan sarana bangunan pengambilan, pipa transmisi air baku, instalasi pengolah air bersih, pipa transmisi, dan reservoir air bersih, dan pengelolaan lingkungan ditanggung bersama oleh para pihak. (2) Biaya pengelolaan operasi dan pemeliharaan ditanggung bersama secara proporsional berdasarkan perhitungan jumlah volume pemakaian air bersih. (3) Dukungan biaya pengelolaan dan pengembangan dapat diperoleh dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi dan Lembaga donor.

Bagian Keenam Penetapan Tarif Dasar Harga Air Bersih

Paragraf 1 Penetapan Tarif P a s a l 12

Penetapan tarif dasar harga air bersih hasil pengolahan air untuk keperluan di wilayah pelayanan para pihak ditetapkan berdasarkan harga produksi berdasarkan perhitungan pengelola dan ditetapkan atas persetujuan para pihak.

Paragraf 2 Penarikan Rekening

P a s a l 13 (1) Pengelolaan operasi dan pemeliharaan di wilayah para pihak dilaksanakan oleh masing-masing pihak. (2) Penarikan rekening jasa air di wilayah para pihak dilaksanakan oleh para pihak yang mengelola Perusahaan Daerah Air Minum.

Bagian Ketujuh Pengelolaan Lingkungan Hidup

P a s a l 14 (1) Konservasi sumberdaya air, kerusakan lingkungan dan dampak sosial yang timbul dengan keberadaan prasarana dan sarana air bersih diatur sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku; (2) Pengelolaan lingkungan dilaksanakan oleh lembaga pengelola air bersih bekerjasama dengan instansi yang menangani bidang lingkungan hidup Kabupaten atau Kota keberadaan prasarana dan sarana instalasi pengolah air bersih; (3) Pemantauan lingkungan dilaksanakan oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDALDA) Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB IV PEMBANGUNAN, PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN BEKERJASAMA

DENGAN PIHAK SWASTA P a s a l 15

Pembangunan, pengelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana pengolah air bersih baik sebagian atau seluruhnya dapat dikerjasamakan dengan swasta atas persetujuan para pihak sesuai dengan peraturan per-Undang-Undangan yang berlaku.

Page 135: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

127

BAB V Bagian Kesatu

Kewajiban dan Hak Para Pihak P a s a l 16

Para pihak mempunyai kewajiban melaksanakan pembinaan kepada Perusahaan Daerah Air Minum di masing-masing daerah para pihak segera setelah penandatanganan perjanjian ini.

P a s a l 17 (1) PDAM para pihak mempunyai hak memperoleh air bersih hasil pengolahan prasarana dan sarana bangunan pengambilan, pipa transmisi air baku, instalasi pengolah air bersih, pipa transmisi, dan reservoir air bersih guna pelayanan air bersih di dalam dan luar wilayah Perkotaan Yogyakarta para pihak. (2) Para Pihak memperoleh laporan pengelolaan air bersih dari lembaga pengelola tiap semester.

Bagian Kedua Kewajiban dan Hak Pengelola

P a s a l 18 Lembaga yang telah ditetapkan sebagai pengelola operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana bangunan pengambilan, pipa transmisi air baku, instalasi pengelola air bersih, pipa transmisi, dan reservoir air bersih berkewajiban sebagai berikut : 1. Melaksanakan pengelolaan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana bangunan pengambilan, pipa transmisi air baku, instalasi pengolah air bersih, pipa transmisi, dan reservoir air bersih berdasarkan petunjuk teknik pengelolaan prasarana dan sarana air bersih; 2. Melaksanakan perawatan dan pemeliharaan alat berat dan mekanik listrik serta seluruh prasarana dan sarana; 3. Melaksanakan pengembangan prasarana dan sarana instalasi pengolah air bersih dan pipa transmisi air baku dan air bersih serta reservoir sesuai dengan tahapan yang telah disepakati bersama para pihak; 4. Bertanggung jawab terhadap gaji, upah, insentif, tunjangan dan jenjang karier pegawai yang dipekerjakan; 5. Melaporkan hasil kegiatan pengelolaan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana pengolah air bersih, pipa transmisi setiap semester kepada para pihak; 6. Menyediakan air bersih sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati oleh para pihak.

P a s a l 19 Lembaga pengelola operasi dan pemeliharaan berhak menerima pembayaran atas air bersih yang dipergunakan oleh PDAM para pihak sesuai dengan jumlah volume pemakaian.

BAB VI

JANGKA WAKTU P a s a l 20

(1) Perjanjian ini mengikat para pihak selama 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak penandatanganan perjanjian dan diadakan evaluasi setiap 5 (lima) tahun; (2) Berakhirnya perjanjian tidak membebaskan para pihak untuk tetap menyelesaikan kewajiban yang sedang berjalan; (3) Perjanjian ini dapat diperpanjang dengan persetujuan para pihak; (4) Apabila perjanjian ini tidak diperpanjang segala asset prasarana dan sarana bangunan pengambilan, pipa transmisi air baku, instalasi pengolah air bersih, pipa transmisi, dan reservoir air bersih akan diperhitungkan bersama para pihak berdasarkan musyawarah dan mufakat.

Page 136: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

128

BAB VII SANKSI

P a s a l 21 (1) Apabila para pihak melakukan wanprestasi terhadap kewajiban membayar air yang dipergunakan maka para pihak tidak diperbolehkan memanfaatkan prasarana dan sarana bangunan pengambilan, pipa transmisi air baku, instalasi pengolah air bersih, pipa transmisi, dan reservoir air bersih. (2) Apabila para pihak tidak melakukan pembayaran sebagaimana dimaksud ayat (1) dalam tenggang waktu 2 (dua) bulan maka para pihak tidak mendapatkan pelayanan air bersih untuk bulan berikutnya dan akan dilakukan pemutusan setelah pemberitahuan disampaikan kepada para pihak. (3) Apabila para pihak melakukan keterlambatan dalam pembayaran biaya operasional setelah tenggang waktu selama 2 (dua) minggu maka akan dikenakan denda sebesar 2 per mil (dua per seribu) dari jumlah kewajiban yang harus dibayarkan.

BAB VIII PERSELISIHAN P a s a l 22

(1) Perselisihan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan perjanjian ini diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh para pihak. (2) Apabila penyelesaian sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak tercapai, maka para pihak sepakat menyelesaikan sesuai peraturan perundangan yang berlaku, melalui Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai mediator.

BAB IX KETENTUAN PENUTUP

P a s a l 23 (1) Perubahan dan pembatalan, baik sebagian atau keseluruhan dalam perjanjian ini hanya dapat dilakukan atas persetujuan para pihak. (2) Ketentuan yang belum diatur dalam perjanjian ini sepanjang tidak bertentangan dengan dasar dan tujuan perjanjian kerjasama dapat diselesaikan dan diputuskan bersama oleh para pihak secara musyawarah mufakat.

P a s a l 24 (1) Perjanjian ini dibuat rangkap 6 (enam), 3 (tiga) diantaranya bermeterai cukup yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama. (2) Perjanjian ini mulai berlaku sejak penandatanganan. BUPATI BANTUL BUPATI SLEMAN WALIKOTA YOGYAKARTA TTD TTD TTD Drs. H.M. Idham Samawi Drs. Ibnu Subiyanto, Akt H. Herry Zudianto,SE, Akt, MM

Page 137: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

129

LAMPIRAN 5 PERJANJIAN KERJASAMA

ANTAR PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL, KABUPATEN SLEMAN,

DAN KOTA YOGYAKARTA TENTANG

PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA SISTEM TRANSPORTASI

Pemerintah Pemerintah Pemerintah Kabupaten Bantul Kabupaten Sleman Kota Yogyakarta

PERJANJIAN KERJASAMA ANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL, KABUPATEN SLEMAN, DAN KOTA YOGYAKARTA

TENTANG PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA SISTEM TRANSPORTASI

10/Perj/Bt/2001 NOMOR : 8/PK. KDH/2001

05/PK/2001

Pada hari ini Rabu tanggal dua puluh delapan bulan sebelas tahun dua ribu satu bertempat di Hotel Radisson Yogyakarta, kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama : Drs. H.M. IDHAM SAMAWI, Jabatan : Bupati Bantul dalam hal ini mewakili serta bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Bantul, berkedudukan di komplek Parasamya Jalan R.W. Monginsidi Nomor 1 Bantul, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA; 2. Nama : Drs. IBNU SUBIYANTO, Akt, Jabatan : Bupati Sleman dalam hal ini mewakili serta bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Sleman, berkedudukan di Jalan Parasamya Beran Tridadi Sleman, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA; 3. Nama : H. HERRY ZUDIANTO, SE, Akt, MM Jabatan : Walikota Yogyakarta dalam hal ini mewakili serta bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kota Yogyakarta, berkedudukan di Jalan Kenari Nomor 56 Komplek Balaikota Yogyakarta, selanjutnya disebut PIHAK KETIGA; Para pihak telah sepakat untuk membuat perjanjian kerjasama tentang pengelolaan transportasi dengan ketentuan sebagai berikut:

BAB I DASAR DAN TUJUAN

P a s a l 1 Dasar perjanjian kerjasama : 1. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2000 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman; 2. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 28 Tahun 2000 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan;

Page 138: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

130

3. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 48 Tahun 2000 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul; 4. Keputusan Bersama Bupati Bantul, Bupati Sleman dan Walikota Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2001, Nomor 01/PK.KDH/2001, Nomor 01 Tahun 2001 tentang Kerjasama Pengelolaan Prasarana dan Sarana Perkotaan antar Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta; 5. Keputusan Bersama Bupati Bantul, Bupati Sleman, dan Walikota Yogyakarta Nomor 04/PERJ/BT/2001, Nomor 38/Kep.KDH/2001, dan Nomor 03 Tahun 2001 tentang Pembentukan Sekretariat Bersama Pengelolaan Prasarana dan Sarana Perkotaan antar Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta; 6. Keputusan Bupati Sleman Nomor 21/Kep.KDH/2001 tentang Struktur Organisasi Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum, Perhubungan, dan Pertambangan; 7. Keputusan Bupati Bantul Nomor 154 Tahun 2001 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul.

P a s a l 2 Para pihak mengadakan perjanjian kerjasama atas dasar prinsip saling membantu dan menguntungkan dalam pengelolaan prasarana dan sarana transportasi dengan tujuan terciptanya sinkronisasi program, kegiatan pengelolaan prasarana dan sarana transportasi di wilayah perkotaan Yogyakarta.

BAB II RUANG LINGKUP

P a s a l 3 Ruang lingkup perjanjian adalah sebagai berikut : a. Pengelolaan prasarana dan sarana sistem transportasi di wilayah perkotaan Yogyakarta yang meliputi: 1. Lima Kecamatan di wilayah Kabupaten Bantul : a) Kecamatan Kasihan; b) Kecamatan Banguntapan; c) Kecamatan Pleret; d) Kecamatan Sewon; e) Kecamatan Piyungan; 2. Empat belas Kecamatan di wilayah Kota Yogyakarta : a) Kecamatan Mantrijeron; b) Kecamatan Kotagede; c) Kecamatan Umbulharjo; d) Kecamatan Wirobrajan; e) Kecamatan Mergangsan; f) Kecamatan Kraton; g) Kecamatan Pakualaman; h) Kecamatan Ngampilan; i) Kecamatan Gedong Tengen; j) Kecamatan Jetis; k) Kecamatan Gondokusuman; l) Kecamatan Danurejan; m) Kecamatan Gondomanan; n) Kecamatan Tegalrejo ; 3. Sembilan Kecamatan di wilayah Kabupaten Sleman : a) Kecamatan Gamping;

Page 139: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

131

b) Kecamatan Ngaglik; c) Kecamatan Mlati; d) Kecamatan Berbah; e) Kecamatan Depok; f) Kecamatan Sleman; g) Kecamatan Ngemplak; h) Kecamatan Kalasan; i) Kecamatan Godean ; b. Pengelolaan sistem transportasi : 1. Sub Sistem Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Angkutan Jalan; 2. Sub Sistem Manajemen Angkutan Orang; 3. Sub Sistem Manajemen Angkutan Barang; 4. Sub Sistem Manajemen Simpul/Terminal Transportasi Jalan; 5. Sub Sistem Jaringan Transportasi Jalan Rel Kereta Api Perkotaan; 6. Sub Sistem Pembinaan, Penyuluhan dan Pengawasan; dan 7. Dampak Lingkungan.

BAB III PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA SISTEM TRANSPORTASI

Bagian Pertama P a s a l 4

(1) Untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang terpadu dengan moda transportasi lain di wilayah perkotaan jaringan transportasi jalan yang menghubungkan seluruh wilayah perkotaan ditetapkan bersama oleh para pihak meliputi: a. Jaringan transportasi jalan primer pada jaringan jalan primer; b. Jaringan transportasi jalan sekunder pada jaringan jalan sekunder. (2) Penetapan jaringan transportasi jalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan pada kebutuhan transportasi, peranan, kapasitas lalu lintas, dan kelas jalan serta ruang kegiatan.

Bagian Kedua Sub Sistem Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas Angkutan Jalan

Paragraf 1 Jaringan Transportasi Jalan

P a s a l 5 Penetapan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pengaturan, dan pengawasan di Wilayah perkotaan dilaksanakan oleh masing-masing pihak berdasarkan kesepakatan bersama para pihak.

Paragraf 2 Perlengkapan Jalan

P a s a l 6 (1) Dalam upaya mewujudkan keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas serta memberi kemudahan bagi pemakai jalan, di wilayah perkotaan pengelolaan sistem manajemen dan rekayasa lalu lintas berupa perlengkapan jalan meliputi: a. rambu-rambu; b. marka jalan; c. alat pemberi isyarat lalu lintas; d. alat pengendali dan pengaman pemakai jalan; e. alat pengawasan dan pengamanan jalan; f. fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di jalan dan di luar jalan; dan g. fasilitas parkir untuk umum.

Page 140: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

132

(2) Perlengkapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah: a. rambu-rambu yang meliputi rambu peringatan, larangan, perintah, petunjuk; b. marka jalan terdiri dari atas: marka membujur, melintang, serong, lambang, dan marka lainnya yang berfungsi untuk mengatur lalu lintas atau memperingatkan atau menuntun pemakai jalan dan dalam berlalu lintas; c. alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) berfungsi untuk mengatur kendaraan dan atau pejalan kaki; d. alat pengendali, dan pengaman pemakai jalan yang berfungsi untuk pengendalian kecepatan, ukuran dan muatan kendaraan pada ruas jalan di perkotaan dan alat pengaman yang berfungsi sebagai pengaman dan pemberi arah bagi pemakai jalan pada ruas jalan; e. alat pengawasan dan pengamanan jalan yang diperuntukkan guna mengawasi penggunaan jalan agar dicegah kerusakan jalan yang diakibatkan pengoperasian kendaraan di jalan yang melebihi ketentuan; (3) Perencanaan, Pemasangan, dan Pengelolaan Perlengkapan jalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) di wilayah perbatasan antara para pihak mulai dari tahapan penetapan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan, dan pengawasan ditetapkan bersama oleh pihak terkait.

Paragraf 3 Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

P a s a l 7 (1) Untuk menunjang keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, fasilitas parkir di badan jalan, dan di luar badan jalan, fasilitas pejalan kaki, tempat pemberhentian kendaraan penumpang umum, fasilitas penyeberangan orang dan atau kendaraan, jembatan penyeberangan di wilayah perbatasan ditetapkan bersama antara pihak terkait. (2) Pengelolaan parkir di badan jalan meliputi mekanisme, pengaturan perparkiran pada wilayah perbatasan para pihak ditetapkan bersama oleh para pihak. (3) Para pihak dapat membuat bersama fasilitas parkir di luar badan jalan/fasilitas parkir untuk umum yang terletak di wilayah perbatasan meliputi taman parkir dan gedung parkir. (4) Pengelolaan parkir tersebut dalam ayat (3) yang meliputi penetapan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan penetapan serta penarikan retribusi ditetapkan bersama oleh para pihak.

Bagian Ketiga Sub Sistem Manajemen Angkutan Orang

Jaringan Angkutan Umum P a s a l 8

(1) Jaringan trayek tetap dan teratur meliputi jaringan trayek perkotaan ditetapkan bersama oleh para pihak. (2) Wilayah operasi taksi ditetapkan bersama oleh para pihak. (3) Pengendalian jumlah armada yang melayani trayek sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan bersama oleh para pihak sesuai dengan pengelolaan transportasi. (4) Keterpaduan dalam penyediaan Sistem Informasi Manajemen Angkutan Orang (SIMA O) jaringan trayek. (5) Prosedur dan mekanisme perizinan angkutan orang sebagai kelengkapan operasional di jalan ditetapkan oleh para pihak dengan memberikan tembusan kepada masing-masing pihak. (6) Pengaturan kendaraan umum tidak bermotor diatur tersendiri berdasarkan kesepakatan para pihak.

Page 141: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

133

Bagian Keempat Sub Sistem Manajemen Angkutan Barang

Paragraf 1 Jaringan Lintas

P a s a l 9 (1) Untuk keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas angkutan jalan, jaringan lintas angkutan barang bagi kendaraan bermotor angkutan barang umum, kendaraan bermotor angkutan barang khusus, kendaraan bermotor angkutan berbahaya, kendaraan bermotor angkutan alat berat dan kendaraan bermotor angkutan peti kemas yang melayani di wilayah perkotaan Yogyakarta ditetapkan bersama oleh para pihak. (2) Persyaratan dan tata cara penetapan jaringan lintas sebagaimana dimaksud ayat (1) disepakati bersama oleh para pihak dan diatur dalam peraturan daerah. (3) Jaringan lintas sebagaimana tersebut pada ayat (1) direncanakan dan dilaksanakan bersama oleh para pihak dalam bentuk data base dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Angkutan Barang (SIMA B).

Paragraf 2 Uji Teknik dan Laik Jalan Kendaraan Bermotor

P a s a l 10 (1) Setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di wilayah perkotaan Yogyakarta harus sesuai dengan peruntukannya, wajib memenuhi persyaratan teknik dan laik jalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Uji kendaraan untuk memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan dapat dilakukan bekerjasama dengan para pihak.

Paragraf 3 Dispensasi Jalan

P a s a l 11 Para pihak dapat mengeluarkan ijin dispensasi jalan pada ruas jalan di perbatasan dalam wilayah perkotaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, setelah berkoordinasi dengan pihak terkait.

Bagian Kelima Sub Sistem Manajemen Simpul, Terminal Transportasi Jalan

Paragraf 1 Terminal Angkutan Penumpang

P a s a l 12 (1) Untuk menunjang kelancaran mobilitas orang serta keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib, di lokasi tertentu dapat dibangun dan diselenggarakan terminal angkutan penumpang berdasarkan kesepakatan antar para pihak. (2) Lokasi pembangunan terminal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus sesuai dengan Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dapat ditempatkan di wilayah para pihak dan dilaksanakan bersama oleh para pihak. (3) Pembangunan terminal dimaksud dalam ayat (1) dapat dilaksanakan bersama para pihak dan dapat mengikutsertakan pihak swasta dan atau badan hukum.

Page 142: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

134

Paragraf 2 Terminal Angkutan Barang

P a s a l 13 (1) Untuk menunjang kelancaran mobilitas arus barang dan untuk keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib, di lokasi tertentu dapat dibangun dan diselenggarakan terminal angkutan barang berdasarkan kesepakatan para pihak. (2) Lokasi pembangunan terminal angkutan barang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus sesuai dengan Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan dapat ditempatkan di wilayah para pihak dan dilaksanakan bersama para pihak. (3) Pembangunan terminal dimaksud dalam ayat (1) dapat dilaksanakan bersama para pihak dan dapat mengikutsertakan pihak swasta dan atau badan hukum.

Paragraf 3 Pangkalan dan Tempat Peristirahatan Kendaraan Angkutan Barang

P a s a l 14 (1) Pangkalan dan atau tempat peristirahatan untuk memberikan fasilitas tempat istirahat pengemudi angkutan barang serta sebagai tempat tenggang waktu masuknya barang ke wilayah perkotaan perlu dilengkapi fasilitas yang memadai dan keperluanreparasi/perbaikan ringan dan pencucian kendaraan. (2) Lokasi pangkalan dan atau tempat peristirahatan ditetapkan bersama oleh para pihak. (3) Biaya pengelolaan operasi dan pemeliharan ditanggung oleh para pengelola dari dana yang diperoleh dari pungutan / retribusi kendaraan.

Bagian Keenam Sub Sistem Jaringan Transportasi Jalan Rel Kereta Api Perkotaan

P a s a l 15 Dalam upaya mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang/orang dan barang dan kelancaran antar moda, para pihak dapat bekerjasama dengan pihak Perseroan Terbatas Kereta Api (PT KAI) Daerah Operasi (DAOP) VI untuk pengadaan Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rapid Transit (LRT) sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Ketujuh Sub Sistem Pembinaan, Penyuluhan, Dan Pengawasan

Paragraf 1 Pembinaan dan Penyuluhan

P a s a l 16 (1) Pembinaan, penyuluhan, dan pengawasan di bidang lalu lintas angkutan jalan di wilayah perkotaan Yogyakarta dilakukan secara koordinasi dan sinkronisasi bersama oleh para pihak. (2) Dalam upaya meningkatkan kinerja penyuluhan, pembinaan, dan pengawasan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), peningkatan sumber daya manusia adalah bersama antar para pihak.

Bagian Kedelapan Dampak Lingkungan

P a s a l 17 (1) Pencegahan pencemaran udara dan kebisingan suara kendaraan bermotor yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan dan dampak sosial yang timbul ditanggung bersama oleh para pihak, diatur bersama para pihak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. (2) Pengelolaan lingkungan dilaksanakan instansi yang menangani bidang lingkungan hidup Kabupaten dan Kota.

Page 143: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

135

(3) Pemantauan lingkungan dilaksanakan oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDALDA) Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bagian Kesembilan Pembiayaan P a s a l 18

(1) Biaya pengelolaan sistem transportasi termasuk pengelolaan dampak lingkungan ditanggung oleh para pihak. (2) Dukungan biaya pengelolaan dan pengembangan dapat diperoleh dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, atau lembaga donor.

Bagian Kesepuluh Monitoring dan Evaluasi

P a s a l 19 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama ini dilaksanakan oleh Sekretariat Bersama Pengelolaan Prasarana dan Sarana Perkotaan antar Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta.

BAB IV JANGKA WAKTU

P a s a l 20 (1) Perjanjian ini mengikat para pihak selama 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak penandatanganan perjanjian dan diadakan evaluasi setiap 5 (lima) tahun. (2) Perjanjian ini dapat diperpanjang dengan persetujuan para pihak.

BAB V PERSELISIHAN P a s a l 21

(1) Perselisihan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan perjanjian ini diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh para pihak. (2) Apabila penyelesaian sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak tercapai, maka para pihak sepakat menyelesaikan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, melalui Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai mediator.

BAB VI KETENTUAN PENUTUP

P a s a l 22 (1) Perubahan dan pembatalan, baik sebagian atau keseluruhan dalam perjanjian ini hanya dapat dilakukan atas persetujuan para pihak. (2) Ketentuan yang belum diatur dalam perjanjian ini sepanjang tidak bertentangan dengan dasar dan tujuan perjanjian kerjasama dapat diselesaikan dan diputuskan bersama oleh para pihak secara musyawarah mufakat.

P a s a l 23 (1) Perjanjian ini dibuat rangkap 6 (enam), 3 (tiga) diantaranya bermeterai cukup yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama. (2) Perjanjian ini mulai berlaku sejak penandatanganan. BUPATI BANTUL, BUPATI SLEMAN, WALIKOTA YOGYAKARTA TTD TTD TTD Drs. H.M. Idham Samawi Drs. Ibnu Subiyanto, Akt H. Herry Zudianto, SE,Akt,MM

Page 144: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

136

LAMPIRAN 6 PERJANJIAN KERJASAMA

ANTAR PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA, KABUPATEN SLEMAN,

DAN KABUPATEN BANTUL TENTANG

PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA JALAN DI WILAYAH PERKOTAAN YOGYAKARTA

Pemerintah Pemerintah Pemerintah Kabupaten Bantul Kabupaten Sleman Kota Yogyakarta

PERJANJIAN KERJASAMA ANTAR

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA, KABUPATEN SLEMAN, DAN KABUPATEN BANTUL

TENTANG PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA JALAN

DI WILAYAH PERKOTAAN YOGYAKARTA ___________________

NOMOR : ___________________ ___________________

Pada hari ini, ............. tanggal ..... bulan ............. tahun dua ribu tiga bertempat di ..................................., kami yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : H. HERRY ZUDIANTO, SE, Akt, MM Jabatan : Walikota Yogyakarta dalam hal ini mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kota Yogyakarta, berkedudukan di Jalan Kenari Nomor 56 Yogyakarta, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA; 2. Nama : Drs. IBNU SUBIYANTO, Akt Jabatan : Bupati Sleman dalam hal ini mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Sleman, berkedudukan di Jalan Parasamya Tridadi Sleman, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA; 3. Nama : Drs H.M. IDHAM SAMAWI Jabatan : Bupati Bantul dalam hal ini mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Bantul, berkedudukan di Kompleks Parasamya Jalan R.W. Monginsidi Nomor 1 Bantul, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KETIGA; Para pihak telah sepakat untuk membuat perjanjian kerjasama tentang pengelolaan prasarana dan sarana jalan di wilayah Perkotaan Yogyakarta dengan ketentuan sebagai berikut:

Page 145: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

137

BAB I DASAR DAN TUJUAN

P a s a l 1 Dasar perjanjian kerjasama: 1. Keputusan Bersama Walikota Yogyakarta, Bupati Sleman dan Bupati Bantul Nomor 01 Tahun 2001, Nomor 01/PK.KDH/2001, Nomor 18 Tahun 2001 tentang Kerjasama Pengelolaan Prasarana dan Sarana Perkotaan antar Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta; 2. Keputusan Bersama Walikota Yogyakarta, Bupati Sleman, dan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2001, Nomor 38/Kep.KDH/2001, dan Nomor 04/PERJ/BT/2001 tentang Pembentukan Sekretariat Bersama Pengelolaan Prasarana dan Sarana Perkotaan antar Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta.

P a s a l 2 Para pihak mengadakan perjanjian kerjasama atas dasar prinsip saling membantu dan menguntungkan dalam pengelolaan prasarana dan sarana jalan dengan tujuan terwujudnya sinkronisasi pengelolaan prasarana dan sarana jalan di wilayah perkotaan Yogyakarta.

BAB II

RUANG LINGKUP P a s a l 3

Ruang lingkup perjanjian kerjasama adalah sebagai berikut: a. Pengelolaan prasarana dan sarana jalan di wilayah perkotaan Yogyakarta meliputi wilayah: 1. Empat Kecamatan di wilayah Kabupaten Bantul: a) Kecamatan Kasihan; b) Kecamatan Banguntapan; c) Kecamatan Sewon; d) Kecamatan Piyungan. 2. Delapan Kecamatan di wilayah Kota Yogyakarta: a) Kecamatan Mantrijeron; b) Kecamatan Kotagede; c) Kecamatan Umbulharjo; d) Kecamatan Wirobrajan; e) Kecamatan Mergangsan; f) Kecamatan Jetis; g) Kecamatan Gondokusuman; h) Kecamatan Tegalrejo. 3. Lima Kecamatan di wilayah Kabupaten Sleman: a) Kecamatan Gamping; b) Kecamatan Mlati; c) Kecamatan Berbah; d) Kecamatan Depok; e) Kecamatan Godean. b. Ruas jalan yang dikerjasamakan adalah ruas jalan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang berada di wilayah perbatasan antar kabupaten/kota. c. Prasarana dan sarana jalan sebagaimana tersebut dalam lampiran perjanjian kerjasama ini meliputi ruas jalan:

Page 146: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

138

1. Kabupaten Bantul - Kabupaten Sleman meliputi: a) Jalan Kemusuk Lor – Simpang Sedayu/Berjo – Nglahar; b) Jalan Kemusuk Lor – Nulis/Nulis – Godean; c) Jalan Kemusuk Lor – Puluhan/Sembuh – Gunung Pule; d) Jalan Karangnongko-Sumberan/Sumberan-Gamping; e) Jalan Wonocatur – Wot Galeh/Pelem – Berbah; f) Jalan Ngentak – Temuwuh/Dukuh – Temuwuh; g) Jalan Tempel – Gowok/Ambarukmo – Sorowajan; h) Jalan Payak – Krasakan/Boko – Payak; i) Jalan Petir – Kedungpucang/Jlatren – Petir; j) Jalan Sambikerep – Metes/Pasekan – Sembung; k) Jalan Sanggrahan – Prangwedanan/Dadapan – Gandu; l) Jalan Tlogo – Gangin/Patukan – Gangin. 2. Kota Yogyakarta - Kabupaten Sleman meliputi: a) Jalan Jambon/Jambon – Karangwaru; b) Jalan Petakbaru/Bener – Jambon; c) Jalan Gotongroyong I/Blunyah – Mesan; d) Jalan Terban – Colombo; e) Jalan Prof. Yohanes - Prof. Yohanes; f) Jalan Gejayan/Demangan – Condong Catur; g) Jalan Ipda Tut Harsono/IAIN – Gendeng. 3. Kota Yogyakarta – Kabupaten Bantul meliputi: a) Jalan Bener/Tambak – Kembang; b) Jalan Indraprasta/Tegalrejo – Soragan; c) Jalan Patangpuluhan/Sonosewu – Ambarwinangun; d) Jalan Madumurti/Bugisan –Soboman; e) Jalan Bugisan/Padokan – Bugisan; f) Jalan Prapanca/Dukuh – SMKI; g) Jalan DI Panjaitan/Krapyak – Glugo; h) Jalan Sisingamangaraja/Karangkajen – Wojo; i) Jalan Ki A Pemanahan/RSU Kodya – Tamanan; j) Jalan Watugilang/Watugilang – Singosaren; k) Jalan Purbayan/Singosaren - Wirokerten; l) Jalan AMD (Kr Miri)/Singosaren – Jagalan; m) Jalan Karanglo/Kotagede – Jogoragan; n) Jalan Balerejo/Gedongkuning – Babadan; o) Jalan Wirotomo/Nuri – Soragan; p) Jalan Pakuncen/Cungkuk – Sutopadan. d. Pengelolaan Prasarana dan Sarana Jalan meliputi: 1. Penyusunan program dan perencanaan; 2. Pelaksanaan kegiatan meliputi: a. penetapan jaringan jalan; b. penetapan status, fungsi dan kelas jalan; c. pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jalan; d. operasi dan pemeliharaan jalan. 3. Pengawasan meliputi: a. sosialisasi dan penertiban; b. pemberian ijin dispensasi jalan; c. pengelolaan dampak lingkungan. 4. Pembiayaan; 5. Monitoring dan evaluasi.

Page 147: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

139

BAB III PENGELOLAAN PRASARANA DAN SARANA JALAN

Bagian Pertama Penyusunan Program dan Perencanaan

P a s a l 4 Penetapan kebijakan dalam pengelolaan prasarana dan sarana jalan terutama dalam penetapan program dan perencanaan di wilayah perkotaan dilaksanakan oleh masingmasing pihak berdasarkan kesepakatan para pihak sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Bagian Kedua Pelaksanaan Kegiatan

Paragraf 1 Penetapan Jaringan Jalan

P a s a l 5 (1) Dalam upaya mewujudkan jalan yang terpadu antar ruas jalan di wilayah perbatasan perkotaan perlu ditetapkan jaringan jalan yang menghubungkan seluruh wilayah perbatasan perkotaan meliputi: a) jaringan jalan kolektor; b) jaringan jalan lokal. (2) Penetapan jaringan jalan didasarkan pada kebutuhan transportasi, peranan, kapasitas, dan kelas serta ruang kegiatan. (3) Tata cara penetapan jaringan jalan disepakati oleh para pihak dan diatur dalam peraturan daerah masing-masing pihak. (4) Jaringan jalan direncanakan oleh para pihak dalam bentuk data base dengan mempergunakan Sistem Informasi Prasarana Jalan. (5) Ruas jalan nasional dan propinsi yang terletak di dalam ring road yang belum ditangani oleh para pihak diusulkan oleh para pihak melalui Sekretariat Bersama untuk dikelola oleh Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Paragraf 2 Penetapan Status, Fungsi dan Kelas Jalan

P a s a l 6 (1) Dalam upaya mewujudkan keselamatan, keamanan, ketertiban, kelancaran lalu lintas angkutan jalan, serta keamanan kontruksi jalan perlu penetapan status, fungsi dan kelas jalan di wilayah perkotaan berdasarkan kesepakatan para pihak. (2) Para pihak dapat melaksanakan perubahan status, fungsi dan kelas jalan di wilayah perbatasan berdasarkan kesepakatan para pihak

Paragraf 3 Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Jalan

P a s a l 7 (1) Kegiatan pembangunan, peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan rutin pada wilayah perbatasan dengan tahapan kegiatan meliputi penetapan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan ditetapkan oleh para pihak. (2) Pelaksanaan kegiatan sebagaimanan dimaksud ayat (1) berpedoman pada program dan perencanaan yang telah disepakati.

Page 148: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

140

(3) Dalam upaya mewujudkan keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas serta memberikan kemudahan bagi pemakai jalan di wilayah perkotaan, pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (2) dengan memperhatikan sistem manajemen dan rekayasa lalu lintas jalan. (4) Sistem manajemen dan rekayasa lalu lintas meliputi: a. rambu; b. marka jalan; c. alat pemberi isyarat lalu lintas; d. alat pengendali dan pengaman pemakai jalan; e. listrik penerangan jalan; f. pohon perindang jalan; g. drainase jalan; h. trotoar.

Paragraf 4 Operasi dan Pemeliharaan Jalan

Pasal 8 (1) Operasi dan pemeliharaan jalan di wilayah perbatasan dilaksanakan berdasarkan kesepakatan para pihak. (2) Operasi dan pemeliharaan pada ruas jalan tertentu dikelola oleh satu pihak yang mempunyai dan atau memanfaatkan secara dominan. (3) Ruas jalan sebagaimana dimaksud ayat (2), meliputi: A. Perbatasan Kabupaten Bantul dengan Kabupaten Sleman Ruas Jalan Pengelola 1. Jalan Kemusuk Lor – Simpang Sedayu/Berjo – Nglahar; Kab. Bantul dan Kab. Sleman 2. Jalan Kemusuk Lor – Nulis/Nulis – Godean; Kab. Bantul dan Kab. Sleman 3. Jalan Kemusuk Lor – Puluhan/Sembuh – Gunung Pule; Kab. Bantul dan Kab. Sleman 4. Jalan Karangnongko – Sumberan/Sumberan - Gamping; Kab. Bantul dan Kab. Sleman 5. Jalan Wonocatur – Wot Galeh/Pelem – Berbah; Kab. Bantul dan Kab. Sleman 6. Jalan Ngentak – Temuwuh/Dukuh – Temuwuh; Kab. Bantul dan Kab. Sleman 7. Jalan Tempel – Gowok/Ambarukmo – Sorowajan; Kab. Bantul dan Kab. Sleman 8. Jalan Payak – Krasakan/Boko – Payak; Kab. Bantul dan Kab. Sleman 9. Jalan Petir – Kedungpucang/Jlatren – Petir; Kab. Bantul dan Kab. Sleman 10. Jalan Sambikerep – Metes/Pasekan – Sembung; Kab. Bantul dan Kab. Sleman 11. Jalan Sanggrahan – Prangwedanan/Dadapan – Gandu; Kab. Bantul dan Kab. Sleman 12. Jalan Tlogo – Gangin/Patukan – Gangin. Kab. Bantul dan Kab. Sleman

B. Perbatasan Kota Yogyakarta dengan Kabupaten Sleman Ruas Jalan Pengelola 1. Jalan Jambon/Jambon – Karangwaru; Kota Yogyakarta dan Kab. Sleman 2. Jalan Bener - Petakbaru/Petakbaru – Jambon; Kota Yogyakarta dan Kab. Sleman 3. Jalan Gotongroyong I/Blunyah – Mesan; Kota Yogyakarta dan Kab. Sleman 4. Jalan Terban – Colombo; Kab. Sleman 5. Jalan Prof. Yohanes; Kota Yogyakarta 6. Jalan Gejayan/Demangan – Condong Catur; Kab. Sleman 7. Jalan Ipda Tut Harsono/IAIN – Gendeng. Kota Yogyakarta

C. Perbatasan Kota Yogyakarta dengan Kabupaten Bantul Ruas Jalan Pengelola 1. Jalan Bener/Tambak – Kembang; Kota Yogyakarta 2. Jalan Indraprasta/Tegalrejo – Soragan; Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul 3. Jalan Patangpuluhan/Sonosewu – Ambarwinangun; Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul 4. Jalan Madumurti/Bugisan – Soboman; Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul 5. Jalan Bugisan/Padokan – Bugisan; Kab. Bantul 6. Jalan Prapanca/Dukuh – SMKI; Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul 7. Jalan DI Panjaitan/Krapyak – Glugo; Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul 8. Jalan Sisingamangaraja/Karangkajen – Wojo; Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul 9. Jalan Ki A Pemanahan/RSU Kodya – Tamanan; Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul 10. Jalan Watugilang/Watugilang – Singosaren; Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul

Page 149: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

141

11. Jalan Purbayan/Singosaren - Wirokerten; Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul 12. Jalan AMD (Kr Miri)/Singosaren – Jagalan; Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul 13. Jalan Karanglo/Kotagede – Jogoragan; Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul 14. Jalan Balerejo/Gedongkuning – Babadan; Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul 15. Jalan Wirotomo/Nuri – Soragan; Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul 16. Jalan Pakuncen/Cungkuk – Sutopadan. Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul

Bagian Ketiga Pengawasan Paragraf 1

Sosialisasi dan Penertiban P a s a l 9

(1) Sosialisasi dan penertiban pengelolaan prasarana dan sarana jalan di wilayah perbatasan perkotaan Yogyakarta dilakukan dilakukan secara terkoordinasi antar para pihak. (2) Dalam pelaksanaan sosialisasi dan penertiban sebagaimana dimaksud ayat (1), peningkatan sumber daya manusia dilakukan oleh para pihak.

Paragraf 2 Pemberian Ijin Dispensasi Jalan

P a s a l 10 Para pihak dapat mengeluarkan ijin dispensasi jalan pada pembatasan muatan standar tonase pada ruas di dalam wilayah perbatasan perkotaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku setelah berkoordinasi dengan pihak terkait.

Paragraf 3 Pengelolaan Dampak Lingkungan

P a s a l 11 (1) Pengelolaan prasarana dan sarana jalan di wilayah perbatasan perkotaan yang dilaksanakan oleh para pihak harus mempertimbangkan dampak lingkungan. (2) Dampak lingkungan yang timbul ditanggung dan diatur oleh para pihak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Pengelolaan dampak lingkungan dilaksanakan oleh instansi yang menangani bidang lingkungan hidup.

Bagian Keempat Pembiayaan P a s a l 12

(1) Biaya pengelolaan sarana dan prasarana jalan ditanggung dan ditetapkan oleh para pihak. (2) Dukungan biaya pengelolaan dan pengembangan jalan dapat diperoleh dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, lembaga donor, swasta, masyarakat, dan sumber-sumber lain yang sah/ tidak mengikat.

Bagian Kelima

Monitoring dan Evaluasi P a s a l 13

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan perjanjian kerjasama ini dilaksanakan oleh Sekreteriat Bersama Pengelolaan Prasarana dan Sarana Perkotaan antar Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul.

Page 150: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

PANDUAN PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DAERAH

142

BAB IV JANGKA WAKTU

P a s a l 14 Perjanjian kerjasama ini mengikat para pihak selama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak penandatanganan perjanjian kerjasama ini dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pihak.

BAB V PERSELISIHAN P a s a l 15

(1) Perselisihan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan perjanjian kerjasama ini diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh para pihak. (2) Apabila penyelesaian sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak tercapai maka para pihak sepakat menyelesaikan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku melalui Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai mediator.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP P a s a l 16

(1) Perubahan dan pembatalan baik sebagian atau keseluruhan dalam perjanjian kerjasama ini dilakukan berdasarkan kesepakatan para pihak. (2) Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian kerjasama ini akan diatur dan ditetapkan kemudian dalam bentuk Addendum dan atau Amandemen berdasarkan kesepakatan para pihak yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian kerjasama ini.

P a s a l 17

Demikian perjanjian kerjasama ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat sebagaimana disebut pada awal surat perjanjian kerjasama ini, dibuat dalam rangkap 9 (sembilan), 3 (tiga) diantaranya bermeterai cukup yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama. PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA, PIHAK KETIGA, H. Herry Zudianto, SE, Akt, MM Drs. H. Ibnu Subiyanto, Akt Drs. H.M. Idham Samawi

Page 151: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN

 

Page 152: Kerjasama Antar Daerah Juni 2011 Public Disclosure ... · 3.6 Sektor 6: Jalan 88 3.7 Sektor 7: Kesehatan 92 . LAMPIRAN. Perjanjian Kerjasama KAD Kartamantul ... PERSIAPAN PENGORGANISASIAN