Keraton Buton

11
KeLoMpok 1 (satu) _tHReey U.J _tRy Y.A _Wd.RezkH y A.dj _rHezty KERATON

Transcript of Keraton Buton

Page 1: Keraton Buton

KeLoMpok 1 (satu)

_tHReey U.J

_tRy Y.A_Wd.RezkH

y A.dj_rHezty P.S_noeRFia

KERATON

Page 2: Keraton Buton

BATU WOLIO(Petirtaan)

Batu Wolio merupakan Tugu batu setinggi 1 m, berfungsi sebagai tempat pengambilan air suci (Tirta) untuk dimandikan kepada Calon Raja/Sultan sebelum beliau dilantik. Batu wolio di perkirakan berasal dari abad 14 dan air batu tersebut berasal dari mata air Tobe-Tobe. Batu Wolio ini terletak di tengah kawasan benteng keraton, kelurahan melai. tepatnya di sebelah timur masjid agung keraton Buton.

Page 3: Keraton Buton

Masjid agung

keraton buton

Masjid ini didirikan di dalam lingkungan Benteng Kraton Buton Pada tahun 1538 M atau 948 H dengan nama pertama Masigi

Ogena Wolio pada masa pemerintahan Sultan Buton ke-5 Raja Mulae. Ciri

Arsitektur Masjid ini mengandung 2 makna yakni bagian ruang utama dan atap terdiri dari dua tingkat sebagai gambaran 2 alam yaitu alam Sanghir (dunia) dan Alam kabir (akhirat) dan dinding masjid yang terbuat dari tembok permanent, sebagai benteng

ketaqwaan dan keimana

Page 4: Keraton Buton

Makam Karaeng Tunipassulu

Raja Gowa ke XIII

Makam Karaeng Tunipassulu, Raja Gowa ke XIII terdapat di‘Baluarana Siompu’ dan di jaga oleh pemerintah dan masyakat sekitar. Makam Karaeng Tunipassulu di Bau-Bau ini awalnya hanya berhias batu tua sebagai nisan, lalu terhampar begitu saja bersamaan dengan kuburan-kuburan tua lainnya di dalam benteng.

 Untung saja, di tahun 2005 oleh Pemerintah Kota Bau-Bau, makam raja yang konon dikeluarkan dari negerinya (sesuai namanya, Tunipassulu = orang yang dikeluarkan) mendapatkan perhatian khusus. Karaeng Tunipasulu ini bernama lengkap I Tepukaraeng Daeng Parabbung Tuni Pasulu, yang memerintah di tahun 1590 sampai tahun1593, dan benar memang Raja Gowa yang ke-13.

Page 5: Keraton Buton

Makam Mujina kalau ini bertempat di kelurahan Melai dan berada di dalam area perumahan masyarakat Melai. dimana didalam area tersebut terdapat banyak makam dan salah satunya adalah makam Mujina Kalau, yang dibatasi dengan pagar beton dengan lambang berciri khas Rumah Baruga tepat diatas pintu masuk area pemakaman beliau. Turunannya dari sultan 17-29, warna kesukaanya warna kuning emas campur merah dan itulah yang merupakan simbol dari tempat duduknya berbentuk tiga lekungan. Hanya saja di saat Istana/Keraton mengalami perpindahan dari keraton lama ke keraton baru yaitu dimasa kekuasaan Sultan Murhum, semua hilang begitu saja bersama dengan keraton lama yang artinya " Gaib " dan itu merupakan kekuasaan dari ALLAH SWT.

Page 6: Keraton Buton

(Batu Pelantikan) Difungsikan pada abad ke-14, bersamaan dengan tampilnya kerajaan buton. Dipakai pertama untuk pelantikan Raja Buton I (Wakaakaa),kemudian untuk pelantikan Raja atau Sultan. Tahun 1929 atas inisiatif Raja Muhammad Hamidi, dibuatkan atap sebagai pelindung dari hujan dan sinar matahari. Pada tahun 2002 di pagari dengan batu setinggi 175 cm.

BATU POPAUA(BATU PELANTIKAN)

Page 7: Keraton Buton

pada tahun 1712 M Buton beralih menjadi sebuah kesultanan. dari itu pada massa pemerintahan Sultan Syakiyuddin Darul Alam atau biasa di kenal dengan Laelangi. Di masa pemerintahan beliau banyak yang dibangun Benteng keraton Buton dan salah satunya adalah Baruga. Baruga pada masa pemerintahan Laelangi berfungsi sebagai tempat berkumpulnya para sultan untuk melakukan upacara ataupun membahas masalah-masalah ekonomi, politik dan lain-lain yang di hadapi oleh masyarakat Buton. Di samping itu baruga juga digunakan untuk pelantikan sultan.

BARUGA

Page 8: Keraton Buton

KASULANA TOMBI(TIANG BENDERA)

Didirikan pada abad ke-17, untuk mengibarkan Tombi kerajaan Buton. Bahan dasarnya terbuat dari kayu jati dengan tinggi 21 M dari permukaan tanah yang berdiameter antara 25 cm hingga 70 cm. Tiang bendera ini didirikan tepatnya pada tahun 1712 M, di dirikan oleh Sultan Nur Alam dan sudah berumur kurang lebih 300 tahun dan fungsi utama Tiang bendera ini adalah sebuah syarat utama sebuah kerajaan.

Page 9: Keraton Buton

LIANA LATOUNDU(GUA ARUPALAKA)

Gua ini merupakan ceruk kecil bentukan Alam setinggi 1,5 M di jadikan tempat persembunyian Latoundu (Arupalaka) Raja Bone yang berpengaruh di tanah Bugis yang melarikan diri ke Buton pada tahun 1660 dan menetap tidak lama dan kembali lagi ke Sulawesi selatan untuk memimpin perlawanan menghadapi Gowa.

Page 10: Keraton Buton

MAKAM SULTAN MURHUM

Sultan Murhum diangkat menjadi sultan Buton pada abad ke-6 dengan perubahan struktur pemerintahan dalam masa Raja Mulae maka wilayah kerajaan Buton lebih luas lagi. Beliau dalam silsilah, Biasa disebut Lakila ada pula yang menyebut Lakilaponto. Lakilaponto di abaikan namanya menjadi Murhum. Sultan Murhum menerima Syekh Abdul Wahid bersama istrinya di keraton untuk jangan bertemu orang banyak, dimana Syekh Abdul Wahid menganjurkan pada Sultan dan pejabat kerajaan serta seluruh masyarakat agar masuk agama Islam serta mengaku bahwa Muhammad SAW adalah pesuruh ALLAH.

Page 11: Keraton Buton

tRimkasih atazz pRhatianNya…..!!!!

STRES…!!!STRES…!!!

tRimkasih atazz pRhatianNya….

.!!!!

tRimkasih atazz pRhatianNya….

.!!!!