Kerangka Acuan Kerja Rdrt Kawasan Lea Lea
-
Upload
galuh-dgal-tetapsemangat -
Category
Documents
-
view
37 -
download
14
description
Transcript of Kerangka Acuan Kerja Rdrt Kawasan Lea Lea
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENYUSUNAN DOKUMEN RDTR KAWASANLEA LEA
KOTA BAUBAU PROPINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN ANGGARAN 2015
I. LATAR BELAKANG
Kecamatan Lea Lea terletak pada bagian selatan garis katulistiwa serta terletak pada
5o33' – 5o34' Lintang Selatan dan 122o67' – 122o69' Bujur Timur. Batas wilayah
Kecamatan Lea Lea yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Selat Buton, sebelah
Timur berbatasan dengan Kecamatan Bungi, sebelah Selatan berbatasan dengan
Selat Buton dan sebelah Barat berbatasan dengan Selat Buton. Menurut data statistik,
Kecamatan Lea Lea memiliki luas 28,93 km2 atau 13,09 persen dari luas Kota
Baubau, dengan karakteristik sebagian besar wilayahnya pesisir/pantai dan
sebagiannya lagi pertanian. Dengan demikian maka sudah sewajarnya jika penataan
ruangnya pun harus spesifik berbeda dari kawasan perkotaan lain di Kota Baubau.
Seperti diketahui bahwa ruang kota memiliki kemampuan,keterbatasan serta
kesempatan ekonomi yang tidak sama. Sementara itu desakan permintaan akan
lahan sebagai akibat pesatnya pertumbuhan fisik dan transformasi sosial ekonomi
masyarakat seringkali tidak sejalan dengan kesiapaan pemerintah kota dalam
mewadahinya sehingga mengakibatkan terjadinya tumpang tindih dalam pemanfaatan
ruang kota,oleh karena itu perlu dikendalikan.
Pengendalian pemanfaatan ruang kota pada umumnya dilaksanakan dengan
berpedoman pada Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kota. Akan tetapi sesuai dengan tingkatan hierarki, skala dankedalaman materi yang
diatur didalamnya,RTRW Kota pada umumnya hanya mengatur struktur dan pola
pemanfaatan lahan dalam skala makro kota dan belum cukup rinci untuk dijadikan
landasan operasional pengendalian pemanfaatan ruang, khususnya untuk
pengendalian dan pengaturan pembangunan sarana dan prasarana lingkungan
kota.Pengendalian pemanfaatan ruang,pada skala yang lebih rinci dan operasional
pada kawasan kota tertentu seharusnya didasarkan pada Peraturan Daerah tentang
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan.
Pada dasarnya RDTR Kawasan Perkotaan merupakan penjabaran lebih lanjut dari
kebijakan makro keruangan sebagaimana diatur didalam RT/RW Kota Baubau,agar
dapatlebih operasional dalam system pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik kota,baik yang dilaksanakan oleh instansi vertical didaerah,
pemerintah daerah,maupun oleh swasta dan masyarakat.Dalam kedudukan ini maka
RDTR Kawasan Perkotaan setidaknya memuat kebijakan teknis mengenai
penetapan fungsi wilayah kota yangpada hakekatnya menjadi arahan lokasi dari
kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi atau karakteristik tertentu. Kerangka
pemahaman ini menempatkan RDTR Kawasan Perkotaan sebagai salah satu
simpul penting di dalam hierarkhi konsep penataan ruang, yakni sebagai jembatan
yang menghubungkan kebijakan RTRW Kota dengan rekayasa dan rancang bangun
lingkungan binaan.Oleh sebab itu maka menjadi penting dan mendesak bagi
pemerintah kota Baubau untuk tidak hanya menyusun RTRW tetapi juga menyusun
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan.
Pemerintah Kota Baubau pada tahun 2009 telah menyusun RTRW Kota Baubau
dimana Kawasan Lea Lea ditetapkan sebagai salah satu sub pusat pelayanan
perumahan dan prasarana energi serta diarahkan sebagai kawasan penghubung
dengan daerah sekitar seperti Pulau Makassar dan Pulau Muna (Baruta). Disamping
karakteristiknya yang sebagian besar pesisir/pantai seperti yang telah dikemukakan
di atas, dengan adanya rencana pemindahan pelabuhan penyebrangan (Ferry) ke
Lea Lea juga menjadi penting untuk dijadikan bahan pertimbangan mengapa
kawasan ini harus secepatnya dibuatkan rencana rinci.
Sesuai dengan amanat undang-undang No 26 tahun 2007 tentang penataan
ruang,bahwa Pemerintah Kota Baubau mempunyai kewenangan untuk menyusun
Rencana Detail Tata Ruang didalam wilayahnya. Sesuai ketentuan Pasal 59
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang,setiap RTRWkabupaten/kota harus menetapkan bagian dari wilayah
kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-nya.
Untuk itu maka Pemerintah Kota Baubau dalam APBD tahun 2015 melalui Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Tata Kota dan BangunanTahunAnggaran2015
telah mengalokasikan dana untuk pekerjaan Penyusunan RDTR Kota Baubau
(secara substansi merupakan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Kawasan Lea Lea),yang pelaksanaanya diberikan kepada pihak ketiga. Untuk
mewujudkan pekerjaan RDTRKawasan Perkotaan dalam hal ini RDTR Kawasan Lea
LeaKota Baubau yang bermutu,maka dianggap penting melakukan proses seleksi
yang ketat untuk memilih konsultan perencana yang profesional, yang mampu
melakukan analisis mendalam guna memperolehproduk RDTR Kawasan Perkotaan
– Kawasan Lea Lea yang berkualitas.
II. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
A. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Menyiapkan perwujudan ruang,dalam rangka pelaksanaan program
pembangunan kawasan pusat pertumbuhan dan Pengembangan kawasan
perkotaan sebagai Pusat Kegiatan Lokal yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan sekaligus sebagai
kawasan strategis perkotaan dan merupakan kawasan prioritas.
2. Menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian perkembangan kawasan
strategis dengan RTRW Kota Baubau;
3. Menciptakan keterkaitan antar kegiatan yang selaras, serasi dan efisien.
4. Menjaga konsistensi perwujudanr uang kawasan melalui pengendalian
program-program pembangunan kawasan;
5. Mewujudkan ruang kawasan yang indah, berwawasan lingkungan, efisien
dalam alokasi investasi,bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam
penyusunan program pembangunan;
6. Menentukan struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan berdasarkan
kondisi fisik,aspek administrasi pemerintahan, aspek ekonomi,aspek social
kependudukan dan aspek pengurangan resiko bencana;
7. Menyusun rencana peruntukan jenis dan besaran fasilitas (perumahan dan
permukiman, perdagangan, pemerintahan dan sebagainya) dan
utilitas(jalan,drainase, kelistrikan,telekomunikasi, limbah dan persampahan);
8. Menyusun pedoman bagi instansi dalam penyusunan zonasi sebagai pedoman
untuk penyusunan rencana rinci tata ruang/rencana teknik ruangkawasan
perkotaan atau rencana tata bangunan dan lingkungan, dan pemberian
perizinan kesesuaian pemanfaatan bangunan dan peruntukan lahan;
9. Menyusun arahan, strategis dan skala prioritas program pembangunan serta
waktu dan tahapan pelaksanaan pengembangan kawasan.
B. SASARAN
Sasaran dari kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea Lea
Kota Baubau antara lain :
1. Tersajinya data dan informasi ruang kawasan yang akurat dan aktual.
2. Teridentifikasinya potensi dan permasalahan kawasan sebagai masukan dalam
proses penentuan arah struktur dan pola ruang kawasan.
3. Terwujudnya keterpaduan program pembangunan antar sub-kawasan dalam
kawasan perkotaan maupun antar kawasan dalam wilayah kabupaten.
4. Tersusunnya arahan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang
kawasan.
5. Tersusunnya pedoman bagi pemerintah daerah dalam penyusunan peraturan
zonasi, pemberian advice planning, pengaturan bangunan setempat dan
lingkungannya (RTBL) serta pemberian perizinan yang berkaitan dengan
pemanfaatan ruang.
6. Terciptanya keselarasan,keserasian, keseimbangan antar lingkungan
permukiman dalam kawasan.
7. Terkendalinya pembangunan kawasan strategis dan fungsional
kabupaten, baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat/swasta.
8. Terciptanya percepatan investasi masyarakat dan swasta di dalam kawasan.
9. Terkoordinasinya pembangunan kawasan antara pemerintah dan
masyarakat/swasta.
III. DASAR HUKUM
Kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang(RDTR) Kawasan Lea Lea Kota
Baubau ini didasarkan pada peraturan perundangan sebagai berikut:
A. Undang-undang:
1. Undang-undang No.5tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya;
2. Undang-undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pengganti Undang-Undang No.1 tahun 2004 yang
telah ditetapkan dengan Undang-Undang No.19 tahun 2004;
3. Undang-undang No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
4. Undang-undang No. 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
5. Undang-undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan;
6. Undang-undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
7. Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
8. Undang-undang No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil;
9. Undang-undang No. 30 tahun 2007 tentang Energi;
10. Undang-undang No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran;
11. Undang-undang No. 4 tahun 2009 tentangPertambangan Mineral& Batubara;
12. Undang-undangNo. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas & Angkutan Jalan;
13. Undang-undang No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
14. Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
15. Undang-undang No. 41 tahun 2009 tentang Perlindungan ahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan;
16. Undang-undang No. 45 tahun 2009 tentang Perubahan atas UU No.31/2004
tentang Perikanan;
17. Undang-undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
18. Undang-undang No. 23 tahun2014 tentangPemerintahanDaerah.
B. Peraturan Pemerintah:
1. PeraturanPemerintahNo.10tahun2000tentangKetelitianPetauntukPenataan
Ruang Wilayah;
2. PeraturanPemerintahNo.38tahun2007tentangPembagianUrusan
Pemerintahanantara Pemerintah;Pemerintahan DaerahPropinsi,dan
Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota;
3. PeraturanPemerintahNo.26tahun2008tentangRencanaTataRuangWilayah
Nasional;
4. PeraturanPemerintahNo.10tahun2010tentangPerubahanFungsiKawasan
Hutan;
5. Peraturan PemerintahNo. 11 tahun2010 tentang Penertiban
danPendayagunaan Tanah Terlantar;
6. Peraturan PemerintahNo. 15 tahun2010 tentang PenyelenggaraanPenataan
Ruang;
7. PeraturanPemerintahNo.24tahun2010tentang Penggunaan KawasanHutan.
C. Peraturan Presidendan Keputusan Presiden:
1. Keputusan Presiden No. 57 tahun1989 tentang Kriteria Kawasan Budidaya;
2. Keputusan Presiden No.32 Tahun1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung;
3. Keputusan Presiden No. 4 Tahun2009 tentang Badan Koordinasi Penataan
Ruang Nasional;
4. Keputusan Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional.
D. Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri:
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.28 tahun 2008 tentang Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang
Daerah;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.50 tahun 2009 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.47 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsidan kabupaten/Kota(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 647);
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor:20/PRT/M/2011 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota.
IV. RUANG LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup kegiatan Penyusunan RDTR Kawasan Lea Lea Kota Baubau yang
meliputi wilayah Kecamatan Lea Lea,adalah:
1. Menentukan dan menetapkan kawasan perencanaan RDTR Kasawan Lea Lea
Kota Baubau.
2. Pengumpulan dan pengolahan data;
a. Persiapan survey lapangan
b. Persiapan peralatan dan perlengkapan survey lapangan
c. Metode dan program survey lapangan terdiri atas pengambilan data
sekunder ,pengambilan data primer,dan identifikasi lapangan. Adapun
muatan data dan informasi yang harus didapatkan di lapangan adalah
sebagai berikut ;
1) Fisik dasar kawasan, meliputi informasi dan data: topografi, hidrologi,
geologi,klimatologi,oceonografi,dan tatagun alahan;
2) Kependudukan,meliputi jumlah dan persebaran penduduk menurut ukuran
keluarga, umur, agama,pendidikan, dan mata pencaharian;
3) Perekonomian; meliputi data investasi, perdagangan, jasa,
industri,pertanian, perkebunan,perikanan,pariwisata, pendapatan
daerah,dan lain-lain;
4) Penggunaan lahan, menurut luas dan persebaran kegiatan yang
diantaranya meliputi : permukiman, perdagangan dan jasa, industri,
pariwisata, pertambangan, pertanian dan kehutanan dan lainlian;
5) Tata bangunan dan lingkungan : Tata bangunan meliputi: intensitas
bangunan (KDB, KLB, KDH), bentuk bangunan, arsitektur bangunan,
pemanfaatan bangunan, bangunan khusus, wajah lingkungan, daya
tarik lingkungan (node, landmark, dll), garis sempadan (bangunan,
sungai, danau, pantai, dll).
6) Prasarana dan utilitas umum:
a) Jaringan transportasi :
- Jaringan;
- Jalan dan Jalur pelayaran;
- Fasilitas umum lainya(pelabuhan dll)
- Pola pergerakan (angkutan penumpang danbarang).
b) Air minum (sistem jaringan, bangunan pengolah, hidran); mencakup
kondisi dan jaringan terpasang menurut pengguna, lokasi bangunan
dan hidran,kondisi air tanah dan sungai,debit terpasang,dll;
c) Sewage;air limbah rumah tangga;
d) Sanitasi (system jaringan,bak kontral,bangunan pengolah);jaringan
terpasang,prasarana penunjang dan kapasitas;
e) Drainase; sistem jaringan makro dan mikro , dan kolam penampung;
f) Jaringan listrik; sistem jaringan (SUTT, SUTM, SUTR), gardu (induk,
distribusi, tiang/beton), sambungan rumah (domistik, non domistik);
g) Jaringan komunikasi; jaringan, rumah telepon, stasiun otomat,
jaringan terpasang (rumah tangga, non rumah tangga,
umum);
h) Pengolahan sampah; sistem penanganan (skala individual, skala
lingkungan, skala daerah), sistem pengadaan
(masyarakat,pemerintah daerah,swasta).
7) Identifikasi daerah rawan bencana,meliputi lokasi,sumber
bencana,besaran dampak,kondisi lingkungan fisik,kegiatan bangunanyang
ada,fasilitas dan jalur kendali yang telah ada.
8) Datayang diperlukan :
a) Peta:
- Peta-peta kondisi fisik(geologi, jenis tanah, hidrologi dll)
- Peta RBI
- Peta citra satelit
- Peta potensi sumber daya alam
- Peta potensi kebencanaan
b) Datadan informasi:
- Kebijakan penataan ruang terkait
- Kebijakan sektoral
- Wilayah administrasi
- Kondisi fisiklingkungan
- Kondisi prasaranad an sarana
- Kependudukan
- Perekonomian dan keuangan
- Peruntukan ruang
- Penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan ruang
- Kualitas kawasan maupun kualitas bangunan.
- Kelembagaan
- Peraturan Perundang-undangan terkait
d. Kegiatan Elaborasi
Kegiatan elaborasi adalah kegiatan yang meliputi :
(i) elaborasi pendudukdan
(ii) elaborasi kebutuhan sektoral.
Kegiatan ini memperhitungkan kemampuan lokasi perencanaan
menampung penduduk dalam kawasan perencanaan.
3. Analisa kawasan perencanaan,meliputi;
a. Analisa struktur kawasan perencanaan, yang meliputi analisis penduduk,
analisa penyusunan rencana detail tata ruang kawasan Lea Lea dan jaringan
pergerakan.
b. Analisa peruntukan blok rencana, yang meliputi analisis pembagian
blok,analisis peruntukan lahan, analisis fasilitas lingkungan,analisis mitigasi
bencana.
c. Analisa prasarana transportasi,meliputi analisis angkutan jalan raya,angkutan
air,angkutan udara.
d. Analisa utilitas umum,meliputi analisis air minum,drainase,air
limbah,persampahan,kelistrikan,telekomunikasi dan gas.
e. Analisa amplop ruang,meliputi analisis ;
1) Intensitas pemanfaatan ruang terdiri atas (i) Koefisien Dasar Bangunan
(KDB), (ii) Koefisien Lantai Bangunan (KLB), (iii) Koefisien Dasar Hijau
(KDH),(iv) Koefisien Tapak Basement (KTB),(v) Koefisien Wilayah
Terbangun (KWT),(vi) Kepadatan Bangunan dan Penduduk.
2) Tata Massa Bangunan, meliputi (i) pertimbangan garis sempadan
bangunan(GSB),(ii) garis sempadan sungai (GSS) dan jarak bebas
bangunan, (iii) pertimbangan garis sempadan danau dan waduk, (iv)
pertimbangan tinggi bangunan,(v) pertimbangan selubung bangunan, (vi)
pertimbangan tampilan bangunan.
f. Analisa kelembagaan dan peran masyarakat, meliputi (i) identifikasi
aspirasi dan analisis permasalahan aspirasi masyarakat, (ii)analisis perilaku
lingkungan, (iii) analisis perilaku kelembagaan,(iv) analisis metodadan sistem.
g. Analisis Karakteristik Wilayah Kedudukan dan peran kawasan
perkotaan/perdesaan dalam wilayah yang lebih luas (kabupaten/kota)
Keterkaitan antar wilayah dan antara kawasan perkotaan/perdesaan :
- Keterkaitan antarkomponen ruang kawasan,
- Karakteristik fisik kawasan perkotaan/perdesaan,
- Karakteristik sosial kependudukan,
- Karakteristik perekonomian dan Kemampuan keuangan daerah.
h. Analisis potensi dan masalah pengembangan kawasan
perkotaan/perdesaan:
- Analisis pusat-pusat pelayanan
- Analisis kebutuhan ruang
- Analisis daya dukung
- Analisis dayatampung
- Analisis perubahan pemanfaatan ruang
i. Analisis daya dukungdan daya tampung
Termasuk prasarana/infrastruktur dan utilitas serta daya tampung lingkungan
hidup yang ditentukan melalui kaijan lingkungan hidup strategis kawasan
perkotaan/perdesaan/blok,meliputi :
- Karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, morfologi wilayah,dan
sebagainya);
- Potensi rawan bencana alam(longsor,banjir,tsunami dan bencana alam
geologi);
- Potensi sumberdaya alam (mineral,batu bara,migas,panas bumi dan air
tanah);dan,
- Kesesuaian penggunaan lahan.
- Kesesuaian intensitas pemanfaatan ruang dengan daya dukung fisik dan
daya dukung prasarana/infrastruktur dan utilitas pada Blok/kawasan
perkotaan/perdesaan.
j. Analisis kualitas kinerjakawasan dan bangunan
4. Perumusan Konsep Rencana dan ketentuan teknis rencana detail
a. Konseprencana, pengembangan struktur ruang kawasan, peruntukan
lahan blok-blok serta indikasi hirarki pelayanan.
b. Perumusan konsep pengembangan wilayah
Rumusan tujuan, kebijakan dan strategi
Konsep pengembangan bagian dari wilayah kabupaten/kota
c. Perumusan rencana detail tata ruang kawasan perkotaan dan perdesaan
Tujuan, kebijakan dan strategi
Rencana Detail
Struktur Ruang
Rencana Detail Pola Ruang
Rencana Pemanfaatan Ruang
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Konsepsi RDTR Kabupaten/Kota dilengkapi dengan peta-peta dengan
tingkat ketelitian skala1:5.000.
5. Penyusunan produk rencana detail tata ruang
a. Rencana struktur ruang kawasan,meliputi (i) rencana persebaran penduduk
yaitu jumlah dan kepadatan penduduk;(ii) struktur kawasan perencanaan
yaitu struktur fungsi dan peran kawasan; (iii) rencana blok kawasan; (iv)
rencana skala pelayanan; (v) rencana sistem jaringan yang meliputi jalan
raya,fasilitas jalan raya, angkutan air; (vi) rencana system jaringan
utilitas,meliputi jaringan air minum,listik,gas,drainase,air
limbah,persampahan.
Muatan RDTR terdiri atas:
Tujuan penataan BWP;
Tujuan penataan BWP merupakan nilai dan/atau kualitas terukur yang
akan dicapai sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan
dalam RTRW dan merupakan alasan disusunnya RDTR tersebut,serta
apabila diperlukan dapat dilengkapi konsep pencapaian. Tujuan penataan
BWP berisi tema yang akan direncanakan di BWP.
Rencana pola ruang;
Rencana pola ruang dalam RDTR merupakan rencana distribusi sub zona
peruntukan yang antara lain meliputi hutan lindung, zona yang
memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya,zona
perlindungan setempat,perumahan, perdagangan dan jasa,perkantoran,
industri,dan RTNH, ke dalam blok-blok. Rencana pola ruang dimuat
dalam petayang juga berfungsi sebagai zoning map bagi peraturan
zonasi.
Rencana jaringan prasarana;
Rencana jaringan prasarana merupakan pengembangan hierarki sistem
jaringan prasarana yang ditetapkan dalam rencana struktur ruang yang
termuat dalam RTRW kabupaten/kota. Rencana Pengembangan Jaringan
Pergerakan,Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan,
Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi, Rencana
Pengembangan Jaringan Air Minum, Rencana Pengembangan Jaringan
Drainase, Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah,Rencana
Pengembangan Prasarana Lainnya.
Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya;
Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan
upaya alam rangka operasionalisasi rencana tata ruang yang diwujudkan
ke dalam rencana penanganan Sub BWP yang diprioritaskan.
Ketentuanpemanfaatan ruang;
Ketentuan pemanfaatan ruang dalam RDTR merupakan upaya
mewujudkan RDTR dalam bentuk program pengembangan BWP dalam
jangka waktu perencanaan 5(lima) tahunan sampai akhir tahun masa
perencanaan sebagaimana diatur dalam pedoman ini.
Peraturan zonasi.
Peraturan zonasi merupakan ketentuan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari RDTR.Peraturan zonasi berfungsi sebagai perangkat
operasional pengendalian pemanfaatan ruang ; acuan dalam
pemberian izin pemanfaatan ruang,termasuk di dalamnya air right
development dan pemanfaatan ruang di bawah tanah;acuan dalam
pemberian insentif dan disinsentif; d. acuan dalam pengenaansanksi;
danrujukanteknisdalam pengembangana tau pemanfaatan lahan dan
penetapan lokasi investasi.
b. Rencana peruntukan blok, meliputi perumahan,perdagangan dan jasa,
industry dan perdagangan,pertambangan, pariwisata,
agropolitan/pertanian,ruang terbuka hijau,ruang terbuka non hijau,
c. Rencana penataan bangunan dan lingkungan (amplop ruang), meliputi tata
kualitas lingkungan,tata bangunan, arah garis sempadan,
d. Indikasi program pembangunan,meliputi lokasi,jumlah, waktu dan
pembiayaan terhadap (i) bangunan/jaringan/lingkungan baru yang akan
dibangun, (ii) bangunan/jaringan/lingkungan yang akan ditingkatkan,
(iii)bangunan/jaringan/lingkungan yang akan
diperbaiki,(iv)bangunan/jaringan/lingkungandiperbaharui,(v)
bangunan/jaringan/lingkungan yang akan dipugar,
(vi)bangunan/jaringan/lingkungan yang akan dilindungi.
6. Proses Pendampingan Legalisasi rencana detail tata ruang
7. Pengendalian rencana detail, meliputi aturan zonasi, aturan insentif
dandisinsentif, perijinan dan pengendalian pemanfaatan ruang
8. Kelembagaan dan peran serta aktif masyarakat :
a. Peran kelembagaan,
b. Peran masyarakat
V. KELUARAN
Keluaran dari Pekerjaan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea Lea
Kota Baubau,adalah:
1. Dokumen Laporan Pendahuluan;
2. Dokumen Laporan Antara;
3. Dokumen Rencana Detail Tata Ruang(RDTR) Kawasan Perkotaan Baubau
Kecamatan Lea Lea (Laporan Akhir);
4. Albumpeta (A3) dengan skala1:5000;
Album peta yang disajikan dengan skala atau tingkat ketelitian minimal 1 :5.000
dalam format A1 yang dilengkapi dengan data peta digital yang memenuhi
ketentuan sistem informasi geografis (GIS) yang dikeluarkan oleh lembaga yang
berwenang;
5. Ringkasan Eksekutif Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Baubau
Kecamatan Lea Lea
6. Rancangan peraturandaerah (Raperda)/Naskah Akademis raperda tentang
RDTR,terdiri atas :
1) Raperda,merupakan rumusan pasal per pasal dari buku rencana
sebagaimana di maksud pada materi teknis RTRW; dan
2) Lampiran yang terdiri atas peta rencana pola ruang,rencana jaringan
prasarana,penetapan sub BWP yang diprioritaskan penanganannya dan
peta zona-zona khusus yang disajikan dalam format A3,serta tabel indikasi
program pemanfaatan ruang prioritas.
VI. METODOLOGI
Metode pendekatan yang akan dipakai untuk melaksanakan pekerjaan ini minimal
berupa:
1. Menyusun rencana kerja,desk study,termasuk jadwal survei
2. Menyediakan data spasial, berupa peta tematik sesuai dengan kebutuhan,
yang mempunyai tingkat ketelitian sekurangnya dengan skala1 :5.000.
3. Melakukan tinjauan terhadap studi yang telah ada sebelumnya.
4. Melakukan survey dalam rangka mengumpulkan data dan informasi yang
berkaitan dengan kegiatan.
5. Mengadakan studi literatur untuk menambah dan memperkaya pemahaman
terhadap substansi pekerjaan.
6. Melakukan tinjauan kebijakan terkait wilayah perencanaan.
7. Melakukan diskusi intensif dengan pemerintah kota dan seluruh pemangku
kepentingan dalam setiap tahapan proses penyusunan RDTR dan Peraturan
Zonasi.
8. Melakukan pembahasan di daerah sebanyak 3 (tiga) kali.
9. Menyelenggarakan koordinasi dengan semua instansi pemerintah daerah.
10. Melakukan konsultasi publik melalui focused group discussion (FGD) sebanyak 2
(dua) kali.
VII. PELAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan dibuat1(satu)bulan setelah dimulainya pekerjaan, dan
dibuat rangkap10 (Sepuluh) menggunakan kertas A4.
Laporan Pendahuluan berisi latarbelakang kegiatan,maksud, tujuan dan sasaran,
ruang lingkup dan metodologi kegiatan serta rencana kerja pelaksanaan
kegiatan.
2. Laporan Antara
Laporan Antara dibuat 2 (dua) bulan setelah dimulainya pekerjaan dan dibuat
rangkap10 (Sepuluh) menggunakan kertasA4.
Laporan Antara Laporan antara berisikan hasil dari pengamatan lapangan,
Kajian literatur,kebijakan,ketentuan perundangan dan produk-produk tata ruang,
serta standar-standar teknis yang berlaku, hasil identifikasi program- program
per sektor, serta studi kasus yang terkait dengan mekanisme pemberian insentif
dan disinsentif,serta hasil diskusi.
3. Laporan Draf Akhir
Laporan Draf Akhir dibuat 4 (empat) bulan setelah dimulainya pekerjaan, dan
dibuat rangkap10 (Sepuluh) menggunakan kertas A4.
Laporan Draf Akhir berisi draf RDTR dan peraturan zonasi disertai draft
raperda RDTR.
4. Laporan Akhir
Laporan akhir dari seluruh kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) Kawasan Perkotaan Lea Lea Kota Baubau dibuat 5(lima) bulan setelah
dimulainya pekerjaan,dan dibuat rangkap15 (limabelas) dibuat di kertas A3
berwarna.
5. Ringkasan Eksekutif
Laporan ringkasan eksekutif yang berisi tentang ringkasan dari keseluruhan
materi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan
Kecamatan Lea Lea. Dibuat sebanyak 10(sepuluh) eksemplar/rangkap diatas
kertas A4 dan diserahkan bersamaan dengan Laporan Akhir.
6. Album Peta
Album peta dibuat dalam dua format yaitu format peta A1 untuk skala 1:5.000
(rangkap 5).
7. Dokumentasi Compact Disc (CD)
Berisi data digital laporan pendahuluan,antara, draft akhir, akhir,ringkasan
eksekutif, album peta dan data digital lainnya. File peta selain dalam
extension.JPG,juga dalam extension SHP.Dibuat didalam compact disc(CD)
sebanyak 10(Sepuluh) rangkap dan diserahkan bersamaan dengan laporan
akhir/5(lima) bulan setelah pekerjaan dimulai
VIII. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA
Pengguna Jasa untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (SKPD) Dinas Tata Kota dan Bangunan. Pekerjaan ini akan dilaksanakan
oleh pihak ketiga (konsultan perencana),dengan melibatkan berbagai pemangku
kepentingan dalam pembahasannya.
IX. SUMBER DAN BESARNYA PENDANAAN
Sumber pendanaan untuk pelaksanaan pekerjaan ini berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Baubau Tahun Anggaran 2015
melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Dinas Tata Kota dan
Bangunan. Kegiatan ini dilakukan secara kontraktual, dengan alokasi dana
sebesar Rp. 344.887.000,00 (Tiga Ratus Empat Puluh Empat Juta Delapan Ratus
Delapan Puluh Tujuh Ribu Rupiah).
X. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
Jangka waktu yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan kegiatan Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea Lea Kota Baubau adalah 5(Lima)bulan
atau 150 (Seratus Lima Puluh) hari kalender, dengan uraian tahapan pelaksanaan
kegiatan sebagai berikut :
Time Schedule
Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan RTDTR KawasanLea Lea
No Uraian Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Penyusunan Laporan Pendahuluan dan Survey Awal
2 Pengumpulan Data dan FGD I
3 Penyusunan Laporan Antara / Fakta dan Analisa
4 Penyusunan Draft Laporan Akhir dan FGD II
5 Penyusunan Laporan Akhir dan Dokumen Lain
XI. TENAGAAHLI YANGDIBUTUHKAN
Kegiatan ini membutuhkan personil lulusan Perguruan Tinggi Negeri/Swasta
S1/S2/S3 meliputi tenaga ahli sebanyak 7 (tujuh) orang dan sebanyak 6 (enam)
orang tenaga pendukung. Berikut daftar tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan
ini :
No Posisi/Keahlian Kualifikasi Jumlah
Orang/ OB
Tenaga Ahli Profesional
1. Ahli Perencanaan Kota dan
Daerah (Team Leader)
Sarjana Teknik (S2) Jurusan Studi
Pengembangan Wilayah dan Kota
memiliki pengalaman dibidang
perencanaan wilayah minimal 5
tahun dan minimal memiliki SKA
Madya Ahli Perencanaan Wilayah
dan Kota
1 orang /
5 OB
2 Ahli Arsitektur
Sarjana Teknik (S1) Jurusan
Arsitektur memiliki pengalaman
dibidang arsitetur minimal 5 tahun
dan minimal memiliki SKA Muda
Ahli Arsitektur
1 orang/
5 OB
3. Ahli Transportasi
Magister (S2) Program Studi
Teknik Transportasi memiliki
pengalaman Kerja di Bidangnya
minimal 5 Tahun.
1 orang/
5 OB
4. Ahli Teknik Sipil
Sarjana (S1) Jurusan Teknik Sipil
memiliki pengalaman dibidangnya
minimal 5 tahun, dan memiliki SKA
1 orang/
5 OB
5. Ahli Manajemen Pantai
Pasca Sarjana (S2) Jurusan
Manajemen Pantai memiliki
pengalaman di bidangnya minimal
3 tahun.
1 orang /
5 OB
6. Ahli Hukum
Sarjana Hukum (S1), memiliki
pengalaman dibidangnya minimal
5 tahun
1 orang/
2 OB
7. Ahli Sosial Budaya
Pasca Sarjana (S2) Program Studi
Sosiologi/Antropologi, memiliki
pengalaman dibidangnya minimal
5 Tahun
1 orang/
2 OB
Selain tenaga ahli sebagaimana telah dijelaskan tersebut diatas,dalam rangka lebih menunjang pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lea Lea Kota Baubauini, diperlukan pula beberapa tenaga pendukung sebagai berikut:
No Posisi/Keahlian Kualifikasi Jumlah
Orang/ OB
Tenaga Sub Profesional
1. Asisten Perencanaan Wilayah
dan Kota
Sarjana Teknik (S1) Jurusan
Studi Pengembangan
Wialayah dan Kota memiliki
pengalaman dibidang
perencanaan wilayah minimal
3 tahun
1 orang/
5 OB
2. Asisten Arsitektur
Sarjana Teknik (S1) Jurusan
Arsitektur memiliki
pengalaman dibidang arsitetur
minimal 5 tahun
1 orang/
5 OB
3. Asisten Ahli Pertanian/
Agrobisnis
Sarjana Diploma (D3) Jurusan
Pertanian/Agrobisnis, memiliki
pengalaman dibidangnya
minimal 3 Tahun
1 orang/
2 OB
4. Surveyor Sarjana Teknik yang memiliki
K3 Surveyor
1 orang/
2 OB
5. CAD/GIS Operator
Sarjana (S1), memiliki
pengalaman dibidangnya
minimal 3 tahun
1 orang/
1OB
6. Operator Komputer
Sarjana (S1/DIII) memiliki
pengamalan dibidangnya
minimal 3 tahun,
1 orang/
4 OB
7. Administrasi dan Keuangan
Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi memiliki
pengalaman kerja dibidangnya
minimal 2 tahun
1 orang/
2 OB
XII. BAHAN DAN PERLATAN YANG DIBUTUHKAN
Sebagai pekerjaan yang kompleks, penyusunan RDTR Kawasan Lea Lea
membutuhkan bahan dan peralatan yang harus disiapkan, meliputi bahan pakai habis,
dokumen terkait sebagai referensi dan peralatan yang mendukung kelancaran
pekerjaan RDTR berupa kendaraan roda dua, kendaraan roda empat, Global
Positioning System(GPS), roll meter, kamera, komputer, printer A3 dan Printer A4.
XIII. KEPEMILIKAN DATADAN HASILKEGIATAN
Semua bentuk data, dokumen,peta,foto dan disk yang dipergunakan selama
pekerjaan,dengan terbitnya kontrak tersebut menjadi hak milik pemberi pekerjaan.
Baubau, April 2015
Pengguna Anggaran
Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Baubau,
Ir.MUSLIHI, M.Si
NIP 19580924 199103 1 002