Kerajaan majapahit

35
SUMBER SEJARAH SUMBER SEJARAH KERAJAAN MAJAPAHIT KERAJAAN MAJAPAHIT

Transcript of Kerajaan majapahit

SUMBER SEJARAHSUMBER SEJARAHKERAJAAN MAJAPAHITKERAJAAN MAJAPAHIT

LETAK KERAJAAN MAJAPAHIT

Pusat Pemerintahan

Majapahit diperkirakan di

Trowulan, Mojokerto , Jawa

Timur.

Perkiraan itu didasarkan pada

penemuan pondasi bangunan,

gapuro, candi, saluran air dan

umpak – umpak rumah

tersebut.

1. PRASASTI KUDADU (1294 M)

Mengenai pengalaman Raden Wijaya sebelum menjadi Raja Majapahit yang telah ditolong oleh Rama Kudadu dari kejaran balatentara Yayakatwang, setelah Raden Wijaya menjadi raja dan bergelar Krtajaya Jayawardhana Anantawikramottunggadewa, penduduk desa Kudadu dan Kepala desanya (Rama) diberi hadiah tanah sima.

2. PRASASTI SUKAMERTA (1296) DAN PRASASTI BALAWI (1305)

Mengenai Raden Wijaya yang telah memperisteri keempat putri Kertanegara yaitu Sri Paduka Parameswari Dyah Sri Tribhuwaneswari, Sri Paduka Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhita, Sri Paduka Jayendradewi Dyah Dewi Prajnaparamita, dan Sri Paduka Rajapadmi Dyah Dewi Gayatri, serta menyebutkan anaknya dari permaisuri bernama Sri Jayanegara yang dijadikan raja muda di Daha.

3. PRASASTI WINGUN PITU (1447)

Mengungkapkan bentuk pemerintahan dan sistem birokrasi Kerajaan Majapahit yang terdiri dari 14 kerajaan bawahan yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar Bhre, yaitu Bhre Daha, Kahuripan, Pajang, Werngker, Wirabumi, Matahun, Tumapel, Jagaraga, Tanjungpura, Kembang Jenar, Kabalan, Singhapura, Keling, dan Kelinggapura.

4. PRASASTI BILULUK (1366 M0, BILULUK

II (1393 M), BILULUK III (1395 M)

Menyebutkan tentang pengaturan sumber air asin untuk keperluan pembuatan garam dan ketentuan pajaknya.

5. PRASASTI KATIDEN I (1392 M)

Menyebutkan tentang pembebasan daerah bagi penduduk desa Katiden yang meliputi 11 wilayah desa. Pembebasan pajak ini karena mereka mempunyai tugas berat, yaitu menjaga dan memelihara hutan alang-alang di daerah Gunung Lejar.

6. PRASASTI JIWU (1486 M)

Isinya sehubungan dengan pengukuhan anugerah berupa tanah-tanah di Trailokyapuri kepada seorang brahmana terkemuka, Sri Brahmaraja Ganggadara yang telah berjasa kepada raja pada waktu perang melawan Majapahit sedang naik turun. Dalam perang tersebut Ranawijaya berhasil merebut kembali kekuasaan Majapahit dari tangan Bhre Kertabhumi dan Bhre Kertabhumi gugur di Kedaton.

B. Kidung

Kidung Harsawijaya dan Kidung Panji Wijayakrama, kedua

kidung ini menceritakan Raden Wijaya ketika menghadapi

musuh dari kediri dan tahun-tahun awal perkembangan

Majapahit

C. KITAB

Kitab Pararaton, menceritakan tentang pemerintahan raja-

raja Singasari dan Majapahit

Kitab Negarakertagama, menceritakan tentang perjalanan

Rajam Hayam Wuruk ke Jawa Timur.

Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, dan tampaknya struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi.

Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan, dengan para putra dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya, antara lain yaitu:

Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat putra-putra rajaRakryan Mantri ri Pakira-kiran, dewan menteri yang melaksanakan pemerintahanDharmmadhyaksa, para pejabat hukum keagamaanDharmma-upapatti, para pejabat keagamaan

Dalam Rakryan Mantri ri Pakira-kiran terdapat seorang pejabat yang terpenting yaitu Rakryan Mapatih atau Patih Hamangkubhumi. Pejabat ini dapat dikatakan sebagai perdana menteri yang bersama-sama raja dapat ikut melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan. Selain itu, terdapat pula semacam dewan pertimbangan kerajaan yang anggotanya para sanak saudara raja, yang disebut Bhattara Saptaprabhu.

Dalam pembentukannya, kerajaan Majapahit merupakan kelanjutan Singhasari[14], terdiri atas beberapa kawasan tertentu di bagian timur dan bagian tengah Jawa. Daerah ini diperintah oleh uparaja yang disebut Paduka Bhattara yang bergelar Bhre atau "Bhatara i". Gelar ini adalah gelar tertinggi bangsawan kerajaan. Biasanya posisi ini hanyalah untuk kerabat dekat raja. Tugas mereka adalah untuk mengelola kerajaan mereka, memungut pajak, dan mengirimkan upeti ke pusat, dan mengelola pertahanan di perbatasan daerah yang mereka pimpin.

Selama masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350 s.d. 1389) ada 12 wilayah di Majapahit, yang dikelola oleh kerabat dekat raja. Hierarki dalam pengklasifikasian wilayah di kerajaan Majapahit dikenal sebagai berikut:

Bhumi: kerajaan, diperintah oleh RajaNagara: diperintah oleh rajya (gubernur), atau natha (tuan), atau bhre (pangeran atau bangsawan)Watek: dikelola oleh wiyasa,Kuwu: dikelola oleh lurah,Wanua: dikelola oleh thani,Kabuyutan: dusun kecil atau tempat sakral.

Kerajaan Majapahit mencapai masa keemasan ketika dipimpin oleh Hayam Wuruk dengan patihnya Gajah Mada yang terkenal dengan Sumpah Palapa. Di bawah patih Gajah Mada Majapahit banyak menaklukkan daerah lain. Dengan semangat persatuan yang dimilikinya, dan membuatkan Sumpah Palapa yang berbunyi

“Ia tidak akan makan buah palapa sebelum berhasil menyatukan seluruh wilayah Nusantara”.

Kebesaran kerajaan ditunjang oleh pertanian sudah teratur, perdagangan lancar dan maju, memiliki armada angkutan laut yang kuat serta dipimpin oleh Hayam Wuruk dengan patih Gajah Mada.

Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan

Majapahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam

Wuruk pada tahun 1389, Majapahit memasuki masa kemunduran

akibat konflik perebutan takhta. Pewaris Hayam Wuruk adalah putri

mahkota Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya sendiri,

pangeran Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang

putra dari selirnya Wirabhumi yang juga menuntut haknya atas

takhta. Perang saudara yang disebut Perang Paregreg diperkirakan

terjadi pada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan

Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi

Wikramawardhana, semetara Wirabhumi ditangkap dan kemudian

dipancung. Tampaknya perang saudara ini melemahkan kendali

Majapahit atas daerah-daerah taklukannya di seberang.

Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya (1293 M - 1309 M). Sebelum menjadi raja, pejabat desa (rama) telah berjasa memberikan perlindungan dan bantuan bagi raja sewaktu beliau masih belum menjadi raja dengan nama Nararyya Sanggramawijaya. Sehingga prasasti kudadu dibuat untuk memperingati pemberian anugerah kepada pejabat desa (rama) di Kudadu berupa penetapan desa Kudadu sebagai daerah swatantra.

Bentuk pemerintahan dan sistem birokrasi Kerajaan Majapahit yang teratur & terdiri dari 14 kerajaan bawahan. Di muat di prasasti wingun pitu.

Kejayaan Majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk dengan patihnya Gajah Mada yang terkenal dengan Sumpah Palapa dan keruntuhan nya saat gajah mada wafat karena bingung untuk mencari penggantinya. Sedikit demi sedikit kerajaan majapahit mengalami kemunduran. Keadaan kerajaan majapahit semakin tidak menentu setelah raja hayam wuruk juga wafat dan terjadi perang paregrek.

Berisi kisah pertempuran pasukan Raden Wijaya melawan pasukan Kediri lebih lengkapnya mengenai pengalaman Raden Wijaya sebelum menjadi raja Majapahit yang telah ditolong oleh Rama Kudadu dari kejaran bala tentara Jayakatwang . Setelah Raden Wijaya menjadi raja dan bergelar Krtajaya Jayawardhana Anantawikramottunggadewa, penduduk desa kudadu dan kepala desanya (Rama) diberi hadiah tanah sima.

PRASASTI KUDADU (1294 M)

MENU

Prasasti ini dikeluarkan oleh Raden Wijaya setelah naik tahta. Prasasti ini berisi peristiwa-peristiwa keruntuhan kerajaan singasari dan perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan kerajaan. Sebab keruntuhan kerajaan Singasari dikarenakan serangan Jayakatwang dari Kediri yang menyebabkan kekalahan Singasari yang kemudian terbentuk kerajaan Majapahit oleh Raden Wijaya

PRASASTI BUTAK (1294 M)

MENU

Mengungkapkan bentuk pemerintahan dan sistem birokrasi Kerajaan Majapahit yang terdiri dari 14 kerajaan bawahan yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar Bhre, yaitu Bhre Daha, Kahuripan, Pajang Werngker,Wirabumi, Matahun, Tumapel,, Jagaraga, Tanjungpura, Kembang Jenar, Kabalan, Singhapura, Keling, dan Kelinggapura.

PRASASTI WINGUN PITU (1447 M)

MENU

PRASASTI SUKAMERTA (1296 M) DAN PRASASTI BALAWI(1305 M)

Mengenai penepatan desa sukamerta menjadi desa Swawantara dan mengenai Raden Wijaya yang memperisteri keempat puteri kertanegara yaitu Sri Paduka Parameswari Dyah Sri Tribhuwaneswari, Sri Paduka Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhita, Sri Paduka Jayendradewi Dyah Dewi Prajnaparamita, dan Sri Paduka Rajapadmi Dyah Dewi Gayatri, serta menyebutkan anaknya dari permaisuri bernama Sri Jayanegara yang dijadikan raja muda di Daha.

MENU

PRASASTI CANGGU (1358 M)Mengenai pengaturan tempat-tempat penyeberangan di bengawan Solo

PRASASTI BILULUK (1366 M), BILULUK II (1393 M), BILULUK III (1395 M)Menyebutkan tentang pengaturan sumber air asin untuk keperluan pembentukan garam dan ketentuan pajaknya.

PRASASTI KARANG BOGEM (1387 M)Menyebutkan tentang pembukaaan daerah perikanan di Karang Bogem.

PRASASTI CANGGU (1358 M)DLL.

MENU

PARARATON

Serat Pararaton, atau Pararaton saja (bahasa Kawi: "Kitab Raja-Raja"), adalah sebuah kitab naskah Sastra Jawa Pertengahan yang digubah dalam bahasa Jawa Kawi. Naskah ini cukup singkat, berupa 32 halaman seukuran folio yang terdiri dari 1126 baris. Isinya adalah sejarah raja-raja Singhasari dan Majapahit di Jawa Timur. Kitab ini juga dikenal dengan nama "Pustaka Raja", yang dalam bahasa Sanskerta juga berarti "kitab raja-raja". Tidak terdapat catatan yang menunjukkan siapa penulis Pararaton.Pararaton diawali dengan cerita mengenai inkarnasi Ken Arok, yaitu tokoh pendiri kerajaan Singhasari (1222–1292).[Selanjutnya hampir setengah kitab membahas bagaimana Ken Arok meniti perjalanan hidupnya, sampai ia menjadi raja pada tahun 1222. Penggambaran pada naskah bagian ini cenderung bersifat mitologis. Cerita kemudian dilanjutkan dengan bagian-bagian naratif pendek, yang diatur dalam urutan kronologis. Banyak kejadian yang tercatat di sini diberikan penanggalan. Mendekati bagian akhir, penjelasan mengenai sejarah menjadi semakin pendek dan bercampur dengan informasi mengenai silsilah berbagai anggota keluarga kerajaan Majapahit.

NEXT

Penekanan atas pentingnya kisah Ken Arok bukan saja dinyatakan melalui panjangnya cerita, melainkan juga melalui judul alternatif yang ditawarkan dalam naskah ini, yaitu: "Serat Pararaton atawa Katuturanira Ken Angrok", atau "Kitab Raja-Raja atau Cerita Mengenai Ken Angrok". Mengingat tarikh yang tertua yang terdapat pada lembaran-lembaran naskah adalah 1522 Saka (atau 1600 Masehi), diperkirakan bahwa bagian terakhir dari teks naskah telah dituliskan antara tahun 1481 dan 1600, dimana kemungkinan besar lebih mendekati tahun pertama daripada tahun kedua.

MENU

Berisi riwayat Singasari dan Majapahit (Kota Majapahit, Jajahan yang menguraikan daerah-daerah "wilayah" kerajaan Majapahit yang harus menghaturkan upeti, Perjalanan Hayam Wuruk di Jawa Timur Lengkapnya menguraikan keadaan di keraton Majapahit dalam masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, raja agung di tanah Jawa dan juga Nusantara. Ia bertakhta dari tahun 1350 sampai 1389 Masehi pada masa puncak kerajaan Majapahit salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di Nusantara , Upacara Sradha untuk rih Gayatri, pemerintahan dan keagamaan mada Hayam Wuruk.

KITAB NEGARAKRETAGAMA OLEH MPU PRAPANCA (1365 M)

TERIMA KASIHATAS PERHATIANNYA