2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1. Studi Literatur 2.1 ... · Salah satu kerajaan yang paling...
Transcript of 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1. Studi Literatur 2.1 ... · Salah satu kerajaan yang paling...
7 Universitas Kristen Petra
2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA
2.1. Studi Literatur
2.1.1. Sejarah Kerajaan Majapahit
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan. Sebelum menjadi negara
kesatuan, Indonesia merupakan bagian-bagian dari wilayah-wilayah yang
dikepalai oleh raja dan disebut kerajaan. Salah satu kerajaan yang paling terkenal
adalah Kerajaan Mapajahit. Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1293. Pada
jaman ini di Pulau Jawa menganut kepercayaan Hindu-Buddha. Awalnya adalah
sebuah kerajaan Hindu yang berkembang mulai abad ke-5 di kepulauan kita.
Keberadaan kerajaan-kerajaan ini dapat diketahui dari beberapa sumber
yang masih tertinggal, seperti Kitab Negarakertagama, Kitab Pararaton, Prasati
Mula Murung, dan sebagainya. Menurut sumber, Kerajaan Majapahit didirikan
oleh Raden Wijaya yang merupakan keturunan dari tokoh Indonesia yang terkenal
yaitu Ken Arok dan Ken Dedes.
Cerita ini bermula dari Ken Arok anak dari Ken Endok yang tak diketahui
ayahnya, beberapa sumber mengatakan bahwa Ken Arok adalah anah Dewa
Brahma tetapi terdapat kemungkinan bahwa Ken Arok anak seorang raja Kediri.
Ken Arok adalah seorang anak yang mempunyai perilaku buruk, suka mencuri
dan berjudi. Hingga suatu hari ia bertemu dengan seorang pendeta Brahma, ia
menyarankan Ken Arok untuk mengabdi pada Tunggul Ametung di penguasa
daerah Tumampel.
Tunggul Ametung mempunyai seorang istri yang cantik bernama Ken
Dedes. Ken Dedes mempunyai tanda seorang wanita yang paling utama,
maksudnya bila seseorang dapat memperistri wanita tersebut, maka ia akan
menjadi seorang raja besar. Ken Arok mengetahui hal tersebut dan ingin
memperistri Ken Dedes walaupun dengan cara menyingkirkan Tunggul Ametung.
Karena mengetahui bahwa Tunggul Ametung mempunyai kekuatan yang
hebat maka Ken Arok memesan sebuah keris yang sakti pada seorang pandai besi
bernama Mpu Gandring. Mpu Gandring menyanggupi keinginan Ken Arok dan
berjanji akan membuat sebuah keris yang sakti namun akan memakan sekitar satu
8 Universitas Kristen Petra
tahun. Tetapi mengetahui bahwa Ken Dedes sedang mengandung, maka Ken
Arok memutuskan untuk membunuh Tunggul Ametung sebelum anaknya lahir.
Ketika Ken Arok ingin mengambil keris tersebut, Mpu Gandring
bermaksud menghalanginya. Dengan marah, Ken Arok pun menusuk Mpu
Gandring dengan keris tersebut. Pada saat akan meninggal ia mengatakan bahwa
kutukan dari keris itu tidak hanya akan membawa Ken Arok menuju kematiannya,
tetapi juga dengan ketujuh turunannya.
Pada akhirnya Tunggul Ametung akhirnya mati ditangan Ken Arok.
Setelah itu, Ken Arok merebut kekuasaan dan menikahi Ken Dedes. Tak lama
setelah itu akhirnya Ken Dedes melahirkan anak Tunggul Ametung dan
memberinya nama Anusapati.
Ambisi Ken Arok pada kekuasaan tidak hanya berhenti pada Tumampel
saja tetapi ia berambisi untuk menjadi raja besar di Jawa. Ia pun menantang
Kertajaya, penguasa Kerajaan Kediri. Pada akhirnya Kertajaya pun berhasil
dikalahkan oleh Ken Arok. Menurut kitab Pararaton dan Negarakertagama
Kertajaya dikalahkan pada tahun 1222.
Kemudian Ken Arok mendirikan Kerajaan Singasari dan meninggal pada
tahun 1247. Menurut sumber, Ken Arok meninggal dibunuh oleh Anusapati
setelah tahu kebenaran kematian ayahnya. Kemudian Anusapati menggantikan
Ken Arok menjadi raja Singasari. Tak lama setelah itu, Anusapati terbunuh oleh
Tohjaya, anak Ken Arok dan selirnya, Ken Umang. Sekitar dua tahun setelahnya,
Tohjaya terbunuh oleh Ranggawuni (Wisnuwardhana), anak Anusapati.
Wisnuwardhana resmi naik tahta Kerajaan Singasari pada tahun 1250.
Wisnuwardhana mempunyai seorang istri bernama Nararya Waning Hyun,
putri salah seorang pamannya. Dari prasasti Mula Murung, dapat diketahui bahwa
mereka mempunyai beberapa anak yaitu Kertanegara, Nararya Murddhaja, dan
Turukbali yang kemudian diperistri oleh Jayakatwang. Adapun Wisnuwardhana
juga memperistri Mahisa Campaka, anak dari Mahisa Wonga Teleng, cucu dari
Ken Arok dan Ken Dedes. Dari Mahisa Campaka, Wisnuwardhana mempunyai
anak bernama Lembu Tal, ayah Raden Wijaya.
9 Universitas Kristen Petra
Setelah Wisnuwardhana mangkat, ia digantikan oleh Kertanegara.
Kertanegara adalah raja terakhir kerajaan Singasari. Setelah Kertajaya berkuasa, ia
mulai mengadakan pembaruan aparatur pemerintahannya, banyak Wide yang
dipindahtugaskan. Salah satunya adalah Arya Wiraraja yang dipindahkan untuk
menjadi adipati di Sumenep, Madura. Tampaknya ia kurang menyukai
perpindahan ini, sehingga dikemudian hari menjadi musuh dalam selimut bagi
Kertanegara.
Bersamaan dengan hal itu, kerajaan Kediri yang telah dihancurkan oleh
Ken Arok, mengalami perkembangan kembali dibawah kekuasaan Jayakatwang.
Namun Jayakatwang tampaknya masih menyimpan dendam dan iri hati terhadap
Kertanegara. Untuk memperbaiki hubungan tersebut Kertanegara melakukan
pendekatan dengan mengawinkan salah satu putrinya dengan anak jayakatwang,
Ardharaja. Namun tampaknya pendekatan ini kurang berhasil meredam hubungan
yang kurang baik itu.
Atas nasehat Arya Wiraraja, Jayakatwang menyerang Kerajaan Singasari.
Serangan mulai dilakukan dari arah selatan, sementara itu Raden
Wijayadiperintahkan untuk menahan serangan dari utara bersama dengan orang-
orang kepercayaannya yaitu Ranggalawe, Medang, Sora, Dangdi, Gajahpanggon,
Nambi, Peteng, dan Wirot. Tetapi serangan dari Kediri berjumlah sangat besar,
sehingga Kerajaan Singasari terdesak. Ardharaja, menantu Kertanegara yang
semula memihak Singasari berpindah haluan menyerang Singasari. Akhirnya
kerajaan Singasari berhasil dikalahkanoleh Jayakatwang dari Kediri.
Namun, Raden Wijaya dan pengikutnya yang masih mempunyai jiwa
nasionalisme dan loyalitas yang tinggi masih tetap ingin membalas kekalahan ini.
Kemudian ia mencari perlindungan di Sumenep. Berhasil meyakinkan Arya
Wiraraja akhirnya ia memberikan dukungan pada Raden Wijaya.
Arya Wiraraja memberikan nasehat agar Raden Wijaya mengabdi pada
Jayakatwang untuk mengetahui seberapa besar kekuatannya. Ketika
penghambaannya diterima, Raden Wijaya diberikan kekuasaan di Hutan Tarik.
Dengan bantuan Arya Wiraraja, Raden Wijaya berhasil membangunnya sebagai
sebuah kota. Raden Wijaya pun berniat ingin mengadakan serangan pada
10 Universitas Kristen Petra
Jayakatwang, tetapi niat itu diurungkan oleh Aria Wiraraja. Ia bermaksud agar
niat Raden Wijaya ditangguhkan hingga tentara Tartar datang.
Pasuka Tartar diterima dengan baik oleh mereka. Maksud kedatangan
tentara Tartar itu adalah ingin meminta pertanggungjawaban Kertanegara yang
telah menghukum utusan mereka. Kemudian Raden Wijaya bersekutu dengan
tentara Tartar untuk menyerang Jayakatwang. Pada akhirnya, Jayakatwang
berhasil dikalahkan oleh Raden Wijaya. Setelah itu Raden Wijaya mendirikan
Kerajaan Majapahit dengan dukungan dari masyarakatnya.
Masa pemerintahan Raden Wijaya adalah saat yang penuh dengan
perjuangan, banyak sekali teman sejawatnya yang malakukan pemberontakan.
Namun, semuanya dapat diselesaikan oleh Raden Wijaya dan akhirnya Kerajaan
Majapahit masih dapat tetap berdiri. Raden Wijaya memerintah selama 16 tahun ,
ia meninggal pada tahun 1309.
Pengganti Raden Wijaya adalah Jayanegara. Jayanegara mempunyai dua
orang saudara perempuan dari ibu yang berbeda. Para jejaka yang ingin
mengawini mereka selalu dihalang-halangi oleh Jayanegara, karena ingin
diperistri sendiri. Jayanegara meninggal ketika sedang operasi. Jayanegara
meninggal pada tahun 1328.
Karena Jayanegara tidak mempunyai putra maka ia digantikan oleh adik
perempuannya, Tribhuwanatunggadewi yang menikah dengan Kertawardhana.
Pada masa ini, Gajah Mada dapat menyelesaikan beberapa pemberontakan.
Akhirnya ia diangkat menjadi seorang patih, menggantikan Arya Tadah yang
sudah tua.
Pada tahun 1334 Hayam Wuruk lahir, dan ketika ia telah berumur 17 tahun,
Tribhuwanatunggadewi menyerahkan kekuasaannya pada Hayam Wuruk,
anaknya. Dalam masa pemerintahan Hayam Wuruk dengan Patih Gajah Mada
Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya, daerah kekuasaannya
mencapai hampir seluruh nusantara dan mencapai beberapa negara di Asia
Tenggara.
Hayam Wuruk menikah dengan Paduka Sori, anak bibi Hayam Wuruk,
mereka mempunyai anak bernama Kusumawardhani. Pada tahun 1386 dan
11 Universitas Kristen Petra
digantikan oleh Wikramawardhana yang menikah dengan Kusumawardhani, anak
Hayam Wuruk. Sebelas tahun ia menjadi raja Majapahit, kemudian ia digantikan
oleh Suhita, anaknya.
Penobatan Suhita menyebabkan perseteruan dengan Bhre Wirabumi, anak
Hayam Wuruk dengan selirnya. Perang ini terjadi selama 3 tahun dan dikenal
dengan nama Perang Paregreg. Namun, perang ini berhasil diselesaikan dengan
dibunuhnya Bhre Wirabhumi oleh Raden Gajah. Namun, masih ada pertentangan
di dalam Kerajaan majapahit oleh kedua belah pihak. Suhita meninggal pada
tahun 1447.
Karena Suhita tidak mempunyai anak maka tahtanya kemudian diberikan
kepada Bhre Tumampel Dyah Kertawijaya. Ia meninggal pada tahun 1451.
Kertawijaya akhirnya digantikan oleh Bhre Pamotan dengan gelas Sri
Rajasawardhana. Pada masa ini terjadi pemindahan kekuasaan dari Trowulan ke
Keling-Kahuripan. Hal ini disebabkan karena di Trowulan masih terjadi
perseteruan antar keluarga. Sri Rajasawardhana meninggal pada tahun 1453.
Terjadi kekosongan pemerintahan selama 3 tahun.
Pada tahun 1456, muncul Dyah Suryawikrama dan kemudian dinobatkan
menjadi raja yang baru. Ia memerintah selama 10 tahun kemudian meninggal pada
tahun 1466. Kemudian ia digantikan oleh Sri Singhawikramawardhana. Menurut
Prasasti Pamintihan ia menjadi raja tunggal di Jawa, dan menurut kitab
Siwaratrikalpa, ia akhirnya menyingkir dari Kerajaan Majapahit karena serangan
dari Bhre Kertabhumi. Ia menyingkir ke Daha untuk menyelamatkan
pemerintahannya dan akhirnya meninggal pada tahun 1474.
Ranawijaya kemudian naik tahta untuk menggantikan ayahnya. Pada tahun
1478 ia melancarkan serangan yang menyebabkan Bhre Kertabumi gugur. Pada
sekitar akhir abad ke-15 Majapahit sudah banyak mendapat pengaruh kebudayaan
Agama Islam yang dibawa oleh saudagar-saudagar dari Timur Tengah. Konon
Raja Kertawijaya mempunyai istri seorang putri Cina dari Kerajaan Champa yang
beragama Islam dan mempunyai anak bernama Raden Patah, Raden Patah yang
menduduki daerah Demak kemudian memutuskan hubungan dengan Kerajaan
Majapahit dan membuat kerajaan sendiri. (Indonesia, 15-38)
12 Universitas Kristen Petra
2.1.2. Sekilas Situs Peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan
Sebagai sebuah pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit, di Trowulan
terdapat banyak peninggalan Kerajaan Majapahit. Situs peninggalan ini ada
banyak sekali mulai dari candi, pintu gerbang, pertirtaan, hingga arca, terkakota,
dan lain sebagainya. Penelitian terhadap situs-situs ini telah dilakukan sejak tahun
1815 hingga saat ini.
Situs ini dapat menjadi sarana pendidikan sejarah mengenai kebesaran
Kerajaan Majapahit. Beberapa peninggalan candi yang merupakan warisan
budaya di Trowulan antara lain:
a. Candi Bajang Ratu
Candi Bajang Ratu diperkirakan dibuat pada pertengahan abad ke-14. Candi
ini terletak di daerah pinggiran keraton. Bangunan ini terbuat dari batu bata
merah mempunyai hiasan bergambar paduraksa, yang biasanya dapat
ditemukan pada gerbang-gerbang kuno di Jawa.
Gambar 2.1. Candi Bajang Ratu
b. Candi Tikus
Candi Tikus terletak di Desa Temon. Candi Tikus disebut-sebut sebagai
tempat mandi pada jamannya. Bangunannya terdiri dari dua bagian, bagian
pertama adalah persegi yang cekung dan melingkari bangunan kedua yang
13 Universitas Kristen Petra
letaknya berada si tengah. Bentuk bangunan yang kedua ini menyerupai
bentuk Gunung Mahameru yang ada pada mitologi Hindu.
Gambar 2.2. Candi Tikus
c. Gapura Wringin Lawang
Gapura ini berada di Desa Jatipasar. Gapura ini diperkirakan sebagai pintu
masuk salah satu kompleks di Kota Majapahit. Bangunan ini memiliki tinggi
sekitar 15,5 meter.
d. Kolam Segaran
Kola mini terletak di Desa Trowulan. Kolam ini diduga berfungsi sebagai
waduk dan penampung air. Kolam ini juga terbuat dari batu bata merah yang
ditata sedemikian rupa tanpa menggunakan perekat.(“Mojokerto”, 1)
e. Kuburan Putri Champa
Kuburan ini berada di sebelah timur laut Kolam Segaran. Kuburan ini
merupakan sebuah kuburan Islam seorang Putri Kerajaan Champa di Vietnam
yang menikah dengan salah satu raja Majapahit.
f. Candi Kedaton
Candi Kedaton berada di Desa Sentonorejo. Diperkirakan Cnadi Kedaton ini
adalah salah satu lokasi kerato kerajaan Majapahit. Struktur bangunannya
yang tumpang tindih menyatakan bahwa situs ini dihuni dalam beberapa masa
14 Universitas Kristen Petra
yang berlainan. Konon katanya kompleks Candi Kedaton ini mempunyai jalan
rahasia menuju Sumur Upas.
g. Candi Brahu
Candi Brahu terletak di Desa Bejijong. Candi ini juga dibuat dari batu bata
merah yang tidak direkatkan namun hanya digosok. Candi ini merupakan
tempat untuk menyimpan abu para raja Majapahit, abunya disimpan di gua-
gua candi.
2.2. Tinjauan Judul Perancangan Buku
2.2.1. Perancangan Buku Situs Peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan
Buku situs ini akan dibuat dalam sebuah jenis buku sejarah yang berjudul
The Legend: Historical Sites of Majapahit Kingdom in Trowulan. Buku sejarah ini
menggunakan judul berbahasa Inggris agar sejarah mengenai kebesaran Kerajaan
Majapahit di masa lalu tidak hanya dikenal oleh masyarakat dalam negeri saja,
tetapi juga masyarakat luar.
Pemilihan judul ini, merujuk pada isi dari buku itu sendiri yang akan
membahas mengenai situs peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan. Buku ini
akan merekam peninggalan yang menjadi sebuah bukti keberadaan Kerajaan yang
pernah menyatukan nusantara.
2.2.2. Penjelasan Tema/Judul Buku yang Diambil
Tema buku bacaan yang diambil yaitu mengenai informasi dan pengenalan
situs-situs Kerajaan Majapahit di Trowulan, sebagai pusat pemerintahannya.
Pemilihan tema ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pengetahuan akan sejarah
sebagai warisan budaya, ditambah lagi masyarakat umumnya kurang peduli
dengan keberadaannya. Karena keacuhan inilah banyak peninggalan yang kurang
terawat dan jarang diketahui oleh masyarakat.
Tema buku ini diambil juga untuk merekam keberadaan peninggalan
Kerajaan Majapahit tersebut sebagai kekayaan bangsa. Selain itu, buku ini
ditujukan untuk meningkatkan minat baca terhadap buku sejarah sehingga sejarah
15 Universitas Kristen Petra
bangsa tidak dilupakan begitu saja. Berangkat dari fenomena tersebut, maka tema
ini diangkat sebagai salah satu pemecah masalah sosial yang tengah mengancam
keberadaan peninggalan bangsa ini.
2.3. Tinjauan Buku Bacaan
2.3.1. Pengertian Buku Bacaan dan Sejenisnya
Buku adalah sebuah kumpulan kertas yang mengandung informasi
mengenai sesuatu hal. Di dalam sebuah buku terdapat pesan yang disampaikan
oleh penulisnya menggunakan tulisan. Selain tulisan di dalam buku biasanya juga
terdapat gambar, tabel, kurva, dan sebagainya untuk memperjelas pesan sehingga
dapat dimengerti oleh pembaca. Sedangkan membaca adalah meresapi arti sebuah
tulisan.
Sejak era jaman purba, telah ditemukan cara untuk menyampaikan informasi
dengan tanda yang kemudian berkembang menjadi tulisan. Sebelum ditemu-
kannya kertas, manusia menulis menggunakan benda-benda yang ada disekitarnya
seperti batu, papan, daun, bambu, dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan
jaman, teknik percetakan juga semakin canggih dan buku semakin mudah didapat.
Sebelum internet dikenal secara umum, buku merupakan sumber utama selain
penelitian secara langsung di lapangan.
Buku mempunyai manfaat utama yaitu komunikasi. Buku merupakan media
komunikasi pasif antara penulis dengan pembacanya. Selain itu, buku juga
berguna sebagai alat perekam data dan informasi. Tanpa adanya buku maka
pengetahuan tidak akan berkembang.
Menurut Frank Gruber, “buku adalah benda luar biasa dan seperti taman
indah yang penuh dengan bunga aneka warna”. Juga seperti permadani terbang
yang sanggup membawa kita ke negeri-negeri tak dikenal sebelumnya (dikutip
dari Yainal, par. 1). Oleh sebab itu, buku juga disebut sebagai sebuah jendela
dunia.
16 Universitas Kristen Petra
2.3.2. Sejarah Buku Bacaan dan sejenisnya di Dunia
Sejarah dari ditemukannya sebuah buku bermula dari tulisan yang
terkandung sebagai isi buku itu sendiri. Pada awalnya tulisan itu hanya berupa
simbol dan piktogram yang mudah diingat. Kemudian berkembang menjadi suku
kata dan abjad untuk menulis.
Media untuk penulisan itu sendiri masih menggunakan alat-alat yang
sederhana dan telah tersedia di alam. Seperti di Cina menggunakan sutra sebagai
media untuk menulis, sedangkan cara alat penulisan dilakukan dengan kuas.
Sedangkan, di India digunakan daun palem yang sudah kering dan di wilayah
Amerika digunakan jenis tanaman Amate. Selain itu juga masih terdapat banyak
media seperti batu, tulang, bambu, logam, dan sebagainya.
Sekitar 3000 tahun sebelum masehi, tanah liat digunakan sebagai media
tulis menulis di Mesopotamia. Cara pembuatannya menggunakan sebuah cetakan
berbentuk segitiga untuk mencetak tanah yang basah. Di Niniveh ditemukan
sekitar 22000 lempengan tanah liat dari sekitar abad ke-7 sebelum masehi.
Diyakini tulisan dalam lempengan tersebut merupakan arsip perpustakaan Raja
Assyria yang merupakan pengelompokan koleksi buku-bukunya.
Di Roma, media penulisannya menggunakan kayu yang dilapisi oleh lilin,
menggunakan media itu mereka dapat menulis dan menghapus tulisan yang salah
menggunakan batu nilam. Pada awalnya bentuk batu nilam adalah bulat, untuk
mempermudah penulisan akhirnya dibentuk meruncing.
Setelah dilakukan berbagai penelitian dan penggalian pada kuburan-kuburan
kuno diketahui bahwa telah ditemukan beberapa langkah-langkah pembuatan
media untuk menulis seperti pembasahan, penekanan, pengeringan, pengeleman,
dan pemotongan. Di Yunani Kuno, penggunaan kertas papirus telah dimulai sejak
dinasti pemerintahan pertama. Namun, pembuktiannya ada pada pembukuan raja
Neferirkare Kakai dari dinasti kelima sekitar tahun 2400 sebelum masehi. Dan
menggunakan benda runcing untuk alat penulisannya seperti bulu burung, ujung
alang-alang, dan sebagainya. Jenis tulisan pada jaman Mesir Kuno disebut
Hieratic atau huruf Sacerdotal, tetapi bukan huruf Hieroglyph, jenis huruf ini
17 Universitas Kristen Petra
lebih sederhana dan memang digunakan untuk penulisan pada media kertas.
Sedangkan huruf Hieroglyph biasanya diukir di atas batu.
Buku pada jaman ini menggunakan kertas papirus yang digabung dan
digulung, panjangnya bisa mencapai 10 meter atau bahkan bisa lebih. Beberapa
buku mengenai sejarah pemerintahan Ramses III panjangnya mencapai lebih dari
40 meter.
Peerkembangan berikutnya beralih pada perkamen sebagai pengganti
papirus. Perkamen ditemukan oleh Eumenes II, Raja Pergamon. Pembuatannya
dimulai pada sekitar abad ke-3 sebelum masehi. Perkamen dibuat dari kulit
binatang seperti domba, sapi, keledai, dan sebagainya. Perkamen terbukti lebih
awet, kuat, dan dapat dihapus. Namun perkamen sangat mahal karena bahannya
yang sulit didapat dan pembuatannya pun memakan waktu yang lama.
Pada sekitar abad ke-2 dan ke-4 masehi naskah telah menggantikan
gulungan kertas. Buku bukan lagi merupakan gulungan kertas tetapi berupa
lembaran yang digabungkan pada salah satu sisinya. Bentuk seperti ini sangat
efektif bila dibandingkan dengan bentuk gulungan yang sebelumnya, karena
sangat praktis mudah dibawa dan dibuka dimana-mana. Bentuk ini bertahan
hingga 1500 tahun berikutnya. Perkamen akhirnya digantikan oleh kertas. Karena
pembuatannya lebih mudah dan harganya yang jauh lebih murah.
Sejak jaman dahulu, buku telah dipergunakan untuk merekam suatu
kejadian, menyampaikan pesan, memberikan informasi, dan lain-lain. Buku
banyak digunakan untuk kepentingan religius, pendidikan, dan sebagainya.
Kertas ditemukan di Cina sekitar tahun 103. Pembuatannya beasal dari kulit
buah beri hitam oleh T’sai Louen. Untuk menyebarkan Agama Buddha,
digunakan cetakan kayu untuk memperbanyak buku-buku Agama Buddha.
Untuk memproduksi buku tersebut di Asia terdapat dua teknik percetakan
yang pertama adalah teknik cetak tekan dan teknik cetak bergerak. Pada teknik
cetak tekan, tinta diberikan pada papan kayu yang telah diukir dan kemudian akan
ditekankan diatas kertas. Sedangkan dengan teknik bergerak menggunakan papan
yang diletakkan kayu berputar pada urutan sesuai dengan halaman yang telah
18 Universitas Kristen Petra
ditentukan. Kedua teknik ini telah digunakan sejak abad ke-8 dan mulai
menggunakan logam pada abad ke-12.
Gambar 2.3. Cetakan bergerak
Sumber: Meggs, Phillip B. (1998, p.26)
Seiring dengan majunya perkembangan jaman dan dimulainya revolusi
industri, pada tahun 1440 Johannes Guttenberg menemukan sebuah mesin cetak.
Di Barat buku tidak hanya dibuat hanya satu buah atau dibuat berdasarkan
permintaan saja, penerbitan buku menjadi sebuah perusahaan yang memerlukan
modal bagi realisasi pasar untuk distribusinya. (“Garis Waktu Sejarah Desain
Grafis”, par.3)
Kebutuhan akan percetakan buku semakin banyak, selain untu kepentingan
pendidikan juga digunakan untuk memproduksi Alkitab dalam jumlah sangat
besar. Bila tidak menggunakan teknologi percetakan mustahil akan dapat
memproduksi dalam jumlah sangat besar tersebut. Pada tahun 1820 mesin cetak
menggunakan sistem tekan mulai diikuti dengan sistem percetakan menggunakan
mesin gulungan. Hal ini menyebabkan semakin turunnya harga produksi buku dan
produksi buku pun semakin meningkat.
Serangkaian perkembangan juga terjadi pada sekitar tahun 1990-an,
keberadaan komputer dan alat digital lainnya semakin mempermudah produksi
buku. Hingga saat ini banyak sekali alat manual maupun elektronik yang
memudahkan kita untuk mencetak sebuah buku.
19 Universitas Kristen Petra
2.3.3. Sejarah Buku Bacaan dan sejenisnya di Indonesia
Bukti tulisan tertua yang ditemukan di Indonesia adalah pada sebuah
prasasti tiang Yupa yang ditemukan pada abad kelima masehi (kira-kira 400 SM).
Prasasti ini ditemukan di daerah Kalimantan Timur, diperkirakan peninggalan
Kerajaan Kutai. Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Terdapat
sekelompok prasasti yang terdiri dari tujuh tiang bertuliskan huruf Pallawa.
(Bahasa & Sastra, 12)
Selain menggunakan batu media lain yang ada adalah logam, daun, kayu,
bambu, kulit kayu, dan kain. Penggunaan pada logam sudah ada sejak lebih dari
seribu tahun yang lalu. Prasasti menggunakan perunggu dapat dilhat pada
lempengan tulisan Jawa Kuno yang ditulis pada lempengan logam sekitar tahun
903. Selain perunggu, emas dan perak juga digunakan sebagai media tulis menulis.
Namun, emas dan perak biasanya digunakan untuk sesuatu yang bermakna
penting.
Media lainnya yaitu daun. Media ini banyak digunakan di daerah Jawa,
Lombok, dan Bali. Daun palem, alat penulisannya menggunakan pisau yang
ditorehkan dikedua sisi daun kemudian hurufnya dihitamkan menggunakan jelaga.
Lembar-lembarnya kemudian disatukan dengan tali melalui lubang di tengah
dengan kedua papan kayu sebagai penutup. Selain daun palem, ada juga daun
nipah yang lebih tipih dari daun palem. Alat penulisannya menggunakan kuas dan
tinta.
Di daerah Sumatera, dahulu media tulis menulis menggunakan media
bambu. Cara penulisannya menggunakan torehan pisau yang tajam. Kemudian
bambu biasanya dirangkai seperti daun palem atau tetap pada bentuk tabungnya.
Dluwang banyak digunakan di daerah Jawa. Dluwang merupakan sejenis
kertas dari tumbukan kulit pohon murbei. Dluwang biasanya digunakan untuk
menulis primbon Jawa, ramalan mengenai tanggal dan waktu yang tepat mengenai
sesuatu. (Bahasa & Sastra, 9) Selain itu juga ada pustaha yang biasanya digunakan
peramal Batak. Pustaha adalah sebuah buku lipat yang terbuat dari bagian kulit
pohon alim. Pustaha biasanya mempunyai penutup kayu yang mempunyai banyak
hiasan.
20 Universitas Kristen Petra
Pembuatan kertas di Cina pada sekitar abad pertama kemudian menyebar
kepada bangsa Arab di abad ke-7. Mulai sekitar abad ke13, penggunaan kertas
impor dipergunakan untuk penyebaran Agama Islam. Dimulai dari adanya impor
kertas itu, seiring dengan berkembangnya zaman, sekarang kertas semakin mudah
diperoleh dan semakin banyak buku yang diproduksi dengan harga yang murah.
2.3.4. Tinjauan Kondisi Buku Bacaan dan sejenisnya di Indonesia
Buku menjadi sebuah alat yang fundamental dalam perkembangan sebuah
negara. Buku semakin banyak diproduksi dan memuat informasi yang penting dan
dapat memajukan pola pikir masyarakat. Dimulai dari buku pelajaran yang
diharuskan untuk anak-anak usia sekolah. Buku sebagai sumber referensi dan
sumber pengetahuan untuk mengembangkan wawasan anak-anak, itulah sebabnya
buku disebut-sebut sebagai jendela dunia.
Namun, minat baca masyarakat Indonesia terhadap buku bacaan sangatlah
kurang. Ada dua faktor yang saling bergantungan yang mempengaruhi hal ini.
Kedua faktor tersebut adalah faktor pendidikan dan faktor ekonomi. karena
terpaan krisis ekonomi, pendidikan masyarakat menjadi rendah. Banyak anak
yang tidak bersekolah sehingga mereka menjadi buta huruf. Selain itu, penurunan
faktor ekonomi menyebabkan daya beli terhadap bukupun berkurang.
Sebelumnya telah banyak perpustakaan yang disediakan oleh negara di
setiap daerah. Namun, kembali pada faktor pendidikan yang rendah, pengunjung
perpustakaan itu tidaklah banyak. Hal ini menyebabkan kurangnya perhatian
terhadap perpustakaan, sehingga banyak buku yang rusak, kemudian berujung
pada tutupnya perpustakaan tersebut.
Namun, dengan kurangnya peminat banyak yang ingin mengembangkan
dan membantu, baik itu perorangan ataupun lembaga-lembaga sosial. Yang
diantaranya adalah memberikan pendidikan cuma-cuma untuk anak-anak agar
dapat membaca. Selain itu juga memberikan sumbangan buku-buku bekas,
pendirian taman bacaan, perpustakaan keliling, dan kegiatan lain untuk
mengembangkan minat baca masyarakat. Disamping itu, membuat buku yang
menarik dan bermanfaat juga dapat menarik minat baca masayarakat.
21 Universitas Kristen Petra
Dengan meningkatnya minat baca masyarakat tentu akan memberikan
perkembangan dalam berbagai potensi.
2.4. Tinjauan tentang Gambar
2.4.1. Tinjauan tentang unsur gambar
Menggambar adalah membuat visualisasi mengenai sesuatu baik itu diatas
keras maupun pada media yang lainnya. Dalam membuat sebuah gambar terdapat
beberapa unsur yang perlu diperhatikan, yaitu garis (line), kualitas gelap terang
(value), bentuk dan ruang (shape and space), pola (pattern), tekstur (texture), dan
warna (color).
2.4.1.1. Garis (Line)
Dalam desain, garis dibagi menjadi empat yaitu horisontal, vertikal,
diagonal, dan kurva. Garis mempunyai banyak arti, yang pertama adalah dua titik
secara lurus, garis juga mempunyai artian kumpulan titik-titik secara berdekatan
lurus. Definisi lainnya adalah suatu titik yang diperluas memiliki panjang,
kedudukan, dan arah.
Menurut Leksikon, garis adalah benda dua dimensi yang tipis dan panjang.
Sedangkan menurut Lillian Gareth mendefinisikan garis sebagai sekumpulan titik
yang bila dideretkan maka dimensi panjangnya akan tampak menonjol dan
sosoknya disebut dengan garis.
Pada zaman dahulu, garis sebagai media komunikasi juga untuk
mengekspresikan diri dan penggambaran objek-objek pada batu dan kayu. Garis
juga mempunyai kemampuan untuk mengungkapkan suasana dari bentukan
sederhana yang dibuat. Berikut ini adalah beberapa jenis garis dan asosiasi yang
ditimbulkannya:
Tabel 2.1. Macam-macam Garis dan Asosiasinya
No. Jenis Garis Arti Garis
1.
Horisontal: memberikan ketenangan atau
sesuatu hal yang diam dan tak bergerak
22 Universitas Kristen Petra
2. Vertikal: memberikan stabilitas dan
kekuatan.
3.
Diagonal: mengungkapkan sesuatu yang
tidak stabil dan dinamis
4.
Garis tegak membengkok (bending up
right): memberi sugesti sedih, lesu.
5.
Olakan-olakan (upwards swirls) ke atas:
memberikan sugesti aspirasi kekuatan
spiritual dan semangat yang menyala,
hasrat yang keras dan berkobar-kobar.
6.
Horisontal berirama: memberi sugesti
malas, ketenangan, tidur, ketenangan,
tidur, ketenangan yang menyenangkan.
7.
Pancaran ke atas (upward spray): memberi
sugesti pertumbuhan, spontanitas,
idealisme.
8.
Perspektif yang melenyap (diminishing
perspective): memberi sugesti adanya
jarak, kejauhan, kerinduan.
9.
Perspektif yang membalik (interveted
perspective): mengesankan keluasan tak
terbatas, pelebaran ruang yang tak
terhalang, kebebasan mutlak.
23 Universitas Kristen Petra
10.
Air terjun (waterfall): memberi sugesti
gaya berat, penurunan berirama.
11.
Lengkungan-lengkungan yang memusat
(concentric arcs): memberi sugesti
perluasan ke atas, gerakan yang
mengembang, kegembiraan.
12. Kubah-kubah yang membulat (rounded
arc): memberi sugesti kuat, kekokohan.
13.
Piramida-piramida (Pyramide): memberi
sugesti stabil, kuat, megah, masif.
14.
Lengkung-lengkung gothic (gothic arcs):
memberi sugesti “spiritual uplift”,
kepercayaan dan harapan religius.
15.
Bengkokan yang berirama: memberi
sugesti lemah gemulai dan keriangan.
16.
Garis spriral (generative force), memberi
sugesti kelahiran (genesis)
24 Universitas Kristen Petra
17.
Gelembung-gelembung yang
mengembang: memberi sugesti
kegembiraan yang ringan, jiwa yang baik.
18.
Diagonal-diagonal yang saling membentur
(conflicting diagonal): memberi sugesti
konflik, peperangan, kebencian,
kebingungan.
19.
Garis zigzag: memberi sugesti kegairahan,
jagged animation (seperti gerakan kilat
atau listrik), dinamika, dan gerak cepat
20.
Garis yang memancar (radiation lines):
memberi sugesti pemusatan, peletupan,
letusan yang tiba-tiba.
Sumber: Catatan Nirmana tahun 2005
2.4.1.2. Kualitas Gelap Terang (Value)
Nilai gelap terang warna suatu benda ditentukan oleh banyak sedikitnya
cahaya yang menimpa benda tersebut. Bila garis mendeskripsikan suatu objek
maka value akan memberikan kesan dan akan memperkaya garis sehingga
mempunyai bentuk yang lebih hidup. Albert Munsell seorang ahli warna
menyusun sembilan tingkatan warna, dari gelap ke terang. Untuk sifat gelap
digunakan hitam dan untuk sifat terang digunakan putih. Antara hitam dan putih,
terjadi tujuh tingkatan , tingkat kelima adalah abu-abu netral. (Mengekspresikan
Unsur Desain 5)
25 Universitas Kristen Petra
2.4.1.3. Bentuk dan Ruang (Shape and Space)
Setiap benda mempunyai bangun dan bentuk. Bangun adalah bentuk yang
terlihat oleh mata, seperti segitiga, bulat, persegi, trapesium, dan sebagainya.
Bentuk ada dua macam yaitu bentuk geometris dan bentuk organis. Bentuk
geometris adalah bentuk-bentuk yang dikenal dalam ilmu ukur dan dibuat secara
beraturan. Sedangkan bentu organis adalah bentuk-bentuk yang ada di alam
semesta seperti manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Ruang adalah keluasan dari suatu bidang dan permukaan. Selain memiliki
sifat seperti garis, ruang mempunyai dua dimensi tambahan yaitu lebar dan dalam.
Ruang dapat dibedakan menjdai dua jenia, yaitu ruang positif dan ruang negative.
Ruang positif adalah ruang yang berada di dalam benda yang berongga,
sedangkan ruang negatif adalah ruang yang berada di luar ruang positif.
2.4.1.4. Pola (Pattern)
Pola merupakan bentuk dekoratif yang bersifat datar dan tidak memiliki
gradasi gelap terang. Pada suatu bentuk desain, pola yang bersifat dekoratif
bertujuan untun menambah keindahan yang diaplikasikan dalam bentuk
pengulangan.
2.4.1.5. Tekstur (Texture)
Tekstur adalah sifat permukaan suatu benda, seperti halus, kasar, licin,
bergelombang, berbulu, dan sebagainya. Tekstur merupakan elemen desain yang
ekspresif dan emosional. Tekstur dapat dihasilkan dari percobaan menggunakan
alat-alat yang ada disekitar kita secara kreatif. Tekstur yang kasar akan
menimbulkan patra. Patra adalah suatu bentuk yang mempunyai batasan dan
larangan yang penghayatannya dengan indera pengelihatan.
2.4.1.6. Warna (Colors)
Warna dapat didefinisikan secara objektif/fisik sebagai sifat cahaya yang
dipancarkan. Dan secara subjektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman
indera pengelihatan. Cahaya yang tampak oleh mata merupakan suatu bentuk
26 Universitas Kristen Petra
pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang
elektromagnetik.
Cahaya yang dapat diterima oleh indera manusia mempunyai panjang
gelombang sekitar 380-780 nanometer. Cahaya antara dua jarak nanometer
tersebut dapat diurai melalui prisma kaca menjadi warna-warni pelangi yang
disebut spektrum cahaya.
Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa
suatu benda dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) maka
terlihatlah warna. Pada abad ke-17, Issac Newton menemukan spektrum warna
menggunakan prisma.
a. Klarifikasi Warna berdasarkan Spektrum Warna
Warna sebagai sumber keduniawian yang dapat menambah unsur
keindahan dapat diklasifikasikan berdasarkan spektrum warnanya yaitu warna
primer, warna sekunder, warna tersier, warna intermediate, warna analogus, dan
warna komplementer.
Warna Primer disebut warna pertama atau warna pokok. Disebut warna
primer karena warna tersebut tidak dapat dibentuk dari warna lain. Warna primer
dapat digunakan sebagai pokok percampuran untuk memperoleh warna-warna
yang lain. Warna primer merupakan warna dasar yang terdiri dari merah (magenta
red), kuning (lemon yellow), dan biru (turquoise blue).
Warna sekunder disebut warna kedua, karena warna ini didapat dari
percampuran dua warna primer. Misalnya percampuran warna merah dan kuning
menjadi jingga, percampuran kuning dan biru jadi hijau, dan percampuran antara
merah dan biru menjadi ungu
Sedangkan warna tersier merupakan percampuran antara warna primer dan
warna sekunder dengan perbandingan yang sama. Warna-warna tersier adalah
coklat kuning yaitu percampuran warna hijau dan jingga, disebut juga Sienna
Merah, Kuning Tersier, Yellow Ochre, atau Olive; coklat merah adalah
percampuran antara jingga dan ungu, disebut juga Siena Bakar, Merah Tersier,
27 Universitas Kristen Petra
Burnt Sien, atau Red Brown; dan coklat biru adalah percampuran antara hijau dan
ungu, disebut juga Siena Sepia, Biru Tersier, Zaitun, atau Navy Blue.
Warna intermediate adalah warna perantara, yaitu warna yang ada diantara
warna primer dan sekunder padalingkaran warna. Warna-warna intermediate yaitu
kuning hijau (Moon Green), kuning jingga (Deep Yellow), merah jingga (Red
Vermillion), merah ungu (Purple), biru violet (Blue/Indigo), dan biru hijau (Sea
Green).
Warna analogus adalah warna–warna yang masih dalam rumpun
terdekatnya, misalnya merah, merah jingga, dan jingga, dan sebagainya. Warna
analogus lebih berwarna daripada warna monokromatik, warna analogus juga
dapat menciptakan keharmonisan karena hubungan dekat warna-warna yang
dipakai.
Sedangkan warna komplementer adalah warna-warna yang saling
berlwanan dalam lingkaran warna. Warna komplementer akan selalu tampak
kontras dan jika dicampurkan akan menghasilkan warna yang kelabu. Sebagai
contoh adalah merah dan hijau, kuning dan ungu, biru dan jingga, dan sebagainya.
Gambar 2.4. Spektrum Warna
Sumber: Mc Clelland, Deke (2006)
28 Universitas Kristen Petra
b. Klarifikasi Warna berdasarkan Gambar/ Ilustrasi
Dalam bidang seni, warna memegang peranan penting karena warna
membuat sesuatu kelihatan lebih indah. Klasifikasi warna berdasarkan gambar
dan ilustrasi adalah warna monokromatik dan warna polikromatik. Warna
monokromatik adalah tingkatan warna senada dari yang paling terang hingga yang
paling gelap. Gambar monokrom mengidentifikasikan sebuah keseimbangan
antara cahaya dan juga gelap terang suatu objek namun tidak menggambarkan
realitas yang ada. Gambar monokrom juga memberikan kesan kelonggaran dan
kebebasan.
Sedangkan warna polikromatik adalah warna yang menggunakan banyak
kandungan warna yang dicampurkan, bukan semata menambah intensitas dan kuat
lemahnya seperti warna monokromatik. Pencampuran warna lebih didasarkan
pada warna-warna yang sesungguhnya dilihat.
c. Klarifikasi Warna berdasarkan Sensasinya
Warna merupakan unsur rupa yang paling mudah ditangkap mata dan
dapat menimbulkan sensasi yang berbeda-beda. Klasifikasi warna berdasarkan
sensasi yang ditimbulkannya adalah warna-warna panas, warna-warna dingin, dan
warna-warna netral. Yang dimaksud dengan warna panas adalah warna-warna
yang dapat menimbulkan sesasi membara dan berkobar-kobar seperti merah,
kuning, dan percampurannya. Warna-warna dingin adalah warna-warna yang
memberikan sesasi sejuk dan dingin diantaranya adalah biru, hijau, dan
percampurannya, sedangkan warna netral adalah warna yang tidak memberikan
sensasi rasa panas ataupun dingin seperti putih, hitam, dan abu-abu.
d. Klarifikasi Warna berdasarkan Karakteristiknya
Warna berdasarkan karakterisktiknya dapat dibagi menjadi dua yaitu
warna aktif atau positif dan warna pasif atau negatif. Warna aktif atau positif
adalah warna-warna yang dapat menimbulkan kesan semangat dan karakter yang
aktif, seperti merah, kuning, jingga, dan percampurannya. Sedangkan warna pasif
adalah warna-warna yang menimbulkan kesan kebalikannya, seperti kegelisahan,
29 Universitas Kristen Petra
pemikiran yang lemah lembut, dan sebagainya. Contoh warnanya adalah biru, biru
kemerahan, dan merah kebiruan.
e. Klasifikasi Warna berdasarkan Kualitasnya
Jenis dan macam warna sangatlah banyak terlebih warna buatan. Warna
diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya dapat dibagi menjadi tiga yaitu hue,
chroma, dan value. Hue adalah kualitas dan sifat khas dari suatu warna yang
membedakan warna satu dengan warna lainnya. Sebagai contoh warna merah
yang mempunyai sifat khas yang berbeda dengan warna biru.
Chroma adalah kekuatan dan kelemahan warna yang mengacu pada
intesitas pigmen suatu warna. Sebagai contoh dua warna biru yang sama, dapat
pula bernada sama tetapi dalam penampilan yang berbeda. Satu merupakan biru
kuat dan yang lainnya merupakan biru lemah, hal ini disebabkan beda jumlah
pigmen warnanya.
Value yaitu jenjang gelap terangnya suatu warna. Setiap warna
mengandung sejumlah warna hitam dan putih. Penambahan warna hitam akan
menyebabkan warna menjadi gelap dan penambahan warna putih akan
menyebabkan warna menjadi terang. Value dapat dibedakan menjadi dua yaitu
tint dan shade. Tint adalah warna dengan value tinggi, warna yang ringan dan
terang karena penambahan warna putih. Sedangkan shade adalah warna dengan
value rendah, warna-warna yang berat karena tambahan unsur hitam.
f. Klarifikasi Warna berdasarkan Maknanya
Warna sebagai unsur rupa dapat menjadi ungkapan jiwa dan berpengaruh
terhadap jiwa. Warna mempunyai asosiasi makna yang berbeda-beda. Berikut ini
merupakan uraian asosiasi warna:
Tabel 2.2.Tabel Warna dan Asosiasinya
No. Warna Asosiasi
1. Biru (Blue): memberikan sugesti tenang
dan menyejukkan
30 Universitas Kristen Petra
2. Hijau (Green): memberikan sugesti alami
dan sehat
3. Kuning (Yellow): memberikan sugesti
terang dan kehangatan
4. Hitam (Black): memberikan sugesti
keabadian dan keanggunan
5. Ungu (Purple): memberikan sugesti agung
dan keindahan
6. Merah muda (Pink): memberikan sugesti
romantis dan sensual
7. Orange: memberikan sugesti kreatif dan
optimis
8. Merah (red): memberikan sugesti panas
dan penuh energi
9. Coklat (brown): memberikan sugesti alami
10. Abu-abu (grey): memberikan sugesti netral,
warna untuk semua
11. Putih (White): memberikan sugesti bersih,
suci, dan murni
Sumber: Catatan Nirmana tahun 2005
2.5. Tinjauan tentang Unsur Komposisi
2.5.1. Layout
Menurut Lori Siebert dan Lisa Ballard, layout adalah cara mengatur huruf
dan karya seni (foto, ilustrasi, atau karya grafis lainnya) di atas kertas (1). Bentuk
penataan layout paling umum adalah segi empat panjang, komposisi seperti ini
merupakan cara yang paling mudah dan sederhana. Dalam penataan layout juga
ada bentuk yang paling mendasar yaitu vertikal dan horisontal. Pada umumnya
gambar potret berdiri atau lukisan potret, bidang yang sesuai adalah persegi
31 Universitas Kristen Petra
panjang dengan posisi tegak (vertikal). Sedangkan untuk gambar pemandangan
alam, bidang yang sesuai adalah persegi panjang memanjang (horisontal). Gambar
potret yang berdiri tentunya membutuhkan persegi panjang yang tegak dan tinggi,
sedangkan pemandangan alam yang lebar dapat tampak semakin dramatis dengan
bidang yang lebar.
Untuk menciptakan suatu layout yang menarik diperlukan garis maya yang
disebut dengan grid. Grid merupakan garis bantu untuk menata tipografi dan
gambar. Grid membagi bidang kerja dalam beberapa unit yang mengindikasikan
tempat dimana suatu gambar atau teks kan diletakkan, dalam hal ini grid harus
dapat menyatukan semua elemen desain. Biasanya dibutuhkan suatu keseragaman
grid untuk menciptakan layout yang menarik.
2.5.2. Perkembangan Layout
Seiring dengan perkembangan jaman dan gaya desain maka layout juga
semakin dikembangkan. Layout dibuat agar pembaca tidak bosan melihat buku
yang hanya mempunyai teks yang panjang ataupun hanya gambar yang dipasang
dengan seadanya. Jika sebuah buku mempunyai tampilan yang kurang bagus
maka pembaca akan mengalami kebosanan untuk membaca buku itu sampai habis.
Selain faktor content, tampilan juga mempengaruhi psikologis seseorang.
Menurut Sadjiman Ebdi Sanyoto, dalam membuat suatu penyusunan ada
beberapa aturan yang perlu digunakan. Walapun penerapannya tidak mutlak,
tetapi karya seni yang tercipta harus layak disebut karya yang baik. Prinsip-prinsip
ini bersifat subyektif (dikutip dari “Pengertian Nirmana”):
a. Ruang kosong (White Space)
Ruang kosong dimaksudkan agar penempatan suatu bidang tidak terlalu
padat dan menjadikan sebuah obyek menjadi dominan.
b. Kejelasan (Clarity)
Sebuah karya dengan layout yang teratur dan diatur sedemikian rupa
adalah agar sebuah karya dapat dimergerti dan tidak menimbulkan makna yang
ambigu.
32 Universitas Kristen Petra
c. Kesederhanaan (Simplicity)
Kesederhanaan adalah tidak berlebihan dan tepat. Hal ini ditujukan agar
pembaca tidak mengalami kebosanan dan kejenuhan.
d. Emphasis (Point of Interest)
Emphasis adalah pusat perhatian. Diharapkan sesuatu yang mendominasi
dan menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian yang mempunyai nilai
artistik.
2.5.3. Jenis Layout
Berikut adalah jenis-jenis layout antara lain(Owen, Retzak, Despain 1):
a. Manuscript Grid
Manuscript Grid adalah pembagian grid yang paling sederhana. Biasa
disebut Block Grid. Pembagian grid ini hanya menggunakan satu blok kotak besar
atau satu kolom yang biasanya digunakan untuk memuat teks yang singkat dan
tidak terlalu panjang. Penggunaan grid yang sederhana ini memberikan kesan
bersih dan tidak ambigu.
Gambar 2.5. Manuscript Grid
b. Column Grid
Column Grid membagi kertas menjadi beberapa bagian dan menampilkan
image dan teks yang terpisahkan oleh batas-batas yang abstrak seperti kolom-
kolom. Biasanya ditemui pada koran.
Gambar 2.6. Column Grid
33 Universitas Kristen Petra
c. Modular Grid
Modular Grid membagi lembar kertas dengan garis vertikal dan horizontal
membentuk kolom dan juga baris, sehingga penggunaan dan aplikasinya terlihat
lebih dinamis.
Gambar 2.7. Modular Grid
d. Hierarchical Grid
Hierarchical Grid merupakan gabungan grid-grid, pembagian tiap
bidangnya teratur dan rapi dengan tujuan untuk menyajikan tampilan yang
sederhana namun efektif. Biasanya banyak ditemukan pada website.
Gambar 2.8. Hierarchical Grid
e. Ungrid
Ungrid merupakan aksi protes anak-anak muda yang anti terhadap
kemapanan. Gaya ini tidak mempunyai keteraturan dan cenderung membentuk
suatu gaya baru namun memiliki nilai seni tersendiri. Ciri dari ungrid adalah tidak
terstruktur dan seakan-akan tidak mempunyai garis yang mengatur letaknya.
2.6. Tinjauan Gambar Ilustrasi
Selain tulisan, ilustrasi/gambar merupakan simbolisme cara meng-
informasikan sesuatu. Bahkan sebelum tulisan ada, gambar merupakan alat
berkomunikasi antar manusia pada jaman purba. Pada masa prasejarah itu, gambar
telah mempunyai kemampuan bercerita dengan bahasa rupa yang lebih efektif
34 Universitas Kristen Petra
daripada bahasa verbal. Pada jaman itu, gambar dimanfaatkan sebagai media
pendidikan oleh generasi tua kepada generasi yang lebih muda.
Oleh karena itu, ilustrasi memegang peranan penting untuk menyampaikan
suatu informasi. Selain bahasa tulisan, ilustrasi tidak pernah kehilangan
peranannya sebagai media untuk menjelaskan keberadaan suatu obyek. Ilustrasi
memiliki kemampuan untuk mengungkapkan ide dan gagasan lebih rinci tanpa
interpretasi. Penggunaan gambar bukan hanya sekedar untuk menambahkan nilai
estetis saja, tetapi juga mengandung suatu maksud tertentu.
Masa keemasan ilustrasi dimulai pada tahun 1880 di Amerika Serikat,
setelah Perang Dunia 1. Hal ini terjadi seiring dengan berkembangnya majalah
dan surat kabar. Pada jaman sekarang telah banyak sekali alat bantu untuk
membuat sebuah gambar, mulai dari media manual sampai dengan media
elektronik, beserta software pendukungnya.
2.6.1. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Bidang Kajian
Berdasarkan kepentingan dan medianya, gambar ilustrasi diterapkan pada
buku ilustrasi. Buku ini dapat dijumpai dalam bentuk karikatur, kartun, dan
gambar realis pada buku-buku bacaan. Buku seperti ini banyak ditemukan pada
buku bacaan anak-anak, gambar ilustrasi yang digunakan mengarah pada jenis
fantasi dan kartun, karena disesuaikan dengan kebutuhan daya tangkap pembaca
terhadap gambar.
Berdasarkan bidang kajian gambar ilustrasi dapat dibagi menjadi empat
yaitu (a) ilustrasi editorial, (b) ilustrasi periklanan, (c) ilustrasi medis, dan (d)
ilustrasi ilmiah.
a. Ilustrasi Editorial
Ilustrasi editorial banyak ditemui pada novel, buku bacaan dewasa, buku
anak-anak, komik, buku politik, dan lain sebagainya. Pada buku bacaan anak-anak
yang mengangkat tema fantasi, ilustrasi sangat dibutuhkan untuk mengembangkan
cerita. Sedangkan pada majalah dan media massa lainnya, ilustrasi dapat berupa
gambar maupun fotografi yang dapat menarik perhatian dan menggambarkan
artikel.
35 Universitas Kristen Petra
b. Ilustrasi Periklanan
Ilustrasi periklanan merupakan ilustrasi yang berguna untuk mendukung
promosi dan pemasaran untuk mempengaruhi dan menarik konsumen. Seperti
dalam iklan fashion, ilustrasi dapat berupa fotografi maupun gambar yang
mendukung produk yang dipasarkan dan target market yang dituju. Ilustrasi
produk sebaiknya dibuat semenarik mungkin, agar produk dapat menarik
perhatian.
Gambar 2.9. Ilustrasi Periklanan
c. Ilustrasi Medis
Dalam hal medis, ilustrasi sangat penting untuk memberikan informasi
seputar dunia kesehatan, yang kurang umum bagi masyarakat.
Gambar 2.10. Ilustrasi Medis
Sumber: PT. Danone Indonesia (2008)
36 Universitas Kristen Petra
d. Ilustrasi Ilmiah
Ilustrasi ilmiah bertujuan untuk memberikan penggambaran bagi materi-
materi yang membutuhkan ketepatan, kejelasan, dan kerapian seperti gambar
teknik arsitektur dan bentuk geometri lainnya.
Gambar 2.11. Ilustrasi Ilmiah
Sumber : UD. Galaksi (2007)
2.6.2. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Sifat dan Fungsi
Gambar sebagai ilustrasi dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu (a) gambar
sebagai ilustrasi, (b) gambar sebagai visualisasi, dan (c) gambar sebagai alat
komunikasi.
a. Gambar sebagai Ilustrasi
Gambar sebagai ilustrasi maksudnya gambar yang merekam pengamatan
seseorang terhadap suatu hal sehingga orang lain dapat ikut melihat dan
mempelajarinya.
Gambar 2.12. Gambar sebagai Ilustrasi
Sumber: Drawing a Dancing Peacock (2008)
37 Universitas Kristen Petra
b. Gambar sebagai visualisasi
Gambar sebagai visualisasi berfungsi untuk mengekspresikan visualisasi
ide, gagasan, pemikiran, dan sebagainya. Jenis gambar eksplorasi ini merupakan
bagian kreativitas yang tidak berujung. Biasanya gambar ini merupakan hasil dan
proses kreativitas seseorang dari hasil perenungan atau khayalan.
Gambar 2.13. Gambar sebagai Visualisasi
Sumber: Nickelodeon (1999)
c. Gambar sebagai alat komunikasi
Gambar sebagai alat komunikasi, biasanya gambar-gambar ini
mengeksplorasi dari bentuk-bentuk umum yang dapat dimengerti oleh orang lain.
Biasanya gambar ini mengandung sebuah makna dan pesan yang ingin
disampaikan ataupun hanya sekedar menyalurkan informasi. Gambar yang
ditampilkan harus jelas dan tegas sehingga mudah dimengerti oleh pemirsa.
2.6.3. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Alat
Dalam menciptakan gambar atau ilustrasi dibutuhkan alat-alat yang dapat
dipilih berdasarkan kebutuhan, yaitu (a) pensil, (b) bolpoin, (c) sarana untuk
mewarna, (d) media gambar, (e) kuas, dan (f) palet.
38 Universitas Kristen Petra
a. Pensil
Pesil adalah benda yang telah umum digunakan, mempunyai bahan dasar
graphite atau bahan sejenisnya. Pensil biasanya digunakan untuk membuat sketsa,
yaitu goresan tipis sebagai garis bantu untuk membentuk sebuah gambar. Seiring
dengan berkembangnya jaman pensil pun tersedia dalam berbagai ketebalan yang
biasanya diindikasikan dengan satuan seperti 3H, HB, 2B, 3B, 4B, 5B, dan
sebagainya. Pensil dapat dikoreksi menggunakan penghapus.
b. Bolpoin
Bolpoin/pena/spidol biasanya digunakan untuk membuat garis tegas pada
gambar sebagai garis pembatas atau outline. Ketebalannya dapat disesuaikan
dengan kebutuhan.
c. Sarana untuk mewarna
Untuk pewarnaan banyak sarana yang dapat dipilih seperti, pensil warna,
cat air, cat minyak, spidol, crayon, dry-pastel, oli-pastel, air-brush, dan lain
sebagainya. Masing-masing sarana ini mempunyai bahan dasar yang berbeda pula,
ada yang berbasis air, berbasis minyak, dan sebagainya. Penggunaan sarana
pewarnaan ini juga disesuaikan dengan kebutuhan dan hasil gambar yang
diinginkan.
Gambar 2.14. Ilustrasi menggunakan cat air
Sumber: www.cretacolor.com
39 Universitas Kristen Petra
d. Media Gambar
Dalam membuat sebuah gambar dan ilustrasi pasti diperlukan media untuk
memuatnya. Media yang paling umum adalah kertas dan kanvas. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal kertas tersedia dalam berbagai ukuran, jenis,
tekstur, ketebalan, dan bahan. Kertas-kertas ini disediakan untuk memberikan
kemudahan untuk menciptakan gambar yang sesuai. Kanvas pun tersedia dalam
berbagai ukuran. Penggunaan kanvas diutamakan untuk pewarnaan menggunakan
cat minyak. Karena bahan dan ukuran ketebalannya yang lebih memudahkan
pengaplikasian cat minyak yang memerlukan media gambar yang tidak mudah
menyerap air.
e. Kuas
Dalam pembuatan gambar menggunakan pewarna cat air dan cat minyak
biasanya digunakan alat yang dinamakan kuas. Kuas biasanya terbuat dari sabut
dengan berbagai ukuran yang dapat digunakan sesaui dengan kebutuhan. Seperti
pnggunaan cat air biasanya menggunakan kuas dengan bulu yang halus dan tipis.
Berbeda dengan pewarnaan menggunakan cat minyak yang mengandung minyak
dan kandungan cat yang pekat, mengharuskan penggunaan kuas yang lebih kuat
dan tebal.
f. Palet
Dalam mencampurkan warna menggunakan pewarna cat, diperlukan
bantuan sebuah alat yang dinamakan palet. Palet merupakan sebuah wadah yang
akan memudahkan dalam pencampuran cat sehingga memunculkan warna yang
diinginkan oleh pencipta.
2.6.4. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Teknik
Gambar ilustrasi bertujuan untuk mengungkapkan dan memvisualkan apa
yang diimajinasikan, yaitu dengan menggambar objek dan keadaan yang ada
maupun yang tidak ada. Dalam penggambaran itu terdapat tiga macam teknik
yaitu teknik (a) penggambaran manual, (b) teknik fotografi, dan (c) teknik kolase.
40 Universitas Kristen Petra
a. Penggambaran Manual
Teknik penggambaran secara manual adalah mengandalkan keahlian si
pencipta sepenuhnya untukmenghasilkan karya. Detil dari gambar pun didasarkan
pada ketelitian si pembuat gambar. Dengan majunya perkembangan jaman dan
banyaknya media yang dapat digunakan akan mendukung pembuatan gambar
yang menarik.
b. Teknik Fotografi
Teknik fotografi adalah teknik membuat gambar dengan bantuan kamera
yang dapat merekam suatu kejadian. Fotografi dapat dibedakan berdasarkan
kebutuhannya yaitu fotografi dokumentasi dan fotografi piktorial. Fotografi
dokumentasi adalah merekam kejadian dan rentetan peristiwa yang lebih
mementingkan unsur informasi, tanpa memperhatikan nilai estetisnya. Sedangkan
fotografi piktorial yaitu kegiatan fotografi yang menghasilkan gambar yang kaya
akan nilai estetis.
c. Teknik Kolase
Teknik kolase atau photomontage merupakan pembuatan ilustrasi
menggunakan berbagai media seperti kerta, kain, atau benda lainnya yang
ditempelkan diatas bidang kerja dan dijadikan sebagai suatu kesatuan karya.
Photomontage yaitu teknik penggabungan antara teknik fotografi dengan media
gambar. Sehingga menciptakan suatu gaya tersendiri bagi karya tersebut.
(Conway, par.504)
2.6.5. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Goresan
Gambar ilustrasi memvisualkan suatu konsep dan ide dalam bentuk
simbolisasi. Tipe penggambarannya yang menghadirkan sudut pandang, perasaan,
emosi, dan ekspresi mengungkapkan sesuatu yang bersifat ekspresif dan
kedalaman isi yang digambarkan. Untuk menambahkan sisi dramatis maka dalam
sebuah penggambaran dikenal dengan teknik goresan. Teknik goresan dalam
41 Universitas Kristen Petra
ilustrasi ada empat macam yaitu (a) teknik arsir, (b) dry-brush, (c) blocking, dan
(d) pointillism.
a. Teknik Arsir
Teknik arsir adalah teknik yang berupa garis-garis baik garis lurus maupun
garis lengkung yang mengikuti bentuk dasar sebuah gambar. Teknik ini dapat
digunakan untuk membuat bayangan (shadow), memberikan volume atau kesan
kedalaman pada sebuah benda, serta dapat menambah kesan dramatis suatu
background dan ekspresi.
b. Dry Brush
Dry-brush adalah teknik pemulasan menggunakan cat poster yang
dicampurkan dengan tinta cina tanpa campuran air sama sekali. Teknik ini
menggunakan sapuan kuas setengah kering. Pengaplikasiannya dapat memberikan
efek detail yang lebih mudah dihasilkan.
c. Blocking
Teknik blocking adalah teknik dengan menggunakan media cat poster atau
cat plakat. Disapukan tanpa adanya gradasi dan hanya mewarna bidang secara
utuh dan mempunyai sifat pekat.
d. Pointilism
Sedangkan teknik pointillism merupakan teknik yang mengabaikan garis
luar (outline) dan digantikan dengan titik-titik yang berbeda ketebalannya
sehingga menciptakan efek berkumpul membentuk suatu bidang. Teknik ini
bertujuan untuk menghasilkan tekstur yang tampak sebagai kesatuan gambar dan
dari kejauhan tampak seperti gambar pada umumnya.
2.6.6. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Gaya Gambar
Dalam membuat suatu ilustrasi atau gambar, perlu juga diperhatikan
unsure dekorasi sebagai pemuas kebutuhan estetis. Dalam pembuatan gambar
42 Universitas Kristen Petra
terdapat beberapa macam gaya seperti gaya penggambaran (a) kartun, (b) realisme,
(c) karikatur, (d) kubisme, dan (e) dekoratif.
a. Kartun
Kartun adalah gaya penggambaran yang meminimalkan detil dan
mendistorsikan bentuk sedemikian rupa namun masih tampak bentukan seperti
aslinya. Gaya ini paling banyak ditemui pada komik, gaya ini telah merambah ke
segala lapisan baik itu remaja hingga dewasa.
b. Realisme
Realisme adalah gaya menggambarkan objek yang dibuat serupa dengan
aslinya. Penggambaran ini dibuat tanpa adanya unsur-unsur tambahan pada
proporsi, raut wajah, dan sebagainya. Gambaran seperti ini banyak ditemui pada
penggambaran potret diri/self potrait.
c. Karikatur
Karikatur adalah gaya penggambaran yang mirip dengan gaya
penggambaran kartun dan identik dengan kartun. Tetapi, gaya karikatur
menggunakan gambar realisme pada penggambaran wajah dengan proporsi yang
besar sedangkan tubuhnya sangat kecil. Penggambaran wajah pada gaya
penggambaran ini biasanya dibuat lebih ekstrim dan didistorsi. Gaya
penggambaran ini biasanya digunakan pada media majalah, surat kabar,dan
biasanya memuat artikel mengenai masalah politik.
43 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.15. Gambar Karikatur
Sumber: ”Tentang Konglomerat Trihatmojo Itu” (1997)
d. Kubisme
Kubisme adalah gaya menggambar dengan menggunakan bidang-bidang
geometris yang disatukan menjadi gambar yang bersifat abstrak, meskipun obyek
yang digambar berasal dari objek yang nyata dan berbenatuk dinamis. Gaya ini
diperkenalkan oleh Pablo Picasso pada awal abad ke-20.
e. Dekoratif
Gaya dekoratif merupakan gaya penggambaran yang mengangkat ornamen
sebagai unsur utama. Gaya ini dimulai pada jaman Victorian, dan kemudian
berlanjut hingga abad ke-19. Fungsi dari dekorasi ornamen tersebut tak lebih dari
fungsi estetis.
2.7. Tinjauan Fotografi sebagai Illustrasi
Fotografi berasal dari kata “foto” dan “grafi”. Foto yang berarti cahaya dan
grafi yang berarti menulis atau melukis. Maka arti fotografi adalah melukis
dengan cahaya. Dalam fotografi, kehadiran cahaya adalah mutlak. Tanpa cahaya
foto tidak dapat dibuat.
Sejarah fotografi dimulai pada abad ke-5 oleh seseorang bernama Mo Ti
yang mengamati sebuah gejala. Bila pada dinding ruangan gelap terdapat lubang,
maka di ruangan tersebut akan terefleksikan pemandangan diluar secara terbalik
44 Universitas Kristen Petra
melalui lubang tersebut. Kemudian pada abad ke-10 , seorang Arab bernama Ibnu
al Haitam menemukan hal yang serupa di tendanya.
Pada abad ke-15, Leonardo Da Vinci memanfaatkan fenomena alam
tersebut. Pada saat itu, Leonardo Da Vinci membuat sebuat camera obscura.
Leonardo Da Vinci menggunakannya untuk membuat sketsa hasil jiplakan
proyeksi pemandangan yang berada di luar kamera. Pada tahun 1727, Heinrich
Schulze menemukan bahwa bahan tertentuterutama garam perak peka terhadap
cahaya. Tahun 1826, Joseph Nicephore Niepce berhasil menciptakan agar
gambaran garam perak tersebut permanen. Dan hasil yang dibuatnya diresmikan
sebagai foto pertama dalam peradaban manusia yang berjudul View from Window
at Gras. Tahun 1839, Mande Daguerre berhasil melanjutkan percobaan Niepce
sehingga terciptalah plat tembaga yang dilaburi bahan peka cahaya yang berfungsi
sebagai film sekaligus foto. Pada tahun itu, di Prancis telah diresmikan bahwa
fotografi merupakan terobosan teknologi.
Penelitian akan kesempurnaan kamera terus dilanjutkan, sehingga dapat
menghasilkan jiplakan gambar yang sempurna seperti aslinya. Pada tahun 1901,
seorang peneliti bernama Conrad Rontgen memanfaatkan sinar-X untuk
pemotretan tembus pandang. Penemuannya ini mendapatkan penghargaan nobel
dan sangat berguna bagi bidang kesehatan.
Pada tahun 1940, Dr. Harold Edgerton dibantu dengan Gjon Mili
menemukan lampu yang dapat menyala dan mati berkali-kali dalam hitungan
sepersekian detik. Lampu ini disebut dengan strobo. Dalam perkembangannya
lampu ini kemudian dikenal dengan sebutan blitz atau lampu kilat, yang berfungsi
untuk mengamati gerakan cepat dengan cahaya yang minim.
Dengan masuknya teknik fotografi ke dalam dunia jurnalistik, temuan
teknologi fotografi semakin maju. Karena belum bisa membawa foto ke dalam
proses cetak, pada mulanya surat kabar menyalin foto ke dalam gambar tangan.
Daily Graphic adalah surat kabar pertama yang menampilkan fotografi ke dalam
media massa, pada tanggal 16 April 1877. Kemudian ditemukanlah proses cetak
half tone pada tahun 1880, yang memungkinkan foto dibawa kedalam surat kabar.
45 Universitas Kristen Petra
Seiring dengan berkembangnya teknologi, fotografi kemudian dibawa
masuk ke dalam era digital. Dimana proses fotografi menggunakan media
perekaman digital.
2.7.1. Tinjauan Fotografi sebagai Ilustrasi berdasarkan Bidang Kajian
Fotografi berdasarkan bidang kajian dapat dibedakan menjdai dua yaitu (a)
foto dokumenter dan (b) foto piktorial.
a. Foto Dokumenter
Foto dokumenter adalah kegiatan fotografi yang hanya merekam kejadian
yang sedang terjadi tanpa melihat nilai estetisnya. Dalam foto dokumenter hal
yang paling penting adalah informasi yang dikandung.
Gambar 2.16. Foto Dokumenter
Sumber: Hansen, Christina (2008)
b. Foto Piktorial
Sedangkan dalam foto piktorial lebih mengacu pada kegiatan fotografi
yang mengabadikan segi estetis dan keindahan yang terkandung dalam bidang
foto. Objek yang akan difoto harus memiliki komposisi yang sedemikian rupa
agar memunculkan sisi estetis.
46 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.17. Foto Piktorial
Sumber: Widayanti, Indah (2009)
2.7.2. Tinjauan Fotografi sebagai Ilustrasi berdasarkan Sifat dan Fungsi
Berdasarkan sifat dan fungsinya, fotografi diharapkan mampu
menyampaikan informasi yang lebih dalam hal penyampaiannya, dibandingkan
dengan gambar-gambar ilustrasi lainnya. Fotografi dapat merekam detil-detil
objek sesuai dengan kondisi aslinya, tanpa mengubah kenyataan yang ada.
2.7.3. Tinjauan Fotografi sebagai Ilustrasi berdasarkan Teknik
Terdapat beberapa teknik fotografi secara mendasar yaitu (a) blurring, (b)
freezing, (c) panning, dan (d) depth of field.
a. Blurring
Blurring adalah teknik mendapatkan gerakan cepat yang pada hasilnya
akan terlihat sebagai objek yang bergerak cepat, sehingga terlihat efek tidak fokus
pada bagian yang bergerak.
b. Freezing
Freezing adalah teknik pengambilan gerakan cepat yang menampilkan
pembekuan gerakan. Harus dilakukan dengan pengaturan speed yang cepat unuk
mengimbangi dan menangkap gerakan yang cepat pula. Untuk melakukan hal ini
juga harus ditunjang dengan pencahayaan yang cukup.
47 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.18. Gambar Freezing
Sumber: Lao (2007)
c. Panning
Panning adalah teknik untuk menagkap garakan yang cepat pula, teknik
ini hampir sama dengan teknik blurring tetapi perbedaannya terdapat pada bidang
yang terkena efek blur. Dengan menggunakan teknik iniobjek utama tetap
terfokus, namun background objek yang terlihat blur. Panning umumnya
digunakan untuk memberikan kesan gerakan cepat.
Gambar 2.19. Gambar Panning
Sumber: Wvs’Photostream (2005)
d. Depth of Field
Depth of field dibagi menjadi dua yaitu Depth of field sempit dan Depth of
field luas. Teknik Depth of field ini didasarkan pada besaran bukaan diafragma,
yang akan mempengaruhi tampilan background. Depth of field sempit akan
membuat objek terlihat fokus sedangkan latar belakannya hanya terlihat samar
dan tidak fokus. Sedangkan Depth of field luas akan membuat gambar mempunyai
fokus yang merata antara objek dan latar belakang.
48 Universitas Kristen Petra
2.8. Tinjauan Gaya Desain
2.8.1. Sejarah Gaya Desain
Gaya desain adalah suatu ragam atau jenis visualisasi yang merujuk pada
pola gan gaya tertentu sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Untuk
mempelajari suatu gaya desain bukan hanya dengan melihat visualisasinya saja
melainkan melalui konsep, penggagasnya, kecenderungan, dan pemikiran yang
mendasarinya. Terdapat tiga cara yang lazim digunakan untuk mengkaji suatu
gaya desain yaitu siapa yang menciptakan, sasaran penikmatnya, dan karya
seninya.
Munculnya gaya desain dipicu oleh adanya Revolusi Industri yang
membabi buta dan kemudian mematikan karya manusia yang kemudian
digantikan oleh mesin. Hal inilah yang kemudian menjadi pemicu munculnya
berbagai aliran gaya yang merupakan reaksi protes.
Gaya desain berkembang sesaui dengan ekspresi diri dan keadan yang
mempengaruhi saat itu. Gaya-gaya desain telah berubah-ubah sejak jaman
Renaisans hingga jaman post modern, gaya desain terus menerus mengalami
perubahan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan keindahan. Sebagai contoh
masyarakat pada jaman dahulu mementingkan ornamen dan keindahan yang rumit
dan sangat detil, tetapi sekarang hal itu telah ditinggalkan.
2.8.2. Perkembangan Gaya Desain Secara Umum
Dimulai sejak tahun 1837, pada masa pemerintahan Ratu Victoria yang
damai dan sejahtera. Dengan ditemukannya mesin uap, telah menyebabkan
perkembangan industri yang menjadi-jadi. Begitu pula yang terjadi pada teknik
percetakan dan grafika. Seiring perkembangan jaman semakin dibutuhkan
kebutuhan-kebutuhan baru pada bidang marketing, diantaranya adalah kebutuhan
untuk mengedukasi pasar dengan iklan, bagaimana menginformasikan suatu
produk kepada massa, dan bagaimana mempercantik sebuah kemasan produk.
Gaya desain Victorian mempunyai ciri menggunakan ornamen sebagai
symbol kenyamanan dan mempunyai bentuk-bentuk yang bulat dan
49 Universitas Kristen Petra
menyenangkan mata. Desain pada zaman ini kebanyakan menggunakan frame
yang diisi oleh ornamen.
Pada abad ke-19, mesin telah mengambil alih semua pekerjaan yang dapat
dilakukan oleh tangan. Sebagian masyarakat menganggap bahwa seni telah
kehilangan maknanya. Banyak seniman yang ingin mengadakan
pembaharuanuntuk menangani hal ini. Pada tahun 1861, perusahaan Morris
memproduksi perabot yang penuh dengan ornament untuk menghidupkan kembali
seni. Gerakan ini disebut dengan Art and Craft Movements.
Gaya desain Art and Craft ini mengusung gaya ilustrasi yang kaya akan
seni dekoratif yang mempunyai nilai craftmenship tinggi. Tampilan dan gaya Art
and Craft ini mempunyai tampilan yang inovatif dan terlihat lebih bagus.
(“Lecture Topics 2009”)
Gambar 2.20. Gambar Ornamen Art and Craft
Sumber: Moris&Co(n.d)
Pada tahun 1819 hingga 1914, terdapat sebuah gaya desain yang muncul di
daerah Eropa dan Amerika. Gaya desain tersebut dikenal dengan nama Art
Noveau yang berarti seni baru. Art Noveau adalah sebuah gaya desain yang
menggunakan gaya dekoratif tumbuhan yang meliuk-liuk. Penerapan gaya desain
ini dilakukan untuk menyatukan major art (contoh: arsitektur) dan minor art
(contoh: aksesoris). Menurut paul Greenhalg, Art Noveau merupakan sebuah
radikal untuk mendekorasi segala sesuatu dalam rnagka member arti lebih.
50 Universitas Kristen Petra
Di jerman, Art Noveau disebut dengan Jugendstill. Gaya Art Noveau di
Jerman didominasi oleh bentuk luwes flora dan fauna dengan bentuk kaku dan
kuat. Dalam segi warna Jugendstill mengembangkan warna yang berbeda dengan
negara lain yang biasanya menggunakan warna lembut dan pastel, pada
Jugendstill digunakan warna yang berat dan gelap.
Selain pihak yang menentang adanya seni yang menggunakan mesin,
beberapa pihak menyetujui keberadaan mesin sebagai sarana efisiens ini. Gerakan
itu disebut gerakan werkbund. Salah satu gaya desain yang ditimbulkan untuk
memprotes gaya desain Art and Craft dan Art Noveau adalah plakatstil. Dimana
gaya desain plakatstil menggunakan warna yang solid dan tipografi yang simpel.
Plakatstil menjauhi bentuk-bentuk yang kompleks seperti Art Noveau dan
berusaha untuk membuat bentukan secara modern.
Pada tahun 1903, dengan dipengaruhi oleh aliran Art and Craft, dibuat
sebuah workshop oleh Josef Hoffmann, Koloman Moser, dan Fritz Warndofer
yang berasal dari Austria. Wiener Werskatte lebih mengutamakan desain yang
bagus untuk media massa.
Pada tahun 1905, muncul sebuah gaya desain yang disebut dengan
ekspresionism. Ekspresionism diprakarsai oleh Van Gogh yang membuat suatu
karya dengan warna-warna yang berani. Gaya ini ditekankan pada kemampuan
emosional artis untuk membuat suatu bentuk seni. Menurut Wassily Kandisky ada
tiga sumber untuk melahirkan gambar dengan gaya ekspresionism yaitu impresi,
improvisasi,dan komposisi.
Ekspresionism menghasilkan beberapa gaya desain antara lain fauvisme,
kubisme, dan dadaisme. Ekpresionisme fauvisme diperlihatkan dengan
mengandalkan kebebasan warna dengan mendobrak aturan-aturan alam, seperti
yang dilakukan oleh Henry Mattisse.
Kubisme diusung oleh Pablo Picasso dengan menghilangkan sudut
pandang perspektif satu titik hilang, diganti dengan berbagai sudut pandang.
Picasso membuat definisi sendiri mengenai Kubisme, yang menentang konsep-
konsep awam, seperti penggambaran wanita cantik, yang digambarkan Picasso
justru jauh dari cantik.
51 Universitas Kristen Petra
Sedangkan dadaisme adalah sebuah gaya desain yang menolak semua
hukum keindahan yang didalamnya termasuk bentuk dan warna. Dadaisme
merupakan aksi protes terhadap kerunyaman yang terjadi pada Perang Dunia 1.
Modernitas mulai muncul sejak tahun 1908, berbagai bentuk seni terhadap
arsitektur, tipografi, film, dan sebagainya telah digantikan oleh keberadaan mesin.
Mesin dianggap sebagai suatu kemenangan kemodernan. Seperti yang telah
diungkapkan oleh Fernand Leger bahwa manusia telah merubah gaya hidup
manusia. Futurisme adalah salah satu aliran gaya yang disebabkan karena adanya
kemodernan. Futurisme didirikan oleh Filippo Marinetti di Italia. Gaya ini
diinspirasi dari kehidupan yang berubah karena penemuan mesin yang
menghasilkan unsur gerak dan kecepatan yang sangat berpengaruh pada awal
abad ke-20.
Tipografi dalam futurisme berkembang menjadi media ekspresi dalam
desain, bukan makna tetapi juga pada bentuknya. Bentuk-bentuk tipografi
digunakan untuk mengungkapkan perasaan ynag mendukung suatu karya. Gaya
ini menampilkan kolase Kubisme yang abstrak, sehingga huruf juga ditampilkan
sebagai sebuah gambar.
Selain Fauvisme di Italia, di Belanda terdapat sebuah gerakan desain yang
dikenal dengan nama De Stijl. De Stijl diprakarsai oleh Piet Mondrian. Gaya ini
mempunyai ciri-ciri yaitu tidak representasional, tidak ilustratif maupun naratif,
bentuk-bentuknya geometris dengan konstruksi yang teknis. De Stijl awalnya
dipengaruhi oleh gaya Kubisme, namun Mondrian menghilangkan semu garis-
garis lengkung dan hanya menyisakan garis vertical dan horizontal, gaya ini
disebut neo plastisisme. Neo plastisisme adalah bagian dari De Stijl yang
menekankan kelenturan bidang dengan memanfaatkan garis vertikal dan
horizontal dengan warna biru, merah, kuning, hitam, dan putih.
Pada tahun 1919, dengan prakarsa Walter Gropius, seguah gaya desain
terbentuk bernama Bauhaus. Bauhaus merupakan perubahan reaksi sosial dan
relevansi mimpi keindahan, dari dampak kekacauan Perang Dunia 1, kemiskinan,
dan peningkatan nilai mata uang. Gaya desain ini ditonjolkan dengan betukan
lurus yang tajam dan halus. Desainnya dilengkapi dengan bentuk kurus namun
52 Universitas Kristen Petra
diisi dengan kesegaran.pada tahun 1933, Bauhaus dibubarkan oleh Hitler karena
dinilai terlalu universal dan kurang nasionalis.
Para disainernya kemudian beremigrasi ke Amerika dan menciptakan New
Typography. Tokohnya adalah Laslo Moholy-Nagy yang membuat eksplorasi
tipografi pada karyanya, sebab tipografi adalah alat komunikasi yang kuat dari
bentuknya. Untuk itu clarity dan legibility sangatlah penting.
Pada akhir Perang Dunia 1, terdapat sebuah gaya desain yang muncul yaitu
Art Deco. Art Deco dipengaruhi oleh berbagai macam aliran desain antara lain
Kubisme, Futurisme, dan Konstruktivisme. Art Deco banyak menggunakan
bahan-bahan yang mahal dan sedikit menggunakan ornamen hias. Ornamen-
ornamen yang digunakan lebih beraturan dan garis-garis lurus persegi.
Di Amerika, adalah tempat dimana modernism pertama kali dapat diterima
oleh para desainer konservatif. Masa modernism ini begitu dipengaruhi oleh
periklanan dan desain grafis. Seorang pioneer peiklanan, Ernest Caulkin,
mengatakan bahwa peiklanan adalah menggabungkan antara gambar dengan
tulisan secara tepat. Periklanan berkembang pesat pada jaman ini dan berkembang
dengan pendekatan baru yang memakai simbolisasi.
Gaya International Style berkembang di Swiss. Gaya ini mempunyai
pengaruh yang kuat hingga saat ini. Ciri gaya ini adalah asimetris dengan system
grid yang didasarkan pada persepsi, harmonisasi penyusunan huruf, dan
mengutamakan foto bukan gambar sebagai konsep faktual.
Selain gaya-gaya yang simpel seperti International Style, juga masih
terdapat gaya-gaya yang agak rumit seperti gaya Psychedelic. Gaya Psychedelic
identik dengan gaya desain orang-orang yang kecanduan obat. Ciri khas dari gaya
ini adalah warna-warna yang terang dengan kombinasi wanrna komplementer,
menggunakan garis lengkung dan lentur yang menyebabkan gambar menjadi tidak
realis. Tipografi yang dibuat melengkung-lengkung berirama sehingga sulit
terbaca. Foto juga dibuat high contrast, black n white atau menggunakan padanan
warna komplementer.
Pop-Art muncul sebagai reaksi protes dari adanya gaya desain
International Style. Sifat Pop-Art bercirikan penggunaan dot dan raster yang
53 Universitas Kristen Petra
berasal dari teknik cetak dan balon kata pada komik. Pop-Art sering disebut
sebagai popular culture atau budaya rendah karena lebih mengedepankan hiburan,
komersial, dan selera masyarakat awam yang tidak membutuhkan intelektual
tinggi.
Sekitar tahun 1980, muncul sebuah aliran gaya desain yang disebut dengan
Post Modern. Post Modern merupakan reaksi terhadap munculnya komputer.
Gaya desain ini mempunyai ciri geometri bergerak yang suka bermain-main dan
menampilkan bentuk-bentuk yang mengapung, titik dan garis yang ditempatkan
secara acak, dan keselarasan warna yang menyenangkan.
Pada masa ini muncul beberapa gaya desain seperti punk dan new wave.
Punk adalah gerakan anti desain, karya-karyanya cenderung memberontak dan
menciptakan kejutan. Gaya ini menggunakan robekan kolase yang membawa
kesan berani dan kasar, walau tetap ada penggunaan komputer.
Sedangkan new wave masih menggunakan teknik Swiss modern. Gaya
New Wave masih mementingkan unsur keterbacaan disamping nilai estetis dan
teknik komputer.
Gaya desain yang selanjutnya adalah Eksperimental Digital yang
merupakan kepanjangan dari Post Modern. Gaya desain ini diusung oleh majalah-
majalah yang beredar pada jamannya seperti Émigré, Raygun, Fuse, dan
sebagainya. Majalah Emigré yang merupakan laboratorium Macintosh Computer
dengan tendensi melakukan aplikasi mengekspose tipografi. Sedangkan Majalah
Fuse yang mengembangkan estetika baru dengan mengolah dan melakukan
eksperimen pada font (tipografi digital).
2.8.3. Perkembangan Gaya Desain Buku di Indonesia
Perkembangan gaya desain pada buku di Indonesia belum terlalu maju
dengan pesat. Masih dapat ditemukan banyak tampilan dan sajian yang minim
dengan kualitas cetak yang masih dibawah standar. Banyak contoh yang dapat
diambil, mulai dari buku pelajaran hingga buku bacaan. Gaya gambar dan
menempatan gambar yang dipasang masih belum mengalami banyak perubahan
dari jaman-jaman yang lalu-lalu.
54 Universitas Kristen Petra
2.9. Tinjauan Peta
Peta adalah penggambaran permukaan bumi dengan perhitungan skala
tertentu. Ilmu pembuatan peta disebut kartografi. Peta merupakan sarana untuk
menyampaikan informasi geografis. Peta yang tertua diawetkan di Babilonia,
terbuat dari cetakan tanah liat ditemukan sekitar tahun 2300 sebelum masehi. Dari
peninggalan itu dapat disimpulkan bahwa teknik kartografi di Yunani sudah
sangat maju.
Pada tahun 350 sebelum masehi, konsep bumi bulat telah perkenalkan oleh
filsuf Yunani, Aristoteles. Perkembangan kartografi mencapai puncaknya pada
sekitar tahun 85 sampai 165 masehi, Claudius Ptolomeus menggambarkan peta
Eropa pada garis lintang 30°-60°. Ia juga membuat sebuah sebuah buku yang
berjudul Guide to Geography (Geographike Hyphygesis) yang tetap menjadi dasar
dunia geografi hingga jaman Renaisans.
Peta adalah media universal dan mudah dimengerti walapun tanpa bahasa.
Secara umum peta mempunyai fungsi untuk menunjukkan suatu posisi,
memperlihatkan ukuran dan arah, menggambarkan bentuk suatu permukaan bumi,
menyajikan data mengenai potensi suatu wilayah, dan merupakan sebuah alat
untuk mendapatkan suatu kesimpulan. (J.S.Abber, 2008)
2.9.1. Jenis Peta berdasarkan Isinya
Berdasarkan isinya peta dibagi menjadi dua jenis yaitu (a) peta umum dan
(b) peta khusus.
a. Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara
umum. Peta umum ini menampilkkan semua yang terdapat di suatu daerah, baik
tampilan fisis maupun tampilan sosial budaya. Tampilan fisis misalnya sungai,
gunung, laut, danau, dan lain sebagainya. Sedangkan tampilan sosio budaya
adalah jalan raya, jalur kereta api, kota, dan lainnya.
Peta umum dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu peta topografi dan
(peta chorografi. Peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk relief
(tinggi rendahnya) permukaan bumi. Dalam peta ini digunakan garis kontur
55 Universitas Kristen Petra
(contour line) yang menghubungkan tempat yang mempunyai ketinggian yang
sama. Peta ini dapat menunjukkan ketinggian dan kecuraman lereng.
Gambar 2.21. Gambar Peta Topografi
Sumber: Pengenalan Peta
Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian
permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil antara 1:250.000 sampai
1:1000.000 atau bahkan lebih. Dalam peta ini digambarkan semua tampilan yang
ada pada suatu wilayah seperti pegunungan, gunung, sungai, danau, jalan raya,
jalur kereta api, batas wilayah, garis pantai, dan lain-lain.
b. Peta Khusus
Peta khusus atau peta tematik adalah peta yang meng-gambarkan beberapa
tampilan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan saja. Peta tematik hanya
menggambarkan tampilan-tampilan tertentu saja sebagai contoh peta curah hujan,
peta kepadatan penduduk, dan sebagainya. (Pengetahuan Peta, 6)
2.9.2. Jenis Peta berdasarkan Skalanya
Setiap peta biasanya mempunyai ukuran yang berbeda-beda, ada yang
berukuran besar dan ada yang berukuran kecil. Besar kecilnya suatu peta
56 Universitas Kristen Petra
ditentukan oleh skala yang digunakan. Skala adalah perbandingan jarak antara dua
titik dip eta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi (lapangan).
Berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu
(a) peta kadaster, (b) peta skala besar, (c) peta skala sedang, dan (d) peta skala
kecil.
a. Peta Kadaster
Peta kadaster adalah peta yang mempunyai skala antara 1:100 sampai
1:5000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam
sertifikat tanah.
b. Peta Skala Besar
Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala antara 1:5000 sampai
1:250.000. Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif
sempit, misalnya peta kelurahan dan peta kecamatan.
c. Pata Skala Sedang
Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1:250.000
sampai 1:500.000. Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan suatu
daerah yang agak luas, misalnya peta propinsi.
d. Peta Skala Kecil
Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1:500.000 sampai
1:1000.000 atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah
yang relatif luas, misalnya peta negara, benua, ataupun dunia. (Romenah, 11)
2.9.3. Jenis Peta berdasarkan Tujuannya
Peta mempunyai berbagai manfaat dan tujuan. Peta dibagi berdasarkan
tujuannya yaitu peta pendidikan, peta ilmu pengetahuan, peta informasi umum,
peta turis, peta navigasi, peta aplikasi, dan peta perencanaan.
57 Universitas Kristen Petra
Peta lokasi dapat diambil contoh peta lokasi sekolah SLTP/SMU. Peta
ilmu pengetahuan dapat dicontohkan peta arah angin dan peta penduduk. Peta
informasi umum dapat diambil contoh adalah peta pusat perbelanjaan.
Peta turis/ tourism map dapat dicontohkan peta museum, peta rute bus, dan
sebagainya. Sedangkan peta navigasi dapat diambil contoh peta penerbangan dan
peta pelayaran. Peta aplikasi/ technical application map dapat dicontohkan seperti
peta penggunaan tanah, peta curah hujan, dan sebagainya. Dan contoh peta
perencanaan/planning map adalah peta jalur hijau, peta perumahan, dan peta
pertambangan.
2.10. Tinjauan Aspek Historis
Bangunan-bangunan yang merupakan peninggalan jaman-jaman terdahulu
dikenal dengan nama candi. Candi-candi ini pada masanya dimungkinkan
mempunyai manfaat dan tujuan yang berbeda-beda, begitu pula candi-candi yang
terdapat di daerah Trowulan. Beberapa candi yang terdapat di Trowulan antara
lain Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, Candi Brahu, Candi Wringin Lawang, dan
sebagainya.
Menurut Van Hoewel, Candi Brahu merupakan pemakaman. Abu jenasah
seorang raja telah ditanamkan di dalam perigi suatu bilik candi tersebut. Menurut
keterangan, pada jaman dahulu terdapat tiga cara untuk merawat mayat yaitu
dengan pembakaran kemudian abuya dikumpulkan untuk dikubur, melarung yaitu
menghanyutkan mayat ke laut, dan nyetra yaitu meletakkan dan membiarkan
mayat di dalam hutan.
Candi Bajang Ratu dan gapura Wringin Lawang diyakini merupakan
sebuah gapura atau sebuah pintu masuk. Pada Candi Bajang Ratu terdapat
ornamen yang mendukung pernyataan tersebut, ornamen ini disebut dengan
paduraksa. Paduraksa biasanya ditemui pada pintu masuk pada jaman Jawa Kuno.
Candi Wringin Lawang mempunyai bentukan Candi Bentar. Candi Bentar
mempunyai struktur dan tipe yang berkembang pada era kerajaan Majapahit.
Candi ini mempunyai bentuk yang sama pada kedua sisinya dan bersimetri cermin
58 Universitas Kristen Petra
tetapi tidak mempunyai penghubung atas. Candi Wringin Lawang ini selalu
dihubungkan dengan gerbang untuk memasuki kompleks Kerajaan Majapahit.
Sedangkan Candi Tikus mempunyai bentuk yang berbeda dengan candi-
candi lainnya. Candi ini mempunyai bentuk yang cekung dan persegi dan di
tengahnya terdapat bangunan yang menonjol. Menurut keterangan candi ini
merupakan tempat mandi raja yang dikunjungi dan digunakan pada saat upacara-
upacara tertentu. Bangunan tengah Candi Tikus mempunyai bentuk yang
merupakan replika dari Gunung Meru yakni bentuk yang semakin keatas semakin
kecil dan seakan-akan puncaknya mempunyai delapan puncak yang lebih kecil
dan berada disekelilingnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, candi-candi ini kini tidak berfungsi
seperti pada awalnya yang digunakan untuk tempat pemandian atau pintu masuk
menuju suatu tempat. Namun, candi-candi ini telah beralih fungsi menjadi tempat
wisata dan sebagai objek untuk mencari keterangan mengenai masa lalu.
2.11. Tinjauan Aspek Kultural
Menurut Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo, masyarakat Majapahit mempunyai
masa kemasan pada abad ke-14. Tingkat pertanian maju berdasarkan irigasi
disertai dengan perdagangan internasional yang berkembang. Pada jaman ini,
perekonomian Majapahit tertumpu pada pertanian. Hanya persawahanlah yang
menjamin stabilitas masyarakat. Organisasi pekerjaan persawahan mempunyai
hubungan timbal balik dengan perkembangan masyarakat dan administrasi (33).
Hasil panen datang dari masyrakat desa dari berbagai wilayah kekuasaan
lembaga-lembaga keagamaan, atau tanah perseorangan milik perseorangan yang
tersebar di seluruh negeri. Berbagai upeti dan pajak didatangkan dari masyarakat
untuk kepentingan rumah tangga kerajaan dan kepentingan pegawai.
Dalam hal politik, kekuasaan politik Majapahit bersifat teritorial. Struktur
teritorial Majapahit bertalian dengan kepercayaan yang bersifat kosmopolistis dan
menjadi prototype struktur-struktur kerajaan Jawa dikemudian hari. Wilayah
kerajaan yang terbagi menjadi daerah-daerah kecil dan jauh dari ibukota
mempunyai kepala propinsi yang merupakan kerabat raja. Diantara kerabat
59 Universitas Kristen Petra
kerajaan biasanya dipererat dengan ikatan perkawinan dengan maksud untuk
menjamin kesetiaan terhadap keluarga kerajaan.
Jabatan pusat di ibukota dikepalai oleh seorang patih sebagai menteri
tertinggi. Yang mengawasi pejabat-pejabat militer dan pemerintahan sipil.
Sedangkan fungsi yuridiksi agama dipimpin oleh dua orang untuk Agama Siwa
dan Agama Buddha. Disamping ketiga pejabat tinggi itu, masih terdapat lima
orang pejabat tinggi lainnya yaitu tumenggung (panglima), demung (pengatur
rumah tangga istana), kanuruhan (penghubung ke luar istana), rangga (pembantu
panglima), dan juru pengalasan (komandan pasukan pengawal istana). Pejabat-
pejabat tersebut ikut menjalankan kekuasaan tertinggi Raja, dimana Rajalah yang
memerintah pelaksanaan kekuasaan tertinggi.
Seiring dengan bersatunya nusantara menjadi negara kesatuan, memaksa
perubahan politik yang terjadi di Jawa Timur. Namun, sifat pemerintahan pada
jaman sekarang tidaklah jauh berbeda sifatnya dengan masa Majapahit dahulu.
Pemerintahan sekarang juga bersifat teritorial dan masing-masing propinsi
dipimpin oleh gubernur yang bertugas menjalankan hukum dan undang-undang
yang telah ditetapkan.
2.12. Analisa Data Perancangan Buku
Buku ditentukan oleh penulis untuk dijadikan media utama untuk
memperkenalkan kembali peninggalan-peninggalan Kerajaan Majapahit di
Trowulan yang merupakan kekayaan tanah air. Buku dapat memuat informasi
secara maksimal dan menyimpan informasi tersebut dalam waktu yang relatif
panjang. Buku adalah media yang cukup kuat untuk menyampaikan informasi bila
dibandingkan dengan media yang lainnya. Buku merupakan media yang mampu
membawa target market ke dalam suasana yang ingin diciptakan penulis melalui
tampilan visualnya, seperti warna, jenis huruf, ilustrasi, gaya bahasa yang
digunakan, dan isi buku tersebut.