Presentasi kerajaan kediri, singasari, majapahit dan buleleng
-
Upload
putri-aisyah -
Category
Education
-
view
156 -
download
5
Transcript of Presentasi kerajaan kediri, singasari, majapahit dan buleleng
Anggota:
• Fidia Sucia Sari
• Megawati Emilia P
• Putri Aisyah
• Putri Ayu
• Rizki Permata Hati
• Tiara Maharani
Perkembangan Politik, Ekonomi
dan Sosial
1. PolitikPada awal kehidupan politik di kerajaan Kediri ditandai
dengan perang saudara antara Samarawijaya yang
berkuasa di Panjalu dan Panji Garasakan yang berkuasa di
Jenggala yang memperebutkan kekuasaan diantara kedua
belah pihak. Pada tahun 1059M, yang memerintah adalah
Samarotsaha. Pada saat itu tidak terdengar lagi berita
tentang kerajaan Panjalu dan Jenggala.
Dan pada tahun 1135M, tampil raja yang sangat
terkenal, yakni raja Jayabaya. Sampai masa awal
pemerintahan Jayabaya, kekacauan akibat pertentangan
dengan Janggala terus berlangsung, sehingga pada tahun
1135M Jayabaya berhasil memadamkan kekacauan itu,
kehidupan kerajaan Kediri menjadi teratur serta rakyatnya
hidup makmur.
2. Ekonomi
Mata pencaharian yang penting adalah pertanian
dengan hasil utamanya adalah padi. Pelayaran dan
perdagangan juga berkembang. Hal ini ditopang oleh
angkatan laut Kediri yang cukup tanggup. Barang
perdagangan di Kediri antara lain adalah emas,
perak, gading, kayu cendana, dan pinang.
Pada saat itu, kesadaran rakyat
tentang pajak sudah tinggi sehingga
rakyat mau menyerahkan barang atau
sebaagian hasil buminya kepada
pemerintah.
3. Sosial
Pada saat itu, dalam kehidupan sehari-
hari orang-orang memakai kain sampai di
bawah lutut dan rumah merekka umumnya
memakai ubin berwarna kuning dan hijau.
Dalam perkawinan, pihak wanita menerima
mas kawin berupa emas.
Raja pada saat itu memakai pakaian sutera,
bersepatu dan perhiasan emas, serta rambutnya
disanggul ke atas. Dibidang kebudayaan, yang
menonjol adalah perkembangan seni sastra dan
pertunjukan wayang. Di Kediri dikenal adanya
wayang Panji.
Peninggalan dari Kerajaan Kediri
1. Candi Penataran• Terletak di lereng barat daya
Gunung Kelud, Jawa Timur
• Diperkirakan dibangun pada
masa Raja Srengga ( 1200
Masehi ) dan berlanjut digunakan
sampai masa pemerintahan
Wikramawardhana, Raja
kerajaan Majapahit (tahun 1415)
2. Candi Gurah
• Terletak di kecamatan di
Kediri, Jawa Timur
• Ditemukan pada tahun
1577
3. Candi Tondowongso
• Ditemukan pada awal tahun 2007 di
Dusun Tondowongso, Kediri, Jawa
Timur
• Berdasarkan bentuk dan gaya tatahan
arca yang ditemukan, situs ini diyakini
sebagai peninggalan masa Kerajaan
Kediri awal (abad XI), masa-masa awal
perpindahan pusat politik dari kawasan
Jawa Tengah ke Jawa Timur
4. Arca Buddha Vajrasattva
• Berasal dari zaman
Kerajaan Kediri (abad
X/XI)
• Sekarang merupakan
Koleksi Museum für
Indische Kunst, Berlin-
Dahlem, Jerman.
5. Prasasti Kamulan
• Berada di Desa
Kamulan, Trenggalek,
Jawa Timur
• Dibuat dan
dikeluarkan pada masa
pemerintahan Raja
Kertajaya, pada tahun
1194 Masehi
6. Prasasti Galunggung
• Tinggi sekitar 160 cm, lebar
atas 80 cm, lebar bawah 75 cm
• Terletak di Rejotangan,
Tulungagung
•Di sekeliling prasasti
Galunggung banyak terdapat
tulisan memakai huruf Jawa
kuno.
7. Prasasti Jaring
Isinya berupa pengabulan permohonan
penduduk desa Jaring melalui Senapati
Sarwajala tentang anugerah raja
sebelumnya yang belum terwujud. Dalam
prasasti tersebut diketahui adanya
nama-nama hewan untuk pertama kalinya
dipakai sebagai nama depan para pejabat
Kadiri, misalnya Menjangan Puguh,
Lembu Agra, dan Macan Kuning.
8. Candi Tuban
• Terletak di Dukuh Tuban, Desa
Domasan, Kecamatan Kalidawir,
Kabupaten Tulungagung
• Candi Tuban sendiri hanya tersisa
kaki candinya. Setelah dirusak,
candi ini dipendam dan kini diatas
candi telah berdiri kandang
kambing, ayam dan bebek
9. Prasasti PanumbanganPada tanggal 2 Agustus 1120 Maharaja
Bameswara mengeluarkan prasasti Panumbangan
tentang permohonan penduduk desa
Panumbangan agar piagam mereka yang tertulis
di atas daun lontar ditulis ulang di atas batu.
Prasasti tersebut berisi penetapan desa
Panumbangan sebagai sima swatantra oleh raja
sebelumnya yang dimakamkan di Gajapada. Raja
sebelumnya yang dimaksud dalam prasasti ini
diperkirakan adalah Sri Jayawarsa.
10. Prasasti Talan
• Terletak di Dusun Gurit, Kabupaten Blitar. Prasasti iniberangka tahun 1058 Saka(1136 Masehi)
• Cap prasasti ini adalahberbentukGarudhamukalancana padabagian atas prasasti dalambentuk badan manusiadengan kepala burunggaruda serta bersayap
Raja – Raja yang Pernah Memerintah
Kerajaan singasari
• a. Raja Ken Arok• Raja Ken Arok yang bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang
Amurwabhumi. Dinasti ini didirikan dengan tujuan untuk menghilangkan jejak tentang siapa sebenarnya dirinya dan mengapa berhasil mendirikan kerajaan tersebut. Selain itu juga nanti keturunan Ken Arok tidak ternoda terhadap kerajaan yang pernah ia lakukan. Ken Arok memerintah pada tahun 1222 sampai dengan 1227 M. masa pemerintahannya di akhiri dengan tragis, ia di bunuh oleh kaki tangan Anusapati, anak tirinya (anak Ken Dedes dengan suaminya Tunggul Ametung)
• b. Raja Anusapati
Dengan meninggalnya Ken Arok, kerajaan di pegang oleh Anusapati. Ia
memerintah cukup lama (1227 sampai dengan 1248 M). tetapi di dalam
pemerintahan tersebut ia tidak melakukan perubahan apa – apa. Peristiwa
kematian Ken Arok akhirnya terbongkar setelah terdengar oleh putra Ken Arok
dengan Ken Umang yang bernama Tohjaya. Tohjaya mengetahui bahwa kegemaran
Anusapati adalah menyabung ayam, maka di undanglah Anusapati di Gedong Jawa
tempat kediaman Tohjaya. Saat asyik melihat aduan ayam tersebut, maka
Tohjaya mencabut keris Mpu Gandring yang di bawa Anusapati dan langsung
menusukkannya hingga Anusapati meninggal dunia.
• c. Raja Tohjaya
• Dengan meninggalnya Anusapati, kekuasaan di pegang oleh Tohjaya. Tohjaya
memerintah Singosari tidak begitu lama yang hanya beberpa bulan saja (1248 M).
Karena putra Anusapati yang bernama Ranggawuuni mengetahui perihal kematian
ayahnya. Ranggawuuni yang di bantu oleh Mahesa Cempaka menuntut hak atas
tahta tersebut kepada Tohjaya. Tetapi rencana ini di ketahui oleh Tohjaya dan
langsung mengirim pasukan untuk menangkap Ranggawuni dan Mahesa Cempaka.
Tetapi dengan cepat rencana ini di ketahui mereka berdua dan merekapun sempat
melarikan diri.
Untuk menyelidiki ini, Tohjaya mengirim Lembu Ampal untuk menangkap
mereka bardua. Namun Lembu Ampal menyadari bahwa yang berhak atas
tahta tersebut adalah Ranggawuni. Kemudian ia berbalik membela
Ranggawuni dan Mahesa Cempaka dan berhsil merebut kekuasaan dari
Tohjaya.
• d. Raja Ranggawuni (Wisnu Wardhana)
Setelah naik tahta dengan di bantu Mahesa Cempaka dengan gelar
Narasingharamurti. Mereka memerintah secara bersamaan (1248 sampai
dengan 1268 M). pemerintahan ini ternyata mamapu membawa Singosari
pada kesejahteraan.
• e. Raja Kertanegara
• Sepeninggal raja Ranggawuni, kekuasaan di pegang oleh putranya. Raja Kertanegara merupakan kerajaan
terakhir Singosari. Di bawah pemerintahannya, Singosari mencapai kejayaannya (1268 sampai 1292 M).
Setelah menganggap Jawa Timur sudah stabil dan dapat di kuasai sepenuhnya, raja Kertanegara
melangkah keluar Jawa Timur untuk mewujudkan cita – cita persatuan seluruh nusantara.
• Adapun langkah – langkah yang di lakukan yaitu:
• 1. Melakukan Ekspedisi Pamalayu (1275 dan 1286 M) untuk menguasai kerajaan Melayu serta untuk
melemahkan posisi kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.
• 2. Menguasai Bali (1284 M)
• 3. Menguasai Jawa Barat (1289 M)
• 4. Menguasai Pahang, dan Tanjung Pura (Kalimantan)•
Perluasan Wilayah Singasari
Setelah ketentraman dalam negri Singasari benar-benar terjamin,
baru Kertanegara berusaha memperluas wilayah kekuasaan Singhasari
melalui cakrawala mandala, yaitu politik penaklukan kerajaan-kerajaan
di luar Jawa. Pada tahun 1275, ia mengirim Ekspedisi Pamalayu ke
kerajaan Melayu. Ketika itu di Nusantara masih ada kerajaan
Sriwijaya, hanya saja kekuasaannya di bagian barat sudah mulai
mundur. Beberapa daerah sudah ada yang berani melepaskan diri,
Melayu misalnya sudah mulai berani berdiri sendiri.
Singasari ingin menggantikan kedudukan Sriwijaya sebagai
satu-satunya kerajaan Nusantara. Tentara Singasari
dikirim ke Melayu karena Kertanegara melihat daerah ini
sebagai titik terlemah Sriwijaya. Kertanegara ingin
menjadikan Melayu sebagai tumpuan utama kekuatan
Singasari. Dengan menjadikan Melayu sebagai pangkalan,
maka Singasari dapat mempercepat runtuhnya Sriwijaya.
Pengiriman tentara Singasari ke Melayu itu terkenal dengan nama
Pamalayu. Tentara singasari yang dikirim ke Melayu itu bertolak dengan
kapal-kapal dari pelabuhan Tuban. Pelepasan tentara itu mempunyai arti
yang sangat penting bagi Singasari. Terbukti Patih Aragani datang
sendiri ke Tuban untuk mengantar tentara yang berangkat. Ternyata
tentara yang berangkat itu merupakan tentara Singasari yang terbaik.
Terbukti, nanti kemudian hari, keberangkatan mereka menyebabkan
lemahnya ibukota Singasari sendiri.
Apalagi tentara ini lama bertahan di Melayu dan baru
kembali pada tahun 1293. Pada waktu itu Kertanegara
sendiri sudah tidak ada lagi.
Sementara tentara Singasari masih berada di Melayu,
pecah pemberontakan di Singasari. Pemberontakan itu
terjadi pada tahun 1280 yang dipimpin oleh Mahisa
Rangkah. Akan tetapi dengan tentara Singasari yang
akhirnya pemberontakan dapat dibasmi.
Setelah usaha pengacauan dalam negri yang dilakukan oleh
Mahisa Rangkah itu berhasil digagalkan, Kertanegara
kembali memusatkan perhatiannya ke luar yaitu ke Timur.
Pada tahun 1284 Kertanegara mengiriman tentaranya ke
Bali. Raja Bali berhasil ditawan dan dibawa menghadap
Kertanegara untuk menyatakan tunduk kepada Singasari.
Politik penyatuan Nusantara Kertanegara ternyata
berhasil. Perluasan ke barat, ke timur, ke utara, berhasil
menambah luasnya daerah-daerah yang tunduk kepada
Singasari. Pada titik puncak pemerintahan Kertanegara,
wilayah Singasari meliputi pula : Pahang, Sunda,
Bakulapura (Tanjungpura) dan Gurun (Maluku). Usaha ini
juga dilakukan di zaman Majapahit.
Sifat hubungan Kertanegara dengan raja-raja Nusantara lain yang
ditundukkannya tidak seperti hubungan antara tuan dan hamba budak.
Kertanegara memberi keleluasaan kepada masing-masing raja itu untuk
tetap berkuasa di daerahnya. Mereka hanya cukup menyatakan tunduk
kepada Singasari. Sifat hubungan semacam ini meningkat dalam hubungan
Kertanegara dengan negara tetangga, misalnya dengan sebuah negara di
Asia Tenggara, Campa. Politik Kertanegara tidak hanya penaklukan-
penaklukan saja, tetapi juga merupakan persahabatan.
Kertanegara masih mempunyai hubungan keluarga dengan
raja Campa. Saudara perempuan Kertanegara yang bernama
Putri Tapasi, kawin dengan raja Campa yang bergelar Jaya
Singawarman III. Banyak yang mengatakan bahwa
perkawinan itu adalah perkawinan politik. Pada saat itu
Singasari dan Campa sedang sama-sama menghadapi
raksasa dari utara yaitu Kaisar Kubilai Khan dari China.
Perkembangan Politik dan
Pemerintahan Kerajaan
Singhasari
Untuk menciptakan stabilitas politik dalam negeri, Kertanegara melakukan penataan di
lingkungan para pejabat. Orang-orang yang tidak setuju dengan cita-cita Kertanegara diganti.
Perkembangan Politik pada masa Kerajaan Singhasari terbagi menjadi dua :
Politik dalam Negeri
Mengadakan pergeseran pembantu-pembantunya seperti Maha Patih Raganata
digantikan oleh Aragandi
Banyak Wide dipindahkan ke Madura, menjadi Bupati Sumenep dengan nama Arya
Wiraraja.
Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat Jayakatwang yang
bernama Arda Raja menjadi menantunya
Memperkuat angkatan perang
A. Perkembangan Politik
Politik Luar Negeri
Melaksanakan ekspedisi Pamalayu untuk menguasai
Kerajaan Melayu serta melemahkan posisi Kerajaan
Sriwijaya di Selat Malaka
Menguasai Bali
Menguasai Jawa Barat
Menguasai Malaka dan Kalimantan
Untuk menciptakan pemerintahan yang kuat dan teratur, Kertanegara
telah membentuk badan-badan pelaksana. Raja sebagai penguasa tertinggi.
Kemudian raja mengangkat tim penasihat yang terdiri atas Rakryan i Hino,
Rekryani Sirikan, dan Rakryani Halu. Untuk membantu raja dalam pelaksanaan
pemerintahan, diangkat beberapa pejabat tinggi kerajaan yang terdiri atas
Rakryan Mapatih, Rakryan Demung, dan Rakryan Kanuruhan. Selain itu, ada
pegawai—pegawai rendahan.
B. Perkembangan Pemerintahan
Kehidupan Agama PadaKerajaaan Singhasari
Pada masa pemerintahan Kertanegara di Kerajaan Singasari (Singhasari), agama
Hindu maupun Buddha berkembang dengan baik. Bahkan terjadi sinkretisme antara
agama hindu dan buddha, menjadi bentuk syiwa-buddha. Sebagai contoh,
berkembangnya aliran tantrayana. Kertanegara sendiri adalah penganut aliran
tantrayana.
untuk memperluas wialyah dan mencari dukungan, kertanegara banyak mengirimkan
pasukan ke berbagai daerah. Salah satunya ke tanah melayu. Oleh karena itu, keadaan
ibukota kerajaan kekuatannya berkurang. Keadaan ini diektahui oleh pihak-pihak yang
ingin merebut kekuasaan kertanegara. Pihak tersebut antara lain jayakatwang,
penguasa kediri.
Saat istana kerajaan dalam keadaan lemah dan pasukan kerajaan hanya tersisa
sebagian kecil, Jayakatwang memanfaatkan keadaan itu untuk menyerang. Pada
saat itu kertanegara sedang melakukan upacara keagamaan dengan pesta pora.
jayakatwang menyerbu istana dengan tiba-tiba. Sedangkan istana singhasari
sedang dalam keadaan lemah dan pasukan kerajaan hanya tersisa sedikit. Pada
saat itu, kertanegara sedang mengadakan upacara keagamaan dengan pesta pora.
Tiba-tiba jayakatwang menyerbu istana kertanegara. Serangan itu pun dibagi
menjadi dua arah. Sebagian kecil pasukan kediri menyerang dari arah utara untuk
memancing pasukan singhasari.
Sedangkan induk pasukan singhasari menyerang dari arah selatan. kertanegara mengirimkan
pasukan yang ada di bawah pimpinan Raden wijaya dan Pangeran Ardaraja untuk menghadapi serangan
jayakatwang. Ardaraja adalah anak jayakatwang dan menantu dari Kartanegara. Pasukan Kediri yang
datang dari arah utara dapat dikalahkan oleh pasukan raden wijaya. Akan tetapi, pasukan inti
berhasil masuk dan menyerang istana sehingga menewaskan Kartanegara. Peristiwa ini terjadi pada
tahun 1292 M. raden wijaya dan pasukannya kemudian meloloskan diri. Sedangkan Ardaraja membalik
dan bergabung dengan pasukan Kediri.
Jenazah Kartanegara kemudian dicandikan di dua tempat, yaitu di Candi Jawi di Pandaan dan
di Candi Singosari, di daerah Singosari, Malang.
Dengan terbunuhnya Kartanegara, maka berakhirlah kerajaan Singhasari.