kerajaan di indonesia
-
Upload
nirwan-shubhan -
Category
Documents
-
view
213 -
download
1
description
Transcript of kerajaan di indonesia
I. Kerajaan Samudra PasaiKerajaan pertama di Indonesia yang bercorak Islam adalah Kerajaan Samudra
Pasai,yang terletak di pantai utara Aceh,pada muara Sungai Psangan (Pasai). Pada muara sungai tersebut terdapat dua kota, yaitu Samudra (agak jauh dari laut) dan Pasai yang merupakan kota di pesisir pantai.
Silsilah Raja
No. Nama Raja Tahun Pemerintahan1. Sultan Malik Al-Saleh Sampai tahun 1297 M2. Muhammad Malik Al-Zahir 1297-1326 M3. Mahmud Malik Al-Zahir 1326-1345 M4. Manshur Malik Al-Zahir 1345-1346 M5. Ahmad Malik Al-Zahir 1346-1383 M6. Zain Al-Abidin Malik AL-Zahir 1383-1405 M7. Nahrasiyah 1402-? M8. Abu Zaid Malik Al-Zahir ?-1455 M9. Mahmud Malik Al-Zahir 1455-1477 M10. Zain Al-Abidin 1477-1500 M11. Abdullah Malik Al-Zahir 1501-1513 M12. Zain Al-Abidin 1513-1524
Kehidupan perekonomian
Nama : Wilda Fitri Rahmadhani
Kelas : XI IPA 5
No. Absen : 29
Kehidupan perekonomian Samudra Pasai didasarkan pada perdagangan nasional dan internasional. Letak kerajaan yang sangat strategis di Selat Malaka menyebabkan pelabuhan Samudra Pasai ramai dikunjungi pedagang. Pada perkembangannya . Kerajaan Samudra Pasai bahkan menyaingi kebesaran Kerajaan Sriwijaya yang saat ini mengalami kemunduran.
Hasil Kebudayaan Selain penemuan dari makam – makam Raja Samudera Pasai tidak pernah terdengar perkembangan seni budaya dari masyarakat
II. Kerajaan MalakaLetak Kerajaan Malaka sangat strategis, yaitu berad di Semenanjung Malaya
dengan ibu kotanya di Malaka. Letak yang sangat strategis itu berpengaruh besar terhadap perkembangan kehidupan pemerintahan, kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat. Kerajaan Malaka merupakan pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara, ketika Kerajaan Malaka mengalami masa kejayaan.
Silsilah Raja1.Permaisura yang bergelar Muhammad Iskandar Syah (1380—1424)2. Sri Maharaja (1424—1444)3. Sri Prameswara Dewa Syah (1444—1445)4. Sultan Muzaffar Syah (1445—1459)5. Sultan Mansur Syah (1459—1477)6. Sultan Alauddin Riayat Syah (1477—1488)7. Sultan Mahmud Syah (1488—1551)
Kehidupan perekonomianKehidupan perekonomian masyarakat Malaka bertumpu pada perdagangan dan
pelayaran. Masyarakat Malaka dapat disebut sebagai masyarakat maritim. Masyarakatnya banyak yang berprofesi sebagai pedagang dan nelayan. Sebagai masyarakat yang hidup dalam dunia maritim, hubungan sosial masyarakatnya sangat terbatas. Bahkan diantara mereka cenderung mengarah ke sifat-sifat individualisme. Oleh karena itu, hubungan sosial masyarakat maritim sangat jauh berbeda dengan masyarakat agraris.
Hasil KebudayaanDari perkembangan seni sastra Melayu muncul beberapa hasil karya sastra yang
menggambarkan kepahlawanan dan keperkasaan tokoh-tokoh pendamping kerajaan Malaka dalam melaksanakan roda pemerintahannya. Tokoh-tokoh yang dianggap sebagai pahlawan dari Kerajaan Malaka pada masa kejayaannya adalah Hang Tuah, Hang Lekir dan Hang Jebat.
III. Kerajaan AcehAceh cepat tumbuh menjadi kerajaan besar karena didukung oleh faktor sebagai
berikut. Letak Ibu kota Aceh yang sangat strategis. Pelabuhan Aceh ( Olele ) memiliki persyaratan yang baik sebagai pelabuhan dagang. Daerah Aceh kaya dengan tanaman lada sebagai mata dagangan ekspor yang penting. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menyebabkan pedagang Islam banyak yang singgah ke Aceh.
Silsilah Raja
1. Sultan alaidin ali mughayat syah 916-936 H (1511 - 1530 M)2. Sultan salahuddin 939-945 H (1530 - 1539M)3. Sultan alaidin riayat syah II, terkenal dengan nama AL Qahhar 945 - 979 H
(1539 - 1571M)4. Sultan husain alaidin riayat syah III, 979 - 987 H (1571 - 1579 M)5. Sultan muda bin husain syah, usia 7 bulan, menjadi raja selama 28 hari6. Sultan mughal seri alam pariaman syah 987 H (1579M) selama 20 hari7. Sultan zainal abidin 987 - 988 H (1579 - 1580 M)8. Sultan aialidin mansyur syah, 989 -995H (1581 -1587M)9. Sultan mugyat bujang, 995 - 997 H (1587 - 1589M)10. Sultan alaidin riayat syah IV, 997 - 1011 H (1589 - 1604M)11. Sultan muda ali riayat syah V 1011 - 1015 H (1604 - 1607M)12. Sultan iskandar muda dharma wangsa perkasa alam syah 1016 - 1045H (1607 -
1636M)13. Sultan mughayat syah iskandar sani, 1045 - 1050 H (1636 - 1641M)
Kehidupan perekonomianPada masa kejayaan Aceh, perekonomian Aceh mengalami perkembangan
yang sangat pesat, Daerah Aceh yang subur banyak menghasilkan lada. Pada masa itu, aktivitas perekonomian Kerajaan Aceh telah berkembang sampai jauh keluar wilayah kerajaan. Bahkan negara-negara Barat telah melakukan perdagangan di wilayah Aceh. Kapal-kapal dagang Aceh juga aktif dalam pelayaran dan perdagangan sampai ke wilayah Laut Merah.
Hasil KebudayaanAceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki aneka
ragam budaya yang menarik khususnya dalam bentuk tarian, kerajinan dan perayaan/kenduri. Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terdapat delapan sub suku yaitu Suku Aceh, Gayo, Alas, Aneuk Jamee, Simeulu, Kluet, Singkil, dan Tamiang. Kedelapan sub etnis mempunyai budaya yang sangat berbeda antara satu dengan yang lain. Suku Gayo dan Alas merupakan suku yang mendiami dataran tinggi di kawasan Aceh Tengah dan Aceh Tenggara. Agama Islam adalah agama yang paling mendominasi di Aceh oleh karena itu Aceh mendapat julukan ”Serambi Mekah”. Dari struktur masyarakat Aceh dikenal gampong, mukim, nanggroe dan sebagainya. Tetapi pada saat-saat sekarang ini upacara ceremonial yang besar-besaran hanya sebagai simbol sehingga inti dari upacara tersebut tidak tercapai. Pergeseran nilai kebudayaan tersebut terjadi karena penjajahan dan fakttor lainnya.
IV. Kerajaan DemakSecara geografis Kerajaan Demak terletak di Jawa Tengah, Kerajaan Demak
berkembang dari sebuah daerah yang bernama Bintoro yang merupakan daerah bawahan dari Majapahit. Kekuasaan pemerintahanya diberikan kepada Raden Patah, salah seorang keturunan Raja brawijaya V (raja Majapahit) dan ibunya menganut Islam serta berasal dari Jeumpa.
Pada awal munculnya, Kerajaan Demak mendapat bantuan dari bupati pesisir pantai utara Jawa bagian tengah dah timur yang telah menganut Islam. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
Silsilah Raja
1. Raden Patah (1478 - 1518)2. Pati Unus ( 1518 - 1521 M )3. Sultan Trenggono ( 1521 - 1546 )
Kehidupan perekonomianKehidupan perekonomian Kerajaan Demak berkembang pada sektor perdagangan
dan pertanian dengan lebih menitikberatkan pada sektor perdagangan karena letak Kerajaan Demak yang sangat strategis, yaitu berada pada jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan antara pengahsil rempah-rempah di wilayah Indonesia bagian timur dan Malaka sebagai pasar di indonesia bagian barat.
Perekonomian Kerajaan Demak berkembang dengan pesat dalam dunia maritim. Hal tersebut didukung oleh sektor pertanian yang cukup besar di Kerajaan Demak. Di samping itu, Kerajaan Demak juga mengusahakan kerja sama dengan daerah di pantai utara Jawa yang telah menganut agama Islam sehingga tercipta persekutuan di bawah pimpinan Demak.
Hasil Kebudayaankebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Seperti ukir-ukiran Islam dan
berdirinya Masjid Agung Demak yang masih berdiri sampai sekarang. Masjid Agung tersebut merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam.
V. Kerajaan BantenSecara geografis Banten terletak di Jawa Barat bagian utara (sekarang provinsi
Banten). Kerajaan Banten terletak di wilayah Banten, di ujung barat Pulau Jawa. Setelah Fatahillah berhasil merebut Sunda Kelapa pada tahun 1527, daerah Banten dikembangkan sebagai pusat perdagangan dan persebaran agama Islam. Dasar-dasar Kerajaan banten diletakkan oleh Hasanuddin (putra Fatahillah). perkembangan Kerajaan Banten sangat pesat dan mencapai puncak kejayaan pada msa pemerintahan Sultan Ageng Tritayasa.
Letak Kerajaan Banten sangat strategis, sehingga menjadikan Banten sebagai penguasa jalur pelayaran dan perdagangan yang memiliki Selat Sunda. Banten berkembang menjadi sebuah Kerajaan besar di Jawa Barat dan bahkan saingan berat VOC (Belanda) yang berkedudukan di Batavia.
Silsilah Raja
1. Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakingkin (1552 – 1570)2. Maulana Yusuf atau Pangeran Pasareyan (1570 – 1585)3. Maulana Muhammad atau Pangeran Sedangrana (1585 – 1596)4. Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir atau Pangeran Ratu (1596 – 1647)5. Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad (1647 – 1651)6. Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan Abu al-Fath Abdul Fattah (1651-1682)7. Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar (1683 – 1687)8. Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya (1687 – 1690)9. Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin (1690 – 1733)10. Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin (1733 – 1747)11. Ratu Syarifah Fatimah (1747 – 1750)12. Sultan Arif Zainul Asyiqin al-Qadiri (1753 – 1773)13. Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin (1773 – 1799)14. Sultan Abul Fath Muhammad Muhyiddin Zainussalihin (1799 – 1803)15. Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin (1803 – 1808)16. Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin (1809 – 1813)
Kehidupan perekonomianKerajaan Banten tumbuh menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang ramai
karena menghasilkan lada dan pala yang banyak.Adabeberapa factor yang mempengaruhinya, antara lain: Kerajaan Banten terletak di Teluk Banten dan pelabuhannya memilki syarat menjadi pelabuhan yang baik. Dengan pelabuhan yang memadai itu, kerajaan Banten dapat di datangi oleh pedagang-pedagang dari luar, seperti pedagang dari China, India, Gujarat, Persia dan Arab yang setelah berlabuh di Aceh, banyak yang melanjutkan pelayarannya melalui pantai Barat Sumatra menuju Banten. Selain pedagang dari luar, ada juga pedagang yang dating dari kerajaan-kerajaan tetangga, seperti dari Kalimantan, Makasar, Nusa Tenggara, dan Maluku. Kedudukan kerajaan Banten yang sangat strategis di tepi Selat Sunda, karena aktivitas pelayaran perdagangan dari pedagang Islam makin ramai sejak bangsa Portugis berkuasa di Malaka. Kedua faktor ini merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan perdagangan dan pelayaran, sehingga pada saat itu kerajaan Banten sangat cepat mengalami perkembangan yang bias di bilang sangat pesat.
Hasil Kebudayaan
Sebagian besar anggota masyarakat memeluk agama Islam dengan semangat religius yang tinggi, tetapi pemeluk agama lain dapat hidup berdampingan dengan damai. Potensi dan kekhasan budaya masyarakat Banten, antara lain seni bela diri Pencak silat, Debus, Rudad, Umbruk, Tari Saman, Tari Topeng, Tari Cokek, Dog-dog, Palingtung, dan Lojor. Di samping itu juga terdapat peninggalan warisan leluhur antara lain Masjid Agung Banten Lama, Makam Keramat Panjang, dan masih banyak peninggalan lainnya.
Di Provinsi Banten terdapat Suku Baduy. Suku Baduy Dalam merupakan suku asli Sunda Banten yang masih menjaga tradisi anti modernisasi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya. Suku Baduy-Rawayan tinggal di kawasan Cagar Budaya Pegunungan Kendeng seluas 5.101,85 hektare di daerah Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Perkampungan masyarakat Baduy umumnya terletak di daerah aliran Sungai Ciujung di Pegunungan Kendeng. Daerah ini dikenal sebagai wilayah tanah titipan dari nenek moyang, yang harus dipelihara dan dijaga baik-baik, tidak boleh dirusak.
VI. Kerajaan Mataram IslamPada awal perkembanganya, Mataram Islam (Mataram) adalah sebuah daerah
kadipaten yang berada dibawah kekuasaan Pajang. Mataram terletak di daerah Jawa Tengah bagian selatan dengan pusatnya di Kotagede, daerah Jogjakarta sekarang. Dari daerah itulah Mataram terus berkembang hingga menjadi sebuah kerajaan besar yang wilayahnya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat.
Silsilah Raja
1. Ki Ageng Pamanahan, menerima tanah perdikan Mataram dari Jaka Tingkir2. Panembahan Senopati (Raden Sutawijaya) (1587 - 1601), menjadikan Mataram
sebagai kerajaan merdeka.3. Panembahan Hanyakrawati (Raden Mas Jolang) (1601 - 1613)4. Adipati Martapura (1613 selama satu hari)5. Sultan Agung (Raden Mas Rangsang / Prabu Hanyakrakusuma) (1613 - 1645)6. Amangkurat I (Sinuhun Tegal Arum) (1645 - 1677)
Kehidupan perekonomianKerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan
ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara Jawa yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi arus perdagangan Kerajaan Mataram.
Hasil Kebudayaan
Kebudayaan yang berkembang pesat pada masa Kerajaan Mataram berupa seni tari, pahat, suara, dan sastra. Bentuk kebudayaan yang berkembang adalah Upacara Kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan Islam.
VII.Kerajaan Goa TalloKerajaan gowa dan Tallo merupakan dua Kerajaan yang terletak di Sulawesi
Selatan dan saling berhubungan baik. Kedua Kerajaan tersebut kemudian lebih dikenal dengan Kerajaan Makasar. Makasar sebenarnya adalah ibu kota Gowa yang juga disebut sebagai Ujung Pandang.
Silsilah Raja
1. Tumanurung adalah raja pertama dalam silsilah Kerajaan Gowa2. Raja Gowa VI, Tonatangka Lopi, 1445 sampai 1460.3. Raja Gowa X, I Mariogau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tonipalangga Ulaweng
memerintah 1546-1565.4. periode 1593 sampai 1639 adalah I Mangarangi Daeng Manrabia Sultan Alauddin.5. periode 1653-1669 adalah I Malombassi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape
Sultan Hasanuddin
Kehidupan perekonomianKehidupan ekonomi masyarakat Makasar bertumpu pada sistem kelautan yang
dimilikinya. Makasar yang berkembang sebagai pelabuhan internasional banyak dikunjungi oleh pedagang asing seperti Portugis, Inggris, dan Denmark. Mereka datang ke Makasar melaksanakan kegiatan dalam bidang perdagangan.
Hasil KebudayaanDari segi kebudayaan, maka masyarakat Makasar banyak menghasilkan benda-
benda budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka terkenal sebagai
pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh orang Makasar dikenal dengan nama
Pinisi dan Lombo.Kapal Pinisi dan Lombo merupakan kebanggaan rakyat Makasar
dan terkenal sampai mancanegara. Benteng Fort Rotterdam, Masjid Katangka,
Kompleks makam raja gowa tallo.
VIII. Kerajaan Ternate & TidoreKerajaan Ternate dan Tidore terletak di sebelah barat Pulau Halmahera
(Maluku Utara). Wilayah kekuasaan kedua kerajaan ini meliputi Kepulauan Maluku dan sebagian Papua. Tanah Maluku yang kaya akan rempah-rempah menjadikannya dikenal didunia internasional dengan sebutan "The Spicy Island". Dari wilayah Kerajaan ini banyak dihasilkan rempah-rempah terutama cengkih dan pala yang banyak dicari para pedagang internasional. Maluku menjadi "Ladang Emas" yang tidak ternilai harganya bagi mereka.
Silsilah Raja1. Sultan Zainal Abidin2. Sultan Tabariji3. Sultan Hairun4. Sultan Baabullah
Kehidupan perekonomianKehidupan ekonomi Kerajaan Ternate dan Tidore menitikberatkan pada
kegiatan perdagangan sebagai sumber pendapatan pekerjaan. Secara ekonomi, Maluku dikenal sebagai penghasil rempah-rempah seperti cengkih dan pala. Kedua komoditi itu merupakan barang dagangan yang diperlukan oleh bangsa Eropa. Akibatnya Maluku sering didatangi oleh para pedagang baik dari Jawa, Sulawesi, Persia, dan Eropa.
Hasil Kebudayaan1. Benteng – benteng peninggalan bangsa portugis2. Keraton Tidore