KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEMBENTUKAN PANITIA...

12
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 285 TAHUN 2020 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA ANTARKEMENTERIAN DAN ANTARNONKEMENTERIAN PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA PADA SEKTOR TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang tentang Cipta Kerja, perlu dilakukan penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah sebagai peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang tentang Cipta Kerja pada sektor transportasi; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Pembentukan Panitia Antarkementerian dan Antarnonkementerian Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Cipta Kerja pada Sektor Transportasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722);

Transcript of KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEMBENTUKAN PANITIA...

  • MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

    KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR KM 285 TAHUN 2020

    TENTANG

    PEMBENTUKAN PANITIA ANTARKEMENTERIAN DAN

    ANTARNONKEMENTERIAN PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN

    PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA

    KERJA PADA SEKTOR TRANSPORTASI

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang tentang Cipta

    Kerja, perlu dilakukan penyusunan Rancangan

    Peraturan Pemerintah sebagai peraturan pelaksanaan

    dari Undang-Undang tentang Cipta Kerja pada sektor

    transportasi;

    b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

    dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan

    Menteri Perhubungan tentang Pembentukan Panitia

    Antarkementerian dan Antarnonkementerian

    Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang

    Pelaksanaan Undang-Undang tentang Cipta Kerja pada

    Sektor Transportasi;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang

    Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4722);

  • - 2 -

    2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang

    Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4849);

    3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

    Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4956);

    4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

    Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5052);

    5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

    Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

    Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5234);

    6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta

    Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020

    Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 6573);

    7. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang

    Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12

    Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

    Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);

    8. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang

    Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

    9. Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang

    Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok,

    Tangerang, dan Bekasi (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2015 Nomor 216);

    10. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang

    Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);

  • - 3 -

    Menetapkan

    PERTAMA

    KEDUA

    11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 110 Tahun

    2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola

    Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan

    Bekasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018

    Nomor 1555);

    12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun

    2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

    Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

    2018 Nomor 1756);

    MEMUTUSKAN:

    : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG

    PEMBENTUKAN PANITIA ANTARKEMENTERIAN DAN

    ANTARNONKEMENTERIAN PENYU SUNAN RANCANGAN

    PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN

    UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA PADA SEKTOR

    TRANSPORTASI.

    : Membentuk Panitia Antarkementerian dan

    Antarnonkementerian Penyusunan Rancangan Peraturan

    Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang

    Cipta Kerja pada Sektor Transportasi dengan susunan

    keanggotaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang

    merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan

    Menteri ini.

    : Panitia Antarkementerian dan Antarnonkementerian

    sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA mempunyai

    tugas:

    1. Pengarah, mempunyai tugas memberikan petunjuk dan

    pengarahan kepada pelaksana berkaitan dengan

    substansi Rancangan Peraturan Pemerintah tentang

    Pelaksanaan Undang-Undang tentang Cipta Kerja pada

    Sektor Transportasi;

  • - 4 -

    2. Ketua, bertanggung jawab atas pelaksanaan penyusunan

    Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan

    Undang-Undang tentang Cipta Kerja pada Sektor

    Transportasi;

    3. Wakil Ketua, bertanggung jawab kepada Ketua dalam

    memberikan petunjuk kepada Anggota untuk melakukan

    penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang

    Pelaksanaan Undang-Undang tentang Cipta Kerja pada

    Sektor Transportasi; dan

    4. Sekretaris, mempunyai tugas memberikan dukungan

    administratif dan informasi yang dibutuhkan oleh

    Anggota; dan

    5. Anggota, mempunyai tugas meliputi:

    a. merumuskan konsep-konsep mengenai kebijakan

    dalam Rancangan Peraturan Pemerintah tentang

    Pelaksanaan Undang-Undang tentang Cipta Kerja

    pada Sektor Transportasi;

    b. melakukan koordinasi dengan kementerian/instansi

    terkait dalam rangka penyusunan Rancangan

    Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-

    Undang tentang Cipta Kerja pada Sektor

    Transportasi;

    c. melaksanakan pembahasan substansi Rancangan

    Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-

    Undang tentang Cipta Kerja pada Sektor

    Transportasi;

    d. menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah

    tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Cipta

    Kerja pada Sektor Transportasi;

    e. melakukan pembahasan Rancangan Peraturan

    Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-Undang

    tentang Cipta Kerja pada Sektor Transportasi;

  • - 5-

    f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diperlukan

    dalam rangka penyusunan Rancangan Peraturan

    Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-Undang

    tentang Cipta Kerja pada Sektor Transportasi; dan

    g. menyampaikan laporan secara berkala kepada

    Ketua.

    KETIGA : Dalam menjalankan tugasnya, Panitia Antarkementerian dan

    Antarnonkementerian sebagaimana dimaksud dalam Diktum

    PERTAMA bertanggung jawab dan melaporkan hasil

    pelaksanaan tugas kepada Menteri Perhubungan.

    KEEMPAT : Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Panitia

    Antarkementerian dan Antarnonkementerian sebagaimana

    dimaksud dalam Diktum KEDUA, Ketua dapat menunjuk

    akademisi, praktisi, dan tenaga ahli sebagai narasumber.

    KELIMA : Masa kerja Panitia Antarkementerian dan

    Antarnonkementerian sebagaimana dimaksud dalam Diktum

    PERTAMA terhitung mulai tanggal ditetapkannya Keputusan

    Menteri ini sampai dengan telah ditetapkannya Rancangan

    Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-Undang

    tentang Cipta Kerja pada Sektor Transportasi.

    KEENAM : Dalam hai terdapat perubahan susunan keanggotaan Panitia

    Antarkementerian dan Antarnonkementerian, perubahan

    susunan keanggotaan tersebut ditetapkan dengan Keputusan

    Menteri Perhubungan.

    KETUJUH : Segala biaya yang timbul sebagai pelaksanaan tugas Panitia

    Antarkementerian dan Antarnonkementerian dibebankan

    pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran masing-masing unit

    kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan dan

    dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan.

  • - 6 -

    KEDELAPAN : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

    ditetapkan.

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal 2 November 2020

    MENTERI PERHUBUNGAN

    REPUBLIK INDONESIA,

    ttd.

    BUDI KARYA SUMADI

    Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;3. Menteri Sekretariat Negara;4. Menteri Dalam Negeri;5. Menteri Pertahanan;6. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;7. Menteri Keuangan;8. Menteri Ketenagakerjaan;9. Menteri Perindustrian;10. Menteri Energi dan Sumber Daya Minerai;11. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;12. Menteri Komunikasi dan Informatika;13. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan;14. Menteri Kelautan dan Perikanan;15. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;16. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan

    Pembangunan Nasional;17. Menteri Badan Usaha Milik Negara;18. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah;19. Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional;20. Sekretaris Kabinet;21. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;22. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika;23. Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan;24. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

    ^esuai dengan aslinya

    iO HUKUM,

    HERPRIARSONO

  • - 7 -

    LAMPIRAN

    KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

    REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR KM 285 TAHUN 2020

    TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA

    ANTARKEMENTERIAN PENYU SUNAN

    RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

    TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-

    UNDANG TENTANG CIPTA KERJA PADA

    SEKTOR TRANSPORTASI

    SUSUNAN KEANGGOTAAN

    PEMBENTUKAN PANITIA ANTARKEMENTERIAN PENYUSUNAN RANCANGAN

    PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG

    TENTANG CIPTA KERJA PADA SEKTOR TRANSPORTASI

    I. Pengarah

    II. Ketua

    III. Wakil Ketua I

    IV. Wakil Ketua II

    V. Sekretaris I

    VI. Sekretaris II

    Menteri Perhubungan.

    Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan.

    Staf Ahli Bidang Hukum dan Reformasi Birokrasi

    Kementerian Perhubungan.

    1. Direktur Jenderal Perhubungan Darat;

    2. Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

    3. Direktur Jenderal Perhubungan Udara;

    4. Direktur Jenderal Perkeretaapian;

    5. Kepala Badan Pengelola Transportasi Jakarta,

    Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

    Kepala Biro Hukum.

    1. Sekretaris Inspektorat Jenderal;

    2. Sekretaris

    Darat;

    Direktorat Jenderal Perhubungan

    3. Sekretaris

    Laut;

    Direktorat Jenderal Perhubungan

    4. Sekretaris

    Udara;

    Direktorat Jenderal Perhubungan

    5. Sekretaris Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

    6. Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan

    Perhubungan;

  • 7. Sekretaris Badan Pengelola Transportasi

    Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

    VII.Anggota1. Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Kementerian Koordinator Bidang

    Perekonomian;

    2. Kepala Biro Hukum, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

    dan Investasi;3. Asisten Deputi Bidang Perekonomian Kementerian Sekretaris Negara;

    4. Kepala Biro Hukum, Kementerian Dalam Negeri;

    5. Kepala Biro Hukum, Kementerian Pertahanan;

    6. Direktur Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan II, Kementerian

    Hukum dan Hak Asasi Manusia;

    7. Kepala Biro Hukum, Kementerian Keuangan;

    8. Kepala Biro Hukum, Kementerian Ketenagakerjaan;

    9. Kepala Biro Hukum, Kementerian Perindustrian;

    10. Kepala Biro Hukum, Kementerian Energi dan Sumber Daya Minerai;

    11. Kepala Biro Hukum, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

    Rakyat;

    12. Kepala Biro Hukum, Kementerian Komunikasi dan Informatika;

    13. Kepala Biro Hukum, Kementerian Perhubungan;

    14. Kepala Biro Hukum, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

    15. Kepala Biro Hukum, Kementerian Kelautan dan Perikanan;

    16. Kepala Biro Hukum, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan

    Pertanahan Nasional;

    17. Kepala Biro Hukum, Kementerian Perencanaan Pembangunan

    Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

    18. Kepala Biro Hukum, Kementerian Badan Usaha Milik Negara;

    19. Kepala Biro Hukum, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil

    Menengah;

    20. Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Kementerian Riset dan

    Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional;

    21. Asisten Deputi Bidang Perhubungan dan Pekerjaan Umum, Deputi

    Bidang Maritim dan Investasi, Sekretariat Kabinet;

    22. Asisten Deputi Bidang Perdagangan, Perindustrian dan

    Ketenagakerjaan, Deputi Bidang Maritim dan Investasi, Sekretariat

    Kabinet;

  • - 9 -

    23. Kepala Subbidang Tata Ruang pada Asisten Deputi Bidang

    Pengembangan Usaha dan Wilayah, Deputi Bidang Perekonomian,

    Sekretariat Kabinet;

    24. Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia;

    25. Kepala Biro Hukum, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika;

    26. Kepala Biro Hukum, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan;

    27. Kepala Biro Hukum, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional;

    28. Direktur Lalu Lintas Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

    29. Direktur Angkutan Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

    30. Direktur Prasarana Transportasi Jalan, Direktorat Jenderal

    Perhubungan Darat;

    31. Direktur Sarana Transportasi Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan

    Darat;

    32. Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan, Direktorat

    Jenderal Perhubungan Darat;

    33. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Direktorat Jenderal

    Perhubungan Laut;

    34. Direktur Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

    35. Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal

    Perhubungan Laut;

    36. Direktur Kenavigasian, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

    37. Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Direktorat Jenderal

    Perhubungan Laut;

    38. Direktur Angkutan Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

    39. Direktur Bandar Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

    40. Direktur Keamanan Penerbangan, Direktorat Jenderal Perhubungan

    Udara;

    41. Direktur Navigasi Penerbangan, Direktorat Jenderal Perhubungan

    Udara;

    42. Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Direktorat

    Jenderal Perhubungan Udara;

    43. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Direktorat Jenderal

    Perkeretaapian ;

    44. Direktur Prasarana Perkeretaapian, Direktorat Jenderal

    Perkeretaapian;

    45. Direktur Sarana Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

  • - 10 -

    46. Direktur Keselamatan Perkeretaapian, Direktorat Jenderal

    Perkeretaapian ;

    47. Direktur Prasarana, Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor,

    Depok, Tangerang, dan Bekasi;

    48. Direktur Lalu Lintas, Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor,

    Depok, Tangerang, dan Bekasi;

    49. Direktur Angkutan, Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor,

    Depok, Tangerang, dan Bekasi;

    50. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transportasi

    Multimoda, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan;

    51. Kepala Bagian Peraturan Transportasi Darat dan Perkeretaapian, Biro

    Hukum, Kementerian Perhubungan;

    52. Kepala Bagian Peraturan Transportasi Laut, Biro Hukum, Kementerian

    Perhubungan;

    53. Kepala Bagian Peraturan Transportasi Udara, Multimoda, dan

    Penunjang, Biro Hukum, Kementerian Perhubungan;

    54. Kepala Bagian Perjanjian, Advokasi, dan Sosialisasi, Biro Hukum,

    Kementerian Perhubungan;

    55. Kepala Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat, Sekretariat

    Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

    56. Kepala Bagian Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri, Sekretariat

    Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

    57. Kepala Bagian Hukum, Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan

    Udara;

    58. Kepala Bagian Hukum, Sekretariat Direktorat Jenderal

    Perkeretaapian;

    59. Kepala Bagian Hukum, Sekretariat Badan Pengelola Transportasi

    Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi;

    60. Kepala Subbagian Peraturan Transportasi Darat, Biro Hukum,

    Kementerian Perhubungan;

    61. Kepala Subbagian Peraturan Transportasi Perkeretaapian, Biro

    Hukum, Kementerian Perhubungan;

    62. Kepala Subbagian Dokumentasi Peraturan Perundang-undangan dan

    Tata Usaha Biro, Biro Hukum, Kementerian Perhubungan;

    63. Kepala Subbagian Peraturan Keselamatan dan Keamanan Pelayaran,

    Biro Hukum, Kementerian Perhubungan;

    64. Kepala Subbagian Peraturan Kepelabuhanan, Biro Hukum,

    Kementerian Perhubungan;

  • - 11 -

    65. Kepala Subbagian Peraturan Angkutan di Perairan, Biro Hukum,

    Kementerian Perhubungan;

    66. Kepala Subbagian Peraturan Transportasi Udara, Biro Hukum,

    Kementerian Perhubungan;

    67. Kepala Subbagian Peraturan Transportasi Multimoda, Biro Hukum,

    Kementerian Perhubungan;

    68. Kepala Subbagian Peraturan Penunjang, Biro Hukum, Kementerian

    Perhubungan;

    69. Kepala Subbagian Perjanjian, Biro Hukum, Kementerian

    Perhubungan;

    70. Kepala Subbagian Advokasi, Biro Hukum, Kementerian Perhubungan;

    71. Kepala Subbagian Sosialisasi Hukum, Biro Hukum, Kementerian

    Perhubungan ;

    72. Kepala Subbagian Peraturan Perundang-undangan, Sekretariat

    Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

    73. Kepala Subbagian Advokasi Hukum dan Kerjasama, Sekretariat

    Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;

    74. Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat, Sekretariat Direktorat

    Jenderal Perhubungan Darat;

    75. Kepala Subbagian Penyusunan Peraturan Perundang-undangan,

    Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

    76. Kepala Subbagian Advokasi dan Perjanjian Nasional, Sekretariat

    Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

    77. Kepala Subbagian Kerja Sama Luar Negeri dan Perjanjian

    Internasional, Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

    78. Kepala Subbagian Peraturan Perundang-undangan, Sekretariat

    Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

    79. Kepala Subbagian Advokasi Hukum, Sekretariat Direktorat Jenderal

    Perhubungan Udara;

    80. Kepala Subbagian Penegakan Sanksi Administratif, Sekretariat

    Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;

    81. Kepala Subbagian Peraturan Perundang-undangan dan Jaringan

    Dokumentasi Hukum, Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

    82. Kepala Subbagian Perjanjian dan Advokasi Hukum, Sekretariat

    Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

    83. Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Luar Negeri,

    Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

  • - 12 -

    84. Kepala Subbagian Peraturan, Sekretariat Badan Pengelola

    Transportasi Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi;

    85. Kepala Subbagian Perjanjian dan Advokasi, Sekretariat Badan

    Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.

    MENTERI PERHUBUNGAN

    REPUBLIK INDONESIA,

    ttd.

    BUDI KARYA SUMADI

    i dengan aslinya

    HUKUM,

    HERPRIARSONO