KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEMBENTUKAN PANITIA...
Transcript of KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEMBENTUKAN PANITIA...
-
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 285 TAHUN 2020
TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA ANTARKEMENTERIAN DAN
ANTARNONKEMENTERIAN PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN
PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA
KERJA PADA SEKTOR TRANSPORTASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang tentang Cipta
Kerja, perlu dilakukan penyusunan Rancangan
Peraturan Pemerintah sebagai peraturan pelaksanaan
dari Undang-Undang tentang Cipta Kerja pada sektor
transportasi;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Menteri Perhubungan tentang Pembentukan Panitia
Antarkementerian dan Antarnonkementerian
Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Pelaksanaan Undang-Undang tentang Cipta Kerja pada
Sektor Transportasi;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4722);
-
- 2 -
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4849);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4956);
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5052);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6573);
7. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);
8. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
9. Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang
Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 216);
10. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);
-
- 3 -
Menetapkan
PERTAMA
KEDUA
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 110 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola
Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan
Bekasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1555);
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1756);
MEMUTUSKAN:
: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA ANTARKEMENTERIAN DAN
ANTARNONKEMENTERIAN PENYU SUNAN RANCANGAN
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN
UNDANG-UNDANG TENTANG CIPTA KERJA PADA SEKTOR
TRANSPORTASI.
: Membentuk Panitia Antarkementerian dan
Antarnonkementerian Penyusunan Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang
Cipta Kerja pada Sektor Transportasi dengan susunan
keanggotaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini.
: Panitia Antarkementerian dan Antarnonkementerian
sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA mempunyai
tugas:
1. Pengarah, mempunyai tugas memberikan petunjuk dan
pengarahan kepada pelaksana berkaitan dengan
substansi Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Pelaksanaan Undang-Undang tentang Cipta Kerja pada
Sektor Transportasi;
-
- 4 -
2. Ketua, bertanggung jawab atas pelaksanaan penyusunan
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan
Undang-Undang tentang Cipta Kerja pada Sektor
Transportasi;
3. Wakil Ketua, bertanggung jawab kepada Ketua dalam
memberikan petunjuk kepada Anggota untuk melakukan
penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Pelaksanaan Undang-Undang tentang Cipta Kerja pada
Sektor Transportasi; dan
4. Sekretaris, mempunyai tugas memberikan dukungan
administratif dan informasi yang dibutuhkan oleh
Anggota; dan
5. Anggota, mempunyai tugas meliputi:
a. merumuskan konsep-konsep mengenai kebijakan
dalam Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Pelaksanaan Undang-Undang tentang Cipta Kerja
pada Sektor Transportasi;
b. melakukan koordinasi dengan kementerian/instansi
terkait dalam rangka penyusunan Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-
Undang tentang Cipta Kerja pada Sektor
Transportasi;
c. melaksanakan pembahasan substansi Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-
Undang tentang Cipta Kerja pada Sektor
Transportasi;
d. menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Cipta
Kerja pada Sektor Transportasi;
e. melakukan pembahasan Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-Undang
tentang Cipta Kerja pada Sektor Transportasi;
-
- 5-
f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diperlukan
dalam rangka penyusunan Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-Undang
tentang Cipta Kerja pada Sektor Transportasi; dan
g. menyampaikan laporan secara berkala kepada
Ketua.
KETIGA : Dalam menjalankan tugasnya, Panitia Antarkementerian dan
Antarnonkementerian sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA bertanggung jawab dan melaporkan hasil
pelaksanaan tugas kepada Menteri Perhubungan.
KEEMPAT : Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Panitia
Antarkementerian dan Antarnonkementerian sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KEDUA, Ketua dapat menunjuk
akademisi, praktisi, dan tenaga ahli sebagai narasumber.
KELIMA : Masa kerja Panitia Antarkementerian dan
Antarnonkementerian sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA terhitung mulai tanggal ditetapkannya Keputusan
Menteri ini sampai dengan telah ditetapkannya Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-Undang
tentang Cipta Kerja pada Sektor Transportasi.
KEENAM : Dalam hai terdapat perubahan susunan keanggotaan Panitia
Antarkementerian dan Antarnonkementerian, perubahan
susunan keanggotaan tersebut ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Perhubungan.
KETUJUH : Segala biaya yang timbul sebagai pelaksanaan tugas Panitia
Antarkementerian dan Antarnonkementerian dibebankan
pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran masing-masing unit
kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan dan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
-
- 6 -
KEDELAPAN : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 November 2020
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;3. Menteri Sekretariat Negara;4. Menteri Dalam Negeri;5. Menteri Pertahanan;6. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;7. Menteri Keuangan;8. Menteri Ketenagakerjaan;9. Menteri Perindustrian;10. Menteri Energi dan Sumber Daya Minerai;11. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;12. Menteri Komunikasi dan Informatika;13. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan;14. Menteri Kelautan dan Perikanan;15. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;16. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional;17. Menteri Badan Usaha Milik Negara;18. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah;19. Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional;20. Sekretaris Kabinet;21. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;22. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika;23. Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan;24. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
^esuai dengan aslinya
iO HUKUM,
HERPRIARSONO
-
- 7 -
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 285 TAHUN 2020
TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA
ANTARKEMENTERIAN PENYU SUNAN
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH
TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-
UNDANG TENTANG CIPTA KERJA PADA
SEKTOR TRANSPORTASI
SUSUNAN KEANGGOTAAN
PEMBENTUKAN PANITIA ANTARKEMENTERIAN PENYUSUNAN RANCANGAN
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG
TENTANG CIPTA KERJA PADA SEKTOR TRANSPORTASI
I. Pengarah
II. Ketua
III. Wakil Ketua I
IV. Wakil Ketua II
V. Sekretaris I
VI. Sekretaris II
Menteri Perhubungan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan.
Staf Ahli Bidang Hukum dan Reformasi Birokrasi
Kementerian Perhubungan.
1. Direktur Jenderal Perhubungan Darat;
2. Direktur Jenderal Perhubungan Laut;
3. Direktur Jenderal Perhubungan Udara;
4. Direktur Jenderal Perkeretaapian;
5. Kepala Badan Pengelola Transportasi Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Kepala Biro Hukum.
1. Sekretaris Inspektorat Jenderal;
2. Sekretaris
Darat;
Direktorat Jenderal Perhubungan
3. Sekretaris
Laut;
Direktorat Jenderal Perhubungan
4. Sekretaris
Udara;
Direktorat Jenderal Perhubungan
5. Sekretaris Direktorat Jenderal Perkeretaapian;
6. Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan
Perhubungan;
-
7. Sekretaris Badan Pengelola Transportasi
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
VII.Anggota1. Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian;
2. Kepala Biro Hukum, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
dan Investasi;3. Asisten Deputi Bidang Perekonomian Kementerian Sekretaris Negara;
4. Kepala Biro Hukum, Kementerian Dalam Negeri;
5. Kepala Biro Hukum, Kementerian Pertahanan;
6. Direktur Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan II, Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia;
7. Kepala Biro Hukum, Kementerian Keuangan;
8. Kepala Biro Hukum, Kementerian Ketenagakerjaan;
9. Kepala Biro Hukum, Kementerian Perindustrian;
10. Kepala Biro Hukum, Kementerian Energi dan Sumber Daya Minerai;
11. Kepala Biro Hukum, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
12. Kepala Biro Hukum, Kementerian Komunikasi dan Informatika;
13. Kepala Biro Hukum, Kementerian Perhubungan;
14. Kepala Biro Hukum, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
15. Kepala Biro Hukum, Kementerian Kelautan dan Perikanan;
16. Kepala Biro Hukum, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional;
17. Kepala Biro Hukum, Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;
18. Kepala Biro Hukum, Kementerian Badan Usaha Milik Negara;
19. Kepala Biro Hukum, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah;
20. Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Kementerian Riset dan
Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional;
21. Asisten Deputi Bidang Perhubungan dan Pekerjaan Umum, Deputi
Bidang Maritim dan Investasi, Sekretariat Kabinet;
22. Asisten Deputi Bidang Perdagangan, Perindustrian dan
Ketenagakerjaan, Deputi Bidang Maritim dan Investasi, Sekretariat
Kabinet;
-
- 9 -
23. Kepala Subbidang Tata Ruang pada Asisten Deputi Bidang
Pengembangan Usaha dan Wilayah, Deputi Bidang Perekonomian,
Sekretariat Kabinet;
24. Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia;
25. Kepala Biro Hukum, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika;
26. Kepala Biro Hukum, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan;
27. Kepala Biro Hukum, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional;
28. Direktur Lalu Lintas Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;
29. Direktur Angkutan Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;
30. Direktur Prasarana Transportasi Jalan, Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat;
31. Direktur Sarana Transportasi Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat;
32. Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan, Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat;
33. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut;
34. Direktur Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
35. Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut;
36. Direktur Kenavigasian, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
37. Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut;
38. Direktur Angkutan Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
39. Direktur Bandar Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
40. Direktur Keamanan Penerbangan, Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara;
41. Direktur Navigasi Penerbangan, Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara;
42. Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara;
43. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Direktorat Jenderal
Perkeretaapian ;
44. Direktur Prasarana Perkeretaapian, Direktorat Jenderal
Perkeretaapian;
45. Direktur Sarana Perkeretaapian, Direktorat Jenderal Perkeretaapian;
-
- 10 -
46. Direktur Keselamatan Perkeretaapian, Direktorat Jenderal
Perkeretaapian ;
47. Direktur Prasarana, Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi;
48. Direktur Lalu Lintas, Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi;
49. Direktur Angkutan, Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi;
50. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transportasi
Multimoda, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan;
51. Kepala Bagian Peraturan Transportasi Darat dan Perkeretaapian, Biro
Hukum, Kementerian Perhubungan;
52. Kepala Bagian Peraturan Transportasi Laut, Biro Hukum, Kementerian
Perhubungan;
53. Kepala Bagian Peraturan Transportasi Udara, Multimoda, dan
Penunjang, Biro Hukum, Kementerian Perhubungan;
54. Kepala Bagian Perjanjian, Advokasi, dan Sosialisasi, Biro Hukum,
Kementerian Perhubungan;
55. Kepala Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat, Sekretariat
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;
56. Kepala Bagian Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri, Sekretariat
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
57. Kepala Bagian Hukum, Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara;
58. Kepala Bagian Hukum, Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkeretaapian;
59. Kepala Bagian Hukum, Sekretariat Badan Pengelola Transportasi
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi;
60. Kepala Subbagian Peraturan Transportasi Darat, Biro Hukum,
Kementerian Perhubungan;
61. Kepala Subbagian Peraturan Transportasi Perkeretaapian, Biro
Hukum, Kementerian Perhubungan;
62. Kepala Subbagian Dokumentasi Peraturan Perundang-undangan dan
Tata Usaha Biro, Biro Hukum, Kementerian Perhubungan;
63. Kepala Subbagian Peraturan Keselamatan dan Keamanan Pelayaran,
Biro Hukum, Kementerian Perhubungan;
64. Kepala Subbagian Peraturan Kepelabuhanan, Biro Hukum,
Kementerian Perhubungan;
-
- 11 -
65. Kepala Subbagian Peraturan Angkutan di Perairan, Biro Hukum,
Kementerian Perhubungan;
66. Kepala Subbagian Peraturan Transportasi Udara, Biro Hukum,
Kementerian Perhubungan;
67. Kepala Subbagian Peraturan Transportasi Multimoda, Biro Hukum,
Kementerian Perhubungan;
68. Kepala Subbagian Peraturan Penunjang, Biro Hukum, Kementerian
Perhubungan;
69. Kepala Subbagian Perjanjian, Biro Hukum, Kementerian
Perhubungan;
70. Kepala Subbagian Advokasi, Biro Hukum, Kementerian Perhubungan;
71. Kepala Subbagian Sosialisasi Hukum, Biro Hukum, Kementerian
Perhubungan ;
72. Kepala Subbagian Peraturan Perundang-undangan, Sekretariat
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;
73. Kepala Subbagian Advokasi Hukum dan Kerjasama, Sekretariat
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat;
74. Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat, Sekretariat Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat;
75. Kepala Subbagian Penyusunan Peraturan Perundang-undangan,
Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
76. Kepala Subbagian Advokasi dan Perjanjian Nasional, Sekretariat
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
77. Kepala Subbagian Kerja Sama Luar Negeri dan Perjanjian
Internasional, Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
78. Kepala Subbagian Peraturan Perundang-undangan, Sekretariat
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
79. Kepala Subbagian Advokasi Hukum, Sekretariat Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara;
80. Kepala Subbagian Penegakan Sanksi Administratif, Sekretariat
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
81. Kepala Subbagian Peraturan Perundang-undangan dan Jaringan
Dokumentasi Hukum, Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian;
82. Kepala Subbagian Perjanjian dan Advokasi Hukum, Sekretariat
Direktorat Jenderal Perkeretaapian;
83. Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Luar Negeri,
Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian;
-
- 12 -
84. Kepala Subbagian Peraturan, Sekretariat Badan Pengelola
Transportasi Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi;
85. Kepala Subbagian Perjanjian dan Advokasi, Sekretariat Badan
Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
i dengan aslinya
HUKUM,
HERPRIARSONO