KEPUASAN ANGGOTA SIMANTRI 363 TERHADAP PROGRAM...
-
Upload
dwisuputra -
Category
Documents
-
view
268 -
download
1
Transcript of KEPUASAN ANGGOTA SIMANTRI 363 TERHADAP PROGRAM...
KEPUASAN ANGGOTA SIMANTRI 240 GAPOKTAN
MERTA NADI TERHADAP PROGRAM SIMANTRI
(Studi Kasus Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi)
Oleh:
I Nengah Ari Medikana
1205315032
KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
KEPUASAN ANGGOTA SIMANTRI 240 GAPOKTAN MERTA NADI
TERHADAP PROGRAM SIMANTRI
(Studi Kasus Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi)
Menyutujui ;
i
Pembimbing di Lapangan
A.A. Gede Mangun Putra, STPNIP. 19631231 199203 1 137
Pembimbing
Ida Ayu Listyadewi, SP., M.SiNIP. 19780221 200501 2 001
Mengetahui ;
Ketua Jurusan Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Ir. I Wayan Widyantara, MP
NIP. 19541222198403 1 002
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atas rahmat-Nya laporan magang ini dapat penulis selesaikan tepat pada
waktunya dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mempersembahkan dan sekaligus
menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan berbagai pihak yang turut
membantu dalam menyelesaikan laporan magang ini.
Dalam hal ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
sebagai berikut :
1. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Udayana, serta staf yang telah memberikan kemudahan serta bantuan dalam
menyelesaikan laporan magang.
2. Ir. I Wayan Widyantara, MP selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Udayana atas segala fasilitas dan kemudahan yang
diberikan kepada penulis selama pembuatan laporan magang
3. Ida Ayu Listyadewi, SP., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan banyak pengarahan, motivasi dan bimbingan dalam penyelesaian
penulisan laporan magang ini.
4. A.A. Gede Mangun Putra, STP selaku Pembimbing sekaligus penilai di
lapangan memberikan masukan, perhatian dan motivasi yang sangat besar
dalam penyelesaian laporan magang ini.
5. Para Staf Pegawai di UPT DISTANBUNHUT dan BPP (Balai Penyuluh
Lapangan) yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan dalam
melakukan magang ditempat ini.
6. Keluarga yang selalu memotivasi penulis dari awal mengikuti magang sampai
akhir dalam menulis laporan.
7. Teman-teman dan juga senior penulis yang telah memberikan informasi
mengenai kegiatan magang serta penulisan laporan magang.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna,
sehingga adanya kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sangat
ii
penulis harapkan. Akhir kata semoga laporan yang sederhana ini dapat
bermanfaat.
Denpasar, 8 Mei
2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah....................................................................................... 3
1.3 Tujuan.............................................................................................................3
1.4 Manfaat...........................................................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................4
2.1 Teori Kepuasan...............................................................................................4
2.1.1 Pengukuran Kepuasan Konsumen .................................................... 4
2.2 Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI)................................................. 6
2.2.1 Maksud dan tujuan kegiatan simantri ................................................6
2.2.2 Sasaran simantri .................................................................................7
2.2.3 Paket kegiatan utama simantri........................................................... 7
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...........................................................8
3.1 Lokasi Penelitian/Magang .............................................................................8
3.2 Waktu Penelitian/Magang...............................................................................8
3.3 Metode Pengumpulan Data.............................................................................8
3.4 Metode Analisis Data .....................................................................................9
BAB IV. GAMBARAN UMUM .......................................................................10
4.1 Profil UPTD Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kec. Mengwi............10
4.2 Ikhtisar Jabatan ............................................................................................11
4.3 Uraian Tugas.................................................................................................11
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................13
5.1 Kepuasan Anggota SIMANTRI 363 terhadap Program SIMANTRI...........13
5.2 Masalah-Masalah di dalam SiMANTRI 240 ...............................................15
5.3 Peranan UPT DISTANBUNHUD terhadap SIMANTRI 363......................17
5.4 Kegiatan Penulis di Lokasi Magang............................................................ 18
iv
BAB VI. PENUTUP ..........................................................................................20
6.1Kesimpulan....................................................................................................20
6.2Saran..............................................................................................................20
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis
Dinas Pertanan Perkebunan, dan Kehutanan Kec. Mengwi .............10
Gambar 2. Bagan Susunan Organisasi SIMANTRI 363 ....................................13
vi
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pertanian dalam arti luas meliputi sektor pertanian, perikanan, peternakan
dan perkebunan. Pembangunan sektor pertanian bertujuan untuk pemenuhan
pangan serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat. Masyarakat desa
yang belum mengetahui perkembangan teknologi yang dikembangkan dan tidak
dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam menjadi penyebab tidak
maksimalnya produktivitas hasil pertanian.
Khususnya di Bali, sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan
perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat
penting dalam penyediaaan sumber makanan. Bukti perhatian pemerintah adalah
dengan dibuatnya program-program di bidang pertanian. Salah satu program
pertanian yang dibuat oleh pemerintah Provinsi Bali (Mangku Pastika) adalah
SIMANTRI (Sistem Pertanian Terintegerasi).
Pemerintah Provinsi Bali mencanangkan program Sistem Pertanian
Terintegrasi (SIMANTRI) pada tahun 2009, yang merupakan program Gubernur
Bali di dalam mengatasi masalah-masalah di pedasaan terutama masalah
kemiskinan yang bertujuan menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan
pendapatan. Sistem pertanian terintegrasi merupakan upaya terobosan dalam
mempercepat adopsi teknologi pertanian karena merupakan percepatan alih
teknologi kepada masyarakat perdesaan. Adapun daerah yang menjadi sasaran
kegiatan simantri yaitu Tabanan, Singaraja, Gianyar, Jembrana, Badung, Bangli
dan Karangasem. .
Menurut Fouzia (2011:128), integrasi dilakukan untuk mendaur ulang
sumber daya alam secara efisien. Integrasi ternak, ikan dan tanaman terbukti
menjadi sistem pertanian yang berkelanjutan. Kegiatan simantri diharapkan
mampu meningkatkan luas tanam, populasi ternak, perikanan dan kualitas hasil
agar dapat tersedianya pakan ternak berkualitas, pupuk, pestisida organik serta
biogas.
1
2
Simantri mengintegrasikan kegiatan sektor pertanian dengan sektor
pendukungnya sesuai potensi masing-masing wilayah dengan mengoptimalkan
pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada. Kegiatan integrasi yang dilaksanakan
berorientasi pada usaha pertanian tanpa limbah (zero waste) dan menghasilkan 4 F
(food, feed, fertilizer dan fuel).
Pengembangan pertanian dengan program SIMANTRI ini bertujuan
mendukung berkembambangnya diversifikasi usahatani secara terpadu terhadap
potensi lokal, meningkatkan pendapatan sebagai salah satu penunjang program
pemerintah mengentaskan kemiskinan, mengintegrasi usahatani tanaman pangan
dan ternak, serta merintis pengembangan pertanian terintegrasi secara
berkelanjutan untuk meningkatakan pendapatan. Menurut Chellamuthu (R. H.
Patel, 2004 : 219), sistem pertanian didefinisikan sebagai integrasi yang berbeda
tanam dan sistem pertanian disesuaikan dengan kebutuhan dan basis sumber daya
dari petani.
SIMANTRI 240 yang berada di bawah naungan Gapoktan Merta Nadi
merupakan salah satu simantri yang dikembangkan di Desa Gulungan, Kecamatan
Mengwi. Tujuan dari pengembangan simantri di desa tersebut nampaknya belum
tercapai karena simantri tersebut belum bisa menghasilkan output produk simantri
berupa pupuk organik, bio urine, dan bio gas. Hal tersebut terjadi karena
permasalahan di dalam organisasi dan keterbatasan fasilitas pendukung di simantri
tersebut. Simanti 240 pada awalnya memiliki anggota sebanyak 20 orang. Namun
setelah berjalan beberapa bulan empat orang anggota mengundurkan diri. Selain
menjadi anggota simantri, anggota tersebut mempunyai pekerjaan utama sebagai
petani. Pada simantri seharusnya terjadi integrasi antara pertanian dengan
peternakan. Namun pada simantri 240 tidak demikian, tidak ada terjadi integrasi
yang diharapkan. Hal tersebut membuat sulitnya perkembangan simantri 240.
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pertanian, Perkebunan, dan
Kehutanan Kecamatan Mengwi merupakan salah satu instansi yang berada
dibawah naungan Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten
Badung. UPT tersebut ditunjuk sebagai pelaksana teknis dilapangan khususnya di
Kecamatan Mengwi. Pelaksana teknis yang dimaksud seperti terjun langsung ke
lapangan untuk melakukan monitoring, penyampaian informasi-informasi yang
3
terkait dengan pertanian serta melakukan pembinaan-pembinann yang terkait
dengan pertanian seperti pembinaan terhadap simantri yang salah satunya adalah
SIMANTRI 240.
I.2 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat diambil
dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kepuasan anggota SIMANTRI 240 terhadap program simantri
yang dilakukan oleh pemerintah ?
2. Apa masalah-masalah yang terdapat pada SIMANTRI 240 ?
3. Bagaimana peranan pihak Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian,
Perkebunan, dan Kehutunan Kecamatan Mengwi terhadap SIMANTRI 240 ?
I.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan laporan magang ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kepuasan anggota SIMANTRI 240 terhadap program
simantri yang dilakukan oleh pemerintah.
2. Untuk mengetahui masalah-masalah yang terdapat pada SIMANTRI 240.
3. Untuk mengetahui peranan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian,
Perkebunan, dan Kehutunan Kecamatan Mengwi terhadap SIMANTRI 240.
I.4 Manfaat
Dalam pembuatan laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Bagi peserta magang dapat memperdalam ilmu tentang simantri, dan
bermanfaat bagi mahasiswa lain yang ingin mengambil topik tentang simantri
2. Bagi UPT DISTANBUNHUT, bermanfaat sebagai tambahan informasi untuk
acuan dalam mempersiapkan langkah-langkah selanjutnya untuk
meningkatkan kemajuan SIMANTRI 240.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Kepuasan
Kepuasan adalah suatu keadaan yang dirasakan konsumen setelah dia
mengalami suatu kinerja (atau hasil) yang telah memenuhi berbagai harapannya.
Menurut Oliver, kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang (pelanggan) setelah
membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan (pelayanan yang
diterima dan dirasakan) dengan yang diharapkannya (Irine, 2009, p.61).
Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin satis artinya cukup
baik, memadai dan facio artinya melakukan atau membuat. Kepuasan bisa
diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu (Tjiptono, 1997). Menurut kamus
psikologi, satisfaction adalah perasaan enak subyektif setelah suatu tujuan dicapai
baik tujuan itu fisik ataupun psikologis (Budiardjo, 1991). Oxford Advanced
Learner’s Dictionary (Tjiptono & Gregorius, 2005) mendeskripsikan kepuasan
adalah perasaan baik ketika Anda mendapatkan sesuatu atau ketika sesuatu yang
Anda ingin terjadi tidak terjadi, tindakan memenuhi kebutuhan atau keinginan.
Kepuasan konsumen menurut Wilkie (1994) yaitu merupakan respon
emosional terhadap evaluasi pengalaman mengkonsumsi produk, toko atau jasa.
Kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah
konsumen melakukan atau menikmati sesuatu.
2.2.1 Pengukuran Kepuasan Konsumen
Menurut Kotler & Amstrong (1997), ada empat metode yang bisa
digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen, yaitu :
a. Sistem Keluhan dan Saran
Setiap perusahaan yang berorientasi pada konsumen (customer oriented) akan
memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya bagi konsumen untuk
menyampaikan pendapat, saran dan keluhan konsumen. Media yang bisa
digunakan antara lain adalah kotak saran, guest comment.
b. Survei Kepuasan Konsumen
Penelitian mengenai kepuasan konsumen banyak dilakukan dengan
menggunakan metode survei, baik melalui pos, telepon maupun wawancara
4
5
pribadi. Keuntungan dari menggunakan metode survei adalah perusahaan akan
memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari konsumen dan
sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan memperhatikan
konsumennya. Metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
1) Directly Reported Satisfaction
Survei kepuasan konsumen dilakukan secara langsung melalui pertanyaan
seperti “Seberapa puaskah Saudara terhadap produk X? Apakah sangat
tidak puas, tidak puas, netral, puas dan sangat puas?”.
2) Derived Reported Dissatisfaction
Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yaitu besarnya
harapan konsumen terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang
dirasakan konsumen.
3) Problem Analysis
Konsumen yang dijadikan responden diminta untuk mengungkapkan dua
hal pokok, yaitu masalah-masalah yang dihadapi oleh konsumen yang
berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan saran-saran untuk
melakukan perbaikan.
4) Importance Performance Analysis
Responden diminta untuk mengurutkan berbagai atribut dari penawaran,
mulai dari yang paling penting hingga yang kurang penting. Selain itu,
responden juga diminta untuk mengurutkan kinerja perusahaan dalam
masing-masing atribut dari yang paling baik hingga yang kurang baik.
c. Ghost Shopping
Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang (ghost
shopper) untuk bersikap sebagai konsumen di perusahaan pesaing.
Menurut Tjiptono (1997), metode yang digunakan untuk mengukur
kepuasan konsumen dapat dengan cara :
a. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan.
b. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan
suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang dirasakan.
c. Responden diminta untuk menuliskan masalah yang mereka hadapi berkaitan
dengan penawaran dari perusahan dan juga diminta untuk menuliskan
6
masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari
perusahan dan juga diminta untuk menuliskan perbaikan yang mereka
sarankan.
2.2 Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI)
Sistem Pertanian Terintegrasi adalah upaya terobosan dalam mempercepat
adopsi teknologi pertanian karena merupakan pengembangan model percontohan
dalam percepatan alih teknologi kepada masyarakat perdesaan. Simantri
mengintegrasikan kegiatan sektor pertanian dengan sektor pendukungnya baik
secara vertikal maupun horizontal sesuai potensi masing-masing wilayah dengan
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada. Kegiatan integrasi
yang dilaksanakan juga berorientasi pada usaha pertanian tanpa limbah (zero
waste) dan menghasilkan 4 F (food, feed, fertilizer dan fuel).
Kegiatan utama simantri adalah mengintegrasikan usaha budidaya
tanaman dan ternak, dimana limbah tanaman diolah untuk pakan ternak dan
cadangan pakan pada musim kemarau dan limbah ternak (faeces, urine) diolah
menjadi bio gas, bio urine, pupuk organik dan bio pestisida.
2.2.1 Maksud dan tujuan kegiatan simantri
Adapun maksud dan tujuan adanya simantri adalah
sebagai berikut :
1. Mendukung berkembangnya diversifikasi usaha pertanian secara terpadu dan
berwawasan agribisnis.
2. Sebagai salah satu upaya pengentasan kemiskinan, pengurangan
pengangguran, mendukung pembangunan ramah lingkungan, Bali bersih dan
hijau (clean and green) serta program Bali Organik menuju“Bali Mandara”.
3. Kegiatan utama adalah integrasi tanaman dan ternak dengan kelengkapan :
unit pengolah kompos, pengolah pakan, instalasi bio urine dan biogas .
4. Dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan dengan target peningkatan
pendapatan petani pelaksana, minimal 2 (dua) kali lipat dalam 4 - 5 tahun ke
depan.
7
2.2.2 Sasaran Simantri
Adapun sasaran terbentuknya program simantri adalah
sebagai berikut :
1. Peningkatan luas tanam, populasi ternak, perikanan dan kualitas hasil .
2. Tersedianya pakan ternak berkualitas sepanjang tahun.
3. Tersedianya pupuk dan pestisida organik serta bio gas.
4. Berkembangnya diversifikasi usaha, lembaga usaha ekonomi dan infrastruktur
di perdesaan.
2.2.3 Paket kegiatan utama simantri
Paket kegiatan utama Simantri pada tahap awal meliputi :
1. Pengembangan komoditi tanaman pangan, peternakan, perikanan dan
intensifikasi perkebunan sesuai potensi wilayah.
2. Pengembangan ternak sapi atau kambing dan kandang koloni (untuk 20 ekor
sapi dan atau 40 ekor kambing).
3. Bangunan instalasi bio gas 2 unit; kapasitas 11m3 sebanyak 1 unit dan
kapasitas 5 m3 1 unit dilengkapi dengan kompor gas (kompor untuk biogas).
4. Bangunan instalasi bio urine sebanyak 1 unit.
5. Bangunan pengolah kompos dan pengolah pakan masing-masing sebanyak 1
unit.
6. Pengembangan tanaman kehutanan sesuai kondisi dan potensi masing-masing
wilayah.
III.METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian/Magang
Kegiatan magang ini dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian,
Perkebunan, dan Kehutanan Kecamatan Mengwi yang terletak Jl. Ngurah Rai
Sedangkan lokasi penelitian dilakukan di SIMANTRI 240 Gapoktan Merta Nadi
Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Lokasi magang dan
penelitian ini ditentukan secara purposive yaitu penelitian yang dilakukan secara
sengaja dan terencana (Antara, 2010).
3.2 Waktu Penelitian/Magang
Kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis di Unit Pelaksana Teknis
Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kecamatan Mengwi dilakukan
selama empat minggu/satu bulan terhitung dari tanggal 9 April 2015 s.d. 8 Mei
2015. Dalam pelaksanaan magang, penulis secara intensif mengikuti kegiatan
yang telah diprogramkan. Salah satu kegiatan yang difokuskan penulis adalah ikut
serta dalam kegiatan pembinaan simantri.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini ada lima, yaitu.
1. Studi Pustaka, yaitu dalam pelaksanaan magang mahasiswa menggunakan
berbagai bahan-bahan pustaka guna mendukung pengetahuan praktek di
lapangan.
2. Wawancara, yaitu dalam pelaksanaan magang mahasiswa melakukan
wawancara dengan petugas yang terkait untuk mendapatkan keakuratan data
yang diperoleh.
3. Observasi, yaitu dalam pelaksanaan magang mahasiswa mengadakan
pengamatan terhadap berbagai kegiatan yang sedang berlangsung dilapangan.
4. Diskusi, yaitu dalam pelaksanaan magang mahasiswa mengadakan berbagai
diskusi dengan pembimbing ataupun petugas yang terkait untuk memahami
materi yang telah didapatkan.
8
9
5. Studi Lapangan, yaitu dalam pelaksanaan magang mahasiswa melakukan
pekerjaan di lapangan sesuai dengan kegiatan yang berkaitan dengan materi
PKL yang sedang dilaksanakan.
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
analisis deskriptif kualitatif, analisis ini digunakan untuk menjelaskan suatu
keadaan yang dipaparkan oleh narasumber agar dapat ditarik suatu kesimpulan.
IV. GAMBARAN UMUM
4.1 Profil UPTD Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kec. Mengwi
UPT Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kec. Mengwi
merupakan bagian dari Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kab.
Badung. UPT. UPT DISTANBUNHUT didirikan pada pertengahan Februari
2011.
UPT DISTANBUNHUT pada awalnya bernama Kepala Cabang Dinas di
Kecamatan. Sebelum diganti menjadi UPT seluruh tenaga kerja yang bekerja
disana belum menjabat secara struktural. Kepala Cabang Dinas tersebut dibentuk
oleh Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kab. Badung. Setelah kepala
Cabang Dinas diganti menjadi UPT yang dibentuk oleh PEMDA (Pemerintah
Daerah) barulah tenaga kerja menjabat secara struktural.
Gambar 1. Bagan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pertanan,
Perkebunan, dan Kehutanan Kec. Mengwi
Struktur tanaga kerja pada UPT DISTANBUNHUD terdiri dari tiga bagian
yaitu ketua UPT, kepala tata usaha, dan kelompok kerja jabatan. UPT
DISTANBUNHUD di kepalai oleh A. A Gede Mangun Putra STP dan Ir Made
Wardana sebagai kepala sub bagian tata usaha.
10
A. A. Gede Mangun Putra, STPNIP. 196.312 31 19 2031137
KEPALA UPT
KEPALA SUB. BAGIAN TATA USAHA
Ir. Made WardanaNIP. 196012 31 199303 1 074
KELOMPOK KERJA JABATAN FUNGSIONAL
11
11
4.2 Ikhtisar Jabatan
Melaksanakan tugas teknis operasioanal dan administrasi Dinas Pertanian,
Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Badung di Wilayah Kecamatan Mengwi
serta urusan administrasi yang meliputi ; penyusunan perencanaan progam dan
kegiatan UPT secara teknis, memimpin dengan menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi, dan singkronisasi serta mengarahkan pelaksanaan tugas unit pelaksana
teknis baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi
perangkat daerah Kabupaten Badung di Tingkat Kecamatan sesuai dengan
prosedur dan peraturan yang berlaku, mengumpulkan dan mengolah data statistik,
menyelenggarakan penyuluhan dan pembinaan kepada petani, memonito
perkembangan petani di Wilayah Kecamatan, menyiapkan bahan pelaksana
teknlogi anjuran, inventarisasi permasalahan, dan upaya pemecahan agar tercapai
perencanaan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan yang lebih lancar,
terarah, dan terpadu.
4.3 Uraian Tugas
Adapun uraian tugas Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian, Perkebunan,
dan Kehutanan Kecamatan Mengwi adalah sebagai berikut :
1. Menyusun program kegiatan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Distanbunhut
Kecamatan Mengwi berdasarkan RPJPD, RPJMD, RPKD, dan Rencana
Strategis (RENSTRA) kabupaten serta Renja Distanbunhut.
2. Mengkoordinasi kegiatan UPT pada Dinas Pertanian, Perkebunan, dan
Kehutanan Kecamatan bersama instansi terkait untuk terciptanya singkronisasi
tugas.
3. Membagi tugas kepada bawahan berdasarkan ketentuan yang berlaku agar
tugas terbagi habis.
4. Membina, memberi petunjuk, dan memeriksa hasil kerja bawahan agar hasil
kerja sesuai dengan yang diharapkan.
5. Menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk
bahan pengembangan karier.
6. Mengumpulkan dan mengolah data statistik pertanian, perkebunan, dan
kehutanan.
12
7. Menyelenggarakan penyuluhan dan pembinaan kepada petani untuk
meningkatkan produksi pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
8. Memonitor perkembangan petani di Wilayah Cabang Dinas Pertanian,
Perkebunan, dan Kehutanan berdasarkan pedoman kerja yang telah ditetapkan
agar tidak terjadi hambatan di lapangan.
9. Menyiapkan bahan pelaksanaan pekerjaan penerapan teknologi anjuran di
tingkat usahatani di Wilayah Cabang Dinas Pertanian, Perkebunan, dan
Kehutanan.
10. Melaksanakan urusan surat menyurat, kepegawaian, kerumahtanggan, dan
keuangn berdasarkan ketentuan yang berlaku.
11. Menginvntarisasi permasalahan serta mengupayakan alternatif pemecahannya.
12. Membuat laporan hasil pelaksana tugas sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban.
13. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kepuasan Anggota SIMANTRI 363 terhadap Program Simantri
Seluruh pengurus pada simantri 363 berjumlah 17 orang yang terdiri dari
penasehat, ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota. Susunan kepengurusan
simantri 363 adalah sebagai berikut :
Gambar 2. Bagan Susunan Organisasi SIMANTRI 363
Pada gambar 2, Simantri 363 dipimpin oleh I Made Rai Sutresna dibantu
yang dibantu dengan I Ketut Pastika sebagai sekretaris dan I Putu Naya sebagai
bendahara serta I Made Rai Oka Suadnyana sebagai penasehat/pendamping
SIMANTRI 240. Koordinasi yang bagus antara pengurus inti dengan anggota
SIMANTRI 240 sangat diperlukan agar pencapaian tujuan dari adanya simantri
dapat terlaksana dan manfaatnya dapat dinikmati oleh seluruh pengururs.
13
KETUA
I Made Rai Sutresna
PENASEHAT
I Made Rai Oka Suadnyana
SEKRETARIS
I Ketut Pastika
BENDAHARA
I Putu Naya
ANGGOTA
1. I Putu Gede Subawa2. I Wayan Sergig3. I Nyoman Gede Surya Dharma4. I Nyoman Wiastra5. I Wayan Kardiana6. I Nyoman Sumadhi7. I Putu Wekas8. I Made Gede Artawan9. I Made Rai Nitya10. I Ketut Rujaya11. I Nyoman Tri Arthana12. I Made Budih13. I Ketut Westa
14
Suatu kepuasan anggota tidak dapat diukur secara pasti. Kepuasan tersebut
bersifat relatif dan tidak terbatas tergantung orang yang merasakan. tercapainya
kepuasan pengurus terhadap program simantri pada SIMANTRI 240 dapat
tercapai apabila manfaat dari adanya SIMANTRI 240 dapat dinikmati oleh
seluruh pengurus secara nyata, artinya dengan adanya simantri maka akan dapat
mengubah taraf hidup pengurus seperti pendapatan dan kesejahteraan sosial yang
meningkat. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan adanya kepengurusan
organisasi yang baik dan terjalin koordinasi yang baik untuk mempermudah
proses kegiatan di dalam simantri.
Pada SIMANTRI 240 kenyataannya tidak demikian. Beberapa anggota
justru tidak mendapatkan manfaat atau benefit yang besar terhadap terbentuknya
SIMANTRI 240. Hal tersebut menjadi penyebab beberapa pengurus merasa tidak
puas terhadap program simantri. Pengurus merasakan justru kerugian yang
diperoleh karena mereka menemukan beberapa permasalahan seperti sapi yang
sakit hingga terdapat sapi yang mati dan terdapat sejumlah fasilitas yang rusak.
Sejumlah sapi yang sakit memerlukan biaya pengobatan dan sapi yang mati
membutuhkan sapi pengganti yang harus di beli oleh pengurus. Sejalan dengan
itu, biaya pengobatan relatif besar dan harga bibit sapi sebagai pengganti juga
mahal. Hal inilah yang dikeluhkan oleh pengurus sehingga mereka menganggap
justru biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada manfaat atau benefit yang
didapat.
Pemerintah memberikan program dengan tujuan yang baik yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan. Kegagalan suatu program belum tentu disebabkan
oleh buruknya program yang diberikan oleh pemerintah tetapi tergantung pada
orang yang menjalankan program tersebut.
Kecilnya benefit yang diperoleh oleh SIMANTRI 240 bukan tanpa alasan.
Penyebab kecilnya benefit yang diperoleh karena kurang optimalnya aktivitas di
dalam simantri itu sendiri. Di dalam simantri seharusnya terdapat kegiatan berupa
integrasi antara pertanian dengan peternakan. Dari segi peternakan, seharusnya di
dalam simantri tersebut terdapat proses pengolahan kotoran sapi menajadi pupuk
kompos. Namun kenyataannya justri kotoran sapi yang masih mentah lansung
dijual kepada simantri lain. Hal tersebut menyebabkan benefit yang didapatkan
15
tidak maksimal. Pengurus beralasan tidak sempat untuk melakukan pengolahan
pupuk karena kesibukan di sawah. Selain itu tidak berfungsinya tepat
penampungan kencing sapi karena terjadi kerusakan menyebabkan simantri
tersebut tidak dapat mengahsilkan bio urine. peristiwa-peristawa itulah yang
menyebabkan rendahnya benefit yang didapatkan. Padahal jika simantri berjalan
secara optimal dengan menghasilkan produktivitas yang optimal akan dapat
memberikan benefit yang besar yang nantinya dapat meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan sosial petani. Masalah-masalah di SIMANTRI 240 yang
menjadi penyebab kecilnya benefit yang di dapat akan dibahas lebih lanjut pada
sub bab 5.2
Pada intinya ketidakpuasan petani terhadap program simantri terjadi
karena biaya yang dikeluarkan relatif besar dan benefit yang didapat sangat
rendah. Tetapi petani tidak menyadari kalau benefit yang kecil terjadi karena
terdapat beberapa kesalahan dan permasalahan di dalam simantri.
5.2 Masalah-Masalah di dalam SiMANTRI 240
Dalam menjalankan suatu kegiatan tentunya akan menemukan beberapa
permasalahan begitupula dalam menjalankan program simantri pada SIMANTRI
240. Terdapat beberapa program di dalam simantri yaitu pembuatan pupuk
organik, bio urine, dan bio gas. Pada kondisi di lapangan, SIMANTRI 240 belum
mampu memenuhi kegiatan di simantri seperti yang sudah diprogramkan oleh
pemerintah. Hal tersebut terjadi karena terdapat permasalahan-permasalahan pada
SIMANTRI 240. Masalah-masalah yang ditemukan pada SIMANTRI 240 adalah
sebagai berikut :
1. Anggota Simantri belum Siap Menjalankan Program Simantri
Dalam mendirikan suatu simantri terdapat beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi seperti terdapat tempat dan anggota yang bekerja sebagai petani.
Pendirian suatu simantri juga harus mengajukan proposal terlebih dahulu
sebagai bukti permintaan mendirikan simantri. Jika demikian, seharusnya
tidak ada kata tidak siap dalam menjalankan program simantri karena simantri
berdiri atas dasar permintaan dari anggota selain tujuan pemerintah untuk
mengembangkan simantri di beberapa tempat di bali. Hal inilah yang terjadi
16
pada SIMANTRI 240, setelah simantri berdiri tidak ada integrasi yang terjadi
antara pertanian dengan peternakan. Selain itu, simantri tersebut tidak dapat
menghasilkan output simantri berupa pupuk organik, bio urine, dan bio gas.
Hal terebut membuktikan bahwa anggota SIMANTRI 240 belum siap
menjalankan program simantri.
2. Rendahnya kekompakan anggota
Pada awalnya SIMANTRI 240 memiliki anggota sebanyak 20 orang dan 4
orang sudah mengundurkan diri sehingga sampai saat ini anggota simantri
yang ada sebanyak 16 orang. Kekompakan angggota sangat diperlukan dalam
membangun simantri agar tujuan dibangunnya simantri dapat tercapai. Pada
SIMANTRI 240 membangun kekompakan/kebersamaan nampaknya memang
bukan hal yang mudah. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya keingiinan
anggota dalam memajukan simantri. Terdapat beberapa anggota yang masih
acuh/tidak peduli terhadap simantri. Pada tanggal 15 April 2015, UPT
DISTANBUNHUD bersama ketua dan anggota bidang SDM Dinas Pertanian,
Perkebunan, dan Kehutanan Kab. Badung melakukan pembinaan. dalam
kegiatan pembinaan seharusnya semua anggota simantri hadir untuk
mengikuti pembinaan, tetapi justru hanya 5 orang yang mengikuti pembinaan.
pada pembinaan sebelumnya juga demikian, hanya beberapa orang yang hadir
dalam kegiatan pembinaan. hal tersebut membuktikan bahwa kekompakan
anggota SIMANTRI 240 sangat rendah dan mereka seperti tidak peduli
dengan SIMANTRI 240. Ketua simantri tersebut mengatakan, anggota
simantri mempunyai kesibukan lain, padahal pembinaan yang dilakukan oleh
pihak Dinas dan UPTD sudah mengkoordinasikan jauh-jauh hari sebelumnya.
Jika anggota simantri bertindak demikian, maka sangat sulit untuk
membangun SIMANTRI 240 agar lebih maju.
3. Permasalahan Inventaris di SIMANTRI 240
Permasalahan inventaris di simantri merupakan salah satu penghambat
pencapain tujuan simantri. Pada SIMANTRI 240 terdapat beberapa inventaris
yang bermasalah seperti penampungan air kecing sapi yang jebol. Jebolnya
17
wadah penampungan membuat air kencing sapi terbuang sia-sia sehingga
simatri tersebut tidak dapat menghasilkan bio urine. selain itu, terdapat
beberapa sapi yang sakit membuat anggota simantri mengeluarkan biaya
tambahan untuk mengurus sapi tersebut dan kotoran sapi yang dihasilkan
menjadi tidak optimal. terdapat juga sapi yang mati membuat anggota simantri
harus mencari sapi pengganti dengan membeli sapi yang baru, hal tersebut
membuat petani harus mengeluarkan biaya tambahan.
4. Manajemen Waktu
Manajemen waktu merupakan proses membagi waktu sedemikian rupa dalam
melakukan suatu kegiatan secara efisien agar hasil yang didapat optimal.
anggota simantri tidak hanya menjalankan program simantri namun anggta
tersebut juga miliki pekerjaan utama sebagai petani. Karena terdapat dua
kegiatan maka manajemen waktu sangat diperlukan agar kedua kegiatan
tersebut sama-sama dapat berjalan sesuai dengan tujuan atau yang diharapkan.
Jika tidak bisa mengatur waktu dengan baik maka yang sering terjadi adalah
terdapat salah satu kegiatan yang tidak berjalan sesuai dengan tujuan. Hal
inilah yang terjadi pada SIMANTRI 240. Kebanyakan anggota simantri tidak
dapat mengatur waktu dengan baik. Mereka hanya terfokus pada pekerjaan
utama sebagai petani. Fokus mereka terhadap simantri relatif kurang dan yang
terjadi adalah tidak trjadi proses di dalam simantri yaitu pengolahan limbah-
limbah simantri menjadi pupuk organik, bio urine, dan bio gas.
5.3 Peranan UPT DISTANBUNHUD terhadap SIMANTRI 363
UPT merupakan unit pelaksana teknis dilapangan sehingga UPT
DISTANBUNHUD memiliki peranan terdapat SIMANTRO 240 dalam
melakukan pembinaan langsung bekerja sama dengan Dinas Pertanian,
Perkebunan, dan Kehutanan Kab. Badung dan BPTP (Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian) Prov. Bali. Pembinaan simantri simantri dilakukan satu kali dalam
setahun. Pembinaan tersebut dilakukan pada bulan april. SIMANTRI 240 berdiri
pada awal tahun 2013. Pada saat ini SIMANTRI 240 sudah mendapatkan
pembinaan sebanyak tiga kali. materi pembinaan tiap tahun nya berbeda-beda.
18
Pada pembinaan pertama, pihak UPT dan Dinas memberikan pembinaan
berupa pengenalan simantri. Pengenalan tersebut sangat penting karena tidak
semua anggota mengetahui simantri. Selain itu pembinaan pertama juga
memperkenalkan ASMATARA (Asosiasi SIMANTRI dan Tani Mas).
ASMATARA merupakan organisasi perkumpulan simantri di Kabupaten Badung
yang bertugas sebagai pembeli pupuk kompos yang dihasilkan oleh simantri
diseluruh Kabupaten Badung. Pupuk yang sudah dibeli oleh ASMATARA
nantinya akan dibeli kembali oleh pemerintah Provinsi Bali dengan menggunakan
APBD I. Nantinya pemerintah akan mensubsidi pupuk yang sudah dibeli dan akan
diserahkan ke subak-subak yang terdapat di Kabupaten Badung.
Pada pembinaaan kedua, UPT DISTANBUNHUT dan Dinas Pertanian,
Perkebunan, Kehutanan Kab. Badung melakukan pembinaan mengenai tata cara
dan proses pembuatan pupuk kompos, bio orine, dan bio gas. Pembinaan tersebut
juga dibantu oleh BPTP (Balai Pengkaji Teknologi Pertanian).
Pada pembinaan ketiga, UPT DISTANBUNHUT dan Dinas Pertanian,
Perkebunan, Kehutanan Kab. Badung melakukan pembinaan berupa sharing yaitu
penyampain masalah-masalah yang dihadapi oleh anggota SIMANTRI 240 dalam
menjalankan program simantri dan pihak UPTD dan Dinas berupaya memberikan
solusi penyelesaian masalah yang dihadapi. Masalah-masalah yang diungkapkan
akan dibahas secara bersama-sama. Apabila belum ditemukan solusi penyelesaian
masalah makan akan dilakukan pertemuan kembali satu sampai tiga kali agar
solusi penyelesaian masalah dapat ditemukan.
5.4 Kegiatan Penulis di Lokasi Magang
Pada saat magang di UPT Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan
Kecamatan Mengwi, penulis melakukan beberapa kegiatan di kantor dan di
lapangan.
1. Kegiatan di Kantor
Kegiatan Penulis di kantor adalah membantu para pegawai dalam melakukan
pengimputan data-data terkait dengan pertanian seperti data usahatani serta
pengimputan data yang terkait dengan administrasi di UPT
DISTANBUNHUT seperti pembuatan surat dan absensi pegawai. Selain itu
19
penulis juga mengajarkan beberapa pegawai terkait dengan pembuatan
presentasi power point yang nantinya digunakan sebagai bahan presentasi
untuk pertemuan rutin para penyuluh pertanian di Kecamatan Mengwi.
2. Kegiatan di Lapangan
Selain kegiatan yang dilakukan di kantor, penulis juga melakukan kegiatan di
Lapangan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Lapangan adalah ikut serta
dalam melakukan pembinaan di beberapa simantri yang ada di Kecamatan
Mengwi, sosialisasi OPLA padi, sosialisasi OPLA kacang tanah, menghadiri
undangan di Subak Batan Badung, serta ikut dalam kegiatan panen raya
OPLA padi di salah satu subak yang ada di Desa Kapal.
20
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Anggota SIMANTRI 204 kurang puas dengan program simantri yang
dibuat oleh pemerintah. Kurang puasnya anggota disebabkan oleh program
simantri tidak begitu memberikan keuntungan, justru yang dialami anggota adalah
pengeluaran lebih tinggi daripada benefit yang didapatkan.
beberapa masalah-masalah yang ditemukan di simantri 204 adalah anggota
simantri belum siap menjalankan program simantri, rendahnya kekompakan
anggota, permasalahan inventaris yang rusak, dan manajemen waktu yang kurang
baik.
Peran UPT Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kecamatan
Mengwi adalah terhadap SIMANTRI 204 adalah melakukan pembinaan secara
berkala tiap tahunnya. Pembinaan dilakukan setiap bulan april. Pembinaan-
pembinaan yang dilakukan berupa pengenalan simantri, tata cara pembuatan
produk simantri seperti pupuk organik, bio urine, dan bio gas, dan mencari solusi
terkait dengan permasalahan-permasalahan yang ditemukan di dalam SIMANTRI
204.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk SIMANTRI 204
dan UPT DISTANBUNHUT adalah sebagai berikut :
1. Seluruh pengurus SIMANTRI 204 harus kembali mempelajari tentang
simantri dan memperhatikan tujuan dibangunnya simantri agar SIMANTRI
204 dapat berjalan sesuai dengan kegiatan simantri yang sesunguhnya.
2. Meningkatkan kekompakan di dalam organisasi dan memajamen waktu
dengan baik agar kegiatan simantri dapat berjalan dengan baik.
3. Pihak UPT untuk selanjutnya agar memproitaskan pembinaan untuk simantri-
simantri yang bermasalah atau tidak sesuai dengan kegiatan simantri yang
sesungguhnya
20
Daftar Pustaka
Anonim. Kepuasan Konsumen. Universitas Sumatra Utara. [Online]. Tersedia:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34813/3/Chapter
%20II.pdf . Diakses pada tanggal 30 April 2015
Anonim. Teori Kepuasan. . [Online]. Tersedia:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-meytaratna-
5865-2-babii.pdf . Diakses pada tanggal 30 April 2015
Anonim . Kepuasan Konsumen. Universitas Sumatra Utara. [Online]. Tersedia
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22372/3/Chapter
%20II.pdf. Diakses pada tanggal 30 April 2015
Anonim. Simantri. Dinas Pertanian Provinsi Bali.
http://www.distan.baliprov.go.id/id/Sistem-Pertanian-Terintegrasi--
Simantri- Diakses pada tanggal 30 April 2015
Lampiran-Lampiran
Gambar 1. Sosialisasi OPLA Kacang Tanah di Subak Tegan Desa Kapal
Gambar 2. Panen Raya OPLA padi di Subak Tegan Desa Kapal
Gambar 3. Panen Raya OPLA padi di Subak Tegan Desa Kapal
Gambar 4. Menghadiri Undangan Acara Tahunan di Subak Batan Badung
Gambar 5. Pembinaan Simantri di SIMANTRI 362
Gambar 6. Mahasiswa Magang dengan Kepala UPT sekaligus Pembimbing di Lapangan