Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi...

81
ii Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiriual Santri (Studi Kasus Ponpes Salafiyah Al-Barokah) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Agama Islam OLEH ILHAM SAIFUDIN NIM : 210313055 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO NOVEMBER 2018 LEMBAR PERSETUJUAN

Transcript of Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi...

Page 1: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

ii

Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiriual

Santri (Studi Kasus Ponpes Salafiyah Al-Barokah)

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana

Pendidikan Agama Islam

OLEH

ILHAM SAIFUDIN

NIM : 210313055

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

NOVEMBER 2018

LEMBAR PERSETUJUAN

Page 2: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

iii

ABSTRAK

Saifudin, Ilham. 2018. Kepemimpinan Kharismatik Kiai Dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiriual Santri (Studi Kasus Pon.Pes Salafiyah Al-Barokah).

Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing,

Kharisul Wathoni, M.Pd.I

Kata Kunci : Kepemimpinan, Kharismatik Kiai, Kecerdasan Spiritual

Pondok pesantren merupakan tempat belajar agama Islam bagi siswa

(santri) di bawah bimbingan gurunya (Kiai). Sebagai lembaga pendidikan Islam

tertua di Indonesia, pondok pesantren telah menunjukkan kemampuannya dalam

mencetak kader-kader ulama dan telah berjasa turut mencerdaskan kehidupan

bangsa. Keberhasilan para santri lulusan pondok pesantren tentu sangat

dipengaruhi oleh peran kiai yang menjadi pengasuh dan pemilik pesantren di

pondok pesantren tersebut.

Untuk mengetahui bagaimana peran kiai dalam meningkatkan kecerdasan

spiritual santri maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: (1)

Bagaimana kepemimpinan kharismatik kiai di pondok pesantren salafiyah Al-

Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo? (2) Bagaimana peran kepemimpinan

kharismatik kiai dalam meningkatkan kecerdasan spiritual santri di pondok pesantren

salafiyah Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo?

Sedangkan untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertnyaan diatas maka

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Dengan teknik

pengumpulan data: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data

menggunakan teknik reduksi data, data display dan pengambilan kesimpulan atau

verivikasi.

Hasil penelitian ini adalah: (1)(2) peran kepemimpinan kharismatik kiai di

pondok pesantren salafiyah Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo untuk

meningkatkan kecerdasan spiritual santri, dengan kharisma dan kekuatan ekonomi

yang dimiliki oleh sang kiai. Kiai di pondok pesantren salafiah Al-Barokah telah

memberikan peranya dengan baik sebagai pendidik yang mengajak santri dengan

cara memberi contoh langung, sehingga para santri lebih faham untuk selalu

berbuat baik dimanapun berada dan selalu menjaga keistiqomahan seperti yang

diajarkan dan dicontohkan oleh kiai.

Page 3: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

iv

Skripsi atas nama saudara :

Nama : Ilham Saifudin

NIM : 210313055

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Kepemimpinan Kharismatik Kiai Dalam Meningkatkan Kecerdasan

Spiriual Santri (Studi Kasus Pon.Pes Salafiyah Al-Barokah)

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji dalam ujian munaqasah

Pembimbing

Kharisul Wathoni, M.Pd.I Tanggal,15 Novembar 2018

NIP. 19730625 200312 1 002

Mengetahui,

Ketua

Jurusan Pendidikan Agama Islam

IAIN Ponorogo

Kharisul Wathoni, M.Pd.I

NIP. 19730625 200312 1 002

Page 4: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

v

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) PONOROGO

PENGESAHAN Skripsi atas nama saudara :

Nama : Ilham Saifudin

NIM : 210313055

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Kepemimpinan Kharismatik Kiai Dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiriual Santri (Studi Kasus Pon.Pes Salafiyah Al-

Barokah)

telah dipertahankan pada sidang munaqasah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Ponorogo pada :

Hari : Senin

Tanggal : 17 Desember 2018

dan telah diterima sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Agama Islam, pada :

Hari :

Tanggal :

Ponorogo, 26 Desember 2018

Mengesahkan

Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo

Dr. Ahmadi, M.Ag.

NIP. 196512171997031003

Tim Penguji :

1. Ketua Sidang : Dr. M. Miftahul Ulum, M.Ag

(……………………..)

2. Penguji I : Dr. Ju’subaidi, M.Ag

(……………………..)

Page 5: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pondok pesantren merupakan tempat belajar agama Islam bagi siswa

(santri) di bawah bimbingan gurunya (Kiai). Sebagai lembaga pendidikan

Islam tertua di Indonesia, yakni ada sejak zaman Walisongo menyebarkan

agama Islam di pulau Jawa, pondok pesantren telah menunjukkan

kemampuannya dalam mencetak kader-kader ulama dan telah berjasa turut

mencerdaskan kehidupan bangsa.1 Keberhasilan para santri lulusan pondok

pesantren tentu sangat dipengaruhi oleh peran kiai yang menjadi pengasuh

dan pemilik pesantren di pondok pesantren tersebut.

Kiai adalah seorang pemimpin di pondok pesantren. Oleh karena itu,

kiai memiliki peran penting dalam menguasai dan mengendalikan seluruh

sektor kehidupan di pondok pesantren.2 A. A. Samson mengamati bahwa para

kiai memiliki kekeramatan yang tidak dimiliki para sarjana atau politisi,

berkat dua keunggulannya yaitu kedalaman ilmu pengetahuan agamanya

dan pengabdian agama selama bertahun-tahun.3 Kiai dianggap memiliki

sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain di sekitarnya. Atas dasar ini

hampir setiap kiai yang ternama beredar legenda tentang keampuhannya yang

1Departemen Agama RI, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah: Pertumbuhan dan

Perkembanganya (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003), 3. 2Mujamil Qamar, Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokrasi Institusi.

(Jakarta: Erlangga, 2005), 31. 3 Ibid

Page 6: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

2

secara umum bersifat magis. Perkataannya tidak berani dibantah, dan

santripun menuruti dengan suka rela apa yang menjadi kehendaknya.

Sehingga tidak jarang Kiai yang berkharisma ini mempunyai masa atau

pengikut yang banyak.

Dipandang dari segi kehidupan santri, kharisma kiai adalah karunia

yang diperoleh dari kekuatan Tuhan.4 Ia dipercaya oleh santri sebagai seorang

yang telah mencapai makrifat atau dekat dengan Allah. Dari kedekatannya

itu tanda-tandanya bisa dilihat dengan karomah-karomah yang dimilikinya.

Karomah adalah kehormatan, kemulyaan, adakalanya digunakan untuk

sesuatu di luar adat kebiasaan dari orang saleh atau wali sebagai anugrah dari

Allah Swt, untuk menunjukkan ketinggian dan kedudukan orang tersebut di

sisi Allah adalah kehormatan atau kemulyaan dari Allah Swt.5

Menurut Anderson, kedudukan kiai tidak hanya bertugas memberi

bimbingan rohani (mursyid) saja, tetapi juga diharapkan mampu melakukan

pekerjaan-pekerjaan magis karena dianggap memiliki kesakten (karomah).6

Karomah Kiai itu mampu memancarkan aura kepada orang-orang yang

dekat dengan kiai (memberi karomah).7 Dari karomah-karomah yang

dimiliki kiai itulah biasanya santri tidak berani untuk menentang karena

4 Sukamto, Kepemimpinan Kiai dalam Pesantren (Jakarta: LP3ES, 1999), 13.

5Mardiyah, Kepemimoinan Kyai dalam Memelihara Budaya Organisasi (Yogyakarta: Aditya

Media Publising, 2013), 3. 6Chumaidi Syarief Romas, Kekerasan di Kerajaan Sorgawi, Gagasan Kekuasaan Kiai Dari

Mitos Wali Hingga Broker Budaya (Yogyakarta: Kreasi wawancara, 2003), 153. 7Latif Bustami, Kyai Politik Politik Kiai, (Malang: Pustaka Bayan, 2009), 1.

Page 7: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

3

takut kualat dan mereka berusaha untuk menjadi santri yang disayangi agar

mendapat berkah dari kiai.

Selain sebagai pemimpin pondok pesantren, kiai juga berperan

sebagai guru sekaligus “abah” bagi santri-santrinya. Sebagi guru, dengan

ilmu yang mumpuni, kewibawaan, dan kharismatiknya, maka tentunya santri

akan dapat memahami dan melaksanakan ajaran agama Islam yang telah

diajarkan dengan lebih baik. Sebagai “abah”, mengingat sebagian besar

santri yang mukim di pondok pesantren sebagian besar jauh dari orang

tuanya, maka kiai dianggap sebagai pengganti sosok “abah”. Sehingga, kiai

menjadi figur yang diharapkan mampu memberikan teladan bagi para

santrinya.

Dari berbagai penjelasan di atas, dari segi kharismatik maupun

keteladanannya dalam memimpin pondok pesantren tentu memiliki berbagai

problema tertentu yang timbul baik dari segi lingkungan, karakter maupun

dari segi motivasi santri-santri dalam menuntut ilmu. Problema itu tentunya

membutuhkan penyelesaian yang tepat sasaran agar dapat menjadi solusi

terbaik.

Dari problema yang ada misalnya, kurangnya kesadaran santri dalam

melaksanakan ibadah, seperti saat-saat tiba waktu shalat berjama’ah beberapa

santri masih ada yang tidak ikut, terkadang malah masih tidur, ada juga yang

masih baru ke mamar mandi bahkan ada juga yang belum ada di pondok. Hal

Page 8: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

4

ini ditimbulkan karena memang dari segi lingkungan dan rendahnya motivasi

santri akan ibadah santri sendiri.

Dari masalah di atas disini peran kiai sangat diharapkan dalam

membimbing santri-santrinya terlebih di Pondok Pesantren Salafiyah Al-

Barokah Siman Ponorogo. Kiai Imam Suyono tampil sebagai sosok penting

yang memberikan teladan dan pengayoman bagi santri-santrinya dalam

menimba ilmu, beliau juga sebagai murabbi yang memberikan kasih sayang

santri-santrinya layaknya anaknya sendiri. Bahkan dengan rasa kasih

sayangnya tersebut beliau terjun langsung dalam setiap kegiatan yang ada di

Pondok Pesantren Al-Barokah seperti ro’an (kerja bakti), membangunkan

jamaah untuk sholat subuh dan berbagai kegiatan lain yang ada di Pondok.

Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi calon santri mauupun santri-

santri yang mondok di Pondok Pesantren salafiyah Al-Barokah.

Maka dari itu, penulis tertarik membahasnya dalam karya ilmiah ini

guna mengetahui dan memperdalam kharisma apa yang dimiliki oleh sang

kiai dalam memimpin dan mengasuh Pondok Pesantren Al-Barokah. Untuk

itu dalam memperjelas pembahasan karya ilmiah ini penulis tertarik

membahasnya dengan judul “Kepemimpinan Kharismatik Kiai Dalam

Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Santri (Studi Kasus Pon.Pes Salafiyah

Al-Barokah)”

.

Page 9: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

5

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah Kepemimpinan kharismatik Kiai Dalam

Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Salafiyah Al-

Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kepemimpinan kharismatik kiai di pondok pesantren salafiyah

Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo?

2. Bagaimana peran kepemimpinan kharismatik kiai dalam meningkatkan

kecerdasan spiritual santri di pondok pesantren salafiyah Al-Barokah

Desa Mangunsuman Siman Ponorogo?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka,

tujuan penelitian yang dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui kepemimpinan kharismatik kiai di pondok pesantren

salafiyah Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo.

2. Untuk mengetahui peran kepemimpinan kharismatik kiai dalam

meningkatkan kecerdasan spiritual santri di pondok pesantren salafiyah

Al-Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo

Page 10: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

6

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan dalam khazanah pendidikan,

sekaligus dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam

pengembangan teori kepemimpinan kharismatik yang telah ada,

khususnya tentang upaya kepemimpinan kiai dalam meningkatkan

kecerdasan spiritual santri.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan, sebagai bahan

pertimbangan dan wacana ke depan bagi kemajuan dan keeksisan

lembaga khususnya untuk menciptakan kampus yang islami secara

penuh.

b. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan terutama di

bidang keilmuan kepemimpinan kharismatik, yang dapat digunakan

sebagai bahan dalam kajian-kajian serupa. Selain itu, hasil penelitian

ini untuk memenuhi sebagai persyaratan guna meraih gelar

kesarjanaan Strata 1 (S1) di Progam Studi Pendidikan Agama Islam

pada Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo.

c. Bagi masyarakat, hasil penelitian dapat sebagai bahan pertimbangan

dalam kajian-kajian keagamaan.

Page 11: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

7

F. Sistematika Pembahasan

Pada penyusunan penelitian kualitatif ini terdapat lima (6) bab

pembahasan yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya:

Pada bab I yaitu pendahuluan, pendahuluan ini berfungsi sebagai

pola dasar pemikiran penulis dalam menyusun skripsi. Dalam bab ini

akan membahas tentang; pertama, latar belakang mengapa peneliti

mengambil judul skripsi tersebut, kedua, fokus penelitian yaitu

membahas batasan atau fokus penelitian yang terdapat dalam situasi

sosial. Ketiga, rumusan masalah yaitu membahas rumusan-rumusan

masalah yang diambil dari latar belakang dan fokus penelitian. Keempat,

tujuan penelitian yaitu membahas sasaran yang akan dicapai dalam

proposal penelitian, sesuai dengan fokus penelitian yang telah

dirumuskan dalam rumusan masalah. Kelima, manfaat penelitian yaitu

membahas manfaat penelitian baik secara teoritis maupun praktis.

Keenam, sisitematika pembahasan menjelaskan tentang alur bahasan

sehingga dapat diketahui logika penyusunan skripsi dan koherensi antara

bab satu dengan bab yang lain.

Pada bab II Landasan Teori. Karena dalam penelitian kualitatif

bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas

dan berakhir dengan suatu teori, oleh karena itu ditulis berdasarkan data

yang ditemukan melalui proses penelitian (Proses induktif).

Page 12: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

8

Pada bab III Metode penelitian dan Sistematika Pembahasan.

Dalam bab ini di paparkan pendekatan apa yang dilakukan, jenis

penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan dsta, teknik analisis data,

pengecekan keabsahan data, tahap-tahap peneltian dansistematika

pembahasan.

Pada bab IV Temuan penelitian, dalam bab ini berisi tentang

paparan data, yang berisi hasil penelitian di lapangan yang terdiri atas

deskripsi data umum lokasi penelitian dan deskripsi data khusus. Adapun

deskripsi data umum lokasi penelitian berbicara tentang pondok

pesantren salafiyah Al-Barokah yang meliputi : Sejarah berdiri, letak

geografis, visi dan misi pondok pesantren salafiyah Al-Barokah.

Deskripsi data meliputi kegiatan pondok pesantren, strategi yang

digunakan serta perubahan yang terjadi pada santri setelah mengikuti

kegiatan di pondok pesantren tersebut.

Pada bab V Pembahasan, pada bab ini akan membahas mengenai

analisis terhadap latar belakang berdirinya pondok pesantren salafiyah

Al-Barokah, pelaksanaan kegiatan dan kontribusi kyai terhadap

peningkatan kecerdasan spiritual santri di pondok tersebut.

Pada bab VI Penutup, pada bab ini akan membahas mengenai

kesimpulan sebagai jawaban dari pokok-pokok permasalahan dan saran-

saran yang berhubungan dengan penelitian sebagai masukan-masukan

untuk berbagai pihak yang terkait.

Page 13: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

9

BAB II

LANDASAN TEORI DAN TELAAH PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

Di samping menggunakan buku-buku atau referensi yang

relevan, peneliti juga melihat hasil penelitian terdahulu agar nantinya

tidak terjadi kesamaan dan juga sebagai salah satu bahan acuan

mengingat pengalaman adalah guru terbaik, diantaranya karya tulis dari

saudara Suparlan, dengan judul “Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Melalui Kegiatan Manaqib Syaikh Abdul Qadir Al-Jilany” Dengan

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa latar belakang berdirinya kegiatan manaqib Syaikh Abdul

Qadir Al-Jilany di Desa Mangunsuman?

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan manaqib Syaikh Abdul Qadir Al-

Jilany di Desa Mangunsuman?

3. Apa kontribusi kegiatan kegiatan manaqib Syaikh Abdul Qadir Al-

Jilany di Desa Mangunsuman?

Ada lagi karya tulis dari saudari Nurul Khususiyah, 2012 dengan

judul “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Spiritual (SQ) Melalui

Pengajian Kitab Kifayah Al-Atqiya.” Dengan rumusan masalah sebagai

berikut:

Page 14: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

10

1. Bagaimana pemahaman santri terhadap kitab Kifayah al Atqiya di

kelas takhasus 1 Madrasah Miftahul Huda Mayak Ponorogo?

2. Bagaimana aplikasinya pengajian kitab Kifayah al Atqiya di kelas

takhasus 1 Madrasah Miftahul Huda Mayak Ponorogo?

3. Bagaimana keberhasilan pemahaman SQ (Spiritual Quotient)

melalui pengajian kitab Kifayah al Atqiya?

Selain itu, diperoleh juga hal-hal yang berkaitan dengan

kecerdasan spiritual di dalam karya saudara Moh. Wahiburridlo, 2011

dengan judul skripsi “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Spiritual (SQ)

Melalui Kegiatan Dzikir (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII Putra MA

Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo)” dengan rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan amaliyah dzikir pada siswa kelas XII MA

Darul Huda Mayak Ponorogo?

2. Sejauh mana manfaat pelaksanaan amaliyah dzikir terhadaptingkat

kecerdasan spiritual (SQ) siswa kelas XII MA Darul Huda Mayak

Ponorogo?

Page 15: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

11

B. Landasan Teori

1. Pemimpin dan Kepemimpinan

a. Pengertian pemimpin

Dilihat dari sisi bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut

penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus,

penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya.

Sedangkan istilah memimpin digunakan dalam konteks hasil

penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya

memengaruhi orang lain dengan berbagai cara.8

Istilah pemimpin dan memimpin pada mulanya berasal dari kata

dasar yang sama "pimpin", dan berikut ini dikemukakan beberapa

pengertian pemimpin:

Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian

memimpin, kemampuan memengaruhi pendirian/pendapat orang atau

sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya.9

Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu;

karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki

keterampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin.Istilah

Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan keterampilan,

8 Veithazal Rivai, PEMIMPIN dan KEPEMIMPINAN dalam ORGANISASI (Depok, Fajar

Interpratama, 2014), 1. 9 Triantoro Safaria, Kepemimpinan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), 3.

Page 16: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

12

kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab

itu, kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".

Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan

kelebihan khususnya kecakapan/kelebihan di satu bidang sehingga dia

mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau

beberapa tujuan.

Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan

kelebihan khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang, sehingga dia

mampu memengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu tujuan.

Menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan

dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut, karena kelak Allah

akan meminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya itu.10

b. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling

mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang

mengingikan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersama.

Esensi pengaruh ialah konsep kepemimpinan bukanlah semata-mata

berbentuk instruksi, melainkan lebih merupakan motivasi atau pemicu

yang dapat memberi inspirasi kepada bawahan, sehingga inisiatif dan

10

Ibid, 6.

Page 17: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

13

kreatifitas mereka berkembang secara optimal untuk meningkatkan

kinerjanya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka yang paling penting

dalam pengaplikasian konsep kepemimpinan adalah bagaimana

memanfaatkan faktor-faktor eksternal sehingga mendorong tumbuhnya

kinerja produktif. Kepemimpinan berarti menggunakan pengaruh untuk

memotivasi karyawan guna mencapai tujuan-tujuan organisasional.

Kepemimpinan berarti menciptakan nilai-nilai dan budayabersama,

mengomunikasikan tujuan-tujuan kepada karyawan di seluruh

organisasi, dan menyuntikan semangat untuk memperlihatkan kinerja

tertinggi kepada karyawan. Kepemimpinan berarti menggunakan

pengaruh untuk memotivasi karyawan guna mencapai tujuan-tujuan

organisasional. Kepemimpinan berarti menciptakan nilai-nilai dan

budayabersama, mengomunikasikan tujuan-tujuan kepada karyawan di

seluruh organisasi, dan menyuntikan semangat untuk memperlihatkan

kinerja tertinggi kepada karyawan.11

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kepemimpinan adalah suatu kegiatan yang dilakukan pemimpin dalam

mempengaruhi dan memberikan daya penggerak pada sumberdaya

yang ada di organisasi dalam bentuk motivasi dan intruksi dalamrangka

mewujudkan tujuan bersama.

11

Richard L.Daft, Era Baru Manajemen (Jakarta: Salemba, 2010), 25.

Page 18: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

14

c. Fungsi kepemimpinan

Kepemimpinan selalu berhubungan dengan sistem sosial

kelompok maupun individu. Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan

yang efektif, maka kepemimpinan harus dijalankan sesuai dengan

fungsinya Wirawan dalam bukunya Kepemimpinan Teori, Psikologi,

Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian menyatakan beberapa

fungsi kepemimpinan sebagai berikut:12

1) Mengembangkan Budaya Organisasi

2) Menciptakan Sinergis

3) Menciptakan Perubahan

4) Memotivasi Para Pengikut

5) Memberdayakan Pengikut

6) Mewakili Sistem Sosial

7) Manajer Konflik

8) Memberlajarkan Organisasi

2. Pengertian Santri dan Pesantren

Santri menurut Masjikur Anhari, yakni para siswa yang mendalami

ilmu-ilmu agama di pesantren, baik dia tinggal dipondok maupun pulang

setelah selesai waktu belajar.13

Zamakhsyari Dhofir membagi menjadi dua

12

Wirawan, Kepemimpinan Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan

Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 64-92. 13

Zmaksyari Dhofir, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kiai (Jakarta:

PT. Tiara,1994), 52.

Page 19: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

15

kelompok sesuai tradisi pesantren yang diamatinya, yaitu; pertama, santri

mukim, artinya para santri yang menetap dipondok. Biasanya diberikan

tanggung jawab mengurusi kepentingan pesantren. Bertambah lama tinggal

di pondok, statusnya akan bertambah, yang biasanya diberikan tugas oleh

kiai untuk mengajarkan kitab-kitab dasar kepada santri-santri yang lebih

yunior, dan yang kedua, santri kalong adalah santri yang selalu pulang

setelah belajar.

Para santri yang belajar pada pesantren yang sama, biasanya

mempunyai kekeluargaan yang tinggi, baik antar sesama santri maupun

dengan kiai mereka. Kehidupan sosial yang berkembang diantara para santri

ini menumbuhkan system sosial tersendiri. Didalam pondok para santri

belajar hidup bermasyarakat, berorganisasi, memimpin dan dipimpin,

mereka taat patuh pada kiai dan menjalankan tugas apapun yang diberikan

padanya.

Menurut M. Arifin sebagaimana dikutif oleh Mujamil Qomar,

mendefinisikan pondok pesantren yaitu suatu lembaga pendidikan agama

Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem

asrama dimana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem

pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada dibawah kedaulatan dari

leadershif seseorang atau beberapa orang kiai dengan cirri-ciri khas yang

bersifat karismatik serta independen dalam segala hal.

Page 20: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

16

“Pondok pesantren adalah salah satu lembaga diantara lembaga-

lembaga iqomahtuddin lainnya yang memiliki dua fungsi utama, yaitu

fungsi kegiatan, pengajaran, pemahaman, dan pendalaman ajaran agama

Islam serta fungsi kedua adalah menyampaikan dan mendakwahkan ajaran

Islam kepada masyarakat.14

Di tinjau dari segi bahasa Arab, kata pondok pesantren yaitu Funduq

yang berarti tempat menginap atau asrama Prof. Azumardi Azra, dalam

bukunya sejarah Perkembangan Madrasah mengatakan, bahwa pondok

pesantren adalah tempat belajar para pelajar.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, pondok pesantren merupakan

suatu lembaga pengajaran, pemahaman dan pendalaman ajaran agama Islam

kepada parapelajar (santri) agar menjadi orang yang baik dan trampil dalam

melaksanakan ibadah. Pesantren juga merupakan lembaga pendidikan yang

bertujuan untuk menciptakan kader yang memiliki pengetahuan yang

mendalam mengenai ajaran agama.

Di lain sisi, sebagai lembaga dakwah pondok pesantren membimbing

para santri menjadi orang yang terampil dan professional dalam

menyampaikan ajaran Islam sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki.

14

H. M Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakart: Bumi Aksarah, 1991), 114.

Page 21: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

17

Karena itulah, para santri disuruh mengikuti acara pelatihan dakwah serta

berpidato yang biasanya diadakan satu kali dalam seminggu.15

3. Pengertian Kharisma dan Kepemimpinan Kharismatik

Secara etimologi, kharisma berasal dari kata Yunani yang artinya

adalah karunia yang diinspirasi ilahi, seperti kemampuan untuk melakukan

mukjizat atau memprediksi peristiwa-peristiwa di masa mendatang.16

Pengertian kharisma dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa

dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan

rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya atau atribut kepemimpinan

yang didasarkan atas kualitas kepribadian individu. Dengan demikian,

kharisma merupakan atribut yang melekat pada diri seseorang. Kharisma

dapat bersumber dari keturunan atau dari ciri fisik, kepribadian mulia,

serta kelebihan khusus dalam pengetahuan keagamaan maupun

pengetahuan umum yang dimiliki seseorang. Kharisma merupakan sebuah

antribusi dari proses interaktif antara pemimpin dan pengikut.17

Menurut Baharudin, kata kharisma diartikan sebagai: wibawa,

kewibawaan, karunia kelebihan dari Tuhan kepada (yang dimiliki)

seseorang. Kharisma sebagai keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan

15

Ibid, 564. 16

Gary A. Yukl, Kepemimpinan dalam Organisas (Jusuf Udaya. Terjemahan), (Jakarta:

Prenhallindo, 1998), 268. 17

Jerri H. Makawimbang, Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu (Bandung:

ALVABETA, 2012), 36.

Page 22: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

18

kemampuan luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk

membangkitkan pemujaan yang luar biasa dan rasa kagum dari masyarakat

terhadap dirinya, atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas

kepribadian individu.18

Sedangkan menurut Max Weber kharisma adalah sebuah pandangan

yang “luar biasa”, yakni sesuatu yang sangat berbeda dari dunia sehari-

hari, ia akan bersifat spontan sangat berbeda dengan bentuk-bentuk sosial

yang stabil dan mapan, dan merupakan suatu sumber dari bentuk dan

gerakan baru, dan karena dalam arti sosiologis kharisma bersifat

kharismatik.19

Dalam perspektif Max Weber, kepemimpinan yang bersumber dari

kekuasaan luar biasa disebut kepemimpinan kharismatik atau

charismaticauthority. Kepemimpinan jenis ini didasarkan pada

identifikasi psikologis seseorang dengan orang lain. Kepemimpinan

kharismatik didasarkan pada kualitas luar biasa yang dimiliki oleh

seseorang sebagai pribadi. Pengertian ini bersifat teologis, karena untuk

mengidentifikasi daya tarik pribadi yang ada pada diri seseorang, harus

menggunakan asumsi bahwa kemantapan dan kualitas kepribadian yang

dimiliki adalah anugerah Tuhan. Max Weber mengidentifikasi sifat

18

Widdah, dkk. Kepemimpinan Berbasis Nilai dan Pengembangan Mutu Madrasah,

(Bandung: Alfabeta, 2012), 206. 19

Thomas F.O, Sosiologi Agama (Jakarta: CV. Rajawali, 1987), 43.

Page 23: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

19

kepemimpinan ini dimiliki oleh mereka yang menjadi pemimpin

keagamaan.20

Istilah kharismatik menunjuk kepada kualitas kepribadian,

sehingga ia dibedakan dengan orang kebanyakan. Ia dianggap, bahkan

diyakini, memiliki kekuatan supranatural, manusia serba istimewa.

Kehadiran seseorang yang mempunyai tipe seperti itu dipandang sebagai

seorang pemimpin, yang meskipun tanpa ada bantuan orang lain pun, ia

akan mampu mencari dan menciptakan citra yang mendeskripsikan

kekuatan dirinya. Sehubungan dengan ini Weber menyatakan: Seringkali

seseorang dianggap memiliki kharisma karena terdapat yang mempercayai

bahwa ia mempunyai kekuatan dan kemampuan luar biasa dan

mengesankan di hadapan masyarakat. Karenanya yang bersangkutan

sering berpikir tentang sesuatu yang gaib, melakukan meditasi untuk

mencari inspirasi sehingga membuatnya terpisah dari kebiasaan yang

dilakukan oleh orang lain. Meski demikian, seseorang yang mempunyai

kharisma tidaklah mengharuskan semua bentuk karakteristik melekat

utuh padanya. Baginya yang penting adalah sifat-sifat luar biasa yang

dianggap orang lain sebagai atribut dari orang itu. Para pengikut

pemimpin kharismatik sering bersikap labil dan mudah berubah. Hingga

batas tertentu mereka sangat loyal dan loyalitasnya nyaris mengabaikan

20

Ibid, 56.

Page 24: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

20

kewajiban kerjanya dan menjual sesuatu untuk mengikuti anjuran

pemimpinnya.21

Dengan demikian antara pemimpin dan pengikut terkonstruksi

hubungan erat, layaknya sebuah keluarga, dan hubungan demikian, juga

terjalin di antara sesama pengikut dalam komunitas tersebut.Pada

hakikatnya, pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan

untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan

menggunakan kekuasaan, dan kekuasaan adalah kemampuan untuk

mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-

tugas yang harus dilaksanakannya.22

Berdasarkan pengertian kharisma

dan pemimpin yang telah dikemukakan tersebut di atas, maka dapat

dijelaskan mengenai pengertian kepemimpinan kharismatik.

Kepemimpinan kharismatik dapat diartikan sebagai sebuah

kemampuan menggerakkan orang lain dengan mendayagunakan

keistimewaan atau kelebihan yang dimiliki pemimpin, sehingga

menimbulkan rasa hormat, segan, dan kepatuhan orang-orang yang

dipimpinnya. Dengan kata lain, pemimpin kharismatik diterima sebagai

seorang yang istimewa oleh pengikutnya. Karena pengaruh kepribadian

21

Edi Susanto, Krisis Kepemimpinan Kiai: Studi atas Kharisma Kiai dalam Masyarakat

(ISLAMICA, Vol 1 No. 2 Maret 2007), 116.

22 Jamal Ma’mur Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan

Profesional: Panduan Quality bagi Para Pelaku Lembaga Pendidikan (Yogyakarta: DIVA Press,

2009), 92.

Page 25: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

21

pemimpin dapat menimbulkan kepercayaan bagi para pengikutnya, maka

semua pendapat dan keputusan sang pemimpin dipatuhi oleh pengikut

dengan rela dan ikhlas.

House mengajukan sebuah teori untuk menjelaskan kepemimpinan

kharismatik dalam hubungannya dengan sejumlah teori yang dapat diuji

dan dapat diobservasi. Indikator kharisma menurut House, di antaranya

adalah:

a. Ditinjaudari segi pengikut (bawahan) dari pemimpin yang kharismatik,

maka pengikut akan memiliki sikap: sangat patuh kepada pemimpin,

merasakan bahwa keyakinan-keyakinan pemimpin benar, tunduk

kepada pemimpin dengan senang hati, merasa sayang kepada

pemimpin, terlibat secara emosional dalam organisasi, percaya bahwa

dapat memberi kontribusi terhadap keberhasilan organisasi, serta

memiliki kinerja tinggi.

b. Ditinjau dari segi pemimpin, maka pemimpin yang kharismatik

mempunyai sifat berikut: mempunyai pengaruh yang besar bagi para

pengikutnya; mempunyai kekuasaan dan percaya diri yang tinggi;

mempunyai pendirian dan keyakinan yang kuat; memiliki visi, misi,

cita-cita dan aspirasi-aspirasi yang nantinya dapat dirasakan oleh

Page 26: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

22

semua pengikutnya; berperilaku baik, dapat memberikan teladan yang

baik dan juga memberikan motivasi bagi para pengikutnya.23

Dominasi kekuasaan kiai yang mutlak di pesantren atau lembaga

pendidikan ini dipandang sebagai penindasan bila ditinjau dari perspektif

baru pendidikan yakni sebagai upaya pembebasan. Seperti yang dikatakan

M.Rusli Karim bahwa pendidikan Islam mempunyai arti pembebasan

manusia. Dominasi kekuasaan Kiai secara sosiologis menciptakan

hubungan superordinasi dan subordinasi, hierarki atas bawah, penguasa

penguasa yang dikuasai dapat menimbulkan konflik dan paksaaan dan

kekerasan, namun hubungan-hubungan tersebut tidak menimbulkan apa

yang seharusnya terjadi karena kekuasaan ideologis itu berhasil ditarik ke

dalam kesadaran mistifikasi kekuasaan tersebut.

Johan Galtung menjelaskan bahwa kekuasaan akan menjadi suatu

kekerasan apabila kondisi relasi sosial tidak seimbang. Dalam konteks

pesantren, kecenderungan akan hal ini merupakan implikasi dari posisi

santri yang lemah dan posisi kiai yang kuat. kekuasaan yang memaksa

dan menekan dapat diartikan dengan kekerasan. kekerasan dapat dilihat

dengan bertitik tolak pada prinsip bahwa manusia harus berkembang

sesuai dengan potensi pribadinya. Oleh sebab itu setiap manusia atau

individu mempunyai hak untuk berkembang dan untuk merealisasikan

23

Chusmaidi Syarief Romas, Kekerasan Dikerajaan Surgawi, Gagasan Kekuasaan Kiai dari

Mitos Wali hingga Broker Budaya (Yogyakarta: Kreasi wacana, 2003), 112.

Page 27: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

23

dirinya. Keduanya merupakan hak yang tidak bisa dicabut dan merupakan

nilai-nilai yang dituju dari setiap gerak hidup manusia. Apapun yang

menghalangi pertumbuhan dan perkembangan pribadi atau individu dapat

dikatakan sebagai tindakan kekerasan atas manusia.24

Sisi negatif dari kepemimpinan kharismatik adalah pemimpin

menggunakan kekuatan mereka untuk menginspirasi dan membimbing

pengikutnya pada tindakkan destruktif, egois dan kejam. Contoh dari

pemimpin kharismatik yang membawa pada kerusakan adalah Adolf Hitler

dan Osama bin Laden. Akan tetapi baik buruknya kepemimpinannya tentu

bergantung bagaimana kepribadian dari seorang pemimpin sendiri.

Apabila kemampuannya itu diarahkan kepada tindakan yang positif,

tindakan yang membangun, seperti kepemimpinan kiai dalam pesantren

yang tentu dalam memimpin menganut pada Nabi Muhammad Saw, yaitu

melalui Al-Quran dan Hadits.

Lembaga pendidikan, termasuk juga pondok pesantren,

membutuhkan seorang pemimpin. Sebab, pemimpin itu sendirilah sosok

penggerak dan inspirator dalam merancang dan mengerjakan kegiatan.25

Sebagai pemimpin sebuah pondok pesantren, seorang Kiai dapat

memberikan pengaruh yang besar bagi para santri, pondok pesantren,

24

Ibid, 124.

25Jamal Ma’mur Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan

Profesional: Panduan Quality Control bagi Para Pelaku Lembaga Pendidikan (Yogyakarta:DIVA

Press, 2009), 91.

Page 28: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

24

maupun lingkungan masyarakat sekitar pondok pesantren, diantaranya

karena dua faktor, yakni kharisma dan kekuatan ekonomi yang dimiliki

oleh sang kiai. Tanpa kharisma, seorang kiai tentu akan kesulitan dalam

menciptakan pengaruh, dan kekuatan kharisma semata tidak akan cukup

untuk membangun otoritas pengaruh sosial seorang kiai di tengah

masyarakat.26

Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Stoner, bahwa

semakin banyak jumlah sumber kekuasaan (untuk memberikan pengaruh

pada lingkungan sekitarnya). yang dimiliki oleh seorang pemimpin, maka

akan semakin besar pula potensi kepemimpinan yang efektif.27

Jadi, sifat

kharismatik dan kekuatan ekonomi bersinergi membentuk kekuatan

pengaruh kiai di lingkungan pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya.

Tradisi sufisme (tradisi yang menjauhkan diri dari segala sesuatu yang

berorientasi pada kehidupan dunia fana) di lingkungan para pemuka agama

Islam (termasuk kiai), karena pengaruh kemajuan zaman, tidak diartikan

secara kaku. Bahwa, seorang kiai tidak dilarang untuk mencari kekayaan

duniawi. Tidak sedikit dari kiai yang menganggap bahwa kekayaan

merupakan sesuatu yang penting maknanya dalam kehidupan, sekalipun

26

Abdur Rozaki, Menabur Kharisma Menuai Kuasa: Kiprah Kiai dan Blater Sebagai Rezim

Kembar di Madura (Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2004), 87-97. 27

Jamal Ma’mur Asmani,Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan

Profesional: Panduan Quality Control bagi Para Pelaku Lembaga Pendidikan, 92-93.

Page 29: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

25

selalu disampaikan pula dengan selingan argumen bahwa kekayaan itu

untuk mendukung syiar agama Islam.28

Kebutuhan hidup kiai dan keluarganya dapat dipenuhi dari bisnis

yang dilakukan kiai. Kharisma berbeda dengan wibawa. Dalam KBBI,

didefinisikan bahwa kharisma adalah keadaan atau bakat yang

dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal

kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa

kagum dari masyarakat terhadap dirinya, atribut kepemimpinan yang

didasarkan atas kualitas kepribadian individu. Sedangkan dalam KBBI,

wibawa diartikan sebagai pembawaan untuk dapat menguasai dan

mempengaruhi dihormati orang lain melalui sikap dan tingkah laku yang

mengandung kepemimpinan dan penuh daya tarik.29

Adapun karakteristik utama dari kepemimpinan kharismatik:

a) Percaya diri. Mereka benar-benar percaya akan penilaian dan

kemampuan mereka.

b) Suatu Visi. Ini merupakan tujuan ideal yang mengajukan suatu

masa depan yang lebih baik. Makin besar tujuan maka makin besar

kemungkinan bahwa pengikut akan menghubungkan visi yang luar

biasa itu pada si pemimpin.

28

Abdur Rozaki, Menabur Kharisma Menuai Kuasa: Kiprah Kiai dan Blater Sebagai Rezim

Kembar di Madura, 97-102. 29

Ibid, 114.

Page 30: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

26

c) Kemampuan untuk mengungkapkan visi dengan gambling. Mereka

mampu memperjelas dan menyatakan visi dalam kata-kata yang

dapat dipahami oleh orang lain. Artikulasi ini menunjukkan suatu

pemahaman akan kebutuhan akan pengikut dan karenanya,

bertindak sebagai suatu kekuatan motivasi.

d) Keyakinan kuat mengenai visi itu. Pemimpin kharismatik sebagai

orang yang berkomitmen kuat, bersedia mengambil risiko pribadi

yang tinggi, mengeluarkan biaya tinggi, dan melibatkan diri dalam

pengorbanan untuk mencapai visi itu.

e) Perilaku yang diluar aturan. Mereka dengan karisma ikut serta

dalam perilaku yang dipahami sebagai baru, tidak konvensional,

dan berlawanan dengan norma-norma. Bila berhasil, perilaku ini

menimbulkan kejutan dan kekaguman para pengikutnya.

f) Dipahami sebagai agen perubahan. Pemimpin kharismatik

dipahami sebagai agen perubahan yang radikal.

g) Kepekaan lingkungan. Pemimpin ini mampu membuat penilaian

yang realistis terhadap kendala lingkungan dan sumber daya yang

diperlukan untuk menghasilkan perubahan.30

4. Konsep Kepemimpinan Kiai

a. Pengertian Kiai

30

Veitsal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Leadership: Membangun SuperLeadership

Melalui Kecerdasan Spiritual (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), 123-124.

Page 31: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

27

Istilah kiai memiliki arti sebutan bagi alim ulama (cerdik pandai

di agama Islam).31

Kiai merupakan gelar yang diberikan oleh

masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang memiliki atau

menjadi pemimpin pesantren dan mengajar kitab-kitab Islam klasik

kepada para santrinya.32

Keberadaan kiai sebagai pemimpin pesantren, ditinjau daritugas

dan fungsinya dapat dipandang sebagai fenomena kepemimpinan yang

unik. Dikatakan unik, kiai sebagai pemimpin sebuah lembaga

pendidikan islam tidak sekedar bertugas menyusun kurikulum,

membuat peraturan tata tertib, merancang sistem evaluasi, sekaligus

melaksanakan proses belajar mengajar yang berkaitan dengan ilmu-

ilmu agama di lembaga yang diasuhnya, melainkan bertugas pula

sebagai pembina dan pendidik umat serta menjadi pemimpin

masyarakat.33

Tholhah hasan dan Sugeng Haryanto berpendapat bahwa

kepemimpinan kiai umum tampil dalam empat dimensi, yaitu: 1).

Sebagai Pemipin masyarakat (community leader), jika tampil sebagai

organisasi masyarakat atau organisasi politik, 2). Pemimpin keilmuan

(intelectual leader), dalam kapasitasnya sebagai guru agama, pemberi

31

Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 565. 32

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Kiai (Jakarta :

LP3E, 1982), 55. 33

Mardiyah,Kepemimpinan Kiai dalam Memelihara Budaya Organisasi (Yogyakarta: Aditya

Media Publising, 2013), 55.

Page 32: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

28

fatwa, rujukan hukum, 3). Pemimpin kerohanian (Spiritual leader),

apabila kiai memimpin kegiatan peribadatan atau menjadi mursyid

thariqat, 4). Pemimpin administrative (Administration leader), jika kiai

berperan sebagai penanggung jawab lembaga-lembaga pendidikan,

Pondok Pesantren badan-badan kemasyarakatan lainya.34

Keunikan lain kepemimpinan kiai adalah karisma yang dimiliki

oleh para kiai menyebabkan mereka menduduki posisi kepemimpinan

dalam lingkungannya. Kedudukan kiai seperti itu, sesungguhnya

merupakan patrol, tempat bergantung para santri. Karena kewibawaan

kiai, seorang murid tidak pernah (enggan) membantah apa yang

dilakukan kiai. Kedudukan santri adalah client bagi dirinya. Hubungan

pemimpin dan yang dipimpin dalam budaya seperti itu, setidaknya

melahirkan hubungan kepemimpinan model patrol-clien relation-

shipyang telah di dikemukakan oleh James C. Scott.35

5. Kecerdasan Spiritual

a. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata cerdas dapat

diartikan sebagai kesempurnaan perkembangan akal budi (ketajaman

34

Sugeng Haryanto, Persepsi Santri Terhadap Perilaku Kepemimpinan Kiai di Pondok

Pesantren (Studi Interaksionisme Simbolik di Pondok Pesantren Sidogiri-Pasuruan), (Jakarta:

Kementerian Agama RI, 2012), 72. 35

Sukamto, Kepemimpinan Kiai Dalam Pesantren (Jakarta: Pustaka LP3ES

Indonesia, 1999), 78-79.

Page 33: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

29

pikiran),36

yang memiliki pengertian sangat luas sehingga cerdas tidak

hanya diartikan secara sempit yakni IQ (Intelegensi Quotient) sebagai

satu-satunya rumusan taraf kecerdasan. Banyak orang tua beranggapan

apabila IQ rendah, maka anak tersebut bodoh, padahal jauh dari itu

taraf kecerdasan sebenarnya beraneka ragam bentuknya tergantung

pada wilayah kecerdasannya37

Kecerdasan spiritual baru dibicarakan pada tahun 2000,

dipelopori oleh Danah Zohar dan Ian Marsal, pasangan suami istri dari

Harvard dan Oxford University. Dalam bahasa yang mudah, kecerdasan

spiritual adalah kemampuan seseorang untuk mengenal Allah

(ma’rifatullah). Dengan mengenal Allah manusia akan sukses dalam

hidupnya, bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Sebab akan

mengawali segala sesuatunya dengan nama Allah, dan mengembalikan

apapun hasilnya kepada Allah.38

Menurut Sineter, kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang

mendapat inspirasi dorongan, dan efektifitas yang terinspirasi,

penghayatan ketuhanan yang didalamnya manusia menjadi bagian.

Sedangkan Muhammad Zuhri menyatakan bahwa SQ adalah

kecerdasan manusia yang digunakan untuk berhubungan dengan Tuhan.

36

DEPDIKBUT, Kamus BesarBahasa Indonesia 2 (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), 186. 37

Monty P. Satiadarma & Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan (Jakarta: Pustaka

Populer Obor, 2003), 2. 38

Muhammad Albani, Kapita Selekta Upaya Mewujudkan Pendidikan Yang Berkualitas Menjadi Realitas di Era Pasar Bebas (Kartasura: Sinar Mulia, 2007), 23.

Page 34: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

30

Menurutnya potensi SQ setiap orang sangat besar, dan tidak dibatasi

oleh faktor keturunan, lingkungan atau materi lainya.

Psikologi Islam sendiri mendefinisikan kecerdasan spirtual (SQ)

sebagai kecerdasan yang berhubungan dengan kualitas batin

seseorang.39

Oleh karena itu, kecerdasan dalam diri seseorang

mendorong teraktualisasinya nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, yang

semata-mata tidak mengutamakan kebutuhan material, melainkan

merupakan pengembangan kebutuhan spiritualitas.

Kecerdasan manusia dapat dipengaruhi oleh pengalaman sehari-

hari, kesehatan fisik dan mental, porsi latihan yang diterima, ragam

hubungan yang dijalin, dan berbagai faktor lain. Ditinjau dari segi ilmu

saraf, semua sifat kecerdasan itu bekerja melalui, atau dikendalikan

oleh otak beserta jaringan sarafnya yang tersebar diseluruh tubuhnya.40

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan

berarti tidak hanya melingkupi satu aspek saja melainkan banyak aspek

sesuai dengan sifat bawaan atau pengaruh lingkungan. Secara devinitive

kecerdasan dapat dikatakan dengan daya reaksi atau penyesuaian yang

tepat, baik secara fisik maupun mental terhadap pengalaman-

pengalaman baru, membuat pengalaman dan pengetahuan yang telah

39

Abdul Murjib dan Yusuf Mudzakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), 329.

40Danah Zohar dan Lan Marshal, SQ Kecerdasan Spiritual (Bandung: PT. Mizan Pustaka,

2001), 35.

Page 35: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

31

dimiliki siap untuk dipakai apabila dihadapkan pada fakta-fakta atau

kondisi yang baru.

Sedangkan spiritual yaitu kecerdasan dalam diri seseorang yang

mampu membantu menemukan dan mengembangkan bakat bawaan,

otoritas batin, kemampuan membedakan antara yang benar dan salah

serta kebijaksanaan.41

Bila dua kata tadi (kecerdasan dan spiritual) digabungkan maka

akan membentuk suatu kajian ilmu yang mempunyai makna yang

sangat mendalam, karena dengan adanya kecerdasan spiritual seseorang

dapat mersakan hidupnya akan lebih bermakna.

Kecerdasan spiritual harus ditekankan dalam pendidikan Islam,

karena kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang bertumpu pada

bagian dalam diri dan yang berhubungan dengan kearifan di luar ego

dan jiwa sadar serta yang berkaitan dengan pencarian nilai.42

Dalam

konsep ajaran Islam, permasalahan-permasalahan yang senantiasa

dihadapi oleh setiap manusia tidak akan pernah terlepas dengan

persoalan-persoalan mental atau kejiwaan yang berhubungan dengan

lingkungan yang bersifat horizontal saja, akan tetapi juga mencakup

persoalan-persoalan yang berhubungan dengan spiritual atau ruhaniah

dan keyakinan religiusitas. Sebagaimana yang telah diisyaratkan dalam

41

Monty P. Satiadarma & Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan, 42. 42

Syamsul Ma’arif, Revitalisme Pendidikan Islam, 139.

Page 36: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

32

Al-quran dan As-sunnah, manusia mempunyai dua sisi kehidupan,

yakni kehidupan jasmaniah dan ruhaniah, lahir dan batin, atau dunia

dan akhirat. Maka konsekuensinya adalah pasti ia memiliki

permasalahan-permasalahan kehidupan yang berhubungan antara

dirinya dengan Tuhannya dan antara dirinya dengan lingkungannya di

dalam kehidupan dunia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S

Ali Imran ayat 112:

Artinya: “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada,

kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah

dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali

mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi

kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada

ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang

benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan

melampaui batas.” (Q.S Ali Imran: 112)43

43

Q.S Ali Imran : 112.

Page 37: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

33

Dari ayat di atas tersirat makna dan spirit tentang kecerdasan

yang ada dalam diri manusia. Manusia akan meperoleh kehinaan,

kehancuran dan kehilangan makna hidup yang bermakna di mana saja,

kecuali ia memiliki kemampuan berinteraksi, beradaptasi dan

berintegrasi dengan Tuhannya dan manusia secara baik dan benar.44

Menurut Danah Zohar dan dan Marshall, kecerdasan spiritual

(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memcahkan persoalan

makna atau nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan

hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan

untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih

bermakna dibandingkan dengan yang lain.45

Membangun spiritualisme adalah usaha melakukan penyegaran

mental atau ruhani berupa keyakinan, iman, ideologi, etika, dan

pedoman atau tuntunan. Membangun spiritualisme dapat dilakukan

dengan berbagai media, salah satunya adalah dengan membangun

spiritualisme yang bersumber dari agama yang dinamakan

“spiritualisme religius”.46

44

Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, Psikologi Kenabian; Prophetic Psychology (Yogyakarta:

Fajar Media Press, 2012), 578-579. 45

Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ Kecerdasan Spiritual (Bandung: PT.Mizan Pustaka,

2007), 4. 46

Abd. Wahab dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Dan Kecerdasan Spiritual

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 49.

Page 38: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

34

Perubahan SQ (kecerdasan spiritual) dari yang rendah ke yang

lebih tinggi dapat dilakukan dengan upaya kita dalam menyadari di

mana kita sekarang. Misalnya bagaimana situasi kita saat ini? Apakah

konsekuensi dan reaksi yang ditimbulkan? Apakah anda

membahayakan diri sendiri atau orang lain? Langkah ini menuntut

kita untuk menggali kesadaran diri, yang pada gilirannya menuntut

kita menggali kebiasaan merenungkan pengalaman. Banyak diantara

kita tidak pernah merenung. Kita hidup dari hari ke hari, dari aktivitas

ke aktivitas dan seterusnya. SQ yang lebih tinggi berarti sampai pada

kedalaman dari segala hal, memikirkan segala hal menilai diri sendiri

dan perilaku dari waktu ke waktu. Paling baik dilakukan setiap hari.

Ini dapat dilakukan dengan menyisihkan beberapa saat untuk berdiam

diri bermeditasi setiap hari, atau sekedar mengevaluasi setiap hari

sebelum anda jatuh tertidur di malam hari.47

47

Agus Nggermanto, Quantum Quoient (kecerdasan Quantum): Cara Cepat Melejitkan IQ,

EQ, dan SQ Secara Harmonis (Bandung: Nuansa, 2008), 143-145.

Page 39: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan

Berdasarkan fokus dan tujuan penelitian, maka penelitian ini merupakan

kajian yang mendalam guna memperoleh data yang lengkapdan terperinci.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mendalam mengenai

Kepemimpinan Kharismatik Kiai Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Santri di Pon.Pes Salafiyah Al-Barokah dengan pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang ditunjukan untuk

mendiskripsikan dan menganalisis, fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,

sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun

kelompok.1

Peneliti menerapkan pendekatun kualitaif ini berdasarkan beberapa

pertimbangan: Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila

berhadapan dengan kenyataan. Kedua metode ini menyajikan secara langsung

hakikat hubungan antara peneliti dengan responden. Ketiga, metode ini lebih

peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh

1 Dedi Mulyana, Metode Penelitian Kuaitatif, Paradigma Baru ilmu Komunikasi dan

migogial tainnya (Bandung: PT Remaja Kosda Karys, 2004), 180.

Page 40: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

36

bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Dengan demikian,

peneliti dapat memilah-milah sesuai fokus penelitian yang telah disusun,

peneliti juga dapat mengenal lebih dekat dan menjalin hubungan baik dengan

subjek (responden) serta peneliti berusaha memahami keadan subjek dan

senantiasa berhati-hati dalam penggalian informasi sebjek sehingga subjek

tidak merasa terbebani.2

a. Jenis Penelitian

Jika dilihat dari lokasi penelitiannya, maka jenis penelitian ini

merupakan jenis penelitian lapangan field research). Menurut

Suryasubrata, penelitian lapangan bertujuan "mempelajari secara intensif

latar belakang, keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit

sosial; individu, kelompok, lembaga atau masyarakat" Penelitian yang

dilakukan ini adalah merupakan penelitian lapangan, karena objek yang

diteliti adalah Kepemimpinan Kharismatik Kiai Dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiritual Santri di Pon.Pes Salafiyah Al-Barokah. Jenis

penelitian ini termasuk penelitian studi kasus tentang upaya pembentukan

akhlak melalui keteladanan guru. Studi kasus adalah penelitian yang

menidentifikasi satu kasus yang spesifik Kasus ini dapat berupa identitas

2 Ibid, 180.

Page 41: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

37

yang kongkret, misalnya Individu, Kelompok kecil, Organisasi, atau

Kemitraan.3

B. Kehadiran Peneliti

Ciri khas penelitian kualitatif tidak dípisahkan dari pengamatan berperan

serta, sebab peran penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya. Karena

itu dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrument kunci, partisipan

penuh sebagai penunjang sekaligus pengumpul data, sedangkan instrumen yang

lain sebagai penunjang.

Dalam penelitian ini, peneliti yang menentukan setiap tahap langkahnya,

apakah peneliti melanjutkan partisipannya dalam kegiatan atau tidak. Peneliti juga

menentukan data yang dibutuhkan selama berada di lapangan, berperan serta pada

dasarnya berarti mengadakan pengamatan dengan mendengarkan secara secermat

mungkin sampai sekecil-kecilnya pun. Pengamatan serta sebagai penelitian yang

bercirikan interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara penelitian

dengan subjek dalam lingkungan subjek.4

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Pon.Pes Salafiyah Al-Barokah. Penelitian ini

dilaksanakan di lokasi ini karena waktu penajakan awal di lokasi, penulis

3 Jhon W Creswell, Penelitian Kualitatitf & Desain Riset trj (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2015), 137.

4 Ibid, 117.

Page 42: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

38

menemukan beberapa alasan logis diantaranya Pon.Pes Salafiyah Al-Barokah

merupakan lembaga pendidikan yang berbasis Islam sudah tentu dalam

pembelajarannya banyak memuat nilai-nilai tentang kecerdasan spiritual tidak

hanya dalam bentuk pembelajarannya namun seorang guru atau kiai juga

memberikan keteladanan akhlak yang baik serta bagus dan tidak menyimpang dari

agama Islam.

D. Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian kualitatif ada dua, yaitu sumber data

primer dan sumber data skunder.5 Sumber data primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data (peneliti), semisal kiai, guru

yang sekaligus sebagai teladan atau contoh. Sedangkan sumber data skunder

merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul

data (peneliti), misalnya lewat orang lain atau hasil observasi lapangan dan

dokumentasi berupa data profil Pon.Pes Salafiyah Al-Barokah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural

setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data

5 Sugiyono, Metode Peneitian Pendidikan Pendetaian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2006), 308

Page 43: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

39

lebih banyak pada observasi berperanserta (participant observation), wawancara

mendalam (indepth interiview) dan dokumentasi.6

Teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif meliputi wawancara

mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik ini penting digunakan, sebab bagi

peneliti kualitatif, fenomena dapat dimengerti maknanya secara baik apabila

dilakukan interaksi dengan subjek melalui wawancara mendalam dan observasi

pada latar di mana fenomena tersebut berlangsung. Di samping itu untuk

melengkapi data, diperlukan dokumen (tentang bahan-bahan yang ditulis oleh atau

tentang subjek).7

Adapun pengumpulan data dilakukan dengan:

a. Observasi

Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data yang menggunakan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang diteliti.

Observasi dapat dilakukan langsung maupun tidak langsung. Metode ini

digunakan untuk mencatat dan mengamati hal-hal yang diperlukan dalam

penelitian.8

6 Ibid, 309.

7 Tim Penyusun Pedoman Skripsi STAIN, Pedoman Penulisan Skripsi STAIN Panorogo

(Ponorogo: STAIN Press 2017), 46.

8 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 11, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit UGM, l 981), 136.

Page 44: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

40

Dalam penelitian kualitatif, observasi dapat dibedakan berdasarkan peran

peneliti menjadi observasi partisipan (participam observation) dan observasi non

partisipan (non-participant observation).9 Dan dalam penelitian ini digunakan

teknik observasi yang pertama, dimana pengamat bertindak sebagai partisipan.

Pada observasi partisipan ini, peneliti mengamati aktivitas-aktivitas sehari-hari

obyek penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dengan cara

observasi digunakan untuk menggali data terkait dengan Kepemimpinan

Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Santri di Pon.Pes

Salafiyah Al-Barokah.

b. Wawancara

Wawancara merupakan bentuk komunikasi antara dua orang atau lebih

yang melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang

lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.10

Teknik wawancara yang dilakukandalam penelitian ini adalah: (a) wawancara

terstruktur, artinya dalam penelitian ini peneliti telah menyiapkan instrument

penclitian berupapertanyaan-pertanyaan tertulis.11

(b) wawancara mendalam,

9 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisa Data (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2011), 39.

10Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif Paradigma Baru ilmu Komunikasi dan ilmu

Sosial Lainnya, 180. 11

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, 195.

Page 45: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

41

artinya peneliti mengajukan pertanyaan secara mendalam yang berhubungan

dengan fokus permasalahan.

Dalam penelitian ini menggunakan wawancara terbuka karena cara

demikian sesuai dengan penelitian kualitatif yang biasanya berpandangan terbuka,

jadi para subjek atau pelaku kejadian mengetahui bahwa mereka sedang di

wawancara dan mengetahui pula apa maksud wawancara tersebut.12

Hasil wawancara dari masing-masing informan akan ditulis lengkap

dengan kode-kode dalam transkip wawancara, orang yang diwawancarai dalam

penelitian ini adalah kiai, guru, pengurus di Pon.Pes Salafiyah Al-Barokah.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dengan wawancara

digunakan untuk menggali data tentang kepemimpinan kharismatik kiai dalam

membimbing para santri serta untuk mengetahui keadaan kecerdasan spiritual

santri dan menggali data tentang hambatan terhadap mendidik santri di Pon.Pes

Salafiyah Al-Barokah.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, karya dan sebagainya. Dokumen yang berbentuk

tulisan misalnya: catatan harian, sejarah kehidupan, cerita geografi. Sedangkan

12

Ibid., 137.

Page 46: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

42

dokumentasi uang berbentuk gambar misalnya foto, sketsa dan lain-lain.13

Teknik

ini digunakan oleh peneliti untuk melengkapi dan mendukung hasil observasi dan

wawancara yang dilakukan.

Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber

non insane, sumber ini terdiri dari dokumentasi dan rekaman. Sebagai setiap

tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan oleh atau individual atau organisasi

dengan tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa. Sedangkan "dokumentasi"

digunakan untuk mengacu atau bukan selain rekaman.14

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data melalui dokumentasi untuk

melengkapi dan mendukung hasil observasi berupa profil Pon.Pes Salafiyah Al-

Barokah Mangunsuman, Siman.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses sitematis pencarian dan pengaturan

transkrip wawancara, catatan lapangan dan materi-materi lain yang telah

dikumpulkan oleh peneliti untuk meningkatkan pemahaman diri sendiri mengenai

materi-materi tersebut.

Menurut Miles dan Huberman ada tiga macam kegiatan dalam analisisdata

kualitatif, yaitu:

13

Ibid., 91. 14

Lexy J Mealong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), 161.

Page 47: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

43

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data "kasar" yang muncul

dari catatan-catatan terus-menerus selama kegiatan penelitian yang berorientasi

kualitatif berlangsung.15

Analisis data yang dikerjakan peneliti selama proses reduksi data adalah

misalnya melakukan pemilihan tentang bagian data mana yang dikode, mana yang

dibuang, pola-pola mana yang meringkas sejumlah bagian yang tersebar dari

cerita-cerita apa yang sedang berkembang.

15

.M. Djunaidi Ghony &Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jogjakarta:

Ar-ruzz Media, 2012), 307.

Pengumpulan

data

Reduksi

data

Penyajian

data

Kesimpulan:

penarikan/verifikasi

Page 48: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

44

Dalam penelitian ini pada tahap reduksi data peneliti memilih data-data

yang ditemukan di lapangan dipilih yang dapat menjawab rumusan masalah yang

ada.

b. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam

bentuk table, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data

tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga

akan semakin mudah di fahami.16

Sedangkan dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya. Yang paling sering diigunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

difahami terscbut.17

16 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, 341.

17 Ibid., 341

Page 49: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

45

c. Penarikan Kesimpulan/verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan

bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan

yang kredibel18

.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga

tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah

dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah

penelitian berada di lapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan

temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada sebelumnya dapat berupa

deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya. masih remang-remang

18

Ibid., 345.

Page 50: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

46

atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal

atau interaktif, hipotesis atau teori.19

G. Pengecekan Keabsahan Temuarn

Keabsahan merupakan suatu kepastian bahwa yang berukur benar-benar

merupakan variable yang ingin diukur. Keabsahan dalam penelitian ini dapat

dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat, yaitu dengan triangulasi dan

ketekunan pengamatan. Adapun penjelasannya sehagai berikut:

a. Triangulasi yaitu tcknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfatkan

sesuatu yang lain diluar data ituuntuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding data itu. Dalam penelitian ini menggunakan sumber data, seperti

dokumen, hasil observasi, hasil wawancara dengan mewawancarai lebih dari satu

subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.20

Triangulasi yang

penulis gunakan ada dua jenis, yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

Dimana penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk

mendapatkan data dari sumber yang sama yang dinamakan tiangulasi teknik.

Sedangkan triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber

yangberbeda-beda dengan teknik yang sama. Tujuan dari triangulasi adalah untuk

19

Ibid., 345. 20

Afifidin dan Beni Ahmad Saebani, Merodologi Penelitian Kualtaitf (Bandung: CV Pustaka

Setia, 2009), 184.

Page 51: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

47

mengecek data-data dari observasi, wawancara, dan dokumentasi agar data yang

diperoleh valid.

b. Ketekunan pengamatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menemukan

cirri-ciri dan unsure-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan

atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusakan diri pada hal-hal tersebut

secara rinci. Dengan kata lain, ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman.21

H. Tahapan-tahapan Penelitian

Tahapan-tahapan dalam penelitian ini ada tiga tahapan ditambah tahapan

terakhir dari penelitian, yaitu: tahap penulisan laporan hasil penelitian. (1) tahap-

tshap pra lapangan meliputi: menyusun rencana penelitian, memilih lapangan

penelitían, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai keadaun lapangan, memilih

dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan

menyangkut etika penelitian, (2) tahap pekerjaan lapangan yang meliputi:

memahami latar penelitian dan persiapan diri memasuki lapangan dan berperan

serta sambil mengumpulkan data, (3) tahap analisis data, meliputit analisis selama

dan setelah pengumpulan data, (4) tahap penulisan hasil laporan penelitian.

21

Lexy 1 Maelong, Metodologl Penelitian Kualitaif, 177.

Page 52: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

48

BAB IV

DESKRIPSI DATA

A. Deskripsi Data Umum

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman

Siman Ponorogo

Pondok pesantren Al-Barokah merupakan suatu lembaga yang

didirikan oleh KH Imam Suyono. Lembaga ini berawal dari majelis ta’lim Al-

Barokah yang berdiri sejak tahun 1987. Pada saat itu ada 5 mahasiswa IAIN

Sunan Ampel (sekarang IAIN Ponorogo) yang berdomisili di rumah KH

Imam Suyono, diantaranya berasal dari Banyuwangi, Pacitan dan Sukorejo.

Pada saat itu KH Imam Suyono berdakwah dari majelis satu ke majelis

lainnya. Majelis tersebut antara lain:

a) Majelis malam rabu (bapak-bapak) yang dilaksanakan bergilir dari rumah

satu ke rumah yang lain.

b) Majelis malam sabtu (ibu-ibu) yang dilaksanakan di MI Ma’arif

Mangunsuman.

c) Majelis manakib sewelasan. Dari majelis ini lah majelis ta’lim Al-Barokah

Manakib Syekh Qodir Al-Jailani malam sabtu legi berkembang hingga

sekarang.

Page 53: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

49

d) Majelis puncak yang dilaksanakan setiap tanggal 1 Muharram.1

Pada tahun 1990 ada jamaah yang mengusulkan lebih baik acara

majelisnya pindah di ndalem KH Imam Suyono dan usulan tersebut diterima.

Dari sinilah akhirnya muncul pengajian rutin sejenis Madrasah Diniyah yang

dilaksanakan ba’da maghrib. Pengajian rutin itu diikuti oleh warga sekitar

yang tidak bermukim di ndalem KH Imam Suyono yang terdiri atas pemuda

dan pemudi mulai SD hingga kuliah. Lama kelamaan pengajian rutin itu

melemah dan akhirnya hilang dikarenakan pemuda dan pemudi tersebut

setelah lulus pendidikan formal, kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk

bekerja di luar wilayah.2

Pada tahun 2009 ada sekitar 30 santri yang berdomisili di ndalem

KH Imam Suyono. Mereka adalah santri dari Darul Huda Mayak Tonatan

Ponorogo. Alasan mereka pindah adalah mengikuti anjuran dari Gus Khozin

(menantu KH Imam Suyono) yang pada saat itu merupakan guru Bahasa

Inggris di Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo. Tetapi setelah 2 bulan

berdomisili di ndalem KH Imam Suyono, ada sebagian dari mereka yang

kembali lagi ke Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo

dengan alasan masih betah di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Tonatan

Ponorogo dan tidak dizini boyong oleh Kyai nya. Sejak saat itu lah pondok

1Lihat Transkip Dokumentasi nomor, 01/D/20-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini. 2Lihat Transkip Dokumentasi nomor, 02/D/20-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini.

Page 54: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

50

pesantren Al-Barokah Mangunsumaan Siman Ponorogo ini berkembang

hingga sekarang. Hingga saat ini santri di pondok pesantren Al-Barokah

Mangunsuma Siman Ponorogo berjumlah sekitar 200 santri.3

2. Biografi Kiai Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman Siman

Ponorogo

Nama lengkap pengasuh pondok pesantren Al-Barokah ialah KH.

Imam Suyono yang dilahirkan pada tanggal 25 Oktober 1956 di Ponorogo,

Beliau anak pertama dari tujuh bersaudara terlahir dari bapak Sarkun dan ibu

Tuminem. Dalam perjalanan menuntut ilmu beliau pertama kali mondok di

Pondok pesantren Mamba’ul Hikmah yang diasuh oleh KH Maghfur

Hasbullah dan diantara guru-guru beliau ialah KH Syansul Huda Kertosari

Babadan Ponorogo, KH Khirsudin Hasbullah Coper pengasuh pondok

Dipokerti, KH Muhaiat Syah Kertosari, KH Fathur Pulung Pengasuh pondok

Fathul Ulum, KH Mahfud Oro-oro ombo Madiun, KH Nur Salim Malang,

KH Muklas Joresan, KH Ma’sum Kedung Gudel Ngawi, KH Mad Watu

Congkol, KH Dalhar Muntilan Magelang.4

3. Letak Geografis

Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman Siman Ponorogo

terletak di Jalan Kawung No. 84 Kelurahan Mangunsuman-Siman Ponorogo.

3Lihat Transkip Dokumentasi nomor, 03/D/20-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini. 4 Lihat Transkip Wawancara nomor, 01/W/18-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini.

Page 55: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

51

Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman Siman Ponorogo tidak dilewati

jalan besar sehingga suasana belajarnya jauh dari keramaian dan nyaman.

Letak pertokoan tidak jauh dari lokasi, sehingga mempermudah santri untuk

mencukupi kebutuhan.5

4. Visi dan Misi

Visi:

Unggul dalam beriman, bertakwa, berbudi luhur, berbudaya lingkungan,

berdasarkan Al-Qur’an, hadits dan ulama’ salaf.

Misi:

a) Melaksanakan shalat jama’ah lima waktu.

b) Membaca Surah Yasin setelah shalat jama’ah Shubuh dan Maghrib.

c) Melaksanakan proses pembelajaran dengan baik.

d) Mengemban amanah ulama’ salaf.

e) Mengabdi kepada masyarakat.

f) Mengamalkan amalan yang terkandung dalam kitab kuning.6

5. Sarana dan Prasarana

Sarana yang ada di Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman

Siman Ponorogo adalah kitab, papan tulis, meja, spidol, absen dan lain-lain

yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar di pondok. Sedangkan

5Lihat Transkip Dokumentasi nomor, 04/D/20-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini. 6Lihat Transkip Dokumentasi nomor, 05/D/20-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini.

Page 56: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

52

prasarananya terdiri dari masjid, gedung putri, gedung putra, kamar mandi,

toilet, dapur umum, lapangan, tempat parkir, tempat jemuran.7

6. Keadaan Ustadz dan Santri

Kriteria ustadz dalam pondok pesantren tentunya adalah alumni

pesantren. Hal ini dikarenakan alumni pesantren dinilai sudah memahami

keadaan di pesantren dan memahami ilmu yang diajarkan di pesantren.

Ustadz di pondok pesantren Al-Barokah Mangunsuman Siman Ponorogo ada

12 Ustadz. Ustadz tersebut semua merupakan alumni pondok pesantren

ternama, yaitu: Lirboyo, Al-Hasan, Al-Islam Joresan, dan lain-lain. Santri

yang berada di pondok pesantren Al-Barokah Mangunsuman Siman

Ponorogo kebanyakan adalah mahasiswa IAIN Ponorogo yang datang dari

berbagai wilayah yang ada di Indonesia yang berjumlah sekitar 200.8

7. Kegiatan Pondok

Kegiatan di pondok pesantren Al-Barokah Mangunsuman Siman

Ponorogo ada 2, yaitu formal dan non formal. Kegiatan formalnya adalah

madrasah diniyah ibtidaiyah. Sedangkan kegiatan non formalnya adalah

habsyi, manakib, pengabdian masyarakat, kursus dan pelatihan karya ilmiah,

penyuluhan kesehatan, berjanjen dan simaan Al-Qur’an setiap minggu legi.9

7Lihat Transkip Dokumentasi nomor, 06/D/20-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini. 8Lihat Transkip Dokumentasi nomor, 07/D/20-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini. 9Lihat Transkip Dokumentasi nomor, 08/D/09-20/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini.

Page 57: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

53

B. Deskripsi Data Khusus

1. Kepemimpinan kharismatik kiai di pondok pesantren salafiyah Al-

Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo

Kepemimpinan kharismatik dapat diartikan sebagai kemampuan

menggerakkan orang lain dengan mendayagunakan keistimewaan atau

kelebihan yang dimiliki pemimpin, sehingga menimbulkan rasa

hormat, segan, dan kepatuhan orang-orang yang dipimpinnya. Dengan

kata lain, pemimpin kharismatik diterima sebagai seorang yang

istimewa oleh pengikutnya. Karena pengaruh kepribadian pemimpin

dapat menimbulkan kepercayaan bagi para pengikutnya, maka semua

pendapat dan keputusan sang pemimpin dipatuhi oleh pengikut dengan

rela dan ikhlas.10

Menurut House, Pemimpin yang kharismatik mempunyai sifat

berikut: mempunyai pengaruh yang besar bagi para pengikutnya;

mempunyai kekuasaan dan percaya diri yang tinggi; mempunyai

pendirian dan keyakinan yang kuat; memiliki visi, misi, cita-cita dan

aspirasi-aspirasi yang nantinya dapat dirasakan oleh semua

pengikutnya; berperilaku baik, dapat memberikan teladan yang baik

dan juga memberikan motivasi bagi para pengikutnya.

Kepemimpinan kiai sangat berpengaruh untuk kemajuan pondok

pesantren. Tentunya dengan adanya kesiapan pribadi yang tinggi untuk

10

Edi Susanto, Krisis Kepemimpinan Kiai: Studi atas Kharisma Kiai dalam Masyarakat, 116.

Page 58: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

54

bertugas, yakni kemauan untuk mengabdikan kehidupan pribadinya demi

tugasnya di pesantren. Karena kiai adalah orang yang paling di segani

oleh semua kalangan dipesantren, baik itu guru, pengurus maupun santri.

Dalam hal ini kiai sangat berperan dalam memimpin pondok pesantren

untuk menjadikan santri menjadi pribadi yang baik.

Kegiatan KH Imam Suyono dalam mendidik santri, setiap waktu

subuh beliau dengan sabar membangunkan para santri untuk segera

megambil air wudlu untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah

dimasjid. Namanya juga santri, pasti ada santri yang sulit untuk

dibangunkan, ada juga malah yang sudah bangun pindah tempat terus

tidur lagi. Namun beliau, KH Imam Suyono dengan ketelatenan dan

kesabaranya dalam mendidik santri mendatangi lagi kamar-kamar santri

yang masih belum bangun untuk dibangunkan sampai bangun dan ikut

berjamaah sholat subuh di masjid. Setelah sholat subuh diteruskan

dengan mengaji wekton dengan para santri di masjid. Berlanjut mengajar

diniyah setelah magrib sampai isa’ sesuai dengan jadwal yang sudah

ditentukan.11

Berdasarkan realita diatas, Pondok Pesantren Al-Barokah

mempuanyai pengasuh yang telaten dalam mendidik para santri-

santrinya. Dan setiap kegiatan yang di perintah oleh kiai santri dengan

11

Lihat Transkip Observasi nomor, 01/O/18-09/2018 dalam lampiran laporan hasil penelitian

ini.

Page 59: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

55

rasa tawwadu’ melaksanakanya. Menurut hasil wawancara dengan

Mohammad Irfan selaku lurah Pondok Pesantren Al-Barokah,

mengatakan:

“Abah itu orangnya berpribadi yang santun, penyabar, ringan tangan, dan

selalu menjaga keistiqomahan. Misalnya saat ada santri yang melanggar

aturan pondok mbah yai tidak langsung menegur anak itu, melainkan

dengan cerdas beliau sindir melalui bahasa dan bahasan yang halus

ketika mengajar para santri baik saat mengaji wekton maupun

diniyah.Sehingga para santri itu merasa sungkan sendiri saat mereka

akan melakukan pelanggaran.”12

Dalam setiap kegiatan di pondok KH Imam Suyono selalu

menekankan keistikomahan kepada para santri. Tidak cukup hanya

memberikan perintah saja dengan telaten beliau membimbing dan selalu

memberi contoh terlebih dahulu agar di tiru dan digugu oleh para santri.

Ungkapan dari Basyar Abdillah selaku sekertaris pondok:

“Yang pasti ya mas, mbah kiai itu orangnya lembut, halus, tidak kasar

terhadap para santri. Kalaupun marah cuma sebentar dan nggak terlalu,

sewajarnya manusia. Saat ada santri yang ketahuan ramai saat mengaji

beliau mengingatkan dengan bahasa yang halus. Seperti yang sering

beliau katakan, dari pada ramai lebih baik tertidur itu lebih karena tidak

mengganggu dalam proses mengaji.”13

Tentunya ini bisa dijadikan contoh bagi para santri untuk selalu

berbuat baik dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun. Karena Kiai

sudah memberikan pengajaran lengkap dengan praktiknya di pondok

pesantren.

12

Lihat Transkip Wawancara nomor, 01/W/18-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini. 13

Lihat Transkip Wawancara nomor, 02/W/18-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini.

Page 60: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

56

Bapak Imam Nawawi selaku guru fikih menambahkan:

“Dalam membina para santri, KH Imam Suyono tidak membeda-

bedakan semua santrinya. Semua sama, baik santri mukim maupun santri

dari jamaah Al Barokah yang jumlahnya mencapai sekitar 3000 an santri

dan semua para santri itu patuh terhadap beliau. Misalnya ketika

mengadakan acara manaqiban di manapun itu tempatnya, jika beliau

sudah perintah santri dan jamaah untuk menghadiri acara tersebut, semua

dengan serentak akan hadir tanpa harus repot-repot memikirkan

transportasi dan biaya.”14

Bapak Sugiharto selaku guru nahwu juga menambahkan:

“Kiai itu orangnya dermawan, ketika ada acara di pondok utuk jamaah

maupun masyarakat sekitar pondok pasti ada jamuan makanan maupun

jajanan, seperti pengajian bapak-bapak maupun ibu-ibu setiap seminggu

sekali, pemberangkatan umroh maupun hormat krdatangan umroh di

masjid pondok, manaqiban ibu-ibu setiap satu bulan sekali, dan yang

saya bikin terkesan itu setiap hari raya idul fitri, setiap ada anak kecil

yang bersilaturahmi ke ndalem beliau pasti dikasih angpao meskipun

datang rombongan, semua pasti kebagian rata dikasih sama kiai”.15

Sesuai dengan pernyataan diatas kharisma kiai di pondok ini

mempunyai pengaruh yang besar. Bisa dilihat dari sikap santri

terhadapnya. Semua santri dan jamaah patuh terhadap kiai. Jika kiai

berkata santri tidak ada yang berani membantahnya. Kharisma KH Imam

Suyono tampak pada andapasor (sikap santri) santri terhadap Kiai yang

begitu menghormati. Tidak hanya kepada Kiai, tetapi juga pada

keluaranya (dzuriahnya). Kharisma KH Imam Suyono tersebut tidaklah

lepas dari tirakat dan ilmu yang dimilikinya.

14

Lihat Transkip Wawancara nomor, 03/W/18-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini. 15

Lihat Transkip Wawancara nomor, 04/W/18-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini.

Page 61: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

57

2. Peran kepemimpinan kharismatik kiai dalam meningkatkan

kecerdasan spiritual santri di pondok pesantren salafiyah Al-

Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo

Sebagai pemimpin sebuah pondok pesantren, seorang Kiai dapat

memberikan pengaruh yang besar bagi para santri, pondok pesantren,

maupun lingkungan masyarakat sekitar pondok pesantren, diantaranya

karena dua faktor, yakni kharisma dan kekuatan ekonomi yang

dimiliki oleh sang kiai. Tanpa kharisma, seorang kiai tentu akan

kesulitan dalam menciptakan pengaruh, dan kekuatan kharisma semata

tidak akan cukup untuk membangun otoritas pengaruh sosial seorang

kiai di tengah masyarakat.16

Jadi, seorang pemimpin itu semakin banyak jumlah sumber

kekuasaan (untuk memberikan pengaruh pada lingkungan sekitarnya).

yang dimiliki oleh seorang pemimpin, maka akan semakin besar pula

potensi kepemimpinan yang efektif. Sifat kharismatik dan kekuatan

ekonomi bersinergi membentuk kekuatan pengaruh kiai di lingkungan

pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya.

16

Abdur Rozaki, Menabur Kharisma Menuai Kuasa: Kiprah Kiai dan Blater Sebagai Rezim

Kembar di Madura, 87-97.

Page 62: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

58

Selain memimpin pondok, pengasuh pondok pesanten Al-Barokah KH

Imam Suyono memiliki usaha mebel UD Jati Kusuma untuk mencukupi

kebutuhan hidupnya dan keluarganya.17

Adapun kondisi penyebab santri yang kurang baik di dalam maupun

diluar pondok adalah kurangnya tatakrama santri terhadap guru maupun

lingkungan, sehingga menyebabkan kurangnya hormat terhadap guru.

Hal ini berdasarkan ungkapan dari bapak Khasanuri selaku bendahara

yayasan pondok, yaitu:

“Secara pribadi, perilaku santri di pondok ini masih ada yang kurang

baik, terutama dalam hal tatakrama, disini santri masih berlaku sesuka

hatinya. Semisal, ada santri yang datang telat bahkan masih tidur

dikamar saat sholat berjamaah maupun saat mengaji.”18

Bapak Imam Khoirin menambahkan:

“Biasannya yaitu santri baru yang perilakunya kurang baik, mungkin

mereka belum terbiasa dengan peraturan-peraturan pondok. Biasanya

mereka baru memahami dan menjalankan aturan pondok ketika sudah

mukim lama di pondok. Seperti Adzan tanpa harus disuruh dan mudah

untuk menggerakan gotong royong membersihkan tampungan tempat

sampah misalnya.”19

Berdasarkan hasil wawancara ini, perilaku santri menunjukkan sangat

minimnya tatakrama mereka terhadap guru, padahal guru telah

memberikan contoh yang baik. Ini bukan karena santrinya yang kurang

memperhatikan gurunya, akan tetapi bisa jadi ini juga faktor dari

17Lihat Transkip Observasi nomor, 02/O/18-09/2018 dalam lampiran laporan hasil penelitian

ini. 18

Lihat Transkip Wawancara nomor, 05/W/18-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini. 19

Lihat Transkip Wawancara nomor, 06/W/18-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian in

Page 63: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

59

lingkungan keluarganya.

Dari paparan diatas bahwasanya dalam lingkungan pendidikan

tentunya ingin memperoleh hasil yang sebaik mungkin, begitu pula peran

yang dilakukan kiai dalam membangun kecerdasan spiritual santri. Untuk

itu perlu adanya pengabdian dan kerja keras yang tinggi.

Membangun spiritualisme adalah usaha melakukan penyegaran mental

atau ruhani berupa keyakinan, iman, ideologi, etika, dan pedoman atau

tuntunan. Membangun spiritualisme dapat dilakukan dengan berbagai

media, salah satunya adalah dengan membangun spiritualisme yang

bersumber dari agama yang dinamakan “spiritualisme religius”.20

Menurut ungkapan bapak Mukhayan selaku sesepuh atau pengajar

yang sudah lama di Pondok Pesantren Al-Barokah, beliau mengatakan:

“Kiai itu dalam mendidik, mengasihi santrinya dan juga sabar

terhadapnya. Selain itu Kiai juga kerap memberikan nasehat. Kiai kerap

menasehati santri agar selalu berbuat baik dimanapun berada. Dan

apabila ada santri yang salah kiai langsung mengingatkan dengan bahasa

yang baik dan halus, bisa berupa sindiran pada saat mengaji. Dengan cara

yang baik seperti itu santri akan timbul rasa sungkan karena langsung

diingatkan oleh kiai.”21

Melihat dari observasi dilapangan, keteladanan yang diberikan oleh

kiai kepada santri tidak lain adalah pembiasaan hal-hal yang baik dan

tidak menyimpang dari syariat Islam. Seperti yang dikemukakan oleh

bapak Sutrisno:

20

Abd. Wahab dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Dan Kecerdasan Spiritual ,49. 21

Lihat Transkip Wawancara nomor, 07/W/19-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini.

Page 64: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

60

“Kiai itu selalu memberikan contoh keteladanan yang baik kepada santri,

semisal masuk masjid dengan mengunakan kaki kanan dan shalat sunah

sebelum shalat fardu dilaksanakan serta memberi contoh bertutur kata

yang baik dan sopan kepada siapapun.”22

Hal tersebut senada dengan ungkapan Ibu Supriati:

“Pembiasaan keteladanan itu tidak hanya dilakukan di luar sekolah

madrasah diniyah tapi juga berlangsung saat mengaji yang diajar oleh

kiai, seperti bertutur kata yang baik dan sopan. Sehingga dengan mudah

diterima dan diterapkan dalan kehidupan sehari-hari oleh santri.”23

Dari paparan diatas bahwasanya agar meningkatnya suatu kecerdasan

sepiritual itu terwujud di pondok ini haruslah dengan contoh-contoh atau

keteladanan yang baik oleh Kiai sehingga dapat di tiru oleh santri dan

akan menumbuhkan rasa peka didiri santri terhadap segala sesuatu yang

baik.

Bapak Selamet juga menambahkan:

“Kiai itu selalu memperhatikan tingkah laku santri dimana saja, baik di

lingkungan pondok maupun di lingkungan masyarakat. Semisal santri

diminta tolong oleh masyarakat untuk menjamu tamu dalam acara

nikahan, kiai selalu mengingatkan kepada santri untuk berperilaku dan

berbusana yang sopan dan baik karena dilihat oleh masyarakat

banyak.Bukan itu saja cara memberikan jamuan ke tamu pun di

perhatikan oleh kiai. Biasanya sebelum berangkat santri selalu di

ingatkan kiai. Contohnya dalam menaruh sendok makan harus di sisi

kanan piring sehingga memudahkan tamu untuk mengambil sendok dan

menikmati jamuan.”24

Pendidikan yang diperlukan oleh santri tidak hanya pendidikan di

22

Lihat Transkip Wawancara nomor, 08/W/19-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini. 23

Lihat Transkip Wawancara nomor, 09/W/19-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini. 24

Lihat Transkip Wawancara nomor, 10/W/19-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini.

Page 65: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

61

pondok dan madrasah diniyah saja, tetapi pendidikan dalam masyarakat

juga penting. Karena manusia hidup tidak sendiri, semua saling

membutuhkan. Lingkungan yang tenang akan membantu dalam proses

belajar mengajar berjalan dengan baik. Dilengkapi dengan semangat dan

tanggung jawab pendidik maupun santri dalam mengikuti proses belajar

mengajar.

Dhayu Fathuroji Kelas IV mengatakan bahwa Kiai dalam mengasuh

atau memimpin pondok ini itu dengan kesabaran dan ketlatenan yang

luar biasa. “Ya mas, kiai itu tidak lelah dalam hal memberi pelajaran

kepada kami, beliau selalu mengajarkan tentang sikap sopan santun

kepada Allah dan sopan santun kepada sesama. Dan beliau selalu

menegaskan untuk mengistiqomahkan segala sesuatu yang baik. Seperti

mengistiqomahkan sholat berjamaah dan mengaji di pondok.”25

An Nurhuda juga menambahkan:

“Dalam tahun ajaran baru, Kiai itu selalu memberi arahan baik santri

baru maupu santri lama. Begini himbauan dari Kiai untuk santri baru

untuk cepat beradaptasi sedangkan santri lama untuk mengakrapi santri

baru biar betah di pondok. Kiai berusaha untuk membenahi sarana

prasarana jika ada yang kurang atau tidak nyaman, spertihalnya

penambahan kamar asrama dan kamar mandi. Kiai juga menyampaikan

kepada santri untuk tidak segan-segan melapor kepada beliau jika ada

ketidak nyamanan di pondok dalam semua hal.”

Berdasarkan urain diatas dapat diketahui bahwa kepemimpinan Kiai di

Pondok Pesantren Al-Barokah sudah sangat baik, khususnya dalam

25

Lihat Transkip Wawancara nomor, 11/W/19-09/2018 dalam lampiran laporan hasil

penelitian ini.

Page 66: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

62

rangka meningkatkan kecerdasan spiritual santri. Memang dalam

mengajarkan segala sesuatu kepada santri juga harus di mulai dari

gurunya terlebih dahulu, karena guru adalah cermin bagi para santriwan-

santriwatinya.

Page 67: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

63

BAB V

Analisis Kepemimpinan Karismatik Kiai dalam Meningkatkan Kecerdasan

Spiritual Santri di Pondok Pesantren Al-Barokah Mangunsuman Siman

Ponorogo

A. Analisis Kepemimpinan Karismatik Kiai di Pondok Pesantren Al-

Barokah Mangunsuman Siman Ponorogo

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di pondok pesantren

Al-Barokah, penulis dapat menyimpulkan tentang adanya karismatik kiai atau

daya tarik orang lain tersebut, bahwasanya kelebihan tersebut berasal dari

kesungguhan beliau untuk mengabdikan dirinya kepada masyarakat

umumnya dan kepada pondok pesantren khususnya. Selain itu juga didorong

dari sifat beliau yang baik, dermawan, suka menolong, mementingkan

kepentingan orang lain diatas kepentingan diri sendiri atau bahasa mudahnya

ingin membahagiakan orang orang yang diluarsana kurang merasakan

kebehagaian/ yang mendapatkan musibah.

Dari penjelasan pada bab dua bahwa kepemimpinn karismatik adalah

kemampuan menggerakkan orang lain dengan mendayagunakan

keistimewaan atau kelebihan yang dimiliki pemimpin, sehingga

menimbulkan rasa hormat, segan, dan kepatuhan orang-orang yang

dipimpinnya. Dari penjelasan tersebut, kemampuan menggerakkan orang lain

dengan keistimewaan atau kelebihan yang dimiliki pemimpin dapat dilihat

Page 68: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

64

dari kepribadian dan kegiatan kiai dalam memimpin para santri di pondok

pesantren Al-Barokah.

Dalam mendidik santri, kiai dengan kesungguhanya, ketelatennya dan

kesabaranya langsung melakukan kontrol terhadap para santri, semisal kiai

melakukan kontrol terhadap santri sebelum kegiatan-kegiatan pondok, seperti

halnya apakah para santri memperhatikan aturan-aturan yang wajib ditaati

dan dijalankan oleh para santri, atau justru para santri melanggar serta tidak

mengindahkanya, diantaranya adalah para santri harus bangun sebelum sholat

subuh dilaksanan, memakai baju putih saat waktu shalat magrib, isak dan juga

pada saat kegiatan rutinan manaqib di pondok. Berkaitan dengan hal tersebut

bagi santri yang melanggar aturan akan ditegur dan dinasihati secara langsung

oleh kiai. Melalui langkah Kiai terjun langsung dalam mendidik para santri

ini, para santri dengan tawwadu’ melaksanakanya.

B. Analisis Kepemimpinan Karismatik Kiai dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Al-Barokah

Mangunsuman Siman Ponorogo

Berdasarkan teori kepemimpinan karismatik yang menjelaskan bahwa

Kepemimpinan karismatik adalah pemimpin yang mewujudkan atmosfir

motivasi atas dasar komitmen dan identitas emisional pada visi, dan juga

gaya dalam diri bawaanya. Kepemimpinan karismatik atau leader charismatic

orang yang mampu mempengaruhi setiap bawahanya, dalam konteks

Page 69: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

65

organisasi pondok yaitu seorang Kiai mampu mempengaruhi setiap warga

pondok yang dipimpinya. Hal tersebut sama didalam pondok pesantren Al-

barokah bawasanya Kiai adalah figur yang paling menonjol untuk kemajuan

suatu pondok pesantren. Kiai merupakan tempat tertinggi untuk mengadu

bagi seluruh santri dan pengurus bahkan juga masyarakat. Kiai berperan

ganda di dalam pondok dan masyarakat, Kiai di dalam pondok mampu

berperan sebagai pemimpin, pengurus, sahabat untuk santri-santrinya. Tugas

Kiai pun juga menyeluruh dari memimpin, mengawasi, mengajar, menasehati

dan memberi motivasi untuk kebaikan dan kemajuan santri-santrinya serta

agar dapat mencapai visi dan misi pondok dengan sesuai harapan awal Kiai.

Kiai juga berpengaruh dilingkungan masyarakat, Kiai juga berperan

sebagai pemimpin di masyarakat ketika mendapati sebuah kejanggalan yang

ada di masyarakat. Kiai menjadi sosok yang menjadi sorotan di masarakat

baik dikehidupannya maupun di dalam gerak-geriknya. Sehingga sangat

penting Kiai menanamkan juga karakter yang baik untuk santrinya supaya di

masyarakat dapat memberikan contoh yang baik dan dapat menjadi panutan

walaupun sedikit pengaruhnya terhadap masyarakat.

Salah satu ciri dari pemimpin yang karismatik adalah memiliki visi

yang menarik dan kedepan. Kiai Imam Suyono memiliki visi yang kuat

seperti yang didapatkan dari data-data diatas bahwasanya ingin Mewujudkan

santri yang berilmu dan berakhlak mulia dengan berpegang teguh pada

Aqidah Ahlussunah Wal Jamaah.. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap

Page 70: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

66

perkembangan dan mutu pendidikan pondok pesantren, karena tujuan Kiai

mendirikan Madrasah-madrasah supaya santri mendapatkan ilmu sesuai

jenjang umurnya dan memiliki potensi dan kualitas yang bagus dari tingkatan

madrasah diniyah.

Kiai selalu dengan semangat menyampaikan visi yang dimiliki

pondok kepada semua keluarga pondok. Dengan kewibawaan Kiai Imam

suyono dalam menyampaikan visi pondok semua pengurus juga merasa ada

di dalam visi tersebut sehingga para pengurus juga senantiasa mengajarkan

santri-santrinya dengan ikhlas, semangat dan juga penuh tanggung jawab

seperti apa yang mereka contoh yaitu Kiai. Visi pondok sudah melekat juga

pada pengurus-pengurus pondok sehingga setiap perkataan dan petuah yang

disampaikan Kiai mereka terapkan dan sampaikan didalam kehidupan sehari-

hari baik Kiai ada dilingkungan maupun tidak ada.

Ciri dari Kiai yang karismatik selanjutnya adalah mampu

menggunakan bentuk komunikasi yang kuat dan ekspresif mencapai visi

tersebut. Seperti yang terlihat dari Kiai Imam Suyono, saat beliau

menyampaikan visi kepada seluruh santri baru dan juga santri lama bahasa

dan tutur kata yang beliau sampaikan mampu mempengaruhi seluruh santri

bahwasanya apa yang diucapkan Kiai adalah untuk kebaikan para santri dan

dalam memenuhi amanat dari wali santri yang memondokkan anaknya

kepada kiai. Hal sebagai mana yang dituturkan oleh saudara An Nurhuda:

Page 71: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

67

“Dalam tahun ajaran baru, Kiai itu selalu memberi arahan baik santri

baru maupu santri lama. Begini himbauan dari Kiai untuk santri baru untuk

cepat beradaptasi sedangkan santri lama untuk mengakrapi santri baru biar

betah di pondok. Kiai berusaha untuk membenahi sarana prasarana jika ada

yang kurang atau tidak nyaman, spertihalnya penambahan kamar asrama dan

kamar mandi. Kiai juga menyampaikan kepada santri untuk tidak segan-

segan melapor kepada beliau jika ada ketidak nyamanan di pondok dalam

semua hal.”

Mengambil resiko pribadi dan pengorbanan diri untuk mencapai visi

adalah ciri kepemimpinan yang karismatik. Setiap lembaga harus memiliki

sarana dan prasarana yang layak dan memadai, sehingga administrasi didalam

pondok juga diperlukan untuk kemakmuran dan kesejahteraan pondok

pesantren. Kiai Imam suyono adalah seorang Kiai yang sangat dikagumi

dimasyarakat, walaupun beliau seorang Kiai akan tetapi beliau juga membuka

usaha mebel kayu UD Jati Kusuma didekat rumahnya, hal tersebut dilakukan

Kiai adalah untuk mencukupi kebutuhan beliau mengingat jaman sudah maju.

Kewibawaan Kiai lantas tidak luntur dengan beliau membuka usaha mebel

kayu tersebut. Karena selain untuk mencukupi kebutuhan beliau hal tersebut

juga ditujukan untuk santri-santrinya bahwasanya harus bisa hidup mandiri,

sederhana, dan juga berakhlak dan beraqidah. Kiai tidak lupa dengan kegiatan

pondok justru pondok adalah prioritas utama yang ada dalam diri Kiai, Kiai

membuka mebel juga untuk kesejahteraan bersama apalagi Kiai hidup

Page 72: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

68

didaerah kota, Kiai ingin membaur dan juga mengetahui situasi masyarakat

seperti apa sehingga Kiai juga mampu mengetahui perubahan dan ketidak

senjangan apa saja yang ada dimasyarakat.

Seorang Kiai juga harus mampu menyampaikan harapan tinggi

kepada seluruh keluarga pondok. Kiai Imam suyono disetiap pertemuan baik

dengan santri, pengurus maupun wali santri beliau senantiasa menyampaikan

harapan-harapan yang tinggi dan mulia terhadap anak didiknya dan juga

pondoknya. Seperti yang didapat dari data diatas mengenai kegiatan pondok

yang dilakukan setiap ahad pahing dimana Kiai Imam suyono selalu

memberikan nasehat kepada santri-santrinya agar selalu dimana-mana

berbuat baik dan selalu menjaga keistiqomahan dengan amalan-amalan yang

sudah diajarkan oleh kiai. Para santri cukup melaksanakan apa yang sudah

diperintahkan itu tanpa banyak mengeluh. Mutu lulusan pondok pesantren Al

barokah diciptakan tidak untuk jadi seorang pemimpin, cukup dengan santri

memiliki ilmu dan akhlak serta teguh pada aqidah ahlusunnah wal jamaah

seperti yang diterangkan dalam visi pondok.

Seorang pemimpin karismatik harus mampu mempengaruhi

bawahanya dalam konteks pondok seorang Kiai harus mampu mempengaruhi

santri dan juga pengurus-pengurus supaya mereka dapat mengikuti apa yang

diperintahkan seorang Kiai. Seorang Kiai yang karismatik adalah ketika

santri melakukan apa yang diperintahkan Kiai dengan tulus dan tanpa rasa

takut, setiap saat apa yang telah diperintahkan Kiai santri lakukan walaupun

Page 73: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

69

tidak ada Kiai yang mengawasinya. Seorang Kiai selain mampu

mempengaruhi juga harus bisa meyakini Pengurus dan santri-santrinya.

Uraian diatas sesuai dengan teori tentang ciri-ciri dan perilaku yang

karismatik yang menjelaskan bahwa :

1. Menyampaikan sebuah visi yang menarik.

2. Menggunakan bentuk komunikasi yang kuat dan ekspresif saat mencapai

visi itu.

3. Mengambil resiko pribadi dan membuat pengorbanan diri untu mencapai

visi itu.

4. Menyampaikan harapan yangt tinggi.

5. Memperlihatkan keyakian akan pengikut

Hal tersebut berkaitan dengan kualitas mutu pondok pesantren dimana

ada rasa percaya diri didalam diri santri dan pengurus karena diberikan

kepercayaan untuk melakukan sesuatu hal yang baik. Walaupun seorang Kiai

memberikan kepercayaan kepada santri dan pengurus Kiai juga tidak

melepaskan kendali, Kiai juga mengawasi langsung setiap apa yang

dilakukan santri dan pengurus hal tersebut bertujuan untuk mengelola kesan

pengikut terhadap pemimpin sesuai dengan cirri kepemimpinan karismatik.

Pemimpin karismatik kemungkinan akan mempunyai kebutuhan yang

tinggi akan kekuatan, rasa percaya diri, serta pendirian dalam keyakinan-

keyakinan dan cita-cita mereka sendiri. Suatu kebutuhan akan kekuasaan

memotivasi pemimpin tersebut untuk mencoba mempengaruhi para pengikut.

Page 74: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

70

Rasa percaya diri dan pendirian yang kuat meningkatkan rasa percaya para

pengikut terhadap pertimbangan dan pendapat pemimpin tersebut.

Seperti yang diuraikan diatas bahwasanya kepemimpinan suatu

pondok tidak hanya sekedar pimpinan akan tetapi seorang pemimpin harus

memiliki karisma atau wibawa yang dapat digunakan untuk mempengaruhi

pengurus dan santrinya. Pemimpin/ Kiai yang berkarisma juga harus

memenuhi syarat-syarat yang ada seperti:

1. Kemampuan untuk melihat organisasi secara keseluruhan

2. Kemampuan untuk mendelegasikan wewenang

3. Kemampuan untuk memerintahkan kesetiaan

4. Kemampuan untuk membuat keputusan

Syarat-syarat tersebut adalah beberapa hal yang harus ada di dalam

diri Kiai yang tujuanya supaya seorang Kiai mampu dan benar-benar

memiliki jiwa kepemimpinan karismatik. Prilaku yang dapat mencerminkan

bahwasnya Kiai tersebut adalah Kiai yang memiliki karisma adalah sebagai

berikut: Kiai mampu mempengaruhi setiap bawahanya ( santri, pengurus dan

masyarakat), Kiai harus memiliki visi yang kuat untuk tujuan yang mulia bagi

pondok pesantren, Kiai yang berkarisma memiliki tanggung jawab yang

besar, Kiai juga harus berprilaku cerdas dalam perubahan zaman, Kiai

mampu menerima dan memanfaatkan perubahan zaman seperti yang

diutarakan dalam fakta-fakta penelitian diatas.

Page 75: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

71

Di dunia pesantren mutu pendidikan tergantung bagaimana Kiai dapat

mengelola kebutuhan pondok dengan baik, seperti administrasi, professional

ustadzah dan juga kualitas santri-santri yang ada di pondok. Keberhasilan

santri juga dapat diukur dari karakter santri-santri yang ada, maka dari itu

Kiai memiliki metode untuk menanamkan karakter yang baik untuk santri-

santrinya, diantara metode tersebut adalah : 1) Metode Keteladanan (Uswatun

Hasanah); 2) Metode Kesederhanaan; 3) Metode Pembiasaan; 4) Metode Live

In (pengalaman hidup dengan orang lain); 5) Metode Hukuman; dan 6)

Metode Nasehat. Dengan adanya metode-metode tersebut dapat

mempermudah dan mampu mencapai tujuan yang direncanakan.

Kecerdasan spiritual santri dapat dilihat dari kepekaan santri terhadap

memposisikan dirinya, bagaimana peran santri tersebut baik di dalam pondok

dan di dalam masyarakat. Untuk faktor pendukung dalam meningkatkan

kecerdasan spiritual santri di Al barokah banyak yang di pengaruhi dari

lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan pondok pesantren.

Santri sebagian besar merespon baik dari aturan yang berlaku baik aturan dari

kiai maupun yang tertulis di Pesantren. Dan untuk faktor penghambat

kebanyakan dipengaruhi dari lingkungan pondok dan sekolah yang kadang

berbenturan kegiatanya, serta rasa malas atau kemauan santri. Dan masih ada

sebagian kecil santri yang mau melakukan kegiatan karena diperintah karena

belum terbentuknya kesadaran dari dirinya, hal tersebut juga sangat

mempengaruhi terbentuknya kecerdasan spiritual santri.

Page 76: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

72

Berdasarkan keterangan diatas, peneliti menganalisis bahwa peran

Kiai kharismatik dalam meningkatkan kecerdasan sepiritual santri sudah

dilakukan dengan baik oleh kiai. Kiai menjalankan peranya dengan

keteladananya dalam membinbing dan juga langsung memberikan contoh

kepada para santri. Kiai juga beruhasa semaksimal mungkin dengan

kepemimpinan dan kekuatan ekonomi dalam menjalankan visi beliau,

sehingga hal ini berdampak pada pada kecerdasan spiritual para santri. Santri

menjadi mengerti dan tawwadu’ kepada kiai.

Page 77: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

73

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang kepemimpinan kharismatik kiai dalam

meningkatkan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren Salafiyah Al-

Barokah Desa Mangunsuman Siman Ponorogo, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kepemimpinan kharismatik kiai di pondok pesantren Al-Barokah yang di

pimpin oleh bapak KH Imam Suyono dengan visi pondok yaitu: Unggul

dalam beriman, bertaqwa, berbudi luhur, berbudaya lingkungan,

berdasarkan Al-Qur’an, hadist dan ulama’ salaf. Untuk merealisasikan visi

tersebut kiai terjun langsung dalam mendidik maupun membina para

santri. KH Imam Suyono juga tidak segan-segan melakukan pengorbanan

diri seperti menanggung kebutuhan setiap ada acara dipondok. Beliau juga

dapat mempengaruhi para santri supaya mereka dapat mengikuti apa yang

diperintah kiai dengan kepribadian beliau yang santun, telaten, penyabar,

suka membantu dan selalu istiqomah. Kharisma KH Imam Suyono juga

tampak pada sikap santri terhadap kiai yang begitu menghormati. Tidak

hanya kepada kiai, tetapi juga pada keluaranya (dzuriahnya). Kharisma

KH Imam Suyono tersebut tidaklah lepas dari tirakat dan ilmu yang

dimilikinya.

2. Sebagai pemimpin sebuah pondok pesantren, seorang kiai dapat

memberikan pengaruh yang besar bagi para santri, pondok pesantren,

Page 78: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

74

maupun lingkungan masyarakat sekitar pondok pesantren, diantaranya

karena dua faktor, yakni kharisma dan kekuatan ekonomi yang dimiliki

oleh sang kiai. Kiai di pondok pesantren salafiah Al-Barokah telah

memberikan peranya dalam penanaman karakter yang baik untuk

santri-santrinya melalui keteladanan, kesederhanaan, pengalaman hidup

dengan orang lain, dan nasehat. Sehingga para santri lebih faham untuk

selalu berbuat baik dimanapun berada dan selalu menjaga

keistiqomahan seperti yang diajarkan dan dicontohkan oleh kiai.

B. Saran

Melalui penelitian ini penulis ingin menyampaikan beberapa saran di

antaranya:

1. Cara kiai dalam memimpin santri sebaiknya ditiru oleh guru dan pengurus

agar lebih efisien pendidikaan di dalam pondok pesantren.

2. Hendaknya pihak pengurus harus lebih aktif dalam membimbing ataupun

mengarahkan para santri. Semua bukan hanya tanggung jawab Kiai untuk

mendidik para santri melainkan para guru dan pengurus harus ikut andil

didalamnya.

Page 79: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

DAFTAR PUSTAKA

Adz-Dzakiey, Hamdani Bakran, Psikologi Kenabian; Prophetic Psychology

(Yogyakarta: Fajar Media Press, 2012)

Afifidin dan Beni Ahmad Saebani, Merodologi Penelitian Kualtaitf (Bandung: CV

Pustaka Setia, 2009)

Albani, Muhammad, Kapita Selekta Upaya Mewujudkan Pendidikan Yang

Berkualitas Menjadi Realitas di Era Pasar Bebas (Kartasura: Sinar Mulia,

2007)

Al-Qur’an

Arifin, H. M, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakart: Bumi Aksarah, 1991)

Asmani, Jamal Ma’mur, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan

Profesional: Panduan Quality bagi Para Pelaku Lembaga Pendidikan

(Yogyakarta: DIVA Press, 2009)

Bustami, Latif, Kyai Politik Politik Kiai, (Malang: Pustaka Bayan, 2009)

Creswell, Jhon W, Penelitian Kualitatitf & Desain Riset trj (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2015)

Departemen Agama RI, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah: Pertumbuhan

dan Perkembanganya (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama

Islam, 2003)

DEPDIKBUT, Kamus BesarBahasa Indonesia 2 (Jakarta: Balai Pustaka, 1995)

Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Kiai (Jakarta

: LP3E, 1982)

Dhofir, Zmaksyari, Tradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kiai,

(Jakarta: PT. Tiara,1994)

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisa Data (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2011)

Ghony, M. Djunaidi &Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif

(Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2012)

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research 11, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit UGM, l

981)

Page 80: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

Haryanto, Sugeng, Persepsi Santri Terhadap Perilaku Kepemimpinan Kiai di

Pondok Pesantren (Studi Interaksionisme Simbolik di Pondok Pesantren

Sidogiri-Pasuruan), (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012)

L.Daft, Richard, Era Baru Manajemen, (Jakarta: Salemba, 2010)

Makawimbang, Jerri H, Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu,

(Bandung:ALVABETA, 2012)

Mardiyah, Kepemimoinan Kyai dalam Memelihara Budaya Organisasi (Yogyakarta:

Aditya Media Publising, 2013)

Mealong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2000)

Muhammad, Nur Hidayat, Hujjah Nahdliyah, (Surabaya, Khalista, 2012)

Mulyana, Dedi, Metode Penelitian Kuaitatif, Paradigma Baru ilmu Komunikasi dan

migogial tainnya (Bandung: PT Remaja Kosda Karys, 2004)

Murjib, Abdul dan Yusuf Mudzakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2002)

Nggermanto, Agus, Quantum Quoient (kecerdasan Quantum): Cara Cepat

Melejitkan IQ, EQ, dan SQ Secara Harmonis (Bandung: Nuansa, 2008)

Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia

Qamar, Mujamil, Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokrasi

Institusi. (Jakarta: Erlangga, 2005)

Rivai, Veithazal, PEMIMPIN dan KEPEMIMPINAN dalam ORGANISASI (Depok,

Fajar Interpratama, 2014)

Rivai, Veitsal dan Arviyan Arifin, Islamic Leadership: Membangun

SuperLeadership Melalui Kecerdasan Spiritual (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2013),

Romas, Chumaidi Syarief, Kekerasan di Kerajaan Sorgawi, Gagasan Kekuasaan

Kiai Dari Mitos Wali Hingga Broker Budaya (Yogyakarta: Kreasi wawancara,

2003)

Rozaki, Abdur, Menabur Kharisma Menuai Kuasa: Kiprah Kiai dan Blater

Sebagai Rezim Kembar di Madura (Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2004)

Safaria, Triantoro, Kepemimpinan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004)

Page 81: Kepemimpinan Kharismatik Kiai dalam Meningkatkan ...etheses.iainponorogo.ac.id/5376/1/skripsi fix.pdfSkripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

Satiadarma, Monty P. & Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan (Jakarta: Pustaka

Populer Obor, 2003)

Sugiyono, Metode Peneitian Pendidikan Pendetaian Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D (Bandung: Alfabeta, 2006)

Sukamto, Kepemimpinan Kiai dalam Pesantren (Jakarta: LP3ES, 1999)

Susanto, Edi, Krisis Kepemimpinan Kiai: Studi atas Kharisma Kiai dalam

Masyarakat, (ISLAMICA, Vol 1 No. 2 Maret 2007)

Thomas F.O, Sosiologi Agama, (Jakarta: CV. Rajawali, 1987)

Tim Penyusun Pedoman Skripsi STAIN, Pedoman Penulisan Skripsi STAIN

Panorogo (Ponorogo: STAIN Press 2017)

Wahab, Abd. dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Dan Kecerdasan Spiritual

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media)

Widdah, dkk. Kepemimpinan Berbasis Nilai dan Pengembangan Mutu Madrasah,

(Bandung: Alfabeta, 2012)

Wirawan, Kepemimpinan Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi

dan Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013)

Yukl, Gary A, Kepemimpinan dalam Organisas, (Jusuf Udaya. Terjemahan),

(Jakarta: Prenhallindo, 1998)

Zohar, Danah dan Ian Marshall, SQ Kecerdasan Spiritual (Bandung: PT.Mizan

Pustaka, 2007)

Zohar, Danah dan Lan Marshal, SQ Kecerdasan Spiritual (Bandung: PT. Mizan

Pustaka, 2001)