Resensi Film Sang Kiai

22
IDENTITAS FILM Judul Film : Sang Kiai Produser : Gope T Samtani Sutradara : Rako Prijanto Studio : Rapi Films Durasi : 136 menit Genre Film : Drama, Sejarah Tanggal Rilis : 03 Mei 2013 09 Januari 2014 (rilis ulang) Aktor : Ikranagara sebagai KH Hasyim Asy'ari Christine Hakim sebagai Masrurah/Nyai Kapu Agus Kuncoro sebagai KH Wahid Hasyim Adipati Dolken sebagai Harun Meriza Febriyani Batubara sebagai Sari Dimas Aditya sebagai Hamzah Royham Hidayat sebagai Khamid Ernestsan Samudera sebagai Abdi Ayes Kassar sebagai Baidhowi Dayat Simbaia sebagai KH Yusuf Hasyim Dymas Agust sebagai KH Mas Mansur Andrew Trigg sebagai Brigadir Mallaby Arswendi Nasution sebagai KH A. Wahab Hasbullah Norman Rivianto Akyuwen sebagai Kang Solichin 1

description

Kontribusi Terhadap Ilmu Politik

Transcript of Resensi Film Sang Kiai

Page 1: Resensi Film Sang Kiai

IDENTITAS FILM

Judul Film : Sang Kiai

Produser : Gope T Samtani

Sutradara : Rako Prijanto

Studio : Rapi Films

Durasi : 136 menit

Genre Film : Drama, Sejarah

Tanggal Rilis : 03 Mei 2013

09 Januari 2014 (rilis ulang)

Aktor : Ikranagara sebagai KH Hasyim Asy'ari

Christine Hakim sebagai Masrurah/Nyai Kapu

Agus Kuncoro sebagai KH Wahid Hasyim

Adipati Dolken sebagai Harun

Meriza Febriyani Batubara sebagai Sari

Dimas Aditya sebagai Hamzah

Royham Hidayat sebagai Khamid

Ernestsan Samudera sebagai Abdi

Ayes Kassar sebagai Baidhowi

Dayat Simbaia sebagai KH Yusuf Hasyim

Dymas Agust sebagai KH Mas Mansur

Andrew Trigg sebagai Brigadir Mallaby

Arswendi Nasution sebagai KH A. Wahab Hasbullah

Norman Rivianto Akyuwen sebagai Kang Solichin

1

Page 2: Resensi Film Sang Kiai

PENDAHULUAN

Indonesia adalah Negara islam terbesar di dunia, karena mayoritas penduduk

di Indonesia adalah muslim, dimana karena banyaknya penduduk muslim yang

tinggal di Indonesia menyebabkan banyak para ulama dan kyai tak terkecuali di

jaman penjajahan dahulu. Karena, islam sudah masuk ke Indonesia sejak lama.

Banyak juga para pahlawan kita yang bukan hanya berasal dari pemuda-pemuda

yang berjiwa nasionalisme, tapi banyak juga para pahlawan kita yang berasal dari

kaum beragama, seperti santri-santri pesantren bahkan para ulama yang sudah

tidak ingin melihat negeri ini dijajah terus menerus. Dimana salah satu kisah

pejuang nasional yang merupakan seorang ulama atau sebagai tokoh pimpinan

Pondok Pesantren Tebuireng yaitu KH Hasyim Asy’ari.

Inilah yang menginspirasi seorang sutradara yang bernama Rako Prijanto

mengambil tokoh ini untuk diangkat sebagai sebuah film yang dikeluarkan pada

awal Mei 2013 yang lalu ini, akhirnya mendapatkan pencapaian yang sangat

membanggakan karena berhasil menjadi film terbaik 2013 di Festival Film

Indonesia (FFI). Pencapaian ini pun didukung oleh pemeran-pemeran yang

bermain dalam film ini, selain banyak aktris senior yang sudah dikenal oleh

khayalak umum, adanya pula Adipati Dolken semakin menambah minat penonton

terutama dari kalangan remaja

Film ini sendiri bermula ketika kependudukan Jepang yang ternyata tidak

lebih baik dari Belanda. Jepang mulai melarang pengibaran bendera merah putih,

melarang lagu Indonesia Raya dan memaksa rakyat Indonesia untuk melakukan

Sekerei (menghormat kepada Matahari). KH Hasyim Asy’ari sebagai tokoh besar

agamis sekaligus sebagai pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng saat itu, menolak

untuk melakukan Sekerei karena beranggapan bahwa tindakan itu menyimpang

dari aqidah agama Islam. Menolak karena sebagai umat Islam, hanya boleh

menyembah kepada Allah SWT. Karena tindakannya yang berani dan tegas itu,

Jepang menangkap KH Hasyim Asy’ari yang diperankan oleh artis senior

Ikranagara.

2

Page 3: Resensi Film Sang Kiai

SUBSTANSI FILM

Film “Sang Kiai” ini dimulai dengan sebuah kisah di lingkungan Pesantren

Tebuireng Jombang, Jawa Timur. Pesantren yang dipimpin oleh KH Hasyim

Asy’ari ini mulanya dalam kondisi yang tenang dan khusyuk. Banyak santri yang

berasal dari Pulau Jawa dan Madura datang untuk belajar ilmu pengetahuan Islam

di pesantren ini. Dimana KH Hasyim Asy’ari dikenal sebagai pendiri jama’ah

Nahdlatul ‘Ulama. Organisasi yang dibentuk untuk menyatukan seluruh umat

Islam yang berbasis pesantren. Dimana KH Hasyim Asy’ari tidak hanya

menerima santri dari golongan orang kaya tetapi dia juga menerima santri dari

golongan yang tak mampu membayar. Organisasi Nahdlatul Ulama ini juga

mempunyai tujuan untuk mengajarkan Islam serta mensejahterakan masyarakat

Indonesia.

Setelah dijajah Belanda pada tahun 1942 Jepang melakukan ekspansi ke

Indonesia. Terlebih di Jawa Timur, dimana kependudukan Jepang di tanah air

tidak lebih baik dengan masa dimana Belanda yang menduduki tanah air. Jepang

mulai melarang pengibaran bendera merah putih, dan melarang lagu Indonesia

Raya untuk dinyanyikan bahkan rakyat Indonesia dipaksa untuk melakukan

Sekerei (menghormat kepada Dewa Matahari didalam agama Shinto). Beberapa

KH dari beberapa pesantren ditangkapi karena melakukan perlawanan. KH

Hasyim Asy'ari sebagai pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng pun ditangkap

karena dianggap menentang Jepang. Karena dia juga menolak melakukan Sekerei

karena beranggapan bahwa tindakan itu menyimpang dari akidah agama Islam.

Penangkapan secara brutal ini membuat kericuhan di Pesantren Tebuireng ini,

banyak yang tidak ingin KH Hasyim Asy’ari ditangkap tetapi mereka tidak bisa

berbuat banyak karena jika mereka berani menentang Belanda maka nyawa

mereka taruhanya. Tetapi ada pula reaksi dari para putra beliau yang melihat

ayahnya ditangkap oleh Jepang dengan cara kasar seperti : KH Wahid Hasyim,

Karim Hasyim dan Yusuf Hasyim. Dan beberapa santri yang berani seperti:

Baidlowi (menantu beliau), Kang Solichin (orang kepercayaan beliau), serta tiga

santri muda: Harun, Kamid dan Abdi.

3

Page 4: Resensi Film Sang Kiai

Penangkapan itu membuat situasi pesantren kacau. Selanjutnya, setelah KH

Hasyim Asy’ari ditangkap dia pun dibawa secara paksa oleh tentara Jepang untuk

dipaksa menandatangani kesepakatan untuk menyetujui dan mengikuti Sekerei.

Akan tetapi beliau tetap menolak bahkan karena saking teguhnya pendirian sang

kiai Jepang yang geram dengan sikap beliau kemudian menyiksa hingga

tangannya berdarah. Suara jeritan beliau pun terdengar sampai ke luar penjara

dimana para murid santrinya menjerit memanggil nama beliau. Beliau juga

melihat beberapa muslim yang disiksa oleh tentara Jepang karena menolak untuk

melakukan Sekerei. Disisi lain, sepeninggal KH Hasyim Asy'ari, sebagian santri

memilih hengkang dari pesantren. Harun dan Kamid yang membuntuti saat KH

Hasyim Asy'ari ditangkap, mengalami nasib tragis. Kamid ditembak mati, saat

kepergok hendak kabur oleh tentara Jepang yang sedang patroli. Kematian Kamid

didepan Harun dengan cara yang tragis dan penangkapan KH Hasyim Asy'ari

memunculkan kemarahan dalam diri Harun dia berfikir bahwa dengan cara

kekerasan yang dapat menyelesaikan masalah ini. Berbeda dengan Abdi yang

memilih jalan damai mengikuti langkah KH Wahid Hasyim.

Nyai Kapu yaitu istri KH Hasyim Asy'ari pun diungsikan ke daerah Denaran

karena takut ibunya pun akan di incar oleh tentara Jepang. KH Wahid Hasyim

bersama Wahab Hasbullah meminta agar KH Hasyim Asy'ari dibebaskan dengan

berbagai cara tetapi mereka memilih cara diplomasi disamping karena tidak ingin

membuat ibunya khawatir dan tidak ingin melihat para santri terus sedih karena

banyak yang kehilangan sosok sang kiai tersebut mereka juga tidak ingin

menggunakan cara kekerasan dalam membebaskan ayahnya.

Tetapi, disisi lain kepala Kempetei yang menahan beliau, tidak bersedia

membebaskan. Bahkan KH Hasyim Asy'ari dipindah penjara hingga tiga kali.

Mulai dari penjara Jombang, Mojokerto hingga ke penjara Bubutan Surabaya

karena dibawah pimpinan Harun banyak para santri yang datang terus menerus

dan menuntut untuk meminta para penjajah melepaskan beliau tapi Harun

menggunakan cara yang salah sehingga malah menyebabkan bertambahnya

korban yang berjatuhan.

4

Page 5: Resensi Film Sang Kiai

KH Wahid Hasyim dan KH Wahab Hasbullah lalu meminta bantuan Abdul

Hamid Ono, dia adalah orang Jepang, kenalan keluarga. Sementara  proses

negosiasi berlangsung, KH Wahid Hasyim dan KH Wahab Hasbullah

mengadakan pertemuan NU di Jakarta, dengan agenda membebaskan para kiai

yang disandera oleh penjajah. Dalam pertemuan tersebut dicapai kesepakatan

jalan damai, dan para kiai pun dibebaskan dari penjara padahal dibalik

pemembebasan ini ada rencana terselubung yang sudah disusuh oleh para tentara

Jepang. Jepang dengan rencana licik yang sudah mereka susun, membujuk para

pemimpin umat Islam untuk bekerjasama dengan pemerintah Jepang.

Setelah KH Hasyim Asy’ari dibebaskan, beliau pun pulang ke pesantren,

banyak sekali santri yang senang dan menyambut kedatangan beliau, tak

terkecuali Harun yang sebelumnya sudah dijanjikan akan di nikahkan oleh Sari,

seorang santri pula yang sangat shaleh dimana Harun menyukai Sari, akhirnya KH

Hasyim Asy’ari menepati janjinya dimana Sari dan Harun pun menikah.

Ditempat lain Jepang yang sudah mempunyai rencana terhadap para ulama

dan kaum muslim di Indonesia memulai taktik mereka. Dimana, kemudian

Majelis Islam Ala Indonesia (MIAI), sebuah organisasi ke-Islam-an yang

berhubungan dengan jaringan Islam Internasional dibubarkan dan digantikan

dengan Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia). Masyumi ini dipimpin

oleh beberapa ‘ulama Islam dan salah satunya adalah KH Hasyim Asyari.

Kemudian Jepang membujuk Masyumi melalui Departemen Agama (Shumubu)

untuk memaksa masyarakat Indonesia untuk melipatgandakan hasil pertaniannya

melalui ceramah-ceramah di hari jumat dan menyuruh para kiai mencari dalil

tentang meilpatgandakan hasil bumi. Paksaan ini kemudian disetujui dan

dilakukan dengan hati-hati dan kewaspadaan jangan sampai hasil pertanian

masyarakat pribumi disetor ke Negara penjajah karena para kiai tau apa akibat

yang akan diterima oleh masyarakat akibat pangan yang di ambil karena pada saat

itu rakyat sedang terkena krisis beras.

5

Page 6: Resensi Film Sang Kiai

Sebenarnya ini merupakan salah satu cara propaganda para ulama untuk

melawan Jepang secara halus. Namun, Harun yang tidak mengetahui masalah itu

malah mempertanyakan hal ini pada KH Hasyim Asy'ari. Ia merasa Masyumi

berpihak pada Jepang. KH Hasyim Asy'ari menjawab bahwa Masyumi hanya

berpihak pada pembesar-pembesar yang adil. Harun merasa kecewa dengan KH

Hasyim Asy’ari orang yang menjadi panutan untuk dirinya, dan akhirnya dia

memutuskan untuk  keluar dari lingkup pesantren bersama istrinya yaitu Sari

Abdi yang merupakan sahabat Harun dan mengetahui hal itu mencegah Harun.

Menurutnya, Harun tidak dapat membaca rencana KH Hasyim Asy'ari. Tapi

Harun beserta istrinya Sari bersikukuh untuk pergi dari situ.

Kebijakan Jepang untuk melipatgandakan hasil pertanian pun mulai menuai

protes dari masyarakat Indonesia karena sudah banyak yang kekurangan hasil

pangan dan banyak yang mulai kelaparan dengan krisis beras yang sedang

melanda rakyat. Beberapa pergolakan pun mulai terjadi, dan puncaknya adalah

ketika salah satu peristiwa terjadi di daerah Sukamanah, Jawa Barat. Pergolakan

ini dipimpin oleh KH Zaenal Mustafa yang menentang kebijakan tanam paksa

ini. Sikap Masyumi seakan-akan diam menuai pertanyaan dari masyarakat.

Hingga kemudian KH Zaenal Mustafa dihukum penggal oleh Jepang di pesisir

Ancol. Harun yang mengetahui hal ini pun semakin geram karena dia

menganggap bahwa guru pesantren nya sudah berpindah pihak kepada Jepang.

Pelawanan rakyat Indonesia kembali bergelora setelah melihat penjajah

Jepang yang mulai mengingkari perjanjian yang telah disepakati. Masyumi

akhirnya menolak untuk melanjutkan bujukan Jepang tentang melipatgandakan

hasil bumi melalui Departmen Agama (Shumubu). Dan Jepang akhirnya

melakukan taktik untuk menggabungkan Shumubu dengan Masyumi dengan

menunjuk KH Hasyim Asy’ari sebagai Menteri Agama waktu itu. Beliau

menerimanya, akan tetapi Beliau memilih untuk tetap di Pesantren Tebuireng dan

Tugas Menteri Agama dilaksanakan oleh Putra Sulungnya Wahid Hasyim. 

6

Page 7: Resensi Film Sang Kiai

Hingga pada akhirnya, tahun 1945 Jepang mendapatkan tekanan dan serangan

oleh tentara Sekutu sehingga kemudian Jepang mengalami kekalahan dan

pasukannya mulai melemah. Kemudian Jepang meminta kepada Masyumi untuk

mengadakan pelatihan wajib militer kepada seluruh pemuda Muslim Indonesia

melalui KH Hasyim Asy’ari Akan tetapi, KH Hasyim Asy’ari menolaknya karena

mayoritas masyarakat Indonesia pasti tidak mau untuk melawan tentara sekutu di

wilayah Burma.

Beliau kemudian meminta kepada Jepang untuk melatih masyarakat Indonesia

dalam hal militer untuk menjaga tanah air dari pasukan sekutu dan Jepang pun

menyetujui untuk membentuk tentara Laskar Hisbullah untuk mempersiapkan

kemerdekaan. 

Laskar Hisbullah pun terbentuk, dan pada saat itu propaganda pun muncul dari

rakyat Indonesia posisi Jepang pun mulai terancam terlebih dengan kekalahannya

melawan tentara Sekutu. Sementara itu, pembentukan panitia persiapan

kemerdekaan pun terus berlanjut. Hingga kemudian pada tanggal 11 Agustus

1945, Perdana Menteri Jepang, PM Kaiso menjanjikan kemerdekaan kepada

Indonesia dan mengundang Soekarno sebagai utusan yang menerima pernyataan

kemerdekaan Indonesia tersebut. 

Kemerdekaan pun semakin dekat, dan Soekarno pun mengirim utusan kepada

KH Hasyim Asy’ari untuk menanyakan apa hukumnya kita membela tanah air

tanpa kepentingan golongan dan agama apapun, dan fatwa pertama pun keluar

dari beliau yang mengatakan bahwa hukumnya adalah wajib. Pada akhirnya,

kemerdekaan pun dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Lewat pidato

proklamasi yang dikumandangkan oleh Presiden pertama kita Soekarno.

Peperangan masih berlanjut dan Jepang pun akhrinya angkat kaki dari Indonesia. 

Tetapi, ini belum berakhir, justru ini adalah awal dari pertempuran yang

sesungguhnya.

7

Page 8: Resensi Film Sang Kiai

Salah satu pejuang nasional Bung Tomo pun sempat datang ke pesantren dan

meminta nasihat KH Hasyim Asy’ari tentang kemudian beliau menyuruh Bung

Tomo untuk mengorasikan dengan lantang seruan-seruan islam didepan para

pemuda dan rakyat untuk menyemangati para pemuda terutama arek-arek

Suroboyo dan para Laskar Hisbullah.

Para pemuda yang tak ingin negaranya dijajah terus menerus pun mulai

bergejolak lagi semangatnya kemudian mereka melakukan perlawanan besar-

besaran. Dan pada saat Hisbullah sedang bertarung dengan pasukan Brigadir

Mallaby, pasukan Inggris yang terdesak pun menyetujui untuk genjatan senjata,

dalam perang tersebut banyak sekali Hisbullah yang mati syahid dan menjadi

korban kebengisan tentara Inggris Harun dan 2 teman nya tak sanggup melihat

banyak nya korban yang berjatuhan. Dan di malam harinya pun Harun

mengetahui bahwa istrinya Sari sedang hamil dan mengandung anak mereka

berdua.

Esoknya Brigadir Mallaby pun memutuskan untuk turun sendiri ke Gedung

Lindentevest dan Internation untuk memberitahukan kepada tentara Inggris yang

lain bahwa mereka akan melakukan genjatan senjata. Di depan gedung banyak

tentara Hisbullah yang menunggu mereka tidak percaya bahwa Soekarno telah

menyetuujui untuk melakukan genjatan senjata. Maka mereka pun meminta agar

inggris menyerahkan seluruh persenjataan mereka sampai mereka mengawal

seluruh pasukan ke bandara.

Ketika Hisbullah sedang melucuti tentara Inggris ternyata ada tentara Inggris

yang menyembunyikan granat di saku bajunya. Harun yang sudah tidak bisa

menahan emosinya pun gelap mata dan puncak dia menembak tewas Brigadir

Mallaby anak buah Mallaby yang mengetahui hal itu pun tak luput di tembaki

oleh Harun sampai salah satu tentara melemparkan granat kearah Harun kedua

temanya pun tak bisa berbuat banyak granat itupun meledak dan Harun pun tewas

dalam ledakan itu.

8

Page 9: Resensi Film Sang Kiai

Ketika tentara Hisbullah kembali ke Tebuireng, Sari yang menanti Harun pun

menanyakan dimana keberadaan Harun dan Sari tidak sanggup menerima

kenyataan bahwa suaminya telah tiada dan meninggal dengan cara yang sadis. Di

situ Sari pun membantu para tentara Hisbullah yang terluka untuk dirawat dan

diobati. KH Hasyim Asy’ari yang melihat banyak korban yang berjatuhan terlihat

seperti sangat sedih dan tak tega melihat para santrinya banyak yang jadi korban.

Perjuangan tentara Hisbullah tidak hanya sampai disitu pada tanggal 9

November 1945 pengganti Brigadir Mallaby yaitu Mayjen R.C Mansergh

memberikan ultimatum kepada para pemimpin di Surabaya untuk melakukan

penyerangan pada pukul 18.00 sehingga pasukan Hisbullah pun pergi kembali

untuk bertempur.

Pada tanggal 10 November 1945 kota Surabaya pun di bombardier. Dan pada

tahun 1947 pasukan mariner Belanda yang membonceng sekutu melancarkan

Agresi Militer I.

Kemudian di pesantren KH Hasyim Asy’ari memanggil salah satu muridnya

beliau meminta diajarkan menggunakan pistol oleh santrinya karena posisi

Belanda sudah dekat dengan Jombang beliau berkata lebih baik melawan daripada

ditawan oleh Belanda, karena setidaknya jika beliau matipun, beliau masih bisa

membunuh satu atau dua tentara Belanda. Ketika itu, disaat yang bersamaan

datang pula utusan Jenderal Soedirman yang meminta wejangan untuk revolusi

syahid dari KH Hasyim Asy’ari yang seperti beliau berikan kepada Bung Tomo.

Tiba- tiba beliau yang sedang memikirkan jalan untuk memecahkan masalah

tersebut wafat dengan tenangnya. Meninggalnya sang pahlawan serta ulama ini

yaitu KH Hasyim Asy’ari yang memang sudah lanjut usia dan sangat mendadak

ini, dimana beliau meninggal ketika orang-orang sedang membutuhkan beliau.

Banyak yang merasa kehilangan dan sedih atas wafatnya beliau termasuk para

santri-santrinya dan terutama istrinya. Kemudian, pimpinan Pondok Pesantren

Tebuireng pun diganti oleh KH. Wahid Hasyim.

9

Page 10: Resensi Film Sang Kiai

Dan pada saat itulah ketika Belanda sampai ke Surabaya dan sudah

menaklukan nya sampai ke dekat Jombang. Pesantren Tebuireng pun menjadi

tempat persembunyian tentara Hisbullah pun dibakar dan para santri serta para

tentara Hisbullah pun mengungsi dari pesantren tersebut. Dan film ini ditutup

ketika Belanda mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 27

September 1949.

10

Page 11: Resensi Film Sang Kiai

KEKUATAN & KELEMAHAN FILM

1. Kekuatan Film

Film ini memiliki kekuatan yang lumayan dapat membuat saya penasaran

dengan setiap adegan yang ada di film ini, dan film ini benar-benar

mengajarkan saya untuk menghargai sesame kaum mudlim, tidak memandang

perbedaan derajat karena harta dan bagaimana kita belajar untuk hidup

sederhana, tidak berfoya-foua tetapi kita tetap merasa bahagia karena memiliki

kepercayaan terhadap Allah SWT.

Yang saya dapat pula dari film ini adalah sisi agamanya karena begitu

membuat hati saya merinding setiap mendengarkan tiap kata-kata dari KH

Hasyim Asy’ari. Para santri nya yang selalu setia dan memiliki rasa

nasionalisme yang tinggi membuat saya terharu betapa susahnya hidup di

zaman dahulu, zaman waktu negeri kita dijajah, karena sekarang hidup kita

sudah tegolong sangat enak karena untuk menginginkan apapun tidak sulit.

Yang lebih membuat saya kagum adalah sosok berpendirian teguh dan

kebaikan yang dimiliki oleh beliau, walaupun dia sudah sampai disiksa dan di

rajam oleh tentara Jepang, tetapi dia tetap berpegang teguh kepada ajaran

islam apapun yang terjadi.

Disini pun banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari nilai-nilai

positifnya, seperti kita tidak boleh memiliki pemikiran yang berburuk sangka

kepada orang sebelum ada buktinya, bagaimana kita melakukan propaganda

untuk mengalahkan musuh dari dalam tanpa melakukan banyak kekerasan.

Dan bagaimana cara kita meneguhkan hati kita jika kita sedang bingung selain

dengan berdoa.

Banyak kegigihan dari beliau yang sangat membuat saya takjub bahwa

walaupun kita berasal dari golongan yang agamis bukan berarti kita harus

mengesampingkan rasa nasionalisme.

11

Page 12: Resensi Film Sang Kiai

2. Kelemahan Film

Tetapi sayang, film ini pun masih banyak kelemahan yang membuat film

ini jadi agak kurang sempurna. Karena, film ini tidak berfokus pada1 pemeran,

jadi pada awalnya saya tidak mengerti film ini maksudnya kemana, karena

tokoh utama di film ini adalah KH Hasyim Asy’ari seperti tergantikan oleh

Harun yang sepertinya lebih banyak mengambil peran. Pada awalnya saya kira

memang tokoh utama nya adalah Harun ini karena banyak sekali peranan yang

diambil, sedangkan padahal cerita nya adalah tentang KH Hasyim Asy’ari

bukan Harun.

Yang lainya adalah alur cerita yang sedikit berantakan, mungkin karena

film ini lama, dan cerita seharusnya panjang jadi cerita ini diringkas, tetapi

saya sempat kebingungan karena kadang cerita yang satu dan yang lain tidak

berkesinambungan, entah saya saja yang merasakan apa semua merasakanya.

Dan filmnya sedikit membuat mengantuk pada awalnya karena ceritanya

membingungkan itu.

Cerita yang ditonjolkan sosok KH Hasyim Asy’ari nya pun kurang seperti

tidak diceritakan bagaimana berdirinya NU (Nahdlatul Ulama). Dan terlalu

banyak pemeran yang masuk dalam cerita ini, sehingga semakin membuat

saya bingung dia itu siapa dan berperan sebagai apa. Sehingga sosok sang kiai

yang ada disini kurang terasa untuk saya. Banyak nya juga adegan-adegan

pembunuhan yang menurut saya sadis untuk ditonton oleh anak-anak sehingga

terkadang saya pun takut untuk melihat adegan pembunuhan yang banyak

terjadi di cerita ini.

Banyak juga cerita yang memakai teks, sebenarnya bukan masalah untuk

saya. Tetapi sangat disayangkan bagian yang ada didalam teks tidak

diceritakan. Menurut saya jika cerita yang dikatakan bisa di visualisasikan

melalui gambar, pasti akan lebih bagus, dan membuat saya tidak bosan untuk

menonton film. Tetapi secara keseluruhan film ini sangat bagus.

12

Page 13: Resensi Film Sang Kiai

KONTRIBUSI FILM TERHADAP STUDI ILMU POLITIK

Menurut saya, kontribusi film ini terhadap studi ilmu politik banyak. Memang

di awal cerita tidak terlalu terlihat. Tetapi mulai memasuki pertengahan film

terlihat pada adegan propaganda yang dilakukan oleh para kiai yang pura-pura

setuju dengan kerja sama Jepang tentang melipatgandakan hasil bumi, selama

kegiatan itu belum menyimpang para kiai akan tetap ikut pada permainan Jepang,

sembari mereka pun memantau agar jangan sampai hasil bumi tersebut dibawa ke

Jepang dan mereka pun sambil memperhatikan Jepang jika melakukansesuatu.

Terlihat juga ketika KH Hasyim Asy’ari akan membentuk Hisbullah, dia

meminta supaya Jepang tidak membawa tentara itu untuk melawan sekutu

melainkan untuk dilatih militer untuk menjaga keamanan di Indonesia sendiri,

entah mengapa sepertinya para tentara Jepang seperti yang menurut kepada sang

kiai dan menyetujui permintaan sang kiai.

Kemudian ketika anak-anak KH Hasyim Asy’ari berdiplomasi kepada

pemerintah Jepang untuk melepaskan ayahnya, walaupun sempat ditolak beberapa

kali tetapi pada akhirnya tentara Jepang pun membebaskan KH Hasyim Asy’ari

dan para ulama lain. Yang paling menonjol adalah ketika KH Hasyim Asy’ari

ditangkap oleh tentara Jepang dimana semua santrinya berbondong-bondong

datang untuk membela sang kiai ini, hal ini menunjukan betapa berpengaruhnya

seorang pemimpin dalam suatu kelompok atau instansi besar seperti Negara.

Dalam ilmu politik pun dapat dilihat begitu besar peran yang di emban oleh

KH Hasyim Asy’ari ini karena dia mendapat kepercayaan yang besar sekalipun itu

dari pemerintah Jepang. Hal ini menunjukan bahwa peran pemimpin dan orang

yang dipercaya itu sangat berpengaruh dalam suatu kelompok, dimana karena

banyak masyarakat Indonesia yang mempercayai dan sangat menghormati KH

Hasyim Asy’ari ini membuat orang akan menurut dengan apa yang dikatakan

beliau karena beliau sanat disegani, tidak terkecuali pahlawan kita Bung Tomo

presiden kita Soekarno yang bahkan meminta wejangan kepada beliau.

13

Page 14: Resensi Film Sang Kiai

Nilai-nilai politik yang ada di film ini tidak hanya ada pada bagian di

Indonesia juga, tetapi peran penjajah pun ambil andil pada nilai politik. Hal ini

bisa dilihat ketika para tentara Jepang memaksa rakyat Indonesia untuk

melakukan Sekerei, walaupun mereka beragama tidak sama dengan para penjajah

tetapi mereka harus menuruti apa yang dipinta oleh mereka, karena jika berani

menentang penjajah, maka nyawa mereka menjadi taruhanya. Walaupun

melakukan cara yang tergolong memaksa tetapi akhirnya banyak juga masyarakat

Indonesia yang menurut.

Hal lain nya juga bisa diliat saat Jepang melipatgandakan hasil bumi dan hasil

bumi itu kemudian disetor kepemerintah Jepang walaupun mereka berat hati

karena mereka pun akan kelaparan tetapi mereka harus menuruti apa yang

diperintahkan oleh pemimpin mereka pada saat itu.

14

Page 15: Resensi Film Sang Kiai

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Kiai (diakses tanggal 9 Oktober 2014)

http://semangatprogresivitas.wordpress.com/2013/06/12/resensi-film-hadratussyaikh-sang-kyai-hasyim-asyari/ (diakses tanggal 9 Oktober 2014)

http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-s008-13-020007_sang-kiai (diakses tanggal 9 Oktober 2014)

15