Kepemimpinan Ditaktor
-
Upload
alan-lulus-kurniawan -
Category
Education
-
view
6.042 -
download
0
description
Transcript of Kepemimpinan Ditaktor
MAKALAH KEWIRAUSAHAAN
“KEPEMIMPINAN DITAKTOR”
Oleh :
Alan Lulus Kurniawan
Sistem Kelistrikan 1A
1241150016
SISTEM KELISTRIKAN
TEKNIK ELEKRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas selesainya
penyusunan Makalah yang berjudul “Pemimpin ditaktor”.
Harapan penulis makalah ini dapat menambah wawasan yang lebih
luas tentang kepemimpinan ditaktor yang terjadi di dalam perusahaan. Penulis
berusaha menyajikan makalah ini dalam bentuk sederhana agar dapat dimengerti,
diketahui, dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang positif sangat
dibutuhkan agar menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.
Malang, Juli 2013
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 4
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kepemimpinan dan Contoh Pemimpin Diktator............................... 5
2.2 Gaya Kepemimpinan Yang di Kuasai............................................... 12
2.3 Kelebihan Dan Kelemahan Gaya Kepemimpinan............................ 16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 21
3.2 Saran................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,
menuntut setiap organisasi untuk bersikap lebih responsif agar sanggup bertahan
dan terus berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi tersebut, maka
diperlukan adanya perubahan individu. Proses menyelaraskan perubahan
organisasi dengan perubahan individu ini tidaklah mudah. Pemimpin sebagai
panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat yang
paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka dari itu, organisasi memerlukan
pemimpin reformis yang mampu menjadi motor penggerak yang mendorong
perubahan organisasi.
Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik untuk dikaji
dan diteliti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena yang
sedikit dipahami. Fenomena gaya kepemimpinan di Indonesia menjadi sebuah
masalah menarik dan berpengaruh besar dalam kehidupan politik dan bernegara.
Dalam dunia medis, gaya kepemimpinan berpengaruh kuat terhadap jalannya
organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan sangat
strategis dan penting dalam sebuah organisasi sebagai salah satu penentu
keberhasilan dalam pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi. Maka dari
itu, tantangan dalam mengembangkan strategi organisasi yang jelas terutama
terletak pada organisasi di satu sisi dan tergantung pada kepemimpinan.
Sudah jelas bahwa posisi pemimpin dapat memberikan keuntungan-
keuntungan ekonomis yang lumayan. Dalam beberapa organisasi/perusahaan,
pemimpin puncak itu dapat menerima penghasilan 10-15 kali lipat dari
penghasilan para karyawan tingkat terbawah. Dan masih ada lagi penghargaan-
penghargaan lain untuk pemegang jabatan ini. Makin tinggi jabatan seseorang
dalam organisasi makin banyak input atau dampak yang dimilikinya terhadap
1
kebijaksanaan organisasi. Jadi banyak kemungkinan munculnya perasaan
keberhasilan dan kesuksesan yang lebih besar buat mereka ini. Akan tetapi, harus
diingat bahwa keinginan untuk menjadi pemimpinan saja tidak cukup. Ada
beberapa watak dan karakteristik yang lebih memungkinkan seseorang untuk
mencapai jabatan pemimpin.
Kepemimpinan adalah proses yang sangat penting dalam setiap organisasi
karena kepemimpinan inilah yang akan menentukan sukses atau gagalnya sebuah
organisasi. Jika perusahaan, rumah sakit, universitas atau tim atletik mengalami
kesuksesan, maka direktur, rektor, atau pelatihlah yang memperoleh acungan
jempol. Akan tetapi, sebaliknya, jika terjadi kegagalan, mereka pulalah yang
memperoleh teguran, kritik, atau bahkan diganti. Jadi salah satu elemen pokok
yang menjadi perhatian setiap organisasi yaitu bagaimana caranya untuk menarik,
melatih atau mempertahankan orang – orang yang akan menjadi pemimpin –
pemimpin yang efektif.
Organisasi membutuhkan seorang pemimpin, sebab pemimpin itulah sosok
penggerak dan inspirator dalam merancang dan mengerjakan kegiatan. Pemimpin
tidak hanya seorang
manajer, ia juga harus seorang pembangun mental, moral spirit, dan kolektivitas
kepada jajaran bawahannya. Seorang pemimpin seyogyanya tidak hanya
menggunakan aturan tertulis, tapi juga sikap perilaku, sepak terjang, dan
keteladanan dalam melakukan agenda transformasi kearah yang lebih baik.
Pemimpin atau kepemimpinan merupakan variabel yang erat kaitannya dengan
tugas manajer. Manajer diharapkan mampu memimpin organisasinya dengan baik.
Meskipun demikian pemimpin dengan manajer mempunyai pengertian yang
berbeda. Seorang manajer yang baik belum tentu merupakan pemimpin yang baik,
dan sebaliknya. Idealnya, manajer yang baik juga merupakan pemimpin yang
baik.
Manajer adalah seorang yang mempunyai wewenang untuk memerintah orang
lain. Seorang manajer dalam menjalankan pekerjaan dan tanggung jawabnya
menngunakan bantuan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, ia perlu memimpin pegawai, karyawan, pekerja, atau apapun
2
sebutannya. Tidak setiap orang yang ditunjuk menjadi pemimpin bisa
menjalankan pekerjaannya dengan baik. Selain itu, tidak setiap pemimpin dapat
menjadi pemimpin yang baik.
Banyak pendapat yang berbeda – beda tentang apa yang dimaksud dengan
pemimpin yang baik. Demikian juga tentang apa yang menjadi kewajiban
setiap pemimpin. Namun demikan, dapat diambil inti persamaanya, yaitu bahwa
setiap pemimpin mempunyai kewajiban untuk mencapai tujuan
organisasi/institusi dan memberi perhatian terhadap kebutuhan pegawai
bawahannya.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan dengan antusias (David, Keith, 1985). Menurut Veitzhal Rivai
(2004), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada
pengikut-pengikutnya lewat proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Menurut Achmad Suyuti (2001) yang dimaksud dengan
kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing dan mempengaruhi
pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang lain untuk digerakkan ke arah
tujuan tertentu.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep dasar kepemimpinan ?
b. Bagaimana Tipe Kepemimpinan Otokratis ?
c. Bagaimana ciri – ciri kepemimpinan otokratis ?
d. Bagaimana gaya kepemimpinan otokratis menurut para ahli ?
e. Bagaimana perilaku tipe pemimpin otokratis ?
f. Bagaimana kekurangan dan kelebihan serta untung rugi tipe
kepemimpinan otokratis?
C. Tujuan
3
a. Untuk mengetahui konsep dasar kepemimpinan.
b. Untuk mengetahui pengertian dari tipe kepemimpinan otokratis.
c. Untuk mengetahui ciri-ciri dari kepemimpinan otokratis.
d. Untuk mengetahui tipe kepemimpinan otokratis menurut para ahli.
e. Untuk mengetahui perilaku pemimpin otokratik.
f. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan serta untung rugu
tipe kepemimpinan otokratik.
D. Manfaat
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak
manajemen kampus maupun rumah sakit dalam melakukan strategi
yang tepat untuk dapat meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja
karyawannya terutama dengan menggunakan gaya kepemimpinan dan
menciptakan komitmen organisasi dengan tepat.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi bahan penelitian
selanjutnya dalam rangka menambah khasanah akademik sehingga
berguna untuk pengembangan ilmu, khususnya bidang Manajemen
Sumber Daya Manusia.
4
BAB II
2.1 Kepemimpinan dan Contoh Pemimpin Diktator
I. Pengertian Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga,
organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar
sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut
memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Beberapa
ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
a. Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang
dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk
mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
b. Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang
menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan,
mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan
perusahaan.
c. Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang
mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik
dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini
adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis
dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri
mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
d. Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang
membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka
tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
e. Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang
menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan
suatu pekerjaan memimpin.
5
Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai
pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan
kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang –
orang yang dipimpinnya.
Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan
semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang
dibimbingnya.
Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang –
orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup
bertanggung jawab.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri,
tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari
begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan
bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki
sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan
kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and
directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence,
respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”.
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang –
orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek,
dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-
100.
6
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu
pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya
tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk
menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi
banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa
kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang
digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya,
atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh
terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah
merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan
kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi
kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
a. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan
administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
b. Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning,
organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.
II. Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk
mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat
dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas
organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang
teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan
agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.
Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain:
7
a. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan
perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di
Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu
dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan
”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat
pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan
bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi
juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu
antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap
keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai
kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya
akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena
pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pengikutnya.
Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan
internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai
emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah
panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini
kebenarannya.
Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri
yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini
kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
Sikap Hubungan Kemanusiaan
8
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga
para pengikutnya mampu berpihak kepadanya
b. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan
teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal, yaitu :
a. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang
pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.
Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan,
memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan
bawahan.
b. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin
yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat ,
bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana
pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah
bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada
bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
c. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan
kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat
mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun
kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang
dikehendaki oleh pemimpin.
d. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang
baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan
tingkat kedewasaan bawahan.
e. Teori Kelompok
9
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada
pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui
bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya
kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan
fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan
sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap,
berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi
orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas
dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu.
Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif
dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka
memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi
ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun
nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif.
Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau
punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif.
Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam
banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya, yaitu :
a. Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan
kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya.
Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan
pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja
yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang
diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang
berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada
juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan
keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai
yang kurang kompeten.
10
b. Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya
sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.
c. Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya
menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di
bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral
tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat
mengarahkan diri sendiri.
d. Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan,
struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu
Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian
menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan
dan menanggulangi masalahnya sendiri..
Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi
konsiderasi,tidak selamanya merupakan pemimpinyan terbaik.fiedler
telah mengembakan suatumodel pengecualian dari ketiga gaya
kepemimpinan diatas,yakni model kepemimpinankontigennis.model ini
nyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling sesuai bergantung pada
situasi dimana pemimpin bekerja.dengan teorinya ini fiedler ingin
menunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh interaksi antara
orientasi pegawai dengan 3 variabel yang berkaitan dengan pengikut,
tugas dan organisasi. Ketiga variabel itu adalah hubungan antara
pemimpin dengan anngota ( Leader – member rolations), struktur tugas
(task strukture), dan kuasa posisi pemimpin (Leader position power).
Variabel pertama ditentukan oleh pengakuan atau penerimaan
(akseptabilitas) pemimpin oleh pengikut, variabel kedua mencerminkan
kadar diperlukannya cara spesifik untuk melakukan pekerjaan, variabel
ketiga menggambarkan kuasa organisasi yang melekat pada posisi
pemimpin. Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya
11
kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard. Konsepsi
kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman
dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat
kematangan (muturity) pengikutnya.perilaku pengikut atau bawahan ini
amat penting untuk mengetahui kepemimpinan situasional, karena bukan
saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak
pemimpinnya, akan tetapi sebagai kelompok , pengikut dapat
menemukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki pemimpin.
Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 :
18 dst), masing – masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalam
situasi yang tepat meskipun disadari bahwa setiap orang memiliki gaya
yang disukainya sendiri dan sering merasa sulit untuk mengubahnya
meskipun perlu.
2.2 Gaya Kepemimpinan yang Disukai
Otoriter
Kepemimpinan otoriter atau bisa disebut kepemimpinan otokratis atau
kepemimpinan diktator adalah suatu kepemimpinan di mana seorang
pemimpin bertindak sebagai diktator, yaitu paham dimana pemimpin adalah
penguasa dan semua kendali ada di tangan pemimpin.
Seorang diktator jelas tidak menyukai adanya meeting, rapat apalagi
musyawarah karena bagi seorang diktator tidak menghendaki adanya
perbedaan dan pastinya suka untuk memaksakan kehendaknya.
Dengan kepemimpinan diktator, semua kebijakan ada di tangan
pemimpin, semua keputusan ada di tangan pemimpin, semua bentuk
hukuman, larangan peraturan dapat juga berubah sesuai dengan hati
pemimpin.
Jika kita lihat dari sisi gaya kepemimpinan secara ekstrim kepemimpinan
secara ekstrim, kepemimpinan otoriter menempati urutan pertama karena
kita lihat dari seberapa besar pengaruh atau campur tangan pemimpin.
12
Gaya kepemimpinan otoriter jika diterapkan dalam memimpin negara
sekarang mungkin kurang relevan. Namun jika kita lihat lagi menurut gaya
kepemimpinan situasional, tipe kepemimpinan ini bisa diterapkan terhadap
anggota atau bawahan dengan tingkat kematangan rendah yaitu ketika
seorang pemimpin menghadapi bawahan yang belum bisa atau belum
menguasai hampir semua bidang yang menjadi tanggung jawabnya.
II. Contoh Pemimpin Otoriter
Adolf Hitler
Sosok kepemimpinan Hitler dimata rakyat Jerman dan Dunia
Internasional dikenal sebagai pemimpin yang bergaya otokratis dan
diktator. Hitler menggunakan suatu pendekatan dengan cara
memanfaatkan keadaan ekonomi yang buruk (karena inflasi yang besar-
besaran sehingga mengakibatkan adanya hutang terhadap Amerika, dalam
kredit jangka pendek). Yang membuat kebijakan adanya kredit jangka
pendek Amerika adalah Pemerintahan Weimar, yang disebut sebagai
kemerosotan Weimar. Dengan adanya hutang tersebut sudah dibayar lunas,
maka masyarakat kembali hidup mewah, tetapi disisi lain banyak warga
yang merasakan kesengsaraan. Dengan adanya kejadian ini maka banyak
rakyat yang tidak setuju dengan kemrosotan Weimar ini, dan ingin
kembali hidup lama yang sederhana, (bergabung dengan masuk Ke NAZI
kecil), ini terjadi pada tahun 1920 an.
Di mata Internasional, kekuasaan Hitler diraih bukan melalui
kemenangan besar dalam pemilihan umum. Namun ia takkan menjadi
Kanselir Reich seandainya pada bulan Januari 1933 ia tidak memimpin
partai terkuat. Pada pemilihan umum untuk Reichstag yang terakhir di era
Republik Weimar pada tanggal 6 November 1932, partai Nazi kehilangan
dua juta suara dibandingkan dengan hasil pemilu pada tanggal 31 Juli
1932. Sebaliknya partai komunis berhasil mendapat tambahan 600.000
suara, sehingga mencapai angka magis 100 kursi Reichstag. Sukses Partai
13
Komunis Jerman (KPD) itu memperbesar kekhawatiran akan perang
saudara. Rasa takut itulah sekutu terkuat Hitler, terutama di kalangan elite
kekuasaan yang konservatif. Berkat rekomendasi kalangan tersebut kepada
Hindenburg pada tanggal 30 Januari 1930, Hitler diangkat oleh Presiden
Reich itu sebagai kanselir yang memimpin kabinet yang mayoritas
anggotanya berhaluan konservatif.
Pemimpin Diktator vs Pemimpin Demokratik
A. Pemimpin Diktator
Kepemimpinan diktator atau bisa di sebut kepemimpinan
Otokratis/Otoriter adalah suatu kepemimpinan dimana seorang pemimpin
bertindak sebagai diktator, pemimpin adalah penguasa, semua kendali ada
di tangan pemimpin. Seorang diktator jelas tidak menyukai adanya
meeting, rapat apalagi musyawarah karena bagi seorang diktator tidak
menghendaki adanya perbedaan dan pastinya suka dengan memaksakan
kehendaknya.
Dengan kepemimpinan diktator semua kebijakan ada di tangan
pemimpin, semua keputusan ada di tangan pemimpin, semua bentuk
hukuman, larangan peraturan dapat juga berubah sesuai dengan suasana
hati pemimpin. Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang diktator
adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang diktator akan
menujukan sikap yang menonjolkan “keangkuhannya”, antara lain dalam
bentuk :
Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat
lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang
menghargai harkat dan martabat mereka.
pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa
mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan
para bawahannya.
14
Ciri-ciri gaya kepemimpinan diktator antara lain:
menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
dalam menegakkan disiplin menunjukkan keangkuhannya
bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
Untuk efektifitas kinerja bawahan akan melorot drastis jika ketaatan dan
disiplin kerja menurun.
Kelebihan gaya kepemimpinan Diktator :
Keputusan dapat diambil secara cepat
Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan gaya kepemimpinan Diktator:
Keberhasilan yang dicapai adalah karena ketakutan bawahan terhadap
atasannya dan bukan atas dasar keyakinan bersama
Disiplin yang terwujud selalu dibayang-bayangi dengan ketakutan akan
hukuman yang keras bahkan pemecatan.
Pemimpin yang dictator, tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai
kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah
atau instruksi yang telah diberikan.
Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan
kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
Pengawasan bagi pemimpin yang diktator hanyalah berarti mengontrol,
apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan
baik oleh anggotanya.
Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-
orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang
tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang-orang
15
yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan
bahkan diberi penghargaan.
Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik
dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada
pengawasan langsung.
2.3 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan
1. Gaya kepemimpinan dictator
Kepemimpinan diktator atau bisa di sebut kepemimpinan
Otokratis/Otoriter adalah suatu kepemimpinan dimana seorang pemimpin
bertindak sebagai diktator, pemimpin adalah penguasa, semua kendali ada
di tangan pemimpin. Seorang diktator jelas tidak menyukai adanya
meeting, rapat apalagi musyawarah karena bagi seorang diktator tidak
menghendaki adanya perbedaan dan pastinya suka dengan memaksakan
kehendaknya.
Kelebihan gaya kepemimpinan Diktator :
a. Keputusan dapat diambil secara cepat
b. Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan gaya kepemimpinan Diktator:
a. Keberhasilan yang dicapai adalah karena ketakutan bawahan
terhadap atasannya dan bukan atas dasar keyakinan bersama.
16
b. Disiplin yang terwujud selalu dibayang-bayangi dengan ketakutan
akan hukuman yang keras bahkan pemecatan.
c. Pemimpin yang diktator tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
d. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai
kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap
perintah atau instruksi yang telah diberikan.
e. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak
diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya
f. Pengawasan bagi pemimpin yang diktator hanyalah berarti
mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau
dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
g. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti
orang-orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian
orang-orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb.
Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan
pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
h. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa
kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika
tidak ada pengawasan langsung.
2. Gaya kepemimpinan Autokratis
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Pada gaya
kepemimpinan otokrasi ini, pemimpin mengendalikan semua aspek
kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai
dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun
sasaran minornya.
Kelebihan gaya kepemimpinan Autokratis:
a. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin
17
b. Teknik dan langkah-langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiap
waktu, sehingga langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti
untuk tingkatan yang luas.
c. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap
anggota.
Kelemahan gaya kepemimpinan Autokratis:
a. Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.
b. Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawah saja.
c. Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya
terhadap kerja setiap anggota.
d. Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila
menunjukan keahliannya
3. Gaya kepemimpinan Demogratik
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada
permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang
utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan
banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Kelebihan gaya kepemimpinan demogratik:
a. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan
diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.
c. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan
kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis
pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat
dipilih.
18
d. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan
pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.
e. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
f. Pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian dan
kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa
dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.
Kelemahan gaya kepemimpinan demogratis:
a. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih
banyak
b. Sulitnya pencapaian kesepakatan
4. Gaya kepemimpinan santai
Kelebihan gaya kepemimpinan Santai:
a. Bawahan tidak terlalu tertekan
b. Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan
partisipasi minimal dari pemimpin.
c. Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin
yang membuat orang selalu siap bila dia akan memberi informasi
pada saat ditanya.
d. Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk
mencapai tujuan dalam segala hal yang mereka anggap cocok.
Kelemahan gaya kepemimpinan Santai:
a. Pemimpin tidak terlalu berperan sertas ama sekali tidak ada
partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.
19
b. Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan
anggota atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau
mengatur suatu kejadian.
c. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya
sendiri.
d. Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar
“pimpin” (lead) berarti bimbing atau tuntun, dengan begitu di dalam
terdapat dua pihak yaitu yang dipimpin (rakyat) dan yang memimpin
(imam). Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader)berarti
orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan
kominikasi sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai
tujuan tertentu. Dan setelah ditambah akhiran “an” menjadi “pimpinan”
artinya orang yang mengepalai. Apabila dilrengkapi dengan awalan “ke”
menjadi “kepemimpinan” (leadership) berarti kemampuan dan kepribadian
seseorang dalam mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar
melakuakan tindakan pencapaian tujuan bersama, sehingga dengan
demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses
kelompok (Inu Kencana, 2003). Jadi kepemimpinan adalah aktivitas untuk
mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu (Miftah, 1997).
Kepemimpinan secara otokratis adalah kepemimpinan yang cara
memimpinnya menganggap organisasi sebagai miliknya sendiri. Sehingga
seorang pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap para anggota
organisasinya dan menganggap mereka itu sebagai bawahannya dan
merupakan alat atau mesin, tidak diperlakukan sebagaimana manusia.
Bawahan hanya menurut dan menjalankan perintah atasannya serta tidak
boleh membantah, karena pimpinan tidak mau menerima kritik, saran dan
masukan.Tipe kepemimpinan otokratis adalah kepemimpinan yang sama
dengan tipe otoriter, yang mana dari kepemimpinan ini, bawahan tidak
berhak menyampaikan saran, pendapat, dan kritik. Dalam kepemimpinan ini
21
seorang pemimpin menganggap dirinya adalah segala-galanya yang
memiliki kekuasaan dan kewenangan atas anak buah sesuai dengan
kehendaknya.
Kepemimpinan ini lebih identik dengan system satu orang yang
berkuasa, yang berhak menentukan kebijakan, berhak dalam mengambil
keputusan terhadap suatu permasalahan dalam organisasi. Kepemimpinan
ini hanya dibatasi dengan undang-undang saja.
B. Saran
Sebaiknya dalam memimpin suatu organisasi kita tidak menggunakan
tipe kepemimpinan otokrasi karena tipe ini hanya berpusat kepada satu
orang sehingga komunikasi antara bawahan dan atasan tidak berjalan lancar.
Sehingga dalam kepemimpinanpun jarang sekali tipe ini berhasil untuk
memajukan suatu organisasi atau perusahaan, karena pemimpin dalam tipe
ini hanya memperhatikan keputusannya sendiri, tanpa mendengarkan saran
dan kritik dari bawah.
22
DAFTAR PUSTAKA
a. pemalasbahagia.blogspot.com/.../kepemimpinan-dan-contoh-pemimpin....
b. aribubun.blogspot.com/2013/05/kelebihan-dan-kelemahan-gaya.html
c. dhonykampoesbiroe.blogspot.com/.../pemimpin-diktator-vs-pemimpin.h...
d. worldhealth-bokepzz.blogspot.com/.../pengertian-gaya-kepemimpinan-d...
e. dhonykampoesbiroe.blogspot.com/.../pemimpin-diktator-vs-pemimpin.h...
23