Kepemimpinan Ditaktor

38
MAKALAH KEWIRAUSAHAAN KEPEMIMPINAN DITAKTOROleh : Alan Lulus Kurniawan Sistem Kelistrikan 1A 1241150016 SISTEM KELISTRIKAN TEKNIK ELEKRO POLITEKNIK NEGERI MALANG i

description

 

Transcript of Kepemimpinan Ditaktor

Page 1: Kepemimpinan Ditaktor

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“KEPEMIMPINAN DITAKTOR”

Oleh :

Alan Lulus Kurniawan

Sistem Kelistrikan 1A

1241150016

SISTEM KELISTRIKAN

TEKNIK ELEKRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2013

i

Page 2: Kepemimpinan Ditaktor

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas selesainya

penyusunan Makalah yang berjudul “Pemimpin ditaktor”.

Harapan penulis makalah ini dapat menambah wawasan yang lebih

luas tentang kepemimpinan ditaktor yang terjadi di dalam perusahaan. Penulis

berusaha menyajikan makalah ini dalam bentuk sederhana agar dapat dimengerti,

diketahui, dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih

banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang positif sangat

dibutuhkan agar menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

Malang, Juli 2013

Penulis

ii

Page 3: Kepemimpinan Ditaktor

DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 4

1.4 Manfaat Penulisan............................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kepemimpinan dan Contoh Pemimpin Diktator............................... 5

2.2 Gaya Kepemimpinan Yang di Kuasai............................................... 12

2.3 Kelebihan Dan Kelemahan Gaya Kepemimpinan............................ 16

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................... 21

3.2 Saran................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 23

iii

Page 4: Kepemimpinan Ditaktor

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,

menuntut setiap organisasi untuk bersikap lebih responsif agar sanggup bertahan

dan terus berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi tersebut, maka

diperlukan adanya perubahan individu. Proses menyelaraskan perubahan

organisasi dengan perubahan individu ini tidaklah mudah. Pemimpin sebagai

panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat yang

paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka dari itu, organisasi memerlukan

pemimpin reformis yang mampu menjadi motor penggerak yang mendorong

perubahan organisasi.

Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik untuk dikaji

dan diteliti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena yang

sedikit dipahami. Fenomena gaya kepemimpinan di Indonesia menjadi sebuah

masalah menarik dan berpengaruh besar dalam kehidupan politik dan bernegara.

Dalam dunia medis, gaya kepemimpinan berpengaruh kuat terhadap jalannya

organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan sangat

strategis dan penting dalam sebuah organisasi sebagai salah satu penentu

keberhasilan dalam pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi. Maka dari

itu, tantangan dalam mengembangkan strategi organisasi yang jelas terutama

terletak pada organisasi di satu sisi dan tergantung pada kepemimpinan.

Sudah jelas bahwa posisi pemimpin dapat memberikan keuntungan-

keuntungan ekonomis yang lumayan. Dalam beberapa organisasi/perusahaan,

pemimpin puncak itu dapat menerima penghasilan 10-15 kali lipat dari

penghasilan para karyawan tingkat terbawah. Dan masih ada lagi penghargaan-

penghargaan lain untuk pemegang jabatan ini. Makin tinggi jabatan seseorang

dalam organisasi makin banyak input atau dampak yang dimilikinya terhadap

1

Page 5: Kepemimpinan Ditaktor

kebijaksanaan organisasi. Jadi banyak kemungkinan munculnya perasaan

keberhasilan dan kesuksesan yang lebih besar buat mereka ini. Akan tetapi, harus

diingat bahwa keinginan untuk menjadi pemimpinan saja tidak cukup. Ada

beberapa watak dan karakteristik yang lebih memungkinkan seseorang untuk

mencapai jabatan pemimpin.

Kepemimpinan adalah proses yang sangat penting dalam setiap organisasi

karena kepemimpinan inilah yang akan menentukan sukses atau gagalnya sebuah

organisasi. Jika perusahaan, rumah sakit, universitas atau tim atletik mengalami

kesuksesan, maka direktur, rektor, atau pelatihlah yang memperoleh acungan

jempol. Akan tetapi, sebaliknya, jika terjadi kegagalan, mereka pulalah yang

memperoleh teguran, kritik, atau bahkan diganti. Jadi salah satu elemen pokok

yang menjadi perhatian setiap organisasi yaitu bagaimana caranya untuk menarik,

melatih atau mempertahankan orang – orang yang akan menjadi pemimpin –

pemimpin yang efektif.

Organisasi membutuhkan seorang pemimpin, sebab pemimpin itulah sosok

penggerak dan inspirator dalam merancang dan mengerjakan kegiatan. Pemimpin

tidak hanya seorang

manajer, ia juga harus seorang pembangun mental, moral spirit, dan kolektivitas

kepada jajaran bawahannya. Seorang pemimpin seyogyanya tidak hanya

menggunakan aturan tertulis, tapi juga sikap perilaku, sepak terjang, dan

keteladanan dalam melakukan agenda transformasi kearah yang lebih baik. 

Pemimpin atau kepemimpinan merupakan variabel yang erat kaitannya dengan

tugas manajer. Manajer diharapkan mampu memimpin organisasinya dengan baik.

Meskipun demikian pemimpin dengan manajer mempunyai pengertian yang

berbeda. Seorang manajer yang baik belum tentu merupakan pemimpin yang baik,

dan sebaliknya. Idealnya, manajer yang baik juga merupakan pemimpin yang

baik. 

Manajer adalah seorang yang mempunyai wewenang untuk memerintah orang

lain. Seorang manajer dalam menjalankan pekerjaan dan tanggung jawabnya

menngunakan bantuan orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, ia perlu memimpin pegawai, karyawan, pekerja, atau apapun

2

Page 6: Kepemimpinan Ditaktor

sebutannya. Tidak setiap orang yang ditunjuk menjadi pemimpin bisa

menjalankan pekerjaannya dengan baik. Selain itu, tidak setiap pemimpin dapat

menjadi pemimpin yang baik.

Banyak pendapat yang berbeda – beda tentang apa yang dimaksud dengan

pemimpin yang baik. Demikian juga tentang apa yang menjadi kewajiban

setiap  pemimpin. Namun demikan, dapat diambil inti persamaanya, yaitu bahwa

setiap pemimpin mempunyai kewajiban untuk mencapai tujuan

organisasi/institusi dan memberi perhatian terhadap kebutuhan pegawai

bawahannya. 

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk

mencapai tujuan dengan antusias (David, Keith, 1985). Menurut Veitzhal Rivai

(2004), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada

pengikut-pengikutnya lewat proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan

organisasi. Menurut Achmad Suyuti (2001) yang dimaksud dengan

kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing dan mempengaruhi

pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang lain untuk digerakkan ke arah

tujuan tertentu.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana konsep dasar kepemimpinan ?

b. Bagaimana  Tipe Kepemimpinan Otokratis ?

c. Bagaimana ciri – ciri kepemimpinan otokratis ?

d. Bagaimana gaya kepemimpinan otokratis menurut para ahli ?

e. Bagaimana perilaku tipe pemimpin otokratis ?

f. Bagaimana kekurangan dan kelebihan serta untung rugi tipe

kepemimpinan otokratis?

C. Tujuan

3

Page 7: Kepemimpinan Ditaktor

a. Untuk mengetahui konsep dasar kepemimpinan.

b. Untuk mengetahui pengertian dari tipe kepemimpinan otokratis.

c. Untuk mengetahui ciri-ciri dari kepemimpinan otokratis.

d. Untuk mengetahui tipe kepemimpinan otokratis menurut para ahli.

e. Untuk mengetahui perilaku pemimpin otokratik.

f. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan serta untung rugu

tipe kepemimpinan otokratik.

D. Manfaat

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak

manajemen kampus maupun rumah sakit dalam melakukan strategi

yang tepat untuk dapat meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja

karyawannya terutama dengan menggunakan gaya kepemimpinan dan

menciptakan komitmen organisasi dengan tepat.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi bahan penelitian

selanjutnya dalam rangka menambah khasanah akademik sehingga

berguna untuk pengembangan ilmu, khususnya bidang Manajemen

Sumber Daya Manusia.

4

Page 8: Kepemimpinan Ditaktor

BAB II

2.1 Kepemimpinan dan Contoh Pemimpin Diktator

I.          Pengertian Kepemimpinan

Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga,

organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar

sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut

memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Beberapa

ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :

a. Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang

dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk

mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

b. Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang

menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan,

mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,

supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan

perusahaan.

c. Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang

mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik

dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini

adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis

dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri

mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.

d. Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang

membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka

tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.

e. Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang

menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan

suatu pekerjaan memimpin.

5

Page 9: Kepemimpinan Ditaktor

Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai

pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan

kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :

Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan

perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang –

orang yang dipimpinnya.

Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan

semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang

dibimbingnya.

Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang –

orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup

bertanggung jawab.

Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri,

tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan

mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari

begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan

bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki

sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan

memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.

Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan

organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,

mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan

kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau

melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and

directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence,

respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”.

Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang –

orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek,

dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-

100.

6

Page 10: Kepemimpinan Ditaktor

Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain

untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu

pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya

tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk

menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi

banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa

kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang

digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya,

atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh

terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah

merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan

kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi

kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :

a. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan

administrasi dan menyediakan fasilitasnya.

b. Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning,

organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.

II.            Teori Kepemimpinan

Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk

mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat

dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas

organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang

teori dan gaya kepemimpinan.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan

agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.

Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain:

7

Page 11: Kepemimpinan Ditaktor

a.       Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan

perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di

Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu

dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan

”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat

pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan

bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi

juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu

antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap

keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :

Kecerdasan

Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai

kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya

akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena

pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pengikutnya.

Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial

Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan

internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai

emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah

panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini

kebenarannya.

Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi

Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri

yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini

kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

Sikap Hubungan Kemanusiaan

8

Page 12: Kepemimpinan Ditaktor

Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga

para pengikutnya mampu berpihak kepadanya

b.      Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan

teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal, yaitu :

a. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang

pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.

Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan,

memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan

bawahan.

b. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin

yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat ,

bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana

pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah

bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada

bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.

c.       Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan

kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat

mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun

kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang

dikehendaki oleh pemimpin.

d.      Teori Kepemimpinan Situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang

baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan

tingkat kedewasaan bawahan.

e.       Teori Kelompok

9

Page 13: Kepemimpinan Ditaktor

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada

pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui

bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya

kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan

fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan

sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap,

berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi

orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas

dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu.

Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif

dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka

memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi

ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun

nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif.

Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau

punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif.

Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam

banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.

Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya, yaitu :

a. Otokratis

Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan

kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya.

Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan

pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja

yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang

diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang

berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada

juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan

keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai

yang kurang kompeten.

10

Page 14: Kepemimpinan Ditaktor

b. Partisipasif

Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya

sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.

c. Demokrasi

Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya

menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di

bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral

tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat

mengarahkan diri sendiri.

d. Kendali Bebas

Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan,

struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu

Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian

menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan

dan menanggulangi masalahnya sendiri..

Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi

konsiderasi,tidak selamanya merupakan pemimpinyan terbaik.fiedler

telah mengembakan suatumodel pengecualian dari ketiga gaya

kepemimpinan diatas,yakni model kepemimpinankontigennis.model ini

nyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling sesuai bergantung pada

situasi dimana pemimpin bekerja.dengan teorinya ini fiedler ingin

menunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh interaksi antara

orientasi pegawai dengan 3 variabel yang berkaitan dengan pengikut,

tugas dan organisasi. Ketiga variabel itu adalah hubungan antara

pemimpin dengan anngota ( Leader – member rolations), struktur tugas

(task strukture), dan kuasa posisi pemimpin (Leader position power).

Variabel pertama ditentukan oleh pengakuan atau penerimaan

(akseptabilitas) pemimpin oleh pengikut, variabel kedua mencerminkan

kadar diperlukannya cara spesifik untuk melakukan pekerjaan, variabel

ketiga menggambarkan kuasa organisasi yang melekat pada posisi

pemimpin. Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya

11

Page 15: Kepemimpinan Ditaktor

kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard. Konsepsi

kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman

dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat

kematangan (muturity) pengikutnya.perilaku pengikut atau bawahan ini

amat penting untuk mengetahui kepemimpinan situasional, karena bukan

saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak

pemimpinnya, akan tetapi sebagai kelompok , pengikut dapat

menemukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki pemimpin.

Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 :

18 dst), masing – masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalam

situasi yang tepat meskipun disadari bahwa setiap orang memiliki gaya

yang disukainya sendiri dan sering merasa sulit untuk mengubahnya

meskipun perlu.

2.2 Gaya Kepemimpinan yang Disukai

Otoriter

Kepemimpinan otoriter atau bisa disebut kepemimpinan otokratis atau

kepemimpinan diktator adalah suatu kepemimpinan di mana seorang

pemimpin bertindak sebagai diktator, yaitu paham dimana pemimpin adalah

penguasa dan semua kendali ada di tangan pemimpin.

Seorang diktator jelas tidak menyukai adanya meeting, rapat apalagi

musyawarah karena bagi seorang diktator tidak menghendaki adanya

perbedaan dan pastinya suka untuk memaksakan kehendaknya.

Dengan kepemimpinan diktator, semua kebijakan ada di tangan

pemimpin, semua keputusan ada di tangan pemimpin, semua bentuk

hukuman, larangan peraturan dapat juga berubah sesuai dengan hati

pemimpin.

Jika kita lihat dari sisi gaya kepemimpinan secara ekstrim kepemimpinan

secara ekstrim, kepemimpinan otoriter menempati urutan pertama karena

kita lihat dari seberapa besar pengaruh atau campur tangan pemimpin.

12

Page 16: Kepemimpinan Ditaktor

Gaya kepemimpinan otoriter jika diterapkan dalam memimpin negara

sekarang mungkin kurang relevan. Namun jika kita lihat lagi menurut gaya

kepemimpinan situasional, tipe kepemimpinan ini bisa diterapkan terhadap

anggota atau bawahan dengan tingkat kematangan rendah yaitu ketika

seorang pemimpin menghadapi bawahan yang belum bisa atau belum

menguasai hampir semua bidang yang menjadi tanggung jawabnya.

 

II.            Contoh Pemimpin Otoriter

Adolf Hitler

Sosok kepemimpinan Hitler dimata rakyat Jerman dan Dunia

Internasional dikenal sebagai pemimpin yang bergaya otokratis dan

diktator. Hitler menggunakan suatu pendekatan dengan cara

memanfaatkan keadaan ekonomi yang buruk (karena inflasi yang besar-

besaran sehingga mengakibatkan adanya hutang terhadap Amerika, dalam

kredit jangka pendek). Yang membuat kebijakan adanya kredit jangka

pendek Amerika adalah Pemerintahan Weimar, yang disebut sebagai

kemerosotan Weimar. Dengan adanya hutang tersebut sudah dibayar lunas,

maka masyarakat kembali hidup mewah, tetapi disisi lain banyak warga

yang merasakan kesengsaraan. Dengan adanya kejadian ini maka banyak

rakyat yang tidak setuju dengan kemrosotan Weimar ini, dan ingin

kembali hidup lama yang sederhana, (bergabung dengan masuk Ke NAZI

kecil), ini terjadi pada tahun 1920 an.

Di mata Internasional, kekuasaan Hitler diraih bukan melalui

kemenangan besar dalam pemilihan umum. Namun ia takkan menjadi

Kanselir Reich seandainya pada bulan Januari 1933 ia tidak memimpin

partai terkuat. Pada pemilihan umum untuk Reichstag yang terakhir di era

Republik Weimar pada tanggal 6 November 1932, partai Nazi kehilangan

dua juta suara dibandingkan dengan hasil pemilu pada tanggal 31 Juli

1932. Sebaliknya partai komunis berhasil mendapat tambahan 600.000

suara, sehingga mencapai angka magis 100 kursi Reichstag. Sukses Partai

13

Page 17: Kepemimpinan Ditaktor

Komunis Jerman (KPD) itu memperbesar kekhawatiran akan perang

saudara. Rasa takut itulah sekutu terkuat Hitler, terutama di kalangan elite

kekuasaan yang konservatif. Berkat rekomendasi kalangan tersebut kepada

Hindenburg pada tanggal 30 Januari 1930, Hitler diangkat oleh Presiden

Reich itu sebagai kanselir yang memimpin kabinet yang mayoritas

anggotanya berhaluan konservatif.

Pemimpin Diktator vs Pemimpin Demokratik

A. Pemimpin Diktator

  Kepemimpinan diktator atau bisa di sebut kepemimpinan

Otokratis/Otoriter adalah suatu kepemimpinan dimana seorang pemimpin

bertindak sebagai diktator, pemimpin adalah penguasa, semua kendali ada

di tangan pemimpin. Seorang diktator jelas tidak menyukai adanya

meeting, rapat apalagi musyawarah karena bagi seorang diktator tidak

menghendaki adanya perbedaan dan pastinya suka dengan memaksakan

kehendaknya.

             Dengan kepemimpinan diktator semua kebijakan ada di tangan

pemimpin, semua keputusan ada di tangan pemimpin, semua bentuk

hukuman, larangan peraturan dapat juga berubah sesuai dengan suasana

hati pemimpin. Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang diktator

adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang diktator akan

menujukan sikap yang menonjolkan “keangkuhannya”, antara lain dalam

bentuk :

Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat

lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang

menghargai harkat dan martabat mereka.

pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa

mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan

para bawahannya.

14

Page 18: Kepemimpinan Ditaktor

Ciri-ciri gaya kepemimpinan diktator antara lain:

menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya

dalam menegakkan disiplin menunjukkan keangkuhannya

bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi

Untuk efektifitas kinerja bawahan akan melorot drastis jika ketaatan dan

disiplin kerja menurun.

Kelebihan gaya kepemimpinan Diktator :

Keputusan dapat diambil secara cepat

Mudah dilakukan pengawasan

Kelemahan gaya kepemimpinan Diktator:

Keberhasilan yang dicapai adalah karena ketakutan bawahan terhadap

atasannya dan bukan atas dasar keyakinan bersama

Disiplin yang terwujud selalu dibayang-bayangi dengan ketakutan akan

hukuman yang keras bahkan pemecatan.

Pemimpin yang dictator, tidak menghendaki rapat atau musyawarah.

Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai

kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah

atau instruksi yang telah diberikan.

Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan

kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.

Pengawasan bagi pemimpin yang diktator hanyalah berarti mengontrol,

apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan

baik oleh anggotanya.

Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-

orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang

tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang-orang

15

Page 19: Kepemimpinan Ditaktor

yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan

bahkan diberi penghargaan.

Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik

dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada

pengawasan langsung.

2.3 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN GAYA KEPEMIMPINAN

Gaya kepemimpinan

1. Gaya kepemimpinan dictator

Kepemimpinan diktator atau bisa di sebut kepemimpinan

Otokratis/Otoriter adalah suatu kepemimpinan dimana seorang pemimpin

bertindak sebagai diktator, pemimpin adalah penguasa, semua kendali ada

di tangan pemimpin. Seorang diktator jelas tidak menyukai adanya

meeting, rapat apalagi musyawarah karena bagi seorang diktator tidak

menghendaki adanya perbedaan dan pastinya suka dengan memaksakan

kehendaknya.

Kelebihan gaya kepemimpinan Diktator :

a. Keputusan dapat diambil secara cepat

b. Mudah dilakukan pengawasan

Kelemahan gaya kepemimpinan Diktator:

a. Keberhasilan yang dicapai adalah karena ketakutan bawahan

terhadap atasannya dan bukan atas dasar keyakinan bersama.

16

Page 20: Kepemimpinan Ditaktor

b. Disiplin yang terwujud selalu dibayang-bayangi dengan ketakutan

akan hukuman yang keras bahkan pemecatan.

c. Pemimpin yang diktator tidak menghendaki rapat atau musyawarah.

d. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai

kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap

perintah atau instruksi yang telah diberikan.

e. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak

diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya

f. Pengawasan bagi pemimpin yang diktator hanyalah berarti

mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau

dijalankan dengan baik oleh anggotanya.

g. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti

orang-orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian

orang-orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb.

Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan

pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.

h. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa

kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika

tidak ada pengawasan langsung.

2. Gaya kepemimpinan Autokratis

Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan

kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Pada gaya

kepemimpinan otokrasi ini, pemimpin mengendalikan semua aspek

kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai

dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun

sasaran minornya.

Kelebihan gaya kepemimpinan Autokratis:

a. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin

17

Page 21: Kepemimpinan Ditaktor

b. Teknik dan langkah-langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiap

waktu, sehingga langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti

untuk tingkatan yang luas.

c. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap

anggota.

Kelemahan gaya kepemimpinan Autokratis:

a. Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.

b. Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawah saja.

c. Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya

terhadap kerja setiap anggota.

d. Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila

menunjukan keahliannya

3. Gaya kepemimpinan Demogratik

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang

memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada

permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang

utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan

banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

Kelebihan gaya kepemimpinan demogratik:

a. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan

diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.

c. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan

kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis

pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat

dipilih.

18

Page 22: Kepemimpinan Ditaktor

d. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan

pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.

e. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.

f. Pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian dan

kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa

dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.

Kelemahan gaya kepemimpinan demogratis:

a. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih

banyak

b. Sulitnya pencapaian kesepakatan

4. Gaya kepemimpinan santai

Kelebihan gaya kepemimpinan Santai:

a. Bawahan tidak terlalu tertekan

b. Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan

partisipasi minimal dari pemimpin.

c. Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin

yang membuat orang selalu siap bila dia akan memberi informasi

pada saat ditanya.

d. Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk

mencapai tujuan dalam segala hal yang mereka anggap cocok.

Kelemahan gaya kepemimpinan Santai:

a. Pemimpin tidak terlalu berperan sertas ama sekali tidak ada

partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.

19

Page 23: Kepemimpinan Ditaktor

b. Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan

anggota atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau

mengatur suatu kejadian.

c. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya

sendiri.

d. Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.

20

Page 24: Kepemimpinan Ditaktor

BAB III

PENUTUP

A.       Kesimpulan

Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar

“pimpin” (lead) berarti bimbing atau tuntun, dengan begitu di dalam

terdapat dua pihak yaitu yang dipimpin (rakyat) dan yang memimpin

(imam). Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader)berarti

orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan

kominikasi sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai

tujuan tertentu. Dan setelah ditambah akhiran “an” menjadi “pimpinan”

artinya orang yang mengepalai. Apabila dilrengkapi dengan awalan “ke”

menjadi “kepemimpinan” (leadership) berarti kemampuan dan kepribadian

seseorang dalam mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar

melakuakan tindakan pencapaian tujuan bersama, sehingga dengan

demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses

kelompok (Inu Kencana, 2003). Jadi kepemimpinan adalah aktivitas untuk

mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk

mencapai tujuan tertentu (Miftah, 1997).

Kepemimpinan secara otokratis adalah kepemimpinan yang cara

memimpinnya menganggap organisasi sebagai miliknya sendiri. Sehingga

seorang pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap para anggota

organisasinya dan menganggap mereka itu sebagai bawahannya dan

merupakan alat atau mesin, tidak diperlakukan sebagaimana manusia.

Bawahan hanya menurut dan menjalankan perintah atasannya serta tidak

boleh membantah, karena pimpinan tidak mau menerima kritik, saran dan

masukan.Tipe kepemimpinan otokratis adalah kepemimpinan yang sama

dengan tipe otoriter, yang mana dari kepemimpinan ini, bawahan tidak

berhak menyampaikan saran, pendapat, dan kritik. Dalam kepemimpinan ini

21

Page 25: Kepemimpinan Ditaktor

seorang pemimpin menganggap dirinya adalah segala-galanya yang

memiliki kekuasaan dan kewenangan atas anak buah sesuai dengan

kehendaknya.

Kepemimpinan ini lebih identik dengan system satu orang yang

berkuasa, yang berhak menentukan kebijakan, berhak dalam mengambil

keputusan terhadap suatu permasalahan dalam organisasi. Kepemimpinan

ini hanya dibatasi dengan undang-undang saja.

B.       Saran

Sebaiknya dalam memimpin suatu organisasi kita tidak menggunakan

tipe kepemimpinan otokrasi karena tipe ini hanya berpusat kepada satu

orang sehingga komunikasi antara bawahan dan atasan tidak berjalan lancar.

Sehingga dalam kepemimpinanpun jarang sekali tipe ini berhasil untuk

memajukan suatu organisasi atau perusahaan, karena pemimpin dalam tipe

ini hanya memperhatikan keputusannya sendiri, tanpa mendengarkan saran

dan kritik dari bawah.

22

Page 26: Kepemimpinan Ditaktor

DAFTAR PUSTAKA

a. pemalasbahagia.blogspot.com/.../kepemimpinan-dan-contoh-pemimpin....

b. aribubun.blogspot.com/2013/05/kelebihan-dan-kelemahan-gaya.html

c. dhonykampoesbiroe.blogspot.com/.../pemimpin-diktator-vs-pemimpin.h...

d. worldhealth-bokepzz.blogspot.com/.../pengertian-gaya-kepemimpinan-d...

e. dhonykampoesbiroe.blogspot.com/.../pemimpin-diktator-vs-pemimpin.h...

23