KEPATUHAN AUDITOR TERHADAP INTERNATIONAL … · 2019. 12. 24. · Semi Finalis ATV Audit...

256
i KEPATUHAN AUDITOR TERHADAP INTERNATIONAL STANDARDS ON AUDITING (ISA) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi Oleh: Sinta Amelia NIM: 11140820000034 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/ 2019 M

Transcript of KEPATUHAN AUDITOR TERHADAP INTERNATIONAL … · 2019. 12. 24. · Semi Finalis ATV Audit...

  • i

    KEPATUHAN AUDITOR TERHADAP INTERNATIONAL

    STANDARDS ON AUDITING (ISA)

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

    Oleh:

    Sinta Amelia

    NIM: 11140820000034

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1440 H/ 2019 M

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    I. IDENTITAS PRIBADI

    1. Nama : Sinta Amelia

    2. Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 13 Maret 1997

    3. Alamat : Kp. Ciater II, RT 001, RW 08, Lengkong

    Wetan, Serpong, Tangerang Selatan,

    Banten, 15322

    4. No. Telp : 0857-7499-5010

    5. Alamat e-mail : [email protected]

    II. PENDIDIKAN

    Tahun 2002 – 2008 : SD Negeri Bandungsari 02

    Tahun 2008 – 2011 : SMP PGRI Serpong

    Tahun 2011 – 2014 : SMK Negeri 1 Kota Tangerang Selatan

    Tahun 2014 – 2019 : S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    III. PENGHARGAAN

    1. Semi Finalis ATV Audit (Universitas Indonesia), 2017

    2. Delegasi KKN Bersama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2017

    3. Juara Favorit Lomba Menulis Novel (Penerbit Hanami), 2015

    4. Penulis dari 1 Novel dan 3 Antologi Bersama

    IV. PENGALAMAN ORGANISASI

    1. Anggota Sekretariat UKM Menwa UIN Jakarta, 2015 – 2016

    2. Hubungan Masyarakat IYOIN LC Tangerang, 2016

    3. Kepala Sekretariat UKM Menwa UIN Jakarta, 2016 – 2017

    4. Anggota Divisi Education and Research, FRESH UIN Jakarta, 2018

    5. Relawan Divisi Seleksi SabangMerauke, 2019

    mailto:[email protected]

  • vii

    V. Pengalaman Kerja

    1. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang BSD sebagai staf Magang periode

    Maret – April 2013

    2. Rumah Sakit UIN Jakarta sebagai staf Magang divisi Akuntansi periode

    Desember 2017

    3. KAP Rama Wendra cabang Tangerang sebagai Junior Auditor periode

    Januari – Maret 2018

    4. Worqers (perusahaan start up) sebagai Squad Finance, Accounting and

    Tax periode September – Oktober 2018

    VI. Latar Belakang Keluarga

    1. Ayah : Nuridin

    2. Ibu : Carsem

    3. Anak ke : 1 dari 2 bersaudara

  • viii

    AUDITOR COMPLIANCE WITH INTERNATIONAL STANDARDS ON

    AUDITING (ISA)

    ABSTRACT

    This research aims to determine whether auditors in Indonesia have

    complied with international audit standards or International Standards on Auditing

    (ISA) issued by the International Auditing and Assurance Standards Board

    (IAASB). This study also aims to find out the standards with the highest level of

    compliance among the standards in the ISA. Data was obtained by creating a

    questionnaire at the Public Accounting Firm in the Jakarta, Tangerang, South

    Tangerang and Bekasi regions. The number of auditors who were sampled in this

    study were 48 auditors from 15 Public Accounting Firms. The sample is a senior

    auditor, supervisor, manager and partner. The method of determining the sample

    used in this study is purposive sampling, while the data processing method used by

    the researcher is a z test with one sample t-test in SPSS version 25.

    The results of this study indicate that the auditor has complied with all the

    standards that exist in the ISA. This study also shows that the highest standards

    complied with by auditors are ISA 200, ISA 501 and ISA 320 standards. The

    auditors adhere to standards, but not fully, among other ISA standards are ISA 610,

    ISA 260 and ISA 620.

    Key words: International Standards on Auditing (ISA), Auditor Compliance,

    IAASB, Public Accountants.

  • ix

    KEPATUHAN AUDITOR TERHADAP INTERNATIONAL STANDARDS

    ON AUDITING (ISA)

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah auditor di Indonesia

    sudah patuh terhadap standar audit internasional atau International Standards on

    Auditing (ISA) yang diterbitkan oleh International Auditing and Assurance

    Standards Board (IAASB). Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui standar

    dengan tingkat kepatuhan tertinggi di antara standar-standar yang ada pada ISA.

    Data diperoleh dengan menyebakan kuesioner pada Kantor Akuntan Publik di

    wilayah Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan dan Bekasi. Jumlah auditor yang

    menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 48 auditor dari 15 Kantor Akuntan

    Publik. Yang menjadi sampel adalah auditor senior, supervisor, manager dan

    partner. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti

    adalah uji z dengan one sample t-test di SPSS versi 25.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa auditor telah mematuhi seluruh

    standar-standar yang ada pada ISA. Penelitian ini juga menunjukkan standar

    tertinggi yang dipatuhi auditor adalah standar ISA 200, ISA 501 dan ISA 320.

    Adapun standar yang sudah dipatuhi auditor, namun belum secara sepenuhnya, di

    antara standar ISA lainnya adalah ISA 610, ISA 260 dan ISA 620.

    Kata kunci: International Standards on Auditing (ISA), Kepatuhan Auditor,

    IAASB, Akuntan Publik.

  • x

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim

    Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

    Segala puji Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

    serta kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang

    berjudul: “Kepatuhan Auditor terhadap International Standards on Auditing

    (ISA)”. Sholawat serta salam senantiasa kepada Nabi Muhammad SAW, teladan

    bagi insan di muka bumi.

    Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mencapai

    gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penulis menyadari sepenuhnya banyak pihak yang telah membantu dalam proses

    penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan

    terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

    telah membantu penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

    1. Kedua orangtua (Nuridin/Bapak dan Carsem/Ibu), yang memberikan dukungan

    baik semangat, moril dan materil untuk penulis, yang tidak pernah lelah untuk

    bersabar menanti anaknya untuk lulus. Pak, Bu, terima kasih, love ya!

    2. Adik dan kakak sepupu penulis (Ntika dan Aa’ Solihin) yang ikut bersabar,

    memberikan bantuan, dukungan dan motivasi yang tiada henti kepada penulis.

    3. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si., Ak, CA, QIA, BKP selaku Dekan Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    4. Ibu Yessi Fitria, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan

    Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    6. Bapak Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA, CPA selaku dosen Pembimbing

    Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabra memberikan

    pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

  • xi

    7. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

    telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.

    8. Seluruh jajaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas bantuan,

    perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.

    9. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas

    bantuan, perhatian dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.

    10. Seluruh bagian dari Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mendukung penulis

    dengan mengizinkan penulis menyebar kuesioner di KAP mereka serta

    mendoakan kelancaran pembuatan skripsi ini.

    11. Sahabat tercinta di kampus dari awal semester hingga sekarang, Nur Episa

    yang telah berjuang bersama-sama dari semester awal hingga saat ini dan juga

    roommate, Sarah Maulidiyanti, sebagai teman diskusi dan senanstiasa selalu

    memberikan motivasi, doa dan dukungan untuk penulis.

    12. Sahabat-sahabat tercinta penulis sejak masa SMK (Margaretta, Ayu, Ulfah,

    Hasti, Atma, Ulfah, Uce, Laras) yang siap sedia untuk menemani penulis

    menyelesaikan skripsi ini. Love ya gengs!

    13. Kawan-kawan Akuntansi 2014, terutama Utami dan Barry, yang sudah

    memberikan dukungan dan masukan kepada penulis, selama penyusunan

    skripsi ini dan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Thanks a bunch!

    14. Sahabat-sahabat belajar Al-Qur’an (Rizka, Kak Yuniar, Kak Althaf dan Bang

    Rendy) yang sudah menjadi saudara, dengan izin-Nya, semesta mendukung

    atas pertemuan kita semua. Terima kasih untuk semua masukan, nasihat,

    dukungan dan diskusi bersama penulis (terutama dalam rangka menghadapi

    ujian bernama skripsi ini).

    15. Sahabat-sahabat dari keluarga besar UKM Resimen Mahasiswa “Wira

    Dharma” UIN Jakarta (Athar, Fikri, Cakra, Puteri Tonisa, Kak Khaidir) yang

    masih menerima penulis dengan segala kekurangan juga atas dukungan dan

    doa kepada penulis.

    16. Untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, namun atas izin-

    Nya, semesta mendukung, untuk semua bantuan yang tidak terduga yang

    datang kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih.

  • xii

    DAFTAR ISI

    COVER DALAM ................................................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. .iii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi

    ABSTRACT ......................................................................................................... viii

    ABSTRAK ............................................................................................................ ix

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

    DAFTAR TABEL................................................................................................ xv

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

    DAFTAR ISTILAH ........................................................................................... xix

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1

    B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 8

    C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 8

    D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 9

    E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 9

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 12

    A. Tinjauan Literatur....................................................................................... 12

    1. Teori Regulasi ........................................................................................ 12

    2. Teori Kepatuhan ..................................................................................... 14

    3. Audit dan Standar Audit ......................................................................... 16

    4. Kepatuhan Auditor ................................................................................. 21

    5. International Standards on Auditing (ISA) ............................................ 25

    B. Penelitian Sebelumnya ............................................................................... 42

    C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 46

    1. Pengembangan Hipotesis........................................................................ 46

  • xiii

    2. Kerangka Penelitian................................................................................ 48

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 50

    A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 50

    B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 50

    C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 51

    1. Penelitian Pustaka (Library Research) ................................................... 51

    2. Penelitian Lapangan (Field Research) ................................................... 51

    D. Operasionalisasi Variabel Penelitian.......................................................... 52

    1. Kepatuhan Auditor ................................................................................. 52

    2. International Standards on Auditing (ISA)............................................. 53

    E. Metode Analisis Data ................................................................................. 56

    1. Analisis Data Deskriptif ......................................................................... 56

    2. Uji Kualitas Data .................................................................................... 57

    3. Uji Normalitas ........................................................................................ 58

    4. Uji Hipotesis ........................................................................................... 59

    BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 64

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 64

    1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 64

    2. Karakteristik Profil Responden .............................................................. 66

    B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................................... 71

    1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 71

    2. Hasil Uji Validitas .................................................................................. 72

    3. Hasil Uji Reliabilitas .............................................................................. 85

    4. Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 92

    5. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 95

    C. PEMBAHASAN ...................................................................................... 106

    1. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 200 – 299 (Prinsip-prinsi Umum dan

    Tanggung Jawab .......................................................................................... 106

    2. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 300 – 450 (Penilaian Risiko dan

    Respon terhadap Risiko yang telah Dinilai) ................................................ 110

    3. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 500 – 580 (Bukti Audit) ................. 113

    4. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 600 – 620 (Penggunaan Pekerjaan

    Pihak Lain) ................................................................................................... 117

  • xiv

    5. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 700 – 720 (Kesimpulan Audit dan

    Pelaporan) .................................................................................................... 119

    6. Kepatuhan Auditor terhadap ISA 800 – 810 (Area-area Khusus) ........ 122

    7. Standar ISA yang Paling Tinggi Dipatuhi oleh Auditor ...................... 123

    8. Standar ISA yang Belum Sepenuhnya Dipatuhi oleh Auditor ............. 125

    BAB V PENUTUP ............................................................................................. 134

    A. Kesimpulan .............................................................................................. 134

    B. Implikasi ................................................................................................... 135

    C. Keterbatasan ............................................................................................. 136

    D. Saran ......................................................................................................... 137

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 138

    LAMPIRAN ....................................................................................................... 142

  • xv

    DAFTAR TABEL

    2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................... 42

    3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................................... 54

    4.1 Data Distribusi Penyebaran Kuesioner ........................................................... 64

    4.2 Data Sampel Penelitian ................................................................................... 65

    4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 66

    4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia .......................................... 67

    4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir ......................... 68

    4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................ 68

    4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja ............................... 69

    4.8 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lokasi Kerja ............................ 70

    4.9 Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................................... 71

    4.10 Hasil Uji Validitas ISA 200 .......................................................................... 73

    4.11 Hasil Uji Validitas ISA 210 .......................................................................... 73

    4.12 Hasil Uji Validitas ISA 220 .......................................................................... 73

    4.13 Hasil Uji Validitas ISA 230 .......................................................................... 74

    4.14 Hasil Uji Validitas ISA 240 .......................................................................... 74

    4.15 Hasil Uji Validitas ISA 250 .......................................................................... 74

    4.16 Hasil Uji Validitas ISA 260 .......................................................................... 75

    4.17 Hasil Uji Validitas ISA 265 .......................................................................... 75

    4.18 Hasil Uji Validitas ISA 300 .......................................................................... 75

    4.19 Hasil Uji Validitas ISA 315 .......................................................................... 76

    4.20 Hasil Uji Validitas ISA 320 .......................................................................... 76

    4.21 Hasil Uji Validitas ISA 330 .......................................................................... 76

    4.22 Hasil Uji Validitas ISA 402 .......................................................................... 77

    4.23 Hasil Uji Validitas ISA 450 .......................................................................... 77

    4.24 Hasil Uji Validitas ISA 500 .......................................................................... 77

    4.25 Hasil Uji Validitas ISA 501 .......................................................................... 78

    4.26 Hasil Uji Validitas ISA 505 .......................................................................... 78

    4.27 Hasil Uji Validitas ISA 510 .......................................................................... 78

    4.28 Hasil Uji Validitas ISA 520 .......................................................................... 79

  • xvi

    4.29 Hasil Uji Validitas ISA 530 .......................................................................... 79

    4.30 Hasil Uji Validitas ISA 540 .......................................................................... 79

    4.31 Hasil Uji Validitas ISA 550 .......................................................................... 80

    4.32 Hasil Uji Validitas ISA 560 .......................................................................... 80

    4.33 Hasil Uji Validitas ISA 570 .......................................................................... 80

    4.34 Hasil Uji Validitas ISA 580 .......................................................................... 81

    4.35 Hasil Uji Validitas ISA 600 .......................................................................... 81

    4.36 Hasil Uji Validitas ISA 610 .......................................................................... 81

    4.37 Hasil Uji Validitas ISA 620 .......................................................................... 82

    4.38 Hasil Uji Validitas ISA 700 .......................................................................... 82

    4.39 Hasil Uji Validitas ISA 705 .......................................................................... 82

    4.40 Hasil Uji Validitas ISA 706 .......................................................................... 83

    4.42 Hasil Uji Validitas ISA 710 .......................................................................... 83

    4.43 Hasil Uji Validitas ISA 720 .......................................................................... 83

    4.43 Hasil Uji Validitas ISA 800 .......................................................................... 84

    4.44 Hasil Uji Validitas ISA 805 .......................................................................... 84

    4.45 Hasil Uji Validitas ISA 810 .......................................................................... 84

    4.46 Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................................... 85

    4.47 Hasil Uji Item-Total Statistic Variabel ISA 230 ........................................... 87

    4.48 Hasil Uji Item-Total Statistic Variabel ISA 240 ........................................... 88

    4.49 Hasil Uji Item-Total Statistic Variabel ISA 501 ........................................... 89

    4.50 Hasil Uji Item-Total Statistic Variabel ISA 530 ........................................... 90

    4.51 Hasil Uji Item-Total Statistic Variabel ISA 560 ........................................... 91

    4.52 Hasil Uji Item-Total Statistic Variabel ISA 580 ........................................... 92

    4.53 Hasil Uji Normalitas (Skewness dan Kurtosis) ............................................. 93

    4.54 Hasil Uji z Bagian 1 (untuk variabel dengan 1 pertanyaan) ......................... 97

    4.55 Hasil Uji z Bagian 2 (untuk variabel dengan 2 pertanyaan) ......................... 99

    4.56 Hasil Uji z Bagian 3 (untuk variabel dengan 4 pertanyaan) ....................... 103

    4.57 Hasil Peringkat Kepatuhan Auditor terhadap ISA ...................................... 104

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    2.1 Struktur Pernyataan Standar Internasional Dari IAASB .................................. 21

    2.2 Kerangka Penelitian ........................................................................................ 49

  • xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Surat Penelitian Skripsi

    2. Surat Keterangan dari KAP

    3. Kuesioner Penelitian

    4. Daftar Jawaban Responden

    5. Output Hasil Pengujian Data

  • xix

    DAFTAR ISTILAH

    AAA : American Accounting Association

    FRC : Financial Reporting Council

    GAAS : Generally Accepted Auditing Standards

    IAASB : International Auditing and Assurance Standards Board

    IAPC : International Auditing Practice Comitte

    IAPI : Institut Akuntan Publik Indonesia

    IFAC : International Federation of Accountants

    ISA : International Standards on Auditing

    ISAE : International Standards on Assurance Engagements

    ISRE : International Standards on Related Services

    ISCQ : International Standards on Quality Control

    KAP : Kantor Akuntan Publik

    OJK : Otoritas Jasa Keuangan

    ROSC : Report On The Observance of Standards and Codes

    SEC : Securities and Exhange Commission (Amerika Serikat)

    SPAP : Standar Profesi Akuntan Publik

    TCWG : Those Charge With Governance

    TJ : Tanya Jawab (dari IAPI)

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Penelitian

    Dalam 10 tahun terakhir, terdapat beberapa kasus kecurangan

    pelaporan keuangan yang menimbulkan kerugian yang cukup besar dan

    melibatkan auditor dari Kantor Akuntan Publik yang secara global merupakan

    termasuk KAP Big Four. Di antaranya yaitu kasus Colonial Bank yang diaudit

    oleh PwC (PricewaterhouseCoopers), kasus Quindell yang diaudit oleh KPMG

    dan kasus Tech Data Ltd yang diaudit oleh EY (Ernst & Young), seperti yang

    dilaporkan oleh Pat Sweet dalam laman accountancydaily.com (yang diakses

    pada tanggal 30 Agustus 2018, pukul 09.30 WIB).

    PwC diharuskan membayar USD$625 juta (£474 juta) kepada regulator

    Amerika Serikat (Federal Deposit Insurance Corporation/ FDIC), yang mana

    merupakan rekor untuk Kantor Akuntan Publik. Pembayaran tersebut harus

    dilakukan oleh PwC setelah Hakim Federal memutuskan auditor telah gagal

    mendeteksi penipuan di Colonial Bank, yang bangkrut pada tahun 2009.

    KPMG mendapatkan teguran dan harus menyerahkan denda sebesar

    £4.5 juta kepada Financial Reporting Council (FRC), dan mitra audit

    perusahaan, William Smith telah ditegur dan didenda juga sebesar 120.000

    poundsterling, setelah mengakui kesalahan sehubungan dengan audit atas

    laporan keuangan Quindell plc untuk periode yang berakhir 31 Desember 2013.

    Setelah dilakukan penyelidikan oleh Financial Reporting Council (FRC), EY

    telah ditegur dan didenda £1.8 juta, setelah mengakui kesalahan dalam

  • 2

    kaitannya dengan audit laporan keuangan Tech Data Ltd (sebelumnya dikenal

    sebagai Computer 2000 Distribution Ltd), untuk tahun keuangan yang berakhir

    pada 31 Januari 2012.

    Baru-baru ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi menjatuhkan

    sanksi administratif kepada Akuntan Publik maupun Kantor Akuntan Publik

    yang mengaudit laporan keuangan SNP Finance (PT Sunprima Nusantara

    Pembiayaan), berupa pembatalan pendaftaran kepada KAP Satrio, Bing, Eny

    dan Rekan yang terafiliasi dengan Deloitte Indonesia. Mengutip laman

    www.cnbcindonesia.com (yang diakses pada 30 Agustus 2018, pukul 10.23

    WIB), Akuntan Publik terkait dianggap belum sepenuhnya memenuhi standar

    audit dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan SNP Finance.

    Menurut keterangan dari Bendahara Negara dikutip dari laman yang sama,

    Otoritas Jasa Keuangan juga menginformasikan adanya pelanggaran prosedur

    audit oleh KAP. Berdasarkan hasil pemeriksaan OJK, SNP Finance terindikasi

    menyajikan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang

    sebenarnya.

    Adalah tugas dan tanggung jawab seorang auditor (akuntan publik)

    sebagai pihak yang independen untuk memastikan bahwa laporan keuangan

    yang diperiksa dapat diandalkan dan wajar. Kasus kecurangan dan kesalahan

    pelaporan di atas yang melibatkan pihak akuntan publik, membuat timbul

    keraguan masyarakat luas atas profesi ini. Hal ini tentu menjadi pekerjaan

    rumah bersama untuk meningkatkan kualitas audit untuk dapat mendukung

    peningkatan nilai perusahaannya, dengan memastikan bahwa laporan

    keuangan sudah wajar dan dapat diandalkan (Harahap, Suciati, Puspitasari,

    http://www.cnbcindonesia.com/

  • 3

    Rahmianty, 2017). Peningkatan kualitas audit dapat mengurangi terjadinya

    kasus serupa yang menimbulkan kerugian bukan hanya pada perusahaan dan

    auditor itu sendiri melainkan juga berdampak merugikan pada investor,

    kreditor bahkan masyarakat luas.

    Menjawab tantangan untuk meningkatkan kredibilitas atas profesi

    Akuntan Publik atas skandal-skandal perusahaan yang terjadi, IAASB

    (International Auditing and Assurance Standards Board) adalah salah satu

    regulator internasional yang fokus pada audit perusahan publik dan kualitas

    standar audit (McWall, 2009). IAASB adalah komite tetap dari International

    Federation of Accountants (IFAC) yang memiliki lebih dari 167 anggota badan

    professional (Foukslynch dalam Ashe, Sserwanga, Natamba, 2014). IFAC

    bekerja untuk melakukan harmonisasi standar internasional mengenai standar

    audit dan hal tersebut akan memastikan keseragaman pelaporan yang mengarah

    pada pengambilan keputusan yang dapat diandalkan secara internasional

    (IOSCO, dalam Ashe, Sserwanga, Natamba, 2004). Sejak tahun 1978, IAASB

    yang dulu bernama IAPC (International Auditing Practice Comitte) sudah

    mencanangkan satu standar audit bertaraf internasional, dan akhirnya pada

    tahun 1991, terlahirlah International Standards on Auditing (ISA).

    International Standards on Auditing (ISA) atau Standar Internasional

    Audit adalah prinsip-prinsip dasar dan prosedur penting bersama dengan

    panduan terkait dalam bentuk penjelasan dan catatan materi lainnya. ISA

    seperti yang telah disebutkan, dikeluarkan oleh IAASB untuk diikuti oleh

    auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan dan mengeluarkan pendapat atas

    laporan keuangan tersebut (Ashe, Sserwanga, Natamba, 2014). Pada tahun

  • 4

    2004, IAASB membentuk sebuah proyek yang bernama Clarity Project

    (IAASB, 2007). Clarity Project merupakan suatu proyek yang dirancang untuk

    meningkatkan kejelasan pernyataan atas laporan keuangan. Hal ini juga

    bertujuan untuk mendorong penggunaan standar ISA yang lebih masif serta

    untuk memfasilitasi penerjemahan ISA ke dalam bahasa masing-masing negara

    yang mengadopsi ISA. Clarity Project ini selesai pada tahun 2008.

    Indonesia sendiri baru mengadopsi ISA pada tahun 2013. ISA yang

    diadopsi pada 2013 ini didasarkan pada Handbook of International Quality

    Control, Auditing, Review, Other Assurance and Related Services

    Pronouncement tahun 2010. Adopsi ISA ini memberikan sudut pandang dan

    cara kerja baru bagi akuntan publik dalam melakukan audit, yaitu penekanan

    pada audit berbasis risiko. Penekanan terhadap risiko sangat besar pada setiap

    tahap audit (Tuanakotta, 2015: 57). Selain penekanan pada audit berbasis

    risiko, terdapat beberapa perbedaan yang bersifat substantif lainnya yang

    berdampak pada perubahan cara berpikir seorang akuntan publik yang

    melandasi teknik audit tertentu. Perbedaan substantif tersebut (Tuanakotta,

    2015: 56) yaitu perubahan standar dari standar berbasis aturan (rules-based

    standards) ke standar berbasis prinsip (principles-based standards),

    penghapusan (pengurangan) penggunaan pendekatan matematis pada praktik

    audit, penekanan pada professional judgement, penerapan kewaspadaan

    professional (professional scepticism), kewajiban penilaian dan pelaporan

    pengendalian internal atas pelaporan keuangan serta penyertaan Those

    Charged With Governance (TCWG) dalam pengawasan suatu entitas.

  • 5

    Adapun sebelum mengadopsi ISA, Indonesia mengacu pada standar

    audit yang berlaku di Amerika Serikat yaitu Generally Accepted Auditing

    Standards (GAAS) yang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu Standar Umum,

    Standar Pekerjaan Lapangan, dan Standar Pelaporan (Arens, Elder dan

    Beasley, 2015: 38). Sejak tahun 2013 IAPI memutuskan untuk mengadopsi

    ISA secara penuh, tidak ada lagi tiga standar tersebut dalam SPAP karena

    dalam ISA memang tidak memuat lagi tiga standar terkait.

    Standar menjadi hal penting yang perlu diperhatikan oleh auditor

    karena sebagai seorang auditor membutuhkan pemahaman dan kepedulian

    pada perubahan standar yang berlaku (Obaidat, 2007), terutama karena ISA

    merupakan standar internasional. Auditor harus memperhatikan perubahan

    dalam standar audit. Hal ini tidak lain sebagai acuan untuk menghasilkan audit

    berkualitas tinggi dan sebagai alat yang digunakan auditor untuk meningkatan

    kinerjanya dalam melakukan pekerjaan audit. Hasil penelitian lainnya oleh

    Ohiokha dan Akhalumeh dalam Hidayati dan Abdullah (2016) juga

    mendukung bahwa standar dan peraturan yang tepat diperlukan untuk

    memastikan ketaatan dan kepatuhan auditor yang kemudian bisa berpengaruh

    pada kinerja auditor.

    Walau demikian, meski sejak tahun 2013 pelaksanaan audit diharuskan

    dengan adopsi ISA, sampai saat ini hanya 17% KAP yang menerapkan ISA

    dalam pelaksanaan standar auditnya (Sari dan Rustiana, 2016). Disimpulkan

    dalam penelitian tersebut bahwa hal ini dikarenakan banyak KAP yang masih

    dalam tahap mempersiapkan auditornya dalam pelatihan untuk benar-benar

    memahami mengenai ISA. Pemetaan penerapan ISA yang dilakukan di

  • 6

    Yogyakarta ini masih memerlukan tindakan proaktif baik dari pihak KAP

    maupun dari pihak IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia) sebagai regulator

    yang menetapkan dan mengeluarkan peraturan standar audit berbasis

    internasional di Indonesia. Sangat disayangkan karena menurut Izma dalam

    Harahap, dkk (2017) tujuan ISA adalah untuk meningkatkan kualitas audit agar

    dapat mencapai konvergensi dengan standar global.

    Tingkat kepatuhan pada standar audit yang berlaku berbeda-beda antara

    kantor akuntan publik dengan ukuran perusahaan yang berbeda (Bank Dunia,

    2011). Bank Dunia melakukan diskusi dan wawancara dengan auditor-auditor

    dari perwakilan KAP di Indonesia. Bank Dunia menilai bahwa auditor yang

    berasal dari KAP yang terafiliasi dengan jaringan internasional tampaknya

    memiliki kemampuan untuk mematuhi standar audit dengan tingkat yang

    tinggi. Bank Dunia juga menyebutkan dalam laporannya Report on the

    Observance of Standards and Codes/ ROSC Indonesia (2011) bahwa KAP

    yang lebih kecil merasa sulit untuk menanggung biaya pelatihan dan kegiatan

    terkait untuk memastikan kepatuhan dengan standar audit.

    Disinilah terjadi gap antara kebijakan untuk melaksanakan audit

    berbasis risiko (yang merupakan ciri khas ISA dan sudah diadopsi dalam SPAP

    terbaru) dengan kemampuan auditor untuk melaksanakan praktik sesuai

    standar tersebut. Hal ini dikarenakan, tidak mudahnya (membutuhkan proses

    yang lama) serta diperlukannya pelatihan dan pendidikan yang intensif untuk

    benar-benar memahami standar baru yang diberlakukan. Bank Dunia pun

    mengungkapkan masih ada beberapa kesenjangan kepatuhan yang penting

    dalam praktik audit (ROSC, 2011).

  • 7

    Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, peneliti kemudian

    menilai bahwa isu ini menarik untuk diteliti. Selain karena literatur penelitian

    mengenai adopsi ISA masih sangat sedikit di Indonesia, penelitian ini akan

    menunjukkan tingkat kepatuhan auditor terhadap International Standards on

    Auditing (ISA) yang secara tidak langsung bisa menunjukkan kepatuhan

    auditor terhadap SPAP terbaru (karena SPAP saat ini sudah mengadopsi ISA

    secara penuh) di Indonesia. Tingkat kepatuhan ini akan menunjukkan respon

    auditor terhadap ISA yang bisa dinilai dari dimulainya penerapan standar

    berbasis adopsi ISA di tahun 2013, hingga tahun 2018.

    Penelitian mengenai kepatuhan auditor terhadap ISA sudah dilakukan

    oleh Obaidat (2007), namun penelitian ini memberikan perbedaan pada

    wilayah penelitian dan tahun perubahan (amandemen) ISA. Jika penelitian oleh

    Obaidat (2007) dilakukan di Yordania, penelitian ini dilaksanakan di Indonesia

    dengan respondennya adalah auditor-auditor yang bekerja di KAP di DKI

    Jakarta dan sekitarnya. Perbedaan selanjutnya, yaitu tahun perubahan

    (amandemen) ISA yang digunakan sebagai acuan oleh Obaidat (2007) adalah

    handbook ISA amandemen (pemutakhiran) tahun 2007, sedangkan penelitian

    ini menggunakan acuan handbook ISA pemutakhiran tahun 2015, yang

    didapatkan dari laman IFAC (http://www.ifac.org).

    Skripsi ini sebagai sebuah penelitian kemudian diberi judul,

    “Kepatuhan Auditor terhadap International Standards on Auditing/ ISA”.

    http://www.ifac.org/

  • 8

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

    diketahui identifikasi masalah sebagai berikut:

    1. Masih sedikitnya Kantor Akuntan Publik di Indonesia yang menerapkan

    standar internasional dalam melaksanakan pekerjaannya.

    2. Tantangan tersendiri pada auditor untuk meningkatkan pemahaman dan

    melaksanakan audit sesuai dengan standar terbaru.

    3. Adanya kebutuhan untuk mengetahui perkembangan apakah auditor sudah

    patuh melaksanakan pekerjaannya sebagaimana SPAP di Indonesia yang

    sudah mengadopsi ISA.

    C. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan luasnya

    ruang lingkup penelitian, maka penelitian ini dibatasi hanya untuk melihat

    perkembangan atas kepatuhan auditor terhadap International Standards on

    Auditing (ISA). Perkembangan atas kepatuhan auditor terhadap ISA ini secara

    tidak langsung akan turut serta melihat apakah auditor sudah turut patuh pada

    SPAP dalam melaksanakan pekerjaan auditnya. Namun, penelitian ini hanya

    akan difokuskan pada standar-standar beserta poin pentingnya yang ada pada

    ISA berdasarkan amandemen pada Handbook of International Quality Control,

    Auditing Review, Other Assurance, and Related Services Pronouncements

    tahun 2015 yang dikeluarkan oleh IAASB (diakses pada laman

    www.ifac.org/publication-resources, pada pukul 14.29 WIB tanggal 14

    Okotober 2018). Pembatasan masalah ini bertujuan untuk mendapatkan

  • 9

    temuan yang lebih fokus dan menghindari adanya penyimpangan hasil karena

    permasalahan yang melebar. Penelitian ini menggunakan data primer dengan

    kuesioner yang di sebar di Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta, Bekasi,

    Tangerang dan Tangerang Selatan yang telah terdaftar di Otoritas Jasa

    Keuangan (OJK) per 31 Desember 2017 dan direktori IAPI per Maret 2018.

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana peta kepatuhan auditor terhadap International Standards on

    Auditing (ISA) di Indonesia?

    2. Dalam International Standards on Auditing (ISA), poin standar berapakah

    yang paling tinggi dan standar yang belum sepenuhnya dipatuhi oleh auditor

    di Indonesia?

    E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan

    untuk:

    a. Mengetahui peta kepatuhan auditor terhadap International Standards

    on Auditing (ISA) di Indonesia

    b. Mengetahui poin standar dari International Standards on Auditing

    (ISA) yang paling tinggi maupun standar yang belum sepenuhnya

    dipatuhi oleh auditor di Indonesia

  • 10

    2. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi

    kontribusi teoritis dan kontribusi praktis. Adapun penjelasan manfaat dari

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Kontribusi Teoritis

    1) Ilmu Pengetahuan

    Menambah literatur, pengembangan ilmu akuntansi, serta menjadi

    acuan penelitian di bidang akuntansi selanjutnya, terutama untuk

    peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

    International Standards on Auditing (ISA).

    2) Masyarakat

    Sebagai sarana informasi mengenai standar audit internasional yang

    sudah diterapkan di Indonesia, yang diharapkan dapat melihat peta

    kepatuhan auditor.

    3) Peneliti

    Sebagai sarana memperluas wawasan serta menambah referensi

    mengenai International Standards on Auditing (ISA) yang bisa

    bermanfaat bagi penulis dimasa yang akan datang sebagai salah satu

    syarat kelulusan sarjana strata 1.

    b. Kontribusi Praktis

    1) Bagi praktisi akuntan publik sebagai suatu tinjauan untuk lebih

    mendalami standar audit internasional untuk menjadi seorang

    akuntan publik yang melakukan praktik lebih profesional.

  • 11

    2) Bagi perusahaan sebagai suatu pengetahuan mengenai standar audit

    yang biasanya dijalankan oleh akuntan publik dalam memberikan

    assurance atas laporan keuangan perusahaannya.

  • 12

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Literatur

    1. Teori Regulasi

    Regulasi adalah sejumlah perangkat peraturan perundang-undangan

    yang dirancang dan diberlakukan terutama untuk kepentingan operasi atau

    kegiatan industri tertentu (Yadiati, 2015:29). Ada dua kelompok

    kepentingan yang berkaitan dengan teori regulasi menurut Yadiati

    (2015:29), yaitu teori kepentingan publik dan teori kepentingan kelompok.

    Teori kepentingan publik (a public interet theories) beranggapan

    bahwa regulasi memiliki tujuan utama yaitu untuk melindungi kepentingan

    publik. Teori kepentingan kelompok (interest group) menekankan

    pengembangan dan mempertahankan regulasi yang mendukung kelompok

    tertentu. Dalam teori kelompok ini terbagi menjadi dua, yaitu the political

    rulling elite theory of regulation dan the economic theory of regulation. The

    political rulling elite theory of regulation memfokuskan pada kekuatan

    politik yang berusaha untuk menguasai pusat-pusat pengambilan keputusan

    politik yang menguntungkan kepentingannya. The economic theory of

    regulation menekanan pada kekuasaan ekonomi, artinya kepada

    penguasaan atas sumber-sumber ekonomi sehingga dapat mengendalikan

    keputusan-keputusan di bidang ekonomi.

    Stigler (1971) menyampaikan regulasi dapat dilihat dengan dua

    sudut pandang. Sudut pandang pertama yaitu bahwa peraturan

  • 13

    dilembagakan untuk perlindungan dan manfaat publik atau sebagian besar

    masyarakat pada umumnya. Sudut pandang yang kedua yaitu sudut pandang

    yang bersifat proses politis yang menentang penjelasan rasional karena

    pengertian “politik” sebagai hal yang tidak terpikirkan dan campuran

    kekuatan yang terus menerus dan tidak dapat diprediksi.

    Stigler (1971) juga menyampaikan bahwa aktivitas seputar peraturan

    menggambarkan keterikatan antara kekuatan politik dari pemangku

    kepentingan (eksekutif) sebagai sisi permintaan/demand dan legislatif

    sebagai penawaran/supply. Hal ini menyiratkan bahwa peran pemerintah

    dibutuhkan untuk mengatur ketentuan-ketentuan terhadap apa yang harus

    dilakukan oleh perusahaan. Tujuannya untuk menentukan dan menyajikan

    informasi dengan akses informasi yang sama dan seimbang.

    Teori regulasi menunjukkan hasil dari tuntutan publik atas koreksi

    terhadap kegagalan pasar. Kegagalan pasar yang dimaksud, diantaranya

    karena tidak ada persaingan, adanya pihak yang memperoleh informasi

    dengan biaya yang berbeda, ketidaksempurnaan gap informasi serta

    pemerintah tidak independen dalam mengembangkan regulasi. Ghozali dan

    Chariri (2007) dalam Syagata (2014) juga beranggapan bahwa regulasi

    terjadi sebagai reaksi terhadap suatu krisis yang tidak dapat diidentifikasi

    dan adanya berbagai krisis dalam penentuan standar mendorong munculnya

    kebijakan regulasi.

    Sebagai respon atas permintaan terhadap permintaan kebijakan atau

    standar audit, pihak penentu standar audit menanggapi dengan cara

    menyediakan kebijakan terkait. International Standards on Auditing (ISA)

  • 14

    yang dikeluarkan oleh IAASB, merupakan jawaban atas kebutuhan regulasi

    yang bertaraf internasional. Standar internasional ini dibutuhkan sebagai

    penyelarasan (harmonisasi), karena selama ini tiap-tiap negara memiliki

    standar auditnya masing-masing. Hal ini tidak lain dilakukan untuk

    menjawab tantangan globalisasi, peningkatan kualitas profesi auditor atau

    akuntan publik, serta menjaga kepercayaan masyarakat atas profesi auditor.

    2. Teori Kepatuhan

    Kepatuhan adalah elemen dasar dalam struktur kehidupan sosial

    (Milgram, 1963). Kepatuhan dikatakan juga sebagai mekanisme psikologis

    yang menghubungkan tindakan individu dengan tujuan politik, yang

    merupakan kecenderungan perilaku yang sudah kuat di masyarakat, dengan

    etika, simpati dan perilaku moral sebagai dorongan utama atas perilaku

    tersebut. Kepatuhan sendiri bisa bersifat mendidik dan mengacu pada

    tindakan yang baik dan benar, maupun tindakan yang salah.

    Menurut Lunenburg (2012) teori kepatuhan adalah pendekatan

    terhadap struktur organisasi yang mengintegrasikan beberapa ide dari model

    manajemen klasik dan partisipatif. Etzioni (1975, dalam Lunenburg (2012),

    mengembangkan pendekatan inovatif untuk struktur organisasi yang

    disebut teori kepatuhan. Dia mengklasifikasikan organisasi berdasarkan

    jenis kekuatan yang mereka gunakan untuk mengarahkan perilaku anggota

    mereka dan jenis keterlibatan anggotanya. Etzioni mengidentifikasikan tiga

    jenis kekuatan organisasi: koersif, utilitarian, dan normatif.

  • 15

    1) Kekuatan koersif, menggunakan paksaan dan rasa takut untuk

    mengendalikan partisipan yang berada di level rendah.

    2) Kekuatan utilitarian, menggunakan remunerasi atau penghargaan

    ekstrinsik untuk mengendalikan partisipan di level rendah.

    3) Kekuatan normatif, mengendalikan melalui alokasi imbalan instrinsik,

    seperti pekerjaan yang menarik, identifikasi dengan tujuan, dan

    memberikan kontribusi kepada masyarakat.

    Menurut Etienne (2011), walaupun temuan-temuan empriris telah

    terakumulasi, namun teori kepatuhan maupun ketidakpatuhan berkembang

    secara kompleks, karena adanya berbagai kerangka kerja dan model yang

    dikembangkan. Sebagai salah satu jawaban yang ditawarkan oleh Etienne

    (2011), untuk menghadapi masalah terkait di atas yaitu bagaimana pengaruh

    regulasi publik mengatur motivasi (tujuannya) dan alternatifnya. Hal ini

    dimaksudkan bahwa regulasi (di antara sumber-sumber pengaruh mengenai

    kepatuhan lainnya) dapat mempengaruhi proses pembentukan preferensi

    (prioritas). Pendekatan ini bertujuan sebagai pembingkaian tujuan untuk

    mengukur tingkat kepatuhan. Pendekatan ini penting untuk pemangku

    kepentingan dan terutama regulator di ranah publik dan ranah privat. Sudah

    saatnya bagi regulator untuk mengadopsi pandangan yang lebih luas

    mengenai apa yang memotivasi regulator dan untuk membangun strategi

    yang kuat serta saling melengkapi tujuan atas tujuan yang berbeda dan efek

    gabungan yang terjadi atas preferensi regulator.

    Dalam teori kepatuhan, adapula teori kepatuhan terhadap peraturan

    (theory of regulatory compliance). Teori kepatuhan terhadap peraturan

  • 16

    (TRC) berkaitan dengan pentingnya mematuhi aturan atau peraturan (Fiene,

    2016). Teori ini memiliki implikasi untuk semua pengembangan regulasi,

    peraturan dan pengembangan standar dalam bidang jasa dan ekonomi. Teori

    ini telah berkembang dalam 40 tahun terakhir. Teori ini memiliki

    signifikansi khusus karena berfungsi sebagai kebutuhan untuk pengawasan

    yang kurang lebih bersifat politis. Poin penting dalam teori ini, diungkapkan

    oleh Fiene (2016) yaitu penekanan terhadap pemilihan aturan yang tepat

    daripada memiliki banyak aturan yang bersifat prediktif.

    3. Audit dan Standar Audit

    American Accounting Association (AAA) Committee on Basic

    Auditing Concepts mendefinisikan audit sebagai berikut:

    Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluating

    evidence regarding assertions about economic actions and events to

    ascertain the degree of correspondence between the assertions and

    established criteria and communicating the results to interested users.

    (Audit adalah suatu proses sistematis mendapatkan dan mengevaluasi bukti-

    bukti secara objektif sehubungan dengan asersi atas tindakan dan peristiwa

    ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut

    dan menetapkan kriteria serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-

    pihak yang berkepentingan.)

    Business & Management Quarterly Review memandang audit dari

    sisi bisnis, mereka mengungkapkan (Hidayati dan Abdullah, 2016):

    Auditing is the process by which a business is investigated and evaluated to

    see if the business has operating by the approved accepted standards of

    regulatory procedures set forth for the business and if the business’s

    finances are all correctly reported and thereby utilized.

  • 17

    (Audit adalah proses dimana bisnis diselidiki dan dievaluasi untuk melihat

    apakah bisnis tersebut telah beroperasi sesuai dengan standar prosedur

    peraturan yang berlaku yang ditetapkan untuk bisnis dan jika keuangan

    bisnis dilaporkan dengan benar dan dengan demikian digunakan.)

    Arens dkk (2015: 2) mendefinisikan audit sebagai berikut:

    Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information

    to determine and report on the degree of correspondence between the

    information and established criteria. Auditing should be done by a

    competent, independent person.

    (Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk

    menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan

    kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang

    kompeten dan independen.)

    Dari tiga definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa audit adalah

    serangkaian proses untuk mengevaluasi dan memeriksa laporan keuangan

    untuk memastikan kesesuaiannya dengan standar yang berlaku untuk

    kemudian dikomunikasikan dengan pihak-pihak yang berkepentingan.

    Tuanakotta dalam bukunya yang berjudul Audit Kontemporer,

    menjelaskan makna audit (auditing) dengan cara membandingkannya

    dengan akuntansi (accounting), dan dengan menunjukkan manfaatnya.

    Tuanakotta (2015: 4), membandingkan akuntansi dan audit dengan

    pekerjaan pembangunan gedung dan pengawasan pembangunan gedung.

    Pembangunan gedung adalah proses mengubah input (bahan-bahan

    bangunan), dengan bantuan manusia dan mesin, ke dalam output (bangunan

    itu sendiri). Proses tersebut disebutkan menunjukkan kesamaan dengan

  • 18

    penyusunan laporan keuangan yang meliputi tiga unsur, yaitu input,

    process, dan output, dengan sifatnya yang bersifat konstruktif, atau

    membangun sesuatu.

    Peran auditor seperti insinyur pengawas yang mengawasi proses

    pembangunan gedung (selama tahap pembangunan atau sesudahnya), audit

    memberikan jaminan yang memadai (reasonable assurance). Secara

    sederhana jaminan yang memadai ini berbicara mengenai kesesuaian antara

    laporan keuangan dengan standar-standar akuntansi yang digunakan (spek

    yang digunakan) yang diterapkan secara konsisten. Kesimpulannya yaitu

    akuntansi bersifat konstruktif sedangkan audit bersifat analitis. Proses

    akuntansi dimulai dari terjadinya transaksi (input) sampai menghasilkan

    laporan keuangan (output), sedangkan proses audit dimulai dari laporan

    keuangan, kemudian ke bukti-bukti yang mendasarinya.

    Dari kesimpulan di atas juga menunjukkan bahwa audit tidak bisa

    terlepas dari standar audit yang berlaku. Arens (2014) dalam Harahap dkk.

    (2017) menyatakan bahwa standar audit merupakan pedoman bagi auditor

    dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar audit

    diperlukan sebagai pedoman sekaligus sebagai alat ukur untuk menilai

    kualitas audit. Standar audit dibuat berdasarkan konsep dasar yang

    diperlukan sebagai dasar pembuatan standar yang berguna untuk praktik

    penugasan audit untuk memberikan arahan dan pengukuran kualitas

    (Harahap, dkk., 2017)

    International Auditing and Assurance Board/ IAASB adalah dewan

    penetapan standar independen di dalam International Federation of

  • 19

    Accountant (IFAC) yang bekerja untuk meningkatkan kualitas dan

    keseragaman praktik audit di seluruh dunia serta untuk memperkuat

    kepercayaan publik terhadap profesi audit dan penjaminan global. IAASB

    berkomitmen untuk mengembangkan seperangkat standar internasional

    yang secara umum diterima di seluruh dunia. Anggota IAASB bertindak

    untuk kepentingan bersama masyarakat luas dan profesi akuntansi di

    seluruh dunia.

    Pernyataan IAASB mengatur audit, ulasan (review) jaminan lainnya

    dan keterlibatan layanan terkait yang dilakukan sesuai dengan standar

    internasional. IAASB tidak mengesampingkan Undang-Undang atau

    peraturan setempat yang mengatur audit atas laporan keuangan historis atau

    perjanjian jaminan tentang informasi lain di suatu negara tertentu yang

    harus dipatuhi sesuai dengan standar nasional negara tersebut. (IAASB

    Preface, 2015:2).

    Adapun standar-standar internasional yang dikeluarkan oleh

    IAASB, di antaranya adalah sebagai berikut:

    a. International Standards on Auditing (ISA), harus diterapkan dalam

    audit informasi keuangan historis.

    b. International Standards on Review Engagement (ISRE), harus

    diterapkan dalam perikatan jaminan yang berhubungan dengan hal-hal

    selain informasi keuangan historis.

    c. International Standards on Assurance Engagements (ISAE), harus

    diterapkan dalam perikatan penjaminan yang menangani hal-hal selain

    informasi keuangan historis.

  • 20

    d. International Standards on Related Services (ISRS), harus diterapkan

    pada perikatan kompilasi, perikatan untuk menerapkan prosedur yang

    disepakati untuk informasi dan perikatan layanan terkait lainnya seperti

    yang ditentukan oleh IAASB.

    e. ISA, ISRE, ISAE, dan ISRS secara kolektif disebut sebagai Standar

    Manajemen IAASB.

    f. International Standards Quality Control (ISQC) harus diterapkan untuk

    semua layanan yang berada di bawah standar keterlibatan IASB.

    Berikut adalah gambar struktur pernyataan standar internasional dari

    IAASB (IAASB, 2015: handbook 1).

  • 21

    Gambar 2.1

    Struktur Pernyataan Standar Internasional Dari IAASB

    4. Kepatuhan Auditor

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepatuhan berasal dari

    kata patuh yang berarti taat pada perintah atau aturan, berdisiplin (diakses

    dari https://kbbi.kemdikbud.go.id, pada tanggal 3 Januari 2019, pukul 23.33

    WIB). Dalam konteks tata kelola perusahaan, kepatuhan berarti mengikuti

    suatu spesifikasi, standar, atau hukum yang telah diatur dengan jelas yang

    biasanya diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang dalam

    suatu bidang tertentu (Hidayati dan Abdullah, 2016).

  • 22

    Sebuah standar dibuat untuk dipatuhi dan diberlakukan sebagai

    sebuah pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Demikian halnya

    dengan standar audit yang dibuat dengan tujuan agar pelaksanaan audit

    dapat berjalan dengan baik oleh auditor maupun akuntan publik yang

    melaksanakan pekerjaan auditor. Dalam penugasan audit, auditor

    independen bertanggung jawab untuk memenuhi standar audit yang telah

    dibuat oleh badan pembuat standar. Seperti Standar Profesi Akuntan Publik

    yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) di Indonesia

    dan standar internasional yang diterbitkan oleh International Auditing and

    Assurance Standards Board (IAASB) yaitu International Standards on

    Auditing (ISA). Kepatuhan auditor diukur dari seberapa besar mereka dapat

    melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

    (Hidayati dan Abdullah, 2016).

    Indonesia mengadopsi International Standards on Auditing ISA)

    dalam Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). Hal ini ditindak lanjuti

    dengan diberlakukannya standar terkait untuk audit atas laporan keuangan

    emiten yang dimulai pada atau sesudah tanggal 1 Januari 2013, dan 1

    Januari 2014 untuk entitas selain emiten. Tanpa komitmen dalam mematuhi

    standar, maka setiap individu dalam satu Kantor Akuntan Publik akan

    memiliki tingkah laku dan perlakuan terhadap penugasan yang berbeda-

    beda yang dinilai baik menurut anggapannya dalam berinteraksi (Hidayati

    dan Abdullah, 2016). Penerapan standar ini memang tidak serta merta dapat

    dilaksanakan oleh KAP untuk auditor-auditornya. Hal ini dapat dilihat dari

    hasil penelitian oleh Sari dan Rustiana (2016), pada tahun 2016 hanya 17%

  • 23

    KAP yang benar-benar menerapkan ISA dalam pelaksanaan standar

    auditnya. Hal tersebut terjadi, karena masih adanya proses untuk memahami

    poin-poin dari standar ISA serta pelatihan-pelatihan untuk auditor-

    auditornya.

    Bank Dunia dalam laporannya “Report on the Observance of

    Standards and Codes/ ROSC Indonesia” (2011), mengungkapakan

    beberapa kesenjangan kepatuhan yang penting dalam praktik audit.

    Beberapa celah kepatuhan tersebut adalah sebagai berikut:

    a. Perencanaan Audit (audit planning). Bank Dunia menyebutkan bahwa

    banyak auditor di Indonesia tampaknya tidak menghargai pentingnya

    perencanaan audit yang tepat dan sering melakukan audit tanpa

    mengembangkan rencana audit yang tepat.

    b. Dokumentasi (documentation). Bank Dunia menilai bahwa di antara

    sebagai auditor yang berpraktik, kurangnya pemahaman mengenai apa

    yang didokumentasikan dan cara mendokumentasikannya. Sebagian

    besar dalam audit perusahaan kecil dan menengah, praktik dokumentasi

    gagal memberikan bukti audit untuk mendukung opini audit.

    c. Kecurangan (fraud). Bank Dunia menilai bahwa auditor di Indonesia

    yang berpraktik tampaknya tidak melakukan upaya terbaik dalam

    menerapkan prosedur untuk mendeteksi kecurangan dengan baik saat

    melakukan kegiatan audit.

    d. Kelangsungan Usaha (going concern). Dalam beberapa perikatan/

    penugasan audit, Bank Dunia menilai bahwa di Indonesia, kurangnya

    prosedur untuk mendapatkan audit yang memadai tentang kelayakan

  • 24

    penggunaan manajemen atas asumsi kelangsungan usaha dalam

    persiapan dan penyajian laporan keuangan.

    e. Pihak Berelasi (Related Parties). Dalam beberapa audit, Bank Dunia

    menilai bahwa auditor di Indonesia tampaknya tidak serius menerapkan

    prosedur yang ketat untuk mengidentifikasi, menilai, dan menanggapi

    risiko salah saji material yang timbul dari kegagalan entitas yang

    diatudit untuk secara tepat menjelaskan atau mengungkapkan

    hubungan, transaksi, atau saldo pihak terkait.

    f. Masalah lain (Other Issues). Bank Dunia menyebutkan dalam

    laporannya bahwa auditor di Indonesia kadang-kadang tidak

    menerapkan prosedur yang diperlukan dan sepenuhnya bergantung

    pada penilaian manajemen. Auditor juga pada umumnya ditemukan

    menerima laporan penilaian, laporan aktuaria, dan pendapat/ laporan

    ahli lainnya tanpa mengevaluasi apakah ahli memiliki kompetensi,

    kemampuan dan obyektivitas yang diperlukan untuk tujuan auditor.

    Kepatuhan auditor terhadap ketentuan pedoman atau standar audit

    menjadi penting, karena apabila diterapkan dalam penugasannya, sikap

    kepatuhan tersebut akan meningkatkan kualitas audit (Harahap, dkk., 2017).

    Kualitas audit yang tinggi inilah yang akan menumbuhkan kepercayaan

    masyarakat terhadap profesi auditor juga karena sifat profesionalnya yang

    ditunjukkan dengan kepatuhannya terhadap standar audit yang berlaku.

    (Hidayati dan Abdullah, 2016).

  • 25

    5. International Standards on Auditing (ISA)

    International Standards on Auditing (ISA) merupakan standar audit

    terbaru yang diadopsi oleh di Indonesia yang diwujudkan melalui revisi

    terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan mengutip dari

    laman www.feb.ugm.ac.id (yang diakses pada tanggal 04 September 2018,

    pukul 14.06 WIB), akuntan publik wajib melakukan audit atas laporan

    keuangan emiten berdasarkan standar yang baru ini per 1 Januari 2013.

    International Standards on Auditing (ISA) diterbitkan oleh IAASB

    (International Auditing and Assurance Standards Board) yang merupakan

    lembaga independen yang menetapkan standar (independent standard-

    setting body) untuk kepentingan umum dengan menetapkan standar

    internasional bermutu tinggi, dalam bidang audit, assurance serta standar

    lain yang terkait. IAASB juga memfasilitasi konvergensi standar

    internasional dan standar nasional di bidang audit dan assurance secara

    global (Tuanakotta, 2015:39). IAASB berada di bawah naungan IFAC

    (International Federation of Accountants) sebagai komite tetap yang

    meningkatkan mutu dan konsistensi praktik audit di seluruh dunia serta

    memiliki tanggung jawab untuk memperkuat kepercayaan publik terhadap

    profesi audit dan assurance secara global.

    ISA diterbitkan dalam konteks audit atas laporan keuangan oleh

    auditor independen. ISA perlu diadaptasi atau diadopsi sesuai dengan

    kebutuhan untuk diterapkan pada audit atas laporan keuangan historis. ISA

    berisi standar-standar yang diperlukan dalam pekerjaan auditor yang tidak

    lain untuk memenuhi tujuan dari audit laporan keuangan. Adapun tujuan

    http://www.feb.ugm.ac.id/

  • 26

    yang dimaksud yaitu perumusan opini atau pendapat auditor mengenai

    laporan keuangan yang disusun, dalam semua hal yang material, telah sesuai

    (tidak sesuai) dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (IAASB

    preface, 2015:3).

    Adapun dalam melaksanakan audit, tujuan keseluruhan auditor

    adalah untuk mendapatkan jaminan yang dapat diterima (reasonable

    assurance) mengenai apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas

    dari salah saji material, baik karena penipuan atau kesalahan, dan untuk

    melaporkan laporan keuangan sesuai dengan temuan auditor. ISA

    mensyaratkan bahwa auditor memodifikasi pendapatnya yang sesuai atau

    menarik diri dari perikatan, jika tujuan keseluruhan ini belum atau tidak

    dapat dicapai.

    Terdapat perbedaan antara ISA dan standar audit sebelumnya, yang

    merupakan perubahan yang substantif dan mendasar yang dapat

    mencerminkan cara berpikir yang berbeda yang melandasi teknik audit

    tertentu. Perubahan dan substantif yang dimaksud, menurut Tuanakotta

    (2015:56), yaitu:

    a. Penekanan pada audit berbasis risiko

    Terdapat penekanan yang besar pada aspek risiko dalam setiap

    tahap auditnya. SPAP yang sebelumnya tidak mengabaikan aspek risiko

    ini, namun setelah audit berbasis ISA yang merupakan sinonim dari

    audit berbasis risiko, lebih menekankan dan memperhatikan setiap

    risiko yang bisa timbul dari proses audit yang dilakukan. Tuanakotta

  • 27

    (2015: 237) melihat audit berbasis risiko dari dua sisi yaitu entitas dan

    auditor.

    Sisi yang pertama, menggambarkan perspektif dan tujuan entitas.

    Sisi ini memperlihatkan risiko bawaan (inherent risk) yang tanpa

    mempertimbangkan mitigasi oleh pengendalian internal, berisi semua

    faktor risiko bisnis serta kecurangan yang bisa menyebabkan laporan

    keuangan disalahsajikan secara material. Sisi ini juga mencerminkan

    prosedur pengendalian yang pervasif dan spesifik yang dibuat oleh

    manajemen, tidak lain untuk memitigasi risiko laporan keuangan yang

    disalah sajikan. Sisi ini menunjukkan risiko pengendalian (control risk).

    Adapula management’s residual risk yang merupakan risiko yang

    tersisa setelah manajemen mengupayakan segala pengendalian.

    Sisi yang kedua, menunjukkan perspektif auditor. Auditor

    berupaya melaksanakan penilaian risiko, hal ini untuk menentukan

    apakah laporan keuangan entitas bebas dari salah saji yang material.

    b. Perubahan dari standar berbasis aturan ke standar berbasis prinsip

    Standar berbasis aturan (rules-based standards), menetapkan

    langkah demi langkah dengan banyak petunjuk teknis yang diharapkan

    dapat membantu auditor mencapai tujuan. Standar berbasis aturan ini

    dinilai sangat rumit dan mengekang kearifan professional.

    Atas dasar tersebut, terjadi perubahan dari standar berbasis aturan

    ke standar berbasis prinsip. Perubahan ini, diharapkan dapat membuat

    auditor bisa mengembangkan kearifan professionalnya tanpa harus

    terikat dengan aturan-aturan yang berlaku.

  • 28

    Tuanakotta (2015:57) menyatakan perubahan ini sangat

    signifikan dan dasar dalam standar berbasis prinsip itu, ialah:

    1) Mengetahui tujuan (audit) yang ingin dicapai;

    2) Mengenai lapangan dengan baik (klien, industri klien dan

    lingkungan klien);

    3) Mengetahui apa yang wajib dilakukan, agar audit sesuai standar dan

    auditnya bermutu,

    4) Senantiasa waspada, menggunakan kearifan professional

    (professional judgement), untuk mencapai tujuan.

    c. Berpaling dari model matematis

    ISA tidak mengabaikan model matematis. Namun, jika model

    matematis menimbulkan keraguan yang besar, ISA memberikan

    keleluasaan menerapkan kearifan professional. Pendekatan matematis

    dinilai menjadikan auditor sebagai robot dan hal ini ditakutkan akan

    membuat auditor berhenti berpikir. Sehingga, penggunaan model

    matematis tidak lagi menjadi sebanyak sebelum ISA diadopsi. Hal ini

    memberikan ruang pada penerapan professional judgement yang lebih

    luas.

    d. Menggunakan Kearifan Profesional

    Penekanan pada penerapan professional judgement (kearifan

    profesional), merupakan contoh mendasar yang ditekankan pada ISA

    (Tuanakotta, 2015:58). Menurut ISA, jika keputusan audit yang penting

    dibuat oleh asisten/ auditor yang belum berpengalaman, maka auditnya

    tidak sesuai dengan standar. ISA melihat bahwa diharuskan adanya

  • 29

    keterlibatan auditor yang berpengalaman dan mumpuni. Auditor

    tersebut sudah harus memiliki jam terbang dan pakar dalam audit bidang

    tertentu, telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang tepat dengan

    penugasannya serta memiliki ciri-ciri kepribadian tertentu, seperti

    kewaspadaan profesional.

    e. Penerapan Kewaspadaan Profesional (Professional Skepticism)

    Kewaspadaan profesional (Professional Skepticism) adalah

    tanggapan wajar dari auditor yang berhadapan dengan risiko salah saji

    yang material dalam laporan keuangan, baik yang tidak disengaja

    (error) maupun yang berniat jahat (fraud) (Tuanakotta, 2015:59). ISA

    menekankan penerapan kewaspadaan profesional auditor, sejak

    sebelum dimulainya penerimaan penugasan audit. Auditor wajib untuk

    menerapkan kewaspadaan profesionalnya setiap saat ketika

    melaksanakan auditnya.

    f. Penilaian dan pengendalian internal

    Pengendalian internal merupakan perubahan mendasar dalam

    standar audit dan bagian yang tidak terpisahkan dari audit berbasis risiko

    (Tuanakotta, 2015:59). ISA mewajibkan sistem pengendalian internal

    suatu kewajiban yang harus dipenuhi entitas. ISA juga mewajibkan

    auditor menilai, menggunakan hasil penilainnya, dan

    mengkomunikasikan kelemahan lingkungan dan sistem pengendalian

    internal.

    g. Those Charged with Governance (Pihak yang bertanggung jawab atas

    tata kelola)

  • 30

    Komunikasi dua arah yang efektif antara auditor dan TCWG

    merupakan unsur penting dalam audit (Tuanakotta, 2015:541). Hal ini

    memungkinkan auditor untuk memngkomunikasikan hal-hal yang wajib

    dikomunikasikan dan hal-hal lain. Hal tersebut juga memungkinan

    TCWG memberi kepada auditor informasi yang (tanpa komunikasi ini)

    tidak akan tersedia. Informasi tersebut bermanfaat bagi auditor dalam

    merencanakan audit dan mengevaluasi hasilnya.

    Penjabaran dari International Standards on Auditing (ISA) yang

    tertuang dalam IAASB Handbook ISA tahun 2015, adalah sebagai berikut:

    a. 200-299: Prinsip-prinsip Umum dan Tanggung jawab

    1) ISA 200: Tujuan keseluruhan auditor dan pelaksanaan suatu audit

    berdasarkan standar standar internasional dalam audit

    ISA ini mengandung tujuan, persyaratan dan aplikasi serta penjelasan

    lainnya yang dirancang untuk mendukung auditor dalam memperoleh

    jaminan yang wajar. ISA mengharuskan auditor melakukan penilaian

    profesional dan mempertahankan skeptisisme professional di

    sepanjang perencanaan dan pelaksanaan audit.

    2) ISA 210: Persetujuan atas syarat-syarat perikatan audit

    ISA 210 berhubungan dengan tanggung jawab auditor dalam

    menyetujui ketentuan perikatan audit dengan manajemen dan, jika

    diperlukan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

    3) ISA 220: Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan

  • 31

    ISA 220 ini berhubungan dengan tanggung jawab spesifik auditor

    terkait prosedur pengendalian mutu untuk audit atas laporan

    keuangan.

    4) ISA 230: Dokumentasi audit

    ISA 230 ini membahas tanggung jawab auditor untuk menyiapkan

    dokumentasi audit untuk audit atas laporan keuangan.

    5) ISA 240: Tanggung jawab auditor terkait dengan kecurangan dalam

    suatu audit atas laporan keuangan

    ISA 240 ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor yang terkait

    dengan kecurangan dalam audit atas laporan keuangan.

    6) ISA 250: Pertimbangan atas peraturan perundang-undangan dalam

    audit laporan keuangan

    ISA 250 ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk

    mempertimbangkan undang-undang dan peraturan dalam audit atas

    laporan keuangan.

    7) ISA 260: Komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas

    tata kelola

    ISA 260 ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk

    berkomunikasi dengan TCWG dalam audit atas laporan keuangan.

    8) ISA 265: Pengkomunikasian defisiensi dalam pengendalian internal

    kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan

    manajemen

    ISA 265 berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk

    berkomunikasi secara tepat dengan TCWG dan manajemen atas

  • 32

    defisiensi dalam pengendalian internal yang auditor identifikasi dalam

    audit atas laporan keuangan. Auditor diharuskan untuk memperoleh

    pemahaman tentang pengendalian internal yang relevan dengan audit

    ketika mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material.

    b. 300-450: Penilaian Risiko dan Respons Terhadap Risiko yang Telah

    Dinilai

    9) ISA 300: Perencanaan suatu audit atas laporan keuangan

    ISA 300 berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk

    merencanakan audit atas laporan keuangan.

    10) ISA 315: Pengindentifikasian dan penilaian risiko salah saji material

    melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya

    ISA 315 berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk

    mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material dalam laporan

    keuangan, melalui pemahaman entitas dan lingkungannya, termasuk

    pengendalian internal entitas.

    11) ISA 320: Materialitas dalam perencanaan dan pelaksanaan audit

    ISA 320 ini membahas tanggung jawab auditor untuk menerapkan

    konsep materialitas dalam perencanaan dan melakukan audit atas

    laporan keuangan.

    12) ISA 330: Respon auditor terhadap risiko yang telah dinilai

    ISA 330 ini membahas tanggung jawab auditor untuk merancang dan

    menerapkan respon terhadap risiko salah saji material yang

    diidentifikasi dan dinilai oleh auditor sesuai dengan ISA 315 dalam

    audit atas laporan keuangan.

  • 33

    13) ISA 402: Pertimbangan audit terkait dengan entitas jasa

    ISA 402 ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk

    mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat ketika entitas

    pengguna beroperasi satu atau lebih organisasi jasa.

    14) ISA 450: Pengevaluasian atas salah saji yang diidentifikasi selama

    audit

    ISA 450 ini membahas tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi

    pengaruh salah saji yang teridentifikasi pada audit dan jika ada, salah

    saji yang tidak dikoreksi pada laporan keuangan.

    c. 500-580: Bukti Audit

    15) ISA 500: Bukti audit

    ISA 500 menjelaskan apa yang merupakan bukti audit dalam audit

    atas laporan keuangan, dan berkaitan dengan tanggung jawab auditor

    untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk

    mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat untuk dapat menarik

    kesimpulan yang masuk akal untuk mendasari opini auditor.

    16) ISA 501: Bukti audit – pertimbangan spesifik atas unsur pilihan

    ISA 501 berkaitan dengan pertimbangan khusus oleh auditor dalam

    memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat sesuai dengan ISA 330,

    ISA 500 dan ISA terkait lainnya dengan memperhatikan aspek-aspek

    tertentu dari inventarisasi, litigasi dan klaim yang melibatkan entitas,

    dan segmen informasi dalam audit keuangan pernyataan.

    17) ISA 505: Konfirmasi eksternal

  • 34

    ISA 505 ini berkaitan dengan penggunaan prosedur konfirmasi

    eksternal auditor untuk mendapatkan bukti audit dengan persyaratan

    ISA 330 dan ISA 500.

    18) ISA 510: Perikatan audit tahun pertama – saldo awal

    ISA 510 berkaitan dengan tanggung jawab auditor terkait dengan

    saldo awal dalam perikatan audit awal.

    19) ISA 520: Prosedur analitis

    ISA 520 berkaitan dengan penggunaan prosedur analitik oleh auditor

    sebagai prosedur substantif (prosedur analitis substantif). Ini juga

    berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk melakukan prosedur

    analitik dekat akhir audit yang membantu auditor ketika membentuk

    suatu kesimpulan keseluruhan pada laporan keuangan.

    20) ISA 530: Sampling audit

    ISA 530 berlaku ketika auditor telah memutuskan untuk

    menggunakan sampling audit dalam melakukan prosedur audit. Ini

    berkaitan dengan penggunaan auditor dari pengambilan sampel

    statistik dan non-statistik ketika merancang dan memilih sampel audit,

    melakukan tes kontrol dan tes rincian, dan mengevaluasi hasil sampel.

    21) ISA 540: Audit atas estimasi akuntansi, termasuk estimasi akuntansi

    nilai wajar, dan pengungkapan yang bersangkutan

    ISA 540 berkaitan dengan tanggung jawab auditor yang sesuai dengan

    estimasi akuntansi, termasuk estimasi nilai wajar akuntansi, dan

    pengungkapan terkait dalam audit atas laporan keuangan.

    22) ISA 550: Pihak berelasi

  • 35

    ISA 550 berkaitan dengan tanggung jawab auditor terkait dengan

    hubungan dan transaksi pihak terkait dalam audit atas laporan

    keuangan.

    23) ISA 560: Peristiwa kemudian

    ISA 560 berkaitan dengan tanggung jawab auditor terkait peristiwa

    kemudian dalam audit atas laporan keuangan.

    24) ISA 570: Kelangsungan usaha

    ISA 570 berkaitan dengan tanggung jawab auditor dalam mengaudit

    laporan keuangan terkait penggunaan manajemen atas asumsi

    kelangsungan usaha dalam penyusunan laporan keuangan.

    25) ISA 580: Representasi tertulis

    ISA 580 membahas tanggung jawab auditor untuk memperoleh

    representasi tertulis dari manajemen dan apabila diperlukan, TCWG

    dalam audit atas laporan keuangan.

    d. 600-620: Penggunaan Pekerjaan Pihak Lain

    26) ISA 600: Pertimbangan khusus audit atas laporan keuangan grup

    (termasuk pekerjaan auditor komponen)

    ISA 600 berlaku untuk audit grup. ISA ini berkaitan dengan

    pertimbangan khusus yang berlaku untuk audit kelompok, khususnya

    yang melibatkan audit komponen.

    27) ISA 610: Penggunaan pekerjaan auditor internal

    ISA 610 berhubungan dengan tanggung jawab auditor eksternal jika

    menggunakan pekerjaan kontrol internal. Ini termasuk menggunakan

    pekerjaan fungsi audit internal dalam memperoleh bukti audit dan

  • 36

    menggunakan auditor internal untuk memberikan bantuan langsung di

    bawah arahan, pengawasan dan peninjauan auditor eksternal.

    28) ISA 620: Penggunaan pekerjaan seorang pakar auditor

    ISA 620 berkaitan dengan tanggung jawab auditor yang berkaitan

    dengan pekerjaan individu atau organisasi dalam bidang keahlian

    selain akuntansi atau audit, ketika pekerjaan itu digunakan untuk

    membantu auditor dalam memperoleh bukti audit yang cukup dan

    tepat.

    e. 700-720: Kesimpulan Audit dan Pelaporan

    29) ISA 700: Perumusan suatu opini dan pelaporan atas laporan

    keuangan

    ISA 700 membahas tanggung jawab auditor untuk membentuk opini

    atas laporan keuangan. Standar ini juga berkaitan dengan bentuk dan

    isi laporan auditor yang dikeluarkan sebagai hasil dari audit laporan

    keuangan.

    30) ISA 705: Modifikasi terhadap opini dalam laporan auditor

    independen

    ISA 705 membahas tanggung jawab auditor untuk mengeluarkan

    laporan yang sesuai dalam keadaan ketika, dalam membentuk opini

    sesuai dengan ISA 700, auditor menyimpulkan bahwa modifikasi

    terhadap pendapat auditor atas laporan keuangan diperlukan.

    31) ISA 706: Paragraf penekanan suatu hal dan paragraf hal lain dalam

    laporan auditor independen

  • 37

    ISA 706 membahas komunikasi tambahan dalam laporan auditor

    ketika auditor menganggap perlu untuk menarik perhatian pengguna

    terhadap suatu masalah atau hal-hal yang disajikan atau diungkapkan

    dalam laporan keuangan yang sangat penting sehingga bagi

    pemahaman pengguna atas laporan keuangan; atau untuk menarik

    perhatian pengguna untuk masalah atau hal lain selain yang disajikan

    atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang relevan dengan

    pemahaman pengguna tentang audit, tanggung jawab auditor atau

    laporan auditor.

    32) ISA 710: Informasi komparatif angka korespondensi dan laporam

    keuangan komparatif

    ISA 710 berkaitan dengan tanggung jawab auditor terkait dengan

    informasi komparatif dalam audit atas laporan keuangan. Ketika

    laporan keuangan periode sebelumnya telah diaudit oleh auditor

    pendahulu atau tidak diaudit, persyaratan dan panduan dalam ISA 510

    tentang saldo awal juga berlaku

    33) ISA 720: Tanggung jawab auditor atas informasi lain dalam

    dokumen yang berisi laporan keuangan yang telah diaudit

    ISA 720 berkaitan dengan tanggung jawab auditor terkait dengan

    informasi lain dalam dokumen yang berisi laporan keuangan yang

    diaudit dan laporan auditor di dalamnya. Dengan tidak adanya

    persyaratan yang terpisah dalam keadaan tertentu dari perikatan,

    pendapat auditor tidak mencakup informasi lain dan auditor tidak

  • 38

    memiliki tanggung jawab khusus untuk menentukan apakah informasi

    lain dinyatakan dengan benar.

    f. 800-810: Area-Area Khusus

    34) ISA 800: Pertimbangan khusus audit atas laporan keuangan yang

    disusun sesuai dengan kerangka bertujuan khusus

    ISA 800 membahas pertimbangan khusus dalam penerapan ISA

    tersebut untuk mengaudit laporan keuangan yang disusun sesuai

    dengan kerangka tujuan khusus.

    35) ISA 805: Pertimbangan khusus audit atas laporan keuangan tunggal

    dan unsur, akun atau pos spesifik dalam suatu laporan keuangan

    ISA 805 berkaitan dengan pertimbangan khusus dalam penerapan ISA

    tersebut untuk mengaudit laporan keuangan tunggal atau elemen, akun

    atau item tertentu dari laporan keuangan.

    36) ISA 810: Perikatan untuk melaporkan ikhtisar laporan keuangan.

    ISA 810 berkaitan dengan tanggung jawab auditor terkait dengan

    keterlibatan untuk melaporkan ringkasan laporan keuangan yang

    berasal dari laporan keuangan yang diaudit sesuai dengan ISA oleh

    auditor yang sama.

    Sebagai perbandingan, adapun susunan SPAP terbaru yang didapatkan

    dari laman IAPI (yang diakses pada tanggal 17 Januari 2019, pukul 09.58

    WIB), yaitu:

    1) SA 200: Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan

    Audit Berdasarkan Standar Audit

    2) SA 210: Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit

  • 39

    3) SA 220: Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

    4) SA 230: Dokumentasi Audit

    5) SA 240: Tanggung Jawab Auditor terkait dengan Kecurangan dalam

    Suatu Audit atas Laporan Keuangan

    6) SA 250: Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam

    Audit atas Laporan Keuangan

    7) SA 260: Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata

    Kelola

    8) SA 265: Pengkomunikasian Defisiensi dalam Pengendalian Internal

    Kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola dan

    Manajemen

    9) SA 300: Perencanaan Audit atas Laporan Keuangan

    10) SA 315: Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian

    Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya

    11) SA 320: Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

    12) SA 330: Respon Auditor terhadap Risiko yang Telah Diambil

    13) SA 402: Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang

    Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

    14) SA 450: Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi

    Selama Audit

    15) SA 500: Bukti Audit

    16) SA 501: Bukti Audit – Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

    17) SA 505: Konfirmasi Eksternal

    18) SA 510: Perikatan Audit Tahun Pertama – Saldo Awal

  • 40

    19) SA 520: Prosedur Analitis

    20) SA 530: Sampling Audit

    21) SA 540: Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi

    Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

    22) SA 550: Pihak Berelasi

    23) SA 560: Peristiwa Kemudian

    24) SA 570: Kelangsungan Usaha

    25) SA 580: Representasi Tertulis

    26) SA 600: Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan Grup

    (Termasuk Pekerjaan Auditor Komponen)

    27) SA 610: Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

    28) SA 620: Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

    29) SA 700: Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan

    30) SA 705: Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen

    31) SA 706: Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam

    Laporan Auditor Independen

    32) SA 710: Informasi Komparatif Angka Koresponding dan Laporan

    Keuangan Komparatif

    33) SA 720: Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen

    yang Berisi Laporan Keuangan Auditan

    34) SA 800: Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang

    Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

    35) SA 805: Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan Tunggal

    dan Suatu Unsur, Akun, atau Pos Tertentu dalam Laporan Keuangan

  • 41

    36) SA 810: Perikatan untuk Melaporkan Ikhtisar Laporan Keuangan

    Indonesia sendiri baru mengadopsi ISA pada tahun 2013. ISA yang

    diadopsi pada 2013 ini didasarkan pada Handbook of International Quality

    Control, Auditing, Review, Other Assurance and Related Services

    Pronouncement tahun 2010. Dapat dicermati bahwa susunan SPAP saat ini

    sebagaimana yang termuat dalam laman IAPI sama dengan susunan yang ada

    pada standar audit dalam Handbook ISA yang diterbitkan dan dimutakhirkan

    oleh IAASB pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwasanya penelitian

    ini bisa menjadi cerminan mengenai kepatuhan pada SPAP terbaru yang

    berbasis risiko setelah mengadopsi ISA dalam standarnya.

  • 42

    B. Penelitian Sebelumnya

    Adapun hasil-hasil dari penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

    Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

    No. Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

    Persamaan Perbedaan

    1. Harahap,

    Suciati,

    Puspitasari dan

    Rachmianty

    (2017)

    Pengaruh Pelaksanaan

    Standar Audit Berbasis

    International Standards

    On Auditing (ISA)

    terhadap Kualitas Audit

    Variabel ISA Variabel Kualitas Audit Pelaksanaan Standar Audit

    berbasis Internasional

    berpengaruh signifikan terhadap

    Kualitas Audit di KAP Komisariat

    Wilayah Bandung yang terdaftar

    di OJK dan KAP Big Four.

    2. Sari & Rustiana

    (2016)

    Pemetaan Penerapan

    Standar Audit Berbasis

    ISA Pada Kantor Akuntan

    Publik (KAP) di Daerah

    Istimewa Yogyakarta

    Variabel ISA Daerah penelitian,

    Jenis penelitian (kualitatif)

    Penerapan standar audit berbasis

    ISA pada KAP di Yogyakarta

    dalam kondisi 17% KAP sudah

    dalam tahap penerapan, 33% KAP

    dalam tahap edukasi, dan 50%

    KAP masih dalam tahap

    mengetahui.

    (Bersambung pada halaman selanjutnya)

  • 43

    Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

    No. Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

    Persamaan Perbedaan

    3. Abdullah