KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL...

79
KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) BIDANG INDUSTRI DI KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: Fatima Yasmien 11140480000054 P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R TA 1439 H /2018 M

Transcript of KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL...

Page 1: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

KEPASTIAN HUKUM TERHADAP

PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) BIDANG INDUSTRI

DI KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

Fatima Yasmien

11140480000054

P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R TA

1439 H /2018 M

Page 2: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum
Page 3: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum
Page 4: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.) di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Sumber-sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Juli 2018

Fatima Yasmien

Page 5: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

iv

ABSTRAK

Fatima Yasmien. NIM 11140480000054. KEPASTIAN HUKUM TERHADAP

PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) BIDANG INDUSTRI DI

KOTA TANGERANG SELATAN. Program Studi Ilmu Hukum, Konsentrasi

Hukum Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1439 H / 2018 M. ix + 64 halaman + 2 halaman daftar pustaka.

Permasalahan utama didalam skripsi ini adalah mengenai tidak ada regulasi yang

mengatur terhadap Penanaman Dalam Negeri (PMDN) bidang industri di Kota

Tangerang Selatan. Studi ini menjelaskan apa dan bagaimana mengenai kepastian

hukum yang diberikan terhadap PMDN bidang industri di Kota Tangerang Selatan.

Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan

menggunakan pendekatan penelitian normatif empiris. Penelitian yang dilakukan

selain melakukan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan, buku-buku,

dan jurnal (library research) yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti juga

melakukan penelitian langsung kelapangan dengan cara observasi dan wawancara

kepada pihak yang berhubungan, yaitu Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang Selatan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak adanya kepastian hukum terhadap

PMDN bidang industri di Kota Tangerang Selatan. Namun walaupun tidak

dimasukan ke dalam penetapan bidang usaha di dalam regulasi penyelenggaran

penanaman modal di Kota Tangerang Selatan. Dinas Penanaman Modal Kota

Tangerang Selatan awalnya memasukan bidang industri di bidang perdagangan dan

bidang UMKM, namun ada beberapa penanam modal di bidang industri yang

keberatan dengan diberikannya kepastian hukum yang menurut mereka tidak sesuai

dengan bidang industri maka dari itu PMDN bidang industri membutuhkan kepastian

hukum.

Page 6: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

v

Kata Kunci : Kepastian Hukum, Penanaman Modal, Penanaman Modal Dalam

Negeri, Industri

Pembimbing : Indra Rahmatullah, S.H., M.H.

Daftar Pustaka : 1979-2017

Page 7: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T, karena berkat

rahmat, nikmat serta karunia dari Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Kepastian Hukum Terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) Bidang Industri Di Kota Tangerang Selatan”. Sholawat serta salam penulis

panjatkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’Alayhi wa Sallam, yang telah

membawa umat manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini.

Selanjutnya, dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan,

arahan,dan serta bantuan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H., Ketua Program Studi Ilmu Hukum dan

Drs. Abu Thamrin, S.H., M.Hum, Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah berkontribusi dalam pembuatan skripsi ini.

3. Terkhusus Indra Rahmatullah, SH.I., M.H., Dosen Pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta kesabaran dalam

memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga

kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

4. Kepala dan Staff Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu dalam menyediakan fasilitas yang memadai untuk peneliti

mengadakan studi kepustakaan guna menyelesaikan skripsi ini.

5. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota

Tangerang Selatan yang telah memberikan informasi dan memberikan data

kepada penulis.

Page 8: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

vii

6. Orang tua, untuk abi Muhamad Assegaf dan Mama Rodiah. Kedua kakak dan

adik, Kakak Nadia Amanda dan Adik Haykal Assegaf, Terima kasih telah

memberikan dukungan moral dan materil kepada penulis.

7. Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2014, semoga semakin

sukses dan kompak.

8. Keluarga Murni dan Lawson, Terima kasih telah membuat hari-hari penulis di

kampus dari awal semester sampai akhir semester menjadi menyenangkan dan

mendapatkan pengalaman baru.

9. KKN Sempurna 90, Terima kasih telah menjadi teman satu bulan mengabdi.

Semoga semakin sukes dan kompak.

10. Business Law Community (BLC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Terima kasih

telah memberikan ilmu dan pengalaman yang luar biasa.

11. Mauly Nabilah, Luvi Ismayanti, Desy Nursyahira, Dan Rizky Putri, Terima kasih

atas menjadi teman perjalanan dari mengenah ke atas hingga akhir kuliah.

12. Yang terakhir kepada Rizki dan semua pihak yang terkait yang tidak dapat

penulis sebutkan satu-persatu. Tidak ada yang bisa penulis berikan untuk

membalas jasa-jasa kalian kecuali dengan ucapan doa dan terima kasih.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini banyak terdapat kekurangan

dan perbaikan. Namun, penulis tetap berharap agar karya ilmiah ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk

perbaikan dan penyempurnaan karya ilmiah ini di masa mendatang. Sekian dan

Terima kasih.

Jakarta, 15 Juli 2018

Fatima Yasmien

Page 9: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN ............................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ......................... ii

LEMBAR PENYATAAN ............................................................................ iii

ABSTRAK .................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, dan Perumusan

Masalah ................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5

D. Manfaat penelitian ................................................................ 5

E. Metode Penelitian................................................................. 6

F. Sistematika Penulisan .......................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG PENANAMAN MODAL . 11

A. Kerangka Konseptual ........................................................... 11

1. Penanaman Modal ......................................................... 11

a. Pengertian Penanaman Modal ................................ 11

b. Tujuan Penanaman Modal ..................................... 15

c. Hak dan Kewajiban Penanaman Modal ................. 17

d. Pengaturan dan penetapan bidang usaha penanaman

modal ...................................................................... 18

e. Fasilitas Penanaman Modal ................................... 20

f. Sumber Hukum Penanaman Modal ....................... 21

2. Jenis-Jenis Penanaman Modal ..................................... 23

a. Penanaman Modal Asing (PMA) .......................... 23

1) Pengertian Penanaman Modal Asing ................ 23

2) Tujuan Penanaman Modal Asing ...................... 25

Page 10: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

v

3) Manfaat Penanaman Modal Asing .................... 25

4) Faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman

Modal Asing ...................................................... 26

b. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) .......... 27

1) Pengertian Penanaman Modal Dalam Negeri . 27

2) Tujuan Penanaman Modal Dalam Negeri ....... 29

3) Manfaat Penanaman Modal Dalam Negeri ..... 29

4) Faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman

Modal Dalam Negeri ...................................... 29

B. Kerangka Teoritis ................................................................. 30

C. Tinjauan (Review) Kajian Terhadulu ................................... 32

BAB III PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI BIDANG

INDUSTRI DI KOTA TANGERANG SELATAN ................ 34

A. Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan ......................... 34

B. Penanaman Modal di Kota Tangerang Selatan ................... 37

C. Penanaman Modal Dalam Negeri di Kota Tangerang

Selatan .................................................................................. 40

D. Kondisi Penanaman Modal Dalam Negeri bidang industri di

Kota Tangerang Selatan ....................................................... 45

BAB IV ANALISIS KEPASTIAN HUKUM PENANAMAN MODAL

DALAM NEGERI BIDANG INDUSTRI DI KOTA

TANGERANG SELATAN ....................................................... 49

A. Pelaksanaan Penanaman Modal Dalam Negeri di Kota

Tangerang Selatan ................................................................ 49

B. Analisis Kepastian hukum terhadap penyelenggaran

Penanaman Modal di Kota Tangerang Selatan .................... 52

C. Faktor-Faktor yang mendukung Penanaman Modal Dalam

Negeri di Kota Tangerang Selatan ....................................... 58

BAB V PENUTUP .................................................................................. 62

A. Kesimpulan .......................................................................... 62

B. Rekomendasi ........................................................................ 63

Page 11: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

vi

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 64

Page 12: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Jumlah Perusahaan PMA dan PMDN di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2017 ……………………………………………………………….41

Tabel 3.2 Data Jumlah Nilai Investasi PMA dan PMDN di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2017 ……………………………………………………………….42

Tabel 3.3 Data Nilai Investasi dan Perusahaan PMDN di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2011-2017 ………………………………………………………...43

Tabel 3.4 Data Bidang Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017 ………………………………………….49

Page 13: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara berkembang maka dari itu untuk

membangun perekonomian diperlukan adanya modal atau investasi yang

besar.1 Secara umum investasi atau penanaman modal dapat diartikan sebagai

suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi (natural person) ataupun

badan hukum (juridical person) dalam upaya meningkatkan dan atau

mempertahankan nilai modalnya baik yang berbentuk uang tunai (cash

money), peralatan, aset tidak bergerak, hak atas kekayaan intelektual, maupun

keahlian.2

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman

Modal, menyebutkan bahwa penanaman modal atau investasi adalah segala

bentuk kegiatan penanaman modal, baik oleh penanaman modal dalam negeri

ataupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Keberadaan Undang-Undang atau dasar hukum terhadap penanaman

modal diharapkan agar para investor, baik investor asing maupun investor

dalam negeri dapat menanamkan modalnya dengan mudah di Indonesia.

Didalam perkenomoian suatu negara pertumbuhan ekonomi dilihat tergantung

pada banyaknya para penanam modal pada negara tersebut. Karena semakin

banyak para penanam modal atau pengusaha pada suatu negara tersebut,

maka akan semakin kuat pertumbuhan perekonomian negara tersebut, apa

lagi jika kalau investasi tersebut berasal dari dalam negeri, maka dari itu

penanam modal dalam negeri harus di utamakan.

1Salim H S dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, (Rajawali, Jakarta,2008)

h.16.

2Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, (Sinar

Grafika, Jakarta, 2009), h.1.

Page 14: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

2

Ada dua hambatan atau kendala yang dihadapi didalam menggerakan

investasi di Indonesia, yaitu adalah kendala internal dan juga eksternal.

Kendala internal ini meliputi kesulitan perusahaan mendapatkan lahan atau

lokasi proyek yang sesuai, kesulitan mendapatkan bahan baku, kesulitan

dana, kesulitan pemasaran dan juga adanya sengketa atau perselisihan

diantara pemegang saham di perusahaan tertentu. Sedangkan kendala

eksternal terjadi karena meliputi faktor lingkungan bisnis yang tidak

mendukung serta kurang menariknya insentif yang diberikan pemerintah

kepada investor, tidak adanya kepastiaan hukum, ketidakamanan dan

instabilitas politik yang terjadi di Indonesia.

Adanya pengaturan dan penetapan bidang usaha bagi penanaman

modal oleh Pemerintah, tentunya harapan dari pemerintah untuk

mengarahkan penanaman modal sesuai dengan rencana pembangunan

nasional maupun kebutuhan dan perkembangan keadaan bangsa Indonesia.

Untuk itu penentuan bidang usaha bagi penanaman modal khususnya

penanaman modal dalam negeri sangat wajar dan sesuai dengan landasan dan

dasar negara kita untuk mengundang penanaman modal khususnya

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).3

Perlu diketahui Penamanan Modal Dalam Negeri merupakan bukti

pemerintah kepada masyarakat baik merupakan yang nyata maupun tidak

nyata dari pemerintah kepada masyarakat melalui Penamanan Modal Dalam

Negeri di konstrusikan sebagai pemindahan Penamanan Modal Dalam Negeri

dari dalam negeri ke dalam negeri juga yang tujuannya ialah untuk

mendapatkan keuntungan bagi kemajuan terhadap negara juga. Unsur-unsur

Penamanan Modal Dalam Negeri yaitu dilakukan secara langsung, menurut

Undang-Undang dan turunannya dan juga digunakan untuk menjalankan

usaha di dalam negeri.

Kota Tangerang Selatan adalah sebuah kota yang terletak di tatar

Pasundan Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini terletak 30 km sebelah

3Aminuddin Hilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, (Prenada Media, Jakarta,

2004), h. 88.

Page 15: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

3

barat Jakarta dan 90 km sebelah tenggara Serang, ibu kota Provinsi Banten.

Kota Tangerang Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang di sebelah

utara, Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat) di sebelah selatan, Kabupaten

Tangerang di sebelah barat, serta Daerah Khusus Ibukota Jakarta di sebelah

timur. Dari segi jumlah penduduk, Tangerang Selatan merupakan kota

terbesar kedua di Provinsi Banten setelah Kota Tangerang serta terbesar

kelima di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan

Depok. Wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan hasil pemekaran

dari Kabupaten Tangerang.4

Kota Tangerang Selatan menjadi salah satu tujuan pengembang

properti untuk berinvestasi, Wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel)

seakan terus menjadi magnet bagi para investor. Sebagai daerah pemekaran

baru sejak 2008 silam, nilai investasi di Kota Anggrek ini sudah mencapai Rp

29 triliun. Kota Tangsel menjadi wilayah terbesar penyumbang Master Plan

Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (MP3EI) khusus untuk wilayah

Banten.5 Diketahui, target MP3EI wilayah Banten sebesar Rp 40 triliun dan

dapat terealisasi Rp 29 triliun dan menjadikan Tangsel sebagai penyumbang

terbesar di provinsi Banten.6

Pada tahun 2012 Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengeluarkan

Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan

Penanaman Modal di Kota Tangerang Selatan agar peraturan penanaman

modal di Kota Tangerang Selatan lebih baik dan jelas sumber hukumnya

mengenai pengaturan penanaman modal di Kota Tangerang Selatan.

Namun ada kendala dibalik Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11

Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal di Kota Tangerang

Selatan, yaitu tidak mengatur mengenai penanaman modal mengenai bidang

4https://id.wikipedia.org/wiki/Kota-Tangerang-Selatan, diakses pada 30 Oktober 2017

Pukul 23.27 BBWI.

5Katalog Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang Selatan Dalam

Angka 2017, Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2017.

6https://tangseloke.com/2014/04/25/sektor-investasi-properti-di-tangsel-jadi-incaran-

pemodal diakses pada Sabtu 28 Oktober 2017 pukul 18.44 BBWI.

Page 16: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

4

industri, industri didalam penanaman modal di Kota Tangerang Selatan

dimasukan ke dalam bidang perdagangan, hal ini tidak disambut oleh semua

bidang industri yang ingin menanamakan modal nya di Kota Tangerang

Selatan. Sumber dari kekhawatiran penanaman modal terletak pada

kurangnya kepastian hukum bagi penanam modal.

Kurangnya kepastian hukum yang diberikan bagi para investor dalam

negeri di bidang industri maka menimbulkan kekhawatiran untuk

menanamkan modal nya di Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan latar

belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian mengenai kepastian hukum bagi Penanaman Modal Dalam Negeri

di Kota Tangerang Selatan, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melalukan

penelitian dibidang industri yang hasilnya dituangkan didalam skripsi dengan

judul “Kepastian Hukum Terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) Bidang Industri di Kota Tangerang Selatan”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

a. Pelaksanaan Penanaman Modal Dalam Negeri di Kota Tangerang

Selatan.

b. Pelaksanaan Penanaman Modal Dalam Negeri bidang industri di Kota

Tangerang Selatan.

c. Kepastian hukum yang diberikan terhadap Penanaman Modal Dalam

Negeri di Kota Tangerang Selatan.

d. Kepastian hukum yang diberikan terhadap Penanaman Modal Dalam

Negeri bidang industri di Kota Tangerang Selatan.

e. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan Penanaman Modal Dalam

Negeri bidang industri di Kota Tangerang Selatan.

2. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, pembatasan

masalah merupakan salah satu tahapan yang sangat menentukan walaupun

Page 17: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

5

sifatnya masih tentatif.7 Pembahasan skripsi ini akan berpusat pada

bagaimana dari penjelasan Penanaman Modal, Pelaksanaan Penanaman

Modal Dalam Negeri di Kota Tangerang Selatan, analisis kepastian

hukum terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri bidang industri di

Kota Tangerang Selatan, dan faktor-faktor apa saja yang mendukung

pelaksanaan Penanaman Modal Dalam Negeri dalam bidang industri di

Kota Tangerang Selatan.

3. Perumusan Masalah

Perumusan masalah utama adalah kepastian hukum terhadap

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) bidang industri di Kota

Tangerang Selatan, maka pertanyaan riset adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana pelaksanaan Penanaman Modal Dalam Negeri di Kota

Tangerang Selatan?

b. Bagaimana kepastian hukum terhadap Penanaman Modal Dalam

Negeri bidang industri di Kota Tangerang Selatan?

c. Faktor-Faktor yang mendukung pelaksanaan Penanaman Modal

Dalam Negeri dalam bidang industri di Kota Tangerang Selatan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan apa pokok permasalahan yang ada, maka tujuan

penelitian adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan Penanaman Modal Dalam Negeri di

Kota Tangerang Selatan.

b. Untuk mengetahui kepastian hukum terhadap pelaku Penanaman

Modal Dalam Negeri dalam bidang industri di Kota Tangerang

Selatan.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung Pelaksanaan

Penanaman Modal Dalam Negeri bidang industri di Kota Tangerang

Selatan.

7Ashshofa Burhan, Metode Penelitian Hukum, (Rineka Cipta, Jakarta, 2007) h. 23.

Page 18: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

6

2. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang ada, maka manfaat

penelitian dari penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Manfaat Teoritis

1) Melatih kemampuan untuk untuk melakukan penelitian secara

ilmiah dan merumuskan hasil-hasil penelitian tersebut kedalam

bentuk tulisan.

2) Menerakan teori-teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan dan

menghubungkan dengan praktik di lapangan.

3) Untuk memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dibidang hukum

pada umumnya maupun dibidang hukum bisnis pada khususnya

yaitu dengan mempelajari litelatur yang ada dikombinikasikan

dengan perkembangan yang terjadi dilapangan.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah

masukan bagi perkembangan hukum mengenai Penanaman Modal

Dalam Negeri di Kota Tangerang Selatan dan untuk mengetahui

kepastian hukum Penanaman Modal Dalam Negeri bidang industri di

Kota Tangerang Selatan.

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kepustakaan yang bersifat normatif empiris yang artinya

adalah penelitian yang dilakukan selain melakukan pengkajian terhadap

peraturan perundang-undangan, buku-buku, dan jurnal (library research)

yang berhubungan dengan skripsi ini, peneliti juga melakukan penelitian

langsung kelapangan dengan cara observasi dan wawancara kepada pihak

yang berhubungan, yaitu Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang Selatan.

Page 19: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

7

2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, Yang

dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang

bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan

makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.

Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian

sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga

bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian

dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.

3. Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder

terdiri dari:

a. Bahan hukum primer

Pada penulisan penulisan ini terdapat bahan hukum yang

bersifat autoritatif yang artinya memiliki otoritas yaitu bahan-bahan

hukum yang mengikat kepada masyarakat berupa bahan-bahan hukum

primer meliputi perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau

risalah dalam pembuatan perundang-undangan atau putusan-putusan

hukum.8

b. Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan hukum yang

memberikan kejelasan mengenai bahan hukum primer berupa buku-

buku, surat kabar, artikel, jurnal, serta majalah yang berkaitan dengan

penanaman modal.9

c. Bahan hukum tersier

Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan yang memberikan

petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer maupun bahan

hukum sekunder berupa kamus bahasa Indonesia, kamus ekonomi,

8Peter Mahmud Marzuki, Penulisan Hukum, (Kencana, Jakarta, 2010), h. 141

9Peter Mahmud Marzuki, Penulisan Hukum…, h. 141

Page 20: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

8

ensiklopedia, biliografi, website resmi dalam internet dan juga

melakukan wawancara.10

4. Sumber Data

Dalam pengerjaan penulisan ini terdapat sumber data terdiri bahan

hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tersier

yang telah dapat didapatkan dari peraturan terkait, penelitian, observasi,

data dan juga wawancara.

5. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengerjaan penulisan penulisan ini terdapat menggunakan 3

metode yaitu metode sumber pustaka, wawancara dan observasi. Sumber

pustaka menggunakan perundang-undangan, buku, dan juga jurnal.

Wawancara penulis mewawancarai pihak yang bersangkutan, yaitu

Badan Penanaman Modal dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang Selatan. Dan untuk

observasi penulis observasi ke kantor Badan Penanaman Modal dan

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

Kota Tangerang Selatan.

6. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang

dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data

penelitian. Dalam penelitian ini subjek penelitian adalah Badan

Penanaman Modal dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang Selatan.11

7. Metode Analisis data

Karena pendekatan data utama penelitian ini adalah normatif, maka

akan dilakukan dengan analisis isi (content analisis). Teknik analisis ini

diawali dengan mengkompilasi berbagai dokumen termasuk perauturan

perundang-undangan ataupun referensi-referensi hukum. Kemudian hasil

10

Peter Mahmud Marzuki, Penulisan Hukum..., h.141

11Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Sinar Grafika, Jakarta, 2013) h. 46.

Page 21: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

9

riset tersebut, selanjutnya dikaji isi (content), baik terkait kata-katanya

(word), makna (meaning), simbol, ide, tema-tema, dan berbagai pesan

lainya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan analisis

tersebut adalah pertama, semua bahan hukum yang diperoleh melalui

normatif disistematiskan dan klarifikasikan menurut masing-masing

objek bahasannya. Kedua, setelah di sistematiskan dan di klarifikasikan

kemudian di lakukan eksplikasi, yakni diuraikan dan dijelaskan sesuai

objek yang diteliti berdasarkan teori. Ketiga, bahan yang dilakukan

evaluasi dinilai dengan menggunakan ukuran ketentuan hukum yang

berlaku.

8. Teknik Penulisan

Dalam teknik penulisan dan pedoman yang digunakan oleh penulis

dalam skripsi ini disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulisan karya

ilmiah pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2017”.

E. Sistematika Penulisan

Agar dapat memberikan penjelasan menyeluruh mengenai isi skripsi ini,

oleh karena itu dibuatlah sistematika penulisan skripsi yang terangkum

sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai Latar

Belakang Masalah, dilanjutkan dengan Identifikasi Masalah,

Pembatasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA TENTANG PENANAMAN MODAL,

Bab ini membahas mengenai pembahasan mengenai Kerangka

Konseptual yang terdiri dari pembahasan mengenai penananamn

modal, Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN), Kerangka teoritis dan Tinjuan (Review)

Terdahulu.

Page 22: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

10

BAB III: PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI BIDANG

INDUSTRI DI KOTA TANGERANG SELATAN. Bab ini

membahas diantaranya yaitu mengenai mengenai gambarahn

Umum Kota Tangerang Selatan, Penanaman Modal Dalam

Negeri di Kota Tangerang Selatan, Penanaman Modal Dalam

Negeri bidang industri di Kota Tangerang Selatan, Pelaksanaan

Penanaman Modal Dalam Negeri di Kota Tangerang Selatan,

dan Faktor-faktor apa saja dalam melaksanakan Penanaman

Modal Dalam Negeri di Kota Tangerang Selatan.

BAB IV: ANALISIS KEPASTIAN HUKUM PENANAMAN MODAL

DALAM NEGERI BIDANG INDUSTRI DI KOTA

TANGERANG SELATAN. Bab ini merupakan bab mengenai

tentang pelaksanaan Penanaman Modal Dalam Negeri di Kota

Tangerang Selatan, dan analisis mengenai kepastian hukum

yang diberikan dalam penyelenggaran penanaman modal di

Kota Tangerang Selatan.

BAB V: PENUTUP. Bab ini yang berisikan kesimpulan dan

rekomendasi. Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan

skripsi ini, untuk itu penulis menarik beberapa kesimpulan dari

hasil penelitian, di samping itu penulis menengahkan beberapa

rekomendasi yang dianggap perlu.

Page 23: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA TENTANG PENANAMAN MODAL

A. Kerangka Konseptual

1. Penanaman Modal

a. Pengertian Penanaman Modal

Istilah penanaman modal merupakan istilah-istilah yang dikenal, baik

dalam kegiatan bisnis sehari-hari maupun dalam bahasa perundang-

undangan. Istilah investasi merupakan istilah yang lebih popular dalam

dunia usaha, sedangkan istilah penanaman modal lebih banyak digunakan

dalam bahasa perundang-undangan. Investasi berasal dari kata invest yang

berarti menanam, menginvestasikan atau menanam uang.1 Istilah investasi

atau penanaman modal merupakan istilah-istilah yang dikenal, baik dalam

kegiatan bisnis sehari-hari maupun dalam bahasa perundang-undangan.

Istilah investasi merupakan istilah yang lebih popular dalam dunia usaha,

sedangkan istilah penanaman modal lebih banyak digunakan dalam bahasa

perundang-undangan. Namun, pada dasarnya kedua istilah tersebut

mempunyai pengertian yang sama sehingga kadang- kadang digunakan

secara interchangeable.2

Istilah penanaman modal berasal dari bahasa latin, yaitu investire yang

artinya memakai, sedangkan dalam bahasa inggris disebut dengan

investment. Dalam definisi penanaman modal dikonstruksikan sebagai

sebuah kegiatan untuk penaikan sumber dana yang digunakan untuk

pembelian barang modal, dan barang modal itu akan dihasilkan produk

baru. Wikipedia Indonesia mengartikan investor atau penanam modal

1Andreas Halim, Kamus Lengkap 1 Milyar Inggris-Indonesia, (Surabaya, Sulita Jaya,2003),

h. 166.

2Ida Bagus Rahmadi Supanca, Kerangka Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung di

Indonesia, (Bogor, Ghalia Indonesia, 2006), h.1.

Page 24: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

12

adalah orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non domestik

yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal sesuai dengan

jenis investasi yang dipilihnya) baik dalam jangka pendek atau jangka

panjang. Terkadang istilah penanam modal ini juga digunakan untuk

menyebutkan seseorang yang melakukan pembelian properti, mata uang

asing, komoditi, derivatif, saham perusahaan, atau aset-aset lainnya dengan

suatu tujuan untuk memperoleh keuntungan dan bukan merupakan

profesinya serta hanya untuk jangka waktu tertentu.

Para ahli memiliki pandangan yang berbeda mengenai konsep teoritis

tentang penanaman modal. Fitzgeral mengartikan penanaman modal

adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber

(dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang,

dan dengan barang modal akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang

akan datang. Kamaruddin Ahmad mengartikan penanaman modal adalah

penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan

atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut. Penanaman modal

menurut Sunariyah adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva

yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan

mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.

Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian, dan produksi,

dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi

yang akan datang. Contohnya adalah membangun infrastruktur atau pabrik.

Menurut Ferdie Darmawan, penanaman modal merupakan salah satu

pilihan untuk mencapai kebebasan finansial dan tidak dibatasi oleh

kesibukan, waktu, maupun usia Losina Purnastuti menjelaskan penanaman

modal adalah merupakan komponen pengeluaran terbesar kedua setelah

konsumsi. Pembelanjaan investasi dipengaruhi oleh motif profit. Satjipto

Raharjo mendefinisikan penanaman modal merupakan penggunaan dana

Page 25: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

13

atau modal untuk pembelian instrumen pasar modal, seperti saham,

obligasi, reksadana, instrumen pasar uang, properti, dan lain-lain.3

Berdasarkan Pasal 25 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007

definisi penanaman modal ialah segala bentuk kegiatan menanam modal,

baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing

untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Penjelasan

pada pasal tersebut menekankan titik fokus pada kegiatannya, yakni

menanam modal. Kegiatan menanam modal dapat dilakukan baik oleh

pihak asing maupun pihak dalam negeri.4 Penanaman modal dapat berupa

orang-perseorangan ataupun berbentuk badan hukum yang berasal dari

dalam negeri, sedangkan pihak investor asing hanya dapat menanamkan

modalnya di Indonesia apabila berbentuk badan hukum saja. Arti dari

modal sendiri adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan

uang yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis.5

Berdasarkan pengertian penanaman modal dan penanam modal

sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa modal ialah apa yang

ditanam (asset) dalam kegiatan penanaman modal oleh pihak penanam

modal. Objek tersebut dapat berupa uang atau bentuk lain selain uang yang

memiliki nilai ekonomis. Jika yang ditanam tersebut tidak memiliki nilai

ekonomis maka ia tidak dapat dikategorikan sebagai modal atau aset di

Indonesia dan juga ada beberapa unsur-unsur terpenting dari kegiatan

penanaman modal, yaitu:6

1) Adanya motif untuk meningkatkan untuk mempertahankan modal.

3Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, (PT Raja grafindo Perasada,

jakarta 2008), h. 9.

4Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia…, h. 31

5S.T Kansil dan Cristine, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, (Sinar

Grafika, Cetakan IV, Jakarta Mei 2008), h. 571

6Salim H S dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia…, h. 16.

Page 26: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

14

2) Bahwa modal tersebut tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat kasat

mata dan dapat diraba, tetapi juga mencakup sesuatu yang bersifat tidak

kasat mata dan tidak dapat diraba.

3) Investasi dibagi menjadi dua macam yaitu investasi asing dan investasi

domestik. Investasi asing yang bersumber dari pembiayaan luar negeri,

sedangkan investasi domestic adalah investasi yang bersumber dari

pembiayaan dalam negeri. Setiap usaha penanaman modal harus

diarahkan kepada kesejahteraan masyarakat. Artinya, dengan adanya

investasi yang ditanamkan para investor dapat meningkatkan kualitas

masyarakat Indonesia.

Melakukan kegiatan penanaman modal diperlukan suatu bentuk badan

usaha. Pilihan bentuk badan usaha akan mempengaruhi terhadap

pengembangan usaha, bentuk pertanggungjawaban, akses permodalan,

pembagian keuntungan, pembubaran perusahaan, dan lain-lain. Bentuk

perusahaan dalam penanaman modal dibedakan antara pemodal asing dan

pemodal dalam negeri. Ketentuan ini diatur pada Pasal 5 Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, yang berbunyi:

1) Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan

usaha yang berbentuk badan hukum, tidak berbadan hukum atau usaha

perseorangan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas

berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah

negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.

Pengertian di atas mengandung makna bahwa penanaman dalam negeri

dalam melakukan investasi dapat membentuk badan hukum atau tidak

berbadan hukum. Bagi penanaman modal asing wajib berbadan hukum

yang berbentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia. Selain

itu, baik penanam modal dalam negeri maupun asing yang melakukan

Page 27: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

15

penanaman modal dalam bentuk perseroan terbatas dapat dilakukan

dengan mengambil bagian saham atau membeli saham.

Berdasarkan Pasal 25 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007

tentang Penanaman Modal, perusahaan penanam modal yang akan

melakukan kegiatan usaha wajib memperoleh izin sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan dari instansi yang memiliki kewenangan,

kecuali ditentukan lain dalam undang-undang. Izin sebagaimana

disebutkan sebelumnya diperoleh melalui pelayanan terpadu satu pintu.

Pelayanan terpadu satu pintu ini bertujuan untuk membantu penanam

modal dalam memperoleh kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal dan

informasi mengenai penanaman modal.

b. Tujuan Penanaman Modal

Negara berkembang membutuhkan modal pembangunan nasional

melalui penanaman modal, sehingga kehadiran para investor tidak

mungkin dihindari. Permasalahannya kehadiran investor sangat

dipengaruhi kondisi internal negara, seperti stabilitas ekonomi, politik

negara, dan penegakan hukum. Untuk memenuhi harapan tersebut,

pemerintah dan masyarakat dituntut menciptakan iklim yang kondusif

untuk investasi bagi pertumbuhan perindustrian nasional Indonesia. Usaha-

usaha yang dilakukan pemerintah antara lain adalah dengan mengeluarkan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan

kebijaksanaan pemerintah yang pada dasarnya tidak akan merugikan

kepentingan nasional dan kepentingan investor.

Adapun tujuan dari diselenggarakannya penanaman modal dijelaskan

dalam Pasal 3 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal, yakni:

1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

2) Menciptakan lapangan kerja.

3) Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Page 28: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

16

4) Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional.

5) Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional.

6) Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan.

7) Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan

menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari

luar negeri.

8) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam kaitannya dengan undang-undang penanaman modal dan demi

tercapainya tujuan penyelenggaraan penanaman modal di Indonesia

kegiatan penanaman modal diklasifikasikan menjadi tiga bagian besar

berdasarkan bentuknya, yakni penanaman modal secara langsung,

portofolio investment, dan investasi tidak langsung. Berikut uraiannya:7

1) Direct Investment atau Penanaman Modal langsung Penanaman modal

memberi kewenangan kepada investor untuk secara langsung

mengontrol jalannya perusahaan dimana modalnya ditanam dan

langsung pula menanggung risiko atau untung rugi dari penanaman

modal itu.

2) Portofolio Investment Penanaman modal yang tidak memberi

kewenangan kepada pemilik modal untuk mengontrol jalannya

perusahaan tetapi yang bersangkutan secara langsung menanggung

risiko atau untung rugi dari penanaman modal itu. Portofolio Invesment

ini dilakukan dengan cara membeli saham suatu perusahaan kurang dari

50% sehingga yang bersangkutan tidak memegang suara mayoritas di

dalam RUPS. Misalnya dengan membeli saham di bursa saham suatu

perusahaan yang go public yang hanya menjual sahamnya kurang dari

25% sehingga pemilik perusahaan yang asli tetap memegang suara

mayoritas agar kendali perusahannya tidak pindah kepada pihak lain.

7Henry Faizal Noor, Investasi: Pengelolaan Keuangan Bisnis dan Pengembangan Ekonimi

Masyarakat, (Indeks, Jakarta, 2009) h. 11-12.

Page 29: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

17

3) Indirect Investment atau Penanaman Modal Tidak Langsung Penanaman

modal yang dilakukan dengan pembelian kredit sehingga penanam

modal atau kreditur pada asasnya tidak mengontrol jalannya perusahaan

dan tidak pula menanggung risiko atas untung ruginya perusahaan.

Pihak kreditur sebagai investor hanya mengharapkan debitur

mengembalikan kredit pada waktunya beserta bunganya, kreditur tidak

mau tahu apakah kegiatan usaha jenis penanaman modal investasi milik

debitur memperoleh keuntungan atau tidak walaupun debitur

mengalami kerugian di dalam usahanya, kreditur tetap akan menagih

kredit yang telah diberikan beserta bunganya.

c. Hak dan kewajiban penanam modal

Hak, kewajiban, dan tanggung jawab penanam modal telah ditentukan

dalam pasal 14, 15, dan 16 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 2007

tentang Penanaman Modal. Hak, kewajiban, dan tanggung jawab itu

meliputi:

1) Setiap penanaman modal berhak mendapatkan:

a) Kepastian hak, hukum, dan perlindungan.

b) Informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya.

c) Hak pelayanan.

d) Berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

2) Setiap penanam modal berkewajiban:

a) Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

b) Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.

c) Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan

menyampaikannya kepada Badan Koordinasi penanaman Modal.

d) Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan

usaha penanaman modal.

e) Mengetahui semua ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 30: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

18

d. Pengaturan dan penetapan bidang usaha penanaman modal

Pengaturan dan penetapan bidang usaha penanaman modal oleh

pemerintah pada dasarnya bertujuan untuk mengarahkan penanaman modal

khususnya penanaman modal asing kepada bidang-bidang usaha yang

memerlukan modal yang cukup besar, lokasi usaha, tingkat penguasaan

teknologi, keahlian maupun manajemen yang memadai, sehingga

diharapkan sesuai dengan rencana pembangunan nasional dan kebutuhan

perkembangan bangsa Indonesia.

Berdasarkan pengaturan Pasal 12 Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal, pengaturan bidang usaha penanaman

modal dapat dibagi menjadi:

1) Bidang usaha yang terbuka

Pada dasarnya semua bidang usaha terbuka bagi swasta untuk

melakukan penanaman modal, bahkan kegiatan-kegiatan negara yang

bersangkutan dengan pembinaan bidang usaha swasta meliputi pula

bidang-bidang yang perlu dipelopori oleh pemerintah, terutama bidang-

bidang yang penguasaannya wajib dilaksanakan oleh pemerintah

berdasarkan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun

1945, kecuali dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan

berdasarkan ketentuan Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Penanaman

Modal.

2) Bidang usaha yang tertutup

Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 merupakan pedoman

terbaru dalam menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman

modal, baik dari investasi asing maupun investasi dalam negeri. Daftar

Negatif Investasi tersebut antara lain:

a) Sektor kebudayaan dan pariwisata yang meliputi obyek ziarah,

peninggalan sejarah, museum pemerintah, dan monument.

b) Sektor kehutanan terkait pemanfaatan atau pengambilan koral.

Page 31: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

19

c) Sektor kelautan dan perikanan terkait penangkapan spesies ikan jenis

tertentu.

d) Sektor komunikasi dan informatika terkait manajemen dan

penyelenggaraan stasiun monitoring spektrum frekuensi radio dan

orbit satelit Lembaga Penyiaran Publik radio dan televise.

e) Sektor perhubungan meliputi penyediaan dan penyelenggaraan

terminal darat, penyelenggaraan dan pengoperasian jembatan

timbang, penyelenggaraan pengujian tipe kendaraan bermotor dan

pengujian berkala kendaraan bermotor, telekomunikasi atau sarana

bantu navigasi pelayaran, Vessel Traffic Information System (VTIS),

dan pemanduan lalu lintas udara.

f) Sektor pertanian yang tertutup yakni budidaya ganja. Bidang usaha

yang tertutup tersebut dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan non

komersial seperti penelitian dan pengembangan dengan persetujuan

sektor yang bertanggung jawab.

3) Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan

Persyaratan yang dimaksud dalam hal ini didasarkan kepada

kepentingan nasional, yaitu meliputi perlindungan sumber daya alam,

perkembangan usaha makro, kecil, menengah dan koperasi, pengawasan

produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi

modal dalam negeri, serta kerjasama dengan badan usaha yang ditunjuk

pemerintah.

e. Fasilitas Penanaman Modal

Untuk menarik minat penanam modal dalam menanamkan modalnya,

pemerintah memberikan kemudahan-kemudahan. Penanam modal yang

ingin mendapatkan kemudahan-kemudahan tersebut harus memenuhi

setidaknya salah satu kriteria yang dijabarkan dalam Pasal 18 Ayat (3)

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, yaitu:

1) Menyerap tenaga kerja.

Page 32: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

20

2) Termasuk skala prioritas tinggi.

3) Termasuk pembangunan infrastruktur.

4) Melakukan alih teknologi.

5) Melakukan industri pionir.

6) Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau

daerah lain yang dianggap perlu.

7) Menjaga kelestarian lingkungan hidup.

8) Melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi.

9) Bermitra dengan usaha mikro, kecil, menengah, atau koperasi.

10) Industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan

yang diproduksi dalam negeri.

Selanjutnya penanam modal yang telah memenuhi salah satu kriteria

tersebut mendapatkan fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 Ayat

(4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal,

yaitu:

1) Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan neto sampai

tingkat tertentu jumlah penanam modal yang dilakukan dalam waktu

tertentu.

2) Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal,

mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat

diproduksi di dalam negeri.

3) Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan

penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan

persyaratan tertentu.

4) Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor

barang modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang

belum diproduksi dalam negeri selama jangka waktu tertentu.

5) Penyusutan atau amortasi yang dipercepat.

Page 33: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

21

6) Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha

tertentu, pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dinyatakan bahwa fasilitas

penanaman modal merupak kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh

pemerintah kepada penanam modal guna merangsang penanam modal

untuk berinvestasi di Indonesia. Penanam modal yang ingin mendapatkan

fasilitas tersebut harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam

Undang-Undang No 25 Tahun 2007 Tentang penanaman modal. Adapun

kemudahan yang diberikan pemerintah kepada penanam modal yang telah

memenuhi kriteria untuk mendapatkan fasilitas penanaman modal adalah

dengan pengurangan pajak penghasilan, pembebasan atau keringanan bea

masuk atas impor barang modal dan lainnya.

f. Sumber Hukum Penanaman Modal

Pada dasarnya sumber hukum dapat dibedakan menjadi dua macam

yaitu sumber hukum materiil dan sumber hukum formal. Sumber hukum

materiil ialah tempat dari mana materi hukum itu diambil. Sumber hukum

materiil ini merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum,

misalnya hubungan sosial, kekuatan politik, situasi sosial ekonomi, tradisi

(pandangan keagamaan dan kesusilaan), hasil penelitian ilmiah,

perkembangan internasional, dan keadaan geografis. Sumber hukum

formal ini merupakan tempat memperoleh kekuatan hukum. Ini berkaitan

dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum formal itu

berlaku. Sumber hukum yang diakui umum sebagai hukum formal ialah

undang-undang, perjanjian antarnegara, yurisprudensi, dan kebiasaan.8

Sumber hukum mengenai penanaman modal adalah sebagai berikut:9

8Salim H S dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia…, h. 16.

9Tunggal Iman syahputra. Peraturan Perundang-Undangan Penanaman Modal di Indonesia,

(CV Harvarindo Buku I, Jakarta,1997) h. 44.

Page 34: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

22

1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal

Asing jo Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan

dan Tambahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang

Penanaman Modal Asing.

3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal

Dalam Negeri jo. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1970 tentang

Perubahan dan Tambahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968

tentang Penanaman Modal Dalam Negeri.

4) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1992 tentang Persyaratan

Pemilikan Saham Dalam Perusahaan Penanaman Modal.

5) Keputusan Presiden Nomor 115 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas

Keputusan Presiden Nomor 97 Tahun 1993 tentang Tata Cara

Penanaman Modal.

6) Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 2000 tentang Bidang Usaha

Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan

Tertentu Bagi Penanaman Modal.

7) Keputusan Presiden Nomor 118 Tahun 2000 tentang Perubahan

Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 2000 tentang Bidang Usaha

Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan

Tertentu Bagi Penanaman Modal.

8) Keputusan Menteri Negara Investasi atau Kepala BKPM Nomor

38/SK/1999 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman

Modal Yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Dalam

Negeri dan Penanaman Modal Asing.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing

jo. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan

Tambahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman

Page 35: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

23

Modal Asing dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang

Penanaman Modal Dalam Negeri jo. Undang-Undang Nomor 12 Tahun

1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri dinyatakan tidak berlaku

lagi dan telah dicabut dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007

tentang Penanaman Modal. Dengan demikian, bahwa yang menjadi

payung hukum dari penanaman modal di Indonesia saat ini adalah

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.10

2. Jenis-Jenis Penanaman Modal

Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 Tentang Penanaman

Modal, Penanaman Modal di Indonesia dibagi menjadi 2 jenis yaitu

penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing

(PMA).

a. Penanaman Modal Asing (PMA)

1) Pengertian Penanaman Modal Asing

Istilah Penanaman Modal Asing merupakan terjemahan dari

bahasa inggris yaitu foreign investment. Pengertian Penanaman

Modal Asing ditemukan dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Sedangkan menurut

Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal, Penanaman Modal Asing adalah hanya meliputi

modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau

berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang dan digunakan

untuk menjalankan usaha di Indonesia.

Penanaman modal asing adalah merupakan transfer modal baik

nyata maupun tidak nyata dari suatu negara ke negara lain,

10

Aminuddin Ilmar, Hukum Penananaman Modal di Indonesia, (Prenada Media, Jakarta,

2004), h. 6

Page 36: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

24

tujuannnya untuk digunakan di negara tersebut agar menghasilkan

keuntungan di bawah pengawasan dari pemilik modal, baik secara

total maupun sebagian. Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui

Penanaman Modal Asing (PMA) dikontruksikan sebagai upaya

pemindahan modal dari satu negara ke negara lainnya yang tujuan

utamanya memperoleh keuntungan.11

Unsur-unsur Penanaman Modal Asing dalam definisi diatas dapat

meliputi:12

a) Dilakukan secara langsung, artinya investor secara langsung

menangggung semua resiko yang akan dialami dari penanaman

modal tersebut.

b) Menurut Undang-Undang, artinya bahwa modal asing yang di

investasikan di Indonesia oleh investor asing harus didasarkan

pada subtansi, prosedur, dan syarat-syarat yang telah ditentukan

dalam peraaturan perundang-undangan yang berlaku dan

ditetapkan oleh pemerintahan Indonesia.

c) Digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, artinya

mdal yang ditanamkan oleh investor asing digunakan untuk

menjalankan perusahaan di Indonesia harus berstatus sebagai

Badan Hukum.

2) Tujuan Penanaman Modal Asing

Adapun tujuan dari diselenggarakannya Penanaman Modal Asing

adalah sebagai berikut:13

a) Untuk menarik arus modal yang signifikan ke suatu negara.

11

Hulaman Panjaitan, Hukum Penanaman Modal Asing, (Ind-Hill Co, Jakarta, 2003.) h. 19.

12David Kairupan, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia, (Kencana Premada

Media, Jakarta, 2013), h. 21

13Hulaman penjaitan dan Anner M Sianipar, Hukum Penanaman Modal asing, (CV Indhill

Co, jakarta, 2008), h. 47

Page 37: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

25

b) Untuk mendapatkan keuntungan berupa biaya produksi yang

rendah, manfaat pajak lokal dan lain-lain.

c) Untuk membuat rintangan perdagangan bagi perusahaan-

perusahaan lain.

d) Untuk mendapatkan return yang lebih tinggi daripada di negara

sendiri melalui tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,

sistem perpajakkan yang lebih menguntungkan dan infrastruktur

yang lebih baik.

3) Manfaat Penanaman Modal Asing

Manfaat penanaman modal asing bagi negara sedang berkembang,

antara lain:14

a) Untuk menciptakan lapangan kerja.

b) Proses ahli teknologi dan keterampilan yang bermanfaat.

c) Sumber tabungan atau devisa.

4) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penanaman Modal Asing

Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu Penanaman Modal Asing

adalah sebagai berikut:15

a) Produk domestik bruto (PDRB)

Peranan PDRB sangat penting, karena semakin meningkat

PDRB suatu negara maka pertumbuhan ekonomi suatu negara

akan meningkat, sehingga lapangan pekerjaan terbuka luas,

pendapatan masyarakat meningkat. Peningkatan pendapatan

akan menggeliatkan daya beli masyarakat, permintaan barang

dan jasa semakin meningkat, keuntungan yang diperoleh oleh

perusahaan akan meningkat sehingga investasi semakin banyak.

14

Erman Rajagukguk, Modul Hukum Investasi di Indonesia, (Universitas Indonesia, Jakarta

2005), h. 50

15Aminuddin Hilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia…, h. 88.

Page 38: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

26

b) Tingkat Inflasi

Inflasi merupakan salah satu hal yang menjadi fokus bagi

pemerintah dalam menjaga kestabilan perekonomian, karena

gejolak yang ditimbulkan oleh inflasi berpengaruh pada semua

sektor perekonomian. Inflasi yang sangat berat akan

menyebabkan iklim investasi memburuk, karena dengan

tingginya inflasi pertumbuhan ekonomi akan melemah dan daya

saing menurun, hal ini dikarenakan pada saat inflasi tinggi biaya

produksi akan meningkat sebagai akibat dari kenaikan harga

pada barang.

c) Nilai Tukar

Nilai tukar merupakan nilai yang digunakan untuk

mendapatkan mata uang asing sejumlah dengan mata uang

dalam negeri yang dimiliki. Nilai tukar terdiri dari dua jenis

yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar

nominal adalah nilai tukar dalam bentuk surat berharga,

sedangkan nilai tukar riil adalah nilai tukar nominal dikalikan

dengan harga barang domestik dibagi dengan harga barang

asing. Peningkatan yang terjadi pada nilat tukar riil akan

menyebabkan harga barang dalam negri cenderung meningkat

dan harga barang luar negri menjadi murah, begitu pula

sebaliknya. Oleh karena itu, jika kurs rendah maka masyarakat

akan cenderung membeli barang dalam negri dibanding luar

negri sehingga permintaan barang akan meningkat, dan ini

dapat mepengaruhi investor menanam modalnya.

d) Upah

Kenaikan upah akan menyebabkan biaya faktor produksi

akan meningkat, sehingga harga barang akan meningkat,

peningkatan ini berpengaruh pada kurangnya minat investor

Page 39: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

27

karena daya beli pemerintah akan menurun dan keuntungan

yang diperoleh akan berkurang.

e) Pajak Tarif

pajak merupakan salah satu hal penting yang harus

diperhatikan untuk tetap menciptakan iklim investasi yang

kondusif karena tarif pajak yang besar akan memberatkan para

investor.

b. Penananaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

1) Pengertian Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Istilah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berasal dari

bahasa inggris, yaitu domestic investment. Penggunaan kekayaan

secara langsung adalah penggunaan modal yang digunakan secara

langsung oleh investor domestic untuk pengembangan usahanya,

sedangkan penggunaan secara tidak langsung merupakan

penggunaan modal yang digunakan tidak dilakukan secara langsung

untuk membangun usaha. Pelaksanaan penanaman modal itu

berdasarkan pada peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman

Modal, Penanaman Modal Dalam Negeri adalah kegiatan

menanamkan modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara

Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanaman modal dalam

negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.16

Pihak yang dapat menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri

adalah menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang

Penanaman Modal adalah:

a) Orang-Perorangan Warga Negara Indonesia.

b) Badan Usaha Indonesia.

16

Suparji, Pengaturan Penanaman Modal di Indonesia, (Universitas Alazhar Indonesia,

Jakarta, 2010) h. 15.

Page 40: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

28

c) Badan Hukum Indonesia.

Pihak yang dapat mengajukan permohonan penanaman modal

baru dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

adalah:17

a) Perseroan Terbatas (PT).

b) Commanditaire Vennootschap (CV).

c) Firma (Fa).

d) Badan Usaha Koperasi.

e) BUMN.

f) BUMD.

g) Perorangan.

2) Tujuan Penanaman Modal Dalam Negeri

Adapun tujuan dari diselenggarakannya Penanaman Modal Dalam

Negeri adalah sebagai berikut:

a) Untuk mendapatkan keuntungan berupa biaya produksi yang

rendah, manfaat pajak lokal dan lain-lain.

b) Untuk membuat rintangan perdagangan bagi perusahaan-

perusahaan lain.

c) Untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dari pada di dalam

negeri melalui tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,

sistem perpajakkan yang lebih menguntungkan dan infrastruktur

yang lebih baik.

d) Untuk menarik arus modal yang signifikan ke dalam negeri.

3) Manfaat Penanaman Modal Dalam Negeri

Manfaat Penanaman Modal Dalam Negeri, adalah sebagai

berikut:18

17

Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia…, h.129. 18

Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, (Sinar Grafika,

Jakarta, 2009), h.33.

Page 41: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

29

a) Mampu menghemat devisa.

b) Mengurangi ketergantungan terhadap produk asing.

c) Mendorong kemajuan industri dalam negeri melalui keterkaitan

ke depan dan keterkaitan ke belakang.

d) Memberikan kontribusi dalam upaya penyerapan tenaga kerja.

4) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penanaman Modal Dalam

Negeri

Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu Penanaman Modal

Dalam negeri adalah sebagai berikut:19

a) Potensi dan karakteristik suatu daerah.

b) Budaya masyarakat.

c) Pemanfaatan era otonomi daerah secara proposional.

d) Peta politik daerah dan nasional.

e) Kecermatan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan

lokal dan peraturan daerah yang menciptakan iklim yang

kondusif bagi dunia bisnis dan investasi.

B. Kerangka Teoritis

Kepastian hukum adalah suatu jaminan bahwa suatu hukum harus dijalankan

dengan cara yang baik atau tepat. Kepastian pada intinya merupakan tujuan

utama dari hukum. Jika hukum tidak ada kepastian maka hukum akan kehilangan

jati diri serta maknanya. Jika hukum tidak memiliki jati diri maka hukum tidak

lagi digunakan sebagai pedoman perilaku setiap orang. Kepastian hukum

merupakan harapan bagi pencari keadilan terhdap tindakan sewenang-wenang

dari aparat penegak hukum yang terkadang selalu arogansi dalam menjalankan

tugasnya sebagai penegak hukum didalam menjalankan tugasnya, maka dari itu

kepastian hukum sangat penting.

19

Aminuddin Hilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia…, h. 88

Page 42: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

30

Dalam peneliatian ini menggunakan 3 (Tiga) Teori Kepastian Hukum. Teori

yang pertama yaitu menurut Hans Kelsen, hukum adalah sebuah sistem norma.

Norma adalah pernyataan yang menekankan aspek “seharusnya” atau das sollen,

dengan menyertakan beberapa peraturan tentang apa yang harus dilakukan.

Undang-Undang yang berisi aturan-aturan yang bersifat umum menjadi pedoman

bagi individu bertingkah laku dalam bermasyarakat, baik dalam hubungan

dengan sesama individu maupun dalam hubungannya dengan masyarakat.

Aturan-aturan itu menjadi batasan bagi masyarakat dalam membebani atau

melakukan tindakan terhadap individu. Adanya aturan itu dan pelaksanaan aturan

tersebut menimbulkan kepastian hukum.20

Yang kedua yaitu Menurut Gustav Radbruch (1878-1949), hukum harus

mengandung 3 (tiga) nilai identitas, yaitu sebagai berikut:21

1. Asas kepastian hukum (rechtmatigheid), Asas ini meninjau dari sudut

yuridis mengenai dari kepastian hukum.Kepastian hukum itu adalah

kepastian undang-undang atau peraturan, metode dan lain sebagainya harus

berdasarkan undang-undang atau peraturan. Di dalam kepastian hukum

terdapat hukum positif dan hukum tertulis oleh lembaga yang berwenang,

mempunyai sanksi yang tegas, sah dengan sendirinya ditandai dengan

diumumkan di Lembaga Negara.

2. Asas keadilan hukum (gerectigheit), Asas ini meninjau dari sudut filosofis,

dimana keadilan adalah kesamaan hak untuk semua orang di depan

pengadilan mengenai kepastian hukum. Keadilan menjadi landasan moral

hukum dan sekaligus tolok ukur sistem hukum positif dan tanpa keadilan,

sebuah aturan tidak pantas menjadi hukum.

20

Peter Mahmud Marzuki, Penulisan Hukum, (Kencana, Jakarta, 2010), h. 141

21Sidharta, Reformasi Peradilan dan Tanggung Jawab Negara, Bunga Rampai Komisi

Yudisial, Putusan Hakim: Antara Keadilan, Kepastian Hukum, dan Kemanfaatan Komisi Yudisial

Republik Indonesia, (Jakarta, 2010), h. 3.

Page 43: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

31

3. Asas Kemanfaatan Hukum (zwechmatigheid), Asas ini meninjau dari

manfaat hukum didalam kehidupan. Bekerjanya hukum di masyarakat efektif

atau tidak. Dalam nilai kemanfaatan, hukum berfungsi sebagai alat untuk

memotret fenomena masyarakat atau realitasosial. Dapat memberi manfaat

atau berdaya guna (utility) bagi masyarakat.

Disamping itu, menurut Erman Rajagukguk faktor utama bagi hukum untuk

dapat berperan dalam pembangunan ekonomi adalah hukum dapat

menciptakan:22

1. Stability.

2. Predictability.

3. Fairness.

Stability merupakan potensi hukum menyeimbangkan dan mengakomodasi

kepentingan-kepentingan yang saling bersaing. Predictability ialah fungsi hukum

untuk meramalkan akibat dari suatu langkah-langkah yang diambil penting bagi

negara yang sebagian besar rakyatnya untuk pertama kali memasuki hubungan-

hubungan ekonomi melampaui lingkungan sosial dan tradisional. Fairness

merupakan keadilan atau kepastian.

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Dalam pembuatan proposal skripsi ini peneliti menjumpai berbagai

penelitian yang juga membahas di bidang penanaman modal yang terutama

menyangkut Penanaman Modal Dalam Negeri diantaranya sebagai berikut:

1. Nama : M Andi Firdaus,

Institusi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun : 2014

Judul Skripsi : Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada

Bidang Usaha Perkebunan Di Indonesia.

22

Erman Rajagukguk, Erman Rajagukguk 70 Tahun: Hukum Ekonomi Indonesia (Kumpulan

Karangan), (Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, 2016)

Page 44: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

32

Dalam skripsi ini membahas mengenai lebih dalam terhadap

penanaman modal dibidang perkebunan, seperti dari prosedur, dampak

hukum dan juga kasus. Judulnya lebih spesifik kepada bidang usaha

perkebunan dan penanaman modal, sedangkan perbedaan dengan penulisan

skripsi ini adalah lebih spesifik kepada kepastian hukum terhadap

Penanaman Modal Dalam Negeri bidang industri di Kota Tangerang Selatan

sedangkan di skripsi tersebut lebih ke penanaman modal di bidang usaha

perkebunan.

2. Nama : H. Salim HS., S.H., M.S

Tahun : 2010

Judul Buku : Hukum Divestasi di Indonesia.

Dalam buku ini membahas mengenai lebih mendalami mengenai

hukum tentang divestasi di Indonesia. Buku tersebut memiliki isi mengenai

istilah, pengertian, teori mengenai divestasi, kajian normatif terhadap

divestasi pemerintah, dll yang digunakan sebagai bahan untuk mengisi bab

dan sub bab yang ada pada skripsi ini. Perbedaan dengan penulisan skripsi

ini adalah lebih spesifik ke penamanan modal.

3. Nama : Ratna Juliawati

Tahun : 2013

Judul Jurnal : Hukum Divestasi di Indonesia Jurnal Pengaruh Realisasi

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Realisasi

Penanaman Modal Asing (PMA) Terhadap Kesempatan

Kerja Kabupaten atau Kota di Kalimantan.

Dalam jurnal ini membahas mengenai penanaman modal dalam negeri

dan juga penanaman modal asing diwilayah kabupaten atau kota di wilayah

Kalimantan. Pembahasan penanaman modal asing dan penanaman modal

dalam negeri, namun yang membedakan dengan penulisan skripsi ini adalah

bahwa penulis lebih menekankan kepastian hukum pada Penanaman Modal

Dalam Negeri bidang industri di Kota Tangerang Selatan sedangkan di

Page 45: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

33

jurnal ini lebih ke Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) di wilayah Kalimantan.

Page 46: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

34

BAB III

PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI BIDANG INDUSTRI

DI KOTA TANGERANG SELATAN

A. Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir

tahun 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten. Pembentukan daerah

otonom baru tersebut dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. Dari aspek geografis, Kota

Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik

koordinat 106°38’- 106°47’ Bujur Timur dan 06°13’30”- 06°22’30” Lintang

Selatan dengan luas sebesar 16.486 (enam belas ribu empat ratus delapan puluh

enam) hektar merupakan wilayah yang strategis karena berbatasan langsung

dengan Ibu Kota Republik Indonesia, DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat sebagai

salah satu provinsi terbesar di Indonesia. Hal tersebut menjadi pemicu pesatnya

laju perubahan tata guna lahan Kota Tangerang Selatan yang juga dipengaruhi

oleh kegiatan yang dilakukan di wilayah ini mencakup aspek fisik, sosial ekonomi,

sosial budaya, dan lainnya.

Dengan luas wilayah ±147,19 km2 (14.719 ha) dan jumlah penduduk lebih

dari 1,3 juta orang tersebar di 7 kecamatan, pelaksanaan pembangunan dan

pelayanan kepada masyarakat di Tangerang Selatan dirasakan belum sepenuhnya

terjangkau. Kondisi demikian perlu diatasi yaitu antara lain dengan memperpendek

rentang kendali pemerintahan melalui pembentukan daerah Kota Tangerang

Selatan, sehingga pelayanan publik dapat ditingkatkan guna mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Kota ini terletak di bagian timur Propinsi

Banten yaitu pada titik koordinat 106˚14’-106˚22’ Bujur Timur dan 06˚39’30”-

Page 47: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

35

06˚47’30” Lintang Selatan dan secara administratif terdiri dari 7 kecamatan dan 54

kelurahan, dengan luas wilayah 147,19 km2 atau 14.719 ha. Batas wilayah Kota

Tangerang Selatan pada sebelah Utara dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota

Tangerang sebelah Timur dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Depok sebelah

Selatan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok dan sebelah Barat dengan

Kabupaten Tangerang. Lintasan Kali Angke, Kali Pesanggrahan, dan Sungai

Cisadane juga merupakan batas wilayah administrasi Kota Tangerang Selatan.

Kota ini berada di antara Provinsi DKI Jakarta dan Banten serta Jawa Barat

sehingga letak yang sangat strategis ini memungkinkan kota ini menjadi daerah

penyangga dan daerah penghubung yang akan mengalami kepesatan

perkembangan pembangunannya.1

Keterbatasan ruang di Ibukota Jakarta ini memunculkan wacana pembentukan

“Megapolitan Area” yang salah satu bagian wilayahnya adalah Kota Tangerang

Selatan di mana saat ini telah dicanangkan rencana pembangunan jaringan jalan tol

baru yang melintasi wilayah Kota Tangerang Selatan, yaitu Jalan Lingkar Luar

Jakarta atau JORR II (Cinere ke Serpong dan Serpong ke Tangerang), rencana

Jalan Tol JORR II ruas Serpong ke Lapangan terbang Internasional Soekarno

Hatta dan rencana Jalan Tol ruas Serpong ke Balaraja. Selain mempromosikan

sumber daya yang ada, pemerintah daerah harus mendukung terciptanya iklim

usaha yang kondusif dan mendukung investasi seperti adanya jaminan keamanan

dan kepastian hukum dalam berinvestasi di daerah. Peningkatan kapasitas

kelembagaan dilingkup pemerintah daerah harus dapat melakukan suatu terebosan

untuk perbaikan tata kelola pelayanan publik dan pengawasan yang baik, sehingga

hal tersebut dapat mempengaruhi investasi di daerah, termasuk di Tangerang

Selatan.2

1https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang_Selatan, di akses pada tanggal 5 mei 2018

pukul 19.20 WIB

2Dinas Penanaman Modal Kota Tangerang Selatan dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota

Tangerang Selatan, Visi dan Misi DPMPTS Kota Tangerang Selatan.

Page 48: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

36

Pada interval 2010 – 2015, laju pertumbuhan penduduk di Kota Tangerang

Selatan mencapai 3,59%, tertinggi terdapat di Kecamatan Serpong Utara (5,30%)

dan terendah di Kecamatan Ciputat Timur (2,51%). Tingginya laju pertumbuhan

penduduk ini diindikasikan bukan hanya didukung oleh tingkat kelahiran namun

juga oleh peningkatan jumlah pendatang warga di luar wilayah untuk bermukim di

Kota Tangerang Selatan. Komposisi penduduk saat ini didominasi kelompok umur

produktif (usia 15-64 tahun) berjumlah 1.072.001 jiwa atau 71,80 % dari

komposisi penduduk.

Semakin sejahtera suatu rumah tangga maka persentase pengeluaran makanan

akan lebih sedikit sehingga pemenuhan kebutuhan lebih banyak untuk memenuhi

kebutuhan pendidikan, kesehatan, bahkan rekreasi. Berdasarkan data hasil Susenas

2015 Kota Tangerang Selatan terlihat bahwa proporsi rata-rata pengeluaran

perkapita penduduk Kota Tangerang Selatan untuk kelompok makanan mencapai

35,94 persen dari total pengeluaran. Sedangkan proporsi ratarata pengeluaran

untuk kelompok bukan makanan sekitar 64,06 persen. Ini menunjukkan bahwa

tingkat kesejahteraan masyarakat di Kota Tangerang Selatan pada umumnya telah

cukup baik.

Kondusifnya situasi perekonomian juga terjadi di Kota Tangerang Selatan.

Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Selatan terus mengalami peningkatan

mencapai Rp 300 miliar lebih sejak berdiri pada tahun 2009. Pendapatan Asli

Daerah di tahun 2009 sebesar Rp 25,4 miliar. Pada tahun 2010 meningkat menjadi

Rp 110,4 miliar dan tahun 2011 meningkat lebih dari seratus persen menjadi Rp

307,2 miliar. Kemudian pada tahun 2012 ditargetkan meningkat menjadi Rp 365,9

miliar dan APBD Perubahan tahun 2012 menjadi Rp 1,985 triliun.

Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Selatan disebabkan karena

sistem pelayanan yang diterapkan terus diperbarui dan penambahan Sumber Daya

Manusia. Hampir seluruh sektor ekonomi pada PDRB Tangerang Selatan tumbuh

positif. Tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Kota Tangerang Selatan

terus tumbuh dalam kurun enam tahun terakhir.

Page 49: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

37

B. Penanaman Modal di Kota Tangerang Selatan

Penanaman Modal atau Investasi adalah segala bentuk kegiatan menanamkan

modal, baik oleh penanaman modal asing maupun dalam negeri, penanaman

modal dalam negeri adalah kegiatan menanamkan modal untuk melakukan usaha

di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri

dengan menggunakan modal dalam negeri dengan landasan hukum Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.3 B

Berdasarkan Pasal 25 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007

definisi penanaman modal ialah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh

penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan

usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Penjelasan pada pasal tersebut

menekankan titik fokus pada kegiatannya, yakni menanam modal. Kegiatan

menanam modal dapat dilakukan baik oleh pihak asing maupun pihak dalam

negeri.

Berdasarkan peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan

Penanaman Modal, maka penanam modal dalam negeri terdiri dari perorangan

maupun badan usaha. Dalam skala usaha ekonomi kecil dan menengah atau

koperasi, kegiatan usaha yang dilakukan oleh para pengusaha kecil dan menengah

maupun koperasi adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan dan

keuntungan dengan melakukan investasi.

Dalam mewujudkan peningkatan investasi daerah maka dari itu daerah harus

memiliki potensi yang dapat “dijual” kepada para investor. Pemerintah Kota

Tangerang Selatan harus bisa memastikan bahwa kawasan ini potensial bagi para

investor di tengah perlambatan ekonomi domestik dan global, selain itu tidak kalah

pentingnya efisiensi dalam hal pelayanan publik dan transparansi menjadi kunci

peningkatan investasi dengan kata lain fokus memberikan kemudahan pelayanan

3Henry Faizal Noor, Investasi: Pengelolaan Keuangan Bisnis dan Pengembangan Ekonimi

Masyarakat, (Indeks, Jakarta, 2009), h. 8.

Page 50: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

38

investasi, pelatihan kewirausahaan bagi tenaga kerja, dan membangun

infrastruktur.

Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) terdapat beberapa nilai investasi, pada tahun 2017 Jumlah investasi

sebanyak antara lain Penanaman Modal Asing, dan Penanaman Modal Dalam

Negeri. Hasil nilai investasi di Kota Tangerang Selatan melebihi target yang

ditetapkan yaitu. Dengan meningkatnya nilai investasi di Kota Tangerang Selatan

mengindikasikan bahwa Kota Tangerang Selatan masih menjadi daerah tujuan

calon investor untuk menanamkan modalnya baik Penanaman Modal Asing

Maupun Penanaman Modal Dalam Negeri.

Berinvestasi di kota Tangerang Selatan dengan didukung segala kemudahan

perizinan yang dalam pelakasanaannya dituntut cepat, mudah, murah, transparan,

pasti, dan terjangkau merupakan bagian dari sistem pelayanan yang dikehendaki

masyarakat dalam mengurus dokumen perizinan maupun non perizinan yang

mereka perlukan untuk keperluan bisnis atau keperluan lainnya. Merujuk

Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, disebutkan bahwa dalam rangka

mendekatkan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta memerpendek

proses pelayanan guna mewujudkan pelayanan yang cepat, mudah, murah,

transparan, pasti, dan terjangkau maka perlu dilaksanakan suatu sistem pelayanan

yang disebut sistem pelayanan terpadu satu pintu, dan beberapa peraturan lain

yang mengatur dan menghendaki PTSP ini diterapkan diberbagai jenjang atau

level pemerintahan atau lembaga, maka Perintah Kota Tangerang Selatan melalui

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, disingkat DPMPTSP

secara teknis dan sistemik kembali meluncurkan produk Sistem Perizinan Online

(SIMPONIE) yang tujuannya adalah mempermudah masyarakat menjangkau dan

mengurus perizinan di Kota Tangerang Selatan.

Dasar atas pelaksanaan penyelengaraan perizanan tersebut mengacu pada

Keputusan Walikota Tangerang Selatan Nomor 313/Kep.180-Huk/2017 tentang

Page 51: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

39

Pendelegasian Kewenangan Penyelenggaraan Perizinan dan Nonperizinan Kepada

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Dengan

sistem perizinan online dan pendelegasian kewenangan penyelenggaraan perizinan

dan nonperizinan ini masyarakat tidak perlu repot atau bolak balik ke Dinas teknis

(terkait) untuk melengkapi persyaratan perizinan yang dimohonkan.4 Untuk

melihat berhasil atau tidaknya kebijakan pemerintah Kota Tangerang Selatan di

bidang penanaman modal dapat dilihat dari data investasi. Sebagai berikut:

Tabel 3.1: Data Jumlah Perusahaan PMA dan PMDN di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2017.5

No Tahun PMA PMDN Jumlah

1 2011 143 15 158

2 2012 167 17 184

3 2013 171 12 183

4 2014 86 6199 6285

5 2015 103 1283 1386

6 2016 112 2256 2368

7 2017 186 1601 1787

Berdasarkan data Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) terdapat beberapa investor berskala nasional, pada tahun

2017 Jumlah perusahaan sebanyak 12.351 perusahaan antara lain: 968 perusahaan

PMA, dan 11.383 Perusahaan PMDN dimana mengalami kenaikan dari tahun

2011. Nilai investasi PMA pada tahun 2017 adalah Rp 3.998,111,200 dan nilai

investasi PMDN sebesar Rp. 429,932,881,790 juga mengalami kenaikan dari

4http://www.dpmptsp.tangerangselatankota.go.id

5Katalog Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang Selatan Dalam

Angka 2017, Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2017

Page 52: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

40

Tahun 2011 terutama PMA sebesar Rp. 1.233,000,918 dan nilai investasi PMDN

mengalami penurunan sebesar dari Rp. 69.786,900,120 dengan persentase

kenaikan PMA sebesar 50,2% dan penurunan PMDN sebesar 20,8%.

Tabel 3.2: Data Jumlah Nilai Investasi PMA dan PMDN di Kota Tangerang

Selatan Tahun 2017.6

No Tahun PMA PMDN Jumlah

1 2011 2.691,106,298 243.775,276,000 246.736,382,298

2 2012 2.934,539,498 340.687,976,000 343.622,515,498

3 2013 3.230,423,144 426.592,556,000 429.822,799,144

4 2014 2.990,000,000 487.163,100,500 490.153,100,500

5 2015 3.666,548,120 434.811,503,100 438.478,051,220

6 2016 3.701,332,228 497.213,660,120 500.914,992,348

7 2017 3.998,111,200 429.932,881,790 433.930,993,990

C. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Kota Tangerang Selatan

Pada tahun 2012 Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengeluarkan Peraturan

Daerah (Perda) Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Penanaman

Modal di Kota Tangerang Selatan agar peraturan penanaman modal di Kota

Tangerang Selatan lebih baik dan jelas sumber hukumnya mengenai pengaturan

penanaman modal di Kota Tangerang Selatan.7

Penanaman Modal Dalam Negeri di Kota Tangerang Selatan merupakan bukti

pemerintah Kota Tangerang Selatan kepada masyarakat Kota Tangerang Selatan

baik merupakan yang nyata maupun tidak nyata dari pemerintah kepada

6Katalog Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang Selatan Dalam

Angka 2017, Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2017 7Wawan, Wawancara Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Penanaman Modal

Kota Tangerang Selatan, pada hari selasa tanggal 11 April 2018.

Page 53: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

41

masyarakat melalui Penamanan Modal Dalam Negeri di konstrusikan sebagai

pemindahan Penamanan Modal Dalam Negeri dari dalam negeri ke dalam negeri

juga yang tujuannya ialah untuk mendapatkan keuntungan bagi kemajuan terhadap

Kota Tangerang Selatan. Maka dari itu untuk mengetahui keberhasilan pemerintah

Kota Tangerang Selatan terhadap kinerja PMDN bisa dilihat dari jumlah

peningkatan atau penurunan terhadap nilai investasi dan perusahaan PMDN.

Tabel 3.3: Data Nilai Investasi dan Perusahaan PMDN di Kota Tangerang Selatan

Tahun 2011-2017.8

No Status Jumlah Keterangan

Perusahaan Nilai (Rp)

1 PMDN 11.383 2.856,943,625,600 Realisasi

a PMDN Usaha

Kecil Menengah

UKM

4.688

1.844.154,750,000

Realisasi

b PMDN Koperasi 3.652 635,129,239,476 Realisasi

c PMDN Badan

Usaha

3.043

1.059.492,462,769

Realiasi

Mengacu kepada tujuan pengembangan kebijakan Penamanan Modal Dalam

Negeri Kota Tangerang Selatan yaitu menumbuhkan perekonomian daerah yang

berdaya saing berbasis produk unggulan, maka perlu diidentifikasi sektor dan

subsektor lapangan usaha apa saja yang saat ini menjadi ekonomi basis dan non

basis, dan sektor dan subsektor lapangan usaha apa saja yang di masa mendatang

layak dan memiliki potensi untuk dikembangkan. Terdapat dua faktor utama yang

8Data tahunan Dinas Penanaman Modal dan Pusat Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017, Data diberikan dalam bentuk hard file oleh sekertariat Dinas

Penanaman Modal dan Pusat Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang Selatan, tanggal 11 April

2018.

Page 54: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

42

perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi potensi kegiatan ekonomi daerah.

Pertama, sektor ekonomi yang unggul atau mempunyai daya saing dalam beberapa

periode tahun terakhir dan kemungkinan prospek sektor ekonomi di masa

mendatang. Berdasarkan hasil analisis sektor ekonomi basis serta analisis pola dan

struktur pertumbuhan ekonomi sektoral di Kota Tangerang Selatan, rekomendasi

prioritas pengembangan investasi dan penanaman modal terhadap sektor-sektor

unggulan yang prima terdiri atas:9

1. Usaha Perdagangan.

2. Usaha Informasi dan Komunikasi.

3. Usaha Real Estate.

4. Usaha Industri.

5. Usaha Jasa Pendidikan.

Adapun sektor-sektor unggulan yang potensial dan prospektif untuk

dikembangkan terdiri atas:

1. Usaha Perdagangan.

2. Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum.

3. Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.

4. Usaha Jasa Lainnya.

Penanaman Modal Dalam Negeri di Kota Tangerang Selatan merupakan bukti

pemerintah Kota Tangerang Selatan kepada masyarakat Kota Tangerang Selatan

baik merupakan yang nyata maupun tidak nyata dari pemerintah kepada

masyarakat. Pengaturan dan penetapan bidang usaha bagi penanaman modal oleh

Pemerintah Kota Tangerang Selatan, tentunya harapan dari Pemerintah untuk

mengarahkan penanaman modal sesuai dengan rencana pembangunan nasional

maupun kebutuhan dan perkembangan keadaan bangsa Indonesia. Untuk itu

penentuan bidang usaha bagi penanaman modal khususnya penanaman modal

dalam negeri sangat wajar dan sesuai dengan landasan dan dasar negara kita untuk

9Data Investasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

2017, diberikan dalam bentuk hard copy oleh DPMPTSP, tanggal 11 April 2018.

Page 55: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

43

mengundang penanaman modal khususnya Penanaman Modal Dalam Negeri,

maka dari itu pengaturan dan penetapan pengembangan Penanaman Modal Dalam

Negeri di Kota Tangerang selatan ialah meliputi:10

1. Program Pengembangan Permukiman &Real Estate.

a. Pengembangan kawasan perumahan kepadatan tinggi & sedang.

b. Pengembangan & pembangunan hunian vertical.

c. Pengembangan pemukiman RS & RSS bagi warga MBR.

d. Pembangunan utilitas, prasarana dan sarana kawasan perumahan.

e. Pengembangan sarana pendidikan, olah raga, kesehatan dan rekreasi.

2. Program Pengembangan Sarana Transportasi.

a. Pengembangan sistem angkutan massal dalam kota.

b. Pengembangan jaringan kereta dalam kota.

c. Pembangunan stasiun kereta baru.

3. Program Peningkatan Pelayanan Jaringan Telekomunikasi.

a. Pengembangan jaringan telekomunikasi bawah tanah.

b. Penataan dan pembangunan menara telekomunikasi.

c. Pengembangan Jaringan Serat Optik dan TV Kabel.

4. Penyediaan Air Minum (Pengembangan unit air baku dan produksi).

5. Pengolahan Air Limbah.

a. Pengembangan sistem air limbah domestik dengan sistem setempat &

terpusat.

b. Pengembangan pengolahan limbah industri dengan sistem setempat.

c. Pengembangan prasarana limbah industri sistem terpusat.

6. Pengelolaan Persampahan

a. Pengembangan 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery) di TPS.

b. Pengelolaan sampah kerja sama Swasta dan daerah sekitar.

10

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang

Selatan, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) Kota Tangerang Selatan tahun 2016 – 2021, Tangerang Selatan, 2016.

Page 56: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

44

7. Revitalisasi Sistem Drainase (Pengembangan fungsi situ, tandon air, kolam &

sumur resapan).

8. Penyediaan Sistem Jaringan Energi & Kelistrikan.

a. Pengadaan stasiun BBG.

b. Mengembangkan energi listrik alternatif.

9. Pengembangan Industri UMKM.

a. Penataan kawasan peruntukan industri UMKM.

b. Pengembangan dan penataan industri rumah tangga.

c. Pengelolaan & pengendalian perkembangan industri UMKM.

d. Pengembangan kegiatan industri kreatif.

10. Pariwisata.

a. Pengembangan rekreasi dan wisata alam.

b. Penataan & pengembangan wisata belanja.

c. Penataan pariwisata dan revitalisasi bangunan cagar budaya.

11. Kawasan Perdagangan & Jasa.

a. Pengembangan dan pembangunan (revitalisasi) pasar tradisional.

b. Pengembangan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, And

Event or Exhibition).

c. Pengembangan & penataan pusat perbelanjaan.

d. Pengembangan dan penataan toko modern.

e. Pengembangan kawasan perdagangan khusus.

f. Pengembangan kegiatan perdagangan & jasa dengan konsep superblok

atau mix-use.

12. Perparkiran.

a. Penyediaan parkir off street.

b. Pengembangan konsep park and ride.

13. Ruang Terbuka Hijau.

a. Pengembangan & penataan taman perumahan, kelurahan, dan kecamatan.

b. Pengembangan RTH jalur hijau.

Page 57: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

45

c. Pengembangan RTH sebagai pusat wisata rekreasi & olah raga.

d. Pengembangan fasilitas umum & fasilitas sosial.

D. Kondisi Penanaman Modal Dalam Negeri di bidang Industri di Kota

Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan yang berada diantara wilayah industri seperti Kota

Tangerang dan juga Bogor menjadikan Kota Tangerang Selatan menjadi tujuan

para penanam modal dalam negeri bidang industri. Penanaman Modal Dalam

Negeri di bidang Industri di Kota Tangerang Selatan meliputi bidang usaha

industri seperti industri tekstil, makanan, alat industri atau bangunan dan baja.

Pengaturan dan penetapan bidang usaha bagi penanaman modal oleh

Pemerintah Kota Tangerang Selatan, tentunya harapan dari Pemerintah untuk

mengarahkan penanaman modal sesuai dengan rencana pembangunan nasional

maupun kebutuhan dan perkembangan keadaan bangsa Indonesia khususnya Kota

Tangerang Selatan. Untuk itu penentuan bidang usaha bagi penanaman modal

khususnya Penanaman Modal Dalam Negeri sangat wajar dan sesuai dengan

landasan dan dasar negara kita untuk mengundang penanaman modal khususnya

Penanaman Modal Dalam Negeri, maka dari itu pengaturan dan penetapan

pengembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Kota Tangerang selatan ialah

meliputi:11

1. Program Pengembangan Permukiman &Real Estate.

2. Program Pengembangan Sarana Transportasi.

3. Program Peningkatan Pelayanan Jaringan Telekomunikasi.

4. Penyediaan Air Minum (Pengembangan unit air baku dan produksi).

5. Pengolahan Air Limbah.

6. Pengelolaan Persampahan.

11

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang

Selatan, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) Kota Tangerang Selatan tahun 2016 – 2021, Tangerang Selatan, 2016.

Page 58: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

46

7. Revitalisasi Sistem Drainase (Pengembangan fungsi situ, tandon air, kolam &

sumur resapan).

8. Penyediaan Sistem Jaringan Energi & Kelistrikan.

9. Pengembangan Industri UMKM.

10. Pariwisata.

11. Kawasan Perdagangan & Jasa.

12. Perparkiran.

13. Ruang Terbuka Hijau.

Pengaturan dan penetapan bidang usaha bagi penanaman modal oleh

Pemerintah Kota Tangerang Selatan, yang harapan dari Pemerintah untuk

mengarahkan penanaman modal sesuai dengan rencana pembangunan nasional

maupun kebutuhan dan perkembangan keadaan bangsa Indonesia khususnya Kota

Tangerang Selatan tidak menetapkan bidang industri.12

Kota Tangerang Selatan yang berada diantara wilayah industri seperti Kota

Tangerang dan juga Bogor menjadikan Kota Tangerang Selatan menjadi incaran

para penanam modal dalam negeri bidang industri. Penanaman Modal Dalam

Negeri di Kota Tangerang Selatan merupakan bukti pemerintah Kota Tangerang

Selatan kepada masyarakat Kota Tangerang Selatan baik merupakan yang nyata

maupun tidak nyata dari pemerintah kepada masyarakat. Namun tidak ada

pengaturan dan penetapan mengenai bidang industri di PMDN Kota Tangerang

Selatan tidak mengurungkan niat para penanam modal untuk mencoba melakukan

penanaman modal di wilayah Kota Tangerang Selatan walaupun bidang industri

tidak di masukan ke Pengaturan dan penetapan bidang usaha bagi penanaman

modal oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan.

Kota Tangerang Selatan yang berada diantara wilayah industri seperti Kota

Tangerang dan juga Bogor menjadikan Kota Tangerang Selatan menjadi tujuan

para penanam modal dalam negeri bidang industri. Namun jika dilihat didalam

12

Wawan, Wawancara Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Penanaman Modal

Kota Tangerang Selatan, pada hari selasa tanggal 11 April 2018

Page 59: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

47

peraturan tidak ada pengaturan dan penetapan mengenai bidang industri di PMDN

Kota Tangerang Selatan.

Tidak dimasukan bidang industri di penetapan bidang usaha Penanaman Modal

Dalam Negeri di Kota Tangerang tidak mengurungkan niat para penanam modal

untuk mencoba melakukan penanaman modal di wilayah Kota Tangerang Selatan

walaupun bidang industri tidak di masukan ke pengaturan dan penetapan bidang

usaha bagi penanaman modal oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang

memang walaupun tidak ada di dalam daftar boleh tetap melakukan penanaman

modal di wilayah Kota Tangerang Selatan oleh Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang Selatan.

Bidang industri di Penanaman Modal dalam Negeri di Kota Tangerang Selatan

termasuk yang banyak diminati oleh para penanam modal dalam negeri karena

menurut data banyak diminati oleh para penanam modal, di tahun 2017 saja

bidang industri memasuki urutan ke 4 bidang usaha Penanaman Modal dalam

Negeri di Kota Tangerang Selatan yang diminati oleh para penanam modal karena

banyak peminatnya, seperti berikut ini:

Tabel 3.4: Data Bidang Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017.13

No Bidang Usaha Jumlah Peminatan

1 Perdagangan 1.035

2 Informasi dan Komunikasi 235

3 Real Estate 60

4 Industri 21

5 Pendidikan 16

13

Data tahunan Dinas Penanaman Modal dan Pusat Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017, Data diberikan dalam bentuk hard file oleh sekertariat Dinas

Penanaman Modal dan Pusat Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang Selatan, tanggal 11 April

2018

Page 60: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

48

Berdasarkan data tersebut bisa dilihat bahwa bidang perdagangan seperti

supermarket/minimarket atau mall yang makin banyak di Kota Tangerang Selatan

kemudian retailer dan grosir juga masih menjadi yang paling diminati oleh para

penanam modal, kemudian lanjut oleh informasi dan komunikasi seperti penjualan

barang elektronik, kemudian disusul oleh real estate yang merupakan sedang

berkembang di wilayah Kota Tangerang Selatan seperti perumahan estate

kemudian pembangunan apartement, hotel dan gedung-gedung. Kemudian bidang

industri, walaupun tidak diatur mengenai penetapan bidang usaha industri di Kota

Tangerang Selatan seperti industri tekstil, makanan, alat industri atau bangunan

dan baja. Namun ternyata banyak para penanam modal yang ingin melakukan

penanaman modal di wilayah Kota Tangerang Selatan. Yang terakhir ialah bidang

pendidikan juga sedang menjadikan wilayah Kota Tangerang Selatan saat ini

menjadi wilayah untuk dijadikan tempat pendidikan mulai dari TK sampai

Universitas dari tingkat nasional maupun internasional.

Page 61: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

49

BAB IV

ANALISIS KEPASTIAN HUKUM PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI

BIDANG INDUSTRI DI KOTA TANGERANG SELATAN

A. Pelaksanaan Penanaman Modal Dalam Negeri di Kota Tangerang Selatan

Penanaman Modal Dalam Negeri adalah kegiatan menanamkan modal untuk

melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh

Penanaman Modal Dalam Negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.1

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Kota Tangerang Selatan merupakan

penanaman modal, dimana modal yang di investasikan berasal dari modal dalam

negeri dan pemilik modalnya berasal dari Warga Negara Indonesia atau

masyarakat Kota Tangerang Selatan.

Penanaman Modal Dalam Negeri di Kota Tangerang Selatan merupakan bukti

pemerintah Kota Tangerang Selatan kepada masyarakat Kota Tangerang Selatan

baik merupakan yang nyata maupun tidak nyata dari pemerintah kepada

masyarakat melalui Penamanan Modal Dalam Negeri di konstrusikan sebagai

pemindahan Penamanan Modal Dalam Negeri dari dalam negeri ke dalam negeri

juga yang tujuannya ialah untuk mendapatkan keuntungan bagi kemajuan terhadap

Kota Tangerang Selatan.

Pengaturan dan penetapan bidang usaha bagi penanaman modal oleh

Pemerintah Kota Tangerang Selatan, tentunya harapan dari Pemerintah untuk

mengarahkan penanaman modal sesuai dengan rencana pembangunan nasional

maupun kebutuhan dan perkembangan keadaan bangsa Indonesia khususnya Kota

Tangerang Selatan.

Untuk itu penentuan bidang usaha bagi penanaman modal khususnya

Penanaman Modal Dalam Negeri sangat wajar dan sesuai dengan landasan dan

1Suparji, Pengaturan Penanaman Modal di Indonesia, (Universitas Alazhar Indonesia,

Jakarta, 2010) h. 15.

Page 62: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

50

dasar negara kita untuk mengundang penanaman modal khususnya Penanaman

Modal Dalam Negeri, maka dari itu pengaturan dan penetapan pengembangan

Penanaman Modal Dalam Negeri di Kota Tangerang selatan ialah meliputi:2

1. Program Pengembangan Permukiman &Real Estate.

a. Pengembangan kawasan perumahan kepadatan tinggi & sedang.

b. Pengembangan & pembangunan hunian vertikal.

c. Pengembangan pemukiman RS & RSS bagi warga MBR.

d. Pembangunan utilitas, prasarana dan sarana kawasan perumahan.

e. Pengembangan sarana pendidikan, olah raga, kesehatan dan rekreasi.

2. Program Pengembangan Sarana Transportasi.

a. Pengembangan sistem angkutan massal dalam kota.

b. Pengembangan jaringan kereta dalam kota.

c. Pembangunan stasiun kereta baru.

3. Program Peningkatan Pelayanan Jaringan Telekomunikasi.

a. Pengembangan jaringan telekomunikasi bawah tanah.

b. Penataan dan pembangunan menara telekomunikasi.

c. Pengembangan Jaringan Serat Optik dan TV Kabel.

4. Penyediaan Air Minum (Pengembangan unit air baku dan produksi).

5. Pengolahan Air Limbah.

a. Pengembangan sistem air limbah domestik dengan sistem setempat &

terpusat.

b. Pengembangan pengolahan limbah industri dengan sistem setempat.

c. Pengembangan prasarana limbah industri sistem terpusat.

6. Pengelolaan Persampahan.

a. Pengembangan 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery) di TPS.

b. Pengelolaan sampah kerja sama Swasta dan daerah sekitar.

2Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang

Selatan, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) Kota Tangerang Selatan tahun 2016 – 2021, Tangerang Selatan, 2016.

Page 63: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

51

7. Revitalisasi Sistem Drainase (Pengembangan fungsi situ, tandon air, kolam &

sumur resapan).

8. Penyediaan Sistem Jaringan Energi & Kelistrikan.

a. Pengadaan stasiun BBG.

b. Mengembangkan energi listrik alternatif.

9. Pengembangan industri UMKM.

a. Penataan kawasan peruntukan industri UMKM.

b. Pengembangan dan penataan industri rumah tangga.

c. Pengelolaan & pengendalian perkembangan industri UMKM.

d. Pengembangan kegiatan industri kreatif.

10. Pariwisata.

a. Pengembangan rekreasi dan wisata alam.

b. Penataan & pengembangan wisata belanja.

c. Penataan pariwisata dan revitalisasi bangunan cagar budaya.

11. Kawasan Perdagangan & Jasa.

a. Pengembangan dan pembangunan (revitalisasi) pasar tradisional.

b. Pengembangan kegiatan MICE (Meeting, Incentive,Convention, And

Event/Exhibition).

c. Pengembangan & penataan pusat perbelanjaan.

d. Pengembangan dan penataan toko modern.

e. Pengembangan kawasan perdagangan khusus.

f. Pengembangan kegiatan perdagangan & jasa dengan konsep superblok

atau mix-use.

12. Perparkiran.

a. Penyediaan parkir off street.

b. Pengembangan konsep park and ride.

13. Ruang Terbuka Hijau.

a. Pengembangan & penataan taman perumahan, kelurahan, dan kecamatan.

b. Pengembangan RTH jalur hijau.

Page 64: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

52

c. Pengembangan RTH sebagai pusat wisata rekreasi & olah raga.

d. Pengembangan fasilitas umum & fasilitas sosial.

B. Analisis Kepastian hukum terhadap penyelenggaran Penanaman Modal

Bidang Industri di Kota Tangerang Selatan

Kepastian hukum adalah suatu jaminan bahwa suatu hukum harus dijalankan

dengan cara yang baik atau tepat. Kepastian pada intinya merupakan tujuan utama

dari hukum. Jika hukum tidak ada kepastian maka hukum akan kehilangan jati diri

serta maknanya. Jika hukum tidak memiliki jati diri maka hukum tidak lagi

digunakan sebagai pedoman perilaku setiap orang. Kepastian hukum merupakan

harapan bagi pencari keadilan terhdap tindakan sewenang-wenang dari aparat

penegak hukum yang terkadang selalu arogansi dalam menjalankan tugasnya

sebagai penegak hukum.

Alquran menyatakan bahwa kepastian hukum juga diatur dalam Islam, hal

tersebut bertujuan agar segala hajat hidup manusia dapat berjalan dengan

semestinya. Hal tersebut dijelaskan di dalam Q.S Al-Israa’(17): 15:

Artinya: “Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah),

Maka Sesungguhnya Dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri

dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya Dia tersesat bagi

(kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat

memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami

mengutus seorang rasul”.

Page 65: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

53

Dan juga ada aspek-aspek yang mendukung di dalam untuk memberikan

kepastian hukum, seperti berikut ini:

1. Aspek Regulasi

Kepastian hukum adalah suatu jaminan bahwa suatu hukum harus

dijalankan dengan cara yang baik atau tepat. Kepastian pada intinya

merupakan tujuan utama dari hukum. Jika hukum tidak ada kepastian maka

hukum akan kehilangan jati diri serta maknanya. Jika hukum tidak memiliki

jati diri maka hukum tidak lagi digunakan sebagai pedoman perilaku setiap

orang. Kepastian hukum merupakan harapan bagi pencari keadilan terhadap

tindakan sewenang-wenang dari aparat penegak hukum yang terkadang selalu

arogansi dalam menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum.

Teori yang pertama yaitu menurut Hans Kelsen, hukum adalah sebuah

sistem norma. Norma adalah pernyataan yang menekankan aspek

“seharusnya” atau das sollen, dengan menyertakan beberapa peraturan tentang

apa yang harus dilakukan. Undang-Undang yang berisi aturan-aturan yang

bersifat umum menjadi pedoman bagi individu bertingkah laku dalam

bermasyarakat, baik dalam hubungan dengan sesama individu maupun dalam

hubungannya dengan masyarakat. Aturan-aturan itu menjadi batasan bagi

masyarakat dalam membebani atau melakukan tindakan terhadap individu.

Adanya aturan itu dan pelaksanaan aturan tersebut menimbulkan kepastian

hukum.3

Yang kedua yaitu Menurut Gustav Radbruch (1878-1949), hukum harus

mengandung 3 (tiga) nilai identitas, yaitu sebagai berikut:4

a. Asas kepastian hukum (rechtmatigheid), Asas ini meninjau dari sudut

yuridis mengenai dari kepastian hukum. Kepastian hukum itu adalah

3Peter Mahmud Marzuki, Penulisan Hukum, (Kencana, Jakarta, 2010), h. 141

4Sidharta, Reformasi Peradilan dan Tanggung Jawab Negara, Bunga Rampai Komisi

Yudisial, Putusan Hakim: Antara Keadilan, Kepastian Hukum, dan Kemanfaatan, Komisi Yudisial

Republik Indonesia, (Jakarta, 2010), h. 3.

Page 66: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

54

kepastian undang-undang atau peraturan, segala macam cara, metode dan

lain sebagainya harus berdasarkan undang-undang atau peraturan.

b. Asas keadilan hukum (gerectigheit), Asas ini meninjau dari sudut

filosofis, dimana keadilan adalah kesamaan hak untuk semua orang di

depan pengadilan mengenai kepastian hukum. Keadilan menjadi landasan

moral hukum dan sekaligus tolok ukur sistem hukum positif dan tanpa

keadilan, sebuah aturan tidak pantas menjadi hukum.

c. Asas Kemanfaatan Hukum (zwechmatigheid), Asas ini meninjau dari

manfaat hukum didalam kehidupan. Bekerjanya hukum di masyarakat

efektif atau tidak. Dalam nilai kemanfaatan,hukum berfungsi sebagai alat

untuk memotret fenomena masyarakat atau realitasosial. Dapat memberi

manfaat atau berdaya guna (utility) bagi masyarakat.

Kemudian teori yang terakhir yaitu Menurut Erman Rajagukguk Faktor

utama bagi hukum untuk dapat berperan dalam pembangunan ekonomi adalah

hukum dapat menciptakan:5

a. Stability.

b. Predictability.

c. Fairness.

Dari teori menurut Erman Rajagukguk dapat dijelaskan bahwa Stability

merupakan potensi hukum menyeimbangkan dan mengakomodasi

kepentingan-kepentingan yang saling bersaing. Predictability ialah fungsi

hukum untuk meramalkan akibat dari suatu langkah-langkah yang diambil

penting bagi negara yang sebagian besar rakyatnya untuk pertama kali

memasuki hubungan-hubungan ekonomi melampaui lingkungan sosial dan

tradisional. Fairness merupakan keadilan atau kepastian.

Maka dari itu kepastian hukum dibutuhkan untuk memberikan stability dan

dasar hukum bagi penegmbangan penanaman modal, khususnya

5Erman Rajagukguk, Erman Rajagukguk 70 Tahun: Hukum Ekonomi Indonesia (Kumpulan

Karangan), (Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, 2016)

Page 67: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

55

pengembangan Penanaman Modal Dalam Negeri bidang industri di Kota

Tangerang Selatan.

Dalam rangka meningkatkan penanaman modal guna mendukung

pelaksanaan penanaman modal, diperlukan suatu kondisi yang menjamin

kepastian hukum dan kemudahan pelayanan perizinan dan nonperizinan

kepada para penanam modal di Kota Tangerang Selatan, maka dari itu ialah

dimulai dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan

Pemerintah Kabupaten atau Kota, Pemerintah Kota Tangerang Selatan

mempunyai kewenangan di bidang penanaman modal kemudian untuk

melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008

tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman

Modal di Daerah, diperlukan pedoman pemberian insentif dan kemudahan

penanaman modal kepada masyarakat atau penanam modal di wilayah Kota

Tangerang Selatan dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah maka

dari itu pemerintah kota Tangerang Selatan membuat Peraturan Daerah No 11

Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal di Kota Tangerang

Selatan.

2. Aspek SDM

Dalam perkembangannya, Sumber Daya Manusia (SDM) di Kota

Tangerang Selatan di dalam bidang Penanaman Modal Dalam Negeri ialah

hingga tahun 2017 berjumlah lebih dari 50.000 orang (Jumlah bisa bertambah

ataupun berkurang) maka dari itu Kota Tangerang Selatan memiliki banyak

kelemahan yang menghambat pertumbuhan investasi dari aspek SDM. Di sisi

lain, peluang yang dihadapi saat ini sangat besar. Dengan demikian, arah

Page 68: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

56

kebijakan yang harus ditempuh dalam rangka peningkatan investasi Kota

Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:6

a. Penguatan distinctive competence.

1) Pembenahan aparatur yang memiliki keahlian, sikap profesional

tinggi dan etos kerja yang baik.

2) Pemanfaatan sumber daya alam lokal yang tereksploitasi secara

optimal dan pemanfaatan keunikan karakteristik kewilayahan sebagai

modal dasar pembangunan.

b. Penguatan competitive advantage.

1) Memperbaiki sistem birokrasi melalui peningkatan tata kelola

pelayanan & administrasi yang efektif & efisien.

2) Meningkatkan sarana dan prasarana dasar perkotaan beserta

penunjangnya sehingga mampu meningkatkan daya saing dan kinerja

bisnis sektor unggulan dan sektor potensial yang dikembangkan.

3) Meningkatkan kesejahteraan warga melalui penyediaan berbagai

fasilitas pelayanan dasar perkotaan serta pengembangan kawasan

strategis yang mendukung penguatan perekonomian local.

4) Pemberian kemudahan bagi prosedur pelayanan penanaman modal

serta pemberian insentif yang mampu menstimulus pencapaian target

distribusi investasi daerah dengan tetap mengacu pada kemampuan

belanja fiskal daerah.

5) Menciptakan lingkungan kota yang aman, kondusif, berbudaya serta

selaras dengan pelestarian nilai-nilai kearifan lokal dan pelestarian

alam.

Penanaman Modal Dalam Negeri di Kota Tangerang Selatan membuka

lebar untuk para pihak yang dapat mengajukan permohonan penanaman

6Wawan, Wawancara Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Penanaman Modal

Kota Tangerang Selatan, pada hari selasa tanggal 11 April 2018

Page 69: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

57

modal baru dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Kota

Tangerang Selatan untuk meningkatkan investasi di Kota Tangerang Selatan,

dan pihak yang dapat mengajukan adalah sebagai berikut:7

a. Perseroan Terbatas (PT).

b. Commanditaire Vennootschap (CV).

c. Firma (Fa).

d. Badan Usaha Koperasi.

e. BUMN.

f. BUMD.

g. Perorangan.

3. Aspek Infrastruktur

Pertumbuhan investasi selalu dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu

daerah. Infrastruktur merupakan aspek penunjang didalam kegiatan

penanaman modal, maka dari itu dengan pelayanan yang diberikan oleh Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota

Tangerang Selatan yang memberikan pelayanan dengan baik dan juga fasilitas

yang semakin memudahkan masyarakat untuk melakukan penanaman modal.

Kemudian, yaitu dengan memperbaiki infrastruktur di Kota Tangerang

Selatan seperti jalanan dan fasilitas yang menunjang bagi para investor untuk

menjadikan Kota Tangerang Selatan sebagai tujuan mereka untuk melakukan

investasi.

Kota Tangerang Selatan yang berada diantara wilayah industri seperti Kota

Tangerang dan juga Bogor menjadikan Kota Tangerang Selatan menjadi salah satu

tujuan para penanam modal dalam negeri bidang industri. Namun jika dilihat

didalam peraturan tidak ada pengaturan dan penetapan mengenai bidang industri di

PMDN Kota Tangerang Selatan padahal jumlah peminat para penanam modal

bidang industri yang menginginkan melakukan penanaman modal cukup banyak.

7Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, (Jakarta, Rajawali Pers, 2008),

h.129.

Page 70: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

58

Namun walaupun tidak di masuk ke dalam penetapan bidang usaha Penanaman

Modal Dalam Negeri di Kota Tangerang tidak mengurungkan niat para penanam

modal untuk mencoba melakukan penanaman modal di wilayah Kota Tangerang

Selatan walaupun bidang industri tidak di masukan ke Pengaturan dan penetapan

bidang usaha bagi penanaman modal oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan

yang memang walaupun tidak ada di dalam daftar boleh tetap melakukan

penanaman modal di wilayah Kota Tangerang Selatan oleh Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang Selatan.

Bidang usaha yang masuk ke dalam penetapan bidang usaha Penanaman Modal

Dalam Negeri di Kota Tangerang Selatan mempunyai landasan hukum dan juga

kepastian hukum didalam melakukan penanaman modal yaitu di dalam Peraturan

Daerah Kota Tangerang Selatan No 11 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaran

Penanaman Modal di Kota Tangerang Selatan.

Namun walaupun tidak dimasukan ke dalam penetapan bidang usaha di dalam

Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan No 11 Tahun 2012 Tentang

Penyelenggaran Penanaman Modal di Kota Tangerang Selatan Dinas Penanaman

Modal Kota Tangerang Selatan awalnya memasukan bidang industri di bidang

perdagangan dan bidang UMKM, namun ada beberapa penanam modal di bidang

industri yang keberatan dengan diberikannya kepastian hukum yang menurut

mereka tidak sesuai dengan bidang industri.8

C. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan Penanaman Modal Dalam

Negeri bidang industri di Kota Tangerang Selatan

Dalam rangka mengakselerasi perekonomian Kota Tangerang Selatan terhadap

Penanaman Modal Dalam Negeri Bidang Industri Di Kota Tangerang Selatan.

Selain melihat pada kekuatan yang ada, harus mengetahui juga mengenai faktor-

faktor yang mendukung pelaksanaanya karena dapat mengetahui celah atau

8Wawan, Wawancara Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Penanaman Modal

Kota Tangerang Selatan, pada hari selasa tanggal 11 April 2018

Page 71: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

59

peluang yang ada sehingga mampu membuat perencanaan strategi yang inovatif

dan dapat bersaing dengan daerah lain, cepat dan pasti serta menarik banyak minat

para penanam modal dalam negeri di Kota Tangerang Selatan bidang industri yang

ingin menanamkan modalnya di Kota Tangerang Selatan. Adapun faktor-faktor

yang mendukung pelaksanaanya dapat diidentifikasikan sebagai berikut:9

1. Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang sangat strategis yang

mendukung kepada peningkatan perekonomian bidang industri sehingga dapat

mempercepat pembangunan di daerah ini secara signifikan.

2. Tersedianya kepastian hukum dari Pemerintah Pusat dan Kota Tangerang

Selatan yang memberikan kewenangan kepada bidang industri untuk

mengembangkan akses Penanaman Modal Dalam Negeri.

3. Tersedianya anggaran yang memadai dari sumber-sumber pendapatan yang

sah yaitu APBN, APBD Provinsi Banten, dan APBD Pemerintah Kota

Tangerang Selatan

4. Tersedianya jaringan infrastruktur sehingga masih memungkinkan untuk lebih

dikembangkan guna meningkatkan gairah usaha para Penanaman Modal

Dalam Negeri bidang industri di Kota Tangerang Selatan.

5. Banyaknya lahan yang belum dimanfaatkan masyarakat sehingga dapat

menjadikan modal untuk menarik minat para penanam modal bidang industri

yang ingin menanamkan modal nya di Kota Tangerang Selatan.

6. Bergulirnya era pasar bebas yang telah direncanakan oleh Pemerintah Pusat

sehingga memberikan ruang yang lebih luas bagi pengembangan Penanaman

Modal Dalam Negeri di Kota Tangerang Selatan.

7. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang semakin pesat

membuka peluang bagi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kota Tangerang Selatan untuk lebih mengakselerasi, berinovasi dan

mengembangkan pelayanan perijinan terpadu agar lebih efisien dan efektif

9Wawan, Wawancara Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Penanaman Modal

Kota Tangerang Selatan, pada hari selasa tanggal 11 April 2018

Page 72: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

60

bagi masyarakat dalam mengurus perijinandengan lebih mudah dan lebih

cepat.

Faktor pendukung lainnya, penerapan kebijakan perizinan satu pintu serta

pelayanan online yang diberikan Dinas Penanaman Modal Perijinan Terpadu satu

Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang Selatan, memberikan banyak kemudahan bagi

penanam modal. Kehadiran aplikasi online memudahkan proses perizinan.

Layanan yang telah dikembangkan sejak tahun 2017 ini, awalnya terdiri dari 20

kategori. Saat ini, jumlahnya telah ditingkatkan menjadi 123 kategori

perizinan online. Dan kini selain online ternyata Dinas Penanaman Modal

Perijinan Terpadu satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang Selatan juga

memberikan perizinian melalui whatsapp yang semakin mudah dijangkau.

Dinas Penanaman Modal Perijinan Terpadu satu Pintu (DPMPTSP) Kota

Tangerang Selatan juga memberikan layanan akhir pekan dan pengiriman

dokumen melalui kerja sama dengan kantor pos, serta mengoptimalkan pelayanan

perizinan keliling yang melayani masyarakat di 7 Kecamatan. Kemudahan dalam

berinvestasi memberikan dampak perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat

Kota Tangerang. Tercatat, dalam empat tahun terakhir serapan tenaga kerja di kota

ini semakin meningkat. Selain kemudahan pelayanan, Pemkot Tangerang Selatan

terus berupaya meningkatkan faktor pendukung, diantaranya berupa ketersediaan

sarana infrastruktur dan aksesibilitas. Dikarenakan Kota Tangerang Selatan yang

memiliki lokasi strategis, turut didukung sarana infrastruktur yang memadai.

Sehingga, operasional dan aksesibilitas arus investasi dapat berjalan dengan

lancar.10

Dengan demikian, konsep dasar pengembangan penanaman modal tentu

diarahkan pada peningkatan produktivitas secara cepat. Untuk mencapai itu,

diperlukan dukungan iklim penanaman modal yang kondusif, antara lain adalah:

1. Asanya kepastian, kestabilan, dan keamanan.

10

Sabur, Wawancara Bagian Sekertariat Dinas Penanaman Modal Kota Tangerang Selatan

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang Selatan, pada hari selasa tanggal 11 April 2018

Page 73: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

61

2. Stabilitas makro ekonomi (inflasi, suku bunga dan kurs, sistem moneter dan

fiskal yang sustainable).

3. Reformasi birokasi, perpajakan, kebijakan, aturan.

4. Penyediaan infrastruktur yang cukup (listrik, air, pelabuhan, jalan dan

sebagainya).

5. Tenaga kerja yang mengacu pada produktivitasnya.

6. SDM, pendidikan, disiplin, motivasi.

7. Setiap daerah harus fokus pada sektor industri unggulan.

8. Menjalin kerjasama sinergis antar daerah.

Kegiatan pengembangan penanaman modal, sangat terkait dengan pencapain

tujuan pembangunan ekonomi suatu daerah tersebut. Konsepsi pembangunan

ekonomi daerah, menurut Lincoln Arsyad memiliki tujuan:

1. Menciptakan lapangan kerja.

2. Mencapai stabilitas ekonomi daerah.

3. Mengembangkan basis ekonimi yang beragam.

Lapangan kerja diperlukan agar penduduk mempunyai penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Agar lapangan kerja dapat tercipta

diperlukan persyaratan antara lain tersedianya lahan, modal, prasarana. Stabilitas

ekonomi daerah perlu mencakup inflasi yang rendah, adanya peraturan usaha yang

konsisten, dan tidak adanya gangguan keamanan.11

11

Ahmad Ma’ruf, Strategi Pengembangan Investasi di Daerah: Pemberian Insentif ataukah

Kemudahan, (FE Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jurnal Ekonimi dan Studi Pembangunan,

Volume 13 April 2012) h. 44.

Page 74: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian penelitian yang telah dipaparkan penulis dapat

memberikan kesimpulan, antara lain sebagai berikut:

1. Penanaman Modal Dalam Negeri di Kota Tangerang Selatan merupakan

bukti pemerintah Kota Tangerang Selatan kepada masyarakat Kota

Tangerang Selatan baik merupakan yang nyata maupun tidak nyata dari

pemerintah kepada masyarakat melalui Penamanan Modal Dalam Negeri

di konstrusikan sebagai pemindahan Penamanan Modal Dalam Negeri dari

dalam negeri ke dalam negeri juga yang tujuannya ialah untuk

mendapatkan keuntungan bagi kemajuan terhadap Kota Tangerang

Selatan. Maka dari itu untuk mengetahui keberhasilan pemerintah Kota

Tangerang Selatan terhadap kinerja PMDN bisa dilihat dari jumlah

peningkatan atau penurunan terhadap nilai investasi dan perusahaan

PMDN.

2. Walaupun tidak dimasukan ke dalam penetapan bidang usaha Penanaman

Modal Dalam Negeri di Kota Tangerang tidak mengurungkan niat para

penanam modal untuk mencoba melakukan penanaman modal di wilayah

Kota Tangerang Selatan walaupun bidang industri tidak di masukan ke

Pengaturan dan penetapan bidang usaha bagi penanaman modal oleh

Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang memang walaupun tidak ada di

dalam daftar boleh tetap melakukan penanaman modal di wilayah Kota

Tangerang Selatan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Kota Tangerang Selatan. Namun walaupun tidak dimasukan ke

dalam penetapan bidang usaha, Dinas Penanaman Modal Kota Tangerang

Selatan memasukan bidang industri di bidang perdagangan dan bidang

UMKM, namun ada beberapa penanam modal di bidang industri yang

keberatan dengan diberikannya kepastian hukum yang menurut mereka

tidak sesuai dengan bidang industri.

Page 75: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

63

3. Adapun faktor-faktor yang mendukung pelaksanaanya dapat

diidentifikasikan sebagai berikut, yaitu: (1) Letak geografis Kota

Tangerang Selatan yang sangat strategis yang mendukung kepada

peningkatan perekonomian bidang industri, (2) Tersedianya kepastian

hukum dari Pemerintah Pusat dan Kota Tangerang Selatan yang

memberikan kewenangan kepada bidang industri untuk mengembangkan

akses Penanaman Modal Dalam Negeri., (3) Tersedianya anggaran yang

memadai dari sumber-sumber pendapatan yang sah yaitu APBN, APBD

Provinsi Banten, dan APBD Pemerintah Kota Tangerang Selatan, (4)

Tersedianya jaringan infrastruktur, (5) Banyaknya lahan yang belum

dimanfaatkan masyarakat sehingga dapat menjadikan modal untuk

menarik minat para penanam modal, (6) Bergulirnya era pasar bebas yang

telah direncanakan oleh Pemerintah Pusat sehingga memberikan ruang

yang lebih luas bagi pengembangan Penanaman Modal, (7) Perkembangan

Teknologi Informasi dan Komunikasi yang semakin pesat membuka

peluang penerapan kebijakan perizinan satu pintu serta

pelayanan online yang diberikan Dinas Penanaman Modal Perijinan

Terpadu satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang Selatan, memberikan

banyak kemudahan bagi penanam modal.

B. Rekomendasi

Kepastian hukum dibutuhkan untuk memberikan stabilitasdan dasar

hukum bagi pengembangan penanaman modal, khususnya pengembangan

Penanaman Modal Dalam Negeri bidang industri di Kota Tangerang Selatan.

Maka dari itu peneliti memberikan saran terhadap Dinas Penanaman Modal

Kota Tangerang Selatan, sebagai berikut:

1. Memberikan regulasi Penanaman Modal Dalam Negeri bidang industri

agar memberikan kepastian hukum bagi bidang usaha yang tidak masuk di

peraturan perundang-undangan tentang penyelanggaraan penanaman

modal di Kota Tangerang Selatan.

Page 76: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

64

2. Melihat potensi investasi di Kota Tangerang Selatan apa saja, dan lihat

sudah ada kepastian hukum apa belum jika belum agar memberikan

kepastian hukum kepada investasi tersebut.

Page 77: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

64

Daftar Pustaka

Kitab Suci:

Q.S Al-Israa’ (17): 15.

Bahan Buku:

Ali, Zainudin, Metode Penelitian Hukum, (Sinar Grafika, Jakarta, 2013)

Burhan, Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, ( Rineka Cipta, Jakarta , 2007)

Halim, Andreas, Kamus Lengkap 1 Milyar Inggris-Indonesia, (Sulita Jaya,

Surabaya, 2003)

Hilmar, Aminuddin, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, (Prenada Media,

Jakarta, 2004)

H.S, Salimdan Budi Sutrisno, HukumInvestasi Di Indonesia, (Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2008)

Kansil, S T danCristine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang

Indonesia, (Sinar Grafika, Cetakan IV, Jakarta Mei 2008)

Kairupan, David, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia, (Kencana

Premada Media, Jakarta, 2013)

Marzuki, Peter Mahmud, Penulisan Hukum, (Kencana, Jakarta, 2010)

Noor, Henry Faizal, Investasi: Pengelolaan Keuangan Bisnis dan Pengembangan

Ekonimi Masyarakat, (Indeks, Jakarta, 2009)

Panjaitan, Hulaman dan Anner M Sianipar, Hukum Penanaman Modal asing, (CV

Indhill Co, jakarta, 2008)

Rajagukguk, Erman, Erman Rajagukguk 70 Tahun: Hukum Ekonomi Indonesia

(Kumpulan Karangan), (Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok,

2016)

Rajagukguk, Erman, Modul Hukum Investasi di Indonesia, (Universitas Indonesia,

jakarta 2005)

Rahardjo, Satjipto, Ilmu Hukum, Editor Awaludin Marwan, (PT Citra Aditya

Bakti, Bandung, 2012)

Rokhmatussa’dyah, Ana dan Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal, (Sinar

Grafika, Jakarta, 2009)

Suparji, Pengaturan Penanaman Modal di Indonesia, (Universitas Alazhar

Indonesia, Jakarta, 2010).

Page 78: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

65

Supanca, Ida Bagus Rahmadi, Kerangka Hukum dan Kebijakan Investasi

Langsung di Indonesia, (Bogor,Ghalia Indonesia, 2006)

Soekanto, Soerdjono dan Sri Mahmudji, Peranan dan Penggunaan Kepustakaan

di dalam Penelitian Hukum, (Pusat Dokumentasi Universitas Indonesia,

Jakarta), 1979

Syahputra, Tunggal Iman. Peraturan Perundang-Undangan Penanaman Modal di

Indonesia, (CV Harvarindo Buku I, Jakarta,1997)

Bahan Jurnal:

Data tahunan Dinas Penanaman Modal dan Pusat Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Data Investasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) 2017

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota

Tangerang Selatan, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangerang Selatan

tahun 2016 – 2021, Tangerang Selatan, 2016.

Ma’ruf, Ahmad, Strategi Pengembangan Investasi di Daerah: Pemberian Insentif

ataukah Kemudahan, (FE Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jurnal

Ekonimi dan Studi Pembangunan, Volume 13 April 2012) h. 44.

Katalog Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang Selatan

Dalam Angka 2017, Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2017

Reza Lainatul Rizky, Grisvia Agustin, Imam Mukhlis, “Jurnal Pengaruh

Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri Dan Belanja

Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di Indonesia”, JESP, Vol.

8, ( Maret, 2016)

Sidharta, Reformasi Peradilan dan Tanggung Jawab Negara, Bunga Rampai

Komisi Yudisial, Putusan Hakim: Antara Keadilan, Kepastian Hukum, dan

Kemanfaatan, Komisi Yudisial Republik Indonesia, (Jakarta, 2010)

Try Sandys Saldy,” e-Jurnal Perspektif Ekonomi dan Pembangunan Daerah”, FE

Universitas Jambi, Vol.6, (November, 2016)

Peraturan Perundang-Undangan:

Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Penanaman

Modal di Kota Tangerang Selatan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Page 79: KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43099/1/FATIMA... · iv abstrak . fatima yasmien. nim 11140480000054. kepastian hukum

66

Internet atau Website:

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang_Selatan

https://tangseloke.com/2014/04/25/sektor-investasi-properti-di-tangsel-jadi-

incaran-pemodal

http://www.dpmptsp.tangerangselatankota.go.id