KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I...

25
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] i KATA PENGANTAR Bumi adalah tempat kita berpijak, berbagai kebutuhan kita disediakan oleh bumi. Yang lahir dan hidup di bumi bukan hanya generasi saat ini, namun berkelanjutan untuk anak cucu di masa depan. Jika mengulas tentang bumi, begitu banyak aspek yang diperhatikan. Mulai dari aspek lingkungan, ekonomi, politik, sampai kegiatan manusia. Semua mempunyai kontribusi besar bagi keadaan bumi nantinya. Salah satu faktor terpenting adalah faktor meteorologi, yang berperan dalam mendorong berbagai program pembangunan di bumi. Dengan meninjau hal itu, serta mengkhususkan pada pembangunan di kawasan Barelang (Batam, Rempang, Galang), Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam setiap bulannya menerbitkan BULETIN METEOROLOGI. Buletin Meteorologi edisi Juli 2018 ini akan mengulas informasi hasil evaluasi cuaca dan iklim wilayah Kepulauan Riau pada bulan Juni 2018, prakiraan hujan serta prakiraan pasang surut bulan Juli 2018. Buletin ini dibuat sebagai salah satu sarana penunjang penyampaian informasi meteorologi, baik kepada para pengguna jasa informasi meteorologi dan juga kepada masyarakat umum. Kami menyadari bahwa penulisan buletin ini masih belum sempurna, terdapat banyak kekurangan dan belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas dari media informasi ini. Besar harapan kami agar buletin ini dapat terus berkembang dan berkesinambungan, serta dapat menjawab semua pertanyaan mengenai isu-isu meteorologi di wilayah Provinsi Kepulauan Riau. KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I HANG NADIM BATAM PARMIN, S.Si, MM NIP. 19640218 199102 1 001

Transcript of KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I...

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] i

KATA PENGANTAR

Bumi adalah tempat kita berpijak, berbagai kebutuhan kita disediakan oleh bumi. Yang lahir

dan hidup di bumi bukan hanya generasi saat ini, namun berkelanjutan untuk anak cucu di masa depan.

Jika mengulas tentang bumi, begitu banyak aspek yang diperhatikan. Mulai dari aspek lingkungan,

ekonomi, politik, sampai kegiatan manusia. Semua mempunyai kontribusi besar bagi keadaan bumi

nantinya. Salah satu faktor terpenting adalah faktor meteorologi, yang berperan dalam mendorong

berbagai program pembangunan di bumi. Dengan meninjau hal itu, serta mengkhususkan pada

pembangunan di kawasan Barelang (Batam, Rempang, Galang), Stasiun Meteorologi Hang Nadim

Batam setiap bulannya menerbitkan BULETIN METEOROLOGI.

Buletin Meteorologi edisi Juli 2018 ini akan mengulas informasi hasil evaluasi cuaca dan iklim

wilayah Kepulauan Riau pada bulan Juni 2018, prakiraan hujan serta prakiraan pasang surut bulan Juli

2018. Buletin ini dibuat sebagai salah satu sarana penunjang penyampaian informasi meteorologi, baik

kepada para pengguna jasa informasi meteorologi dan juga kepada masyarakat umum.

Kami menyadari bahwa penulisan buletin ini masih belum sempurna, terdapat banyak

kekurangan dan belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh pembaca. Kritik dan saran yang

membangun sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas dari media informasi ini. Besar harapan

kami agar buletin ini dapat terus berkembang dan berkesinambungan, serta dapat menjawab semua

pertanyaan mengenai isu-isu meteorologi di wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I

HANG NADIM BATAM

PARMIN, S.Si, MM

NIP. 19640218 199102 1 001

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] ii

TIM REDAKSI

Pelindung : Parmin, S.Si, MM

Penanggung Jawab : Suratman, S.Kom

Editor : Hana Solihah, S.Si

Tim Pengumpulan Data : Heritan, S.E

Aprilia Susilowati, S.Tr

Tim Analisis dan Prakiraan : Nizam Mawardi, S.Tr

Pande Made Rony Kurniawan, SST

Debora Truly Marpaung, SST

Ibnu Susilo, S.Tr

Tim Distribusi : Suryanti Agustina, SP

Adelina M Situmorang, SE

Desain : M. Taufik, S.SI

Teknisi : Kuswito

Alamat Redaksi

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam

Jalan Batu Besar, Bandara Hang Nadim Batam

Batu Besar, Batam 29466

Telpon : 0778-761415

Fax : 0778-761401

Website : hangnadim.kepri.bmkg.go.id

Email : [email protected]

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] iii

DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................................................................................. i

Tim Redaksi .................................................................................................................................................................. ii

Daftar Isi ....................................................................................................................................................................... iii

I. RINGKASAN........................................................................................................................................................ 1

II. PENGERTIAN ...................................................................................................................................................... 1

III. ANALISA CUACA DAN IKLIM JUNI 2018 ................................................................................................. 2

IV. PRAKIRAAN CUACA JULI 2018 ................................................................................................................ 11

V. PRAKIRAAN PASANG SURUT JULI 2018 ................................................................................................ 16

VI. PRAKIRAAN TERBIT/ TERBENAM BULAN DAN MATAHARI

JULI 2018 ............................................................................................................................................................ 19

DAFTAR ISTILAH .................................................................................................................................................... 22

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 1

RINGKASAN

1. Berdasarkan data curah hujan bulan Juni 2018 yang diterima dari Stasiun Meteorologi Hang Nadim,

maka evaluasi jumlah curah hujan dan sifat hujan bulan Juni 2018 adalah sebagai berikut :

a. kejadian hujan di Pulau Batam cukup merata yaitu berada pada kondisi normal maupun di

atas normal terhadap rata – ratanya. Sedangkan kondisi angin dilaporkan dominan bertiup

dari arah Tenggara-Selatan dari dasarian I hingga dasarian III pada kecepatan rata – rata 5,5

km/jam.

b. Pada bulan Juni wilayah Indonesia nilai IOD, SOI, dan ENSO berada pada kondisi netral

sehingga tidak cukup memberikan pengaruh terhadap penambahan maupun pengurangan

curah hujan di wilayah Kepulauan Riau pada bulan Juni. Sedangkan nilai perambatan MJO dan

nilai OLR cukup memberikan pengaruh dalam penambahan curah hujan di wilayah

Kepulauan Riau.

II. Berdasarkan keluaran program HyBMG 2.0.7 dengan model prediksi ARIMA (Autoregressive

Integrated Moving Average) diperoleh prediksi curah hujan tiap dasarian mulai Juli 2018 hingga Juni

2019. Data masukan yang digunakan adalah data series hujan dasarian Hang Nadim periode Juli 1998

s.d Juni 2018. Dengan membandingkan prediksi hujan model ARIMA dengan normal hujan dasarian

periode 1993-2012 diperoleh nilai korelasi 0.95367 dan RMSE (error) 8.1372 yang menunjukkan bahwa

curah hujan di bulan Juli 2018 pada dasarian I, II dan III diprakirakan berada pada kisaran normalnya.

PENGERTIAN

A. SIFAT HUJAN

Sifat Hujan adalah Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan

dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kriteria, yaitu:

1. Di atas normal ( A ), jika nilai perbandingannya lebih besar dari 115 %.

2. Normal ( N ), jika nilai perbandingannya antara 85 % - 115 %.

3. Di bawah normal ( B ), jika nilai perbandingannya kurang dari 85 %.

B. NORMAL CURAH HUJAN

1. RATA-RATA CURAH HUJAN BULANAN:

Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.

2. NORMAL CURAH HUJAN BULANAN:

Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.

3. STANDARD NORMAL CURAH HUJAN BULANAN:

Nilai rata-rata curah hujan pada masing-masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari 1

Juni 1901 s/d 31 Juni 1930, 1 Juni 1931 s/d 31 Juni 1960, 1 Juni 1961 s/d 31 Juni 1990, dan

seterusnya.

C. INTENSITAS CURAH HUJAN (CH)

KRITERIA CH CH/hari CH/Jam

Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm

Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm

Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm

Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 2

ANALISA CUACA DAN IKLIM JUNI 2018

A. KERAGAMAN HUJAN

Kepulauan Riau merupakan wilayah negara Indonesia yang berbentuk kepulauan dan dilewati

garis khatulistiwa. Wilayah negara Indonesia dilewati oleh garis katulistiwa serta dikelilingi oleh dua

Samudra dan dua Benua. Posisi ini menjadikan Indonesia sebagai daerah pertemuan sirkulasi

meridional (Utara-Selatan) dikenal sebagai Sirkulasi Hadley dan sirkulasi zonal (Timur-Barat) dikenal

sebagai Sirkulasi Walker, dua sirkulasi yang sangat mempengaruhi keragaman iklim di Indonesia.

Pergerakan matahari yang berpindah dari 23.5o Lintang Utara ke 23.5o Lintang Selatan sepanjang tahun

mengakibatkan timbulnya aktivitas monsun yang juga ikut berperan dalam mempengaruhi keragaman

iklim. Pengaruh lokal terhadap keragaman iklim juga tidak dapat diabaikan, karena Kepri merupakan

kepulauan dengan bentuk topografi sangat beragam menyebabkan sistem golakan lokal cukup

dominan. Faktor lain yang diperkirakan ikut berpengaruh terhadap keragaman iklim ialah gangguan

siklon tropis. Semua aktivitas dan sistem ini berlangsung secara bersamaan sepanjang tahun akan

tetapi besar pengaruh dari masing-masing aktivitas atau sistem tersebut tidak sama dan dapat berubah

dari tahun ke tahun.

El-Nino dan La-Nina merupakan salah satu akibat dari penyimpangan iklim. Fenomena ini akan

menyebabkan penurunan dan peningkatan jumlah curah hujan untuk beberapa daerah di Indonesia.

Pengaruh El-Nino kuat pada daerah yang berpola hujan monsun, lemah pada daerah berpola hujan

equatorial dan tidak jelas pada daerah dengan pola hujan lokal, sedangkan IOD (Indian Ocean Dipole)

hanya berpengaruh jelas pada daerah berpola hujan monsun.

Selain akibat pengaruh fluktuasi suhu permukaan laut di samudera pasifik (El Nino-Southern

Oscillation / ENSO) dan Samudera Hindia (Indian Ocean Dipole / IOD), fenomena fase aktif osilasi

intra-musiman yang dikenal sebagai MJO (Madden-Agustusan Oscillation) juga mempengaruhi keragaman

hujan di Indonesia. Menurut Geerts and Wheeler (1998) MJO akan menyebabkan terjadinya variasi

pada pola angin, SML (Suhu Muka Laut), awan dan hujan. Fase aktif MJO bila bersamaan waktunya

dengan monsun timur laut di Kepulauan Riau (April-Juni) dapat menyebabkan terjadinya peningkatan

curah hujan sekitar 200%.

Pergerakan MJO ke timur dari samudra India menuju samudra Pasifik dibagi dalam 8 phase.

Phase-1 di Afrika (210° BB - 60° BT), phase-2 di samudra India bagian barat (60° BT – 80° BT), phase-

3 di samudra India bagian timar (80° BT – 100° BT) phase-4 & phase-5 di benua maritim Indonesia (

100° BT – 140° BT), phase-6 di kawasan Pasifik barat (140°BT-160° BT), phase 7 di Pasifik tengah (

160° BT – 180° BT) , dan phase-8 daerah konveksi di belahan bumi bagian barat ( 180° – 160° BB).

Pada umumnya hujan tropis berasal dari awan konvektif dengan puncak awan sangat dingin (sedikit

mengemisi radiasi gelombang panjang), oleh karenanya sangat baik memonitor MJO dengan

memperhatikan variasi OLR (Outgoing Longwave Radiation) yang dipantau melalui sensor infra merah

pada satelit.

B. DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUTAN BULAN JUNI 2018

1. Monsun

Pada bulan Juni, matahari mulai berada pada penjalarannya menuju titik bumi paling utara

BBU (Belahan Bumi Utara) dengan pergerakan semu sejauh kurang lebih 0.5° yaitu dari 22.5°LU

menuju 23.0°LU. Pada tanggal 21 Juni matahari akan berada pada titik paling utara bumi dengan

sudut deklinasi maksimum yaitu 23.5°LU atau biasa disebut ‘summer soltice’ setelah itu akan

bergerak kembali menuju equator. Hal ini berdampak pada peningakatan suhu muka laut di daerah

ekuator dan Belahan Bumi bagian Utara yang memicu terbentuknya pola-pola tekanan udara

rendah. Pola-pola tekanan rendah tersebut menjadi tempat pengumpulan massa udara yang cukup

mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia termasuk Kepulauan Riau.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 3

Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png

Gambar 1. Peta Rata-rata Suhu Muka Laut Juni 2018

Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png

Gambar 2. Peta Anomali Suhu Muka Laut Bulan Juni 2018

Kondisi rata-rata suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia pada bulan Juni 2018 berkisar

antara 28.00 - 30.00C (Gambar.1) dengan anomali 0.00 - +1.00C (Gambar.2). Di wilayah Kepulauan

Riau, anomali suhu muka laut berkisar antara -0.00 - +1.00C yang menunjukkan suhu muka laut

masih dalam kondisi yang cukup hangat sehingga memberi banyak pasokan uap air di udara. Suhu

muka laut yang hangat serta anomali suhu muka laut yang positif sangat mendukung proses

pertumbuhan awan-awan yang berpotensi menjadi hujan.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 4

Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?variable=mslp&area=rsmc&map=mean&time=latest

Gambar 3. Rata-rata Tekanan Udara Permukaan Laut Bulan Juni 2018

Pada bulan Juni 2018, tekanan udara di BBU secara umum lebih rendah dari pada BBS dan

sekitar equator karena matahari berada di sekitar wilayah BBU. Hal ini menyebabkan massa udara

bergerak dari BBS (bertekanan tinggi) menuju BBU (bertekanan rendah) dan ekuator sehingga

membentuk pola belokan angin (shearline) dan pertemuan massa udara (konvergensi) di sekitar

wilayah Kepulauan Riau. Pada daerah belokan angin terjadi perlambatan kecepatan angin yang

menyebabkan penumpukkan massa udara sehingga terjadi pengangkatan massa udara yang

berpotensi dalam pembentukan awan–awan konvektif yang dapat menghasilkan hujan.

Berdasarkan hasil analisis (Gambar.4), pada daerah Kepulauan Riau angin pada bulan Juni

umumnya bertiup dari arah Tenggara hingga Barat Daya yang di dominasi dari arah Tenggara

dengan kecepatan rata-rata 0 hingga 10 knot (Gambar. 5).

Sumber: Bidang Meteorologi Publik BMKG

Gambar 4. Klimatologi Arah Angin 3000 Feet pada Bulan Juni 2018

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 5

Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?variable=850wind&area=rsmc&map=mean&time=latest

Gambar 5. Pola Angin 850mb Bulan Juni 2018

2. ENSO (El Nino - Southern Oscillation)

ENSO berada pada kondisi netral yaitu antara −0.8 °C sampai +0.8 °C. Pada akhir bulan

Juni 2018, nilai anomali SST Nino 3.4 yaitu sebesar +0.48 dan nilai rata-rata harian SOI (Southern

Oscillation Index) selama bulan Juni sebesar -6.4. Hal tersebut tidak mengindikasikan adanya

pengaruh terhadap penambahan pasokan uap air sebagai pembentuk hujan di wilayah Indonesia

khususnya Indonesia bagian timur.

Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml

Gambar 6. Grafik indeks SST Nino3.4

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 6

Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/enso/monitoring/soi30.png

Gambar 7. Grafik indeks ENSO / SOI

3. MJO (Madden-Junian Oscillation)

a. OLR (Outgoing Longwave Radiation)

Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi?variable=olr&area=rsmc&map=mean&time=latest

Gambar 8. Rata-rata OLR Juni 2018

OLR merupakan suatu radiasi gelombang panjang yang dipancarkan oleh bumi ke luar

angkasa. Namun, tidak semua radiasi gelombang panjang tersebut sampai ke luar angkasa. Awan-

awan konvektif adalah salah satu faktor yang menghalangi perjalanan gelombang panjang tersebut.

Suatu wilayah di permukaan bumi yang terdapat tutupan awan konvektif memiliki nilai OLR yang

kecil/rendah. Pada bulan Juni 2018, nilai OLR terendah di wilayah Indonesia terdapat di wilayah

Sumatera bagian Utara serta Kalimantan bagian barat dan utara, serta sebagian kecil wilayah Pulau

Papua yaitu berkisar antara 200 – 220 W/m2, sementara untuk wilayah Kepulauan Riau secara

keseluruhan, nilai OLR seperti yang ditunjukkan pada gambar 8 berada pada kisaran 220 - 240

W/m2. Hal ini mengindikasikan bahwa tutupan awan konvektif di wilayah Kepulauan Riau pada

bulan Juni 2018 tidak cukup banyak.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 7

b. Fase MJO

MJO selama bulan Juni 2018 berada pada fase 4 sampai 2 dengan sifat yang lemah pada

perambatannya dan kuat pada pertengahan hingga akhir bulan Juni. Wilayah Indonesia berada pada

fase 3 sampai 5. Pada gambar (9) terlihat bahwa pada akhir bulan Juni wilayah Indonesia tidak

erlewati oleh perambatan MJO. Secara teori, kondisi MJO ini tidak memberikan pengaruh pada

penambahan maupun pengurangan curah hujan di wilayah Indonesia termasuk juga untuk wilayah

Kepulauan Riau.

Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/

Gambar 9. Fase MJO

4. IOD (Indian Ocean Dipole)

Fenomena Dipole Mode di Samudera Hindia atau IOD (Indian Ocean Dipole) berada pada

kisaran normal dengan kondisi netral (-0.4 s.d 0.4). Pada akhir bulan Juni 2018 nilai IOD berada

pada kondisi negatif yang bernilai -0,40. Sehingga dapat diketahui bahwa selama bulan Juni 2018

secara umum IOD cukup berpengaruh dalam menambah peluang pertumbuhan awan di wilayah

Indonesia bagian barat termasuk wilayah Kepulauan Riau.

Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml

Gambar 10. Grafik IOD

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 8

C. ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2018

Berdasarkan data curah hujan bulan Juni 2018 yang diterima dari Stasiun Meteorologi Hang

Nadim di Pulau Batam yang mewakili daerah-daerah di sekitarnya, maka evaluasi jumlah curah hujan

dan sifat hujan bulan Juni 2018 adalah sebagai berikut:

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 9

D. ANALISIS UNSUR CUACA SIGNIFIKAN BULAN JUNI 2018

a. Hujan

Hujan bulan Juni 2018 di Hang Nadim bersifat Bawah Normal (B) dengan curah hujan selama

satu bulan berkisar 1,0 mm – 45,7 mm atau antara 0,4 % - 18 %. Dalam bulan Juni 2018 terdapat

14 hari hujan terukur dan 4 hari hujan tidak terukur (ttu) dengan total curah hujan sebesar 161,1

mm atau berkisar 64% dari rata-rata, yang berarti sifat hujan Bawah Normal (B). Pada dasarian I

terjadi 3 hari hujan dengan jumlah curah hujan 12,6 mm, dasarian II terdapat 4 hari hujan dengan

jumlah curah hujan 56,6 mm dan dasarian III terjadi 7 hari hujan dengan jumlah curah hujan 91,9

mm. Curah hujan tertinggi 45,7 mm terjadi pada tanggal 27 Juni 2018.

Gambar 11. Grafik Curah Hujan bulan Juni 2018 di Hang Nadim

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 10

b. Suhu Udara

Suhu udara harian rata-rata berkisar antara 24,8°C - 29,7 °C. Suhu udara terendah dalam

bulan Juni 2018 adalah 22,6 ° C terjadi pada tanggal 26 Juni 2018 pagi hari dan suhu udara tertinggi

33,2°C terjadi pada tanggal 5 dan 9 Juni 2018 siang hari.

Gambar 12. Grafik Suhu Udara bulan Juni 2018 di Hang Nadim

c. Kelembaban Udara

Kelembaban udara harian rata-rata berkisar antara 80 % - 94 %. Kelembaban udara

terendah mutlak 54% terjadi pada tanggal 4 Juni 2018 siang hari, sedangkan kelembaban udara

tertinggi 98% terjadi tanggal 21 dan 27 Juni 2018 pagi hari. Dengan demikian kelembaban udara

pada bulan Juni 2018 lebih basah dibandingkan bulan Mei 2018.

Gambar 13. Grafik Kelembaban Udara Bulan Juni 2018 di Hang Nadim

d. Angin Permukaan

Selama periode dasarian I – III Juni 2018 angin permukaan secara umum didominasi dari arah

Tenggara-Selatan dengan kecepatan rata-rata 5,5 km/jam, arah dan kecepatan maksimum dari

Barat Daya dengan kecepatan 29,6 km/jam terjadi pada tanggal 1 Juni 2018.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 11

PRAKIRAAN CUACA JULI 2018

A. DINAMIKA ATMOSFER

1. Tekanan Udara dan Angin

Pada bulan Juli, posisi matahari dalam gerak semunya berada di BBU (Belahan Bumi Utara)

paling ujung dan akan kembali menuju equator dengan pergerakan semu sejauh kurang lebih 4.7°

yaitu dari 23.5°LS menuju 18.8°LS (http://www.physicalgeography.net). Hal ini memicu tingginya

pemanasan air laut yang mengakibatkan hangatnya perairan di BBU serta sebagian di perairan

tropis.

Prediksi Anomali Suhu Muka Laut periode Juli 2018 Rata-rata Tekanan Udara pada Bulan Juli 2018

Sumber: http://iridl.ldeo.columbia.edu/maproom/Global/Forecasts/SST.html?L=2.5

http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/realtime/clim/annual/monthly/monthly.12.slp.html

Gambar 14. Prediksi Anomali Suhu Muka Laut periode dan Rata-rata Tekanan Udara pada Bulan Juli 2018

Pola angin rata-rata bulan Juli secara dominan akan bertiup dari Bumi Bagian Selatan (BBS)

menuju Bumi Bagian Utara (BBS) dan membentuk belokan angin (shearline) serta serta konvergensi

di bagian ekuator. Berdasarkan gambar 15, terdapat daerah belokan angin (shearline) serta

pertemuan massa udara (konvergensi) di sekitar wilayah Kepulauan Riau yang menyebabkan

perlambatan kecepatan angin yang memupuk massa udara serta mendukung dalam proses

pertumbuhan awan-awan hujan.

Sumber: Meteo Publik, BMKG

Gambar 15. Rata-rata Streamline 3000 feet pada Bulan Juli 2018

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 12

2. ENSO (EL-NinoSouthern Oscillation)

ENSO merupakan salah satu fenomena cuaca skala global yang mempengaruhi penambahan

curah hujan (fase La-Nina) maupun pengurangan curah hujan (fase El-Nino) di wilayah Indonesia.

Prediksi ENSO menurut institusi internasional yaitu BMKG, NOAA (National Oceanic and

Atmospheric Administration) dan BOM/ POAMA (Predictive Ocean Atmosphere Model for Australia)

menyatakan bahwa pada bulan Juli 2018 dalam kondisi Normal, sedangkan menurut JAMSTEC

(Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology) ENSO diprediksi dalam kategori El-Nino

Lemah. Secara umum, ENSO diprediksi akan tidak cukup memberi pengaruh terhadap

penambahan jumlah curah hujan di wilayah khusunya wilayah timur.

Sumber: Pusat Data Dokumen, BMKG

Gambar 16. Prediksi ENSO dari NOAA, JAMSTEC, POAMA dan BMKG

Salah satu parameter ENSO yaitu data SOI (Southern Oscillation Index) dari BoM (Bureau of

Meteorology Australia) hingga akhir Juli 2018 menunjukkan berada pada kondisi normal dengan nilai

SOI sebesar -6,4, sehingga tidak memiliki pengaruh terhadap penambahan curah hujan di wilayah

Indonesia khususnya bagian timur.

Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/monitoring/soi30.png

Gambar 17. Grafik SOI Bulan Juni 2015 s.d. Awal Juli 2018

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 13

3. MJO (Madden-Junian Oscillation)

Salah satu fenomena cuaca global yang juga mempengaruhi jumlah curah hujan di Indonesia,

khususnya daerah dekat khatulistiwa adalah osilasi gugusan awan yang lazim disebut MJO. Menurut

NOAA, diperkirakan MJO pada awal hingga pertengahan Juli 2018 dengan sifat lemah dan berada

pada fase 7 hingga 2 sehingga tidak mempengaruhi penambahan curah hujan di wilayah Indonesia

(Gambar 18). Nilai anomali OLR bernilai negatif berada di wilayah Indonesia, khususnya bagian

barat wilayah Indonesia (Gambar 19) pada awal dan pertengahan bulan Juli. Hal tersebut

mengindikasikan tutupan awan konvektif di wilayah tersebut pada awal dan pertengahan bulan Juli

cukup banyak, untuk wilayah Kepulauan Riau nilai anomali OLR berkisar antara -10 hingga 5

sehingga tutupan awan di wilayah Kepulauan Riau diprediksi cukup banyak.

Sumber: http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/foregfs.shtml

Gambar 18. Grafik Fase MJO pada Bulan Juni 2018 dan prakiraan Bulan Juli 2018

Sumber: http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/spatial_olrmap_CA_full.gif

Gambar 19. Anomali OLR sampai dengan 31 Juni 2018 dan prakiraan 15 hari kedepan

4. Dipole Mode / IOD (Indian Ocean Dipole)

Fenomena cuaca global terakhir yang juga mempengaruhi peluang hujan di Indonesia,

khususnya Indonesia Bagian Barat, adalah dipole mode. Menurut data dari BMKG, BoM dan NASA

(gambar 20) bulan Juli 2018 DMI akan berada pada kondisi normal, sehingga tidak mempengaruhi

penambahan jumlah curah hujan di wilayah Indonesia, khususnya bagian barat.

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 14

Sumber: http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Klimatologi/Dinamika_Atmosfir.bmkg

Gambar 20. Prediksi Indeks Dipole Mode dari BoM dan BMKG

5. Tinjauan Klimatologis

Kondisi cuaca bulan Juni di Batam berdasarkan data klimatologis selama 25 tahun (1993-

2017) diketahui:

Secara klimatologis selama 16 tahun (1996 – 2011) jumlah curah hujan dibagi menjadi tiga

bagian di Pulau Batam selama Bulan Juli. Batam bagian Timur sekitar 50 – 100 mm, sedangkan

Batam bagian Tengah dan Selatan jumlahnya sekitar 150 – 200 mm dan Batam bagian Barat sekitar

200 – 250 mm.

Kesimpulan:

Dari uraian di atas diketahui bahwa peluang pertumbuhan awan-awan hujan di Batam pada

bulan Juli 2018 akan lebih rendah dari bulan Juni 2018, sehingga peluang curah hujannya lebih

rendah juga bila dibandingkan dengan bulan Juni 2018.

B. PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI 2018

1. Prakiraan Hujan Dasarian

Berdasarkan keluaran program HyBMG 2.0.7 dengan model prediksi ARIMA

(Autoregressive Integrated Moving Average) diperoleh prediksi curah hujan tiap dasarian mulai Juli

2018 hingga Juni 2019. Data masukan yang digunakan adalah data series hujan dasarian Hang

Nadim periode Juli 1998 s.d Juni 2018.

Dengan membandingkan prediksi hujan model ARIMA dengan normal hujan dasarian

periode 1993-2012 diperoleh nilai korelasi 0.95367 dan RMSE (error) 8.1372. Hasilnya

menunjukkan bahwa curah hujan di bulan Juli 2018 diprakirakan:

Minimum Rata-rata Maksimum

SUHU UDARA 22.8 27.2 33.7

KELEMBAPAN UDARA 42% 84% 100%

ANGIN 5 Km/jam 9 Km/jam 50 Km/jam

HARI HUJAN 7 17* 25

*11 hari disertai petir

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 15

Sesuai dengan kriteria sifat hujan dalam dasarian, prakiraan curah hujan pada dasarian I, II

dan III berada pada kisaran atas normalnya.

2. Prakiraan Hujan Bulanan

Berdasarkan data-data dan analisis model serta program HyBMG 2.0.7 dapat diperoleh hasil

prakiraan curah hujan satu bulan pada bulan Juli 2018 di wilayah Barelang sebagai berikut:

Tabel : Prakiraan Curah Hujan Bulan Juli 2018

dan membandingkan dengan normal hujannya maka sifat hujan bulan Juli 2018 di Barelang dapat

diprakirakan sebagai berikut: Tabel: Prakiraan Sifat Hujan Bulan Juli 2018

SIFAT HUJAN WILAYAH

Atas Normal

Normal Batam, Rempang dan Galang

Bawah Normal -

Gambar. 21 Peta Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Barelang bulan Juli 2018

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 16

PRAKIRAAN PASANG SURUT (TIDAL) JULI 2018

A. Pendahuluan

Pasang surut air adalah gelombang yang mirip dengan gelombang air yang terjadi akibat tiupan

angin. Pasang surut memiliki panjang gelombang yang panjang, seperti yang terdapat pada laut dalam

namun terjadi untuk air dangkal, ini berarti pasang surut dibiaskan oleh keadaan topografi kedalaman

bawah air. Periodenya pun cukup panjang, dalam orde jam. Pasang surut air terjadi disebabkan oleh gaya

gravitasi dan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh gerakan bumi, bulan, dan matahari.

B. Pola Pasang Surut

Di seluruh dunia pasang surut berbeda baik ketinggian paras air maupun waktu kejadiannya.

Area pantai yang hanya punya satu pasang surut tertinggi dan terendah setiap hari disebut diurnal tide

(air pasang harian). Wilayah yang mengalami dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari disebut

mempunyai semi-diurnal tide. Jika semi-diurnal tide mempunyai ketinggian air pasang yang dicapai

berbeda dan saat surut juga level air tidak sama disebut semi-diurnal mixed tide.

Pola pasang surut dapat dijelaskan secara gelombang dengan grafik yang menunjukkan paras

air untuk sumbu vertikal dan sumbu horisontal menyatakan waktu hari. Pengamatan pasang surut

dalam jangka waktu yang lama digunakan untuk menghitung rata-rata ketinggian pasang. Dengan nilai

rata-rata ini dapat dihitung anomali pasang naik dan pasang surut air.

C. Paras Pasang Surut.

Ketinggian air tertinggi yang dicapai permukaan air setiap hari disebut High Water (HT) /

Higt Tide (Ht). Titik terendah dimana permukaan air surut disebut Low Water (LW) / Low Tide.

Mengingat Propinsi Kepulauan Riau sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan maka fenomena

pasang surut air laut sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan yang berhubungan dengan kelautan

seperti bongkar muat di Pelabuhan Laut, kegiatan para nelayan dan lain sebagainya. Untuk itu dalam

buletin ini kami sajikan prediksi pasang surut di seluruh Propinsi Kepulauan Riau yang meliputi 6

(enam) Kabupaten Kota sebagai berikut :

1. KOTA BATAM

i. BATU AMPAR

ii. SEKUPANG

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 17

2. KABUPATEN BINTAN

i. TANJUNG UBAN

3. KABUPATEN KARIMUN

i. TANJUNG BALAI KARIMUN

ii. TANJUNG PINANG

4. KABUPATEN LINGGA

i. DABO SINGKEP

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 18

5. KABUPATEN ANAMBAS

i. SELAT PENINTING

6. KABUPATEN NATUNA

i. SEDANAU

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 19

PRAKIRAAN TERBIT/ TERBENAM

BULAN DAN MATAHARI JULI 2018

1. STASIUN METEOROLOGI HANG

NADIM BATAM

Location : E104 07, N01 07, July 2018

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm Hm hm hm

1 0602 1813 2043 0816

2 0602 1813 2128 0903

3 0602 1813 2212 0948

4 0602 1813 2256 1032

5 0603 1814 2339 1116

6 0603 1814 0000 1201

7 0603 1814 0024 1247

8 0603 1814 0111 1336

9 0603 1814 0201 1428

10 0603 1814 0255 1524

11 0604 1814 0352 1625

12 0604 1815 0454 1728

13 0604 1815 0558 1831

14 0604 1815 0701 1933

15 0604 1815 0802 2032

16 0604 1815 0900 2127

17 0604 1815 0954 2219

18 0604 1815 1044 2308

19 0605 1815 1133 2355

20 0605 1815 1220 0000

21 0605 1815 1307 0041

22 0605 1815 1354 0127

23 0605 1815 1441 0214

24 0605 1815 1529 0301

25 0605 1815 1618 0349

26 0605 1815 1706 0437

27 0605 1815 1754 0526

28 0605 1815 1841 0614

29 0605 1815 1926 0700

30 0605 1815 2011 0746

31 0605 1815 2054 0830

2. STASIUN METEOROLOGI

TANJUNGPINANG

Location : E104 32, N00 55, July 2018

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm Hm hm hm

1 0601 1811 2041 0815

2 0601 1811 2126 0901

3 0601 1811 2211 0946

4 0601 1811 2254 1030

5 0601 1812 2338 1114

6 0601 1812 0000 1159

7 0602 1812 0023 1245

8 0602 1812 0109 1334

9 0602 1812 0159 1426

10 0602 1812 0253 1522

11 0602 1812 0351 1623

12 0602 1813 0453 1726

13 0603 1813 0556 1829

14 0603 1813 0700 1931

15 0603 1813 0801 2030

16 0603 1813 0858 2125

17 0603 1813 0952 2217

18 0603 1813 1043 2306

19 0603 1813 1131 2353

20 0603 1813 1218 0000

21 0603 1813 1305 0040

22 0603 1813 1352 0125

23 0603 1813 1439 0212

24 0604 1813 1527 0300

25 0604 1813 1616 0348

26 0604 1813 1704 0436

27 0604 1813 1752 0524

28 0604 1813 1839 0612

29 0604 1813 1924 0659

30 0604 1813 2009 0744

31 0604 1813 2052 0829

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 20

3. STASIUN METEOROLOGI RANAI

Location : E108 24, N03 55, July 2018

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0540 1801 2029 0755

2 0540 1801 2114 0842

3 0540 1801 2157 0927

4 0541 1801 2239 1013

5 0541 1801 2322 1057

6 0541 1801 0000 1143

7 0541 1801 0006 1230

8 0541 1802 0052 1320

9 0542 1802 0141 1413

10 0542 1802 0233 1510

11 0542 1802 0331 1611

12 0542 1802 0432 1714

13 0542 1802 0535 1818

14 0542 1802 0639 1919

15 0543 1802 0741 2017

16 0543 1802 0839 2112

17 0543 1802 0934 2202

18 0543 1802 1026 2250

19 0543 1802 1116 2336

20 0543 1802 1204 0000

21 0543 1802 1251 0022

22 0544 1802 1339 0107

23 0544 1802 1427 0153

24 0544 1802 1516 0239

25 0544 1802 1604 0327

26 0544 1802 1653 0415

27 0544 1802 1740 0504

28 0544 1802 1827 0552

29 0544 1802 1912 0639

30 0544 1802 1956 0725

31 0544 1802 2038 0811

4. STASIUN METEOROLOGI

TANJUNG BALAI KARIMUN

Location : E103 23, N01 03, July 2018

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0605 1816 2046 0820

2 0605 1816 2131 0906

3 0605 1816 2215 0951

4 0605 1816 2259 1035

5 0606 1816 2342 1119

6 0606 1817 0000 1204

7 0606 1817 0027 1250

8 0606 1817 0114 1339

9 0606 1817 0204 1431

10 0606 1817 0258 1527

11 0607 1817 0356 1628

12 0607 1817 0457 1731

13 0607 1817 0601 1834

14 0607 1818 0704 1936

15 0607 1818 0805 2035

16 0607 1818 0903 2130

17 0607 1818 0957 2222

18 0608 1818 1047 2311

19 0608 1818 1136 2358

20 0608 1818 1223 0000

21 0608 1818 1310 0044

22 0608 1818 1357 0130

23 0608 1818 1444 0217

24 0608 1818 1532 0304

25 0608 1818 1620 0352

26 0608 1818 1709 0441

27 0608 1818 1757 0529

28 0608 1818 1844 0617

29 0608 1818 1929 0703

30 0608 1818 2014 0749

31 0608 1818 2057 0833

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 21

5. STASIUN METEOROLOGI DABO

SINGKEP

Location : E104 34, S00 28, July 2018

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm hm

1 0601 1810 2041 0815

2 0601 1810 2126 0901

3 0602 1810 2210 0946

4 0602 1811 2254 1031

5 0602 1811 2338 1114

6 0602 1811 0000 1159

7 0602 1811 0023 1245

8 0602 1811 0110 1334

9 0603 1811 0200 1426

10 0603 1811 0253 1522

11 0603 1812 0352 1622

12 0603 1812 0453 1725

13 0603 1812 0557 1828

14 0603 1812 0700 1931

15 0603 1812 0801 2030

16 0603 1812 0858 2125

17 0604 1812 0952 2217

18 0604 1812 1043 2306

19 0604 1812 1131 2353

20 0604 1812 1218 0000

21 0604 1812 1304 0040

22 0604 1812 1351 0126

23 0604 1812 1438 0213

24 0604 1812 1526 0300

25 0604 1812 1615 0348

26 0604 1812 1703 0437

27 0604 1812 1751 0525

28 0604 1812 1838 0613

29 0604 1812 1924 0659

30 0604 1812 2008 0745

31 0604 1812 2052 0829

6. STASIUN METEOROLOGI

TAREMPA

Location : E106 15, N03 12, July 2018

DATE

SUN MOON

Rise Set Rise Set

hm hm hm Hm

1 0550 1808 2037 0805

2 0550 1808 2122 0851

3 0550 1808 2205 0937

4 0550 1808 2248 1022

5 0551 1809 2331 1107

6 0551 1809 0000 1152

7 0551 1809 0015 1239

8 0551 1809 0101 1329

9 0551 1809 0150 1422

10 0552 1809 0243 1518

11 0552 1809 0341 1619

12 0552 1809 0442 1722

13 0552 1809 0545 1825

14 0552 1810 0649 1927

15 0552 1810 0751 2026

16 0552 1810 0849 2120

17 0553 1810 0944 2211

18 0553 1810 1035 2259

19 0553 1810 1125 2345

20 0553 1810 1213 0000

21 0553 1810 1300 0031

22 0553 1810 1347 0116

23 0553 1810 1435 0202

24 0553 1810 1523 0249

25 0553 1810 1612 0337

26 0554 1810 1700 0425

27 0554 1810 1748 0514

28 0554 1809 1835 0602

29 0554 1809 1920 0649

30 0554 1809 2004 0735

31 0554 1809 2047 0820

Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.055] 22

DAFTAR ISTILAH

Anomali : Penyimpangan suatu variabel dari nilai rata-rata

Awan Konvektif : Awan tebal menjulang tinggi yang terbentuk dari proses pemanasan vertikal yang

membawa uap air. Awan ini mengakibatkan terjadinya hujan secara tiba-tiba, petir

dan angin kencang.

Cold Surge : Aliran udara dingin dari daratan Asia yang menjalar memasuki wilayah Indonesia

bagian barat, cold surge biasa terjadi pada saat Asia memasuki musim dingin.

Cuaca : Kondisi fisis atmosfer pada suatu wilayah yang sempit pada waktu tertentu

Dasarian : Periode sepuluh harian

Dipole Mode /IOD

(Indian Ocean Dipole)

: Tingkat ketersediaan uap air akibat perbedaan suhu muka laut antara Samudera

Hindia dan Perairan Pantai Timur Afrika.

DMI

(Dipole Mode Index)

: Indeks yang menunjukkan perkembangan dan intensitas Dipole Mode. DMI yang

bernilai negatif akan menambah kandungan uap air di sekitar wilayah Sumatera,

sehingga curah hujannya secara umum meningkat. Sedangkan nilai positif tidak

menambah kandungan uap air, sehingga curah hujan cenderung berkurang.

Divergensi : Beraian angin, yang mengindikasikan daerah cuaca baik

Eddy : Pusaran angin dengan durasi harian dan biasanya jika suatu daerah terdapat eddy,

maka cenderung banyak hujan.

El Nino : Fenomena memanasnya suhu permukaan laut di Pasifik Timur sehingga secara

umum menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang.

ENSO

(El Nino-Shouthern Oscillation)

: Fluktuasi musiman antara fase El Nino dan La Nina.

Gelombang : Pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan laut.

Iklim : Kondisi Rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang lama dan wilayah yang luas

ITCZ (Intertropical

Convergence Zone)

: Daerah pertemuan massa udara antar benua dengan cakupan yang luas. Umumnya

daerah-daerah yang dilintasi ITCZ berpotensi terjadi pertumbuhan awan-awan

hujan lebat dan cukup lama (bisa lebih dari satu hari).

Konvergensi : Pumpunan angin, pola angin yang mengumpul

La Nina : Fenomena yang merupakan kebalikan dari El Nino. Secara umum menyebabkan

curah hujan di Indonesia meningkat.

MJO (Madden-Junian

Oscillation)

: Fluktuasi musiman/osilasi/gelombang tekanan (pola tekanan tinggi-tekanan rendah)

di kawasan tropik yang terkait dengan penambahan gugusan uap air yang

menyuplai pembentukan awan hujan dengan periode lebih kurang 48 hari yang

menjalar dari barat ke timur. Biasanya berawal di pantai timur Afrika kemudian

menjalar ke timur dan menghilang di bagian tengah Pasifik. MJO ini berkaitan

dengan OLR (Outgoing Longwave Radiation)

Monsun : Suatu pola sirkulasi angin yang berhembus secara periodik pada suatu periode

(minimal 3 bulan) dan pada periode yang lain polanya akan berlawanan. Di

Indonesia dikenal dengan 2 istilah monsun yaitu monsun Asia dan Monsun

Australia. Monsun Asia berkaitan dengan musim hujan di Indonesia, sedangkan

Monsun Australia berkaitan dengan musim kemarau.

Normal : Nilai rata-rata suatu variabel selama 30 tahun, menggunakan periode waktu yang

tidak ditentukan (1971-2000, 1976-2005, 1978-2007, dsb)

OLR (Outgoing Longwave

Radiation)

: Radiasi gelombang panjang (infra merah) yang dipancarakan keluar dari bumi. OLR

yang bernilai negatif menunjukkan tutupan awan konvektif yang banyak, sedangkan

nilai positif tutupan awan konvektifnya sedikit.

Rata-rata : Nilai rata-rata suatu variabel selama minimal periode 10 tahun (1971-1980, 1976-

1985, 1993-2002, 1995-2010, dsb)

Shearline : Garis atau zona lintasan yang terdapat perubahan arah dan kecepatan angin secara

tiba-tiba.

SOI (Southern Oscillation Index) : Indeks yang menunjukkan perkembangan dan intensitas El Nino atau La Nina.

Standar Normal : Nilai rata-rata suatu variabel selama 30 tahun, menggunakan periode waktu yang

sudah ditentukan, dimulai tahun berakhiran 1 diakhiri tahun berakhiran 0 (1961-

1990, 1971-2000, 1981-2010, dst)

Konveksi : Pergerakan molekul-molekul pada fluida (cairan atau gas)

Updraft : Pergerakan vertikal ke atas dari suatu kolom udara yang berhubungan dengan

fenomena cuaca