Kenakalan Remaja Ditinjau dari Tempat Tinggal Padat...

14
Kenakalan Remaja Ditinjau dari Tempat Tinggal Padat Penduduk Nama : Andri Sudjiyanto Fakultas : Psikologi Jurusan : Psikologi Universitas : Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Dr Eko Djuniarto,MPsi

Transcript of Kenakalan Remaja Ditinjau dari Tempat Tinggal Padat...

Kenakalan Remaja Ditinjau dari Tempat Tinggal Padat Penduduk

Nama : Andri Sudjiyanto

Fakultas : PsikologiJurusan : PsikologiUniversitas : Universitas GunadarmaDosen Pembimbing : Dr Eko Djuniarto,MPsi

BAB I

Kota

Merupakan pusat dari kegiatan bisnis,  industri,  jasa dan pemerintah sehingga Kota yang banyak segi mempunyai keutungan yang  lebih baik dari pada di desa  jadi ada dorongan orang  desa  melakukan  urbanisasi  yang  besar  ke  kota  yang  mengakibatkan  tingginya kepadatan penduduk di kota

Yang mengakibatkan  lingkungan fisik semakin memburuk, seperti minimnya  ketersedian  sarana  fasilitas,  umum  dan  sosial  : pembuangan sampah, polusi udara yang buruk, serta kekurangan air  bersih,    dan  lain‐lain  yang menambah  beban  yang  dirasakan individu sebagai stress yang sifatnya psikologis (kartono, 2008)

Sebagaimana  peningkatan  volumen kepadatan  penduduk  tanpa  diiringi dengan penambahan besar atau  luas ruangan  sehingga  memperkuat respon anak remaja untuk melakukan kejahatan  seperti  merusak  fasilitas umum, mencoret fasilitas umum, dan tindakan agresi kepada orang lain.

Di  ungkapkan  oleh  sarjana  ilmu sosial  dari  universitas  chicago sangat  terkesan  oleh  kekuatan budaya  kultural  dan  disorganisasi  di  kota  yang  berkembang  pesat  , dan  menimbulkan  banyak  tingkah laku delikuen pada anak remaja dan kriminalitas  orang  dewasa  (Kartono. 2008).

Karena  anak  remaja  tersebut  sedang  mengalami  masa peralihan  dalam  perkembangan  fisik,  maupun  sosial psikologis  atau  dikenal  dengan  masa  remaja,  karena seperti  diketahui  anak  remaja memiliki  kebutuhan  akan kontrol  orang  dewasa  yang  sangat  besar  lebih  dari sebelumnya.

Pertanyaan peneliti

• Bagaimana bentuk perilaku kenakalan remaja ditinjau dari tempat tinggal padat penduduk?

• Faktor‐faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku kenakalan remaja yang ditinjau dari tempat tinggal padat penduduk?

Tujuan PenelitianTujuan Penelitian

.Tujuan  penelitian  ini  adalah  untuk mengetahui  bagaimana  bentuk  perilaku  kenakalan  remaja    ditinjau  dari tempat  tinggal  padat  penduduk  dan  faktor‐faktor  apa  saja  yang  mempengaruhi  perilaku  kenakalan  remaja ditinjau dari tempat tinggal padat penduduk.

Manfaat Penelitian

lManfaat TeoritisHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi psikologi perkembangan, psikologi sosial, dan psikologi pendidikan, terutama yang berkaitan dengan perilaku kenakalan remaja ditinjau dari tempat tinggal padat penduduk.

Manfaat PraktisHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi masyarakat, pemerintah, dan semua pihak terkait. Bagi pemerhati perkembangan sosial, pendidikan, dan  kenakalan remaja diharapkan hasil penelitian ini menjadi acuan dalam  melakukan pembinaan terhadap  remaja sehingga mereka tidak melakukan kenakalan remaja lagi.

BAB II

Kenakalan remaja

kenakalan  remaja  (juvenile  delinquency) merupakan  gejala  sakit  (patologis)  secara sosial  pada  anak‐anak  dan  remaja  yang  disebabkan  oleh  satu  bentuk  pengabaian sosial,  sehingga mereka mengembangkan  bentuk  tingkah‐laku  yang menyimpang. Kenakalan  remaja  mempunyai  konotasi  pelangaran,  kejahatan,  keganasan  yang dilakukan anak‐anak muda di bawah usia 22 tahun (Kartono, 2008).

Bentuk‐bentuk Kenakalan Remaja

1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, pemerkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain‐lain.

2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain‐lain.

3. Kenakalan yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat‐obatan.

4. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari, melawan orang tua dengan cara mingat dari rumah atau membantah perintah orang tua, dan lain‐lain.

Karakteristik Kenakalan Remaja

1. Hampir semua jenis anak ini hanya berorientasi pada masa sekarang, bersenang‐senang dan puas pada hari ini.

2. Mereka kurang tersosialisasi dalam masyarakat normal, sehingga tidak mampu mengenal norma‐norma kesusilaan, dan tidak bertangung jawab secara sosial.

3. Mereka senang menceburkan diri dalam kegiatan yang berbahaya yang merangsang rasa kejantanan, walaupun besar resiko dan bahayanya

4. Pada umumnya mereka sangat impulsif dan suka menyerempet bahaya.5. Hati nuraninya kurang lancar fungsinya.6. Mereka kurang memiliki disiplin dan kontrol terhadap dirinya, sebab mereka memang tidak 

pernah dituntut atau dididik untuk melakukan hal tersebut

Faktor‐faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja.

1. Rational choice: yaitu mengutamakan faktor individual dari pada faktor lingkungan. Kenakalan yang dilakukan atas pilihan, interes, motivasi atau kemauan sendiri.

2. Social disorganization: yaitu pada umumnya lebih mengutamakan faktor budaya. Yang menyebabkan kenakalan remaja adalah berkurangnya atau menghilangnya pranata‐pranata masyarakat yang selama ini menjadi keseimbangan atau harmoni dalam masyarakat.

3. Strain adalah tekanan yang besar dalam masyarakat, misalnya kemiskinan, yang menyebabkan sebagian dari anggota masyarakat yang memilih jalan melakukan kejahatan dan kenakalan remaja.

4. Diferential association: kenakalan remaja adalah akibat salah pergaulan, yaitu anak‐anak bergaul dengan anak‐anak nakal juga.

5. Labelling: mengatakan bahwa anak nakal selalu diberi label nakal. Di Indonesia banyak orang tua khususnya ibu‐ibu yang ingin berbasabasi dengan tamunya, sehingga ketika anaknya muncul di ruang tamu, ia mengatakan kepada tamunya ini loh embak anak saya, badanya saja yang tinggi, tetapi nakalnya bukan main.

6. Male phenomenon: percaya bahwa anak laki‐laki lebih nakal dari pada perempuan. Karena kenakalan memang adalah sifat laki‐laki atau karena budaya menyatakan bahwa wajar kalau anak laki‐laki nakal.

Kepadatankepadatan merupakan variable  fisik yang menunjukan perbandingan besarnya  jumlah orang  yang  ada dalam  suatu  ruangan  yang  tersedia,  semakin  kecil  ruangan  tersebut maka akan menunjukan semakin tinggi nilai kepadatan dari keadaan ruangan tersebut

Faktor‐faktor yang Mempengaruhi Kepadatan Penduduk

1. Di kota tersedianya fasilitas kesehatan yang lengkap.2. Tersedianya tempat‐tempat hiburan.3. Terdapat juga toko‐toko yang menjual beraneka ragam barang dagangan.4. Belum lagi di kota sebagai tempat mengejar karir dalam profesi apa pun.5. Kebebasan individu juga dapat diperoleh di kota dari pada di desa.6. Kota juga dapat dipandang sebagai tempat pendidikan yang baik dari pada di 

desa.7. Di kota juga tersedia sekolah‐sekolah yang bermutu baik.8. Lingkungan di kota dengan penduduk yang bercampur baur dari segala lapisan 

dan bangsa serta warna kuli, sarana media massa, dan sebagainya merupakan rangkain yang sangat baik buat perkembangan kecerdasan anak.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Pendekatan  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan dan sebagainya

Subjek Penelitian

Karakterisrik  subjek  dalam  penelitian  ini  adalah  remaja  yang  bertempat  tinggal  di wilayah  padat  penduduk  yang  berusia  12/13  tahun  sampai  21/22  tahun.  Karena lingkungan  tempat  tinggal  turut  berperan  dalam  pembentukan  perilaku  para  remaja yang  pada  dasarnya  diusia  tersebut  kondisi  mental  anak  tergolong lebih  mudah terpengaruh dari luar diri

Tahap‐tahap Penelitian

1. Tahap  Persiapan  Penelitian  :  peneliti  membuat  pedoman  wawncara  dan obseravasi

2. Tahap  pelaksanaan  penelitian  :  peneliti  terjun  langsung  ke  lapangan  untuk melakukan observasi dan wawancara secara terpisah.

3. Tahap  penyelesaian  penelitian  :  diawali  dengan  perumusan  masalah sampai langkah  terahir  ditahap  pelaksanaan  yaitu membuat  kesimpulan,  dengan  tahap terahir  yaitu  tahap  penyelesaian  dimana  pada  tahap  ini  keseluruhan  hasil  dari pelaksanaan dibuat analisis psikologi.

Teknik Pengumpulan Data

1. Percakapan  ini  dilakukan  oleh  dua  pihak,  yaitu  pewawancara  (interviewer) yang  mengajukan  pertanyaan  dan  yang  diwawancarai  (interviewee)  yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

2. Obeservasi : diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena  yang  muncul,  dan  mempertimbangkan  hubungan  antara  aspekdalam fenomena tersebut.

Alat Bantu yang Digunakan Dalam 

Penelitian

1. Mengunakan media perekam suara2. Pedoman wawancara3. Pedoman observasi

Keakuratan Penelitian

1. Triangulasi pengamat2. Triangulasi data3. Triangulasi teori4. Triangulasi metodologi

Teknik Analisis Data

1. Mengorganisir data2. Penggelompokan Berdasarkan Kategori, Tema, dan Pola Jawaban3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang Ada Terhadap Data4. Mencari Alternatif Penjelasan Bagi Data5. Menulis Hasil Penelitian

BAB IVPELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

Hasil observasi

1. Pada  saat  melakukan  wawancara  pertama,  subjek  merasa  tergangu  dengan  adik perempuannya  yang paling  kecil  setelah  itu  subjek memarahinya dan mencubitnya dengan keras sehingga adiknya menangis kencang, dan setelah itu subjek melakukan tidakan agresivitas terhadap binatang, dengan menendang seekor kucing dikarenakan kucing tersebut masuk ke dalam rumah subjek, karena susah sekali di usir oleh subjek sehingga  subjek  menendangnya  dengan  kencang  sampai  kucing  tersebut mengeluarkan suara yang keras.

2. Pada  saat  wawancara  subjek  di  datanggi  oleh  temannya  dan  kemudian  subjek menghampiri temannya sambil membicarakan sesuatu dan tiba‐tiba subjek berbicara kasar  kepada  temannya  lalu  kemudian  temannya  pergi meninggal  kan subjek  dan subjek duduk kembali untuk melanjutkan wawancara dengan peneliti.

3. pada saat perjalanan subjek dipanggil oleh teman‐temannya lalu subjek menghampiri  untuk menyapa kemudian teman‐teman subjek menawari subjek minum‐minuman keras subjek ikut bergabung untuk minum‐minuman keras

1. Bentuk‐bentuk kenakalan remajaa) Kenakalan remaja yang menimbulkan korban fisikb) kenakalan remaja yang menimbulkan korban materic) kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang laind) kenakalan yang melawan status

2) Faktor‐faktor yang mempengaruhi kenakalan remajaa) Rational choiceb) Social disorganizationc) Straind) Diferensial associatione) Labellingf) Male phenomenon

Hasil wawancara

pembahasan1. Bentuk‐bentuk kenakalan remaja2. Faktor‐faktor yang mempengaruhi terjadinya kenakalan remaja

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Bentuk‐bentuk kenakalan remaja.Hasil  dari  penelitian  adalah  subjek melakukan  kenakalan  remaja  yang menimbulkan korban fisik misalnya subjek melakukan perkelahian dengan orang  lain sampai melukai lawannya karena menurut subjek orang  tersebut tidak menyenangkan. Kenakalan yang menimbulkan korban materi yaitu pengrusakan fasilitas pabrik untuk dijadikan tempat bermain bola, pencurian uang keluarganya yang digunakan subjek untuk membeli ganja dan bersenang‐senang bersama teman‐temannya. Kenakalan yang  tidak menimbulkan korban  dipihak  orang  lain  yaitu  minum‐minuman  keras,  menghisab  ganja  bersama teman‐temannya.  Kenakalan  yang melawan  status  yaitu  sering  keluar malam  sampai pulang  pagi,  dan  sering  bolos  sekolah  yang mengakibatkan  subjek  pernah  tidak  naik kelas.

2. Faktor‐faktor yang mempengaruhi kenakalan remajaa) rational choice yaitu kenakalan yang dilakukan atas pilihan  interes, motivasi, atau kemauan diri 

sendiri  seperti  subjek melakukan  pengrusakan  fasilitas  pabrik  untuk mendapatkan  kesenangan dalam bermain bola tanpa memikirkan resiko yang dilakukan subjek.

b) Social disorganization  yaitu  kenakalan  remaja disebabkan  lingkungan  rumah  subjek  yang  bebas sehingga warganya bebas melakukan apa saja seperti minum‐minuman keras tanpa ada  larangan dari warga sekitar, dan   subjek yang kurang mendapatkan pengawasan dan perhatian dari orang tuanya  sehingga memperkuat  subjek untuk melakukan  tindakan  kenakalan disekitar  lingkungan rumahnya.

c) Strain adalah  tempat tinggal subjek yang memiliki kemiskinan yang tinggi sehingga banyak remaja yang  kurang  diberikan  pendidikan  yang  baik  seperti  tidak  disekolahkan  jadi  mereka  kurang mendapat hidup berdisiplin.

d) Diferential association  subjek  yang  salah bergaul dengan  teman‐temannya  yang nakal  sehingga subjek ditawari minum‐minuman keras, dan ganja. Labeling mengatakan bahwa orang tua subjek yang selalu memberikan penilaian nakal terhadap subjek akhirnya melekat pada diri subjek bahwa subjek dirinya benar‐benar nakal.

e) Labeling mengatakan bahwa orang tua subjek yang selalu memberikan penilaian nakal terhadap subjek akhirnya melekat pada diri subjek bahwa subjek dirinya benar‐benar nakal.

f) Male  phenomenon  orang  tua  subjek  yang  selalu  membandingkan  subjek  dengan  adik perempuanya  karena  subjek  terlalu  nakal  sehingga  memberikan  kebebasan  dan  mengangap wajarlah kalau anak laki‐laki nakal.

Saran1. Bagi  subjek,  peneliti  menyarankan  agar  subjek  mampu  berfikir  dan

bertindak dengan lebih bijaksana. Dengan usianya yang beranjak dewasa diharapkan  agar  subjek  lebih matang menjalin  perteman  agar  subjek tidak salah bergaul dan terjerumus dalam pergaulan bebas.

2. Bagi  lingkungan tempat tinggal, peneliti mengharapkan agar  lingkungan tempat tinggal subjek mendapat perhatian dari warga sekitar agar dapat lebih diperhatikan mengenai penataan  tempat  tinggal, kebersihan, dan kenyamanan.

3. Bagi  lingkungan  terdekat  subjek  Peneliti  mengharapkan  orang‐orang disekitar  subjek  agar  dapat  lebih  memperhatikan  tingkah‐laku  yang dilakukan  oleh  remaja  disekitar  lingkungan  rumah  subjek  agar  dapat terkontrol dengan baik.  

4. Bagi  peneliti  selanjutnya,  peneliti  menyarankan  untuk  mengadakanpenelitian  serupa mengenai  kenakalan  remaja.  Semoga  penelitian  ini dapat menjadi  salah  satu  acuan  dalam melakukan  penelitian  serupa, serta  diharapkan  peneliti  selanjutnya  dapat  menyempurnakan  teoriserta isinya dari penelitian ini