Kenaikan Harga Pangan Dunia : Peluang Atau Ancaman?

5
feryanto.wk's blog | Kenaikan Harga Pangan Dunia : Peluang Atau Ancaman? Copyright http://feryanto.wk.staff.ipb.ac.id/2010/05/19/kenaikan-harga-pangan-dunia-peluang-atau-ancaman/ Kenaikan Harga Pangan Dunia : Peluang Atau Ancaman? Ke naikan Harga Pangan Dunia : Peluang atau Ancaman ? Feryanto W. K Dunia sekarang sedang memasuki masa-masa yang sulit, hantaman luar biasa dalam bidang ekonomi dan pangan sedang dirasakan oleh hampir seluruh negara di dunia ini. Kekhawatiran para pemimpin dunia akan terjadinya “konflik” akibat kekuarangan dan kelangkaan pangan juga harus diwaspadai dan disikapi dengan bijak, hendaknya ini menjadi sinyalemen dini bagi kewajiban negara dalam memenuhi hak rakyatnya. Bahkan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Domonique Stauss-Khan menyatakan bahwa inflasi yang terjadi pada saat sekarang disebabkan oleh harga pangan yang dalam satu dekade ini mengalami kenaikan hampir mendekati 300-500 persen. Kenaikan ini patut di waspadai karena lebih berbahaya dari sekedar krisis ekonomi, bahkan lebih dari itu kenaikan harga pangan dikhawatirkan akan menyebabkan konflik antar negara untuk mendapatkan sumberdaya murah dalam pemenuhan kebutuhan rakyatnya, bahkan bisa menjadi ’alat’ untuk menjatuhkan rejim yang berkuasa, hal ini tentunya bukan isu baru lagi, sejarah telah membuktikannya. Kenaikan harga pangan memang menjadi masalah besar bagi pemerintah diseluruh dunia, termasuk Indonesia sendiri yang sangat merasakan dampak kenaikan harga pangan ini, dimana harga pangan domestik mengalami kenaikan yang luar biasa, disamping tekanan kenaikan harga minyak dunia. Ini tentunya menjadi perhatian serius yang harus segera dicermati dan diantisipasi oleh pemerintah. Agar kekhawatiran yang disampaikan Direktur IMF tersebut tidak terjadi. Mengapa Harga Pangan Dunia Naik ? Tidak bijak jika kita mendiskusikan suatu masalah tanpa menjelaskan mengapa masalah tersebut bisa terjadi. Eskalasi harga pangan dan pertanian yang sampai page 1 / 5

Transcript of Kenaikan Harga Pangan Dunia : Peluang Atau Ancaman?

Page 1: Kenaikan Harga Pangan Dunia : Peluang Atau Ancaman?

feryanto.wk's blog | Kenaikan Harga Pangan Dunia : Peluang Atau Ancaman?Copyright http://feryanto.wk.staff.ipb.ac.id/2010/05/19/kenaikan-harga-pangan-dunia-peluang-atau-ancaman/

Kenaikan Harga Pangan Dunia : Peluang AtauAncaman?

Kenaikan Harga Pangan Dunia : Peluang atau Ancaman ?

Feryanto W. K

Dunia sekarang sedang memasuki masa-masa yang sulit, hantaman luar biasadalam bidang ekonomi dan pangan sedang dirasakan oleh hampir seluruh negaradi dunia ini. Kekhawatiran para pemimpin dunia akan terjadinya “konflik” akibat kekuarangan dan kelangkaan pangan juga harus diwaspadai dan disikapi denganbijak, hendaknya ini menjadi sinyalemen dini bagi kewajiban negara dalammemenuhi hak rakyatnya. Bahkan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional(IMF) Domonique Stauss-Khan menyatakan bahwa inflasi yang terjadi pada saatsekarang disebabkan oleh harga pangan yang dalam satu dekade ini mengalamikenaikan hampir mendekati 300-500 persen. Kenaikan ini patut di waspadai karenalebih berbahaya dari sekedar krisis ekonomi, bahkan lebih dari itu kenaikan hargapangan dikhawatirkan akan menyebabkan konflik antar negara untukmendapatkan sumberdaya murah dalam pemenuhan kebutuhan rakyatnya,bahkan bisa menjadi ’alat’ untuk menjatuhkan rejim yang berkuasa, hal initentunya bukan isu  baru lagi, sejarah telah membuktikannya.

Kenaikan harga pangan memang menjadi masalah besar bagi pemerintahdiseluruh dunia, termasuk Indonesia sendiri yang sangat merasakan dampakkenaikan harga pangan ini, dimana harga pangan domestik mengalami kenaikanyang luar biasa, disamping tekanan kenaikan harga minyak dunia. Ini tentunyamenjadi perhatian serius yang harus segera dicermati dan diantisipasi olehpemerintah. Agar kekhawatiran yang disampaikan Direktur IMF tersebut tidakterjadi.

Mengapa  Harga Pangan Dunia Naik ?

Tidak bijak jika kita mendiskusikan suatu masalah tanpa menjelaskan mengapamasalah tersebut bisa terjadi. Eskalasi harga pangan dan pertanian yang sampai

page 1 / 5

Page 2: Kenaikan Harga Pangan Dunia : Peluang Atau Ancaman?

feryanto.wk's blog | Kenaikan Harga Pangan Dunia : Peluang Atau Ancaman?Copyright http://feryanto.wk.staff.ipb.ac.id/2010/05/19/kenaikan-harga-pangan-dunia-peluang-atau-ancaman/

500 persen tersebut memang menjadi kekhawatiran termasuk Indonesia sendirisebagai negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. Jika kitaanalisis alasan yang mendasar dalam kenaikan harga pangan dunia tersebut,dapat dikatakan karena enam faktor, dimana faktor (1), Disebabkan fenomenaperubahan iklim dunia, yang mana dampak perubahan iklim tersebut akanmenyebabkan bergesernya pola musim tanam, bahkan lebih parahnya lagiberdampak pada kesalahan dalam peramalan/prediksi untuk jumlah hasil pertanianyang akan dipanen karena kekeringan dan banjir yang terjadi di hampir sentra-sentra tanaman pangan (terutama di Indonesia). (2) Kenaikan harga pangandisebabkan oleh kenaikan jumlah populasi/jumlah penduduk dunia terutama dinegara-negara berkembang yang akan meningkatkan kebutuhan pangan di negaratersebut, karena berdasarkan penelitian yang dilakukan dinegara-negaraberkembang dikatakan bahwa Elastisitas pendapatan untuk produk pangan itumasih relatif tinggi, sehingga ketika pendapatan meningkat akan meningkatkanjumlah pangan yang dikonsumsi. Hal ini tentu berbeda dengan negara majudimana kenaikan jumlah populasinya relatif tidak meningkatkan produksipangannya, namun lebih meningkatkan dari segi kualitas, sehingga mereka maumembayar lebih mahal untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik. Disampingfaktor lain, bahwa kebutuhan komoditas pangan (biji-bijian/cerellia) permintaannya semakin meningkat untuk feet (pakan) ternak, sehingga hargaproduk biji-bijian (kedelai, jagung, gandum, dll) yang kualitasnya kurang bagusmengalami peningkatan terhadap jumlah yang diminta, karena jumlahnya yangterbatas di pasaran dunia menyebabkan harga terdongkrak naik, hal ini sesuaidengan hukum permintaan dan penawarannya.

Faktor (3) adalah peningkatan permintaan komoditas pangan yang cukup tinggidan dikonversi sebagai biofuel, hal ini akibat dari meningkatnya harga minyak mentah dunia, sehingga hampir seluruh negara-negara maju dan negara berkembang yang berbasis pertanian berusaha untuk mengembangkan bahan bakar alternatif tersebut. sehingga dengan tingginya permintaan produk biji-bijiantersebut untuk bahan bakar nabati seperti jagung, kedelai dan lainnya maka takbisa dielakkan lagi harga-harga komoditas tersebut akan merangkak naik. Faktor(4), Lahan pertanian yang semakin sempit. Dimana jika diperhatikan untuknegara-negara maju, lahan pertanian pada saat sekarang sudah sangat terbatas.Negara maju hanya bisa ‘memainkan’ tenologi untuk mendongkrak produktivitaspertanian dengan lahannya yang terbatas. Sedangkan untuk negara-negaraberkembang lahan yang masih tercukupi, tetapi masih dibatasi oleh penguasaanteknologi sehingga produktivitas tetap rendah, sehingga produk pangan tetap tidakmampu memenuhi jumlah permintaan yang begitu besar. Untuk Indonesia sendiri, laju konversi lahan pertanian dari tahun ketahun cukup tinggi hampir 1,5%pertahun untuk tahun 2007 saja lahan sawah yang dikonversi untuk sektor lainsebesar 400.000 Ha lebih (Deptan, 2008).

page 2 / 5

Page 3: Kenaikan Harga Pangan Dunia : Peluang Atau Ancaman?

feryanto.wk's blog | Kenaikan Harga Pangan Dunia : Peluang Atau Ancaman?Copyright http://feryanto.wk.staff.ipb.ac.id/2010/05/19/kenaikan-harga-pangan-dunia-peluang-atau-ancaman/

Faktor (5), menipisnya cadangan stok pangan dunia menyebabkan,ketidakmampuan cadangan tersebut mengendalikan kenaikan harga yang terjadi,sebagaimana teori ekonomi mengatakan bahwa stok berfungsi sebagai ‘peredamharga”. Hal ini bisa dimaklumi mengapa jumlah pasokan dunia mengalamipenurunan, disebabkan oleh negara-negara produsen seperti Thailand, Vietnam,China dan India menahan hasil produksinya sendiri akibat kebutuhan yang meningkat di negaranya masing-masing. Khusus untuk negara Vietnam, Thailanddan China menahan stoknya karena beberapa bulan lagi mereka akan memasukimasa musim kering. Disisi lain, negara (konsumen) berusaha untuk membelipangan sebanyak-banyaknya untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya dan cadangannegaranya, seperti yang dilakukan oleh Filipina dan USA. Hal ini mendongkrakkenaikan luar biasa pada harga beras yakni dari US $ 360 per ton menjadi US $800 per ton. Sehingga Filipina, ‘agak sedikit memaksa” Vietnam dan Thailand agarmau menjual berasnya dengan murah  ke Filipina. Dan Faktor (6) adalah tindakan para pemilik dana besar (investor) yang beramai-ramai bermain dalam pasarkomoditi pertanian, hal ini disebabkan kegagalan Sub-prime mortage (saham padaperusahaan yang menyediakan kredit rumah murah di USA). Tentunya faktor-faktortersebut merupakan sinyal bagi pembangunan pertanian ke depan bagi ditingkatdunia maupun domestik, yakni Indonesia sendiri. Bahkan World Bank pada tahun2007/2008 menyampaikan laporannya mengenai Peranan Pertanian BagiPembangunan (Agriculture for the development)-lihat laporan Bank Dunia Tahun2007-, dan menyarankan/menghimbau setiap negara yang memiliki potensipertanian untuk menjadikan pertanian menjadi basis pembangunanperekonomiannya.

Kenaikan Harga Pangan : Peluang atau Ancaman

Banyak ekonom (bahkan ekonom sekaliber Direktur IMF) menganggap kenaikanharga pangan dunia menjadi ancaman. Hal tersebut bukanlah suatu yang salahdan berlebihan, karena indikasi ke arah tersebut mulai terlihat di beberapanegara-negara berkembang (Development Countries)-Khususnya negara-negarayang berada pada kawasan Sub Sahara-Afrika-. Sebaiknya kita melakukanantisipasi sejak dini untuk bisa mengantisipasi agar kekhawatiran tersebut tidakterjadi. Sejarah Indonesia menunjukkan, hampir setiap pergantian pemimpin dinegara ini diakibatkan oleh kenaikan harga pangan-yang diikuti oleh inflasi yangtinggi-lihat pada tahun 1965, 1998 dan 2000. beberapa pakar dan pengamat,mengatakan bahwa (agaknya) kita sudah terlambat jika bergerak untukmemperbaiki sistem pertanian sekarang, sebab sinyal kenaikan harga-hargapangan dunia ini sudah ada sejak 10 tahun yang lalu, tetapi kita belum mampu menangkap-sinyal dini- tersebut, disamping kita masih belum memiliki manajemen/politik yang baik terhadap pengaturan pertanian kita, sehingga pertanian sekarang merupakan sistem pertanian yang disokong oleh sistem

page 3 / 5

Page 4: Kenaikan Harga Pangan Dunia : Peluang Atau Ancaman?

feryanto.wk's blog | Kenaikan Harga Pangan Dunia : Peluang Atau Ancaman?Copyright http://feryanto.wk.staff.ipb.ac.id/2010/05/19/kenaikan-harga-pangan-dunia-peluang-atau-ancaman/

pertanian yang dibangun pada era 1970-an (baik irigasi, waduk, situ, jalan raya,dan sistem bercocok tanam). Sebagaimana kita ketahui bahwa infrastrukturpertanian kita merupakan warisan dari orde baru, dan sepertinya kita harus belajardari Mantan Presiden Soeharto bagaimana menghargai, menempatkan danmengelola pertanian kita dengan manajemen yang baik, walaupun di era tersebutmasih banyak kekurangan-namun, setidaknya sampai sekarang sistem pertanianterbaik yang dimiliki oleh bangsa ini ada pada era tersebut-. Sehingga, dengandemikian sangat sulit bagi kita untuk merebut momentum yang ada, jika kita tetappada strategi pembangunan pertanian sekarang ini tanpa ada upaya yang optimal.

Terlepas sikap pesimistis, yang disampaikan oleh beberapa pakar/pengamattersebut ternyata masih ada angin segar yang dihembuskan oleh pengamat,ekonom dan akademisi yang memiliki sikap optimis terhadap pembangunanpertanian kita, dimana kenaikan harga pangan bisa dijadikan peluang untukmerumuskan strategi baru dalam pembangunan pertanian yang kompatibel dandapat memanfaatkan momentum yang sesuai dengan perubahaan zaman.Bustanul Arifin (Kompas, 21 April 2008) mengatakan bahwa pembangunanpertanian di Indonesia pada dasarnya sulit terbantahkan, karena sejak Republik inididirikan sampai sekarang sektor pertanian masih memberikan kontribusi yangsangat besar dimana kontribusi yang paling ”spektakuler’ ditunjukkan pada saatkrisis ekonomi, dimana  sektor pertanian mampu menjadi sektor penyelamatdengan pertumbuhan yang positif sekitar 3-4% dan juga sebagai penghela bagisektor-sektor lain. Tawaran Strategi baru yang diusulkan oleh Prof. Bustanul Arifinadalah bahwa Pembangunan pertanian yang dilakukan harus tetap berdasarkanpada Research and Development (R&D), Integrasi pembangunan pertaniandengan pembangunan ketahanan pangan dan strategi pengembanganenergi berbasis pada pangan/biji-bijian, serta yang terakhir dan sangatpenting adalah pembangunan pertanian tersebut hendaknya secarainheren melindungi petani produsen (dan konsumen).

Jika strategi pembangunan tersebut dapat dijalankan dengan konsisten dan  tetapmemperhatikan konsep serta perhatian yang serius dalam pembangunan pertaniankita, maka harapan dan cita-cita ahli pertanian bahwa bangsa ini bisa  menjadi produsen utama terhadap tanaman pangan dunia, dan tanaman tropika dengandukungan sistem agribisnis dan agroindustri yang baik dapat segera terwujud.

Sebagaimana telah disampaikan bahwa sektor pertanian memberikan kontribusiluar biasa bagi pembangunan perekonomian suatu bangsa. Seperti yangdikemukakan Jhonston dan Mellor (1959) dalam Daryanto  bahwa sektor pertanianmemiliki lima (5) kontribusi dalam pembangunan, adapun kelima kontribusi

page 4 / 5

Page 5: Kenaikan Harga Pangan Dunia : Peluang Atau Ancaman?

feryanto.wk's blog | Kenaikan Harga Pangan Dunia : Peluang Atau Ancaman?Copyright http://feryanto.wk.staff.ipb.ac.id/2010/05/19/kenaikan-harga-pangan-dunia-peluang-atau-ancaman/

tersebut adalah : (a) Sektor pertanian menghasilkan pangan dan bahan baku untukpeningkatan sektor industri dan jasa, (b) sektor pertanian dapat menghasilkan ataumenghemat devisa yang berasal dari ekspor atau produk subtitusi impor, (c) sektorpertanian merupakan pasar yang potensial bagi produk-produk sektor industri, (d)transfer surplus tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi, dan (e) sektor pertanian mampu menyediakan modal bagi pengembangan sektor-sektor lain (a net outflow of capitalfor invesment in other sectors). Sehingga, dapat dikatakan bahwa peranan ataukontribusi pertanian bagi pembangunan ekonomi dalam peningakatankemakmuran tidak terbantahkan lagi.

Semoga dengan momentum kenaikan harga pangan ini kita lebih memperhatikansektor pertanian sebagai ”leading sector”, sehingga mampu memberikan insentifbagi pembangunan perekonomian di Indonesia, terutama para pelaku ekonomiyakni petani (produsen), serta konsumen mampu menikmati dengan ikutberpartisipasi dalam kegiatan ekonomi yang berbasiskan pertanian-sehinggatercipta peningkatan daya beli masyarakat-. Disisi lain, pemerintah hendaknyamampu menangkap ini menjadi suatu peluang untuk mewujudkan dan mendukungtiga jalur strategi (triple track strategy) pembangunan, yakni : (1) pro terhadap pertumbuhan ekonomi, (2) pro terhadap penciptaan lapangan pekerjaan-mengurangi pengangguran-, serta (3) pro terhadap pengurangan kemiskinan, dan tentunya hal ini dilakukan dengan konsep pembanguna nasionalRevitalisasi Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Wallahu’alam

Daftar referensi :

1. Perhepi. 2007. Mungkinkah Petani Sejaterah?. Prosiding Konperensi Nasionalke-XV Perhepi. Brihgten Institut. Bogor.

2. Daryanto, Arief. D. S. Priyarsono, dan Lena Herliana. Dapatkah PertanianMenjadi mesin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia?. Makalah.

3. Isabella Tsakok.1990. Agriculture Price Policy. Cornell University Press.London

4. Mellor, Jhon W, Rasidin Ahmed. Agriculture Price Policy for Developingcountries.

4.        Arifin, Bustanul. Srategi Baru Pembangunan Pertanian. Kompas. Edisi-21April 2008.

page 5 / 5