KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

95
3lD009bOO 77 79 TUGAS AKHIR TN 1701 PERPUSTAKAAN I T s Tgl. ! 2 I"! t SEP 199lt - "' I No.Agenr.la PEMILIHAN BESARNYA DAYA POMPA YANG SESUAI UNTUK SISTEM KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III bl7 S73 Tri p-1 - Disusun oleh : AGUS TRI PRABOWO 4894200231 JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 1994 i c• '

Transcript of KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

Page 1: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

3lD009bOO 77 79

TUGAS AKHIR

TN 1701

PERPUSTAKAAN I T s

Tgl. '1\~riaHi ! 2 Tcri~a·D~H

I"! t SEP 199lt

- "' I No.Agenr.la :.t:'r~}. .9-te~~

PEMILIHAN BESARNYA DAYA POMPA YANG SESUAI UNTUK SISTEM

KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III

R..~ k~t

bl7 S73 Tri p-1 -190~

Disusun oleh :

AGUS TRI PRABOWO 4894200231

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

1994

i c• '

Page 2: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

TUGAS AKHIR

TN 1701

LEMBAR PENGESAHAN

Menyetujui f Mengesahkan

(Ir. TONY BAMBANG, MSc)

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

1994

Page 3: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

I KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadiran

Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat dan rahmatNYA sehingga

kami dapat menyelesaikan TUGAS AKHIR yanh berjudul,

PEHILIHAN BESARNYA DAYA POHPA YANG SESUAI UNTUK

SISTEH KEHUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III

Penyusunan

prasyarat , dalam

Jurusan Teknik

Tugas Akhir ini merupakan

rangkaian kurikulum yang ada

Permesinan Kapal FTK-ITS,

mendapatkan gelar kesarjanaan S1.

suatu

pad a

untuk

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis

sadari banyaknya bantuan serta dorongan dari berbagai

pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik

material ataupun spiritual, penulis ucapkan

banyak-banyak terima kasih kepada

1. Bpk. Ir. S. Tondohartono, selaku Dekan Fakultas

Teknologi Kelautan.

2. Bpk. Ir. Orianto Msc, selaku Ketua Jurusan Teknik

Permesinan Kapal.

3. Bpk. Ir. Tony Bambang , selaju Dosen Pembimbing.

4. Bpk. Ir. Bambang Supangkat, selaku Dosen Wali.

5. Bapak-bapak pengajar di lingkungan FTK-ITS.

6. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Permesinan Kapal yang

telah memberikan dukungan kepada kami.

i

Page 4: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

7. Orang tua beserta seluruh keluargaku yang tercinta

yang telah memberikan dorongan material & moril.

Kami menyadari bahwa dalam Tugas Akhir ini masih

banyak terdapatt kekurangan-kekurangan , untuk itu kami

harrapkan saran - saran yang :rnembangun dari para

pembaca.

Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.

Surabaya, 2 Pebruari 1994

PENULIS

A.T. PRABOWO Nrp : 4894200231

ii

Page 5: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

DAFTAR lSI

................................................... Lembar Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Notasi

Daftar Tabel

Daftar Gambar

BAB 1

BAB 2

1.1

1.2

1.3

1.4

2.1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan Penulisan

Batasan Masalah

Metode Penulisan

TINJAUAN UMUM TENTANG POMPA

Pendahuluan

2.1.1 Definisi Pompa

2.1.2 Klasifikasi

2.2 Pengaruh Liguida Terhadap Operasi Pompa

2.2.1 Viscous Liquid

BAB 3 TINJAUAN MENGENAI SISTEM KEMUDI PADA KAPAL

CARAKA JAYA III

3.1 Pendahuluan

3.2 Bag ian Utama Sistem Kemudi

3.2.1 Daun Kemudi

3.2.2 Tongkat Kemudi

3.2.3 Mesin Kemudi

3.3 Jenis-jenis Alat Kemudi

3.3.1 Hand Steering Gear

3.3.2 Mesin Kemudi Uap

3.~.3 Mesin Kemudi Listrik

iii

i

iii

v

viii

ix

1

1

3

3

4

6

6

6

8

9

10

13

13

15

15

17

18

18

18

20

23

(0'

Page 6: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

3.3.4 Mesin Kemudi Hidrolis 24

3.4 Sistem Kemudi Caraka Jaya 27

3.4.1 Perhitungan Menentukan Torsi Kemudi 28

3.4.1.1 Gaya Hidrodinamika pada Daun Kemudi 29

3.4.1.2 Menentukan Dimensi Silinder Hidrolis 38

3.4.1.3 Silender Sebagai Elemen Penggerak

Linear 39

3.4.1.4 Menentukan Diameter Silinder Hidrolik 42

BAB 4 PERHITUNGAN MENENTUKAN INSTALASI PIPA TRANSMISI

BAB 5

FLUIDA KERJA 46

4.1 Fluida Kerja 46

4.1.1 Viscositas 47

4.1.2 Indek Viscositas 48

4.1.3 Titik Air 48

4.1.4 Titik Nyala

4.1.5 Specific Grafity

4.2 Jenis-jenis Fluida Hidrolik

4.2.1 Oli Mineral

4.2.2 Fluida Glicol Air

4.2.3 Emulsi

4.2.4 Oli Sintetik

4.3 Pemilihan Fluida Hidrolik

4.4 Pipa Transmisi Fluida

4.4.1 Pipa Fleksibel

4.4.2 Reservoir

4.4.3 Filter

4.4.4 Perlengkapan Lainnya

PERHITUNGAN MENNENTUKAN DAYA POMPA DAN

DAYA MOTOR SERTA PEMILIHANNYA

5.1 Menentukan Power Pompa

5.2 Menentukan Pressure Drop pada Instalasi

49

49

49

50

50

51

52

52

54

58

58

59

62

BAB 6 K E S I M P U L A N

64

66

66

72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPI RAN

iv

Page 7: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

-·· •••• hal

Gb. 3 .1. KEMUDI BIASA 16

Gb. 3.2 KEMUDI BALAN SIR 17

Gb. 3.3 KEMUDI SETENGAH BALAN SIR 17

Gb. 3.4 ME SIN KEMUDI TANGAN 19

Gb. 3.5 ME SIN KEMUDI UAP TIPE KWADRAN 23

Gb. 3.6 ME SIN KEMUDI LISTRIK 24

Gb. 3.7 ME SIN KEMUDI HIDROLIK 27

Gb. 3.8 GAYA HIDRODINAMIKA PADA DAUN KEMUDI 30

Gb. 3.8a DAUN KEMUDI CARAKA JAYA 34

Gb. 3.9 SILINDER HIDROLIK 40

ix

Page 8: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

........................ . ......................... . A

a

As

~

c

Cn

Ct

Cx

Cy

AP

D

Dm

d

di

ds

= Luas permukaan daun kemudi, m2

= Jarak sumbu poros kemudi ke permukaan depan kemudi, m.

= Luas bidang tekan silinder hidrolis, m2

= Angka beta.

= Koefisien tekanan.

= Koefisien gaya normal.

= Koefisien tangensial.

= Koefisien Drag.

= Koefisien lift.

2 = Pressure drop, kg/em

= Diameter dalam silinder, em.

= Daya listrik motor, Kv.

= Diameter piston rod, inc.

= Diameter dalam pipa discharge,mm.

= Diameter dalam pipa isap, mm.

dos = Diameter luar pipa isap, mm.

nm = Efisiensi mekanis.

n0

= Efisiensi total pompa.

nt = Efisiensi filtrasi.

nvs = Efisiensi volumetris silinder.

nv = Efisiensi volumetris pompa.

F = Gaya yang bekerja pacta daun kemudi, kg.

Fs = Gaya yang dihasilkan silinder hidrolis, kg.

v

Page 9: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

k - Faktor koreksi.

K = Koefisien tahanan pada katup dan fitting.

1 = Panjang lengan tiller, mm.

M = Momen hidrodinamik, kg.m.

N = Putaran pampa, rpm.

P = Tekanan discharge pampa, kg/cm2

Pi = Tekanan masukan pampa, kw.

Pm = Tekanan kerja maksimal, kg/cm2

Po = Tekanan hidrolis pampa, kw.

Pn = Gaya normal, kg.

Pt = Gaya tangensial, kg.

Px = Drag, kg.

Py = Lift, kg.

Q = Debit fluida, m~/det.

R = Bilangan Reynold.

r = Jarak antara pusat tekan gaya dg sumbu poros

kemudi, m.

P = Masa jeenis air laut, kg/m9

s = Panjang langkah piston, mm.

sf = Faktor keamanan.

st = Langkah piston terkoreksi.

< = Tegangan geser, kg/em 2

t - Tebal pipa, mm.

Tr = Torsi kemudi, kg.m.

Ts = Tensile strength, lb/in2

~ = Viscositas absolut.

v = Kecepatan aliran fluida, m/dt.

vi

Page 10: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

v

Vd

= Kapasitas reservoir,

= Displasement piston,

3 m.

3 m.

v = Viskositas kinematis, Cst.

Xp = Jarak pusat gaya tekan kemudi ke ujung depan daun

kemudi, m.

vii

Page 11: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

Tabel 1. Koefisien bentuk daun kemudi.

Tabel 2. Koefisien yang tergantung profil kemudi.

Tabel 3. Koefisien yang tergantung penempatan kemudi.

Tabel 4. Jenis-jenis silinder hidrolik.

Tabel 5. Jenis-jenis kondisi menumpu silinder

hidrolis.

Tabel 6. Diameter piston rod.

Tabel 7a. Klasifakasi filter elemen beta.

Tabel 7b. Klasifikasi kontaminasi kotoran.

Tabel 8. Korelasi satuan viskositas.

Tabel 9. Kapasitas aliran fluida dan kecepatannya.

Tabel 10. Ukuran pipa baja untuk sistem hidrolik.

Tabel 11. Jenis-jenis pipa fleksibel.

Tabel 12. Klasifikasi pompa hidrolis.

Tabel 14. Minyak hidrolik Tellus Oil.

Tabel 15. Axial piston pump.

Tabel 16. Uniblok.

Tabel 17. Vane pump.

Tabel 18. Koefisien tahanan pada pipa.

viii

35

36

36

43

44

61

61

Page 12: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB I

B A B I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pompa adalah suatu peralatan yang dipakai untuk

memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang

lain, dengan jalan memberikan energi mekanik ke

fluidanya. Energi kinetiknya akan menjadikan fluida

berpindah karena adanya kecepatan, sedangkan energi

potensialnya akan menjadikan fluida tersebut berpindah

volume per volume.

Adapun menurut cara perubahan energi mekanik

menjadi energi potensial, pompa

menjadi 2 macam yaitu

A. POMPA POSITIP DISPLACEMENT

dapat

B. POMPA NON POSITIP DISPLACEMENT

Dari kedua macam pomp a tersebut,

sifat-sifat sendiri, seperti untuk pompa

digolongkan

terdapat

positif

displacement ini mempunyai pluyer yang bergerak, yang

akan mendesak flu ida untuk mengubah volumenya.

Keunggulan dari pompa jenisini adalah mampu mengalirkan

AT PRABOWO ~al 1

Page 13: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB II

pompa non positip displacement pada umumnya memberikan

laju aliran yang lebih besar daripada pompa positip

displacement, tetapi untuk jenis ini tidak sesuai lagi

apabila dipakai untuk jenis fluida yang viscositasnya

tinggi. Hal ini disebabkan karena pompa jenis ini

didalam merubah energi mekanik ke energi potensial,

melalui energi kinetik lebih dahulu. Sehingga debit

aliran fluida yang keluaar dari pompa selalu konstan.

Karena ada bermacam pompa tersebut, maka akan

timbul pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan pompa

yang akan dipakai. Dallam memilih pompa perlu

diperhatikan jenis zat cair yang akan di pompa, kemudian

juga kapasitas dari aliran heat dan putaran dari pompa

dan juga kecepatan spesifik.

Selain didalam pemilihannya, juga perlu

diperhatikan untuk peletakan yang tidak sesuai dengan

kebutuhan akan berakibat timbulnya kavitasi. Yang mana

kavitasi yang dapat berakibat

1. Kapasitas pompa akan turun.

Karena timbulnya uap atau gas yang larut.

2. Menimbulkan suara berisik.

Karena pecahnya gelembung uap waktu tekanan naik.

3. EROSI KAVITASI.

AT PRABOWO luU 2

Page 14: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB II

terhadap Impeller.

4. Korosi.

Terjadi reaksi antara gas dengan logam.

Sehingga peletakan pompa perlu diperhatikan untuk

menghindari timbulnya kavitasi.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Tujuan penuli~an ini adalah untuk menganalisa '

sistem kemudi yang ada pacta Kapal CARAKA JAYA dan untuk

itu difokuskan pacta pemiliha~ daya pompa yang sesuai.

1.3 BATASAN MASALAH

Pembahasan dalam Tugas Akhir ini dibatasi pacta

~ Perhitungan dimensi silinder hidrolis.

Perhitungan meliputi besarnya torsi maksimal yang

bekerja pacta daun kemudi, gaya-gaya yang diteruskan

serta gaya yang harus dihasilkan oleh karenanya

bekerjanya silinder hidrolis.

~ Penentuan sistem pipa hidrolis, yang meliputi

penentuan fluida kerja instalasi pipa dan

katup-katup.

~ Penentuan tenaga pompa dan motor serta pemilihannya.

~ Tidak dibahas mengenai rangkaian elektronik dan

otomatisasi pacta pengemudian elektrik.

AT PRABOWO

Page 15: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB II

~ Perhitungan dimensi silinder hidrolis.

Perhitungan meliputi besarnya torsi maksimal

yang bekerja pada daun kemudi, gaya-gaya yang

diteruskan pada tiller serta gaya-gaya yang

yang harus dihasilkan oleh karena bekerjanya

silinder hidrolis.

~ Penentuan ~istem pipa hidrolis , yang

penentuan fluida kerja, instalasi

katup-katup.

meliputi

pipa dan

~ Penentuan tenaga pompa dan motor serta

pemilihannya.

~ Tidak dibahas mengenai rangkaian elektronik dan

otomatisasi pada pemgemudian elektrik.

~ Obyek pembahasan adalah mesin kemudi hidrolis

untuk kapal Caraka Jaya tipe III.

~ Untuk sistem kemudi diatas, dipakai fluida

Tellus 32.

1.4 METODE PENULISAN

Penulisan pada Tugas Akhir ini adalah dengan

menggunakan metode :

~ Studi literatur

AT PRABOWO

Page 16: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB II

• Studi lapangan

• Analisa masalah yang meliputi analisa

perhitungan dan pemilihannya.

AT PRABOWO

Page 17: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB II

B A B II

TINJAUAN UMUM TENTANG POMPA

2.1 PENDAHULUAN

2.1.1 DEFINISI POMPA

Dengaan semakin canggihnya teknologi, maka

semakin maju pula usaha-usaha manusia untuk menciptakan

pesawat-pesawat/mekanisme

macam kebutuhan hidupnya

diantaranya adalah suatu

baru untuk memenuhi segala

secara prakti. Salah satu

peralatan mekanis yang

mempunyai fungsi untuk meminddahkan serta mengalirkan

fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain, dimana

akan terjadi perubahan energi mekanis menjadi energi

potensial. Dan inilah yang kita sebut dengan pompa.

Didalam sistem perpompaan tersebut akan terjadi

perubahan energi mekanis menjadi energi potensial secara

langsung, ataupun menjadi energi kinetis yang kemudian

baru berubah menjadi energi potensial. Perbedaan pokok

AT PRABOWO

Page 18: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI

perubahan energi

kelompok utama.

inilah

Problem

masalahpompa

utama yang

ini adalah,

kemudian flu ida yang

perpompaannya.

BAB III

yang akan menjadikan dua

harus dipikirkan

unit pompa

dioperasikan

itu

dan

dalam

sendiri,

sistem

Masalah unit pompa, akan erat hubungannya antara

tenaga penggerak yang paling effisien digunakan untuk

keperluan khusus, misal untuk sistem yang mengutamakan

kebersihan, sistem yang jauh dari sumber listrik ataupun

sistem lain dimana sumber uap akan mudah didapatkan.

Unit pompa sendiri sangat erat hubungannya dengan

fluida yang dioperasikan, cairan kental ~taupun zat-zat

kimia. Hal ini tidak dapat dipisahkan satu dengan yang

lain, sehingga kita dapatkan sistem yang ideal.

Masalah perpipaaan akan sangat berhubungan dengan

masalah hambatan-hambatan didalam pipa-pipanya, Juga

dimana pipa-pipa tersebut akan diletakkan. Sehingga

pengangkutan/pemindahan fluida dilakukan dengan gaya

hisap dan gaya tekan yang gunanya adalah untuk mengatasi

hambatan-hambatan yang akan dialami oleh fluida pada

saat pemindahan.

Pemindahan dapat terjadi dalam arah mendatar,

J\T PR.I\'ROWO ll.n.l 7

Page 19: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI

tegak maupun

ketiga-tiganya.

hambatan-hambatan

miring

Pad a

yang

a tau merupakan

pemindahan fluida ini

d isebab k an per b edaan

permukaan air, gesekan dan pusaran.

2.1.2 KLASIFIKASI POMPA

BAB III

gabungan

terjadi

tinggi

Adapun pembagian dari dua kelompok utama dari

jenis pompa dapat kami jelaskan sebagai berikut:

1. POSITIVE DISPLACEMENT PUMP

Biasanya pompa jenis ini disebut dengan Displacement

pump, dimana pada pengoperasian fluidanya akan

terjadi perubahan volume rongga pompa selama 1 cycle

yaitu dimulai dari volume minimal kemudian ke

maksimal dan manjadi minimal kembali. Dan pada jenis

ini, sistem perubahan energi potensial, sehingga

pompa jenis ini sering disebut dengan POTENSIAL

ENERGI PUMP.

2. NON POSITIVE DISPLACEMENT PUMP

Biasa disebut Dyinamic pump.

Dimana rongga pompa selama 1 cycle tetap. Dan untuk

sistem perubahan energi diubah menjadi energi kinetis

lebih dahulu, kemudian baru diubah ke energi

AT PRABOWO

Page 20: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB III

potensial. Dengan kata lain energi diberikan secara

kontinue, sehingga jenis seperti ini disebut Dynamic

pump.

Dan mengingat bahwa didalam suatu perencanaan

instalansi pompa harus diperhatikan antara pompa,

fluida dan perpipaannya serta motor penggerak mula

dan pompa. Oleh karena dalam pemulihan pompa, kita

harus mengetahui karaktenstik dan performasi dari

pompa yang akan dipilih.

2.2 PENGARUH LIQUIDA TERHADAP OPERAS! POMPA

Operasi pompa akan erat sekali hubungannya dengan

cairan yang akan dipompa. Cairan atau fluida yang akan

dioperasikan berpengaruh terhadap :

1. Kapasitas dan head dari unit yang dioperasikan

2. Power Input yang diperlukan

3. Material yang perlu diperlukan untuk menjamin

kekuatan dan umur hidup yang panjang

Selain daripada air, yang merupakan liquid yang

tidak menimbulkan problem dalam hal pemompaan, terdapat

empat jenis fluida yang biasanya menimbulkan problem

pemompaan yaitu :

1. Viscous liquid

AT PRABOWO

Page 21: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB III

2. Volatile liquid

3. Chemical liquid

4. Liquid yang mengandung campuran-campuran padat.

Pengopersiaan ke empat jenis tersebut menimbulkan

problem yang sulit dalam hal pemilihan pompa, konstruksi

pompa serta penggunaannya.

2.2.1 VISCOUS LIQUID

A. VI SCOSI T AS

Viscositas merupakan satu dan dua sifat liquid

yang harus diperhatikan dalam pengoperasian viscous

liquid. Sedangkan sifat yang lain adalah spesifik

gravity daripada liquid tersebut. Pada problem pemompaan

umumnya, viscositas dapat merupakan ukuran dari internal

friction liquid yang menimbulkan risistance terhadap

aliran yang melalui pipa-pipa, kutup

tersebut.

serta pomp a

Pada gambar dibawah ini

viskositas suatu liquid

memperhatikan hubungan antara

adalah sangat penting dalam

menentukan besarnya pressure loss pada piping sistem.

Sedang untuk data-data fisik dari berbagai zat

cair, antara lain mengenai berat persatuan volume,

AT PRABOWO luU 10

Page 22: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB III

viscositas kinematis, dapat dilihat di lampiran.

B. LIQUID FLOW

Selama mengalir melalui pipa, aliran laminer

atau turbulen bergantung pada kecepatan liquid, diameter

pipa, Viscositas liquid serta density. Untuk setiap

liquid yang mengalir dalam suatu pipa tertentu, maka ke

empat jenis liquid diatas dinyatakan dalam suatu term

tanpa dimensi yang disebbut dengan Reynold Number (Rn).

Untuk harga Rn lebih kecil dari 2300, aliran liquid

dikatakan laminer. Partikel-partikel liquid dalam suatu

aliran laminer mengikuti suatu jalur yang terpisah dan

tidak saling berpotongan (tuebulensi kecil sekali).

Apabila harga Rn lebih besar dari 4000 maka aliran yang

terjadi merupakan aliran turbulensi. Disini jalur dari

partikel liquid sama sekali tidak beraturan dan

berpotongan satu dengan yang lain.

Sedangkan untuk harga Rn an tara 2300-4000

merupakan daerah kritis (Critical line), dimana biasanya

aliran dengan Rn ini dianggap sebagai aliran turbulen

apabila menyangkut pressime loss. Demikian akan

memberikan hasil yang lebih aman karena friction loss

pada aliran turbulen lebih tinggi dari pada aliraan

AT PRABOWO ~al 11

Page 23: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

> ~

'II lill > IZI 0 ( 0

~ 1-" N

0,07

0,05

0,04

0,03

..;(C)

::. 0,025 c .. "" i 0,02 .. 0 +' .><

"' Ll.

1\-.·--~ ·-: __ _1- -. --1

-t-

::L: j

.. \L.~-·-··

+-•---

~~·\-;:.ij

l=-1 .... I L +,. trmxm: -~~J . . . L i= · nr~xt:-s: - r-<f4:±1 - • :r i

R<[ ... .Jf.llit~f-1:;; ':Lill.f. -~'k:t++tl !Htii11t .W. ii

~

0,05

o,o4 ~ ..

0,03

--+ o,.o2 0,015

t~'- .-0

0,01 0,008~!~

0,006 :;

"'

t-+ t--·--····-

,o04 -e + t . _ --N~~ t- -- - llit J, 1 Lr ~- t1 H. t;"-! - 1-+· ; 1 .L .

1 1}t·f~1~~-= ~~~~-u ~=- -~ - cmn 1n r.-~ :_-: ; .. qt;J \t + - ·f· -} .. :. •- t+t ,+fr··· rlll',:. _lr . f---+-- -- o,oo2 :. _ t ___ · _ : + . · · -+ ·T- I ~j : • _tt _ _ ~

j -- - ·r f.;;: -·-·- · ooo1· «> ' 91., 11,io·/ 1 1; ,, 9 -~,,o', ~ ·, ·~, ~......_ ·. · · o:oooal£

w 10' """~ ;:-... - - ' 0 0006 ~ - .. - '

1 ~---r o ooo4 €,ft 1 E,mm 0,015. - · , 0,003·0,03 0,9·9,'0 • h.. 0,0002 0,001-0,01 0,3-3,0

P~t(lan keyu 0,0006..0,003 0,18.0,9 ~ 0 000 e.,,; tu•rto o,oooss 0,2ti --r~- ~ ·· ~ ~ , fl.n! dlgalbattl 0,0005 0,16 I~ g.,.itUOM ....... , 0,0004 0)12 0 01 Pip a llcln r>::::: ~ ~ 0,000.06 Bol• otou botl I ' .. ,_.... ~0000001 Temn-a dagangan 0,00015 0,046 Ill "'"''(: ! · Tobung <arlkon 0,000005 0,0015 0,009 Ill --·-1-- · :::;a_0.000,005

Bajr.~ dlkatlng Bl:lt~n

L.......... . 0,008 Ill "'- ..._, 0,000.01 1 9 I 1110'1 l I I 6 I 9 1110 I 1 4 I & 7 9 2110'1 l I S 6 I 9

'10 10' 101 101

Sllangan l'levnolds R• ~f>, Jatuan-satuan konslston

..... !» a ..... !::' (I)

li

tli i; ~ tli '-I

~ ttJ

~

Page 24: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB IIII

8 A 8 III

TINJAUAN MENGENAI SISTEM

KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAVA III

3.1 PENDAHULUAN

Sebagai salah satu sistem permesinan bantu di

kapal, steering gear merupakan bagian terpenting dalam

pengendalian gerakan kapal selama berlayar maupuun

ketika merapat dan meninggalkan pelabuhan. Pengendalian

kapal meliputi gerakan -gerakan berbelok atau gerakan

lurus yang dilakukan oleh sistem kemudi. Pada kapal

-kapal kecil yang melayari dan memasuki perairan sempit

dan pelabuhan - pelabuhan kecil dibutuhkan kelincahan

bergerak, dalam arti banyak merubah arah dalam waktu

yang relatif pendek. Sedangkan untuk kapal kapal

samodra yang banyak melalui pelabuhan

besar,sistem kemudinya lebih banyak

kemantapan arah. Sehingga dapatlah

pelabuhan

kemudi adalah memberikan balans pada

putaran atau dalam arah gerak lurus.

untuk

dikatakan

kapal baik

menjaga

fungsi

dalam

Untuk menjamin ketepatan pengenda 1 ian m aka

suatu mesin kemudi harus memiliki karakteristik tertentu

yang meliputi :

AT PRABOWO Yea.t 13

Page 25: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB IIII

• Bekerjanya dapat dipercaya, tidak terjadi kegagalan

dalam operasinya.

• Dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama.

• Mampu menempatkan kemudi sesuai dengan sudut yang

dibutuhkan pada kecepatan penuh.

• Memungkinkan untuk dapat diawasi dari beberapa tempat

yang ada di kapal.

• Mempunnyai ukuran secara keseluruhan dan berat yang

sekecil mungkin.

• Konstrruksiny-a sederhana dan pemeliharaan

perbaikannya dapat dilaksanakan dengan mudah.

• EKonomis dalam pengoperrasiannya.

serta

Berdasarkan perkembangannya, jenis - jenis mesin

kemudi dapat dibedakan berdasarkan tenaga penggeraknya ,

antara lain :

1. Mesin kemudi yang digerakkan dengan tangan .

( fJeOA!.d y~ ':§eaA., )

2. Mesin kemudi berpenggerak uap.

3. Mesin kemudi berpenggerak listrik.

( '6.l€d/Uc y ~ ':§eaA., )

4. Mesin kemudi dengan penggerak peralatan hidrolis

( Ye./.d/l.,a/l.dic Y~ ':§eaA., ) dan pneumatis.

Seiring dengan perkembangan teknologi maka

sist.em kemudi mengalami kemajuan. Dari jenis mesin

AT PRABOWO Xal 14

Page 26: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB III!

mesin kemudi tersebut , dalam dekade ini lebih banyak

kapal berkemudi hidrolik. Hal ini melihat kelebihan

kelebihan yang dimiliki siste~ hidrolis. Disamping

memenuhi karakteristik yang ditentukan untuk sistem

kemudi, jenis ini mempunyai kelebihan dibandingkan

sistem kemudi yang lain, seperti

• susunanya ringkas

• kerjanya tidak berisik

• ukurannya secara keselurusan kecil dalam

hubungannya dengan torsi yang besar

• gerakannya lembut

• sensitif terhadap kontrol pengendalian

• dan sebagainya

Melihat kenyataan tersebut maka penulis tertarik

untuk membahas sistem kemudi hidrolis dan menggangkat

j udu l " !p'!J,..M.929'fJe.flf.}f $J.flf{YA ~<0...;t1)Jtl :,YA.}f'§ .:1''1-fUA.!P U.}(J'U':.K. :f'.!P:f'J'!J,~

':.K.'IJ,.M.U$J.!P ~A$JA ':.K.sti:PA£ '&A:J?..#!KA iJ'.flf{Y.flf .g.g.g "

3.2 BAGIAN - BAGIAN UTAMA SISTEM KEMUDI

Untuk dapat berfungsi sebagai mana yang

direncanakan, maka sistem kemudi kapal mempunyai bagian

- bagian utama, sebagai berikut :

3.2.1 DAUN KEMUDI

AT PRABOWO &Jecd 15

Page 27: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB III!

B. Kemudi Balansir

Dimana luas daun kemudi terbagi menjadi dua bagian,

yaitu dimuka dan dibelakang sumbu putar daun kemudi.

OAMBAR. 3. 2 KEMUD:I BALANS:IR

C. Kemudi Setengah Balansir

Dimana bagian atas sayap kemudi termasuk kemudi biasa

sedangkan bagian bawah termasukkemudi balansir.

Bagian atas dan bawah tetap merupakan satu bagian.

OAMBAR.3.3. KEMUD:I SETENOAH BALANS:IR

AT PRABOWO ~al17

Page 28: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI

menjadi : A. Kemudi meletak

B. Kemudi menggantung

C. Kemudi setengah menggantung

3.2.2 TONGKAT KEMUDI

( J?..U.'D:D~:R. :r:rro'e"X )

BAB IIII

Tongkat kemudi dan perlengkapannya menghubungkan

daun kemudi dan mesin kemudi, dan akan mentransmisikan

daya dari mesin kemudi ke daun kemudi.

3.2.3 MESIN KEMUDI

c :rr~~:R..9'..1f'§ ~.}('§..9' • .-vs )

Mesin kemudi berfungsi memberikan daya untuk

memutar daun kemudi sesuai dengan arah yang

diinginkan.

3.2.4 ALAT KONTROL

Alat ini mengontrol sudut atau posisi daun

kemudi sehubungan dengan arah yang diinginkan.

3.3 JENIS- JENIS MESIN KEMUDI

3.3.1 HAND STEERING GEAR

Suatu mesin kemudi tangan ( ~and Y~~ ~~ )

sepenuhnya digerakkan dengan tenaga manusia. Me sin

AT PRABOWO ~al 18

Page 29: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB III!

Suatu mesin kemudi tangan ( SJearu:t Y~ 'fj€0/1, )

sepenuhnya digerakkan dengan tenaga manusia. Mesin

kemudi semacam ini hanya dipergunakan untuk kapal

kapal kecil. Pengoperasian dengan tang an dapat

dibenarkan untuk poros kemudi dengan diameter maksimal

120 mm , sebanyak tidak lebih dari 25 kali putaran yang

diperlukan untuk memutar roda kemudi tangan untuk

menggerakkan daun kemudi dari posisi ujung kiri ke

posisi ujung kanan. Gay a yang dibutuhkan untuk

menjalankan kemudi tangan pada umunnya tidak boleh lebih

dari 20 kg, dengan memperhatikan efisiensi pengemudian (

.I

0

D C

. ~_._-J __.____~ .. 4 l l

GAMBAR.3.4. MESIN KEMUDI TANGAN

AT PRABOWO Yea.t 19

Page 30: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB IIIl

3.3.2 MESIN KEMUDI UAP

penggerak tenaga uap Mesin kemudi dengan

biasanya dipakai pacta kapal kapal dengan instalasi

tenaga uap. Prinsip kerja mesin kemudi uap ini sama

dengan prinsip kerja mesin uap torak.

Mesin kemudi uap memiliki bagian - hagian utama

1. Silinder yang merupakan tempat ekspansi dan kompresi

uap.

2. Piston yang melakukan gerakan bolak balik untuk

mengubah energi yang dikandung uap menjadi energi

mekanik.

3. Batang torak yang akan mengubah gerakan translasi

piston menjadi gerakan rotasi.

Gerakan rotasi inilah yang akan dimanfaatkan untuk

menggerakkan daun kemudi pada suatu sudut tertentu.

Mesin kemudi uap ini dapat melakukan putaran balik,

dengan cara menggerakkan katup penghidup pacta arah yang

berlawanan dan merubah arah aliran uap, sehingga mesin

kemudi uap ini dapat menggerakkan daun kemudi pada dua

arah berlawanan.

Untuk mengkoordinasikan antara kerja roda kemudi

dengan mesin kemudi sistem ini dilengkapi dengan

sisten transmisi penyambung roda kemudi yang disebut

transmisi teledinamik, katup penghidup dan poros kemudi

AT PRABOWO ~a[ 20

Page 31: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

!SKRIPSI BAB III!

biasanya dipakai pada kapal kapal dengan instalasi

tenaga uap. Prinsip kerja mesin kemudi uap ini sama

dengan prinsip kerja mesin uap torak.

Mesin kemudi uap memiliki bagian - bagian utama

1. Silinder yang merupakan tempat ekspansi dan kompresi

uap.

2. Piston yang melakukan gerakan bolak balik untuk

mengubah energi yang dikandung uap menjadi energi

mekanik.

3. Batang torak yang akan mengubah gerakan translasi

piston menjadi gerakan rotasi.

Gerakan rotasi inilah yang akan dimanfaatkan untuk

menggerakkan daun kemudi pada suatu sudut tertentu.

Mesin kemudi uap ini dapat melakukan putaran balik,

dengan cara menggerakkan katup penghidup pada arah yang

berlawanan dan merubah arah aliran uap, sehingga mesin

kemudi uap ini dapat menggerakkan daun kemudi pada dua

arah berlawanan.

Untuk mengkoordinasikan antara kerja roda kemudi

dengan·mesin kemudi sistem ini dilengkapi dengan

sisten transmisi penyambung roda kemudi yang disebut

transmisi teledinamik, katup penghidup dan poros kemudi

( .ow-ten., o~ .uu diout.t.t Y~Jto/<D..M.<D.J<O:R ) . Sedangkan

sistem transmisi teledinamik sendiri terdiri dari

AT PRABOWO

Page 32: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

lSKRIPSI BAB IIIl

) . Sed<.;.ngkan

sistem transmisi te~edinamik sendiri :cerd iri dari

beb<Hapa mac am.. :c•.n tara lain transmis i t ipe batang,

transmisi bardan, transmisi rack, transmisi tipe drum

dan transmisi hidrolik.

Karena adanya penempatan sistem kemudi yamg

tidak tepat di atas poros kemudi, maka ada dua macam

sistem transmisi antara mesin kemudi ke poros kemudi

yaitu transmisi tipe drum dan kwadran.Mesin kemudi tipe

drum dilengkapi dengan drum dan tali atau rantai.

Gerakan rotasi yang dihasilkan poros engkol dihubungkan

dengan drum. Drum berfungsi untuk menggulung tali at~u

rantai yang menggerakkan poros kemudi sesuai dengan arah

yang diinginkan. Sedangkan mesin kemudi uap tipe

kwadran, menggunakan tiller dan kwadran untuk

menggerakkan poros kemudi. Poros engkol mesin yang

dihubungkan dengan roda gigi cacing yang akan

menggerakkan roda gigi pinion. Oleh pinion tersebut,

rack pacta kwadran akan digerakkan sehingga memutar poros

kemud i.

AT PRABOWO f:Jeal 21

Page 33: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

!SKRIPSI BAB III!

OAMBAR. 3. 5. MESIN KEMUDI UAP TIPE KWADRAN

3.3.3 MESIN KEMUDI LISTRIK

Hekanisme kemudi listrik hampir sama

mekanisme mesin kemudi uap. Kalctu '> ;_t ::;._:;:,·l.n

"1 .L .t.··~ .,

') ,:.:. '"

'.· :_

isn.yfl yaittt ... kwadran,

nltr tipe drum. Sedangkan transmi.si

teledinamiknya dapat menggunakan transmisi tiap batang ,

transmisi hidrolik atau elektrik telemeter.

AT PRABOWO

Page 34: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

[SKRIPSI BAB III!

GAMBAR. 3. 5. MESXN KEMUDX UAP TIPE KWADRAN

3.3.3 MESIN KEMUDI LISTRIK

Mekanisme kemudi listrik hampir sama cieng:;..tll

mekanisme mesin kemudi uap. Kalau ·, t :o ~-t ,._~ ~J.. ki~ u ;.:.:~ -L !. j

• 1

' .· ~

· "''n isnya ya j t.u, t. ipe kwadran,

tipe nlir cian tipe drum. Sedangkan transmisi

teledinamiknya dapat menggunakan transmisi tiap batang ,

transmisi hidrolik atau elektrik telemotor.

AT PRABOWO

Page 35: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

lSKRIPSI BAB III!

OAMBAR. 3. 6. MES:lN I<EMUD:l L:lSTR:II<

3.3.4 MESIN KEMUDI HIDROLIS

Setelah ditemukan sistem transmisi teledinamik

j en is hidro lis ( ;;Je9:J.XR.JtfU2.!PX .J~£~..M.<D.J<DJ( ) o leh Mr Brown

pada th 1888, perkapalan jadi berkembang, salah satunya

adalah sistem kemudi hidrolis( ;;e~~k Y~ ~€~ )

Secara umum sistem kemudi hidrolis terdiri dari

bagian - bagian :

1. Transmisi Teledinamik

Yang menstransmisikan gerakan alat pengemudian ke

AT PRABOWO <Jeal 24

Page 36: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

jSKRIPSI BAB III!

penghidup mesin kemudi. Ada beberapa jenis alat

transmisi teledinamik yang banyak digunakan, yaitu

hidrolis telemotor dan elektrik telemotor. Pada hidrolik

telemotor, transmisi gerakan pengemudian menggunakan

fluida oli. Sedangkan elektrik telemotor menggunakan

rangkaian elektronik untuk menstranmisikan gerakan

handle pengemudian. Sinyal listrik yang ditransmisikan

digunakan untuk menggerakkan katup selenoid yang akan

mengarahkan gerakan fluida kerja dan menghidupkan motor

listrik penggerak pompa.

2. Motor Listrik

Yang berfungsi untuk menggerakkan pompa hidrolis

sesuai dengan daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan

daun kemudi pada torsi maksimalnya.

3. Pompa Hidrolis

Pompa ini memberikan energi pada fluida agar

mengalir sesuai dengan tekanan dan kecepatan

diinginkan. Pompa hidrolis yang digunakan adalah

pemindahan positip ( :Peo«We :lJ.io{U~ :l't.UTI.fl- ) .

dapat

yang

jenis

Jenis

ini yang banyak digunakan adalah pompa roda gigi, pompa

sudu - sudu, pompa torak. Ketiganya mampu menghasilkan

tekanan yang tinggi.

4. Servomotor

Yang berupa katup - katup untuk merubah aliran fluida

AT PRABOWO fJeal 25

Page 37: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB III!

'I LEI{ I\"(; ( ;J·:.\RS

GAMBAR. 3. 7. MESIN I<EMUDI HIDROLII<

3.4 SISTEM KEMUDI CARAKA JAYA

Sistem kemudi pada Caraka Jaya direncanakan

menggunakan sistem kemudi hidrolis yang digerakkan motor

listrik. Daun kemudinya dari tipe balansir yang dipasang

meletak di belakang propeller.

Adapun data-data teknis kapal dan permesinannya

Nama kapal = KM. Caraka Jaya III

DWT/Type = 3650 DWT/Semi kontainer

LPP = 92,15 m

AT PRABOWO Xal 27

Page 38: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

!SKRIPSI BAB IIII

kemudi digerakkan menurut sudut tertentu, maka akan

bekerja gaya gaya hidrodinamis. Gaya ini tidak

simetris dengan centerline daun kemudi. Gaya tersebut

akan menimbulkan torsi pacta poros kemudi yang

menghubungkannya ke mesin kemudi. Di samping itu juga

timbul momen terhadap titik berat kapal sehingga

menyebabkan rotasi kapal terhadap sumbu yang saling

tegak lurus yaitu sumbu longitudinal

memenjang kapal yang menyebabkan kapal

tranversal atau sumbu melintang kapal yang

a tau sumbu

oleng, sumbu

menyebabkan

trim kapal. Dalam hubungannya dengan mesin kemudi hanya

rotasi terhadap sumbu vertikal saja yang diperlukan

dalam menentukan torsi kemudi.

3.4.1.1 GAYA-GAYA HIDRODINAMIKA YANG BEKERJA PADA DAUN

KEMUDI

Teori gaya gaya yang bekerja pacta daun kemudi

yang

kapal

dikembangkan dengan mengasumsikan suatu kemudi

tenggelam dalam air digerakkan ke muka tanpa ada

didepannya. Daun kemudi dianggap berbentuk aerofoil.

Jika daun kemudi digerakkan ke arah kanan maka akan

terjadi gangguan aliran, sehingga kecepatan aliran pacta

kedua sisi daun kemudi berlainan. Dengan memberlakukan

hukum Bernoulli, maka kecepatan akan turun, sebaliknya

AT PRABOWO 9eal 29

Page 39: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB IIII

pada bagian sisi kanan berkurang dan tekanannya akan

bertamba. Akibat adanya perbedaan tekanan antara sisi

kiri dan sisi kanan maka akan terjadi gaya Pn yang

bekerja tegak lurus centerline daun yang berarah ke

bagian portside. Sedangkan akibat gerakan kemudi ke muka

akan t imbu 1 tahanan air Pt yang sej ajar dengan

centerline kemudi. Resultante kedua gaya ini

menghasilkan gaya P, yang dapat diuraikan menjadi dua

komponen gaya Px pada centerline kapal yang

belakang yang disebut drag dan Py yang

centerline kapal yang berarah ke portside

disebut lift.

X

berarah ke

tegaklurus

kapal yang

OAMBAR.3.8. OAYA-OAYA HIDRODINAMIK PADA DAUN KEMUDI

Py = lift

Px = drag

Pn = Gaya normal

AT PRABOWO Yea.l 30

Page 40: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB III!

Pt = Gaya tangensial

p = [ Px2 + Py2]t/2

2 2 1/2 = [ Pn + Pt ] ......................... ( 3. 1)

Pn = Py cosa + Px sina

Pt = Px cosa - Py sina

Titik potong gaya P dengan bidang simetris kemudi

d is e but " :h..v..><U :r ~ ruu:f..a- 9<.em/l .. uti Dengan demikian

dapat dihitung besarnya momen hidrodinamik pada kemudi :

M = Pn ( XP - a ) .................. ( 3. 2)

Dimana

XP = jarak pusat gaya kemudi ke permukaan depan

kemudi

a = jarak sumbu pores kemudi ke permukaan

depan kemud i

Dalam pelaksanaannya pengukuran masing masing gaya

yang bekerja pada daun kemudi, dibuat koefisien

koefisien tidak berdimensi sebagai angka pembanding pada

kemudi-kemudi yang sejenis. Dari rumus tahanan air

terhadap benda yang tenggelam dalam air, maka :

p ....................... ( 3. 3)

Dimana

·p - massa jenis air laut

v = kecepatan gerakan kemudi

AT PRABO'WO

Page 41: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

lSKRIPSI BAB IIIl

A = luasan daun kemudi

C = koefisien tahanan

Sehingga masing-masing koefisien :

Koefisien Lift, Cy =

Koefisien Drag, Cn =

Py 2

1/2.p.v .A

Px 2

1/2.p.v .A

Pt Koefisien Tangensial, Ct = 2

1/2.p.v .A

2 l/2.p.v .A

Koefisien Gaya Normal, Cn = Pn

Selanjutnya pada pemakaian di kapal besarnya gaya yang

bekerja pada daun kemudi, disamping tergantung pada

luasan daun kemudi, kecepatan kapal dan sudut putarnya,

juga tergantung pada jenis profil daun kemudi dan

penempatannya.

Dalam melibatkan semua faktor-faktor di atas

perlu dibuat suatu koefisien-koefisien tak berdimensi

yang menghubungkannya dengan persamaan gaya yang bekerja

pada daun kemudi.

Biro Klasifikasi Indonesia menetapkan besarnya

gaya yang bekerja pada daun kemudi dengan persamaan :

F = x:t.X2.13,5.A.(vo.xa) ( kg ) ......... ( 3. 4)

mmm

AT PRABOWO f:le<U 32

Page 42: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

:~: 1 ::=::

b tinggi rata-rata

permukaan daun

kemudi ( m )

xz = koefisien tergantung jenis profil daun

kemudi

X3 = koefisien tergantung dari penempatan

daun kemudi

XC = jarak titik tekanan dari pinggir de pan

daun kemudi ( m )

c = lebar rata-rata daun kemudi ( m )

AT PRABOWO ;Jea-l 33

Page 43: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB IIII

r I

1-1--,

:~ i ~~ II

I

;970 '"''' ,I . !

---------- - ----~ --.-- ---- ----- -- --------- ------- --- --- ---

AT PRABO'WO

Page 44: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB III!

Dari gambar kemudi di at as maka A :

A ( 1970 + 2770 ) X 4250 = 2

10,0725 2 = m

Vo = 11,9 knot b2 •

= -A-

= ( 4,25 )2

10,0725

= 1,793 m

.. , ., 1 ,, ....

0,5 0,88

0,75 0~83

1,00 1,00

1,25 1,12

1~50 1,21

1,75 1,28

2,00 1,36

2,25 1,41

2,50 1,45

TABEL X

AT PRABOWO

Page 45: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB IIIl

Profil/jenis ~~emudi :<2 XC

NACA - 00 Serie Gatti-

ngen profiles 1,1 c/3

Kemudi pel at 1,3 c/1,5

Hollow profiles 1,4 c/3

High lift rudder 1,5

-·- -

TABEL XX

Penempatan kemudi ~·~ 4_,

Belakang belal<:ang ba-

ling-baling 1 '0

Tida.k terletak pad a o-

lakan baling-baling 0,9

TABEL xrr

AT PRABOWO·

Page 46: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

!SKRIPSI BAB III!

Sehingga sesuai dengan tabel I dengan mengiterpolasikan

akan d idapatkan

X1. = 1,28 +

= 1,294

1,793 - 1,75 X ( 1 , 36 2,0 - 1,75 1,28 )

Sehingga profil dari kemudi adalah jenis Naca Series

Gottingen Profiles, dapat dilihat pada Tabel II dan akan

didapatkan

X2 = 1, 1

Untuk kapal ini, penempatan dari kemudi adalah di

belakang baling-baling dan dengan melihat pada Tabel III

akan d idapa tkan

X3 = 1, 0

c = A 8

= 10,0725 4,25

= 2,37 m

xc = c 3

= 2,37 3

= 0,79 m

r = xc - f

= 0,790 - 0,600

= 0,19 m

r = 0,1 xc mi.n

= 0,1 2,37

= 0,237 m

AT PRABOWO ~a..t 37

Page 47: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB III!

Maka sesuai dengan rumus (3.4)

F = 1,294 X 1,1 X 13,5 X 10,0725 X (11,9 . 1) 2

= 27408,92 kg

Sedangkan torsi kemudi

................ ( 3. 5) ) )

Sehingga dengan rumus diatas didapatkan

Tr = 27408,92 X 0,237

= 6495,914 kg.m

Mesin kemudi harus dapat menghasilkan

maksimal sebesar :

day a torsi

Tr k = 1, 5 X rna. s Tr nm nm = efisiensi mekanis

= 1,5 X 6495,914

0,9

= 10826,523 kg.

= 0,9 - 0,95

Karena kapal hanya direncanakan dengan

kemudi , maka torsi totalnya

Tt = Tr ma.ks

= 10826,523 kg.m

3.4.1.2 MENENTUKAN DIMENSI SILINDER HIDROLIS

Prinsip kerja suatu silinder hidrolis

didasari oleh hukum pascal yang menyatakan :

AT PRABOWO

satu

yang

Bea-t 38

Page 48: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB III!

Tekanan yang bekerja pada suatu fluida diteruskan

ke segalaarah.. bekerja dengan gaya yang sama

besa:r.•pada luasan yang sama dan bergerak ke arah

tegak lu:r.·us terhadap ti tik kerjanya.

Dari hukum Pascal tersebut d ikembangkan cara-cara

mentransmisikan dan mengandalkan gaya-gaya.

Jika suatu fluida cair bertekanan P, bekerja pada

suatu luasan As, maka gaya yang dihasilkan memenuhi

hubungan :

p = __!__ As ................ ( 3. 6)

Ini berarti untuk memperbesar gaya yang dihasilkan

dengan tekanan fluida yang tetap, maka penampang torak

atau bore silinder diperbesar, dimana pembesaran gaya

sebanding dengan pembesaran penampang torak.

3.4.1.3 SILINNDER SEBAGAI ELEMEN PENGGERAK LINEAR

Silinder hidrolik merubah tenaga hidrolik menjadi

gaya mekanik linear atau gerakan mekanik. Jenis silinder

hidrolik dibedakan menjadi single acting yang hanya

memberikan gaya pada satu arah saja dan double acting

yang dapat memberikan gaya pad a dua arah yang

berlawanan.

Bagian-bagian utama suatu silinder terdiri dari

AT PRABO'WO ;Je<U 39

Page 49: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB III!

seal, lubang pemasukan dan pengeluaran fluida serta

mekanisme penyetop.

GAMBAR. 3. :9. SZLZNDER HZDROLZK

Kriteria utama dalam pemilihan silinder hidrolik

adalah didasarkan pada :

1. Gaya yang dapat dihasilkan untuk langkah maju dan

mundur, hubungannya adalah dengan luas penampang

torak( diameter dalam silinder tekanan kerjanya ).

2. Kecepatan langkah torak untuk langkah maju dan

mundur, hal ini erat hubungannya deengan volume

silinder dan aliran rata-rata yang masuk silinder.

3. Bahan silinder dan bagian-bagiannya.

Sesuai dengan data pacta Tabel 4, dapat dipilih silinder

hidrolik untuk torsi tertentu dapat ditentukan pola

AT PRABO'WO

Page 50: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB IIII

lengan tillernya. Pacta kasus ini karena torsinya sebesar

10826,523 kg.m, maka akan dipakai dengan tiller yang

panjangnya = 0,261 mm

Hubungan antara torsi kemudi dengan gaya yang

dihasilkan oleh silinder :

Tr = Fs. 1 . COS 35° j.· .................. (3. 7)

Dimana :

1 = lengan tiller ( m )

Tr = Fs X i X COS 35°

10826,523 = Fs x 0,261 x 0,819

Fs = 28670 kgf

Sedangkan di dalam menentukan kecepatan torak maksimal,

perlu diperhatikan persyaratan dari BKI, yaitu bahwa

waktu yang diperlukan untuk menggerakkan daun kemudi

dari 35°sisi kiri ke kanan

sebaliknya tidak boleh lebih dari 28 detik.

Jadi kecepatan sudut daun kemudi w :

rr w = 35 + 35

28 X 180

= 0,0436 rad/det

Sedangkan untuk kecepatan

kecepatan gerakan piston :

( rad/det )

tangensial

kapal dan

tiller a tau

v = w . r ( m/det ) ................... ( 3. 8)

= 0,0201 m/s

AT PRABOWO Yea-l 41

Page 51: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

!SKRIPSI BAB IIII

Sedangkan panjang langkah piston ( o~4e )

s = 2 1 . sin 35°

= 2 X 261 X 0,574

= 529,23 mm

Adapun untuk luas penampang bidang tekan silinder (As)

Dari rumus (3.6) , akan didapatkan

Fs As = -p-

Dimana

P = tekanan kerja maksimal

As = = 1000 psi

28670 1000 X 0,0703

= 407,80 em2

2 em

Menentukan besarnya displasemen piston :

Fs s

= As . S

= 407,80 X 529,23

........................ ( 3. 9)

3 em

3.4.1.4 MENENTUKAN DIAMETER SILINDER HIDROLIK

Terlebih dahulu dihitung diameter batang piston

( Pio«r~ ~d ). Pada batas beban tertentu, silinder

hidrolik dan batang torak dapat mengalami kerusakan

akibat adanya defleksi. Terjadinya depleksi antara lain

disebabkan oleh :

1. Konstruksi silinder, dimana torak pada langkah

AT PRABOWO

Page 52: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

1. Konstruksi silinder, dimana torak pada langkah

terpanjangnya di ujung tabung silinder.

2. Akibat kondisi penumpuan dan panjang langkah.

Dalam menghitung diameter batang torak, digunakan

acuan standard center controls,Inc. Yang didasarkan pada

Bahan baja yang memiliki yield strength 100.000

lbf/in2dengan masing-masing faktor kekuatan kolom ( k )

sesuai dengan kondisi penumpuan silinder seperti Tabel V

dan Tabe 1 VI.

Column Movn1on7 1tlurt•on f:x.Jmpln p' rr.qlh

tactor

(;ylti'IOtr r•g•dly movnte-:l Stroke -. "'/-"':' ' 0.5> '·J~ -P>ttr>n rO'l ou;cttd i~;,,#.l/7~ St•flkr

6nd tuoconcd --2-

Cvl•ndcr rtoo(lly mount~cl ' « tront uunn1an mount

u__/·~-;s S trO < t

"////////, " 1.0 Ptlton rod tUPt'lNird

Center trunn.ion mount

cc:I c Stre>k~

Ptnon rod wpporte<J I '0'7;

X 1.5 ;;;;;?/;;

F\t~r fla,t"fe. clevis. or reJr trvnnton mount

,,

~LJ= j1J Stroke

;; , x 2.0 Pi1ton rod SUPPOrted

Hur ll;~npe mount ::or: ?·.CCJJ= Strn~e

Pi•ton rod unsupportt'd ~ X 4.0

TABEL V

AT PRABOWO $JI!cd 4 3

Page 53: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

[SKRIPSI BAB ,II_!]

l<»d ,.luon ,od dtJ~It'

111>1.) ' I l- 1 > I 1 ~ I ' I 'I I J I '> I 4 I 4-'J s s' I • ' ) I l ' 100 65 J_LJ= I I I 15-0 !,() ±·--r I I 25-0 J<l 100 I I I I 400 29 78 ml I I I 700 11 1 ~o I 111 I 19o I I I I

1.000 17 "'81 94 I 160 j110 I> I J I 1.400 14 40 76 j1J1j175J 2751 I I 1.600 121 JS c.n I 1 1& I 150 740 i I I 1.400 101 JO' 56 I 9U I IJO I 110 ! JCO I I I I

J.100 75 so 1 as lnol17o 1 ~s7j l 4,000 I 221 uJ 75 I 9B:1SBI77BIJOOI I I I

5.000 1 ::~o I J9 I 67 : 8f! 1~o 1 :zoo 1 2no ,,. 6,CXYJ 1n 1 JS I co I 7DI1?7,1D/ :ZS71 JOO I I 6.000 I IS JO I 52 I 61 1 no I1S& no I no I I

10.000 !2j 26 i AG : GO J 96 IDe 1 19? 760 JOOI I 12.000 II 2J I 4-:.L.::_i 97I1JS \1?8J '2JG! 7!JS! i 16.000 18 : JS I 4G I 7& · 100 1 157 I ]00 254 I JOO;

10.000 I 14 i i9 I 40 r.a I 'l"> 1 1Jr, i 1ao no I ?7~ · Joo

.JO.OOO l!ll JO; :.1. 77 I :10 14!; 18J 1 no 1 n:. ~o.coo : : 10: 11 1 40 i 1>41 94. 175 15911!10 1 7"o

50.000 I i I 11 I JO I !>4! 84l111I140I170j712

GO.OOO ., i I i

; I lJj .. 4 1 741101\130° 15SI197

80.000 ! ' ! i I 7B 1 ·n·i a!> l"o 1 1Js l";a HXl.COO i ; :

' I I 4J ~ 70 97 I 120 1 148 110 rl()Q

i I '_j

! 1!1) s~L~~f-\~ 1---

I

f I I .u 1 'IJ 'JI 1]4 IAO.WU

I fiO.CY.:O ' 1 I i '10j 62 65 112 I I I 200.000 I i I I I JO 64 !J:J 2~0.000 I ; I I I I 6(} I

:JOO.OOO . i I ! ; ! I 10 J -

TABEL Vr

Page 54: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

Perhitungan dengan standar di atas dilakukan

dengan menghitung koreksi langkah, yang dapat ditentukan

dengan rumus di bawah ini

st.= s . k .............................. (3.10)

Dengan kondisi yang sesuai dengan Tabel V, maka

didapatkan

k = 2

st. = 529,23 X 2 '}-"

= 41' 67 in

Fs = 28670 kgf

= 57498,27 lbf

Dengan melihat pad a Tabel VI, dapat dipilih diameter

batang torak (d) :

d 3 1

= -2

Pada Fs = 60.000 lbf dan st = 74 in

Sehingga diameter dalam silinder dapat dihitung

Vd = 0,25 rr

r 4. vd D = ~ rr.s ................... (3.11)

4.215832,0 rr.529,23

= 10,00 em

+ ( 8,890 ) 2

Sesuai dengan data silinder yang tersedia dalam Tabel IV

AT PRABOWO

Page 55: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

.SKRIPSI

> -~ ::: :-JOCl mm

D - 80 mm

AT PRABOWO ------------- --·-··----------------- ---~-=-....,....,_

;}eo.); 46

Page 56: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB IVI

B A B IV

PERHITUNGAN MENENTUKAN INSTALASI PIPA

TRANSMISI FLUIDA KERJA

Sistem transmisi fluida kerja yang akan disuplai

ke silinder hidrolik untuk menghasilkan gaya linear yang

diinginkan, terdiri atas bagian - bagian :

• Fluida kerja

• Pipa Transmisi

• Katup - katup pengatur aliran dan tekanan

• Reservoir

4.1 FLUIDA KERJA

Fluida hidrolik yang berupa minyak oli merupakan

media utama dalam suatu sistem hidrolik. Fluida hidrolik

di dalam aplikasinya mempunyai empat tujuan, yaitu :

1. Sebagai pemindah dan penerus gaya.

2. Pelumas pada bagian - bagian yang bergesekan.

3. Sebagai penyekat antara dua bidang yang berhubungan.

4. Sebagai pendingin atau penyerap panas yang timbul

akibat gesekan.

Sifat sifat fluida yang penting di dalam

pemilihan fluida kerja, antara lain :

AT PRABOWO

Page 57: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB IVI

• Viscositas

• Indek Viscositas

• Titik Alir

• Titik Nyala

• Specific Grafity

4.1.1 VISCOSITAS

Menunjukan tahanan dalam suatu fluida untuk

mengalir atau mudah tidaknya fluida untuk mengalir. Ada

beberapa metode untuk menentukan viskositas fluida

hidrolik, seperti

~ Viskositas Absolut

~ Viskositas Kinematis

Metode lain dalam menentukan viskositas fluida hidrolik

antara lain

~ SSU atau SUS ( Yo;y8ult Yece.nd UnM.Je'l/.><U )

Yang digunakan ASTM untuk menyatakan tingkat

viskositas minyak oli.

~ Angka SAE yang dikeluarkan oleh Society of Automotive

Engineeruntuk mengklasifikasikan SSU oli pada suhu

tes SAE.

~ Viscositas Engler yang dinyatakan dalam derajat

engler.

~ Standar Viscositas Redwood

AT PRABOWO fle<U 4 7

Page 58: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

jSKRIPSI BAB IVI

~ Standar Viscositas ISO

Masing - masing standar viskositas tersebut dapat

dikorelasikan dengan suatu faktor konversi. Tabel pada

lampiran menunjukkan korelasi masing - masing viskositas

oli yang distandarkan. Pada umumnya untuk peralatan

peralatan baru dianjurkan untuk memakai standar

viskositas ISO untuk pelumas maupun untuk minyak

hidrolik.

4.1.2 INDEK VISCOSITAS

Menyatakan kepekaan fluida hidrolik terhadap

suhu. Indek viskositas yang makin besar menunjukkan

semakin kecilnya perubahan viskositas terhadap perubahan

temperatur, demikian sebaliknya.

4.1.3 TITIK ALIR

( :J>6"l..JA :J>et.ru )

Menyatakan temperatur terendah pada mana suatu

fluida hidrolik masih dapat mengalir. Secara praktis

semua fluida hidrolik mengandung lilin terutama oli

mineral. Pada suhu rendah komponen lilin cenderung

mengkristal dan mengikat sebagian fluida untuk tidak

bergerak. Hal ini sangat mempengaruhi kerja pompa dan

aliran oli pada pipa. Sebagai batasan umur titik nyala

AT PRABOWO Bea.l 48

Page 59: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB IV!

adalah 15 s/d 20 °F di bawah temperatur terendah suhu

awal kerja pampa untuk

kerusakan pampa.

4.1.4 TITIK NYALA

( 3" la/.>h :'P&int )

menghindari kavitasi dan

Titik nyala suatu fluida hidrolik adalah batasan

terendah pada mana suatu tes nyala yang dilakukan akan

menyebabkan terbakarnya gas yang dihasilkan fluida

tersebut dalam pencampurannya dengan udara.

· 4.1.6 SPECIFIC GRAFITY

Spesifik graviti dari suatu fluida hidrolik

adalah suatu kuantitas tidak berdimensi yang dinyatakan

dalam perbandingan kerapatan fluida hidrolik dengan

kerapatan air pada suhu tertentu.

Disamping sifat - sifat umum di atas yang harus

sesuai dalam pemakaiannya, juga harus terpenuhi sifat

khusus dari fluida hidrolik yaitu, seperti kenetralan

yang dinyatakan dengan angka kenetralan, kemampuan

melumasi, ketahanan berbuih, ketahanan oksidasi dan

harga belinya.

4.2 JENIS - JENIS FLUIDA HIDROLIK

AT PRABOWO rJecd 49

Page 60: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

lSKRIPSI BAB IV!

Ada lima jenis dasar fluida yang diganakan

sebagai fluida hidrolik antara lain :

1. Oli Mineral

2. Fluida Glycol-Air

3. Emulsi I

4. Oli Sintetik

4.2.1 OLI MINERAL

Oli mineral merupakan bahan dasar dari oli

hidrolik yang terbaik. Dihasilkan dari penyaringan crude

oil dan diberikan zat additive untuk memperbaiki sifat

tahan aus, korosi oksidasi dan tahan berbuih. Secara

alami oli mineral mempunyai sifat untuk mentransmisikan

tenaga secara efisien, memiliki kwalitas pelumasan yang

baik, menyerap panas dengan mudah. Oli mineral harganya

paling murah jika dibandingkan dengan fluida hidrolik

lainnya. Suatu kelemahan dari oli mineral ini adalah

mudah terbakar pada temperatur yang tinggi, sehingga

penggunaannya dihindarkan pad a peralatan yang

bertemperatur tinggi.

4.2.2 FLUIDA GLYCOL-AIR

Pada dasarnya terdiri dari campuran :

1. ( 30% - 40% ) air untuk memberikan sifat tahan

AT PRABOWO iJea.l 50

Page 61: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB IVI

terhadap pembakaran.

2. Glycol, suatu bahan sintetis

3. Bahan additive untuk mencegah pembuihan, karat

dan korosi, juga meningkatkan sifat pelumasan.

Secara umum glicol-air mempunyai sifat tahan api,

tahan aus sangat baik, asalkan pembebanan berat dan

kecepatan sangat tinggi, lebih berat dari oli mineral,

sehingga dapat membuat kevakuman yang lebih tinggi pada

salurarr masuk pompa. Suatu kelemahan fluida glicol-air

adalah perlunya secara kontinue kandungan air dan

menjamin angka viskositas pada batas

diterima. Terjadinya penguapan

yang

dapat

masih bisa

menyebabkan

kerugian pada zat additivenya sehingga dapat mengurangi

umur fluida. Sedangkan untuk harganya biasanya lebih

tinggi dari oli mineral.

4.2.3 EMULSI

( .Jtlt/t. :Da..laATh <Dli :J)a..n., <Dli :Da..laATh .Jtl~ )

Dalam prakteknya jenis emulsi fluida adalah

fluida tahan api yang mahal. Kandungan air dalam fluida

ini memberikan sifat tahan api. Disamping oli dan air,

campuran ini juga mengandung zat additive yang

mengandung pelarut dan penstabil.

Emulsi oli dalam air mengandung lebih kurang 40%

AT PRABOWO ;Jea..l 51

Page 62: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB IV!

tetesan - tetesan sulingan oli yang memancar dalam air

membentuk emulsi. Fluida ini mempunyai viskositas

rendah dan mempunyai sifat pendingin yang sangat

Untuk memperbaiki sifat air yang korosif

yang

baik.

maka

ditambahkan zat additive. Fluida jenis ini terutama

dipakai untuk pompa - pompa besar dengan kecepatan yang

rendah. Pompa hidrolik konvensional banyak yang

menggunakan fluida jenis ini. Sedangkan untuk emulsi air

dalam oli lebih umum digunakan. Fluida ini mengandung

40% tetesan - tetesan air dalam oli. Kadang kadang

perlu ditambahkan air untuk ketepatan viskositasnya.

Suhu pengoperasian harus benar benar dijaga rendah

untuk menghindarkan penguapan dan oksidasi.

4.2.4 OIL SINTETIK

Fluida ini dibuat di laboratorium kimia

memiliki sifat tahan api yang lebih baik dari oli

mineral. Karena oli sintetik tidak mengandung air yang

mudah menguap, maka akan sangat baik beroperasi pada

suhu yang tinggi tanpa mengalami kerusakan pada

elemennya. Oli sintetik merupakan fluida hidrolik yang

paling mahal.

4.3 PEMILIHAN FLUIDA HIDROLIK

AT PRABOWO rleal 52

Page 63: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

!SKRIPSI BAB IVI

Pemilihan fluida hidrolik didasarkan pada kondisi

kerja dimana fluida tersebut digunakan sehingga terjamin

fluidanya tahan lama dan tidak menimbulkan kerusakan

kerusakan pada bagian sistem.

Suatu fluida yang baik memiliki sifat - sifat

1. Sebagai pelumas yang baik.

2. Indek viskositas tinggi ( sekitar 100 ).

3. Tidak merusak terhadap peralatan.

4. Viskositasnya

pompanya.

sesuai dengan kondisi kerja dan

5. Berumur panjang dan memiliki tahanan gesek yang baik.

6. Ketahanan berbusanya baik.

7. Tidak mudah meHyala.

8. Laju aliran panasnya tinggi.

9. Titik alirnya rendah.

s/d 15 fps

padabagian tekan dan L. s/d 4 fps pacta bagian isaf;

pompanya.

Kondisi ~erja pada fluida sistem

pada kapal Car2ka J~y~ aGalah, seperti berikut

~. Temoeratur kerja tidak melebihi 70°C

2. Tekanan kerja maksimal 1000 psi

Dan untuk kapal tersebut, yang dipakai sebagai fluida

kerja adalah TELLUS OIL T32 , dengan :

AT PRABOWO

~------- -- --

Page 64: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB IVI

Diameter pipa dihitung dengan rumus

4 Q di v rr .............. (4. 1)

Di mana

Q = debit fluida 3

( mm /s )

di = diameter dalam pipa tekan ( mm )

v = k~cepatan aliran fluida ( mm/s )

Didalam menentukan besarnya penampang dan diameter dalam

pipa , dapat juga digunakan Tabel IX pada lampiran.

Sedangkan untuk tebal pipa dapat dihitung dengan

rumus

......... (4. 2)

Dimana

Pm = tekanan kerja maksimal ( psi )

ti = tebal pipa ( mm )

sr = faktor keamanan

= 4 untuk tekanan di atas 2500 psi

= 6 tekanan antara 1000 s/d 2500 psi

= 8 tekanan kurang dari 1000 psi

Sehingga dari perhitungan tersebut dapat dicari diameter

dan tebal pipa yang sesuai. Pada Tabel X pada lampiran,

adalah mentabulasikan ukuran pipa untuk sistem

AT PRABOWO $leal 55

Page 65: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB IVl

hidrol ik.

Adapun untuk diameter dan tebal pipa dapat

ditentukan dengan perhitungan seperti di bawah ini

Q = 2 X As X Vs

- 2 X 0,00478 X 0,0201

= 1,940 . 10- 4 a m /s

Dan untuk efisiensi dari silinder adalah sebesar 95-98 %

dan diambil

Q = 1,940

= 95 % Ylvs

10- 4 I 0,95

-4 a = 2,0420 . 10 m /s

= 12,356 Lt/menit.

Direncanakan kecepatan pada fluida pada pipa tekan

v = 7 ft/s

= 2,1136 m/s

4.2,0420.10- 4. 106

11 • 2,1136

= 23,074 mm

= 0,908 in

Sehingga untuk tebal dari pipa tekan dapat ditentukan

Pm = 1,5 X 1000 psi

= 1500 psi

Ts = 55.000 lbf/in2

sf = 6

ti. = 1500 X 0,908 X 6 2( 55.000 - 1500 )

AT PRABOWO fJea..l 56

Page 66: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

f§!lRIPSI BAB IVI

= 0,076 in

Dengan melihat pada Tabel X maka pipa tekan dapat

dipilih dengan ukuran

~ di = 1,032 in = 26,21 mm

~ ti = 0,109 in= 2,77. mm

~ do = 1~ in 4-

= 31,75 mm

Sedangkan pada pipa isap, kecepatan fluidanya

direncanakan Vs = 2 ft/s = 0,6093 m/s, sehingga untuk

pipa isap ukurannya dapat ditentukan :

-4- 6 4.2,0420.10 .10

rr.0,6093

= 47,210 mm

= 1,86 in

Ketebalan dari pipa isap

1500 X 1,86 X 6 ts = 2 ( 55.000 - 1500 )

= 0,156 in

= 3,86 mm

Sehingga dengan melihat pada Tabel X, untuk pipa isap

dapat dipilih dengan ukuran :

~ ds = 1,870 in = 47,50 mm

~ ts - 0,065 in = 1,650 mm

~ do = 2 in = 44,45 mm

AT PRABOWO fJeal 57

Page 67: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB IVl

Alat semacam ini berfungsu untuk menjaga supaya

fluida tetap bersih dari kontaminant-kontaminant. Adapun

sumber kontaminasi dari kotoran :

~ Kotoran yang tertinggal dalam sistem, selama

perakitan awal atau akibat kerja pemeliharaan

seperti terak pengelasan lepasan-lepasan

pada sambungan, potongan-potongan bahan

penyekat.

~ Kotoran-kotoran yang ditimbulkan selama fluida

bekerja seperti bahan-bahan yang aus akibat

gesekan antara logam dengan logam atau non

logam , endapan dan juga akibat korosi.

Ada bermacam-macam filter antara lain :

1. Kertas berpori

2. Anyaman serat logam yang di pres.

3. Anyaman serat sellulosa.

4. Lubang-lubang logam yang berbentuk cakram dan

sebagainya.

AT PRABOWO

Page 68: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

lSKRIPSI BAB IVI

4.4.1 PIPA FLEKSIBEL

Untuk menghubungkan antara pipa statis dengan

silinder hidrolik yng selalu bergerak dalam menyalurkan

fluida hidrolik, maka dipakailah pipa fleksibel

tersebut.

Pipa fleksibel yang digunakan pad a sist.em

hidrolik tersebut, terbuat dari bahan-bahan elastomerik,

fiber dan anyaman atau tenunan kawat. Pipa fleksibel

tersedia dalam berbagai ukuran dan batas-batas tekanan .

Lapisan fleksibel bagian atas harus cocok dengan fluida

yang dialirkan.

Dalam pemilihannya, kriteria pemilihannya adalah

kecocokan dengan fluidanya, temperatur kerja, ukuran

yang sesuai dengan pipa statis dan tekanan pipa

m~ksimal.Untuk jenis-jenis pipa fleksibel sesuai dengan

spesifikasi SAE tertera dalam Tabel XI pada lampiran.

Sesuai dengan ukuran pipa statis 1 1/4 inchi

tekanan kerja maksimal 1500 psi serta temperatur

maksimal 70 °C maka pipa fleksibel dapat

dengan karakteristik sebagai berikut :

kerja

dipilih

~ Tekanan kerja maksimal = 600 psi ( 40 bar )

~ Menggunakan selang anyaman kawat tunggal

4.4.2 RESERVOIR

AT PRABOWO

Page 69: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB IVI

Dalam suatu sistem hidrolik, reservoir mempunyai

fungsi sebagai berikut :

1. Menyimpan fluida setelah bersikulasi pada

sistem dan bekerja sebagai penahan fluktuasi

fluida yang disebabkan pemindahan aliran yang

tidak sama pada elemen penggerak.

2. Temapt membuang panas yang ditimbulkan oleh

tenaga yang hilang pada elemen penggerakdan

elemen pengatur.

3. Menetralisir adanya buih dan gelembung yang

timbul sehingga terpisah dari flu ida

hidroliknya.

4. Mengedapkan kotoran-kotoran fluida.

Untuk dapat melaksanakan fungsi-fungsi tersebut

suatu reservoir dikontruksi seperti gambar di bawah ini

Dan ukurannya mempunyai kapasitas (3 - 5)Q liter fluida,

Q dalam liter/menit dengan (10 - 15)% volume reservoir

untuk peredam suara.

Sehingga didapatkan kapasitas reservoir adalah

sebesar

V = (3 X Q)/0,9

-3 = (1,72.10 )/0,9

= 344 lt

4.4.3 FILTER

AT PRABOWO Jlea.l 59

Page 70: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

-'-·~- --"'-~1

~ y ; ~~ Or) ._~ ... ' '.'( '/'; ~~ !

~><:;-nr~.'T T:::~\~ClC'Jl I F~:'"~:.,_·~--~;r'"',~,.....:\~82R l

~

ISKRIPSI BAB IVI

TABEl EFISIENSI PEMil!HAN HARGA PERBANDINGAH BETA

' BETAJ.l • 1.0• 0% efisien BETAJ.l • ~.8- 82,76 % elision BETAJ.l•1,1-4• 12.:?8% efisil!n BETAJl• 16,0 • 93,75% erisien BETA J.L • 1,5. 33.33" ttfiliffl BETAJ.L • 17,4 • 94,25% efisien BETA Jl• 2.0- 50,00% efisien BETA Jl• 3:Z.O • 96,875% efislen BETA J.L • 2.4- 58,33" efisien BET A p·· 52,2 • 98.084% efisien BETA J.l• 3,0• 66.66% efi1ien BETAJ.l•100.0 .;_ 99,0% efision BETA J.L • 4,0• 75.00% efisien BETA J.l•173,0 • 99,42% efisien

-·-···.

ELEMEN f3s f3 I 0 {3 IS fJ2o '13 30

MB . 2,4 ·- 5,8 17,4 52,2. . 173,0

TABEL VIIA. KLASIFIKASI FILTER ELEMEN BETA

U kuran partikel Jumlch pa~iJ:el dalom l(J{) crn3/ltrtas pm 0 1 2 J 4 5 6

. 5- 10 2700 4600 9700 24000 32000 87000 128000

10-25 670 1340 2680 5360 10700 21400 42000 • I

25-50 93 210 380 71W 1510 3130 6500

50- 100 16 28 56 110 225 430 1000

100- 1 3 5 11 22 41 92 _j -

TABEL VIIS. KLASIFIKASI KONTAM:INASI KOTORAN

Filter diklasifikasikan oleh ISO berdasarkan angka beta

dan efisiensinya :

(3 = jumlah partikel hulu jumlah partikel hilir

jumlah partikel hulu - jumlah partikel hilir jumlah partikel hulu

X 100%

Suatu kontaminant sebesar 5 mikron sudah dapat

AT PRABOWO 9ea..l 61

Page 71: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB IV!

menghambat kerja katup-katup dan merusak kerja minyak

hidrolik. Sehingga dipilih filter ~5.

4.4.4 PERLENGKAPAN-PERLANGKAPAN LAINNYA

Perlengkapan -perlengkapan yang lainnya yaang

diperlukan untuk sisitem tersebut sehingga dapat

beroperasi adalah sebagai berikut :

1. SHUTT OFF VALVE

Adalah katup yang berfungsi untuk membuka dan menutup

penuh.

2. SOLENOID 4-WAY OPERATED VALVE

Solenoid valve banyak digunakan

pen~arah aliran, rlisebabkan karena

sebagai

sistemnya

seder han a dan mudah digabungkan dengan sistem

kat up

yang

yang

lainnya. Penggunaannya dalam sistem hidrolik

pengemudian di kapal adalah untuk pengemudian secara

elektrik.

4. LOCK VALVE

Merupakan suatu double check valve. Berfungsi untuk

menahan aliran fluida pacta saat gerakan pengemudian

dihentikan.

5. FLOW CONTROL VALVE

Berfungsi untuk membatasi debit aliran fluida yang

dipompakan, membatasi kecepatan gerak silinder. Dan

AT PRABOWO fJea.l 62

Page 72: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

[SKRIPSI BAB IVI

kelebihan ctari aliran akan ctikembalikan ke reservoir.

6. RELIEF VALVE

Berfungsi untuk mengurangi tekanan yang berlebihan

pacta bagian tekan pompa cti ctalam menyesuaikan ctengan

kebutuhan ctaya pacta silincter hictrolik.

-------------------AT PRABOWO ;;eaJ 63

Page 73: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

I SKRIPSI BAB VI

B A B V

PERHITUNGAN PENENTUAN

DAYA POMPA DAN DAYA MOTOR SERTA PEMILIHANNYA

Sebagai suatu peralatan yang penting dalam

suatu sistem hidrolik, pampa hidrolik brfungsi merubah

energi mekanik menjadi energi hidrolik dengan cara

menekan fluida hidrolik ke dalam sistem. Wujud energi

hidrolik adalah aliran fluida dengan debit dan tekanan

tertentu yang akan menghasilkan gaya piston silinder

dengan kecepatan tertentu.

Seperti sudah dijelaskan pada bab-bab terdahulu

bahwa pampa pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi

pampa displasemen non positip dan pampa displasemen

positip.

Pada displasemen non positip prinsip kerjanya

adalah dengan memberikan energi inersia kepada fluida.

Pompa-pompa jenis ini mempunyai

yang rendah disebabkan karena

bertekanan rendah dan tinggi

efisiensi volumetrik

bagian-nagian yang

terhubung. Termasuk

jenis-jenis ini adalah pampa centrifugal dan pompa-pompa

impeller.

AT PRABOWO

Page 74: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

~Rl_c:::.L_~_, ___________________ ,_-_ -_-_-_--~_B_A_B_--·-_v_,·-1

Pad a displasemen positip kerjanya adalah

sejumlah tetap fluida yang diganti yang diganti untuk

tiap putaran ruang pampa. Bagian bertekanan tinggi

terpisah dengan bag ian bertekanan

rendah.Sehingga efisiensi volumetriknya tinggi. Pada

pampa jenis ini dapat menghasilkan tekanan yang tinggi.

Jenis-jenis pampa ini adalah seperti gear pump, vane

pump, piston pump. Dan sistem hidrolik pada umumnya

menggunakan pampa positip displasemen.

Dasar-dasar pemilihan pampa hidrolik adalah

~ Debit aliran fluida yang sesuuai dengan kecepatan dan

gaya maksimal silinder.

~ Tekanan maksimal kerja pampa.

Tekanan yang lebih besar memungkinkan ukuran silinder

yang lebih kecil. Akan tetapi lebih sensitip terhadap

kontaminan dan kwalitas bahan.

~ Kepepatan putaran yang lebih tinggi akan menaikkan

efisiensi akan tetapi timbul noise dan vibrasi yang

1ebih besar.

• Ukuran dan berat pampa.

~ Harga pembelian pampa.

~ Kehandalan dan pemeliharaannya.

Pada Tbel XII dapat dilihat pengklasifikasian

AT PRABOWO f:Jeal 65

Page 75: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB VI

dari penggunaan pompa-pompa hidrolik, yaitu seperti

vane, gear dan piston pump.

5.1 MENENTUKAN POWER POMPA

Tenaga hidrolik pompa dirumuskan dengan

Po = ................ ( 5. 1)

Dimana p = tekanan tekan pompa 2

( kgf/cm )

Q = debit tekan pompa

Tenaga masukan pompa :

pi. =

Di mana

Po Y/0

(lt/min)

............. ( 5. 2)

............. ( 5. 3)

no = efisiensi total pompa

= ( 75 - 90 )%

5.2 MENENTUKAN PRESSURE DROP PADA INSTALASI

Menentukan pressure drop pada instalasi dapat

ditentukan pada rumus-rumus di bawah ini :

....................... ( 5. 4)

AT PRABOWO fleal 66

Page 76: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB VI

Di mana

Dengan

2

= E f X 1/d X 2 v X y 10- 4 ••••••• (5.5)

2 X g v -4

=EX X 2 X g X y 10 ............. (5.6)

~p~ = Pressure drop karena tahanan gesek aliran

fluida pada pipa.

~P2 = Pressure drop karena tahanan gesek pada

fluida pada katup dan fitting.

f = faktor gesekan

k = koefisien tahanan pada katup dan fitting

d = diameter dalam pipa ( m )

1 - panjang pipa ( m )

v = kecepatan fluida ( m/s )

3 y = specific grafity ( kg/m )

g = grafitasi 2 ( m/s )

v = 7 ft/s = 2,1136 m/s

d = 0,02621 m

v = viscositas kinematis 2 (m /s)

= 31,95 Cst

-6 = 31,95.10

Maka bilangan Reynold dapat dihitung dengan

perhitungan seperti di bawah ini

......................... ( 5. 7)

AT PRABOWO fleal 67

Page 77: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB VI

Re = 2,1136 X 0,02621

31,96 X 10- 6

= 1773,8

Aliran pada fluida adalah laminer sehingga

faktor gesekan

I f ~~~~~*~~~~~~~ .............. ( 5 . 8 )

f = 64 1773,6

= 0,0369

1 = 10 meter

y = 0,8790.10 3

Maka sesuai dengan rumus diatas

..6.P1. = 0, 0369 X 10

--=o-, -=o-=2-=6-=2-:-1- x (2,1136) 2

2 X 9,81 3 -4

X 0,8790.10 .10 2 = 28, 177 kgf/cm

Pressure drop pada katup dan fitting

~ Pada pipa utama

Koefisien ditentukan dari gambar pada lampiran.

2 buah T branch, k = 2 X 1,5 = 3

2 buah T line flow k = 2 X 0,4 - 0,8

1 buah strainer k = 3,8

;[ k = 7,6

(2,1136) 2 3 -4 = 7,6 X 2 X 9 , 81 X 0,8790.10 X 10

- 0, 152 kgf/cm 2

~ Pada pipa cabang :

AT PRABOWO ilea-l 68

Page 78: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB VI

~ Pada pipa cabang :

~ Pad a

4 buah elbow 90°, k = 4 X 2,6 - 10,4

2 buah T line flow, k = 2 X 0,4 = 0,8

4 buah stop valve, k = 4 X 0,25 = 1

2:k = 12,2

~Pc = 12,2 X (~~O~~~{ X 0,8790.103

. 10-4

2 = 0, 061 kgf/cm

Strainer pipa isap k = 3,5

(0,6093)2

3 .10-4 ~Ps = 3,5 X - 2X 9 , 81 X 0,8790.10

= 0, 00572 kgr; em 2

uniblock :

Solenoid valve, k = 1 X 22,0

Lock valve k = 1 X 9,0

2 filter, k = 2 X 3,8

Relief valve k

= 22,0

= 9

= 7,6

= 0,38

2: k = 48,44 2

~Pb = 48,44 X(~~~~~~) X 0,8790.103

. 10-4

2 = 1,1504 kgf/cm

~Pz = ~Pu + ~Pc + ~Ps + ~Pb

= 0,152 + 0,061 + 0,00572 + 1,1504

2 = 1, 37 kgf/cm

AT PRABOWO r!ea-l 69

Page 79: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

I SKRIPSI BAB VI

.b.P = .b.P 2 + .b.P 2

= 28,177 + 1,37

2 = 29,54 kgr;cm

Sehingga akan didapatkan power dari pompa sesuai

dengan rumus (5.3)

no = 75%

Pi. = (70,3 + 29,54) X 10,356 612 X 0,75

= 2,68 kv

= 3,50 hp

Sehingga sesuai dengan data yang tertera pada tabel XII,

serta spesifikasi pompa seperti pada Tabel XI. Dengan

melihat Brosur yang ada dapat dipilih VANE PUHP

V110-11 .. dengan power sebesar 3,8 Hp.

Sebbagai penggerak dari vane pump digunakan

motor listrik AC, dengan masukan daya sebesar

Dm Pi.

Di mana

r,m = efisiensi motor listrik

= (70 - 90) %

AT PRABO'WO rleal 70

Page 80: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

!SKRIPSI

Dm = -3 3,80 X 746.10

0,75

= 3,79 kv

BAB VI

Dalaru hal ini dipilih motor AC karena mempunyai

kelebihan , seperti :

~ konstruksinya lebih sederhana

~ ukuran dan beratnya lebih kecil

• lebih mudah pemeliharaannya

• tidak diperlukan peralatan lagi untuk merubah

arus AC menjadi DC, disebabkan karena gen-set

merupakan generator AC

AT PRABOWO f:letd 71

Page 81: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB VII

BAB VI

KESIMPULAN

Dari selesainya karya tulis ini dan dalam

pemilihan besarnya daya pompa yang sesuai untuk sistem

kemudi pacta caraka Caraka Jaya, dari

depan dapat ditarik suatu kesimpulan

perhitungan di

bahwa untuk

day a pomp a serta motor mendapatkan

penggeraknya

besarnya

diperlukan parameter-parameter tertentu,

seperti daun kemudi, silinder hidrolis, instalasi

pipa dan fluida hisrolik yang dipilih.

Faktor utama yang menentukan adalah torsi dan

kecepatan maksimal gerakan daun kemudi.

ditimbulkan oleh adanya tahanan air yang

Torsi maksimal

beker j a pad a

minimal pacta sudut. luasan daun kemudi. Torsi akan

maksimalnya. Sedangkan untuk dimensi silinder sangat

ditentukan dari kecepatan gerakan daun kemudi, besarnya

torsi kemudi dan besarnya tekanan kerja maksimal

di tabung silinder. Dan fluida hidrolis hendaknya

dipilih untuk menjamin kontinuitas transmisinya.

Akirnya dari perhitungan di depan

didapatkan besarnya daya motor input yang besarnya

Kw. Dan hasil tersebut teryata lebih besar dari

AT PRABOWO

dapat

3,79

daya

f:Jeal 1

Page 82: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

ISKRIPSI BAB VII

input untuk motor yang dipakai pada Cara~_~ ___ Jaya, yaitu

sebesar 3,7 Kw. Hal ini dapat terjadi karena mungkin

penggunaan head loss yang tidak sama untuk

perhitungannya.

AT PRABOWO Xa.-l 73

Page 83: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

I SKRIPSI DAFTAR PUSTAKA I

DAFTAR PUSTAKA

1. Reno C. King & Sabin Croker, PIPING HANDBOOK .• Me Graw

Hill Company, 1973.

2. James J.O Connor & John Boyd, STANDARD HANDBOOK OF

LUBRICATION EN(;INEERING.. M c Graw Hi 11 Book Company,

1968.

3. Yuken Kogyo Co,LTD, HYDRAULICS & APPLICATION.

4. James A Sullivan, FLUID POWER~ Reston Publishing

Company Inc, Virginia 1982.

5. Peter Rohner, INDUSTRIAL HYDRAULIC CONTROL .• AE Press

Melbourne 1984.

6. M. Khetagurov, 11ARINE AUXILIARY 11ACHINERY & SYSTE11J

Peace Publisers Moscow.

7. Drs Sugihartono, SISTE11 KONTROL DAN PESAWAT TENAGA

HIDROLIK_. Bandung 1988.

8. Marine Sosiety In Japan, 11ACHINERY OUTFITTING DESIGN

HANNl!AL_. 1981.

9. G. Reethof ,SCD, HYDRAULIC C011PONENT, Mechanical

Design & System Handbook.

10. Alan Osbourne, 110DERN HARINE ENGINEERING 11ANl!AL

VOLU11E I I.. Corne 11 Mar it im Press, Maryland 1943.

11. Van Lameren, RESISTENCE PROPULSION AND STEERING OF

SHIP, Practical Shipbuilding Volume II.

AT PRABO'WO

Page 84: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

!SKRIPSI DAFTAR Pl!STAKA I

12. Biro Klasifikasi Jilid II, PERATURAN KONSTRl!KSI

LAHBlfN(; 1978.

13. Biro Klasifikasi Indonesia, PERATURAN KONSTRUKSI

HESIN 1978.

14. D.W Smith, MARINE AUXILIARY MACHINERY, Sixth Edition,

Butterworth & Co Publishers, Ltd, 1983.

AT PRABOWO

Page 85: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

...

2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 ..: 5 5.0 5.5 . 5.0 5.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.•0 a --.::>

10 0 10.5 11.0 115 12.0 i 2.5 13.0 1~.5 1.!.0 1.!..5 15.0 15.5 i5.0 i5.5 17.0 17.5 13.0

3 j ":? =

2.3 3C.O 35 37.5 :5 ..:-=.' 37 .!~.7

39 ~2-3

51 52. -' ::-. 55 57 53 &J 62.

C3 70 72

75 77 79 Si

:.7.2 ~3.3

:;.-::.::> --? ~~ ·-53.9 EO./ 62 . .!. 6~.2

65.0 67.9 -o-0-.C

71.7 73.5 75.5 II.!. -c-!_ . .:.

31.3 83.3 35.::! 07 . I,.~ • ~

-~ ' c:: ..... g1.S r.:: -->.·-

=-..-'~~ '-'. "::" -·

I. I~ .. ..., ' ,, 1 • .::..::..

. -. I . ..; I

. --1 • .;::

•.-...,.

i.52 i.50 1.5 i 1 --.. :;;:; 1. 71 us t.Eo i c:. 1. =~

i.~.!.

l.~3

2.03 2.C3 2.13 2.13 2.L.:

2.::::; 2 . .!..!.. 2.5-J 2.55 2.~·:

2.: s

::;.":!.-:-.:::Jc:: i:!:-.:;5~:,~:

23.5 2.!..0 2.!.5 25.0

27

2'? ::a 3i 32

35 .)'J

37 33 39 ~o

41 .!.2

. . --,­-o !..7 4-3 t..S 50 51

... !iJmbJr 2 8

:G1 iOJ iC5 iC:? i 13 i i 7 121 125 1:;:;

133

137 1.!.1 1-!j

1-!:l

153 157 161 165 1c9 173 i77 ·- . :ct

125 iE.9 1S3 iS7 20 I 205

TAeEL XON'/ERSI VISKOSITAS

U::i·:~~:<!

s~:::-.::;

iC3.5 i ~0.7 i i2.a I i 5.0 117.1

124.0

133.0 i37 .5 i:. i .7 1.!.5.0 150.7

i55.2

J.; I .:. . .::.J

.:3.29

- .. ~-~I

..! 2 i

4.53 I .! . :t1 .

~.c.!.l • c -, .., ·-:) 5. ·,.J

5.221 5.35 . '~ :;, ...... ~ 5.61 5.7::!

Tabel 0 u. Korelasi satuan viskcsitas.

Page 86: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

~~.,.:.::: :;:_,...,:s ... I s~:·::!;

:-::::!::-:~:· ., r.!:-:· .... ::~ i ~ .... :·;:~:i! r:1r.!:-::.:t;k ?.e:·rt~o'j 1 u:::·:~:z;;l -n~···l -·. ;• -· :· '!'-·

I c!::::S::£~ S!:::::~ 5!::."":~; c~:-;;i~: C!:-:::5:.:!.:: s~::i.:s s !:::::; L.~::,z: I

~: 2SO z:.:. 0 c.c~ 1". -·- 623 17.~~

I ~~ :;:: .. ~

:z 2:.! <::..::.:: 6.13 125 553 Q'"::? 17.::5 /-. ~=..;.~

0 -. 133 c:·- 5.:.2 l8.22 ~~ ..... . .J I _:::o c.:. -;.::? .:.=t .I 3 . .!5 \40 ~74 --, c:::. 18 . .!3 C5 2=5 :c2 . .! i ~2 522 ~-- lS.i~

...., __ ....,

E-3 271 ::·Ji •J 3.72 l,, ~~ 5=·J 657 tS.GI

c7 _ 2i5 .:!1 u q --....... ,:.::~ 1 /-~o s.:.o 6i7 19.27 53 279 316.3 3.=3 10:3 6G7 6-- 19.54 ~- 2=" ~21.0 C• i iSO 615 c:=s 1'?.2·J -·' /Q ,--

..:~::-.J a-, 152 62J 705 20.03

.I ,:/ --~.,

-? -a- 335 c -. 15.:! 631 71.! 21J.:;J ,_ ,_;: -.:)I

7.! J·JJ ., S.77 155 640 722 20.5~ ....-:_~

• 76 ~ 1 1 ,_. IO.DJ JC:- 6.!3 732 20.25 -0

75 :J19 --- i0.30 :60 656 7.!.2 21. i 2 cJ :23 272 10.S5 16.! 672 7o·J 21.::5 22 32:3 321 i0.32 163 6-a C- 779 22. 1a c.:. ., . 391 1 i .09 172 705 797 22.70 ~~~

65 ~52 400 11.25 176 722 515 23.23 c-c.C ~:o 4i0 11.62 ISO 728 s-, ...:- 23.76 S•J .;~9 , <C 11.53 1"' --· 853 2.!.4S -·- v- t.::,~

92 277 -!25 12.1~ 1e3 771 Oii 2.! c.t:

S.! .:.::> .!~3 12.~ 1 192 737 SSG 25.3.! S5 .30:3 ',-

__ , 12.57 1SC 2C~ ~Q3 25.27

9~ .1(""\• ~55 ·?c. 200 220 c-- 25 . .0:0 ~·..J.

l ___ ., -.::.I iC8 ~•a ..;::.3' i3.20 20~ eJ5 c·-_-.o 25.93 .;.cz , . --•c ~75 t.::.~s 2C3 853 a~·

-~ ..... 27.-!S iC.!. ~25 0::.3~ 212 -~o a~- 27 .S3 13.73 c:::_ _oJ

iC:3 215 e·- 1.00i 23.5 ~ ~.::5 .~ '::J iJ.~2 ~--

tC3 ~~J 502 1, ~- 220 S02 1,020 2s.o.: .... -''.:

i 10 ~5 i 224 S13 1,033 ~':) --511 i .;_52 t,_,:;t

1 12 .. - ::21 223 a-- 1.057 3·J. iO -..:::':1 1 ~ .ta _.!:: 11 ~ /-- .s.::o 15.C5 2"? 951 1.075 .::o.c2

-:;;/

1 1a 2.35 c.-- 1.09.! J 1.15 • ,-- 5.:.0 13.31 _':'.:. -to i 13 .~.

=~~ . - ..... -· - - - - - - - - - - - - . . -,

".;., I.:::.:~ l~::i:-. ~:.j;·;i i2Q .!S2 Ur.::.:<viskcsi~::s I

--- 15.::.! rncn~c;;; r.~ k~:'l f.;.ktor Ce:-iio,-ut :

122 sea 5~7 15.10 12.! 503 577 15.3! -, r-•• = 4. iO V" "· 125 517 5C5 . ~ ~., , o.::;_. su = ~.635 v·· "· 123 525 5~5 i5.SO E = '132 vx.. 130 c-, _ _, ... 605 17.15 :22 5~1 .;t.: 1 7 .!?

GJmbJr 2 8

TA8EL KONVERSI V!SKOSITAS

Tabe l 0 Kare l asi sa tuan vis~.:asi tas . \.J . •

Page 87: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

>t·R!'.cornrnervi a fior." ore f.:x­oi!:, h.J .. , .. ,.'J a moximum vi~.cr:Y..:tyif 2.1S S.S.U. at lO:J•f. co~roling at lempcr:J'ur"..;. ~tween ~~·F ,_; ···•r r,:. . ari' :;;!J r.

FJC. :!2. Nomo~r"i.::: ciu!"t ror iind::1~ r~ ..... ::::l[n.:icic:s Pl. rir~ :~a tu:,.~ at rc.:ornmc.ndcd flow ''I:IC".::itics. (C,ur!n_r c>_( Vidrr_r, [,,c.)

~::apasi tas a l iran fluida pada kecepatannya. •

Page 88: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

Wall Inside I Ou rs1de I Wall I I ns1de Out:ll1t! Wall Inside

I Outside

I Wall I lns1de

thickness d;am~rer diJml?rer

I rh1ckn.,ss I diamerer dia:n~ter thickness diarnerer diam~rer rn ,cJc "ess I diarnt!'ter

t(irl.) d.(in.) i cL( i11.l [( 111.) d.(lll.) d.:lfl.) I t(in.) d.(in.l I d.(in.) t(Jn.) I cJ.(in.l

0.028 0.069

I I

I 0.035 I 0.430 I

] I 0.049 0.077 1.!. I 0.120 I 1.010 " a

I " ! 0.032 0.061 0.042 j 0.416 0.058 0.759 ··--

I I 0.035 0.055 0.049

I 0.402 J 0.065 0. 745 11 0.065 i :.:::<.

0.12351

0.058 0.384

I 0.072 0.731 0.072

I l.J=ti

0.032 0.065 0.370 0.083

I 0.709 0.083 i.-234

0.035 I 0.353 1.Ji0 0.1175 0.072 I

I 0.005 0.685 0.005 0.083 I 0.33-1 0.109 0.557 0.109 1.232

0.035 I

I 0.120 i 1.260 0.180

I I I I 0.0'\2 O.t\3G ~ 0.035 0.555 J 0.049 0.902 I I 0.049 0.152

~ I 0.042 I 0.5.: I 0.058 0.884 11 I 0.065 1.670 '

I I 4

0.053 0.134 0.049 i . 0.527 I 0.065 0.870 0.072 1.506 0.065 0.120 0.058 I 0.500 0.072 0.856 0.083 1.584

0.065 ; 0.495 0.083 0.834 0.095 1.560 0.035 0.2425 0.072 I 0.481 0.095 0.810 0.109 1.532 0.042 0.2285 0.083 I 0.459. 0.109'"' 0.782 0.120 1.510 0.049 0.2145 0.095 I 0.435 .. 0.120 0.760 I 0. i34 1.482 0:058 0.1965

I !

I 0.065 0.1825 ~

I 0.049 0.652 1.'. 0.049 1.152 2 0.065 1.870

4

I 0.072 1.855 0.058 0.634 0.058 1.134

0.035 0.305 0.0135 0.620 0.065 1.120 0.083 L8J4 0.042 0.201. I 0.072 I 0.606 0.072 1.106 I 0.095 1.810 0.049 0.277 0.083 ! 0.58<~ 0.083 1.084 I 0.109 1.732 0.058 0.259 I 0.095 0.560 0.095 1.060 ·I 0.120 I

i. 760 0.065 0.245· 0.109 I 0.532 0.109 1.032 o/ 0.134 1.7J2

I I

v

.. ''I .

Basic dimensions for commercially available tubing (courtesy of Mobil Oil). l • I

Tabel 10. Ukuran pipa. baja untuk. sistim t1'!drolik.

Page 89: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

..

\

TASEl PEMILIHAN SHANG UNTUK SEABAGAI TEKANAN

Ukuran I. M engguna kan se· 2. Menggunak.tn se· 3. Menggunakan s,. selang dalam lanq anyaman kawal lang any a man ltawat lang kawa 1 spiral bi· • lOCh

I .. 4 3.. -8 1 .. -2

5 ..

8 3 ..

I"

1_!_ .. 4

!]_ .. 2

2"

tunggol. bila te:..an g.1nd~ bila tekanan Ia tekanan kerja sis an kerja sistemnya. I kerja sistemnya. temnya.

I

3000 psi {200 bad I 5000 psi (345 bad -2250 jlsi { 150 bad 4000 psi (275 bad 5000 psi (34 5 bar)

2000 psi ( 140 bar) 3500 psi (240 barl 4000 psi !275 bar) {d,Janrutkan pada halaman 1501

f!an1uran}

1750 psi ( 120 bar) 2750 psi (190 bad

JSOOpsi (100bad 2250 psi (150 bad 3000 psi {200 bar)

BOO psi { 55 bar) 1875 psi (130barl 3000 psi {200 bar) . 1-

600 psi { 40 barl 1625 psi {112 bad 3000 psi {200 bad

500 psi ( 3 5 bar) 1250 psi ( 85 bad 3000 psi (200 bad ., 350 psi ( 25 bar) 1125 psi { 77 bar} 2500 psi { 170 bad

Tabel 11. Jenis-jenis pipa fleksibel.

MlliK PERPUSTAKAAN

INSTITUT TEKNO'.OGI

SE.PULUH - NOPEMBER

Page 90: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

-:;;:,--;-j J ~ -i 70 -;'.~~~--! l·liJ J 17!j 210 ---r-s;- ----PSI 500 1,000 1.000 I 1,500 3,000

·Pump cl;,ssific:Jtiuns

Or1cript•on Prcuure Output flow {kgl/cm 1 ) IVmin)

Gt~r pumo• 10- 175 7 - 570 --·---------- -------VJniJ IJYIUJH :'ll - 175 '2 - 950

--·--·-··- -- -· --··-- ---·· . ·- -·-· ··-·- . --·- ··- ·--- ---AAI.:JI Pl\101\ ilUIIlfU 70 - J!.O 2 -1,700.

!----·---·-----~ . n~oial piuon pumps 50- 250 20 - 700

~-· ' ,'_,.-- r

' kgl/cm 1 • 14.2::1:1 PSI 1 PSI • 0.070J kgl/cm 1

245 no :liS 3~C -J,SOQ 4,000 4,500 5.000

MaK, IO!JIOI\!1 tPftd Ovorall •tfic:ictncy {rprnl !X. I

1 ,800 - 7.000 I 75-90

700- 1,800 75- !lO -- --·····-- ---- ·---600 - G,OOO cs- ~s

'2.000- <1,000 80- 92

L r·

TABEL :12. KLASIFIKASI POMPA HIDROLIS

Page 91: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

. ·JELL-HS·i .OIL Minynk lliurolik yang mcmpunyai kandungan anti wear yang slckli! dcngan tambahan addi.tivo lain, sehlngga mampu mohgurangl keausan, moncegah pombentukan busa;

rnoncug;1h pornlJcnlukan deposit, sorta rncrnpunyal daya proteksi yang baik tcrhadap

pengkai'atan. Oiproduksi dalam 4 iSO (International Standard Organisation) Viscosity

Gr.:.H.lo mulai dari ISO VG 32 sampa'i !SO VG .JQO 'yang marupakan kckentalat1 umum untuk miP.yak hidrolik di iklim lropik .

\

Penggunaan: {

Oisamping sebagai media hidrolik, juga dipakai untuk melumasi sistem sirku~asii;ba.ntafan pelor dan rodagigi tertutup, akan tetapi lidak dianjurkan untuk meiumasi mesin tur1bin.

Tidak cocok untuk bagian·bagian mesin yang dilapisi dengar' perak.

ISO Viscosity Grade 32 46 68 100·

Specific Gravity, 15/4 ·c 0.8790 0.87 47 0.8801 0.8851

Viscosity Kinematic, eSt at: 100" F 34.54 .. 50.33 75.90 112.50

210"F 5.70. 7.25. 9.30' 1.1.92

40"C 31.95 45.81, . . 67.80 99.60

100"C 5.58 ' 7.03 9.12 11.'64

Viscosity Index 110 112.5 107 103

Colour, ASTM L 1.0 L 1.0 1.0 L 1.5 ·

Flash Polnt, COG, ·c 174 ·220 232 250

Pour Point, ·c -33 -30 -:30 -24

·~

TABEL14. ffilnYAK HIDROLIK

..

Page 92: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

. '

:.\ ... 1 1~ydraulic siJ~eerings, . _,.... . . ··----~-··---------------··----·--------~~----

~~:~~.-:r......_.~·~'"-""-T...tlo44..~--u~:.. .. :::::ux•c;. ... s;::arrs earr·~AO'SZ~. a'! t & '44·bri!! wq i¥: ;:;gm *' "t; --·· ----· ··- · ···- ··-·····-----··--·-·--·-LJ_ ·- ______ L.J --------------------·

for commercial craft 11/Jf 360- MT 550- !'liT BOO- fVIT 1160 and MT 1550

----··- ··-- ··---

KC J(A wi til s.s. rim

Available For single and dual station

M.tt fOf'Cl\fl!' .1( .1 n• } .. , \I Uut I \W \fJIIU S J~ Plml"tW lirt~UU

fUtJt.Jrr :tnqtr I;W•11t.lli".J tl,/8 IC.IU\.1

th1ml~t of ptUOf\\ S

lllf'Of rrv' ofUtf'fft"J

'"

TatJ<?l

784• fin I tOOJ •qnu

IS181 ft.I0\1

1

II 7

ttJ80_t4mt111,.0 kgou 1~10\ llmt1Sl0 kqnu

181901Clt>'ll l!liiii.IIIU

1

, ~~~---------··~~~~4~------·-

\/e t:Ll'S \ •

Page 93: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

.. He fcrcnce: P/i-l 190-000G

ISSUE: NO. 1 und NO~ 2 Ui·l IULOCK No vemt.Je r I 85

Til(~ uniiJlod~; a1·c !Jyul·Juhc man"ifulds \·tl1ich incor·pot·Jtc a11 the ncceSSJl-.:; cunqHlltl!IIL:; Lo interface electric stecr-inu controls to hydruulic steering ucar:;. Tl1c ·input oil to tllese mJnifuld:; is c..Jclivcred l>y an electric 1110lu1· ur an cn~rinc driven pump. 1·/lten LIJe pu111p is driven by an electric 111uLur, Ll1c entire lllcJ.nifold is usually JWe plumbed and mounted directly lo Llll.! putnpsc(:. The Jnunifold contuin:; the fpllm·tinu equiplllcllL

1) Inlet f-ilter

:~) 1\Jju:.;tablc flo1·1 cont1·ol vulve ., ) ·' I] )

!I) \

(j)

:Jyslc111 relief valve

:.;_olcrw·id opc1·ated 4-I·IJY dirccl"ional control V'~lvc

Out l t~ l :;hu t-o I' f VJ 1 vcs.

Outlet filters

[ITC:IINIC/\1. SP[\.IFTC/\TIONS- lJNiflLOCK NO. I

1\:,:,ctubly Nutnl>c1· 400-0068 '100-0069 '100-0070· Vull<t~JC DC "io: I . 12 1 24 l__2z lnput flov1 l!IJ>:imunt" (U.S. GJllons/Hin) I~ l.l I 1.1 I

I OuLptll flo1·1 lllilXimum to steer-ing ilctuutcr 1 a. s s · ·

1 (U.S. Gull6ns/t·1 in) tJ. 55 0. 55. ---· I

r·t,u iunn11 ~;ys tc11t pressure (psi) 1450 1450 1450 f· -

27 27 tll!L \·It~ i ~~" t ( iiJs) 27 I

1 TrcmtiCJ\L SPECIFICATIONS - UNICLOCK ~m. ?.

- I 1100-0080 I 11Q0-008l 1100-0082 /\:; :; t:tlll} ly Nuntuct·

VolLll~JC ~)C -;.·

-12 21\ I 32

lnpuL fl 01·/ llll.ll: i l&lUIII (u.s. G.:lll ons/l·lin) I 3.0 3.0 3.0

Oul:pu L fl Ol'i Lo :; tee r·i ng a c tua tor (U.S . Gal Jrl'i n) 1.5 1.5 .1. 5

l·l.t ~: ·j IIlli Ill :;y:;Lcm pressure (psi ) lt1SO 11150 11150

!'It: l l-lt.:i ~/ill ( llJ:; } 31 31 Jl 1.------ .. •

T.lbel 16. Un1btoc~ (W.:.c;ner-) •

Page 94: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

- - - • ~ " I II

I: ________ --t------- ---- -- ~ -~ _\_, __ L __ ~-~~-- __ I' __ _:1.:._1 r-~-r ,.

: ' ~

I •. u V II --~-~ --... ----·-----~ ...

~~~I :_'"lr: I~· R

11.1 J ·I·~ J ) 1 l ~ 4 I l t i. Iii I. I~ 0- so 0. )S I. 00 8 l" , . 1 ) ·~ lA

l .JSO .UJ, Jib 3!6 1ii )~j­

(89 I J.S (09)

--- ------ -·

1 'J. 10.-'l.~ 110- l~utJuu ! 1

(146) (56) (20) (44.4) (12.1) (9.6) (34.0) IIPI \ 110- l. ~

lA Hl'l (I~ .OS I ( 11.1)) ( 81) (Ill) (Ill)

i 34 J. Z4 9 C..44 2.09 4 .108 ~! a ( O.IUU ~.II I

Sq. Key

UO · IUlll>IJI 4 ( 95 l (ll2. Sl) ( 11.2) (53. I)

--~·---·---·---· ---·----·----1---J.-------1---l II

10 --- ,_

b t. i I i 106.31) (I lO)

( 102) 00-ICQ[HI/ '~I 0- S

" >llu• 6 (65} I \d0-8 l ~ 6 I 1110·9 (lOll (19)

l"liU- II

--·-------.

I --/

tl

CJJTL E"T

I ll l2

(H)

2. 66

(6:. s I

0. so

(I Z.l)

·- 4

8 ----··- ·-· ~

INLET

,.., j-

! -,--~~~-=-ru; ~- 1 I

I I I I 1

:-~-1 L:~--1~

.16

( 4 .0)

~---..

s Iii

( 4 I)

R UIA~

)'

4

liP

, .. . ) so

l<l'l ( 19. OS)

-~'---

5

--1- - --- --r-

IU

.032 5 5 J 20 4

tl 4 16 2 fb

20 0 .IOU I Oll · IUu:·u~

)) ). 249 0.44 1.09 4.160 I ;r .sa '

UO · IO•JlitH

00 ·I Ollt!UI• ('I. I J) (117 ) ( 110 l (55 l 18 ( 102)

4 ,II) OO-I01hJ01 ( 9 s) {oz. 52) ( 11.2) { SJ.1) ( 106 .JI) (I Jtl) I

10 S4. Key UO • IOUJU:J

-~~ISSl.Q.Iol ... Pun•p suction and speed should ~e PUt!P RPH R.:.IIGi_

/ related 10 that va_cuwn at pun•p Inlet 00 IIOT OP(it.\1[ l'IJIIP OV(H does not e.ceed 6'' of mercury ~cr 1600 MPK, Olll(RIIIH HRIUU~

, petroleum oil, J"' lor synthetic fluid. OAH.\G£ lilll OCCUR.

I, II !'

) 11 I I} 2 !I II 'I :,

I

I 1>- - /r--- FLU I OS PEIUH ss I Ol [ IIIII. R£(01~· ~~(() 0111, ( ~~·( ( 0 I/ // --------- IS 600 RPtl. l'lJIW IV<! ~ · Petroleum 011 with vl~castty ron•Jing OP(Ul[ AS LOll AS ·150 Ri'll .1~ (((~:'\ ce(liccn-TSO-)SU •nd ?5USSU •t IOO'F 8\Jl fULL OIL fLO~ IS 11111

~ ~(lb X Is recon11>i!nded. OOIAIII(D Ulllll PU:if• i<(/d.i<li \,'- . --- ---11;\/j 600 Rl'tl.

,, ~' V SllflfT ROT AT 101! 11011_1'

\'---1,-. J ''"'" '" '"'"""' """'"'" '" '"" '"" "' '""""""" I /.ll OJtt(ttSIOliS Ill ll<Ctll I ("'l \_lL_.., rl9hl hand or cloOw1se rotHton NIO SlRVICII<C. I

as viewed. from the shall end.

Fll I RATIO/I ----~--- .. - --1 O(IAII. O<'(•u.-110.. ~~~ .. ~

U For mulonuu1 ovenll efficiency and 21-/0LES FOil service lIre, fll tr•t ton of 25 tile ran .\.-...(

/.iCX.KVTJ.';G 4or less Is recontnended. ~AGNER ENGINJ~EHI NG I:J'l: flU I OS 1 UIP£1LA fUn£ -- •. .

--- ~OGOSliC"'l.'-Cl . ..O"Itty,u~COll"l" DC C•r••O.o ·•~·~-; llydrJullc oil mull not exceed 160"f ( 71 ·c) alhcndse IHiout dano•9e wtll occur. Q; l'ulley and Oel t Type

u,,....,,,,,.,.,,, of ~ARIH{ hrOJIIAUt/C JfflAfNO 01.-A.S '"'"' ~VIO~••Ir(,." ,,, (,::

11:u ';' N ~ --- ~ . Q J I I 1: . ' t I. __ j__ -- --

I I I I I t I J

:I I ~l- I.IR OL£ED R ; HI n I n•Uin P u II e y 0 I~ noc t c r I-\ODEL VllO l V2l0 PUI\PS OVEftAl.l. DllifW.IO::~ II. I'. ; ~t 1000 psi & 1000 RPI'\

I J I-··------

-11-o llr.c. llli1 may be accor.;llshcd bt VZIO ~erie!: 10 lbs. (0.2 19)

,\t tk.-, of flnt 1tartln9, I( the 11 11 1 1 t """"' 10' 11 IICAU \QUO It 110 pvo·n don nol lnn•edl•l<lr prime, Jlr -~-~-!L~ ,-:(£_ __ APf:;:IUdl --- --------; ,;·\· ... lho•;ld t•c bled from pump delivery YIIO _series; B lb1. (3.6 k~) iilvos>Ott ~>OilS OllA'I'flll-. /,) ''~c • 1 l~ulcotlnv • con11cctlon In llu: delivery ' 0 _ 232S 1.)( ,

'------------------------~--------------------------~l~n·~I~IC~J~l~l~n~9~P~un~·P~h~l~l~p~r~l[.~,~~o~.~---------------------------------------------l_-----------------------------line close to the pvmpuntll_~ll .llows, -----~~- _ ~.

JABELJ7. UAOf-'PUffiP ~

Page 95: KEMUDI PADA KAPAL CARAKA JAYA III - ITS Repository

0 f\,.u.,r,:(() l(!tltro( ftG-1 J ;"~ ·-·IJ •.:!..'" rt.uor.tu rrr, .. • ... oot"oo 1\CJioot f,·..:;:( J

.'LL

Fig. 2.7 Resistance coefficients for ellbows

0

"

Fig. 2.8

; .. _ ....

0'~01-tO~•« 'U\IWi'

·<D ,,~ .. ,.o , •. t Y4(¥(

(~) IOQt U\Y(

(.,•• , .........

• Resistance coefficieuts for valves :11ul slr:tiuer:

Tabel 18. Koefisien tahanan pada pipa.