Analisa Steering kemudi

download Analisa Steering kemudi

of 4

Transcript of Analisa Steering kemudi

  • 7/21/2019 Analisa Steering kemudi

    1/4

    1

    AbstrakSistem steering merupakan salah satu hal yang pentingpada kendaraan saat berbelok. Sistem kemudi merupakan sistem

    yang berfungsi mengatur arah mobil untuk meningkatkan

    keamanan dan kenyamanan saat berkendara. Dalam hal in i sistem

    kemudi har us dapat membelokkan roda sehingga titi k putar semua

    roda dapat berada pada satu titi k. Hal i ni sangat penting untuk

    memin imalkan besarnya steering error pada saat melakukan gerak

    belok. Adapun acuan yang harus dimiliki sebuah kendaraan

    adalah yang memenuhi pri nsip gerak belok i deal ackerman. Dalam

    hal i ni kondisi gerak belok ideal ackerman sangat sul it tercapai

    pada saat kendaraan berbelok ki ri maupun kanan. Salah satu cara

    yang dapat dilakukan untuk mendekati gerak belok ideal adalahdengan melakukan anali sa kinematik tiap li nk steering

    Pada tugas akhi r i ni dil akukan anali sa secara kinematis spatial

    untuk sistem kemudi rack and pini on pada mobil . Dari analisa

    ki nematis ini didapatkan besarnya steering err or yang terj adi pada

    sistem kemudi. Steeri ng err or i tu sendir i bisa didapatkan pada

    penempatan r ack and pin ion, panjang tie rod serta besarnya sudut

    steering arm yang terbentuk. Dengan mengabaikan besarnya sudut

    kingpin dan pengaruh suspensi maka sistem kemudi ini

    dimodelkan dalam bentuk anali sa spatial untuk mendapatkan hasil

    dan data yang lebih baik dari perhitungan sebelumnya yang

    menggunakan kinematis planar. Sebagai tambahan dalam analisa

    in i j uga dapat membantu untuk meredisign chasis dan kabin pada

    kendaraan mul tiguna pedesaan in i.

    Perhit ungan dari analisa kinematis spatial in i mendapatkan nil ai

    dari steering err or min imum aki bat dari var iasi penempatan rack,

    perubahan sudut steeri ng arm serta pengaruh camber 10dan caster

    pada roda kemudi .

    .Kata Kunci : Ackerman, Rack and Pinion, Steeri ng Arm, Steeri ng

    li nkage, Tie rod

    I.

    PENDAHULUAN

    ndonesia yang merupakan negara berkembang saat ini

    sedang mencoba mengembangkan teknologi otomotifnyamelalui PT. INKA (Industri Kereta Api) dengan

    meluncurkan sebuah mobil dalam segmen micro car yang

    bernama GEA yang merupakan kependekan dari Gulirkan

    Energi Alternatif. Seiring dengan perkembangan teknologi

    tersebut banyak hal yang harus ditinjau untuk mengedepankan

    faktor keamanan dan kenyamanan. Meninjau dari faktor

    keamanan, penelitian dilakukan dengan mengamati sistem

    kemudi pada kendaraan ini. Sistem kemudi ini merupakan

    salah satu sistem yang terdapat pada chasis kendaraan yang

    berfungsi untuk merubah arah kendaraan dan laju kendaraan.

    Perubahan arah ini dilakukan dengan membelokkan roda-roda

    depan kendaraan dan menjaga agar posisi tetap stabil. Cara

    kerjanya adalah saat roda-roda kemudi (steering wheel) di

    gerakkan atau diputar, kolom kemudi (steering colomn)

    kemudian meneruskan putaran ke putaran roda gigi kemudi

    (steering gear). Steering gear ini berfungsi untuk meperbesar

    momen putar sehingga menghasilkan tenaga yang lebih besar

    untuk menggerakkan roda depan melalui sambungan-

    sambungan kemudi (steering linkage). Pada saat sudut belokyang diberikan pengemudi terhadap kemudinya sama dengan

    sudut yang dialami kendaraan, maka kondisi ini ideal atau

    ackerman. Dalam hal ril ternyata kondisi ini sangat sulit

    ditemukan, karena untuk mendapatkan kondisi ideal atau

    ackerman kendaraan harus berada dalam kecepatan yang

    sangat rendah.

    Jenis sistem kemudi itu sendiri sampai sekarang ini

    dibedakan menjadi sistem kemudi manual dan sistem kemudi

    power steering. Sistem kemudi manual itu sendiri juga

    mempunyai model recirculating ball dan model rack and

    pinion. Model recirculating ball biasanya digunakan pada

    kendaraan dengan tipe ukuran penumpang menengah sampai

    besar serta pada kendaraan komersil. Tipe rack and pinion

    lebih banyak digunakan untuk kendaraan dengan ukuran

    penumpang kecil sampai menengah. Dalam tugas akhir ini,

    dilakukan analisa pada tipe sistem kemudi manual yang

    menggunakan tipe rack and pinion. Tipe ini dipilih karena

    mempunyai konstruksi ringan dan sederhana serta pemindahan

    momen relatif lebih baik sehingga lebih ringan digunakan

    dibandingkan dengan tipe recirculating ball.

    II. METODOLOGIPENELITIAN

    Pada penyusunan Tugas Akhir ini prosedur penelitian

    dilakukan dalam tiga tahap. Tahap awal dari penelitian ini

    adalah melakukan analisa-analisa dengan sumber studi

    literatur terhadap buku, jurnal, dan penelitian terdahulu

    tentangsteering systempada sebuah mobil

    Tahap yang kedua adalah penentuan jenis mobil yang

    akan dijadikan obyek penelitian. Kendaraan yang akan

    dianalisa dalam penelitian kali ini adalah kendaraan perkotaan

    produksi dalam negeri yaitu mobil GEA(Gulirkan Energi

    Alternatif) produksi PT. INKA.

    ANALISA KINEMATIK SPATIAL UNTUK RACK AND PINION PADAKENDARAAN MULTIGUNA PEDESAAN (GEA)

    Michael P.O.F. Manalu dan Unggul Wasiwitono

    Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111E-mail: [email protected]

    I

  • 7/21/2019 Analisa Steering kemudi

    2/4

    2

    Steering armTie Rod

    RACK AND PINIONTie Rod

    Wheel Axis

    h

    l

    Camber

    WHEEL

    r

    Pada tahap selanjutnya atau tahap terakhir ini setelah

    didapatkan data spesifikasi dari GEA dilakukan analisa

    kinematiksteeringpada kendaraan tersebut. Analisa kinematik

    dilakukan dengan pemodelan sistem kemudi sebagai model

    spatial. Pemodelan ini melakukan variasi terhadap penempatan

    rack, perubahan sudut steering arm serta menambahkan

    pengaruh camber10dan caster.

    III.

    HASILPENELITIAN

    A. Steeri ng Geometry

    Sebagai langkah awal untuk pembuatan penelitian ini adalah

    memasukkan input dan output. Input yang dimasukkan dalam

    analisa kinematis ini berasal dari data-data pemodelan berupa:

    1. Panjang Tie rod : 36.5 cm

    2.

    Panjang Steering arm : 12.6 cm

    3. Panjang rack and pinion : 64.5 cm

    4. Sudutsteering arm : 109,180

    Hasil data yang diambil dari objek penelitian akan dilakukan

    analisa kinematis secara spatial dan akan mendapatkan output

    yang berupa besarnyasteering erroryang dihasilkan dari data

    awal spesifikasi sistem kemudi.

    Gambar 1. Hubungan sudut pada saat ackerman

    Dalam mendapatkan kondisi dimana ban dalam

    keadaan rolling sempurna dan keausan ban dapat dikurangi

    kendaraan harus dapat mendekati keadaan ackerman. Pada

    gambar 1. digambarkan ketika kendaraan kendaraan melaju

    dengan kecepatan yang sangat rendah. Titik pusat dari roda

    akan bertemu pada satu titik O[1] dan hubungan antara

    sudut luar roda o dan sudut dalam roda iberdasarkan prinsip

    ackerman[2] dituliskan sebagai berikut :

    oA = tan-1

    (1)

    Tujuan dari analisa kinematik planar ini adalah untukmengetahui dimensi dari steering linkagedan untuk mencari

    penempatan rack and pinionagar mendapatkan hargasteering

    erroryang minimum. Steering errormerupakan selisih antara

    sudut outer roda depan dengan sudut outer aktual. Untuk

    perumusan nya dapat dituliskan sebagai berikut :

    SE = |oA- 0| (2)

    Sudut ldan r merupakan sudutsteering armyang terbentuk

    akibat pergerakan belok pada roda depan, dengan

    mengkondisikan roda lurus maka l = r= 0. Sedangkan sudut

    steering arm nya menjadi l0 dan r0 , sehingga didapatkan

    hubungan menjadi :

    l = l - lo (3)

    r = r - r0

    B. Analisa Spatial

    Dengan mengasumsi kendaraan berbelok ke kiri maka

    l=i dan r=o serta hubungan antara l dan rditunjukkanoleh gambar 2. Pada gambar terlihat bahwa besarnya steering

    error meningkat ketika dilakukan penambahan sudut putar

    pada roda. Dalam hasil perhitungan sebelumnya[3] didapatkan

    bahwa besarsteering erroryang terjadi berada pada 4.50

    Gambar 2. Perbandingan antara sudut aktual roda dengan

    sudut Ackerman roda dan steering error

    Pada perhitungan kinematis planar perbandingan antara sudut

    inner pada roda (r ) dan sudut outer (l) secara aktual, tren

    grafik yang ditunjukkan mendekati tren linear. Untuk

    pemodelan kinematis yang sama dilakukan perhitungan secara

    kinematis spatial untuk melihat tren grafik yang terjadi pada

    sudut aktual roda tersebut.

    Gambar 3. Pemodelan Steer ing System

    Dari gambar 3. Pemodelan spatial dilakukan dengan

    menggunakan software kinematik dimana steering arm

    dihubungkan dengan revolute joint dan menggunakan ball

    joint sebagai penghubung ke tie rod. Rack and pinion itu

    sendiri dimodelkan dengan bentuk perismatik dandihubungkan dengan tie rod menggunakan ball joint.

    Perhitungan untuk sudut aktual pada roda dilakukan dengan

    persamaan (3). Simulasi yang dilakukan dengan memasukkan

    input berupa force (gaya) untuk waktu dengan range 0 - 0.4

    sec sehingga mendapatkan sudut belok yang diinginkan yaitu

    sebesar 300. Nilai output yang didapatkan berupa sudut yang

    pada steering armdan perhitungan untuk mendapatkan sudut

    aktual pada roda menggunakan persamaan (3). Nilai lo dan

    r0merupakan sudut awal padasteering arm, sementara untuk

  • 7/21/2019 Analisa Steering kemudi

    3/4

    3

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    0 10 20 30 40

    l

    r

    aktual

    ackerman

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0 10 20 30 40

    Steering

    error(SE)-

    degree

    r (degree)

    Steering Error Spatial Vs Planar

    Spatial

    Planar

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0 10 20 30 40

    Steering

    error(SE)-

    degree

    r (degree)

    Steering Error (sumbu "y")

    (+) 5 cm

    (+) 4 cm

    (+) 3 cm

    (+) 2 cm

    (+) 1 cm

    (-) 1 cm

    (-) 2 cm

    (-) 3 cm

    (-) 4 cm

    (-) 5 cm

    posisi awal

    0

    1

    2

    3

    4

    0 5 10 15 20 25 30 35

    Steering

    error(SE)-

    degree

    r (degree)

    SE dengan penempatan rack (sumbu "Z")(+) 1 cm

    (+) 2 cm

    (+) 3 cm

    (+) 4 cm

    (+) 5 cm

    (-) 1 cm

    (-) 2 cm

    (-) 3 cm

    (-) 4 cm

    (-) 5 cm

    posisi

    awal

    ldan rmerupakan sudutsteering arm yang terbentuk akibat

    dari force untuk range waktu 0 0.4 sec. Hasil yang

    didapatkan akan membentuk sudut aktual dan sudut ackerman

    dimana selisihnya merupakan nilai daristeering error.

    C. Steering Error

    Berdasarkan pengambilan pada kendaraan, maka untuk

    menganalisa steering error yang terjadi dapat dilakukandengan persamaan (2). Perhitungan error ini dapat dilakukan

    dengan mengasumsikan kendaraaan berbelok ke kanan

    sehingga didapatkan persamaan pada roda adalah l= odan

    r = i. Hubungan dari o dengan i aktual dibandingkan

    dengan sudut belok ideal yang sesuai dengan prinsip

    ackermanyang ditunjukkan pada gambar 4. di bawah ini.

    Gambar 4. perbandingan sudut aktual dengan sudut ackerman pada

    kondisi kendaraan belok kanan

    Gambar 4. Menunjukkan tren line grafik yang menunjukkan

    sudut belok yang dihasilkan oleh sistem kemudi secara aktual

    dengan sudut belok ideal yang didapatkan dari prinsip

    ackerman. Selisih dari sudut belok tersebut adalah steeringerror.

    Gambar 5. Steering err orpada kondisi belok kanan

    Gambar 5. menunjukkan bahwa sistem kemudi mempunyai

    steering error pada saat kendaraan berbelok. Hal ini

    ditunjukkan pada grafik perbandingan antara sudut belok yang

    dihasilkan roda bagian luar dan roda bagian dalam secara

    aktual dengan prinsip gerak belok ideal ackerman. Dari

    perhitungan kinematik spatial diketahui bahwa besarnya

    steering error yang terjadi pada sistem kemudi sebesar

    2.70410. Pada penelitian sebelumnya, dengan analisa planar

    untuk dimensi yang sama dengan posisi tinggi rack14,7 cm di

    dapat nilaisteering error yaitu 4,50. Hal yang menyebabkan

    perbedaan ini disebabkan tingkat ketelitian pada saat

    perhitungan

    D.

    Steeri ng error dengan variasi h

    Gambar 6. Steering err or akibat variasi perpindahan rack ke arah

    sumbu y

    Pada gambar 6 terlihat bahwa adanya pengaruh variasi

    ketinggian terhadapsteering error. Dari analisa perhitungan di

    atas terlihat bahwa steering erroryang paling kecil pada saat

    posisi rackditurunkan sejauh 5 cm dari posisi semula. Dengan

    demikian maka posisi yang tepat untuk posisi rack berada

    pada ketinggian 9.7 cm. Penurunan racksejauh 5 cm tersebut

    membuat pengurangan dimensi panjang pada tie roddari 36.5

    cm menjadi 36.456 cm dan memiliki nilai steering error

    sebesar 0.79740.

    Gambar 7. Steering errorakibat variasi perpindahan rackke arah

    sumbu z

    Gambar 7 menunjukkan bahwa steering error yang

    terjadi dari perpindahan rack terhadap sumbu z ini

    memberikan pengaruh yang kecil. Hal ini terlihat perbedaan

    yang signifikan jika steering error ini dibandingkan dengan

  • 7/21/2019 Analisa Steering kemudi

    4/4

    4

    0.0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    1.2

    1.4

    1.6

    0 10 20 30 40

    Steerirng

    Error(SE)

    r (degree)

    SE variasi sudut(-) 5 derajat

    (-) 4 derajat

    (-) 3 derajat

    (-) 2 derajat

    (-) 1 derajat

    (+) 1 derajat

    (+) 2 derajat

    (+) 3 derajat

    (+) 4 derajat

    (+) 5 derajat

    Posisi awal

    0.0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0 5 10 15 20 25 30

    Steerirng

    Error(SE)

    r (degree

    Pengaruh camber 10, caster terhadap steering error

    Chamber

    (+) 1 cm

    (+) 2 cm

    (+) 3 cm

    posisi rack

    minimum

    steering error dengan variasi terhadap sumbu Y. Variasi

    penempatan rack terhadap sumbu Z ini memberikan

    steering errorminimum dengan menempatkan ke arah positif

    sebesar 5 cm dengan nilai steering error yang diberikan

    adalah 2.92380. Perubahan dimensi pada tie rod ini sebesar

    36,748 cm.

    Gambar 8. Steering error akibat variasi perubahan sudut steering arm

    terhadap penempatan rack

    Dari gambar 8 menampilkan variasi steering error yang

    terjadi akibat perubahan sudut pada steering arm. Dari variasi

    yang dilakukan tentu akan membuat nilai dari dimensi tie rod

    akan bervariasi juga. Dari tren grafik di atas semakin besar

    sudut steering arm maka nilai dari steering error akan

    semakin besar pula. Hal ini terlihat bahwa dengan

    menambahkan 50 terhadap sudut steering arm (l) menjadi

    114.180dan memberikan nilaisteering erroryang paling kecil

    dari variasi tersebut sebesar 0,14680. Memperbesar sudut

    steeringpada armtentu akan memperbesar dari dimensi padapanjang tie rodmenjadi 37.74 cm dimana dapat memberikan

    pengaruh yang besar dari nilai steering error. Bertambah

    panjangnya dimensi pada tie rod akan mempermudah gerak

    belok dari roda depan sehingga nilai minimum dari nilai

    steering errordapat diperoleh.

    Gambar 9. Steering erroruntuk variasi casterdengan sudut camber10

    Gambar 9 menunjukkan bahwa tren grafik untuk posisi 1

    sampai 3 cm berada tepat pada grafik posisi semula. Hal ini

    dikarenakan untuk steering error yang akibat adanya caster

    negatif yang bernilai 1 sampai 3 cm hanya memberikan nilai

    error yang sangat kecil sekali. Dengan demikian dapat

    dikatakan bahwa untuk sistem kemudi yang mempunyai caster

    dan camber tidak memberikan pengaruh yang signifikan

    terhadapsteering error. Jika keadaan ini dibandingkan dengan

    posisi rack yang memberikan nilai steering error minimum

    maka pengaruhnya akan terlihat besar

    IV.

    KESIMPULANDari analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa

    kesimpulan sebagai berikut:

    1.

    Pada analisa kinematis spatial pada sistem

    kemudi ini, jarak rack ke sumbu axis roda (h),

    panjang tie rod(la) sudut steering arm () sudut

    chamberdan posisi ban merupakan faktor yang

    berpengaruh terhadap steering error (SE).

    Penempatan racklebih dekat dengan sumbu axis

    roda menambah panjang tie rod dan

    memperbesar sudut steering arm dapat

    meminimalkansteering eror.

    2.

    Dari hasil variasi h terhadap sudut axis roda

    didapatkan nilaisteering errorminimum sebesar

    0.79000 dengan menghasilkan spesifikasi baru

    sebesar

    Tie rod (lt) = 36.7482 cm

    Jarak rack ke sumbu axis roda (h) =

    9.7 cm

    Maksimum sudut belok rata rata

    roda depan (sudut inner) =

    30.70580

    3.

    Dari hasil variasi h yang memberikan nilai

    Steering error minimum yang divariasikan lagiterhadapsteering armdidapatkan posisisteering

    arm dinaikkan sejauh 5 cm dan mendapatkan

    panjang tie rod 36.55 cm

    4. Pengaruh variasi caster (posisi ban) dengan

    camber 10 memberikan pengaruh yang kecil

    terhadap steering error, akan tetapi pengaruh

    tersebut akan besar jika dibandingkan dengan

    posisi rack yang memberikan nilai error

    minimum.

    DAFTAR PUSAKA

    [1] Sutantra, I. Nyoman, Teknologi Otomotif, Teknik

    Mesin ITS, Surabaya, 1999.

    [2]A.Rahmani Hanzaki,P.V.M. Rao, S.K. Saha,Kinematic

    and Sensitivity Analysis and Optimization of PlanarRack and Pinion Steering Linkages. Mechanism and

    Machine Theory, 44:42-56, 2009

    [3] U.Wasiwitono,A.S Pramono and Yohanes, Kinematic

    Analysis of Rack and pinion Steering System of RuralMulti purpose Vehicle, October 2012