KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

82
Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012 KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

Transcript of KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

Page 1: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

Page 2: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderali

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat

Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2012 telah dapat diselesaikan.

LAKIP mempunyai beberapa fungsi, antara lain: merupakan alat penilai kinerja

secara kuantitatif, sebagai wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unit

organisasi menuju terwujudnya good governance, dan sebagai wujud transparansi

serta pertanggungjawaban kepada masyarakat. Selain itu LAKIP merupakan alat

kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi, tidak

terkecuali di lingkungan Sekretariat Jenderal.

Performance Sekretariat Jenderal diukur atas dasar penilaian capaian terhadap

target indikator kinerja utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan

pencapaian sasaran-sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam

kontrak kinerja Sekretaris Jenderal dengan Menteri Pertanian pada Tahun 2012.

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Sekretariat Jenderal Tahun 2012 disusun

dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan wujud

pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi. Kinerja pada

tahun 2012 akan menjadi tolok ukur untuk peningkatan kinerja Sekretariat

Jenderal di tahun 2013.

Jakarta, Februari 2013Sekretaris Jenderal,

NIP. 19581214 198403 1 002Hari Priyono

Page 3: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderalii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Jenderal Tahun 2012 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014 dan Rencana Kinerja Tahunan 2012 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2012. Penyusunan LAKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2012 ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2012.

LAKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2012 disusun dengan mengacu pada Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 29 Tahun 2010. Laporan ini memuat pencapaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal serta Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014. Pada LAKIP Sekretariat Jenderal ini dijelaskan upaya pertanggungjawaban keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaanprogram/kegiatan Sekretariat Jenderal pada tahun 2012.

Dalam upaya merealisasikan good governance, Sekretariat Jenderal telah melaksanakan berbagai kegiatan dan program, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014.

Visi Sekretariat Jenderal adalah Menjadikan Birokrasi yang Profesional dan Berintegritas serta Memberikan Pelayanan Prima. Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, misi yang harus dilaksanakan adalah: (1) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada aparatur Kementerian Pertanian dan masyarakat; (2) Meningkatkan kualitas perencanaan, penganggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan pembangunan pertanian; (3) Mewujudkan organisasi, ketatalaksanaan dan pelayanan administrasi kepegawaian Kementerian Pertanian yang proporsional, efektif dan efisien; (4) Meningkatkan kualitas peraturan perundang-undangan dan pelayanan informasi publik; (5) Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan perlengkapan serta kearsipan; (6) Meningkatkan kualitas pelayanan ketatausahaan, kerumahtanggaan, hubungan antar lembaga dan protokol serta hubungan masyarakat; (7) Menyusun rumusan kebijakan kerjasama luar negeri pembangunan pertanian dan mensosialisasikan kerjasama luar negeri bidang pertanian; (8) Meningkatkan kualitas data dan mengembangkan sistem informasi pertanian dalam mendukung pembangunan pertanian; (9) Menyelenggarakan pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian yang berkualitas.

Sesuai dengan visi dan misi Sekretariat Jenderal, maka tujuan yang akan dilaksanakan adalah menyelenggarakan manajemen pembangunan pertanian sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola, tata penyelenggaraan dan tata

Page 4: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderaliii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Jenderal Tahun 2012 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014 dan Rencana Kinerja Tahunan 2012 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2012. Penyusunan LAKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2012 ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2012.

LAKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2012 disusun dengan mengacu pada Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 29 Tahun 2010. Laporan ini memuat pencapaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal serta Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014. Pada LAKIP Sekretariat Jenderal ini dijelaskan upaya pertanggungjawaban keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaanprogram/kegiatan Sekretariat Jenderal pada tahun 2012.

Dalam upaya merealisasikan good governance, Sekretariat Jenderal telah melaksanakan berbagai kegiatan dan program, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014.

Visi Sekretariat Jenderal adalah Menjadikan Birokrasi yang Profesional dan Berintegritas serta Memberikan Pelayanan Prima. Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, misi yang harus dilaksanakan adalah: (1) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada aparatur Kementerian Pertanian dan masyarakat; (2) Meningkatkan kualitas perencanaan, penganggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan pembangunan pertanian; (3) Mewujudkan organisasi, ketatalaksanaan dan pelayanan administrasi kepegawaian Kementerian Pertanian yang proporsional, efektif dan efisien; (4) Meningkatkan kualitas peraturan perundang-undangan dan pelayanan informasi publik; (5) Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan perlengkapan serta kearsipan; (6) Meningkatkan kualitas pelayanan ketatausahaan, kerumahtanggaan, hubungan antar lembaga dan protokol serta hubungan masyarakat; (7) Menyusun rumusan kebijakan kerjasama luar negeri pembangunan pertanian dan mensosialisasikan kerjasama luar negeri bidang pertanian; (8) Meningkatkan kualitas data dan mengembangkan sistem informasi pertanian dalam mendukung pembangunan pertanian; (9) Menyelenggarakan pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian yang berkualitas.

Sesuai dengan visi dan misi Sekretariat Jenderal, maka tujuan yang akan dilaksanakan adalah menyelenggarakan manajemen pembangunan pertanian sejalan dengan prinsip-prinsip tata kelola, tata penyelenggaraan dan tata

kewenangan untuk mewujudkan Kementerian Pertanian sebagai organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel. Tujuan umum Sekretariat Jenderal tersebut akan diselenggarakan melalui: (1) Penyusunan perencanaan pembangunan pertanian yang terpadu, berbasis kinerja dan dalam kerangka pembangunan jangka menengah; (2) Pengembangan organisasi yang sesuai dengan beban kerja (right sizing), dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien, serta sumberdaya manusia aparatur pertanian yang berbasis kompetensi; (3) Penerbitan perangkat peraturan perundang-undangan dan pelayanan bantuan hukum bidang pertanian, serta pengelolaan informasi publik Kementerian Pertanian yang dapat melindungi dan menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan pertanian; (4) Penataan dan pengelolaan administrasi keuangan dan perangkat perlengkapan Kementerian Pertanian guna mencapai penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP); (5) Penyelenggaraan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan, hubungan antar lembaga dan protokoler serta pengembangan pelayanan hubungan masyarakat yang dapat mendukung peningkatan efektivitas kinerja organisasi; (6) Penyusunan kebijakan dan pengelolaan administrasi kerjasama luar negeri bidang pertanian yang melindungi kepentingan nasional serta terintegrasi dengan dinamika perubahan lingkungan dan perekonomian global; (7) Pengembangan, penataan dan pengelolaan data dan sistem informasi pertanian yang akurat, konsisten, relevan, terkini dan tepat waktu, serta menerapkan teknologi dan sistem informasi modern; dan (8) Penyelenggaraan pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian yang berkualitas internasional, cepat, tepat, akurat dan akuntabel guna mendukung terwujudnya pertanian tangguh dan dinamis.

Sasaran strategis Sekretariat Jenderal tahun 2012 adalah: (1) tersusunnya dokumen perencanaan kebijakan, anggaran, pemantauan, dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik;(2) Meningkatnya kualitas penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan pengelolaan kepegawaian yang tertib serta tercapainya reformasi birokrasi; (3) Meningkatnya ketersediaan produk hukum dan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, serta informasi publik di bidang pertanian; (4) Terkelolanya keuangan dan perlengkapan secara akuntabel dan transparan serta pengelolaan kearsipan secara tertib; (5) Meningkatnya pelayanan administrasi, perlengkapan yang akuntabel dan transparan, dan terlaksananya pemasyarakatan program pembangunan pertanian dan komunikasi pembangunan pertanian;(6) Meningkatnya intensitas dan kualitas kerjasama luar negeri di bidang pertanian melalui forum bilateral, regional dan multilateral;(7) Meningkatnya kualitas data pertanian; serta (8) Meningkatnya pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian.

Pada tahun 2012, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian mendapatkan total alokasi anggaran sebesar Rp 1.338.418.891.206,- yang bersumber dari Anggaran Pembangunan Belanja Negara (APBN) dengan realisasi anggaran mencapai Rp 1.271.121.817.000,- atau 94,97%.

Secara umum pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam tahun 2012 telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan, bahkan ada sasaran strategis yang memperoleh nilai capaian lebih dari 100 persen. Namun demikian, masih terdapat beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU) yang masih belum

Page 5: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderaliv

mencapai target yang ditentukan. Beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah mencapai target antara lain: (1) Dokumen perencanaan yang dapat dilaksanakan; (2) Dokumen peraturan Perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan; (3) Kualitas layanan informasi publik bidang pertanian; (4) Predikat Indeks Penerapan Nilai-nilai Budaya Kerja; (5) Dokumen di Bidang Organisasi, Ketatalaksanaan dan Reformasi Birokrasi yang dapat dilaksanakan; (6) Pengaduan ketidakpuasan masyarakat atas kinerja Kementerian Pertanian; (7) Tingkat layanan sarana kerja kantor pusat; (8) Realisasi kegiatan kerjasama luar negeri mendukung pembangunan pertanian; (9) Ketersediaan laporan data pertanian dan sistem informasi pertanian; (10) Layanan Perizinan Bidang Pertanian; serta (11) Layanan Pemberian hak perlindungan dan pendaftaran varietas tanaman.

Sedangkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang belum dapat dilaksanakan sesuai target yang ditetapkan antara lain: (1) Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian; (2) Kualitas laporan keuangan; dan (3) Ketersediaan Arsip Dinamis sebagai alat bukti yang sah. Beberapa hal yang menyebabkan Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut belum dapat dilaksanakan sesuai target yang telah ditetapkan antara lain: (1) Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian belum berhasil memenuhi target penilaian A (sangat baik), disebabkan masih terdapatkekurangan dalam penerapan SAKIP di Lingkungan Kementerian Pertanian seperti: dokumen PK yang belum terstruktur, kualitas rumusan indikator kinerja belum memenuhi kriteria yang baik, pengukuran kinerja yang belum sepenuhnya digunakan dalam pengendalian dan pemantauan kinerja, serta hasil evaluasi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk perbaikan perencanaan kinerja; (2) Kualitas laporan keuangan belum mencapai Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) disebabkan masih terdapat beberapa pengecualian dalam penyusunan laporan Keuangan Kementerian Pertanian, yaitu adanya aset tetap yang tidak ditemukan, inventarisasi atas aset yang dimanfaatkan PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) belum dapat diakui sebagai Barang Milik Negara (BMN), dan hasil koreksi penilaian aset yang belum diinput; serta (3) Ketersediaan Arsip dinamis sebagai alat bukti yang sah belum dapat memenuhi target 90% disebabkan karena belum semua unit eselon I menggunakan perangkat teknologi informasi dalam pengelolaan arsip dan belum memadainya SDM pengelola arsip Kementerian Pertanian.

Untuk itu, Sekretariat Jenderal akan senantiasa berupaya dan bekerja lebih keras lagi, serta menyempurnakan kebijakan yang ada untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran strategis, sehingga diharapkan di masa yang akan datang capaian semua sasaran strategis dapat lebih optimal. Melalui LAKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2012 ini diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan kinerja kegiatan untuk tahun selanjutnya sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. iRINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................ iiDAFTAR ISI ............................................................................................. vI. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 11.2 Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi ............................................ 31.3 Sumberdaya Manusia Sekretariat Jenderal ................................... 71.4 Akuntabilitas Keuangan............................................................... 8

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................. 102.1 Rencana Strategis....................................................................... 102.2 Penetapan Kinerja ...................................................................... 14

III. AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN ........................................................... 183.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan ....................................................... 183.2 Pencapaian Sasaran.................................................................... 183.3 Evaluasi Akuntabilitas Kinerja ...................................................... 20

3.3.1 Bidang Perencanaan ....................................................... 203.3.2 Bidang Keuangan dan Perlengkapan ................................ 233.3.3 Bidang Hukum dan Informasi Publik................................. 283.3.4 Bidang Organisasi dan Kepegawaian ................................ 343.3.5 Bidang Umum dan Hubungan Masyarakat ........................ 403.3.6 Bidang Kerjasama Luar Negeri......................................... 423.3.7 Bidang Data dan Sistem Informasi Pertanian .................... 443.3.8 Bidang Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan

Pertanian ....................................................................... 49

IV. PENUTUP ......................................................................................... 55

LAMPIRAN

Page 6: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderalv

mencapai target yang ditentukan. Beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah mencapai target antara lain: (1) Dokumen perencanaan yang dapat dilaksanakan; (2) Dokumen peraturan Perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan; (3) Kualitas layanan informasi publik bidang pertanian; (4) Predikat Indeks Penerapan Nilai-nilai Budaya Kerja; (5) Dokumen di Bidang Organisasi, Ketatalaksanaan dan Reformasi Birokrasi yang dapat dilaksanakan; (6) Pengaduan ketidakpuasan masyarakat atas kinerja Kementerian Pertanian; (7) Tingkat layanan sarana kerja kantor pusat; (8) Realisasi kegiatan kerjasama luar negeri mendukung pembangunan pertanian; (9) Ketersediaan laporan data pertanian dan sistem informasi pertanian; (10) Layanan Perizinan Bidang Pertanian; serta (11) Layanan Pemberian hak perlindungan dan pendaftaran varietas tanaman.

Sedangkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang belum dapat dilaksanakan sesuai target yang ditetapkan antara lain: (1) Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian; (2) Kualitas laporan keuangan; dan (3) Ketersediaan Arsip Dinamis sebagai alat bukti yang sah. Beberapa hal yang menyebabkan Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut belum dapat dilaksanakan sesuai target yang telah ditetapkan antara lain: (1) Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian belum berhasil memenuhi target penilaian A (sangat baik), disebabkan masih terdapatkekurangan dalam penerapan SAKIP di Lingkungan Kementerian Pertanian seperti: dokumen PK yang belum terstruktur, kualitas rumusan indikator kinerja belum memenuhi kriteria yang baik, pengukuran kinerja yang belum sepenuhnya digunakan dalam pengendalian dan pemantauan kinerja, serta hasil evaluasi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk perbaikan perencanaan kinerja; (2) Kualitas laporan keuangan belum mencapai Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) disebabkan masih terdapat beberapa pengecualian dalam penyusunan laporan Keuangan Kementerian Pertanian, yaitu adanya aset tetap yang tidak ditemukan, inventarisasi atas aset yang dimanfaatkan PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) belum dapat diakui sebagai Barang Milik Negara (BMN), dan hasil koreksi penilaian aset yang belum diinput; serta (3) Ketersediaan Arsip dinamis sebagai alat bukti yang sah belum dapat memenuhi target 90% disebabkan karena belum semua unit eselon I menggunakan perangkat teknologi informasi dalam pengelolaan arsip dan belum memadainya SDM pengelola arsip Kementerian Pertanian.

Untuk itu, Sekretariat Jenderal akan senantiasa berupaya dan bekerja lebih keras lagi, serta menyempurnakan kebijakan yang ada untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran strategis, sehingga diharapkan di masa yang akan datang capaian semua sasaran strategis dapat lebih optimal. Melalui LAKIP Sekretariat Jenderal Tahun 2012 ini diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan kinerja kegiatan untuk tahun selanjutnya sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. iRINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................ iiDAFTAR ISI ............................................................................................. vI. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 11.2 Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi ............................................ 31.3 Sumberdaya Manusia Sekretariat Jenderal ................................... 71.4 Akuntabilitas Keuangan............................................................... 8

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................. 102.1 Rencana Strategis....................................................................... 102.2 Penetapan Kinerja ...................................................................... 14

III. AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN ........................................................... 183.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan ....................................................... 183.2 Pencapaian Sasaran.................................................................... 183.3 Evaluasi Akuntabilitas Kinerja ...................................................... 20

3.3.1 Bidang Perencanaan ....................................................... 203.3.2 Bidang Keuangan dan Perlengkapan ................................ 233.3.3 Bidang Hukum dan Informasi Publik................................. 283.3.4 Bidang Organisasi dan Kepegawaian ................................ 343.3.5 Bidang Umum dan Hubungan Masyarakat ........................ 403.3.6 Bidang Kerjasama Luar Negeri......................................... 423.3.7 Bidang Data dan Sistem Informasi Pertanian .................... 443.3.8 Bidang Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan

Pertanian ....................................................................... 49

IV. PENUTUP ......................................................................................... 55

LAMPIRAN

Page 7: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderalvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Capaian Indikator Sekretariat Jenderal Tahun 2012 ................ 19

Tabel 2. Elektronisasi Registrasi Arsip Dinamis dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Registrasi Arsip pada Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian ............................................. 27

Tabel 3. Ketersediaan Arsip Dinamis pada Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian.......................................................... 28

Tabel 4. Penilaian Hasil PIAK Sekretariat Jenderal Tahun 2012 ............. 38

Tabel 5. Perbandingan Capaian Kinerja Output Tahun Anggaran 2011 dibandingkan dengan 2012 ........................................... 45

Tabel 6. Realisasi Pelayanan Perizinan Pupuk Tahun 2012.................... 51

Tabel 7. Realisasi Pelayanan Perizinan Pestisida Tahun 2012................ 52

Tabel 8. Kinerja Pelayanan Permohonan Hak PVT Tahun 2012 ............. 53

Tabel 9. Realisasi Pelayanan Pendaftaran Varietas Tanaman Tahun 2012.......................................................................... 54

Tabel 10. Realisasi Pendaftaran Varietas Tanaman HortikulturaTahun 2012.......................................................................... 54

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Tahun 2012 .............. 56

Lampiran 2. Data Kepegawaian Sekretariat Jenderal Tahun 2012............... 60

Lampiran 3. Realisasi Anggaran Sekretariat Jenderal Tahun 2012............... 64

Lampiran 4. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat JenderalTA.2012 ............................................................................... 68

Lampiran 5. Penetapan Kinerja (PK) Sekretariat Jenderal TA. 2012 ............ 72

Page 8: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mengacu

pada ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi dan Nepotisme; Instruksi Presiden RI Nomor 7

Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah; Keputusan Kepala LAN RI

Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud akuntabilitas

instansi pemerintah yang pedoman penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29

Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LAKIP Sekretariat Jenderal

Kementerian Pertanian tahun 2012 dimaksudkan sebagai bentuk

pertanggungjawaban atas pelaksanaan mandat, visi dan misi, tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan di dalam Rencana Kinerja Tahun 2012, serta sebagai umpan

balik untuk perbaikan kinerja Sekretariat Jenderal pada tahun mendatang.

Pelaporan kinerja juga dimaksudkan sebagai media untuk mengkomunikasikan

pencapaian kinerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian dalam satu tahun

anggaran kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

LAKIP Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2012 ini disusun sebagai

salah satu bentuk pertanggungjawaban Sekretariat Jenderal Kementerian

Pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun 2012, dalam

rangka melaksanakan misi dan mencapai visi organisasi. Di samping itu, LAKIP ini

juga dimaksudkan sebagai wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi

Page 9: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal2

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian menuju terwujudnya good

governance, wujud transparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat, dan

sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja setiap unit

organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian, serta

sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi stakeholders demi

perbaikan kinerja Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian.

Secara kronologis penerapan SAKIP dilakukan dengan: a) mempersiapkan dan

menyusun Rencana Strategis yang berisi visi, misi, tujuan dan sasaran strategis

untuk mencapai tujuan, b) menyusun Rencana Kinerja Tahunan Sekretariat

Jenderal, c) menyusun Penetapan Kinerja, d) merumuskan Indikator Kinerja Unit

Kerja dengan berpedoman kepada kebijakan dan pelaksanaan program

pembangunan pertanian pada upaya-upaya mengatasi permasalahan

fundamental, isu-isu aktual dan antisipasi terhadap kendala yang mungkin timbul,

e) memantau dan mengamati pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi secara

seksama, f) melakukan pengukuran pencapaian dan evaluasi kinerja dengan

mengkaji kinerja aktual dengan rencana/target yang ditetapkan dan

membandingkan dengan kinerja tahun sebelumnya, serta g) melakukan evaluasi

secara keseluruhan.

Penerapan SAKIP tahun 2012 merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya

dan dilaksanakan pada tahun ketiga pelaksanaan pembangunan pertanian

berdasarkan Renstra Periode 2010-2014. Diharapkan penerapan SAKIP ini dapat

berfungsi secara optimal sehingga dapat dijadikan salah satu instrumen utama

dalam pelaksanaan pembaharuan birokrasi Pemerintah untuk mempercepat

terwujudnya penyelenggaraan Pemerintahan yang baik, transparan, akuntabel dan

bersih dari praktek-praktek penyimpangan. Oleh karena itu, dalam

pelaksanaannya diperlukan suatu komitmen yang kuat dari para pejabat dan

semua pegawai jajaran Sekretariat Jenderal didalam mengimplementasikan sistem

ini dengan maksud untuk mengetahui seberapa jauh tingkat capaian kinerja,

kendala/hambatan dan permasalahan serta upaya pemecahannya dalam

pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan

oleh Sekretariat Jenderal yang pada gilirannya dapat menjadi bentuk

Page 10: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal3

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian menuju terwujudnya good

governance, wujud transparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat, dan

sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja setiap unit

organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian, serta

sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi stakeholders demi

perbaikan kinerja Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian.

Secara kronologis penerapan SAKIP dilakukan dengan: a) mempersiapkan dan

menyusun Rencana Strategis yang berisi visi, misi, tujuan dan sasaran strategis

untuk mencapai tujuan, b) menyusun Rencana Kinerja Tahunan Sekretariat

Jenderal, c) menyusun Penetapan Kinerja, d) merumuskan Indikator Kinerja Unit

Kerja dengan berpedoman kepada kebijakan dan pelaksanaan program

pembangunan pertanian pada upaya-upaya mengatasi permasalahan

fundamental, isu-isu aktual dan antisipasi terhadap kendala yang mungkin timbul,

e) memantau dan mengamati pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi secara

seksama, f) melakukan pengukuran pencapaian dan evaluasi kinerja dengan

mengkaji kinerja aktual dengan rencana/target yang ditetapkan dan

membandingkan dengan kinerja tahun sebelumnya, serta g) melakukan evaluasi

secara keseluruhan.

Penerapan SAKIP tahun 2012 merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya

dan dilaksanakan pada tahun ketiga pelaksanaan pembangunan pertanian

berdasarkan Renstra Periode 2010-2014. Diharapkan penerapan SAKIP ini dapat

berfungsi secara optimal sehingga dapat dijadikan salah satu instrumen utama

dalam pelaksanaan pembaharuan birokrasi Pemerintah untuk mempercepat

terwujudnya penyelenggaraan Pemerintahan yang baik, transparan, akuntabel dan

bersih dari praktek-praktek penyimpangan. Oleh karena itu, dalam

pelaksanaannya diperlukan suatu komitmen yang kuat dari para pejabat dan

semua pegawai jajaran Sekretariat Jenderal didalam mengimplementasikan sistem

ini dengan maksud untuk mengetahui seberapa jauh tingkat capaian kinerja,

kendala/hambatan dan permasalahan serta upaya pemecahannya dalam

pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan

oleh Sekretariat Jenderal yang pada gilirannya dapat menjadi bentuk

pertanggungjawaban baik keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan tugas

pokok dan fungsinya.

Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014 disusun sebagai acuan

bagi unit kerja di bawahnya dalam menyusun rencana kerja sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya. Dokumen Renstra Sekretariat Jenderal ini antara lain

memuat visi, misi, analisis perkembangan strategik, tujuan dan sasaran, serta

penjabaran program kerja setiap Biro dan Pusat di lingkup Sekretariat Jenderal

setiap tahun dalam periode pembangunan tahun 2010-2014.

1.2 Organisasi, Tugas Pokok, dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Sekretariat Jenderal

Kementerian Pertanian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan

tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit

organisasi di lingkungan Kementerian Pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya

tersebut Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi :

1) Koordinasi kegiatan Kementerian Pertanian;

2) Koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian

Pertanian;

3) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan

dokumentasi Kementerian Pertanian;

4) Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama

dan hubungan masyarakat;

5) Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan

hukum;

6) Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara;

7) Koordinasi dan penyusunan prioritas kerjasama luar negeri di bidang

pertanian;

8) Pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian, serta pelayanan

data dan informasi pertanian;

Page 11: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal4

9) Pengelolaan perlindungan varietas tanaman serta pelayanan perizinan

dan rekomendasi teknis pertanian; dan

10) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Pertanian.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Sekretariat Jenderal didukung oleh 5

(lima) Biro dan 3 (tiga) Pusat, dan berdasarkan Renstra Sekretariat Jenderal

Kementerian Pertanian 2010-2014 tugas pokok dan fungsi masing-masing

Biro/Pusat sebagai berikut:

1. Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan

penyusunan rencana dan program Kementerian Pertanian. Dalam

menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Perencanaan

menyelenggarakan fungsi:

(1) Koordinasi dan penyiapan penyusunan kebijakan, rencana dan program

pembangunan pertanian;

(2) Koordinasi dan penyusunan anggaran pembangunan pertanian;

(3) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pembangunan

pertanian;

(4) Koordinasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan

pertanian; dan

(5) Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Perencanaan.

2. Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan

koordinasi dan penyelenggaraan organisasi dan tatalaksana, serta pengelolaan

kepegawaian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro

Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

(1) Koordinasi dan penyempurnaan organisasi, dan pengembangan jabatan

fungsional, serta pengembangan budaya kerja;

(2) Koordinasi dan penyempurnaan tata laksana dan fasilitasi reformasi

birokrasi;

(3) Pelaksanaan perencanaan dan pengembangan pegawai;

(4) Pelaksanaan mutasi pegawai Kementerian Pertanian;

(5) Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Organisasi dan Kepegawaian.

Page 12: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal5

9) Pengelolaan perlindungan varietas tanaman serta pelayanan perizinan

dan rekomendasi teknis pertanian; dan

10) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Pertanian.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Sekretariat Jenderal didukung oleh 5

(lima) Biro dan 3 (tiga) Pusat, dan berdasarkan Renstra Sekretariat Jenderal

Kementerian Pertanian 2010-2014 tugas pokok dan fungsi masing-masing

Biro/Pusat sebagai berikut:

1. Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan

penyusunan rencana dan program Kementerian Pertanian. Dalam

menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Perencanaan

menyelenggarakan fungsi:

(1) Koordinasi dan penyiapan penyusunan kebijakan, rencana dan program

pembangunan pertanian;

(2) Koordinasi dan penyusunan anggaran pembangunan pertanian;

(3) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pembangunan

pertanian;

(4) Koordinasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan

pertanian; dan

(5) Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Perencanaan.

2. Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan

koordinasi dan penyelenggaraan organisasi dan tatalaksana, serta pengelolaan

kepegawaian. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro

Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

(1) Koordinasi dan penyempurnaan organisasi, dan pengembangan jabatan

fungsional, serta pengembangan budaya kerja;

(2) Koordinasi dan penyempurnaan tata laksana dan fasilitasi reformasi

birokrasi;

(3) Pelaksanaan perencanaan dan pengembangan pegawai;

(4) Pelaksanaan mutasi pegawai Kementerian Pertanian;

(5) Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Organisasi dan Kepegawaian.

3. Biro Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan urusan keuangan dan barang milik/kekayaan negara, serta arsip

dan dokumentasi Kementerian Pertanian. Dalam menyelenggarakan tugas

sebagaimana dimaksud, Biro Keuangan dan Perlengkapan menyelenggarakan

fungsi:

(1) Pelaksanaan urusan perbendaharaan dan penerimaan negara bukan

pajak (PNBP);

(2) Pelaksanaan akuntansi dan verifikasi anggaran Kementerian Pertanian;

(3) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung

jawab Kementerian Pertanian;

(4) Pengelolaan arsip dan dokumentasi Kementerian Pertanian, dan

pelaksanaan administrasi keuangan Sekretariat Jenderal;

(5) Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Keuangan dan Perlengkapan.

4. Biro Hukum dan Informasi Publik mempunyai tugas melaksanakan

koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan

hukum, serta pengelolaan informasi publik bidang pertanian. Dalam

menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Hukum dan Informasi

Publik menyelenggarakan fungsi:

(1) Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang

pertanian;

(2) Pengembangan sistem jaringan dan pengelolaan dokumentasi dan

informasi hukum pertanian;

(3) Penyusunan naskah perjanjian, pemberian pertimbangan dan bantuan

hukum;

(4) Penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan

informasi publik bidang pertanian; dan

(5) Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Hukum dan Informasi Publik.

5. Biro Umum dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan

koordinasi dan penyelenggaraan ketatausahaan, kerumahtanggaan, dan

pelaksanaan hubungan masyarakat. Dalam menyelenggarakan tugas

Page 13: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal6

sebagaimana dimaksud, Biro Umum dan Hubungan Masyarakat

menyelenggarakan fungsi:

(1) Pelaksanaan urusan ketatausahaan;

(2) Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan;

(3) Pelaksanaan hubungan antar lembaga dan protokol;

(4) Pelaksanaan hubungan masyarakat; dan

(5) Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Umum dan Hubungan Masyarakat.

6. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempunyai tugas

melaksanakan pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian serta

pelayanan data dan informasi pertanian. Dalam menyelenggarakan tugas

sebagaimana dimaksud, Pusat Data dan Informasi Pertanian

menyelenggarakan fungsi:

1) Penyusunan rencana, program, dan anggaran;

2) Penyediaan dan pelayanan data dan informasi komoditas pertanian;

3) Penyediaan dan pelayanan data dan informasi non komoditas pertanian;

4) Pengelolaan dan pelaksanaan pengembangan sistem informasi

Kementerian Pertanian; dan

5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Data dan

Sistem Informasi Pertanian.

7. Pusat Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan

penyelenggaraan kerjasama luar negeri di bidang pertanian. Dalam

menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Pusat Kerjasama Luar

Negeri menyelenggarakan fungsi:

1) Penelaahan, penyusunan program, dan penyiapan pelaksanaan

kerjasama bilateral bidang pertanian;

2) Penelaahan, penyusunan program, dan penyiapan pelaksanaan

kerjasama regional bidang pertanian;

3) Penelaahan, penyusunan program, dan penyiapan pelaksanaan

kerjasama multilateral bidang pertanian;

4) Pelaksanaan urusan atase pertanian; dan

Page 14: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal7

sebagaimana dimaksud, Biro Umum dan Hubungan Masyarakat

menyelenggarakan fungsi:

(1) Pelaksanaan urusan ketatausahaan;

(2) Pelaksanaan urusan kerumahtanggaan;

(3) Pelaksanaan hubungan antar lembaga dan protokol;

(4) Pelaksanaan hubungan masyarakat; dan

(5) Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Umum dan Hubungan Masyarakat.

6. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempunyai tugas

melaksanakan pembinaan, pengembangan sistem informasi pertanian serta

pelayanan data dan informasi pertanian. Dalam menyelenggarakan tugas

sebagaimana dimaksud, Pusat Data dan Informasi Pertanian

menyelenggarakan fungsi:

1) Penyusunan rencana, program, dan anggaran;

2) Penyediaan dan pelayanan data dan informasi komoditas pertanian;

3) Penyediaan dan pelayanan data dan informasi non komoditas pertanian;

4) Pengelolaan dan pelaksanaan pengembangan sistem informasi

Kementerian Pertanian; dan

5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Data dan

Sistem Informasi Pertanian.

7. Pusat Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan

penyelenggaraan kerjasama luar negeri di bidang pertanian. Dalam

menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Pusat Kerjasama Luar

Negeri menyelenggarakan fungsi:

1) Penelaahan, penyusunan program, dan penyiapan pelaksanaan

kerjasama bilateral bidang pertanian;

2) Penelaahan, penyusunan program, dan penyiapan pelaksanaan

kerjasama regional bidang pertanian;

3) Penelaahan, penyusunan program, dan penyiapan pelaksanaan

kerjasama multilateral bidang pertanian;

4) Pelaksanaan urusan atase pertanian; dan

5) Pelaksanaan urusan tata usaha Pusat Kerjasama Luar Negeri.

8. Pusat Pelindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian

mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan perlindungan varietas tanaman

serta pelayanan perizinan dan rekomendasi teknis pertanian. Dalam

menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Pusat Pelindungan

Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan rencana, program dan anggaran, serta kerjasama;

2) Pemberian pelayanan permohonan hak dan pengujian perlindungan

varietas tanaman, serta pendaftaran varietas dan sumber daya genetik

tanaman;

3) Penerimaan, analisis, fasilitasi proses teknis penolakan atau pemberian

izin, rekomendasi teknis, dan pendaftaran di bidang pertanian;

4) Pelayanan penamaan, pemberian, penolakan permohonan, pembatalan

hak, serta pelayanan permohonan banding, konsultasi, pertimbangan,

dan perlindungan hukum perlindungan varietas tanaman; dan

5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Perlindungan

Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian.

1.3 Sumberdaya Manusia Sekretariat Jenderal

Jumlah pegawai Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian pada tahun 2012

berjumlah 1.185 orang yang terdiri dari pegawai golongan I sebanyak 4 orang,

golongan II sebanyak 205 orang dan golongan III sebanyak 852 orang dan

golongan IV sebanyak 124 orang. Jika dilihat dari tingkat pendidikan adalah SD-

SMA sebanyak 450 orang, Sarjana Muda/D3 sebanyak 71 orang, S1 sebanyak 485

orang, S2 sebanyak 167 orang, dan S3 sebanyak 12 orang. Jumlah pegawai

tersebut tersebar di Biro dan Pusat Lingkup Sekretariat Jenderal, untuk Biro

Perencanaan jumlah pegawai sebanyak 115 orang, Biro Organisasi dan

Kepegawaian sebanyak 254 orang, Biro Hukum dan Informasi Publik sebanyak 70

orang, Biro Keuangan dan Perlengkapan sebanyak 159 orang, Biro Umum dan

Humas sebanyak 305 orang, Pusat Kerjasama Luar Negeri sebanyak 78 orang,

Pusat Data dan Informasi Pertanian sebanyak 119 orang, Pusat Perlindungan

Page 15: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal8

Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian sebanyak 85 orang. Secara rinci,

sebaran jumlah pegawai di Pusat/Biro Lingkup Sekretariat Jenderal seperti pada

Lampiran 2.

Jumlah pegawai Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian tahun 2012

mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2011 yang berjumlah 1.227

orang atau berkurang sebanyak 42 orang (3,42%). Hal ini terjadi karena adanya

pensiun pegawai dan moratorium penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di

Lingkup Kementerian Pertanian yang ditetapkan dalam Peraturan Bersama Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri

dan Menteri Keuangan Nomor 02/SPB/M.PAN–Rb/2011, Nomor 800-632/Tahun

2011 dan Nomor 141/PMK.01/2011 tentang Penundaan Sementara Penerimaan

Calon Pegawai Negeri Sipil yang berlaku mulai tanggal 1 September 2011 sampai

dengan 31 Desember 2012.

1.4 AKUNTABILITAS KEUANGAN

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian pada tahun 2012 sesuai Penetapan

Kinerja mendapat alokasi anggaran APBN sebesar Rp. 1.338.418.891.206,-.

Realisasi anggaran tersebut sampai dengan posisi 31 Desember 2012 adalah

sebesar Rp. 1.271.121.817.000,- atau terserap 94,97% dari dana yang disediakan.

Anggaran tersebut tersebar di 5 (lima) Biro dan 3 (tiga) Pusat lingkup Sekretariat

Jenderal. Secara rinci, sebaran anggaran di Pusat/Biro lingkup Sekretariat Jenderal

seperti pada Lampiran 3.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dan analisis serta evaluasi akuntabilitas

kinerja, bahwa output semua kegiatan telah terlaksana dengan kategori baik dan

sasaran telah tercapai sesuai rencana.

Jika dibandingkan dengan tahun 2011, di mana alokasi anggaran APBN Sekretariat

Jenderal Kementerian Pertanian sebesar Rp. 555.150.608.000,-, maka dapat

dikatakan pada tahun 2012 Sekretariat Jenderal mengalami peningkatan jumlah

anggaran yang signifikan, yaitu sebesar Rp. 783.268.283,- atau peningkatan

sebesar 141,09% dari pagu anggaran tahun 2011. Hal ini terjadi karena adanya

tambahan anggaran untuk tunjangan kinerja pegawai Kementerian Pertanian

Page 16: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal9

Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian sebanyak 85 orang. Secara rinci,

sebaran jumlah pegawai di Pusat/Biro Lingkup Sekretariat Jenderal seperti pada

Lampiran 2.

Jumlah pegawai Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian tahun 2012

mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2011 yang berjumlah 1.227

orang atau berkurang sebanyak 42 orang (3,42%). Hal ini terjadi karena adanya

pensiun pegawai dan moratorium penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di

Lingkup Kementerian Pertanian yang ditetapkan dalam Peraturan Bersama Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri

dan Menteri Keuangan Nomor 02/SPB/M.PAN–Rb/2011, Nomor 800-632/Tahun

2011 dan Nomor 141/PMK.01/2011 tentang Penundaan Sementara Penerimaan

Calon Pegawai Negeri Sipil yang berlaku mulai tanggal 1 September 2011 sampai

dengan 31 Desember 2012.

1.4 AKUNTABILITAS KEUANGAN

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian pada tahun 2012 sesuai Penetapan

Kinerja mendapat alokasi anggaran APBN sebesar Rp. 1.338.418.891.206,-.

Realisasi anggaran tersebut sampai dengan posisi 31 Desember 2012 adalah

sebesar Rp. 1.271.121.817.000,- atau terserap 94,97% dari dana yang disediakan.

Anggaran tersebut tersebar di 5 (lima) Biro dan 3 (tiga) Pusat lingkup Sekretariat

Jenderal. Secara rinci, sebaran anggaran di Pusat/Biro lingkup Sekretariat Jenderal

seperti pada Lampiran 3.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dan analisis serta evaluasi akuntabilitas

kinerja, bahwa output semua kegiatan telah terlaksana dengan kategori baik dan

sasaran telah tercapai sesuai rencana.

Jika dibandingkan dengan tahun 2011, di mana alokasi anggaran APBN Sekretariat

Jenderal Kementerian Pertanian sebesar Rp. 555.150.608.000,-, maka dapat

dikatakan pada tahun 2012 Sekretariat Jenderal mengalami peningkatan jumlah

anggaran yang signifikan, yaitu sebesar Rp. 783.268.283,- atau peningkatan

sebesar 141,09% dari pagu anggaran tahun 2011. Hal ini terjadi karena adanya

tambahan anggaran untuk tunjangan kinerja pegawai Kementerian Pertanian

dalam rangka reformasi birokrasi sesuai Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun

2012 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Pertanian.

Ditinjau dari sisi serapan anggaran, maka serapan anggaran Sekretariat Jenderal

tahun 2012 juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2011, di

mana pada tahun 2011 jumlah anggaran yang terserap adalah

Rp. 466.521.092.654,- (84,04%).

Page 17: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal10

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis

2.1.1 Visi

Visi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2010-2014 adalah Menjadikan

Birokrasi yang Profesional dan Berintegritas serta Memberikan Pelayanan Prima.

2.1.2 Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, misi yang harus dilaksanakan oleh

Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 2010-2014 adalah:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada aparatur Kementerian Pertanian

dan masyarakat;

2. Meningkatkan kualitas perencanaan, penganggaran, pemantauan dan

evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan pembangunan pertanian;

3. Mewujudkan organisasi, ketatalaksanaan dan pelayanan administrasi

kepegawaian Kementerian Pertanian yang proporsional, efektif dan efisien;

4. Meningkatkan kualitas peraturan perundang-undangan dan pelayanan

informasi publik;

5. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan perlengkapan serta

kearsipan;

6. Meningkatkan kualitas administrasi ketatausahaan dan protokol pimpinan,

kerumahtanggaan, serta mengembangkan hubungan antar lembaga dan

hubungan masyarakat;

7. Menyusun rumusan kebijakan kerjasama luar negeri pembangunan

pertanian dan mensosialisasikan kerjasama luar negeri bidang pertanian;

8. Meningkatkan kualitas data dan mengembangkan sistem informasi

pertanian dalam mendukung pembangunan pertanian;

Page 18: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal11

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis

2.1.1 Visi

Visi Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2010-2014 adalah Menjadikan

Birokrasi yang Profesional dan Berintegritas serta Memberikan Pelayanan Prima.

2.1.2 Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, misi yang harus dilaksanakan oleh

Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 2010-2014 adalah:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada aparatur Kementerian Pertanian

dan masyarakat;

2. Meningkatkan kualitas perencanaan, penganggaran, pemantauan dan

evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan pembangunan pertanian;

3. Mewujudkan organisasi, ketatalaksanaan dan pelayanan administrasi

kepegawaian Kementerian Pertanian yang proporsional, efektif dan efisien;

4. Meningkatkan kualitas peraturan perundang-undangan dan pelayanan

informasi publik;

5. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan perlengkapan serta

kearsipan;

6. Meningkatkan kualitas administrasi ketatausahaan dan protokol pimpinan,

kerumahtanggaan, serta mengembangkan hubungan antar lembaga dan

hubungan masyarakat;

7. Menyusun rumusan kebijakan kerjasama luar negeri pembangunan

pertanian dan mensosialisasikan kerjasama luar negeri bidang pertanian;

8. Meningkatkan kualitas data dan mengembangkan sistem informasi

pertanian dalam mendukung pembangunan pertanian;

9. Menyelenggarakan pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan

pertanian yang berkualitas.

2.1.3 Tujuan

Sesuai dengan visi dan misi Sekretariat Jenderal, maka tujuan yang akan

dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal periode 2010-2014 adalah

menyelenggarakan manajemen pembangunan pertanian sejalan dengan prinsip-

prinsip tata kelola, tata penyelenggaraan dan tata kewenangan untuk

mewujudkan Kementerian Pertanian sebagai organisasi yang efektif, efisien, dan

akuntabel.

Tujuan umum dari Sekretariat Jenderal tersebut akan diselenggarakan melalui:

1. Penyusunan perencanaan pembangunan pertanian yang terpadu, berbasis

kinerja dan dalam kerangka pembangunan jangka menengah;

2. Pengembangan organisasi yang sesuai dengan beban kerja (right sizing),

dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien, serta sumberdaya manusia

aparatur pertanian yang berbasis kompetensi;

3. Penerbitan perangkat peraturan perundang-undangan dan pelayanan

bantuan hukum bidang pertanian, serta pengelolaan informasi publik yang

mendorong berkembangnya usaha pertanian.

4. Penataan dan pengelolaan administrasi keuangan dan perlengkapan

Kementerian Pertanian guna mencapai penilaian Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP);

5. Penyelenggaraan urusan ketatausahaan pimpinan dan kementerian,

kerumahtanggaan, hubungan antar lembaga dan protokoler serta

pengembangan pelayanan hubungan masyarakat yang dapat mendukung

peningkatan efektivitas kinerja organisasi;

6. Penyusunan kebijakan dan pengelolaan administrasi kerjasama luar negeri

bidang pertanian yang melindungi kepentingan nasional serta terintegrasi

dengan dinamika perubahan lingkungan dan perekonomian global;

Page 19: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal12

7. Pengembangan, penataan dan pengelolaan data dan sistem informasi

pertanian yang akurat, konsisten, relevan, dan tepat waktu, serta

menerapkan teknologi dan sistem informasi modern;

8. Penyelenggaraan pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan

pertanian yang berkualitas, cepat, tepat, akurat dan akuntabel guna

mendukung terwujudnya pertanian tangguh dan dinamis.

2.1.4 Sasaran

Sesuai dengan tujuan tersebut diatas, maka sasaran yang akan dicapai adalah

sebagai berikut:

A. Sasaran Program

Meningkatnya kualitas pelaksanaan kegiatan Kementerian Pertanian melalui

dukungan koordinasi pembinaan, kerjasama luar negeri dan pelayanan

administrasi dan teknis lainnya.

B. Sasaran Kegiatan

(1) Meningkatnya kualitas penyusunan dan dokumen perencanaan

kebijakan, anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan

Kementerian Pertanian;

(2) Meningkatnya kualitas penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan

pengelolaan kepegawaian yang tertib serta tercapainya reformasi

birokrasi;

(3) Meningkatnya kualitas penyusunan dan pengelolaan produk hukum dan

perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, dan informasi publik

bidang pertanian;

(4) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan perlengkapan yang

akuntabel dan transparan serta pengelolaan kearsipan secara tertib;

(5) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi, kerumahtanggaan, dan

terlaksananya pelayanan pimpinan serta pengelolaan Hubungan

Masyarakat yang akuntabel dan transparan;

(6) Meningkatnya kerjasama luar negeri di bidang pertanian melalui forum

bilateral, regional dan multilateral;

Page 20: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal13

7. Pengembangan, penataan dan pengelolaan data dan sistem informasi

pertanian yang akurat, konsisten, relevan, dan tepat waktu, serta

menerapkan teknologi dan sistem informasi modern;

8. Penyelenggaraan pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan

pertanian yang berkualitas, cepat, tepat, akurat dan akuntabel guna

mendukung terwujudnya pertanian tangguh dan dinamis.

2.1.4 Sasaran

Sesuai dengan tujuan tersebut diatas, maka sasaran yang akan dicapai adalah

sebagai berikut:

A. Sasaran Program

Meningkatnya kualitas pelaksanaan kegiatan Kementerian Pertanian melalui

dukungan koordinasi pembinaan, kerjasama luar negeri dan pelayanan

administrasi dan teknis lainnya.

B. Sasaran Kegiatan

(1) Meningkatnya kualitas penyusunan dan dokumen perencanaan

kebijakan, anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan

Kementerian Pertanian;

(2) Meningkatnya kualitas penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan

pengelolaan kepegawaian yang tertib serta tercapainya reformasi

birokrasi;

(3) Meningkatnya kualitas penyusunan dan pengelolaan produk hukum dan

perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, dan informasi publik

bidang pertanian;

(4) Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan perlengkapan yang

akuntabel dan transparan serta pengelolaan kearsipan secara tertib;

(5) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi, kerumahtanggaan, dan

terlaksananya pelayanan pimpinan serta pengelolaan Hubungan

Masyarakat yang akuntabel dan transparan;

(6) Meningkatnya kerjasama luar negeri di bidang pertanian melalui forum

bilateral, regional dan multilateral;

(7) Meningkatnya kualitas data dan sistem informasi pertanian;

(8) Meningkatnya pelayanan perlindungan varietas tanaman, pendaftaran

varietas dan Sumber Daya Genetik (SDG) tanaman, serta perizinan

pertanian yang mudah, cepat, tepat, akurat dan akuntabel.

2.1.5 Kebijakan

Untuk mencapai tujuan dan sasaran, kebijakan yang ditempuh adalah:

membangun dan mengembangkan organisasi, sistem administrasi dan manajemen

pembangunan Kementerian Pertanian yang sesuai dengan asas “clean government

and good governance”.

2.1.6 Strategi

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka ditetapkan

strategi sebagai berikut:

1. Mengembangkan sistem perencanaan yang terintegrasi dan terkoordinasi

semua pemangku kepentingan Pusat dan Daerah.

2. Meningkatkan kualitas organisasi, tatalaksana, pengelolaan dan pelayanan

administrasi kepegawaian Kementerian Pertanian.

3. Meningkatkan kualitas produk perundang-undangan dan bantuan hukum

bidang pertanian, serta pengelolaan informasi publik dilakukan secara

profesional.

4. Meningkatkan dan menertibkan sistem administrasi keuangan dan

perlengkapan serta pengelolaan arsip Kementerian Pertanian.

5. Meningkatkan pengelolaan administrasi ketatausahaan dan protokol

pimpinan, kerumahtanggaan, serta mengembangkan hubungan antar

lembaga dan masyarakat.

6. Meningkatkan dan membina pelaksanaan dan jaringan kerjasama luar

negeri bidang pertanian melalui kerjasama bilateral, regional, dan

multilateral.

Page 21: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal14

7. Meningkatkan penerapan Teknologi Informasi untuk pengembangan Sistem

dan Jaringan Informasi Pertanian guna menyajikan data dan informasi

pertanian.

8. Meningkatkan pengelolaan Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan

Pertanian (PVTPP) melalui penguatan sistem pengelolaan PVTPP dan

kepastian perlindungan hukum bagi pemegang hak PVT dan pemohon

perizinan.

2.2 Penetapan Kinerja

Penetapan Kinerja adalah suatu dokumen yang berisikan Pernyataan

Kinerja/Kesepakatan Kinerja/Perjanjian Kinerja antara atasan dan bawahan untuk

mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang dimiliki

suatu instansi. Terkait dengan hal tersebut dan dalam rangka mewujudkan

manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi

kepada hasil, Sekretariat Jenderal menetapkan kinerja yang akan dicapai pada

tahun 2012. Penetapan kinerja ini merupakan tolok ukur keberhasilan organisasi

yang akan menjadi penilaian dalam evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun

2012. Mengacu Renstra 2010-2014, Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal tahun

2012 untuk melaksanakan program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya Kementerian Pertanian. Pada tahun 2012, Sekretariat Jenderal

menetapkan 8 sasaran strategis dengan 14 indikator kinerja. Sasaran strategis

yang dimaksud adalah:

1. Dokumen perencanaan kebijakan, anggaran, pemantauan dan evaluasi,

serta pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik, dengan

indikator keberhasilan: (a) dokumen perencanaan yang dapat dilaksanakan

dengan target 100 persen; dan (b) nilai akuntabilitas kinerja Kementerian

Pertanian dengan target A (sangat baik).

2. Pengelolaan keuangan dan perlengkapan secara akuntabel dan transparan

serta pengelolaan kearsipan secara tertib, dengan indikator keberhasilan: (a)

kualitas laporan keuangan dengan target Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),

Page 22: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal15

7. Meningkatkan penerapan Teknologi Informasi untuk pengembangan Sistem

dan Jaringan Informasi Pertanian guna menyajikan data dan informasi

pertanian.

8. Meningkatkan pengelolaan Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan

Pertanian (PVTPP) melalui penguatan sistem pengelolaan PVTPP dan

kepastian perlindungan hukum bagi pemegang hak PVT dan pemohon

perizinan.

2.2 Penetapan Kinerja

Penetapan Kinerja adalah suatu dokumen yang berisikan Pernyataan

Kinerja/Kesepakatan Kinerja/Perjanjian Kinerja antara atasan dan bawahan untuk

mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumberdaya yang dimiliki

suatu instansi. Terkait dengan hal tersebut dan dalam rangka mewujudkan

manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi

kepada hasil, Sekretariat Jenderal menetapkan kinerja yang akan dicapai pada

tahun 2012. Penetapan kinerja ini merupakan tolok ukur keberhasilan organisasi

yang akan menjadi penilaian dalam evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun

2012. Mengacu Renstra 2010-2014, Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal tahun

2012 untuk melaksanakan program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya Kementerian Pertanian. Pada tahun 2012, Sekretariat Jenderal

menetapkan 8 sasaran strategis dengan 14 indikator kinerja. Sasaran strategis

yang dimaksud adalah:

1. Dokumen perencanaan kebijakan, anggaran, pemantauan dan evaluasi,

serta pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik, dengan

indikator keberhasilan: (a) dokumen perencanaan yang dapat dilaksanakan

dengan target 100 persen; dan (b) nilai akuntabilitas kinerja Kementerian

Pertanian dengan target A (sangat baik).

2. Pengelolaan keuangan dan perlengkapan secara akuntabel dan transparan

serta pengelolaan kearsipan secara tertib, dengan indikator keberhasilan: (a)

kualitas laporan keuangan dengan target Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),

dan (b) ketersediaan arsip dinamis sebagai alat bukti yang sah dengan target

90 persen.

3. Meningkatnya ketersediaan produk hukum dan perundang-undangan,

pelayanan bantuan hukum, serta informasi publik di bidang pertanian,

dengan indikator keberhasilan: (a) dokumen peraturan perundang-undangan

bidang pertanian yang dapat dilaksanakan dengan target 100 persen; dan

(b) kualitas layanan informasi publik bidang pertanian dengan target 80

persen (baik). Dalam rangka peningkatan kualitas layanan informasi

publik,maka sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61 Tahun

2010, telah dibentuk unit Eselon III yang menangani Informasi Publik pada

Sekretariat Jenderal.

4. Meningkatnya kualitas penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan

pengelolaan kepegawaian yang tertib serta tercapainya reformasi birokrasi,

dengan indikator keberhasilan: (a) predikat Indeks Penerapan Nilai-nilai

Budaya Kerja dengan target baik; dan (b) dokumen di bidang organisasi,

ketatalaksanaan dan reformasi birokrasi yang dapat dilaksanakan dengan

target 80 persen.

5. Peningkatan pelayanan administrasi, perlengkapan yang akuntabel dan

transparan, dan terlaksananya pemasyarakatan program pembangunan

pertanian dan komunikasi pembangunan pertanian, dengan indikator

keberhasilan: (a) penyelesaian pengaduan ketidakpuasan masyarakat atas

kinerja Kementerian Pertanian dengan target 100 persen; dan (b) tingkat

layanan sarana kerja kantor pusat dengan target 75 persen.

6. Meningkatnya intensitas dan kualitas kerjasama luar negeri di bidang

pertanian melalui forum bilateral, regional dan multilteral, dengan indikator

keberhasilan adalah realisasi kegiatan kerjasama luar negeri mendukung

pembangunan pertanian dengan target 95 persen.

7. Meningkatnya kualitas data pertanian, dengan indikator keberhasilan adalah

ketersediaan laporan data pertanian dan sistem informasi pertanian yang

dapat diakses dengan target 75 persen.

Page 23: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal16

8. Meningkatnya pelayanan Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan

Pertanian, dengan indikator keberhasilan: (a) dokumen perizinan pertanian

yang diterbitkan dengan target 100 persen; dan (b) pemberian hak

perlindungan varietas tanaman yang diterbitkan dengan target 100 persen.

Page 24: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

8. Meningkatnya pelayanan Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan

Pertanian, dengan indikator keberhasilan: (a) dokumen perizinan pertanian

yang diterbitkan dengan target 100 persen; dan (b) pemberian hak

perlindungan varietas tanaman yang diterbitkan dengan target 100 persen.

Page 25: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal18

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PERTANIAN

3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan

Gambaran kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012 dapat diketahui dari hasil

pengukuran kinerja kegiatan dan evaluasi kinerja yaitu dengan membandingkan

antara target dengan capaian. Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran

keberhasilan tahun 2012 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode

scoring, yaitu: (1) sangat berhasil (capaian > 100%); (2) berhasil (capaian 80-

100%); (3) cukup berhasil (capaian 60-79%); dan (4) kurang berhasil (capaian

<60%) terhadap target yang telah ditetapkan.

3.2 Pencapaian Sasaran

Sekretariat Jenderal telah menetapkan indikator pencapaian target sebagai alat

ukur keberhasilan. Tahun 2012 capaian target sasaran Sekretariat Jenderal di

gambarkan seperti pada Tabel 1.

Page 26: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal19

Tabel 1. Capaian Indikator Sekretariat Jenderal Tahun 2012

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET REALISASI %

Dokumen perencanaan kebijakan, anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik

1. Dokumen perencanaan yang dapat dilaksanakan1)

100% 100% 100

2. Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian

A (Sangat Baik)

B (Baik)

93,53

Pengelolaan keuangan dan perlengkapan secara akuntabel dan transparan serta pengelolaan kearsipan secara tertib

1. Kualitas laporan keuangan WTP WDP

2. Ketersediaan Arsip Dinamis sebagai alat bukti yang sah

90% 87,5% 97,22

Meningkatnya ketersediaan produk hukum dan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, serta informasi publik di bidang pertanian

1. Dokumen peraturan Perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan2)

100% 100% 100

2. Kualitas layanan informasi publik bidang pertanian

80% (Baik)

80% (Baik)

100

Meningkatnya kualitas penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan pengelolaan kepegawaian yang tertib serta tercapainya reformasi birokrasi

1. Predikat Indeks Penerapan Nilai-nilai Budaya Kerja

Baik Baik 100

2. Dokumen di Bidang Organisasi, Ketatalaksanaan dan Reformasi Birokrasi yang dapat dilaksanakan3)

80% 100% 125

Peningkatan pelayanan administrasi, perlengkapan yang akuntabel dan transparan, dan terlaksananya pemasyarakatan program pembangunan pertanian dan komunikasi pembangunan pertanian

1. Pengaduan ketidakpuasan masyarakat atas kinerja Kementerian Pertanian

100% 100% 100

2. Tingkat layanan sarana kerja kantor pusat

75% 85,6% 114,13

Meningkatnya intensitas dan kualitas kerjasama luar negeri di bidang pertanian melalui forum bilateral, regional dan multilateral

Realisasi kegiatan kerjasama luar negeri mendukung pembangunan pertanian4)

95% 100% 105,26

Meningkatnya kualitas data pertanian

Ketersediaan laporan data pertanian dan sistem informasi pertanian5)

75% 100% 133,33

Meningkatnya pelayanan perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian

1. Layanan perizinan bidang pertanian6)

100% 103% 103

2. Layanan pemberian hak perlindungan dan pendaftaran varietas tanaman 7)

100% 155,44% 155,44

Keterangan:1) Dokumen perencanaan yang dapat dilaksanakan memiliki target 74 dokumen/laporan.2) Dokumen peraturan perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan memiliki

target 5 dokumen.3) Dokumen di Bidang Organisasi, Ketatalaksanaan dan Reformasi Birokrasi yang dapat

dilaksanakan memiliki target 12 dokumen.4) Kegiatan kerjasama luar negeri mendukung pembangunan pertanian memiliki target 22

kegiatan.5) Ketersediaan laporan data pertanian dan sistem informasi pertanian memiliki target 38

dokumen.6) Layanan perizinan bidang pertanian memiliki target 2.000 dokumen surat izin.7) Layanan pemberian hak perlindungan dan pendaftaran varietas tanamanmemiliki target 285

dokumen layanan permohonan.

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PERTANIAN

3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan

Gambaran kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012 dapat diketahui dari hasil

pengukuran kinerja kegiatan dan evaluasi kinerja yaitu dengan membandingkan

antara target dengan capaian. Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran

keberhasilan tahun 2012 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode

scoring, yaitu: (1) sangat berhasil (capaian > 100%); (2) berhasil (capaian 80-

100%); (3) cukup berhasil (capaian 60-79%); dan (4) kurang berhasil (capaian

<60%) terhadap target yang telah ditetapkan.

3.2 Pencapaian Sasaran

Sekretariat Jenderal telah menetapkan indikator pencapaian target sebagai alat

ukur keberhasilan. Tahun 2012 capaian target sasaran Sekretariat Jenderal di

gambarkan seperti pada Tabel 1.

Page 27: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal20

Sasaran Sekretariat Jenderal tahun 2012 tersebut dapat tercapai melalui

pelaksanaan program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

Kementerian Pertanian.

3.3 Evaluasi Akuntabilitas Kinerja

Evaluasi akuntabilitas kinerja dilakukan terhadap hasil pengukuran kinerja sasaran

Sekretariat Jenderal. Keberhasilan kinerja Sekretariat Jenderal dipengaruhi oleh

pelaksanaan program dan kegiatan yang dikelola dengan baik dan ditunjang

dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat kondusif, untuk dapat mencapai tujuan

yang diinginkan. Kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut menyangkut beberapa

aspek/bidang tugas yang meliputi:

3.3.1 Bidang Perencanaan

Sesuai dengan Penetapan Kinerja (PK) ditetapkan sasaran strategis bidang

perencanaan yaitu berupa dokumen perencanaan kebijakan, anggaran,

pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian yang

berkualitas baik. Bidang perencanaan memiliki 2 (dua) indikator kinerja utama,

yaitu:

3.3.1.1 Dokumen Perencanaan yang Dapat Dilaksanakan

Pada tahun 2012, jumlah dokumen perencanaan yang dihasilkan oleh Sekretariat

Jenderal adalah sebanyak 74 dokumen/laporan,yang terdiri dari:

(1) Dokumen penyusunan kebijakan, program, dan wilayah (12

dokumen), yang terdiri dari: Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2013-

2045, Perencanaan Tenaga Kerja Sektor Pertanian 2012-2014; Panduan

Pengelolaan Kegiatan Responsif Gender di Sektor Pertanian Tahun 2012;

Rencana Kerja (Renja) Kementerian Pertanian Tahun 2013;Trilateral Meeting

Pagu Indikatif Tahun 2013; Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kementerian

Pertanian Tahun 2013; RKT Sekretariat Jenderal 2013; Penetapan Kinerja

(PK) Kementerian Pertanian Tahun 2012; Pra Musrenbang Bappenas Tahun

2012; Analisis Sosial Ekonomi Mendukung Kawasan Pengembangan Sentra

Produksi; Pemetaan Pewilayahan Komoditas Mendukung Pengembangan

Page 28: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal21

Kawasan Sentra Produksi; serta Pedoman Pengembangan Kawasan

Pertanian.

(2) Dokumen penyusunan, pembinaan, dan evaluasi anggaran (21

dokumen), yang terdiri dari: Prosiding Rapat Regional Perencanaan

Anggaran Kementerian Pertanian Tahun 2013; Penyusunan Rancangan

APBN-P 2012 Lingkup Kementerian Pertanian; Penyusunan Rancangan APBN

2013 Pagu Anggaran Lingkup Kementerian Pertanian; Penyusunan

Rancangan APBN 2013 Pagu Alokasi Anggaran; Sinkronisasi Penyusunan

RKA-KL 2013; Sosialisasi Program Aplikasi RKA-KL; Penyusunan RKA-KL

Lingkup Kementerian Pertanian, Sekretariat Jenderal dan Biro; Koordinasi

dan Identifikasi Hasil Revisi DIPA dan POK 2012; Koordinasi Hasil

Pemanfaatan PNBP Lingkup Kementerian Pertanian 2012; Koordinasi dan

Identifikasi Anggaran Subsidi Kementerian Pertanian Tahun 2012; Prosiding

Rapat Koordinasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian di Daerah;

Identifikasi dan Validasi Data Teknis DAK Bidang Pertanian tahun 2012;

Petunjuk Teknis (Juknis) DAK Bidang Pertanian Tahun 2013; Pembinaan dan

Validasi Data Teknis DAK Bidang Pertanian 2013; Kajian Evaluasi

Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian dalam meningkatkan Pendapatan

Daerah; Prosiding Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian

Tahun 2012; Koordinasi dan Pembinaan Administrasi Anggaran 2012;

Rekapitulasi Data Base Satker DIPA Anggaran Pembangunan Pertanian 2012;

Penyusunan Pedum Bansos dan Pedum Program, Kegiatan dan Anggaran

Tahun 2013; Penyusunan Nota Keuangan Lingkup Kementerian

Pertanian;serta Penyusunan Kesesuaian Program, Kegiatan dan Anggaran

Kementerian Pertanian Tahun 2012.

(3) Laporan pemantauan, evaluasi, dan ketatausahaan (28 laporan),

yang terdiri dari: Prosiding Evaluasi Program Kegiatan Pembangunan

Pertanian; Prosiding Workshop dan TOT SIMONEV di 3 wilayah; Pemantauan

Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan Utama Kementerian Pertanian;

Pemantauan Pelaksanaan Rencana Program Pembangunan Pertanian per

triwulan; Pemantauan dan Evaluasi Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN) per

triwulan; Pemantauan dan Evaluasi Midterm Program dan Target

Sasaran Sekretariat Jenderal tahun 2012 tersebut dapat tercapai melalui

pelaksanaan program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

Kementerian Pertanian.

3.3 Evaluasi Akuntabilitas Kinerja

Evaluasi akuntabilitas kinerja dilakukan terhadap hasil pengukuran kinerja sasaran

Sekretariat Jenderal. Keberhasilan kinerja Sekretariat Jenderal dipengaruhi oleh

pelaksanaan program dan kegiatan yang dikelola dengan baik dan ditunjang

dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat kondusif, untuk dapat mencapai tujuan

yang diinginkan. Kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut menyangkut beberapa

aspek/bidang tugas yang meliputi:

3.3.1 Bidang Perencanaan

Sesuai dengan Penetapan Kinerja (PK) ditetapkan sasaran strategis bidang

perencanaan yaitu berupa dokumen perencanaan kebijakan, anggaran,

pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian yang

berkualitas baik. Bidang perencanaan memiliki 2 (dua) indikator kinerja utama,

yaitu:

3.3.1.1 Dokumen Perencanaan yang Dapat Dilaksanakan

Pada tahun 2012, jumlah dokumen perencanaan yang dihasilkan oleh Sekretariat

Jenderal adalah sebanyak 74 dokumen/laporan,yang terdiri dari:

(1) Dokumen penyusunan kebijakan, program, dan wilayah (12

dokumen), yang terdiri dari: Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2013-

2045, Perencanaan Tenaga Kerja Sektor Pertanian 2012-2014; Panduan

Pengelolaan Kegiatan Responsif Gender di Sektor Pertanian Tahun 2012;

Rencana Kerja (Renja) Kementerian Pertanian Tahun 2013;Trilateral Meeting

Pagu Indikatif Tahun 2013; Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kementerian

Pertanian Tahun 2013; RKT Sekretariat Jenderal 2013; Penetapan Kinerja

(PK) Kementerian Pertanian Tahun 2012; Pra Musrenbang Bappenas Tahun

2012; Analisis Sosial Ekonomi Mendukung Kawasan Pengembangan Sentra

Produksi; Pemetaan Pewilayahan Komoditas Mendukung Pengembangan

Page 29: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal22

Pembangunan Pertanian 2010-2014; Pemantauan dan Evaluasi DAK Bidang

Pertanian; Evaluasi Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di

Sektor Pertanian; Evaluasi Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis

Korporasi (GP3K); Pemantauan dan Evaluasi Lembaga Keuangan Mikro

Pertanian; Laporan Pelayanan Penyelenggaraan Ketatausahaan (5 laporan);

Pelaksanaan Kesekretariatan Fungsional Perencana, Kegiatan BMN dan SAK;

Sistem Pengendalian Internal (SPI); Pembinaan Inisiatif Anti Korupsi (PIAK);

Reformasi Birokrasi; Penilaian Budaya Kerja; Penyebaran informasi;

Pengelolaan Administrasi Satker (2 laporan); Layanan Perkantoran;

Pengadaan Kendaraan Bermotor; Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi;

serta Peralatan dan fasilitasi perkantoran pegawai.

(4) Laporan pelaksanaan kinerja (13 laporan), yang terdiri dari: Data Base

Indikator Makro, Produksi Pertanian dan Perwilayahan Komoditas;

Pengolahan dan Penyajian Data Pertanian; Analisis Data-Data Pertanian

Terkini; Bahan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Menko Perekonomian,

Menko Kesejahteraan Rakyat, dan Rakor Terbatas (Rakortas); Bahan Rapat

Kerja (Raker) Menteri Pertanian dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI);

Kegiatan Rapat Pimpinan dan Tindaklanjut Rapim; Bahan Keynote Speaker;

Bahan Sidang Kabinet dan Wakil Presiden; Penyusunan Laporan Kementerian

Pertanian ke Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian

Pembangunan (UKP4) Perwilayahan Komoditas; Penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2011 (LAKIP

Kementerian Pertanian, Sekretariat Jenderal dan Biro Perencanaan);

Penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2011 (Kinerja

Kementerian Pertanian, Sekretariat Jenderal dan Biro Perencanaan);

Penyusunan Laporan Pimpinan Kementerian Pertanian (Kementerian

Pertanian, Sekretariat Jenderal dan Biro Perencanaan); serta Pengawasan

dan Evaluasi Kementerian Pertanian dalam Mendukung Program TNI

Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-88 dan ke-89.

Ketujuh puluh empat dokumen/laporan yang dihasilkan tersebut dapat

dilaksanakan seluruhnya atau dapat dikatakan pencapaian sasaran indikator

sebesar 100% (berhasil). Dokumen/laporan yang dihasilkan telah dijadikan

Page 30: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal23

acuan/feedback/input dalam perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan pada

tahun 2013.

Apabila dibandingkan dengan jumlah dokumen/laporan perencanaan yang

dihasilkan tahun 2011 yaitu sejumlah 22 dokumen/laporan, maka jumlah dokumen

perencanaan yang dihasilkan tahun 2012 meningkat sejumlah 52

dokumen/laporan atau sebesar 236,36%. Namun demikian, apabila dilihat dari

segi persentase capaian tidak mengalami peningkatan dari tahun 2011 atau tetap

terlaksana seluruhnya(100%).

3.3.1.2 Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian

Indikator ini bertujuan untuk menilai implementasi dan pengembangan

akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian Pertanian dalam rangka

mendorong terwujudnya pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (result

oriented government). Target Indikator kinerja penilaian atas Akuntabilitas Kinerja

Kementerian Pertanian adalah “A” (sangat baik), di mana untuk memperoleh nilai

tersebut harus memiliki poin total penilaian > 75. Pada tahun 2012, capaian

indikator kinerja nilai akuntabilitas kinerja Kementerian Pertanian mendapatkan

predikat “B” (baik) dengan perolehan nilai 70,19. Secara predikat, target indikator

ini belum berhasil dicapai akan tetapi apabila ditinjau dari total perolehan poin,

maka tingkat keberhasilan capaian sebesar 93,57% (berhasil). Apabila

dibandingkan dengan perolehan nilai pada tahun 2011 yaitu 65,61 (predikat B),

maka perolehan nilai tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 4,58 poin.

Nilai LAKIP tahun 2012 sebagaimana di atas, merupakan akumulasi penilaian

terhadap seluruh komponen manajemen kinerja di lingkungan Kementerian

Pertanian. Beberapa kekurangan yang masih ditemui dalam pelaksanaan

akuntabilitas kinerja Kementerian Pertanian, adalah: dokumen PK yang belum

terstruktur, kualitas rumusan indikator kinerja belum memenuhi kriteria yang baik,

pengukuran kinerja yang belum sepenuhnya digunakan dalam pengendalian dan

pemantauan kinerja, serta hasil evaluasi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan

untuk perbaikan perencanaan kinerja.

Adapun beberapa rekomendasi yang diberikan oleh Kementerian Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk memperbaiki

Pembangunan Pertanian 2010-2014; Pemantauan dan Evaluasi DAK Bidang

Pertanian; Evaluasi Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di

Sektor Pertanian; Evaluasi Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis

Korporasi (GP3K); Pemantauan dan Evaluasi Lembaga Keuangan Mikro

Pertanian; Laporan Pelayanan Penyelenggaraan Ketatausahaan (5 laporan);

Pelaksanaan Kesekretariatan Fungsional Perencana, Kegiatan BMN dan SAK;

Sistem Pengendalian Internal (SPI); Pembinaan Inisiatif Anti Korupsi (PIAK);

Reformasi Birokrasi; Penilaian Budaya Kerja; Penyebaran informasi;

Pengelolaan Administrasi Satker (2 laporan); Layanan Perkantoran;

Pengadaan Kendaraan Bermotor; Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi;

serta Peralatan dan fasilitasi perkantoran pegawai.

(4) Laporan pelaksanaan kinerja (13 laporan), yang terdiri dari: Data Base

Indikator Makro, Produksi Pertanian dan Perwilayahan Komoditas;

Pengolahan dan Penyajian Data Pertanian; Analisis Data-Data Pertanian

Terkini; Bahan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Menko Perekonomian,

Menko Kesejahteraan Rakyat, dan Rakor Terbatas (Rakortas); Bahan Rapat

Kerja (Raker) Menteri Pertanian dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI);

Kegiatan Rapat Pimpinan dan Tindaklanjut Rapim; Bahan Keynote Speaker;

Bahan Sidang Kabinet dan Wakil Presiden; Penyusunan Laporan Kementerian

Pertanian ke Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian

Pembangunan (UKP4) Perwilayahan Komoditas; Penyusunan Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2011 (LAKIP

Kementerian Pertanian, Sekretariat Jenderal dan Biro Perencanaan);

Penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2011 (Kinerja

Kementerian Pertanian, Sekretariat Jenderal dan Biro Perencanaan);

Penyusunan Laporan Pimpinan Kementerian Pertanian (Kementerian

Pertanian, Sekretariat Jenderal dan Biro Perencanaan); serta Pengawasan

dan Evaluasi Kementerian Pertanian dalam Mendukung Program TNI

Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-88 dan ke-89.

Ketujuh puluh empat dokumen/laporan yang dihasilkan tersebut dapat

dilaksanakan seluruhnya atau dapat dikatakan pencapaian sasaran indikator

sebesar 100% (berhasil). Dokumen/laporan yang dihasilkan telah dijadikan

Page 31: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal24

kekurangan dalam penerapan dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, antara lain:

(1) Mengimplementasikan rencana aksi pencapaian kinerja sebagai alat

monitoring pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen

Penetapan Kinerja;

(2) Menyempurnakan kualitas rumusan indikator kinerja, terutama di tingkat unit

kerja agar memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik;

(3) Memanfaatkan hasil pengukuran kinerja untuk pengendalian dan

pemantauan secara berkala;

(4) Menyempurnakan penyajian informasi dalam LAKIP unit kerja mengenai

evaluasi dan analisis pencapaian sasaran strategis dan pembandingan data

kinerja;

(5) Memanfaatkan informasi kinerja dalam LAKIP dan hasil evaluasi internal

untuk meningkatkan kinerja Kementerian Pertanian secara keseluruhan;

serta

(6) Meningkatkan kapasitas SDM dalam akuntabilitas dan manajemen kinerja di

seluruh jajaran Kementerian Pertanian untuk mempercepat terwujudnya

pemerintahan yang berkinerja dan akuntabel.

3.3.2 Bidang Keuangan dan Perlengkapan

Akuntabilitas kinerja Sekretariat Jenderal yang berkaitan dengan pencapaian

kinerja kegiatan bidang koordinasi pengelolaan keuangan dan perlengkapan

sebagaimana ditetapkan dalam penetapan kinerja memiliki sasaran pengelolaan

keuangan dan perlengkapan secara akuntabel dan transparan serta pengelolaan

kearsipan secara tertib dievaluasi melalui 2 indikator yaitu:

1. Kualitas laporan keuangan dengan target yang ingin dicapai adalah

mendapatkan opini WTP dari Badan Pemeriksa Keuangan.

2. Ketersediaan arsip dinamis sebagai alat bukti yang sah dengan target

90%

Page 32: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal25

3.3.2.1 Kualitas Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Kementerian Pertanian tahun 2006 dan 2007, diberikan opini

Tidak Menyatakan Pendapat (disclaimer) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),

kemudian pada tahun 2008, 2009, dan 2010 BPK memberikan opini Wajar Dengan

Pengecualian (WDP). Tahun 2010 Laporan Keuangan Kementerian Pertanian

memperoleh opini WDP yaitu dengan pengecualian aset tetap senilai

Rp. 598,21 miliar, pengelolaan hibah belum tertib, dan lemahnya pengendalian

internal.

Laporan Keuangan Kementerian Pertanian tahun 2011 masih tetap mendapatkan

opini WDP dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sehingga target yang telah

ditetapkan pada tahun 2012 yaitu memperoleh opini WTP belum dapat tercapai.

Pengecualian capaian opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Pertanian

tahun 2011 dengan nilai temuan Rp. 394,19 miliar terdiri dari:

(1) Aset tetap yang tidak ditemukan (BA.04) dengan nilai Rp. 188,71 miliar, di

mana Rp. 2,5 miliar diantaranya merupakan barang yang tidak ditemukan

namun tidak termasuk dalam BA.04.

(2) Hasil koreksi penilaian aset belum diinput atau dibukukan senilai

Rp. 69,11 miliar, belum di Inventarisasi dan dilakukan Penilaian senilai

Rp. 52,5 miliar dan hasil Inventarisasi dan Penilaian tahun 2005 – 2007

belum dibukukan senilai Rp. 60,1 miliar.

(3) Inventarisasi atasaset yang dimanfaatkan PT Riset Perkebunan Nusantara

(RPN) belum dapat diakui sebagai Barang Milik Negara (BMN) karena

belum ada data dukungnya sebesar Rp. 23,77 miliar.

Sementara untuk pengecualian Capaian Opini BPK atas laporan keuangan

Kementerian Pertanian tahun 2010 dengan Nilai temuan Rp. 755,84 miliar terdiri

dari:

(1) Aset tetap senilai Rp. 598,21 miliar belum dilakukan penilaian kembali.

(2) Aset tetap senilai Rp. 60,15 miliar belum dilakukan inventarisasi.

(3) Aset tetap senilai Rp. 76,68 miliar belum ditemukan.

(4) Pengelolaan hibah minimal senilai Rp. 20,80 miliar diluar mekanisme DIPA

APBN.

kekurangan dalam penerapan dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, antara lain:

(1) Mengimplementasikan rencana aksi pencapaian kinerja sebagai alat

monitoring pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen

Penetapan Kinerja;

(2) Menyempurnakan kualitas rumusan indikator kinerja, terutama di tingkat unit

kerja agar memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik;

(3) Memanfaatkan hasil pengukuran kinerja untuk pengendalian dan

pemantauan secara berkala;

(4) Menyempurnakan penyajian informasi dalam LAKIP unit kerja mengenai

evaluasi dan analisis pencapaian sasaran strategis dan pembandingan data

kinerja;

(5) Memanfaatkan informasi kinerja dalam LAKIP dan hasil evaluasi internal

untuk meningkatkan kinerja Kementerian Pertanian secara keseluruhan;

serta

(6) Meningkatkan kapasitas SDM dalam akuntabilitas dan manajemen kinerja di

seluruh jajaran Kementerian Pertanian untuk mempercepat terwujudnya

pemerintahan yang berkinerja dan akuntabel.

3.3.2 Bidang Keuangan dan Perlengkapan

Akuntabilitas kinerja Sekretariat Jenderal yang berkaitan dengan pencapaian

kinerja kegiatan bidang koordinasi pengelolaan keuangan dan perlengkapan

sebagaimana ditetapkan dalam penetapan kinerja memiliki sasaran pengelolaan

keuangan dan perlengkapan secara akuntabel dan transparan serta pengelolaan

kearsipan secara tertib dievaluasi melalui 2 indikator yaitu:

1. Kualitas laporan keuangan dengan target yang ingin dicapai adalah

mendapatkan opini WTP dari Badan Pemeriksa Keuangan.

2. Ketersediaan arsip dinamis sebagai alat bukti yang sah dengan target

90%

Page 33: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal26

Apabila dibandingkan, maka nilai temuan tahun 2011 sudah mengalami

penurunan dari segi jumlah yaitu sebesar Rp. 361,65 miliar (47,85%) bila

dibandingkan tahun 2010.

3.3.2.2 Ketersediaan Arsip Dinamis Sebagai Alat Bukti yang Sah

Selama Tahun 2012 Unit Kearsipan telah melaksanakan berbagai kegiatan yang

sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja Sekretariat

Jenderal Kementerian Pertanian, yaitu penyediaan arsip dinamis sebagai alat bukti

yang sah. Ketersediaan arsip dinamis yang dimaksud disini dibatasi pada arsip

periode tahun 2011 dan 2012 yang dibatasi pada jenis arsip Surat Masuk, Surat

Keluar dan Surat Keputusan pada Sekretariat Eselon I lingkup Kementerian

Pertanian.

Pengelolaan arsip dinamis menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012

meliputi kegiatan: (a) penciptaan arsip, (b) penggunaan arsip, (c) pemeliharaan

arsip, dan (d) penyusutan arsip. Indikator capaian kinerja pengelolaan arsip

adalah ketersediaan arsip dinamis sebagai alat bukti yang sah dengan target 90%

tercapai sebesar 87,5%, sehingga untuk target indikator capaian ini belum dapat

tercapai. Namun demikian, apabila dilihat atau dapat dikatakan persentase

capaian ukuran keberhasilannya adalah 97,22% (berhasil). Tidak tercapainya

target tersebut disebabkan karena belum semua unit eselon I menggunakan

perangkat teknologi informasi dalam pengelolaan arsip, seperti pada Tabel 2.

Disamping itu, SDM pengelola arsip Kementerian Pertanian masih kurang

memadai baik dari segi jumlah maupun kompetensi yang dimiliki.

Page 34: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal27

Tabel 2. Elektronisasi Registrasi Arsip Dinamis dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Registrasi Arsip pada Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian

NO UNIT KERJA ELEKTRONISASI KET %

1 Sekretariat Jenderal √ SIKD 100

2 Inspektorat Jenderal X - 0

3 Ditjen Prasarana Dan Sarana Pertanian √ MS EXCEL 100

4 Ditjen Tanaman Pangan √ SIMAR 100

5 Ditjen Hortikultura √ SIKD 100

6 Ditjen Perkebunan X - 0

7 Ditjen Peternakan Dan Kesehatan Hewan √ SIMAS 100

8 Ditjen Pengolahan Dan Pemasaran Hasil

Pertanian

√ E-AGENDA

100

9 Badan Litbang Pertanian √ SIMOTO 100

10 Badan Penyuluhan Dan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Pertanian

√ MS EXCEL

100

11 Badan Ketahanan Pangan X - 0

12 Badan Karantina Pertanian √ MS EXCEL 100

TOTAL 75

Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan

Dari Tabel 2 diatas maka dapat dilihat bahwa berdasarkan pemeriksaan terhadap

12 Unit Eselon I, hanya 9 unit Eselon I (75%) yang telah menggunakan aplikasi

komputer dalam proses registrasi arsip. Untuk menentukan persentase

ketersediaan arsip sebagai alat bukti yang sah di lingkungan Kementerian

Pertanian digunakan dua parameter yaitu registrasi arsip dinamis dan elektronisasi

registrasi arsip dinamis dengan asumsi bahwa proses registrasi merupakan proses

penting dalam menjamin ketersediaan arsip, serta pemanfaatan teknologi

informasi dalam proses registrasi akan menjamin ketersediaan dan kecepatan

akses arsip.

Berdasarkan dua parameter tersebut dapat diukur persentase ketersediaan arsip

sebagai alat bukti yang sah seperti yang tertuang pada Tabel 3 berikut ini.

Apabila dibandingkan, maka nilai temuan tahun 2011 sudah mengalami

penurunan dari segi jumlah yaitu sebesar Rp. 361,65 miliar (47,85%) bila

dibandingkan tahun 2010.

3.3.2.2 Ketersediaan Arsip Dinamis Sebagai Alat Bukti yang Sah

Selama Tahun 2012 Unit Kearsipan telah melaksanakan berbagai kegiatan yang

sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja Sekretariat

Jenderal Kementerian Pertanian, yaitu penyediaan arsip dinamis sebagai alat bukti

yang sah. Ketersediaan arsip dinamis yang dimaksud disini dibatasi pada arsip

periode tahun 2011 dan 2012 yang dibatasi pada jenis arsip Surat Masuk, Surat

Keluar dan Surat Keputusan pada Sekretariat Eselon I lingkup Kementerian

Pertanian.

Pengelolaan arsip dinamis menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012

meliputi kegiatan: (a) penciptaan arsip, (b) penggunaan arsip, (c) pemeliharaan

arsip, dan (d) penyusutan arsip. Indikator capaian kinerja pengelolaan arsip

adalah ketersediaan arsip dinamis sebagai alat bukti yang sah dengan target 90%

tercapai sebesar 87,5%, sehingga untuk target indikator capaian ini belum dapat

tercapai. Namun demikian, apabila dilihat atau dapat dikatakan persentase

capaian ukuran keberhasilannya adalah 97,22% (berhasil). Tidak tercapainya

target tersebut disebabkan karena belum semua unit eselon I menggunakan

perangkat teknologi informasi dalam pengelolaan arsip, seperti pada Tabel 2.

Disamping itu, SDM pengelola arsip Kementerian Pertanian masih kurang

memadai baik dari segi jumlah maupun kompetensi yang dimiliki.

Page 35: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal28

Tabel 3. Ketersediaan Arsip Dinamis pada Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian

NO URAIANBOBOT CAPAIAN TOTAL

(%) (%) (%)

1 Registrasi Arsip Dinamis 50 100 50

2 Elektronisasi Registrasi Arsip

Dinamis

50 75 37.5

TOTAL 87.5

Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan

3.3.3 Bidang Hukum dan Informasi Publik

Hukum pertanian bergerak secara dinamis menyesuaikan dengan isu dan tuntutan

yang berkembang di masyarakat, karena itu pembangunan hukum di bidang

pertanian harus berwawasan holistik, sistemik dan dapat mengantisipasi

pergeseran paradigma pembangunan, menjamin kelestarian dan perlindungan

fungsi lingkungan hidup, mendukung Hak Kekayaan Intelektual (HKI), mendorong

penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), pengembangan otonomi daerah, privatisasi,

globalisasi serta menjadi landasan pembangunan sistem dan usaha agribisnis.

Pembangunan pertanian yang tangguh dan efisien dengan orientasi pada sistem

agribisnis, akan terwujud apabila dilengkapi dengan peraturan perundang-

undangan sebagai landasan kerja (legal standing) yang kuat dan lengkap serta

didukung oleh pelaksanaan advokasi dan bantuan hukum serta pengelolaan

informasi publik yang baik. Hal tersebut juga harus diperkuat dengan penyediaan

sumberdaya manusia sebagai aparatur pertanian yang profesional. Oleh karena itu

pembinaan, bantuan hukum dan pengelolaan informasi publik dalam

penyelenggaraan pembangunan pertanian menjadi sangat fundamental dan tidak

dapat dipisahkan dengan pelaksanaan pembangunan pertanian.

Pengukuran kinerja kegiatan bidang hukum dan informasi publik tahun 2012

memiliki indikator dokumen peraturan perundang-undangan bidang pertanian

yang dapat dilaksanakan dengan target 100%, serta kualitas layanan informasi

publik bidang pertanian dengan target 80% (baik).

Page 36: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal29

3.3.3.1 Dokumen Peraturan Perundang-Undangan Bidang Pertanian yang Dapat

Dilaksanakan

Dalam melaksanakan program kegiatan dibidang pertanian diperlukan

perencanaan dalam penyusunan peraturan perundang-undangan. Program

Legislasi Pertanian (Prolegtan) merupakan instrumen perencanaan program

pembentukan peraturan perundang-undangan di Kementerian Pertanian mulai

Undang-Undangsampai Peraturan Menteri Pertanian sebagai pelaksanaannya yang

disusun secara terencana, terpadu, dan sistematis.

Pada pelaksanaan tahun 2012, capaian terhadap indikator dokumen peraturan

perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan dengan target

100% tercapai seluruhnya (100%) atau secara persentase capaian ukuran

keberhasilan sebesar 100% (berhasil), di mana seluruh dokumen peraturan

perundang-undangan bidang pertanian tersebut sudah diterbitkan dan dimasukan

kedalam berita negara. Dokumen peraturan perundang-undangan bidang

pertanian yang dapat dilaksanakan terdiri dari 5 (lima) dokumen, antara lain:

(1) Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Tanaman;

Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan nasional termasuk didalamnya

pembangunan pertanian (Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan)

telah ditetapkan berbagai peraturan perundang-undangan yang dapat

dijadikan landasan hukum, pemandu, rambu-rambu, dan piranti pengambilan

kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan bidang pertanian yang

sekaligus sebagai pedoman perilaku masyarakat pertanian Indonesia dalam

penyelenggaraan, pemanfaatan, pengelolaan, dan pelestarian sumberdaya

pertanian.

Kebijakan di bidang pertanian khususnya di bidang tanaman telah banyak

ditetapkan mulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan

Presiden, dan Peraturan Menteri sebagai pelaksanaannya. Menindaklanjuti

peraturan perundang-undangan dimaksud, setiap tahun banyak peraturan

perundang-undangan bidang tanaman yang perlu diterbitkan. Dalam

penyusunan peraturan perundang-undangan bidang tanaman dimaksud,

Tabel 3. Ketersediaan Arsip Dinamis pada Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian

NO URAIANBOBOT CAPAIAN TOTAL

(%) (%) (%)

1 Registrasi Arsip Dinamis 50 100 50

2 Elektronisasi Registrasi Arsip

Dinamis

50 75 37.5

TOTAL 87.5

Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan

3.3.3 Bidang Hukum dan Informasi Publik

Hukum pertanian bergerak secara dinamis menyesuaikan dengan isu dan tuntutan

yang berkembang di masyarakat, karena itu pembangunan hukum di bidang

pertanian harus berwawasan holistik, sistemik dan dapat mengantisipasi

pergeseran paradigma pembangunan, menjamin kelestarian dan perlindungan

fungsi lingkungan hidup, mendukung Hak Kekayaan Intelektual (HKI), mendorong

penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), pengembangan otonomi daerah, privatisasi,

globalisasi serta menjadi landasan pembangunan sistem dan usaha agribisnis.

Pembangunan pertanian yang tangguh dan efisien dengan orientasi pada sistem

agribisnis, akan terwujud apabila dilengkapi dengan peraturan perundang-

undangan sebagai landasan kerja (legal standing) yang kuat dan lengkap serta

didukung oleh pelaksanaan advokasi dan bantuan hukum serta pengelolaan

informasi publik yang baik. Hal tersebut juga harus diperkuat dengan penyediaan

sumberdaya manusia sebagai aparatur pertanian yang profesional. Oleh karena itu

pembinaan, bantuan hukum dan pengelolaan informasi publik dalam

penyelenggaraan pembangunan pertanian menjadi sangat fundamental dan tidak

dapat dipisahkan dengan pelaksanaan pembangunan pertanian.

Pengukuran kinerja kegiatan bidang hukum dan informasi publik tahun 2012

memiliki indikator dokumen peraturan perundang-undangan bidang pertanian

yang dapat dilaksanakan dengan target 100%, serta kualitas layanan informasi

publik bidang pertanian dengan target 80% (baik).

Page 37: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal30

diperlukan keterlibatan semua pihak baik lingkup Kementerian Pertanian

maupun antar Kementerian yang berkompeten untuk memperkaya substansi

dan mempersamakan persepsi/pemahaman terhadap substansi yang akan

diatur. Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah 18 (delapan belas)

Peraturan Menteri Pertanian dan 50 (lima puluh) Keputusan Menteri Pertanian.

(2) Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Sumberdaya, Sarana dan

Prasarana

Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan nasional termasuk didalamnya

pembangunan pertanian (Sarana dan Prasarana Pertanian dan Ketahanan

Pangan) telah ditetapkan berbagai peraturan perundang-undangan yang

dapat dijadikan landasan hukum, pemandu, rambu-rambu, dan piranti

pengambilan kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan bidang

pertanian yang sekaligus sebagai pedoman perilaku masyarakat pertanian

Indonesia dalam penyelenggaraan, pemanfaatan, pengelolaan, dan

pelestarian sumberdaya pertanian.

Kebijakan di Bidang Pertanian khususnya di bidang Sumberdaya, Sarana dan

Prasarana telah banyak ditetapkan mulai dari Undang-Undang, Peraturan

Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Menteri sebagai

pelaksanaannya. Menindaklanjuti peraturan perundang-undangan dimaksud,

setiap tahun banyak peraturan perundang-undangan bidang Sumber Daya,

Sarana dan Prasarana yang perlu diterbitkan. Dalam penyusunan peraturan

perundang-undangan bidang Sumberdaya, Sarana dan Prasarana dimaksud,

diperlukan keterlibatan semua pihak baik lingkup Kementerian Pertanian

maupun antar Kementerian yang berkompeten untuk memperkaya substansi

dan mempersamakan persepsi/pemahaman terhadap substansi yang akan

diatur. Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah 3 (tiga) Peraturan

Pemerintah, 10 (sepuluh) Peraturan Menteri Pertanian, dan 29 (dua puluh

sembilan) Keputusan Menteri Pertanian.

Page 38: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal31

(3) Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Penelitian, Penyuluhan

dan Pengembangan SDM;

Untuk mendukung penyelenggaraan penelitian, penyuluhan, serta

pengembangan sumberdaya manusia telah diterbitkan Undang-undang sektor

pertanian, meliputi: Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem

Budidaya Tanaman, Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina

Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang

Pangan, Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas

Tanaman, Undang-undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan,

Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Penyuluh Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan, Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan

dan Kesehatan Hewan, Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang

Pembangunan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Undang-undang

Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura.

Undang-undang sektor pertanian tersebut telah ditindaklanjuti dengan

beberapa Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Pertanian dalam suatu

skenario pengaturan yang lebih operasional sebagai acuan bagi aparatur dan

pelaku usaha bidang pertanian. Dengan demikian peraturan perundang-

undangan dapat diterapkan sehingga menjamin kepastian hukum dan

keadilan. Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah 1 (satu) undang-

undang, 14 (empat belas) Peraturan Menteri Pertanian, dan 23 (dua puluh

tiga) Keputusan Menteri Pertanian.

(4) Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Ternak dan Kesehatan

hewan;

Sesuai dengan tugas dan fungsi, penyusunan peraturan perundang-undangan

bidang peternakan dan kesehatan hewan melakukan penyiapan bahan

evaluasi penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan bidang

ternak dan kesehatan hewan. Penyusunan peraturan perundang-undangan

bidang ternak dan kesehatan hewan dilaksanakan dengan tujuan untuk

merumuskan peraturan perundang-undangan yang disampaikan oleh eselon I

terkait berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang

diperlukan keterlibatan semua pihak baik lingkup Kementerian Pertanian

maupun antar Kementerian yang berkompeten untuk memperkaya substansi

dan mempersamakan persepsi/pemahaman terhadap substansi yang akan

diatur. Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah 18 (delapan belas)

Peraturan Menteri Pertanian dan 50 (lima puluh) Keputusan Menteri Pertanian.

(2) Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Sumberdaya, Sarana dan

Prasarana

Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan nasional termasuk didalamnya

pembangunan pertanian (Sarana dan Prasarana Pertanian dan Ketahanan

Pangan) telah ditetapkan berbagai peraturan perundang-undangan yang

dapat dijadikan landasan hukum, pemandu, rambu-rambu, dan piranti

pengambilan kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan bidang

pertanian yang sekaligus sebagai pedoman perilaku masyarakat pertanian

Indonesia dalam penyelenggaraan, pemanfaatan, pengelolaan, dan

pelestarian sumberdaya pertanian.

Kebijakan di Bidang Pertanian khususnya di bidang Sumberdaya, Sarana dan

Prasarana telah banyak ditetapkan mulai dari Undang-Undang, Peraturan

Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Menteri sebagai

pelaksanaannya. Menindaklanjuti peraturan perundang-undangan dimaksud,

setiap tahun banyak peraturan perundang-undangan bidang Sumber Daya,

Sarana dan Prasarana yang perlu diterbitkan. Dalam penyusunan peraturan

perundang-undangan bidang Sumberdaya, Sarana dan Prasarana dimaksud,

diperlukan keterlibatan semua pihak baik lingkup Kementerian Pertanian

maupun antar Kementerian yang berkompeten untuk memperkaya substansi

dan mempersamakan persepsi/pemahaman terhadap substansi yang akan

diatur. Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah 3 (tiga) Peraturan

Pemerintah, 10 (sepuluh) Peraturan Menteri Pertanian, dan 29 (dua puluh

sembilan) Keputusan Menteri Pertanian.

Page 39: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal32

Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam bentuk Peraturan Pemerintah,

Peraturan Presiden, Peraturan Menteri maupun bersifat Keputusan Menteri.

Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah 2 (dua) Peraturan Pemerintah,

4 (empat) Peraturan Menteri Pertanian dan 17 (tujuh belas) Keputusan

Menteri Pertanian.

(5) Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Karantina Pertanian.

Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun peraturan perundang-undangan

bidang karantina pertanian. Dalam rangka memberikan perlindungan terhadap

sumberdaya alam hayati tersebut salah satu cara yang dilakukan yaitu melalui

pencegahan masuknya ke dalam, dan tersebarnya dari suatu area ke area lain

di dalam wilayah Negara Republik Indonesia hama dan penyakit hewan, dan

organisme pengganggu tumbuhan yang memiliki potensi merusak kelestarian

sumberdaya alam hayati. Pencegahan masuknya ke dalam, dan tersebarnya

dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia hama

dan penyakit hewan, dan organisme pengganggu tumbuhan dimaksud

dilakukan melalui pelaksanaan karantina hewan dan karantina tumbuhan.

Untuk lebih meningkatkan pengawasan atas risiko masuk dan menyebarnya

penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina

dan dengan adanya perubahan kepelabuhanan dan kebandarudaraan nasional

maka Kementerian Pertanian pada tahun 2012 mengeluarkan 6 (enam)

Peraturan Menteri Pertanian dan 3 (tiga) Keputusan Menteri Pertanian.

Peraturan perundang-undangan bidang pertanian tersebut diatas telah

dilaksanakan beserta sosialisasinya untuk peraturan perundang-undangan bidang

penelitian, penyuluhan, dan pengembangan SDM; bidang sumberdaya, sarana dan

prasarana; serta bidang karantina pertanian. Jumlah dokumen peraturan

perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dihasilkan pada tahun 2012

sama dengan jumlah dokumen yang dihasilkan pada tahun 2011 yaitu 5 dokumen.

3.3.3.2 Kualitas Layanan Informasi Publik Bidang Pertanian

Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik pada Tahun 2008 dan baru berlaku dua tahun kemudian setelah

Page 40: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal33

disahkan, yaitu tahun 2010, tuntutan akan keterbukaan dalam memperoleh

informasi semakin mendesak. Keterbukaan Informasi Publik bertujuan

mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab (good

governance) melalui penerapan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi dan

supremasi hukum serta melibatkan partisipasi masyarakat dalam setiap proses

kebijakan publik dalam rangka Open Government.

Berdasarkan Pasal 13 UU Nomor 14 Tahun 2008, Badan Publik seperti

Kementerian Pertanian wajib menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan

Dokumentasi serta membangun dan mengembangkan sistem informasi dan

dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien, sehingga

layanan informasi publik dapat diakses dengan mudah. Bahkan lebih lanjut setiap

Badan Publik perlu melakukan pengelolaan informasi publik dan dokumentasi yang

dapat menjamin penyediaan informasi yang mudah, cermat, cepat, dan akurat

dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Untuk memberikan akses informasi publik dalam rangka pengawasan publik dan

mendorong keterlibatan partisipasi masyarakat dalam setiap proses kebijakannya,

Kementerian Pertanian perlu mengelola informasi publik secara akuntabel dan

transparan. Pengelolaan informasi publik dimaksudkan untuk meningkatkan

layanan informasi publik kepada masyarakat, menciptakan dan menjamin

kelancaraan dalam pelayanan informasi publik pada Kementerian Pertanian.

Indikator kualitas layanan informasi publik bidang pertanian memiliki 5 kegiatan,

yaitu:

(1) Pelaksanaan Pengelolaan Pelayanan Informasi Publik.

(2) Penyediaan Informasi Publik dan Multimedia Pendukung, serta Pengelolaan Perpustakaan Digital

(3) Laporan Monitoring dan Evaluasi Informasi.

(4) Sosialisasi Pembangunan Pertanian.

(5) Dukungan Pengelolaan Pusat Informasi Agribisnis.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja indikator kualitas layanan informasi publik

bidang pertanian dengan target 80% (baik) untuk tahun 2012, telah tercapai

Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam bentuk Peraturan Pemerintah,

Peraturan Presiden, Peraturan Menteri maupun bersifat Keputusan Menteri.

Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah 2 (dua) Peraturan Pemerintah,

4 (empat) Peraturan Menteri Pertanian dan 17 (tujuh belas) Keputusan

Menteri Pertanian.

(5) Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Karantina Pertanian.

Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun peraturan perundang-undangan

bidang karantina pertanian. Dalam rangka memberikan perlindungan terhadap

sumberdaya alam hayati tersebut salah satu cara yang dilakukan yaitu melalui

pencegahan masuknya ke dalam, dan tersebarnya dari suatu area ke area lain

di dalam wilayah Negara Republik Indonesia hama dan penyakit hewan, dan

organisme pengganggu tumbuhan yang memiliki potensi merusak kelestarian

sumberdaya alam hayati. Pencegahan masuknya ke dalam, dan tersebarnya

dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia hama

dan penyakit hewan, dan organisme pengganggu tumbuhan dimaksud

dilakukan melalui pelaksanaan karantina hewan dan karantina tumbuhan.

Untuk lebih meningkatkan pengawasan atas risiko masuk dan menyebarnya

penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina

dan dengan adanya perubahan kepelabuhanan dan kebandarudaraan nasional

maka Kementerian Pertanian pada tahun 2012 mengeluarkan 6 (enam)

Peraturan Menteri Pertanian dan 3 (tiga) Keputusan Menteri Pertanian.

Peraturan perundang-undangan bidang pertanian tersebut diatas telah

dilaksanakan beserta sosialisasinya untuk peraturan perundang-undangan bidang

penelitian, penyuluhan, dan pengembangan SDM; bidang sumberdaya, sarana dan

prasarana; serta bidang karantina pertanian. Jumlah dokumen peraturan

perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dihasilkan pada tahun 2012

sama dengan jumlah dokumen yang dihasilkan pada tahun 2011 yaitu 5 dokumen.

3.3.3.2 Kualitas Layanan Informasi Publik Bidang Pertanian

Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik pada Tahun 2008 dan baru berlaku dua tahun kemudian setelah

Page 41: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal34

seluruhnya (80%) atau secara persentase capaian ukuran keberhasilan sebesar

100% (berhasil).

3.3.4 Bidang Organisasi dan Kepegawaian

Pada tahun anggaran 2012, Bidang Organisasi dan Kepegawaian mempunyai 2

(dua) indikator kinerja yaitu predikat indeks penerapan nilai-nilai budaya kerja

dengan target nilai baik serta dokumen di bidang organisasi, ketatalaksanaan dan

reformasi birokrasi yang dapat dilaksanakan dengan target capaian sebesar 80%.

3.3.4.1 Predikat Indeks Penerapan Nilai-Nilai Budaya Kerja

Untuk mengetahui capaian indikator kinerja Predikat Indeks Penerapan Nilai-nilai

Budaya Kerja (IPNBK), maka pada tahun 2012, telah dilakukan pengukuran

kualitas budaya kerja aparatur melalui survei IPNBK Lingkup Kementerian

pertanian dengan hasil sebagai berikut:

(1) Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja di Lingkungan

Kementerian Pertanian.

Menindaklanjuti Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor: 25/KEP/M.PAN/4/2002 tentang Pedoman Pengembangan Budaya

Kerja Aparatur Negara, setelah melalui proses pembahasan yang

melibatkan eselon I dan UPT Kementerian Pertanian, Kementerian

Pertanian telah menetapkan nilai dasar budaya kerja melalui Peraturan

Menteri Pertanian Nomor: 24/Permentan/OT.140/4/2012 tentang Pedoman

Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja di Lingkungan

Kementerian Pertanian.

(2) Pengukuran Kualitas Budaya Kerja Lingkup Sekretariat Jenderal

Kementerian Pertanian Tahun 2012 dan Pelaksanaan Ekspose Kualitas

Budaya Kerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2012.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pengukuran kualitas budaya

kerja lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian tahun 2012 antara

lain pelaksanaan Ekspose Kualitas Budaya Kerja sebagai hasil dari

Page 42: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal35

pengukuran kualitas IPNBK Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Tahun 2012. Ekspose tersebut dihadiri oleh semua unit kerja Biro dan Pusat

Lingkup Sekretariat Jenderal sebagai narasumber dan unit kerja lingkup

Eselon I sebagai pembahas. Pada tahun ini Sekretariat Jenderal

Kementerian Pertanian memperoleh indeks sebesar 3,52 dengan nilai

kualitas budaya kerja 70,40 masuk kedalam klasifikasi kualitas budaya kerja

BAIK.

(3) Pengukuran kualitas budaya kerja Lingkup Kementerian Pertanian Tahun

2012 dan pelaksanaan ekspose kualitas budaya kerja Kementerian

Pertanian Tahun 2012

Sesuai Permentan Nomor: 24/Permentan/OT.140/4/2012 tentang Pedoman

Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja di Lingkungan

Kementerian Pertanian, telah dilakukan Ekspose Hasil Pengukuran Kualitas

Budaya Kerja dan untuk tahun 2012. Hasil penilaian IPNBK Kementerian

Pertanian mendapatkan nilai 3,55 dan nilai kualitas budaya kerja sebesar

71,00 dengan predikat “baik”.

Capaian indikator predikat indeks penerapan nilai-nilai budaya kerja secara

persentase capaian ukuran keberhasilan sebesar 125% (sangat berhasil) sesuai

dengan yang ditargetkan. Hasil pada tahun 2012 ini mampu mempertahankan

nilai predikat indeks penerapan nilai-nilai budaya kerja seperti yang didapatkan

pada tahun 2011.

3.3.4.2 Dokumen di Bidang Organisasi, Ketatalaksanaan dan Reformasi

Birokrasi yang Dapat Dilaksanakan

Pada tahun 2012, output dokumen di bidang organisasi, ketatalaksanaan dan

reformasi birokrasi yang dapat dilaksanakan memiliki target kinerja sebanyak 12

dokumen. Dari target kinerja yang telah ditetapkan, seluruhnya dapat tercapai

secara efisien dan efektif. Target indikator yang ditetapkan sebesar 80% dokumen

di bidang organisasi, ketatalaksanaan dan reformasi birokrasi yang dapat

dilaksanakan, telah terlaksana seluruhnya(100%) atau secara persentase capaian

ukuran keberhasilan sebesar 125% (sangat berhasil).

seluruhnya (80%) atau secara persentase capaian ukuran keberhasilan sebesar

100% (berhasil).

3.3.4 Bidang Organisasi dan Kepegawaian

Pada tahun anggaran 2012, Bidang Organisasi dan Kepegawaian mempunyai 2

(dua) indikator kinerja yaitu predikat indeks penerapan nilai-nilai budaya kerja

dengan target nilai baik serta dokumen di bidang organisasi, ketatalaksanaan dan

reformasi birokrasi yang dapat dilaksanakan dengan target capaian sebesar 80%.

3.3.4.1 Predikat Indeks Penerapan Nilai-Nilai Budaya Kerja

Untuk mengetahui capaian indikator kinerja Predikat Indeks Penerapan Nilai-nilai

Budaya Kerja (IPNBK), maka pada tahun 2012, telah dilakukan pengukuran

kualitas budaya kerja aparatur melalui survei IPNBK Lingkup Kementerian

pertanian dengan hasil sebagai berikut:

(1) Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja di Lingkungan

Kementerian Pertanian.

Menindaklanjuti Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor: 25/KEP/M.PAN/4/2002 tentang Pedoman Pengembangan Budaya

Kerja Aparatur Negara, setelah melalui proses pembahasan yang

melibatkan eselon I dan UPT Kementerian Pertanian, Kementerian

Pertanian telah menetapkan nilai dasar budaya kerja melalui Peraturan

Menteri Pertanian Nomor: 24/Permentan/OT.140/4/2012 tentang Pedoman

Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja di Lingkungan

Kementerian Pertanian.

(2) Pengukuran Kualitas Budaya Kerja Lingkup Sekretariat Jenderal

Kementerian Pertanian Tahun 2012 dan Pelaksanaan Ekspose Kualitas

Budaya Kerja Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2012.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pengukuran kualitas budaya

kerja lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian tahun 2012 antara

lain pelaksanaan Ekspose Kualitas Budaya Kerja sebagai hasil dari

Page 43: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal36

Dokumen di bidang organisasi, ketatalaksanaan dan reformasi birokrasi yang

dapat dilaksanakan, adalah sebagai berikut :

(1) Dokumen Penataan Organisasi KementerianPertanian

Memperhatikan kebutuhan reformasi birokrasi di bidang kelembagaan, dan

masukan dari unit kerja eselon I atas respon surat Sekretaris Jenderal

Kementerian Pertanian Nomor: 1743/OT.210/A/06/2012 tanggal 14 Juni

2012 perihal Rancang Bangun Organisasi, telah dilakukan telaahan oleh

bidang Organisasi dan Kepegawaian tentang konsep penataan organisasi

eselon I dan II Kementerian Pertanian.

(2) Dokumen Penataan Kelembagaan Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Pada tahun 2012 telah dilakukan penataan Kelembagaan Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Lingkup Kementan agar lebih efisien dan efektif. Penataan

UPT meliputi seluruh Eselon I yang ada.

(3) Forum Komunikasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kementerian Pertanian

Forum Koordinasi UPT diselenggarakan pada tanggal 9-11 Juli 2012 di

Denpasar dan dihadiri oleh Kepala UPT Kementerian Pertanian dan utusan

yang mewakili Kepala UPT Kementerian Pertanian, serta utusan dari unit

kerja Eselon I Kementerian Pertanian.

(4) Peningkatan Efektifitas Kelembagaan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) Bidang Pertanian.

Penyempurnaan Indikator Variabel Draft PP Pengganti PP Nomor: 41 Tahun

2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah oleh Kementerian Dalam Negeri

telah ditindaklanjuti melalui surat Sekretaris Jenderal Kementerian

Pertanian kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Nomor

598/HK.030/A/03/2012 tanggal 5 Maret 2012 perihal Usulan Revisi PP 41

Tahun 2007.

Page 44: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal37

(5) Penyusunan dan Penyempurnaan Sistem, Prosedur, dan Tata Hubungan

Kerja

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat penting dalam menunjang

terwujudnya Reformasi Birokrasi di Kementerian Pertanian, kegiatan

penyusunan Sistem dan Prosedur merupakan salah satu aspek kegiatan

dalam upaya Penataan Ketatalaksanaan. Di samping itu akibat

perkembangan dan perubahan organisasi lingkup Kementerian Pertanian

maka harus dilakukan penyesuaian terhadap peraturan-peraturan guna

menyelaraskan dengan pencapaian tujuan yang ingin dicapai.

(6) Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Standar Operasional Prosedur.

Perubahan Tatalaksana merupakan salah satu dari 8 (delapan) area

perubahan utama dalam Reformasi Birokrasi sistem manajemen

Pemerintahan. Perubahan ketatalaksanaan sebagaimana dimaksud, pada

hakekatnya diarahkan untuk melakukan penataan tatalaksana instansi

pemerintah yang efektif dan efisien. Salah satu upaya penataan tatalaksana

diwujudkan dalam bentuk penyusunan dan implementasi Standar

Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan.

(7) Penyelenggaraan Bimbingan Teknis di Bidang Manajemen.

Kegiatan ini dilaksanakan sejalan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi di

lingkungan Kementerian Pertanian. Kegiatan Bimbingan Teknis ini

diselenggarakan dengan materi pelaksanaan Manajemen Perubahan dan

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) pada tanggal 1-

2 Agustus 2012 bertempat di Hotel Royal Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini

dihadiri oleh perwakilan seluruh Eselon I Lingkup Kementan dan UPT-UPT

di wilayah Jabodetabek sebanyak 120 orang.

(8) Desiminasi Pelaksanaan Peningkatan Capacity Building

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka penyebarluasan informasi tentang

organisasi dan kepegawaian kepada masyarakat luas maupun unit kerja di

lingkungan Kementerian Pertanian.

Dokumen di bidang organisasi, ketatalaksanaan dan reformasi birokrasi yang

dapat dilaksanakan, adalah sebagai berikut :

(1) Dokumen Penataan Organisasi KementerianPertanian

Memperhatikan kebutuhan reformasi birokrasi di bidang kelembagaan, dan

masukan dari unit kerja eselon I atas respon surat Sekretaris Jenderal

Kementerian Pertanian Nomor: 1743/OT.210/A/06/2012 tanggal 14 Juni

2012 perihal Rancang Bangun Organisasi, telah dilakukan telaahan oleh

bidang Organisasi dan Kepegawaian tentang konsep penataan organisasi

eselon I dan II Kementerian Pertanian.

(2) Dokumen Penataan Kelembagaan Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Pada tahun 2012 telah dilakukan penataan Kelembagaan Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Lingkup Kementan agar lebih efisien dan efektif. Penataan

UPT meliputi seluruh Eselon I yang ada.

(3) Forum Komunikasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kementerian Pertanian

Forum Koordinasi UPT diselenggarakan pada tanggal 9-11 Juli 2012 di

Denpasar dan dihadiri oleh Kepala UPT Kementerian Pertanian dan utusan

yang mewakili Kepala UPT Kementerian Pertanian, serta utusan dari unit

kerja Eselon I Kementerian Pertanian.

(4) Peningkatan Efektifitas Kelembagaan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) Bidang Pertanian.

Penyempurnaan Indikator Variabel Draft PP Pengganti PP Nomor: 41 Tahun

2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah oleh Kementerian Dalam Negeri

telah ditindaklanjuti melalui surat Sekretaris Jenderal Kementerian

Pertanian kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Nomor

598/HK.030/A/03/2012 tanggal 5 Maret 2012 perihal Usulan Revisi PP 41

Tahun 2007.

Page 45: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal38

(9) Fasilitasi Reformasi Birokrasi

Kegiatan Fasilitasi Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian pada tahun

2012 ini mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini tidak terlepas

dari peran serta Tim Kerja Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian yang

dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor

589/Kpts/OT.160/2/2012 tanggal 20 Pebruari 2012. Selain itu, seluruh

penanggung jawab program dan kegiatan reformasi birokrasi telah

melaksanakan kegiatannya dengan mengacu pada rencana aksi yang sudah

ditetapkan dalam revisi road map reformasi birokrasi Kementerian Pertanian

Tahun 2010-2014.

(10) Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK)

Sekretariat Jenderal

Kegiatan PIAK yang dilaksanakan di lingkungan Sekretariat Jenderal Tahun

2012 antara lain: (a) Rapat Koordinasi Tim PIAK Sekretariat Jenderal 2012,

(b) Penyusunan dan Finalisasi Kuesioner PIAK Sekretariat Jenderal 2012,

dan (c) Penyusunan dan penyempurnaan data dukung dalam rangka

pengisian kuesioner PIAK Tahun 2012. Adapun hasil PIAK Sekretariat

Jenderal Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Penilaian Hasil PIAK Sekretariat Jenderal Tahun 2012

NO INDIKATOR NILAI

Indikator Utama (85.10) 6.89

1 Kode Etik Khusus 9.32

2 Transparansi dalam Manajemen SDM 3.98

3 Transparansi Penyelenggara Negara 6.78

4 Transparansi dalam Pengadaan Barang dan Jasa 4.48

5 Mekanisme Pengaduan Masyarakat 5.56

6 Akses Publik dalam Memperoleh Informasi 9.67

7 Pelaksanaan Saran Perbaikan yang Diberikan Oleh KPK/BPK/APIP 10.00

8 Kegiatan Promosi Anti Korupsi 4.99

Indikator Inovasi (14.90) 7.73

9 Kecukupan dan efektivitas inisiatif antikorupsi lainnya 7.73

JUMLAH RATA-RATA 7.01

Sumber: Biro Organisasi dan Kepegawaian

Page 46: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal39

(11) Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penilaian Inisiatif Anti Korupsi Kementerian

Pertanian

Acara Pencanangan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi di

lingkungan Kementerian Pertanian dimulai dari laporan Ketua Unit

Penggerak Integritas (UPI) yang disampaikan oleh Inspektur Jenderal,

dilanjutkan dengan deklarasi dan komitmen pelaksanaan Zona Integritas

yang disampaikan langsung oleh Menteri Pertanian disaksikan Menteri PAN

dan RB, perwakilan dari Ombudsman RI, dan Direktur Pendidikan dan

Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi. Acara ini juga

dihadiri oleh seluruh pejabat eselon I, pejabat eselon II, dan kepala UPT di

lingkungan Kementerian Pertanian berjumlah + 600 orang.

(12) Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian

Pertanian

Dalam rangka mensukseskan pelaksanaan reformasi birokrasi di

Kementerian Pertanian dan mensosialisasikan kebijakan pelaksanaan

reformasi birokrasi secara nasional, serta menjaga agar tidak terjadi

domotivasi pegawai, maka telah dilaksanakan sosialisasi, monitoring, dan

evaluasi terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi pada tataran kantor

pusat dan UPT di lingkungan Kementerian Pertanian.

Pada tahun 2011, dokumen bidang organisasi, ketatalaksanaan dan

reformasi birokrasi yang dapat dilaksanakan memiliki target kinerja

sebanyak 12 dokumen dengan capaian 15 dokumen atau mencapai 125%.

Apabila dilihat dari jumlah dokumen yang dapat dihasilkan pada tahun

2012, memang mengalami penurunan sebesar 25% dibandingkan dengan

jumlah dokumen yang dihasilkan pada tahun 2011, akan tetapi secara

pencapaian sasaran, seluruh dokumen yang dihasilkan dapat dilaksanakan

seluruhnya.

(9) Fasilitasi Reformasi Birokrasi

Kegiatan Fasilitasi Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian pada tahun

2012 ini mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini tidak terlepas

dari peran serta Tim Kerja Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian yang

dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor

589/Kpts/OT.160/2/2012 tanggal 20 Pebruari 2012. Selain itu, seluruh

penanggung jawab program dan kegiatan reformasi birokrasi telah

melaksanakan kegiatannya dengan mengacu pada rencana aksi yang sudah

ditetapkan dalam revisi road map reformasi birokrasi Kementerian Pertanian

Tahun 2010-2014.

(10) Laporan Pelaksanaan Kegiatan Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK)

Sekretariat Jenderal

Kegiatan PIAK yang dilaksanakan di lingkungan Sekretariat Jenderal Tahun

2012 antara lain: (a) Rapat Koordinasi Tim PIAK Sekretariat Jenderal 2012,

(b) Penyusunan dan Finalisasi Kuesioner PIAK Sekretariat Jenderal 2012,

dan (c) Penyusunan dan penyempurnaan data dukung dalam rangka

pengisian kuesioner PIAK Tahun 2012. Adapun hasil PIAK Sekretariat

Jenderal Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Penilaian Hasil PIAK Sekretariat Jenderal Tahun 2012

NO INDIKATOR NILAI

Indikator Utama (85.10) 6.89

1 Kode Etik Khusus 9.32

2 Transparansi dalam Manajemen SDM 3.98

3 Transparansi Penyelenggara Negara 6.78

4 Transparansi dalam Pengadaan Barang dan Jasa 4.48

5 Mekanisme Pengaduan Masyarakat 5.56

6 Akses Publik dalam Memperoleh Informasi 9.67

7 Pelaksanaan Saran Perbaikan yang Diberikan Oleh KPK/BPK/APIP 10.00

8 Kegiatan Promosi Anti Korupsi 4.99

Indikator Inovasi (14.90) 7.73

9 Kecukupan dan efektivitas inisiatif antikorupsi lainnya 7.73

JUMLAH RATA-RATA 7.01

Sumber: Biro Organisasi dan Kepegawaian

Page 47: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal40

3.3.5 Bidang Umum dan Hubungan Masyarakat

Sasaran indikator bidang ini adalah penyelesaian pengaduan ketidakpuasan

masyarakat atas kinerja Kementerian Pertanian dengan target 100% dan tingkat

layanan sarana kerja kantor pusat dengan target mencapai 75%.

3.3.5.1 Penyelesaian Pengaduan Ketidakpuasan Masyarakat atas Kinerja

Kementerian Pertanian

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menurunnya persentase pengaduan

ketidakpuasan masyarakat karena meningkatnya pelayanan dan kinerja

Kementerian Pertanian. Sekretariat Jenderal memiliki tanggung jawab untuk

menjaga agar pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan baik. Dalam upaya

mencapai tujuan dimaksud, pada tahun 2012 dilaksanakan 2 (dua) bidang

pelayanan dengan masing-masing 4 kegiatan, sebagai berikut:

(1) Bidang Pelayanan Hubungan Masyarakat, dengan capaian kegiatan yang

dihasilkan :

a) Pemberitaan dan Publikasi. Kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan

penyebarluasan informasi pembangunan pertanian, konferensi pers, dan

pemberitaan liputan pimpinan.

b) Pelaksanaan Komunikasi Publik. Kegiatan ini dilakukan untuk

menghasilkan pelaksanaan komunikasi publik pada Kementerian Pertanian.

c) Analisis Pendapat Umum. Kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan

analisis publik berupa kliping, analisis, resume, kompilasi pernyataan

Pimpinan Kementerian Pertanian serta telaahan isu pertanian.

d) Paket Pemasyarakatan Program Pembangunan Pertanian. Kegiatan

ini dilakukan untuk menyebarluaskan informasi kebijakan dan

memasyarakatkan kebijakan program, antara lain melalui blockingtime di

media televisi nasional maupun daerah, blocking space di media cetak,

Iklan Layanan Masyarakat di televisi dan media cetak, variety show dan

Apresiasi Program pembangunan Pertanian. Kegiatan ini dilakukan dalam

rangka mensosialisasikan kebijakan dan kinerja hasil pembangunan

pertanian secara komprehensif, dengan dilengkapi semua informasi dan

aspek yang terkait dan akurat.

Page 48: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal41

Capaian indikator penyelesaian pengaduan ketidakpuasan masyarakat atas kinerja

Kementerian Pertanian yang dilakukan dalam bidang hubungan masyarakat

tercapai seluruhnya (100%) atau secara persentase capaian ukuran keberhasilan

sebesar 100% (berhasil). Hasil pada tahun 2012 ini mampu mempertahankan

capaian pada tahun 2011 dengan pencapaian/realisasi target indikator yang

ditetapkan adalah 100%.

(2) Bidang Pelayanan Hubungan Antar Lembaga dan Protokol, dengan capaian

kegiatan yang dihasilkan sebagai berikut:

a) Hubungan Antar Lembaga, kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan

pelayanan prima dalam rangka penyiapan bahan hubungan dengan

Lembaga Tinggi Negara dan Pemerintahan, organisasi profesi dan asosiasi

yang bergerak di bidang pertanian

b) Protokol, kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan pelayanan dan

urusan keprotokolan yang profesional, tanggap dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

c) Tata Usaha Menteri, kegiatan ini untuk menghasilkan dukungan, fasilitasi

dan layanan urusan ketatausahaan Menteri.

d) Kegiatan Kesekretariatan Hubungan Antar lembaga dan Protokol,yaitu mendukung kelancaran semua tugas yang terkait dengan pelayanan

pimpinan maupun institusi kementerian Pertanian.

Capaian indikator pengaduan kinerja Kementerian Pertanian yang dilakukan dalam

bidang hubungan antar lembaga dan protokol dengan keluaran 4 dokumen,

tercapai seluruhnya (100%) atau secara persentase capaian ukuran keberhasilan

kurang lebih sebesar 100% (berhasil). Hasil pada tahun 2012 ini mampu

mempertahankan capaian pada tahun 2011 dengan pencapaian/realisasi seluruh

target indikator yang ditetapkan adalah 100%.

3.3.5.2 Tingkat Layanan Sarana Kerja Kantor Pusat

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah terfasilitasi dan terlayaninya sarana kerja di

kantor pusat Kementerian Pertanian baik dari aspek administrasi ketatausahaan

maupun sarana dan prasarana pendukung lainnya. Dalam upaya mencapai tujuan

dimaksud, maka di Sekretariat Jenderal pada tahun 2012 dilaksanakan 2 (dua)

bidang pelayanan mendukung sasaran tersebut yaitu Bidang Penataan

Ketatausahaan dan Bidang Kerumahtanggaan.

3.3.5 Bidang Umum dan Hubungan Masyarakat

Sasaran indikator bidang ini adalah penyelesaian pengaduan ketidakpuasan

masyarakat atas kinerja Kementerian Pertanian dengan target 100% dan tingkat

layanan sarana kerja kantor pusat dengan target mencapai 75%.

3.3.5.1 Penyelesaian Pengaduan Ketidakpuasan Masyarakat atas Kinerja

Kementerian Pertanian

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menurunnya persentase pengaduan

ketidakpuasan masyarakat karena meningkatnya pelayanan dan kinerja

Kementerian Pertanian. Sekretariat Jenderal memiliki tanggung jawab untuk

menjaga agar pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan baik. Dalam upaya

mencapai tujuan dimaksud, pada tahun 2012 dilaksanakan 2 (dua) bidang

pelayanan dengan masing-masing 4 kegiatan, sebagai berikut:

(1) Bidang Pelayanan Hubungan Masyarakat, dengan capaian kegiatan yang

dihasilkan :

a) Pemberitaan dan Publikasi. Kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan

penyebarluasan informasi pembangunan pertanian, konferensi pers, dan

pemberitaan liputan pimpinan.

b) Pelaksanaan Komunikasi Publik. Kegiatan ini dilakukan untuk

menghasilkan pelaksanaan komunikasi publik pada Kementerian Pertanian.

c) Analisis Pendapat Umum. Kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan

analisis publik berupa kliping, analisis, resume, kompilasi pernyataan

Pimpinan Kementerian Pertanian serta telaahan isu pertanian.

d) Paket Pemasyarakatan Program Pembangunan Pertanian. Kegiatan

ini dilakukan untuk menyebarluaskan informasi kebijakan dan

memasyarakatkan kebijakan program, antara lain melalui blockingtime di

media televisi nasional maupun daerah, blocking space di media cetak,

Iklan Layanan Masyarakat di televisi dan media cetak, variety show dan

Apresiasi Program pembangunan Pertanian. Kegiatan ini dilakukan dalam

rangka mensosialisasikan kebijakan dan kinerja hasil pembangunan

pertanian secara komprehensif, dengan dilengkapi semua informasi dan

aspek yang terkait dan akurat.

Page 49: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal42

(1) Bidang Penataan Ketatausahaan

Capaian indikator tingkat layanan sarana kerja kantor pusat pada bidang penataan ketatausahaan yang dilakukan dengan keluaran 11 dokumen, tercapai seluruhnya

(100%) atau secara persentase capaian ukuran keberhasilan sebesar 100%

(berhasil). Hasil pada tahun 2012 ini mampu mempertahankan capaian pada

tahun 2011 dengan pencapaian/realisasi seluruh target indikator yang ditetapkan

adalah 100%.

(2) Bidang Kerumahtanggaan

Sasaran indikator tingkat layanan sarana kerja kantor pusat di bidang

Kerumahtanggaan meliputi 6 kegiatan, yaitu:

a) Kegiatan Pengamanan Kantor dan Perawatan Kendaraan.

b) Kegiatan Kesekretariatan Rumah Tangga.

c) Kegiatan Pelayanan Pimpinan.

d) Kegiatan Pemeliharaan Perkantoran.e) Kegiatan pelaksanaan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran.

f) Renovasi Gedung.

Capaian indikator tingkat layanan sarana kerja kantor pusat dengan target 75% pada tahun 2012 adalah sebesar 85,6% atau secara persentase capaian ukuran

keberhasilan sebesar 114,13% (sangat berhasil). Dibandingkan capaian pada

tahun 2011 yang terdiri dari (1) pemeliharaan sarana dan prasarana,

(2) pengamanan kantor dan perawatan gedung, (3) pelayanan kerumahtanggaan

pimpinan, di mana seluruh kegiatan tersebut telah dilaksanakan 100%, maka

secara persentase dapat dikatakan capaian tahun 2012 melebihi capaian tahun

2011.

3.3.6 Bidang Kerjasama Luar Negeri

Pembinaan kerjasama luar negeri merupakan fungsi yang strategis dalam rangka

meningkatkan dan membangun kerjasama dibidang pertanian dalam kerangka

bilateral, regional, multilateral dan Badan PBB untuk pangan pertanian yang tidak

terpisahkan dari kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif.

Bidang Kerjasama Luar Negeri pada tahun 2012 telah melaksanakan berbagai

kegiatan strategis untuk menunjang program pembangunan pertanian dengan

keberhasilan terjalinnya kerjasama luar negeri saling menguntungkan dan

Page 50: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal43

berkelanjutan dalam bidang teknis dan ekonomi pertanian. Sasaran indikator

bidang kerjasama luar negeri adalah realisasi kegiatan kerjasama luar negeri

mendukung pembangunan pertanian dengan target 95%. Kerjasama luar negeri

dilaksanakan meliputi:

(1) Kerjasama Pertanian dalam Kerangka Bilateral.

(2) Kerjasama Pertanian dalam Kerangka Regional.

(3) Kerjasama Pertanian dalam Kerangka Multilateral.

(4) Tata Usaha dan Atase Pertanian.

Untuk mencapai sasaran indikator ini, dilaksanakan 22 (dua puluh dua) kegiatan,

yaitu: (1) Peningkatan Kerjasama Internasional melalui kerangka Bilateral,

(2) Penyusunan bahan perjanjian dan posisi kerjasama bilateral, (3) Kegiatan

Sekretariat Tim nasional SKR, (4) Operasional Sekretariat Nasional Program SKR,

(5) Workshop Program Pembangunan Pertanian kerjasama Selatan – selatan,

(6) Penyelenggaraan Sidang Bilateral, (7) Peningkatan kerjasama Internasional

melalui kerangka multilateral, (8) Kerjasama dengan lembaga pemerintah dan non

pemerintah, (9) Pelaksanaan Hari Pangan Sedunia Ke-32 tahun 2012,

(10) Pemantauan, sosialisasi dan pelaksanaan PHLN, (11) Sosialisasi Pemanfaatan

PHLN dan BLN, (12) Kegiatan perubahan iklim, (13) Peningkatan kerjasama

internal melalui kerangka bidang regional, (14) Pengembangan kerjasama intra

kawasan, (15) Pengembangan kerjasama dalam kerangka ASEAN dan Dialog

Partner, (16) Pengembangan forum Kerjasama Non ASEAN, (17) Sidang Special

SOM AMAF ke—33 dan Special Som AMAF +3 ke-11, (18) Sidang Working Group

ASEAN-GCC, (19) Sidang D-8 On Food Security Ke-3 Tahun 2012, (20) Sidang

Working Group ASEAN-India, (21) Fasilitasi perjalanan dinas luar negeri Lingkup

Kementerian Pertanian dan instansi terkait, dan (22) Sidang–sidang internasional.

Seluruh kegiatan tersebut diatas telah dapat dilaksanakan, sehingga capaian

indikator kegiatan kerjasama luar negeri mendukung pembangunan pertanian,

dari target 95% telah tercapai seluruhnya (100%) atau secara persentase

mencapai 105,26% (sangat berhasil). Hasil pada tahun 2012 ini mampu

melebihi capaian pada tahun 2011, di mana pada tahun 2011 pencapaian realisasi

indikator hanya 83%.

(1) Bidang Penataan Ketatausahaan

Capaian indikator tingkat layanan sarana kerja kantor pusat pada bidang penataan ketatausahaan yang dilakukan dengan keluaran 11 dokumen, tercapai seluruhnya

(100%) atau secara persentase capaian ukuran keberhasilan sebesar 100%

(berhasil). Hasil pada tahun 2012 ini mampu mempertahankan capaian pada

tahun 2011 dengan pencapaian/realisasi seluruh target indikator yang ditetapkan

adalah 100%.

(2) Bidang Kerumahtanggaan

Sasaran indikator tingkat layanan sarana kerja kantor pusat di bidang

Kerumahtanggaan meliputi 6 kegiatan, yaitu:

a) Kegiatan Pengamanan Kantor dan Perawatan Kendaraan.

b) Kegiatan Kesekretariatan Rumah Tangga.

c) Kegiatan Pelayanan Pimpinan.

d) Kegiatan Pemeliharaan Perkantoran.e) Kegiatan pelaksanaan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran.

f) Renovasi Gedung.

Capaian indikator tingkat layanan sarana kerja kantor pusat dengan target 75% pada tahun 2012 adalah sebesar 85,6% atau secara persentase capaian ukuran

keberhasilan sebesar 114,13% (sangat berhasil). Dibandingkan capaian pada

tahun 2011 yang terdiri dari (1) pemeliharaan sarana dan prasarana,

(2) pengamanan kantor dan perawatan gedung, (3) pelayanan kerumahtanggaan

pimpinan, di mana seluruh kegiatan tersebut telah dilaksanakan 100%, maka

secara persentase dapat dikatakan capaian tahun 2012 melebihi capaian tahun

2011.

3.3.6 Bidang Kerjasama Luar Negeri

Pembinaan kerjasama luar negeri merupakan fungsi yang strategis dalam rangka

meningkatkan dan membangun kerjasama dibidang pertanian dalam kerangka

bilateral, regional, multilateral dan Badan PBB untuk pangan pertanian yang tidak

terpisahkan dari kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif.

Bidang Kerjasama Luar Negeri pada tahun 2012 telah melaksanakan berbagai

kegiatan strategis untuk menunjang program pembangunan pertanian dengan

keberhasilan terjalinnya kerjasama luar negeri saling menguntungkan dan

Page 51: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal44

3.3.7 Bidang Data dan Sistem Informasi Pertanian

Pada tahun anggaran 2012, bidang data dan sistem informasi pertanian

mempunyai indikator kinerja yaitu ketersediaan laporan data pertanian dan sistem

informasi pertanian dengan target capaian sebesar 75%. Indikator tersebut terdiri

dari: (a) Kegiatan Pengembangan Statistik Pertanian yang meliputi Laporan Data

Pertanian (hulu, onfarm dan hilir) dari target 20 laporan terealisasi 20 laporan,

(b) laporan analisis data pertanian dari target 7 laporan telah terealisasi 7 laporan,

serta (c) pengembangan sistem dan teknologi informasi pertanian dari target 11

laporan telah terealisasi sebesar 11 laporan.Di samping ketiga output tersebut

untuk aksesibilitas data maka diperlukan teknologi informasi, untuk itu perlu

adanya sosialisasi, advokasi dan refreshing serta penyediaan baik buku pedoman

maupun manual aplikasi sistem untuk pengelola data di Pusat maupun di daerah.

Capaian indikator kinerja ketersediaan laporan data pertanian dan sistem

informasi pertanian yang memiliki target capaian sebesar 75%, terdiri dari 38

laporan dapat tercapai seluruhnya (100%) atau secara persentase capaian ukuran

keberhasilan sebesar 133,33% (sangat berhasil). Jika dibandingkan dengan

capaian kinerja pada tahun 2011, maka capaian kinerja 2012 sama optimalnya

dengan 2011 dan tercapai seluruhnya, akan tetapi dari segi jumlah dokumen

laporan yang dihasilkan terdapat peningkatan yang signifikan sebanyak 15

dokumen laporan atau meningkat sebesar 65,22%, dengan rincian seperti tabel

berikut.

Page 52: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal45

Tabel 5. Perbandingan Capaian Kinerja Output Tahun Anggaran 2011 dibandingkan dengan 2012

KINERJA OUTPUT

Sasaran Indikator output

Tahun Anggaran 2011 Tahun Anggaran 2012Vol

Target Realisasi % Target Realisasi %Meningkatnya ketersediaan data komoditas pertanian dan non komoditas pertanian layanan sistem informasi melalui pemanfaatan teknologi informasi bagi seluruh stakeholders di pusat dan daerah

Jumlah Laporan data pertanian (hulu, onfarm dan hilir)

18 18 100 20 20 100 Lap

Jumlah Laporan analisis data pertanian

1 1 100 7 7 100 Lap

Jumlah Laporan Pengembangan Sistem dan Teknologi Informasi Pertanian

4 4 100 11 11 100 Lap

Sumber: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

3.3.7.1 Penyusunan, Pengkajian dan Pengembangan Data dan Informasi

Penyusunan, pengkajian dan pengembangan data dan informasi memiliki target

sebanyak 20 laporan yang dihasilkan melalui 9 kegiatan dengan perincian:

(1) Upaya Percepatan Penyediaan Data dan Kualitas Data Tanaman Pangan

Berkesinambungan pada Skala Nasional

Hasil yang telah dicapai meliputi: database SP-TP, buletin situasi pertanaman

padi, jagung dan kedelai, rekap data SP-TP (luas tanam, luas panen dan luas

puso) untuk bahan diseminasi ke instansi terkait (Direktorat Teknis Lingkup

Ditjen Tanaman Pangan dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi), serta

Buku Petunjuk Administrasi Teknis Kegiatan.

(2) Penyusunan Data PDB

Hasil yang telah dicapai berupa: database PDB sektor pertanian, hasil

pengolahan TITO (transfer in transfer out), buku analisis PDB, buletin PDB

sektor pertanian, analisis PDB sektor pertanian, PDB industri berbasis

pertanian dan PDB perdagangan berbasis pertanian 2009-2011.

3.3.7 Bidang Data dan Sistem Informasi Pertanian

Pada tahun anggaran 2012, bidang data dan sistem informasi pertanian

mempunyai indikator kinerja yaitu ketersediaan laporan data pertanian dan sistem

informasi pertanian dengan target capaian sebesar 75%. Indikator tersebut terdiri

dari: (a) Kegiatan Pengembangan Statistik Pertanian yang meliputi Laporan Data

Pertanian (hulu, onfarm dan hilir) dari target 20 laporan terealisasi 20 laporan,

(b) laporan analisis data pertanian dari target 7 laporan telah terealisasi 7 laporan,

serta (c) pengembangan sistem dan teknologi informasi pertanian dari target 11

laporan telah terealisasi sebesar 11 laporan.Di samping ketiga output tersebut

untuk aksesibilitas data maka diperlukan teknologi informasi, untuk itu perlu

adanya sosialisasi, advokasi dan refreshing serta penyediaan baik buku pedoman

maupun manual aplikasi sistem untuk pengelola data di Pusat maupun di daerah.

Capaian indikator kinerja ketersediaan laporan data pertanian dan sistem

informasi pertanian yang memiliki target capaian sebesar 75%, terdiri dari 38

laporan dapat tercapai seluruhnya (100%) atau secara persentase capaian ukuran

keberhasilan sebesar 133,33% (sangat berhasil). Jika dibandingkan dengan

capaian kinerja pada tahun 2011, maka capaian kinerja 2012 sama optimalnya

dengan 2011 dan tercapai seluruhnya, akan tetapi dari segi jumlah dokumen

laporan yang dihasilkan terdapat peningkatan yang signifikan sebanyak 15

dokumen laporan atau meningkat sebesar 65,22%, dengan rincian seperti tabel

berikut.

Page 53: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal46

(3) Survei Kesejahteraan Petani 2011

Indikator kesejahteraan petani yang sering digunakan saat ini adalah NTP

(Nilai Tukar Petani) yang merupakan hasil publikasi BPS bulanan dan

merupakan salah satu indikator kesejahteraan petani secara makro. Untuk

melengkapi ketersediaan data dan informasi secara mikro dapat diperoleh

melalui pendekatan tipe agroekosistem tertentu ditinjau dari aspek

pendapatan dan aspek pengeluaran rumah tangga pertanian di perdesaan

yang dilaksanakan melalui survei kesejahteraan petani dengan hasil berupa:

Buku pedoman survei, Laporan pelaksanaan sosialisasi, dan Analisis hasil

survei.

(4) Pengukuran Produktivitas Hortikultura

Pengembangan metodologi pengukuran produktivitas hortikultura dengan

menyusun model produksi untuk mengurangi frekuensi pengamatan produksi

cabe sebagai bahan pendukung dalam penyempurnaan metodologi

pengukuran produktivitas hortikultura yang sudah ada. Hasil yang telah

dicapai berupa Buku Pedoman Pengukuran Produktivitas cabe.

(5) Penyusunan Metodologi Area Frame Untuk Pengukuran

Hasil ubinan metodologi listing frame/regular yang dilakukan oleh BPS dan

hasil ubinan area frame yang sedang dikembangkan oleh Pusdatin,

menunjukkan hasil yang tidak berbeda secara signifikan. Hal ini karena BPS

pada tahun yang sama (2012) melakukan penyempurnaan metodologi listing

frame, sehingga sebaran sampel ubinan terpilih lebih representatif

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hasil yang telah dicapai berupa:buku

pedoman, kerangka survei, kuesioner, cetak peta, pengolahan dan analis data

ubinan.

(6) Pengumpulan,Pengolahan dan Penyajian Data Pertanian Level Kabupaten/Kota

Hasil yang telah dicapai berupa: Pengumpulan Data ke 6 Provinsi, Pengolahan

dan Penyajian Data Pertanian Level Kabupaten/Kota, Inventarisasi dan

Verifikasi Data pertanian Kab/Kota, Entri data 4 subsektor melalui BDSP, EIS

dan IP.

Page 54: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal47

(7) Publikasi Data Statistik Pertanian

Hasil yang telah dicapai berupa: Buku Statistik Pertanian 2012 (seri data 5

tahunan), Buku Statistik Pertanian (format PDF), Buku Saku (seri data 3

tahun), CD (interaktif) Buku Statistik Pertanian.

(8) Penyusunan Outlook Komoditas Tanaman Pangan dan Peternakan

Pendekatan model ekonometrik digunakan sebagai alat dalam rangka

membuat peramalan data, dengan hasil yang telah dicapai berupa: Buku

Publikasi Outlook tahun 2012-2014 untuk Komoditas: Padi, Jagung, Kedelai,

Kacang Tanah, Ubi Kayu, Daging Sapi, Daging Ayam, Telur, Susu (9 judul

buku).

(9) Penyusunan Outlook Komoditas Perkebunan dan Hortikultura

Dalam rangka mendukung perencanaan pembangunan pertanian yang

berkaitan dengan hal tersebut di atas, dukungan data dan informasi

komoditas pertanian strategis beserta perkembangannya disertai analisis dan

proyeksi ke depan sangat diperlukan, agar kebijakan yang diambil tepat dan

terarah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Hasil

yang telah dicapai berupa Buku Outlook Komoditas Perkebunan (Kelapa

Sawit, Kelapa, Kakao, Cengkeh, Tembakau, Tebu/6 judul buku) dan Buku

Outlook Komoditas Hortikultura (Cabe, Bawang Merah, Bawang Putih, Pisang,

Jahe, Anggrek/6 judul buku).

3.3.7.2 Pembinaan, Pengembangan, Pemanfaatan dan Analisis Data dan

Informasi

Pembinaan, Pengembangan, Pemanfaatan dan Analisis Data dan Informasi

dengan target sebanyak 7 kegiatan yang terdiri:

(3) Survei Kesejahteraan Petani 2011

Indikator kesejahteraan petani yang sering digunakan saat ini adalah NTP

(Nilai Tukar Petani) yang merupakan hasil publikasi BPS bulanan dan

merupakan salah satu indikator kesejahteraan petani secara makro. Untuk

melengkapi ketersediaan data dan informasi secara mikro dapat diperoleh

melalui pendekatan tipe agroekosistem tertentu ditinjau dari aspek

pendapatan dan aspek pengeluaran rumah tangga pertanian di perdesaan

yang dilaksanakan melalui survei kesejahteraan petani dengan hasil berupa:

Buku pedoman survei, Laporan pelaksanaan sosialisasi, dan Analisis hasil

survei.

(4) Pengukuran Produktivitas Hortikultura

Pengembangan metodologi pengukuran produktivitas hortikultura dengan

menyusun model produksi untuk mengurangi frekuensi pengamatan produksi

cabe sebagai bahan pendukung dalam penyempurnaan metodologi

pengukuran produktivitas hortikultura yang sudah ada. Hasil yang telah

dicapai berupa Buku Pedoman Pengukuran Produktivitas cabe.

(5) Penyusunan Metodologi Area Frame Untuk Pengukuran

Hasil ubinan metodologi listing frame/regular yang dilakukan oleh BPS dan

hasil ubinan area frame yang sedang dikembangkan oleh Pusdatin,

menunjukkan hasil yang tidak berbeda secara signifikan. Hal ini karena BPS

pada tahun yang sama (2012) melakukan penyempurnaan metodologi listing

frame, sehingga sebaran sampel ubinan terpilih lebih representatif

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hasil yang telah dicapai berupa:buku

pedoman, kerangka survei, kuesioner, cetak peta, pengolahan dan analis data

ubinan.

(6) Pengumpulan,Pengolahan dan Penyajian Data Pertanian Level Kabupaten/Kota

Hasil yang telah dicapai berupa: Pengumpulan Data ke 6 Provinsi, Pengolahan

dan Penyajian Data Pertanian Level Kabupaten/Kota, Inventarisasi dan

Verifikasi Data pertanian Kab/Kota, Entri data 4 subsektor melalui BDSP, EIS

dan IP.

Page 55: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal48

(1) Analisis Harga dan Kinerja Perdagangan Komoditas

Hasil yang telah dicapai berupa: Buletin Analisis Harga Internasional sektor

Pertanian Triwulan I, II, III, IV; Database Harga Komoditas Pertanian Tahun

2012; serta Buku Statistik Harga Komoditas Pertanian Tahun 2012.

(2) Analisis Indikator Makro Sektor Pertanian

Hasil yang telah dicapai berupa: Buletin Bulanan Edisi Januari-Desember 2012;

Buku saku Triwulan I, II, III, IV Tahun 2012; Buletin Triwulan Ekspor Impor

Komoditas Pertanian Triwulan I, II, III, IV Tahun 2012;Database Ekspor

Impor; dan Buku Statistik Makro 2012.

(3) Analisis dan Penataan Data Konsumsi

Hasil yang telah dicapai berupa: Buletin Konsumsi Pangan Triwulan I II, III,

IV Tahun 2012; Database Konsumsi Pangan; dan Laporan Hasil Kajian

perhitungan NBM.

(4) Analisis dan penataan Data Iklim, OPT, dan Bencana Alam

Hasil yang telah dicapai berupa: buku analisis dan penataan data OPT dan

bencana alam, buletin analisis (4 buletin), dan buku statistik iklim.

(5) Analisis dan Penataan Data Sarana Pertanian

Data sarana pertanian mempunyai arti strategis dalam rangka menopang

informasi bagi pengambilan kebijakan, untuk itu penataan data sarana

pertanian seperti luas baku lahan sawah, luas tanam, rekomendasi

penggunaan benih per hektar, rekomendasi penggunaan tiap jenis pupuk

bersubsidi per hektar sangat diperlukan sebagai variabel pendukung. Hasil

yang telah dicapai berupa: Buku Statistik Sarana Pertanian, CD Statistik

Sarana Pertanian, dan Analisis Data Sarana Pertanian.

(6) Analisis dan Penataan Data SDM Pertanian, Penduduk, Kemiskinan dan

Kelembagaan Petani

Hasil yang telah dicapai berupa: Buku Daftar Alamat Kementan, Badan

Ketahanan Pangan, Dinas Lingkup Pertanian, Kelembagaan Petani (Bakorluh),

Page 56: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal49

Buku Analisis SDM, Kemiskinan Penduduk Sektor Pertanian dan Kelembagaan

Petani.

(7) Analisis dan penataan Data Tenaga Kerja Pertanian

Hasil yang telah dicapai: buku statistik tenaga kerja pertanian tahun 2009-

2011 dan buku analisis proyeksi tenaga kerja pertanian tahun 2012-2014.

3.3.7.3 Pembuatan/Pengembangan Sistem Informasi Pertanian

Pembuatan/Pengembangan Sistem Informasi Pertanian dilaksanakan melalui 9

kegiatan yang terdiri dari:

(1) Pengembangan dan Penataan Sistem Jaringan Informasi Pertanian

(2) Penataan Data Center dan Network Operating Center

(3) Penyusunan dan Penerapan SOP Penyelenggaraan TIK

(4) Perancangan dan Pengembangan Sistem Komunikasi dan Kolaborasi

(5) Pengawalan Unit Pelayanan Informasi Pertanian di Daerah

(6) Pengembangan dan Pengawalan Sistem Informasi Manajemen

(7) Pengembangan dan Pengawalan Sistem Informasi Pertanian

(8) Pengembangan dan Pengawalan Website, serta

(9) Penyelenggaraan Lomba Web Lingkup Kementerian Pertanian

Pelaksanaan kegiatan di bidang data dan sistem informasi pertanian didukung

pula oleh kegiatan Bimbingan Teknis Statistik dan Komputer, di mana

kegiatan ini bertujuan untuk memudahan aksesibilitas data dari daerah ke pusat

dan sebaliknya. Kegiatan Bimbingan Teknis Statistik dan Komputerdilaksanakan

melalui: implementasi, sosialisasi, advokasi dan refreshing perstatistikan maupun

teknologi informasi baik buku pedoman maupun manual aplikasi sistem untuk

pengelola data di Pusat maupun di daerah.

(1) Analisis Harga dan Kinerja Perdagangan Komoditas

Hasil yang telah dicapai berupa: Buletin Analisis Harga Internasional sektor

Pertanian Triwulan I, II, III, IV; Database Harga Komoditas Pertanian Tahun

2012; serta Buku Statistik Harga Komoditas Pertanian Tahun 2012.

(2) Analisis Indikator Makro Sektor Pertanian

Hasil yang telah dicapai berupa: Buletin Bulanan Edisi Januari-Desember 2012;

Buku saku Triwulan I, II, III, IV Tahun 2012; Buletin Triwulan Ekspor Impor

Komoditas Pertanian Triwulan I, II, III, IV Tahun 2012;Database Ekspor

Impor; dan Buku Statistik Makro 2012.

(3) Analisis dan Penataan Data Konsumsi

Hasil yang telah dicapai berupa: Buletin Konsumsi Pangan Triwulan I II, III,

IV Tahun 2012; Database Konsumsi Pangan; dan Laporan Hasil Kajian

perhitungan NBM.

(4) Analisis dan penataan Data Iklim, OPT, dan Bencana Alam

Hasil yang telah dicapai berupa: buku analisis dan penataan data OPT dan

bencana alam, buletin analisis (4 buletin), dan buku statistik iklim.

(5) Analisis dan Penataan Data Sarana Pertanian

Data sarana pertanian mempunyai arti strategis dalam rangka menopang

informasi bagi pengambilan kebijakan, untuk itu penataan data sarana

pertanian seperti luas baku lahan sawah, luas tanam, rekomendasi

penggunaan benih per hektar, rekomendasi penggunaan tiap jenis pupuk

bersubsidi per hektar sangat diperlukan sebagai variabel pendukung. Hasil

yang telah dicapai berupa: Buku Statistik Sarana Pertanian, CD Statistik

Sarana Pertanian, dan Analisis Data Sarana Pertanian.

(6) Analisis dan Penataan Data SDM Pertanian, Penduduk, Kemiskinan dan

Kelembagaan Petani

Hasil yang telah dicapai berupa: Buku Daftar Alamat Kementan, Badan

Ketahanan Pangan, Dinas Lingkup Pertanian, Kelembagaan Petani (Bakorluh),

Page 57: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal50

3.3.8 Bidang Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan

Pertanian

Pada tahun anggaran 2012, bidang perlindungan varietas tanaman dan perizinan

pertanian mempunyai 2 (dua) indikator kinerja yaitu layanan perizinan bidang

pertanian dengan target sebesar 100% dan layanan pemberian hak perlindungan

dan pendaftaran varietas tanaman dengan target sebesar 100%.

3.3.8.1 Layanan Perizinan Bidang Pertanian

Indikator kinerja layanan perizinan bidang pertanian memiliki 2 (dua) kegiatan

utama yaitu pelayanan perizinan pupuk dan pelayanan perizinan pestisida, di

mana kedua kegiatan tersebut memiliki target sebanyak 2.000 surat izin yang

diterbitkan dengan target indikator sebesar 100%. Dari target 2.000 surat izin

yang diterbitkan, pada tahun 2012, bidang perlindungan varietas tanaman dan

perizinan pertanian berhasil menerbitkan surat izin sebanyak 2.060 surat izin atau

secara persentase capaian ukuran keberhasilan mencapai 103% (sangat

berhasil). Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2011, jumlah surat izin yang

berhasil diterbitkan sebanyak 2.260 surat izin, atau mengalami penurunan sebesar

200 surat izin (-9,71%). Hal ini terjadi karena banyaknya permohonan 2012 yang

yang diajukan pada akhir tahun sehingga masih memerlukan proses penyelesaian

pada tahun berikutnya.

(1) Pelayanan Perizinan Pupuk

Pelayanan perizinan pupuk pada tahun 2012, diterima sebanyak 817

permohonan, dibandingkan izin yang terbit tahun 2011 diterima sebanyak

784, maka terjadi peningkatan sebesar 4%. Dari jumlah permohonan

tersebut, telah diterbitkan izin sebanyak 385 izin atau 47% dari jumlah

permohonan yang diterima. Penerbitan izin pupuk tahun 2012 turun 51,20%

dibandingkan izin yang dikeluarkan tahun sebelumnya. Penurunan ini

disebabkan banyaknya permohonan 2012 yang diajukan pada akhir tahun

sehingga masih memerlukan proses penyelesaian pada tahun berikutnya.

Permohonan perizinan pupuk tahun 2012 terdiri dari pendaftaran pupuk an-

organik sebanyak 331 permohonan (195 diterbitkan izin), pendaftaran pupuk

Page 58: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal51

organik 412 permohonan (139 diterbitkan izin), rekomendasi impor 48

permohonan (36 diterbitkan izin), perubahan nama dagang 9 (5 diterbitkan

izin), dan perubahan pemegang pendaftaran sebanyak 17 permohonan (10

diterbitkan izin). Secara lengkap ditampilkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Realisasi Pelayanan Perizinan Pupuk Tahun 2012

No JENIS PERMOHONAN IZIN2012 2011

(Penerbitan Izin)Permohonan Penrbitan

Izin

1 Pendaftaran pupuk an-organik 331 195 411

2 Pendaftaran pupuk organik 412 139 271

3 Surat rekomendasi impor pupuk 48 36 79

4 Permohonan perubahan nama dagang 9 5 14

5 Permohonan perubahan pemegang pendaftaran 17 10 14

Jumlah 817 385 789Sumber: Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian

(2) Pelayanan Perizinan Pestisida

Pada tahun 2012 diterima permohonan perizinan pestisida sebanyak 1.965

permohonan. Apabila dibandingkan izin yang terbit tahun 2011 (1.471

permohonan) terjadi peningkatan 14%. Dari jumlah permohonan tersebut,

telah diterbitkan izinnya sebanyak 1.675 izin, 85% dari permohonan yang

diterima, sisanya masih dalam proses verifikasi di Direktorat Jenderal teknis.

Jenis permohonan perizinan pestisida dan jumlah permohonannya

sebagaimana Tabel 7.

3.3.8 Bidang Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan

Pertanian

Pada tahun anggaran 2012, bidang perlindungan varietas tanaman dan perizinan

pertanian mempunyai 2 (dua) indikator kinerja yaitu layanan perizinan bidang

pertanian dengan target sebesar 100% dan layanan pemberian hak perlindungan

dan pendaftaran varietas tanaman dengan target sebesar 100%.

3.3.8.1 Layanan Perizinan Bidang Pertanian

Indikator kinerja layanan perizinan bidang pertanian memiliki 2 (dua) kegiatan

utama yaitu pelayanan perizinan pupuk dan pelayanan perizinan pestisida, di

mana kedua kegiatan tersebut memiliki target sebanyak 2.000 surat izin yang

diterbitkan dengan target indikator sebesar 100%. Dari target 2.000 surat izin

yang diterbitkan, pada tahun 2012, bidang perlindungan varietas tanaman dan

perizinan pertanian berhasil menerbitkan surat izin sebanyak 2.060 surat izin atau

secara persentase capaian ukuran keberhasilan mencapai 103% (sangat

berhasil). Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2011, jumlah surat izin yang

berhasil diterbitkan sebanyak 2.260 surat izin, atau mengalami penurunan sebesar

200 surat izin (-9,71%). Hal ini terjadi karena banyaknya permohonan 2012 yang

yang diajukan pada akhir tahun sehingga masih memerlukan proses penyelesaian

pada tahun berikutnya.

(1) Pelayanan Perizinan Pupuk

Pelayanan perizinan pupuk pada tahun 2012, diterima sebanyak 817

permohonan, dibandingkan izin yang terbit tahun 2011 diterima sebanyak

784, maka terjadi peningkatan sebesar 4%. Dari jumlah permohonan

tersebut, telah diterbitkan izin sebanyak 385 izin atau 47% dari jumlah

permohonan yang diterima. Penerbitan izin pupuk tahun 2012 turun 51,20%

dibandingkan izin yang dikeluarkan tahun sebelumnya. Penurunan ini

disebabkan banyaknya permohonan 2012 yang diajukan pada akhir tahun

sehingga masih memerlukan proses penyelesaian pada tahun berikutnya.

Permohonan perizinan pupuk tahun 2012 terdiri dari pendaftaran pupuk an-

organik sebanyak 331 permohonan (195 diterbitkan izin), pendaftaran pupuk

Page 59: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal52

Tabel 7. Realisasi Pelayanan Perizinan Pestisida Tahun 2012

No Jenis Permohonan Izin 2012 2011 (Penerbitan)

Trend 2012/2011

(Penerbitan)Permohonan Penerbitan

1 Izin Tetap 899 733 692 5,9%

2 Izin Sementara 8 7 2 250,0%

3 Izin Percobaan 477 438 226 93,8%

4 Pestisida Untuk Ekspor 91 59 27 118,5%

5 Izin Tetap Bahan Teknis 46 51 72 -29,2%

6 Perubahan Pemegang Nomor Pendaftaran

137 112 147 -23,8%

7 Perluasan Penggunaan 192 201 150 34,0%

8 Perubahan Kadar bahan aktif 5 7 9 -22,2%

9 Perubahan Bentuk Formulasi 15 9 70 -87,1%

10 Perubahan Dosis/Konsentrasi 6 6 6 0,0%

11 Perubahan Nama Formulasi 89 52 70 -25,7%

JUMLAH 1965 1675 1471 13,9%

Sumber: Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian

3.3.8.2 Layanan Pemberian Hak Perlindungan dan Pendaftaran Varietas

Tanaman

Indikator kinerja pemberian hak perlindungan dan pendaftaran varietas tanaman

memiliki 2 (dua) kegiatan utama yaitu pelayanan permohonan hak perlindungan

varietas tanaman dan pendaftaran varietas tanaman, di mana kedua kegiatan

tersebut memiliki target sebanyak 285 pelayanan permohonan dengan target

indikator sebesar 100%. Dari target 285 pelayanan permohonan, pada tahun 2012

bidang perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian berhasil

melaksanakan sebanyak 443 pelayanan permohonan atau mencapai 155,44%

(sangat berhasil).

(1) Pelayanan Permohonan Hak Perlindungan Varietas Tanaman

Pada tahun 2012 pelayanan permohonan hak perlindungan varietas tanaman

berjumlah 77 permohonan (varietas), secara keseluruhan jumlah permohonan

tersebut mencapai 154% dari target yang ditetapkan (50 permohonan).

Apabila dibandingkan dengan realisasi permohonan tahun sebelumnya,

Page 60: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal53

realisasi permohonan tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 8,5%.

Peningkatan permohonan hak PVT menunjukan semakin meningkatnya

kesadaran pemilik varietas tanaman untuk melindungi/mengamankan hak

kekayaan intelektual varietas yang dimilikinya.

Tabel 8. Kinerja Pelayanan Permohonan Hak PVT tahun 2012

No JENIS TANAMANTahun 2011 TAHUN 2012

Permohonan Sertifikat Permohonan Sertifikat

1 Tan.Pangan 37 11 14 18

2 Tan. Perkebunan 2 4 1 0

3 Tan. Hias 0 1 3 0

4 Tan. Sayuran 30 7 54 20

5 Tan. Buah 2 7 5 1

6 Tan. Obat 0 0 0 0

Jumlah 71 30 77 39

Sumber: Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian

(2) Pelayanan Pendaftaran Varietas Tanaman

Pelayanan pendaftaran varietas tanaman terdiri dari pendaftaran varietas

tanaman dan pendaftaran varietas hortikultura.

a) Pendaftaran Varietas Tanaman

Pada tahun 2012 pendaftaran varietas tanaman mengalami penurunan

sebesar 38% dibandingkan dengan capaian tahun 2011, dengan realisasi

pendaftaran sebanyak 134 pendaftaran (99% dari target sebesar 135

varietas). Penurunan ini disebabkan karena belum seluruh daerah

kabupaten/kota menyadari pentingnya kegiatan pendaftaran varietas oleh

pemilik varietas, terutama untuk varietas lokal di mana pemiliknya adalah

Kepala Daerah (Bupati/walikota, Gubernur) sebagai upaya inventarisasi dan

dokumentasi kekayaan alam asli Indonesia.

Hal ini terbukti dari besarnya potensi kekayaan varietas Indonesia secara

kumulatif sampai 2012 baru terdaftar sebanyak 1.186 varietas. Melihat

kenyataan tersebut, maka upaya sosialisasi pentingnya pendaftaran varietas

Tabel 7. Realisasi Pelayanan Perizinan Pestisida Tahun 2012

No Jenis Permohonan Izin 2012 2011 (Penerbitan)

Trend 2012/2011

(Penerbitan)Permohonan Penerbitan

1 Izin Tetap 899 733 692 5,9%

2 Izin Sementara 8 7 2 250,0%

3 Izin Percobaan 477 438 226 93,8%

4 Pestisida Untuk Ekspor 91 59 27 118,5%

5 Izin Tetap Bahan Teknis 46 51 72 -29,2%

6 Perubahan Pemegang Nomor Pendaftaran

137 112 147 -23,8%

7 Perluasan Penggunaan 192 201 150 34,0%

8 Perubahan Kadar bahan aktif 5 7 9 -22,2%

9 Perubahan Bentuk Formulasi 15 9 70 -87,1%

10 Perubahan Dosis/Konsentrasi 6 6 6 0,0%

11 Perubahan Nama Formulasi 89 52 70 -25,7%

JUMLAH 1965 1675 1471 13,9%

Sumber: Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian

3.3.8.2 Layanan Pemberian Hak Perlindungan dan Pendaftaran Varietas

Tanaman

Indikator kinerja pemberian hak perlindungan dan pendaftaran varietas tanaman

memiliki 2 (dua) kegiatan utama yaitu pelayanan permohonan hak perlindungan

varietas tanaman dan pendaftaran varietas tanaman, di mana kedua kegiatan

tersebut memiliki target sebanyak 285 pelayanan permohonan dengan target

indikator sebesar 100%. Dari target 285 pelayanan permohonan, pada tahun 2012

bidang perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian berhasil

melaksanakan sebanyak 443 pelayanan permohonan atau mencapai 155,44%

(sangat berhasil).

(1) Pelayanan Permohonan Hak Perlindungan Varietas Tanaman

Pada tahun 2012 pelayanan permohonan hak perlindungan varietas tanaman

berjumlah 77 permohonan (varietas), secara keseluruhan jumlah permohonan

tersebut mencapai 154% dari target yang ditetapkan (50 permohonan).

Apabila dibandingkan dengan realisasi permohonan tahun sebelumnya,

Page 61: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal54

tanaman, khususnya varietas lokal, akan terus ditingkatkan pada waktu-waktu

mendatang. Secara rinci realisasi pendaftaran varietas tanaman tahun 2012

sebagaimana Tabel 9.

Tabel 9. Realisasi Pelayanan Pendaftaran Varietas Tanaman Tahun 2012

No. Jenis VarietasRealisasi Trend

2012/2011

Kumulatif

2004-20122011 2012

1. Lokal 84 24 -71% 368

2. Hasil Pemuliaan 133 110 -17% 818

Total 217 134 -38% 1186

Sumber: Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian

b) Pelayanan Pendaftaran Varietas Hortikultura

Pelayanan pendaftaran varietas tanaman hortikultura dimaksudkan

sebagai pengganti “pelepasan varietas”. Kegiatan pendaftaran varietas

hortikultura didasarkan pada Keputusan Menteri Pertanian Nomor

38/Permentan/OT.140/7/2011 tanggal 14 Juli 2011dan secara efektif baru

dilaksanakan pada tahun 2012.

Pada tahun 2012, Permohonan Pendaftaran Varietas Hortikultura

ditargetkan sebanyak 100 permohonan, sedangkan realisasinya mencapai

232 permohonan (232% dari target), sebagian besar (77%) adalah

tanaman sayuran, 21% tanaman buah dan sisanya berupa tanaman hias

dan tanaman rempah/obat. Dari jumlah permohonan tersebut, telah

diterbitkan Tanda Daftar sebanyak 66 varietas (28%) dengan rincian

seperti tercantum pada Tabel 10.

Tabel 10.Realisasi Pendaftaran Varietas Tanaman Hortikultura Tahun 2012.

No Komoditas Target Permohonan Tanda Daftar

1 Tan. Buah 25 49 19

2 Tan. Sayuran 60 178 44

3 Tan. Hias 15 4 3

4 Tan. Rempah & Obat 0 1 0

Jumlah 100 232 66

Sumber: Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian

Page 62: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal55

BAB IV

PENUTUP

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian sesuai dengan tugas dan fungsi

dalam rangka mendukung terlaksananya program dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian Pertanian, menetapkan sasaran

sebagai berikut: (1) meningkatnya kualitas dari dokumen perencanaan kebijakan,

anggaran, pemantauan, dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian;

(2) Akuntabel dan transparannya pengelolaan keuangan dan perlengkapan serta

tertibnya pengelolaan kearsipan; (3) Meningkatnya ketersediaan produk hukum

dan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, serta informasi publik di

bidang pertanian; (4) Meningkatnya kualitas penataan kelembagaan,

ketatalaksanaan, dan tertibnya pengelolaan kepegawaian serta tercapainya

reformasi birokrasi; (5) Meningkatnya pelayanan administrasi, perlengkapan yang

akuntabel dan transparan, dan terlaksananya pemasyarakatan program

pembangunan pertanian dan komunikasi pembangunan pertanian;

(6) Meningkatnya intensitas dan kualitas kerjasama luar negeri di bidang pertanian

melalui forum bilateral, regional dan multilateral; (7) Meningkatnya kualitas data

pertanian; (8) Meningkatnya pelayanan perlindungan varietas tanaman dan

perizinan pertanian.

Berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja kegiatan Sekretariat Jenderal tahun

2012, sebagian besar kegiatan telah terlaksana sesuai penetapan kinerja dan

indikator kinerja, bahkan beberapa kegiatan telah dapat diselesaikan melebihi

target yang ditetapkan. Terlaksananya seluruh kegiatan di Sekretariat Jenderal

sangat mendukung pelaksanaan kegiatan teknis lingkup Kementerian Pertanian,

sesuai tugas fungsi Sekretariat Jenderal sebagai fasilitasi dan koordinasi lingkup

Kementerian Pertanian. Walaupun demikian masih ditemukan berbagai kelemahan

dan sebagian kecil kegiatan yang belum memenuhi target. Hal ini akan dijadikan

input untuk perbaikan kegiatan Sekretariat Jenderal ke depan.

tanaman, khususnya varietas lokal, akan terus ditingkatkan pada waktu-waktu

mendatang. Secara rinci realisasi pendaftaran varietas tanaman tahun 2012

sebagaimana Tabel 9.

Tabel 9. Realisasi Pelayanan Pendaftaran Varietas Tanaman Tahun 2012

No. Jenis VarietasRealisasi Trend

2012/2011

Kumulatif

2004-20122011 2012

1. Lokal 84 24 -71% 368

2. Hasil Pemuliaan 133 110 -17% 818

Total 217 134 -38% 1186

Sumber: Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian

b) Pelayanan Pendaftaran Varietas Hortikultura

Pelayanan pendaftaran varietas tanaman hortikultura dimaksudkan

sebagai pengganti “pelepasan varietas”. Kegiatan pendaftaran varietas

hortikultura didasarkan pada Keputusan Menteri Pertanian Nomor

38/Permentan/OT.140/7/2011 tanggal 14 Juli 2011dan secara efektif baru

dilaksanakan pada tahun 2012.

Pada tahun 2012, Permohonan Pendaftaran Varietas Hortikultura

ditargetkan sebanyak 100 permohonan, sedangkan realisasinya mencapai

232 permohonan (232% dari target), sebagian besar (77%) adalah

tanaman sayuran, 21% tanaman buah dan sisanya berupa tanaman hias

dan tanaman rempah/obat. Dari jumlah permohonan tersebut, telah

diterbitkan Tanda Daftar sebanyak 66 varietas (28%) dengan rincian

seperti tercantum pada Tabel 10.

Tabel 10.Realisasi Pendaftaran Varietas Tanaman Hortikultura Tahun 2012.

No Komoditas Target Permohonan Tanda Daftar

1 Tan. Buah 25 49 19

2 Tan. Sayuran 60 178 44

3 Tan. Hias 15 4 3

4 Tan. Rempah & Obat 0 1 0

Jumlah 100 232 66

Sumber: Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian

Page 63: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal56

LAMPIRAN 1

STRUKTUR ORGANISASI

SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PERTANIAN

TAHUN 2012

Page 64: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal56

LAMPIRAN 1

STRUKTUR ORGANISASI

SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PERTANIAN

TAHUN 2012

Page 65: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal58

STRUKTUR ORGANISASI

SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2012

Sekretaris Jenderal

Biro Perencanaan

BiroOrganisasi

dan Kepegawaian

Biro Hukum dan Informasi

Publik

Biro Keuangan

dan Perlengkapan

Biro Umum dan

Humas

Pusat Kerjasama Luar

Negeri

Pusat Perlindungan

Varietas Tanaman dan

Perizinan Pertanian

Pusat Data dan Sistem

Informasi Pertanian

Page 66: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013
Page 67: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal60

LAMPIRAN 2

DATA KEPEGAWAIAN

SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PERTANIAN

TAHUN 2012

Page 68: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal60

LAMPIRAN 2

DATA KEPEGAWAIAN

SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PERTANIAN

TAHUN 2012

Page 69: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal62

Sekr

etar

iat J

ende

ral

Lapo

ran

Akun

tabi

litas

Kine

rja S

ekre

taria

t Jen

dera

l Tah

un 2

010

51

SD-S

LTA

DIP

LOM

AS1

S2S3

LP

1BI

RO P

EREN

CAN

AAN

18

8026

235

5824

568

4711

5

2BI

RO O

RGAN

ISAS

I D

AN K

EPEG

AWAI

AN3

7615

223

9130

9340

154

100

254

3BI

RO H

UKUM

DAN

IN

FORM

ASI

PUBL

IK0

258

1018

141

91

3535

70

4BI

RO K

EUAN

GAN

DAN

PER

LEN

GKA

PAN

018

131

1068

968

1495

6415

9

5BI

RO U

MUM

DAN

HUM

AS0

6722

513

188

1682

172

230

7530

5

6PU

SAT

KERJ

ASAM

A LU

AR N

EGER

I0

563

1012

343

173

4533

78

7PU

SAT

DAT

A D

AN I

NFO

RMAS

I PE

RTAN

IAN

017

7824

383

5126

156

6311

9

8PU

SAT

PVT

DAN

PER

IJIN

AN P

ERTA

NIA

N0

1265

812

449

2044

4185

Sum

ber:

Biro

Org

anisa

si da

n Ke

pega

wai

an

DAF

TAR

PEG

AWAI

SEK

RETA

RIAT

JEN

DER

AL K

EMEN

TERI

AN P

ERTA

NIA

N M

ENUR

UT G

OLO

NG

AN, J

ENJA

NG

PEN

DID

IKAN

DAN

JEN

IS K

ELAM

IN 1.

185

167

1271

205

852

124

450

PEN

DID

IKAN

485

JUM

LAH

4

JEN

IS K

ELAM

IN

727

458

TAH

UN 2

012

GO

L II

IG

OL

IVG

OL

IJM

LHN

OES

ELO

N I

IG

OL

II

Page 70: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

Sekr

etar

iat J

ende

ral

Lapo

ran

Akun

tabi

litas

Kine

rja S

ekre

taria

t Jen

dera

l Tah

un 2

010

51

SD-S

LTA

DIP

LOM

AS1

S2S3

LP

1BI

RO P

EREN

CAN

AAN

18

8026

235

5824

568

4711

5

2BI

RO O

RGAN

ISAS

I D

AN K

EPEG

AWAI

AN3

7615

223

9130

9340

154

100

254

3BI

RO H

UKUM

DAN

IN

FORM

ASI

PUBL

IK0

258

1018

141

91

3535

70

4BI

RO K

EUAN

GAN

DAN

PER

LEN

GKA

PAN

018

131

1068

968

1495

6415

9

5BI

RO U

MUM

DAN

HUM

AS0

6722

513

188

1682

172

230

7530

5

6PU

SAT

KERJ

ASAM

A LU

AR N

EGER

I0

563

1012

343

173

4533

78

7PU

SAT

DAT

A D

AN I

NFO

RMAS

I PE

RTAN

IAN

017

7824

383

5126

156

6311

9

8PU

SAT

PVT

DAN

PER

IJIN

AN P

ERTA

NIA

N0

1265

812

449

2044

4185

Sum

ber:

Biro

Org

anisa

si da

n Ke

pega

wai

an

DAF

TAR

PEG

AWAI

SEK

RETA

RIAT

JEN

DER

AL K

EMEN

TERI

AN P

ERTA

NIA

N M

ENUR

UT G

OLO

NG

AN, J

ENJA

NG

PEN

DID

IKAN

DAN

JEN

IS K

ELAM

IN 1.

185

167

1271

205

852

124

450

PEN

DID

IKAN

485

JUM

LAH

4

JEN

IS K

ELAM

IN

727

458

TAH

UN 2

012

GO

L II

IG

OL

IVG

OL

IJM

LHN

OES

ELO

N I

IG

OL

II

Page 71: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal64

LAMPIRAN 3

REALISASI ANGGARAN

SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PERTANIAN

TAHUN 2012

Page 72: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal64

LAMPIRAN 3

REALISASI ANGGARAN

SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN PERTANIAN

TAHUN 2012

Page 73: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal66

(Rp.

000

)

PAG

URE

ALIS

ASI

1Bi

ro P

eren

cana

an41

.258

.270

38.6

16.7

23

93

,60

2Bi

ro O

rgan

isasi

dan

Kepe

gaw

aian

22.6

92.9

97

21

.045

.414

92,7

43

Biro

Huk

um d

an IP

17.5

63.0

44

14

.400

.925

82,0

04

Biro

Keu

anga

n da

n Pe

rleng

kapa

n81

3.13

7.51

6

792.

582.

345

97

,47

5Bi

ro U

mum

dan

Hum

as35

2.10

1.66

0

313.

569.

688

89

,06

6Pu

sat K

LN24

.357

.234

27.0

30.0

08

11

0,97

7PU

SDAT

IN

43.9

54.5

00

42

.626

.443

96,9

88

Pusa

t PVT

PP17

.268

.699

16.5

80.5

79

96

,02

9At

ani R

oma

1.44

7.29

8

1.28

2.33

5

88,6

010

Atan

i Bru

ssel

1.31

2.60

0

204.

998

15,6

211

Atan

i Tok

yo1.

445.

773

1.

370.

224

94

,77

12At

ani W

ashi

ngto

n1.

879.

300

1.

812.

134

96

,43

TOTA

L SE

TJEN

1.33

8.41

8.89

1

1.

271.

121.

817

94,9

7Su

mbe

r: Bi

ro K

euan

gan

dan

Perle

ngka

pan

UN

IT K

ERJA

TOTA

L%

No

REA

LISA

SI A

NG

GAR

AN S

EKR

ETAR

IAT

JEN

DER

AL T

AHU

N 2

012

DAT

A s/

d 31

DES

EMB

ER 2

012

Page 74: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

(Rp.

000

)

PAG

URE

ALIS

ASI

1Bi

ro P

eren

cana

an41

.258

.270

38.6

16.7

23

93

,60

2Bi

ro O

rgan

isasi

dan

Kepe

gaw

aian

22.6

92.9

97

21

.045

.414

92,7

43

Biro

Huk

um d

an IP

17.5

63.0

44

14

.400

.925

82,0

04

Biro

Keu

anga

n da

n Pe

rleng

kapa

n81

3.13

7.51

6

792.

582.

345

97

,47

5Bi

ro U

mum

dan

Hum

as35

2.10

1.66

0

313.

569.

688

89

,06

6Pu

sat K

LN24

.357

.234

27.0

30.0

08

11

0,97

7PU

SDAT

IN

43.9

54.5

00

42

.626

.443

96,9

88

Pusa

t PVT

PP17

.268

.699

16.5

80.5

79

96

,02

9At

ani R

oma

1.44

7.29

8

1.28

2.33

5

88,6

010

Atan

i Bru

ssel

1.31

2.60

0

204.

998

15,6

211

Atan

i Tok

yo1.

445.

773

1.

370.

224

94

,77

12At

ani W

ashi

ngto

n1.

879.

300

1.

812.

134

96

,43

TOTA

L SE

TJEN

1.33

8.41

8.89

1

1.

271.

121.

817

94,9

7Su

mbe

r: Bi

ro K

euan

gan

dan

Perle

ngka

pan

UN

IT K

ERJA

TOTA

L%

No

REA

LISA

SI A

NG

GAR

AN S

EKR

ETAR

IAT

JEN

DER

AL T

AHU

N 2

012

DAT

A s/

d 31

DES

EMB

ER 2

012

Page 75: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal68

LAMPIRAN 4

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

SEKRETARIAT JENDERAL TA. 2012

Page 76: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal68

LAMPIRAN 4

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

SEKRETARIAT JENDERAL TA. 2012

Page 77: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal70

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN

TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON I KEMENTERIAN PERTANIAN

Unit Organisasi Eselon I : Sekretariat Jenderal

Tahun Anggaran : 2012

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

Dokumen perencanaan kebijakan, anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik

1. Dokumen perencanaan yang dapat dilaksanakan

100%

2. Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian

B (Baik)

Pengelolaan keuangan dan perlengkapan secara akuntabel dan transparan serta pengelolaan kearsipan secara tertib

1. Kualitas laporan keuangan WTP

2. Elektronisasi arsip dan dokumentasi

60%

Meningkatnya ketersediaan produk hukum dan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, serta informasi publik di bidang pertanian

1. Dokumen peraturan Perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan

100%

2. Kualitas layanan informasi publik bidang pertanian

80% (Baik)

Meningkatnya kualitas penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan pengelolaan kepegawaian yang tertib serta tercapainya reformasi birokrasi

1. Predikat Indeks Penerapan Nilai-nilai Budaya Kerja

Baik

2. Dokumen di Bidang Organisasi, Ketatalaksanaan dan Reformasi Birokrasi yang dapat dilaksanakan

80%

Peningkatan pelayanan administrasi, perlengkapan yang akuntabel dan transparan, dan terlaksananya pemasyarakatan program pembangunan pertanian dan komunikasi pembangunan pertanian

1. Pengaduan ketidakpuasan masyarakat atas kinerja Kementerian Pertanian

100%

Meningkatnya intensitas dan kualitas kerjasama luar negeri di bidang pertanian melalui forum bilateral, regional dan multilteral

Realisasi kegiatan kerjasama luar negeri mendukung pembangunan pertanian

95%

Meningkatnya kualitas data pertanian Ketersediaan laporan data pertanian dan sistem informasi pertanian

75%

Meningkatnya pelayanan Perlindungan Varietas Tanaman dan perizinan pertanian

1. Dokumen perizinan pertanian yang diterbitkan

100%

2. Pemberian hak perlindungan varietas tanaman

100%

Jumlah Anggaran : Rp. 677.335.207.000,-

Program : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian

Page 78: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN

TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON I KEMENTERIAN PERTANIAN

Unit Organisasi Eselon I : Sekretariat Jenderal

Tahun Anggaran : 2012

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

Dokumen perencanaan kebijakan, anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik

1. Dokumen perencanaan yang dapat dilaksanakan

100%

2. Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian

B (Baik)

Pengelolaan keuangan dan perlengkapan secara akuntabel dan transparan serta pengelolaan kearsipan secara tertib

1. Kualitas laporan keuangan WTP

2. Elektronisasi arsip dan dokumentasi

60%

Meningkatnya ketersediaan produk hukum dan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, serta informasi publik di bidang pertanian

1. Dokumen peraturan Perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan

100%

2. Kualitas layanan informasi publik bidang pertanian

80% (Baik)

Meningkatnya kualitas penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan pengelolaan kepegawaian yang tertib serta tercapainya reformasi birokrasi

1. Predikat Indeks Penerapan Nilai-nilai Budaya Kerja

Baik

2. Dokumen di Bidang Organisasi, Ketatalaksanaan dan Reformasi Birokrasi yang dapat dilaksanakan

80%

Peningkatan pelayanan administrasi, perlengkapan yang akuntabel dan transparan, dan terlaksananya pemasyarakatan program pembangunan pertanian dan komunikasi pembangunan pertanian

1. Pengaduan ketidakpuasan masyarakat atas kinerja Kementerian Pertanian

100%

Meningkatnya intensitas dan kualitas kerjasama luar negeri di bidang pertanian melalui forum bilateral, regional dan multilteral

Realisasi kegiatan kerjasama luar negeri mendukung pembangunan pertanian

95%

Meningkatnya kualitas data pertanian Ketersediaan laporan data pertanian dan sistem informasi pertanian

75%

Meningkatnya pelayanan Perlindungan Varietas Tanaman dan perizinan pertanian

1. Dokumen perizinan pertanian yang diterbitkan

100%

2. Pemberian hak perlindungan varietas tanaman

100%

Jumlah Anggaran : Rp. 677.335.207.000,-

Program : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian

Page 79: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal72

LAMPIRAN 5

PENETAPAN KINERJA (PK)

SEKRETARIAT JENDERAL TA. 2012

Page 80: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal72

LAMPIRAN 5

PENETAPAN KINERJA (PK)

SEKRETARIAT JENDERAL TA. 2012

Page 81: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

| Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2012

Sekretariat Jenderal74

FORMULIR PENETAPAN KINERJA

TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON I KEMENTERIAN PERTANIAN

Unit Organisasi Eselon I : Sekretariat Jenderal

Tahun Anggaran : 2012

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

Dokumen perencanaan kebijakan, anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik

1. Dokumen perencanaan yang dapat dilaksanakan

100%

2. Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian

A (Sangat Baik)

Pengelolaan keuangan dan perlengkapan secara akuntabel dan transparan serta pengelolaan kearsipan secara tertib

1. Kualitas laporan keuangan WTP

2. Ketersediaan Arsip Dinamis sebagai alat bukti yang sah

90%

Meningkatnya ketersediaan produk hukum dan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, serta informasi publik di bidang pertanian

1. Dokumen peraturan Perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan

100%

2. Kualitas layanan informasi publik bidang pertanian

80% (Baik)

Meningkatnya kualitas penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan pengelolaan kepegawaian yang tertib serta tercapainya reformasi birokrasi

1. Predikat Indeks Penerapan Nilai-nilai Budaya Kerja

Baik

2. Dokumen di Bidang Organisasi, Ketatalaksanaan dan Reformasi Birokrasi yang dapat dilaksanakan

80%

Peningkatan pelayanan administrasi, perlengkapan yang akuntabel dan transparan, dan terlaksananya pemasyarakatan program pembangunan pertanian dan komunikasi pembangunan pertanian

1. Pengaduan ketidakpuasan masyarakat atas kinerja Kementerian Pertanian

100%

2. Tingkat Layanan sarana kerja kantor pusat

75%

Meningkatnya intensitas dan kualitas kerjasama luar negeri di bidang pertanian melalui forum bilateral, regional dan multilteral

Realisasi kegiatan kerjasama luar negeri mendukung pembangunan pertanian

95%

Meningkatnya kualitas data pertanian Ketersediaan laporan data pertanian dan sistem informasi pertanian

75%

Meningkatnya pelayanan Perlindungan Varietas Tanaman dan perizinan pertanian

1. Layanan Perizinan Bidang Pertanian 100%

2. Layanan Pemberian hak perlindungan dan pendaftaran varietas tanaman

100%

Jumlah Anggaran : Rp. 677.335.207.000,-

Program : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Kementerian Pertanian

Page 82: KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

FORMULIR PENETAPAN KINERJA

TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON I KEMENTERIAN PERTANIAN

Unit Organisasi Eselon I : Sekretariat Jenderal

Tahun Anggaran : 2012

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

Dokumen perencanaan kebijakan, anggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan Kementerian Pertanian yang berkualitas baik

1. Dokumen perencanaan yang dapat dilaksanakan

100%

2. Nilai Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian

A (Sangat Baik)

Pengelolaan keuangan dan perlengkapan secara akuntabel dan transparan serta pengelolaan kearsipan secara tertib

1. Kualitas laporan keuangan WTP

2. Ketersediaan Arsip Dinamis sebagai alat bukti yang sah

90%

Meningkatnya ketersediaan produk hukum dan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, serta informasi publik di bidang pertanian

1. Dokumen peraturan Perundang-undangan bidang pertanian yang dapat dilaksanakan

100%

2. Kualitas layanan informasi publik bidang pertanian

80% (Baik)

Meningkatnya kualitas penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan pengelolaan kepegawaian yang tertib serta tercapainya reformasi birokrasi

1. Predikat Indeks Penerapan Nilai-nilai Budaya Kerja

Baik

2. Dokumen di Bidang Organisasi, Ketatalaksanaan dan Reformasi Birokrasi yang dapat dilaksanakan

80%

Peningkatan pelayanan administrasi, perlengkapan yang akuntabel dan transparan, dan terlaksananya pemasyarakatan program pembangunan pertanian dan komunikasi pembangunan pertanian

1. Pengaduan ketidakpuasan masyarakat atas kinerja Kementerian Pertanian

100%

2. Tingkat Layanan sarana kerja kantor pusat

75%

Meningkatnya intensitas dan kualitas kerjasama luar negeri di bidang pertanian melalui forum bilateral, regional dan multilteral

Realisasi kegiatan kerjasama luar negeri mendukung pembangunan pertanian

95%

Meningkatnya kualitas data pertanian Ketersediaan laporan data pertanian dan sistem informasi pertanian

75%

Meningkatnya pelayanan Perlindungan Varietas Tanaman dan perizinan pertanian

1. Layanan Perizinan Bidang Pertanian 100%

2. Layanan Pemberian hak perlindungan dan pendaftaran varietas tanaman

100%

Jumlah Anggaran : Rp. 677.335.207.000,-

Program : Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Kementerian Pertanian