KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk...

94
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 25 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 171-06, STANDAR PEMBUATAN BUKU MANUAL OPERASI PENYELENGGARA PELAYANAN TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN (ADVISORY CIRCULAR PART 171-06, AERONAUTICAL TELECOMMUNICATION SERVICE PROVIDER OPERATION MANUAL) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin keselamatan penyelenggaraan pelayanan telekomunikasi penerbangan, maka pembuatan Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual) harus sesuai dengan standar teknis operasional penyelenggara pelayanan telekomunikasi penerbangan sebagaimana telah diamanatkan oleh Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 57 tahun 2011 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171 (Civil Aviation Safety Regulations Part 171) Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Providers) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 29 Tahun 2013; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu diatur Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171-06, Standar Pembuatan Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan ( Advisory Circular Part 171-06, (Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual) dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara; Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor : 1 Tahun 2009, tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 57 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 29 Tahun 2013; 3. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 64 tahun 2011 tentang Kriteria, Tugas dan Wewenang Teknisi Penerbangan; 4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 68 Tahun 2002 tentang Struktur Organisasi Bandar Udara; 5. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/98/II/2009 (Advisory Circular Part 171 – 1) tentang Panduan untuk Petunjuk Standar dan Prosedur CASR 171;

Transcript of KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk...

Page 1: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

NOMOR : KP 25 TAHUN 2014

TENTANG

PETUNJUK DAN TATA CARA PERATURAN KESELAMATAN

PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 171-06, STANDAR PEMBUATAN BUKU

MANUAL OPERASI PENYELENGGARA PELAYANAN TELEKOMUNIKASI

PENERBANGAN (ADVISORY CIRCULAR

PART 171-06, AERONAUTICAL TELECOMMUNICATION SERVICE PROVIDER

OPERATION MANUAL)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin keselamatan penyelenggaraan pelayanan

telekomunikasi penerbangan, maka pembuatan Buku Manual

Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan

(Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation

Manual) harus sesuai dengan standar teknis operasional

penyelenggara pelayanan telekomunikasi penerbangan

sebagaimana telah diamanatkan oleh Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor PM. 57 tahun 2011 tentang Peraturan

Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171 (Civil Aviation

Safety Regulations Part 171) Penyelenggara Pelayanan

Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication

Service Providers) sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 29 Tahun 2013;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a, perlu diatur Petunjuk dan Tata Cara Peraturan

Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171-06, Standar

Pembuatan Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan

Navigasi Penerbangan ( Advisory Circular Part 171-06,

(Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation

Manual) dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan

Udara;

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor : 1 Tahun 2009, tentang Penerbangan

(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4956);

2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 57 Tahun 2009

tentang Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor : PM 29 Tahun 2013;

3. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 64 tahun 2011

tentang Kriteria, Tugas dan Wewenang Teknisi Penerbangan;

4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 68 Tahun 2002

tentang Struktur Organisasi Bandar Udara;

5. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :

SKEP/98/II/2009 (Advisory Circular Part 171 – 1) tentang

Panduan untuk Petunjuk Standar dan Prosedur CASR 171; � �

Page 2: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

6. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :

SKEP/28/II/2009 (Advisory Circular Part 171 – 2) tentang

Panduan untuk Persiapan Kasus Keselamatan Mencakup

Pelayanan CASR 171;

7. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :

SKEP/32/II/2009 (Advisory Circular Part 171 – 3) tentang

Panduan untuk Persiapan Pembuatan Safety Management System

(SMS);

8. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :

SKEP/31/II/2009 (Advisory Circular Part 171 – 4) tentang

Perangkat Lunak dan Penggunaannya dalam Pelayanan

Telekomunikasi Penerbangan;

9. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP /

116 / VII /2010 (Advisory Circular Part 171 – 5) tentang

Petunjuk dan Tata Cara Penyelenggaraan Kalibrasi Fasilitas

Navigasi dan ProsedurPenerbangan;

10. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP /

99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan

Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171;

11. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :

SKEP/157/IX/2003 tentang Pedoman Pemeliharaan dan

Pelaporan Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik

Penerbangan;

12. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : 24

Tahun 2006 Tentang Jam Operasi Bandara.

13. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :

SKEP/83/VI/2005 tentang Prosedur Pengujian di Darat (Ground

Inspection) Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik

Penerbangan;

14. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :

SKEP/176/VI/2001 tentang Sertifikat Kecakapan Teknisi

Elektronika Penerbangan Dan Teknisi Listrik Penerbangan;

15. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor :

SKEP/113/VI/2002 tentang Kriteria Penempatan Fasilitas

Elektronika dan Listrik Penerbangan

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN

UDARA TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA

PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL

BAGIAN 171-06 , STANDAR PEMBUATAN BUKU

MANUAL OPERASI PENYELENGGARA PELAYANAN

TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN (AERONAUTICAL

TELECOMMUNICATION SERVICE PROVIDER

OPERATION MANUAL)

Pasal 1

Memberlakukan Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171-

06 , Standar Pembuatan Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi

Penerbangan (Advisory Circular CASR Part 171-06, Aeronautical Telecommunication Service

Provider Operation Manual).

Page 3: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal
Page 4: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara

Nomor : KP 25 Tahun 2014

Tanggal : 29 Januari 2014

________________________________________________

ADVISORY CIRCULAR PART 171-6

(AC 171-6)

PETUNJUK DAN TATA CARA PEMBUATAN BUKU

MANUAL OPERASI PENYELENGGARA

PELAYANAN TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN

Page 5: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

��

CATATAN AMANDEMEN

Nomor

Amandemen

Tanggal

Amandemen

Disisipkan

Oleh

Halaman

Page 6: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

DAFTAR ISI

Catatan Amandemen .................................................................................................. i

Daftar Isi ....................................................................................................... ii

Dasar Hukum....................................... ....................................................................... 1

Definisi................................................................................................ .......................... 2

Tujuan..................................................... ..................................................................... 3

Penerapan................. .................................................................................................. 3

Ruang Lingkup ....................................................................................................... 3

Kerangka Buku Manual Operasi Penyelenggara Navigasi Penerbangan ..................... 3

Susunan dan Isi Dari Buku Manual Operasi Penyelenggara Navigasi

Penerbangan.................................................................................................................... 5

Page 7: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

��

1. DASAR HUKUM

1.1 Undang-Undang RI Nomor : 1 Tahun 2009, tentang Penerbangan (Lembaran

Negara Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956);

1.2 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 57 Tahun 2011tentang

Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan; (sebagaimana telah

dirubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 29 Tahun 2013

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 tahun

2011 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171 (Civil

Aviation Safety Regulation Part 171) tentang Penyelenggara Pelayanan

Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service

Provider));

1.3 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 64 tahun 2011 tentang Kriteria,

Tugas dan Wewenang Teknisi Penerbangan;

1.4 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 68 Tahun 2002 tentang Organisasi

dan Tata Kejra Bandar Udara;

1.5 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/98/II/2009

(Advisory Circular Part 171 – 1) tentang Petunjuk dan Tata Cara Pemenuhan

Persyaratan dan Standar Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil, Bagian 171-1

(Advisory Circular Part 171-1, Guidelines for Complying With Civil Aviation

Safety Regulation Part 171 Requirement and Standards);

1.6 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/28/II/2009

(Advisory Circular Part 171 – 2) tentang Panduan untuk Persiapan Kasus

Keselamatan yang Mencakup Pelayanan CASR 171;

1.7 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/32/II/2009

(Advisory Circular Part 171 – 3) tentang Panduan untuk Persiapan Pembuatan

Safety Management System (SMS);

1.8 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/31/II/2009

(Advisory Circular Part 171 – 4) tentang Perangkat Lunak dan Penggunaannya

dalam Pelayanan Radio Navigasi;

1.9 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP / 116 / VII /2010

(Advisory Circular Part 171 – 5) tentang Petunjuk dan Tata Cara

Penyelenggaraan Kalibrasi Fasilitas Navigasi dan Prosedur Penerbangan;

1.10 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP / 99 / II / 2009

(MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil

Bagian 171 (Manual of Standard Part 171) Telekomunikasi Aeronautika

(Aeronautical Telecommunication) dan Pelayanan Radio Navigasi (Radio

Navigation Services);

1.11 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/157/IX/2003

tentang Pedoman Pemeliharaan dan Pelaporan Peralatan Fasilitas Elektronika dan

Listrik Penerbangan;

1.12 Peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor : 24 Tahun 2006

Tentang Jam Operasi Bandara;

Page 8: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

��

1.13 Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/176/VI/2001

tentang Sertifikat Kecakapan Teknisi Elektronika Penerbangan dan Teknisi

Listrik Penerbangan;

1.14 Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/113/VI/2002

tentang Kriteria Penempatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan;

1.15 Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/83/VI/2005

tentang Prosedur Pengujian di Darat (Ground Inspection) Peralatan Fasilitas

Elektronika dan Listrik Penerbangan;

1.16 ANNEX 10 Volume I tentang Radio Navigation Aids;

1.17 ANNEX 10 Volume II tentang Communication Procedure Including Those with

PANS Status;

1.18 ANNEX 10 Volume III tentang Communication System;

1.19 ANNEX 10 Volume IV tentang Surveillance and Collision Avoidance System;

1.20 ANNEX 10 Volume V tentang Aeronautical Radio Frequency Spectrum

Utilization;

1.21 Document 8071 Volume 1 tentang Testing of Ground-Based Radio Navigation

System;

1.22 Document 8071 Volume 2 tentang Testing of Satellite-based Radio Navigation

System.

2. DEFINISI

Dalam Advisory Circular ini yang dimaksud dengan :

2.1 Buku Manual Operasi Penyelenggaraan Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan

adalah dokumen yang terdiri dari data dan informasi teknis fasilitas telekomunikasi

penerbangan, Standard Operating Procedure (SOP), Organisasi, Personel Teknik

Telekomunikasi Penerbangan dan Sistem Manajemen Keselamatan, termasuk

informasi terkini terkait Penyelenggaraan Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan.

2.2 Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Udara.

2.3 Direktur adalah Direktur Navigasi Penerbangan.

2.4 Fasilitas telekomunikasi penerbangan adalah fasilitas elektronika yang digunakan

sebagai sarana penyelenggaraan keselamatan penerbangan yang meliputi

komunikasi penerbangan, radio navigasi penerbangan, dan pengamatan

penerbangan.

2.5 Navigasi Penerbangan adalah proses mengarahkan gerak pesawat udara dari satu

titik ke titik yang lain dengan selamat dan lancar untuk menghindari bahaya

dan/atau rintangan penerbangan.

2.6 Pelayanan telekomunikasi penerbangan adalah pelayanan telekomunikasi yang

berbasis di darat dan satelit seperti tercantum dalam Annex 10 Konvensi Chicago

dan dokumen terkait lainnya.

2.7 Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan adalah penyelenggara pelayanan

yang memberikan pelayanan navigasi penerbangan pesawat udara di wilayah ruang

udara Republik Indonesia.

Page 9: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

��

2.1 Personel Teknik Telekomunikasi Penerbangan adalah orang yang terkait langsung

dengan pelaksanaan pengoperasian dan/atau pemeliharaan dan/atau pemeriksaan

fasilitas telekomunikasi penerbangan.

2.2 Sertifikat Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan adalah bukti

terpenuhinya persyaratan keselamatan penerbangan dalam penyelenggaraan

pelayanan telekomunikasi penerbangan yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal

Perhubungan Udara berdasarkan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil

(PKPS) Bagian 171.

3. TUJUAN

Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171-06

Standar Pembuatan Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi

Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual) ini

sebagai acuan bagi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan dalam

membuat, melaksanakan, mengevaluasi dan menyempurnakan secara berkelanjutan

Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan.

4. PENERAPAN

Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171-06,

Standar Pembuatan Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi

Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual)

merupakan panduan bagi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan dalam

membuat dan menyusun Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan

Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider

Operation Manual)

5. RUANG LINGKUP

Tata cara pembuatan Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi

Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual)

yang dituangkan dalam peraturan ini adalah bersifat kondisi minimum dan pihak

Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan wajib untuk menyempurnakannya

sesuai dengan kondisi di lapangan.

6. KERANGKA BUKU MANUAL OPERASI PENYELENGGARA PELAYANAN

TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN (AERONAUTICAL

TELECOMMUNICATION SERVICE PROVIDER OPERATION MANUAL)

Sebagaimana telah diamanatkan oleh Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 57

Tahun 2011 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171 (Civil

Aviation Safety Regulations Part 171) tentang Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi

Penerbangan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor: PM 29 Tahun 2013, bahwa isi dari Buku Manual Operasi Penyelenggara

Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service

Provider Operation Manual) meliputi :

Page 10: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

��

6.1 BAB I : Gambaran Umum

Bagian 1.1 Dasar Hukum

Bagian 1.2 Profil Penyelenggara Pelayanan

Subbagian 1.2.1 Maksud Dan Tujuan

Subbagian 1.2.2 Data Umum

Subbagian 1.2.3 Pelayanan Yang Diberikan

6.2 BAB II : Struktur Organisasi

Bagian 2.1 Struktur Organisasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi

Penerbangan di Bandar Udara xxxx

Bagian 2.2 Tugas Pokok Dan Fungsi

Bagian 2.3 Data Personil

6.3 BAB III : Standar Pelayanan

Bagian 3.1 Standar Kinerja Pelayanan

Subbagian 3.1.1 Maksud Dan Tujuan SOP

Subbagian 3.1.2 Ruang Lingkup

Subbagian 3.1.3 SOP Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

Subbagian 3.1.4 SOP Pelaksanaan Kalibrasi Peralatan

Subbagian 3.1.5 SOP Pelaksanaan Groundcheck

Subbagian 3.1.6 SOP Dokumentasi

Subbagian 3.1.7 SOP Pelaporan

Subbagian 3.1.8 SOP Prosedur Keamanan Fasilitas Telekomunikasi

Penerbangan

Subbagian 3.1.9 SOP Perubahan Pelayanan

Subbagian 3.1.10 SOP Penanganan Gangguan Pelayanan

Bagian 3.2 Rumus Nilai Kinerja Pelayanan

Bagian 3.3 Analisa Beban Kerja Teknisi

Subbagian 3.3.1 Pertimbangan penghitungan kebutuhan teknisi penerbangan

Subbagian 3.3.2 Contoh Penghitungan Analisa Beban Kerja Teknisi

Telekomunikasi Penerbangan

6.4 BAB IV : Sistem Manajemen Keselamatan

Bagian 4.1 Umum

Bagian 4.2 Manajemen Keselamatan Penyelenggara Pelayanan

Bagian 4.3 Pelaporan Data Keselamatan

Bagian 4.4 Mekanisme Monitoring Berkelanjutan

Bagian 4.5 Investigasi Kejadian Keselamatan

Bagian 4.6 Forum Keselamatan

Bagian 4.7 Pelatihan Personel

6.5 BAB V: Data Peralatan Telekomunikasi Penerbangan

Bagian 5.1 Data Peralatan Telekomunikasi Penerbangan

Bagian 5.2 Data Nilai Kinerja Pelayanan

Page 11: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

��

6.6 BAB VI : Penutup

Singkatan

Lampiran

7. SUSUNAN DAN ISI DARI BUKU MANUAL OPERASI PENYELENGGARA

PELAYANAN TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN (AERONAUTICAL

TELECOMMUNICATION SERVICE PROVIDER OPERATION MANUAL)

7.1 Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171-06,

Standar Pembuatan Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan

Telekomunikasi Penerbangan (Advisory Circular Part 171-06, Aeronautical

Telecommunication Service Provider Operation Manual) bertujuan untuk

menyeragamkan sistematika penyusunan dan isi Buku Manual Operasi

Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical

Telecommunication Service Provider Operation Manual).

7.2 Pihak pemohon sertifikat Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan

bertanggung jawab sepenuhnya atas akurasi informasi yang dituangkan dalam

Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan

(Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual).

7.3 Buku Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan

(Aeronautical Telecommunication Service Provider Operation Manual) merupakan

dokumen hidup sehingga harus dilakukan perubahan untuk menjaga agar informasi

yang tersedia tetap akurat. Informasi yang tercakup di dalam Buku Manual Operasi

Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical

Telecommunication Service Provider Operation Manual) sekurang-kurangnya

memuat informasi tentang Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan

sesuai ketentuan yang telah diatur dalam KM 57 Tahun 2012, dengan urutan

sebagai berikut meliputi :

7.3.1. Gambaran Umum

Berisi tentang:

7.3.1.1. Profil Penyelenggara Pelayanan.

7.3.1.1.1 Maksud dan Tujuan penyusunan buku Manual Operasi

Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi

Penerbangan.

7.3.1.1.2 Data umum:

1. Nama Penyelenggara Pelayanan;

2. Pengelola;

3. Alamat;

4. Lokasi;

5. Provinsi;

6. ARP;

7. Ruang Udara Yang Dilayani;

8. Jam Operasi;

9. Telepon;

10. Fax;

11. AFTN Address;

Page 12: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

��

12. E-mail; dan

13. NPWP.

7.3.1.1.3 Pelayanan yang diberikan:

Aeronautical Broadcasting Service;

1. Aeronautical Fixed Service;

2. Aeronautical Mobile Service;

3. ATC Data Processing and Display;

4. Aeronautical Radio Navigation Service;

5. Surveillance; dan

6. Pelayanan lainnya.

7.3.1.1.4 Data pelayanan yang diberikan dalam bentuk tabel

dengan memuat:

Nomor;

1. Jenis Pelayanan; dan

2. Peralatan yang digunakan(jenis, Tipe, Merek dan

jumlah);

3. Kategori; dan

4. Lokasi Penempatan Peralatan.

7.3.1.2. Dasar Hukum yang digunakan dalam pengoperasian

pelayanan telekomunikasi penerbangan.

7.3.2. Struktur Organisasi

7.3.2.1. Struktur Organisasi Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi

Penerbangan pada Penyelenggara Pelayanan Navigasi

Penerbangan.

7.3.2.2. Tugas pokok dan fungsi:

1. Pimpinan Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi

Penerbangan;

2. Manajer/Kepala Divisi/Kepala Kelompok Teknisi bidang

Teknik Telekomunikasi Penerbangan;

3. Kepala Dinas/Asisten Manajer/Pimpoksi Fasilitas bidang

Teknik Telekomunikasi Penerbangan;

4. Penanggungjawab Tugas Operasi/Koordinator Pelaksana

bidang Teknik Telekomunikasi Penerbangan;

5. Kelompok Teknisi Pelaksana Bidang Teknik

Telekomunikasi Penerbangan; dan

6. Personel lain yang terdapat di masing-masing unit yang

terkait dengan pelayanan telekomunikasi penerbangan.

7.3.2.3. Data Personel:

1. Nama, pangkat, golongan, NIP;

2. Pendidikan;

3. Sertifikat Kecakapan; dan

4. Rating.

7.3.3. Standar Pelayanan

7.3.3.1. Standar Kinerja Pelayanan

Standar kinerja pelayanan dituangkan dalam bentuk Standard

Operating Procedure (SOP)

Page 13: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

��

7.3.3.1.1. Standard Operating Procedure (SOP)

a. SOP Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan:

1) SOP Pengoperasian Peralatan

SOP ini berisi tentang prosedur pengoperasian

peralatan, yang mengacu pada buku manual

peralatan sesuai dengan jenis dan tipe masing-

masing peralatan.

Checklist Pengoperasian Peralatan mencakup

hal-hal mengenai :

a) Cara menghidupkan peralatan; dan

b) Cara mematikan peralatan.

2) SOP Pemeliharaan Peralatan

SOP ini berisi tentang prosedur yang harus

dilakukan dalam melakukan pemeliharaan

rutin pada fasilitas telekomunikasi

penerbangan.

Checklist SOP Pemeliharaan Peralatan

mencakup hal-hal mengenai:

a) Penyiapan Rencana Pemeliharaan

peralatan;

b) Penyiapan Peralatan Penunjang

Pemeliharaan;

c) Pemeliharaan Harian;

d) Pemeliharaan Mingguan;

e) Pemeliharaan Bulanan;

f) Pemeliharaan Triwulanan;

g) Pemeliharaan Semesteran; dan

h) Pemeliharaan Tahunan.

3) SOP Perbaikan Peralatan

SOP ini berisi tentang prosedur yang harus

dilakukan dalam melakukan perbaikan fasilitas

telekomunikasi penerbangan.

Checklist SOP Perbaikan Peralatan mencakup

hal-hal mulai dari:

a) persiapan perbaikan;

b) koordinasi;

c) pelaksanaan perbaikan;

d) pelaporan hasil perbaikan.

Page 14: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

b. SOP Pelaksanaan Kalibrasi

SOP ini mencakup pola koordinasi antara pihak

Penyelenggara Pelayanan dengan Balai Kaibrasi

Fasilitas Penerbangan serta Direktorat Navigasi

Penerbangan sebagai Regulator. Selain itu juga,

mencakup hal-hal yang harus dipersiapkan

sebelum, selama dan setelah pelaksanaan kalibrasi.

SOP Pelaksanaan Kalibrasi berisi hal-hal

mengenai:

1) Persiapan Kalibrasi peralatan berupa:

a) Koordinasi;

b) Menyiapkan peralatan pendukung;

c) Penyiapan data dukung; dan

d) Menyiapkan peralatan yang akan

dikalibrasi.

2) Pelaksanaan Kalibrasi berupa:

a) Rapat koordinasi lanjutan;

b) Pencatatan pembacaan parameter peralatan

(Data Fasilitas);

c) Pencatatan hasil pengukuran ; dan

d) Penyesuaian (Adjustment) .

3) Checklist SOP Pelaksanaan Kalibrasi tugas

personel teknisi berisi hal-hal mengenai:

a) pemeriksaan Modulasi

b) pemeriksaan Course Alignment (0 DDM)

c) pemeriksaan Course Width

d) pemeriksaan Course Alignment and

Structure

e) Melakukan pemeriksaan Monitor:

i. Course Width to Narrow Alarm;

ii. Course Width to Wide Alarm;

iii. Course Width to Normal;

iv. Course Alignment Alarm 90 Hz;

v. Course Alignment Alarm 150 Hz;

vi. Course Alignment to Normal;

vii. Coverage in RF Level Alarm

(Reduced Power); dan

viii. Standby Power.

4) Kegiatan setelah kalibrasi penerbangan; dan

5) Laporan Hasil Kalibrasi.

Page 15: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

c. SOP Pelaksanaan Ground Check

SOP Pelaksanaan Ground Check berisi hal-hal

mengenai :

1) Prosedur yang harus dilakukan dalam

pelaksanaan ground check yang mencakup

pengukuran parameter dan pengukuran output;

2) Prosedur Pelaksanaan Ground Check Peralatan;

3) Checklist Pelaksanaan Ground Check sesuai

dengan Form pada Keputusan Direktur Jenderal

Perhubungan Udara Nomor : SKEP/157/IX/03

Tahun 2003 tentang Pedoman Pemeliharaan

dan Pelaporan Peralatan Fasilitas Elektronika

dan Listrik Penerbangan.

d. SOP Dokumentasi

SOP ini merupakan prosedur yang dilaksanakan

dalam melakukan dokumentasi terhadap data-data

yang dimiliki sebagai penyelenggara, baik hard

copy maupun soft copy.

Dokumen dan data yang harus didokumentasikan

adalah :

1) Peraturan-peraturan yang menjadi referensi

standar hukum (peraturan nasional dan

internasional);

2) Dokumen Manual Operasi ;

3) Buku manual peralatan / fasilitas (pabrikan).

4) Standard Operating Procedure (SOP),

5) Data Site Acceptance Test (SAT) ;

6) Data Flight Commissioning ;

7) Data kalibrasi peralatan / fasilitas ;

8) Data Ground Check ;

9) Sejarah peralatan / fasilitas ;

10) Log Book ;

11) Data personil teknik telekomunikasi

penerbangan;

12) Dokumen dan data yang berhubungan

dengan penyelenggara pelayanan.

Tahapan Dokumentasi

Berisikan uaraian mengenai tahapan-tahapan

dalam melakukan dokumentasi

Page 16: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

e. SOP Pelaporan

SOP ini mencakup prosedur dalam melaporkan

hasil kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan

perbaikan fasilitas telekomunikasi penerbangan.

Prosedur Pelaporan pengoperasian, pemeliharaan

dan perbaikan terdiri dari Laporan Berkala

(laporan bulanan) dan laporan khusus.

(Format laporan berkala dan laporan khusus

tercantum dalam contoh buku manual operasi)

f. SOP Keamanan Fasilitas

SOP ini mencakup prosedur untuk mengamankan

fasilitas telekomunikasi penerbangan baik yang

berupa perangkat lunak (software) maupun

perangkat keras (hardware).

Pengamanan dilakukan terhadap:

1) Pengamanan penunjang sipil

a) Bangunan Sipil

b) Bangunan Penunjang

- Antena

c) Access Road

2) Pengamanan teknis

a) Pengamanan perangkat keras (hardware)

b) Pengamanan perangkat lunak (software)

g. SOP Perubahan Pelayanan

SOP perubahan pelayanan ini merupakan prosedur

yang dilakukan jika penyelenggara pelayanan xxx

akan melakukan perubahan pelayanan dan/ atau

perubahan fasilitas telekomunikasi penerbangan

termasuk penerapan pelayanan atau fasilitas baru.

SOP perubahan pelayanan mencakup hal-hal mulai

dari persiapan draft amandemen, personil,

fasilitas, pelaporan perubahan, pengiriman

dokumen, penggabungan dokumen, sosialisasi

sampai dengan melaksanakan perubahan

pelayanan tersebut.

h. SOP Penanganan Gangguan Pelayanan

Page 17: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

SOP ini berisi prosedur tahapan pelaksanaan

apabila terjadi gangguan pelayanan

telekomunikasi penerbangan.

7.3.3.1.2. Checklist Standard Operating Procedure (SOP)

berbentuk tabel dengan susunan:

a. Nama, Merek dan Tipe alat;

b. Nomor;

c. Jenis/(Item);

d. Pemenuhan (ya/tidak); dan

e. Catatan.

7.3.3.2. Rumus Nilai Kinerja Pelayanan

1. ketersediaan peralatan (availability);

2. Penghitungan waktu rata-rata antara kegagalan (MTBF)

dan ketersediaan (A);

3. Penghitungan waktu rata-rata perbaikan peralatan/ Mean

Time To Repair (MTTR); dan

4. Keandalan Peralatan (reliability).

7.3.3.3. Analisa Beban Kerja Personil Teknisi

1. Dalam menentukan jumlah teknisi telekomunikasi

penerbangan pada suatu penyelenggara pelayanan

navigasi penerbangan berdasarkan pada 2 (dua) kriteria

yaitu:

a) kebutuhan teknisi untuk pemeliharaan peralatan; dan

b) kebutuhan teknis untuk dinas bergilir.

2. Total Kebutuhan Teknisi Telekomunikasi Penerbangan

Total kebutuhan teknisi telekomunikasi penerbangan

adalah jumlah teknisi untuk pemeliharaan ditambah

jumlah teknisi untuk dinas bergilir (shift).

7.3.4. Sistem Manajemen Keselamatan

7.3.4.1. Umum

7.3.4.2. Manajemen Keselamatan Penyelenggaraan Pelayanan

1. Berisi tentang suatu unit khusus yang memiliki tanggung

jawab dalam penanganan isu-isu keselamatan pelayanan

telekomunikasi dan radio navigasi penerbangan;

2. Berisi struktur unit keselamatan yang berisi nama dan

jabatan dalam unit tersebut; dan

3. Penjelasan tugas pokok dan fungsi pada struktur

organisasi unit keselamatan tersebut.

7.3.4.3. Pelaporan Data Keselamatan

Laporan data keselamatan yang berfungsi untuk menyediakan

data mengenai isu-isu keselamatan kepada Manajer

Page 18: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

Keselamatan dan personel terkait lainnya pada pihak

Penyelenggara Pelayanan xxxx.

Laporan tersebut terdiri dari hal-hal sebagai berikut:

1. Laporan Bahaya (Hazard);

2. Mekanisme Pelaporan; dan

3. Kejadian Bahaya yang Harus Dilaporkan.

(Format tercantum dalam contoh buku manual operasi)

7.3.4.4. Mekanisme Monitoring berkelanjutan

Mekanisme monitoring berkelanjutan terdiri dari hal-hal

sebagai berikut:

1. Rencana Monitoring Keselamatan

2. Form Pengecekan (Meter Reading, Ground Check dan

Checklist)

3. Organisasi audit, dimana dalam melaksanakan audit,

terdapat 3 (tiga) tingkatan, seperti berikut:

a) Self auditing;

b) Independent internal audit; dan

c) Auditing by regulator.

7.3.4.5. Investigasi Kejadian Keselamatan

Unit SMS akan melakukan Insvestigasi kejadian yang

dilaksanakan pada saat terjadi kecelakaan, dimana kecelakaan

tersebut terkait dengan penyelenggaraan pelayanan

telekomunikasi penerbangan.

Unit SMS juga berkoordinasi dan membantu KNKT dalam

melaksanakan Investigasi kejadian serius dan membuat

laporan pelaksanaan Investigasi sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

7.3.4.6. Forum Keselamatan

Merupakan suatu forum yang bertujuan untuk memfasilitasi

masalah keselamatan dengan pihak-pihak terkait

7.3.4.7. Pelatihan Personel

Terdiri dari hal-hal sebagai berikut:

1. Tujuan;

2. Kompetensi; dan

3. Pelatihan untuk teknisi, yaitu rencana pelatihan personil

teknisi dalam 5 tahun.

7.3.5. Data Peralatan Telekomunikasi Penerbangan

7.3.5.1. Data Peralatan

Berisikan tabel data dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Nomor;

2. Nama peralatan;

3. Merek;

4. Tipe;

5. Daya;

6. Frekuensi;

Page 19: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal
Page 20: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 25 Tahun 2014 Tanggal : 29 Januari 2014 ____________________________________________________________

Sebagai

PENYELENGGARA PELAYANAN

TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN

(CASR PART 171)

di

PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI

PENERBANGAN PADA BANDAR UDARA XXX

Page 21: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

��

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan di

Bandar Udara xxxx menerbitkan Buku Manual Operasi sebagai pedoman teknis dalam

menyelenggarakan Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan.

Disahkan di xxx, dd/mm/yy

Oleh

Kepala Penyelenggara Pelayanan xxx

Nama

Pangkat

NIP.

Jakarta, dd/mm//yy

Mengetahui

a.n. DIREKTUR NAVIGASI PENERBANGAN

Kasubdit Standarisasi & Sertifikasi

Navigasi Penerbangan

Nama

Pangkat

NIP.

Page 22: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

CATATAN AMANDEMEN

No. Tanggal Perihal Keterangan

01 xx-xx-

xxxx

Pemasangan peralatan Radar MSSR dan hasil

commissioning tanggal xx-xx-xxxx Surat xx nomor : xx

02 xx-xx-

xxxx

Penambahan jaringan VSAT untuk kebutuhan ......ke

...... Surat xx nomor : xx

03 xx-xx-

xxxx

Rekondisi peralatan DVOR dan dicapai coverage 150

NM sesuai hasil Commissioning tanggal xx-xx-xxxx Surat xx nomor xxx

04 xx-xx-

xxxx Penggantian / penambahan personil teknisi........ Surat xx nomor xx

Page 23: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

����

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Penyelenggara Pelayanan Navigasi

Penerbangan di Bandar Udara xx yang terletak di wilayah xx pada koordinat xx 14’26” S

dan xxx 10’32” E, sesuai dengan program pemerintah pada pelaksanaan Sertifikasi

Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan seperti diamanatkan Undang-Undang

Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan Menteri Nomor PM. 57 tahun 2011

tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (CASR Part 171) sebagaimana telah

diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 29 Tahun 2013, telah

disusun dokumen Manual Operasi sebagai persyaratan Sertifikasi Penyelenggara Pelayanan

Telekomunikasi Penerbangan.

Manual Operasi ini menjadi panduan dan acuan dalam penyelenggaraan pelayanan

Telekomunikasi Penerbangan bagi Bandar Udara xx yang akan selalu diperbaharui dan

dicatat sesuai kondisi terkini.

Segala hak dan kewajiban yang termuat didalam Manual Operasi ini tidak dapat

diubah atau dikurangi tanpa persetujuan Direktorat Navigasi Penerbangan.

xxxxx, 20xx

KEPALA PENYELENGGARA PELAYANAN

NAVIGASI PENERBANGAN

xxxxxxxxxx

XXXX.

XXXXXX

XXXXXXX

Page 24: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan

Catatan Amandemen

Kata Pengantar ............................................................................................................................ iii

Daftar Isi ..................................................................................................................................... iv

Daftar Tabel ................................................................................................................................ vi

Daftar Gambar ............................................................................................................................ vii

Daftar Lampiran .......................................................................................................................... viii

BAB I Gambaran Umum ............................................................................................................ 1

Bagian 1.1 Dasar Hukum .......................................................................................................... 1

Bagian 1.2 Profil Penyelenggara Pelayanan ............................................................................. 2

Subbagian 1.2.1 Maksud Dan Tujuan ................................................................................... 2

Subbagian 1.2.2 Data Umum ................................................................................................ 3

Subbagian 1.2.3 Pelayanan Yang Diberikan ......................................................................... 3

BAB II Struktur Organisasi........................................................................................................ 5

Bagian 2.1 Struktur Organisasi Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan

di Bandar Udara xxxx........................................................................................... 5

Bagian 2.2 Tugas Pokok Dan Fungsi ....................................................................................... 6

Subbagian 2.2.1 ATS General Manager................................................................................ 6

Subagian 2.2.2 Deputy GM of ATS Engineering.................................................................. .6

Subbagian 2.2.3 ATS Engineering Manager........................................................................ 7

Subbagian 2.2.4 ATS Engineering Junior Manager.............................................................. 7

Subbagian 2.2.5 PTO Teknik Elektronika............................................................................. 8

Subbagian 2.2.6 Pelaksana Ahli Teknik Elektronika........................................................... . 8

Subbagian 2.2.7 Pelaksana Terampil Teknik Elektronika..................................................... 9

Bagian 2.3 Data Personil ............................................................................................................ 10

BAB III Standar Pelayanan ........................................................................................................ 11

Bagian 3.1 Standar Kinerja Pelayanan ...................................................................................... 11

Subbagian 3.1.1 Maksud Dan Tujuan SOP ....................................................................... 11

Subbagian 3.1.2 Ruang Lingkup ........................................................................................ 11

Subbagian 3.1.3 SOP Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan .......................................... 11

Subbagian 3.1.4 SOP Pelaksanaan Kalibrasi Peralatan ......................................... 16

Subbagian 3.1.5 SOP Pelaksanaan Ground Check ............................................................ 22

Subbagian 3.1.6 SOP Dokumentasi ................................................................................... 25

Subbagian 3.1.7 SOP Pelaporan ........................................................................................ 26

Subbagian 3.1.8 SOP Prosedur Keamanan Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan ......... 27

Subbagian 3.1.9 SOP Perubahan Pelayanan ...................................................................... 29

Subbagian 3.1.10 SOP Penanganan Gangguan Pelayanan .................................................. 29

Bagian 3.2 Rumus Nilai Kinerja Pelayanan ......................................................................... 30

Bagian 3.3 Analisa Beban Kerja Teknisi .................................................................................. 34

Subbagian 3.3.1 Pertimbangan penghitungan kebutuhan teknisi penerbangan ........ 34

Page 25: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

��

Subbagian 3.3.2 Contoh Penghitungan Analisa Beban Kerja Teknisi

Telekomunikasi Penerbangan ............................................................. 35

BAB IV Sistem Manajemen Keselamatan .............................................................................. 37

Bagian 4.1 Umum ...................................................................................................................... 37

Bagian 4.2 Manajemen Keselamatan Penyelenggara Pelayanan .............................................. 37

Bagian 4.3 Pelaporan Data Keselamatan ................................................................................... 39

Bagian 4.4 Mekanisme Monitoring Berkelanjutan .................................................................... 41

Bagian 4.5 Investigasi Kejadian Keselamatan ........................................................................... 42

Bagian 4.6 Forum Keselamatan ................................................................................................ 42

Bagian 4.7 Pelatihan Personel .................................................................................................... 42

BAB V Data Peralatan Telekomunikasi Penerbangan .......................................................... 44

Bagian 5.1 Data Peralatan Telekomunikasi Penerbangan .......................................................... 44

Bagian 5.2 Data Nilai Kinerja Pelayanan .............................................................................. 45

BAB VI Penutup ....................................................................................................................... 46

Singkatan .................................................................................................................................... 47

Lampiran ..................................................................................................................................... 48

Page 26: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

DAFTAR TABEL

No. Penjelasan Hal

1. Tabel 1 Pelayanan Telekomunikasi

Penerbangan ................................................................................ 4

2. Tabel 2 Data Personil Inti ........................................................................ 10

3 Tabel 3 Checklist Panduan SOP Pengoperasian Peralatan .................. 12

4. Tabel 4 Checklist Panduan SOP Pemeliharaan Peralatan.................... 14

5. Tabel 5 Checklist Panduan SOP Perbaikan Peralatan .......................... 15

6. Tabel 6 Format Laporan Bulanan Unjuk Kerja .................................... 26

7. Tabel 7 Format Laporan Daftar Peralatan dan Kondisi ....................... 27

8. Tabel 8 Format Laporan Kondisi Bahaya .............................................. 39

9. Tabel 9 Format Laporan Akhir ............................................................... 40

10. Tabel 10 Rencana Pelatihan Personil teknisi ........................................... 43

11. Tabel 11 Data peralatan .............................................................................. 44

12. Tabel 12 Data Nilai Pelayanan .................................................................. 45

Page 27: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

����

DAFTAR GAMBAR

No. Penjelasan Hal

1. Gambar 1 Struktur Organisasi Unit Teknis Pelayanan Penyelenggara

Pelayanan Navigasi Penerbangan…………………………. 5

2. Gambar 2 Evaluasi ketersediaan dan keandalan peralatan ...................... 32

3 Gambar 3 Grafik Ps = 100 e-t/m

................................................................... 33

4. Gambar 4 Struktur Unit Keselamatan ........................................................ 37

Page 28: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

�����

DAFTAR LAMPIRAN

No. Penjelasan

1. Lamp. 1 Deklarasi Kepala Penyelenggara Pelayanan

Navigasi Penerbangan ................................................................

2. Lamp. 2 Hasil Commisioning Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan ......

3. Lamp. 3 Layout Penempatan Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan .........

3. Lamp. 4 Penempatan dan Blok Diagram Peralatan .....................................

4. Lamp. 5 Spesifikasi Teknis Peralatan ........................................................

5. Lamp. 6 Hasil Site Acceptance Test (SAT) Fasilitas Telekomunikasi

Penerbangan

Page 29: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

BAB I

GAMBARAN UMUM

1.1 Dasar Hukum

Standar yang digunakan dalam pengoperasian pelayanan telekomunikasi penerbangan

adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;

2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun 2011 tentang Peraturan

Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171 (Civil Aviation Safety Regulation

Part 171) tentang Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan

(Aeronautical Telecommunication Service Providers) sebagaimana telah diubah

terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 29 Tahun 2013;

3. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 64 tahun 2011 tentang Kriteria,

Tugas dan Wewenang Teknisi Penerbangan;

4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 68 Tahun 2002 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Bandar Udara;

5. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/157/IX/2003

tentang Pedoman Pemeliharaan dan Pelaporan Peralatan Fasilitas Elektronika dan

Listrik Penerbangan;

6. Peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/98/II/2009

(Advisory Circular Part 171 – 1) tentang Panduan untuk Petunjuk Standar dan

Prosedur CASR 171;

7. Peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/28/II/2009

(Advisory Circular Part 171 – 2) tentang Panduan untuk Persiapan Kasus

Keselamatan Mencakup Pelayanan CASR 171;

8. Peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/32/II/2009

(Advisory Circular Part 171 – 3) tentang Panduan untuk Persiapan Pembuatan

Safety Management System (SMS);

9. Peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/31/II/2009

(Advisory Circular Part 171 – 4) tentang Perangkat Lunak dan Penggunaannya

dalam Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan;

10. Peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP / 116 / VII

/2010� �Advisory Circular Part 171 – 5) tentang Petunjuk dan Tata Cara

Penyelenggaraan Kalibrasi Fasilitas Navigasi dan Prosedur Penerbangan;

11. Peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP / 99 / II / 2009

(MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil

Bagian 171;

12. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/83/VI/2005

tentang Prosedur Pengujian di Darat (Ground Inspection) Peralatan Fasilitas

Elektronika dan Listrik Penerbangan;

Page 30: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

13. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/176/VI/2001

tentang Sertifikat Kecakapan Teknisi Elektronika Penerbangan dan Teknisi

Listrik Penerbangan;

14. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/113/VI/2002

tentang Kriteria Penempatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan;

15. Peraturan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor : 24 Tahun 2006

Tentang Jam Operasi Bandara;

16. ANNEX 10 Volume I tentang Radio Navigation Aids;

17. ANNEX 10 Volume II tentang Communication Procedure including those with

PANS status;

18. ANNEX 10 Volume III tentang Communication System;

19. ANNEX 10 Volume IV tentang Surveillance and Collision Avoidance System;

20. ANNEX 10 Volume V tentang Aeronautical Radio Frequency Spectrum

Utilization;

21. Dokumen 8071 Volume 1 tentang Testing of Ground-Based Radio Navigation

System;

22. Dokumen 8071 Volume 2 tentang Testing of Satellite-Based Radio Navigation

System;

1.2. Profil Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan

1.2.1 Maksud Dan Tujuan

Manual operasi ini disusun dengan maksud agar standar pelayanan dan pola kerja

setiap personel yang terlibat menangani dan bertanggungjawab terhadap kesiapan

setiap fasilitas telekomunikasi penerbangan pada penyelenggara pelayanan navigasi

penerbangan di Bandar Udara xxx sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, selain

itu juga menjadi acuan bagi para pelaksana/teknisi dalam melaksanakan tugasnya agar

memenuhi standar pelayanan yang berlaku.

Adapun tujuan dari disusunnya Manual Operasi ini adalah :

a. Agar petugas dapat menjaga konsistensi dan tingkat kinerja dalam organisasi atau

unit kerja;

b. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi;

c. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait;

d. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas dilapangan dari penyimpangan atau

kesalahan administrasi lainnya;

e. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi.

Page 31: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

1.2.2 Data Umum

Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan pada Bandar Udara/Heliport xxxx

yang berstatus sebagai Unit Pelaksana Teknis/Badan Usaha di lingkungan Direktorat

Jenderal Perhubungan Udara/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha.

Nama Penyelenggara Pelayanan Xxx

Pengelola UPT Ditjen Perhubungan Udara/BUMN/BU

Alamat

Lokasi

Propinsi

Jalan xx

xx

xx

ARP

Ruang Udara Yang Dilayani

xx S xx E

U-ATT/AFIS/ADC/APP/ACC

Jam Operasi xx s/d xx UTC

Telepon 00xx

00xx

Fax

AFTN Address

00xx

WWWWWXXXYX

E-mail [email protected]

NPWP 0000.0000.000

1.2.3 Pelayanan Yang Diberikan

Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan pada Bandar Udara/Heliport xxxx

yang berstatus sebagai Unit Pelaksana Teknis/Badan Usaha di lingkungan Direktorat

Jenderal Perhubungan Udara/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha

menyelenggarakan pelayanan telekomunikasi penerbangan sebagai berikut:

No Jenis Pelayanan Peralatan Yang Digunakan Kategori Lokasi

Penempatan

Peralatan

1. Aeronautical

Broadcasting Service

1. ATIS Merk … … Unit/set komunikasi Tower

2.

3.

2. Aeronautical Fixed 1. AFTN Merk

…Type

… Unit/set� komunikasi�

Page 32: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

Service 2. AMSS

Merk…

Type

… Unit/set� komunikasi�

3. Teletype

Merk…

Type

… Unit/set� komunikasi�

4. Radio Link

Merk …

Type

… Unit/set� komunikasi�

5. HF SSB

Merk …

Type

… Unit/set� komunikasi�

6. VSAT

Merk …

Type

… Unit/set� komunikasi�

7. Link VHF

Repeater

Merk …

Type

… Unit/set� komunikasi�

8. … Unit/set�

3. Aeronautical Mobile

Service

1 VHF A/G

(Tower Set)

Merk … Type

… Unit/set� komunikasi�

2 VHF A/G

Protable

Merk …

Type

… Unit/set� komunikasi�

3 Recoder

Merk …

Type

… Unit/set� komunikasi�

4. … Unit/set�

4. ATC Data

Processing &

Display

… Unit/set�

5. Aeronautical

Radionavigation

service

1. VOR Merk …

Type

… Unit/set� Radionavigasi

2. DME Merk …

Type

… Unit/set� Radionavigasi

3. NDB Merk …

Type

… Unit/set� Radionavigasi

4.

6. Surveillance 1. MSSR Merk ..

Type ......

… Unit/set Pengamatan

2.

7 Other Service

Tabel 1 : Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Contoh)

Page 33: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan yang berlaku, struktur organisasi dan tugas pokok dan fungsi

Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan di Bandar Udara xx adalah sebagai berikut

2.1 Struktur Organisasi Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan di Bandar

Udara XXXX�

Gambar I.1. Struktur Organisasi ATS Engineering dan SMS

di Bandar Udara Soekarno-Hatta – Tangerang (Contoh)

�������������������

������������

�������

������������

���������������

�������

������������

���������������

�������

������������

���������������

�������

������ �����

�������������

�������

��

��������

�������

� ��������

���������������

�������

��������!�����

����������������

�������

"�����#���!��

��������������

�������

����������

������������

�������

��$��%�

���������������

�������

��%$"�%�

������������

�������

"&���'�������

(�

�� )�*����������

"��������������

���������������

�������

"�����'�&�������

���������������

�������

'���������������

������������

�������

�����(���+�

��������������

�������

����(�'��

��������

�������

����������������

��������

�������

���*���(�"�����

������������

�������

��������&�

��������

�������

Page 34: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

2.2 Tugas Pokok dan Fungsi

2.2.1 ATS General Manager

Tugas dan Wewenang ATS General Manager sebagai berikut :

1. menyiapkan, menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan unit kerja Air

Traffic Services untuk menunjang strategi bisnis dan kegiatan operasional Kantor

Cabang Utama;

2. menyusun kegiatan dan evaluasi program fungsi operasi lalu lintas udara di

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan sekitarnya serta pengoperasian

pemeliharaan dan perbaikan fasilitas teknik pendukung operasi lalu lintas udara;

3. menyusun sistem dan prosedur serta pembinaan kegiatan operasi lalu lintas udara

di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan sekitarnya serta

pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan fasilitas teknik pendukung operasi

lalu lintas udara;

4. memantau dan mengajukan usulan kepada Executive General Manager maupun

unit-unit kerja lain terkait tentang pelaksanaan fungsi Air Traffic Services di

Kantor Cabang Utama;

5. menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program kegiatan unit kerja Air

Traffic Services yang tertuang di dalam RKA tahunan maupun triwulanan;

6. menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat

melaksanakan tugas secara efektif dan efisien;

7. memberikan rekomendasi kepada manajemen dan saran kepada unit-unit kerja

lain terkait dengan bidangnya untuk kepentingan perusahaan; dan

8. mewakili Executive General Manager selaku counterpart dalam bidangnya

dengan pihak-pihak terkait lainnya baik di dalam maupun di luar negeri.

2.2.2 Deputy GM of ATS Engineering

Tugas dan Wewenang Deputy GM of ATS Engineering sebagai berikut :

1. merencanakan kebutuhan SDM di lingkungan ATS Engineering;

2. mengusulkan rencana Kerja dan Anggaran pada ATS Engineering;

3. bertanggung jawab terhadap realisasi RKA secara efektif dan efisien;

4. melakukan pembinaan SDM di lingkungan ATS Engineering;

5. melaksanakan pengawasan kegiatan operasional di ATS Engineering;

6. melaporkan kepada atasan kondisi peralatan yang menjadi tanggung jawabnya

secara periodik maupun secara insidentil;

7. melaksanakan koordinasi baik secara internal dan eksternal untuk kelancaran

pelaksanaan tugas operasional;

8. menghadiri rapat-rapat/seminar yang terkait dengan bidang pekerjaaannya;

9. melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan;

10. membuat sistem prosedur kerja di lingkungan ATS Engineering;

Page 35: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

11. selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi;

12. mewakili tugas pimpinan apabila diperlukan;

13. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan; dan

14. melaksanakan Waskat di unit kerjanya.

2.2.3 ATS Engineering Manager

Tugas dan Wewenang ATS Engineering Manager sebagai berikut :

1. menyusun rencana sistem pemeliharaan, pencegahan dan pemulihan;

2. menyiapkan dan mengatur program pemeliharaan;

3. mengawasi petunjuk keselamatan kerja dan pengoperasian;

4. merencanakan kebutuhan suku cadang rutin dan non rutin;

5. menginventarisir dan menyusun kebutuhan dokumen untuk pemeliharaan;

6. mengusulkan rencana Kerja dan Anggaran pada Divisi Teknik Elektronika;

7. menganalisa laporan statistik pengoperasian dan pemeliharaan;

8. menyiapkan perencanaan dan pengembangan sarana sesuai kebutuhan;

9. melakukukan upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan SDM yang menjadi

tanggung jawabnya;

10. melakukan koordinasi dengan unit terkait baik internal maupun eksternal;

11. mengikuti rapat proses pengadaan barang dan pemborongan;

12. selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi;

13. melaporkan kondisi peralatan dan masalah lainnya kepada pimpinan;

14. menghadiri seminar, rapim, dan lokakarya;

15. mewakili tugas pimpinan apabila diperlukan;

16. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan; dan

17. melaksanakan pengawasan melekat di unit kerjanya.

2.2.4 ATS Engineering Junior Manager

Tugas dan Wewenang ATS Engineering Junior Manager sebagai berikut:

1. mengatur pembagian kerja dan membuat jadwal pemeliharaan peralatan;

2. menyusun prosedur pemeliharaan dan petunjuk keselamatan kerja;

3. mengawasi agar prosedur pemeliharaan dan petunjuk keselamatan kerja dipatuhi;

4. mengawasi pengoperasian dan perawatan peralatan workshop;

5. membuat rencana Kerja dan Anggaran pada Dinas Teknik Elektronika;

6. mengatur penyediaan kebutuhan suku cadang untuk pemeliharaan peralatan;

7. menampung, merekam, dan menindaklanjuti kebutuhan dan atau keluhan dari

pengguna;

8. mengatur dan menyimpan semua dokumen teknik yang berkaitan dengan unitnya;

9. melakukan koordinasi dengan unit terkait dan unit lain guna keselarasan dan

kelancaran kerja;

Page 36: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

��

10. membuat laporan berkala kepada atasan, mengenai kondisi fasilitas dan kegiatan

yang telah dilakukuan, serta secara khusus melaporkan hal yang dinilai tidak

wajar untuk ditindak lanjuti;

11. selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi;

12. mengawasi ketertiban, kebersihan dan kerapihan kerja di lingkungan kerjanya;

13. mewakili tugas pimpinan apabila diperlukan;

14. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan;

15. melaksanakan (pengawasan melekat) di unit kerjanya.

2.2.5 PTO Teknik Elektronika

Tugas dan Wewenang PTO Teknik Elektronika sebagai berikut:

1. mengkoordinir tugas-tugas pelaksana yang berada di bawah tanggung jawabnya;

2. melakukan analisis dan evaluasi terhadap permasalahan teknis yang dihadapi oleh

kelompoknya;

3. memastikan kesiapan semua jenis peralatan yang berada di bawah tanggung

jawabnya sehingga dapat menjamin kelancaran operasional;

4. mengkoordinir dan melaksanakan preventive & corrective maintenance peralatan

sampai dengan Tk. IV;

5. merencanakan dan melaksanakan modifikasi peralatan seijin atasan;

6. menentukan skala prioritas pekerjaan untuk kelancaran operasional;

7. melakukan koordinasi dengan unit terkait baik secara teknis dan operasional

dalam rangka menjamin kesiapan peralatan;

8. menyusun kebutuhan suku cadang yang diperlukan dan pengembangan fasilitas

untuk mendukung kelancaran operasional;

9. melakukan pengawasan dan pembinaan SDM yang menjadi tanggung jawabnya;

10. memastikan terlaksananya ketertiban, keamanan dan kerapian serta kebersihan

fasilitas dan lingkungan di unit kerjanya;

11. mencatat serta melaporkan seluruh kegiatan kepada atasan; dan

12. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

2.2.6 Pelaksana Ahli Teknik Elektronika

Tugas dan Wewenang Pelaksana Ahli Teknik Elektronika sebagai berikut :

1. mengupayakan kelancaran dan kesiapan peralatan operasional;

2. melaksanakan preventive & corrective maintenance sampai dengan Tk. III;

3. mengajukan usulan-usulan pemecahan permasalahan teknis;

4. melakukan modifikasi peralatan guna menunjang kelancaran tugas bersama

dengan PTO dan kelompoknya;

5. mengajukan kebutuhan suku cadang yang diperlukan;

6. menjaga ketertiban, keamanan dan kerapihan serta kebersihan fasilitas dan

lingkungan di unit kerjanya;

7. mencatat serta melaporkan seluruh kegiatan kepada atasan; dan

Page 37: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

��

8. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

2.2.7 Pelaksana Terampil Teknik Elektronika

Tugas dan Wewenang :

1. mengupayakan kelancaran dan kesiapan peralatan operasional.

2. melaksanakan preventive & corrective maintenance sampai dengan Tk. III.

3. mengajukan usulan-usulan pemecahan permasalahan teknis.

4. melakukan modifikasi peralatan guna menunjang kelancaran tugas bersama

dengan PTO dan kelompoknya.

5. mengajukan kebutuhan suku cadang yang diperlukan.

6. menjaga ketertiban, keamanan dan kerapihan serta kebersihan fasilitas dan

lingkungan di unit kerjanya.

7. mencatat serta melaporkan seluruh kegiatan kepada atasan.

8. melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan

Page 38: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

2.3 Data Personil

Tabel 2 : Data Personil (Contoh)

No Nama / Pangkat /

Gol/ NIP Jabatan

Pendidikan Sertifikat

Kecakapan Rating

Formal Non

Formal Jenis

Tahun

Berakhir Jenis

Tahun

Berakhir

1

XXXXX

Pangkat/Gol

NIP.

Kepala Bandara

2

XXXXX

Pangkat/Gol

NIP.

Pimpoksi Unit

Fasilitas Trlnav

3

XXXXX

Pangkat/Gol

NIP.

Koordinator

Pelaksana fas.

Telekomunikasi

4

XXXXX

Pangkat/Gol

NIP.

Koordinator

Pelaksana fas.

Komunikasi /

Eletronika

5

XXXXX

Pangkat/Gol

NIP.

Teknisi

Pelaksna

6

XXXXX

Pangkat/Gol

NIP.

Koordinator

Pelaksana fas.

Navigasi

7

XXXXX

Pangkat/Gol

NIP.

Teknisi

Pelaksna

8

XXXXX

Pangkat/Gol

NIP.

Koordinator

Pelaksana fas.

Sicuriti/keaman

an

9

XXXXX

Pangkat/Gol

NIP.

Teknisi

Pelaksana

10

XXXXX

Pangkat/Gol

NIP.

Teknisi

Pelaksana

11

XXXXX

Pangkat/Gol

NIP.

Teknisi

Pelaksana

12

XXXXX

Pangkat/Gol

NIP.

Teknisi

Pelaksana

13

XXXXX

Pangkat/Gol

NIP.

Asisten Teknisi

Pelaksana

Page 39: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

BAB III

STANDAR PELAYANAN

3.1 STANDAR KINERJA PELAYANAN

Dalam mencapai dan memenuhi standar kinerja pelayanan yang diberikan kami

menuangkan dalam bentuk Standard Operating Procedure (SOP) yang berdasarkan

peraturan yang berlaku.

3.1.1 Maksud dan Tujuan SOP

SOP ini dimaksudkan agar seluruh personel teknisi telekomunikasi penerbangan dan

pihak terkait lainnya menerapkan pola kerja yang baku dalam menyelenggarakan

pelayanan telekomunikasi penerbangan, sehingga memenuhi standar pelayanan sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

3.1.2 Ruang Lingkup

Berikut ini SOP yang digunakan dalam menyelenggarakan pelayanan telekomunikasi

penerbangan:

1. SOP Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan;

2. SOP Dokumentasi;

3. SOP Pelaporan;

4. SOP Keamanan Fasilitas;

5. SOP Gangguan Pelayanan;dan

6. SOP Perubahan Pelayanan.

3.1.3 SOP Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

SOP ini mencakup beberapa SOP, yaitu :

1. SOP Pengoperasian Peralatan;

2. SOP Pemeliharaan Peralatan dan

3. SOP Perbaikan Peralatan.

Page 40: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

3.1.3.1 SOP Pengoperasian

3.1.3.1.1 Umum

SOP Pengoperasian dibuat sesuai dengan jenis dan tipe peralatan yang ada, untuk

dijadikan acuan bagi personel teknisi dalam melakukan tanggung jawabnya.

3.1.3.1.2 Ruang Lingkup

SOP ini berisi tentang prosedur pengoperasian peralatan, yang mengacu pada

manual book peralatan sesuai dengan jenis dan tipe masing-masing peralatan.

3.1.3.1.3 Checklist Panduan SOP Pengoperasian Peralatan

NO. ITEM PEMENUHAN

CATATAN YA TIDAK

Nama, Merk, Type Peralatan dan lokasi penempatan

A Prosedur Menghidupkan Peralatan

1 Memeriksa Kondisi Lingkungan

(kondisi shelter dll)

2 Memeriksa Kebersihan

3 Memeriksa Sumber Daya Listrik

4 Memeriksa Back Up Sumber Daya

Listrik

5 Memeriksa Kondisi AC

6 Menghidupkan Peralatan

7 Memastikan Peralatan

Beroperasi/Tidak

8 Melaporkan Kepada Unit

Operasional (ATC)

9 Pencatatan Kondisi Peralatan di Log

Book

B Prosedur Mematikan Peralatan

1 Memeriksa Kondisi Lingkungan

2 Mematikan Peralatan

3 Mematikan Sumber Daya Listrik

4 Mematikan Back Up Sumber Daya

Listrik

5 Memeriksa Keamanan Peralatan

6 Pencatatan Kondisi Peralatan di Log

Book

(Disesuaikan dengan kondisi masing-masing peralatan)

Table 3 : Checklist Panduan SOP Pengoperasian Peralatan

Page 41: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

3.1.3.2 SOP Pemeliharaan Peralatan

3.1.3.2.1 Umum

SOP Pemeliharaan ini disusun sesuai dengan jenis dan tipe peralatan yang ada,

untuk dijadikan acuan bagi personel teknisi dalam melakukan tanggungjawabnya.

3.1.3.2.2 Ruang Lingkup

SOP ini berisi tentang prosedur yang harus dilakukan dalam melakukan

pemeliharaan secara rutin pada fasilitas telekomunikasi penerbangan.

3.1.3.2.3 Checklist Panduan SOP Pemeliharaan Peralatan

NO. ITEM PEMENUHAN

CATATAN YA TIDAK

Nama, Merk, Type Peralatan dan lokasi penempatan

A Menyiapkan Rencana Pemeliharaan

peralatan

1. Menyiapkan Anggaran

Pemeliharaan Peralatan

2. Menetapkan Jadwal Dinas Teknisi

untuk pemeliharaan

3. Menyiapkan log book pemeliharaan

peralatan

B Penyiapan peralatan Penunjang

Pemeliharaan

1. Menyiapkan peralatan ukur

sebelum melakukan pemeliharaan

2. Menyiapkan peralatan penunjang

lain pemeliharaan peralatan

C Pemeliharaan Harian

1. Pembersihan ruangan

2. Pembersihan peralatan, unit/bagian

peralatan atau modul

3. Memeriksa kondisi pengaturan suhu

ruangan

4. Melakukan pencatatan Meter

Reading

5. Melaporkan Hasil Pelaksanaan

pemeliharaan Harian

D Pemeliharaan Mingguan

1 Memeriksa Power Supply dan Back

Up Supply

2 Melakukan pencatatan Meter

Reading pada Monitor

3 Melakukan pencatatan Meter

Reading pada Power Supply dan

Back Up Supply

4 Melakukan Change Over peralatan

Page 42: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

(Main ke Stand by dan sebaliknya)

5. Melaporkan Hasil Pelaksanaan

pemeliharaan Mingguan

E Pemeliharaan Bulanan

1 Membersihkan sistem pendingin

pada ruangan peralatan

2 Melakukan Ground Check

Melaporkan Hasil Pelaksanaan

pemeliharaan Bulanan

F Pemeliharaan Triwulanan

1 Melakukan pengukuran Parameter

pada Power Supply Peralatan

Melakukan pencatatan Parameter

pada Power Supply Peralatan

2 Melakukan Pengukuran Parameter

Peralatan

3 Melakukan pencatatan Parameter

Peralatan

4 Melaporkan Hasil Pelaksanaan

pemeliharaan Bulanan

G Pemeliharaan Semesteran

1. Membersihkan Perangkat Power

Supply

2. Melakukan Pengecekan Pancaran

Peralatan

3. Mengecek interkoneksi sistem

pada peralatan

4. Melaporkan Hasil Pelaksanaan

pemeliharaan Semesteran

H Pemeliharaan Tahunan

1. Membersihkan Back Up Supply

2. Melakukan pergantian Back Up

Supply, bila perlu

3. Memeriksa fungsi kontrol dan

monitor

4. Melakukan Pengukuran Parameter

Peralatan

5. Melakukan pencatan pengukuran

parameter peralatan

6. Melaporkan Hasil Pelaksanaan

pemeliharaan Tahunan

(Disesuaikan dengan kondisi masing-masing peralatan)

Tabel 4 : Checklist Panduan SOP Pemeliharaan Peralatan

Page 43: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

3.1.3.3 SOP Perbaikan Peralatan

3.1.3.3.1 Umum

SOP Perbaikan ini kami buat sesuai dengan jenis dan tipe peralatan yang ada,

untuk dijadikan acuan bagi personel teknisi dalam melakukan tanggungjawabnya.

3.1.3.3.2 Ruang Lingkup

SOP ini berisi tentang prosedur yang harus dilakukan dalam melakukan perbaikan

fasilitas telekomunikasi penerbangan.

3.1.3.3.3 Checklist Panduan SOP Perbaikan Peralatan

NO. ITEM PEMENUHAN

CATATAN YA TIDAK

Nama, Merk, Type Peralatan dan lokasi penempatan

1. Mempersiapkan Suku Cadang

2. Memastikan kejadian kerusakan yang

dialami peralatan dengan membaca

laporan saksi atau melihat ditempat

kejadian

3. Melakukan koordinasi untuk melakukan

perbaikan kepada Pimpinan Terkait Dan

ATC

4. Mempersiapkan peralatan kerja (Alat

Ukur, Manual Book Peralatan)

5. Melakukan Analisis kerusakan

6. Melakukan Penggantian Suku Cadang

Pada unit/bagian/modul peralatan yang

mengalami kerusakan

7. Melakukan Perbaikan dan penyetelan

unit/bagian/modul peralatan yang

mengalami gangguan/kerusakan

8. Melakukan Modifikasi dan penyetelan

unit/bagian/modul peralatan

9. Melakukan Rekondisi atau overhaul

peralatan

10. Melakukan Koordinasi dengan pihak

Balai Elektronika Penerbangan, Bila Perlu

11. Melakukan Ground Check

12. Melakukan Kalibrasi Penerbangan, bila

perlu

13. Membuat laporan hasil perbaikan

peralatan

(Disesuaikan dengan kondisi masing-masing peralatan)

Tabel 5 : Checklist Panduan SOP Perbaikan Peralatan

Page 44: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

3.1.4 SOP Pelaksanaan Kalibrasi Peralatan

3.1.4.1 Umum

SOP pelaksanaan kalibrasi ini dibuat sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal

Perhubungan Udara Nomor SKEP/116/VII/2010 (AC 171-5) yang bertujuan

untuk memperlancar pelaksanaan kalibrasi penerbangan.

3.1.4.2 Ruang Lingkup

SOP pelaksanaan kalibrasi ini mencakup tentang pola koordinasi antara pihak

Penyelenggara Pelayanan dengan Balai Kaibrasi Fasilitas Penerbangan serta

Direktorat Navigasi Penerbangan sebagai Regulator. Selain itu juga mencakup

hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum, selama dan setelah pelaksanaan

kalibrasi.

3.1.4.3 Prosedur Pelaksanaan Kalibrasi Penerbangan

1. Persiapan kalibrasi peralatan

a. Koordinasi

1) Melakukan rapat koordinasi awal dengan pihak-pihak terkait seperti:

ATC, Teknisi listrik, AIS, Security, PKP-PK, Tim Kalibrasi

penerbangan, dan Regulator untuk mempersiapkan pelaksanaan

kalibrasi penerbangan.

2) Melakukan koordinasi dengan pihak Penyelenggara Kalibrasi

Penerbangan tentang jadwal pelaksanaan kalibrasi penerbangan.

3) Mempersiapkan teknisi yang berkompeten untuk melakukan setting

dan adjustment dalam pelaksanaan kalibrasi penerbangan.

4) Melaksanakan rapat awal sebelum pelaksanaan kalibrasi

penerbangan.

b. Menyiapkan peralatan pendukung

1) Personel teknisi menyiapkan test equipment, antara lain : PIR,

modulation meter, watt meter, multi-meter, dll., serta menyiapkan

spare module;

2) Personel teknisi menyiapkan peralatan ground to air communication

VHF untuk sarana komunikasi dengan personil di pesawat kalibrasi

dan radio komunikasi dua arah untuk koordinasi.

c. Penyiapan data dukung

Personel Teknisi menyiapkan dan mempelajari data-data dukung antara

lain:

1) Hasil flight commissioning;

2) Hasil kalibrasi penerbangan terakhir;

3) Data ground check terakhir.

4) Menyiapkan form-form, data parameter dan toleransi untuk reference

limit, buku catatan/log book dan buku panduan pelayanan kalibrasi

penerbangan.

Page 45: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

5) Untuk flight commissioning diharuskan mengisi dan melampirkan

data-data penempatan peralatan telekomunikasi yang akan

dilkalibrasi.

6) Dokumen Aeronautical Information Publication (bila diperlukan);

7) Instrument Flight Procedure (bila diperlukan);

d. Menyiapkan peralatan yang akan dikalibrasi

Personel Teknisi melakukan pengecekan awal sebagai berikut :

1) Performance check / pengukuran parameter-parameter dengan

oscilloscope dan spectrum analyzer dan catat hasilnya serta

bandingkan dengan pengukuran kalibrasi penerbangan terakhir.

2) Ground check dan print out hasilnya serta bandingkan dengan ground

check kalibrasi penerbangan terakhir. Evaluasi dan analisa kesiapan

peralatan, apabila siap lanjutkan dengan briefing dan kegiatan

kalibrasi penerbangan dan apabila belum siap lakukan penjadwalan

ulang pelaksanaan kalibrasi penerbangan.

2. Kegiatan kalibrasi penerbangan

a. Melakukan rapat koordinasi lanjutan dengan ATC, Teknisi listrik, AIS,

Security, PKP-PK, Tim Kalibrasi penerbangan, dan Regulator untuk

mempersiapkan pelaksanaan kalibrasi penerbangan.

b. Pada saat kegiatan kalibrasi penerbangan berlangsung :

1) Personel teknisi mempersiapkan form pelayanan kalibrasi

penerbangan dan data dukung.

2) Personel teknisi mencatat pembacaan parameter peralatan (Data

Fasilitas).

3) Personel teknisi mencatat hasil pengukuran oleh panel pesawat

kalibrasi yang dilaporkan melalui radio (Data Kalibrasi Penerbangan).

4) Personel teknisi melakukan adjustment sesuai dengan arahan pihak

panel pesawat kalibrasi.

3. Checklist pelaksanaan kalibrasi

Nama, Merk, Type Peralatan dan lokasi penempatan

NO

. ITEM

PEMENUHAN CATATAN

YA TIDAK

1 Melakukan pengecekan

Modulasi. Teknisi

menggunakan PMDT, dari

commands menu, ketik STO1 /

STT1 kemudian set SDM

sesuai dengan yang

dikehendaki. Tekan F4 dan

kemudian catat penunjukan

Combined Executive Monitor.

Tekan Esc untuk kembali ke

Transmitter Waveform Setup.

Page 46: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

��

Ulangi langkah-langkah di atas

sampai penunjukan SDM = 40

± 4 % atau sesuai dengan yang

dikehendaki.

2 Melakukan pengecekan

Course Alignment (0 DDM).

Teknisi menggunakan PMDT,

dari commands menu, ketik

STO1 / STT1 kemudian set

Modulation Balance sesuai

dengan yang dikehendaki.

Apabila 0 DDM bernilai –

(minus) tambah Modulation

Balance dan apabila 0 DDM

bernilai + (plus) kurangi

Modulation Balance sebesar

nilai - atau + nya. Tekan F4

dan kemudian catat

penunjukan Combined

Executive Monitor. Tekan Esc

untuk kembali ke Transmitter

Waveform Setup. Ulangi

langkah-langkah di atas sampai

penunjukan Course/Path DDM

= 0.000 ± 0.002 DDM atau

sesuai dengan yang

dikehendaki.

3 Melakukan pengecekan

Course Width. Teknisi

menggunakan PMDT, dari

commands menu, ketik STO1 /

STT1 kemudian set Sideband

Amplitude sesuai dengan yang

dikehendaki. Untuk

mempersempit width tambah

Sideband Amplitude, untuk

memperlebar width kurangi

Sideband Amplitude. Tekan F4

dan kemudian catat

penunjukan Combined

Executive Monitor. Tekan Esc

untuk kembali ke Transmitter

Waveform Setup. Ulangi

langkah-langkah di atas sampai

penunjukan Width DDM =

0.155 ± 0.030 DDM atau

sesuai dengan yang

dikehendaki.

4 Melakukan pengecekan

Course Alignment and

Page 47: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

��

Structure. Teknisi

menggunakan PMDT, dari

commands menu, ketik STO1 /

STT1 kemudian adjust SBO

Phase sesuai dengan yang

dikehendaki. Tekan F4 dan

kemudian catat penunjukan

Combined Executive Monitor.

Tekan Esc untuk kembali ke

Transmitter Waveform Setup.

Ulangi langkah-langkah di atas

sampai Alignment = ± 15µA

atau sesuai dengan yang

dikehendaki.

5 Melakukan pengecekan

Monitor :

a. Course Width to Narrow Alarm. Teknisi

menggunakan PMDT, dari

commands menu, ketik

STO2 / STT2 kemudian set

Sideband Amplitude sesuai

dengan yang dikehendaki.

Untuk mempersempit width

perbesar Sideband

Amplitude. Tekan F4 dan

kemudian catat penunjukan

Combined Executive

Monitor. Tekan Esc untuk

kembali ke Transmitter

Waveform Setup. Ulangi

langkah-langkah di atas

sampai penunjukan Width

DDM = 0.125 atau sesuai

dengan yang dikehendaki.

b. Course Width to Wide

Alarm. Teknisi

menggunakan pmdt, dari

commands menu, ketik

STO3 / STT3 kemudian set

Sideband Amplitude sesuai

dengan yang dikehendaki.

Untuk memperlebar width

perkecil Sideband

Amplitude. Tekan F4 dan

kemudian catat penunjukan

Combined Executive

Monitor. Tekan Esc untuk

kembali ke Transmitter

Waveform Setup. Ulangi

Page 48: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

langkah-langkah di atas

sampai penunjukan Width

DDM = 0.185 atau sesuai

dengan yang dikehendaki.

c. Course Width to Normal.

Teknisi menggunakan

pmdt, dari commands

menu, ketik STO3 / STT3

kemudian aktifkan

waveform Normal.

d. Course Alignment Alarm

90 Hz. Teknisi

menggunakan PMDT, dari

commands menu, ketik

STO5 / STT5 kemudian set

Modulation Balance

sehingga dominan pada 90

Hz. Tekan F4 dan

kemudian catat penunjukan

Combined Executive

Monitor. Tekan Esc untuk

kembali ke Transmitter

Waveform Setup. Ulangi

langkah-langkah di atas

sampai penunjukan

Course/Path DDM = -

0.015 DDM atau sesuai

dengan yang dikehendaki.

e. Course Alignment Alarm 150 Hz. Teknisi

menggunakan PMDT dari

commands menu, ketik

STO6 / STT6 kemudian set

Modulation Balance

sehingga dominan pada 150

Hz. Tekan F4 dan

kemudian catat penunjukan

Combined Executive

Monitor. Tekan Esc untuk

kembali ke Transmitter

Waveform Setup. Ulangi

langkah-langkah di atas

sampai penunjukan

Course/Path DDM = +

0.015 DDM atau sesuai

dengan yang dikehendaki.

f. Course Alignment to Normal. Teknisi

menggunakan PMDT dari

commands menu, ketik

Page 49: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

STO6 / STT6 kemudian

aktifkan waveform Normal.

g. Coverage in RF Level

Alarm (Reduced Power).

Teknisi menggunakan

PMDT, dari commands

menu, ketik STO4 / STT4

kemudian reduce RF Level

sesuai dengan yang

dikehendaki. Tekan F4 dan

kemudian catat penunjukan

Combined Executive

Monitor. Tekan Esc untuk

kembali ke Transmitter

Waveform Setup. Ulangi

langkah-langkah di atas

sampai penunjukan RF

Level = 90 % atau sesuai

dengan yang dikehendaki.

h. Standby Power. Pemancar

beroperasi normal. Matikan

Main Supply dari PLN

sehingga pemancar bekerja

dengan Battery. Setelah

selesai, hidupkan lagi Main

Supply.

4. Kegiatan setelah kalibrasi penerbangan:

a. Melakukan rapat mengenai hasil kalibrasi penerbangan.

b. Personel teknisi melakukan ground check ulang dan print out hasilnya.

5. Laporan Hasil Kalibrasi

a. Melaporkan status peralatan sesuai dengan hasil kalibrasi penerbangan

berdasarkan peraturan yang berlaku kepada pimpinan terkait.

b. Menyampaikan hasil kalibrasi penerbangan sementara (interim report)

kepada unit pelayanan informasi aeronautika bandar udara dan kantor

NOTAM internasional dengan menggunakan format NOTAM sesuai

dengan aturan yang berlaku.

c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan kalibrasi penerbangan.

Page 50: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

3.1.5 SOP pelaksanaan Ground check

3.1.5.1 Umum

SOP pelaksanaan ground check ini dibuat sesuai dengan SKEP/83/VI/2005

tentang Prosedur Pengujian di Darat (Ground Check) Fasilitas Peralatan

elektronika dan Listrik Penerbangan yang bertujuan untuk mempertahankan

kinerja operasional sesuai standar dan persyaratan operasional yang ditetapkan.

3.1.5.2 Ruang Lingkup

SOP ini berisi tentang prosedur yang harus dilakukan dalam pelaksanaan ground

check yang mencakup pengukuran parameter dan pengukuran output.

3.1.5.3 Prosedur Pelaksanaan Ground Check Peralatan

Dalam pengujian darat/Ground Check ini, teknisi perlu mendapat izin dari ATC

terutama dalam melakukan check dengan menggunakan PIR di Runway (khusus

untuk Localizer).

1. Laksanakan perawatan harian sesuai prosedur.

2. Laksanakan perawatan mingguan sesuai prosedur.

3. Laksanakan ground check untuk Tx. 1 dan Tx. 2. sesuai prosedur yang ada

dalam SKEP Dirjen Hubud No : SKEP/83/VI/2005

4. Catat informasi yang perlu di Log Book.

5. Laporkan ke ATC bahwa pengecekan sudah selesai dan pemancar kembali

beroperasi normal.

Page 51: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

3.1

.5.3

Chec

klis

t P

elaksa

naa

n G

round C

hec

k F

orm

ber

dasa

rkan

Per

atura

n D

irek

tur

Jender

al

Perh

ubungan

Udar

a N

om

or

Skep 1

57 T

ahun

2003.

3.1

.5.3

.1

VH

F-A

G/A

D

Tabel

3.2

8 :

Conto

h F

orm

at G

round C

hec

k V

HF

A/G

Page 52: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

�3.1

.5.3

.2

ND

B

Tabel

3.2

9 :

C

onto

h F

orm

at G

round C

hec

k N

DB

Page 53: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

3.1.6 SOP Dokumentasi

3.1.6.1 Umum

SOP dokumentasi ini dibuat untuk melakukan dokumentasi terhadap dokumen –

dokumen yang menunjang pelayanan navigasi penerbangan.

3.1.6.2 Ruang Lingkup

SOP dokumentasi ini merupakan prosedur yang dilaksanakan dalam melakukan

dokumentasi terhadap data-data yang kami miliki sebagai penyelenggara, baik

hard copy maupun soft copy.

3.1.6.3 Dokumen dan data

Dokumen-dokumen yang didokumentasikan adalah :

1. Peraturan-peraturan yang menjadi referensi dasar hukum (peraturan nasional

dan internasional);

2. Dokumen Manual Operasi ;

3. Buku manual peralatan / fasilitas (pabrikan).

4. Standard Operating Procedure (SOP),

5. Data Site Acceptance Test (SAT) ;

6. Data flight commissioning ;

7. Data kalibrasi peralatan / fasilitas ;

8. Data ground check ;

9. Sejarah peralatan / fasilitas ;

10. Log book ;

11. Data personil teknik telekomunikasi penerbangan;

12. Dokumen dan data yang berhubungan dengan penyelenggara pelayanan.

3.1.6.4 Tahap dokumentasi

1. Mengesahkan Dokumen dan data yang telah dibuat.

2. Menyimpan Semua dokumen yang berhubungan dengan pelayanan dan

fasilitas telekomunikasi penerbangan sehingga mudah diakses oleh petugas /

personil teknisi.

3. Menyimpan dalam bentuk hardcopy dan softcopy (elektronik).

4. Master dokumen disimpan di ruang Kepala Penyelenggara.

5. Menyimpan Standard Operating Procedure (SOP) yang berkaitan dengan

peralatan / fasilitas di lokasi peralatan / fasilitas.

6. Menyimpan dokumen versi terbaru.

7. Menyimpan data – data sekurang-kurangnya 5 tahun

8. Mendokumentasikan data-data mengenai sejarah peralatan (sesuai format

sejarah peralatan) yang memuat :

a. Data pemasangan,

b. Data pengujian commissioning,

c. Data perbaikan tiap fasilitas.

d. Data modifikasi peralatan.

Page 54: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

3.1.7 SOP Pelaporan

3.1.7.1 Umum

SOP ini kami buat sebagai panduan dalam melakukan pelaporan hasil kegiatan

pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan fasilitas telekomunikasi penerbangan.

3.1.7.2 Ruang Lingkup

SOP pelaporan ini mencakup prosedur dalam melaporkan hasil kegiatan

pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan fasilitas telekomunikasi penerbangan.

3.1.7.3 Prosedur Pelaporan pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan

Setiap pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan fasilitas telekomunikasi

penerbangan kami laporkan kepada Direktorat Navigasi Penerbangan secara

berkala dan khusus.

1. Laporan berkala terdiri dari :laporan bulanan, berisikan tentang :

a. unjuk hasil peralatan fasilitas elektronika dan listrik penerbangan;

b. daftar peralatan dan kondisi.

c. laporan tahunan, berisikan tentang kegiatan perbaikan peralatan fasilitas

elektronika dan listrik penerbangan.

2. Laporan Khusus berisikan tentang laporan kerusakan dan perbaikan terhadap

peralatan fasilitas telekomunikasi penerbangan yang mengalami kerusakan

Kategori 1 dan Kategori 2 yang harus ditindaklanjuti penerbitan NOTAM.

3. Format laporan berkala dan laporan khusus

Tabel 6 : Format Laporan Bulanan Unjuk Kerja

Page 55: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

Tabel 7 : Format Laporan Daftar Peralatan dan Kondisi

3.1.8 SOP Prosedur Keamanan Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

3.1.8.1 Umum

SOP ini dibuat sebagai panduan dalam memberikan keamanan bagi fasilitas

telekomunikasi penerbangan.

3.1.8.2 Ruang Lingkup

SOP prosedur Keamanan ini mencakup prosedur untuk mengamankan fasilitas

telekomunikasi penerbangan baik yang berupa software maupun hardware.

3.1.8.3 Prosedur Keamanan

1. Pengamanan penunjang sipil

Yaitu pengamanan fisik penunjang sipil peralatan yang berada pada area air

site bandara terhadap :

a. Bangunan Sipil

1) Membangun pagar pada area bangunan sipil, pemagaran di sekeliling

area Bandara yang termasuk pada pelayanan fasilitas sisi darat dan

sisi udara;

Page 56: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

2) Memasang lampu penerangan yang cukup pada area bangunan/shelter

peralatan, untuk mempermudah pengawasan di malam hari;

3) Pengamanan oleh pihak security dengan membuat pos – pos

penjagaan pada area-area vital peralatan, pengamanan di lokasi

DVOR, lokasi G/P, Lokasi Localizer, Lokasi Radar, Lokasi General

Operation.

b. Bangunan Penunjang

Antenna

1) Memasang Obstraction Light pada top antenna.

c. Access Road

1) Membuat dan memelihara access road ke area-area lokasi peralatan;

2) Menggunakan lampu khusus dan kartu identitas khusus untuk setiap

kendaraan operasional area air site dan personil yang akan

menggunakan access road.

2. Pengamanan teknis

Yaitu pengamanan terhadap hardware dan software peralatan berupa:

a. Pengamanan Hardware

1) Menggunakan conduit cable/tray cable untuk area-area penggelaran

kabel indoor dan outdoor;

2) Pemasangan penangkal petir;

3) Memberi tanda pada area-area sambungan ground cable;

4) Memasang back up supply power untuk setiap peralatan;

5) Menyediakan back up peralatan untuk peralatan-peralatan yang

sifatnya harus dalam kondisi “Operational Status” pada jam

operasional bandara, jika sewaktu-waktu terjadi gangguan significant

pada peralatan utamanya;

6) Menggunakan hand to ground safety saat melakukan/perbaikan untuk

perangkat perangkat yang sifatnya sensitif.

b. Pengamanan Software

1) Untuk semua peralatan yang dikontrol dengan komputer, harus

dioperasikan oleh user yang bertanggung jawab;

2) Menggunakan password untuk melindungi seluruh data base

peralatan;

3) Membuat back up untuk setiap data base peralatan yang tersimpan

dalam PC peralatan, sebagai security action jika terjadi

kerusakan/failure pada software.

4) Melindungi komputer dengan anti virus untuk komputer-komputer

yang dapat melakukan proses browsing, input data, transport data

melalui fasilitas comm. USB, CD driver, wireless dan Internet.

Page 57: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

5) Membatasi penggunaan unit komputer peralatan hanya untuk

operasional teknis, tidak untuk umum.

3.1.9 SOP Perubahan Pelayanan

3.1.9.1 Umum

SOP ini kami buat sebagai panduan dalam melakukan perubahan pelayanan.

3.1.9.2 Ruang Lingkup

SOP perubahan pelayanan ini merupakan prosedur yang dilakukan jika

penyelenggara pelayanan telekomunikasi penerbangan di Bandara Udara xxx

akan melakukan perubahan pelayanan dan atau perubahan fasilitas

telekomunikasi penerbangan termasuk penerapan pelayanan atau fasilitas baru.

a. Prosedur Perubahan Pelayanan :

1) Menyiapkan draft amandemen perubahan pelayanan dan atau perubahan

fasilitas telelekomunikasi penerbangan termasuk perubahan pada tingkat

modifikasi peralatan ataupun software.

2) Menyiapkan Personil dan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan

perubahan pelayanan.

3) Melaporkan kepada Direktorat Navigasi Penerbangan, Direktorat

Jenderal Perhubungan Udara mengenai perubahan tersebut secara

tertulis, dengan memuat alasan, maksud dan tujuan perubahan tersebut ;

4) Mengirimkan salinan amandemen perubahan pelayanan / fasilitas kepada

Direktorat Navigasi Penerbangan, Direktorat Jenderal Perhubungan

Udara.

5) Menggabungkan amandemen kedalam manual operasi setelah perubahan

tersebut di setujui oleh Direktorat Navigasi Penerbangan, Direktorat

Jenderal Perhubungan Udara.

6) Melakukan kegiatan sosialisasi kepada petugas – petugas atau unit kerja

yang terkait.

7) Melaksanakan perubahan pelayanan / fasilitas tersebut.

3.1.10 SOP Penanganan Gangguan Pelayanan

3.1.10.1 Umum

SOP ini kami buat untuk mengantisipasi apabila terjadi gangguan dalam

pelayanan navigasi penerbangan.

3.1.10.2 Ruang Lingkup

SOP ini berisi prosedur tahapan pelaksanaan apabila terjadi gangguan pelayanan

navigasi penerbangan

Gangguan pelayanan terganggu jika:

a. Selama jam operasi, fasilitas tidak beroperasi karena terjadi kegagalan atau

dihentikan; atau

b. Selama jam operasi, fasilitas beroperasi menyimpang dari spesifikasi teknis.

Page 58: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

��

3.1.10.2 Prosedur Penanganan Gangguan Pelayanan

Apabila diketahui bahwa pelayanan telekomunikasi penerbangan mengalami

gangguan, tindakan yang harus dilakukan adalah :

a. Memberikan informasi kepada Unit Pelayanan Informasi Aeronautika

Bandar Udara atau ATS Reporting Office mengenai gangguan pelayanan.

b. Memberitahukan tentang gangguan pelayanan kepada maskapai

penerbangan.

c. Mengirimkan laporan khusus berisikan tentang laporan kerusakan dan

perbaikan terhadap peralatan fasilitas pelayanan telekomunikasi penerbangan

yang mengalami kerusakan Kategori -1 dan Kategori-2 yang harus

ditindaklanjuti penerbitan NOTAM.

d. Mengirimkan laporan khusus selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah

terjadinya kerusakan.

3.2 Rumus Nilai Kinerja Pelayanan

a. Ketersediaan peralatan (availability)

1) Ketersediaan peralatan menunjukkan tingkat kesiapan suatu peralatan atau

kelompok peralatan untuk dioperasikan. Ketersediaan merupakan

perbandingan antara waktu operasi yang aktual dengan waktu operasi yang

ditetapkan dalam suatu periode tertentu, dan dinyatakan dalam persen.

Dinyatakan dalam rumus :

A = Waktu operasi yang aktual

X 100 % Waktu operasi yang ditetapkan

Contoh : jika suatu peralatan beroperasi secara normal selama 700 jam dari 720 jam

(24 jam x 30) dalam sebulan, ketersediaan untuk bulan itu adalah :

A = 700

X 100 % 720

= 97.2 %.

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketersediaan peralatan adalah:

a) keandalan peralatan;

b) responsi personil pemeliharaan terhadap kegagalan;

c) pelatihan personil pemeliharaan;

d) kemudahan dalam mendapatkan suku cadang untuk pemeliharaan;

e) tersedianya alat ukur;

f) tersedianya peralatan cadangan.

Page 59: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

��

b. Penghitungan waktu rata-rata antara kegagalan (MTBF) dan ketersediaan (A)

Misalkan :

a1 + a2 + a3 + a4 + a5 + a6 + a7 = 5540 jam

s1 = 20 jam

f1 = 2 ½ jam

f2 = 6 ¼ jam

f3 = 3 ¾ jam

f4 = 5 jam

f5 = 2 ½ jam

Jumlah kegagalan = 5 kali

Waktu operasi yang ditetapkan = 5580 jam

MTBF =

Waktu operasi yang aktual

Jumlah kegagalan

= 5540

= 1108 jam

5

A = Waktu operasi yang aktual

X 100 % Waktu operasi yang ditetapkan

= 5540

X 100 % = 99.3 %

5580

c. Penghitungan waktu rata-rata perbaikan peralatan/ Mean Time To Repair (MTTR)

MTTR = Jumlah waktu tidak beroperasinya peralatan karena kegagalan

Jumlah kegagalan

= 2 ½ + 6 ¼ + 3 ¾ + 5 + 2 ½

=20

= 4 jam 5 5

Page 60: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

s 1

f 1

f 2

f 3

f 4 f

5

a 1

a 2 a

3a

4a

5a

6a

7Operasi

Tidak

Operasi

Waktu operasi yang aktual = a1 + a2+ a3+ a4+ a5+ a6+ ........+ an

a = periode operasi

Waktu tidak operasi = s1 + ...... + sn + f1 + f2 + ....... + fn

s = periode mematikan yang dijadwalkan

f = periode kegagalan

Waktu operasi yang ditetapkan = jumlah dari waktu operasi yang aktual

dan waktu tidak operasi

Waktu operasi yang ditetapkan

Gambar 2 : Evaluasi ketersediaan dan keandalan peralatan.

d. Keandalan Peralatan (reliability)

1) Rumus untuk menyatakan keandalan peralatan dalam persentase:

R = 100 e-t/m

atau

Ps = 100 e-t/m

R = keandalan peralatan (kemungkinan akan beroperasi dalam batas toleransi

yang ditetapkan untuk waktu t, juga dikenal sebagai kemungkinan

kelangsungan operasi, Ps.);

e = bilangan natural (= 2.718);

t = periode waktu yang dikehendaki;

m = waktu rata-rata antara kegagalan peralatan (MTBF).

Keandalan meningkat jika Waktu Rata-Rata Antara Kegagalan/Mean Time Between

Failures (MTBF) meningkat. MTBF merupakan cara yang lebih mudah untuk

menyatakan keandalan peralatan.

Page 61: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

Contoh :

Suatu peralatan navigasi memiliki MTBF = 2000 jam, periode waktu t = 1000 jam,

maka keandalan R dari peralatan tersebut adalah :

R = 100 e-1000/2000

%

= 100 e-½

%

= 60,65 %

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi keandalan peralatan adalah :

a) keandalan bagian-bagiannya;

b) tingkat dan tipe sistem cadangan (redundancy);

c) keandalan fasilitas pendukung;

d) tingkat dan kualitas pemeliharaan;

e) faktor lingkungan.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

550

600

650

700

750

800

850

900

950

1000

100 90 80 70 60 50 40 30

Kemungkinan kelangsungan operasi (Ps) (persen)

Du

rasi o

pe

rasi p

era

lata

n -

ja

m (

t)

Ps = Kemungkinan

kelangsungan

hidup

t = Durasi operasi

m = MTBF

m = 100 jam

m = 167 jam

m = 250 jam

m = 333 jam

m = 500 jam

m = 1000 jam

m = 2000 jam

m = 5000 jam

Gambar 3 : Grafik Ps = 100 e

-t/m

Page 62: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

3.3 Analisa Beban Kerja Personil Teknisi

3.3.1 Pertimbangan penghitungan kebutuhan teknisi penerbangan

Dalam menentukan jumlah teknisi telekomunikasi penerbangan di suatu

penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan didasarkan pada 2 (dua) kriteria yaitu :

kebutuhan teknisi untuk pemeliharaan peralatan dan kebutuhan teknis untuk dinas bergilir.

1. Kebutuhan Teknisi Untuk Pemeliharaan

Sesuai dengan jumlah peralatan yang ada di penyelenggara pelayanan dapat

dikelompokkan menjadi kelompok peralatan dan dari kelompok peralatan tersebut dapat

dihitung Allotment Hours untuk setiap tahunnya. Perhitungan Allotment Hours didapat

dihitung mengacu pada Skep Dirjen Hubud No. SKEP/157/IX/2003 dari jumlah

pemeliharaan harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan untuk setiap

peralatan.

Dari jumlah Allotment Hours dibagi dengan jumlah kerja efektif perorangan per tahun

dihasilkan jumlah teknisi untuk pemeliharaan.

Jumlah jam kerja efektif perorangan per tahun, yaitu :

1 (satu) minggu = 8 jam x 5 hari = 40 jam

1 (satu) tahun = 40 jam x 52 minggu = 2080 jam

Deduksi dalam satu tahun, yaitu

2 (dua) minggu cuti tahunan = 80 jam

12 (dua belas) hari libur = = 96 jam

1 (satu) minggu karena sakit = 40 jam

Training courses = 100 jam

Waktu persiapan 10 menit/hari = 35 jam

Istirahat 60 menit/hari = 365 jam

Waktu untuk sholat (termasuk sholat jum’at) = 115 jam

Waktu untuk persiapan kendaraan, peralatan, waktu perjalanan dll = 208 jam

Jumlah = 1039 jam

Jadi jam kerja efektif perorangan/tahun = 2.080 – 1039 = 1041 jam

2. Kebutuhan Teknisi Untuk Dinas Bergilir (Shift)

Jam operasi penyelenggara pelayanan mengacu pada Skep Dirjen Hubud No. 45 Tahun

2005 Tentang Jam Operasi Bandar Udara. Maka untuk kebutuhan dinas bergilir dibagi 3

kelompok yaitu

a. Jam operasi bandar udara ≤ 7 jam/hari = 1 shift + 1 shift standby

b. Jam operasi bandar udara > 7 /d <12 jam/hari = 2 shift + 1 shift standby

c. Jam operasi bandar udara > 12 jam = 3 shift + 1 shift standby

Untuk teknisi telekomunikasi penerbangan harus standby dalam waktu 24 jam, maka

ditetapkan 3 shift dalam dinas bergilir + 1 Shift Standby.

Jadi kebutuhan teknisi untuk dinas bergilir adalah jumlah shift operasi dan shift standby

dikalikan jumlah personil per shift, kemudian ditambah pimpoksi. Namun untuk status

penyelenggara pelayanan sebagai enroute ditambah 1 orang personil.

Page 63: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

3. Total Kebutuhan Teknisi Telekomunikasi Penerbangan

Total kebutuhan teknisi telekomunikasi penerbangan adalah jumlah teknisi untuk

pemeliharaan ditambah jumlah teknisi untuk dinas bergilir (shift).

3.3.2 Contoh Penghitungan Analisa Beban Kerja Teknisi Telekomunikasi

Penerbangan

Page 64: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

Page 65: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

BAB IV

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

4.1 Umum

Kebijakan keselamatan penyelenggaraan pelayanan navigasi penerbangan,

diperlukan oleh seluruh personel Penyelenggara Pelayanan xxx dimana keselamatan

pelayanan navigasi penerbangan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan

manajemen keselamatan. Untuk menerapkan hal tersebut maka Kepala Penyelenggara

Pelayanan Navigasi Penerbangan memiliki komitmen dalam bentuk deklarasi

pernyataan keselamatan dari Kepala Penyelenggara Pelayanan xxx (terlampir).

Tujuan kebijakan keselamatan dalam penyelenggaraan pelayanan

telekomunikasi penerbangan adalah untuk menyediakan pelayanan navigasi

penerbangan yang selamat, efektif, dan efisien. Untuk mewujudkan tujuan tersebut

maka di dalam penyelenggaraan pelayanan navigasi penerbangan kami menerapkan

budaya keselamatan pada seluruh aspek yang terkait dalam penyelenggaraan

pelayanan telekomunikasi penerbangan.

4.2 Manajemen Keselamatan Penyelenggaraan Pelayanan

Untuk mewujudkan penerapan sistem manajemen keselamatan sesuai dengan

peraturan yang ditetapkan pada Civil Aviation Safety Regulation Part 171, Advisory

Circular 171-3 dan Manual of Standar CASR Part 171. Maka dibentuk suatu unit

khusus yang memiliki tanggung jawab dalam penanganan isu-isu keselamatan

pelayanan telekomunikasi penerbangan.

Gambar 4 : Struktur Unit Keselamatan (contoh)

�����

���������� ����������������

�������

����������������������

��������������

������������

�������

�������������

�� !�������������

������������

�������

����������������������

"��� ��!�� ����

������������

Page 66: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

�#�

a. Kepala Penyelenggara Pelayanan xxx

Nama : ........................

No. Telp/HP : ........................

b. Manager Keselamatan

Nama : ........................

No. Telp/HP : ........................

c. Koordinator Teknisi Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

Nama : ........................

No. Telp/HP : ........................

d. Koordinator Teknisi Fasilitas Radionavigasi Penerbangan

Nama : ........................

No. Telp/HP : ........................

e. Koordinator Dokumentasi Data KeselamatanNama : ........................

No. Telp/HP : ........................

Tugas pokok dan fungsi pada struktur organisasi unit keselamatan tersebut

sebagai berikut:

a. Manager Keselamatan

Manager keselamatan bertugas untuk mengkoordinir, memantau dan melaporkan

penerapan sistem manajemen keselamatan pada penyelenggaraa pelayanan

telekomunikasi penerbangan kepada kepala Penyelenggara Pelayanan.

Penunjukan Manager Keselamatan tidak menghilangkan tanggung jawab Kepala

Penyelenggara Pelayanan xxx atau CEO ANS Provider terhadap keselamatan

pelayanan telekomunikasi penerbangan.

b. Koordinator Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

Koordinator fasilitas telekomunikasi penerbangan bertugas untuk mengkoordinir,

memantau dan melaporkan isu-isu keselamatan dalam bidang fasilitas

telekomunikasi penerbangan.

c. Koordinator Fasilitas Radionavigasi Penerbangan

Koordinator fasilitas radionavigasi penerbangan bertugas untuk mengkoordinir,

memantau dan melaporkan isu-isu keselamatan dalam bidang fasilitas

radionavigasi penerbangan.

d. Koordinator Dokumentasi Data Keselamatan

Koordinator dokumentasi data keselamatan bertugas untuk mengelola laporan

bahaya dan kemudian membuat laporan akhir dari seluruh laporan bahaya

tersebut. Laporan akhir tentang keselamatan akan dilaporkan kepada manager

keselamatan

Page 67: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

�$�

4.3 Pelaporan Data Keselamatan

Laporan data keselamatan yang berfungsi untuk menyediakan data mengenai isu-isu

keselamatan kepada Manager Keselamatan dan personel terkait lainnya pada pihak

Penyelenggara Pelayanan xxxx. Data isu-isu keselamatan yang dilaporkan mengenai

bahaya, kejadian/incident, faktor dan solusi untuk mencegah bahaya yang sama.

a. Laporan Bahaya (Hazard)

Berikut adalah format laporan mengenai situasi atau keadaan yang dapat

menyebabkan kondisi berbahaya terhadap orang, pesawat udara, peralatan dan

peralatan pendukung lainnya walaupun kondisi tersebut belum menyebabkan

kecelakaan terhadap orang atau peralatan yang ada. Laporan ini ditujukan kepada

Manager Keselamatan dan personel terkait, format laporan sebagai berikut:

Kepada Yth :

Direktur Jenderal Perhubungan

a. DATA UMUM

1 Tanggal Kejadian :

2. Nama Penyelenggara Pelayanan :

3. Lokasi Kejadian :

4. Waktu Kejadian :

5. Jenis Kejadian :

6. Informasi Cuaca (Weather Report e.g Wind,

Visibility)

:

b. DATA FASILITAS / PERALATAN / KENDARAAN

1. Nama Pengelolah Fasilitas / Peralatan dan

Kendaraan

:

2. Jenis Fasilitas / Peralatan / Kendaraan :

Kerusakan Pada Fasilitas / Peralatan /

Kendaraan

:

Nama Operator :

Nomor Operator :

Jumlah Korban :

c. DESKRIPSI

1. Kronologi Kejadian :

2. Dampak Kejadian terhadap operasional

Pelayanan

:

(Tempat, Tanggal Bulan Tahun)

Petugas Pelapor (optional)

Tabel 8 : Contoh Format Laporan Kondisi Bahaya

Page 68: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

�%�

No Tanggal Kejadian Solusi Keterangan

1 12-3-2011 Ada hewan (tikus) memasuki

gedung VOR yang terletak di

Pasar Kemis-Tangerang.

Tikus tidak

ditemukan

2 23-3-2011 Personel PLLU melihat ada

salah seorang personel

ground handling yang

mendengarkan musik dengan

menggunakan head set waktu

bekerja

Identitas

personel

dimaksud

tidak

diketahui

Tabel 9 : Contoh Format Laporan Akhir

b. Mekanisme Pelaporan

1) Setiap personel yang melihat kejadian bahaya dan kerusakan peralatan wajib

melaporkan kejadian tersebut pada format laporan yang telah ditentukan pada

kurun waktu 1 x 24 jam;

2) Laporan tersebut disampaikan kepada Manager Keselamatan yang ditunjuk

oleh pihak Penyelenggara Pelayanan xxxx;

3) Manager Keselamatan menganalisa kemungkinan tingkat bahaya dan

konsekuensi kejadian yang dilaporkan pada rapat internal unit teknis apabila

bahaya yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kecelakaan. Manager

keselamatan juga menentukan metode atau solusi untuk menanggulangi atau

mengurangi bahaya yang ditimbulkan;

4) Manager Keselamatan menyiapkan laporan akhir seluruh kejadian kepada

Kepala Penyelenggara Pelayanan xxxx;

5) Kepala Penyelenggara Pelayanan xxxx menindaklanjuti laporan tersebut dan

juga mendokumentasikan laporan tersebut sebagai bukti;

6) Apabila terdapat kejadian yang terkait dengan instansi lain maka pihak

Penyelenggara Pelayanan menyampaikan informasi tersebut secara tertulis

kepada instansi tersebut;

7) Dalam kurun waktu tertentu pihak Penyelenggara Pelayanan xxx melaporkan

kegiatan keselamatan yang telah dilaksanakan kepada Ditjen Hubud;

8) Manager Keselamatan akan menyiapkan draft notam pada saat mengetahui

terjadinya kondisi bahaya yang dapat mengganggu keselamatan

penerbangan;

9) Kepala Penyelenggara Pelayanan xxx segera menerbitkan NOTAM setelah

mendapatkan laporan mengenai terjadinya kondisi bahaya yang mengganggu

keselamatan penerbangan.

c. Kejadian Bahaya Yang Harus Dilaporkan

1) Kerusakan peralatan;

Page 69: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

�&�

2) Kerusakan peralatan penunjang (pendingin ruangan, gedung peralatan, dan

lain sebagainya);

3) Gangguan hewan pada peralatan;

4) Kebakaran peralatan;

5) Tindakan tidak sesuai SOP;

6) Kejadian lain yang menyebabkan kondisi bahaya.

4.4 Mekanisme Monitoring berkelanjutan

1. Rencana Monitoring Keselamatan

Unit SMS akan selalu melaksanakan Monitoring dalam bentuk audit, audit ini

kami laksanakan untuk menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan

yang berlaku dan juga hal-hal yang membahayakan. Berdasarkan hasil audit

dalam bentuk temuan maka akan dirumuskan rekomendasi terhadap

permasalahan tersebut sebagai laporan akhir. Manual operasi pelayanan

telekomunikasi peerbangan berisi detail mengenai pengaturan keselamatan

sebagai dasar untuk pelaksanaan audit. Kinerja akan diukur berdasarkan sistem

manajemen yang sudah tercantum dalam manual operasi. Audit secara

independen akan dilaksanakan setiap tahun dan sebelum pembaharuan Sertifikat

Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan.

2. Form Pengecekan (Meter Reading, Ground Check dan Checklist)

Daftar yang digunakan sebagai pedoman dalam setiap tahapan di atas, sesuai pada

lampiran.

3. Organisasi audit

Dalam melaksanakan audit, terdapat 3 (tiga) tingkatan, seperti berikut:

a. Self Auditing

Audit ini dilaksanakan oleh Manager sesuai dengan tanggung jawab di

masing-masing bidangnya. Setiap Manager harus mengetahui kelemahan

keselamatan di bidangnya, melakukan audit untuk memastikan kelemahan

tersebut sudah diminimalisasi sebelum menjadi masalah yang besar.

b. Independent Internal Audit

Audit ini dilaksanakan oleh pihak lain dalam organisasi Penyelenggara

Pelayanan xxxx secara independent yang sudah berpengalaman. Keuntungan

pelaksanaan independent internal audit adalah :

1) Memberi kepastian dan keyakinan pada setiap manajer bahwa semua

persyaratan dan ketentuan keselamatan telah dipenuhi.

2) Adanya tenggat waktu terhadap masalah-masalah keselamatan yang lama

penanganannya.

3) Adanya standar keselamatan dalam organisasi di bandar udara terhadap

ide-ide baru mengenai keselamatan

Page 70: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

�'�

4) Setiap manajer tidak kebal terhadap tindakan yang mengancam

keselamatan

c. Auditing by Regulator

Audit ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebagai

regulator dan didampingi oleh kami sebagai unit yang menangani masalah

keselamatan di penyelenggara pelayanan xxx.

4. Pelaksanaan audit

a. Unit SMS akan menentukan jadwal pelaksanaan Audit dan mempublikasikan

kepada pihak-pihak terkait;

b. pelaksanakan Self Auditing akan di laksanakan secara berkelanjutan;

c. Independent Internal Audit dilaksanakan 2 kali dalam setahun dan

d. Auditing by regulator dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditentukan

oleh pihak regulator.

4. 5 Investigasi Kejadian Keselamatan

Unit SMS akan melakukan Insvestigasi kejadian yang dilaksanakan pada saat terjadi

kecelakaan, dimana kecelakaan tersebut terkait dengan penyelenggaraan pelayanan

telekomunikasi penerbangan.

Unit SMS juga akan berkoordinasi dan membantu KNKT dalam melaksanakan

Investigasi kejadian serius dan membuat laporan pelaksanaan Investigasi sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

4.6 Forum Keselamatan

Unit SMS membentuk suatu forum yang bertujuan untuk memfasilitasi masalah

keselamatan dengan pihak-pihak terkait lainnya misalnya personel Aeronautical

Information Service, Radio Komunikasi Penerbangan dan Pemandu Lalu Lintas

Udara serta unit lain yang terkait.

4.7 Pelatihan Personel

1. Tujuan

Pelatihan dan pendidikan ini dilaksanakan untuk mempertahankan (recurrent) dan

meningkatkan kompetensi personil teknisi telekomunikasi dengan tujuan untuk

meningkatkan kinerja dan efisiensi kerja.

2. Kompetensi

Personil teknisi penyelenggara pelayanan telekomunikasi penerbangan harus

memilki Sertifikat Kecakapan Personil dan Lisence peralatan yang selalu

diperbaharui apabila telah habis masa berlakunya.

Page 71: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

3. Pelatihan Untuk Teknisi

Pelatihan bagi personil penyelenggara akan selalu dilaksanakan secara

berkelanjutan untuk menjamin keselamatan penerbangan serta Manager dan

personil yang tidak mematuhi sistem keselamatan akan dikenakan tindakan

indisipliner.

Rencana Pelatihan Personil teknisi dalam 5 tahun kedepan :

�������

������� � �� � �� � �� � �� � ��

����� ��

���� ��

��� ��

��� ��

��� ��

�!"�

Tabel 10 : Contoh Rencana Pelatihan Personil teknisi

Catatan :

FN : Firman

BD : Bandi

DJ : Doni Juliansyah

IM : Iman

Page 72: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

BAB V

DATA PERALATAN TELEKOMUNIKASI PENERBANGAN

5.1 Data Peralatan Telekomunikasi Penerbangan�

���� �����

��������

����

� ��� �� �� ���������

������ ������ ��������� ������ �������

��������

�������

�������� �����

��� �������� ������ � ����� ������ ���������� �� ����� �� �� �� ����� �

��� � � � � � � � � � � � �

Tabel 11 : Contoh Data peralatan

Page 73: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

5.2 Data Nilai Kinerja Pelayanan

Tabel 12 : Contoh Data Nilai Pelayanan� �

��� �����

�����

������� ��� ������

��������

������

��������

��������

�������

�����������

����������

�����������

�����������

��� �� �������������

�� ��

�������������

���� ��

!"����������

� � � � �#$��%�"�

�������

�� �� �� �� �� �� �� �� � � ���������

�"&�� �

��� ������

���

���������������� �� �� ��� � �� ��� � �� �� �� ��� ����� ������ � � ��� �������� �����������

��� ������

��

������������������� �� ��� � �� � � �� � �� �� � ����� �� ����� ���!��� ������� �����������

���� "�#

��

$%%����������� � ��!� � ����� � � � �� ����������� ������� �������� � ��� %����&�'��

���� "(� $%%���������������� ��!� � ����� � � � �� ����������� ������� �������� � ��� %����&�'��

Page 74: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

BAB VI

PENUTUP

Manual operasi penyelenggara pelayanan telekomunikasi penerbangan ini disusun

dengan tujuan untuk memenuhi standar yang ditetapkan di dalam Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor PM 57 Tahun 2011 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil

Bagian 171 (Civil Aviation Safety Regulation Part 171) tentang Penyelenggara Pelayanan

Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider)

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 29

Tahun 2013.

Manual operasi ini disusun sesuai dengan kondisi pelayanan dan peralatan

telekomunikasi penerbangan pada Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan di xxxx

dan apabila terjadi perubahan maka akan dilakukan perubahan dan up dating terhadap manual

operasi ini. Manual operasi ini mencerminkan kondisi dari praktek yang berlaku saat ini

Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan di xxxx yang akan terus diperbarui untuk

mendapatkan hasil semaksimal mungkin untuk memenuhi seluruh peraturan yang berlaku.

Page 75: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

DAFTAR SINGKATAN

Daftar berikut adalah singkatan penting yang digunakan dalam manual ini, seperti yang pada

umumnya digunakan dalam penyelenggaraa pelayanan telekomunikasi penerbangan.

ADC Aerodrome Control

APP Approach Control

ACC Area Control Centre

AFIS Area Flight Information Service

AFTN Aeronautical Fixed Telecommunication Network

ARP Aerodrome Refference Point

AMSC Automatic Message Switching Control

AMSS Automatic Message Switching System

ADS-B Automatic Dependent Surveillance Broadcast

ATIS Automatic Terminal Information Service

ATN Aeronautical Telecommunication Network

ATS Air Traffic Service

AOC Airline Operator Certificate

AVSEC Aviation Security

ATC Air Traffic Controller

BO Briefing Office

DME Distance Measuring Equipment

DVOR Doppler Very High Frequency Omnidirectional Range

FIS Flight Information Service

HF A/G High Frequency Air-Ground

ILS Instrument Landing System

Kapoksi Kepala Kelompok Teknisi

KM Keputusan Menteri

MSSR Monopulse Secondary Surveillance Radar

MTBF Means Time Before Failure

MTTR Means Time To Repaire

MM Middle Marker

NM Nautical Mile

MHz Mega Hertz

OM Outer Marker

PSR Primary Surveillance Radar

PAPI Precision Approach Path Indicator

PP Peraturan Pemerintah

PKP-PK Pertolongan Kecelakaan Pertama-Pemadam Kebakaran

Pimpoksi Pimpinan Kelompok Teknisi

RADAR Radio Detection & Ranging

RTIL Runway Threshold Identifier Light

RX Receiver

SKEP Surat Keputusan

SOP Standard Operating Procedure

SSR Secondary Surveillance Radar

SMS Safety Management System

SDM Sumber Daya Manusia

Page 76: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal
Page 77: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

���

LAMPIRAN 1

Deklarasi Kepala Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan tentang

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pelayanan Telekomunikasi

Penerbangan

Keselamatan penyelenggaraan pelayanan telekomunikasi penerbangan menjadi

prioritas utama dalam mewujudkan keselamatan pelayanan navigasi penerbangan bagi

pihak pengguna jasa. Untuk itu Penyelenggaraan pelayanan telekomunikasi

penerbangan yang aman, selamat dan efektif merupakan persyaratan utama dalam

penyelenggaraan pelayanan navigasi penerbangan.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini mendukung untuk:

1. Mendukung program-program Sistem Manajemen Keselamatan yang dijabarkan

dalam Manual Operasi ini.

2. Kehandalan kinerja pelayanan telekomunikasi penerbangan.

3. Keselamatan setiap orang yang dapat mempengaruhi penyelenggaraan pelayanan

telekomunikasi penerbangan.

4. Pelaksanaan audit internal penyelenggaraan pelayanan telekomunikasi

penerbangan untuk identifikasi awal masalah keselamatan.

5. Melaksanakan perbaikan yang berkesinambungan untuk menjaga tingkat

keselamatan yang ditetapkan.

Kepala Penyelenggara Pelayanan xxx

Tanggal :.......................

Tandatangan :........................

Page 78: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

LAMPIRAN 2

Hasil Commisioning Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

Contoh:

Hasil Flight Commissioning Peralatan DVOR merk AMS 1150 / DME merk AMS 1119

Page 79: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal
Page 80: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal
Page 81: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal
Page 82: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

Lampiran 3

Layout Penempatan Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

Contoh: Layout Penempatan Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan

Bandar Udara Tjilik Riwut – Palangka Raya

Page 83: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

Lampiran 4

Penempatan dan Blok Diagram Peralatan

Contoh: Penempatan dan Blok Diagram Peralatan ILS

Bandar Udara Tjilik Riwut – Palangka Raya

1. LOCALIZER

RUNWAY

STOP END

�����������

���

�� ����

�������

�������

��������

�������

����

±�!"�

±#"��

�$����%��&

�����'�(�

��������

��)�

��������

�����

� ��������

������������

��������

���������������

�� �������������

���� ������

�������

*�+������

Monitor Return Cables

1 CSB

1 SBO

�,-./

0���

0����

�������

*���

�����%���-���-%

�����/��

� ��������

��������

Page 84: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

����GLIDE PATH�

������� �������

�����������

��������

����� ! �� ��

1"2

����

3�""�

"#�$#��

�������������������

���������������

�%&�'�

��&�'�

�����

������

!�����

������

"����

������

��&�'�

Page 85: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

600 m

DAERAH SANGAT KRITIS

ANTENA GLIDE PATH

�������������

300 m

DAERAH SENSITIF

Page 86: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

Lampiran 5

Spesifikasi Teknis Peralatan

Contoh : spesifikasi Teknis Peralatan VHF Air Ground Tower Set

1. Deskripsi Singkat

VHF Air Ground Tower Set adalah fasilitas komunikasi penerbangan yang digunakan

untuk komunikasi antar pesawat di udara dengan petugas pengendali lalu lintas

penerbangan di darat untuk keperluan pengaturan lalu lintas penerbangan di suatu

bandar bandar udara yang pengaturanya dilakukan dengan pengamatan secara visual.

VHF Air Ground Tower Set merupakan sebuah kesatuan sistem peralatan komunikasi

penerbangan di menara pengawas lalu lintas penerbangan yang terdiri dari beberapa

sistem, yaitu :

a. VHF Transmitter dan Receiver

Merupakan peralatan yang berfungsi untuk memancarkan dan menerima

gelombang elektromagnetik yang terdiri dari� ��������� ��� �������� ������

������� ��� ��������� ��� �������� �������� ��������� ������

���������������� ��������� ��� �������� ������ ������� ��� ��������� ���

�������� �������� �������� ���������� ������ ������� ��������

������� � ������ ���� ���� ��� ����� ����� ������������� ������� ��������

���������������������������������

b. Recorder

Merupakan peralatan yang berfungsi untuk merekam� �������� �����������

��������������������������������������������������������������������������

������ ����� �������� ����� ������� ���������� ���� �� !"� ����� �����������

������ ���� #$� ���� ����� ������� �������� ����������� ����� ������

������������

c. Console Desk

Merupakan %������������������������������������������������������������

��������������������������������������������������������������&�������&�

���������������������������������������������%�����������������������

������ ���������� ����� ������ ������ ���������� ����� ���������� �����������

��������������������������������

d. Meteo System

Merupakan peralatanyang berfungsi untuk mendapatkan informasi meteorology di

sekitar tempat pengatur lalu lintas udara berada.

2. Spesifikasi Teknis

��� ����#�������������'���(���

� )�� *������������� +� )),���)-.�%�/�$������/���

� 0�� 1������$������ +� 02���/!,�--���/��

� -�� ����������������� +� 3��)���!34�-�����

� 5�� $�������(������� +� 1�+�,,6072� 1�24!74�/�

�1�+�0)6-)�2���1�

� 2�� ������� +� )89�������������

Page 87: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

��� :��������

� )�� 1��������� +� 1�+�,,6072� 1�24!74�/�

�1�+�0)6-)�2���1�

� 0�� �����:������ +� ;�02�<�����������

� -�� =��������������� +� 24�=���

� 5�� �$<'� +� >�0�+�)����?���������&����������

����������������

� 2�� @������ ���(������� +� $������+368-*��

������+36,-*��

� 7�� ������������ +� '�������+-24��0244�/ ,�--��/��

����������������-44��-544��/� 02��/��

A�������6-4��B)4*��

��������+�3-CD84C��������

E�����>52*D,4C��������

��� :�������

� )�� A������������� +� 24�=���

� 0�� $����(��� +� %36)4.*��D�)��/��������

)4�*�$!E+�,:$F�3�6)40�*���

� -�� *������� +� >�6.�*��D�244���/�

� 5�� G������H������ +� '�������+-24��0244�/ ,�--��/��

����������������-44��-544��/� 02��/��

=������+�6-4����B)4�*��

��������+32CD84C���������

E����+�>52*D,4C���������

�� �������

� )�� A������� +� 24�=���

� 0�� I���� +� =��������������

� -�� '����� +� )),���)-.�%�/�

��� '@1='�@'�� �

� )�� ������� +� )89�!5J�A:1������������,��K�����������&�

�������#�#�������������������!�

�����������������

� 0�� =��������1������� +� B�2L�1����B�54L�1�����������

604L�1����B74�L�1���$�������

)4C�6�,4�C����������

� -�� :�������� +� #�#� $������� ��� �������� �����&�

)4!)44!)444�%���

@�������� ����?���&),�444� ������ )74"*�

$ # �������&�2)0�' %���������

� 5�� 1�������������� +� ,����)04����������������

� 2�� ������ +� ,����������?������������������

A��������>�04������744� � ����������� ?���

��������������+������(�������������),����

��004�����

Page 88: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

�=M� ����� 1��������� �������&� ��� ��

����!�??6����� �������� ��� 1='�

�����������������������

������������������������������

� 7�� ���H������������ +� -44���-544��/������������A#J�

� .�� #�����������/����� +� E#:�(��G E���������������?�����K�������

����������� �1�..&�":$��(��'$0-0�

� ,�� *�???����/�� +� ),44�����������������������)74�"*�����

� 8�� ������G E� +� #1:!A:&�<����������:1�

� )4�� ��(�� +� ���6' %�8&5�"*��(���!����������)�044�

��� ������� :�������&� ��H������� ��� ������!�

���(�����������

� ))�� :�������� +� <�������������������������?��������

� )0�� � � �

� )-�� %��� +� ������������5��"*�

� )5�� ���=������ +� G��������������������������������

� )2�� #������������� +� A�������'#1�

� )7�� �������� � ����� ����������� :1%� 75� F��!�&� ������

$������ @������� �$@�� ������ �����

���?��� ������ �������� ���

��������� �������� ����� ��� ����� �

�K��������������������������

� ).�� '������� +� ��������� �(������� ���������&� #��� ���

�(�����������

� ),�� :����������������� +� ���������������������������������� �����

?���??�������������

?�� 1������������

� )�� I���������������������������������&�J#1��������������

� 0�� �������������� ��������������:##��

� -�� ��������������:##��

� 5�� �������������������������������������������������#�����$����

� 2�� G�������������������

� 7�� ������$�������������������04�������

� .�� $���� ������ ����� ��� 0� ���� ������ ����� ������ �������� �����

������ ������ �?������ ������������ ����� ���?� ��� ������ �����

�������?����������������������������������������� ��������

��� :���������%�����$������

� )�����%�4��-�����/�����5/���

� )�� <��$���� �������� +� N4�02����� ��� 0-����� N)C� ?����05�

���)74�����

� 0�� <��$����'����� +� 4����)74�����

� -�� <��$����'��������� +� )�����

� 5�� <����������'��������� +� 0��������

� 2�� <����������'����� +� 4����-74��������

� 7�� <���������� �������� +� N5��������

� #����������

Page 89: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

� )�� �������� +� N4�8°�� ?���� B)5L� ��� ),2L�� N4�2°1�

?����6)4L����,2L1��

N-�7°�� ?���� 67.L� ��� 02.L�� N0�4°1�

?����622L����)02L1��

� 0�� '��������� +� 4�4)L��

� '����(��������

� )�� #���� +� 1����������

� 0�� �������� +� N-C� ��� �������� ?����)4� ��� 84C� '��

���7,°��

� -�� #�����������@??���� +� ����� ����� 3N)�2C� '�� ?���� )5°�� ���

)54L��

� 5�� $������� +� N0C�'���(���0�������

� 2�� '��������'��������� +� )C�'��

� 7�� '����� +� 4����)44C�

� *���������:��������

� )�� �������� +� N4�4-� ����� �(��� ���� ��(��&� ����

������������ � �������� ),0L�� 4L� 6�

,2L1��

� 0�� '������� +� 0.����--�87������

� -�� '��������� +� 4�4)������

Page 90: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal

Lampiran 6

Hasil Site Acceptance Test (SAT) Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan�

Contoh: Hasil SAT Peralatan VHF APP merk Rohde & Schwarz

Page 91: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal
Page 92: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal
Page 93: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal
Page 94: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL … · 99 / II / 2009 (MOS CASR 171) tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171; 11. Peraturan Direktur Jenderal