BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan...

52
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Hot Air Balloon Balon udara adalah salah satu alat terbang manusia yang paling tua, dengan konsep dan teknologi yang sederhana dibandingkan dengan mesin terbang yang lainnya. Di sisi yang lain balon udara sangatlah berbeda apabila dibandingkan dengan mesin / alat terbang di era modern, berbeda dengan cara manuver pesawat terbang ataupun helikopter yang dapat berpindah / berganti arah terbang secara cepat, balon udara sangatlah bergantung pada angin dan tidak dapat digerakan ataupun diterbangkan untuk bermanuver secara terkendali. Menurut U.S. Department of Transportation Federal Aviation Administration (2008), balon udara terdiri atas envelope yang diisi dengan gas yang dihasilkan oleh sistim pemanas. Gas yang dihasilkan tersebut sifatnya lebih ringan bila dibandingkan dengan udara atmosfir disekitarnya. Udara di dalam envelope yang lebih ringan dan tidak serapat udara disekitarnya akan mengakibatkan sebuah balon udara untuk naik keudara dan mengangkat orang ataupun isi keranjang / basket lainnya. Buoyancy atau konsep daya apung yang dihasilkan dari sistim pemanas untuk menaikan atau menurunkan temperatur udara akan menghasilkan perbedaan tekanan cairan diudara antara

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

9  

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Hot Air Balloon

Balon udara adalah salah satu alat terbang manusia yang paling tua,

dengan konsep dan teknologi yang sederhana dibandingkan dengan mesin

terbang yang lainnya. Di sisi yang lain balon udara sangatlah berbeda apabila

dibandingkan dengan mesin / alat terbang di era modern, berbeda dengan cara

manuver pesawat terbang ataupun helikopter yang dapat berpindah / berganti

arah terbang secara cepat, balon udara sangatlah bergantung pada angin dan

tidak dapat digerakan ataupun diterbangkan untuk bermanuver secara

terkendali.

Menurut U.S. Department of Transportation Federal Aviation Administration

(2008), balon udara terdiri atas envelope yang diisi dengan gas yang

dihasilkan oleh sistim pemanas. Gas yang dihasilkan tersebut sifatnya lebih

ringan bila dibandingkan dengan udara atmosfir disekitarnya. Udara di dalam

envelope yang lebih ringan dan tidak serapat udara disekitarnya akan

mengakibatkan sebuah balon udara untuk naik keudara dan mengangkat orang

ataupun isi keranjang / basket lainnya. Buoyancy atau konsep daya apung

yang dihasilkan dari sistim pemanas untuk menaikan atau menurunkan

temperatur udara akan menghasilkan perbedaan tekanan cairan diudara antara

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

 

bagia

ballo

Tran

an atas dan

oon.

Gambar

nsportation F

Bagian –

1. Envel

dari k

pemb

era m

dilapi

lama.

bawah untu

2.1 Istilah Ho

Federal Aviatio

Bagian dari

lope : Yang

kombinasi a

buat yang ser

modern. Enve

isi dengan b

. Penggunaa

uk menguba

ot Air Balloon

on Administra

i hot air ball

biasa juga d

antara nilon

rupa dengan

elope dibuat

bahan yang

an nilon pada

ah ketinggia

n (Sumber Ga

ation (2008).

loon :

disebut ballo

ataupun po

n bahan yang

t dengan tenu

membuatny

a hot air bal

an terbang s

ambar : U.S. D

Balloon Flyi

oon pada um

olyester mer

g biasa dijum

unan yang s

ya ketat ud

lloon adalah

sebuah hot a

Department o

ing Handbook

mumnya terbu

rupakan uns

mpai di paras

sangat erat d

ara dan tah

h karena bah

10 

air

of

k.)

uat

sur

sut

dan

han

han

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

11  

tersebut ringan, kokoh serta memiliki titik leleh yang tinggi.

Bagian bawah dari envelope yang berdekatan dengan burner /

heating system terbuat dari bahan yang disebut Nomex, bahan

tersebut digunakan karena tahan akan api sehingga diletakkan

didaerah terpanas dari hot air balloon. Envelope dewasa ini

sangatlah bervariasi dari sisi bentuk, warna dan ukuran yang

membuat hot air balloon terlihat unik, menarik dan indah bila

diterbangkan di udara.

2. Basket : Adalah tempat barang ataupun penumpang, pada

umumnya basket terbuat dari bahan yang kuat, lentur, ringan dan

dapat bervariasi dalam bentuk dan ukuran.

3. Burner / Heating system : Sistim pemanas balon udara pada

umumnya menggunakan alat pembakaran tunggal atau ganda yang

berfungsi untuk mengkonversikan bahan bakar yang berada

didalam tangki. Tangki bahan bakar akan menyimpan propana cair

(LPG) untuk dijadikan udara panas dengan cara dibakar. Propana

adalah bahan bakar dari gas cair yang umumnya digunakan karena

propana memiliki titik didih yang rendah dan tidaklah berbau

dalam bentuk gas. Dari sisi keamanan, Propana juga ditambahkan

senyawa kimia (ethyl mercaptan) yang akan menghasilkan bau

yang kuat sebagai indikator kebocoran gas, namun senyawa

tersebut akan hilang baunya apabila terbakar sehingga dapat

berguna untuk memberi seorang pilot indikasi keamanan bila

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

 

terdap

pener

Feder

pat masalah

rbangan bal

ral Aviation

Gambar

h pada tabun

lon udara. (

Administrat

2.2 Konfigur

ng gas prop

(U.S. Depar

tion, 2008)

rasi Sistim Pem

pana sebelum

rtment of T

manas

m atau disa

Transportatio

12 

aat

on

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

13  

Gambar 2.3 Skema Sistim Bahan Bakar (Sumber Gambar : U.S. Department of Transportation Federal Aviation Administration, 2008.

Balloon Flying Handbook.)

2.1.1 Lisensi Pilot Hot Air Balloon

Hot air balloon terdaftar dan termasuk dalam kategori pesawat,

sama seperti fix wing aircraft atau helikopter. Hot air balloon adalah

alat transportasi udara yang mengkedepankan keamanan dan bukan

kegiatan yang bisa dianggap enteng. Pilot hot air balloon harus

kompeten dalam mengoperasikan balon, memiliki pengetahuan dan

keahlian untuk dapat mengatasi masalah atau keadaan yang mungkin

timbul dalam penerbangan. Selain itu, seorang pilot akan bertanggung

jawab untuk keselamatan orang-orang / penumpang yang dibawanya

di dalam keranjang hot air balloon.

Seorang pilot hot air balloon sebagai orang yang bertanggung jawab

dalam penerbangan haruslah memegang lisensi pilot sah yang

dikeluarkan oleh Otoritas Penerbangan Sipil (Civil Aviation Authority)

khusus untuk hot air balloon yang dikenal sebagai Private Pilot

License / PPL (B) untuk penerbangan pribadi dan Commercial Pilot

License / CPL (B) untuk penerbangan komersial.

(http://www.bbac.org)

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

14  

Hot air balloon sendiri diatur secara internasional dalam Civil

Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara (DKUPPU) dibawah Kementrian Perhubungan

Republik Indonesia.

Indonesia sendiri belum memiliki sekolah penerbangan khusus Hot air

balloon. Maka untuk dapat menerbangkan hot air balloon di udara

Indonesia, seorang calon pilot haruslah mengambil Private Pilot

license / Commercial Pilot License di negara yang memiliki sekolah

penerbangan khusus hot air balloon. Contoh negara yang memiliki

sekolah pelatihan penerbangan hot air balloon adalah Australia dan

Inggris yang akan dijadikan sebagai acuan untuk business model

creation ini. Setelah seorang pilot memenuhi persyaratan Private Pilot

license / Commercial Pilot, maka seorang pilot akan mendapatkan

lisensi untuk dapat menerbangkan hot air balloon yang kemudian

harus mendapatkan izin dari DKUPPU untuk dapat terbang di udara

Indonesia.

Persyaratan untuk menjadi seorang pilot hot air balloon bila mengacu

pada negara Inggris adalah sebagai berikut :

Untuk memenuhi persyaratan untuk Private Pilot license:

1. Mempunyai jam terbang diatas hot air balloon minimal 16 jam

2. Telah 6 kali melakukan penerbangan

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

15  

3. Melakukan 4 penerbangan dengan instruktur berlisensi dan 2

penerbangan sisa dapat dilakukan dengan pemegang PPL (B)

4. Menyimpan log / catatan pelatihan penerbangan

5. Direkomendasikan dan disetujui untuk uji terbang oleh instruktur

6. Melakukan flight test examination yang diuji oleh pemeriksa dari

Civil Aviation Authority

7. Melakukan penerbangan sendiri / solo dibawah pengawasan

penguji

8. Mengambil ujian tertulis dalam peraturan penerbangan, navigasi,

meteorologi, sistem hot air balloon.

9. Deklarasi kebugaran secara medis yang ditandatangani oleh dokter

10. Menyelesaikan ujian tertulis dan uji terbang dalam waktu 24 bulan

Untuk memenuhi persyaratan untuk Commercial Pilot license (B)

yang dibatasi (restricted):

1. Memiliki sertifikat medis class 2 (private pilot)

2. Mempunyai jam terbang sebagai pilot in command menerbangkan

hot air balloon minimal 75 jam

3. Melakukan General flight test yang diawasi oleh Civil Aviation

Authority

4. Mengambil ujian tertulis dalam peraturan penerbangan, navigasi,

meteorologi, sistem hot air balloon.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

16  

5. Deklarasi kebugaran secara medis yang ditandatangani oleh

dokter.

2.2 Perilaku Konsumen (Customer Behavior)

Menurut Solomon (1996). Perilaku konsumen akan melibatkan

keputusan tertentu, kegiatan, ide atau pengalaman yang memuaskan

kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini berkaitan dengan semua kegiatan

yang terlibat langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi atau membuang

produk dan jasa. Dalam konteks pariwisata, faktor kompleks yang

mempengaruhi wisatawan dalam keputusan pembelian akhir adalah tawaran

dengan nilai emosional bagi pelanggan. Memahami cara konsumen membuat

keputusan dan faktor-faktor yang memotivasi serta mendorong wisatawan

untuk melakukan pembelian tertentu yang harus mempertimbangkan

kebutuhan, kebiasaan konsumen, preferensi konsumen, segmentasi pasar

pariwisata, serta faktor-faktor motivasi seperti budaya, pribadi, emosional,

status, pengembangan pribadi, dan fisik.

2.3 Pariwisata (Tourism)

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

17  

Menurut L. Burgess et al (2011). Pariwisata dan perjalanan adalah

curious product, dimana mereka ada hanya sebagai informasi pada titik

penjualan dan oleh karena itu, tidak dapat dicicipi sebelum keputusan untuk

membeli dibuat. Intangibility tersebut merupakan faktor untuk sektor jasa

secara umumnya. Pencarian informasi yang digunakan untuk merencanakan

perjalanan mungkin memakan waktu lebih lama, yang melibatkan penggunaan

sumber informasi lebih dari pencarian informasi di kategori lain.

Industri pariwisata juga ditandai dengan penawaran dari bisnis pelengkap.

Misalnya, wisatawan sering menggunakan berbagai layanan termasuk

perjalanan udara, penyewaan mobil, akomodasi hotel dan wisata tambahan,

dimana layanan – layanan ini biasanya disediakan oleh perusahaan /

organisasi yang berbeda.

2.3.1 Tourism Industry

Menurut L. Burgess et al (2011). Ukuran dan pertumbuhan

potensi industri pariwisata di seluruh dunia ditunjukkan pada angka-

angka terbaru dari United Nations World Tourism Organisation

(UNWTO). Barometer Pariwisata UNWTO menunjukkan peningkatan

6% dari sektor pariwisata pada tahun 2007. Sementara penurunan

selama kurun waktu krisis ekonomi dunia 2008 sampai 2009,

pariwisata menurun jauh lebih sedikit (4% penurunan) dari sektor

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

18  

ekspor (12% penurunan) dan menurut UNWTO pertumbuhan tahun

2010 sebesar menjadi bukti pemulihan sektor pariwisata setelah krisis

ekonomi. Sektor wisata adalah salah satu industri terbesar dan paling

menguntungkan di dunia, pariwisata telah juga telah diidentifikasi

sebagai pendorong penting bagi pembangunan daerah. Peluang

pariwisata baru akan sangat tergantung pada jenis dan kualitas aset

alam suatu daerah, kapasitas pengelolaan organisasi, operator regional

pariwisata, serta tingkat dukungan dari pemerintah di semua tingkatan.

Pariwisata menjadi semakin penting untuk meningkatkan ekonomi

regional, memberikan kesempatan bagi daerah untuk mengembangkan

dan tumbuh secara berkelanjutan.

Industri pariwisata menyediakan berbagai macam produk dan layanan

dengan segmen petualangan, budaya, warisan, transportasi,

akomodasi, ritel dan perhotelan. Kerjasama penting antara pemerintah

dengan sektor pariwisata lokal dalam menyediakan upaya pemasaran

yang terkoordinasi dan komprehensif, serta bertindak sebagai titik

masuk untuk akses pengunjung ke operator dan penyedia pariwisata,

dimana wisatawan dan pengunjung akan diberikan informasi tentang

atraksi, akomodasi dan layanan yang ditawarkan di kawasan tersebut.

2.4 Destination Marketing

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

19  

Destination Marketing adalah proses komunikasi dengan calon

pengunjung yang potensial untuk mempengaruhi preferensi tujuan perjalanan,

sebelum akhirnya menentukan tujuan dan produk pilihan.  Tindakan

dilaksanakan dalam tahap Destination Marketing harus didukung oleh metode

penemuan, yaitu Destination Planning, serta dilanjutkan dengan proses dan

kegiatan yaitu Destination Development.

Agar Destination Marketing berhasil maka harus melibatkan :

1. Pemahaman motivasi dan preferensi pengunjung dalam proses

pengambilan keputusan, perencanaan perjalanan mereka dan

bagaimana perilaku tersebut berubah dari waktu ke waktu.

2. Mengidentifikasi calon pengunjung yang cocok dengan Destination

Attraction dan pengalaman serta menyelaraskan dengan nilai-nilai

masyarakat.

3. Mengembangkan Strategic Marketing Plan untuk memberikan arahan

kegiatan tujuan pemasaran.

4. Kerjasama para pemangku kepentingan agar dapat melaksanakan

kegiatan pemasaran yang utama, termasuk:

5. Tindakan promosi dan iklan yang relevan untuk mempengaruhi

persepsi pengunjung, kesadaran dan pilihan tujuan.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

20  

6. Penjualan yang efektif dan saluran distribusi untuk memungkinkan

konversi niat untuk mengunjungi ke kunjungan yang sebenarnya.

7. Pengembangan program pemasaran kerjasama organisasi dan bisnis

pariwisata untuk memberikan sinergi antara sumber daya serta

meningkatkan potensi kunjungan suatu destinasi.

Sumber : http://www.sustainabletourismonline.com/destinations-and-communities/implementation/destination-marketing

2.5 Wisatawan

2.5.1 Pengertian Wisatawan

Wisatawan adalah seseorang tanpa membedakan ras, jenis

kelamin, bahasa, agama, yang memasuki wilayah suatu negara yang

mengadakan perjanjian lain daripada negara di mana orang itu

biasanya tinggal dan berada disitu kurang dari 24 jam dan tidak lebih

dari 6 bulan, di dalam jangka waktu 12 bulan berturut-turut, untuk

tujuan non-imigran yang legal, seperti perjalanan wisata, rekreasi,

olahraga, kesehatan, alasan keluarga, studi, ibadah keagamaan atau

urusan usaha (Spillane, 1987). Dalam penulisan ini definisi wisatawan

adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk

berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan serta

kunjungannya. Dari beberapa batasan yang telah disebut di atas, maka

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

21  

secara umum didapat ciri-ciri tentang seseorang yang disebut sebagai

wisatawan, yaitu: perjalanan yang dilakukan lebih dari 24 jam,

perjalanan tersebut hanya untuk sementara waktu, dan orang yang

melakukan perjalanan itu tidak mencari nafkah di tempat atau negara

yang dikunjunginya. Para wisatawan pun mempunyai motif untuk

mengadakan perjalanan wisata, motif-motif wisata dibagi menjadi

empat kelompok yaitu (McIntosh dalam Yoeti, 2008) :

1. Motif fisik, motif ini berhubungan dengan kebutuhan badaniah /

fisik seperti olahrga, istirahat, kesehatan, dan sebagainya.

2. Motif budaya, motif ini adalah sifat dari wisatawan, dimana

mereka ingin mempelajari atau memahami tata cara dan

kebudayaan bangsa atau daerah lain seperti kebiasaan penduduk,

kehidupan sehari-hari, musik, tarian, dan sebagainya.

3. Motif interpersonal, motif ini terlahir dari keinginan wisatawan

untuk bertemu dengan keluarga, teman, tetangga, atau orang-orang

tertentu seperti artis atau tokoh politik.

4. Motif status atau prestise, motif ini didasari atas anggapan bahwa

orang yang pernah mengunjungi tempat / daerah lain melebihi

sesamanya yang tidak pernah bepergian akan menaikkan gengsi

bahkan statusnya.

2.5.2 Jenis dan Macam-macam Pariwisata

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

22  

Walaupun banyak jenis pariwisata dan tujuan perjalanan yang

terdapat di daerah wisata yang dapat menarik kustomer untuk

mengunjunginya, dapat pula diketahui jenis pariwisata yang mungkin

layak untuk dikembangkan dan mengembangkan jenis sarana dan

prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata tersebut, jenis-jenis

pariwisata tersebut adalah (Spillane, 1987):

1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism), jenis

pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat

tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk

bersantai, untuk menikmati keindahan alam, untuk menikmati

hikayat rakyat suatu daerah, untuk menikmati hiburan, dan

sebagainya.

2. Pariwisata untuk rekreasi (recreation tourism), jenis pariwisata ini

dilakukan oleh orang yang menghendaki hari-hari libur untuk

istirahat serta untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan

rohani yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahannya.

3. Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism), jenis pariwisata ini

ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk

belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset untuk mempelajari adat

istiadat, cara hidup masyarakat negara lain, dan sebagainya.

4. Pariwisata untuk urusan usaha / bisnis (business tourism), jenis

pariwisata ini menekankan unsur perjalanan yang menggunakan

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

23  

waktunya untuk keperluan bisnis bersamaan dengan menikmati

dirinya sebagai wisatawan yang mengunjungi berbagai obyek

wisata dan jenis pariwisata lainnya.

5. Pariwisata untuk olahraga (sports tourism), jenis pariwisata ini

bertujuan untuk tujuan olahraga, baik hanya untuk menjadi

penonton olahraga atau ditujukan bagi mereka yang ingin

melakukan kegiatan olahraga. Pariwisata ini dapat dibagi lagi

menjadi dua kategori:

a. Big sports event, yaitu peristiwa-peristiwa oahraga besar

seperti Olimpiade, Piala Dunia Sepakbola, kejuaraan tinju

dunia, dan lain-lain yang menarik perhatian bagi penonton

atau penggemarnya.

b. Sporting tourism for practitioners, yaitu pariwisata olahraga

bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri

seperti pendakian gunung, olahraga berkuda, berburu,

memancing dan lain-lain.

6. Pariwisata untuk konvensi (convention tourism), banyak negara

yang tertarik dan menganggap jenis pariwisata ini dengan

banyaknya hotel atau bangunan-bangunan yang khusus dilengkapi

untuk menunjang convention tourism.

Berdasarkan sifat perjalanan dan lokasi dimana perjalanan dilakukan,

wisatawan dapat diklarifikasikan sebagai berikut (Yoeti, 1982):

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

24  

1. Foreign Tourist atau wisatawan asing adalah orang yang melakukan

perjalanan wisata yang datang memasuki suatu negara lain yang

bukan merupakan negara dimana dia biasanya tinggal, istilah

wisatawan asing saat ini populer dengan sebutan Wisatawan

Mancanegara.

2. Domestic Foreign Tourist adalah orang asing yang berdiam atau

bertempat tinggal pada suatu negara yang melakukan perjalanan

wisata di wilayah negara di mana dia tinggal. Orang tersebut bukan

warga negara dimana dia berada tetapi Warga Negara Asing

(WNA) yang karena tugas dan kedudukannya menetap dan tinggal

pada suatu negara.

3. Domestic Tourist adalah Wisatawan Dalam Negeri (WDN) yaitu

seorang warga negara yang melakukan perjalanan di negaranya,

wisatawan semacam ini lebih dikenal dengan istilah wisatawan

lokal / wisatawan nusantara.

4. Indigenous Foreign Tourist adalah warga suatu negara tertentu

yang karena tugas atau jabatannya berada di luar negeri dan pulang

ke negara asalnya untuk melakukan perjalanan wisata di wilayah

negaranya sendiri.

5. Transit Tourist adalah wisatawan yang sedang melakukan

perjalanan wisata ke suatu negara tertentu yang menumpang kapal

udara atau kapal laut ataupun kereta api yang terpaksa singgah pada

suatu pelabuhan / airport / stasiun bukan atas kemauannya sendiri.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

25  

Biasanya keadaan ini terjadi apabila ada pergantian moda

transportasi yang digunakan untuk meneruskan perjalanan ke

negara tujuan, menambah penumpang atau mengisi bahan bakar

dan kemudian melanjutkan perjalanan ke tujuan semula. Waktu

yang cukup lama untuk pergantian tersebut itulah yang digunakan

oleh penumpang untuk menikmati tempat yang disinggahinya.

6. Business Tourist adalah orang yang mengadakan perjalanan untuk

tujuan bukan wisata, tetapi perjalanan wisata itu dilakukan setelah

tujuan utamanya selesai. Sehingga perjalanan wisata merupakan

perjalanan sekunder setelah tujuan primernya.

2.6 Business Model Canvas

Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), Business Model menciptakan

secara rasional bagaimana sebuah organisasi diciptakan, disampaikan dan

memberikan value atau nilai kepada konsumen. Tertulis pada buku yang di

ciptakan oleh keduanya, bahwa Osterwalder & Pigneur menjabarkan

mengenai pendekatan model bisnis yang diberi nama canvas untuk

memudahkan pebisnis mengkaji ulang seluruh Business Process yang di

terapkan olehnya, sehingga diharapkan mampu menciptakan pebisnis yang

semakin kompetitif dalam menciptakan bisnis-bisnis terbaru.

Canvas diciptakan berdasarkan sebuah framework yang dinamakan “Nine

Building Block”, seperti gambar berikut :

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

26  

Gambar 2.4 Struktur Model Bisnis

Sumber Gambar : Osterwalder & Pigneur (2010)

Model ini terdiri dari 9 blok pembangunan model bisnis dasar, yaitu:

1. Customer Segments

Customer Segment Building Block menjelaskan mengenai

bagaimana kita menjangkau berbagai kelompok orang ataupun

organisasi perusahaan, dengan tujuan agar mampu melayani dan

memberikan value kepada mereka.

Berbagai jenis Customer Segment yang digunakan dalam business

model tersebut adalah :

a. Mass Market

Business Model yang menggunakan model yang tidak

membedakan antara segmen pelanggan yang berbeda.

b. Niche Market

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

27  

Business Model yang menggunakan model Niche Market

menyasar segmen pelanggan yang spesifik dan

terspesialisasi. Value Proposition, Distribution Channels,

dan Customer Relationship dibuat khusus untuk

kebutuhan Niche Market.

c. Segmented Market

Business Model yang menggunakan model Segmented

Market membedakan segmen pasar dari kebutuhan dan

masalahnya masing-masing.

2. Value Proposition

Value Proposition Building Block menggambarkan gabungan

antara produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk Customer

Segments. Value Proposition adalah alasan yang membuat

pelanggan beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Value

Proposition dapat memecahkan masalah pelanggan atau memuaskan

kebutuhan pelanggan.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

28  

Berbagai jenis Customer Segment yang digunakan dalam business

model tersebut adalah :

a. Newness

Beberapa Value Proposition memenuhi berbagai kebutuhan

pelanggan yang belum pernah mereka terima sebelumnya.

Hal ini biasa terkait dengan teknologi, tetapi tidak selalu,

misalnya telepon seluler yang menciptakan industri baru di

seputar bisnis telekomunikasi.

b. Customization

Menyesuaikan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan

spesifik pelanggan seacara individu atau segmen pelanggan

yang juga menciptakan value. Pendekatan ini

memungkinkan untuk menyesuaikan produk dan jasa

dengan tetap meraih keunggulan skala ekonomi.

c. Brand / Status

Pelanggan dapat menemukan value dalam sebuah tindakan

yang sederhana karena menggunakan atau memasang

merek tertentu. Misalnya, memakai jam tangan Rolex yang

menunjukkan prestise / kekayaan.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

29  

d. Price

Menawarkan value yang sama pada harga yang lebih

rendah sering dilakukan untuk memuaskan kebutuhan

segmen pelanggan yang sensitif terhadap harga. Akan

tetapi, proposisi Value Proposition harga murah memberi

implikasi penting bagi seluruh model bisnis.

e. Cost Reduction

Membantu pelanggan mengurangi biaya sebagai upaya

untuk menciptakan value.

f. Risk Reduction

Pelanggan menghargai pengurangan risiko yang muncul

ketika mereka membeli suatu produk atau jasa.

g. Accessibility

Menyediakan produk atau jasa bagi pelanggan yang

sebelumnya sulit mengakses produk atau jasa sebagai

upaya untuk menciptakan value.

3. Channels

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

30  

Channels Building Block menggambarkan bagaimana sebuah

perusahaan berkomunikasi dengan Customer Segment dan menjangkau

mereka untuk memberikan Value Proposition. Channels adalah titik

sentuh pelanggan yang sangat berperan dalam setiap kejadian yang

mereka alami.

Channel memiliki beberapa tahap / fase, yaitu :

a. Awareness

Bagaimana meningkatkan kesadaran terhadap produk dan

jasa perusahaan?

b. Evaluation

Bagaimana membantu pelanggan mengevaluasi value

proposition organisasi?

c. Purchase

Bagaimana memungkinkan pelanggan membeli produk dan

jasa spesifik kita?

d. Delivery

Bagaimana menyampaikan value proposition kepada

pelanggan?

e. After Sales

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

31  

Bagaimana memberikan dukungan purnajual kepada

pelanggan?

4. Customer Relationship

Customer Relationship Building Block menggambarkan

berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen

pelanggan yang spesifik. Relationship dapat bervariasi mulai dari yang

bersifat pribadi sampai otomatis. Customer Relationship dapat

didorong oleh motivasi berikut :

a. Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition)

b. Retensi Pelanggan (Customer Retention)

c. Meningkatkan Penjualan (Boosting Sales / Upselling)

Kita dapat membedakan beberapa kategori Customer Relationship,

yang mungkin sudah ada dalam Company’s Relationship dengan

segmen pelanggan tertentu :

a. Dedicated Personal Assistance

Dalam hubungan jenis ini, perusahaan menugaskan petugas

pelayanan pelanggan yang khusus di peruntukkan bagi

klien individu. Jenis hubungan ini paling dalam dan paling

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

32  

intim, dan biasanya dikembangkan dalam jangka waktu

panjang.

5. Revenue Stream

Revenue Stream Building Block menggambarkan pendapatan

yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing segmen pelanggan

(Cost harus mengurangi revenue untuk menghasilkan pemasukan).

Jika pelanggan adalah inti dari Business Model, perusahaan harus

bertanya kepada dirinya sendiri, untuk value apakah masing-masing

segmen pelanggan benar-benar bersedia membayar. Jika pertanyaan

tersebut dapat terjawab, maka perusahaan dapat menciptakan satu atau

lebih revenue stream dari masing-masing segmen pelanggan. Model

bisnis menjalankan dua jenis revenue stream:

a. Transaction Revenue yang dihasilkan dari satu kali

pembayaran pelanggan.

b. Recurring Revenue yang dihasilkan dari pembayaran

berkelanjutan baik untuk memberikan value proposition

kepada pelanggan maupun menyediakan dukungan

pelanggan pasca-pembelian.

Ada beberapa cara untuk membangun revenue stream :

a. Asset Sale

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

33  

Pengertian revenue stream yang paling luas berasal dari

penjualan hak kepemilikan atas produk fisik.

b. Usage Fee

Revenue stream dihasilkan dari penggunaan jasa tertentu,

semakin sering layanan tersebut digunakan maka semakin

banyak pula pelanggan yang membayar.

c. Brokerage Fee

Revenue stream ini bersumber dari layanan perantara yang

di lakukan atas nama dua pihak atau lebih.

d. Advertising

Revenue stream ini dihasilkan dari biaya untuk

mengiklankan produk, servis, atau merek tertentu.

6. Key Resources

Key Resources Building Block menggambarkan aset-

aset terpenting yang diperlukan agar sebuah business model

dapat berfungsi. Setiap business model memerlukan key

resources, dimana resources memungkinkan perusahaan

menciptakan dan menawarkan value proposition, menjangkau

pasar, mempertahankan hubungan dengan Customer Segment,

dan memperoleh pendapatan / keuntungan. Kebutuhan key

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

34  

resources berbeda-beda sesuai jenis business model, sumber

daya utama dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Physical : Kategori ini meliputi semua bentuk aset fisik

seperti fasilitas pabrik, bangunan, kendaraan, mesin,

sistem, sistem titik penjualan, dan jaringan distribusi.

b. Intellectual : Intellectual resources seperti merek (brand),

pengetahuan yang di lindungi paten dan hak cipta,

kemitraan, serta database pelanggan merupakan

komponen-komponen yang semakin penting dalam

business model yang kuat. Intellectual resources sulit di

kembangkan, tetapi jika berhasil akan memberikan nilai

yang sangat berarti.

c. Human : Setiap perusahaan memerlukan Human

resources, tetapi orang-orang akan menonjol dalam model

bisnis tertentu.

d. Financial : Beberapa business model membutuhkan

sumber daya finansial dan atau jaminan finansial, seperti

uang tunai, kredit, atau opsi saham untuk merekrut

karyawan andalan.

7. Key Activities

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

35  

Key Activities Building Block menggambarkan hal-hal

terpenting yang harus dilakukan perusahaan agar dapat

beroperasi dengan sukses. Seperti halnya key resources, key

activities juga diperlukan untuk menciptakan dan memberikan

value proposition, menjangkau pasar, mempertahankan

customer relationship, dan memperoleh revenue. Seperti key

resources, key activities juga akan berbeda-beda sesuai dengan

business model yang digunakannya. Key activities

dikategorikan sebagai berikut :

a. Problem Solving

Key Activities jenis ini terkait dengan penawaran solusi

baru untuk masalah-masalah pelanggan individu. Kegiatan

konsultan, rumah sakit, dan organisasi jasa lain biasanya di

dominasi aktivitas pemecahan masalah.

8. Key Partnership

Key Partnership Building Block menggambarkan

jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat

bekerja. Perusahaan membentuk kemitraan dengan berbagai

alasan, dan kemitraan menjadi landasan dari berbagai business

model. Perusahaan menciptakan aliansi untuk mengoptimalkan

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

36  

business model, mengurangi risiko, atau memperoleh

resources dari kemitraan tersebut. Kita dapat membedakan

empat jenis kemitraan yang berbeda :

a. Strategic alliances antara non-kompetitor.

b. Coopetition kemitraan strategis antar pesaing.

c. Joint ventures untuk mengembangkan bisnis baru.

d. Hubungan pembeli-pemasok untuk menjamin pasokan

yang dapat diandalkan.

Agar bermanfaat, maka di bedakan tiga motivasi dalam

membangun kemitraan :

a. Optimisasi dan skala ekonomi : Bentuk paling mendasar

dari kemitraan atau hubungan antara pembeli-pemasok

dirancang untuk mengoptimalkan alokasi sumber daya dan

aktivitas. Tidak efisien dan tidak logis bagi sebuah

perusahaan untuk memiliki semua resources atau

mengerjakan semua aktivitasnya sendiri. Optimisasi dan

skala ekonomi kemitraan biasanya dibuat untuk

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

37  

mengurangi biaya, dimana sering kali melibatkan

outsourcing atau pemanfaatan infrastruktur bersama.

b. Pengurangan risiko dan ketidakpastian : Kemitraan dapat

membantu mengurangi risiko dalam lingkungan

kompetitif yang bercirikan ketidakpastian. Bukan sesuatu

yang tidak biasa bagi pesaing untuk membentuk aliansi

strategis dalam satu area walaupun tetap bersaing di area

lainnya.

c. Akuisisi resources dan aktivitas tertentu : Hanya sedikit

perusahaan yang memiliki semua sumber daya atau

melakukan semua aktivitas yang di gambarkan oleh

business model perusahaan tersebut. Kebanyakan mereka

lebih suka memperluas kemampuan dengan mengandalkan

perusahaan lain untuk melengkapi sumber dayanya atau

melaksanakan aktivitas-aktivitas tertentu. Kemitraan

semacam ini muncul karena adanya kebutuhan untuk

memperoleh pengetahuan, lisensi, atau akses kepada

pelanggan.

9. Cost Structure

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

38  

Cost Structure Building Block menggambarkan semua

biaya yang di keluarkan untuk mengoperasikan business

model. Blok bangunan ini menjelaskan biaya terpenting yang

muncul ketika mengoperasikan model bisnis tertentu.

Menciptakan dan memberikan value, mempertahankan

customer relationship, dan menghasilkan revenue,

menyebabkan timbulnya biaya. Perhitungan biaya semacam ini

relatif lebih mudah setelah key resources, key activities, dan

key partnership ditentukan. Business model harus

meminimalkan biaya, Akan tetapi cost structure yang rendah

lebih penting bagi beberapa model bisnis daripada model bisnis

lainnya. Oleh karena itu cost structure di bedakan dalam dua

kelas, yaitu cost driven dan value driven.

a. Cost Driven

Business Model Cost Driven berfokus pada peminimalan

biaya. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan cost structure seramping mungkin,

menggunakan value proposition dengan harga rendah.

b. Value Driven

Tidak semua perusahaan memfokuskan strateginya

terhadap implikasi biaya pada desain model bisnis tertentu,

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

39  

fokus strategi difokuskan pada penciptaan nilai. Premium

value proposition dan layanan personalisasi biasanya

menjadi ciri bisnis model dengan strategi value driven.

Cost structure dapat memiliki karakteristik berikut :

a. Fixed Cost

Biaya-biaya yang tetap sama meskipun volume barang atau

jasa yang dihasilkan berbeda-beda.

b. Variable Cost

Biaya-biaya yang bervariasi secara proporsional dengan

volume barang atau jasa yang dihasilkan.

c. Economic of Scale

Keunggulan biaya yang dinikmati suatu bisnis ketika

produksinya berkembang.

d. Economic of Scope

Keunggulan biaya yang dinikmati bisnis terkait dengan

lingkup operasional yang lebih besar.

2.7 PESTEL Analysis

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

40  

Menurut Thompson et al. (2014) Setiap perusahaan beroperasi dalam

ruang lingkup “Macro-Environment” yang terdiri dari 6 komponen utama:

Political Factors, Economic Conditions dalam lingkungan umum perusahaan

(local, country, regional, worldwide), Sociocultural Forces, Technological

Factors, Environmental Factors (Mengenali Lingkungan dan Alam Sekitar),

dan Legal / Regulatory Conditions. Masing-masing komponen memiliki

potensi perusahaan untuk mempengaruhi industri lebih cepat dan lingkungan

yang kompetitif, meskipun beberapa cenderung memiliki efek yang lebih

penting daripada yang lain. Analisis dampak faktor-faktor ini sering disebut

sebagai PESTEL Analysis, acronym yang berfungsi sebagai pengingat dari

enam komponen yang terlibat.

Enam komponen-komponen dari Macro-Environment adalah :

1. Political Factors

Faktor-faktor ini termasuk kebijakan politik dan proses politik, termasuk

sejauh mana pemerintah campur tangan dalam perekonomian. Mereka

termasuk hal-hal lain seperti tax policy, fiscal policy, tariffs, political

climate, dan strength of institution seperti sistem perbankan.

2. Economic Conditions

Kondisi ekonomi termasuk iklim umum ekonomi dan faktor-faktor

tertentu seperti interest rates, exchange rates, inflation rate, dan

unemployment rate, rate of economic growth, trade deficits / surplus,

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

41  

savings rates, dan per capita domestic product. Faktor ekonomi juga

mencakup kondisi di pasar saham dan obligasi yang dapat mempengaruhi

kepercayaan konsumen dan pendapatan tambahan.

3. Sociocultural Forces

Sociocultural Forces termasuk nilai-nilai sosial, sikap, faktor budaya, dan

gaya hidup yang mempengaruhi bisnis, serta faktor demografi seperti

population size, growth rate, dan age distribution. Sociocultural forces

bervariasi oleh diberbagai daerah dan berubah dari waktu ke waktu.

4. Technological Factors

Technological factors termasuk laju perubahan teknologi dan

perkembangan teknis yang memiliki potensi efek luas pada masyarakat,

seperti rekayasa genetika dan nanotechnology. mereka termasuk lembaga

yang terlibat dalam menciptakan pengetahuan baru dan mengendalikan

penggunaan teknologi, seperti R&D consortia, incubator technology,

universitas yang disponsori, paten serta hak cipta hukum, dan kontrol

pemerintah melalui internet.

5. Environmental Forces

Ini termasuk pasokan ecological dan lingkungan seperti cuaca, iklim,

perubahan iklim, dan faktor-faktor terkait seperti kekurangan air. Faktor-

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

42  

faktor ini dapat berdampak langsung terhadap industri seperti insurance,

Farming, Energy Production, dan pariwisata.

6. Legal and Regulatory Factors

Faktor-faktor ini meliputi peraturan dan undang-undang yang harus

dipatuhi perusahaan seperti undang-undang konsumen, hukum

perburuhan, hukum antitrust, dan kesehatan kerja serta peraturan

keselamatan.

2.8 Porter’s Five Forces Analysis

Kegunaan analisa five forces ini adalah untuk memahami dan

mengatasi persaingan. Seringkali, penentuan persaingan terlalu sempit,

seolah-olah hanya terjadi di antara para pesaing langsung. Persaingan untuk

dalam mendapatkan keuntungan yang melampaui saingan industri akan

berpengaruh pada empat kekuatan lain yang kompetitif juga yaitu customers,

suppliers, potential entrants, dan substitute products. Untuk memahami

persaingan industri dan profitabilitas, seseorang harus menganalisis struktur

dasar industri dalam hal Five Forces.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

43  

Gambar 2.5 Five Forces (Sumber Gambar : https://hbr.org/resources/images/article_assets/hbr/0801/R0801E_A.gif )

1. Threat of New Entrants

Pendatang baru untuk industri membawa kapasitas baru dan keinginan

untuk mendapatkan pangsa pasar dengan menempatkan tekanan pada

harga, biaya dan tingkat investasi yang diperlukan untuk bersaing. Ketika

pendatang baru terdiversifikasi dari pasar lain, mereka dapat

memanfaatkan kemampuan yang ada dan arus kas yang tersedia untuk

menggoyang kompetisi. Oleh karena itu, new entrants menempatkan cap

pada potensi keuntungan dari suatu industri. Ketika tingkat ancaman

tinggi, pemain lama harus dapat menahan harga atau dapat meningkatkan

investasi untuk mencegah pesaing baru. Ancaman (threat) dalam suatu

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

44  

industri tergantung pada besarnya batasan (barrier), dan terdapat pula

reaksi pendatang yang berharap pada para pemain lama. Jika barrier

rendah dan pendatang baru berharap sedikit pembalasan dari entrenched

competitors, maka threat of new entrants yang terjadi tinggi dan

profitabilitas industri dimoderasi.

2. Bargaining Power of Suppliers

Powerful supplier mendapatkan lebih banyak value untuk diri mereka

sendiri dengan cara membebankan harga yang lebih tinggi, membatasi

kualitas atau jasa, atau menggeser biaya kepada peserta industri. Powerful

supplier, termasuk supplier tenaga kerja, dapat menekan profitabilitas dari

industri yang tidak mampu untuk menyamakan peningkatan biaya dari

harga mereka sendiri.

3. Bargaining Power of Buyers

Powerful customers dapat mendapatkan value lebih dengan cara memaksa

agar harga turun, menuntut kualitas yang lebih baik atau layanan yang

lebih (sehingga dapat menaikkan biaya), dan umumnya permainan para

peserta industri adalah dengan cara melawan satu sama lain, semua

dilakukan dengan mengorbankan profitabilitas industri. Pembeli akan kuat

jika mereka mampu mempengaruhi negosiasi secara relatif terhadap

pelaku industri, terutama jika mereka price sensitive, serta dapat

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

45  

menggunakan kekuatan mereka terutama untuk menekan penurunan

harga.

4. Threat of Substitute Product and Service

Pengganti (substitute) produk atau jasa menawarkan / memberikan hal

yang sama atau fungsi yang sama dengan berbagai cara. Contohnya antara

lain video conferencing adalah pengganti untuk travel, plastik adalah

pengganti aluminium, E-mail menggantikan pos kilat. Dimana terkadang

ancaman substitusi terjadi secara downstream atau tidak langsung, ketika

pemain substitusi menggantikan produk industri pembeli.

5. Rivalry Among Existing Competitors

Didalam Rivalry Among Existing Competitors banyak bentuk yang

kesamaan termasuk potongan harga, pengenalan produk baru, kampanye

iklan, dan perbaikan layanan. Persaingan dengan tingkat yang tinggi

mampu membatasi profitabilitas industry, dimana persaingan mampu

mendorong kepada potensi keuntungan industri tertentu. Pertama, pada

intensitas perusahaan bagaimana cara mereka bersaing dan kedua, atas

dasar bagaimana mereka bersaing.

(Sumber : Porter, E., Michael (2008). The Five Competitive Force That Shape Strategy. Diakses Tanggal May 5, 2015, from https://hbr.org/2008/01/the-five-

competitive-forces-that-shape-strategy)

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

46  

2.9 Five Generic Competitive Strategy

Five generic competitive strategy secara umum digunakan untuk

mengatur perencanaan perusahaan seperti mengintai posisi pasar,

menjalankan operasi bisnis dan berencana dalam menghadapi perubahan

pasar, menghadapi rival / persaingan, serta untuk memperkuat posisi

perusahaan dipasaran agar dapat memberikan nilai / value yang dapat

membuat pelanggan merasa senang. (Thompson, Strickland, dan Gamble,

2014)

1. A low cost provider

Tujuannya adalah untuk menerapkan strategi agar biaya keseluruhan lebih

rendah dari persaingan / rival untuk produk atau jasa yang sebanding bagi

para pembelinya.

2. A broad differentiation strategy

Tujuannya adalah untuk menawarkan sesuatu yang berbeda dari pesaing /

rival yang sudah ada, dimana perbedaan penawaran tersebut akan

menimbulkan daya tarik bagi pembelinya.

3. A focused or market niche low-cost strategy

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

47  

Tujuannya adalah untuk memfokuskan perusahaan pada segmen pembeli

yang sempit / market niche dan mengatasi persaingan dengan cara

penerapan harga yang lebih murah dari para pesaing / rival.

4. A focused or market niche differentiation strategy

Tujuannya adalah untuk memfokuskan perusahaan pada segmen pembeli

yang sempit / market niche dan menawarkan sesuatu yang berbeda dari

pesaing / rival yang sudah ada, dimana perbedaan penawaran tersebut

akan menimbulkan daya tarik bagi pembelinya.

5. A best-cost provider strategy

Tujuannya adalah untuk memberikan pelanggan atau konsumen perpaduan

antara nilai / value lebih dengan menerapkan strategi biaya keseluruhan

lebih rendah dari persaingan / rival untuk produk atau jasa yang

sebanding, sehingga para pembeli / konsumen akan mendapatkan nilai

yang lebih untuk uang yang mereka keluarkan untuk produk atau jasa

yang dibelinya.

2.10 TOWS Analysis

Menurut Keller, Kotler. (2012) Evaluasi keseluruhan dari threats,

opportunities, strengths, weaknesses, perusahaan disebut TOWS Analysis. Ini

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

48  

adalah cara untuk memantau lingkungan pemasaran secara eksternal dan

internal.

1. Analisis Lingkungan Eksternal (Threat dan Opportunity) : Sebuah unit

bisnis harus mampu memantau kunci kekuatan macro environment dan

faktor lingkungan mikro yang secara signifikan mempengaruhi

kemampuannya untuk mendapatkan keuntungan. Unit Bisnis tersebut

harus mampu menyiapkan sistem intelijen pemasaran untuk melacak tren

dan perkembangan yang penting dari setiap peluang atau ancaman yang

terkait. Pemasaran yang baik adalah seni finding, developing, dan profiting

dari kesempatan yang ada. Sebuah market opportunity merupakan daerah

kesempatan yang perusahaan miliki dengan probabilitas tinggi yang akan

mendatangkan keuntungan. Ada dua sumber utama peluang pasar, yaitu:

a. Yang pertama adalah untuk menawarkan sesuatu yang pada

kondisi short supply. Hal ini memerlukan sedikit pemasaran bila

sesuai dengan kebutuhan yang cukup jelas.

b. Yang kedua adalah untuk menyediakan produk atau layanan yang

ada dengan cara baru atau superior. Problem detection method

adalah cara yang digunakan untuk meminta saran konsumen.

Metode ini ideal dan cocok untuk sebagai riset dalam

mengeluarkan produk atau jasa versi ideal. Consumption chain

method adalah cara lain untuk memetakan langkah-langkah

konsumen dalam memperoleh, menggunakan, dan membuang

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

49  

produk. Metode terakhir ini sering mengarah ke produk atau

layanan yang sama sekali baru.

2. Analisis Lingkungan Internal (Weakness dan Strength) : Digunakan untuk

menemukan peluang yang menarik agar dapat mengambil keuntungan dari

informasi tersebut. Setiap bisnis perlu mengevaluasi kekuatan dan

kelemahan internalnya, dimana bisnis yang dapat mengevaluasi kekuatan

dan kelemahan mereka sendiri, agar dapat membatasi diri sendiri

dihadapan kesempatan atau mempertimbangkan hal yang mungkin

dibutuhkan untuk menemukan atau mengembangkan kekuatan baru.\

2.11 Segmentation, Targeting, Positioning

1. Segmentation

Menurut Kotler dan Keller (2012), segmentasi pasar terdiri dari

kelompok – kelompok pelanggan yang memiliki kebutuhan dan

keinginan yang serupa. Kepuasaan pelanggan sangatlah penting bagi

kelangsungan sebuah perusahaan, maka dari itu perusahaan haruslah

dengan jelas menentukan segmentasi pasar, dimana segmentasi pasar

sendiri bisa dilihat dari berbagai faktor seperti :

a. Geographic Segmentation (Segmentasi Geografis)

Segmentasi geografis memfokuskan segmentasinya dengan

membedakan faktor – faktor dari sisi geografis seperti negara,

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

50  

provinsi, kota, daerah, lingkungan / kebangsaan tertentu, iklim,

kepadatan penduduk, dan ukuran pasar. (Kotler & Keller, 2012)

b. Demographic Segmentation (Segmentasi Demografis)

Segmentasi demografis membedakan pasar dilihat dari sudut pandang

perbedaan umur, siklus hidup keluarga, jumlah anggota keluarga,

jenis kelamin, tingkat pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras,

budaya, angkatan / generasi, dan kelas sosial. Segmentasi demografis

dapat memberikan gambaran penting karena dapat dikaitkan erat

dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Selain itu, data yang

digunakan tipe segmentasi ini lebih mudah untuk didapatkan dan

dapat membantu perusahaan dalam mengkategorikan segmentasi

pelanggan tepat dan sesuai. (Kotler & Keller, 2012)

c. Psychographic Segmentation (Segmentasi psikografis)

Segmentasi berdasarkan faktor psikografis merupakan perpaduan

antara ilmu psikologis dan demografis yang membedakan pelanggan

dengan tujuan untuk lebih mengerti karakter kepribadian, gaya hidup,

nilai – nilai yang dianggap penting bila dilihat dari sudut pandang

seorang pelanggan. (Kotler & Keller, 2012)

d. Behavioral Segmentation (Segmentasi perilaku)

Segmentasi perilaku membedakan pelanggan dilihat dari sisi

pengetahuan terhadap suatu produk / servis, sikapnya terhadap suatu

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

51  

produk / servis, kegunaan ataupun respon seorang pelanggan terhadap

suatu produk / servis. (Kotler & Keller, 2012)

2. Targeting

Setelah menentukan segmentasi pasar yang tepat, maka sebuah perusahaan

ataupun usaha bisnis haruslah menentukan penargetan (Targeting) agar

dapat mendefinisikan atau menjawab pertanyaan bagaimana menyasar

pasar tersebut dan untuk apa pasar tersebut ditargetkan untuk kebutuhan

perusahaan / usaha bisnis dan juga untuk kepentingan pasar yang

ditargetkan. (Kotler & Keller, 2012)

3. Positioning

Menurut Kotler dan Keller (2012), Positioning adalah tindakan merancang

citra perusahaan dan produk atau jasa yang akan ditawarkan agar

menempati tempat tertentu di benak konsumen yang ditargetkan, sehingga

dapat memaksimalkan potensi dan bermanfaat bagi perusahaan dalam

membuat keputusan.

2.12 Marketing Mix

Menurut Kotler (2010), marketing mix adalah serangkaian alat

pemasaran yang digunakan dan dipadukan perusahaan untuk menghasilkan

respon yang diinginkan oleh sasaran pasar perusahaan. Variabel marketing

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

52  

mix dibagi menjadi tujuh unsur yaitu : product, price, promotion, place,

people, process, physical evidence.

1. Product

Produk memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen. Produk sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu produk

berwujud dan tidak berwujud seperti layanan / servis. Dalam industri jasa,

layanan yang baik, ramah, tepat waktu, dan konsisten sangatlah penting

untuk menghasilkan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi. Maka apa

yang ditawarkan kepada konsumen haruslah sesuai dengan keinginan dan

ekspektasi konsumen.

2. Price

Produk / jasa yang ditawarkan haruslah mewakili nilai terbaik untuk uang

dan sesuai dengan perceived value akan produk / jasa yang akan

konsumen terima untuk sejumlah uang yang akan mereka keluarkan.

3. Promotion

Tujuan promosi adalah menggunakan alat – alat atau media komunikasi

yang digunakan untuk sarana promosi haruslah dapat menyampaikan

pesan secara informatif dan menarik emosi target konsumen yang dituju.

4. Place

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

53  

Lokasi produk / pelayanan yang ditawarkan haruslah tersedia ditempat –

tempat yang mudah dijangkau, menarik dan sesuai dengan keinginan

target konsumen yang dituju.

5. People

Memiliki staf (human resource) yang tepat sama pentingnya dengan

produk / jasa yang ditawarkan, karena perusahaan akan mengandalkan

orang – orang yang menjalankan bisnis dari semua lini dimana semuanya

saling membutuhkan dan saling mengandalkan.

6. Process

Layanan yang diberikan dalam rangka penjualan produk / jasa adalah

bagian dari nilai yang dibayarkan seorang konsumen terhadap suatu

produk / jasa. Oleh karena itu sebuah proses perlu didefinisikan secara

jelas untuk memastikan tingkat pelayanan kepada setiap pelanggan sama

dan sesuai dengan prosedur operasi standar.

7. Physical Evidence

Layanan yang diberikan secara langsung atau tidak langsung meliputi

elemen fisik walaupun apa yang ditawarkan adalah hal yang tidak

berwujud / intangible. Lokasi pelayanan juga tidak kalah pentingnya bagi

konsumen. Dimulai dari daya tarik, tingkat kenyamanan dan rasa aman

akan memberikan pengalaman tersendiri yang akan berpengaruh kepada

tingkat kepuasan seorang konsumen.

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

54  

2.13 Financial Report

Menurut Kimmel et al. (2013) tujuan dari informasi keuangan adalah

untuk menyediakan masukan untuk pengambilan keputusan. Akuntansi adalah

sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan

kegiatan ekonomi suatu organisasi untuk pihak yang berkepentingan.

Terdapat dua jenis kelompok pengguna informasi keuangan: pengguna

internal dan pengguna eksternal.

1. Pengguna Internal

Pengguna internal dari informasi keuangan adalah para manajer yang

melakukan perencanaan, mengatur, dan menjalankan bisnis. Untuk

pengguna internal, informasi keuangan menyediakan laporan internal,

seperti perbandingan keuangan dari operasi alternatif, proyeksi

pendapatan dari kampanye penjualan yang baru, dan meramalkan

kebutuhan kas untuk tahun selanjutnya.

2. Pengguna Eksternal

Terdapat beberapa jenis pengguna eksternal dari informasi keuangan.

investor menggunakan informasi akuntansi untuk membuat keputusan

untuk membeli, menahan, atau menjual saham. Kreditur seperti supplier

dan bank menggunakan informasi keuangan untuk mengevaluasi risiko

dalam memberikan kredit atau pinjaman.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

55  

2.13.1 Income Statement

Menurut Kimmel et al. laporan laba rugi adalah informasi

mengenai pendapatan dan pengeluaran perusahaan yang akhirnya

menunjukkan laba atau rugi bersih untuk periode waktu tertentu.

2.13.2 Retained Earning Statement

Menurut Kimmel et al. laporan laba ditahan menunjukkan

jumlah dan penyebab perubahan pada laba ditahan untuk periode

waktu tertentu.

2.13.3 Balance Sheet

Menurut Kimmel et al. neraca melaporkan aset dan pengakuan

terhadap aset pada poin waktu tertentu.

Persamaan Akuntansi Dasar:

Assets = Liabilities + Stockholders’ Equity

2.13.4 Statement of Cash Flow

  Menurut Kimmel et al. Tujuan utama dari laporan arus kas

adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang penerimaan

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

56  

kas dan pembayaran kas dari suatu bisnis untuk periode waktu

tertentu.

2.14 Financial Projection

Menurut Titman et al. (2014). Financial Projections merupakan

pendapatan serta biaya yang dikeluarkan dalam periode waktu tertentu. Pada

umumnya, perusahaan melakukan proyeksi keuangan berdasarkan data

kinerja, pemasukan dan pengeluaran perusahaan pada tahun-tahun

sebelumnya kemudian menggabungkan trend yang terjadi di masa lalu ke

dalam sebuah perencanaan baru untuk meramalkan kondisi keuangan di

perusahaan di masa mendatang. Dengan adanya proyeksi keuangan ini dapat

membantu perusahaan dalam mengatur anggaran, penjualan, penggajian,

proyeksi arus kas perusahaan, meningkatkan control manajemen operasi dan

menciptakan profitabilitas.

2.14.1 Break Even Analysis

Menurut Titman et al. (2014), Break even analysis adalah suatu

jenis analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi tingkat penjualan

yang diperlukan untuk memenuhi biaya yang berkaitan dengan suatu

proyek dalam rangka untuk menghindari kehilangan uang. Break even

sales didefinisikan sebagai tingkat penjualan dimana pendapatan

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

57  

bersih operasional sama dengan nol. Menurut Keown et al. (2014),

Break even point adalah tingkat penjualan atau output yang diperlukan

untuk menutupi total biaya tetap dan variabel, di mana biaya tetap total

sama dengan biaya tetap ditambah depresiasi.

0

atau

0

2.15 Capital Budgeting

Capital budgeting (Penganggaran modal) adalah proses perencanaan

yang digunakan untuk menemukan apakah investasi jangka panjang dari

sebuah organisasi atau perusahaan layak untuk dilakukan atau tidak (Titman

et al, 2011). Capital budgeting merupakan garis besar rencana pengeluaran

aktiva tetap. Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan ketepatan

waktu dan kualitas dari penambahan aktiva.

Menurut Titman et al. (2011, p431), komponen-komponen dari Capital

Budgeting adalah:

2.15.1 Net Present Value

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

58  

Menurut Titman et al. (2014), perbedaan dalam nilai sekarang

dari sebuah arus kas suatu proposal investasi di masa yang akan

datang dengan pengeluaran kas awal. Perbedaan ini adalah

peningkatan yang diharapkan dalam nilai perusahaan karena

penerimaan proyek.

1

Dimana:

NPV : Net Present Value Ct : Arus kas masuk seiring berjalannya waktu C0 : Arus kas awal r : tingkat suku bunga t : jumlah periode

2.15.2 Internal Rate of Return (IRR)

Menurut Titman et al. (2014) Internal Rate of Return (IRR)

dari investasi adalah sejalan dengan Yield to Maturity (YTM) pada

obligasi. Secara khusus, IRR adalah Discount Rate yang menghasilkan

NPV nol untuk proyek tersebut

Rumus untuk IRR adalah :

0 0 1 1

1 0

2.15.3 Payback Period

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

59  

Payback Period for an investment opportunity adalah jumlah

tahun yang dibutuhkan untuk memulihkan pengeluaran kas awal yang

diperlukan untuk membuat investasi. Payback period memiliki kriteria

untuk mengambil keputusan, yang di namakan payback criterion,

Payback Criterion mengukur seberapa cepat proyek ini akan kembali

kepada investasi awal, yang merupakan bagian informasi yang sangat

berguna untuk mengetahui kapan dilakukannya evaluasi terhadap

investasi yang berisiko. Secara khusus, semakin lama perusahaan

harus menunggu untuk memulihkan investasi, semakin banyak hal

bisa terjadi yang mungkin mengurangi atau menghilangkan manfaat.

2.16 Capital Expenditure

Capital expenditure adalah pengeluaran periodic untuk melakukan

investasi terhadap peralatan yang termasuk sebagai asset perusahaan (Titman

et al, 2010). Investasi yang dimaksud tidak sebatas hanya pada pembelian

saja, namun juga pada saat perusahaan mengeluarkan dana untuk perbaikan

ataupun penggantian asset perusahaan.

2.17 Operating Expenditure

Operating expenditure adalah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan

untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan tersebut (Titman et al, 2010).

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id 2-bmc-2015... · Aviation Safety Regulation (CASR) dan diatur oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ... 6% dari sektor pariwisata pada

60  

Dana yang dikeluarkan bersifat sebagai pengeluaran sehari-hari yang

digunakan untuk menjaga kelangsungan asset perusahaan dalam menjalankan

kebutuhan operasional sehari-hari.