KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT...

19
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT BINA TEKNIK

Transcript of KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT...

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

DIREKTORAT BINA TEKNIK

FAKTOR KUNCI PENYELENGGARAAN JALAN

Jaringan JalanmendukungPengelolaan

Tata Ruang danTata Guna

Lahan

AlokasiAnggaran TepatSasaran Kinerja

Delivery Sistemyang

MendukungStrategi

PencapaianKinerja Jalan

PendekatanDesain danPenerapanTeknologiMenjamin

Minimum Life Cycle Cost

PelaksanaanTepat Mutu, Waktu dan

Target Anggaran

PemeliharaanJalan BersifatResponsif dan

Preventif

PenegakanHukum danPeraturan

PenggunaanJalan

MISI

Penyelenggar

aan Jalan

yang handal,

efektif dan

efisien

Visi: Pembangunan Jalan yang Berwawasan

Lingkungan dan Berkeselamatan

(1) PERENCANAAN UMUM

Kesesuaian Rencana Tata Ruang

(Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota/ Pulau)

(2) PERENCANAAN TEKNIS AWAL:

(3) PERENCANAAN TEKNIS AKHIR:

DED yg terintegrasi oleh Rekomendasi RKL/UKL-

RPL/UPL

dan Audit Keselamatan Jalan

(4) PRA-KONSTRUKSI

Implementasi RKL/UKL (thd dampak sosial),

LARAP, Perencanan Pengadaan Tanah (PT),

Persiapan PT, Pelaksanaan PT, Penyerahan

Ganti Kerugian, Pemantauan & Pelaporan

Tahap Prakonstruksi

(5) KONSTRUKSI

Implementasi RKL/UKL-RPL/UPL,

Pemantauan & Pelaporan Tahap

Konstruksi

(6) PASCA KONSTRUKSI

(Operational & Maintenance)

Implementasi RKL/UKL-RPL/UPL,

Pemantauan & Pelaporan Tahap Pasca

Konstruksi

(7) EVALUASI PASCA KEGIATAN

Evaluasi Kinerja RKL/UKL-RPL/UPL,

Pelaporan

-Rencana Umum Jaringan Jalan

• Koridor Jalan

•Data Teknis, LH & Ekonomi

-Data kepemilikan tanah

-Opsi kompensasi

•Dokumen kontrak (ketentuan umum,

gambar rencana, spesifikasi umum ,

spesifikasi khusus, Bill Of Quantity)

•RKL/UKL-RPL/UPL, SPPL

- As build drawing

- RKL/UKL-

RPL/UPL

- SPPL

- Benefit & manfaat

- Pelaksanaan

RKL/UKL-RPL/UPL

Pra Studi Kelayakan dan/atau

Studi Kelayakan

Penyaringan Lingkungan

Penyusunan AMDAL/UKL-UPL/SPPL

ISTILAH DAN DEFINISI:

1. Lingkungan hidup:kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhlukhidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itusendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia sertamakhluk hidup lain.

2. Pembangunan berkelanjutan:upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup,sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjaminkeutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masadepan.

Dasar Hukum PPLH Dalam Penyelenggaraan Jalan

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.

7. PP Nomor 29 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

8. PP Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan

Kawasan Pelestarian Alam.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

10. PP No. 61 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas PP No.24 Tahun 2012

tentang Penggunaan Kawasan Hutan.

11. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan

Lindung.

12. Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2011 tentang Penundaan Pemberian

Izin Baru Dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer Dan Lahan

Gambut.

Dasar Hukum PPLH Dalam Penyelenggaraan Jalan

13. Peraturan Menteri Kehutanan No. P19/Menhut-II/2004 tentang

Kegiatan Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan

Pelestarian Alam yang Dapat Dikolaborasikan

14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19 Tahun 2011 tentang

Persyaratan dan Perencanaan Teknis Jalan.

15. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012

Tentang Jenis Rencana Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 81/Permentan/OT.140/8/2013

tentang Pedoman Teknis Tata Cara Alih Fungsi Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan

17. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. P.16/Menhut-

II/2014 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan

18. Spesikasi Umum Bina Marga Revisi Dua Tahun 2010 Divisi 1.17

Pengamanan Lingkungan Hidup

Petunjuk Teknis:

1. Spesifikasi Umum Bina Marga Revisi Dua Tahun 2010 Divisi 1.17

Pengamanan Lingkungan Hidup

2. Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan,

Seri Manual Ditjen Bina Marga No. 01/P/BM/2014 (SE Direktur

Jenderal Bina Marga No. 07/SE/Db/2014 tanggal 17 Juli 2014)

Mantap:

1. LHR (& Lebar jalan)

2. Kondisi Perkerasanjalan (IRI atau RCI)

LFJ Teknis:1. Ruang Jalan2. Geometrik3. Perkerasan4. Bangunan Pelengkap Jalan5. Manajemen Lalin6. Perlengkapan jalan

LFJ Administrasi(Dokumen: Perintah dan Larangan (untuk

rambu dan marka), Status Jalan, Kelas Jalan, Bukti Kepemilikan Tanah Rumija, Dokumen

Lingkungan Hidup, Leger Jalan

-

Laik Fungsi Jalan dan Jalan MantapKinerja jalan sampai dengan 2014 Kinerja jalan setelah 2014

Untuk Pemenuhan Kriteria

1. Surat Perintah Direktur Jenderal Bina Marga No. 23/SPRIN/Db/2014 untukpercepatan pemenuhan kelaikan fungsi jalan

2. Surat Perintah Direktur Jenderal Bina Marga No. 24/SPRIN/Db/2014 untukpenyusunan dokumen lingkungan hidup DELH/DPLH (tindaklanjut SE Menteri Lingkungan Hidup Nomor B-14134/MENLH/KP/12/2013 tanggal27 Desember 2013 untuk pelaksanaan pasal 121 UU No, 32 Tahun 2009).

Tahapan Perencanaan Umum

• Perencanaan umum jaringan jalan : kumpulan rencana ruas-ruas jalan beserta besaran pencapaian sasaran kinerja pelayanan jalan tertentu untuk jangka panjang dan jangka menengah.

• Rencana umum jaringan jalan disusun berdasarkan rencana pembangunan nasional, dan rencana tata ruang (sesuai dengan RTRW nasional, provinsi, kabupaten dan kota).

• perlu memperhatikan aspek lingkungan hidup, di antaranya dengan cara menghindari daerah-daerah yang dianggap sensitif yaitu kawasan lindung dan kawasan tertentu yang tergolong sensitif mengalami perubahan atau dampak lingkungan.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang izinLingkungan Pasal 4 Ayat 2 yaitu;“Lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud wajibsesuai dengan rencana tata ruang.”

NO LOKASI SUMBER

1 Kawasan Hutan Lindung, Kaw. Bergambut, Kaw. Resapan Air

UU No. 5 Tahun 1990Keppres No. 32 Tahun1990UU No. 26 Tahun 2007

2 Sempadan Pantai, SempadanSungai, Kaw. Sekitar Danau / Waduk, Kaw. Sekitar Mata Air

UU No. 5 Tahun 1990Keppres No. 32 Tahun1990UU No. 26 Tahun 2007

3 Kaw. Suaka Alam, Kaw. SuakaAlam Laut, Kaw. PantaiBerhutan Bakau

UU No. 5 Tahun 1990Keppres No. 32 Tahun1990UU No. 26 Tahun 2007

4 Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata

UU No. 5 Tahun 1990Keppres No. 32 Tahun

KAWASAN SENSITIF (1)

NO LOKASI SUMBER

6 Kawasan Rawan Bencana UU No. 5 Tahun 1990Keppres No. 32 Tahun1990UU No. 26 Tahun 2007

7 Taman Buru, Cagar Biosfer, Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah, Kawasan PengungsianSatwa, Kaw. Terumbu Karang

UU No. 26 Tahun 2007

8 Kaw. Komersial, PemukimanPadat dan Lahan PertanianProduktif

UU No. 41 Tahun 2009IMES

9 Kawasan dengan KomunitasAdat Terpencil (KAT)

IMES

10 Kawasan Sekolah, RumahSakit, Kaw. Perbatasan

IMES

KAWASAN SENSITIF (2)

Tahapan Perencanaan Teknis Awal

• Sesuai dengan Peraturan Menteri PU No.: 19/PRT/M/2011

tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan Pasal

44, perencanaan teknis awal meliputi :

a. Perencanaan beberapa alternatif alinemen jalan yang akan dibangun; dan

b. Pertimbangan teknis, ekonomis, lingkungan, dan keselamatan yang

melatarbelakangi konsep perencanaan.

Meliputi:1. Pra Studi Kelayakan/Studi Kelayakan,2. Penyaringan Dokumen Lingkungan Hidup,3. Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

Mengidentifikasi:kebutuhan/kelengkapandokumen lingkungan hidup(AMDAL/UKL-UPL/SPPL) beserta perizinan lainnya(seperti: izin pinjam pakaikawasan hutan dan/ataukolaborasi)

Posisi/ lokasi rencana jalan perlu sinkron, hingga ke tahap DED dan pengadaan tanah

Tahapan Perencanaan Teknis Akhir

• Pada tahap perencanaan teknis akhir, sesuai dengan Permen PU No.: 19/PRT/M/2011 Pasal 59, rekomendasi lingkungan yang terdapat dalamAMDAL/UKL-UPL/SPPL diintegerasikan pada penyusunan DED (Detailed Engineering Design).

• Perlu dilakukan juga audit keselamatan pada DED.

Hal-hal tersebut dimaksudkan sebagai tindak pengelolaan lingkungan hidupguna menghasilkan perencanaan jalan yang berwawasan lingkungan dan berkeselamatan

PERMEN PU Nomor : 19 /PRT/M/2011 TENTANG PERSYARATAN DAN PERENCANAAN TEKNIS JALAN

Permen PU No. 19/PRT/M/2011 - Pasal 59 1) Kelestarian lingkungan hidup wajib dipertimbangkan

untuk setiap Perencanaan Teknis Jalan

2) Setiap perencanaan teknis Jalan harus dilengkapi

dengan dokumen AMDAL atau UKL-UPL atau SPPL

sesuai dengan ketentuan yang berlaku

3) Integrasi pertimbangan lingkungan dilakukan

dengan memasukan rekomendasi lingkungan yang

terdapat didalam AMDAL/UKL-UPL/SPPL sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) ke dalam Perencanaan Teknis

Rinci.

Tahapan Pra Konstruksi

• Pengadaan tanah dilakukan sesuai dengan UU No. 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk KepentinganUmum. Dalam hal kegiatan jalan yang sumber dananya berasal dari pinjaman/ hibah luar negeri, untuk kegiatan pengadaan tanah perlu juga menyiapkan Land Acquisition and Resettlement Action Plan(LARAP).

• Data kependudukan, kepemilikan tanah hingga opsi kompensasimerupakan kebutuhan informasi untuk perencanaan pengadaan tanah dan/atau LARAP tersebut.

• Selain itu terdapat juga rekomendasi dari dokumen lingkungan hidup yang dimuat dalam RKL atau UKL terkait penanganan dampak sosial pada tahap Pra Konstruksi.

• pelaporan pelaksanaan pemantauan RKL-RPL /UKL-UPL kepada Institusi Lingkungan Hidup terkait perlu dilakukan setidaknya 6 bulan sekali sejak dimulainya proses Pengadaan Tanah

Tahapan Konstruksi

• Pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup bidang jalan pada tahap konstruksi dilaksanakan berdasarkan arahan dan rekomendasi yang telah diuraikan dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) yang telah disusun.

• Selain itu implementasi pengelolaan lingkungan hidup tahap konstruksijuga mengacu kepada Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Edisi 2 Seksi1.17 tentang Pengamanan Lingkungan.

• Pelaporan pelaksanaan pemantauan RKL-RPL /UKL-UPL kepada Institusi Lingkungan Hidup terkait perlu dilakukan setidaknya 6 bulan sekali pada tahap konstruksi

Tahapan Paska Konstruksi

• pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup pada tahap paska konstruksi ini dilakukan sesuai rekomendasi pada dokumen lingkungan hidup dan sesuai muatansurat keputusan Izin Lingkungan Hidup.

• Pengelolaan lingkungan hidup tahap paska konstruksi dilaksanakan pada saat operasi dan pemeliharaan berdasarkan arahan dan rekomendasi yang telah diuraikan dalam RKL-RPL /UKL-UPL yang telah disusun.

• Pelaporan pelaksanaan pemantauan RKL-RPL /UKL-UPL kepada Institusi Lingkungan Hidup terkait dilakukan setidaknya 6 bulan sekali sejak dimulainya kegiatan (Pengadaan Tanah/ Pra Konstruksi)

Tahapan Evaluasi Paska Kegiatan

• Tujuan evaluasi adalah untuk mengevaluasi kinerja pengelolaan dan pemantauan lingkungan untuk perbaikan kinerja pemrakarsa secara menerus (continual improvement).

• Hasil evaluasi perlu menguraikan temuan dan usulan untuk perbaikan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup selanjutnya dan perbaikan kinerja pemrakarsa dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan jalan.

• Institusi LH menerima hasil evaluasi kinerja pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang secara keseluruhan dilakukan oleh Ditjen Bina Marga setidaknya 6 bulan sekali