KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK...

56
1 STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Oleh : ANDI INASTHIYYAH HARIS PO.71.3.251.15.1.103 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR JURUSAN FARMASI 2018

Transcript of KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK...

Page 1: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

1

1

STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN

GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Oleh :

ANDI INASTHIYYAH HARIS

PO.71.3.251.15.1.103

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN FARMASI

2018

Page 2: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

ii

ii

STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN

GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Karya Tulis Ilmiah Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir Program

Pendidikan Ahli Madya Farmasi

Oleh:

ANDI INASTHIYYAH HARIS

PO. 71.3.251.15.1103

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN FARMASI

2018

Page 3: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

iii

iii

LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA

PASIEN GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RSUD LABUANG

BAJI MAKASSAR

Oleh:

ANDI INASTHIYYAH HARIS

PO.71.3.251.15.1.103

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui

Ketua Jurusan Farmasi

Poltekkes Kemenkes Makassar

DRS. SMAIL IBRAHIM, M.Kes, AptNIP : 196502241992031002

Pembimbing I :

DR. H. ASYHARI ASYIKIN, S.Farm.,M.Kes

NIP : 19660929 198703 1 002

Pembimbing II :

DRA. HIANY SALIM, M.Kes., Apt.

NIP : 19550515 198603 2 001

Page 4: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

iv

iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah Telah Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Ujian Karya

Tulis Ilmiah Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Makassar Pada Tanggal 25 Juli 2018.

Tim Penguji : Tanda Tangan :

1. Dr. H. Asyhri Asyikin, S.Farm., M.Kes (Ketua) 1.........................

2. Ida Adhayanti, S.Si., M.Sc., Apt (Anggota) 2………………..

3. Dwi Rachmawaty, S.Farm., M.Kes (Anggota) 3.........................

Mengetahui

Ketua Jurusan Farmasi

Poltekkes Kemenkes Makassar

DRS. H. ISMAIL IBRAHIM, M.Kes, Apt

NIP : 196502241992031002

Page 5: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

v

v

PERNYATAAN KEASLIAN

KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Andi Inasthiyyah Haris

NIM : PO.71.3.251.15.1.103

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah saya sendiri, bukan

merupakan pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian keseluruhan karya tulis ilmiah

ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung

jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi yang seberat-beratnya atas

perbuatan tidak terpuji tersebut.Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan

sadar dan tanpa ada paksaan sama sekali.

Makassar, 18 Juli 2018

Yang membuat pernyataan,

Andi Inasthiyyah Haris

Page 6: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

vi

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘Alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan atas ke hadirat Allah SWT

yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Studi Penggunaan Obat Antihipertensi Pada

Pasien Gagal Ginjal di RSUD Labuang Baji Makassar” yang merupakan salah

satu syarat akademik dalam menyelesaikan tugas akhir pada jurusan Farmasi

Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Makassar dapat terselesaikan.

Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis

sampaikan kepada yang terhormat orang tua tercinta ibunda A. Khaeriyah, Amd

dan ayahanda drh. Abdul Haris yang selalu memberikan doa dan motivasi

selama mengikuti pendidikan hingga selesainya karya tulis ini. Juga terkhusus

kepada Bapak Dr. H. Asyhari Asyikin., S.Farm, M.Kes selaku pembimbing I

dan Ibu Dra. Hiany Salim., M.Kes., Apt selaku pembimbing II atas segala

waktu, perhatian dan bimbingan yang telah diberikan selama proses sampai

kepenyelesaian tugas akhir ini.

Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Ir. H. Agustian Ipa, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes RI Makassar yang telah memberikan kesempatan mengikuti

pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Makassar.

2. Bapak Drs. H. Ismail Ibrahim, M.Kes, Apt selaku Ketua Jurusan Farmasi

Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Makassar atas kesempatan yang diberikan

untuk menjadi salah satu dari mahasiswa Jurusan Farmasi Politeknik

Kesehatan Kemenkes RI Makassar.

Page 7: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

vii

vii

3. Bapak Raimundus Chalik S.Si., M.Sc., Apt selaku Ketua Prodi DIII yang

selalu memberikan motivasi, arahan dan petunjuk selama mengikuti

pendidikan di Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Makassar.

4. Direktur dan pihak Rekam Medik di RSUD Labuang Baji Makassar yang

telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.

5. Ibu Alfrida Monica Salasa, S.Si,M.Kes,Apt, sebagai pembimbing akademik

yang senantiasa menasehati, memotivasi dan membimbing dengan sepenuh

hati.

6. Bapak dan Ibu dosen serta staf tata usaha Jurusan Farmasi Politeknik

Kesehatan Kemenkes RI Makassar.

7. Sahabat-sahabatku di SCMF yaitu Hasni, Asma, Anjani, Irmayani, Mifta,

Sulang, Ambar, Hany, Emy, Hera, Mega, Ayu, Indah, kak Hanifa, Detri,

Fatimah dan Usi yang selalu mendoakan, memberi dukungan dan memberikan

kasih sayang serta mengajarkan arti persaudaraan dan persahabatan.

8. Adik-adik di UKH Rohis Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan yang telah

banyak memotivasi dan membantu selama mengikuti pendidikan.

9. Teman penelitianku Irmayani di RSUD Labuang Baji Makassar yang selama

ini kami selalu saling mendukung dan memberi semangat dalam penyelesaian

pendidikan ini.

10. Teman-teman seperjuangan EXTRACTA 2015 atas persaudaraan, kebersama-

an dan solidaritasnya selama tiga tahun pendidikan di Jurusan Farmasi

Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Makassar.

Semoga kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis, Allah

yang berkenan membalas-Nya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah ini

jauh dari sempurna, dan hal ini semata-mata karena keterbatasan yang ada pada

penulis. Oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan demi tercapainya hasil

yang lebih baik. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca pada umumnya.

Makassar, 18 Juli 2018

Page 8: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

viii

viii

Kata Kunci :

Penulis

ABSTRAK

Hipertensi merupakan penyakit degeneratif dimana terus terjadi peningkatan dari

tahun ke tahun, berdasarkan data di RSUD Labuang Baji Makassar menempati

penyakit tertinggi sejak tahun 2015 - 2017. Salah satu faktor tertinggi penyebab

gagal ginjal adalah penyakit hipertensi. Oleh karena itu, telah dilakukan

penelitian pada bulan April-Juni 2018 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

penggunaan obat antihipertensi yang digunakan pada pasien gagal ginjal rawat

inap di RSUD Labuang Baji Makassar. Penelitian ini menggunakan data

sekunder berupa catatan rekam medik pasien hipertensi komplikasi gagal ginjal

rawat inap di RSUD Labuang Baji Makassar pada bulan Juli – Desember tahun

2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat antihipertensi yang

tertinggi yaitu furosemid tablet (45,45%), amlodipin (40,50%), irbesartan

(10,74%) dan captopril (3,31%). Tingkat penggunaan furosemid tertinggi

berdasarkan informasi yang kami dapatkan dimana rata-rata pasien gagal ginjal

rawat inap di RSUD Labuang Baji Makassar menderita gagal ginjal kronik

stadium 5, penggunaan obat yang tepat pada pasien tersebut adalah furosemid

karena selain menurunkan hipertensi juga dapat mengobati edema yang terjadi

akibat retensi cairan karena hilangnya fungsi ginjal.

Hipertensi, gagal ginjal, obat antihipertensi, RSUD Labuang Baji

Makassar

Page 9: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

ix

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i

HALAMAN PRASYARAT... ………………………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN KTI..................………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI........................................ iv

PERNYATAAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH...................... v

KATA PENGATAR…………………………………………………….. vi

ABSTRAK……………………………………………………………… viii

DAFTAR ISI……………………………………………………………. ix

DAFTAR SINGKATAN………………………………………………… xi

DAFTAR TABEL..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. xiii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………......... 1

A. Latar Belakang………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah……………………………………..... 3

C. Tujuan Penelitian……………………………………….. 4

D. Manfaat Penelitian……………………………………… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………… 5

A. Uraian Umum Tentang Hipertensi..................…………… 5

B. Uraian Tentang Gagal Ginjal.....................................……. 9

Page 10: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

x

x

C. Uraian Tentang Obat Antihipertensi................................... 11

D. Uraian Tentang RSUD Labuang Baji Makassar ………..... 18

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………..... 20

A. Jenis Penelitian…………………………………………….. 20

B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………... 20

C. Sampel dan Populasi………………………………………. 20

D. Pengumpulan Data…………………………………............ 20

E. Langkah-langkah Penelitian................................................. 21

F. Pengolahan Data................................................................... 21

G. Variabel Penelitian…………………………………………. 21

H. Definisi Operasional……………………………………….. 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………...... 23

A. Hasil Penelitian…………………………………………….. 23

B. Pembahasan………………………………………............... 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………...... 28

A. Kesimpulan………………………………………............... 28

B. Saran…………………………………………….................. 28

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………......…. 29

LAMPIRAN…………………………………………………………......... 31

Page 11: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

xi

xi

DAFTAR SINGKATAN

ACE-Inhibitor Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor

ARB Angiotensin Receptor Blocker

CCB Calcium Channel Blocker

CKD Chronic Kidney Disease

GFR Glomerular Filtration Rate

AKI Acute Kidney Injury

Page 12: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

xii

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Klasifikasi Gagal Ginjal Kronis……………………….…….. 23

Tabel 4.2. Penggunaan Obat Antihipertensi.……………………….…… 24

Page 13: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

xiii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Skema Kerja……………………………………………….... 31

Lampiran 2.Data Rekam Medik Pasien Gagal Ginjal.…………………… 32

Lampiran 3.Gambar……………….……………………………………... 36

Lampiran 4.Persuratan………………………………………………….... 38

Page 14: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi sampai saat ini masih merupakan tantangan besar di

Indonesia.Betapa tidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan

pada pelayanan kesehatan primer. Hal itu merupakan masalah kesehatan

dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%sesuai dengan data

Riskesdas 2013. Jika saat ini penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa

maka terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi (Kemenkes, 2013).

Hipertensi yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat

menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal).Berdasarkan Perhimpunan

Nefrologi Indonesia dalam Indonesian Renal Registry, 2015 menyatakan

bahwa penyakit penyebab gagal ginjal yang terbanyak adalah akibat penyakit

hipertensi (Kemenkes, 2017).Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana fungsi

ginjal mengalami penurunan sehingga tidak mampu lagi untuk melakukan

filtrasi sisa metabolisme tubuh dan menjaga keseimbangan cairan elektrolit

seperti sodium dan kalium di dalam darah atau urin (Price, dkk, 2006 dalam

Hutagaol, 2017).

Hipertensi dengan gagal ginjal, dapat berakibat komplikasi vaskular

lain (Tambayong, 2002 dalam Muchtar, dkk, 2015). Oleh karena itu,

diperlukan data yang akurat mengenai ketersediaan obatnya dan pemilihan

serta penggunaan obat secara tepat,sehingga intervensi obat dapat

Page 15: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

2

2

mencapaisasarannya (penyembuhan penderita) dengan efek samping obat

seminimal mungkin (Pahlawan, dkk, 2013).

Fenomena yang terlihat masih terdapat kekurangan ketersediaan obat

antihipertensi di beberapasarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas

maupunrumah sakit karena kasus hipertensi yangterus meningkat.Hal ini

dibuktikan oleh penelitian yang telah dilakukan Pradono, 2013 mengenai

prevalensi dan determinan hipertensi kelompok umur 15-60 tahun di kota

Bogor, prov. Jawa Barat, penelitian ini dilakukan di wilayah binaan

puskesmas jambu 2 menyatakan persediaan obat di puskesmas terbatas karena

kasus hipertensi meningkat terus.

Selanjutnya dibuktikan oleh penelitian yang telah dilakukan Indriani,

2014 mengenai profil peresepan antihipertensi di apotek rawat jalan rumah

sakit Pertamina Jaya periode Januari-Maret 2014 menyatakan tingginya

jumlah pasien menyebabkan terjadinya kekosongan persediaan obat

antihipertensi.

Berdasarkan fenomena di atas maka penting untuk mengetahui

ketersediaan obat antihipertensi terlebih pada pasien hipertensi dengan

komplikasi gagal ginjal karena ketersediaan obat sangat penting berhubungan

erat dengan mutu pelayanan.Ketersediaan obat juga merupakan pilar utama

dalam menciptakan kepuasan pasien, dokter, tenaga kefarmasian (Satibi,dkk,

2016).Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan obat yaitu kurangnya

keterampilan pengelola obat dalam menghitung kebutuhan obat sehingga

mempengaruhi persediaan obat (Carolien, 2017).

Page 16: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

3

3

Adapun penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muchtar, dkk, 2015

mengenai studi penggunaan obat antihipertensi pada pasien gagal ginjal

kronik yang menjalani perawatan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

menyatakan obat antihipertensi yang sering digunakan yaitu Amlodipin

(26,4%), Furosemid (15,1%) dan Captopril (3,8%).

Berdasarkan observasi awal yang di lakukan mengenai peringkat

hipertensi dari penyakit terbanyak di RSUD Labuang Baji Makassar terus

meningkat dari tahun ke tahun berdasarkan data yang kami ambil dari tahun

2015 sampai 2017. Tahun 2015 hipertensi menempati peringkat ke 10, tahun

2016 menempati peringkat ke 8, dan tahun 2017 menempati peringkat ke

3dari penyakit terbanyak di RSUD Labuang Baji Makassar. Dan data yang

diperoleh di rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar pasien yang menderita

gagal ginjal rata-rata disebabkan penyakit hipertensi.

Hal inilah yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian

mengenai studi penggunaan obat anthipertensi pada pasien gagal ginjal rawat

inap di RSUD Labuang Baji Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut: Bagaimana tingkat penggunaan obat antihipertensi

yang digunakan pada pasien gagal ginjal rawat inap di RSUD Labuang Baji

Makassar ?

Page 17: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

4

4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penggunaan

obat antihipertensi yang digunakan pada pasien gagal ginjal rawat inap di

RSUD Labuang Baji Makassar

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi pihak RSUD Labuang Baji Makassar terhadap

pengobatan hipertensi dengan komplikasi gagal ginjal dan untuk

perencanaan pengadaan obatnya.

2. Sebagai bahan bacaan untuk penelitian berikutnyaterkait dengan isi

penelitian ini.

Page 18: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

5

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Umum Tentang Hipertensi

1. Pengertian hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada

pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang

dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan

(Lany, 2001 dalam Anita Y, 2016).

2. Kriteria dan klasifikasi hipertensi

Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa berdasarkan Clinical

Practice Guideline terbagi atas 4, yaitu:

a. Normal : tekanan darah sistolik <120 mmHg dan tekanan darah

diastolik <80 mmHg

b. Prahipertensi (Belum hipertensi) : tekanan darah sistolik 120-129

mmHg dan tekanan darah diastolik <80 mmHg

c. Hipertensi stadium 1 : tekanan darah sistolik 130–139 mmHg dan

tekanan darah diastolik 80-89 mmHg

d. Hipertensi stadium 2 : tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan

darah diastolik ≥ 90 mmHg (Whelton, dkk, 2017).

Tekanan darah rendah (hipotensi) jika sistolik < 90 mmHg dan

diastolik < 60 mmHg.

Klasifikasi hipertensi menurut gejala dibedakan menjadi dua yaitu

hipertensi Benigna dan Maligna.Hipertensi Benigna adalah kedaan

Page 19: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

6

6

hipertensi yang tidak menimbulkan gejala-gejala, ditemukan pada saat

penderita cek up.Hipertensi Maligna adalah keadaan hipertensi yang

membahayakan biasanya disertai dengan keadaan kegawatan yang

merupakan akibat komplikasi organ-organ seperti otak, jantung dan ginjal

(Sianturi, 2004 dalamArtiyaningrum, 2015).

3. Faktor-faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi

a. Usia

Penambahan usia dapat meningkatkan risiko terjangkitnya

penyakit hipertensi. Walaupun penyakit hipertensi bisa terjadi pada

segala usia, tetapi paling sering menyerang orang dewasa yang berusia

35 tahun atau lebih. Meningkatnya tekanan darah seiring dengan

bertambahnya usia memang sangat wajar. Hal ini disebabkan adanya

perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan kadar hormon

(Edi, J, dkk, 2013).

b. Obesitas

Obesitas merupakan faktor risiko lain yang turut menentukan

keparahan hipertensi. Semakin besar massa tubuh seseorang, semakin

banyak darah yang dibutuhkan untuk menyuplai oksigen dan nutrisi

ke otot dan jaringan lain. Obesitas meningkatkan jumlah panjangnya

pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan resistensi darah yang

seharusnya mampu menempuh jarak yang lebih jauh.Peningkatan

resistensi ini menyebabkan tekanan darah menjadi lebih tinggi.

Kondisi ini juga diperparah oleh adanya sel-sel lemak yang

Page 20: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

7

7

memproduksi senyawa merugikan bagi jantung dan pembuluh darah

(Edi, J, dkk, 2013)

c. Kurang aktivitas fisik

Kurang melakukan aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko

seseorang terserang penyakit hipertensi. Hal ini berkaitan dengan

masalah kegemukan. Orang yang tidak aktif cenderung memiliki

frekuensi denyut jangtung lebih tinggi sehingga otot jantung harus

bekerja lebih keras pada saat kontraksi (Edi, J, dkk, 2013).

d. Kebiasaan merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol

Zat kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dalam

dinding arteri sehingga arteri lebih rentan terhadap penumpukan

plak.Nikotin dalam tembakau dapat membuat jantung bekerja lebih

keras karena terjadi penyempitan pembuluh darah sementara.Selain

itu, dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah

(Edi, J, dkk, 2013).

Keadaan ini terjadi karena adanya peningkatan produksi

hormon selama kita menggunakan tembakau, termasuk hormon

epinefrin (adrenalin). Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok

akan menggantikan oksigen dalam darah. Akibatnya, tekanan darah

akan meningkat karena jantung dipaksa bekerja lebih keras untuk

memasok oksigen keseluruh organ dan jaringan tubuh (Edi, J, dkk,

2013).

Page 21: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

8

8

Hampir 5-20% kasus hipertensi diperkirakan terjadi akibat

konsumsi rokok yang berlebihan. Mengkonsumsi tiga gelas atau lebih

minuman beralkohol perhari dapat meningkatkan risiko terserang

hipertensi sebesar 2 kali (Edi, J,dkk, 2013)

e. Riwayat keluarga

Hipertensi merupakan penyakit keturunan.Jika salah satu dari

orang tua kita menderita hipertensi, sepanjang hidup kita memiliki

risiko terkena hipertensi sebesar 25%.Jika kedua orang tua kita

menderita hipertensi, kemungkinan kita terkena penyakit ini sebesar

60%. Penelitian terhadap penderita hipertensi dikalangan orang

kembar dan anggota keluarga yang sama menunjukkan adanya faktor

keturunan yang berperan pada kasus tertentu. Namun, kemungkinan

itu tidak selamanya terjadi. Ada seseorang yang sebagian besar

keluarganya penderita hipertensi, tetapi dirinya tidak terkena penyakit

tersebut (Edi, J,dkk, 2013).

f. Stres

Hubungan antara stres dan hipertensi diduga melalui aktivitas

saraf simpatik yang dapat meningkatkan tekanan darah secara

intermiten (selang-seling atau berselang). Jika stres terjadi

berkepanjangan, dapat menyebabkan tekanan darah tinggi secara

menetap (Edi, J,dkk, 2013).

Page 22: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

9

9

4. Hubungan hipertensi dengan gagal ginjal

Hipertensi berhubungan erat dengan ginjal dan kardiovaskular pada

penyakit ginjal kronis (Eknoyan, 2013). Hipertensi merupakan penyebab

gagal ginjal kronis melalui suatu proses yang melibatkan hilangnya sejumlah

besar nefron fungsional yang progresif dan irreversible (Hartini, 2016).

B. Uraian Umum Tentang Gagal Ginjal

1. Pengertian gagal ginjal

Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana fungsi ginjal mengalami

penurunan sehingga tidak mampu lagi untuk melakukan filtrasi sisa

metabolisme tubuh dan menjaga keseimbangan cairan elektrolit seperti sodium

dan kalium di dalam darah atau urin.Penyakit ini terus berkembang secara

perlahan hingga fungsi ginjal semakin memburuk sampai ginjal kehilangan

fungsinya (Price, dkk, 2006 dalam Hutagaol, 2017).

2. Klasifikasi gagal ginjal

Gangguan pada ginjal dapat berupa penyakit ginjal kronis (PGK) atau

dahulu disebut gagal ginjal kronis, gangguan ginjal akut (acute kidney injury)

atau sebelumnya disebut gagal ginjal akut (chronickidney disease) (Kemenkes,

2017).

a. Gagal ginjal akut

Acute kidney injury (AKI) merupakan suatu sindrom yang ditandai

dengan gangguan fungsi ginjal dalam mengatur komposisi cairan dan

elektrolit tubuh, serta pengeluaran produk sisa metabolisme, yang terjadi

tiba-tiba dan cepat.Gagal ginjal akut (GGA) biasanya disebabkan oleh

Page 23: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

10

10

sebuah peristiwa yang mengarah kepada kerusakan ginjal, seperti

dehidrasi, kehilangan banyak darah ketika operasi besar atau cedera, bisa

juga karena penggunaan obat-obatan. AKI didiagnosis jika kadar kreatinin

serum meningkat minimal 0,3 mg/dL (26,5 µmol/L) dalam 48 jam atau

meningkat minimal 1,5 kali nilai dasar dalam 7 hari (Melyda, 2017).

b. Gagal ginjal kronis

Penyakit ginjal kronis adalah penurunan progresif fungsi ginjal dalam

beberapa bulan atau tahun. Penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai

kerusakan ginjal dan/atau penurunan Glomerular Filtration Rate (GFR)

kurang dari 60mL/min/1,73m2 selama minimal 3 bulan (Kidney Disease

Improving Global Outcomes, KDIGO 2012 Clinical Practice Guideline

for the Evaluation and Management) (Kemenkes, 2017), Berdasarkan

pada fungsi ginjal penyakit ginjal kronis ditentukan oleh tingkatnya,

semakin tinggi tingkatnya maka semakin berat gagal ginjal yang

dideritanya. Dimana tingkat 1 fungsi ginjal normal, namun terdapat

kerusakan pada ginjal yang terdeteksi oleh tes lain, tingkat 2 gagal ginjal

yang ringan, tingkat 3 gagal ginjal yang sedang, tingkat 4 gagal ginjal

yang parah, sedangkan pada tingkat 5 dikatakan sebagai gagal ginjal tahap

akhir (Eknoyan, dkk, 2012).

Stadium gagal ginjal kronisberdasarkan Kidney Disease Improving

Global Outcomes (KDIGO), 2012, terbagi atas 5 yaitu :

1. Stadium 1 : GFR ≥ 90ml/min/1.73 m2

2. Stadium 2 :GFR 60–89 ml/min/1.73 m2

Page 24: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

11

11

3. Stadium 3 : GFR 30–59 ml/min/1.73 m2

4. Stadium 4 : GFR 15–29 ml/min/1.73 m2

5. Stadium 5 :GFR< 15 ml/min/1.73 m2 (atau dialisis) (Eknoyan, dkk,

2012).

C. Uraian Umum Tentang Obat Antihipertensi

1. Golongan obat antihipertensi yang digunakan pada pasien gagal ginjal

1) Renin angiotensin aldosterone system blockers

Perannya yang sangat penting dalam pengaturan tekanan darah. Adapun

kelompok ini terbagi atas :

1. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACE-I) memblokir

konversi angiotensin I menjadi angiotensin II dan degradasi

bradikinin. Tampaknya akumulasi bradikinin menyebabkan batuk

kering yang menetap, efek samping yang diketahui terjadi pada 5

hingga 20% pasien dengan ACE-I. Angioedema dapat terjadi dengan

ACE-I (Eknoyan, dkk, 2012).

2. Angiotensin Receptor Blocker (ARB) adalah penghambat reseptor

angiotensin tipe 1 (AT1) dan pertama kali diperkenalkan sebagai

alternatif untuk ACE-I pada pasien yang memiliki batuk yang

diinduksi ACE-I ( Katzung, dkk, 2013)

ACE-I dan ARB adalah agen penurun tekanan darah yang penting

pada pasien gagal ginjal kronik, diindikasikan jika ekskresi albumin urin

meningkat dan aman untuk dikombinasikan dengan sebagian besar agen

penurun tekanan darah lainnya (Eknoyan, dkk, 2012).

Page 25: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

12

12

2) Diuretik

Retensi garam dan air adalah faktor-faktor utama yang

berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi pada pasien gagal ginjal dan

terlihat melalui edema. Dengan demikian, diuretik berpotensi memiliki

peran penting dalam pengendalian hipertensi dalam pengaturan klinis ini

(Eknoyan, dkk, 2012).

3) β-bloker

β-bloker telah terbukti efektif dalam mengurangi tekanan darah

atau mengurangi angina, dalam kasus-kasus gagal jantung ringan sampai

sedang dan mengurangi mortalitas dalam kasus gagal jantung berat.

Berbagai mekanisme penurunan tekanan darah akibat pemberian β-bloker,

antara lain yaitu penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas

miokard sehingga menurunkan denyut jantung, hambatan sekresi renin di

sel-sel ginjal dengan akibat penurunan produksi angiotensin II (Syarif,

dkk, 2012). Dapat digunakan pada pasien pasien gagal ginjal kronik

dengan gagal jantung. Kombinasi β-bloker dengan clonidin dapat

menyebabkan kantuk atau kebingungan, terutama pada orang tua

(Eknoyan, dkk, 2012).

4) Calcium channel blockers (CCB)

Calcium channel blockers adalah agen penurun tekanan darah yang

penting pada pasien gagal ginjal kronik, adapun mekanisme kerjanya yaitu

menghambat influks kalsium pada sel otot polos. Calcium channel

blockers secara luas digunakan dalam pengobatan hipertensi, angina, dan

Page 26: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

13

13

takikardia. Retensi cairan, terlihat terutama dengan CCB dihidropiridin

(misal amlodipin), dapat menjadi masalah pada pasien dengan gagal ginjal

kronik (Eknoyan, dkk, 2012).

5) α- bloker (Alpha blockers)

α- bloker adalah pengobatan tambahan untuk peningkatan tekanan

darah pada pasien CKD yang pengobatan ACE-I, ARB, diuretik, calcium

channel blockers, dan β- bloker telah gagal.Secara umum, α- bloker tidak

dianggap sebagai pilihan pengobatan pertama karena efek samping umum

hipotensi postural, takikardia dan sakit kepala.Mereka harus dimulai pada

dosis rendah untuk menghindari reaksi hipotensi dosis pertama. α- bloker

secara selektif bertindak untuk mengurangi tekanan darah dengan

menyebabkan vasodilatasi perifer.Prazosin, doxazosin, dan terazosin

adalah α- bloker yang paling umum digunakan dalam pengobatan

hipertensi(Eknoyan, dkk, 2012).

3. Pengobatan awal antihipertensi pada pasien gagal ginjal kronik

Penyakit ginjal kronik terapi antihipertensi awal atau tambahan

sebaiknya mencakup ACE-Inhibitor atau ARB untuk meningkatkan outcome

ginjal.Hal ini berlaku untuk semua pasien penyakit ginjal kronik dengan

hipertensi terlepas dari ras atau status diabetes (Muhadi, 2016).Pada orang

dewasa dengan hipertensi dan penyakit ginjal kronik, pengobatan dengan

ACE Inhibitor (atau ARB, dalam kasus intoleransi dengan ACE Inhibitor)

dapat memperlambat perkembangan penyakit ginjal. Orang dewasa dengan

Page 27: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

14

14

hipertensi dan penyakit ginjal kronis harus diobati dengan target tekanan

darah kurang dari 130/80 mmHg (Whelton, dkk. 2017)

a. Agen Pengobatan Pertama

GFR> 20 mL / min / 1,73m2ACEI (misal captopril) atau ARB (misal

Irbesartan). Kebanyakan pasien gagal ginjal kronik dengan hipertensi

membutuhkan 2 atau lebih obat antihipertensi

b. Agen Pengobatan Kedua dan Ketiga

GFR ≥ 40 mL / min / 1,73m2 tambahkan tiazid (hidroklortiazid) dan / atau

(Calcium Channel Blocker) CCB (misal amlodipin), jika agen anti renin

angiotensin aldosteron sistem (misal captopril, Irbesartan) adalah

pengobatan pertama

GFR <40 mL /min/ 1,73 m2 tambahkan agen loop, misalnya, bumetanid

dan furosemid (dosis dua kali sehari), atau torsemid (dosis sekali sehari),

dan / atau CCB, jika agen anti renin angiotensin aldosteron sistem (misal

captopril, Irbesartan) dimulai sebagai terapi pengobatan pertama (Gregory,

dkk, 2011).

4. Jenis obat antihipertensi yang sering digunakan pada penderita gagal

ginjal kronik rawat inap dari data rekam medik di RSUD Labuang Baji

Makassar.

Beberapa jenis obat antihipertensi yang sering digunakan pada penderita

gagal ginjal kronik dari data rekam medik di RSUD Labuang Baji Makassar

diuraikan sebagai berikut :

Page 28: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

15

15

1. Furosemid

Furosemid merupakan diuretik kuat, bekerja dengan meningkatkan

ekskresi natrium, air dan klorida sehingga menurukan tekanan darah dan

cairan ekstraseluler. Dan dapat digunakan pada pasien dengan gangguan

fungsi ginjal (Syarif, dkk, 2012). Furosemid sangat berguna untuk

mengobati edema dan hipertensi pada pasien gagal ginjal kronik stadium

4-5.Furosemid bekerja pada ansa Henle asendens sehingga meningkatkan

diuresis dan digunakan pada pasien yang memiliki laju filtrasi glomelular

< 30-40 mg/mnt (Katzung, 2013).

Indikasi dan dosis:

1. Edema

Dewasa: Awalnya 40 mg setiap hari, dosis yang harus diambil di

pagi hari, kemudian pengobatan 20-40 mg setiap hari

2. Hipertensi

Dewasa: 40–80 mg setiap hari

Efek samping :gout, kolestasis intrahepatik, hiperkalsuria (Baxter, dkk,

2017).

2. Irbesartan

Irbesartan merupakan golongan Angiotensin Receptor Blocker

(ARB) penghambat reseptor angoitensin II tipe 1 .ARB menimbulkan efek

yang mirip dengan pemberian (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor)

ACE – Inhibitor, tapi karena tidak mempengaruhi metabolisme bradikinin,

maka obat ini dilaporkan tidak memiliki efek samping batuk dan

Page 29: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

16

16

angioedema seperti yang sering terjadi pada ACE-Inhibitor (Syarif, dkk,

2012).

Indikasi dan dosis :

1. Hipertensi

a. Dewasa 18–74 tahun: Awalnya 150 mg satu kali sehari,

meningkat jika perlu hingga 300 mg satu kali sehari

b. Dewasa 75 tahun ke atas: Awalnya 75–150 mg satu kali sehari,

meningkat jika perlu hingga 300 mg sekali sehari

2. Hipertensi pada pasien yang menerima hemodialisis

Dewasa: Awalnya 75–150 mg satu kali sehari, meningkat jika

perlu hingga 300 mg satu kali sehari

Efek samping :

Biasa atau sangat umum terjadi kelelahan, nyeri muskuloskeleta,

mual, muntah (Baxter, dkk, 2017).

3. Captopril

Captopril merupakan obat golongan ACE- Inhibitor, yang bekerja

dengan menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II

sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Vasodilatasi

secara langsung menurunkan tekanan darah, sedangkan berkurangnya

aldosteron akan menyebabkan ekskresi air, natrium dan retensi kalium

(Syarif, dkk, 2012). Captopril berperan penting dalam mengobati pasien

dengan gagal ginjal kronik karena mereka mengurangi proteinuria dan

menstabilkan fungsi ginjal (Katzung, dkk, 2013).

Page 30: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

17

17

Indikasi dan dosis:

Hipertensi

a. Dewasa: Awalnya 12,5–25 mg dalam 2 kali sehari, kemudian

meningkat jika perlu hingga 150 mg setiap hari dalam 2 dosis

terbagi, dosis ditingkatkan pada interval minimal 2 minggu, dosis

sekali sehari mungkin tepat jika obat antihipertensi lain yang

dipakai bersamaan.

b. Lansia: Awalnya 6,25 mg dua kali sehari, kemudian meningkat jika

perlu hingga 150 mg setiap hari dalam 2 dosis terbagi, dosis

ditingkatkan pada interval minimal 2 minggu, dosis harian dapat

tepat jika obat antihipertensi lainnya digunakan

Efek samping :

Biasa atau sangat umum terjadi dispnea, mulut kering,gangguan

tidur,batuk, angioedema, hiperkalemia (Baxter, dkk, 2017).

4. Amlodipin

Amlodipin memiliki mekanisme kerja inhibisi terhadap influks

kalsium kedalam sel otot polos arteri (Katzung, dkk, 2013). Kalsium

diperlukan otot untuk melakukan kontraksi, jika pemasukan kalsium ke dalam

sel–sel diblok, maka otot tersebut tidak dapat melakukan kontraksi sehingga

pembuluh darah akan melebar dan akibatnya tekanan darah akan menurun.

Amlodipin merupakan obat antihipertensi yang sangat efektif untuk

menurunkan tekanan darah pada pasien gagal ginjal yang dianggap resisten

terhadap obat antihipertensi lain.Pada pasien gagal ginjal kronik dengan

Page 31: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

18

18

ekskresi albumin urin yang meningkat disarankan menghindari penghambat

kanal kalsium dihidropiridin (amlodipin) terutama jika tidak ada penggunaan

(Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor) ACE-I atau (Angiotensin

receptor blocker) ARB secara bersamaan akan menjadi masalah pada pasien

gagal ginjal (Eknoyan, dkk, 2012).

Indikasi dan dosis :

Hipertensi

Dewasa: Awalnya 5 mg satu kali sehari; maksimum 10 mg per hari.

Efek samping :

Sakit perut, pusing, kelelahan, sakit kepala, mual, edema, gangguan

tidur (Baxter, dkk, 2017).

D. Uraian Tentang Rumah Sakit Daerah Labuang Baji Makassar

RSUD Labuang Baji Makassar didirikan pada tahun 1938 oleh

Zending.

Pada tahun 1960, oleh Zending RSUD Labuang Baji diserahkan

kepada pemerintah daerah tingkat I Sulawesi Selatan dan dikelola oleh Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.RSUD Labuang Baji adalah satu dari

sekian rumah sakit milik pemerintah provinsi kota Makassar yang berbentuk

rumah sakit umum daerah, dinaungi oleh pemerintah daerah provinsi dan

tergolong kedalam rumah sakit tipe B. Rumah sakit ini telah teregistrasi

dengan nomor surat ijin 04706/yankes-2/IV2010 dan tanggal surat ijin

06/04/2010 dari dinas kesehatan pemerintah provinsi Sulawesi selatan.

Sesudah mengadakan prosedur akreditasi rumah sakit dengan proses

Page 32: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

19

19

pentahapan III (16 Pelayanan) akhirnya ditetapkan dengan status

Lulus.Direktur RSUD Labuang Baji yaitu dr.Enrico Marentek, Sp.PD

RSUD ini bertempat di Jl. Dr. Ratulangi No.81 Kota Makassar,

Indonesia.RSUD Labuang Baji mempunyai mempunyai luas tanah 14.404

dengan luas bangunan 22.738,1.

Adapun data tenaga kesehatan di RSUD Labuang Baji Makassar

yaitu:

- Dokter sebanyak 69 orang

- Perawat sebanyak 228 orang

- Bidan sebanyak 19 orang

- Farmasi sebanyak 24 orang

- Kesehatan masyarakat sebanyak 6 orang

- Kesehatan lingkungan sebanyak 6 orang

- Gizi sebanyak 20 orang

- Fisioterapi sebanyak 19 orang

- Analisis kesehatan sebanyak 21 orang

Page 33: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

20

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif restropektif yang

dilakukan terhadap catatan rekam medik pasien rawat inap RSUD Labuang

Baji Makassar pada bulan Juli - Desember tahun 2017 yang menderita

hipertensi dengan komplikasi gagal ginjal.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April - Juni 2018 di RSUD

Labuang Baji Makassar.

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah catatan rekam medik pasien

hipertensi komplikasi gagal ginjal rawat inap di RSUD Labuang Baji

Makassar pada bulan Juli - Desember tahun 2017.

b. Sampel

Sampel penelitian ini adalah semua rekam medik pasien hipertensi

komplikasi gagal ginjal rawat inap di RSUD Labuang Baji Makassar pada

bulan Juli – Desember tahun 2017.

D. Pengumpulan Data

Data penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari

catatan rekam medik pasien hipertensi komplikasi gagal ginjal rawat inap di

RSUD Labuang Baji Makassar pada bulan Juli – Desember tahun 2017.

Page 34: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

21

21

E. Langkah-langkah Penelitian

a. Penentuan Lokasi

Memilih lokasi berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan

dimana lokasi yang terpilih adalah RSUD Labuang Baji Makassar.

b. Pengurusan izin

Pengurusan izin penelitian dimulai dengan memasukkan

permohonan izin ke pihak RSUD Labuang Baji Makassar.

c. Pengambilan catatan rekam medik pasien

Pengambilan catatan rekam medik pasien yaitu pasien yang

memiliki penyakit hipertensi dengan komplikasi gagal ginjal rawat inap

di RSUD Labuang Baji Makassar pada bulan Juli-Desember tahun

2017.Serta dicatat nama pasien, jenis kelamin, umur, klasifikasi gagal

ginjal kronis berdasarkan stadiumnya, penggunaan jenis obat

antihipertensi yaitu amlodipin, captopril, furosemid dan irbesartan.

F. Pengolahan Data

Data yang terkumpul selanjutnya di persentasekan dan disajikan dalam

bentuk tabel.

G. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas

Variabel bebas pada penelitian ini yaitu obat antihipertensi yang

digunakan pasien dan klasifikasi gagal ginjal kronis berdasarkan

stadiumnya.

Page 35: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

22

22

b. Variabel terikat

Variabel terikat pada penelitian ini yaitu pasien hipertensi dengan

komplikasi gagal ginjal

H. Defenisi Operasional

1. Pasien gagal ginjal adalah pasien rawat inap yang terdiagnosa penyakit

hipertensi dengan komplikasi gagal ginjal kronisdi RSUD Labuang Baji

Makassar bulan Juli – Desember tahun 2017 berdasarkan rekam medik.

2. Penggunaan obat antihipertensi yang dimaksud tingkat penggunaan

berdasarkan jenis obat antihipertensi yaitu amlodipin, captopril, furosemid

dan irbesartan yang terdapat pada data rekam medik pasien yang

menderita penyakit hipertensi dengan komplikasi gagal ginjal di RSUD

Labuang Baji Makassar bulan Juli – Desember tahun 2017.

3. RSUD Labuang Baji Makassar merupakan rumah sakit milik Pemerintah

Daerah Tk. I Provinsi Sulawesi Selatan dan Tipe Rumah Sakit B. RSUD

Labuang Baji.

Page 36: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

23

23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil penelitian yang telah dilakukan di ruang rekam medik mengenai

studi penggunaan antihipertensi pada pasien gagal ginjal rawat inap di RSUD

Labuang Baji Makassar bulan Juli-Desember tahun 2017 terhadap 89 rekam

medik pasien hipertensi dengan komplikasi gagal ginjal.Mencakup data

mengenaiklasifikasigagal ginjal kronik berdasarkan stadiumnya danpenggunaan

obat antihipertensi.Adapun hasil penelitian sebagai berikut :

1. Klasifikasi gagal ginjal kronis

Tabel 4.1.

Stadium gagal ginjal

kronik

Jumlah

Pasien

Persentase

(%)

Stadium 1 0 0

Stadium 2 3 3,37

Stadium 3 0 0

Stadium 4 11 12,36

Stadium 5 75 84,27

Total 89 100

Sumber :Data sekunder 2018

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan klasifikasi stadium gagal ginjal

kronis pada pasien gagal ginjal rawat inap di RSUD Labuang Baji Makassar bulan

Juli - Desember tahun 2017 kelompok terbanyak yaitu stadium 5 sebanyak 75

pasien (84,27%).

Klasifikasi gagal ginjal kronis berdasarkan stadiumnya pada pasien

gagal ginjal rawat inap di RSUD Labuang Baji Makassar bulan Juli-

Desember tahun 2017

Page 37: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

24

24

Tabel 4.2.

2. Penggunaan obat antihipertesi

Sumber :Data sekunder 2018

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa berdasarkanpenggunaan obat antihipertensi

padapasien gagal ginjal rawat inap di RSUD Labuang Baji Makassar bulan Juli -

Desember tahun 2017, jenis obat furosemid (40mg) yang paling tinggi tingkat

penggunaannya yaitu sebanyak 55 resep (45,45%).

B. Pembahasan

Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana fungsi ginjal mengalami

penurunan sehingga tidak mampu lagi untuk melakukan filtrasi sisa metabolisme

tubuh dan menjaga keseimbangan cairan elektrolit seperti sodium dan kalium di

dalam darah atau urin (Price, dkk, 2006 dalam Hutagaol, 2017).

Hipertensi merupakan penyebab gagal ginjal kronis melalui suatu proses

yang melibatkan hilangnya sejumlah besar nefron fungsional yang progresif dan

irreversible (Hartini, 2016).Nefron yang rusak tidak akan dapat melakukan

tugasnya untuk menyaring limbah, natrium, serta kelebihan cairan dalam darah.

Kelebihan cairan dan natrium yang terdapat pada aliran darah akan memberikan

No.

Bulan

Nama Obat Antihipertensi Yang Digunakan Jumlah % Amlodipin

(5-10 mg)

Captopril

(25 mg)

Furosemid

(40 mg)

Irbesartan

(150 mg)

1. Juli 11 1 16 4 32 26.45

2. Agustus 11 0 8 2 21 17.35

3. September 8 1 7 2 18 14.88

4. Oktober 7 1 8 2 18 14.88

5. November 8 0 7 2 17 14.04

6. Desember 4 1 9 1 15 12.40

Jumlah 49 4 55 13 121 100

% 40,50 3,31 45,45 10,74 100%

Penggunaan obat antihipertensi pasien gagal ginjal di RSUD

Labuang Baji Makassar bulan Juli- Desember tahun 2017

Page 38: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

25

25

tekanan ekstra pada dinding pembuluh darah, sehingga meningkatkan tekanan

darah hingga taraf yang berlebih. Karena hipertensi dan gagal ginjal saling

berhubungan sehingga membutuhkan pengobatan yang tepat untuk mencegah

penyakit kardiovaskular lain dan penurunan fungsi ginjal.

Adapun berdasarkan klasifikasi gagal ginjal kronis menurut stadiumnya

pada pasien gagal ginjal rawat inap di RSUD Labuang Baji Makassar bulan Juli -

Desember 2017 diperoleh hasil pasien terbanyak pada stadium 5 yaitu sebanyak75

pasien (84,27%) (tabel 4.1). Gagal ginjal kronis stadium 5 adalah akhir tahap

gagal ginjal atau akhir infusiensi ginjal kronis. Pada stadium akhir gagal ginjal

kronis, kurang dari 90% massa nefron telah hancur, bahkan kurang dari tersebut,

penderita tidak sanggup mempertahankan homeostatis cairan dan elektrolit di

dalam tubuh, penderita menjadi oliguri (pengeluaran kemih kurang dari

500ml/hari karena kegagalan glomerulus) (Muhammad, 2012 dalam Muchtar,

dkk, 2015).

Pada tabel 4.2. Penggunaan obat antihipertensi pada pasien gagal ginjal

rawat inap di RSUD Labuang Baji Makassar bulan Juli - Desember tahun

2017yaitu amlodipin (5-10 mg) sebanyak 49 resep (40,50%), captopril (25mg)

sebanyak 3 resep (3,31%), furosemid (40 mg) sebanyak 55 resep (45,45%) dan

irbesartan sebanyak 13 resep (10,47%). Pemberian obat pada masing masing

pasien memiliki jenis obat dan dosis yang berbeda-beda.Terdapat berbagai

pertimbangan penggunaan obat pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.

Pertimbangan tersebut antara lain adanya penurunan ekskresi obat lewat ginjal

sehingga berpotensi menimbulkan peningkatan konsentrasi obat dalam darah.

Page 39: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

26

26

Penyesuaian dosis didasarkan kepada tingkat keparahan gangguan ginjal Serta

efek terapi setiap individu terkait dengan fisiologis individu dan proses kinetika

obat. Efek terapi yang optimal diperoleh dengan pertimbangan respon klinis

pasien dengan dosis minimal terapi.

Furosemid yaitu salah satu obat diuretik paling efektif yang tersedia saat

ini yang menghambat pengangkutan Na+/K+/Clˉ yang bekerja di ansa Henle

asendens bagian epitel tebal.Ansa Henle asendens memiliki kapasitas reabsorbsi

NaClˉ tinggi sehingga dengan menghambat pengangkutan ini, furosemid dapat

mengurangi reabsorpsi NaClˉ hal ini menyebabkan furosemid memiliki efek

diuresis yang lebih besar dibandingkan diuretik lain. Furosemid digunakan pada

laju filtrasi gromelular < 30-40 mL/ mnt.

Furosemid sangat berguna ketika mengobati edema dan tekanan darah

tinggi pada pasien gagal ginjal kronik stadium 4 dan 5. Edema dapat terjadi pada

pasien tersebut karena hilangnya fungsi ginjal sehingga biasanya terjadi retensi

cairan akibat hilangnya atau rusaknya sejumlah besar nefron pada pasien gagal

ginjal kronik stadium 4 dan 5. Pasien ini memperlihatkan retensi cairan dalam

bentuk edema.

Kebanyakan dokter beralih ke kelompok loop diuretic (misal furosemid)

pada pasien dengan gagal ginjal kronik stadium 4, terutama jika tekanan darah

menjadi resisten terhadap terapi atau edema menjadi masalah (Eknoyan, dkk,

2012).

Hasil wawancara dengan salah satu perawat senior di ruang perawatan

untuk pasien gagal ginjal RSUD Labuang Baji Makassar tentang alasan

Page 40: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

27

27

menggunakan furosemid untuk mengobati hipertensi pada pasien gagal ginjal

kronik, yaitu :

“alasannya karena furosemid digunakan untuk mengimbangi keperluan

pengeluaran urin, mempertahankan keseimbangan cairan, pengobatan

hipertensi pada pasien gagal ginjal, pemilihan obat oleh dokter berdasarkan

pertimbangan yang di sesuaikan dengan keadaan pasien dan penyakit yang di

deritanya.”

Adapun penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Musyahidah, 2016

tentang studi penggunaan terapi furosemid pada pasien penyakit ginjal kronik

stadium 5 menunjukkan bahwa terapi furosemid pada pasien gagal ginjal kronik

stadium 5 digunakan untuk tujuan mobilisasi kelebihan cairan. Hasil terapi

furosemid adalah penurunan edema dan peningkatan volume urin.

Berdasarkan penelitian yang kami lakukan menunjukkan bahwa

penggunaan furosemid terbanyak digunakan di RSUD Labuang Baji Makassar

berdasarkan pemaparan diatas menurut kami obat ini tepat digunakan pada pasien

gagal ginjal untuk memperbaiki atau mengobati hipertensi komplikasi gagal ginjal

terutama jika terjadi edema pada pasien gagal ginjal stadium 4 dan 5 .

Page 41: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

28

28

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian penggunaan obat antihipertensi pada pasien

gagal ginjal rawat inap di RSUD Labuang Baji Makassar maka dapat

disimpulkan obat antihipertensi yang sering digunakan pada pasien gagal ginjal

rawat inap di RSUD Labuang Baji Makassar bulan Juli – Desember tahun 2017

yaitu furosemid (45,45%), amlodipin (40,50%), irbesartan (10,74%) dan

captopril (3,31%). Tingkat penggunaan furosemid tertinggi karena rata-rata

pasien gagal ginjal rawat inap di RSUD Labuang Baji Makassar menderita

gagal ginjal kronik stadium 5, penggunaan obat yang tepat pada pasien tersebut

adalah furosemid karena selain menurunkan hipertensi juga dapat mengobati

edema yang terjadi akibat retensi cairan karena hilangnya fungsi ginjal.

B. Saran

Saran untuk peneliti selanjutnya yaitu perlu dilakukan monitoring efek

samping obat pada pasien hipertensi dengan komplikasi gagal ginjal karena

pasien ini membutuhkan pengobatan yang lama serta penggunaan obat yang

tepat untuk mencapai kesembuhan penderita.

Page 42: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

29

29

DAFTAR PUSTAKA

Anita, Y, 2016.Hubungan Pengetahuan Hipertensi Dengan Kepatuhan Meminum

Obat Antihipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUD Labuang Baji

Kota Makassar.KTI. Makassar: Politeknik Kesehatan Jurusan Farmasi.

Artiyaningrum, 2015.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Hipertensi Tidak Terkendali Pada Penderita Yang Melakukan

Pemeriksaan Rutin Di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Tahun

2014.Universitas Negeri Semarang http://lib.unnes.ac.id/20420/1/641141

0092-S.pdf, diakses 18 Januari 2018.

Baxter, dkk,2017.BNF 73 March-September 2017.London : BMJ Group.

Carolien, dkk, 2017.Evaluasi Ketersediaan Obat Sebelum Dan Sesudah

Implementasi Jkn Pada Puskesmas Di Kabupaten Keerom Provinsi

Papua.Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi Universitas Gajah

MadaYogyakarta.Volume 7 Nomor 1.file:///C:/Users/USER/Downloads/

30294-71113-3PB%20(1). pdf, diakses 20 Januari 2018.

Edi, J, dkk. 2013.Hipertensi Kandas Berkat Herbal. FMedia :

Jakartahttps://books.google.co.id/books?id=J-TIAwAAQBAJ&printsec

Eknoyan, dkk, 2012.KDIGO Clinical Practice Guideline for the Management of

Blood Pressure in Chronic Kidney Disease.http://www.kdigo.org /clinical

practiceguidelines/pdf/KDIGO _BP_GL.pdf, diakses diakses 20 Januari

2018.

Gregory, dkk, 2011.Chronic Kidney Disease (CKD) Clinical Practice

Recommendations for Primary Care Physicians and Healthcare

Providers.Henry Ford Health System : Los Angeles. file:///C:/Users/

Publi/Documents/CKD/HFHS_CKD_2011%2024.pdf,diakses 9 Juli 2018.

Hartini, 2016.Gambaran Karakteristik Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang

Menjalani Hemodialisa Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi

.Universitas Muhammadiyah : Surakarta http://eprints.ums.ac.id/44680/1

/nas%20pub%20jadi.pdf, 01 Juli 2018.

Hutagoal, 2017.Peningkatan Kualitas Hidup Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik

Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Melalui Psychological sIntervention

Di Unit Hemodialisa RS Royal Prima Medan Tahun 2016.Jurnal

JUMANTIK Volume 2 nomor 1.

Indriani.2014. Profil Peresepan Antihipertensi di Apotek Rawat Jalan Rumah

Sakit Pertamina Jaya Periode Januari-Maret 2014.KTI. Politeknik

Page 43: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

30

30

Kesehatan Jakarta Jurusan Farmasi https://www.slideshare.net/

erlindri/profil-peresepan-antihipertensi-di-apotek-rawat-jalan-rs-pertamina

-jaya-periode-janmar-2014,di akses 20 Januari 2018.

Katzung, dkk, 2013.Farmakologi Dasar dan Klinik.EGC : Jakarta

Kementerian Kesehatan, 2017. Infodatin Situasi Penyakit Ginjal Kronis. Jakarta

Selatan : Pusat data dan Informasi.

--------------,2013.Infodatin Hipertensi.Jakarta Selatan : Pusat data dan Informasi.

Muhadi, 2016.JNC 8: Evidence-based Guideline Penanganan Pasien Hipertensi

Dewasa.Jakarta:Universitas Indonesia.CDK-236/ vol. 43 no. 1.

Melyda, 2017.Diagnosis dan Tatalaksana Acute Kidney Injury (AKI) pada Syok

Septik.Nusa Tenggara Timur : PTT RSUD Kefamenanu. CDK-259/ vol. 44

no. 12.http://www.kalbemed.com/Portals/6/1_21_259Opini-Wireless %

20Microcurrent%20Stimulation%20Therapy%20for%20Wound%20Heali

ng.pdf, diakses 20 Januari 2018

Muchtar, dkk, 2015.Studi Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Gagal

Ginjal Kronik Yang Menjalani Perawatan Di RSUP Prof. Dr. R. D.

Kandou Manado Periode Juli 2013 - Juni 2014. Jurnal Ilmiah Farmasi –

UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 – 2493.

Musyahidah, 2016.Studi Penggunaan Terapi Furosemid Pada Pasien Penyakit

Ginjal Kronik Stadium 5.Skripsi.Surabaya :Univesitas Airlangga.

Pahlawan, dkk, 2013.Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi di

Bagian Rawat Jalan RS Muhammadiyah Palembang Periode Juli 2011–

Juni 2012.Jurnal.Palembang : Universitas Muhammadiyah.

Pradono, 2013.Prevalensi Dan Determinan Hipertensi Kelompok Umur 15-60

Tahun Di Kota Bogor, Prov. Jawa Barat. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol.

12 No 3.

Satibi, 2016.Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Obat Di

Era Jkn Pada Rumah Sakit Umum Daerah.Jurnal Manajemen dan

Pelayanan Farmasi. Yogyakarta :Universitas Gajah Mada.

Syarif, dkk, 2012.Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FKUI.

Whelton, dkk, 2017.Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation, and

Management of High Blood Pressure in Adults.America : AHA.

Page 44: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

31

31

Lampiran 1

SKEMA KERJA

Gambar : Skema kerja studi penggunaan obat antihipertensi pada pasien gagal

ginjal rawat inap di RSUD Labuang Baji Makassar

Surat dari PoliteknikKemenkes Makassar

Jurusan Farmasi

Diklat/DirekturRSUD Labuang Baji

Makassar

Rekam Medik RSUD Labuang Baji

Makassar

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Pembahasan

Kesimpulan

Page 45: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

32

32

Lampiran 2

Data Rekam Medik Pasien Gagal Ginjal Di RSUD Labuang Baji Makassar

Bulan Juli – Desember 2017

1. Juli 2017

No.

Nama

Pasien

Jenis Kelamin

Pasien

Umur

Pasien

Stadium

Gagal Ginjal

Kronik

Jenis Obat

1. IS Perempuan 53 Stadium 5 Furosemid 40mg

2. AS Laki-laki 44 Stadium 5 Amlodipin 10 mg

Irbesartan 150 mg

3. MD Laki-laki 61 Stadium 5 Furosemid 40 mg

Amlodipin 10 mg

4. MN Laki-laki 52 Stadium 5 Furosemid 40 mg

Amlodipin10 mg

5. MN Perempuan 47 Stadium 4 Furosemid 40 mg

Irbesartan 150 mg

6. HR Perempuan 58 Stadium 5 Amlodipin 10 mg

7. AS Perempuan 51 Stadium 5 Furosemid 40 mg

8. HB Laki-laki 45 Stadium 5 Furosemid 40 mg

9. TF Laki-laki 45 Stadium 5 Amlodipin 10 mg

Irbesartan 150 mg

10. YY Perempuan 29 Stadium 5 Furosemid 40 mg

11. YS Perempuan 33 Stadium 5 Amlodipin 10 mg

Irbesartan 150 mg

12. FT Perempuan 59 Stadium 5 Furosemid 40 mg

13. RM Perempuan 44 Stadium 4 Furosemid 40 mg

Amlodipin10 mg

14. HB Perempuan 68 Stadium 5 Amlodipin 5 mg

15. MR Laki-laki 75 Stadium 5 Amlodipin 5 mg

16. MY Laki-laki 54 Stadium 5 Amlodipin 5 mg

17. SS Perempuan 62 Stadium 5 Amlodipin 5 mg

18. NS Laki-laki 44 Stadium 5 Furosemid 40 mg

19. HU Perempuan 51 Stadium 5 Furosemid 40 mg

20. WH Perempuan 24 Stadium 5 Furosemid 40 mg

21. PS Laki-laki 65 Stadium 5 Furosemid 40 mg

22. YH Laki-laki 53 Stadium 5 Furosemid 40 mg

23. SE Perempuan 54 Stadium 2 Captopril 25 mg

24. HA Perempuan 51 Stadium 5 Furosemid 40 mg

25. NS Perempuan 27 Stadium 5 Furosemid 40 mg

Page 46: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

33

33

2. Agustus 2017

No.

Nama

Pasien

Jenis Kelamin

Pasien

Umur

Pasien

Stadium

Gagal Ginjal

Kronik

Jenis Obat

1. YU Perempuan 26 Stadium 5 Amlodipin10 mg

Irbesartan 150 mg

2. IN Perempuan 53 Stadium 5 Furosemid 40 mg

3. MR Laki-laki 53 Stadium 5 Furosemid 40 mg

Amlodipin10 mg

4. HR Perempuan 44 Stadium 4 Furosemid 40 mg

Amlodipin10 mg

5. SA Perempuan 58 Stadium 2 Furosemid 40 mg

6. MD Laki-laki 53 Stadium 5 Amlodipin 5 mg

7. MY Laki-laki 75 Stadium 5 Amlodipin 5 mg

8. RA Perempuan 57 Stadium 4 Furosemid 40 mg

Amlodipin10 mg

9. BI Perempuan 68 Stadium 5 Amlodipin 5 mg

10. SU Laki-laki 44 Stadium 5 Amlodipin 10 mg

Irbesartan 150 mg

11. MR Laki-laki 52 Stadium 5 Furosemid 40 mg

Amlodipin10 mg

12. RH Laki-laki 23 Stadium 5 Furosemid 40 mg

Amlodipin 10 mg

13. HS Perempuan 67 Stadium 5 Furosemid 40 mg

Amlodipin 10 mg

3. September 2017

No.

Nama

Pasien

Jenis Kelamin

Pasien

Umur

Pasien

Stadium

Gagal Ginjal

Kronik

Jenis Obat

1. SY Laki-laki 45 Stadium 5 Amlodipin 10 mg

Irbesartan 150 mg

2. IS Perempuan 54 Stadium 5 Furosemid 40 mg

3. YR Perempuan 33 Stadium 5 Amlodipin 10 mg

Irbesartan 150 mg

4. SD Perempuan 59 Stadium 5 Amlodipin 5 mg

5. HS Perempuan 61 Stadium 5 Furosemid 40 mg

Amlodipin 10 mg

6. WR Perempuan 44 Stadium 4 Furosemid 40 mg

Amlodipin 10 mg

7. RM Perempuan 57 Stadium 5 Amlodipin 10 mg

Page 47: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

34

34

8. MN Laki-laki 53 Stadium 4 Furosemid 40 mg

Amlodipin 10 mg

9. MR Laki-laki 52 Stadium 4 Furosemid 40 mg

Amlodipin 10 mg

10. BT Perempuan 72 Stadium 5 Captopril 25 mg

11. MF Laki-laki 53 Stadium 5 Amlodipin 5 mg

12. NS Perempuan 26 Stadium 5 Furosemid 40 mg

13. MA Laki-laki 75 Stadium 5 Furosemid 40 mg

4. Oktober 2017

No.

Nama

Pasien

Jenis Kelamin

Pasien

Umur

Pasien

Stadium

Gagal Ginjal

Kronik

Jenis Obat

1. SI Perempuan 55 Stadium 5 Furosemid 40 mg

2. SR Laki-laki 44 Stadium 5 Amlodipin 10 mg

Irbesartan 150 mg

3. NR Laki-laki 50 Stadium 5 Furosemid 40 mg

Amlodipin 10 mg

4. YS Perempuan 26 Stadium 5 Amlodipin 10 mg

Irbesartan 150 mg

5. RW Perempuan 44 Stadium 4 Furosemid 40 mg

Amlodipin 10 mg

6. AE Perempuan 59 Stadium 2 Catopril 25 mg

7. MN Laki-laki 53 Stadium 5 Furosemid 40 mg

Amlodipin 10 mg

8. NI Perempuan 57 Stadium 5 Furosemid 40 mg

9. MR Laki-laki 54 Stadium 5 Amlodipin 5 mg

10. MI Laki-laki 75 Stadium 5 Amlodipin 5 mg

11. RT Perempuan 58 Stadium 5 Amlodipin 10 mg

12. SH Perempuan 59 Stadium 5 Furosemid 40 mg

13. SA Perempuan 48 Stadium 5 Furosemid 40 mg

14. NT Perempuan 26 Stadium 5 Furosemid 40 mg

5. November 2017

No.

Nama

Pasien

Jenis Kelamin

Pasien

Umur

Pasien

Stadium

Gagal Ginjal

Kronik

Jenis Obat

1. RK Perempuan 45 Stadium 4 Furosemid 40 mg

Amlodipin 10 mg

2. RM Perempuan 58 Stadium 5 Amlodipin 10 mg

3. IA Perempuan 55 Stadium 5 Furosemid 40 mg

Page 48: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

35

35

4. MH Laki-laki 75 Stadium 5 Amlodipin 5 mg

5. AS Laki-laki 46 Stadium 5 Amlodipin 10 mg

Irbesartan 150 mg

6. NW Perempuan 27 Stadium 5 Furosemid 40 mg

7. DA Perempuan 54 Stadium 2 Furosemid 40 mg

8. RH Perempuan 39 Stadium 5 Furosemid 40 mg

Amlodipin 10 mg

Irbesartan 150 mg

9. MN Laki-laki 53 Stadium 5 Furosemid 40 mg

Amlodipin 10 mg

10. MR Laki-laki 45 Stadium 5 Furosemid 40 mg

Amlodipin 10 mg

11. MS Laki-laki 54 Stadium 5 Amlodipin 5 mg

6. Desember 2017

No.

Nama

Pasien

Jenis Kelamin

Pasien

Umur

Pasien

Stadium

Gagal Ginjal

Kronik

Jenis Obat

1. SN Perempuan 55 Stadium 5 Furosemid 40 mg

2. RK Perempuan 45 Stadium 4 Furosemid 40 mg

3. NS Perempuan 27 Stadium 5 Furosemid 40 mg

4. YR Perempuan 34 Stadium 5 Amlodipin 10 mg

Irbesartan 150 mg

5. ND Perempuan 58 Stadium 2 Catopril 25 mg

6. YF Laki-laki 54 Stadium 5 Furosemid 40 mg

Amlodipin 10 mg

7. NR Laki-laki 44 Stadium 5 Amlodipin 10mg

8. MN Laki-laki 53 Stadium 4 Furosemid 40 mg

9. SR Perempuan 57 Stadium 5 Furosemid 40 mg

10. NR Laki-laki 53 Stadium 5 Furosemid 40 mg

11. MY Laki-laki 45 Stadium 5 Amlodipin 5 mg

12. HD Laki-laki 45 Stadium 5 Furosemdi 40 mg

13. SH Perempuan 49 Stadium 5 Furosemdi 40 mg

Page 49: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

36

36

Grafik 1.

Grafik 2.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Data Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Gagal

Ginjal Rawat Inap Di RSUD Labuang Baji Makassar

Amlodipin

Captopril

Furosemid

Irbesartan

Klasifikasi Gagal Ginjal Kronis Berdasarkan Stadiumnya

Pada Pasien Gagal Ginjal Rawat Inap Di RSUD Labuang

Baji Makassar

Stadium 1

Stadium 2

Stadium 3

Stadium 4

Stadium 5

Lampiran 3

Gambar

Data Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Gagal Ginjal Rawat

Inap Di RSUD Labuang Baji Makassar Pada Bulan Juli-Desember 2017

Klasifikasi Gagal Ginjal Kronis Berdasarkan Stadiumnya Pada Pasien Gagal

Ginjal Rawat Inap Di RSUD Labuang Baji Makassar Pada Bulan Juli-

Desember 2017

lasifikasiGagalGinjalKronisBerdasarkanStadiumnyaPadaPasienGagalGinja

lRawatInap Di RSUD LabuangBaji Makassar PadaBulanJuli-Desember

201

Page 50: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

37

37

Dokumentasi Penelitian

1. RSUD Labuang Baji Makassar

2. Contoh rekam medik pasien gagal ginjal rawat inap di RSUD Labuang Baji

Makassar

3. Mencatat rekam medik pasien gagal ginjal rawat inap di RSUD Labuang Baji

Makassar

Page 51: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

38

38

Lampiran 4

Persuratan

Page 52: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

39

39

Page 53: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

40

40

Page 54: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

41

41

Page 55: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

42

42

Page 56: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK …perpus.poltekkes-mks.ac.id/uploaded_files/temporary/... · 2020. 11. 14. · Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

43

43

BIOGRAFI DIRI

A. Identitas Diri

Nama Lengkap : Andi Inasthiyyah Haris

Nim : PO.71.3.251.1.51.103

Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 26 Oktober 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Program Studi : D III

Alamat : Jl. Elang No. 36 Kabupaten Bantaeng

Email : [email protected]

No.Telepon/HP : 085212474451

Nama Orang Tua : Ayah : drh. Abdul Haris

Ibu : A. Khaeriyah,Amd

B. Riwayat Pendidikan

SD : SDN 5 Lembang Cina (2003-2009)

SMP : SMPN 1 Pa’jukukang (2009 – 2012)

SMA : SMKN 3 Bantaeng (2012-2015)

Perguruan Tinggi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

(2015-sekarang)

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya sebagai bahan

pertimbangan bapak /ibu atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.