KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

76
DIREKORAT JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR Peran Kementerian Perindustrian dalam Program Peningkatan Produksi Minyak dengan Enhanced Oil Recovery (EOR) Jakarta, 13 Februari 2014

Transcript of KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Page 1: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

DIREKORAT JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR

Peran Kementerian Perindustrian dalam ProgramPeningkatan Produksi Minyak dengan Enhanced Oil Recovery

(EOR)

Jakarta, 13 Februari 2014

Page 2: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Outline Presentasi

A. Pendahuluan

B. EOR Berbasis Surfaktan

C. EOR Berbasis Polimer

D. Peran Kementerian Perindustrian

Page 3: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

A. Pendahuluan

Page 4: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Kinerja Sektor Industri Tahun 2013

Sumber: BPS diolah Kemenperin

Pertumbuhan Sektor Industri s/d Tw I Tahun 2013 (%)

1. Pertumbuhan industri pengolahan non-migas hingga Tw I2013 mencapai 6,69%, sedangkan pertumbuhan ekonomi(PDB) sebesar 6,02%.

2. Sektor industri pengolahan non migas memberikankontribusi sebesar 20,61% dari total PDB nasional, yangtertinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya.

5.86

5.275.15

4.05

2.56

5.12

6.746.40

6.69

5.69

5.50

6.356.01

4.63

6.22

6.496.23 6.02

2.00

4.00

6.00

8.00

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 TW I2013

Pertumbuhan Industri Pengolahan Non-Migas Pertumbuhan PDB Ekonomi

15.04%

11.45%

2.98%

20.61%0.83%10.18%

14.11%

6.80%

7.58%

10.43%

Kontribusi Sektoral Terhadap PDBTriwulan I 2013

PERTANIAN, PETERNAKAN,KEHUTANAN DAN PERIKANAN(15,04%)PERTAMBANGAN DANPENGGALIAN (11,45%)

INDUSTRI MIGAS (2,98%)

INDUSTRI TANPA MIGAS(20,61%)

LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH(0,83%)

B A N G U N A N (10,18%)

PERDAGANGAN, HOTEL DANRESTORAN (14,11%)

PENGANGKUTAN DANKOMUNIKASI (6,80%)

Page 5: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Kinerja Sektor Industri Tahun 2013 (Lanjutan)

Keterangan:1. Makanan, Minuman

dan Tembakau2. Tekstil, Barang Kulit

& Alas kaki3. Barang Kayu &

Hasil Hutan Lainnya4. Kertas dan Barang

Cetakan5. Pupuk, Kimia &

Barang dari Karet6. Semen & Brg.

Galian bukanlogam

7. Logam Dasar Besi& Baja

8. Alat Angkut, Mesin& Peralatannya

9. Barang Lainnya

Pertumbuhan Cabang Industri s/d Tahun 2012 (%)

Page 6: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Sasaran Pembangunan Industri Tahun 2013

InvestasiPMDNIndustri

InvestasiPMAIndustri

EksporProdukIndustri

PenyerapanTenaga KerjaIndustri

Pertumbuhan IndustriNon Migas

SASARAN JANGKA MENENGAH :“Pemantapan Daya Saing Basis Industri

Manufaktur yang Berkelanjutan sebagai Pilarekonomi Masa Depan”

Rp 42Trilyun

US$ 12Milyar

US$ 125Milyar

400 ribu6,5%

Pada tahun 2013 industri pengolahan non migasdiproyeksikan tumbuh sebesar 6,5%

Page 7: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Efek Berganda Basis Industri Manufaktur

PeningkatanDaya Saing &

Daya Tahan Industri

PeningkatanDaya Saing &

Daya Tahan Industri PengembanganLapangan KerjaPengembanganLapangan Kerja

PeningkatanPendapatan

Pemerintah Daerah& Kesejahteraan

Sosial

PeningkatanPendapatan

Pemerintah Daerah& Kesejahteraan

Sosial

Spektrum Produk Luas(Bahan Baku, Penolong,

Barang Modal,Barang Konsumsi)

Spektrum Produk Luas(Bahan Baku, Penolong,

Barang Modal,Barang Konsumsi)

Alih & PenguasaanTeknologi

Alih & PenguasaanTeknologi

PenggerakPertumbuhan

Ekonomi Wilayah

PenggerakPertumbuhan

Ekonomi Wilayah

PengembanganWilayah &

Infrastruktur

PengembanganWilayah &

Infrastruktur

Peningkatan NilaiTambah

Peningkatan NilaiTambah

Basis Industri ManufakturBasis Industri Manufaktur

Penghematan &Pendapatan Devisa

Penghematan &Pendapatan Devisa

Page 8: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Fokus Pengembangan Industri

IndustriPadat Karya

IndustriKecil dan Menengah

IndustriPadat Modal

IndustriBerbasis

Sumber Daya Alam

IndustriPertumbuhan

Tinggi

IndustriPrioritas Khusus

• Industri Tekstil• Industri Alas Kaki• Industri Furniture • Industri Gula

• Industri Pupuk• Industri Petrokimia

• Industri Otomotif,Elektronika danTelematika

• Industri Penghasilbarang Modal

• Industri Perkapalan

• Industri Fesyen• Industri Kerajinan• Industri Batu Mulia• Industri Keramik• Industri Minyak Atsiri

• Industri Makanan dan Minuman• Industri Hilir Kelapa Sawit• Industri Hilir Karet• Industri Hilir Kakao• Industri Hilir Baja & Alumunium Hulu• Industri Rumput Laut

8

Page 9: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

"Sentra Produksidan Pengolahan Hasil Bumi danLumbung Energi Nasional“• CPO• Batubara• Karet• Galangan Kapal• Jembatan selat Sunda

"Pusat Produksi dan Pengolahan HasilTambang & Lumbung Energi Nasional“• Migas• Batubara• Aluminium• Besi Baja

''Pusat Produksi danPengolahan Hasil Pertanian,Perkebunan, dan PerikananNasional'‘• Nikel• Perikanan• Tanaman Pangan• Perkebunan

KoridorSumatera

KoridorKalimantan

Koridor Sulawesi-Maluku Utara

''Pintu GerbangPariwisata Nasional dan PendukungPangan Nasional'‘• Pariwisata• Pertanian dan Perikanan

"Pendorong Industri dan JasaNasional«• Industri Tekstil• Industri Alat Angkut dan Mesin• Industri Makanan Minuman• Industri Telematika• Jabodetabek

"Pengolahan Sumber Daya Alamyang Melimpah dan SDM yangSejahtera“• Food & Energy Estate• Pertambangan• Migas

Koridor Jawa Koridor Bali-Nusa Tenggara

Koridor Papua-Maluku

9Back

Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan EkonomiIndonesia

Page 10: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

PendahuluanProduk-Produk Industri Turunan Petrokimia

Sangat bergantung pada bahan baku utama yaituMinyak Bumi

Page 11: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Permintaan minyak duniadiperkirakan meningkatsebesar 54% dalam 25 tahunpertama abad ke 21

Produksi minyak diprediksiakan turun 3% setiap tahun

Sulitnya menemukan sumurbaru

Metode konvensionalmengambil minyak darireservoir baru sebesar 20-40% dari potensi yang ada,masih tersisa 60-80%

Produksi & Permintaan Aktual

Proyeksi Permintaan

Proyeksi Produksi

TahunJum

lah

Min

yak

Dun

ia(ju

taba

rrel

per

hari)

Sumber: World Oil Production U.S. Energy Infromation AdministrationFuture demand: Reference Case – International Energy Outlook 2005 –U.S. Energy Information AdministrationFuture Supply: Projections by The Association for the Study of Peak Oil& Gas, April 2006

Gambar 1. Proyeksi produksi dan permintaan minyak dunia

Produksi Minyak Dunia

Page 12: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Produksi Minyak Indonesia

Page 13: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Cadangan Minyak Indonesia

Dalam milyar barrel

Page 14: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

MeningkatkanProduksi Minyak ???

Enhanced Oil Recovery(EOR)

Page 15: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Kementerian Perindustrian sangat berkomitmenuntuk mendukung tersedianya minyak bumi

sebagai bahan baku utama Industri Petrokimia

Salah satu komitmen Kementerian Perindustrianadalah dengan mendorong pengembangan

teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR)

Page 16: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Klasifikasi Oil Recovery

Primary RecoveryPrimary Recovery

SecondaryRecovery

SecondaryRecovery

Tertiary RecoveryTertiary Recovery

proses untuk memproduksi fluids(hydrocarbon) dengan memanfaatkan energy

alami yang terkandung dalam reservoir itusendiri seperti :1. water drive,

2. solution-gas drive,3. gas cap drive4. rock expansion

proses untuk memproduksi fluids(hydrocarbon) dengan memanfaatkan energy

alami yang terkandung dalam reservoir itusendiri seperti :1. water drive,

2. solution-gas drive,3. gas cap drive4. rock expansion

untuk menggantikan tekanan yang hilangsetelah primary recovery, menggunakan

waterflooding, yaitu dengan carameninjeksikan air ke dalam reservoir untuk

menjaga tekananan reservoir dan mendorongminyak ke permukaan.

untuk menggantikan tekanan yang hilangsetelah primary recovery, menggunakan

waterflooding, yaitu dengan carameninjeksikan air ke dalam reservoir untuk

menjaga tekananan reservoir dan mendorongminyak ke permukaan.

diterapkan untuk memproduksi minyakapabila primary recovery dan secondaryrecovery tidak ekonomis lagi atau bahkan

tidak mampu memproduksinya seperti dalamkasus heavy oil.

diterapkan untuk memproduksi minyakapabila primary recovery dan secondaryrecovery tidak ekonomis lagi atau bahkan

tidak mampu memproduksinya seperti dalamkasus heavy oil.

Page 17: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Enhanced Oil Recovery (EOR)

MetodeEOR

MetodeEOR

SteamSteam

Elektro-magnetikElektro-

magnetik

CO2CO2

PolimerPolimer

NitrogenNitrogen

SurfaktanSurfaktan

Mikro-organisme

Mikro-organisme

Produk Industri Kimia

Page 18: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

B. EOR Berbasis Surfaktan

Page 19: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Surfactant (Surface active agent ):

Senyawa kimia yang mampu menurunkan teganganpermukaan atau tegangan antar muka (interfacialtension/IFT) dari media di mana senyawa tersebut terlarut.[Schramm, 2000]

Surfactant Flooding:

Metode pendesakan (displacement) minyak bumi denganbantuan surfaktan sebagai media untuk menurunkan IFTsehingga minyak lebih mudah mengalir keluar dari pori-pori batuan. [Green & Willhite, 1998]

Page 20: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Contoh Surfaktan

Surfaktan menurunkan Tegangan Permukaan Antara Batuandan Minyak sehingga mudah terlepas dan mudah diambil

Page 21: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Cara Kerja Surfaktan

Page 22: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf
Page 23: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Surfactant

Anionic Nonionic Cationic Amphoteric

Linear alkylbenzenesulfonate (LAS), alcohol

sulfate (AS), alcoholether sulfate (AES),

methyl ester sulfonate(MES) (new entry)

Diethanolamide(DEA), sucroseester, sorbitol,sorbitan ester,ethoxylated

alcohol

Fatty amine,amidoamine,

diamine, amineoxide, quaternary

amine, amineethoxylates

Aminocarboxylicacid, alkyl betain

Source: Hui (1996) and Matheson (1996)

Page 24: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Grup hidrofilik pada surfaktan anionik dapat berupa: Gugus karboksilat Gugus sulfonat Gugus sulfat Gugus fosfat

Surfaktan EOR

Paling baik

Ekor : Hidrofobik (grupnonpolar)

Kepala : Hidrofilik (gruppolar)

Bagian kepala bersifat hidrofilik berinteraksi kuat dengan air (grup polar)Bagian ekor bersifat hidrofobik berinteraksi dengan media nonpolar (hidrokarbon)

Page 25: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Efek Gugus Sulfonat pada Surfaktan

Surfaktan bersifat anionik Memiliki kemampuan berinteraksi cair-cair yang lebih besar

dibandingkan dengan interaksi dengan padatan Memiliki karakteristik dispersi yang sangat baik dapat

mengendalikan emulsi yang terbentuk (O/W) atau (W/O) Mempunyai sifat detergensi yang paling baik, terutama dalam air

dengan kesadahan tinggi (hard water) Produk sulfonasi (menggunakan SO3) lebih baik untuk aplikasi pada

temperatur dan tekanan tinggi daripada produk sulfasi(menggunakan SO2) sesuai karakter reservoir sebenarnya.

Page 26: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf
Page 27: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Surfaktan EOR yang banyak digunakan saat ini

????

Diperlukan alternatif lain:- Bukan dari minyak bumi- Memiliki sifat/karakteristik serupa- Renewable dan Biodegradable Environmental Compliance

Surfaktan lainnya yang memenuhi kriteria surfactant flooding ????- Nilai IFT rendah- ‘Detergency’ tinggi- Viskositas rendah- Tahan pada tingkat salinitas tinggi- Tahan temperatur dan tekanan tinggi

MES (Methyl Ethyl Sulfonate) terbaik why?

Page 28: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Gugus hidrofil = karboksilat dan sulfonatGugus hidrofob = alkyl fatty acid

Metil Ester Sulfonat (MES)

kepala

hidrofilik (grup polar)ekor

hidrofobik (grup non-polar)

Page 29: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Metil Ester Sulfonat (MES)

MES adalah produk sulfonasi metil ester (ME) yang berasal dari esterminyak-minyak nabati menggunakan SO3. ME pada saat ini digunakansebagai biodiesel (bahan bakar nabati).

MES dapat digunakan sebagai surfaktan dengan pertimbangan memilikikedekatan sifat (karakteristik mirip) Petroleum Sulfonate (LAS atau AS)yang banyak digunakan sebagai surfactant flooding .

Keunggulan MES dibandingkanPetroleum Sulfonate adalah:

- MES memiliki sifat detergencylebih baik [Satsuki T, 1992]

- dapat dibuat dari alkil esterminyak nabati (renewable)

- Biodegradable’environmentallybenign’, memudahkan handlinglimbah proses produksi

30

40

50

60

70

80

90

0 100 200 300 400

concn. of surfactant (ppm)

dete

rgen

cy (%

)

MES LAS AS

Page 30: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Bahan Baku MES

Pohon Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacq)

Tandan BuahSegar Sawit

PenampangMelintang

Buah Sawit

CPO PKO

Sumber Gugus EsterPreferable C12-C18

Stearin (by product produksiminyak goreng)

Page 31: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Karakteristik Penting Ester-ester BeberapaMinyak Nabati

Ester metil asamAngkaiodium

(g-I2/100g)

Titik leleh(oC)

Visk. kin.†(cSt), 40 oC

Massa jenis(g/cc), 40 oC

Ikatanrangkap

Kaprilat, Me-C8:0 0 -34 1,16 0,859 –

Kaprat, Me-C10:0 0 -12 1,69 0,856 –

Laurat, Me-C12:0 0 5 2,38 0,853 –

Miristat, Me-C14:0 0 18,5 3,23 0,867 –

Palmitat, Me-C16:0 0 30,5 4,32 0,851 –

Stearat, Me-C18:0 0 39,1 5,61 0,850 –

Oleat, Me-C18:1 85,60 -20 4,45 0,860 C=C (1)

Linoleat, Me-C18:2 172,4 -35 3,64 0,872 C=C (2)

Linolenat, Me-C18:3 260,3 -52 3,27 0,883 C=C (3)

† Viskositas kinematik pada 40 oC (centiStoke). ‡ pada 40 oC berwujud padat (bukan cairan)Sumber : (Soerawidjadja,2006)

Page 32: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Komposisi asam lemak (%-b) beberapaminyak-lemak nabati

Asam LemakKelapa(Cocos

nucifera)

D.sawit(PKO)

Sawit (CPO) Palm StearinJarak Castor

(Ricinus communis)

Asamlemakjenuh

Kaproat (C6) 0 – 1 TapakKaprilat (C8) 5 – 10 3 – 6Kaprat (C10) 5 – 10 3 – 5Laurat (C12) 43 – 53 40 – 52 Tapak 0,1 – 0,6Miristat (C14) 15 – 21 14 – 18 0 – 2 1,1 – 1,9Palmitat (C16) 7 – 11 6 – 10 30 – 48 47,2-73,8 0,5 – 1Stearat (C18) 2 – 4 1 – 4 3 – 6 4,4 – 5,6 0,5 – 1

Dihidroksistearat 0,3 – 0,5Asam

Lemak takjenuh

Oleat (C18) 6 – 8 9 – 16 38 – 44 15,6-37,0 2 – 6Linoleat (C18) 1 – 3 1 – 3 9 – 12 1 – 5Linolenat (C18) 3,2 – 9,8 0,5 – 1

Ricinoleat (C18) 85 – 95Lain – lain 0,05 – 1,2 0,2 – 0,5

Angka Iodium, cg-I2/g % 0,1 %1,4 **5,2 – 5,4 0,3 $8,3 – 8,8Penyabunan, mg KOH/g 250 – 264 245-255 194 – 206 $176 – 184

*) A.I. angka iodium; A.P. angka penyabunanSumber: Soerawidaja, 2006; PTPN, 2008; Welch, Holme&Clark, FACS, 2001; 2008; Sheats dkk, 2002

Page 33: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Sumber gugus alkil

Gugus alkil C1-C4

Paling disukai metilMakin pendek viskositas rendah makin mudah mengalir di dalamreservoir [Sumber: Baker (1995) US Patent 5,475,134]

Apakah produk MES yang dihasilkan memenuhi kriteriasebagai surfaktan untuk EOR? Bagaimana proses sulfonasinya

Page 34: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Spesifikasi Produk MES Yang MemenuhiKriteria Untuk Surfactant Flooding

Kualitas Keterangan

ViskositasKinematik

2.3-6.9 cSt

Densitas @ 40ºC 850-890 kg/m3

Iodine number Max. 5

Acid value Max 8

Pour point -6 s/d -10ºC

pH 7

Warna Jernih

Page 35: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Proses Produksi MES

Bahan baku:Methyl Ester (ME) berbasis minyak sawit atau minyak-minyak lain(PKO, Palm Stearin, minyak kelapa, dll).Bahan Baku ME yang paling baik untuk produksi MES: Memiliki ester dengan rantai C12-C18

Memiliki iodine value <0,5 (sedikit ikatan rangkap)

Tahap-tahap proses sebagai berikut:- Sulfonasi Methyl Ester- Digestion- Netralisasi dan Pemucatan- Pengeringan / Pelucutan

Page 36: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Proses Produksi MES

Page 37: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Process Flow Diagram Sulfonasi ME untukproduksi MES

Page 38: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Konversi SO3

Page 39: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Sulfonasi

(Sumber: Satsuki, 1992)

Page 40: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Digestion

Setelah proses reaksi sulfonasi, prosesselanjutnya adalah proses plug flowdigestion.

Asam metil ester sulfonat (MESA) yangterbentuk pada proses sulfonasidiumpankan ke siklon untuk memisahkangas - cairan.

Cairan dari siklon diumpankan ke dalamdigester untuk memisahkan gas yangterlarut dari cairan danmenyempurnakan reaksi.

Digestion beroperasi pada T operasi 850C dengan waktu tinggal dalam digesterselama 45 menit.

Page 41: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Pemurnian dan Pemucatan (Bleaching)

Pemucatan dengan hidrogen peroksida (H2O2):Setelah proses digester, H2O2 ditambahkan untukmenghilangkan warna gelap MESA dan menguraikan di-saltyang terbentuk.MESA, methanol, H2O2 dicampur dalam bleacherProses 1 jam (95 0C) dan P < 100 kPa. Setelah prosesselesai, MESA diumpankan ke neutralizer system.

Penetralan dengan NaOH:Setelah pemucatan/bleaching, MESA dinetralkan denganNaOH 50%. Berat NaOH yang diperlukan untukmenetralkan MESA adalah 0,36 kg NaOH/kg MESA.Netralisasi berlangsung pada 55 0C. Netralisasi dilakukansecara secara cepat di dalam pipa injector

Page 42: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Pemurnian (dengan metanol)

Metanolisis senyawa di-adduct (produk antara sulfonasi)

Produk samping hasil reaksi dengan metanol berupa metil sulfat dapatdipisahkan dengan cara dekantasi

Catatan : pada proses metanolisis kemungkinan akan terjadi hidrolisis jika ada airdan T>75 0C

Page 43: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Penetralan (dengan NaOH)

MES yang sudah dimurnikan masih bersifat korosif Penetralan dilakukan pada temperatur 45oC

mencegah terbentuknya disalt (Sumber: Herman de Groot)

Page 44: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Hasil Uji FTIR

gugussulfonat

Page 45: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Alat-alat Pengujian Produk

Du Noey Tensiometer

Uji IFT

Page 46: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Alat-alat Pengujian Core Lab

Core Laboratories (Teknik Perminyakan ITB)

Page 47: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Uji Kualitatif

Page 48: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

C. EOR Berbasis Polimer

Page 49: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Mengapa Polimer untuk EOR ?

Mengurangi jumlah air yangkeluar bersama minyak.

Non-toxic dan non-korosif Biaya yang relatif murah

Page 50: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Mekanisme EOR dengan Polimer

Menaikkanviskositas air

Menyumbatpori batuan

mendorongminyak

Air tidakbercampur

dengan minyak

Page 51: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Mekanisme 1Penyumbatan Pori batuan (video)

Page 52: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Mekanisme 2Peningkatan Viskositas Air (1)

Page 53: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Proses Polymer Flooding (Lindely, 2001)

Keterangan

A Sumur Injeksi

B Larutan Polimer

C Pompa Injeksi

D Sumur Produksi

E Minyak yangterangkat

F Aliran larutanpolymer

G Oil bank

A

B

CD

E

GF

Page 54: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Mekanisme 2Peningkatan Viskositas Air (2))

Minyak bumi keluar dengantekanan dari reservoir itu sendiri

Page 55: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Mekanisme 2Peningkatan Viskositas Air (3)

Untuk mempertahankan TekananReservoir yang hilang digunakanWater FloodingViskositas Air > Viskositas Minyak

Bumi

Page 56: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Mekanisme 2Peningkatan Viskositas Air (3)

Seiring berjalannya waktuminyak bumi denganviskositas < air akan habis

Yang tersisa hanya minyakbumi dengan viskositas >air

Page 57: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Mekanisme 2Peningkatan Viskositas Air (4)

Polimer akan menyerap airdan memiliki viskositas >minyak bumi (heavy crude oil)

Page 58: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Mekanisme 2Peningkatan Viskositas Air (5)

Page 59: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Penggunaan Polimer Bersamaan DenganSurfaktan Untuk EOR

Page 60: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf
Page 61: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Partially Hydrolyzed Polyacryl- amide (HPAM)(Acrylamide Based)

(Viscofiying Agent)

Page 62: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Kekurangan Produk Komersial

Tidak tahan padatemperatur tinggi

(sekitar 70oC)

Tidak tahan pada kadargaram yang tinggi

(3% TDS)

Sangat bergantungpada bahan baku tak-

terbarukan

Page 63: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf
Page 64: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Super Absorbent Polymer (SAP)Hydrogel

Elliot, 1999

SAP : Suatu bahanyang dapat

mengabsorpsi cairanlebih dari beratbahan dan tidak

melepasnya kembali

Hydrogel : Jaringanmakromolekul yangmengandung fraksiair dalam jumlahbesar di dalam

strukturnya

Ganji, 2010

Page 65: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Super Absorbent Polymer (SAP)Hydrogel untuk Polymer Flooding

A.Z.Abidin, dkk, 2010

Page 66: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Sintesis SAP Hydrogel(Acrilamide based)

O

C

CH

NH2

CH2

+

O

C

CH

OH

CH2

+ CHCH2 C

O

NH CH2 CH H2CC

O

HN

acrylamide acrylic N,N'-Methylenebisacrylamide

SO4-

O

C

C

H2N

H2C

O

C

C

HO

CH2

O

C

C

H2N

CH2

CHH3C

CO NH

CH2

NHCO

CHH3C

CHH3C

CO NH

CH2

NHCOCHCH3

O

CC

HOCH2

O

C

C

HO

CH2

O

C

C

H2N

CH2

O

C

C

H2N

CH2

O

C

C

HO

CH2

Pengkompositan

MengatasiPermasalahan

ProdukKomersial

Page 67: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

SAP + selulosa

SAPc

Akrilamida(Am)

AsamAkrilik(AA)

Amonium

persulfat(APS)

Metilenbisakrilamida (MBA)

Selulosa

(A.Z.Abidin dkk,2010)

Page 68: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

SAP + Bentonit

0

100

200

300

400

500

600

700

Kap

asita

sPe

nyer

apan

Air

(gra

m/g

ram

)

Jumlah MBA (%-berat)

50-70 C

70 C

30, 50, 70 C

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

0.02% 0.04% 0.08% 0.16%

Kap

asita

sPe

nyer

apan

Air

(gra

m/g

ram

)

Jumlah MBA (%-berat)

SAPc

SAP

(A.Z.Abidin dkk,2011)

Page 69: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Pengembangan Produk Polimer dalamnegeri sebagai viscofiying agent

(Abidin, dkk;2013)

Page 70: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Perbandingan Polimer Komersial dan ProdukPenelitian Dalam Negeri (2)

0

50

100

150

200

250

300

0 20 40 60 80 100

poly

mer

vis

cosi

ty, c

p

Temperature, C˚

500 ppm poly(AM-AMPS)

500 ppm commercialpolymer1000 ppm poly(AM-AMPS)1000 ppm commercialpolymer

Page 71: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

0

50

100

150

200

250

300

350

400

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3

poly

mer

vis

cosi

ty ,c

p

NaCl concentration, wt%

1000 ppm poly(AM-AMPS)

1000 ppm commercialpolymer2000 ppm poly(AM-AMPS)

2000 ppm commertial

Perbandingan Polimer Komersial dan Produk PolimerPenelitian Dalam Negeri (2)

Page 72: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

D. Peran Kementerian Perindustrian

Page 73: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Perguruan Tinggi+

Industri Migas

• Identifikasi berbagai jenis bahankimia yang dibutuhkan untuk EOR

• Perancangan sistem prosesproduksi

Pembiayaan penelitian danSistem produksi skala pilot

Perguruan Tinggi+

Kemenperin

Sistem produksi aktual(skala industri)

Investor

DijembataniKemenperin

Skema Pengembangan Bahan Kimia untuk EOR

Page 74: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Peran Kementerian Perindustrian (1)

EOR menjadi salah satu program penting untukmenunjang tersedianya minyak bumi sebagai

bahan baku industri petrokimia

Bentukdukungan

Penelitian

PembuatanPilot Plant

Page 75: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf

Peran Kementerian Perindustrian (2)

Sudah dilakukan• Membuat penelitian tentang surfaktan untuk EOR

berbahan baku CPO• Membuat pilot plant pabrik surfaktan berbahan baku

CPO• Studi tentang pilot plant Super Absorbent Polimer

Sedang dan akan dilakukan• Penelitian tentang polimer untuk EOR• Pembuatan pilot plant polimer untuk EOR

Page 76: KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf