KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf
-
Upload
harinugroho -
Category
Documents
-
view
18 -
download
3
Transcript of KemenPerin-Program-Produksi-Minya-dengan-EOR.pdf
DIREKORAT JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR
Peran Kementerian Perindustrian dalam ProgramPeningkatan Produksi Minyak dengan Enhanced Oil Recovery
(EOR)
Jakarta, 13 Februari 2014
Outline Presentasi
A. Pendahuluan
B. EOR Berbasis Surfaktan
C. EOR Berbasis Polimer
D. Peran Kementerian Perindustrian
A. Pendahuluan
Kinerja Sektor Industri Tahun 2013
Sumber: BPS diolah Kemenperin
Pertumbuhan Sektor Industri s/d Tw I Tahun 2013 (%)
1. Pertumbuhan industri pengolahan non-migas hingga Tw I2013 mencapai 6,69%, sedangkan pertumbuhan ekonomi(PDB) sebesar 6,02%.
2. Sektor industri pengolahan non migas memberikankontribusi sebesar 20,61% dari total PDB nasional, yangtertinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya.
5.86
5.275.15
4.05
2.56
5.12
6.746.40
6.69
5.69
5.50
6.356.01
4.63
6.22
6.496.23 6.02
2.00
4.00
6.00
8.00
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 TW I2013
Pertumbuhan Industri Pengolahan Non-Migas Pertumbuhan PDB Ekonomi
15.04%
11.45%
2.98%
20.61%0.83%10.18%
14.11%
6.80%
7.58%
10.43%
Kontribusi Sektoral Terhadap PDBTriwulan I 2013
PERTANIAN, PETERNAKAN,KEHUTANAN DAN PERIKANAN(15,04%)PERTAMBANGAN DANPENGGALIAN (11,45%)
INDUSTRI MIGAS (2,98%)
INDUSTRI TANPA MIGAS(20,61%)
LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH(0,83%)
B A N G U N A N (10,18%)
PERDAGANGAN, HOTEL DANRESTORAN (14,11%)
PENGANGKUTAN DANKOMUNIKASI (6,80%)
Kinerja Sektor Industri Tahun 2013 (Lanjutan)
Keterangan:1. Makanan, Minuman
dan Tembakau2. Tekstil, Barang Kulit
& Alas kaki3. Barang Kayu &
Hasil Hutan Lainnya4. Kertas dan Barang
Cetakan5. Pupuk, Kimia &
Barang dari Karet6. Semen & Brg.
Galian bukanlogam
7. Logam Dasar Besi& Baja
8. Alat Angkut, Mesin& Peralatannya
9. Barang Lainnya
Pertumbuhan Cabang Industri s/d Tahun 2012 (%)
Sasaran Pembangunan Industri Tahun 2013
InvestasiPMDNIndustri
InvestasiPMAIndustri
EksporProdukIndustri
PenyerapanTenaga KerjaIndustri
Pertumbuhan IndustriNon Migas
SASARAN JANGKA MENENGAH :“Pemantapan Daya Saing Basis Industri
Manufaktur yang Berkelanjutan sebagai Pilarekonomi Masa Depan”
Rp 42Trilyun
US$ 12Milyar
US$ 125Milyar
400 ribu6,5%
Pada tahun 2013 industri pengolahan non migasdiproyeksikan tumbuh sebesar 6,5%
Efek Berganda Basis Industri Manufaktur
PeningkatanDaya Saing &
Daya Tahan Industri
PeningkatanDaya Saing &
Daya Tahan Industri PengembanganLapangan KerjaPengembanganLapangan Kerja
PeningkatanPendapatan
Pemerintah Daerah& Kesejahteraan
Sosial
PeningkatanPendapatan
Pemerintah Daerah& Kesejahteraan
Sosial
Spektrum Produk Luas(Bahan Baku, Penolong,
Barang Modal,Barang Konsumsi)
Spektrum Produk Luas(Bahan Baku, Penolong,
Barang Modal,Barang Konsumsi)
Alih & PenguasaanTeknologi
Alih & PenguasaanTeknologi
PenggerakPertumbuhan
Ekonomi Wilayah
PenggerakPertumbuhan
Ekonomi Wilayah
PengembanganWilayah &
Infrastruktur
PengembanganWilayah &
Infrastruktur
Peningkatan NilaiTambah
Peningkatan NilaiTambah
Basis Industri ManufakturBasis Industri Manufaktur
Penghematan &Pendapatan Devisa
Penghematan &Pendapatan Devisa
Fokus Pengembangan Industri
IndustriPadat Karya
IndustriKecil dan Menengah
IndustriPadat Modal
IndustriBerbasis
Sumber Daya Alam
IndustriPertumbuhan
Tinggi
IndustriPrioritas Khusus
• Industri Tekstil• Industri Alas Kaki• Industri Furniture • Industri Gula
• Industri Pupuk• Industri Petrokimia
• Industri Otomotif,Elektronika danTelematika
• Industri Penghasilbarang Modal
• Industri Perkapalan
• Industri Fesyen• Industri Kerajinan• Industri Batu Mulia• Industri Keramik• Industri Minyak Atsiri
• Industri Makanan dan Minuman• Industri Hilir Kelapa Sawit• Industri Hilir Karet• Industri Hilir Kakao• Industri Hilir Baja & Alumunium Hulu• Industri Rumput Laut
8
"Sentra Produksidan Pengolahan Hasil Bumi danLumbung Energi Nasional“• CPO• Batubara• Karet• Galangan Kapal• Jembatan selat Sunda
"Pusat Produksi dan Pengolahan HasilTambang & Lumbung Energi Nasional“• Migas• Batubara• Aluminium• Besi Baja
''Pusat Produksi danPengolahan Hasil Pertanian,Perkebunan, dan PerikananNasional'‘• Nikel• Perikanan• Tanaman Pangan• Perkebunan
KoridorSumatera
KoridorKalimantan
Koridor Sulawesi-Maluku Utara
''Pintu GerbangPariwisata Nasional dan PendukungPangan Nasional'‘• Pariwisata• Pertanian dan Perikanan
"Pendorong Industri dan JasaNasional«• Industri Tekstil• Industri Alat Angkut dan Mesin• Industri Makanan Minuman• Industri Telematika• Jabodetabek
"Pengolahan Sumber Daya Alamyang Melimpah dan SDM yangSejahtera“• Food & Energy Estate• Pertambangan• Migas
Koridor Jawa Koridor Bali-Nusa Tenggara
Koridor Papua-Maluku
9Back
Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan EkonomiIndonesia
PendahuluanProduk-Produk Industri Turunan Petrokimia
Sangat bergantung pada bahan baku utama yaituMinyak Bumi
Permintaan minyak duniadiperkirakan meningkatsebesar 54% dalam 25 tahunpertama abad ke 21
Produksi minyak diprediksiakan turun 3% setiap tahun
Sulitnya menemukan sumurbaru
Metode konvensionalmengambil minyak darireservoir baru sebesar 20-40% dari potensi yang ada,masih tersisa 60-80%
Produksi & Permintaan Aktual
Proyeksi Permintaan
Proyeksi Produksi
TahunJum
lah
Min
yak
Dun
ia(ju
taba
rrel
per
hari)
Sumber: World Oil Production U.S. Energy Infromation AdministrationFuture demand: Reference Case – International Energy Outlook 2005 –U.S. Energy Information AdministrationFuture Supply: Projections by The Association for the Study of Peak Oil& Gas, April 2006
Gambar 1. Proyeksi produksi dan permintaan minyak dunia
Produksi Minyak Dunia
Produksi Minyak Indonesia
Cadangan Minyak Indonesia
Dalam milyar barrel
MeningkatkanProduksi Minyak ???
Enhanced Oil Recovery(EOR)
Kementerian Perindustrian sangat berkomitmenuntuk mendukung tersedianya minyak bumi
sebagai bahan baku utama Industri Petrokimia
Salah satu komitmen Kementerian Perindustrianadalah dengan mendorong pengembangan
teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR)
Klasifikasi Oil Recovery
Primary RecoveryPrimary Recovery
SecondaryRecovery
SecondaryRecovery
Tertiary RecoveryTertiary Recovery
proses untuk memproduksi fluids(hydrocarbon) dengan memanfaatkan energy
alami yang terkandung dalam reservoir itusendiri seperti :1. water drive,
2. solution-gas drive,3. gas cap drive4. rock expansion
proses untuk memproduksi fluids(hydrocarbon) dengan memanfaatkan energy
alami yang terkandung dalam reservoir itusendiri seperti :1. water drive,
2. solution-gas drive,3. gas cap drive4. rock expansion
untuk menggantikan tekanan yang hilangsetelah primary recovery, menggunakan
waterflooding, yaitu dengan carameninjeksikan air ke dalam reservoir untuk
menjaga tekananan reservoir dan mendorongminyak ke permukaan.
untuk menggantikan tekanan yang hilangsetelah primary recovery, menggunakan
waterflooding, yaitu dengan carameninjeksikan air ke dalam reservoir untuk
menjaga tekananan reservoir dan mendorongminyak ke permukaan.
diterapkan untuk memproduksi minyakapabila primary recovery dan secondaryrecovery tidak ekonomis lagi atau bahkan
tidak mampu memproduksinya seperti dalamkasus heavy oil.
diterapkan untuk memproduksi minyakapabila primary recovery dan secondaryrecovery tidak ekonomis lagi atau bahkan
tidak mampu memproduksinya seperti dalamkasus heavy oil.
Enhanced Oil Recovery (EOR)
MetodeEOR
MetodeEOR
SteamSteam
Elektro-magnetikElektro-
magnetik
CO2CO2
PolimerPolimer
NitrogenNitrogen
SurfaktanSurfaktan
Mikro-organisme
Mikro-organisme
Produk Industri Kimia
B. EOR Berbasis Surfaktan
Surfactant (Surface active agent ):
Senyawa kimia yang mampu menurunkan teganganpermukaan atau tegangan antar muka (interfacialtension/IFT) dari media di mana senyawa tersebut terlarut.[Schramm, 2000]
Surfactant Flooding:
Metode pendesakan (displacement) minyak bumi denganbantuan surfaktan sebagai media untuk menurunkan IFTsehingga minyak lebih mudah mengalir keluar dari pori-pori batuan. [Green & Willhite, 1998]
Contoh Surfaktan
Surfaktan menurunkan Tegangan Permukaan Antara Batuandan Minyak sehingga mudah terlepas dan mudah diambil
Cara Kerja Surfaktan
Surfactant
Anionic Nonionic Cationic Amphoteric
Linear alkylbenzenesulfonate (LAS), alcohol
sulfate (AS), alcoholether sulfate (AES),
methyl ester sulfonate(MES) (new entry)
Diethanolamide(DEA), sucroseester, sorbitol,sorbitan ester,ethoxylated
alcohol
Fatty amine,amidoamine,
diamine, amineoxide, quaternary
amine, amineethoxylates
Aminocarboxylicacid, alkyl betain
Source: Hui (1996) and Matheson (1996)
Grup hidrofilik pada surfaktan anionik dapat berupa: Gugus karboksilat Gugus sulfonat Gugus sulfat Gugus fosfat
Surfaktan EOR
Paling baik
Ekor : Hidrofobik (grupnonpolar)
Kepala : Hidrofilik (gruppolar)
Bagian kepala bersifat hidrofilik berinteraksi kuat dengan air (grup polar)Bagian ekor bersifat hidrofobik berinteraksi dengan media nonpolar (hidrokarbon)
Efek Gugus Sulfonat pada Surfaktan
Surfaktan bersifat anionik Memiliki kemampuan berinteraksi cair-cair yang lebih besar
dibandingkan dengan interaksi dengan padatan Memiliki karakteristik dispersi yang sangat baik dapat
mengendalikan emulsi yang terbentuk (O/W) atau (W/O) Mempunyai sifat detergensi yang paling baik, terutama dalam air
dengan kesadahan tinggi (hard water) Produk sulfonasi (menggunakan SO3) lebih baik untuk aplikasi pada
temperatur dan tekanan tinggi daripada produk sulfasi(menggunakan SO2) sesuai karakter reservoir sebenarnya.
Surfaktan EOR yang banyak digunakan saat ini
????
Diperlukan alternatif lain:- Bukan dari minyak bumi- Memiliki sifat/karakteristik serupa- Renewable dan Biodegradable Environmental Compliance
Surfaktan lainnya yang memenuhi kriteria surfactant flooding ????- Nilai IFT rendah- ‘Detergency’ tinggi- Viskositas rendah- Tahan pada tingkat salinitas tinggi- Tahan temperatur dan tekanan tinggi
MES (Methyl Ethyl Sulfonate) terbaik why?
Gugus hidrofil = karboksilat dan sulfonatGugus hidrofob = alkyl fatty acid
Metil Ester Sulfonat (MES)
kepala
hidrofilik (grup polar)ekor
hidrofobik (grup non-polar)
Metil Ester Sulfonat (MES)
MES adalah produk sulfonasi metil ester (ME) yang berasal dari esterminyak-minyak nabati menggunakan SO3. ME pada saat ini digunakansebagai biodiesel (bahan bakar nabati).
MES dapat digunakan sebagai surfaktan dengan pertimbangan memilikikedekatan sifat (karakteristik mirip) Petroleum Sulfonate (LAS atau AS)yang banyak digunakan sebagai surfactant flooding .
Keunggulan MES dibandingkanPetroleum Sulfonate adalah:
- MES memiliki sifat detergencylebih baik [Satsuki T, 1992]
- dapat dibuat dari alkil esterminyak nabati (renewable)
- Biodegradable’environmentallybenign’, memudahkan handlinglimbah proses produksi
30
40
50
60
70
80
90
0 100 200 300 400
concn. of surfactant (ppm)
dete
rgen
cy (%
)
MES LAS AS
Bahan Baku MES
Pohon Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq)
Tandan BuahSegar Sawit
PenampangMelintang
Buah Sawit
CPO PKO
Sumber Gugus EsterPreferable C12-C18
Stearin (by product produksiminyak goreng)
Karakteristik Penting Ester-ester BeberapaMinyak Nabati
Ester metil asamAngkaiodium
(g-I2/100g)
Titik leleh(oC)
Visk. kin.†(cSt), 40 oC
Massa jenis(g/cc), 40 oC
Ikatanrangkap
Kaprilat, Me-C8:0 0 -34 1,16 0,859 –
Kaprat, Me-C10:0 0 -12 1,69 0,856 –
Laurat, Me-C12:0 0 5 2,38 0,853 –
Miristat, Me-C14:0 0 18,5 3,23 0,867 –
Palmitat, Me-C16:0 0 30,5 4,32 0,851 –
Stearat, Me-C18:0 0 39,1 5,61 0,850 –
Oleat, Me-C18:1 85,60 -20 4,45 0,860 C=C (1)
Linoleat, Me-C18:2 172,4 -35 3,64 0,872 C=C (2)
Linolenat, Me-C18:3 260,3 -52 3,27 0,883 C=C (3)
† Viskositas kinematik pada 40 oC (centiStoke). ‡ pada 40 oC berwujud padat (bukan cairan)Sumber : (Soerawidjadja,2006)
Komposisi asam lemak (%-b) beberapaminyak-lemak nabati
Asam LemakKelapa(Cocos
nucifera)
D.sawit(PKO)
Sawit (CPO) Palm StearinJarak Castor
(Ricinus communis)
Asamlemakjenuh
Kaproat (C6) 0 – 1 TapakKaprilat (C8) 5 – 10 3 – 6Kaprat (C10) 5 – 10 3 – 5Laurat (C12) 43 – 53 40 – 52 Tapak 0,1 – 0,6Miristat (C14) 15 – 21 14 – 18 0 – 2 1,1 – 1,9Palmitat (C16) 7 – 11 6 – 10 30 – 48 47,2-73,8 0,5 – 1Stearat (C18) 2 – 4 1 – 4 3 – 6 4,4 – 5,6 0,5 – 1
Dihidroksistearat 0,3 – 0,5Asam
Lemak takjenuh
Oleat (C18) 6 – 8 9 – 16 38 – 44 15,6-37,0 2 – 6Linoleat (C18) 1 – 3 1 – 3 9 – 12 1 – 5Linolenat (C18) 3,2 – 9,8 0,5 – 1
Ricinoleat (C18) 85 – 95Lain – lain 0,05 – 1,2 0,2 – 0,5
Angka Iodium, cg-I2/g % 0,1 %1,4 **5,2 – 5,4 0,3 $8,3 – 8,8Penyabunan, mg KOH/g 250 – 264 245-255 194 – 206 $176 – 184
*) A.I. angka iodium; A.P. angka penyabunanSumber: Soerawidaja, 2006; PTPN, 2008; Welch, Holme&Clark, FACS, 2001; 2008; Sheats dkk, 2002
Sumber gugus alkil
Gugus alkil C1-C4
Paling disukai metilMakin pendek viskositas rendah makin mudah mengalir di dalamreservoir [Sumber: Baker (1995) US Patent 5,475,134]
Apakah produk MES yang dihasilkan memenuhi kriteriasebagai surfaktan untuk EOR? Bagaimana proses sulfonasinya
Spesifikasi Produk MES Yang MemenuhiKriteria Untuk Surfactant Flooding
Kualitas Keterangan
ViskositasKinematik
2.3-6.9 cSt
Densitas @ 40ºC 850-890 kg/m3
Iodine number Max. 5
Acid value Max 8
Pour point -6 s/d -10ºC
pH 7
Warna Jernih
Proses Produksi MES
Bahan baku:Methyl Ester (ME) berbasis minyak sawit atau minyak-minyak lain(PKO, Palm Stearin, minyak kelapa, dll).Bahan Baku ME yang paling baik untuk produksi MES: Memiliki ester dengan rantai C12-C18
Memiliki iodine value <0,5 (sedikit ikatan rangkap)
Tahap-tahap proses sebagai berikut:- Sulfonasi Methyl Ester- Digestion- Netralisasi dan Pemucatan- Pengeringan / Pelucutan
Proses Produksi MES
Process Flow Diagram Sulfonasi ME untukproduksi MES
Konversi SO3
Sulfonasi
(Sumber: Satsuki, 1992)
Digestion
Setelah proses reaksi sulfonasi, prosesselanjutnya adalah proses plug flowdigestion.
Asam metil ester sulfonat (MESA) yangterbentuk pada proses sulfonasidiumpankan ke siklon untuk memisahkangas - cairan.
Cairan dari siklon diumpankan ke dalamdigester untuk memisahkan gas yangterlarut dari cairan danmenyempurnakan reaksi.
Digestion beroperasi pada T operasi 850C dengan waktu tinggal dalam digesterselama 45 menit.
Pemurnian dan Pemucatan (Bleaching)
Pemucatan dengan hidrogen peroksida (H2O2):Setelah proses digester, H2O2 ditambahkan untukmenghilangkan warna gelap MESA dan menguraikan di-saltyang terbentuk.MESA, methanol, H2O2 dicampur dalam bleacherProses 1 jam (95 0C) dan P < 100 kPa. Setelah prosesselesai, MESA diumpankan ke neutralizer system.
Penetralan dengan NaOH:Setelah pemucatan/bleaching, MESA dinetralkan denganNaOH 50%. Berat NaOH yang diperlukan untukmenetralkan MESA adalah 0,36 kg NaOH/kg MESA.Netralisasi berlangsung pada 55 0C. Netralisasi dilakukansecara secara cepat di dalam pipa injector
Pemurnian (dengan metanol)
Metanolisis senyawa di-adduct (produk antara sulfonasi)
Produk samping hasil reaksi dengan metanol berupa metil sulfat dapatdipisahkan dengan cara dekantasi
Catatan : pada proses metanolisis kemungkinan akan terjadi hidrolisis jika ada airdan T>75 0C
Penetralan (dengan NaOH)
MES yang sudah dimurnikan masih bersifat korosif Penetralan dilakukan pada temperatur 45oC
mencegah terbentuknya disalt (Sumber: Herman de Groot)
Hasil Uji FTIR
gugussulfonat
Alat-alat Pengujian Produk
Du Noey Tensiometer
Uji IFT
Alat-alat Pengujian Core Lab
Core Laboratories (Teknik Perminyakan ITB)
Uji Kualitatif
C. EOR Berbasis Polimer
Mengapa Polimer untuk EOR ?
Mengurangi jumlah air yangkeluar bersama minyak.
Non-toxic dan non-korosif Biaya yang relatif murah
Mekanisme EOR dengan Polimer
Menaikkanviskositas air
Menyumbatpori batuan
mendorongminyak
Air tidakbercampur
dengan minyak
Mekanisme 1Penyumbatan Pori batuan (video)
Mekanisme 2Peningkatan Viskositas Air (1)
Proses Polymer Flooding (Lindely, 2001)
Keterangan
A Sumur Injeksi
B Larutan Polimer
C Pompa Injeksi
D Sumur Produksi
E Minyak yangterangkat
F Aliran larutanpolymer
G Oil bank
A
B
CD
E
GF
Mekanisme 2Peningkatan Viskositas Air (2))
Minyak bumi keluar dengantekanan dari reservoir itu sendiri
Mekanisme 2Peningkatan Viskositas Air (3)
Untuk mempertahankan TekananReservoir yang hilang digunakanWater FloodingViskositas Air > Viskositas Minyak
Bumi
Mekanisme 2Peningkatan Viskositas Air (3)
Seiring berjalannya waktuminyak bumi denganviskositas < air akan habis
Yang tersisa hanya minyakbumi dengan viskositas >air
Mekanisme 2Peningkatan Viskositas Air (4)
Polimer akan menyerap airdan memiliki viskositas >minyak bumi (heavy crude oil)
Mekanisme 2Peningkatan Viskositas Air (5)
Penggunaan Polimer Bersamaan DenganSurfaktan Untuk EOR
Partially Hydrolyzed Polyacryl- amide (HPAM)(Acrylamide Based)
(Viscofiying Agent)
Kekurangan Produk Komersial
Tidak tahan padatemperatur tinggi
(sekitar 70oC)
Tidak tahan pada kadargaram yang tinggi
(3% TDS)
Sangat bergantungpada bahan baku tak-
terbarukan
Super Absorbent Polymer (SAP)Hydrogel
Elliot, 1999
SAP : Suatu bahanyang dapat
mengabsorpsi cairanlebih dari beratbahan dan tidak
melepasnya kembali
Hydrogel : Jaringanmakromolekul yangmengandung fraksiair dalam jumlahbesar di dalam
strukturnya
Ganji, 2010
Super Absorbent Polymer (SAP)Hydrogel untuk Polymer Flooding
A.Z.Abidin, dkk, 2010
Sintesis SAP Hydrogel(Acrilamide based)
O
C
CH
NH2
CH2
+
O
C
CH
OH
CH2
+ CHCH2 C
O
NH CH2 CH H2CC
O
HN
acrylamide acrylic N,N'-Methylenebisacrylamide
SO4-
O
C
C
H2N
H2C
O
C
C
HO
CH2
O
C
C
H2N
CH2
CHH3C
CO NH
CH2
NHCO
CHH3C
CHH3C
CO NH
CH2
NHCOCHCH3
O
CC
HOCH2
O
C
C
HO
CH2
O
C
C
H2N
CH2
O
C
C
H2N
CH2
O
C
C
HO
CH2
Pengkompositan
MengatasiPermasalahan
ProdukKomersial
SAP + selulosa
SAPc
Akrilamida(Am)
AsamAkrilik(AA)
Amonium
persulfat(APS)
Metilenbisakrilamida (MBA)
Selulosa
(A.Z.Abidin dkk,2010)
SAP + Bentonit
0
100
200
300
400
500
600
700
Kap
asita
sPe
nyer
apan
Air
(gra
m/g
ram
)
Jumlah MBA (%-berat)
50-70 C
70 C
30, 50, 70 C
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
0.02% 0.04% 0.08% 0.16%
Kap
asita
sPe
nyer
apan
Air
(gra
m/g
ram
)
Jumlah MBA (%-berat)
SAPc
SAP
(A.Z.Abidin dkk,2011)
Pengembangan Produk Polimer dalamnegeri sebagai viscofiying agent
(Abidin, dkk;2013)
Perbandingan Polimer Komersial dan ProdukPenelitian Dalam Negeri (2)
0
50
100
150
200
250
300
0 20 40 60 80 100
poly
mer
vis
cosi
ty, c
p
Temperature, C˚
500 ppm poly(AM-AMPS)
500 ppm commercialpolymer1000 ppm poly(AM-AMPS)1000 ppm commercialpolymer
0
50
100
150
200
250
300
350
400
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
poly
mer
vis
cosi
ty ,c
p
NaCl concentration, wt%
1000 ppm poly(AM-AMPS)
1000 ppm commercialpolymer2000 ppm poly(AM-AMPS)
2000 ppm commertial
Perbandingan Polimer Komersial dan Produk PolimerPenelitian Dalam Negeri (2)
D. Peran Kementerian Perindustrian
Perguruan Tinggi+
Industri Migas
• Identifikasi berbagai jenis bahankimia yang dibutuhkan untuk EOR
• Perancangan sistem prosesproduksi
Pembiayaan penelitian danSistem produksi skala pilot
Perguruan Tinggi+
Kemenperin
Sistem produksi aktual(skala industri)
Investor
DijembataniKemenperin
Skema Pengembangan Bahan Kimia untuk EOR
Peran Kementerian Perindustrian (1)
EOR menjadi salah satu program penting untukmenunjang tersedianya minyak bumi sebagai
bahan baku industri petrokimia
Bentukdukungan
Penelitian
PembuatanPilot Plant
Peran Kementerian Perindustrian (2)
Sudah dilakukan• Membuat penelitian tentang surfaktan untuk EOR
berbahan baku CPO• Membuat pilot plant pabrik surfaktan berbahan baku
CPO• Studi tentang pilot plant Super Absorbent Polimer
Sedang dan akan dilakukan• Penelitian tentang polimer untuk EOR• Pembuatan pilot plant polimer untuk EOR