Ha - Kemenperin
Transcript of Ha - Kemenperin
Hal. 2 dari 16
5. LANGKAH PELAKSANAAN
Proses Sertifikasi dilaksanakan melalui tahap-tahap penilaian sebagai berikut:
NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN
I SELEKSI
1 Permohonan
Tipe 5:
Kelengkapan Dokumen yang harus dilengkapi:
1. Persyaratan Administrasi
a. Surat permohonan SPPT SNI dari perusahaan
b. Daftar isian permohonan SPPT SNI
2. Persyaratan Perijinan
a. Akte pendirian perusahaan ata sejenisnya
b. Ijin Usaha Industri (IUI) atau sejenisnya
c. Sertifikat atau tanda daftar merek terdaftar dan atau lisensi dari pemilik merek
d. NPWP
3. Persyaratan Sistem Manajemen Mutu
a. Manual Mutu atau Pedoman Mutu (jika ada)
b. Kebijakan mutu dan sasaran mutu
c. Daftar induk dokumen
d. Hasil audit internal
e. Hasil tinjauan manajemen
f. Sertifikat ISO 9001 (jika ada)
g. Struktur organisasi
h. Surat pernyataan menerapkan sistem manajemen mutu
i. Quality plan dan atau skematis diagram alir proses produksi
4. Persyaratan lain
a. Ilustrasi pembubuhan tanda SNI
b. Persyaratan tambahan untuk pemohon luar negeri:
• Berkas permohonan, pedoman mutu, diagram alir proses produksi, daftar induk dokumen berbahasa Indonesia
• Dokumen legal pabrikan harus menggunakan penerjemah tersumpah
Pada saat audit kesesuaian menyediakan penerjemah independen.
Hal. 3 dari 16
NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN
Tipe 1b:
Kelengkapan Dokumen yang harus dilengkapi:
1. Persyaratan Administrasi
a. Surat permohonan SPPT SNI dari perusahaan
b. Daftar isian permohonan SPPT SNI
2. Sertifikat atau tanda daftar merek terdaftar dan atau lisensi dari pemilik merek
3. Bill of Loading (B/L)
4. Invoice
5. Angka Pengenal Importer (API)
6. Packing List
7. Ilustrasi pembubuhan tanda SNI
2 Sistem Sertifikasi Tipe 5 dan Tipe 1b
3 Sistem Manajemen Mutu yang
diterapkan
Tipe 5:
Serifikasi ISO 9001:2015 atau sistem manajemen mutu lainnya yang relevan dapat dibuktikan dengan:
1. Surat pernyataan kesesuaian Penerapan SMM
2. Sertifikat SMM dan LSSM
Tipe 1b: Tidak dipersyaratkan
4 Waktu audit termasuk organisasi
memiliki lebih dari 1 lokasi pabrik
Tipe 5:
1. Dilakukan di semua lokasi produksi dan sesuai dengan aturan yang ada pada LSPro Samarinda Etam
2. Mengacu kepada IAF-MD untuk QMS audit duration.
Tipe 1b: Tidak dipersyaratkan
5 Petugas Pengambil Contoh Tipe 5 dan Tipe 1b:
1. Terdaftar sebagai PPC LSPro Samarinda Etam
2. PPC yang ditunjuk oleh LSPro Samarinda Etam
3. Memahami cara pengambilan contoh untuk padatan sesuai dengan yang tercantum dalam SNI 19-0428-1998 atau
revisinya; petunjuk pengambilan contoh padatan untuk komoditi pupuk NPK Padat
4. Memahami cara pengambilan contoh sesuai dengan SNI 2803:2012 atau revisinya untuk komoditi pupuk NPK
Padat.
Hal. 4 dari 16
NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN
6 Cara Pengambilan Contoh dan
Jumlah Contoh Uji
Contoh diambil untuk masing-masing tipe sesuai dengan yang diajukan dalam proses sertifikasi. Contoh diambil dari
aliran produksi atau gudang produksi.
Tipe 5 :
Sesuai dengan SNI 19-0428-1998 atau revisinya, Petunjuk Pengambilan Contoh Padatan
Tipe 1b:
1. Produksi dalam negeri
Pengambilan contoh dilakukan di aliran produksi dan/atau gudang secara acak setiap 6 (enam) bulan.
a. Contoh yang diambil dalam kemasan tergantung Jumlah keseluruhan kemasan baik kemasan besar maupun
kemasan kecil
b. Contoh primer diambil dari timbunan dicampur (homogen) dan diratakan kemudian dibagi empat bagian. Ambil
dua bagian dari sudut yang berseberangan, dicampur dan diratakan kemudian dibagi empat bagian begitu
seterusnya sampai diperoleh bobot contoh yang diinginkan
c. Contoh yang diambil di line produksi (sebelum dikemas) contoh diambil dengan rentang waktu tertentu, diambil
dan dikumpulkan. Contoh dicampur dan diratakan kemudian dibagi menjadi empat bagian. Ambil dua bagian dari
sudut yang bersebrangan, dicampur dan diratakan kemudian dibagi menjadi empat bagian. Ambil dua bagian
dari sudut yang berseberangan, dicampur dan diratakan kemudian dibagi empat bagian begitu seterusnya
sampai diperoleh bobot yang diinginkan
d. Jumlah contoh diambil sesuai dengan IK pengambilan contoh
e. Contoh masing-masing dikemas, disegel, disticker dan diberi label contoh
2. Impor
a. Pengambilan contoh dilakukan setiap kali kedatangan kapal di pelabuhan bongkar
b. Contoh primer diambil dilakukan setiap kali tergantung jumlah keseluruhan kemasan baik kemasan besar atau
kecil
c. Jumlah contoh diambil sesuai dengan IK pengambilan contoh
d. Contoh masing-masing dikemas, disegel, distiker dan diberi label contoh
7 Jumlah Contoh Tipe 5 dan Tipe 1b:
Contoh yang diambil teridi dari 3 (tiga) paket contoh dengan ketentuan 2 paket contoh untuk dikirim ke laboratorium
penguji (1 contoh untuk diuji di laboratorium, 1 contoh sebagai arsip di laboratorium), dan 1 contoh lagi sebagai arsip di
perusahaan.
8 Cara Pengujian Tipe 5 dan Tipe 1b:
1. Sesuai dengan prosedur pada laboratorium dari SNI terkait yaitu SNI 2803:2012: cara uji Pupuk NPK Padat atau
revisinya
2. Metode lain yang telah divalidasi/diverifikasi oleh laboratorium
Hal. 5 dari 16
NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN
9 Laboratorium Uji yang digunakan Tipe 5 dan Tipe 1b:
Laboratorium uji independen subkontrak:
1. Lab uji terakreditasi KAN dengan ruang lingkup mencakup semua parameter sesuai dengan SNI terkait produk
2. Lab uji yang ditunjuk oleh Kemenperin Perindustrian dengan ruang lingkup mencakup semua parameter sesuai
dengan SNI produk terkait, dengan dilakukan persyaratan oleh LSPro Samarinda Etam .
II DETERMINASI
1. Audit Kecukupan (Tahap 1) Tipe 5:
1. Jika telah memiliki sertifikat sistem manajemen mutu:
Dilakukan tinjuan permohonan dengan menitikberatkan pada lingkup sertifikat sistem manajemen mutunya dengan
melakukan verifikasi penerapan sistem manajemen mutu dan proses produksi.
2. Jika belum memiliki sertifikat sistem manajemen mutu:
Dilakukan audit kecukupan (dokumen review) terhadap dokumen sistem manajemen mutu pemohon melalui
verifikasi Penerapan sistem manajemen mutu dan proses produksi.
Tipe 1b: Tidak dipersyaratkan
2 Audit Lapangan
a. Tim Auditor Tipe 5:
1. Sesuai Dokumen IK/BISa.LSPro/7.4.1, Aturan dan Tata Cara Kerja Evaluasi Sistem Manajemen Mutu Perusahaan
(poin 4.3. audit kesesuaian)
2. Tim auditor terdaftar di LSPro Samarinda Etam
3. Auditor yang melakukan kegiatan audit adalah auditor yang masuk dalam daftar penetapan Dukungan Kemampuan
Personel Auditor
4. Tim auditor harus memastikan rencana audit (audit plan) dan pengambilan contoh (sampling plan)
5. Minimal 1 (satu) orang dan tim kesesuaian memiliki pengetahuan proses produksi pupuk NPK Padat
6. Memahami dan pernah mengikuti pelatihan/magang bidang mutu produk atau bidang keteknisan apabila ditugaskan
bidang produksi
Audit kesesuaian yang dilakukan di luar negeri harus didampingi oleh penerjemah.
Catatan: auditor yang memliki disiplin ilmu dengan latar belakang sarjana non-teknis hanya dapat ditugaskan pada
bagian sistem manajemn mutu perusahaan.
Tipe 1b : Tidak dipersyaratkan
Hal. 6 dari 16
NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN
b. Area yang diaudit Tipe 5:
1. Audit kesesuaian proses produksi dilakukan terhadap seluruh elemen dari SNI ISO 9001:2015 atau sistem
manajemen mutu lain yang diakui untuk perusahaan yang belum memperoleh sertifikat SMM
2. Bagi perusahaan yang telah memperoleh sertifikasi SMM yang telah diakreditasi oleh KAN atau lembaga akreditasi
SMM yang telah MRA dengan KAN, audit kesesuaian dilakukan pada titik kritis
3. Audit kesesuaian proses produksi mulai dari tahapan proses dari bahan baku hingga produk akhir termasuk
pengendalian mutu.
4. Verifikasi terhadap supplier meliputi COA dari produk bahan baku yang digunakan
5. Verifikasi hasil uji laboratorium dari hasil produksi, yang diuji secara periodik untuk analisa komposisi kimia maupun
kadar airnya
6. Jika telah memiliki sertifikat SMM ISO 9011:2015 atau revisinya minimal yang diaudit adalah bagian manajemen
sistem dokumentasi, bagian produksi sistem produksi, bagian gudang stok dan penyimpanan (tercantum pada audit
plan)
7. Jika tidak memiliki sertifikat sistem manajmen mutu yang diaudit adalah seluruh bagian perusahaan (tercantum pada
audit plan).
Tipe 1b: Tidak dipersyaratkan
c. Titik Kritis yang perlu diperhatikan Tipe 5:
1. Bahan baku: penanganan bahan baku meliputi seleksi terhadap supplier bahan formula pembuatan pupuk meliputi
verifikasi COA (Certificate of analysis). Melakukan pengecekan pada rekaman pengujian bahan baku yang
digunakan (tidak menggunakan bahan baku yang dapat merusak tanah, seperti cemaran logam)
2. Formulasi dari pencampuran: perlu dipastikan bagaimana proses pencampuran bahan baku untuk menghasilkan
pupuk NPK Padat, meliputi: rekaman perhitungan komposisi bahan baku sebelum dicampur sehingga dapat
dipastikan produk yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan SNI
3. Proses pemanasan dan granulasi: memastikan alat/heater yang terpasang sesuai dengan bahan yang akan
dipanaskan agar tidak berpengaruh pada sifat-sifat bahan yang ada selama proses produksi
4. Memastikan bahwa pencampuran batch number, komposisi, nama alamat produsen dan importer, logo/lambing
perusahaan, isi berat bersih, kadar (N2,P2O2,K2O), tulisan “jangan pakai gancu” telah sesuai dengan yang
ditetapkan. Penggunaan bahan pcking tidak mempengaruhi kualitas produk
5. Laboratorium: pabrikan harus melakukan pengujian parameter wajib meliputi: kadar air, Nitorgen total, Fosfor total
sebagai P2O2 dan Kalium sebagai K2O; Jumlah total (N2,P2O2,K2O).
Untuk yang mengacu pada SNI 2803:2012 perlu diperhatikan cemaran logam (Hg, Cd, pb dan Arsen (As).
Tipe 1b: Tidak dipersyaratkan
Hal. 7 dari 16
NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN
3 d. Kategori Ketidaksesuaian Tipe 5:
1. Kategori mayor: apabila berhubungan langsung dengan mutu produk dan mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan
atau sistem manajemen mutu tidak berjalan maka tindakan koreksi diberi waktu maksimal 1 (satu) bulan
2. Kategori minor: apabila terdapat inkonsistensi dalam menerapkan sistem manajemen mutu maka diberi waktu
maksimal 2 (dua) bulan
3. Implementasi atas jalannya temuan sebagai tindak koreksinya dapat diverifikasi pada surveilen berikutnya.
Tipe 1b: Tidak dipersyaratkan
e. Laporan Audit Tipe 5: Ketua Tim Auditor/Auditor Kepala membuat hasil audit yang dilaporkan dalam berkas laporan audit meliputi : 1. Laporan audit kecukupan dokumen (F/BISa.LSPro/4.1.2) 2. Rencana audit (F/BISa.LSPro/4.1.3) 3. Laporan evaluasi SMM (F/BISa.LSPro/4.1.4) 4. Lembar Penilaian Penerapan CPPOB (F/BISa.LSPro/4.1.5) 5. Laporan hasil audit kesesuaian (F/BISa.LSPro/4.1.6) 6. Lembar Temuan Ketidaksesuaian Hasil Pengujian (F/BISa.LSPro/4.2.5) 7. Laporan Evaluasi Mutu Produk Perusahaan (F/BISa.LSPro/4.2.4) 8. Catatan audit (F/BPPI/BRSSd.3/05.03) 9. Lembar verifikasi ketidaksesuaian (F/BPPI/BRSSd.3/05.04) 10. Lembar observasi audit (F/BPPI/BRSSd.3/05.06)
11. Laporan ringkas audit (F/BPPI/BRSSd.3/05.07)
Tipe 1b: Tidak dipersyaratkan
4 Pelaksanaan Pengambilan Contoh Tipe 5:
Pengambilan contoh dilakukan pada line produksi dan atau gudang sesuai dengan jenis produk yang diproduksi pada
saat audit yang dilengkapi dengan: Berita Acara Pengambilan Contoh, label contoh dan rencana pengambilan contoh
yang diketahui oleh penyelia sampling.
Tipe 1b:
Pengambilan contoh dilakukan pada line produksi dan atau gudang sesuai dengan jenis produk yang diproduksi pada
saat audit yang dilengkapi dengan: Berita Acara Pengambilan Contoh, label contoh dan Rencana Pengambilan Contoh
yang diketahui oleh penyelia sampling.
Apabila pemohon adalah importer maka contoh diambil di kapal/pelabuhan
Contoh yang diambil terdiri dari 3 (tiga) paket contoh dengan ketentuan 2 paket contoh untuk dikirim ke laboratorium
penguji (1 contoh untuk diuji di laboratorium, 1 contoh sebagai arsip di laboratorium), dan 1 contoh lagi sebagai arsip di
perusahaan. Tiap paket sekurang-kurangnya 2 kg
Hal. 8 dari 16
NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN
5 Pengujian Contoh Uji Tipe 5 dan Tipe 1b:
1. Untuk mengetahui kesesuaian terhadap syarat mutu sesuai dengan SNI 2803:2012, Pupuk NPK Padat
2. Metode, Jumlah contoh dan syarat lulus uji sesuai dengan SNI komoditi terkait
3. Jika ada parameter yang tidak memenuhi syarat amak dilakukan pengujian ulang terhadap arsip contoh yang ada
6 Laporan Hasil uji Tipe 5 dan Tipe 1b:
1. Mencantumkan kesesuaian dan ketidaksesuaian dalam pemenuhan SNI terkait
2. Mencantumkan persyaratan mutu SNI dan hasil uji
III TINJAUAN
1 Tinjauan terhadap laporan audit dan
laporan hasil uji
Tipe 5
1. Pada laporan hasil uji:
a. Jika ada satu atau lebih parameter yang tidak memenuhi persyaratan SNI, maka atas permintaan LSPro
dilakukan uji ulang untuk parameter tersebut terhadap arsip contoh uji yang ada di laboratorium dan jika
diperlukan dilakukan pula uji ulang terhadap arsip contoh uji yang ada di pabrik.
b. Jika hasil uji terhadap arsip contoh pabrik tidak memenuhi persyaratan SNI, maka LSPro memberitahukan ke
perusahaan untuk melakukan tindakan koreksi maksimal 2 (dua) bulan untuk parameter tersebut sebelum
dilakukan pengambilan dan pengujian ulang untuk semua parameter SNI.
c. Jika hasil uji ulang tidak memenuhi persyaratan maka permohonan dinyatakan gagal.
2. Pada laporan hasil audit:
a. Jika ada ketidaksesuaian kategori mayor, maka LSPro menginformasikan kepada perusahaan untuk melakukan
tindakan perbaikan maksimal 1 (satu) bulan sejak tanggal audit.
b. Jika ada ketidaksesuaian kategori minor, maka LSPro menginformasikan kepada perusahaan untuk melakukan
tindakan perbaikan maksimal 2 (dua) bulan sejak tanggal audit
c. Jika hasil verifikasi terhadap tindak koreksi diatas (jika dilakukan di pabrik) tidak memenuhi persyaratan sistem
manajemen yang diacu maka LSPro melakukan audit ulang untuk lingkup ketidaksesuaian diatas.
d. Jika hasil uji ulang tidak memenuhi persyaratan sistem manajemen yang diacu, maka permohonan ditolak
Hasil tinjauan merupakan rekomendasi untuk pengambilan keputusan sertifikasi.
Hasil uji laboratorium dan aspek manajemen mutu ditinjau oleh penyelia sampling dan pengujian produk kemudian
divalidasi oleh koordinator teknis.
Jika sudah memenuhi syarat maka Koordinator Sertifikasi merekomendasikan untuk dilanjutkan ke rapat panel.
Hal. 9 dari 16
NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN
2 Tinjauan terhadap laporan hasil Tipe 1b:
Tinjauan hasil uji laboratorium hanya melihat kesimpulan hasil uji memenuhi atau tidak memenuhi syarat SNI
menggunakan form evaluasi hasil pengujian.
1. Jika ada satu atau lebih parameter yang tidak memenuhi persyaratan SNI, maka atas permintaan LSPro dilakukan uji
ulang untuk parameter tersebut terhadap arsip contoh uji yang ada di perusahaan.
2. Jika produk dalam negeri (Indonesia), bila hasil tidak memenuhi persyaratan SNI, maka LSPro memberitahukan
kepada perusahaan untuk dilakukan pengambilan contoh ulang
3. Untuk produk impor, bila hasil uji terhadap arsip contoh juga tidak memenuhi persyarataan SNI, maka LSPro tidak
menerbitkan SPPT SNI untuk produk yang mewakili hasil tersebut
4. Untuk produk yang beredar, bila hasil uji terhadap arsip contoh juga tidak memenuhi persyaratan SNI, maka LSPro
tidak menerbitkan SPPT SNI untuk produk tersebut
IV KEPUTUSAN
1 Keputusan Sertifikasi melalui rapat
panel/Tim Teknis
Tipe 5:
1. Sesuai prosedur IK/BISa.LSPro/7.5
2. Dilakukan oleh tim teknis LSPro Samarinda Etam yang memiliki kompetensi produk pupuk NPK Padat serta
independen terhadap proses sertifikasi:
a. Pembahasan pada rapat Tim Teknis terdiri atas 4 bagian meliputi: SMM ISO 9001:2015 atau revisinya, Mutu
Produk, Legal dan SMM LSPro Samarinda Etam. Tim Teknis terdiri dari personil yang menguasai sistem
manajemen mutu ISO 9001:2015 atau revisinya, menguasai proses dari suatu perusahaan dan menguasai
SMM LSpro
b. Tim teknis ditetapkan oleh Kepala Seksi Standardisasi dan Koordinator Sertifikasi dan disahkan oleh Kepala
Balai.
3. Keputusan sertifikasi untuk kegiatan survailen berupa : dapat dipertahankan (dilanjutkan), ditangguhkan, dicabut
penggunaan SPPT SNI
Tipe 1b:.
1. Sesuai prosedur IK/BISa.LSPro/7.5
2. Dilakukan oleh Tim Teknis LSPro Samarinda Etam yang memiliki kompetensi produk pupuk NPK Padat serta
independen terhadap proses sertifikasi:
- Pembahasan pada rapat panel tediri dari 2 (dua) bagian meliputi: mutu produk dan dokumen administrasi legal
3. Tim Teknis terdiri dari personil yang salah satunya harus menguasai proses dan mutu produk, menguasai aspek
legal dari suatu perusahaan.
Hal. 10 dari 16
NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN
V LISENSI
1. Penerbitan SPPT SNI Tipe 5 dan Tipe 1b:
1. Sesuai format LSPro Samarinda Etam no.dokumen F/BISa.LSPro/7.7.1, Sertifikat Produk Pengguna Tanda SNI tipe
5 atau tipe 1b.
2. Penulisan data yang tercantum dalam SPPT SNI pupuk NPK Padat sebagai berikut:
a. Nama dan alamat perusahaan
b. Nama dan alamat perusahaan perwakilan/importer (bagi produsen luar negeri)
c. Direksi/penanggung jawab perusahaan
d. Alamat pabrik
e. Perusahaan pemakloon/pengguna
f. Alamat Perusahaan pemakloon/pengguna
g. Penanggung jawab
h. Pemakloon/penguna
i. Importir
j. Merek
k. Nomor dan Judul SNI
l. Sistem Manajemen Mutu yang digunakan
m. Tanggal dikeluarkan
n. Komoditi/Jenis produk harus dinyatakan dengan jelas termasuk dalam jenis pupuk
o. Jenis kemasan
p. Tipe produk harus dinyatakan dengan jelas jenis kemasannya
q. Masa berlaku sertifikat
- Untuk tipe 5 yaitu 4 (empat) tahun
- Untuk tipe 1b yaitu 1 batch/lot/kapasitas produksi selama 6 bulan dan untuk importer per shipment.
2. Penandaan Tipe 5 dan Tipe 1b:
1. Produsen yang telah memperoleh SPPT SNI wajib membubuhkan tanda SNI pada setiap kemasan
2. Tanda SNI dilengkapi informasi Nomor SNI
3. Tanda SNI dibubuhkan pada tempat yang mudah dibaca dan atau tidak mudah hilang
VI SURVAILEN
1. Audit Tipe 5:
Pengendalian Proses, Quality Control, Pengendalian Produk, Tinjauan Manajemen, Keluhan dan Kepuasan Pelanggan,
Internal Audit, Pengendalian Produk Tidak Sesuai, Evaluasi Data dan Tindakan Perbaikan.
Hal. 11 dari 16
NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN
Tipe 1b: Tidak dipersyaratkan
2. Pelaksanaan Audit Tipe 5:
1. Sesuai perusahaan prosedur IK/BISa.LSPro/7.9
2. Prosedur survailen dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali selama periode sertifikasi. Kegiatan survailen pertama sampai
ketiga dilaksanakan sesuai aktivitas II s/d IV (Determinasi, Tinjauan dan Keputusan)
3. Sertifikasi ulang dilaksanakan sesuai aktivitas I sampai V (Seleksi, Determinasi, Keputusan, Lisensi)
Tipe 1b: Tidak dipersyaratkan
3 Pengambilan Contoh Tipe 5:
1. Sesuai SNI 19-0428-1998 atau revisinya
2. Lokasi pengambilan contoh: proses produksi, pasar dan/atau proses produksi dan pasar
3. Contoh diambil sebanyak 3 (tiga) paket contoh, dengan ketentuan 1 (satu) contoh untuk diuji di laboratorium, 1
(satu) contoh untuk arsip di laboratorium dan 1 (satu) contoh sebagai arsip di perusahaan jika diperlukan
Tipe 1b: Tidak dipersyaratkan
4 Pengujian Contoh Tipe 5: Sesuai SNI 2803:2012 atau revisinya
Tipe 1b: Tidak dipersyaratkan
5 Area yang diaudit Tipe 5:
Auditor dapat mempertimbangkan are audit berdasarkan hasil survailen LSPro dan hasil audit dari LSSM terakhir.
Audit dilaksanakn pada line produksi, laboratorium, manajemen dan beberapa are lainnya (sesuai dengan audit plan).
Tipe 1b: Tidak dipersyaratkan
6 Tinjauan dan Keputusan
a. Tinjauan terhadap laporan/BA
pengambilan contoh, laporan
audit dan laporan hasil uji
dilakukan oleh Tim Teknis
Tipe 5:
1. Tim Teknis
a. Paling sedikit 1 (satu) orang dari Tim Teknis (Reviewer) memiliki kompetensi produk pupuk NPK Padat
b. Paling sedikit 1 (satu) orang atau lebih dari Tim Teknis (Reviewer) memahami sistem manajemen mutu ISO
9001 dan bahan kimia/produk kimia
c. Tim Teknis (Reviewer) melakukan tinjauan laporan audit
d. Tim Teknis (Reviewer) melakukan tinjauan laporan hasil uji
e. Tinjauan yang dihasilkan merupakan bahan rapat Panel SPPT SNI
2. Pada Laporan Hasil uji
a. Untuk parameter pupuk NPK Padat, jika ada parameter yang tidak memenuhi syarat SNI, maka dilakukan
pengujian ulang untuk parameter tersebut terhadap arsip contoh uji atau pengambilan contoh ulang
Hal. 12 dari 16
NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN
b. Jika hasil uji terhadap arsip contoh tidak memenuhi persyaratan SNI, maka LSPro memberitahukan ke
perusahaan untuk melakukan tindakan koreksi minimal 2 (dua) bulan untuk parameter terkait sebelum dilakukan
pengambilan dan pengujian ulang untuk semua parameter SNI
c. Jika hasil uji ulang tidak memenuhi persyaratan maka permohonan dinyatakan gagal
d. Hasil uji laboratorium dan aspek manajemen mutu ditinjau oleh penyelia sampling dan pengujian produk
kemudian divalidasi oleh coordinator teknis
e. Hasil tinjauan merupakan rekomendasi untuk pengambilan keputusan setifikasi
f. Hasil keputusan rapat Tim Teknis dijadikan dasar pemberian, pemeliharaan sertifikasi
Tipe 1b: Tidak dipersyaratkan
b. Keputusan Survailen Tipe 5:
Keputusan rapat Tim Teknis merupakan dasar Kepala Baristand Industri Samarinda untuk menetapkan sertifikasi
berupa : dapat dipertahankan (dilanjutkan), ditangguhkan, dicabut penggunaan SPPT SNI sesuai dengan
IK/BISa.LSPro/7.5 Tinjauan dan Keputusan Sertifikasi.
Tipe 1b: Tidak dipersyaratkan
VII Pemberian Sertifikat
1. Pemberian Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI)
1. Persyaratan Administrasi (termasuk pembayaran) dan Data Teknis yang telah ditetapkan dalam dokumentasi mutu LSPro Samarinda Etam, peraturan teknis dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku telah dipenuhi.
2. Mutu Produk yang dihasilkan perusahaan telah memenuhi SNI Produk yang relevan.
3. Sistem Manajemen Mutu perusahaan diterapkan sesuai dengan Dokumentasi mutu perusahaan dan standar yang digunakan
Perusahaan yang telah diberikan SPPT SNI diberi hak untuk :
a. Menggunakan tanda SNI pada produk yang dihasikannya
b. Mempublikasikan dalam pemasarannya berkaitan diperolehnya SPPT SNI
Perusahaan yang telah diberikan SPPT SNI mempunyai kewajiban untuk melaksanakan operasional perusahaan sesuai dengan :
a. Surat Perjanjian Sertifikasi
b. Syarat dan Aturan Sertifikasi
c. Surat Perjanjian Penggunaan Lisensi, Sertifikat dan Tanda Kesesuaian
Hal. 13 dari 16
NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN
VIII Penundaan
1. Penundaan pemberian Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI)
1. Adanya informasi bahwa telah terjadi perubahan dalam perusahaan sebagaimana pada evaluasi ulang
2. Kegagalan perusahaan dalam membantu personel LSPro Samarinda Etam dan/ atau sub kontraknya dalam proses sertifikasi
3. Perusahaan tidak dapat memenuhi persyaratan namun Manajemen LSPro Samarinda Etam menganggap bahwa ketidak terpenuhinya persyaratan tersebut hanya bersifat sementara
4. Atas permintaan perusahaan sendiri
IX Penolakan
1. Penolakan pemberian Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI)
1. Persyaratan Administrasi (termasuk pembayaran) dan Data Teknis yang telah ditetapkan dalam dokumentasi mutu LSPro Samarinda Etam, peraturan teknis dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku tidak dipenuhi.
2. Mutu Produk yang dihasilkan perusahaan tidak memenuhi SNI Produk yang relevan.
3. Sistem Manajemen Mutu perusahaan tidak cukup dan tidak diterapkan sesuai dengan dokumentasi mutu perusahaan dan standar yang digunakan
LSPro Samarinda Etam akan menginformasikan adanya kesempatan untuk memberi tanggapan dan/ atau prosedur banding bagi Perusahaan yang berkeberatan atas putusan penolakan ini
X Pemeliharaan
1. Pemeliharaan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI)
1. Persyaratan Administrasi (termasuk pembayaran) dan Teknis yang telah ditetapkan dalam dokumentasi mutu LSPro Samarinda Etam, peraturan teknis dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku telah dipenuhi.
2. Mutu Produk yang dihasilkan perusahaan telah memenuhi SNI Produk yang berlaku. 3. Sistem Manajemen Mutu perusahaan diterapkan sesuai dengan Dokumentasi mutu perusahaan dan standar yang
digunakan. a. Perusahaan yang SPPT SNI nya dipelihara/ dipertahankan, tetap:
• Diperkenankan menggunakan tanda SNI pada produknya
• Mempublikasikan/ membuat pernyataan dalam pemasarannya berkaitan diperolehnya SPPT SNI
b. Perusahaan memiliki kewajiban untuk melaksanakan operasional perusahaan sesuai dengan :
• Surat Perjanjian Sertifikasi
• Syarat dan Aturan Sertifikasi
• Surat Perjanjian Penggunaan Lisensi, Sertifikat dan Tanda Kesesuaian
Hal. 14 dari 16
NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN
XI Pembekuan
1. Pembekuan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI)
1. Laporan ketidaksesuaian tidak diselesaikan/ ditutup dalam jangka waktu yang ditetapkan.
2. Perusahaan tidak dapat memenuhi persyaratan namun Manajemen LSPro Samarinda Etam menganggap bahwa ketidak terpenuhinya persyaratan tersebut hanya bersifat sementara
3. Masa berlaku sertifikasi telah berakhir, sedangkan proses evaluasi belum selesai.
4. Atas Permintaan perusahaan
5. Terjadi penyalahgunaan SPPT SNI dan/atau tanda kesesuaian yang segera diperbaiki perusahaan dalam jangka waktu ditentukan
6. Kegagalan dalam membantu personel LSPro Samarinda Etam / Sub Kontrak dalam menjalankan tugas resmi.
7. Pelanggaran terhadap persyaratan dan peraturan yang ditetapkan LSPro Samarinda Etam.
8. Pelanggaran lain terhadap Ketentuan dan Tata Cara SPPT SNI
9. Selama SPPT SNInya dibekukan, Perusahaan :
a. Dilarang menggunakan Tanda SNI pada kemasan produknya sejak tanggal pembekuan
b. Dilarang menyebarluaskan pernyataan/ tulisan yang telah disertifikasi oleh LSPro Samarinda Etam.
c. Menyampaikan status pembekuan yang diterima kepada pembeli yang relevan dan potensial.
d. Dalam hal produk yang dihasilkan berbahaya maka perusahaan harus menarik produk yang dihasilkan akibat perubahan tersebut di pasaran
XII Pencabutan
1. Pencabutan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI)
1. Perusahaan gagal memperbaiki tindakan perbaikan yang direkomendasi pada saat survailen dalam jangka waktu yang ditetapkan
2. Tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan tidak memadai dalam kasus pembekuan SPPT SNI.
3. Terdapat ketidaksesuaian yang serius pada hasil survailen
4. Perusahaan tidak memenuhi kewajiban pembayaran biaya SPPT SNI
5. Perusahaan tidak memperbaharui SPPT SNI
6. Produk yang disertifikasi tidak diproduksi lagi oleh perusahaan.
7. Perusahaan mengalami kebangkrutan/ pailit.
Hal. 15 dari 16
NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN
8. Perusahaan yang SPPT SNInya dicabut, diwajibkan :
a. Mengembalikan sertifikat yang telah diberikan
b. Apabila produk yang dihasilkan berbahaya, maka perusahaan diwajibkan menarik produknya dipasaran
c. Dilarang menggunakan Tanda SNI pada kemasan produk dan pernyataan lisan/tulisan yang berisi pernyataan tersertifikasi oleh LSPro Samarinda Etam
XIII Perluasan Ruang Lingkup
1. Perluasan Ruang Lingkup Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI)
1. Proses penambahan ruang lingkup sertifikasi produk penggunaan tanda SNI dilakukan dengan mengajukan permohonan secara tertulis (formulir resmi dari LSPro Samarinda Etam) yang disertai dokumen/ informasi tambahan yang diperlukan.
2. Proses evaluasi terhadap penambahan ruang lingkup akan dilakukan bersamaan dengan kegiatan survailen secara berkala. Permintaan penambahan ruang lingkup selain pada waktu survailen berkala dapat dipenuhi, namun survailen berkala tetap akan dilaksanakan.
3. Biaya sertifikasi penambahan ruang lingkup yang dibebankan ke perusahaan sebagaimana tertera pada Struktur Biaya Sertifikasi pada LSPro Samarinda Etam.
4. Aturan dan kriteria pemberian sertifikat atas penambahan ruang lingkup sama dengan aturan dan kriteria pada pemberian sertifikasi
XIV Pengurangan Ruang Lingkup
1. Pengurangan Ruang Lingkup Sertifikat Produk Pengunaan Tanda SNI (SPPT SNI)
1. Perusahaan gagal melakukan tindakan perbaikan yang direkomendasi atas produk pada saat survailen atau evaluasi ulang dalam jangka waktu yang ditetapkan atas salah satu produk yang dihasilkan.
2. Tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan atas salah satu mutu produk, tidak memadai dalam kasus pembekuan SPPT SNI.
3. Produk yang disertifikasi tidak diproduksi lagi oleh perusahaan.
4. Permintaan sendiri dari perusahaan
LSPro Samarinda Etam :
1. Melarang Perusahaan untuk menggunakan Tanda SNI bagi produk yang telah dicabut SPPT SNI, serta
2 Mewajibkan perusahaan memenuhi ketentuan sebagaimana pada Surat Perjanjian Sertifikasi dan Syarat dan Aturan Sertifikasi
Hal. 16 dari 16
NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN
XV Keluhan & Banding Pelanggan
1. Keluhan & Banding Pelanggan 1. Pemohon keluhan dan banding mengajukan keberatan kepada Kepala Balai baik secara langsung maupun tidak langsung (surat, email, telepon) selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak disampaikannya laporan hasil keputusan sertifikasi.
2. Kepala Balai menginstruksikan Koordinator Sertifikasi untuk mengkaji keluhan dan banding yang disampaikan pemohon.
3. Koordinator Sertifikasi melaporkan ke Kepala Balai mengenai hasil pengkajian keberatan dari pemohon.
4. Apabila keluhan dan banding ditolak maka Koordinator Sertifikasi menyampaikan secara tertulis kepada pemohon
5. Apabila keluhan dan banding diterima maka Kepala Balai membentuk tim keluhan dan banding
6. Tim keluhan dan banding mempelajari dan menganlisis keluhan dan menetapkan keputusan
7. Penyampaianya secara tertulis kepada pemohon hasil keputusan tim
8. Apabila pemohon belum puas atas keputusan Tim keluhan & banding dan pemohon mengajukan ke ranah hukum, maka LSPro Samarinda Etam akan didampingi oleh Biro Hukum Kementerian Perindustrian.