Kemenkes Hipertensi

download Kemenkes Hipertensi

of 4

Transcript of Kemenkes Hipertensi

Kemenkes: 2016, Restoran Harus Sediakan Menu Sehat

Metrotvnews.com, Jakarta:Kementerian Kesehatan RI mencanangkan aturan baru kepada seluruh restoran yang ada di Indonesia. Aturan baru tersebut yakni menganjurkan kepada setiap restoran untuk menerapkan menu yang sehat dengan merinci isi kandungan makanan dan nilai gizi kepada para pelanggan.

Aturan ini dibuat untuk mengedukasi masyarakat sehingga dapat mengatur pola makan dengan baik dan terhindar dari beragam penyakit. Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M. Kes, Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI menjelaskan, Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 30 ini akan diedarkan tahun 2016 nanti di seluruh wilayah Indonesia.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat edaran tentang Permenkes No. 30 ini bisa segara selesai dan dapat belaku tahun depan," ujarnya dalam seminar Memerangi Angka Hipertensi di Indonesia, Rabu (27/5/2015).

Restoran dan rumah makan yang diwajibkan menerapkan Permenkes No.30 tersebut yang memiliki lebih dari 250 gerai dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. "Tapi, kalau ada restoran yang tidak punya cabang berpartisipasi, itu lebih bagus," tutur Ekowati.

Restoran yang menerapkan peraturan tersebut nantinya akan mendapatkan sertifikat yang otomatis akan mendapatkan citra sebagai restoran yang sehat. Dr. Ekowati juga mengatakan tidak ada sanksi apabila restoran tidak mematuhi peraturan yang akan diluncurkan tahun depan itu.

"Iya, ini kan dalam bentuk Permenkes, dimana Menteri Kesehatan hanya mengimbau jadi tidak ada sanksi. Tapi, kami akan terus mendorong mereka untuk menerapkan Permenkes No. 30 ini," tambahnya.

Selain itu, Kementerian Kesehatan saat ini sedang merancang tugas yang disebut Inspektur Penyehatan Makanan. Inspektur tersebut akan memantau, mendidik, membina dan mengawasi terkait makanan-makanan yang berbahaya serta penentuan untuk label sehat pada restoran. (Sumarni)LOV

http://rona.metrotvnews.com/read/2015/05/27/399830/kemenkes-2016-restoran-harus-sediakan-menu-sehat

Hari Rabu, 27 Mei 2015, Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Ekowati Rahajeng di Jakarta mengingatkan restoran siap saji atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji.

Nanti kita akan buat edaran untuk menindaklanjuti peraturan tersebut. Wajib untuk restoran yang memiliki gerai lebih dari 250 di seluruh Indonesia, ujarnya.

Permenkes ini ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit jantung, masyarakat harus selalu diingatkan untuk mulai mengatur konsumsi gula, garam dan lemak yang mereka konsumsi setiap hari. Peraturan ini sesungguhnya sudah disosialisasikan sejak 2013, namun memang direncanakan akan berlaku secara efektif setelah tiga tahun diundangkan, yaitu di tahun 2016. Jangka waktu tiga tahun ditujukan untuk memberi waktu yang cukup bagi Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian dan lintas sektor lain yang terkait melakukan persiapan dan penyesuaian dengan peraturan tersebut.

Permenkes ini merupakan upaya promosi kesehatan dan edukasi kepada masyarakat untuk mulai mencermati konsumsi gula, garam dan lemak. Adanya konsumsi GGL secara berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti hipertensi, stroke, hingga diabetes. Penerapan peraturan ini, diharapkan dapat mendorong pembatasan secara mandiri dalam mencegah konsumsi makanan dan minuman berlebuhan yang memicu munculnya penyakit tidak menular di Indonesia.

Disamping pembatasan kadar gula, garam dan lemak, Permenkes juga mewajibkan pangan olahan dan siap saji untuk mencantumkan pesan kesehatan sebagaimana produk rokok, yang berisi peringatan, Konsumsi gula lebih dari 50 gram, natrium lebih dari 2.000 miligram, atau lemak total lebih dari 67 gram per orang per hari berisiko hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung.

Pesan kesehatan dapat dicantumkan di buku menu, brosur, dinding, maupun media lainnya yang dapat dibaca dengan jelas oleh konsumen. Pencantuman pesan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan sehat dalam hidup sehat sehingga menurunkan prevalensi penyakit tidak menular.

Penyakit Tidak Menular. Kecenderungan penyakit menular terus meningkat dan telah mengancam sejak usia muda. Selama dua dekade terakhir ini, telah terjadi transisi epidemiologis yang signifikan, penyakit tidak menular telah menjadi beban utama, meskipun beban penyakit menular masih berat juga. Indonesia sedang mengalami double burden penyakit, yaitu penyakit tidak menular dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak menular utama meliputi hipertensi, diabetes melitus, kanker dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Jumlah kematian akibat rokok terus meningkat dari 41,75% pada tahun 1995 menjadi 59,7% di 2007. Selain itu dalam survei ekonomi nasional 2006 disebutkan penduduk miskin menghabiskan 12,6% penghasilannya untuk konsumsi rokok. Oleh karena itu deteksi dini harus dilakukan dengan secara proaktif mendatangi sasaran, karena sebagian besar tidak mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit tidak menular. Dalam rangka pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) antara lain dilakukan melalui pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM) yang merupakan upaya monitoring dan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular di masyarakat. Sejak mulai dikembangkan pada tahun 2011 Posbindu- PTM pada tahun 2013 telah berkembang menjadi 7225 Posbindu di seluruh Indonesia.