Kemenhut Tutup Mata atas Pembangunan Vila Liar Baru · mata mengenai apa yang terjadi di Ta-man...

1
6 RABU, 5 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA M EGA POLITAN LINTAS BERITA Jamkesmas buat Gelandangan Bogor PEMERINTAH Kota Bogor memperluas pelayanan kesehatan program jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas) tahun ini dengan memasukkan warga miskin nonkuota. Mereka antara lain anak telantar atau anak jalanan, gelandangan, dan pengemis. “Mereka merupakan peserta eligible dan dapat dilayani dengan rekomendasi dari dinas sosial setempat,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Triwandha Elan, beberapa waktu lalu. Perluasan peserta jamkesmas juga meliputi bayi yang baru lahir dari peserta jamkesmas yang secara otomatis menjadi pe- serta jamkesmas. Ada juga peserta program keluarga harapan, masyarakat miskin, penghuni lembaga permasyarakatan (LP) dengan rekomendasi kepala LP, dan masyarakat miskin penghuni rutan dengan rekomendasi kepala rutan. “Selain itu, masyarakat miskin penghuni panti jompo dan panti sosial lain yang mendapat rekomendasi dari dinas sosial, juga pen- derita talasemia, dan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan dan rumah sakit kelas III,” papar Triwandhana. (DD/J-3). Kasatpol PP Depok Minta Dicopot KEPALA Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Depok Sariyo Sabani meminta agar ia turut di-PHK dari jabatan sebagai Kepala Satpol PP seperti halnya 166 tenaga honorer Satpol PP Kota Depok yang dipecat per 1 Januari 2011. “Saya sudah berkali-kali meminta Wali Kota Depok Nur Mahmudi agar mencopot jabatan saya. Tak hanya ke Nur Mahmu- di, ke Sekretaris Kota Depok Etty Suryahati, dan Asisten Tata Praja Kota Depok Sayid Cholid, juga disampaikan,” tandasnya. Menurutnya, tenaga honorer Satpol PP sangat dibutuhkan karena jumlah personel masih sangat kurang yakni hanya 100 orang. Dari jumlah itu, 13 di antaranya pejabat struktural dan pejabat fungsional. Sisanya, sebanyak 87 orang membidangi administrasi dan lapangan. Ketua DPRD Kota Depok Rintis Yanto mengungkapkan, PHK dilakukan karena pemerintah kota menghapus anggaran tenaga honor Satpol PP. Selain Satpol PP, tenaga honorer di dinas lain juga akan ikut di-PHK kalau tidak ada di anggaran APBD. (KG/J-3) Pria Terjun di Gajah Mada Plaza SEHARI setelah seorang pria tewas bunuh diri dari lantai enam pusat perbelanjaan Blok M Square, peristiwa serupa kembali terjadi di Gajah Mada Plaza, Jl Hayam Wuruk, Gambir, Jakarta Pusat. Hendrik Cendana, 40, sekitar pukul 10.45 WIB, kemarin, ditemukan tewas di lokasi parkiran dengan kondisi mengenaskan seusai melompat dari lantai tiga plaza tersebut. Korban menderita luka di bagian kepala dan diduga mengalami patah tulang di be- berapa bagian tubuhnya. Dari kartu identitasnya, korban ternyata pemilik bengkel dinamo Central Teknik yang beralamat di Kam- pung Jawa, Jalan Kerajinan, Tamansari, Jakarta Barat. “Tiba-tiba saya mendengar suara benda terjatuh. Ternyata itu suara orang terjatuh tepat di depan saya dan saya langsung melaporkan kejadian ini ke atasan saya,” ungkap Wahyu, 26, karyawan Gajah Mada Plaza. Istri korban, Isabela, 36, yang ikut melihat jenazah suaminya ke lokasi kejadian terlihat tak banyak bicara dan tampak shock. Kanit Reskrim Polsek Gambir Kompol Tauk mengatakan terkait dengan peristiwa itu, pihaknya telah menegur pengelola gedung agar memasang kamera CCTV agar peristiwa serupa tidak kembali terulang. (*/J-3) ASNI HARISMI K EMENTERIAN Ke- hutanan menutup mata mengenai apa yang terjadi di Ta- man Nasional Gunung Hali- mun Salak (TNGHS). Meskipun di depan mata vila-vila liar masih dengan bebas beroperasi dan dikomersialkan, tidak ada sedikit pun tindakan yang di- lakukan Kemenhut. Kemenhut juga dengan mu- dah menjawab tidak menge- tahui adanya pembangunan beberapa vila baru di kawasan konservasi TNGHS. Menhut Zulkii Hasan mengaku belum menerima laporan tentang ada- nya hal tersebut. “Saya belum dapat laporan tentang (pem- bangunan vila baru) itu. Kalau ada pembangunan yang baru, kita pasti sikat mereka karena itu hal yang dilarang,” tandas Zulkii, kemarin. Pernyataan tersebut ber- tentangan dengan fakta yang ada. Pembangunan vila-vila liar baru yang dilakukan sejak pertengahan Desember lalu sama sekali tidak mendapat peringatan apalagi sanksi dari pemerintah. Padahal Menhut dan timnya baru saja melaku- kan pemantauan di kawasan hutan konservasi tersebut pada akhir Desember, tepatnya Senin (27/12/2010) lalu. Ketika itu, Menhut bersama tim men- canangkan kawasan TNGHS sebagai pusat konservasi keanekaragaman hayati terbe- sar se-Asia Tenggara dengan luas 113.357 hektare. Faktanya, pembangunan vila liar tetap dilakukan dengan bebas di ka- wasan konservasi tersebut. Direktur Jenderal Perlindung- an Hutan Konservasi Alam Darori bahkan berani menjamin bahwa tidak ada pembangunan bangunan baru di kawasan tersebut. “Tidak mungkin ada pembangunan baru di sana karena itu kan kawasan hutan konservasi,” tandas Darori. Jawaban Darori masih sama ketika Media Indonesia menyo- dorkan bukti berupa fakta-fakta pantauan lapangan. Bukti itu memperlihatkan masih diko- mersialkannya 12 vila yang ke- pemilikannya telah diserahkan, serta adanya pembangunan vila baru di Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, di Jalan Rawalega, Jalan Pasir Reungkit, serta di sepanjang jalan menuju Curug Seribu. “12 vila yang asetnya sudah diserahkan seka- rang kosong, dipastikan tidak dihuni lagi,” imbuh Darori. Menanggapi kemungkinan adanya penyelewengan vila, Darori mengatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya ke- pada aparat penegak hukum. Adapun untuk pemilik vila yang telah menyerahkan aset, Kemenhut menyatakan mere- ka tidak akan dijatuhi sanksi hukum. Pemerintah tidak mengawasi Direktur Walhi Jakarta Ubai- dillah menyatakan tidak ada- nya pengawasan pemerintah membuat vila-vila baru ber- munculan dan melanggar batas kawasan yang dilindungi. Akibat pembangunan vila-vi- la baru tersebut fungsi Halimun sebagai tempat konservasi dan daerah resapan air terancam. Yang lebih disayangkan lagi, lanjut Ubaidillah, pemilik ru- mah atau vila tersebut justru pejabat pemerintah yang seha- rusnya menegakkan peraturan di kawasan konservasi tersebut. “Ini sangat memprihatinkan. Justru mereka bersikap kon- tradiktif dengan apa yang se- harusnya mereka lakukan,” sesalnya. Selain itu, rangers yang se- harusnya mengawasi tidak berfungsi, ditambah lagi lemah- nya sanksi yang seharusnya diberikan kepada pelanggar plang. (*/J-3) [email protected] Kemenhut Tutup Mata atas Pembangunan Vila Liar Baru Meski disodori bukti adanya pembangunan vila baru, Dirjen Perlindungan Hutan Konservasi Alam Darori tetap menjamin bahwa tidak ada pembangunan baru di kawasan tersebut. LI Ja PE pr de lai “M rek Ke lah se m de ru so de da K KE Sa Ke Ko M di, Ko ka or pe ad di ho ak P SE pu ter Pu di seu lu be pe pu itu m ka m bic ter ge tid Pemalsu Identitas Kartu Kredit di Mal Ditangkap COBALAH berhati-hati bila ada yang menawarkan kartu kredit proses cepat di mal-mal. Banyak dari mereka ternyata penipu. Pelaku akan menggu- nakan data identitas Anda un- tuk mengajukan kartu kredit. Kasus tersebut terbongkar berawal dari kasus yang me- nimpa IP. Korban menerima tagihan dari Bank Central Asia (BCA) sebesar Rp99 juta. Padahal ia tak pernah mela- kukan transaksi sebesar itu di toko WC di ITC Bumi Serpong Damai, Tangerang, pada Agus- tus 2010, sesuai bukti tagihan. IP mengajukan keberatan ke BCA yang selanjutnya melapor- kan kasus tersebut ke polisi. Mabes Polri menangkap MR yang menggunakan identitas IP untuk mendaftarkan Platinum BCA Card. Identitas IP didapat MR dari pegawai lepas yang mengumpulkan aplikasi kartu kredit di Mal Mangga Dua de- ngan harga per identitas Rp75 ribu-Rp100 ribu. “Ada sindikat bekerja sama dengan pelayanan kartu kre- dit cepat di mal-mal,” terang Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Boy Rai Amar, kemarin. Dari data aplikasi kartu kre- dit tersebut, MR bersama tiga anak buahnya membuat KTP, NPWP, dan kartu kredit City Bank palsu untuk mengajukan kartu kredit BCA. Kartu itu lantas digunakan bertransaksi di toko WC lewat tarik tunai. Keempat orang itu berhasil ditangkap pekan lalu. Barang bukti yang disita cu- kup mengejutkan yakni belasan kartu kredit asli dari berbagai bank, data pribadi 30 konsumen calon korban, seperangkat komputer, aplikasi pengajuan kartu kredit, bukti transaksi, dan surat kuasa pengambilan kartu kredit. “Modus seperti ini mereka lakukan sejak 2004 sehingga perlu kita selidiki apa saja yang telah mereka lakukan,” tambah Kanit Pencucian Uang Direktur Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri Kombes Agung Setya. “Penjahatnya pemain lama. Sudah terorganisasi da- lam satu kelompok.” Agung menjelaskan, sejak 2004, ada 12 bank yang merugi atas pemalsuan identitas. Ang- ka kerugian bank-bank tersebut mencapai Rp6,5 miliar. (*/J-1) Modus seperti ini mereka lakukan sejak 2004 sehingga perlu kita selidiki.” Agung Setya Kanit Pencucian Uang Mabes Polri T ANGIS pasangan Mukri dan Hamzah meledak begitu jenazah putra mereka, Dea Aditya Susanto, 24, yang tenggelam Senin (2/1) di Sungai Cisadane, Cengkareng, Jakarta Barat, akhirnya ditemukan kemarin. Kondisi jenazah telah menghitam akibat tebalnya lumpur sungai. Empat anggota Basarnas (Badan SAR Nasional) selanjutnya membawa jenazah ke rumah duka. Korban yang dikenal tidak bisa berenang, masuk ke sungai Senin dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Warna hitam pekat dan bau menyengat tak menyurutkan niatnya meskipun keluarga melarang. Setelah puas bermain air di bagian anak Sungai Cisadane, dengan tubuh penuh lumpur dan lalat mengerubuti, anak bungsu dari 11 bersaudara itu pulang ke rumah. “Pagi-pagi sekitar pukul 09.00 WIB Dea balik lagi ke sungai. Kali ini ke sungai besar. Setelah itu, baru saya tahu dari temannya bahwa Dea tenggelam,” ungkap Ida, kakak Dea, di rumah duka RT 3 RW 5 Kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Warga dibantu Basarnas, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Polsek Cengkareng mencoba menolong. Upaya pencarian dilakukan sejak Senin pagi. Namun baru kemarin, sekitar pukul 13.30 WIB, korban berhasil ditemukan. Dea diduga menderita depresi akibat pemutusan hubungan kerja (PHK). Sejak PHK itu, kata Ida, sikap Dea berubah menjadi hiperaktif tapi cenderung tertutup. Sikap hiperaktif Dea kadang sangat mengganggu dan cenderung berlebihan. Ini terlihat dari seringnya mencari perhatian keluarga, seperti memotong kabel meteran listrik dan merusak beberapa perabot rumah. Kenekatan adiknya berenang di sungai pun dianggap sebagai upaya mencari perhatian. Kakak korban yang lain, Maulidia, tak kalah terpukul. Tapi dia melihat ada keganjilan atas tenggelamnya si bungsu. Ia meyakini mitos yang selama ini menghantui warga Duri Kosambi bahwa Sungai Cisadane dihuni buaya putih dan buaya berekor buntung. Sudah banyak korban yang tenggelam di sungai sepanjang 140 km itu. Arus air yang tenang bisa tiba–tiba berubah deras ketika ada calon korban. Namun begitu korban tenggelam, volume dan arus air kembali normal. “Kalau sudah ada tumbal, air biasanya surut seperti semula,” tutur Maulidia. Keganasan arus sungai dengan kedalaman bervariasi antara 1,5 dan 2 meter itu sebelumnya telah memakan korban. Tahun lalu terjadi lima peristiwa tenggelam dengan korban jiwa tujuh orang. “Setiap tahun pasti ada yang tenggelam dan meninggal. Posisi tenggelamnya di situ–situ saja,” terang Heri, salah satu warga yang tinggal dekat lokasi kejadian. Anggota Basarnas, Apri, yang ikut masuk ke air untuk mencari Dea, mengakui ada bahaya dalam Sungai Cisadane karena penuh lumpur serap. Korban akan sulit selamat karena akan terjebak dalam lumpur. Itulah sebabnya Kapolsek Cengkareng Komisaris Ruslan meminta warga berhati–hati terutama ketika volume air meninggi akibat hujan. “Kami mengingatkan orang tua agar lebih mengawasi anaknya sehingga kejadian yang menimpa Dea tidak terulang,” paparnya. (*/J-1) Sungai Cisadane kembali Telan Korban LOKASI JENAZAH: Anggota Badan SAR Nasional berdiri di lokasi penemuan jenazah Dea Aditya Susanto di Sungai Cisadane, Cengkareng, Jakarta Barat, kemarin. METRO TV/RORIE ASYARI

Transcript of Kemenhut Tutup Mata atas Pembangunan Vila Liar Baru · mata mengenai apa yang terjadi di Ta-man...

Page 1: Kemenhut Tutup Mata atas Pembangunan Vila Liar Baru · mata mengenai apa yang terjadi di Ta-man Nasional Gunung Hali-mun Salak (TNGHS). Meskipun di depan mata vila-vila liar masih

6 RABU, 5 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIAMEGAPOLITAN

LINTAS BERITA

Jamkesmas buat Gelandangan BogorPEMERINTAH Kota Bogor memperluas pelayanan kesehatan program jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas) tahun ini dengan memasukkan warga miskin nonkuota. Mereka antara lain anak telantar atau anak jalanan, gelandangan, dan pengemis. “Mereka merupakan peserta eligible dan dapat dilayani dengan rekomendasi dari dinas sosial setempat,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Triwandha Elan, beberapa waktu lalu.

Perluasan peserta jamkesmas juga meliputi bayi yang baru lahir dari peserta jamkesmas yang secara otomatis menjadi pe-serta jamkesmas. Ada juga peserta program keluarga harapan, masyarakat miskin, penghuni lembaga permasyarakatan (LP) dengan rekomendasi kepala LP, dan masyarakat miskin penghuni rutan dengan rekomendasi kepala rutan.

“Selain itu, masyarakat miskin penghuni panti jompo dan panti sosial lain yang mendapat rekomendasi dari dinas sosial, juga pen-derita talasemia, dan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan dan rumah sakit kelas III,” papar Triwandhana. (DD/J-3).

Kasatpol PP Depok Minta DicopotKEPALA Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Depok Sariyo Sabani meminta agar ia turut di-PHK dari jabatan sebagai Kepala Satpol PP seperti halnya 166 tenaga honorer Satpol PP Kota Depok yang dipecat per 1 Januari 2011.

“Saya sudah berkali-kali meminta Wali Kota Depok Nur Mahmudi agar mencopot jabatan saya. Tak hanya ke Nur Mahmu-di, ke Sekretaris Kota Depok Etty Suryahati, dan Asisten Tata Praja Kota Depok Sayid Cholid, juga disampaikan,” tandasnya.

Menurutnya, tenaga honorer Satpol PP sangat dibutuhkan karena jumlah personel masih sangat kurang yakni hanya 100 orang. Dari jumlah itu, 13 di antaranya pejabat struktural dan pejabat fungsional. Sisanya, sebanyak 87 orang membidangi administrasi dan lapangan.

Ketua DPRD Kota Depok Rintis Yanto mengungkapkan, PHK dilakukan karena pemerintah kota menghapus anggaran tenaga honor Satpol PP. Selain Satpol PP, tenaga honorer di dinas lain juga akan ikut di-PHK kalau tidak ada di anggaran APBD. (KG/J-3)

Pria Terjun di Gajah Mada PlazaSEHARI setelah seorang pria tewas bunuh diri dari lantai enam pusat perbelanjaan Blok M Square, peristiwa serupa kembali terjadi di Gajah Mada Plaza, Jl Hayam Wuruk, Gambir, Jakarta Pusat.

Hendrik Cendana, 40, sekitar pukul 10.45 WIB, kemarin, ditemukan tewas di lokasi parkiran dengan kondisi mengenaskan seusai melompat dari lantai tiga plaza tersebut. Korban menderita luka di bagian kepala dan diduga mengalami patah tulang di be-berapa bagian tubuhnya. Dari kartu identitasnya, korban ternyata pemilik bengkel dinamo Central Teknik yang beralamat di Kam-pung Jawa, Jalan Kerajinan, Tamansari, Jakarta Barat.

“Tiba-tiba saya mendengar suara benda terjatuh. Ternyata itu suara orang terjatuh tepat di depan saya dan saya langsung melaporkan kejadian ini ke atasan saya,” ungkap Wahyu, 26, karyawan Gajah Mada Plaza. Istri korban, Isabela, 36, yang ikut melihat jenazah suaminya ke lokasi kejadian terlihat tak banyak bicara dan tampak shock.

Kanit Reskrim Polsek Gambir Kompol Taufi k mengatakan terkait dengan peristiwa itu, pihaknya telah menegur pengelola gedung agar memasang kamera CCTV agar peristiwa serupa tidak kembali terulang. (*/J-3)

ASNI HARISMI

KEMENTERIAN Ke-hutanan menutup mata mengenai apa yang terjadi di Ta-

man Nasional Gunung Hali-mun Salak (TNGHS). Meskipun di depan mata vila-vila liar masih dengan bebas beroperasi dan dikomersialkan, tidak ada sedikit pun tindakan yang di-lakukan Kemenhut.

Kemenhut juga dengan mu-dah menjawab tidak menge-tahui adanya pemba ngunan beberapa vila baru di kawasan konservasi TNGHS. Menhut Zulkifl i Hasan mengaku belum mene rima laporan tentang ada-nya hal tersebut. “Saya belum dapat laporan tentang (pem-bangunan vila baru) itu. Kalau ada pembangunan yang baru, kita pasti sikat mereka karena itu hal yang dilarang,” tandas Zulkifl i, kemarin.

Pernyataan tersebut ber-tentangan dengan fakta yang ada. Pembangunan vila-vila liar baru yang dilakukan sejak pertengahan Desember lalu sama sekali tidak mendapat peringatan apalagi sanksi dari pemerintah. Padahal Menhut dan timnya baru saja melaku-kan pemantauan di kawasan hutan konservasi tersebut pada akhir Desember, tepatnya Senin

(27/12/2010) lalu. Ketika itu, Menhut bersama tim men-canangkan kawasan TNGHS sebagai pusat konservasi keanekaragaman hayati terbe-sar se-Asia Tenggara dengan luas 113.357 hektare. Faktanya, pembangunan vila liar tetap dilakukan dengan bebas di ka-wasan konservasi tersebut.

Direktur Jenderal Perlindung-an Hutan Konservasi Alam Darori bahkan berani menjamin bahwa tidak ada pembangunan bangunan baru di kawasan tersebut. “Tidak mungkin ada pembangunan baru di sana karena itu kan kawasan hutan konservasi,” tandas Darori.

Jawaban Darori masih sama ketika Media Indonesia menyo-dorkan bukti berupa fakta-fakta pantauan lapangan. Bukti itu memperlihatkan masih diko-mersialkannya 12 vila yang ke-pemilikannya telah diserahkan, serta adanya pembangunan vila baru di Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, di Jalan Rawalega, Jalan Pasir Reungkit, serta di sepanjang jalan menuju Curug Seribu. “12 vila yang asetnya sudah diserahkan seka-rang kosong, dipastikan tidak dihuni lagi,” imbuh Darori.

Menanggapi kemungkinan adanya penyelewengan vila, Darori mengatakan pihaknya

menyerahkan sepenuhnya ke-pada aparat penegak hukum. Adapun untuk pemilik vila yang telah menyerahkan aset, Kemenhut menyatakan mere-ka tidak akan dijatuhi sanksi hukum.

Pemerintah tidak mengawasiDirektur Walhi Jakarta Ubai-

dillah menyatakan tidak ada-nya pengawasan pemerintah membuat vila-vila baru ber-munculan dan melanggar batas kawasan yang dilindungi.

Akibat pembangunan vila-vi-la baru tersebut fungsi Halimun sebagai tempat konservasi dan daerah resapan air terancam.

Yang lebih disayangkan lagi, lanjut Ubaidillah, pemilik ru-mah atau vila tersebut justru pejabat pemerintah yang seha-rusnya menegakkan peraturan di kawasan konservasi tersebut. “Ini sangat memprihatinkan. Justru mereka bersikap kon-tradiktif dengan apa yang se-harusnya mereka lakukan,” sesalnya.

Selain itu, rangers yang se-harusnya mengawasi tidak berfungsi, ditambah lagi lemah-nya sanksi yang seharusnya diberikan kepada pelanggar plang. (*/J-3)

[email protected]

Kemenhut Tutup Mata atasPembangunan Vila Liar BaruMeski disodori bukti adanya pembangunan vila baru, Dirjen Perlindungan Hutan Konservasi Alam Darori tetap menjamin bahwa tidak ada pembangunan baru di kawasan tersebut.

LI

JaPEprdelai“MrekKe

lahsemderu

sodeda

KKESaKeKo

Mdi,Ko

kaorpead

dihoak

PSEputerPu

diseulubepepu

itumkambic

tergetid

Pemalsu Identitas Kartu Kredit

di Mal DitangkapCOBALAH berhati-hati bila ada yang menawarkan kartu kredit proses cepat di mal-mal. Banyak dari mereka ternyata penipu. Pelaku akan menggu-nakan data identitas Anda un-tuk mengajukan kartu kredit.

Kasus tersebut terbongkar berawal dari kasus yang me-nimpa IP. Korban menerima tagihan dari Bank Central Asia (BCA) sebesar Rp99 juta.

Padahal ia tak pernah mela-kukan transaksi sebesar itu di toko WC di ITC Bumi Serpong Damai, Tangerang, pada Agus-tus 2010, sesuai bukti tagihan. IP mengajukan keberatan ke BCA yang selanjutnya melapor-kan kasus tersebut ke polisi.

Mabes Polri menangkap MR yang menggunakan identitas IP untuk mendaftarkan Platinum BCA Card. Identitas IP didapat MR dari pegawai lepas yang mengumpulkan aplikasi kartu kredit di Mal Mangga Dua de-ngan harga per identitas Rp75 ribu-Rp100 ribu.

“Ada sindikat bekerja sama dengan pelayanan kartu kre-dit cepat di mal-mal,” terang Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Boy Rafl i Amar, kemarin.

Dari data aplikasi kartu kre-dit tersebut, MR bersama tiga anak buahnya membuat KTP, NPWP, dan kartu kredit City

Bank palsu untuk mengajukan kartu kredit BCA. Kartu itu lantas digunakan bertransaksi di toko WC lewat tarik tunai. Keempat orang itu berhasil ditangkap pekan lalu.

Barang bukti yang disita cu-kup mengejutkan yakni belasan kartu kredit asli dari berbagai bank, data pribadi 30 konsumen calon korban, seperangkat komputer, aplikasi pengajuan kartu kredit, bukti transaksi, dan surat kuasa pengambilan kartu kredit.

“Modus seperti ini mereka lakukan sejak 2004 sehingga perlu kita selidiki apa saja yang telah mereka lakukan,” tambah Kanit Pencucian Uang Direktur Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri Kombes Agung Setya. “Penjahatnya pemain lama. Sudah terorganisasi da-lam satu kelompok.”

Agung menjelaskan, sejak 2004, ada 12 bank yang merugi atas pemalsuan identitas. Ang-ka kerugian bank-bank tersebut mencapai Rp6,5 miliar. (*/J-1)

Modus seperti ini mereka lakukan

sejak 2004 sehingga perlu kita selidiki.”

Agung SetyaKanit Pencucian Uang Mabes Polri

TANGIS pasangan Mukri dan Hamzah meledak begitu jenazah putra

mereka, Dea Aditya Susanto, 24, yang tenggelam Senin (2/1) di Sungai Cisadane, Cengkareng, Jakarta Barat, akhirnya ditemukan kemarin.

Kondisi jenazah telah menghitam akibat tebalnya lumpur sungai. Empat anggota Basarnas (Badan SAR Nasional) selanjutnya membawa jenazah ke rumah duka.

Korban yang dikenal tidak bisa berenang, masuk ke sungai Senin dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. Warna hitam pekat dan bau menyengat tak menyurutkan niatnya meskipun keluarga melarang.

Setelah puas bermain air di bagian anak Sungai Cisadane, dengan tubuh penuh lumpur dan lalat mengerubuti, anak bungsu dari 11 bersaudara itu pulang ke rumah.

“Pagi-pagi sekitar pukul 09.00 WIB Dea balik lagi ke sungai. Kali ini ke sungai besar. Setelah itu, baru saya tahu dari temannya bahwa Dea tenggelam,” ungkap Ida, kakak Dea, di rumah duka RT 3 RW 5 Kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.

Warga dibantu Basarnas, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Polsek Cengkareng mencoba menolong. Upaya pencarian dilakukan sejak

Senin pagi. Namun baru kemarin, sekitar pukul 13.30 WIB, korban berhasil ditemukan.

Dea diduga menderita depresi akibat pemutusan hubungan kerja (PHK). Sejak PHK itu, kata Ida, sikap Dea berubah menjadi hiperaktif tapi cenderung tertutup.

Sikap hiperaktif Dea kadang sangat mengganggu dan cenderung berlebihan. Ini terlihat dari seringnya mencari perhatian keluarga, seperti memotong kabel meteran listrik dan merusak beberapa perabot rumah. Kenekatan adiknya berenang di sungai pun dianggap sebagai upaya mencari perhatian.

Kakak korban yang lain, Maulidia, tak kalah terpukul. Tapi dia melihat ada keganjilan atas tenggelamnya si bungsu. Ia meyakini mitos yang selama ini menghantui warga Duri Kosambi bahwa Sungai Cisadane dihuni buaya putih dan buaya berekor buntung.

Sudah banyak korban yang tenggelam di sungai sepanjang 140 km itu. Arus air yang tenang bisa tiba–tiba berubah deras ketika ada calon korban. Namun begitu korban tenggelam, volume dan arus air kembali normal. “Kalau sudah ada tumbal, air biasanya surut seperti semula,” tutur Maulidia.

Keganasan arus sungai

dengan kedalaman bervariasi antara 1,5 dan 2 meter itu sebelumnya telah memakan korban. Tahun lalu terjadi lima peristiwa tenggelam dengan korban jiwa tujuh orang.

“Setiap tahun pasti ada yang tenggelam dan meninggal. Posisi tenggelamnya di situ–situ

saja,” terang Heri, salah satu warga yang tinggal dekat lokasi kejadian.

Anggota Basarnas, Apri, yang ikut masuk ke air untuk mencari Dea, mengakui ada bahaya dalam Sungai Cisadane karena penuh lumpur serap.

Korban akan sulit selamat karena akan terjebak dalam

lumpur. Itulah sebabnya Kapolsek

Cengkareng Komisaris Ruslan meminta warga berhati–hati terutama ketika volume air meninggi akibat hujan.

“Kami mengingatkan orang tua agar lebih mengawasi anaknya sehingga kejadian yang menimpa Dea tidak terulang,” paparnya. (*/J-1)

Sungai Cisadane kembali Telan Korban

LOKASI JENAZAH: Anggota Badan SAR Nasional berdiri di lokasi penemuan jenazah Dea Aditya Susanto di Sungai Cisadane, Cengkareng, Jakarta Barat, kemarin.

METRO TV/RORIE ASYARI