KEMENANGAN DALANG KI ENTHUS DALAM PILKADA 2013...
Transcript of KEMENANGAN DALANG KI ENTHUS DALAM PILKADA 2013...
KEMENANGAN DALANG KI ENTHUS DALAM PILKADA
2013 KABUPATEN TEGAL JAWA TENGAH
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh:
Muhammad Ali Wafa
1110112000006
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
v
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang Kemenangan Dalang Enthus Susmono atau
yang biasa disapa Ki Enthus dalam Pilkada 2013 Kabupaten Tegal Jawa Tengah.
Pemilihan judul ini dilatar belakangi karena terdapat fenomena menarik yang
terjadi dalam Pilkada Tegal, yakni Ki Enthus yang merupakan seorang dalang
yang tidak mempunyai latar belakang politik, serta dalam Pilkada Kabupaten
2013 Ki Enthus hanya didukung oleh satu partai kecil yaitu PKB (Partai
Kebangkitan Bangsa). Penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka dan
wawancara. Peneliti menemukan, beberapa faktor yang menjadikan terpilihnya Ki
Enhtus dalam pemilihan Bupati Tegal 2013 yang pertama adalah sosok Ki Enthus
yang memang sudah dikenal luas oleh masyarakat Kabupaten Tegal karena
aktivitasnya sebagai dalang, kedua adalah program-program yang ditawarkan
kepada masyarakat berupa program mengupayakan birokrasi Tegal yang sehat,
faktor ketiga adalah penggunaan lagu-lagu ciptaan Ki Enthus dan wakilnya Umi
Azizah dalam kampanye, terbukti melalui lagu itu Ki Enthus dapat menarik
simpati masyarakat, keempat adalah faktor Umi Azizah menjadi wakil pasangan
calon dalam Pilkada, Bu Umi sapaan akrabnya adalah sosok populis di kalangan
ibu-ibu karena pengalaman menjadi Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Tegal
selama dua periode (1987-1992 dan 1992-1997) dan Ketua Muslimat NU
Kabupaten Tegal periode 2005-2010. Penyelesaian penelitian ini dapat dilihat
langsung dari wawancara dengan beberapa narasumber seperti, Ki Enthus, ketua
tim pemenangan Sobari, Umi Azizah yang selanjutnya akan dianalisis
menggunakan kerangka teori.
Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah marketing politik
dari buku Firmansyah yang berjudul Maketing Politik Antara Pemahaman dan
Realitas. Marketing politik melalui person, produk, promosi dan citra politik.
Person yaitu sosok Ki Enthus di kalangan masyarakat, produk adalah program
kerja yang ditawarkan kepada masyarakat, promosi melalui berbagai media
seperti baliho, spanduk dan yang berbeda dari kampanye-kampanye lain adalah
promosi Ki Enthus melalui lagu. Terakhir adalah citra Politik, karena dari sinilah
masyarakat menilai Ki Enthus adalah sosok yang memang layak untuk menjadi
Bupati. Dengan demikian hasil dari Pilkada Kabupaten Tegal 2013 dapat
dimenangkan oleh pasangan Ki Enthus dan Umi Azizah.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahman dan rahimnya semua ini
dapat terjadi. Sholawat dan Salam kepada Nabi Muhammad SAW. Terimaksih ya
Allah atas segala macam bentuk bantuanmu sehingga terselesaikan skripsi ini.
Selama proses penyelesaian skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimaksih
banyak atas bantuan-bantuannya kepada:
1. Kedua orang tua saya, Akhmadun dan Siti Arofah yang selalu menjadi
motivasi, selalu memberi dorongan melalui kebebesan yang bertanggung
jawab, anda adalah orang tua tersukses di dunia.
2. Adik-adik tercinta, Mochamad Nurul Anwar dan Imarotul Mufidah, tak
ada kontribusi tertulis namun kalian adalah mesin pendorong semangat
yang selalu berputar sehingga kakakmu ini dapat menyelesaikan kuliah.
3. Luluk Masluhah yang akan menjadi teman hidup penulis, suwon neng atas
kesabaran pean.
4. Bapak Prof. Dr. Zulkifli. MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik
5. Bapak Idris Thaha M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis dengan penuh kesabaran, ketelitian dan motivasi
yang diberikan. Terimakasih banyak Pak Idris.
6. Bapak Dr. Iding Rosyidin selaku Ketua Prodi Ilmu Politik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
vii
7. Ibu Suryani M.Si selaku Sekretaris Prodi Ilmu Politik yang banyak
memberikan bantuan dan masukan untuk menyelesaikan kuliah.
8. Bapak Dr. Shirodjudin Aly dan Bu Ana selaku dosen penguji. Terimakasih
atas kesediaannya dalam memberikan masukan terhadap perbaikan skripsi
ini.
9. Seluruh Dosen di Program Studi Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmunya.
10. Keluarga besar Komunitas Mahasiswa Fotografi KALACITRA.
11. Mas Kamal Fuadi dan Bu Umi Azizah untuk wawancara dan membantu
bertemu dengan narasumber-narasumber lainnya.
12. Teman-teman FISIP UIN Jakarta angkatan 2010.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa
saja yang membutuhkan untuk kebaikan. Amin.
Jakarta, Juli 2015
Muhammad Ali Wafa
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat ..................................................................................... 5
D. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 5
E. Metode Penelitian......................................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 8
BAB II KERANGKA TEORI ............................................................................ 10
A. Definisi Marketing Politik ......................................................................... 10
B. Strategi Marketing Politik .......................................................................... 13
C. Proses marketing politik ............................................................................. 18
BAB III PROFIL KI ENTHUS DAN UMI AZIZAH DALAM PILKADA
2013 KABUPATEN TEGAL .............................................................................. 20
A. Profil Ki Enthus ......................................................................................... 20
B. Profil Umi Azizah ...................................................................................... 30
BAB IV STRATEGI MARKETING POLITIK KI ENTHUS DAN UMI
AZIZAH DALAM PILKADA 2013 KABUPATEN TEGAL ......................... 35
A. Kekuatan Figur Ki Enthus .......................................................................... 35
B. Tawaran Produk dan Policy ....................................................................... 37
C. Promosi ...................................................................................................... 39
D. Politik Pencitraan ....................................................................................... 46
E. Strategi Kemenangan Pasangan Enthus-Umi Dalam Pilkada Kabupaten
Tegal Yang Dilakukan Bu Umi ......................................................................... 47
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 55
A. Kesimpulan ................................................................................................ 55
B. Saran ........................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 57
ix
DAFTAR TABEL
Tabel I.1. Perolehan Suara Pilkada Kabupaten Tegal 2013 .................................... 3
Tabel 4.1 Daftar jumlah pemilih kepala daerah Kabupaten Tegal 2013............... 51
Tabel 4.2 Daftar suara pilkada kabupaten Tegal tahun 2013 ................................ 52
Tabel 4.3 Jumlah wilayah yang mempunyai hak pilih .......................................... 52
Tabel 4.4 Jumlah dan presentase hasil pilkada Kabupaten Tegal 2013 ................ 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena langka terjadi saat Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada)
Tegal, Jawa Tengah, 2013. Enthus Susmono atau biasa dikenal dengan Ki Enthus,
berhasil memenangi pemilihan bupati Tegal. Menariknya, sebelum diketahui
terpilih sebagai bupati, Ki Enthus adalah seorang dalang lokal yang cukup
terkenal di kawasan Jawa Tengah. Dalang merupakan orang yang memainkan
wayang kulit atau wayang golek. Masayarakat Tegal biasa menyebutnya sebagai
dalang ―edan‖ karena saat mendalangkan (memainkan atau mempertunjukkan
wayang), Ki Enthus kerap mengeluarkan kata-kata kotor saat pementasannya
seperti, ―asu” yang berarti anjing.
Meski dalam pertunjukannya sering memakai kata-kata kotor, hal itu tak
lantas membuat karir Ki Enthus redup, namun sebaliknya, intensitasnya memakai
kata-kata kotor perlahan mambangun citra atau karisma tersendiri di kalangan
masyarakat terutama para pecinta pertunjukan wayang. Justru, dengan karakter
dan ciri khas yang dimilikinya, Ki Enthus menjadi salah satu dalang yang cukup
populer dibanding dalang lainnya. Tak hanya kata-kata kotor, di setiap
penampilannya, Ki Enthus juga rajin menyisipkan dalil-dalil Al-Quran sebagai
bahan pendukung dalam setiap pertunjukannya. Sehingga dengan pola-pola
pewayangan seperti inilah, akhirnya Ki Enthus dikenal tak hanya sebagai dalang
biasa, tapi juga berdalang sekaligus berdakwah.
2
Ki Enthus dalam penampilannya sering menyampaikan kritik-kritik tajam
terkait kinerja pemerintah baik pusat maupun daerah. Setidaknya, hal ini menjadi
salah satu indikator bahwa Ki Enthus juga peduli terhadap problematika politik di
Indonesia. Misalnya, di setiap kesempatan, Ki Enthus selalu mengingatkan
Pemerintah Daerah (Pemda) Tegal agar tidak berbuat sesuatu yang bisa
merugikan masyarakat Tegal. Contoh nyata dari kepedulian Ki Enthus terhadap
masalah politik adalah melakukan demonstrasi sebelum penghitungan
rekapiltulasi dan penetapan perolehan suara pada Pikada Tegal periode
sebelumnya. Karena keprihatinan dan kepeduliannya itu, akhirnya ia terdorong
untuk berbuat lebih bagi Kota Tegal dengan mengikuti kontes pemilihan bupati
Tegal.
Melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), ia mencalonkan diri sebagai
salah satu kandidat bupati Tegal Periode 2013-2019. Di Tegal sendiri, PKB
bukanlah tergolong partai besar atau dominan. Hasil Pemilu Legislatif (Pileg)
Tegal 2009 membuktikan, PKB hanya menempati posisi kedua setelah PDIP
dengan 8 orang yang berhasil duduk di parlemen. Meski demikian, dalam Pileg
2009 itu, aktivitas perpolitikan di Kabupaten Tegal mulai menunjukkan
dinamisasi yang cukup tinggi. Hal itu terlihat dari hadirnya sejumlah parpol
’pendatang baru’ yang berhasil menempatkan wakilnya di lembaga legislatif.
Sudah sebanyak 50 legislator yang kini duduk di DPRD Kabupaten Tegal1.
1 http://www.tegalkab.go.id/page.php?id=43 diunduh pada tanggal 3 oktober 2014 pukul 21:13
3
Sementara itu, pada Pilkada Kabupaten Tegal 2013 lalu, PKB kembali
mencoba peruntungannya dengan menggaet Ki Enthus dan Umi Azizah sebagai
salah calon dan wakil bupati Tegal. Alhasil, berdasarkan rekapitulasi perhitungan
suara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tegal menetapkan pasangan
Enthus Susmono dan Umi Azizah keluar sebagai pemenang dengan perolehan
suara terbanyak 233.318 atau 35,21 persen mengalahkan lima kompetitor lain.
Detail perolehan suara setiap pasangan calon dijelaskan pada tabel 1.1.
Tabel I.1. Perolehan Suara Pilkada Kabupaten Tegal 20132
No Nama Calon Bupati dan Wakil
Bupati Jumlah Presentase
1
Rojikin AH, SE – H. Budhiharto, SH,
MM yang diusung Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDI-P).
116.234 17,54 %
2
H. R Himawan Kaskawa, SH. MH. - dr.
Budi Sutrisno, M.Kes yang Partai
Demokrat, Gerakan Indonesia Raya
(Gerindra), dan Partai Karya Peduli
Bangsa (PKPB).
44.189 6,67 %
3
Drs. H. Abdul Fikri, MM-Drs. Kahar
Mudakir yang diusung Partai Keadilan
Sejahtera (PKS), Partai Hati Nurani
Rakyat (Hanura), Partai Buruh, dan
Partai Keadilan Nahdlatul Ulama
(PKNU).
45.563 6,87 %
No Nama Calon Bupati dan Wakil
Bupati Jumlah Presentase
2http://www.rumahpemilu.org/read/3754/Dalang-Ki-Enthus-Suswono-Terpilih-Jadi-Bupati-
Tegal; Internet; diunduh pada 13 Agustus 2014.
4
4
Enthus Susmono-Dra. Hj. Umi Azizah
yang diusung Partai Keadilan Bangsa
(PKB).
233.318 35,21 %
5
dr. H. Moh.Edi Utomo-Drs. H. Abasari
yang diusung Partai Golongan Karya
(Golkar), Partai Persatuan
Pembangunan (PPP), dan Partai
Amanat Nasional (PAN).
223.436 33,71 %
Jumlah 662.740 100%
Pada tabel I.A. pasangan Ki Enthus dan Umi Azizah memenangi Pilkada
Tegal dengan total suara 233.318 atau 35,71%, disusul pasangan Edi-Absari yang
mendulang suara 223.436 atau 33,71%, dan suara terbanyak ketiga ditempati
pasangan Rojikin-Budiarto dengan total 116.234 atau 17,54%. Sebanyak 45.563
atau 6,87% suara diraih pasangan Fikri-Kahar, sementara posisi terakhir adalah
pasangan Himawan-Budi dengan perolehan suara 44.189 atau 6,67%.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan pernyataan masalah di atas dalam penelitian ini peneliti
membatasi dan memfokuskan pada masalah faktor kemenangan Ki Enthus dalam
Pilkada 2013 Kabupaten Tegal.
Agar pembahasan ini lebih terfokus maka peneliti merumuskan masalah
ini dalam bentuk pertanyaan: strategi-strategi apa saja yang dilakukan Ki Enthus
dalam pilkada 2013 Kabupaten Tegal?
5
C. Tujuan dan Manfaat
Merujuk pada pernyataan yang telah dijabarkan dalam penelitian skripsi
ini, peneliti memilki dua tujuan, utama dan khusus. Tujuan umum adalah:
1. Mengenal lebih dekat tentang riwayat hidup Ki Entus.
2. Mengetahui faktor-faktor kemenangan Ki Enthus dalam Pilkada 2013
Kabupaten Tegal.
Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk melengkapi tugas akhir dari
perkuliahan untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos).
D. Tinjauan Pustaka
Terdapat beberapa penelitian yang mengkaji mengenai faktor-faktor
pemenangan dalam sebuah Pilkada. Pertama, penelitian berjudul ―Artis dan
Politik: Faktor Kemenangan Rano Karno Sebagai Wakil Bupati Kabupaten
Tangerang 2007‖ dengan nama peneliti Nur Selvyana Sungkar Jurusan Ilmu
Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2009.
Skripsi ini menjelaskan tentang faktor kemenangan Rano Karno sebagai
Wakil Bupati Kabupaten Tangerang. Dalam skripsi ini menjelaskan kemenangan
Rano Karno banyak dipengaruhi oleh predikat keartisan yang telah melekat
padanya sehingga dapat mengalahkan kandidat lain yang hanya mempunyai latar
belakang politik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian perpustakaan
yaitu pengumpulan data-data dengan cara memabaca karya ilmiah, buku, media
massa, jurnal-jurnal yang memuat tulisan tentang Rano Karno.
6
Kedua, penelitian yang berjudul ‖Strategi Marketing Politik Joko Widodo
pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 ‖ dengan nama peneliti Lina Sumaya
Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2013.
Skripsi ini membahas tentang strategi kemenangan Jokowi pada pemelihan
gubernur DKI Jakarta 2012. Kemenangan Jokowi yang merupakan kemenangan
marketing politik karena berhasil membentuk berbagai makna politis dalam
pikiran para pemilih, menjadi orientasi perilaku yang akan mengarahkan pemilih
untuk memilih kontestan tertentu. Penelitian ini dilakukan melalui metode
penelitian yang berdasarkan pada studi pustaka melalui literatur-literatur yang
relevan, observasi, maupun wawancara kepada tim sukses yang terkait dengan
pemenangan Jokowi.
Skripsi ini adalah hasil dari penelitian untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. sos) dan penelitian tersebut juga belum
pernah ditulis oleh orang lain.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif.
Menurut Lexy J. Moleong penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menghasilkan prosedur analisis data statistik atau cara kualitatif lainnya. Secara
prosedur menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang
dan perilaku yang diamati.3
3 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya,2006), 4.
7
Metode penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif. Analisis data
dalam penelitian ini menggunakan teknik pembahasan deskriptif analisis, yaitu
dengan memaparkan dan menggambarkan serta menganalisa data-data yang
diperoleh. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat,
serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data berfungsi untuk memperoleh data yang dibutuhkan baik
itu data sekunder maupun data primer. Data sekunder adalah data yang didapat
dari penelitian orang lain, seperti: hasil penelitian (jurnal dan tugas akhir) dan
karya tulis. Sedangkan data primer adalah data yang langsung diperoleh dari
obyek yang diteliti. Berikut penjelasan 4 teknik pengumpulan data yang akan
dilakukan dalam penelitian ini:
a. Wawancara
Dari hasil observasi, teknik selanjutnya yaitu teknik wawancara. Teknik
wawancara ialah teknik yang dilakukan dengan tanya jawab dari hasil pengamatan
atau observasi kepada pihak terkait atau subyek penelitian untuk memperoleh
informasi secara mendalam. Supaya jawaban yang diberikan subyek penelitian
sesuai dengan kebutuhan penelitian maka diperlukan penyusunan pertanyaan
sesuai dengan kebutuhan penelitian agar jawaban dan data yang diperoleh sesuai
kebutuhan dan tidak berlebihan. Dalam hal ini penulis mewawancarai Ki Entus
yang merupakan subyek utama dalam penelitian ini, dan yang kedua adalah Bu
Umi sebagai pasangan Ki Enthus, ketiga Kamal Fuadi yang merupakan ketua
Paseduluran Relawan Ikhlas, keempat Muhammad Sobari sebagai Sekretaris
8
Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tegal, kelima adalah Bu
Azima yang merupakan tokoh masyarakat Tegal.
b. Dokumentasi
Dari hasil wawancara, teknik selanjutnya yaitu teknik dokumentasi.
Teknik dokumentasi adalah teknik untuk mengumpulkan data-data atau bahan
yang berkaitan dengan penelitian, seperti: hasil statistik pilkada tegal 2013, surat
suara, dokumen-dokumen lain dari obyek penelitian, karya tulis (buku-buku
terkait) dan hasil penelitian (jurnal dan tugas akhir).
3. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penuisan skripsi ini menggunakan metode deskriptis
analisis yaitu mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, mengumpulkan,
memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar dan
membuat indeksnya, selanjutnya befikir dengan jalan membuat agar kategori data
itu mempunyai makna, mencari dan menentukan pola dan hubungan-
hubungannya, dan membuat temuan-temuan umum.4
F. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian skripsi ini peneliti menggunakan pembahasan bab per
bab, kemudian dijelaskan sub per sub setiap tema pembahasan. Dengan demikian
peneliti menyusun sistematikanya sebagai berikut:
Pada bab pertama berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, pernyataan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, metode
4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , 248.
9
penelitian, dan sistematika penulisan. Pada bab pertama penulis menjelaskan
tentang terpilihnya Ki Enthus dalam Pilkada 2013 Kabupaten Tegal.
Pada bab kedua membahas tentang kerangka teori yang digunakan peneliti
yaitu Marketing Politik, menjelaskan tentang teori dan konsep yang dipergunakan
dalam pendekatan yang menjelaskan inti dari skripsi ini yaitu fenomena
terpilihnya dalang Ki Enthus dalam Pilkada 2013 Kabupaten Tegal.
Pada bab ketiga peneliti membahas tentang dalang Ki Enthus, riwayat
hidup dan pendidikan serta latar belakang dan aktivitas sosial politik. Peneliti
memfokuskan pada biografi Ki Enthus mulai dari riwayat hidup hingga kegiatan-
kegiatan yang telah dilakukan hingga saat ini.
Pada bab keempat merupakan bagian yang berisikan tentang permasalahan
yang peneliti angkat. Peneliti akan menjelaskan faktor-faktor mengapa Ki Enthus
dapat memenangkan Pilkada 2013 Kabupaten Tegal. Bab empat ini adalah faktor
utama dimana strategi marketing politik yang digunakan Ki Enthus dalam
kampanyenya mampu memenangkan Ki Enthus dalam Pilkada 2013 Kabupaten
Tegal.
Pada bab kelima berisikan kesimpulan yang merupakan penjelasan
jawaban dari pernyataan masalah, serta kritik dan saran. Dari hasil penelitian ini,
peneliti merumuskan hasil penelitian dan kesimpulan serta memberikan saran-
saran untuk hasil positif dari penelitian ini.
10
BAB II
KERANGKA TEORI
Dalam iklim politik yang penuh dengan persaingan terbuka dan transparan
saat ini, para kontestan membutuhkan metode yang dapat memfasilitasi mereka
dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan politik dan program kerja kepada
masyarakat. Perlu suatu strategi untuk dapat memenangkan persaingan politik.
Marketing dapat bermanfaat bagi partai politik atau para kandidat
pemilihan umum untuk membangun hubungan dengan pemilih melalui penerapan
metode-metode marketing seperti promosi, produk dan figur. Penerapan metode
dan konsep marketing dalam dunia politik disebut marketing politik. Marketing
politik merupakan metode dan konsep aplikasi marketing dalam politik.
Melalui marketing politik Enthus Susmono atau biasa dikenal dengan Ki
Enthus menerapkan metode dan konsep yang ada pada marketing untuk strategi
memenangkan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Tegal, Jawa Tengah,
2013. Berbagai strategi yang dilakukan oleh Ki Enthus seperti seperti metode
person yang menonjolkan figur kuat dari Ki Enthus, serta metode produk yang
berisikan program-program yang diusung dalam kampanye, dan metode promosi
yang berfungsi sebagai media penyampai informasi kepada masyarakat luas.
A. Definisi Marketing Politik
Banyak orang yang beranggapan bahwa marketing atau pemasaran
hanyalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam menjual
produknya. Tidak mengherankan jika ada orang ditanya apa marketing itu, maka
11
jawabannya hanya berkisar pada penjualan produk. Biasanya orang menunjuk
salesman, agen biro perjalanan, atau para pedagang sebagai pelaku dalam
pemasaran. Pemasaran sebagai kegiatan menjual produk memiliki kontak paling
besar dalam lingkungan eksternal dan memegang peranan penting dalam
pengembangan strategi. Peranan strategis pemasaran mencakup setiap usaha
untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam
rangka mencari pemecahan masalah atas dasar perspektif distribusi, produk, harga
dan promosi.5
Marketing politik merupakan gabungan dari dua cabang ilmu yaitu ilmu
marketing dan ilmu politik. Ilmu marketing biasanya dikenal sebagai displin ilmu
yang menghubungkan produsen dengan konsumen. Hubungan dalam marketing
tidak hanya tidak hanya satu arah, melainkan dua arah sekaligus simultan.
Produsen perlu memperkenalkan dan membawa produk serta jasa yang dihasilkan
kepada konsumen. Semua usaha marketing dimaksudkan untuk meyakinkan
konsumen bahwa produk yang dijual memeng memiliki kualitas yang lebih baik
dibandingkan produk yang dijajakan pesaing.6
Sedangkan ilmu politik adalah ilmu yang bertujuan untuk menciptakan
tatanan masyarakat melalui sistematisasi perebutan kekuasaan. Secara hakiki
politik berkaitan dengan upaya untuk mendapatkan kekuasaan.7 Adapun dalam
pekembangannya, ilmu politik masa kini telah berkembang dari berbagai bidang
studi yang berkaitan, termasuk sejarah, filsafat, hukum dan ekonomi. Ilmu politik
5 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), 3
6 Firmansyah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas (Jakarta: Yayasan Obor,
2008), 127-128. 7 Ibid. 128.
12
yang dahulu menjadi bagian dari berbagai disiplin tersebut, akhirnya sampai pada
tujuan (di Amerika Serikat, selama dekade pertama dan kedua abad kedua puluh)
di mana ia dapat menyatakan kebebasannya sebagaimana halnya bidang studi
lainnya yang telah lebih dulu membebaskan dirinya dari filsafat dan agama.8 Jadi,
pengertian marketing politik adalah salah satu cara untuk memfasilitasi kontestan
(individu atau partai politik) dalam memasarkan ide-ide politiknya kepada
masyarakat dengan tujuan dapat memilihnya.9 Marketing politik telah menjadi
suatu fenomena, tidak hanya dalam ilmu politik, tetapi juga memunculkan
beragam pertanyaan para pelaku marketing yang selama ini sudah terbiasa dalam
konteks dunia usaha. Tentunya terdapat beberapa asumsi yang harus dilihat untuk
dapat memahami marketing politik, karena konteks dunia politik memang
mengandung banyak perbedaan dengan dunia usaha.
Marketing politik atau pemasaran politik, yang harus diperhatikan adalah
menentukan nilai utama atau target khalayak partai, yang kemudian menjadi basis
penjualan organisasi bersangkutan sebagai yang terbaik dan merefleksikan nilai
tersebut.10
Marketing politik adalah serangkaian aktivitas terencana, strategis tapi
juga taktis, berdimensi jangka panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan
makna politik kepada para pemilih. Tujuannya membentuk dan menanamkan
harapan, sikap, keyakinan, orientasi, dan perilaku memilih. Perilaku pemilih yang
8 Zulkifly Hamid, Pengantar Ilmu Politik (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2009), 2006.
9 Anwar arifin, Komunikasi Politik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), 145
10 Fajar Junaedi, Komunikasi Politik Teori, Aplikasi dan Strategi di Indonesia (Yogyakarta:
Buku Litera, 2003). 150.
13
diharapakan adalah ekspresi mendukung dengan dimensinya, khususnya
menjatuhkan pilihan pada partai atau kandidat tertentu.11
Marketing politik dalam memenangkan pemilu merupakan hal yang sangat
penting, karena dapat bermanfaat dalam kemenangan partai politik atau kandidat
yang sedang mencalonkan diri. Marketing politik mempunyai peranan
mempromosikan partai politik dan kandidat agar dapat memenangkan pemilu
terlepas dari cita-cita demokrasi yang luhur.12
B. Strategi Marketing Politik
Di sini penulis akan menjelaskan beberapa strategi marketing politik yang
dilakukan oleh Ki Enthus dalam memenangi Pilkada Kabupaten Tegal 2013
antara lain yaitu:
1. Person
Person atau figur merupakan seseorang yang memposisikan dirinya
layaknya seorang ―selebritis‖ pribadi terkenal yang memiliki citra kuat karena
kepribadian, sikap, ataupun tindakannya. Adapun pada proses pengaplikasiannya
person marketing ini mirip dengan proses memasarkan produk dimulai dari riset
dan analisis untuk menemukan kebutuhan konsumen dan segmen pasar.13
Konsumen atau pasar adalah publik yang diharapkan mampu untuk
mengubah penilaian, sikap dan perilaku terhadap figur yang dipasarkan. Hasil dari
analisis kebutuhan konsumen dan peta segmen pasar itu kemudian yang menjadi
11
Adman Nursal, Political Marketing Strategi Memenangkan Pemilu (Jakarta: Gramedia,
2004), 23 12
Arnold Steinberg, Kampanye Politik dalam Praktek (Jakarta: PT. Intermasa, 1981), 261. 13
Adman Nursal, Political Marketing Strategi Memenangkan Pemilu (Jakarta: Gramedia,
2004), 6.
14
acuan penting dalam mengembangkan produk atau figur yang bersangkutan.
Kemudian, pengembangan produk ini dimulai dengan menancapkan nilai citra dan
kualitas pribadi yang bersangkutan dan pada saat inilah seseorang figur
mentransformasikan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen yang
lebih baik.14
2. Produk
Produk ini merupakan suatu program dari marketing politik. Produk
bersifat menunjukkan sebaik apa kualitas dari calon kandidat itu sendiri. Sebagai
bentuk penawaran yang meyakinkan, program kerja yang ditawarkan oleh calon
kandidat tentu saja menjadi daya tarik yang menjanjikan.
Arti penting sebuah produk politik tidak hanya ditentukan oleh
karakteristik produk itu sendiri. Pemahaman pemilih juga memainkan peranan
penting dalam memaknai dan menginterpretasikan sebuah produk politik. Produk
utama dari sebuah institusi politik adalah platform partai yang berisikan konsep,
identitas ideologi, dan program kerja sebuah institusi partai politik.15
Produk juga bisa dalam bentuk policy (kebijakan) yang berhubungan
dengan program kerja yang ditawarkan oleh para kontestan ketika terpilih kelak,
baik dalam bentuk tawaran solusi terhadap permasalahan kebangsaan maupun
dalam memunculkan isu-isu yang dianggap penting dan dapat diterima, yang
menarik, mudah terserap oleh para pemilih. Lebih dari itu, policy yang dijabarkan
dalam program kerja juga merupakan ―jualan‖ utama kontestan pemilu.
14
Ibid. 15
Firmansyah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas (Jakarta: Yayasan Obor,
2008), 200.
15
Pandangan ideal inilah agaknya yang meyebabkan sebagian politisi mengandalkan
keunggulan policy dalam kampanye-kampanye tertentu.16
3. Promosi
Sebagian besar literatur dalam marketing politik membahas cara sebuah
institusi politik dalam melakukan promosi (promotion) ide, platform partai dan
ideologi selama kampanye pemilu. Tidak jarang institusi politik bekerja sama
dengan sebuah agen iklan dalam membangun slogan, jargon dan citra yang akan
ditampilkan. Selain itu, pemilihan media perlu dipertimbangkan, tidak semua
media tepat sebagai ajang untuk melakukan promosi.17
Media masa adalah sebuah media yang awalnya digunakan dalam
marketing politik, walaupun pada awalnya media masa lebih masuk pada teori
komunikasi politik karena belum adanya teori marketing. Media masa yang
digunakan oleh kandidat ataupun partai politik umumnya berupa radio, televisi,
film dan yang lainnya dapat mempengaruhi pemikiran seseorang yang dapat
mengubah kepeutusannya dalam memilih kandidat ataupun partai politik yang
akan mengikuti pemilu. Dalam melaksanakan agenda politiknya setiap media
massa dapat mengaplikasikan tiga kegiatan sekaligus, yaitu (1) menggunakan
simbol-simbol politik (languange of politik); (2) melaksanakan strategi
pengemasan pesan (flaming strategis); serta (3) melakukan fungsi agenda setting
(agenda setting function).18
16
Ibid. 17
Firmansyah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas (Jakarta: Yayasan Obor,
2008), 203 18
Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa-Sebuah Studi Politik
Indonesia (Jakarta: Granit, 2004), 2-4.
16
Dari semua kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan saat kampanye
terdapat tiga tujuan utama promosi melalui kampanye. Pertama membangkitkan
kesetiaan alami para pengikut suatu partai agar tetap memilih sesuai dengan
kesetiaan itu. Kedua menggalang pemilih yang tidak terikat kepada partai tertentu,
atau menciptakan pendukung baru dari golongan independen. Ketiga adalah
meyakinkan pemilih dari partai lain, bahwa keadaan akan lebih baik jika mereka
menjatuhkan pilihan kepada kandidat dari partai lain.19
4. Citra Politik
Salah satu bentuk komunikasi yang baik dengan pemilih adalah dengan
membentuk citra politik. Citra politik terbentuk berdasarkan informasi yang kita
terima, baik langsung maupun tidak langsung melalui media politik, termasuk
media massa yang bekerja untuk menyampaikan pesan politik yang umum dan
aktual. Citra politik juga berkaitan dengan pembentukan pendapat umum karena
pada dasarnya pendapat umum politik terbangun melalui citra politik. Sedangkan
citra politik terwujud sebagai konsekuensi kognitif dari komunikasi politik.20
Citra berasal dari bahasa Jawa, yang berarti gambar, kemudian
dikembangkan menjadi gambaran sebagai padanan kata image dalam bahasa
Inggris. Jadi, citra politik dapat dipahami sebagai gambaran seseorang tentang
politik (kekuasaan, kewenangan, otoritas, konflik dan konsensus). Citra politik
tersusun melalui persepsi yang bermakna tentang gejala politik dan kemudian
19
Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 2013), 84. 20
Ibid.185.
17
menyatakan makna melalui kepercayaan, nilai dan pengharapan dalam bentuk
pendapat pribadi yang selanjutnya dapat berkembang mejadi pendapat umum.21
Citra politik yang dibangun biasanya menonjolkan keunggulan-
keunggulan sang figur dan meminimalisir kekurangan-kekurangan yang
dimilikinya. Masyarakat yang ikut terlibat dan larut didalam proses politik
seringkali tertipu dan bahkan dipaksa oleh pencitraan yang jauh dari kondisi
sesungguhnya. Konstruksi citra yang dikembangkan oleh figur dan mesin politik
yang menyertainya membuat masyarakat terhegemoni oleh dominasi citra tertentu
sehingga tidak menemukan pilihan-pilihan lain yang sesuai dengan pandangan
dan hati nuraninya.22
Untuk itu, kandidat perlu melakukan penggalian mengenai sesuatu yang
bernilai tentang dirinya, sehingga ketika dipublikasikan ada informasi yang layak
untuk disampaikan, orang yang mengelola citra dengan baik cenderung mendapat
popularitas sesuai atau mendekati harapannya.23
Politik pencitraan adalah suatu sifat yang alami yang selalu dilakukan oleh
kandidat dalam pemilihan umum, pencitraan ini tergantung ada penilaian
seseorang terhadap objek yang sedang bermain dalam kompetisi politik.
Seseorang ataupun kelompok masyarakat bisa saja menilai bahwa apa yang
sedang dilakukan seorang kandidat itu merupakan suatu tindakan yang hanya
ingin memperoleh dukungan dari masyarakat, bahkan ada yang menilai bahwa
21
Ibid. 186. 22
Pahmi SY, PolitikPencitraan (Jakarta: GP Press, 2010), 2. 23
Silih Agung Wasesa, Political Branding & Public Relations (Jakarta: PT. Gramedia,
2011). 282.
18
seorang kandidat yang sedang menjadi perhatian publik merupakan seorang sosok
yang jujur dan jauh dari kesan pencitraan.
C. Proses marketing politik
Sebuah proses marketing politik harus digerakkan oleh empat elemen
utama marketing, yakni produk, promosi, harga dan tempat. Menurut Firmanzah,
dalam proses Political Marketing, digunakan penerapan 4Ps bauran marketing,
yaitu:24
1. Produk (product) berarti partai, kandidat dan gagasan-gagasan partai yang
akan disampaikan konstituen.produk ini berisi konsep, identitas ideologi. Baik
dimasa lalumaupun sekarang yang berkontribusi dalam pembentukan sebuah
produk politik.
2. Promosi (promotion) adalah upaya periklanan, kehumasan dan promosi untuk
sebuah partai yang di mix sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Dalam hal ini, pemilihan media perlu dipertimbangkan.
3. Harga (Price), mencakup banyak hal, mulai ekonomi, psikologis, sampai citra
nasional. Harga ekonomi mencakup semua biaya yang dikeluarkan partai
selama periode kampanye. Harga psikologis mengacu pada harga persepsi
psikologis misalnya, pemilih merasa nyaman, dengan latar belakang etnis,
agama, pendidikan dan lain-lain . Sedangkan harga citra nasional berkaitan
dengan apakah pemilih merasa kandidat tersebut dapat memberikan citra
positif dan dapat menjadi kebanggaan negara.
24
Firmansyah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas (Jakarta: Yayasan Obor,
2008), 203.
19
4. Penempatan (place), berkaitan erat dengan cara hadir atau distribusi sebuah
partai dan kemampuannya dalam berkomunikasi dengan para pemilih. Ini
berati sebuah partai harus dapat memetakan struktur serta karakteristik
masyarakat baik itu geografis maupun demografis.
Menggunakan 4Ps marketing dalam dunia politik menjadikan marketing politik
tidak hanya sebatas masalah iklan, tetapi lebih komprehensif. Marketing politik
menyangkut cara sebuah institusi politik atau PARPOL ketika menformulasikan produk
politik, menyusun program publikasi kampanye dan komunikasi politik, strategi
segmentasi untuk memenuhi kebutuhan lapisan masyarakat sampai ke perhitungan harga
sebuah produk politik25
.
25
Ibid.
20
BAB III
PROFIL KI ENTHUS DAN UMI AZIZAH DALAM PILKADA 2013
KABUPATEN TEGAL
Pada bab ini peneliti membahas tentang dalang Ki Enthus dan Umi
Azizah, riwayat hidup dan pendidikan serta latar belakang dan aktivitas sosial
politik. Peneliti memfokuskan pada biografi mulai dari riwayat hidup hingga
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan hingga saat ini.
A. Profil Ki Enthus
1. Riwayat Hidup Ki Enthus
Enthus Susmono atau yang terkenal dengan sapaan akrabnya Ki Enthus
dilahirkan pada 21 Juni 1966 di Desa Dampyak, Kecamatan Kramat, Kabupaten
Tegal. Ki Enthus lahir dari keluarga dalang dengan tradisi pewayangan yang kuat.
Ia merupakan anak satu-satunya dari Soemarjadiharja, dalang wayang golek
terkenal di Tegal.26
Sejak berusia 5 tahun, Ki Enthus sering mengikuti pentas pewayangan
ayahnya. Oleh karena itu, Ki Enthus sangat akrab dengan dunia pewayangan.
Menggambar, memahat dan mewarnai wayang kulit merupakan hobi Ki Enthus.
Tokoh wayang Indrajid27
adalah karya pertama yang dikerjakan pada saat Ki
26
Wayang golek adalah salah satu jenis wayang diantara berbagai jenis wayang yang ada di
jawa. Wayang golek masih hidup sampai sekarang dan tersebar diberbagai daerah di Jawa Tengah,
Jawa Timur, DIY dan Jawa Barat. Wayang golek bonekanya berbentuk tiga dimensi, terbuat dari
bahan kayu jaranan, kayu kemiri atau kayu mentaos. Kata golek berarti anak-anakan, patung kecil.
Soetarno, Sarwanto, Sudarko, Sejarah Pedalangan (Surabaya: Institut Seni Indonesia, 2007). 142. 27
Indrajid atau Megananda adalah nama seorang tokoh antagonis dalam cerita Ramayana
yang dikenal sebagai putra sulung Rahwana sekaligus putra mahkota Kerajaan Alengka. Indrajid
merupakan ksatria yang sakti karena mempunyai senjata Nagapasa yang keampuhannya mampu
21
Enthus kelas IV SD. Setelah lulus SD, Ki Enthus melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 1 Tegal (1979-1981). Setelah lulus SMP Ki Enthus mulai menekuni
karawitan, Karawitan adalah seni gamelan dan seni suara yang bertangga nada
slendro dan pelog.28
Secara metodik, Ki Enthus sangat terampil dalam menabuh
gamelan yang kemudian digunakan untuk melatih rekan-rekan di SMA Negeri 1
Tegal (1982-1985) dan dikolaborasikan dengan band. Selain itu Ki Enthus sering
mengikuti pentas ayahnya dan jeli mengamati sajian pakeliran.29
Selain itu, Ki
Enthus juga aktif mendengarkan kaset komersial rekaman pakeliran Ki
Nartosabdo30
dan Ki Anom Suroto31
.
Pada tanggal 24 Agustus 1983. Pada saat kelas 2 SMA Ki Enthus
mengikuti perlombaan dengan menyajikan pakeliran ringkas selama 4 jam dengan
melumpuhkan Sri Rama. Setelah melalui pertempuran seru, ia akhirnya meninggal di tangan
Laksamana adik Rama. http://indonesiaindonesia.com/f/89817-epos-ramayana/index4.html. 28 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), 507. 29
Pakeliran adalah bentuk pertunjukkan wayang dalam bingkai kelir atau geber (tirai kain
putih untuk menangkap bayangan wayang kulit), pada pertunjukkan wayang kulit. Peranan kelir
dalam wayang kulit ikut menentukan pertimbangan estetis atau keindahan, tetapi jika untuk jenis
pertunjukkan wayang golek yang tanpa kelir dapat saja disebut pakeliran golek.
http://www.perpustakaan.uns.ac.id/skripsi/perubahan wayang kulit di surakarta.pdf diakses pada
18 Februari 2015. 30
Ki Nartosabdo lahir pada 25 Agustus 1925 di Klaten, Jawa Tengah. Adalah seorang
seniman musik dan dalang wayang kulit, pertama kali muncul sebagai dalang di Jakarta yang
disiarkan langsung oleh RRI (Radio Republik Indonesia). Ki Nartosabdo dapat dikatakan sebagai
pembaharu dalam dunia pendalangan pada tahun 80-an, ini dikarenakan setiap kali pementasannya
ia memasukkan gending-gending ciptaannya sendiri. Selain sebagai dalang Ki Nartosabdo
jugadikenal sebagai pencipta lagu-lagu Jawa yang sangat produtif, melalui group karawitan
bernama Condong Raos yang ia dirikan, lahir 319 judul lagu, antara lain Caping Gunung,
Gambang Suling, Prahu Layar. https://id.wikipedia.org/wiki/Nartosabdo 31
Ki Anom Suroto lahir di Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada 11 Agustus
1948 adalah seorang dalang Wayang Kulit yang terkenal. Ia mulai belajar dalang sejak umur 12
tahun dari ayahnya, Ki Sadiyun Harjadarsana. Ki Anom sudah tampil di RRI ( Radio Republik
Indonesia) sejak 1986. Tahun 1995 ia memperoleh gelar Satya Lencana Kebudayaan dari
Pemerintah Indonesia karena aktivitas dan dedekasinya dalam dunia seni.
https://id.wikipedia.org/wiki/Anom_Suroto
22
lakon Gatutkaca Winisudha32
yang diiringi kolaborasi karawitan dan band. Ki
Enthus menekuni dunia pendalangan untuk menggantikan peran ayahnya yang
meninggal dunia pada 10 Februari 1984. Pada saat meninggal, ayahnya
meninggalkan job pentas yang belum sempat dilaksanakan, sementara uang muka
sudah diterima oleh ibunya. Dengan berbekal keberanian, Ki Enthus
menggantikan peran ayahnya sebagai dalang wayang golek. Sejak saat itu profesi
Ki Enthus sebagai dalang menjadi penyangga kebutuhan hidup bersama ibunya.
Pada tahun 1984 Ki Enthus mengikuti lomba pakeliran padat dalang
remaja se-Jawa Tengah di Klaten, sebagai wakil Kabupaten Tegal, dengan
menyajikan lakon Brajadenta Mbalela. Dalam lomba tersebut Ki Enthus meraih
Juara harapan II. Setelah perlombaan itu Ki Enthus menjadi semakin aktif datang
ke kampus Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Surakarta serta meminta
saran, pendapat dan contoh-contoh teknik pakeliran yang baik kepada Ki Manteb
Soedarsono33
.
Setelah lulus SMA, Ki Enthus tidak dapat melanjutkan kuliah karena tidak
mempunyai biaya. Pada saat itu keluarga Ki Enthus hidup di bawah garis
kemiskinan. Agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan sesuai dengan harapan
almarhum ayahnya, Ki Enthus mendaftarkan diri menjadi polisi. Namun tidak
32
Gatutkaca Winishuda atau Brajadnta Mbalela adalah kisah pewayangan yang
mengisahkan tentang perebutan tahta keajaan Pringgodani yang dilakukan oleh brajadenta
terhadap gatutkaca, bradjadenta merasa tidak puas dengan dilantiknya gatutkaca diangkat sebagai
raja Pringgondani, bradjadenta beranggapan bahwa seharusnya dialah yang menjadi raja bukan
gatutkaca yang hanya anak dari kakak perempuannya yaitu Arimbi.
http://unnes.ac.id/berita/tari-sekaringrat-meriahkan-pentas-wayang-orang-panggung/ 33
Ki Manteb Soedarsono lahir pada selasa legi, tanggal 31 Agustus 1948di Dukuh
Jatimalang, Kelurahan Palur, Kecamata Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah. Dalang yang biasa
disapa Ki Manteb adalah seorang dalang kondang dengan berbagai prestasi diantarannya, seperti
pemecahan rekor MURI pada 2004 karena mendalang selama 24 jam 28 menit tanpa istirahat.
http://www.kimanteb-oye.com/en/profile.html
23
diterima karena Ki Enthus dianggap tidak bersih lingkungan. Setelah gagal
menjadi polisi Ki Enthus akhirnya menjadi penyiar radio Anita Tegal sekaligus
penata musik dan pemain teater. Namun pekerjaan tersebut belum mencukupi
kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu Ki Enthus mencari pekerjaan tambahan
sebagai buruh, natah (memahat) dan membuat wayang golek.
Dari kesibukan bekerja, Ki Enthus selalu menyempatkan diri pada setiap
malam untuk belajar Alqur’an dan berdiskusi tentang ilmu agama. Selain belajar
Alqur’an, Ki Enthus juga sering meminta bimbingan para kiai di berbagai pondok
pesantren.
2. Dalang Ki Enthus Mulai Terkenal
Pada tahun 1988 Ki Enthus mengikuti lomba pakeliran se-Jawa Tengah,
dengan menyajikan lakon Ciptoning. Ciptoning karya Bambang Suwarno adalah
sebuah pakeliran dengan tema dasar keseimbangan antara kesempurnaan lahiriyah
dan kesempurnaan batiniah, duniawi dan ukhrawi, cerita ini diawali dengan
kepergian Arjuna, pembicaraan bekisar tentang kegelisahan Kresna serta tindak
lanjutnya mencari Arjuna.34
Dalam lomba tersebut Ki Enthus berhasil meraih
Juara I sekaligus sebagai dalang favorit. Kemampuannya sebagai dalang wayang
kulit menjadi dikenal masyarakat terutama di wilayah pantai utara Jawa Tengah.
Keberhasilannya mampu mengangkat namanya ke lingkup yang lebih luas.
Kariernya sebagai dalang mulai menanjak setelah Ki Enthus sering tampil
dalam pertunjukan wayang kulit dua layar yang diselenggarakan oleh Pantap dan
ditayangkan langsung oleh TVRI Stasiun Semarang dari halaman kantor Sekwilda
34
http://www.perpustakaan.uns.ac.id/skripsi/perubahan wayang kulit di surakarta.pdf
diakses pada 18 Februari 2015.
24
(Sekretaris wilayah daerah) Jawa Tengah di Semarang (1994-1998).35
Wayang
pantap ini merupakan bentuk pembaharuan dalam dunia wayang yang berfungsi
sebagai alat propaganda partai Golkar (Golongan Karya) masa Orde Baru. Selain
itu dalam pargelarannya juga terdapat perbedaaan dengan bentuk pertunjukkan
wayang kulit biasa yaitu: pertama, pertunjukan dilakukan oleh dua orang dalang
dengan dua layar yang dilakukan secara bersamaan ataupun bergantian; kedua,
ada penambahan pelaku pertunjukkan, yaitu pemusik, pelawak, pemain wayang
orang dan penyanyi.
Masuknya lawak, penyanyi, bintang tamu, penonton ke panggung wayang
kulit menjadikan suasana sakral, magis dan mistik hilang. Dengan demikian dunia
wayang menjadi lebih dekat dengan penonton karena penggunaan bahasa sehari-
hari. 36
3. Wayang Sebagai Media Komunikasi dan Dakwah
Ki Enthus adalah salah satu dalang yang mampu membawa pertunjukan
wayang menjadi media komunikasi dan dakwah yang efektif. Pertunjukan
wayangnya kerap dijadikan sebagai ujung tombak untuk menyampaikan program-
program pemerintah kepada masyarakat, seperti: kampanye anti narkoba,
HIV/Aids, HAM (Hak Asasi Manusia), Global Warming, program KB (Keluarga
Berencana), kampanye pemilu damai, sosialisasi Mahkamah Konstitusi RI. Selain
itu Ki Enthus juga aktif mendalang di beberapa pondok pesantren melalui media
35
Ki Enthus Susmono, http://wayangprabu.com/audio-mp3-pagelaran-wayang-berbagai-
dalang/pantura/kienthussusmono/: internet; diakses pada 30 Desember 2014.
36 Soetarno dan Sarwanto, Wayang kulit dan Perkembangannya (Surakarta dan
Sukoharjo: ISI Press Solo dan CV Cendrawasih, Sukoharjo, 2010), 34.
25
Wayang Wali Sanga. Bagi Ki Enthus, wayang merupakan sebuah tradisi kesenian
yang tumbuh dan harus selalu dimaknai kehadirannya dengan tujuan untuk
mengambil hikmah serta pelajaran. Sebab, Ki Enthus menyadari dengan
berdalang ia bisa turut serta menyampaikan nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang
ia miliki. Baginya, berdalang bukan hanya kesenian belaka. Lebih dari itu,
berdalang merupakan yang harus selalu dilestarikan. perspektif dan semangat
berdalang itulah yang ingin Ki Enthus tularkan kepada para generasi penerus
bangsa.
4. Ciri Khas Ki Enthus dalam Dalang Pewayangan
a. Desain Wayang
Ki Enthus sangat menaruh perhatian besar pada sarana utama Pakeliran
Wayang. Ia juga sosok dalang yang tidak cukup puas dengan figur-figur
wayang yang sudah ada sehingga ia berusaha mengembangkan figur wayang
tradisi dan menciptakan desain figur wayang baru.
Penciptaan tokoh-tokoh masa kini dalam wayangnya merupakan salah
satu upaya untuk memperkenalkan wayang pada generasi muda. Sebab,
menurutnya, tokoh-tokoh pewayangan seperti Werkudara, Gatutkaca, dan
Arjuna mulai tersalip dengan hadirnya tokoh-tokoh fiktif dari luar budaya
Nusantara, seperti Superman, Doraemon, Ninja Boy, dan Shinchan.37
Penciptaan tokoh-tokoh fiktif dari wayang kulit ini, Ki Enthus berharap
anak-anak akan senang melihat wayang dan setelah itu mereka baru digiring
untuk menghayati pada karakteristik wayang yang sesungguhnya. Seperti
37
Ki Enthus Susmono, http://wayangprabu.com/audio-mp3-pagelaran-wayang-berbagai-
dalang/pantura/kienthussusmono/: internet; diakses pada 30 Desember 2014.
26
lakon Prabu Bima Nitis seorang pemimpin yang lahir dari masyarakat dan
tidak ragu turun langsung untuk meyerap aspirasi rakyat dalam menjalankan
pemerintahan. Atau lakon Werkudoro yang merupakan salah satu tokoh
Pandawa yang dikenal gagah berani tapi santun.
Kemahiran dan ―kenakalannya‖ mendesain wayang-wayang baru atau
kontemporer seperti wayang Goerge Bush, Saddam Husein, Osama bin Laden,
Gunungan Tsunami Aceh, Gunungan38
Harry Potter, Batman, wayang alien,
wayang tokoh-tokoh politik dan lain-lain membuat pertunjukan wayangnya
selalu segar, penuh daya kejut dan mampu menembus beragam lapisan
masyarakat.
Pertunjukannya selalu dikunjungi ribuan penonton. Ki Enthus dikenal
dengan karakter dalang yang berani melontarkan kritik terbuka dalam setiap
pertunjukan wayangnya, memposisikan tontonan wayang bukan sekadar media
hiburan melainkan juga sebagai media alternatif untuk menyampaikan aspirasi
dan media pembelajaran kepada masyarakat.
b. Tetap Mengkritik dan Urakan
Ki Enthus menyadari betul, perannya sebagai dalang memang untuk
menghidupi kebutuhan keluarganya. Oleh karena itu, ia tidak pernah menolak
jika diundang siapapun dari golongan atau partai apa pun untuk pentas. Karena
bagi Ki Enthus, pentas merupakan ihwal keluhuran budi bukan soal kebutuhan
38
Gunungan dalam pewayangan merupakan wayang persegi lima yang terdapat gambar
atau simbol didalamnya. Gunungan melambangkan pusat seluruh kehidupan, lambang ketuhanan,
gunungan dalam wayang biasa disebut kayon, yaitu salah satu unsur yang mendukung pargelaran
wayang. Disebut gunungan karena berbentuk segitiga seperti gunung.
http://www.santriopojare.web.id/filosofi-jawa/: internet: diakses pada 7 Januari 2016.
27
akan materi. Sekiranya, itulah prinsip Ki Enthus selama ia menjalani hidup
sebagai seorang dalang.
Meski begitu, ia tetap konsisten pada misinya, yakni sebagai
pengontrol sosial sehingga Ki Enthus tetap menyampaikan kritik kepada
siapapun, baik eksekutif, legislatif, pejabat partai, maupun masyarakat umum.
Selain itu, gaya urakannya tetap dipertahankan sebagai khas
pedalangannya. Walaupun gaya nyentriknya itu terkadang mendapat hujatan
dari berbagai pihak. Pada setiap penampilan Ki Enthus selalu menyuguhkan
sebuah pertunjukkan wayang kulit yang lebih daripada dalang lain. Sebagai
contoh dalam pertunjukkan yang mengambil lakon ―Rahwana Gugur‖. Lakon
yang penuh dengan adegan peperangan ini semakin menarik karena Ki Enthus
piawai memainkan wayang. Sesekali Ki Enthus membuang wayang yang
dipegangnya ke samping kanan atau kiri untuk menggambarkan efek
perkelahian yang dahsyat. Narasi yang diucapkan Ki Enthus pun sering
memancing gelak tawa para penonton. Kata-kata yang vulgar dan umpatan
dalam bahasa Jawa kerap keluar dari mulut Ki Enthus sehingga membuat
penonton tertawa terpingkal.39
5. Kreasi Ki Enthus dan Penghargaan dalam Perwayangan
Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pun menganugerahi dirinya
sebagai dalang paling kreatif dengan kreasi jenis wayang terbanyak (1491
wayang). Bahkan beberapa wayang buatannya telah dikoleksi oleh beberapa
museum di dunia seperti Tropen Museum di Amsterdam-Belanda, Museum of
39
http://majalah.tempointeraktif.com di unduh tanggal 1Juni 2015.
28
Internasional Folk Arts (MOIFA) di New Meksiko dan Museum Wayang Walter
Angts di Jerman.
Semuanya tak lain dimuarakan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat
luas terhadap wayang, penajaman pasar dan membumikan kembali wayang kulit
di tanah air tercinta ini.
Berikut contoh wayang spektakuler kreasi Ki Enthus. Pada tahun 2001, ia
membuat kreasi Wayang Prayungan, Wayang Teletubies, Wayang Alien, Wayang
Batman, dan Wayang planet. Wayang Osama bin Laden di tahun 2002. Sementara
Wayang Goerge Bush, Wayang Saddam Husein, Wayang Gunungan Tsunami
Aceh, Wayang Gunungan Harry Potter, Wayang Rai Wong, Wayang Wali,
Wayang Kebangsaan di tahun 2006. Pun di tahun 2007, ia kembali berkreasi
dengan menelurkan beberapa kreasi Wayang Simphony, Wayang Minimalis, dan
Wayang Barrack Obama.
a. Kiprah Pedalangan
Selama karirnya sebagai dalang, Ki Enthus telah ribuan kali mengadakan
pementasan pewayangan di berbagai kota di Indonesia terhitung sejak 1986
hingga sekarang dengan akumulasi rata-rata setiap tahunnya sebanyak 70
pementasan. Semisal di tahun 2006, ia menggelar Wayang Simphony di Taman
Ismail Marzuki, Jakarta, dalam rangka Sepekan Wayang Kebangsaan.
Kemudian, ia juga melahirkan konsep Wayang Kebangsaan—sebuah
konsep pagelaran wayang yang mengangkat isu-isu kebangsaan dan nasionalisme.
Menyusul di tahun 2007, Ki Enthus menggelar pentas Duel Dalang Kondang
bersama Ki Manteb, di Monumen GBN Slawi, Tegal.
29
Di tahun yang sama, ia kembali menggelar pentas Wayang Blong, dalam
event Festival Seni Surabaya. Dan terakhir, tahun berikutnya, ia pernah dipercaya
untuk mewakili Indonesia dalam event Festival Wayang Internasional di
Denpasar, Bali.
b. Penghargaan
Selama berkarir sebagai dalang, tak sedikit penghargaan yang sudah ia
raih. Pada tahun 2005, misalnya. Ia pernah didapuk sebagai dalang terbaik se-
Indonesia dalam Festival Wayang Indonesia. Gelar Doktor Honoris Causa bidang
seni budaya dari International Universitas Missouri, U.S.A Laguna College of
Bussines and Arts, Calamba, Philippines (2005). Saat bersamaan, ia juga didaulat
oleh DPD HIPMI Jawa Tengah sebagai Pemuda Award Tahun dalam bidang Seni
dan Budaya. Dan 2007 ia berhasil memecahkan Rekor Muri sebagai dalang
terkreatif dengan kreasi jenis wayang terbanyak (1491 wayang).
c. Pemeran Wayang
Dalam setiap pertunjukannya, Ki Enthus selalu memerankan wayang
dengan karakter beragam. Dulu, di tahun 2003, dalam rangka Dies Natalis STSI
(Sekolah Tinggi Seni Indonesia) Surakarta, ia pernah menampilkan Pameran
Wayang bertajuk Wayang adalah Rohku. Pameran Wayang Grand Launching
Wayang Rai Wong di Galeri Seni Rupa Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta
dan Pameran Wayang Rai Wong, di Galeri Merah Putih, Balai Pemuda Surabaya
di 2006. Serta Pameran Wayang Rai Wong dalam Pekan Wayang Kebangsaan, di
Galeri Cipta II TIM – Jakarta dan Pameran bersama Wayang Indonesia,
diselenggarakan oleh Museum Wayang Indonesia, di Jakarta pada 2007. Disusul
30
dengan Pameran Wayang Superstar: The Theatre World of Ki Enthus Susmono,
pada 29 Januari sampai 30 Juni, di Tropen Museum-Amsterdam, Belanda pada
tahun 2009.40
Sebenarnya, Ki Enthus sudah banyak mengadakan pertujukan wayang.
Namun, di antara perunjukan tersebut, pameran-pameran yang penulis sebutkan di
atas merupakan pameran-pameran yang cukup bernilai bagi perjalan karir Ki
Enthus sebagai dalang. Meskipun ia kini menjabat sebagai bupati Tegal, namun ia
tetap mempertahankan tradisi-tradisi pewayangan dan perdalangan yang sudah
melekat dalam dirinya.
B. Profil Umi Azizah
1. Riwayat Hidup Umi Azizah
Umi Azizah atau biasa akrab disapa Bu Umi yang kini telah menjadi
Wakil Bupati Tegal adalah seorang wanita kelahiran Tegal asli. Tepatnya di desa
Tuwel Kecamatan Bojong ia dilahirkan pada 7 April 1960. Ia merupakan putri
kedua pasangan Bapak KH. Zainal Arifin (pendiri dan pengasuh Pondok
Pesantren Nurul Hikmah) dan Ibu Nyai HJ. Masyitoh. Dilahirkan dalam
lingkungan keluarga pesantren, seperti halnya keluarga kiai-kiai lainnya yang
memondokkan anaknya ke pesantren lain. Begitu juga Bu Umi remaja, menginjak
Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) ia dipondokkan ke
Jombang tepatnya di Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar yang diasuh oleh KH.
Bisri Syamsuri (kakek KH.Abdurrahman Wahid/Gus Dur).
40
Profil Ki Enthus, http://www.dalangenthus.com/profil.html diakses pada 1 Januari 2014.
31
Sebagai putri seorang kiai pengasuh pesantren, Bu Umi tidak melulu
mengeyam pendidikan dalam lingkungan pesantren. Setelah lulus MA di
Jombang, Bu Umi melanjutkan pendidikannya ke Universitas Diponegoro
(UNDIP) Semarang. Tidak tanggung-tanggung, ia mengambil jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Sebagai seorang
putri dari keluarga kiai memang cukup melenceng. Anggapan melenceng itu
ditepisnya dengan menjadi lulusan terbaik FISIP-UNDIP pada tahun 1985.
Prestasi Bu Umi tersebut membuat dirinya mendapat tawaran untuk menjadi
dosen di Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya. Tawaran tersebut ditolaknya
karena ia merasa tanah kelahirannya lebih membutuhkannya, yakni Tegal.
Kondisi Tegal pada waktu itu juga mengharuskan diri beliau untuk ikut
berkontribusi memberikan solusi atas berbagai persoalan yang ada di
masyarakat.41
Dalam kehidupan rumah tangganya, Bu Umi juga terbilang sukses dalam
mengurus dan mendidik anak-anakanya. Semenjak suaminya Mohammad Djazeri
meniggal dunia, ia menjadi seorang janda dengan 6 orang anak. Kemampuannya
dalam mengurus dan mendidik anak-anaknya seorang diri dapat dikatakan
mumpuni. Semua anak-anak Bu Umi dididik di pesantren. Anak sulungnya telah
menamatkan pendidikan S1 di Universitas Sultan Agung (UNISSULA)
Semarang. Dari anak pertamanya ini, Bu Umi telah memiliki 1 orang cucu. Anak
kedua menamatkan pendidikan S1 dari Universitas Panca Sakti (UPS) dan telah
beristri. Anak pertama dan kedua ini sejak lulus SD sudah masuk di Pondok
41
http://fuadinotkamal.wordpress.com/2013/09/03/profil-singkat-dan-kiprah-dra-hj-umi-
azizah-ketua-pc-muslimat-nu-kabupaten-tegal-dan-calon-wakil-bupati-tegal-2014-2019/ diakses
pada tanggal 22 september 2015.
32
Pesantren Al Muayyad Solo (SMP), Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen
Demak (SMA), dan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Anak ketiga telah
menamatkan pendidikan S1 dari Universitas Indonesia (UI) dan kini tengah
menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Semasa
mengenyam pendidikan S1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, anak ketiga
Umi Azizah juga masuk di Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus Sunnah. Anak
keempat Bu Umi baru saja menyelesaikan pendidikan di Pondok Pesantren Al
Falah Ploso Kediri. Anak kelima menyelesaikan pendidikan di Pondok Pesantren
Ma’hadut Tholabah Babakan Lebaksiu. Anak keenam Bu Umi, yang merupakan
satu-satunya anak perempuan, baru saja masuk di Madrasah Aliyah (MA) NU
Banat Kudus.
2. Kiprah Umi Azizah di Tegal
Setelah menolak tawaran menjadi dosen, Bu Umi yang berasal dari
keluarga Nahdlatul Ulama (NU) aktif dalam organisasi perempuan Fatayat NU.
Dalam organisasi perempuan NU tersebut, ia mendapat kepercayaan menjadi
Ketua Fatayat NU Tegal selam dua periode, yakni pada 1987-1992 dan 1992-
1997. Kemudian, di tahun 1998 Bu Umi ikut menjadi pengajar di Sekolah Tinggi
Agama Islam Bakti Negara (STAIBN) Slawi.
Setelah berhenti beraktifitas kurang lebih selama 2 tahun karena
mengurus suaminya yang sakit dan akhirnya meninggal dunia, di tahun 2000 Bu
Umi dipercaya memimpin Yayasan Pendidikan Muslimat NU Bina Bakti Wanita
(YPM NU Bina Bakti Wanita) dan Ketua II Muslimat NU Kabupaten Tegal.
Semasa menjabat sebagai Ketua YPM NU, beliau bersama dengan PCNU dan
33
kyai-kyai NU Kabupaten Tegal menyusun metode pembelajaran Al Qur’an As
Syifa yang sampai sekarang dipakai anak-anak di hampir seluruh wilayah
Kabupaten Tegal untuk belajar membaca Al Qur’an. 42
Bu Umi juga sempat menjadi anggota DPRD Tegal pada periode 1982-
1987 dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kemudian, pada tahun 2005 Bu
Umi terpilih memimpin organisasi perempuan Muslimat NU Kabupaten Tegal
periode 2005-2010. Beliau juga terpilih menjadi Wakil Ketua Korda Muslimat
NU Karesidenan Pekalongan tahun 2007-sekarang. Selesai memimpin Muslimat
NU Kabupaten Tegal untuk satu periode, pada tahun 2010, Bu Umi terpilih
kembali untuk memimpin Muslimat NU Kabupaten Tegal periode 2010-2015.43
Berkat kepemimpinan Bu Umi, kini nama Muslimat NU berkibar hingga
ke pelosok-pelosok Desa di Kabupaten Tegal. YPM NU Bina Bakti Wanita
memiliki 530 Taman Pendidikan Qur’an (TPQ), 85 Taman Kanak-kanak (TK), 46
Raudhatul Atfal (RA), 52 Kelompok Bermain Muslimat, dan 97 Keaksaraan
Fungsional. Yayasan Haji Muslimat sendiri mengelola Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH) Muslimat NU dan Ikatan Hajah Muslimat NU. KBIH
Muslimat NU adalah KBIH yang memiliki jumlah jamaah paling banyak setiap
tahunnya di Kabupaten Tegal. Yayasan Himpunan Daiyah dan Majlis Ta’lim
Muslimat NU memiliki 897 Majlis Ta’lim Muslimat NU. Yayasan Kesejahteraan
Muslimat NU mengelola Panti Asuhan Darul Yatama yang membina dan
42
Wawancara langsung dengan Bu Umi Azizah di rumah Dinas Wakil Bupati pada 18
Mei 2015pukul 13.30. 43
http://fuadinotkamal.wordpress.com/2013/09/03/profil-singkat-dan-kiprah-dra-hj-umi-
azizah-ketua-pc-muslimat-nu-kabupaten-tegal-dan-calon-wakil-bupati-tegal-2014-2019/ diakses
pada tanggal 22 september 2015.
34
mengasuh 40 anak yatim dan membiayai beberapa anak asuk yang ditempatkan di
beberapa pondok pesantren. Selain itu, Muslimat NU Kabupaten Tegal juga
memiliki unit usaha Koperasi Annisa Muslimat NU. Masa kepemimpinan periode
kedua Bu Umi difokuskan pada penguatan ekonomi organisasi. Hal tersebut, salah
satunya direalisasikan dengan membangun Gedung Serba Guna yang selain
berfungsi sebagai gedung pertemuan juga akan dijadikan balai latihan kerja kader-
kader Muslimat NU. Pembangunan gedung serba guna yang memakan biaya tidak
sedikit tersebut kini sudah sekitar 70%. Semua itu digerakkan oleh kekuatan
perempuan-perempuan Kabupaten Tegal yang tergabung dalam Muslimat NU.44
44
Wawancara langsung dengan Bu Umi Azizah di rumah Dinas Wakil Bupati pada 18
Mei 2015pukul 13.30.
35
BAB IV
STRATEGI MARKETING POLITIK KI ENTHUS DAN UMI AZIZAH
DALAM PILKADA 2013 KABUPATEN TEGAL
Kemenangan Enthus Susmono atau biasa dikenal dengan Ki Enthus dalam
Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Tegal, Jawa Tengah, 2013 didukung
oleh beberapa strategi marketing politik, seperti kekuatan sosok Ki Enthus,
program-program yang ditawarkan kepada masyarakat, serta komunikasi politik
yang baik kepada masyarakat melalui lagu-lagu yang dinyanyikan saat kampanye.
Melalui marketing politik dan pendekatan tradisional kepada masyarakat,
semisal silaturrahmi dan mengunjungi berbagai daerah guna menyapa serta
melakukan konsolidasi penguatan suara terbukti ampuh untuk memnangi Pilkada
Kabupaten Tegal 2013. Berbagai hal tersebut terkait strategi-strategi kemenangan
Ki Enthus akan diuraikan sebagai berikut:
A. Kekuatan Figur Ki Enthus
Figur yang mempunyai kualitas dan kemampuan diri seperti integritas,
kesederhanaan, kerelaan berkorban, keterbukaan, ketulusan, kebersahajaan,
kepedulian terhadap sesama adalah hal mendasar yang harus melekat dalam diri
seorang kandidat.
Di masyarakat, Ki Enthus dikenal sebagai dalang yang nyeleneh atau
berbeda dengan dalang-dalang lainnya. Saat mendalang, kata-kata kotor seperti
―asu‖, ―jancuk, dan kata-kata kotor berbahasa Jawa lainnya sering terlontar dari
mulutnya. Namun, di balik kata-kata kotor tersebut, setiap mendalang Ki Enthus
36
selalu menyisipkan pesan-pesan moral dan sosial yang mampu mengedukasi
masyarakat. Seperti saat ia menggelar pementasan wayang berjudul Bradjadenta
Mbalela. Dalam pementasan tersebut, Ki Enthus mengisahkan perebutan
kekuasaan antara Bima dan pamannya, Bradjadenta. Kisah tersebut mempunyai
makna bahwa seorang pemimpin harus selalu menjaga amanah dan rela berkorban
demi kepentingan bersama.
Lewat pagelaran-pagelaran wayang sarat makna dan gaya mendalang yang
khas, sedikit demi sedikit figur Ki Enthus terbentuk dengan baik di mata
masyarakat Tegal. Tak hanya nyeleneh dalam memainkan wayang, Ki Enthus
juga pernah dijebloskan ke bui lantaran dituduh memprovokasi massa merusak
pagar kantor DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kabupaten Tegal saat
berdemonstrasi. Bukannya dibenci masyarakat, masuknya Ki Enthus ke dalam bui
malah menjadikan dirinya semakin dikenal masyarakat sebagai tokoh yang
senantiasa memperjuangkan kepentingan masyarakat.45
Figur Ki Enthus yang sangat populis di kalangan masyarakat Kabupaten
Tegal memberikan kemudahan baginya saat kampanye Pilkada Kabupaten Tegal
2013. Ki Enthus merupakan figur yang selalu bisa membuat orang tertawa dalam
kondisi apapun. Simpatisannya pun semakin bertambah. Hal itu terbukti saat
masa-masa kampanye. Berbeda dengan pasangan calon lain, setiap kampanye,
massa membludak memenuhi lapangan tempat kampanye digelar.46
45
Wawancara langsung dengan Kamal Fuadi di rumah Dinas Wakil Bupati pada 18 Mei
2015pukul 15.00. 46
Wawancara langsung dengan Muhammad Sobari di kantor PCNU Kabupaten Tegal pada
19 Mei 2015 pukul 16.15.
37
Kemenangan Ki Entus dipengaruhi besar oleh dirinya sendiri, termasuk
wakilnya yang namanya telah dikenal di kalangan warga Nahdliyin. Aspek
personal branding pasangan tersebut menjadi pondasi kekuatan dalam
memenangi Pilkada Tegal 2013. Ki Enthus merupakan seorang dalang yang
sangat dekat dengan rakyat karena sering mengadakan pargelaran wayang di
berbagai wilayah di Kabupaten Tegal maupun di luar Kabupaten Tegal. Bu Umi
sebagai pasangannya tak diragukan lagi kebesaran namanya. Menjabat ketua
Muslimat NU (Nahdlatul Ulama) Kabupaten Tegal selama dua periode (2005-
2010 dan 2010-2015) dan intensitasnya mengadakan pengajian di desa-desa,
semakin menjadikan Bu Umi sebagai figur yang dikenal luas oleh masyarakat.47
Tidak dapat dipungkiri, Ki Enthus memang sangat berbeda dengan
kandidat-kandidat lain dalam Pilkada Kabupaten Tegal 2013. Kalau pasangan
lainnya dalam kampanye harus membangun figur dan memperkenalkan dirinya
dan pasangannya agar dapat dikenal oleh masyarakat, Ki Enthus dan Bu Umi
hanya perlu fokus pada penyampaian visi dan misi pada saat terpilih nanti, dengan
kata lain pasangan ini sudah selangkah lebih maju dibandingkan calon yang lain.
B. Tawaran Produk dan Policy
Produk yang merupakan program kerja yang ditawarkan oleh calon
kandidat menunjukkan sebaik apa kualitas dari kandidat itu sendiri dan menjadi
sebuah bentuk penawaran kepada masyarakat dengan harapan dapat memperbaiki
dan mengubah sistem yang ada menjadi lebih baik lagi. Progam-program yang
dimiliki oleh pasangan Ki Enthus dan Bu Umi menjadi daya tarik tersendiri bagi
47
Ibid.
38
masyarakat dan merupakan hal yang memang benar-benar dibutuhkan saat itu,
program-program Ki Enthus tidak bersifat angan-angan tetapi lebih ke program
yang nyata dan penting untuk segera dijalankan. Berikut program-program yang
ditawarkan oleh Ki Enthus:
1. Pengupayaan Birokrasi yang Sehat
Ini merupakan program kerja sekaligus cita-cita yang ingin diwujudkan
oleh Ki Enthus ketika terpilih menjadi bupati. Menurut database, Kabupaten
Tegal tahun 2013 menempati rangking kedua terkorup se-Jateng, Ki Enthus
prihatin akan hal itu dan ia adalah sosok yang ingin membenahi birokrasi untuk
menciptakan Kabupaten Tegal yang bebas korupsi. Sampai sekarang pun Ki
Enthus masih memegang komitmen untuk hal ini.48
Kemudian dalam hal
pengadaan proyek melalui tender, apabila ada perusahaan-perusahaan yang
melakukan penyuapan agar memenangi tender tersebut, maka langsung dicoret
dan tidak boleh ikut tender lagi. Begitupun pejabat-pejabat yang terlibat dalam
pengadaan proyek tersebut.49
2. Pelayanan Prima
Pelayanan prima merupakan program kerja yang dimiliki oleh Ki Enthus
pada Pilkada Kabupaten Tegal 2013. Pelayanan prima ini meliputi pembuatan
KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga) dan pembuatan akta
kelahiran gratis. Tidak hanya itu, dalam program ini juga terdapat Gerakan
Cinta Desa yaitu pemberian dana secara bertahap senilai 500 juta per desa.
48
Wawancara langsung dengan Bu Umi Azizah di rumah Dinas Wakil Bupati pada 18 Mei
2015pukul 13.30. 49
Wawancara langsung dengan Ki Enthus di rumah Dinas Bupati pada 19 Mei 2015 pukul
20.00.
39
Kemudian ada pembangunan berdasarkan kewilayahan, yakni kecamatan-
kecamatan yang tertinggal akan dipercepat pembangunannya.50
C. Promosi
Strategi ini merupakan aspek yang penting dalam suatu pemilihan umum,
para kandidat mempromosikan ideologisnya pada saat kampanye. Berbeda dengan
promosi-promosi yang dilakukan kandidat lain dalam suatu pemilihan yang
banyak menggunakan media cetak maupun elektronik seperti radio dan televisi,
Ki Enthus tidak menggunakan media ini sebagai media promosi, Ki Enthus lebih
menggunakan promosi yang lebih bersifat tradisional, seperti melakukan
kampanye di lapangan terbuka dan mendatangi masyarakat di desa-desa, lewat
media baliho dan poster, dan yang menarik dan berbeda dengan kandidat lain
adalah promosi Ki Enthus banyak dilakukan dengan media lagu-lagu yang
diciptakan oleh Ki Enthus dan Bu Umi. Berikut promosi-promosi yang dilakukan
pada saat kampanye:
1. Penggunaan baliho dan poster
Promosi melalui media ini yakni baliho dan poster merupakan suatu
upaya yang dilakukan untuk menguatkan serta lebih mengenalkan lagi sosok
Ki Enthus secara lebih luas kepada masyarakat. Baliho ini dipasang di jalan-
jalan protokol yang mudah dilihat oleh masyarakat, baliho-baliho ini
bertuliskan ―Enthus-Umi untuk hari esok yang lebih baik‖.
Baliho ini mempunyai makna mengajak masyarakat untuk merubah
Kabupaten Tegal menjadi lebih baik dengan memilih pasangan Ki Enthus dan
50
Ibid.
40
Bu Umi. Poster-poster yang bergambar dua kandidat ini berisi kalimat-kalimat
ajakan untuk memilih, seperti poster yang bertuliskan ―Enthus Umi pilihan kita
dan pilihan ulama‖. Poster-poster ini banyak tersebar di masyarakat karena
memang dibagikan secara gratis.51
2. Penggunaan Lagu
Pada masa kampanye pemilihan umum televisi dan radio merupakan
media yang paling cepat diterima dan efektif dalam hal mempengaruhi
masyarakat terutama pada pemilih. Melalui iklan televisi dan radio, para
kandidat dapat mengenalkan sosok dan track record dirinya ke publik. Akan
tetapi pasangan Ki Entus dan Bu Umi berbeda, mereka juga menciptakan lagu-
lagu untuk kampanye sebagai media komunikasi kepada masyarakat.
Penggunaan lagu ini menjadi ciri khas yang melekat pada pasangan ini,
Dengan lagu-lagu yang diciptakan oleh pasangan ini juga, penggunaan lagu
menjadi media promosi yang sangat ampuh dan lebih diterima di masyarakat.
Karena tanpa diminta oleh tim sukses pun masyarakat dengan sendirinya
mendokumentasikan setiap kampanye terbuka yang berisikan lagu-lagu yang
dibawakan oleh Ki Enthus maupun Bu Umi. Setelah mendokumentasikan lewat
video, mereka menggandakan video tersebut lewat CD (Compact Disk) dan
dijual belikan di lapak-lapak pinggir jalan. Ini menjadi keuntungan tersendiri
bagi Ki Enthus karena sangat membantu dalam hal promosi dan publikasi. Tak
butuh waktu lama, video dan lagu-lagu tersebut sudah tersebar ke masyarakat
Tegal. Bahkan, orang-orang Tegal yang ada di Jakarta pun sudah mempunyai
51
Wawancara langsung dengan Kamal Fuadi di rumah Dinas Wakil Bupati pada 18 Mei
2015pukul 15.00.
41
video dan lagunya. Tak sampai di situ, tim sukses Ki Entus secara massif
menyebarkan lagu-lagu tersebut ke media sosia seperti youtube, 4shared, dan
lainnya.52
Beberapa lagu yang sering dibawakan Ki Enthus dan Bu Umi pada saat
kampanye seperti lagu yang berjudul ―Wadon Bae‖ atau perempuan saja. Lagu
tersebut berbunyi seperti ini:
Wadon bae, wadon bae
Wadon bae, wadon bae
Sing ana wadone bae
Ibu-ibu lan bapak-bapak, ayo pada ngebela NU
Enthus Umi sing nomer 4, pilihane kiai NU
Wadon bae, wadon bae
Wadon bae, wadon bae
Sing ana wadone bae
Ojo kuatir ojo keder, milihe pimpinan sing bener
Enthus Umi pilihane kita, juga pilihane ulama
Kata wadon atau perempuan dalam lagu ini bermakna, pilih pasangan
yang ada perempuannya saja. Dalam percalonan Pilkada Tegal tersebut, hanya
pasangan Ki Enthus dan Bu Umi yang ada perempuannya. Lagu yang
dinyanyikan ini terlihat sederhana, namun jelas dan mengena pada masyarakat
Tegal yang suka hiburan itu. Kemudian, dalam lagu tersebut juga muncul kata
pilihane kiai NU dan pilihane ulama. Kata ini menunjukkan bahwa pasangan
Ki Enthus dan Bu Umi yang dari partai PKB itu didukung oleh para ulama dan
52 Wawancara langsung dengan Kamal Fuadi di rumah Dinas Wakil Bupati pada 18 Mei
2015pukul 15.00.
42
juga kiai NU. Ditambahkan pula dalam lirik itu bahwa jangan bingung pilih
pasangan karena Ki Enthus dan Bu Umi adalah seorang pemimpin yang benar
dan juga pilihan ulama.
Terdapat pula lagu yang diciptakan oleh Bu Umi yang berbunyi ―Duite
ditampani, kudunge ditampani, berase ditampani, nyoblose enthus-umi”.
Apabila dalam Bahasa Indonesia berbunyi ―Uangnya diterima, kerudungnya
diterima, berasnya diterima, nyoblosnya Ki Enthus dan Bu Umi‖. Terciptanya
lagu tersebut untuk membendung semakin gencarnya para calon lain yang
melakukan money politic ke masyarakat.53
Selanjutnya Ki Enthus menciptakan lagu yang berisikan ajakan kepada
semua lapisan masyarakat untuk memilihnya dengan judul ―Udud Dulu‖ atau
merokok dulu. Lagu tersebut berbunyi seperti ini:
Udud dulu, udud dulu
Udud dulu, udud dulu
Udud dulu, udud dulu
Bubar mangan paling enak, udud dulu
Temu kanca paling enak, udud dulu
Udud dulu, udud dulu
Udud dulu, udud dulu
Udud dulu, udud dulu
Enthus Umi, Enthus Umi
Enthus Umi, Enthus Umi
Enthus Umi, Enthus Umi
53 Wawancara langsung dengan Bu Umi Azizah di rumah Dinas Wakil Bupati pada 18 Mei
2015pukul 13.30.
43
Ojo keder ayo nyoblos Enthus Umi
Nomer 4 sing paling tepat Enthus Umi
Dan paling hebat koe Enthus Umi
Lanang wadon tua enom, Enthus Umi
Sing sugih mlarat ya nyoblos Enthus Umi
Orang islam ayo nyoblos Enthus Umi
Yang tidak islam juga boleh nyoblos Enthus Umi
Orang NU wajib nyoblos Enthus Umi
Orang Muhammadiyah juga boleh nyoblos Enthus Umi
Sing wis sholat ayo nyoblos Enthus Umi
Sing gorong sembayang juga boleh nyoblos Enthus Umi
Udud yang dalam bahasa Indonesia berarti merokok merupakan
kebiasaan kebanyakan orang-orang dewasa dan anak muda di Indonesia. Lewat
lagu ini Ki Enthus mencoba masuk dalam budaya masyarakat agar dapat
meraih suara dalam pemilihan nanti. Apabila diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia, lirik lagu tersebut berbunyi seperti ini ―Merokok dulu, merokok
dulu, merokok dulu, setelah makan paling enak merokok dulu, ketemu teman
paling enak merokok dulu. Enthus Umi Enthus Umi, Enthus Umi Enthus Umi,
jangan bingung ayo coblos Enthus Umi, nomor 4 yang paling tepat itu Enthus
Umi, laki perempuan tua muda coblos Enthus Umi, kaya miskin coblos Enthus
Umi, orang islam coblos Enthus Umi, yang bukan islam juga boleh coblos
Enthus Umi, orang NU wajib coblos Enthus Umi, orang Muhammadiyah juga
boleh coblos Enthus Umi, yang sudah shalat ayo coblos Enthus Umi, yang
belum shalat juga boleh coblos Enthus Umi.‖ Dari lagu ini Ki Enthus ingin
44
mengajak berbagai elemen masyarakat yang berlatar belakang dan
berkeyakinan berbeda untuk bergabung dan bersama untuk memilihnya.
Tidak ketinggalan, pasangan nomor 4 ini juga membuat lagu untuk para
relawan tim suksesnya yang bernama Relawan Ikhlas yang diketui oleh Kamal
Fuadi, anak dari Umi Azizah. Berbeda dari yang sebelumnya, lagu ini
berbahasa Indonesia dan memiliki alunan musik yang lebih anak muda. Isi lagu
ini untuk mengingatkan para relawannya agar tidak lupa untuk tetap berjuang
dan membela kebenaran demi Kabupaten Tegal. Berikut lagunya:
Paseduluran relawan ikhlas
Jangan kau lupa, Tuk masa depan
Mari kita berjuang, Membela kebenaran
Kabupaten Tegal, Aman damai sejahtera
Mari kita berjuang, Membela kebenaran
Kabupaten Tegal, Aman damai sejahtera
Ya Allah, ya Allah
Ya Allah, mohon dikabulkan
Ya Allah, ya Allah
Ya Allah, mohon dikabulkan
Mari semua kita tundukkan
Pilih bupati tuk masa depan
Nomor 4 pilihan yang tepat
Enthus Umi calon bupatiku
Nomor 4 pilahan yang tepat
Ethus Umi calon bupatiku
Ya Allah, ya Allah
Ya Allah, mohon dikabulkan
45
Ya Allah, ya Allah
Ya Allah, mohon dikabulkan
Penggunaan lagu dalam kampanye Pilkada Kabupaten Tegal oleh
pasangan Enthus-Umi ini dengan alasan bahwa lagu menurut Ki Enthus54
dapat
merangkul seluruh elemen masyarakat khususnya di Kabupaten Tegal. Oleh
karena itu, pasangan nomor 4 ini produktif dalam membuat lagu-lagu untuk
kampanye. Mereka juga mengkategorikan berbagai lagu yang dibuat agar tepat
sasaran. Misalnya, lagu yang dibuat oleh Bu Umi berjudul Enthus-Umi
Pilihanku ini dikhususkan untuk kalangan warga NU. Hal ini diperkuat juga
dengan dinyanyikannya lagu tersebut oleh ibu-ibu Fatayat NU. Lagu itu
mengisyaratkan bahwa dengan terpilihnya Enthus-Umi dapat mencapai
kejayaan NU dan dapat membangun Tegal yang masyarakat rindukan. Berikut
lirik lagunya:
Bila hati kita satu, Kekuatan akan terpadau
Mari bangkit untuk maju
Nuju kejayaan NU, Nuju kejayaan NU
Enthus-umi, Enthus-umi
Enthus-umi, pilihanku
Enthus-umi, Enthus-umi
Enthus-umi, bupatiku
Enthus-umi, bupatiku
Bila hati kita satu, Kekuatan akan terpadau
Mari bangkit untuk maju
54
Wawancara langsung dengan Ki Enthus di Rumah Dinas Bupati pada 19 Mei 2015 pukul
20.00.
46
Bangun tegal yang kita rindu
Bangun tegal yang kita rindu
Enthus-umi, Enthus-umi
Enthus-umi, pilihanku
Enthus-umi, Enthus-umi
Enthus-umi, bupatiku
Enthus-umi, bupatiku
Mari bersama berusaha dengan sekuat tenaga
Semoga Allah meridhoiNya
NU menang, tegal jaya
NU menang, tegal jaya
Enthus-umi, Enthus-umi
Enthus-umi, pilihanku
Enthus-umi, Enthus-umi
Enthus-umi, bupatiku
Enthus-umi, bupatiku
D. Politik Pencitraan
Politik pencitraan merupakan hal yang utama bagi semua kandidat dalam
pemilihan umum. Kita ketahui bersama bahwa pencitraan menjadi penting bagi
para kandidat yang ingin mendapatkan suara dan seolah-olah melakukan
tindakan-tindakan yang cenderung membuat rakyat simpati terhadap kandidat
dalam pemilihan umum, sehingga masyarakat mau memberikan dukungan dan
suara pada kandidat tersebut. Inilah yang menjadi tujuan para kandidat yang
besaing agar terlihat seperti figur yang diinginkan masyarakat. Banyak hal yang
dilakukan para kandidat saat kampanye dengan tujuan menarik simpati
47
masyarakat, seperti berkunjung ke pasar-pasar, sekolah, dan lain sebagainya.
Akan tetapi hal ini berbeda dengan pasangan Ki Enthus dan Bu Umi dalam
Pilkada Kabupaten Tegal 2013. Ki Enthus dan Bu Umi sudah mempunyai citra
yang kuat terhadap diri mereka masing-masing. Mereka tidak membuat-membuat
citra agar terlihat bagus di mata masyarakat, akan tetapi sudah lama sebelum
mencalonkan diri sebagai bupati dan wakil bupati, mereka sudah mempunyai citra
yang kuat. Hal itu tidaklah datang secara instan, namun melalui proses yang
panjang. Citra Ki Enthus tidak diperoleh secara instan begitu saja, citra baik
tersebut terbentuk melalui kegiatan mendalang wayang kulit dan mengadakan
pagelaran wayang di berbagai tempat.
E. Strategi Kemenangan Pasangan Enthus-Umi Dalam Pilkada Kabupaten
Tegal Yang Dilakukan Umi Azizah
Kemenangan pasangan Ki Enthus dan Umi Azizah atau yang akrab disapa
Bu Umi dalam Pilkada Kabupaten Tegal merupakan hasil usaha dari kedua calon
tersebut. Tidak hanya Ki Enthus yang berkampanye dengan caranya sendiri
melalui wayang dan pertunjukan lainnya. Bu Umi sebagai Ketua Muslimat NU
Kabupaten Tegal juga ikut berkampanye dengan caranya sendiri melalui wadah
organisasi yang dipimpinnya itu.
Jika Ki Entus tidak berpasangan dengan Bu Umi, kemungkinan besar ia
tak dapat memenangi Pilkada Tegal 2013.55
Baliau menuturkan, saat itu Ki Entus
55
Wawancara langsung dengan Muhammad Sobari di kantor PCNU Kabupaten Tegal pada
19 Mei 2015 pukul 16.15.
48
sengaja menggandeng dirinya untuk menciptakan sebuah perubahan di Tegal56
.
Berikut uraian strategi politik pemenangan yang dilakukan Bu Umi.
1. Membuat Lagu untuk warga NU
Warga Tegal yang mayoritas muslim yang menganut NU menjadi
keuntungan tersendiri bagi pasangan Enthus-Umi dalam Pilkada Kabupaten
Tegal. Umi Azizah yang merupakan Ketua Muslimat NU memiliki peluang besar
dalam meraup suara di kalangan warga NU khususnya ibu-ibu. Keuntungan itu
oleh Umi diperkuat lagi agar nantinya benar-benar terjaring suara dari warga NU.
Salah satu strategi yang dilakukannya dalah dengan membut lagu. Lagu pertama
yang dibuatnya bertujuan untuk membangun semangat warga NU Tegal agar
dapat bersatu dan membangun Tegal.
―bila hati kita satu, kekuatan akan terpadu, mari bangkit untuk maju, menuju
kejayaan NU, bila hati kita satu, kekuatan akan terpadu, mari bangkit untuk
maju, bangun tegal yang kita rindu”, petikan lagu Enthus-Umi Pilihanku yang
diciptakan oleh Bu Umi.
Ia mengatakan bahwa lagu tersebut dibuat sebagai langkah awal untuk
menumbuhkan semangat para warga NU Tegal agar bersatu. Dan juga
mengingatkan bahwa NU adalah mayoritas di Tegal, kenapa tidak bisa
memimpin?57
Kemudian, Bu Umi membuat lagu lagi dengan dengan judul wadon bae
(perempuan saja). ―wadon bae, wadon bae, wadon bae, wadon bae, sing ono
56
Wawancara langsung dengan Bu Umi Azizah di rumah Dinas Wakil Bupati pada 18 Mei
2015pukul 13.30. 57
Ibid.
49
wadone bae,‖ petikan lagu wadon bae ciptaan Bu Umi. Lagu ini ia ciptakan untuk
memengaruhi warga Tegal agar memilih calon yang ada perempuannya saja
karena dari semua calon yang ada hanya pasangan Enthus-Umi yang terdapat
perempuannya. Umi juga mengatakan bahwa strategi ini cukup tepat karena rasio
warga perempuan Tegal lebih banyak daripada laki-lakinya.
Lagu terakhir yang dibuat oleh Bu Umi Azizah adalah mengenai kasus
money politic. Berawal dari maraknya pemberian uang-uang kepada masyarakat
oleh pasangan calon-calon lain. Hal ini kemudian membuat Bu Umi memiliki ide
untuk membuat lagu perihal kasus tersebut. ―duite ditampani, kudunge ditampani,
berase ditampani, nyoblose enthus-umi,‖ merupakan petikan lagu yang dibuat Bu
Umi terkait kasus money politic. Duite ditampani (uangnya diterima), nyoblose
Enthus-Umi (nyoblosnya Enthus-Umi). Lagu tersebut mengajak warga Tegal agar
tetap memilih Enthus-Umi dan tidak terpengaruh dengan pemberian-pemberian
dari calon lain.58
2. Menggarap Ibu-ibu
Sebagai ketua oraganisasi perempuan terbesar di Tegal, Bu Umi
memiliki peluang besar dalam menjaring suara perempuan-perempuan dan ibu-
ibu. Track record Bu Umi dalam NU sudah tidak bisa dianggap remeh, 26 tahun
lamanya ia berada dalam organisasai naungan NU itu. Kiprahnya dalam NU
dimulainya dari tingkat bawah hingga teratas sehingga membuat warga Tegal
khususnya yang perempuan mengenal baik siapa Bu Umi Azizah itu. Tidak ada
orang-orang di kampung itu nggak kenal Bu Umi, khususnya ibu-ibu itu semua
58
Ibid.
50
kenal.59
Oleh karena itu, dalam kampenya Pilkada Kabupaten Tegal, Bu Umi
berupaya lebih menguatkan lagi khususnya dikalangan perempuan-perempuan
dan ibu-ibu agar memilihnya.
Beberapa strategi yang dilakukan Bu Umi adalah dengan menghadiri
setiap pengajian-pengajian dan undangan-undangan dari warga. Tidak sekedar
menghadiri, Bu Umi juga dalam beberapa kesempatan di acara yang dihadiri
banyak ibu-ibu memberikan sosialisasi betapa pentingnya pemimpin ke
masyarakat.
Menurut Bu Umi, mayoritas ibu-ibu dari warga NU itu penurut dalam hal
memilih sehingga suara dari warga NU khusunya perempuan cukup banyak.
Alhamdulillah kalau ibu-ibu itu kan boleh dikatakan seorang yang penurut dalam
hal pemilihan dan menjatuhkan pilihan, tapi kemarin tidak hanya juga ibu-ibu
juga namun laki-laki NU juga bergerak semuanya, dari mulai cabang dan badan
otonom bergerak semua, sampai-sampai ibu-ibu datang membawa makanan
selama kampanye, dan sampai saya menang juga mereka juga dateng membawa
makanan sendiri utnuk syukuran, mulai dari sapi, kambing mereka beli sendiri,
mereka mengumpulkan uang sendiri. 60
Setelah melalui proses kampanye yang panjang, akhirnya KPU (Komisi
Pemilihan Umum) Kabupaten Tegal menetapakan pasangan Ki Enthus Susmono
dan Umi azizah memenangi Pilkada Kabupaten Tegal 2013 dengan data statistik
sebagai berikut:
59
Wawancara langsung dengan Muhammad Sobari di kantor PCNU Kabupaten Tegal
pada 19 Mei 2015 pukul 16.15. 60
Wawancara langsung dengan Bu Umi Azizah di rumah Dinas Wakil Bupati pada 18
Mei 2015 pukul 13.30.
51
Tabel 4.1 Daftar jumlah pemilih kepala daerah Kabupaten Tegal 201361
Daftar pemilih dalam salinan DPT (Daftar Pemilih
Tetap)
Laki-laki 599,213
Perempuan 584,324
Jumlah 1,183,537
Jumlah pemilihan dalam salinan DPT yang
menggunakan hak pilih
Laki-laki 293,927
Perempuan 388,369
Jumlah 682,296
Jumlah pemilihan dalam salinan DPT yang tidak
menggunakan hak pilih
Laki-laki 304,711
Perempuan 196,041
Jumlah 500,752
Jumlah pemilihan dari TPS (Tempat Pemungutan
Suara) lain
Laki-laki 353
Perempuan 265
Jumlah 618
Jumlah pemilih yang menggunakan KTP/KK (Kartu
Tanda Penduduk/Kartu Keluarga)
Laki-laki 1,529
Perempuan 1,837
Jumlah 3,366
Tabel 4.1 Menjelaskan jumlah pemilih kepala daerah Kabupaten Tegal
untuk tahun 2013 dengan jumlah pemilih dalam salinan DPT 1,183,537, pemilih
dalam salinan DPT yang menggunakan hak pilih 682,296, pemilih dalam salinan
DPT yang tidak menggunakan hak pilih 500,752, jumlah pemilih dari TPS lain
618 dan jumlah pemilih yang menggunakan KTP/KK 3,366.
61 Data statistik Pilbup Tegal 2013, http://kpud-tegalkab.go.id/wp-
content/uploads/2013/11/Data-Statistik-Pilbup-Tegal-2013.pdf. Diakses pada 30 Desember 2014.
52
Tabel 4.2 Daftar suara pilkada kabupaten Tegal tahun 2013
Suara yang diterima (termasuk cadangan) 1,211,300
Suara yang terpakai 685,280
Surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak
atau keliru coblos
750
Surat suara yang tidak terpakai 525,270
Tabel 3.2 Menjelaskan jumlah suara pilkada kabupaten Tegal tahun 2013.
Jumlah suara diterima (termasuk cadangan) 1,211,300 dari suara yang terpakai,
suara yang dikembalikan dan suara yang tidak terpakai.
Tabel 4.3 Jumlah wilayah yang mempunyai hak pilih
Jumlah Kecamatan 18
Jumlah Desa/Kelurahan 287
Jumlah TPS 2,595
Tabel 4.3 Menjelaskan wilayah yang memiliki hak pilih yaitu 18 jumlah
Kecamatan, 287 jumlah Desa/Kelurahan dan 2,595 jumlah TPS.
Tabel 4.4 Jumlah dan presentase hasil pilkada Kabupaten Tegal 2013
Paslon
Nama Calon Bupati dan Wakil
Bupati
Jumlah Presentase
53
1
Rojikin AH, SE – H. Budhiharto, SH,
MM
116,234 17,54%
2
H. R Himawan Kaskawa, SH. MH. -
dr. Budi Sutrisno, M.Kes
44,189 6,67%
3
Drs. H. Abdul Fikri, MM-Drs. Kahar
Mudakir
45,563 6,87%
4 Enthus Susmono-Dra. Hj. Umi Azizah 233,318 35,21%
5
dr. H. Moh. Edi Utomo-Drs. H.
Abasari, M.Hum
223,436 33,71%
Suara sah 662,740 96,71%
Suara tidak sah 22,540 3,29%
Jumlah suara sah dan tidak sah 685,280 100%
DPT pilbup tegal 2013 1,183,537 100%
Tingkat partisipasi masyarakat 685,280 57,90%
Yang tidak menggunakan hak pilih 498,257 42,10%
Tabel 4.4 Menjelaskan Jumlah dan presentase hasil pilkada Kabupaten
Tegal 2013. Suara sah dengan jumlah 662,740 suara dengan presentase 96,71%,
jumlah suara tidak sah 22,540 suara dengan presentase 3,29%. Jumlah
keseluruhan dari suara sah dan tidak sah 685,280 suara dengan presentase 100%.
Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai 1.183.537 pemilih dengan
presetase 100%. Jumlah dan presentase terunggul dari 5 calon bupati dan wakil
bupati Tegal periode 2013-2018 adalah nomor urut 4 atas nama pasangan Enthus
54
Susmono-Dra. Hj. Umi Azizah dengan perolehan suara 233,318 dengan
prosentase 35,21%.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menjelaskan dan menganalisa pembahasan-pembahasan yang telah
dikemukakan di bab sebelumnya, maka penulis memperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kemenangan Ki Enthus Susmono atau Ki Enthus dalam Pilkada
Kabupaten Tegal 2013 tidak serta merta hanya berdasarkan popularitas Ki
Enthus seorang, akan tetapi juga ditentukan oleh strategi marketing politik
pada saat kampanye melalui penguatan suara ke basis pemilih.
2. Kesuksesan Ki Enthus dapat memenangi Pilkada tak lepas dari beberapa
faktor sosoknya di mata masyarakat Kabupaten Tegal, lewat pagelaran-
pagelaran wayang sarat makna dan gaya mendalang yang khas, membuat
figur Ki Enthus terbentuk dengan baik.
3. Keberhasilan Ki Enthus membuktikan kemampuannya dalam dunia seni
memang sudah terbukti teruji, dalam masa kampanye Ki Enthus dan
pasangannya Umi Azizah menciptakan lag-lagu sebagai media komunikasi
kepada masyarakat. Penggunaan lagu ini menjadi ciri khas dan keuntungan
bagi pasangan ini karena bisa menjadi media promosi yang sangat ampuh
dan lebih diterima masyarakat.
4. Kemenangan Ki Enthus dalam Pilkada Kabupaten Tegal 2013 tidak lepas
dari kontribusi pasangannya Umi Azizah. Bu Umi atau Umi Azizah
mempunyai basis masa yang kuat di masyarakat, khususnya ibu-ibu. Hal
56
ini dikarenakan Bu Umi telah menjadi ketua dari organisasi kewanitaan
Nahdlatul Ulama atau NU yakni Fatayat dan Muslimat selama dua
periode. Melalui posisi strategis inilah Bu Umi dengan mudah melakukan
penggalangan simpatisan guna menyukseskan kemenangan dalam Pilkada
Tegal 2013.
B. Saran
Kegiatan marketing politik yang dilakukan oleh pasangan Ki Enthus dan
Bu Umi hanya melalui cara tradisional, kurang memaksimalkan media elektronik
dan internet. Hal ini dibuktikan dengan kurangnya tim sukses pasangan ini dalam
penggunaan media elektronik dan internet, seperti radio, televisi dan Facebook,
Twitter. Padahal di era modern ini seharusnya media digital lebih efisien dan
cepat dalam menyampaikan informasi mengenai kampanye pasangan ini.
57
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Arifin, Anwar. Komunikasi Politik: Strategi dan Komunikasi Politik
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2013.
Arifin, Anwar. Komunikasi Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Silih, Agung
Wasesa. Political Branding & Public Relation. Jakarta: PT.
Gramedia, 2011.
Miftah Faridi. 2007. Peran Sosial Politik Kiai di Indonesia. Sosioteknologi.
hlm. 238-243.
Steinberg, Arnold. Kampanye Politik dalam Praktek. Jakarta: PT.
Intermasa, 1981.
Soetarno dan Sarwanto. Wayang Kulit dan Perkembangannya. Surakarta
dan Sukoharjo: ISI Press Solo dan CV Cendrawasih, 2010.
Soetomo, Sarwanto, Sudarko. Sejarah Pedalangan. Surabaya: Surabaya
Publisher, 2007.
Sy, Pahmi. Politik Pencitraan. Jakarta: GP Press, 2010.
Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2008.
Hamad, Ibnu. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa-Sebuah
Studi Politik Indonesia. Jakarta: Granit, 2004.
Hamid, Zulkifly. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Raja Grafindo,
2009.
Junaedi, Fajar. Komunikasi Politik Teori. Aplikasi dan Strategi di
Indonesia. Yogyakarta: Buku Litera, 2003.
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya,
2006.
Nursal, Adman. Political Marketing Strategi Memenangkan Pemilu.
Jakarta: Gramedia, 2004.
58
B. INTERNET
Data statistik Pilbup Tegal. 2013. tersedia di http://kpud-
tegalkab.go.id/wp-content/uploads/2013/11/Data-Statistik-Pilbup-
Tegal-2013.pdf (Diunduh pada 30 Desember 2014).
Farokh, Purboyo Mohammad. ―Perubahan Pagelaran Wayang Kulit di
Surakarta‖ tersedia di http://www.perpustakaan.uns.ac.id/
skripsi/perubahan wayang kulit di surakarta.pdf (Diunduh pada 18
Februari 2015).
Fuadi, Kamal. 2013. ‖Profil Singkat Dra. Hj. Umi Azizah‖
http://fuadinotkamal.wordpress.com/2013/09/03/profil-singkat-dan-
kiprah-dra-hj-umi-azizah (Diunduh pada 17 Desember 2014).
Gunungan tersedia di http://www.santriopojare.web.id/filosofi-jawa/:
internet: diakses pada 7 Januari 2016.
Rumah pemilu. 2013. ―Ki Enthus Terpilih Jadi Bupati Tegal‖ tersedia di
http://www.rumahpemilu.org/read/3754/Dalang-Ki-Enthus-
Suswono-Terpilih-Jadi-Bupati Tegal; Internet; diunduh pada 13
Agustus 2014.
Profil Ki Anom Suroto tersedia di http://id.m.wikipedia.org/wiki/Anom-
Suroto diunduh pada 17 Maret 2015.
Profil Ki Enthus tersedia di http://www.dalangenthus.com/profil.html
diunduh pada 1 Januari 2014.
Profil Ki Manteb. 2010. tersdia di http://www.kimanteb-
oye.com/en/profile.html diunduh pada 17 Maret 2015.
Profil Ki Nrtosabdo tersedia di http://id.m.wikipedia.org/wiki/nartosabdo
diunduh pada 17 Maret 2015.
Wayang Indrajid tersedia di http://indonesiaindonesia.com/f/89817-epos-
ramayana/index4.html.
Wayang Prabu, ―pagelaran wayang ki enthus susmono‖ tersedia di
http://wayangprabu.com/audio-mp3-pagelaran-wayang-berbagai
dalang/pantura/kienthussusmono/: internet; diunduh pada 30
Desember 2014.
59
C. MEDIA MASSA
Pagelaran Wayang, ―gaya pagelaran wayang Ki Enthus‖ tersedia
dihttp://majalah.tempointeraktif.com; Internet; di unduh tanggal 1
Juni 2015.
D. SKRIPSI
Skripsi berjudul ―Artis dan Politik: Faktor Kemenangan Rano Karno
Sebagai Wakil Bupati Kabupaten Tangerang 2007‖ dengan nama peneliti
Nur Selvyana Sungkar Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009.
Skripsi berjudul ‖Strategi Marketing Politik Joko Widodo pada Pemilihan
Gubernur DKI Jakarta 2012 ‖ dengan nama peneliti Lina Sumaya Jurusan
Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2013.
Skripsi berjudul ―Perubahan Pagelaran Wayang Kulit di Surakarta‖ dengan
nama peneliti Mohammad Farokh Purboyo Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret tahun 2011.
E. WAWANCARA
Wawancara pribadi dengan Ki Enthus Susmono (Bupati Tegal) pada 19
Mei 2015 pukul 20.00 WIB di rumah dinas Ki Enthus.
Wawancara pribadi dengan Umi Azizah (Wakil BupatiTegal) pada 18 Mei
2015 pukul 13.30 WIB di rumah dinas Umi Azizah.
Wawancara pribadi dengan Muhammad Sobari (Sekretaris PCNU
Kabupaten Tegal) pada 19 Mei 2015 pukul 16.30 WIB di kantor PCNU
Kabupaten Tegal.
Wawancara pribadi dengan Kamal Fuadi (Ketua Relawan Paseduluran
Ikhlas) pada 7 Januari 2015 pukul 19.00 WIB di rumah Kamal Fuadi.
Wawancara pribadi dengan Ibu Azima (Tokoh Masyarakat Kabupaten)
pada 20 Mei pukul 20.00 WIB di rumah Ibu Azima.
LAMPIRAN
1. Wawancara
Wawancara dengan Ki Enthus
1. Mengapa anda cukup percaya diri maju sebagai Bupati?
J: Saya ini kan pekerja seni, lha ideal dari berkesenian itu ada 2, yang pertama adalah
memberi kritik terhadap pemerintahan atas ketimpangan-ketimpangan, kemudian yang
kedua adalah memberikan pesan moral terhadap penikmat kesenian itu. Ketika saya
melihat ditahun 2008 akhir itu, dan sebelumnya rentetan-rentetan peristiwa di kabupaten
tegal waktu itu, jadi untuk memperingatkan para pejabat-pejabat terutama pemegang
tampuk kekuasaan, dan saya ditangkap dan dimasukkan ke penjara ( sempat dipenjara
selama 2 bulan 15 hari, tahun 2008, krena tuduhan atas provokasi perbuatan anarkis).
2. Dan peristiwa ini menjadi awal mula anda terjun ke politik?
J: Iya.
3. Persiapan anda menjadi bupati seperti apa, karena anda kan dulunya seorang dalang?
J: Saya itu kan kata orang tegal itu kan sudah terkenal, jadi semua orang sudah kenal, itu
modal saya, modal saya untuk maju, dan kedua adalah rakyat saya (masyarakat tegal),
temen-temen saya, saudara-saudara saya dan rata-rata penggemar saya. Kemudian ada
dorongan spiritual karena lompatan sejarah, bupati tegal yang ke-24 itu namanya
Susmono Reksonegoro, bupati tegal yang ke-42 adalah Raden Mas Susmono, kemudian
kalau bupati tegal yang ke-48 adalah namanya Enthus Susmono, itu sudah merupakan
rangkaian takdir qodo dan qodar Allah. Tapi itu memberikan sinergi kepada saya untuk
saya melangkah menjadi bupati.
4. Pada waktu anda menang sangat tipis dengan kompetitor anda, bagaimana menyikapi hal
tersebut?
J: Saya yakin mereka memilih rival saya karena uang, jadi kalau sudah bermain dengan
uang dan uang sudah diterima selaesai.
5. Setelah menjadi Bupati, akankah anda mengurangi kegiatan mendalang anda?
J: Karena saya mengalir saja, karena apa, kalau saya mengurangi kegiatan saya
mendalang, maka ada 200 orang karyawan saya yang ikut bermain didalam kesenian,
belum lagi yang ada disawah, belum yang menunggu sanggar makannya dari mana, itu
harus makan juga karena itu adalah makhluk Allah.
6. Setelah menjadi Bupati akankah anda akan merubah gaya bicara anda?
J: Tidak ada, yang harus menyesuaikan dengan saya adalah anak buah saya, karena
seorang pemimpin akan bertanggung jawab atas apa yang dipimpimnya dan tidak ada
seorang pemimpin untuk memberi selainnya contoh.
7. Seperti apa gebrakan program-program anda?
J: Jadi gebrakannya seperti ini, formula-formula untuk mengatasi masalah-masalah di
Kabupaten Tegal adalah pelayanan prima, yang berdasar pada hak dasar rakyat, KTP,
KK, Akta kelahiran gratis, Gerakan Cinta Desa 500 juta pertahun diserakan secara
langsung dan bertahap, kemudian pembangunan berdasarkan kewilayahan, jadi
kecamatan-kecamatan yang tertinggal akan dipercepat pembangunannya, kemudian
dalam hal proyek-proyek apabila ada perusahaan-perusahaan yang nakal langsung coret
tidak boleh ikut tender lagi, dan begitu juga dengan pejabat-pejabat yang terkait, apabila
nakal juga, mohon maaf langsung saya pecat.
8. Apakah benar anda menang Pilkada tanpa uang?
J: Iya, Saya tidak punya hutang dan tidak mengeluarkan sepeser pun uang. Saya tidak
suka memakai istilah tim sukses, saya pakai relawan ikhlas. Kami banyak disumbang
oleh kiai-kiai yang sepaham dengan visi-misi saya.
9. Apa yang menjadi program prioritas Ki Enthus selama lima tahu kedepan?
J: Menurut saya,seorang pemimpin harus bisa menjadi contoh. Pemimpin yang bersih
bakal menjadi panutan rakyatnya. Selama lima tahun memimpin, saya bersumpah untuk
tidak menerima fee proyek. Selain itu, saya akan menggunakan mobil dinas yang
sederhana saja, sejenis Kijang Innova saja.
10. Menurut anda, pendukung anda atau pendukung Bu Umi yang banyak memberikan suara
sehingga anda menang Pilkada?
J: Pemilih saya dan pemilih Bu Umi seimbang.
Wawancara Umi Azizah Wakil Bupati.
1. Bagaimana cara anda meyakinkan warga NU dan warga lain tegal dalam kampanye
kemarin?
J: Lewat lagu, saya membuat lagu seperti ini “bila hati kita satu, kekuatan akan terpadu,
mari bangkit untuk maju, menuju kejayaan NU, bila hati kita satu, kekuatan akan
terpadu, mari bangkit untuk maju, bangun tegal yang kita rindu”. Jadi tahapan pertama
saya itu membangun ghirah atau semangat warga NU tegal bahwa tegal itu nahdliyin lo
mayoritas, kenapa kita tidak pernah merebut kemenangan, tidak pernah memegang
pemerintahan. Lalu saya membuat lagu yang berjudul wadon bae, lagunya seperti ini
“wadon bae, wadon bae, wadon bae, wadon bae, sing ono wadone bae ” ini juga sebagai
salah satu strategi juga untuk menjadi pembeda dari pasangan yang lain yang memang
tidak ada perempuannya, dalam kampanye kemarin juga kami juga memasukkan isu-isu
perempuan juga. Ketika turun kebawah juga saya tidak boleh hanya turun namun
membawa isu bagaiman menaikkan potensi lokal, cara berfikir masyarakat juga. Dan ini
juga, kita tahu bahwa warga perempuan lebih banyak ketimbang laki-laki, dan potensi
yang bisa kita perdayakan sangat luar biasa, dan bagaimana bisa merebut suara
perempuan. Dan menjelang akhir kampanye uang semakin banyak bertebaran di
masyarakat dari pasangan lain, saya bikin lagu lagi seperti ini “duite ditampani, kudunge
ditampani, berase ditampani, nyoblose enthus-umi” ya sepintar-pintarnya kita, karena
saya walaupun ada uang, saya tidak akan mengeluarkannya dalam proses ini, bagi saya
jabatan adalah amanah.
2. Bagaimana pandangan PKB sebagai partai pengusung dengan pasangan ini?
J: Pertama-tama mereka tidak semangat karena pasangan ini tidak punya uang, tidak
punya gregetlah mereka.
3. Menerut anda, kenapa anda dipasangkan dengan Ki Enthus dalam pilkada ini?
J: Mungkin saya rasa, ini karena saya sudah di lembaga NU sudah lama ya, mulai dari
pengurus Fatayat tingkat dukuh kemudian Ranting ke Anak Cabang sampai ke Cabang
dan Ketua Cabang Fatayat kemudian menjadi Ketua Muslimat NU Ranting lalu ke Anak
Cabang sampai menjadi Ketua Muslimat NU Cabang, jadi saya merintis dari bawah,
selama 26 tahun saya merintis mungkin masyarakat apa ya, menilai dan mengamati saya
di organisasi. Dan ketika di pencalonan atau kampanye kemarin jadi saya tidak perlu
memperkenalkan diri lagi, jadi sebagian besar sudah mengenal saya dari NU, jadi
kemarin saya Cuma tinggal menambahkan saja seperti sosialisasi betapa pentingnya
pemimpin ke masyarakat, beda hal dengan calon-calon yang lain yang baru
memperkenalkan pasangannya.
4. Adakah pembagian antara anda dengan Ki Enthus saat kampanye kemarin?
J: Ada, kalau beliau bagian daerah-daerah yang merah, karena beliau juga sering
diundang mentas, jadi saling melengkapi saja.
5. Adakah proses penggodokan untuk menentukan calon di PKB?
J: Tidak ada, saya juga bukan dari anggota PKB juga, harusnya seperti itu, namun sejauh
yang saya tau tidak ada.
6. Menurut anda faktor-faktor apa saja yang menjadikan pasangan ini menang?
J: Kalau menurut saya, jadi masyarakat memahami apa yang saya sampaikan kan tegal
mayoritas NU namun tidak pernah manjadi pemimipin, tidak pernah bupati dan wakil
bupati itu dari NU belum pernah, dan itu pesan yang saya sampaikan mungkin cocok bagi
mereka, kalau pasangan lain mungkin memunculkan ini itu, tapi saya memunculkan ya
itu bagaimana NU terkait dengan TPQ, Madrasah, kegiatan keagamaan, kemisknan juga,
karena sebagian besar masyarakat miskin tegal ya orang NU, isu perempuan juga, dan
mewujudkan birokrasi yang bersih dan bagaimana politik kebangsaan NU yang harus kita
perkuat, jadi seperti itu kita hanya membangun soliditas di NU. Dan alhamdulillah kalau
ibu-ibu itu kan boleh dikatakan seorang yang penurut dalam hal pemilihan dan
menjatuhkan pilihan, tapi kemarin tidak hanya juga ibu-ibu juga namun laki-laki NU juga
bergerak semuanya, dari mulai cabang dan badan otonom bergerak semua, sampai-
sampai ibu-ibu datang membawa makanan selama kampanye, dan sampai saya menang
juga mereka juga dateng membawa makanan sendiri utnuk syukuran, mulai dari sapi,
kambing mereka beli sendiri, mereka mengumpulkan uang sendiri. Dan juga kalau
berbicara tentang faktor kemenangan kalau dilihat Muslimat NU memiliki perangkat
Muslimat yang berbadan hukum dan tidak berbadan hukum, kami punya Yayasan
Kesejahtraan Muslimat pengurusnya ada sendiri, lalu ada Koperasi Annisa pengurusnya
ada sendiri, ada Yayasan Haji Muslimat, ada Himpunan Dakwah dan Majelis Taklim
didalamnya mengelola 987 yang tersebar di 281 desa dan 6 kelurahan, kami juga
mempunyai forum pertemuan, tingkat kecamatan ada dan tingkat ranting juga ada, ada
juga Yayasan Pendidikan Muslimat yang memiliki 530 Taman Pendidikan Al-Qur’an
Muslimat NU, dan untuk TPQ nya kami membentuk Ikatan Guru TPQ, dan Ikatan Guru
TPQ ini juga mempunyai forum pertemuan mulai dari tingkat desa sampai kecamatan,
setiap akhir tahun ada ujian dan Akirsanah atau Wisuda dan saya selalu datang dalam
acara wisuda itu, disamping TPQ ada TK atau Taman Kanak-kanak kami juga ada Ikatan
Guru TK, ada lagi Ikatan Guru Kelompok Bermain, jadi ini jaringan-jaringan yang kami
miliki, dari tiap perangkat-perangkat itu kami punya jadwal pertemuan 1 bulan sekali
yang saya datangi, kalau ada pengajia itu ribuan, jadi saya dan teman-teman Muslimat
bergantian di 19 pertemuan Anak Cabang, jadi kalau dihitung forum tiap kecamatan itu
induknya saja ada 19, belum lagi yang mengundang saya secara pribadi, jadi foroum-
forum yang kita miliki seperti itu, mungkin hal inilah juga yang menjadi faktor
kemenangan ya, karena dari sekian banyak jaringan yang kita miliki serta intensitas kami
bertemu dengan masyarakat memudahkan kita mendapatkan suara, padahal tanpa kita
suruh dan paksa untuk memilih saya, namun mereka dengan sendirinya memilih saya.
Banyak faktor pendukung juga ya, baru kali ini selama 414 tahun bupati sudah yang 48
tahun baru kali ini punya bupati dari NU, dan untuk perempuannya juga sejarah baru,
belum pernah ada bupati dan wakil dari perempuan, dan juga faktor kombinasi utara
selatan juga ya, kalau saya kan identik dengan perwakilan orang gunung, dan ki enthus
dari kota, dan kolaborasi laki-laki dan perempuan, terus kolaborasi gunung-kota, kan
kalau ki enthus kan wayang dan identik dengan merah tapi saya dari muslimat yang
sering melakukan pengajian jadi seperti kolaborasi merah-hijau, ditambah lagi faktor
diluar kami ya, seperti bupatinya di Lembaga Permasyarakatan, jadi banyak faktor
internal dan eksternal.
7. Komunikasi seperti apa yang anda lakukan kepada masyarakat selama kampanye?
J: Kalau saya ya melalui pengajian yang sudah saya lakukan sebelum mencalonkan,
memang sebenarnya juga sudah rutinitas saya juga, melakukan pengajian ke berbagai
desa-desa di Kabupaten Tegal, jadi pada saat kampanye saya Cuma sekedar menguatkan
saja.
8. Apa yang disampaikan Ki Enthus kepada anda saat ingin berpasangan maju bersama
unutk pilkada tegal 2013?
J: Waktu dateng ke saya, Ki Enthus bilang seperti ini ke saya, “saya tidak hanya ingin
bekerja, tapi saya ingin melakukan perubahan, saya ingin menang pilkada tanpa uang,
calonnya harus ibu” jadi ketika saya tidak mau, beliau tidak akan maju, ketika proses pun
beliau menyampaikan kepada saya dan teman-teman yang lain bahwa calon yang lain itu
tidak takut kepada Ki Enthus namun takut kepada Bu Umi, setiap kali sehabis
pementasan pun banyak dari masyarakat yang bersalaman sama beliau juga
menyampaikan dukungan terhadap Bu Umi tetapi bukan Ki Enthusnya, dan forum juga
banyak yang bilang Ki Enthus menang juga karena suara dari Bu Umi, namun beliau juga
santai ya orangnya. Sampai sekarang beliau juga masih megang komitmen awal untuk
melakukan perubahan, dan sampai sekarang di kalangan masyarakat juga selalu bilang
pemerintahan enthus-umi, tidak pernah yang hanya pemerintahan Ki Enthus, jadi sudah
menjadi satu kesatuan.
Wawancara dengan Pak Sobari sebagai Sekretaris PCNU Kabuaten Tegal sekaligus Ketua
Pemenangan Pasangan Ki Enthus-BuUmi
1. Bagaimana nama pasangan ini bisa muncul menjadi pasangan yang maju dalam pilkada?
J: Memang persoalan pilkada ini tentu tidak bisa lepas dari figur kedua calon ini, ki
enthus juga memang sudah sangat populis pada tingkat kabupaten maupun nasional, dan
kedua bahwa muslimat NU di kabupaten tegal diantara badan otonom NU yang lain
paling solid, karena diisi oleh orang2 sepuh dan punya loyalitas tinggi, dan memang itu
menuju pilkada kemaren, PCNU (Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama) jauh-jauh hari
sudah membuat surat edaran yang dilayangkan kepada semua pengurus ranting NU se-
kabupaten tegal untuk tidak melibatkan calon yang di indikasi akan mencalonkan bupati
itu dilarang diundang dalam forum NU, jauh hari dari mulai tahun 2012, jadi NU sacara
kelembagaan praktis terjaga untuk tidak termasuki oleh calon-calon manapun, dan pada
tahun 2013 keputusan yang diambil NU cukup berat, karena NU melakukan safari jejak
pendapat apakah NU akan berpendapat itu melalui safari, dan dalam forum itu hanya
untuk finalisasi saja.
2. Apakah safari ke partai-partai politik?
J: Tidak, namun safari ke ranting-ranting NU, lebih intensif ke tingkat kecamatan, dalam
forum ini kami melakukan dialog santai untuk menentukan keputusan kemanakah NU
akan memutuskan suara.
3. Bagaimanakah proses sehingga memunculkan nama Ki Enthus dan Bu Umi untuk maju
sebagai pasangan calon dalam pilkada?
J: Kalau dalam intern partai pengusung praktis tidak peranh memunculkan nama, dan
menurut saya, keputusan apakah Ki Enthus itu diusung oleh PKB itu juga waktunya
sangat dekat dengan penutupan pendaftaran, tetapi NU memang pada saat itu pada saat Ki
Enthus sudah mendapat rekomendasi diusung oleh PKB, silahkan, namun hanya satu
pilihan yang menjadi wakil harus dari Muslimat.
4. Apakah itu termasuk dari pertimbangan NU agar dapat memenangkan pasangan ini?
J: Jadi mungkin begini, NU selama ini kan sering terlibat di momen-momen politik, tetapi
kenapa sampai hari ini pada saat pilkada 2013 menjadi dahsyat dan dapat mengalahkan
lawan yang menggunakan uang yang banyak, karena NU menyadari bahwa kaum ibu-ibu
mempunyai loyalitas yang cukup tinggi, sehingga untuk bisa mengusung bupati dan
harga mati harus jadi, maka harus berpasangan dengan Muslimat (Bu Umi).
5. Jadi ini faktor sosok?
J: Iya, faktor sosok yang menentukan.
6. Penilaian anda terhadap Ki Enthus seperti apa?
J: Ki Enthus itu sosok yang selalu bisa membuat orang tertawa dalam kondisi apapun,
dan pada saat kampanye juga, sosok Ki Enthuslah yang menjadikan orang tertarik untuk
datang dalam kampanye terbuka dimana saja, dan terbukti dari sekian banyak dari calon
bupati pada saat kampanye hanya pasangan Ki Enthus dan Bu Umi yang bisa
membludakkan lapangan tiap kali ada kampanye terbuka, dan itu tidak bisa lepas dari
sosok populisnya dari Ki Enthus, dan tentu saja soliditas warga NU khususon Muslimat.
7. Kalau Bu Umi?
J: Kalau Bu Umi menjadi ketua Muslimat kan sudah selama dua periode, jadi tidak ada
orang-orang di kampung-kampung itu nggak ada yang nggak kenal Bu Umi, khususnya
ibu-ibu itu semua kenal.
8. Kita tahu bahwa Ki Enthus adalah sosok yang kontroversial, dan pernah masuk penjara
karena pernah melakukan demo terhadap Pemda, apakah ini menjadi pertimbangan
tersendiri?
J: Bukan, jadi persoalanya begini, Ki Enthus pada saat dipenjara itu kan karena faktor
beliau mencari sebuah keadilan karena faktor-faktor amoral yang tidak patut dicontoh
(korupsi), jadi tidak ada pertimbangan ke arah situ, sama sekali.
9. Apakah strategi khusus NU untuk memenangkan pasangan Ki Enthus dan Bu Umi?
J: Kebetulan kemarin itu saya menjadi ketua tim pemenangan, saya bersedia menjadi
ketua tim pemenangan tapi saya perlu sowan dulu ke stickholder NU (petinggi NU) di
kabupaten tegal, dan alhamdulillah NU pada saat menentukan saya sebagai ketua tim itu
semua sudah terkomunikasi dengan jajaran NU, jadi tinggal menjalankan saja, karena
memang pengalaman yang saya dapatkan itu kenapa keputusan dan kebijakan NU yang
kurang dianggap dan diikuti oleh warga NU, karena memang keputusan-keputusan yang
diambil itu tidak melalui prosedural artinya bisa sangat cukup atau tidak memakai banyak
pertimbangan-pertimbangan, beda persoalan kalau masalah pilkada, karena jejaring
informasi itu benar-benar dari bawah betul (grass root).
10. Komunikasi politik seperti apa yang dibangun kepada masyarakat untuk memenangkan
pasangan ini?
J: Jadi sistem kemenangan kemarin saat pilkada itu dibuat konsolidasi per badan otonom,
jadi di NU itukan ada Muslimat, Fatayat, Anshor dan IPPNU masing-masing badan
otonom itu membangun konsolidasi struktural sampai dengan ke tingkat ranting paling
bawah, jadi Muslimat sampai kebawah, Fatayat sampai kebawah itu sendiri, forumnya
sendiri-sendiri, kendalinya ada di badan otonom masing-masing, jadi tidak ada badan
otonom NU yang tidak bergerak untuk memenangkan Ki Enthus dan Bu Umi.
11. Seberapa yakin NU terhadap pasangan ini untuk memenangkan pilkada?
J: NU sebenarnya dari awal itu sudah ragu kalau dilihat dari segi materi, saya saja sebagai
ketua tim pemenangan enthus-umi saya hanya mengelola keuangan untuk konsolidasi
sampai tingkat bawah hanya 580 juta saja, dana itu hanya dignakan untuk pertemuan-
pertemuan dan biaya makana saja, jadi tidak ada dana macam-macam tidak ada.
12. Seperti apa kekuatan NU di kabupaten tegal?
J: Jadi kalau mayoritas di kabupaten tegal itu adalah mayoritas warga NU, terutama d
garis tengah, di garis tengah itu seperti, adiwerna, talang, dan darah-daerah pegunungan
juga NU, dan jangan salah saat pilkada kemarin itu sekalipun yang mengsung hanya satu
partai tetapi kita tidak megedepankan kepartaian, jadi yang kita kedepakan NU nya, kita
kedepankan terus, jadi jarang kita menggunakan PKB, PKB hanya untuk kendaraan saja,
jadi setiap kali kampanye bendera yang berkibar itu tidak hanya PKB tapi banyak, karena
banyak masyarakat tegal itu takut untuk tidak disebut orang NU, karena NU di tegal
sudah mengakar dan mengigit dari dulu, makanya sekarang jadi pengurus itu gampang
dan bikin program itu gampang karena ya itu tadi karena warisan dari orang-orang
dulunya sudah sangat kuat.
13. Anda sebagai ketua pemenangan dalam pilkada kemarin, menurut anda apakah faktor-
fakor kunci kemengan enthus-umi?
J: Menurut saya begini, faktor kunci yang paling menentukan menjadi kemenagan adalah
cara kita mengajak orang lain ini yang selalu kita kedepankan adalah NU nya, kuncinya
hanya itu, dan faktor lain adalah memang kebanyakan dari timses-timses lain hanya
bermain di media, mereka tidak pernah menyapa sampai tingkat grassroot, NU dengan
strukturnya sampai kebawah itu semua bergerak, ya kalau dilihat dari kacamata media
kita kalah jauh dengan timses lain, hampir semua pengamat politik kalau melihatnya dari
luar itu memprediksi bukan pasangan Enthus-Umi yang menang.
14. Apakah dalam kampanye kemarin memakai konsultan politik?
J: Tidak, kemarin kampanye kami hanya menggunakan strategi- strategi tradisonal,
strategi tradisional ya Silaturrahim, turun kebawah, tidak ada itu konsultan politik.
15. Kampanye lewat iklan atau radio?
J: Tidak ada, kami menggunakan struktural NU tadi, jadi struktural itu begini, semua
steakholder (pimpinan NU) tingkat desa itu kan sudah dibangun komunikasi oleh tim di
tingkat kabupaten, jadi saya selama 3 bulan penuh fugsinya hanya membangun
Silaturahim dengan steakholder ditingkat desa, kadang-kadang mereka yang ditingkat
desa itu belum disapa sama tingkat kabupaten, mereka merasa belum disapa.
16. Kendala saat kampanye?
J: Kendala-kendala apa ya, jadi praktis kampanye itu tidak ada mobilisasi khusus tidak
ada, dari tim itu tidak ada, semua itu sudah tergugah, yang mereka merasa pengurus NU,
Muslimat, Fatayat, Anshor, IPPNU, PPNU ditingkat desa yang merasa menjadi pengurus
itu merasa memiliki pasangan ini, jadi mobilisasi itu dilakukan oleh steakholder NU
ditingkat desa.
17. Jadi warga NU itu yang menjadi penentu kemenangan pasangan ini?
J: Iya, kita tahu popularitas Ki Enthus siapa orang yang tidak kenal dia, beda dengan
pasangan lain yang lebih mengedepakan materi mereka, kalau Ki Enthus memang sudah
populis dan dipasangkan dengan orang yang sudah 25 tahun mengabdi di Muslimat, itu
Bu Umi Azizah, popularitas di warga Nahdliyin sudah tidak diragukan lagi.
18. Apakah jika pasangan ini tidak bersatu, maka kemengan akan sangat sulit?
J: Iya sangat sulit, ya sekalipun NU ngotot tetapi yang diusung itu bukan Ki Enthus itu
beda cerita, beda cerita lagi Ki Enthus yang maju tapi tidak dengan Bu Umi, karena
memang Bu Umi di kalangan NU sangat populis.
19. Menurut anda masyarakat Tegal itu terdiri dari masyarakat seperti apa, abangan, santri
atau seperti apa kebanyakan?
J: Kabupaten Tegal itu masyarakatnya abangan dan santri, tetapi yang abangan kalau
secara amaliah itu NU, sekalipun abangan tetap NU, NU tetap menjadi mayoritas di
kabuaten tegal, kalau melihat populasi pondok pesantren di tegal, ada 68 ponpes, jadi
memang kabupaten yang religi.
20. Motivasi seperti apa yang menjadikan Ki Enthus maju sebagai calon bupati?
J: Kalau Ki Enthus secara pribadi memang sudah agak lama mempunyai keinginan untuk
menjadi bupati, terbukti di beberapa tempat pada saat manggung dia selalu melontarkan
keinginan tersebut, dan menurut Ki Enthus kan memang sesuai dengan database yang ada
tahun 2013 kabupaten tegal menempati rangking atau urutan ke-2 terkorup se-jateng, dan
beliau prihatin dengan kondisi seperti itu, dan Ki Enthus adalah sosok yang ingin
membenahi tegal untuk menciptakan kabupaten tegal yang anti korupsi, dan sampai hari
ini pun dia masih komitmen untuk hal ini.
21. Adakah cirikhas tersendiri yang mewakili pasangan ini dalam kampanye kemarin?
J: Ki Enthus Bu Umi itu Ijo aja, soalnya NU nya yang dikedepankan, Ijo dan
Nyanyiannya, tidak semua calon itu mempunyai lagu yang kemudian dikenal oleh
khalayak umum, dengan kecerdasan Bu Umi menciptakan lagu, hampir setiap kampanye
tanpa dikomando masyarakat bernyanyi sendiri, jadi lewat lagu sebagai alat komunikasi
ke masarakat.
22. Apakah ada kendala dari tim lawan?
J: Tidak ada yang spesifik mungkin, mungki hanya di dana ya, mereka mempunyai dana
yang lebih saat kampanye, dan itu membuat kami khawatir, selain dari itu tidak ada, dan
saya sendiri sebagai ketua tim pemenangan pada saat penghitungan suara dan pasangan
ini dinyatakan menang, saya sangat bangga karena memang saya baru merasakan bahwa
pilkada tanpa uang sepeserpun dapat menang, pilkada tanpa uang dapat menang, kita bisa
tahu di momen pemilu manapun selalu memakai uang untuk menang, tapi di kabupaten
tegal pada saat pilkada kemarin pasangan ini dapat menang.
Wawancara Tokoh Masyarakat Kabupaten Tegal Bu Azima
1. Bagaiamana penilain anda terhadap Ki Enthus dan Bu Umi sebagai Bupati dan Wakil
Bupati yang terpilih?
J: Ya alhamdulillah dapat bekerja sama dengan baik, termasuk Bu Umi ya masih
melakukan kegiatan Muslimat sabtu-minggunya, sebagaimana sibuknya juga masih
menyempatkan, dan alhamdulillah kalau kita tahu kalau wakil kan biasanya tidak terlalu
diberi kewenangan yang terlalu banyak, namun Ki Enthus tidak menyepelekan dan
memberi porsi tugas dan kewenangan yang besar juga, ini menandakan bahwa Ki Enthus
dan Bu Umi berjalan dengan baik.
2. Kalau anda melihat Ki Enthus ini sosok seperti apa?
J: Ya kita tahu dia kan dalang, pandangan kita sebelumnya mengira bahwa dia akan
bekerja dengan tidak baik, tidak bisa ke kantor disiplin, namun Ki Enthus itu bisa,
walaupun Ki Enthus itu dalang, kalau kita melihat Ki Enthus ternyata tidak seperti yang
kita bayangkan, ternyata dia bisa menjadi seorang bupati yang baik, dan kalau dia pulang
dari mendalang kemaleman dia itu tidur di kantor biar besoknya tidak kesiangan masuk
kantornya, setelah menjadi bupati perubahan bener-bener bisa menjadi bupati dan
memberi contoh yang baik.
3. Kalau Bu Umi?
J: Kalau Bu Umi kita sudah tidak diragukan lagi ya, karena Bu Umi berangkat dari orang
organisasi, dan alhamdulillah sekarang masih bisa menjalankan tugas dengan baik
walaupun masih sibuk di Muslimat.
4. Apakah dalam pilkada kemarin anda mendukung pasangan ini? Kenapa?
J: Iya saya mendukung dan memilih pasangan ini, alasannya adalah pertama, kalau kita
melihat dari lawan-lawannya apa iya kabupaten tegal yang mayoritas warga NU mau di
pimpin orang yang bukan dari NU, apakah hanya mau manjadi penonton tapi bukan
pemain, dan saya yakin bisa dengan kekompokan NU dengan Muslimat.
5. Apakah anda juga terlibat langsung dengan mengajak masyarakat memilih pasangan ini?
J: Iya, akan tetapi kalau tanpa saya menyuruh atau mengarahkan juga masyarakat banyak
yang memilihnya, apalagi warga NU, mereka sudah pasti memilih pasangan ini.
6. Apakah menurut anda mayoritas warga NU memilih pasangan ini?
J: Iya, karena asalnya disitu juga ada Bu Umi, tapi bagaimanapun kalau sudah
berpasangan dengan Ki Enthus ya harus bisa menerima, dan mayoritas kompak sih, antar
warga NU dan badan-badan didalamnya.
7. Menurut anda penilaian masyarakat terhadap pasangan ini itu seperti apa?
J: Menurut saya sangat baik, dan sangat mendukung pasangan ini menang, dan nyatanya
menang mendapat suara yang banyak, dan sangat mendukung itu karena perempuan,
karena pasangan ini adalah satu-satunya yang ada perempuannya, sehingga masyarakat
juga bener-bener antusias sekali. Sampai mulai dari anak-anak kecil juga selalu
meneriakkan Enthus-Umi terus menerus.
8. Apakah menurut anda pasangan ini adalah sosok pemimpin tegal yang dibutuhkan
masyarakat?
J: Dibutuhkan, pada kenyataannya setelah terpilih mereka banyak membantu masyarakat,
karena memang tujuan dari awal begitu, dan sampai-sampai gaji Bu Umi digunakan
untuk pembangunan-pembangunan sarana untuk masyarakat, dan Ki Enthus sepertinya
seperti itu. Karena pasangan ini berbeda dengan pasangan-pasangan lain yang
menggunakan uang sehingga setelah terpilih mereka mencari-mencari uang, tapi mereka
tidak, pencalonan saja mereka banyak dibantu masyarakat dan mereka punya kehendak
sendiri, sehingga tidak ada harus mendapatkan uang atau apa, ya mereka dibantu
masyarakat, pasangan ini hanya bisa membalas masyarakat tidak dengan uang juga tapi
dengan kinerja yang mementingkan kepentingan masyarakat, contohnya seperti kenaikan
gaji guru-guru TPQ, Madrasah.
9. Apakah Ki Enthus mempunyai tujuan pada saat maju pada pilkada kemarin?
J: Iya ada, cita-cita Ki Enthus hanya ingin merubah tegal menjadi lebih baik, termasuk
didalamnya masalah korupsi, jadi Ki Enthus serius dalam masalah ini, terbukti dalam hal
proyek-proyek tidak mau menangani proyek seperti itu, karena ya sudah mempunyai
komitmen. Juga dalam hal kemiskinan, mementingkan pendidikan agama, termasuk
sekarang kan persyaratan masuk SMP kan harus mempunyai ijazah Madrasah, karena
sejak dulu kan tidak didukung oleh DPRD hanya PKB saja, namun sekarang bupatinya
mendukung penuh.
Wawancara dengan Kamal Fuadi Ketua Pasedulran Relawan Ikhlas
Wawancara Mas Kamal (Timses Ki Enthus: Relawan Paseduluran Ikhlas)
1. Apakah pada saat pemiliahan yang lalu memakai konsultan politik?
J: pada waktu kami tidak memakai konsultan politik, memang sebenarnya kami butuh
seperti itu untuk pemetaan, strategi, dan bagaimana cara untuk bisa menang, namun tidak
kami ambil karena kami tidak ada dana untuk menggunakan jasa konsulting politik. Jadi
ya sudah srategi ya kita susun sendiri, belajar dari pemilu sebelumnya, bagaimana
kecurangan yang terjadi dan modusnya seperti apa, dan itu terjadi lagi dan di praktekkan
lagi, ada salah satu kompetitor yang memang mempunyai dukungan finansial yang sangat
kuat, kalau istilah orang sana itu “duit ora enek serine” atau duit yang tidak ada serinya
(jumlah yang sangat banyak), karena ini ya, dia sudah nggak PD dengan dirinya, dan
memang sosoknya sendiri sudah tidak bisa dijual gitu, makanya kemudian uang bermain
dan kecurangan bermain.
2. Jadi pada waktu itu terdapat tim pemenangan yang terstruktur?
J: ya ada, kalau terstrutur sih terstruktur, misalnya begini, jadwal, sasarannya siapa itu
tetap ada, nah disamping terstruktur tim juga terbantu oleh masyarakat NU kultural yang
mereka diluar jadwal tim kampanye, mereka juga mengundang (Bu Umi) dan itu memang
mereka bikin sendiri, bahkan masih ngasih amplop juga, misalkan diundang untuk
mengisi pengajian, dan itu mereka masih mengasih amplop.
3. Dan itu juga masuk dalam strategi tim pemenangan?
J: ya, ya saya kira ini strategi yang tidak terstruktur atau yang tidak terduga-duga, jadi
kemaren diuntungkan oleh relawan-relawan seperti ini, karena ibu saya (Bu Umi) juga
lama ya di NU, di FATAYAT menjadi ketua selama 2 periode (10 tahun), kemudian di
MUSLIMAT juga tahun ini baru selesai, jadi memang sudah lama, tapi ini sama sekali
tidak ada niatan untuk dijadikan jembatan untuk masuk ke dunia politik, karena waktu
dulu PKB baru ada di tegal pun ibu saya ditawarin DPR di kabupaten juga tidak pernah
mau, karena memang tidak mau terlibat politik langsung.
4. Apakah ada strategi pembagian tugas dalam masa kampanye antara Ki Enthus dan Bu
Umi?
J: iya ada, misalkan gini ya, Ki Enthus itu sosok yang bisa diterima di masyarakat
abangan, atau islam abangan ya kalau kita memakai teori pengelompokan clifford geertz,
ya sebenarnya mereka bukan mengidentifikasi diri sebagai orang NU nggak gitu, tapi
mereka suka dengan cara dakwah Ki Enthus, bagaimana Ki Enthus menyampaikan pesan-
pesan nilai-nilai islam dalam wayangnya gitu, nah Ki Enthus masuk kesana, kan tim
sudah memetakan daerah ini merah (PDI), kuning (Golkar), daerah ini putih
(Muhamadiyah), Hijau (NU), dan daerah ini tidak Muhamadiyah dan tidak NU atau
abangan gitu ya, Ki Enthus masuk kesitu, lha kalau daerah yang sudah NU tidak
dimasuki oleh Ki Enthus, takutnya nanti ada resistensi pada mereka, Ki Enthus kan
terkenal blak-blakan, ngomong saru gitulah bahasanya, jorok, sampai menjelang
pemilihan hal itu juga masih di dengung-dengungkan oleh pasaing, masa pemimpin
ngomongnya jorok, nggak bisa menjaga, masa pemimpin seperti itu, itu sampai jadi
senjata mereka, tapi di kita itu tidak menjadi masalah, toh banyak juga orang yang blak-
blakan tapi berkebalikan dari itu.
5. Apakah ada segmentasi pemilih dalam srategi pemenangan kemarin?
Ada tulisan eNU yang tersebar melalui sticker-sticker di masyarakat tegal, apakah ada
tujuan agar mendapatkan suara orang-orang NU tegal?
J: memang itu bagian dari starategi kita, tapi memang dari awal Ki Enthus dan Bu Umi
adalah representasi dari orang NU semua orang tegal mengetahui ini, karena gini ya, Ki
Enthus berangkat dari ANSOR ( ), BANSER, Komandan Banser, dan kemudian Bu Umi
mewakili ibu-ibu lewat FATAYAT dan MUSLIMAT, dan ketika mereka menjadi
pasangan maju dalam Pilkada mereka sulit untuk dipisahkan dari basis masa yang sudah
mengakar kuat.
6. Apakah dalam kampanye pemenangan Ki Enthus menggunakan media sosial juga?
J: Iya ada, menggunakan facebook, ini digunakan untuk share semua kegiatan pada saat
kampanye dalam bentuk foto, nama kegiatan, waktu dan tempat, kami pikir ini bagus
untuk publikasi, ternyata ada sisi buruknya, setiap kali kita share kan kita sebutkan
tempat, jam, nama kegiatan, foto, yang hadir siapa, lengkap pokokya, dan ini berlaku juga
untuk hari berikutnya, kita selalu meshare semua detail acara untuk besok atau lusa,
namun hal ini dijadikan pesaing kita sebagai sasaran, setiap kali kita meshare kegiatan di
tempat A, pesaing kita besok datang ke tempat A juga untuk bagi-bagi kerudung, uang,
dll. Kita khawatir juga orang-orang akan beralih, namun ternyata tidak.
7. Apakah dalam kampanye pemenangan Ki Enthus menggunakan media-media lain seperti
lagu atau video?
J: iya ada, salah satu lagu yang sering di nyanyikan saat kampaye diciptakan Ki Enthus
dan Bu Umi berbunyi seperti ini: “kudunge ditampani, duite ditampani, bis e ditumpaki,
nyoblose enthus umi” ini biasa dinyanyikan pada saat akhir-akhir, dan ini gampang
dihapal dan di nyanyikan orang-orang. Dan ini mas, lagu-lagu ini beserta videonya
diburning (diperbanyak) dan dijual sama pedagang-pedagang CD. Jadi ini menjadi
keuntungan tersendiri bagi kita timses karena bisa dibilang kita dibantu publikasi dengan
kejadian seperti ini, dan ini sangat memudahkan kita dalam publikasi, karena dengan
cepat lagu-lagu dan video-video dalam berbagai format seperti mp3 dan video tersebar
luas, bahkan orang-orang tegal yang ada di jakarta pun sudah punya lagu dan videonya.
Dan hal ini kita perkuat juga dengan menshare ini melalui internet, youtube dengan
tujuan agar lebih mudah di akses dan sampai kepada masyarakat.
8. Kalau kita melihat fenomena kotak-kotak pada pilgub jakarta, apakah ada juga hal-hal
yang spesifik seperti itu sehinggga menjadi khas tersendiri bagi pasangan Ki Enthus-Bu
Umi dalam kampanye pemenangan?
J: itu lagu itu, saya pikir mewakili pada saat kampanye.
9. Strategi komunikasi seperti apa yang dilakukan Ki Enthus dan Bu Umi dengan
konstituennya sehingga dapat meyakinkan pemilih?
J: kalau Bu Umi susah bergerak dibasis masa yang memang bukan basis masanya ya, jadi
basis masanya ya ibu-ibu, jadi komunikasi yang dilakukan adalah lewat pengajian. Namun
ada banyak orang-orang partai dan organisasi besar seperti muhammadiyah, mereka dateng
bawa orang banyak dan ingin bermusyawarah secara langsung mengenai visi-misi kita,
intinya gini, mereka dateng ingin bermusyawarah tentang masa depan tegal dan
menyatakan dukungan terhadap kami, karena memang mereka konstituen yang tidak buta.
Dokumentasi
Foto bersama Ki Enthus
Wawancara bersama Bu Umi Azizah
Wawancara Ketua PCNU Kabupaten Tegal Muhammad Sobari
Wawancara Bu Azima Tokoh Masyarakat Tegal
Suasana Ki Enthus Pada Saat Mengadakan Pargelaran Wayang.