Kematian Ibu Terjadi Pada Perempuan Yang TERLALU MUDA Untuk Hamil

5
Kematian ibu terjadi pada perempuan yang TERLALU MUDA untuk hamil, ada juga yang TERLALU TUA untuk hamil, jarak kehamilan yang TERLALU BERDEKATAN, serta kehamilan yang TERLALU SERING, ujar Menkes. Selain itu, terdapat beberapa kondisi lainnya seperti: Anemia pada penduduk usia 15 24 tahun masih tinggi yaitu sebesar 18,4% (Riskesdas, 2013); Perkawinan usia dini masih tinggi yaitu sebesar 46,7% (Riskesdas, 2010); Angka kelahiran pada usia remaja juga masih tinggi yaitu sebesar 48 per 1.000 perempuan usia 1519 tahun (SDKI, 2012); dan kebutuhan pelayanan KB yang tidak terpenuhi atau unmet need masih relatif tinggi, yaitu sebesar 8,5% (SDKI, 2012). Pemecahan masalah kesehatan ibu perlu menggunakan pendekatan upaya kesehatan berkelanjutan atau continuum of care mulai dari hulu sampai ke hilir yaitu sejak sebelum masa hamil, masa kehamilan, persalinan dan nifas, kata Menkes. Upaya yang dapat dilakukan di tingkat hulu, antara lain: Meningkatkan status gizi perempuan dan remaja; Meningkatkan pendidikan kesehatan reproduksi remaja dimulai dari lingkup keluarga; Meningkatkan konseling pranikah untuk calon pengantin; Meningkatkan peran aktif suami, keluarga, tokoh agama, tokoh adat, kader dan masyarakat dalam menjaga mutu kesehatan keluarga (terutama calon ibu) sebelum dan saat hamil, termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi atau P4K serta pemenuhan kebutuhan pelayanan Keluarga Berencana (KB). Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Ibu Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI mencapi 359 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Sementara itu, laporan dari daerah yang diterima Kementerian Kesehatan menunjukkan jumlah ibu yang meninggal karena kehamilan

description

ayo maju..

Transcript of Kematian Ibu Terjadi Pada Perempuan Yang TERLALU MUDA Untuk Hamil

Kematian ibu terjadi pada perempuan yang TERLALU MUDA untuk hamil, ada juga yang TERLALU TUA untuk hamil, jarak kehamilan yang TERLALU BERDEKATAN, serta kehamilan yang TERLALU SERING, ujar Menkes._x000B__x000B_Selain itu, terdapat beberapa kondisi lainnya seperti: A

Kematian ibu terjadi pada perempuan yang TERLALU MUDA untuk hamil, ada juga yang TERLALU TUA untuk hamil, jarak kehamilan yang TERLALU BERDEKATAN, serta kehamilan yang TERLALU SERING, ujar Menkes.

Selain itu, terdapat beberapa kondisi lainnya seperti: Anemia pada penduduk usia 15 24 tahun masih tinggi yaitu sebesar 18,4% (Riskesdas, 2013); Perkawinan usia dini masih tinggi yaitu sebesar 46,7% (Riskesdas, 2010); Angka kelahiran pada usia remaja juga masih tinggi yaitu sebesar 48 per 1.000 perempuan usia 1519 tahun (SDKI, 2012); dan kebutuhan pelayanan KB yang tidak terpenuhi atau unmet need masih relatif tinggi, yaitu sebesar 8,5% (SDKI, 2012).

Pemecahan masalah kesehatan ibu perlu menggunakan pendekatan upaya kesehatan berkelanjutan atau continuum of care mulai dari hulu sampai ke hilir yaitu sejak sebelum masa hamil, masa kehamilan, persalinan dan nifas, kata Menkes.

Upaya yang dapat dilakukan di tingkat hulu, antara lain: Meningkatkan status gizi perempuan dan remaja; Meningkatkan pendidikan kesehatan reproduksi remaja dimulai dari lingkup keluarga; Meningkatkan konseling pranikah untuk calon pengantin; Meningkatkan peran aktif suami, keluarga, tokoh agama, tokoh adat, kader dan masyarakat dalam menjaga mutu kesehatan keluarga (terutama calon ibu) sebelum dan saat hamil, termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi atau P4K serta pemenuhan kebutuhan pelayanan Keluarga Berencana (KB).

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Ibu Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI mencapi 359 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup.Sementara itu, laporan dari daerah yang diterima Kementerian Kesehatan menunjukkan jumlah ibu yang meninggal karena kehamilan dan persalinan pada 2013 sebanyak 5019. Sedangkan jumlah bayi yang meninggal di Indonesia berdasarkan estiminasi SDKI 2012 mencapai 160.681 anak.http://possore.com/2014/04/29/aki-dan-akb-masih-tinggi-kemkes-kampanye-peduli-kesehatan-ibu-2014/Banyumas merupakan salah satu kabupaten yang memelopori penyelamatan ibu dan bayi baru lahir melalui program Expanding Maternal and Neonatal Survival (Emas). Untuk mendukung program tersebut, RSUD Banyumas pun berupaya menekan angka kematian Ibu (AKI) dan anak baru lahir.Berdasar data Dinas Kesehatan Banyumas, jumlah AKI sejak 2010 selalu di angka 30 kasus lebih. Pada 2010 ada 33 kasus, 2011 (35), 2012 (32), pada 2013 (35), di 2014 (33). Sementara data Dinas Kesehatan Jateng pada 2014 terjadi 711 kasus kematian ibu melahirkan di Jawa Tengah, di Banyumas tercatat paling sedikit yaitu 33 kasus, sedang terbanyak di Brebes sebanyak 73 kasus. http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/gerakkan-bidan-tekan-kematian-ibu-dan-anak/

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Ibu Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI mencapi 359 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup.Sementara itu, laporan dari daerah yang diterima Kementerian Kesehatan menunjukkan jumlah ibu yang meninggal karena kehamilan dan persalinan pada 2013 sebanyak 5019. Sedangkan jumlah bayi yang meninggal di Indonesia berdasarkan estiminasi SDKI 2012 mencapai 160.681 anak.Kematian ibu terjadi pada perempuan yang TERLALU MUDA untuk hamil, ada juga yang TERLALU TUA untuk hamil, jarak kehamilan yang TERLALU BERDEKATAN, serta kehamilan yang TERLALU SERING, ujar Menkes.

Selain itu, terdapat beberapa kondisi lainnya seperti: Anemia pada penduduk usia 15 24 tahun masih tinggi yaitu sebesar 18,4% (Riskesdas, 2013); Perkawinan usia dini masih tinggi yaitu sebesar 46,7% (Riskesdas, 2010); Angka kelahiran pada usia remaja juga masih tinggi yaitu sebesar 48 per 1.000 perempuan usia 1519 tahun (SDKI, 2012); dan kebutuhan pelayanan KB yang tidak terpenuhi atau unmet need masih relatif tinggi, yaitu sebesar 8,5% (SDKI, 2012).

Pemecahan masalah kesehatan ibu perlu menggunakan pendekatan upaya kesehatan berkelanjutan atau continuum of care mulai dari hulu sampai ke hilir yaitu sejak sebelum masa hamil, masa kehamilan, persalinan dan nifas, kata Menkes.

Upaya yang dapat dilakukan di tingkat hulu, antara lain: Meningkatkan status gizi perempuan dan remaja; Meningkatkan pendidikan kesehatan reproduksi remaja dimulai dari lingkup keluarga; Meningkatkan konseling pranikah untuk calon pengantin; Meningkatkan peran aktif suami, keluarga, tokoh agama, tokoh adat, kader dan masyarakat dalam menjaga mutu kesehatan keluarga (terutama calon ibu) sebelum dan saat hamil, termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi atau P4K serta pemenuhan kebutuhan pelayanan Keluarga Berencana (KB).Banyumas merupakan salah satu kabupaten yang memelopori penyelamatan ibu dan bayi baru lahir melalui program Expanding Maternal and Neonatal Survival (Emas). Untuk mendukung program tersebut, RSUD Banyumas pun berupaya menekan angka kematian Ibu (AKI) dan anak baru lahir.Berdasar data Dinas Kesehatan Banyumas, jumlah AKI sejak 2010 selalu di angka 30 kasus lebih. Pada 2010 ada 33 kasus, 2011 (35), 2012 (32), pada 2013 (35), di 2014 (33). Sementara data Dinas Kesehatan Jateng pada 2014 terjadi 711 kasus kematian ibu melahirkan di Jawa Tengah, di Banyumas tercatat paling sedikit yaitu 33 kasus, sedang terbanyak di Brebes sebanyak 73