Kelompok 7B - Program Penyuluhan Perikanan

26
TUGAS PAPER PROGRAM PENYULUHAN PERIKANAN Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas paper mata kuliah Penyuluhan dan Komunikasi Perikanan semester ganjil Disusun oleh : Kelompok 7/Perikanan B Arvilia Humsari 230110120097 Ondi Kautsar 230110120104 Axseel Farizan 230110120114 AmmarAiman 230110120146 Nicolas Sitanggang 230110120149 Mia Berlia 230110130007 Tengku Alwie P. S. 230110130035 i

description

Penkom

Transcript of Kelompok 7B - Program Penyuluhan Perikanan

TUGAS PAPERPROGRAM PENYULUHAN PERIKANAN

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas papermata kuliah Penyuluhan dan Komunikasi Perikanan semester ganjil

Disusun oleh :Kelompok 7/Perikanan B

Arvilia Humsari230110120097Ondi Kautsar230110120104Axseel Farizan 230110120114AmmarAiman230110120146Nicolas Sitanggang230110120149Mia Berlia230110130007Tengku Alwie P. S.230110130035

UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANPROGRAM STUDI PERIKANANJATINANGOR2015KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Program Penyuluhan Perikanan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih Tim dosen mata kuliah Penyuluhan dan komunikasi perikanan FPIK Unpad yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Penyuluhan Perikanan di Kabupaten Halmahera. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jatinangor, 15 Maret 2015

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTARiiDAFTAR ISI iiiBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 11.2 Tujuan 21.3 Manfaat 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penyuluhan32.2 Tipe-tipe Program Penyuluhan52.3 Manfaat Program Penyuluhan6BAB IIIANALISIS 3.1Analis 8BAB IVKESIMPULAN 4.1 Kesimpulan 134.1 Saran 14DAFTAR PUSTAKA15

ii

iii

DAFTAR TABEL1. Tingkatan Pendidikan82. Program Kegiatan Penyuluhan93. Program Kerja Penyuluh11

2

13

iv

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPenyuluhan perikanan merupakan materi yang berisikan informasi teknologi (teknis, ekonomis, dan sosial) perikanan yang sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia perikanan. Untuk itu, teknologi yang digunakan harus merupakan teknologi perikanan tepat guna yang bersifat dinamis, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat, tidak merusak Lingkungan, dan dapat dimanfaatkan oleh pengguna dalam meningkatkan nilai tambah komoditas perikanan. Revitalisasi Penyuluhan Perikanan dapat berjalan secara produktif, efektif dan efisien, maka perlu dilakukan identifikasi sumberdaya dan program-program pembangunan perikanan, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat. Hal tersebut diperlukan dalam rangka penyusunan rencana penyelenggaraan penyuluhan perikanan yang komprehensif dengan memadukan seluruh sumberdaya yang tersedia.Penyelenggaraan penyuluhan perikanan disemua tingkat administrasi pemerintahan harus diselenggarakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lokalita. Untuk itu, diperlukan informasi mengenai keadaan, tujuan, masalah dan pemecahannya sesuai dengan kebutuhan pelaku utama. Hal ini sejalan dengan amanat undang-undang No. 16 tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan, untuk memberikan arah, pedoman, dan alat pengendali pencapaian tujuan penyelenggaraan penyuluhan perlu disusun program penyuluhan.Program penyuluhan perikanan merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka seorang penyuluh perikanan harus memahami tentang cara penyusunan program dan rencana kerja penyuluhan Perikanan yang berbasis kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha perikanan.1.2 TujuanTujuan disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis program penyuluhan yang dilaksanakan/diselenggarakan di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

1

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep PenyuluhanPenyuluhan merupakan sistem pendidikan non-formal untuk mengubah perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) sasaran agar mau dan mampu berperan sesuai dengan kedudukannya, untuk mengatasi masalah yang dihadapinya (Slamet, 1978:114-117; Slamet, 2003). Diharapkan melalui perubahan perilaku, masyarakat sasaran dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi. Masalah disini adalah keadaan yang tidak memuaskan yang menyebabkan keadaan baru yang diinginkan tidak dapat tercapai. Perbedaan keadaan asal (aktual) dengan keadaan yang diinginkan (potensial) disebut kebutuhan.Penyuluhan umumnya ditujukan kepada orang dewasa sebagai suatu proses pembelajaran yang dapat membantu orang dewasa menemukan, memahami dan mendalami sesuatu sehingga dengan demikian akan menumbuhkan kesadaran seseorang akan sesuatu tersebut. Orang dewasa merupakan orang yang sudah kaya pengalaman sehingga menurut Brundage dan Mackeraeher (dalam Simpson, I. 1993:151) dalam pendidikan orang dewasa perlu diterapkan prinsip-prinsip berikut:1. Pembelajaran orang dewasa didasarkan pada pengalaman masa lalu dan patut dihargai.2. Pengalaman masa lampau tersebut harus dihargai oleh peserta lainnya dan harus diupayakan diterapkan dalam proses belajar.3. Lingkungan mempengaruhi kemampuan orang dewasa dalam belajar.4. Orang dewasa akan belajar bahan atau materi yang dia perlukan (selektif).5. Orang dewasa dapat didorong untuk belajar pada materi yang relevan pada peran dan kehidupannya saat ini. 6. Orang dewasa belajar untuk kehidupannya dan untuk mereka yang terlibat dalam kelompoknya. Kekurang puasan dapat timbul ketika program belajar tersebut mengabaikan anggota kelompoknya. 2.2 Program PenyuluhanProgram penyuluhan perikanan adalah pernyataan tertulis yang disusun secara sistematis tentang rencana kegiatan penyuluhan perikanan setiap tahun. Program tersebut harus mengembangkan keadaan sekarang, masalah-masalah, tujuan yang ingin dicapai dan alternatif-alternatif pemecahannya serta cara mencapai tujuan. Program disusun secara partisipatif sistematis dan tertulis serta dibuat setiap tahun.Setiap tahapan dalam penyusunan dan pelaksanaan programa dilakukan secara partisipatif dengan pelibatan semua pelaku secara proporsional.Dengan demikian dalam interaksi terbangun kesadaran, pengertian serta kepedulian untuk bertanggung jawab dalam penyelenggaraan penyuluhan kelautan dan perikanan.Program penyuluhan merupakan program pendidikan yang tak terpisahkan dari program pembangunan, sehingga perlu diketahui falsafah atau nilai-nilai sebagai pegangan dalam melaksanakan program-program kegiatan yang disusun. Terdapat lima falsafah yang perlu dipahami yaitu: i. Falsafah pendidikan. Pendidikan merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki individu secara optimal dalam memandang sesuatu (Houle, 1965; Combs, Avila dan Purkey, 1971). Sedangkan Miller (dalam Barlow, 1974) menyatakan bahwa potensi sumber daya manusia dapat dimanfaatkan melalui pendidikan. ii. Falsafah pentingnya individu (Kelsey dan Hearne 1955:371) iii. Falsafah demokrasi. Melalui kondisi yang demokratis, orang akan menemukan harga diri dan integritas dirinya sehingga lebih mampu mengembangkan diri.iv. Falsafah kontinyuitasv. Falsafah membantu mereka adalah membantu diri mereka sendiri (Help them to help themselves). Berarti penyuluhan tidak semata-mata menyampaikan materi tetapi bagaimana memandirikan masyarakat yang didampinginya.Program dalam model penyusunan program menurut Leagans (1962) terdiri atas keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapainya. Selain itu, tiap program penyuluhan perlu memasukan unsur evaluasi. Langkah-Iangkah dalam penyusunan program penyuluhan secara ringkas adalah sebagai berikut:A. Tinjauan Umum Keadaan daerahKeadaan daerah dapat dlketahui dengan melaksanakan kegiatan pengenalan daerah kerja yang meliputi aspek teknik, ekonomi dan sosial.B. MasalahMasalah adalah faktor-faktor yang menjadikan penyebab terjadinya keadaan yang tidak memuaskan. Masalah yang dimasukkan dalam program adalah persoalan tentang "perilaku dan "non perilaku-. Masalah perilaku menyangkut persoalan yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha nelayan-petani ikan. Sedangkan masalah non perilaku adalah masalah yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha yang dijalankan petani atau nelayan seperti cara memperoleh kredit yang lebih mudah, bagaimana menjual harga produk yang lebih murah, bagaimana cara mendapatkan sarana produksi yang lebih murah dan lain-lain.C. Tujuan dan Cara mencapai TujuanTujuan dalam program merupakan pemyataan pemecahan masalah atau pemyataan apa yang hendak dicapai. Dalam suatu program terdapat dua macam tujuan yaitu: Tujuan program yaitu tujuan yang dapat memecahkan masalah umum Tujuan kegiatan yaitu tujuan yang dapat memecahkan masalah khususHal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan program penyuluhan adalah lembaga penyuluhan, jumlah dan mutu penyuluh, sasaran penyuluhan, perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian penyuluhan.

2.3 Tipe-tipe Program Penyuluhan Program yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah merupakan hasil dari semua kegiatanpemrograman yang melibatkan pendidik dan peserta didik (Boyle, 1981:5). Contoh program misalnyaidentifikasi kebutuhan, perencanaan pengajaran, evaluasi dansebagainya. Program pengembangan merupakan serangkaian tindakan dan keputusan yang dapat mempengaruhi orang-orang yang berkaitan. Patrick G. Boyle (1981:7)menyebutkan tiga jenis program yaitu developmental programs, institutional programs dan informational programs. Guna membandingkan ketiga jenis program tersebut dapat diperhatikan Tabel 1. Programer bisa memilih jenis program mana yang sesuai dengansituasidi lapangan.

2.4 Manfaat Program PenyuluhanDalam Penyuluhan, adanya program sangat penting bagi kelangsungan penyuluhan tersebut. Selain memberi acuan, dengan adanya program, masyarakat diharapkan berpartisipasi atau turut ambil bagian dalam perubahan yang direncanakan tersebut.Oleh karena itu pula Kelsey dan Hearne (Mardikanto, 1996) menekankan pentingnya "pernyataan tertulis" yang jelas dan dapat dimengerti oleh setiap warga masyarakat yang diharapkan untuk berpartisipasi.Adanya pernyataan tertulis ini dapat menjamin kelangsungan program dan selalu memperoleh partisipasi masyarakat.Selanjutnya, Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi diperlukannya program, sebagai berikut:1. Memberi acuan dalam mempertimbangkan secara seksama tentang hal-hal yang harus dilakukan dan cara melaksanakannya.2. Merupakan acuan tertulis yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk menghindari terjadinya salah pengertian.3. Sebagai pedoman pengambilan keputusan terhadap adanya usul/saran penyempurnaan.4. Menjadi pedoman untuk mengukur (mengevaluasi) pelaksanaan program.5. Adanya patokan yang jelas tentang masalah-masalah yang insidentil (menuntut perlunya revisi program), dan pemantapan dari perubahan-perubahan sementara (hanya direvisi jika memang diperlukan).6. Mencegah adanya salah pengertian tentang tujuan akhir, dan mengembangkan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan maupun yang tidak dirasakan.7. Memberikan keterlibatan personil dalam setiap tahapan program yang berkesinambungan tersebut, hingga tercapainya tujuan.8. Membantu pengembangan kepemimpinan, yaitu menggerakkan semua pihak yang terlibat dan menggunakan sumber daya yang tersedia.9. Menghindarkan pemborosan sumber daya, dan sebaliknya merangsang efisiensi.10. Menjamin kelayakan kegiatan yang dilakukan di dalam masyarakat dan yang dilaksanakan sendiri oleh masyarakat setempat

14

11

BAB IIIANALISISIndragiri Hilir adalah salah satu Kabupaten yang memiliki potensi perikanan di Provinsi Riau yang meliputi perikanan laut, budidaya air tawar, budidaya ikan laut, dan tambak udang potensi mencapai 43.192,18 ton (Dinas Perikanan Kabupaten Indragiri Hilir, 2012). Untuk mendukung pembangunan perikanan tangkap tersebut maka di Kabupaten tersebut melaksanakan penyuluhan perikanan tangkap. Untuk menjamin efektifitas sistem penyuluhan perikanan, maka profesi penyuluh perikanan memerlukan kesepakatan kompetensi yang harus dimiliki oleh individu yang menyandang profesi tersebut, yang sudah dibahas pula oleh Pusbangluh DKP di awal tahun 2008 lalu. Pengkategorian penyuluh perikanan, dengan demikian dapat diklasifikasi berdasarkan kompetensi daripada asal lembaganya (PNS, swasta, dan swadaya). Penyuluh perikanan dalam perspektif sistem penyuluhan yang berkelanjutan dituntut memiliki daya adaptabilitas yang tinggi terutama dalam membantu upaya transformasi perilaku pelaku utama dan usaha ke arah yang diharapkan oleh pelaku utama dan usaha. Instansi pemerintah yang mengikuti penyuluhan yakni DKP dan BP2KP, sejarah didirikannya Badan Pelaksana Penyuluh Dan Ketahanan Pangan (BP2KP) dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) sama-sama disahkan oleh Bupati tanggal 15 November 2006 dan Stakeholder. DKP sesuai dengan keputusan Bupati tanggal 27 Desember 2004.Peran dan fungsi kerja BP2KP sebagai pelaksana penyuluhan hal ini dikarenakan semua pelaksana penyuluhan dilakukan oleh BP2KP mulai dari penyusunan sampai dengan pengevaluasian. DKP hanya memberikan informasi program, memberi insentif kepada penyuluh apabila anggaran tersedia.

Tingkatan PendidikanLaki-lakiPerempuan

JumlahProporsiJumlahProporsi

SPP-SUPM6100%00%

D3240%360%

Sarjana Perikanan660%440%

Jumlah147

Tabel diatas memperlihatkan penyuluh perikanan berjumlah 21 orang berasal dari DKP, berjenis kelamin laki-laki 14 orang (67%) untuk tningkat pendidikan penyuluh perikanan yang berpendidikan SPP-SUPM 100%, D3 40%, Sarjana Perikanan 60% untuk berjenis kelamin perempuan 7 orang (33%) untuk tingkat pendidikan SPP-SUPM 0%, D3 60% dan S1 Perikanan 40%. Tiga orang penyuluh KJF dengan golongan Pembina (IV/a) dan CPNS (II/a) dan bertugas di BP2KP. Dari penyuluh perikanan yang berjumlah 21 orang ini WKPP berada di 17 kecamatan. Untuk status kepegawaian penyuluh tersebut sudah menjadi CPNS.Sasaran dari program penyuluhan ini adalah dari berbagai macam Kelompok Usaha Bersama (KUB) diantaranya KUB Sumber Rezeki, KUB Udang Kipas, KUB Kakap, KUB Kurau, dan KUB Bina Usaha.Program penyuluhan perikanan di Desa Concong Luar Kecamatan Concong Kabupaten Indagiri Hilir tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Tabel diatas menunjukkan program penyuluhan perikanan yang dilakukan di Desa Concong Luar Kecamatan Concong Kabupaten Indragiri Hilir. Program penyuluhan yang dilaksanakan adalah dua jenis program dengan cara memberikan bantuan di setiap programnya pada lokasi yang telah ditentukan.Program pertama yang dicanangkan adalah program pengembangan perikanan tangkap, yaitu dengan kegiatan pengembangan dan peningkatan produksi perikanan dan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Tangkap. Jenis bantuan yang diberikan berupa pengadaan sarana dan prasarana penangkapan yaitu kapal motor 5 GT dan mesin, jaring, dan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) bagi nelayan. Program penyuluhan ini diberikan kepada KUB Kakap, KUB Sumber Rezeki serta KUB Kipas yang berlokasi di Desa Concong Luar. Program kedua yang dicanangkan adalah Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan yaitu dengan kegiatan Pengembangan Usaha Mina pedesaan dengan jenis bantuan berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) bagi pengolah dan pemasaran dan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) bagi pengolah dan pemasar. Program ini dilaksanakan di Poklahsar Pengolahan Ikan Asin Desa Concong Luar dan Poklahsar Pengolahan Ikan Asin Desa Concong Luar meliputi KUB Bina Usaha dan KUB Kurau.Secara keseluruhan program pemyuluhan perikanan ini bersifat developmental yaitu dengan tujuan utamanya mendefenisikan dan menyelesaikan masalah individu, kelompok dan masyarakat. Hal ini ditandakan bahwa program ini lebih ke arah pemberdayaan individu dan masyarakat dengan berbagai jenis bantuan. Sistem penyuluhan perikanan melalui penyuluh perikanan dengan bekerja bersama masyarakat dan pihak swasta, seyogyanya mampu turut membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi itu, baik dari sisi ekologis, ekonomi, mau pun sosial. Sementara sumber tujuan yang ingin dicapai dari tipe program developmental ini dikembangkan dari kebutuhan atau masalah-masalah utama.Penyampaian program penyuluhan secara umum dan pada forum yang forma dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel tersebut memperlihatkan bahwa kerja penyuluh dalam menyampaikan program tergolong dalam kategori baik dengan persentase mencapai 103,5% dimana waktu yang telah ditargetkan tercapai. Penguraian kerja penyuluhan perikanan meliputi pendahuluan yaitu fasilitator menyampaikan pengantar diklat (menyampaikan tujuan pembelajran penyuluhan), kemudian menjelaskan materi penyuluhan perikanan (pengertian, tujuan dan prinsip materi kemudian memberi jawaban kepada peserta yang bertanya). Setelah itu adalah membimbing praktik (peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian mendiskusikan serta menuliskan hasil kerja ke dalam kertas dan mempresentasikan hasil kerjanya untuk ditanggapi kelompok lain). Terakhir adalah pengakhiran (fasilitator menyimpulkan hasil diskusi/presentasi kelompok).Berdasarkan tabel diatas maka dapat dikatakan bahwa peserta didik (masyarakat) ikut terlibat dalam penentuan masalah atau kebutuhan dan ruang lingkup serta sifat program.Peranan perencana dalam program ini juga ditunjukkan dengan memberikan fasilitas pada seluruh proses pendidikan dari identifikasi kebutuhan hingga evaluasi. Peranan lainnya adalah promosi, legitimasi dan mengkomunikasikan hasil. Penyampaian program penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh dan masyarakat di Desa Concong adalah melalui media cetak (surat kabar/Koran, poster. Buklet dan selebaran) dan melalui media elektonik (radio, tv local, video, dan handphone).Serta keefektifan dalam mencanangkan program ini ditentukan oleh kualitas dan derajat pengembangan keterampilan dalam menyelesaikan masalah oleh individu, kelompok dan masyarakat. Evaluasi pelaksanaan penyuluhan perikanan tangkap dilakukan sepanjang tahun, sedangkan evaluasi dilakukan pada akhir tahun anggaran.

BAB IVKESIMPULAN4.1 Kesimpulan1. Kabupaten Indragiri Hilir provinsi Riau memiliki potensi perikanan meliputi perikanan laut, budidaya air tawar, budidaya ikan laut, dan tambak udang potensi mencapai 43.192,18 ton, di kabupaten tersebut di jalankan program penyuluhan perikanan tangkap untuk mendukung pembangunan perikanan tangkap.2. Penyuluh Perikanan Di Kabupaten Indragiri Hilir diikuti oleh Badan Pelaksana Penyuluh Dan Ketahanan Pangan (BP2KP) dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP).3. Penyuluh perikanan Kabupaten Indragiri Hilir adalah sebanyak 21 orang, dengan tingkat pendidikan SPP-SUPM sebanyak 6 orang, D3 sebanyak 5 orang dan Sarjana Perikanan sebanyak 10 orang.4. Program/kegiatan yang dilakukan adalah program pengembangan perikanan tangkap meliputi pengembangan dan peningkatan produksi perikanan, pengembangan usaha mina pedesaan (PUMP) tangkap, dan program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produk perikanan yaitu : pengembangan usaha mina pedesaan.5. Bantuan yang dilakukan memberikan sarana dan prasarana penangkapan yaitu bantuan kapal motor 5 GT, mesin, 15 piece jarring, dan bantuan langsung masyarakat bagi nelayan, pengolah, dan pemasar/ pemasaran.6. Program penyuluhan yang dilakukan di Kabupaten Indragiri Hilir adalah program penyuluhan yang termasuk ke dalam jenis penyuluhan development.

4.2 Saran1. Sistem penyuluhan perikanan yang perlu dikembangkan perlu didasarkan pada kondisi spesifik sumber daya yang dihadapi, baik sumber daya alam mau pun manusia, kebijakan dan strategi pembangunan perikanan, organisasi penyuluh dan dukungan kelembagaan penyuluhan (termasuk mekanisme kerja, ketenagaan, penganggaran, dan sistem monitoring dan evaluasi) pendidikan dan latihan untuk penyuluh (peningkatan wawasan dan kompetensi), pengembangan teknologi dan inovasi perikanan yang efisien dan berkelanjutan (dapat dihasilkan dari riset-riset berbasis potensi lokal), dan sistem reward.2. Untuk mendukung penyelenggaraan penyuluhan perikananan yang dapat menyokong tercapainya tujuan pembangunan perikanan maka diperlukan sistem yang dapat mengintegrasikan komponen layanan penyuluhan Selanjutnya menggambarkan keterkaitan elemen dalam sistem penyuluhan perikanan di era perubahan.

DAFTAR PUSTAKAMiswanto. Ridar Hendri, dan Kusai. 2014. Analisis Pelaksanaan Program Penyuluhan Perikanan Tangkap Di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Jurnal.Taha, Samud. Budy Wiryawan dan Tri Wiji Nurani. 2009. Analisis Penyelenggaraan Penyuluhan Perikanan Di Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal.Amanah, Siti. 2003. Perencanaan Program Penyuluhan Perikanan di Desa Anturan, Buleleng, Bali. Jurnal. IPB. Bogor.