KELOMPOK 6
description
Transcript of KELOMPOK 6
KELOMPOK 6
11 2 3 4 5 6 7 8 9 10
MASA PEMBEBASAN SASTRA INDONESIA TAHUN 1998
Krisis Multidimensi
Krisis multidimensi merupakan istilah yang populer
pada dewasa ini sebagaimana terbaca di dunia
masa. Secara umum istilah tersebut menunjuk
pada berbagai masalah yang melilit kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia setelah
reformasi mei 1998 sehingga terjadi merosotan
dalam hampir segala aspek kehidupan.
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Krisis ini dimulai dengan gejolak keuangan yang memburuk
pada tahun 1996, padahal baru saja dipuji-puji oleh Bank
Dunia dan International Monetary Fund (IMF). Nilai tukar
rupiah jungkir balik sehingga banyak bank dan perusahaan
yang kolaps. Akibat lebih jauh muncul ketidakpercayaan
masyarakat terhadap pemerintah di bawah Presiden Soeharto
yang telah berkuasa sejak tahun 1967. Ketidakpuasan
masyarakat terhadap kepemimpinan Soeharto sebenarnya
sudah terasa pada awal dekade 1990-an, ketika pada tahun
1993 Soeharto dicalonkan oleh Golkar sebagai presiden.
3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Semangat reformasi yang tujuan luhurnya adalah membangun
hari depan bangsa yang lebih baik disegala bidang melalui
reformasi politik, hukum, pemerintahan sosial, ekonomi, dan
lain-lain menibulkan dampak sosial yang hebat. Ada
kecenderungan siapapun boleh berbicara dan bertindak apasaja
demi reformasi sehingga tampak berkembanglah kebebasan
berpendapa dan demokrasi, tetapi disisi lain marak juga
anarkisme yang tercermin pada berbagai kasus yang merugikan
banyak pihak. Seperti otonomi daerah yang berlebihan,
penjarahan tanah, penebangan hutan, dan kerusuhan social di
berbagai tempat seperti ambon, Sulawesi Tengah, Kalimantan
Barat dan Jawa Timur.
4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sementara itu, terbacalah di media masa betapa
maraknya korupsi di tubuh lembaga – lembaga
hukum, peradilan, perwakilan rakyat, perbankan,
badan – badan usaha milik Negara, dinas–dinas, dan
lain–lain justru di tengah kondisi perekonomian ,
pendidikan, ketertiban, dan keamanan yang masih
tetap dikeluhkan, banyak orang. Tidaklah berlebihan
apabila para pakar menyebut krisis Indonesia masa
itu sebagai krisis multidimensi atau krisis yang
merayap ke segala aspek kehidupan.
5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keprihatinan masyarakat luas itu telah terekam juga dalam
pertemuan sastrawan Indonesia 1997 di Bukit Tinggi dan
Padang, 6 – 11 Desember 1997 yang secara garis besar
menyatakan rasa malu atas kemandulan sastra Indonesia di
tengah – tengah “ kemandulan raya” seluruh sector dan
bidang kehidupan masyarakat. Karya Sastra masih
diperkakukan dengan sikap tidak peduli, sinis, bahkan di
curigai oleh banyak pihak sehingga berkembang setumpuk
kendala bagi lahirnya karya sastra yang bermutu tinggi
dengan ketidak pahaman kekuasaan sebagai mana
6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
tampak pada pelarangan Karya Sastra yang mencerminkan
ketidak sungguhan proses pendidikan masyarakat Indonesia
untuk menjadi manusia yang merdeka lahir batin.
Salah satu caranya adalah meningkatkan anggaran
pendidikan dua kalilipat dari masa itu sehingga
meningkatkan kesejahteraan sector pendidikan sebagai
landasan membangun manusia Indonesia yang merdeka lahir
batin. Cara ini adalah kesempatan kepada semua pihak untuk
memberikan kontribusi yang terbaik dalam pencerahan
kehidupan manusia di alam semesta titipan Allah.
71 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kalaupun tampak kemajuan fisik dan ekonomi selama
puluhan tahun, ternyata tidak berbekas kedalam kehidupan
Sastra Indonesia. Oleh karena itu, para Sastrawan Indonesia
melafaskan serangkaian himbauan dan harapan kepada
banyak pihak, termasuk kepada diri mereka sendiri untuk
mengukuhkan kembali rasa percaya dirinya didalam proses
penciptaan karya sastra yang tetap setia pada kreatifitas,
kecerdasan dank e arifan seni sehingga lairlah karya sastra
yang lebih bermutu dan mampu meng ilhami kebangkitan
dan pencerahan manusia dan budaya Indonesia.
8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Disamping itu, para sastrawan pun menghimbau pada banyak
pihak agar meninjau dan mengkaji ulang system pendidikan
nasional Indnesia yang dianggap belum mampu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pertemuan sastrawan
Indonesia itu terlaksana dalam suasana prihatin karena krisis
ekonomi yang seakin berat di akhir tahun 1997. Barangkali
tidak terbayang dipikiran mereka bahwa beberapa bulan
kemudian terjadilah peristiwa bersejarah 21 Mei 1998 yang
meruntuhkan kekuasaan rezim Soeharto. Namun, jelaslah
bahwa renungan dan himbauan mereka telh mengisyaratkan
semangat pembebasan terhadap tekanan dan kekangan
politik.
9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jebolnya kekuasaan rezim Soeharto pada 21 Mei 1998
telah menimbulkan semangat reformasi yang berlebihan
sehingga sering di keluhkan orang sebgai “keblabasan”
atau euphoria dihampir segala aspek kehidupan,
termasuk dunia penerbitan . pasa tahun pertama era
reformasi telah bermunculan penerbitan tabloid, Koran,
majalah, dan buku dimana – mana yang semuanya
hendak menyuarakan kebebasan berpendapat. Akan
tetapi, hanya dlam beberapa tahun bayak penerbitan
yang rontok sehigga hanya penerbitan yang sudah
mapanlah yang sering bertahan.
10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10