Kelompok 6

33
KATA PENGANTAR Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, salawat dan salam pada junjungan Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan izin dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan ugas Makalah ini untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah !lmu S"sial dan #udaya Dasa$ yang be$judul Hilangnya Kepeduliaan Masyarakat Terhadap Lingkungan Sosial Budaya”. !ba$at pepatah tak ada gading yang tak $etak, dalam pembuatan makalah ini masih banyak keku$angan baik itu da$i segi penulisan, isi dan lain sebagainya, maka kami sangat mengha$apkan k$itikan dan sa$an guna pe$baikan untuk pembuatan makalah untuk ha$i yang akan datang. Demikianlah sebagai penganta$ kata, dengan i$ingan se$ta ha$apan sem"ga tulisan sede$hana ini dapat dite$ima dan be$man%aat bagi pemba&a. Atas semua ini kami mengu&apkan te$ima kasih, sem"ga segala bantuan da$i semua pihak mudah- mudahan mendapat amal baik yang dibe$ikan "leh Allah SW. Padang, ' Desembe$ ()*+ Penulis *

description

Ilmu Sosial Budaya Dasar

Transcript of Kelompok 6

KATA PENGANTAR

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, salawat dan salam pada junjungan Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan izin dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Makalah ini untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar yang berjudul Hilangnya Kepeduliaan Masyarakat Terhadap Lingkungan Sosial Budaya. Ibarat pepatah tak ada gading yang tak retak, dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik itu dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya, maka kami sangat mengharapkan kritikan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah untuk hari yang akan datang.Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini kami mengucapkanterima kasih, semoga segala bantuan dari semua pihak mudah- mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah SWT.

Padang, 4 Desember 2013

Penulis

DAFTAR ISIKata PengantariDaftar IsiiiBAB I PENDAHULUAN. 11.1. Latar Belakang11.2. Rumusan Masalah11.3. Batasan Masalah21.4. Tujuan Makalah21.5. Manfaat Makalah3BAB II LANDASAN TEORI42.1 Pengertian Lingkungan,Sosial,Budaya,Lingkungan Sosial dan Lingkungan Budaya4. 2.1.1 Lingkungan42.1.2 sosial42.1.3 Budaya52.1.4 Lingkungan Sosial52.1.5 Lingkungan Budaya62.1.6 Lingkungan Sosial Budaya62.2 Hakikat dan Makna Sosial Budaya bagi Manusia72.3 Kualitas Lingkungan Sosial Budaya bagi Kesejahteraan Manusia82.3.1 Hubungan Lingkungan dengan Kesejahteraan82.3.2 Hubungan Penduduk dengan Lingkungan dan Kesejahteraan10BAB III PEMBAHASAN123.1 Isu-isu dan Problematika Lingkungan Sosial Budaya Di Indonesia serta Cara Mengatasinya123.1.1 Isu-isu Penting Tentang Persoalan Sosial Budaya di Masyarakat 123.1.2 Problematika Sosial Budaya yang dihadapi Masyarakat153.1.3 Cara mengatasi Isu-Isu dan Problematika di Lingkungan Sosial budaya173.2 Kasus-kasus tentang Lingkungan Sosial Budaya dalam masyarakat Sumatera Barat183.2.1 Kasus Lingkungan Hidup Di Sumatera BaratBAB IV PENUTUP294.1 Kesimpulan294.2 Saran29BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangLingkungan (milleu) memiliki hubungan dengan manusia. Lingkungan memengaruhi sikap dan perilaku manusia, demikian pula kehidupan manusia akan memengaruhi lingkungan tempat hidupnya. Hubungan antara lingkungan dan kehidupan manusia sudah diakui para pemikiraan tokoh dunia sejak dahulu.Aristoteles mengatakan manusia dipengaruhi oleh aspek geografi dan lembaga politik. Montesquieu menyatakan bahwa iklim mempengaruhi perilaku politik dan semangat manusia. Arnold Toynbee menyatakan peradban manusia akan tumbuh pada lingkungan yang sukar dan penuh tantangan sehingga melahirkan elan vital. Henry Thomas Bucle mentakan bahwa iklim, tanaman, dan tanah saling berkaitan dalam memengaruhi karakter dan sifat manusia.Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor lingkungan (tanah, iklim, topografi, sumber daya alam) dapat menjadi prakondisi bagi sifat dan perilaku manusia. Lingkungan menjadi salah satu variabel yang memengaruhi kehidupan manusia. Manusia pun dapat memengaruhi lingkungan demi kemajuan dan kesejahteraan hidupnya.Bab ini mengkaji masalah lingkungan hidup dan manusia serta hubungan timbal balik antara keduanya. Uraiannya mencakup : penegrtian-pengertian lingkungan sosial budaya; hakikat dan makna lingkungan bagi manusia; kualitas penduduk dan lingkungan terhadap kesejahteraan manusia; isu-isu penting dan problematika lingkungan sosial budaya yang dihadapi masyarakat; dan kasus-kasus yang berhubungan dengan lingkungan sosial budaya.

1.2. Rumusan MasalahDengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini Tim Penulis mendapatkan hasil yang diinginkan, maka Tim Penulis mengemukakan beberapa perumusan masalah sebagai berikut:1. Pengertian lingkungan, sosial, budaya, lingkungan sosial, lingkungan budaya.2. Hakikat dan makna lingkungan sosial budaya bagi manusia.3. Kualitas lingkungan sosial budaya bagi kesejahteraan penduduk.4. Isu-isu tentang lingkungan sosial budaya dan Problematika lingkungan sosial budaya di Indonesia dan cara mengatasinya.5. Kasus-kasus tentang lingkungan sosial, lingkungan budaya di dalam masyarakat Sumatera Barat dan cara penanggulangannya.

1.3. Batasan MasalahAgar masalah yang dibahas tidak melenceng jauh dari judul dan topik yang dibahas, maka Tim Penulis merasa perlu untuk membuat batasan masalah. Dan penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut:1. Apakah Pengertian lingkungan, sosial, budaya, lingkungan sosial, lingkungan budaya?2. Apa Hakikat dan Makna Lingkungan sosial budaya bagi Manusia?3. Bagaimana kualitas lingkungan sosial budaya terhadap kesejahteraan penduduk?4. Apa saja saja isu-isu penting problematika lingkungan sosial budaya yang dihadapi masyarakat? Serta bagaimana cara mengatasinya?5. Apa saja contoh-contoh kasus tentang lingkungan sosial budaya di dalam masyarakat Sumatera Barat? Dan bagaimana solusi penanggulangannya?

1.4. Tujuan MakalahDengan adanya makalah ini diharapkan akan mencapai tujuan berikut:a. Untuk menambah pengetahuan tentang dapat membedakan antara lingkungan, sosial, budaya, lingkungan sosial dan lingkungan budaya.b. Untuk mengetahui hakikat dan makna lingkungan sosial budaya bagi manusia.c. Untuk mengetahui hubungan kualitas lingkungan sosial budaya dan kesejahteraan penduduk.d. Untuk mengetahui isu-isu dan problematika tentang lingkungan sosial budaya di Indonesia serta cara mengatasinya.e. Untuk mengetahui kasus-kasus tentang lingkungan sosial budaya dalam masyarakat Sumatera Barat dan cara penanggulangannya.

1.5. Manfaat Makalaha. Secara Pribadi, tentu makalah ini rasanya memiliki banyak manfaat untuk Tim Penulis sendiri. Untuk contohnya, makalah ini dapat melatih Tim Penulis untuk berjuang dalam mengeluarkan kreatifitas untuk menyusun makalah ini. Dalam makalah ini dituangkan ide-ide dan gagasan pemikiran tentang ilmu-ilmu yang sudah dipelajari. Dan secara tidak langsung, makalah ini melatih kemampuan berpikir tim penulis secara logis sistematis, kemampuan membahakan, dan juga kemampuan menganalisa dan mengkritik.b. Untuk para pembaca, Tim Penulis merasa makalah ini juga memiliki manfaat. Dalam makalah ini, kami bisa membagikan ilmu sehingga yang tidak tahu bisa menjadi tahu atau yang sudah tahu semakin kuat pemahamannya.c. Makalah ini dapat melatih berpikir tertib dan teratur karena dalam pembuatan makalah terdapat aturan-aturan dan metode yang harus diikuti dalam penulisannya.d. Makalah bisa berguna sebagai sumber referensi makalah selanjutnya.

BAB IILANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Lingkungan, Sosial, Budaya, Lingkungan Sosial dan Lingkungan Budaya2.1.1. Lingkungan A. Definisi LingkunganLingkungan adalah sesuatu yang berada di luar atau sekitar mahluk hidup. Para ahli lingkungan memberikan definisi bahwa Lingkungan (enviroment atau habitat) adalah suatu sistem yang kompleks dimana berbagai faktor berpengaruh timbal-balik satu sama lain dan dengan masyarakat tumbuh-tumbuhan. Menurut Ensiklopedia Kehutanan menyebutkan bahwa Lingkungan adalah jumlah total dari faktor-faktor non genetik yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi pohon. Ini mencakup hal yang sangat luas, seperti tanah, kelembaban, cuaca, pengaruh hama dan penyakit, dan kadang-kadang intervensi manusia.Lingkungan menurut para ahli :a. St. Munajat Danusaputra: Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya. (Darsono, 1995)b. Emil Salim: Lingkungan hidup adalah segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia2.1.2. SosialSosial adalah kemasyarakatan dan mendahulukan kepentingan bersama di lingkungan suatu individu dengan individu lainnya yang bergaul bersama dan hidup bersama, sehingga timbul interaksi yang saling membantu antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.Sosial Menurut para ahli a. Engin Fahri I., sosial adalah sebuah inti dari bagaimana para individu berhubungan walaupun masih juga diperdebatkan tentang pola berhubungan para individu tersebut.b. Lewis, Sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari antara warga negara dan pemerintahannya

2.1.3. Budaya Budayaadalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi, dimana tiap kelompok tersebut hidup di alam dengan kondisi dan kepercayaan yang berbeda, sehingga cara hidup kelompok-kelompok tersebut berbeda pula satu sama lain dan menjadi suatu pembeda antara kelompok yang satu dengan yang lainnya.Budaya Menurut para ahli :a. Mitchel, budaya adalah seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar , pengetahuan, moral hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu - individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain.b. E. B. Tylor dalam buku Primitif Culture, bahwa budaya adalah keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan yang lain serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.

2.1.4 Lingkungan SosialLingkungan sosial adalah hubungan interaksi antara masyarakat dengan lingkungan. Sikap masyarakat terhadap lingkungan sosial dipengaruhi oleh nilai sosial, itulah hubungannya. Jika nilai sosial tentang lingkungan lantas berubah/terjadi pergeseran, maka sikap masyarakat terhadap lingkungan juga berubah/bergeser. Itulah sebabnya masyarakat dan nilai sosial selalu terlihat dinamis, terlepas dari baik dan buruknya lingkungan sosial.Lingkungan sosial ini biasanya dibedakan:1) Lingkungan Sosial Primer:Yaitu lingkungan sosial di mana terdapat hubungan yang erat antara anggota satu dengan anggota lain, anggota satu saling kenal mengenal dengan baik dengan anggota lain.2) Lingkungan Sosial Sekunder:Yaitu lingkungan sosial yang berhubungan anggota satu dengan anggota lain agak longgar.

2.1.5 Lingkungan BudayaPengertian Lingkungan Budaya meliputi : Pahan/keyakinan yang meliputi adat istiadat, norma,nilai-nilai , agama, dan bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari Komponen karya manusia yang dipergunakan untuk keperluan hidup sehari-hari, meliputi peralatan yang dipergunakan, mata pencahariannya, bentuk dan jenis makanan dan minumannya, busananya, serta pemukimannya .

Menurut SK Mendikbud RI No. 0222.c/0/1980, tanggal 11 September 1980, Lingkungan Budaya adalah Lingkungan yang berisikan berbagai paham/keyakinan serta komponen karya manusia sebagai hasil aktivitas dan interaksi yang terjadi selama kurun waktu tertentu membentuk tatanan masyarakat .

2.1.6 Lingkungan Sosial BudayaLingkungan Sosial Budaya adalah pola-pola hubungan sosial serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu lingkungan ruang, yang ruang lingkupnya ditentukan oleh keberlakuan pola-pola hubungan sosial tersebut (termasuk perilaku manusia didalamnya), dan oleh tingkat rasa integrasi mereka yang berada di dalamnya.Oleh karena itu, lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antara budaya, teknologi dan organisasi sosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilakunya yang terdapat dalam lingkungan spasial tertentu.Lingkungan sosial budaya terbentuk mengikuti keberadaan manusia di muka bumi. Ini berarti bahwa lingkungan sosial budaya sudah ada sejak makhluk manusia atau homo sapiens ini ada atau diciptakan. Lingkungan sosial budaya mengalami perubahan sejalandengan peningkatan kemampuan adaptasi kultural manusia terhadap lingkungannya.2.2. Hakikat dan Makna Lingkungan Sosial Budaya bagi manusiaManusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya. Pada mulanya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian barulah manusia berusaha menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan. Dari sinilah lahir peradaban (Istilah Toynbee)- sebagai akibat dari kemampuan manusia mengatasi lingkungan agar lingkungan mendukung kehidupannya. Misalnya, manusia menciptakan jembatan agar bisa melewati sungai yang membatasinya.Berdasarkan pengertian lingkungan sosial budaya di atas maka dapat disimpulkan menjadi suatu lingkungan hidup yaitu suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil (Elly M. Setiadi, 2006). Pada hakikatnya, manusia dan lingkungan sangat berhubungan erat, manusia tidak mampu memenuhi kebutuhannya apabila tidak ada lingkungan. Lingkungan amat penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.Arti Penting Lingkungan Bagi Manusia adalah sebagai berikut:1. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Manusia hidup, berada, tumbuh, dan berkembang di atas bumi sebagai lingkungan.2. Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia.3. Lingkungan mempengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yang mendiaminya.4. Lingkungan memberi tantangan bagi kemajuan peradaban manusia.5. Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan lingkungan untuk kebutuhan dan kebahagiaan hidup.Selain itu ada pula peranan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui cara sebagai berikut :1. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan kemitraan.2. Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat.3. Menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial.4. Memberikan saran dan pendapat.5. Menyampaikan informasi dan / atau menyampaikan laporan.

2.3. Kualitas lingkungan Sosial Budaya bagi kesejahteraan penduduk2.3.1 Hubungan Lingkungan dengan Kesejahteraan.Berdasarkan uraian sebelumnya bahwa ada hubungan yang erat antara lingkungan dengan manusia. Lingkungan memberikan makna atau arti penting bagi manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Lingkungan dapat memberikan sumber kehidupan agar manusia dapat hidup sejahtera. Lingkungan hidup menjadi sumber dan penunjang hidup. Dengan demikian, lingkungan mampu memberikan kesejahteraan dalam hidup manusia.Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah Upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup.Pengelolaan Lingkungan memiliki tujuan sebagai berikut:1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya.2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.5. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Hakikat Pengelolaan Lingkungan Hidup Oleh Mansusia adalah Bagaimana manusia melakukan berbagai upaya agar kualitas manusia meningkat sementara kualitas lingkungan juga semakin baik. Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi manusia, yaitu meningkatkan kesejahteraan.Undang-undang No. 23 1997 tentang Pengelolaaan Lingkungan Hidup yang mengatur hak, kewajiban, dan peran warga negara perihal pengelolaan ini. Hak, kewajiban, dan peran itu sebagai berikut:1. Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.2. Setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.3. Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.4. Setiap yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.5. Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup.

2.3.2 Hubungan Penduduk dengan Lingkungan dan Kesejahteraan.Di suatu negara, penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Sebagai modal dasar atau set pembangunan, penduduk tidak hanya sebagai sasaran pembangunan, tetapi juga merupakan pelaku pembangunan. Mereka adalah subjek dan objek dari pembangunan negara. Pembangunan pada dasarnya dilakukan oleh penduduk negara dan ditujukan untuk kebutuhan dan kesejahteraan penduduk yang bersangkutan.Hal yang berkaitan dengan penduduk negara meliputi :1. Aspek kualitas penduduk, mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos kerja, dan kepribadian.2. Aspek kuantitas penduduk yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan, persebaran, perataan, dan pertimbangan penduduk ditiap wilayah negara.Perubahan lingkungan sebagai akibat tindakan manusia tidak jarang memberikan dampak negatif, yaitu kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup tidak hanya meniadakan daya dukung lingkungan itu sendiri, tetapi juga memberi resiko bagi kehidupan manusia. Kerusakan lingkungan hidup merupakan problematika besar yang dialami umat manusia sekarang ini. Bahkan, isu tentang lingkungan hidup merupakan satu dari tiga isu global dewasa ini, yaitu isu tentang HAM, demokrasi, dan lingkungan.Beberapa Problema Lingkungan Hidup dewasa ini antara lain :1. Pencemaran (polusi) lingkungan, yang mencakup pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara.2. Masalah kehutanan, seperti penggundulan hutan, pembalakan hutan, dan kebakaran hutan.3. Erosi dan Banjir.4. Tanah longsor, kekeringan, dan abrasi pantai.5. Menipisnya lapisan ozon dan efek rumah kaca.6. Penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang buruk, seperti gatal-gatal, batuk, infeksi saluran pernapasan, diare, dan tipes.Beberapa masalah yang berkaitan kerusakan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup :1. Terus menurunnya kondisi Hutan Indonesia.2. Kerusakan daerah aliran sungai.3. Habitat ekosistem pesisir dan laut semakin rusak.4. Citra pertambangan yang merusak lingkungan.5. Tingginya ancaman terhadap keanekaragaman hayati.6. Pencemaran air semakin meningkat.7. Kualitas udara semakin menurun, khususnya di ibu kota dankota-kota besar lainnya.

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Isu-isu dan Problematika Lingkungan Sosial Budaya Di Indonesia serta Cara Mengatasinya.3.1.1 Isu-isu Penting Tentang Persoalan Sosial Budaya di Masyarakat.Berikut ini adalah isu-isu yang mengenai lingkungan dan isu mengenai kemanusiaan, yaitu :1. Isu tentang Lingkungan:a. Kekurangan PanganKekurangan pangan menciptakan kekhawatiran berbagai pihak. Dunia pun diliputi kekhawatiran itu, karena pertambahan penduduk yang tinggi, terutama di negara-negara berkembang. Kekurangan pangan menciptakan gejala serius berupa kelaparan, karena pangan itu merupakan kebutuhan pokok manusia yang hakiki.

b. Kekurangan Sumber Air BersihDengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dunia, kebutuhan air bersih juga meningkat tajam. Seiring dengan itu, sumber-sumber air bersih menjadi berkurang atau justru semakin habis. Kurangnya ketersediaan air bersih berarti telah terjadi kelangkaan air sebagai sumber kehidupan. Kelangkaan air menyebabkan orang terpaksa bergantung pada sumber air yang mungkin tidak aman. Tidak tersedianya air bersih memicu timbulnya berbagai macam penyakit seperti kolera, tifus, malaria, demam berdarah, dan penyakit lain yang menular. Kelangkaan air juga menjadikan orang kehabisan waktu dan dana untuk mendapatkan air bersih.Sejak dulu air diakui sebagai sumber kehidupan. Khususnya air bersih banyak dimanfaatkan manusia untuk berbagai keperluan, terutama sekali untuk minum.

c. Polusi atau PencemaranPolusi atau pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu : pencemaran udara, air, dan tanah. Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya : gas, Gas CO, CO2, dan batu bara. Polusi air dapat disebabkan oleh pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik, sampah organik, dan fosfat. Pencemaran tanah disebabkan oleh sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng; detergen yang bersifat nonbiodegradable (secara alami sulit diuraikan) dan zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.

d. Perubahan iklimSumber energi fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas alam) yang dihasilkan oleh banyak pembangkit energi mengakibatkan terjadinya pencemaran udara. Perubahan iklim mengakibatkan adanya perubahan-perubahan yang tidak terkirakan sebelumnya, seperti peningkatan suhu, melelehnya gunung es permukaan air laut naik, banyaknya banjir dan badai, serta musim panas yang semakin panjang.

2. Isu tentang Kemanusiaana. KemiskinanKemiskinan penduduk dunia kebanyakan terdapat di Negara-negara berkembang. Indonesia sebagai Negara berkembang tidak luput pula dari ancaman kemiskinan. Meskipun presentase penduduk miskin semakin berkurang setiap tahun, namun jumlah penduduk miskin semakin besar karena semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Berdasarkan data BPS persentase pendudk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah. Pada bulan Februari 2005, sebagian besar (64,67%) penduduk miskin berada di daerah perdesaan, sementara pada bulan Maret 2006 persentase ini turun sedikit menjadi 63,41%.

b. Konflik atau PerangUmat manusia di dunia ini telah merasakan betapa kejamnya Perang Dunia I maupun Perang Dunia II. Perang Dunia I telah menyebabkan lebih dari 9 juta jiwa meninggal di medan perang. Hamper sebanyak itu juga jumlah warga sipil yang meninggal akibat kekurangan makanan, kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat secara tak sengaja dalam suatu pertempuran. Perang Dunia II adalah peperangan yang paling meluas dan mengakibatkan kerusakan paling banyak dalam sejarah dunia modern. Perang Dunia II telah mengorbankan sekitar 50 juta nyawa.Setelah era perang dingin usai, dunia ternyata tidak segara aman dan damai, tetapi justru muncul konflik atau perang dalam skala kecil yang tersebar di banyak wilayah seperti Bosnia-Kroasia, Rwanda, Kazakhstan, Darfur, dan Sudan. Konflik juga masih berkecamuk di Timur Tengah.

c. Wabah PenyakitPenyakit yang mewabah sekarang ini dengan cepat sekali menyebar menembus batas-batas wilayah dan Negara. Penyakit yang sebelumnya hanya melanda sebuah Negara atau suatu kawasan dengan cepat menyebar ke Negara dan kawasan lain di bumi. Penyakit yang menyebar sekarang ini makin banyak dan beragam. Jika dulu orang hanya mengenal sakit malaria, sekarang telah muncul virus polio, sindrom pernapasan akut (SARS), AIDS, flu burung (avian influenza), sapi gila, mulut dan kuku, demam berdarah, dan Ebola. SARS muncul pertama di Guangdong China November 2002, flu burung muncul di Hongkong tahun 1997.Wabah penyakit yang menimbulkan malapetaka yang menimpa umat manusia dari dulu sampai sekarang maupun masa mendatang tetap merupakan ancamana terhadap kelangsungan hidup dan kehidupan. Selain wabah membahatakan kesehatan masyarakat karena dapat mengakibatkan sakit, cacat, dan kematian, wabah juga akan mengakibatkan hambatan dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Penyakit dapat menurunkan tingkat produktivitas manusia dalam bekerja yang bisa berpengaruh terhadap pendapatan mereka. Banyak produktivitas yang hilang akibat serangan penyakit. Di sisi lain, pendapatan yang diperoleh banyak dikeluarkan untuk biaya pengobatan. Pada akhirnya, timbulnya penyakit bisa berpengaruh terhadap tingkat ekonomi masyarakat.

3.1.2 Problematika Sosial Budaya yang dihadapi Masyarakat.Berikut ini adalah problematika yang mengenai lingkungan Sosial Budaya, yaitu :1) Interaksi dalam Lingkungan Sosial.Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antara perorangan, antara kelompok manusia dalam bentuk akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian.Interaksi sosial dapat terjadi apabila ada kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan usaha pendekatan pertemuan fisik dan mental. Kontak sosial dapat bersifat primer (face to face) dan dapat berbentuk sekunder (melalui media perantara, koran, radio, tv, dan lain-lain). Komunikasi merupakan usaha penyampaian informasi kepada manusia lain. Tanpa komunikasi tidak mungkin terjadi interaksi sosial. Komunikasi bisa berbentuk lisan, tulisan, atau simbol lainnya. Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), akomodasi (accomodation), persaingan (competition), dan pertikaian (conflict).2) Pranata dalam Lingkungan Sosial.Pranata sosial (dalam bahasa Inggris Istilahnya institution) menunjuk pada sistem pola-pola resmi yang dianut suatu warga masyarakat dalam berinteraksi (Koentjaraningrat, 1996). Kehidupan masyarakat memiliki beragam pranata. Makin besar dan kompleks kehidupan masyarakat makin banyak jumlah pranata yang ada. Penggolongan pranata berdasarkan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Beberapa ragam pranata tersebut sebagai berikut (Koentjaraningrat, 1996).Pranata-pranata untuk memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan:a. Pranata-pranata ekonomi.b. Pranata-pranata pendidikan.c. Pranata-pranata ilmiah.d. Pranata-pranata untuk memenuhi kebutuhan akan keindahan dan seni.e. Pranata-pranata keagamaan sebagai kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib.f. Pranata-pranata untuk menjada dan mengatur kekuasaan di masyarakat.g. Pranata-pranata untuk memenuhi kebutuhan akan kenyamanan hidup.Pranata adalah suatu sistem norma khusus yang menata rangkaian tinakan berpola mantap guna memenuhi keperluan yang khusus dalam kehidupan masyarakat.3) Problema dalam Kehidupan Sosial.Problema sosial merupakan persoalan kareba menyangkut tata kelakuan yang abnormal, amoral, berlawanan dengan hukum, dan bersifat merusak.Sesuai dengan faktor-faktor penyebabnya, maka problema sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Soerjono Soekanto, 1982):1. Problema sosial karena faktor ekonomi, seperti kemiskinan, kelaparan, dan pengangguran.2. Problema sosial karena faktor biologis, seperti wabah penyakit.3. Problema sosial karena faktor psikologis, seperti bunuh diri, sakit jiwa, dan disorganisasi.4. Problema sosial karena faktor kebudayaan, seperti perceraian, kejahatan, kenakalan anak, konflik ras, dan konflik agama.

3.1.3 Cara mengatasi Isu-Isu dan Problematika di Lingkungan Sosial budaya.Secara umum Isu-Isu dan problematika yang ada di lingkungan sosial itu dapat diatasi dengan berbagai solusi. Contoh, masalah pengangguran dan kemiskinan, pemerintah sudah membuat PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri), tetapi masyarakat masih saja belum sadar dan malas untuk mengikuti program tersebut, oleh karena itu mereka harus dibina dan dibimbing agar mau untuk mencoba program tersebut. Banyaknya anak yang putus sekolah, sehingga mereka menjadi anak jalanan, untuk mengatasi solusi tersebut adalah dengan mendirikan suatu program pendidikan sukarelawan yaitu mendirikan sekolah terbuka untuk mendidik anak-anak jalanan yang putus sekolah. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya hidup sehat. Hal lain juga yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak, diantaranya: Menjadi orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu Tokoh agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moraldalam menghadapi persoalan sosial. Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lainikut memberikan beasiswa. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Lembaga Sosial Masyarakat(LSM) membantu dalam berbagai bidang dimulai dengan penyuluhansampai bantuan berupa materi. Lembaga-lembaga dari PBB seperti UNESCO, UNICEF, dan WHOmemberikan bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasimasalah sosial. Para dermawan yang secara pribadi banyak memberi bantuan kepadamasyarakat sekitarnya berupa materi. Organisasi pemuda seperti karang taruna yang mendidik danmengarahkan para remaja putus sekolah dan pemuda untuk berkaryadan berusaha mengatasi pengangguran. Perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat denganmemberikan berbagai penyuluhan. memberikan penyuluhan kepada remaja tentang bahaya obat-obatan terlarang dan penyakit yang akan di timbulkannya.

3.2 Kasus-kasus tentang Lingkungan Sosial Budaya dalam masyarakat Sumatera Barat3.2.1 Kasus Lingkungan Hidup di Sumatera Barata. Pendahuluan MaslaahProblematika lingkungan hidup di Propinsi Sumatera Barat tidak bisa dilihat dari aspek perubahan lingkungan hidup secara fisik saja, namun komitmen dan tindakan nyata dari Pemerintah serta kebijakan yang dikeluarkan oleh Daerah mempunyai pengaruh besar munculnya berbagai masalah di bidang lingkungan hidup.Kelembagaan dan kewenangannya dalam mengurus lingkungan hidup yang adapada beberapa daerah Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Barat belum mampu secara optimal. Sosok kelembagaan yang ada memberikan keterbatasan dalam wewenangnya untuk mengurus masalah lingkungan hidup. Tidak terdapatnya keseragamannya nomenklatur kelembagaan lingkungan hidup, termasuk kewenangan dan penempatan posisinya dalam struktur organisasi perangkat daerah semakin memperkuat dugaan formalitas (pemenuhan suatu norma -peraturan perundang-udangan) berkenaan dengan urusan lingkungan hidup itu dikelola oleh Daerah.Kementrian Lingkungan Hidup telah memberikan solusinya melalui Keputusan Menteri NegaraLingkungan Hidup Nomor 148 Tahun 2004 tentang Pembentukan Kelembagaan Lingkungan Hidup Daerah dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 197 Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan MinimalBidang Lingkungan Hidup Di Daerah Kabupaten dan Daerah Kota, namun masih tetap ada pengabaian terhadapnya. Masih saja ada kelembagaan lingkungan hidup di daerah yang berada pada struktur SekretariatDaerah, bahkan ada yang menggabungkan urusan lingkungan hidup dengan urusan sektoral, misalnya Dinas Pertambangan dan Lingkungan Hidup pada Kabupaten Solok, Pasaman Barat, Solok Selatan.Saat initengah heboh sehubungan dengan adanya penyusunan Ranperda tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Propinsi Sumatera Barat yang telah masuk ke DPRD Propinsi Sumatera Barat. Ancaman terhadap kelembagaan dan kewenangan untuk mengurus lingkungan hidup di tingkat Propinsi, yakni keberadaan BAPEPALDA Sumatera Barat bakal ditiadakan, urusan pengelolaan lingkungan hidup dikebiri menjadi salah satu komponen dari Dinas Tata Ruang, Pemukiman dan Lingkungan Hidup.Duka lingkungan hidup semakin dalam dan parahbakalmenyelimuti Sumatera Barat manakala Ranperda Propinsi Sumatera Barat tersebut disetujui oleh DPRD menjadi Perda. Kondisi kelembagaan lingkungan hidup Propinsi Sumatera Barat hingga pada hari ini dalam bersosok BAPEPALDA belum optimal melaksanakan tugas, wewenangnya mengurus/mengelola lingkungan hidup di Sumatera Barat. Salah satu penyebab yang mendasar tidak sepenuhnya instansi sektoral memberikan dukungan terhadap BAPEPALDA dalam melaksanakan fungsinya. Seyogiyanya kinerja koordinasi dan pengawasan dalam melakukan pengelolaan lingkungan hidup daerah mesti terus ditingkatkan pemberdayaannya yang didukung olehkemauan kuatdari Gubernur hasil Pilkada tahun 2005. Namun justru kenapa eksistensi kelembagaan lingkungan hidup Propinsi Sumatera Barat selama ini sudah terlepas dengan urusan sektoral, justru bakal digabungkan dengan urusan sektoral pemukiman ? Jelas, hal ini akan melemahkan dalam menjalankan fungsi koordinatif dan pengawasan di masa mendatang.

b. Masalah dalam Kelembagaan dan Kewenangan Lingkungan Hidup DaerahAda bebrapa hal yang mendasari untuk tetap perlu dipertahankan kelembagaan lingkungan hidup Propinsi Sumatera Barat (demikian pulsa propinsi lainnya):1) Karakteristik sebagai ciri khas urusan lingkungan hidup, bersifat lintas sektoral, tidak mengenak wilayah administratif. Oleh karenanya prinsip keterpaduan dengan menonjolkan kewenangan koordinasi menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dan mesti melekat pada institusi yang melaksanakan urusan pengelolaan lingkungan hidup.2) Lingkungan hidup sebagai sumberdaya merupakan asset (kekayaan dan modal) yang mesti dikelola dengan mengacu prinsip keberhati-hatian ( precautionary principle)1. Hakikat prinsip ini lebih mengedepankan pencegahan terhadap pemcemaran dan perusakan lingkungan. Dalam hal lingkungan hidup telah tercemar dan rusak, tentu membawa konsekuensi terhadap kualitasnya sebagai sumberdaya mengalami degradasi, sehingga kapasitasnya sebagai asset pembangunan berkelanjutan patut untuk dipertanyakan. Selanjutnya, manakala upaya pencegahan masih luput, belum optimal, dan ditemukan kebocoran atau kelalaian (sengaja atau tidak sengaja), maka langkah-langkah konkrit penindakan segera dilakukan, baik penindakan secara teknis lingkungan maupun penindakan secara hukum.

Urusan pemerintah di bidang pengelolaan lingkungan hidup tidak dapat diukur efisiensi dan efektifitasnya berdasarkan basis kinerja seperti halnya urusan pemerintahan lainnya. Tolak ukur pemasukan budget bagi negara atau daerah dibandingkan pengeluarannya secara riil (kasat mata dalam muatan APBN atau APBD) dalam mengurus urusan ini tidak pada tempatnya, karena melaksanakan urusan pengelolaan lingkungan hidup lebih banyak uang keluarnya dibandingkan uang masuknya. Sehubungan dengan hal ini sangat bersesuaian dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 197 Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Di Daerah Kabupaten dan Daerah Kota yang menetapkan jenis pelayanan yang diselenggarakan, yakni:a. Pelayanan perlindungan air;b. Pelayanan pencegahan pencemaran air;c. Pelayanan pemulihan pemcemaran air pada sumber air;d. Pelayanan pencegahan pemcemaran air;e. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan dampak lingkungan akibat sampah;f. Pelayanan tindak lanjut laporan masyarakat akibat pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan.

Kesemua jenis pelayanan untuk menyelenggarakan urusan lingkungan hidup di atas memberikan gambaran terhadap akitifitas yang memerlukan biaya bukan mencari pemasukan atau pendapatan daerah. Dibalik biaya pengeluaran dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengelolaan lingkungan hidup tersebut terdapat penyelamatan dan keberlanjutan fungsi asset sumberdaya yang merupakan penerimaan bagi sektor lainnya untuk pelaksanaan pembangunan.Solusi terhadap rencana kebijakan mendatang bagi Propinsi Sumatera BaratSatu hal lain mesti disamakan persepsi, meskipun Keputusan Menteri Lingkungan Hidup tersebut ditujukan kepada Daerah Kabupaten dan Kota, bukan berarti eksistensi Propinsi dalam mengurus pengelolaan lingkungan hidup dapat diabaikan, bahkan sangat tragis manakala institusi/lembaga pengelola lingkungan hidup propinsi dilebur atau dimasukkan menjadi bagian atau bidang dari dinas daerah lainnya dengan alasan tidak memiliki standar pelayanan minimal. Justru sebaliknya, lembaga pengelolaan lingkungan hidup Propinsi harus tetap ada, terutama karakter lingkungan hidup itu bersifat lintas wilayah administratif dan sektoral. Artinya, lembaga pengelola lingkungan hidup propinsi tetap saja harus mempunyai stadar minimal pelayanan terutama dalam kaitannya lintas kabupaten/kota, AMDAL, pembinaan dan pengawasan teknis dan sebagainya. Khusus BAPEPALDA Propinsi Sumatera Barat telah menyusun rancangan Standar Pelayanan Minimal di bidang Lingkungan Hidup.

c. Masalah dalam Penegakan Hukum LingkunganSetidak-tidaknya ada empat faktor yang mempengaruhi penegakan hukum lingkungan,yakni:a. Faktor Hukum dalam artian peraturan perundang-undangan;b. Faktor Penegak Hukum;c. Faktor Sarana dan Fasilitas;d. Faktor Masyarakat dan/atau Budaya Hukum (SEOKANTO, S.; 1983)

1. Kelemahan dari faktor hukum dalam artian peraturan perundang-undangan dapat dilihat dari beberapa hal : Belum terakomodasinya dalam peraturan perundang-undangan terhadap usaha atau kegiatan yang masih belum memiliki dokumen lingkungan (AMDAL dan UKL-UPL), padahal usaha atau kegiatan tersebut wajib memliki dokumen lingkungan (AMDAL dan UKL-UPL). Hal ini merupakan warisan penyakit dari buah ketidak-konsistennya penegakan hukum atas penerapan PP No. 29 Tahun 1986 yang dahulunya dikenal adanya SEMDAL dan AMDAL. Tidak ada ketentuan jabaran terhadap Pasal 26 PP No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL berkenaan hakikat makna dan materi/sistematika AMDAL baru bagi usaha dan atau kegiatan yang telah dinyatakan batal dokumen AMDALnya karena perubahan disain, dan/atau proses, dan/atau kapasitas, dan/atau bahan baku, dan/atau bahan penolong. Sebab, lokasi usaha dan/atau kegiatannya tetap, sehingga perlu ditetapkan penentuan sebagai rona lingkungan hidup awalnya, sebutan rencana atau langsung sebutan usaha atau kegiatan dan perhitungan selisih dampak penting sebelum dan sesudah adanya usaha atau kegiatan. Peraturan Daerah tentang Izin Mendirikan Bangunan tidak mencantumkan syarat wajib memiliki dokumen AMDAL dan UKL-UPL. Contoh Kasus : Pembangunan Plaza Andalas (eks Terminal Andalas, tahun 2001), Pembangunan Pasar Modern Pasar Raya (eks Terminal Goan Hoat, tahun 2005), pembebasan lahan dan konstruksi bangunan sudah dilakukan sebelumnya adanya AMDAL, karena sudah memiliki IMB. Konsekuensi yang timbul, sewaktu melakukan kajian AMDAL terutama mengetahui rona lingkungan awal, tidak diketahui dampak yang akan timbul pada tahap pra konstruksi.

2. Penegak hukumFaktor penegak hukum yang dimaksud dalam hukum lingkungan bertumpu pada Aparatur Administrasi (birokrat), kelembagaan dan kewenangannya. Pengawasan yang dilakukan oleh aparatur Pemerintah Daerah (Instansi Pemberi Izin dan Instansi Pengelola Lingkungan Hidup Daerah) pasca pemberian izin sangat penting dan mutlak dilakukan.Demikian pula halnya, bagi usaha atau kegiatan yang tidak memiliki izin, aparatur pemerintah segera menindaklanjutinya dalam bentuk penerapan sanksi perbaikan dan pemulihan lingkungan kepada penanggung jawab usaha/kegiatan, di samping menggunakan instrumen penegakan hukum pidana.Kemauan, komitmen dan tindakan nyata Pemerintah Daerah menjadi norma wajib yang harus sejalan dengan dukungan dana yang memadai yang dialokasikan dalam APBD setiap tahunnya.

3. Sarana dan FasilitasBagian yang utama belum tersedia data base yang dapat diakses publik (on line) dalam upaya memberikan dukungan dalam pengelolaan lingkungan hidup di daerah. Alasan klise dana minim tetap tidak memberikan gugahan bagi Gubernur untuk memberikan alokasi dana yang memadai dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang lingkungan hidup. Alasan yang sama pula, BAPEPALDA tidak mampu melakukan pengawasan atas semua usaha atau kegiatan yang mempunyai dampak lingkungan.

4. MasyarakatMasyarakat sulit dimintakan untuk berpartisipasi dalam penegakan hukum, alasannya masih sama, yakni soal perut. Faktor ekonomi masyarakat memberikan pengaruh yang cukup signifikan dengan kepeduliannya dalam memberikan dukungan pengelolaan lingkungan hidup. Fakta yang tidak bisa ditutupi, warga masyarakat yang bersahaja sering dijadikan kambing hitam dan diperalat sebagai kendaraan illegal loging oleh kelompok elit yang berduit.

Pada sisi lain, justru sudah ada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Pengaduan Kasus Pencemaran dan atau Kerusakan Lingkungan, ternyata tidak direspon dengan baik oleh Pemerintah Daerah dan tidak tersosialisasikan ke masyarakat.

d. Berbagai Permasalahan Lingkungan Hidup (Fisik) dan Solusinya di Propinsi Sumatera Barat :1. Daratan/Lahana) Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Penambangan Tanpa Izin (PETI) untuk deposit Batu Bara di sawah Lunto. Penambangan Liar Galian C (Pasir dan Batu Cadas), diantaranya Ketaping-Tapakih Ulakan (Kab. Padang Pariaman), Bikit Gadang Lubuk Malako (Kab. Solok Selatan) dan Air Dingin dan Lubuk Batu ( Kab. Solok).Solusi : Pengalihan pekerjaan ke sektor ekonomi lain (pertanian dan pertambangan) dengan bantuan dana usaha pinjaman tanpa bunga. Penegakan hukum

b) Pembalakan Liar (Illegak Logging) Praktek illegal logging di Sumatera Barat masih saja marak terjadi, terutama di Kab. Solok, Solok Selatan, Agam, Pesisir Selatan dan Kepulauan Mentawai.Solusi: Pembentukan tim khusus penanganan illegal logging. Penegakan hukum. Pemberantasan saw mill liar. Pengalihan profesi.

c) Kerusakan Daerah Tangkapan Air (DTA) Kerusakan Daerah Tangkapan Air (DTA) di kawasan danau Singkarak sudah sangat mengkhawatirkan. Kondisi kerusakan hutan telah mencapai 80% yang meliputi daerah Paninggahan dan Junjung Sirih ( Kab. Solok), Guguak Malalo, Simawang, dan Gunung Rajo (Kab. Tanah Datar). Di samping itu juga kerusakan yang parah juga terjadi pada hulu DTA Singkarak.Solusi: Program reboisasi dan penghijauan dengan pengawasan yang ketat. Menempatkan masyarakat di wilayah DTA Danau Singkarak sebagai perean utama dalam upaya rehabilitasi.

d) Longsor Sumber penyebab longsor di Sumatera Barat adalah curah hujan yang tinggi, kondisi topografi berbukit-bergunung, kondisi vegetasi tutupan lahan dan struktur batuan yang lepas. Pada tahun 2006 tercatat beberapa kejadian longsor di Sumatera Barat meliputi kota Padang, Kab. Solok, Kab. Padang Pariaman, Kab. Agam, Kab. Solok Selatan dan Kab. Pasaman.Solusi: Relokasi penduduk di daerah kawasan rawa longsor. Reboisasi dan penghijauan. Pemetaan daerah kawasan rawan longsor.

2. Aira) Pencemaran Air SungaiTerdapat beberapa sumber pencemaran air sungai di Propinsi Sumatera Barat. Aktifitas tambang emas rakyat dengan galian C (Sungai Batang Hari) Aktifitas tambang emas rakyat dan batu bara (Sungai Batang Ombilin) Aktifitas tambang obsidian (Sungai Batang Antokan) Aktifitas tambang bahan galian C (Sungai Batang Anai) Aktifitas pabrik, industri, tambang, dan perkotaan (Sungai Batang Arau) Aktifitas pertanian (Sungai Batang Lembang)

Solusi: Perlu pengelolaan dan pengawasan yang ketat terhadap aktifitas-aktifitas penyebab sumber dampak.

b) Kerusakan Kawasan Pesisir (Abrasi) Abrasi pantai sudah menjadi ancaman serius bagi kawasan pantai pesisir Sumatera Barat. Pada umumnya pantai di Sumatera Barat berpotensi mengalami abrasi karena gelombang laut pantai tergolong besar. Wilayah pesisir pantai yang mengalami abrasi adalah Kab. Pesisir Selatan, Kota Padang, Kab. Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kab. Agam, dan Kab. Pasaman Barat.Solusi: Penanaman bakau secara terpadu. Pemasangan pemecah ombak. Pembuatan tanggul penahan ombak.

c) Banjir Penyebab banjir terutama dipicu akibat telah berkurannya fungsi resapan kawasan hutan dan curah hujan yang tinggi. Kondisi ini diperparah lagi dengan sistim drainase perkotaan yang tidak memadai. Kejadian banjir besar hampir terjadi setiap tahun dengan penyebarannya yang semakin luas pada setiap kabupaten/kota di Sumatera Barat. Dampak kerusakan akibat banjir selama tahun 2006 cukup besar meliputi kerusakan pada kawasan pemukiman, pertanian, dan kerusakan infrastruktur.

Solusi: Reboisasi dan penghijauan daerah hulu Pemetaan kawasan rawan banjir Pengaturan sistim drainase pada wilayah perkotaan

BAB IVPENUTUP

4.1 KesimpulanLingkungan Sosial Budaya atau lebih luas disebut dengan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi manusia, yaitu meningkatkan kesejahteraan.

4.2 Saran Jadikanlah makalah ini sebagai pedoman untuk meningkatkan motivasi belajar yang lebih tinggi lagi. Khususnya bagi generasi muda adalah calon sarjana, jadi anda harus mempunyai wawasan yang luas dan berintelektual tinggi. Sebaiknya pembaca lebih banyak mempelajari tentang pengertian-pengertian dari Lingkungan Sosial Budaya, hakikat dan makna Lingkungan Sosial Budaya bagi manusia, kualitas penduduk terhadap kesejahteraan Lingkungan Sosial budaya di masyarakat, isu-isu penting dan problematika tentang Lingkungan Sosial Budaya Dasar dan cara-cara mengatasinya, serta kasus-kasus Lingkungan Sosial Budaya yang dihadapi masyarakat dan cara-cara penanggulangannya.

DAFTAR PUSTAKA

Herimanto, Winarno. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksarafile:///D:/ISBD/makalah/bahan%20belajar/bahan%20tugas%20klp/ISBD%203/MAKALAH%20ISBD%20~%20SAYOUDAN%20CITY.htm (diakses 02 Desember 2013)file:///D:/ISBD/PROBLEMATIKA%20LINGKINGAN%20HIDUP%20DAN%20SOLUSINYA%20DI%20PROPINSI%20SUMATERA%20BARAT%20_%20JURNAL%20URIP%20SANTOSO.htm (diakses 02 Desember 2013)http://ayoecahyaningsih.blogspot.com/2011/10/mengidentifikasi-masalah-sosial-dan.html (diakses 02 Desember 2013)http://forum.kompas.com/nasional/6402-solusi-untuk-masalah-sosial.html (diakses 02 Desember 2013)http://nevycantik.blogspot.com/2011/10/mengidentifikasi-masalah-masalah-sosial.html (diakses 02 Desember 2013)http://nasrularul0.blogspot.com/2013/04/masalah-sosial-dan-cara-mengatasinya.html (diakses 02 Desember 2013)

3