A . Ilmu

Profesor Ace Partadiredja dalam pidato pengukuhannya mengharapkan munculnya ilmu ekonomi yang tidak mengajarkan keserakahan.

Manusia sangat berhutang kepada ilmu dan teknologi karena membantu manusia dalam pemenuhan kebutuhan secara cepat dan mudah.

Sejak pertama,ilmu sudah dikaitkan dengan tujuan perang. Ilmu bukan saja untuk menguasai alam tapi juga untk memerangi dan menguasai sesama manusia.

Perkembangan ilmu sering melupakan faktor manusia.

Teknologi tdk lagi berfungsi utk memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia. Manusia situasi tdk manusiawi, terpenjara dlm kisi2 teknologi yg merampas kebahagiaannya.

Dewasa ini,Ilmu sudah berada di ambang kemajuan yg mempengaruhi reproduksi dan penciptaan manusia itu sendiri.

Ilmu bukan saja menimbulkan gejala dehumanisasi;bukan lagi merupakan sarana yg membantu manusia; namun bahkan dapat mengubah hakikat kemanusiaan dan menciptakan tujuan hidup itu sendiri

Atau menurut Carl Gustav Jung : Bukan lagi Goethe yg menciptakan Faust,tapi sebaliknya.

Ilmu dipergunakan untuk..Dimana batas wewenang penjelajahan

keilmuan…Arah perkembangan keilmuan…..

B . Moral Awalnya ilmu sudah terkait dgn masalah-

masalah moral tapi dalam perspektif yang berbeda.

Ex. Teori Copernicus dan ajaran agama,shg timbullah interaksi antara ilmu dan moral metafisik.

Konflik ini terjadi bkn saja pada ilmu2 alam tapi jg ilmu2 sosial dimana berbagai ideologi mencoba mempengaruhi metafisik keilmuan.

Kejadian ini sering terulang saat sebagian metafisik keilmuan dipergunakan das Sollen dan bukan das Sein.

Ilmu tidak saja menjelaskan gejala2 alam untuk tujuan pengertian dan pemahaman,namun juga memanipulasi faktor2 yg terkait utk mengontrol dan mengarahkan proses yg terjadi.

Perkembangan ini menurut Bertrand Russel disebut sbg peralihan ilmu dari tahap kontemplasi ke manipulasi.

Manipulasi masalah moral muncul Kontemplasi masalah moral berkaitan dgn

cara penggunaan pengetahuan ilmiah. Secara filsafati ;

- Tahap pengembangan konsep : ontologi keilmuan-Tahap penerapan konsep : aksiologi keilmuan

Pengetahuan teermasuk pengetahuan ilmiah mempunyai 3 dasar:

ontologi : pengkajian hakikat realitas dari obyek yg ditelaah dlm membuahkan pengetahuan.

aksiologi : teori nilai tentang kegunaan dari pengetahuan yg diperoleh.

Epistemologi : bahas cara utk mendapatkan pengetahuan;yg dlm kegiatan keilmuan disebut metode ilmiah.

Masalah moral dalam menghadapi ekses ilmu dan teknologi dibag dalam 2 golongan;

1.Ilmu harus bersifat netral terhadap nilai2 baik secara ontologis maupun aksiologis. Dlm hal ini,tugas ilmuan adlh menemukan pengetahuan.

2.Netralitas ilmu terhadap nilai-nilai hanyalah terbatas pd metafisik keilmuan yg berlandaskan asas2 moral. Menurut Charles Darwin tahap tertinggi dlm kebudayaan moral manusia,ketika ia menyadari bahwa kita seharusnya mengontrol pikiran kita.

Golongan pertama ingin melanjutkan tradisi kenetralan ilm secara total seperti pada era Galileo.

Golongan kedua mendasarkan pendapatnya pd:1. secara faktual,ilmu telah dipergunakan scra destruktif olh manusia yg dibuktikan dgn

adanya 2 PD yg mempergunakan teknologi2 keilmuan.

2. ilmu telah berkembang pesat dan makin esoterik shg kaum ilmuan lebih

mengetahui tentang ekses2 yg akn terjadi bila terjadi penyalahgunaan.

3. kemungkinan bahwa ilmu dapat mengubah manusia dan kemanusiaan yg plng hakiki seperti pd pada kasus revolusi genetika dan teknik perubahan sosial.

Dari 3 hal ini maka gol.kedua berpendapat bahwa: ilmu secara moral harus ditujukan utk kebaikan manusia tanpa merendahkan martabat atau mengubah hakikat kemanusiaan.

Masalah moral tak bisa dilepaskan dgn tekad manusia utk menemukan kebenaran, sebab utk menemukan dan mempertahankan kebenaran, diperlukan keberanian moral.

Tanpa landasan moral,maka ilmuan mudah sekali tergelincir dlm melakukan prostitusi intelektual.

Segalanya punya moral,asalkan kau mampu menemukannya.Kata Alice

Adakah yg lebih kemerlap dlm gelap;keberanian yg esensial,dalam avontur intelektual?

Ilmu merupakan hasil karya perorangan yang dikomunikasikan dan dikaji secara terbuka oleh masyarakat.

Hasil karya harus bisa memenuhi syarat keilmuan agar diterima sebagai bagian

dari kumpulan ilmu pengetahuan.

Seorang ilmuan mempunyai tanggung jawab sosial yang sangat besar. Bukan

saja karena dia adalah warga masyarakat tetapi yang lebih penting

karena dia mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsungan hidup

bermasyarakat.

Ruang lingkup yang menjadi tanggung jawab seorng ilmuwan terdapat pada hakekat ilmu itu sendiri.

Sikap sosial seorang ilmuwan adalah konsisten dengan proses penelaan keilmuan yang dilakukan. Semua penelaan ilmiah dimulai dengan menentukan masalah dan demikian juga halnya dengan proses pengambilan keputusan dalam hidup bermasyarakat.

Bila ada suatu masalah, peranan ilmuwan menjadi sesuatu yang imperatif, karena mempunyai latar belakang yang cukup untuk dapat memecahkan masalah dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dapat dicerna dengan baik oleh masyarakat.

Seorang ilmuwan harus bisa menganalisis dan menemukan alternatif obyek permasalahan yang menjadi pusat perhatian.

Selain itu juga ada masyarakat ilmuwan yang elitis dan esoterik. Maksudnya, ia harus berbicara dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengrti dan dicerna oleh orang awam yang disebut sebagai Norman Denzin, seorang salesman, yang bukan cuman mengandalkan pengetahuan dan daya analisisnya tetapi juga integritas kepribadiannya.

Karekteristik lain dari ilmu terletak dalam cara berpikir untuk mengemukan kebenaran. Manusia itu selalu berpikir yang disebut sebagai homo sapiens. Ia selalu dihadapi oleh masalah rasional.

Sigmund Freud, menyadarkan kita bahwa manusia itu bukan saja pandai membuat rasional tetapi juga cerdas membuat rasionalisasi. Pikiran manusia bukan saja dapat digunakan untuk menemukan dan mempertahankan kebenaran, namun juga dapat digunakan untuk menemukan dan mempertahankan hal-hal yanh tidak benar.

Seorang ilmuwan pada hakekatnya adalah manusia yang selalu berpikir teliti dan teratur. Bukan saja jalan pikirannyan mengalir melalui pola-pola yang teratur namun juga segenap materi yang menjadi bahan pemikirannya yang dikaji dengan teliti.

Selain itu juga, seorang ilmuwan harus bisa menemukan kebenaran secara ilmiah yang mempunyai implikasi etis. Karesteristik proses tersebut merupakan kategori moral yang melandasi sikap etis seorng ilmuwan.

Di bidang etika tanggung jawab sosial seorang ilmuwan bukan lagi memberikan informasi namun memberi contoh.

Dia harus tampil di depan bagaimana caranya bersifat obyektif, terbuka, menerima kritik, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggapnya benar dan mengakui kesalahan.

Salah satu sendi masyarakat modern adalah ilmu dan teknologi. Kaum ilmuwan tidak boleh memandangnya sebagai alfa dan omega dari segalanya, untuk itu ia harus konsekuen dengan pandangannya, baik secara intelektual maupun moral, maka salah satu penyangga masyarakat modern itu akan berdiri dengan kukuh. Berdirinya pilar penyangga keilmuan ini merupakan tanggung jawab sosial seorang ilmuwan.

Nuklir merupakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan.

Diawali oleh penemuan rumus E = mc2 oleh Einstein.

Setelah penemuan itu,jerman menunjukkan tanda-tanda untuk membuat bom atom.karena Einstein

mengetahui akibat fisik dan moral yang akan timbul,ia pun menulis surat kepada presiden

amerika roosevelt yang berisi kekhawatirannya mengenai kemungkinan pembuatan bom atom oleh

Nazi.

Keputusan Einstein tsb didasarkan pada kemanusiaan.Bagi ilmuwan kemanusiaan itu tidak mengenal batas geografis, sistem politik atau sistem kemasyarakatan lainnya.

Seorang ilmuwan secara moral tidak akan membiarkan hasil temuannya dipergunakan untuk menindas bangsa lain meskipun yang memprgunakan itu adalah bangsanya sendiri.

Hal seperti itulah yang telah ditunjukkan oleh Einstein,ketika dirinya memihak sekutu.Menurut anggapannya,sekutu mewakili aspirasi kemanusiaan. Kalau sekutu kalah maka yang akan muncul di muka bumi adalah rezim Nazi yang tidak berperikemanusiaan. Untuk itu seorang ilmuwan tidak boleh berpangku tangan dan harus memilih sikap.

Ilmu pengetahuan bagaikan pisau bermata dua. Diperlukan landasan moral yang kukuh untuk mempergunakan ilmu pengetahuan secara konstruktif.

Pengetahuan adalah kekuasaan yang dapat dipakai untuk kemaslahatan manusia atau sebaliknya dapat pula disalahgunakn.

Jadi,jika seorang ilmuwan menemukan sesuatu yang ia anggap berbahaya bagi kemanusiaan,maka apa yg harus ia lakukan?

Menurut angket yg ditujukan kepada para ilmuwan di Amerika Serikat oleh majalah Fortune, menyimpulkan bahwa 78% ilmuwan di perguruan tinggi,81% ilmuwan di bidang pemerintahan dan 78% ilmuwan dalam industri berkeyakinan bahwa seorang ilmuwan tidak boleh menyembunyikan hasil penemuan-penemuan apapun juga bentuknya dari masyarakat luas serta apapun juga yang akan menjadi konsekuensinya.

Kenetralan seorang ilmuwan dalam hal ini disebabkan anggapannya bahwa ilmu pengetahuan merupakan rangkaian penemuan yang mengarah kepada penemuan selanjutnya. Kemajuan ilmu pengetahuan tidak melalui loncatan yang tidak berketentuan melainkan melalui proses kumulatif secara teratur.misalnya penyembuhan penyakit kanker harus didahului dengan penemuan dasar di bidang biologi molekuler.

.

Oleh karena itu,usaha menyembunyikan kebenaran dalam proses kegiatan ilmiah merupakan kerugian bagi kemajuan ilmu pengetahuan seterusnya.

Kenetralan dalam hal diatas itulah yang menjadikan ilmu bersifat universal

Ilmu mengabdi kemanusiaan dengan menyumbangkan penemuan-penemuan yang didapatkannya lewat kegiatan ilmiah. Kemanusiaan bagi seorang ilmuwan tidak terikat dengan ruang dan bahkan tidak oleh waktu.penemuan ilmiah tidaklah diperuntukkan bagi suatu golongan tertentu namun bagi kemanusiaan secara keseluruhan.penemuan yang mungkin hari ini kurang relevan dan tidak ada gunanya bukan mustahil akan merupakan batu loncatan ke arah kemajuan di hari depan.

Pesan dari Einstein:Tidak cukup bagi kita hanya memahami ilmu

agar hasil pekerjaan kita membawa berkah bagi manusia. Perhatikan kepada manusia itu sendiri dan nasibnya harus selalu merupakanminat utama dari semua ikhtiar teknis.

KESIMPULANIlmu tidak saja memerlukan kemampuan intelektual namun juga keluhuran moral.

Tanpa itu maka ilmu hanya akan menimbulkan malapetaka.

Ilmu membawa kecemerlangan sekaligus membawa malapetaka

Ilmu mempunyai puncak kecermerlangan sekaligus membawa malapetaka bagi kehidupan manusia.Seperti Bom Kuman sebagai kutukan ilmu kimia pada perang dunia I dan Bom Atom sebagai produk fisika pada perang dunia II.

Revolusi Genetika merupakan babakan baru dalam sejarah keilmuan manusia sebab sebelum ini ilmu tidak pernah menyentuh manusia sebagai obyek penelaahan itu sendiri, yang akan menghasilkan bukan lagi teknologi yang menghasilkan kemudahan melainkan teknologi yang mengubah manusia itu sendiri.

Jangan jamah kemanusiaan itu sediriIlmu tidak akan bisa memberikan jawaban

yang bersifat apriori(sebelumnya) sebab kesimpulan ilmiah baru bisa ditarik setelah proses pembuktian yang bersifat aposteriori(sesudahnya).

Sebagai contoh.. Apabila kita ingin membuat manusia dengan IQ 160, apakah ilmu akan menjamin bahwa dia akan beebahagia?

kita harus mencoba dulu dan baru kita akan mengetahui jawabanya, mungkin demikian jawaban para ahli.

Hal ini membawa permasalahan moral yang baru, apakah memperlakukan manusia selaku kelinci percobaan dapat dipertanggungjawabkan secara moral ?sampai seberapa banyak dan seberapa jauh percobaan harus dilakukan agar ilmu memberikan pembuktian yang meyakinkan ?

Kemuliaan manusia tidak ada hubunganya dengan IQ 160. Kemuliaan manusia bagi sebagian orang bukan terletak pada atribut2 fisik melainkan pada amal perbuatanya.

Kesimpulan Berdasarkan pembahasan kita diatas menyakan sikap

yang menolak terhadap dijadikanya manusia sebagai obyek penelitian genetika.

Petiklah pesan dari Christine Panjaitan:

Sudah kubilang Jangan kau petik mawar yang penuh berduriSudah kubilang Jangan engkau petik api yang membara

jangan kau tertusuk nantiJangan kau terbakar nantijangan bawa dirimu dalam mimpi,,,,,,,,,,,

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA