Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

18
8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 1/18 LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN A.  SEJARAH PENDIDIKAN DUNIA Perjalanan sejarah pendidikan dunia telah lama berlangsung, mulai dari zaman Hellenisme (150 SM-500), zaman pertengahan (500-1500), zaman Humanisme atau Renaissance serta zaman Reformasi dan Kontra Reformasi (1600-an). Makalah ini membahas sejaran pendidikan dunia yang meliputi zaman ± zaman berikut : 1. Zaman Realisme Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan alam yang didukung oleh penemuan-  penemuan ilmiah baru, pendidikan diarahkan pada kehidupan dunia dan bersumber dari keadaan dunia pula, berbeda dengan pendidikan-pendidikan sebelumya yang  banyak berkiblat pada dunia ide, dunia surga dan akhirat. Realisme menghendaki  pikiran yang praktis (Pidarta, 2007: 111-14). Menurut aliran ini, pengetahuan yang  benar diperoleh tidak hanya melalui penginderaan semata tetapi juga melalui  persepsi penginderaan (Mudyahardjo, 2008: 117). Sedangkan prinsip-prinsip  pendidikan yang dikembangkan pada zaman ini meliputi:  Pendidikan lebih dihargai dari pada pengajaran,  Pendidikan harus menekankan aktivitas sendiri,  Penanaman pengertian lebih penting daripada hafalan,  Pelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak,  Pelajaran harus diberikan satu per satu, dari yang paling mudah,  Pengetahuan diperoleh dari metode berpikir induktif (mulai dari menemukan fakta-fakta khusus kemudian dianalisa sehingga menimbulkan simpulan) dan anak-anak harus belajar dari realita alam,  Pendidikan bersifat demokratis dan semua anak harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar (ibid.: 111-14).

Transcript of Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

Page 1: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 1/18

LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

A.  SEJARAH PENDIDIKAN DUNIA 

Perjalanan sejarah pendidikan dunia telah lama berlangsung, mulai dari zaman

Hellenisme (150 SM-500), zaman pertengahan (500-1500), zaman Humanisme atau

Renaissance serta zaman Reformasi dan Kontra Reformasi (1600-an). Makalah ini

membahas sejaran pendidikan dunia yang meliputi zaman ± zaman berikut :

1. Zaman Realisme 

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan alam yang didukung oleh penemuan-

 penemuan ilmiah baru, pendidikan diarahkan pada kehidupan dunia dan bersumber 

dari keadaan dunia pula, berbeda dengan pendidikan-pendidikan sebelumya yang

 banyak berkiblat pada dunia ide, dunia surga dan akhirat. Realisme menghendaki

 pikiran yang praktis (Pidarta, 2007: 111-14). Menurut aliran ini, pengetahuan yang

 benar diperoleh tidak hanya melalui penginderaan semata tetapi juga melalui

 persepsi penginderaan (Mudyahardjo, 2008: 117). Sedangkan prinsip-prinsip

 pendidikan yang dikembangkan pada zaman ini meliputi:

  Pendidikan lebih dihargai dari pada pengajaran,

  Pendidikan harus menekankan aktivitas sendiri,

  Penanaman pengertian lebih penting daripada hafalan,

  Pelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak,

  Pelajaran harus diberikan satu per satu, dari yang paling mudah,

  Pengetahuan diperoleh dari metode berpikir induktif (mulai dari menemukan

fakta-fakta khusus kemudian dianalisa sehingga menimbulkan simpulan) dan

anak-anak harus belajar dari realita alam,

  Pendidikan bersifat demokratis dan semua anak harus mendapatkan kesempatan

yang sama untuk belajar (ibid.: 111-14).

Page 2: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 2/18

2. Zaman R asionalisme 

Aliran ini memberikan kekuasaan pada manusia untuk berfikir sendiri dan bertindak untuk dirinya, karena itu latihan sangat diperlukan pengetahuannya sendiri

dan bertindak untuk dirinya. Paham ini muncul karena masyarakat dengan kekuatan

akalnya dapat menumbangkan kekuasaan Raja Perancis yang memiliki kekuasaan

absolut.

3. Zaman Naturalisme 

Sebagai reaksi terhadap aliran Rasionalisme, pada abad ke-18 muncullah aliran Naturalisme dengan tokohnya, J. J. Rousseau. Aliran ini menentang kehidupan yang

tidak wajar sebagai akibat dari Rasionalisme, seperti korupsi, gaya hidup yang

dibuat-buat dan sebagainya. Naturalisme menginginkan keseimbangan antara

kekuatan rasio dengan hati dan alamlah yang menjadi gurr, sehingga pendidikan

dilaksanakan secara alamiah (pendidikan alam) (ibid.: 115-16). Naturalisme

menyatakn bahwa manusia didorong oleh kebutuhan-kebutuhannya, dapat

menemukan jalan kebenaran di dalam dirinya sendiri (Mudyaharjo, 2008: 118).

4. Zaman Developmentalisme 

Zaman Developmentalisme berkembang pada abad ke-19. Aliran ini

memandang pendidikan sebagai suatu proses perkembangan jiwa sehingga aliran ini

sering disebut gerakan psikologis dalam pendidikan. Konsep pendidikan yang

dikembangkan oleh aliran ini meliputi:

  Mengaktualisasi semua potensi anakyang masih laten, membentuk watak susila

dan kepribadian yang harmonis, serta meningkatkan derajat social manusia.

  Pengembangan ini dilakukan sejalan dengan tingkat-tingkat perkembangan

anak (Pidarta, 2007: 116-20) yang melalui observasi dan eksperimen

(Mudyahardjo, 2008: 114)

Page 3: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 3/18

  Pendidikan adalah pengembangan pembawaan (nature) yang disertai asuhan

yang baik (nurture). 

  Pengembangan pendidikan mengutamakan perbaikan pendidikan dasar dan

 pengembangan pendidikan universal (Mudyaharjo, 2008: 114).

5. Zaman Nasionalisme 

Zaman nasionalisme muncul pada abad ke-19 sebagai upaya membentuk patriot

- patriot bangsa dan mempertahankan bangsa dari kaum imperialis. Konsep

 pendidikan yang ingin diusung oleh aliran ini adalah:

  Menjaga, memperkuat, dan mempertinggi kedudukan negara,

  Mengutamakan pendidikan sekuler, jasmani, dan kejuruan,

  Materi pelajarannya meliputi: bahasa dan kesusastraan nasional, pendidikan

kewarganegaraan, lagu-lagu kebangsaan, sejarah dan geografi Negara, dan

 pendidikan jasmani.

6. Zaman Liberalisme, Positivisme, dan Individualisme. 

Zaman ini lahir pada abad ke-19. Liberalisme berpendapat bahwa pendidikan

adalah alat untuk memperkuat kedudukan penguasa/pemerintahan yang dipelopori

dalam bidang ekonomi oleh Adam Smith dan siapa yang banyak berpengetahuan

dialah yang berkuasa yang kemudian mengarah pada individualisme. Sedangkan

 positivisme percaya kebenaran yang dapat diamati oleh panca indera sehingga

kepercayaan terhadap agama semakin melemah.

7. Zaman Sosialisme 

Aliran sosial dalam pendidikan muncul pada abad ke-20.Menurut aliran ini,

masyarakat memiliki arti yang lebih penting dari pada individu. Ibarat atom,

Page 4: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 4/18

individu tidak ada artinya bila tidak berwujud benda. Oleh karena itu, pendidikan

harus diabdikan untuk tujuan-tujuan sosial (ibid.: 121-24).

B.  SEJARAH PENDIDIKAN INDONESIA 

Pendidikan di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang. Pendidikan itu

telah ada sejak zaman kuno/tradisional yang dimulai dengan zaman pengaruh agama

Hindu dan Budha, zaman pengaruh Islam, zaman penjajahan, dan zaman merdeka.

Berikut ini adalah uraian dan rincian perjalanan sejarah pendidikan Indonesia:

1. Zaman Pengaruh Hindu dan Budha 

Hinduisme and Budhisme datang ke Indonesia sekitar abad ke-5. Hinduisme

dan Budhisme merupakan dua agama yang berbeda, namun di Indonesia keduanya

memiliki kecenderungan sinkret isme, yaitu keyakinan mempersatukan figur Syiwa

dengan Budha sebagai satu sumber Yang Maha Tinggi. Tujuan pendidikan pada

zaman ini sama dengan tujuan kedua agama tersebut yaitu Pendidikan dilaksanakan

dalam rangka penyebaran dan pembinaan kehidupan bergama Hindu dan Budha

(ibid.: 217)

2. Zaman Pengaruh Islam 

Islam mulai masuk ke Indonesia pada akhir abad ke-13 dan mencakup sebagian

 besar Nusantara pada abad ke-16. Perkembangan pendidikan Islam di Indonesia

sejalan dengan perkembangan penyebaran Islam di Nusantara, baik sebagai agama

maupun sebagai arus kebudayaan (ibid.: 221). Tujuan pendidikan Islam adalah sama

dengan tujuan hidup Islam, yaitu mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT sesuai

dengan ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad s.a.w. untuk mencapai

kebahagiaan di dunia dan akhirat. (ibid.: 223)

Page 5: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 5/18

3. Zaman Pengaruh Nasrani (K atholik dan K risten) 

Bangsa Portugis pada abad ke-16 bercita-cita menguasai perdagangan dan perniagaan Timur - Barat dengan cara menemukan jalan laut menuju dunia Timur 

serta menguasai bandar-bandar dan daerah-daerah strategis yang menjadi mata

rantai perdagaan dan perniagaan (Mudyahardjo, 2008: 242). Di samping mencari

kejayaan ( glor iou s ) dan kekayaan ( gol d ), bangsa Portugis datang ke Timur 

(termasuk Indonesia) bermaksud pula menyebarkan agama yang mereka anut, yakni

Katholik ( go spel  ). Pada akhirnya pedagang Portugis menetap di bagian timur 

Indonesia tempat rempah-rempah itu dihasilkan. Namun kekuasaan Portugis

melemah akibat peperangan dengan raja-raja di Indonesia dan akhirnya dilenyapkan

oleh Belanda pada tahun 1605 (Nasution, 2008: 4). Dalam setiap operasi

 perdagangan, mereka menyertakan para paderi misionaris Paderi yang terkenal di

Maluku, sebagai salah satu pijakan Portugis dalam menjalankan misinya, adalah

Franciscus Xaverius. Xaverius memandang pendidikan sebagai alat yang ampuh

untuk penyebaran agama (Nasution, 2008: 4).

Sedangkan pengaruh Kristen berasal dari orang-orang Belanda yang datang pertama kali tahun1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dengan tujuan

untuk mencari rempah-rempah. Untuk menghindari persaingan di antara mereka,

 pemerintah Belanda mendirikan suatu kongsi dagang yang disebut VOC (vreeni g d  s 

Oo st Ind ische C ompa g nie) atau Persekutuan Dagang Hindia Belanda tahun 1602

(Mudyahardjo, 2008: 245).

4. Zaman K olonial Belanda 

VOC pada perkembangannya diperkuat dan dipersenjatai dan dijadikan benteng

oleh Belanda yang akhirnya menjadi landasan untuk menguasai daerah di

sekitarnya. Lambat laun kantor dagang itu beralih dari pusat komersial menjadi

 basis politik dan territorial. Setelah pecah perang kolonial di berbagai daerah di

Page 6: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 6/18

tanakh air, akhirnya Indonesia jatuh seluruhnya di bawah pemerintahan Belanda

(ibid.: 3).

Sikap VOC terhadap pendidikan adalah membiarkan terselenggaranya

Pendidikan Tradisional di Nusantara, mendukung diselenggarakannya sekolah-

sekolah yang bertujuan menyebarkan agama Kristen. Kegiatan pendidikan yang

dilakukan oleh VOC terutama dipusatkan di bagian timur Indonesia di mana

Katholik telah berakar dan di Batavia (Jakarta), pusat administrasi colonial.

Pada tahun 1816 VOC ambruk dan pemerintahan dikendalikan oleh para

Komisaris Jendral dari Inggris. Mereka harus memulai system pendidikandari dasar 

kembali, karena pendidikan pada zaman VOC berakhir dengan kegagalan total.

Oleh karena itu, kurikulum sekolah mengalami perubahan radikal dengan

masuknya ide-ide liberal tersebut yang bertujuan mengembangkan kemampuan

intelektual, nilai-nilai rasional dan sosial. Pada awalnya kurikulum ini hanya

diterapkan untuk anak-anak Belanda selama setengah abad ke-19.

Setelah tahun1848 dikeluarkan peraturan pemerintah yang menunjukkan bahwa

 pemerintah lambat laun menerima tanggung jawab yang lebih besar atas pendidikan

anak-anak Indonesia sebagai hasil perdebatan di parlemen Belanda dan

mencerminkan sikap liberal yang lebih menguntungkan rakyat Indonesia (ibid.: 10-

13).

Pada tahun 1899 terbit sebuah atrikel oleh Van Deventer berjudul  H utan g  

 Kehor matan dalam majalah De Gid  s. Ia menganjurkan agar pemerintahnnya lebih

memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia. Ekspresi ini kemudian dikenal dengan

 P ol it ik Et is dan bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui irigasi,

transmigrasi, reformasi, pendewasaan, perwakilan yang mana semua ini

memerlukan peranan penting pendidikan (ibid.: 16). Di samping itu, Van Deventer 

 juga mengembangkan pengajaran bahasa Belanda. Menurutnya, mereka yang

Page 7: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 7/18

menguasai Belanda secara kultural lebih maju dan dapat menjadi pelopor bagi yang

lainnya (ibid.: 17).

Sejak dijalankannya Politik Etis ini tampak kemajuan yang lebih pesat dalam

 bidang pendidikan selama beberapa dekade. Pendidikan yang berorientasi Barat ini

meskipun masih bersifat terbatas untuk beberapa golongan saja, antara lain anak-

anak Indonesia yanorang tuanya adalah pegawai pemerintah Belanda, telah

menimbulkan elite intelektual baru.

Golongan baru inilah yang kemudian berjuang merintis kemerdekaan melalui

 pendidikan. Perjuangan yang masih bersifat kedaerahan berubah menjadi perjuangan

 bangsa sejak berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908 dan semakin meningkat

dengan lahirnya Sumpah Pemuda tahun 1928.

Setelah itu tokoh-tokoh pendidik lainnya adalah Mohammad Syafei dengan

 Ind one sisch Neder l and  se S chool -nya, Ki Hajar Dewantara dengan Taman Siswa-

nya, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan dengan Pendidikan Muhammadiyah-nya yang

semuanya mendidik anak-anak agar bisa mandiri dengan jiwa merdeka (Pidarta,

2008: 125-33).

5. Zaman K olonial Jepang 

Perjuangan bangsa Indonesia dalam masa penjajahan Jepang tetap berlanjut

sampai cita-cita untuk merdeka tercapai. Walaupun bangsa Jepang menguras habis -

habisan kekayaan alam Indonesia, bangsa Indonesia tidak pantang menyerah dan

terus mengobarkan semangat 45 di hati mereka.

Meskipun demikian, ada beberapa segi positif dari penjajahan Jepang di

Indonesia. Di bidang pendidikan, Jepang telah menghapus dualisme pendidikan dari

 penjajah Belanda dan menggantikannya dengan pendidikan yang sama bagi semua

orang. Selain itu, pemakaian bahasa Indonesia secara luas diinstruksikan oleh

Page 8: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 8/18

Jepang untuk di pakai di lembaga-lembaga pendidikan, di kantor-kantor, dan dalam

 pergaulan sehari-hari. Hal ini mempermudah bangsa Indonesia untuk merealisasi

Indonesia merdeka. Pada tanggal 17 Agustus 1945 cita-cita bangsa Indonesia

menjadi kenyataan ketika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan kepada dunia.

6. Zaman Kemerdekaan (Awal) 

Setelah Indonesia merdeka, perjuangan bangsa Indonesia tidak berhenti sampai

di sini karena gangguan-gangguan dari para penjajah yang ingin kembali menguasai

Indonesia dating silih berganti sehingga bidang pendidikan pada saai itu bukanlah

 prioritas utama karena konsentrasi bangsa Indonesia adalah bagaimana

mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih dengan perjuangan yang amat

 berat.

Tujuan pendidikan belum dirumuskan dalam suatu undang-undang yang

mengatur pendidikan. Sistem persekolahan di Indonesia yang telah dipersatukan

oleh penjajah Jepang terus disempurnakan. Namun dalam pelaksanaannya belum

tercapai sesuai dengan yang diharapka bahkan banyak pendidikan di daerah-daerah

tidak dapat dilaksanakan karena faktor keamanan para pelajarnya. Di samping itu,

 banyak pelajar yang ikut serta berjuang mempertahankan kemerdekaan sehingga

tidak dapat bersekolah.

7. Zaman µOrde Lama¶ 

Setelah gangguan-gangguan itu mereda, pembangunan untuk mengisi

kemerdekaan mulai digerakkan. Pembangunan dilaksanakan serentak di berbagai

 bidang, baik spiritual maupun material.

Setelah diadakan konsolidasi yang intensif, system pendidikan Indonesia terdiri

atas: Pendidikan Rendah, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi. Dan

 pendidikan harus membimbing para siswanya agar menjadi warga negara yang

Page 9: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 9/18

 bertanggung jawab. Sesuai dengan dasar keadilan sosial, sekolah harus terbuka

untuk tiap-tiap penduduk negara.

Di samping itu, Pendidikan Nasional zaman µOrde Lama¶ adalah pendidikan

yang dapat membangun bangsa agar mandiri sehingga dapat menyelesaikan

revolusinya baik di dalam maupun di luar; pendidikan yang secara spiritual

membina bangsa yang ber-Pancasila dan melaksanakan UUD 1945, Sosialisme

Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Kepribadian Indonesia, dan merealisasikan ketiga

kerangka tujuan Revolusi Indonesia sesuai dengan Manipol yaitu membentuk 

 Negara Kesatuan Republik Indonesia berwilayah dari Sabang sampai Merauke,

menyelenggarakan masyarakat Sosialis Indonesia yang adil dan makmur, lahir-

 batin, melenyapkan kolonialisme, mengusahakan dunia baru, tanpa penjajahan,

 penindasan dan penghisapan, ke arah perdamaian, persahabatan nasional yang sejati

dan abadi (Mudyahardjo, 2008: 403).

8. Zaman µOrde Baru¶ 

Orde Baru dimulai setelah penumpasan G-30S pada tahun 1965 dan ditandai

oleh upaya melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Haluan

 penyelenggaraan pendidikan dikoreksi dari penyimpangan-penyimpangan yang

dilakukan oleh Orde Lama yaitu dengan menetapkan pendidikan agama menjadi

mata pelajaran dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.

Menurut Orde Baru, pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam sekolah dan di luar sekolah dan berlangsung

seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumahtangga, sekolah danmasyarakat(Ibid.: 422, 433). Pendidikan pada masa ini memungkinkan adanya

 penghayatan dan pengamalam Pancasila secara meluas di masyarakat, tidak hanya di

dalam sekolah sebagai mata pelajaran di setiap jenjang pendidikan (ibid.: 434).

Page 10: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 10/18

Di samping itu, dikembangkan kebijakan l ink and mat ch di bidang pendidikan.

Konsep keterkaitan dan kepadanan ini dijadikan strategi operasional dalam

meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pasar (Pidarta, 2008: 137-

38). Inovasi-inovasi pendidikan juga dilakukan untuk mencapai sasaran pendidikan

yang diinginkan. Sistem pendidikannya adalah sentralisasi dengan berpusat pada

 pemerintah pusat.

9. Zaman µRef ormasi¶ 

Selama Orde Baru berlangsung, rezim yang berkuasa sangat leluasa melakukan

hal-hal yang mereka inginkan tanpa ada yang berani melakukan pertentangan dan

 perlawanan, rezim ini juga memiliki motor politik yang sangat kuat yaitu partai

Golkar yang merupakan partai terbesar saat itu. Hampir tidak ada kebebasan bagi

masyarakat untuk melakukan sesuatu, termasuk kebebasan untuk berbicara dan

menyaampaikan pendapatnya (ibid.: 143).

Begitu Orde Baru jatuh pada tahun 1998 masyarakat merasa bebas bagaikan

 burung yang baru lepas dari sangkarnya yang telah membelenggunya selama

 bertahun-tahun. Masa Reformasi ini pada awalnya lebih banyak bersifat mengejar 

kebebasan tanpa program yang jelas.

Sementara itu, ekonomi Indonesia semakin terpuruk, pengangguran bertambah

 banyak, demikian juga halnya dengan penduduk miskin. Korupsi semakin hebat dan

semakin sulit diberantas. Namun demikian, dalam bidang pendidikan ada

 perubahan-perubahan dengan munculnya Undang-Undang Pendidikan yang baru

dan mengubah system pendidikan sentralisasi menjadi desentralisasi, di samping itukesejahteraan tenaga kependidikan perlahan-lahan meningkat. Hal ini memicu

 peningkatan kualitas profesional mereka.

Page 11: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 11/18

LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN

Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan, sehingga landasan psikologis

merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Pada umumnya

landasan psikologi dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia

tentang proses perkembangan dan proses belajar.

Pemahaman peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan,

merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan oleh karena itu, hasil kajian dan

 penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.

A.  Perk embangan Individu dan Faktor-f aktor yang Mempengaruhinya 

Keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya antara lain akan

dipengaruhi oleh pemahamannya tentang perkembangan peserta didik. Oleh karen itu

agar sukses dalam mendidik, kita perlu memahami perkembangan, sebab hal ini

membantu kita dalam memahami tingkah laku.

I.  Def inisi dan Prinsip-prinsip Perk embangan 

Perkembangan adalah proses perubahan yang berlangsung terus-menerus sejak 

terjadinya pembuahan hingga meninggal dunia (Yelon and Weinstein,1977 ).Perubahan dalam perkembangan individu terjadi karena kematangan dan belajar.

Prinsip-prinsip perkembangan menurut Yelon and Weinstein ada 5, yaitu :

a.  Perkembangan individu berlangsung terus menerus sejak pembuahan hingga

meninggal dunia.

 b.  Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda, tetapi pada umumnya

mempunyai perkembangan yang normal.

c.  Semua aspek perkembngan yang bersifat fisik, sosial, mental, dan emosional

satu sama lainnya saling berhubungan.

d.  Arah perkembangan individu dapat diramalkan.

e.  Perkembangan berlangsung secara bertahap dan setiap tahap memilki

karakteristik tertentu.

Page 12: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 12/18

II.  Pengaruh Hereditas dan Lingkungan terhadap Perk embangan Individu 

Salah satu masalah yang menjadi perhatian para ahli psikologi yaitu berkenaan

dengan faktor penentu perkembangan individu. Hasil studi psikologi sebagai

 jawaban terhadap permasalahan tersebut dapat dibedakan menjadi 3 kelompok 

yaitu :

a.   Nativisme

Menurut teori ini setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa faktor-

faktor turunan yang berasal dari orang tuanya, dan faktor turunan tersebut

menjadi faktor penentu perkembngan individu.

Implikasinya terhadap pendidikan yaitu kurang memberikan kemungkinan bagi pendidik dalam upaya mengubah kepribadian peserta didik.

 b.  Empirisme

Menurut teori ini setiap individu diahirkan ke dunia dalam keadaan bersih

ibarat papan tulis yang belum di tulisi. Setelah kelahirannya, faktor penentu

 perkembangan individu ditentukan oleh faktor lingkungan atau

 pengalamannya.

Implikasinya terhadap pendidikan yakni memberikan kemungkinan

sepenuhnya bagi pendidik untuk dapat membentuk kepribadian peserta didik.

c.  Teori Konvergensi

Menurut teori ini perkembangan individu di tentukan oleh faktor keturunan

maupun oleh faktor lingkungan/pengalaman.

Implikasinya terhadap pendidikan yakni memberikan kemungkinan bagi

 pendidik untuk dapat membantu perkembangan individu sesuai dengan apa

yang diharapkan, namun demikian pelaksanaannya harus tetap

memperhatiakan faktor-faktor hereditas peserta didik, seperti kematangan,

 bakat, kemampuan, keadaan mental,dsb.

Page 13: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 13/18

B.  Tahap dan Perk embangan serta Implikasinya terhadap Perlakuan Pendidik  

I.  Tahap dan Tugas Perk embangan Individu 

Anak menjadi dewasa melalui suatu proses pertumbuhan bertahap mengenai

keadaan fisik, sosial, emosional, moral, dan mentalnya. Seraya berkembang,

mereka mempunyai cara-cara memahami, bereaksi, mempersepsi yang sesuai

dengan usianya. Inilah yang dimaksud tahap perkembangan.

Robert Havighurst, mendeskripsikan tugas-tugas perkembangan yang harus

diselesaikan pada setiap tahap perkembangan sebagai berikut:

a.  Tugas Perkembngan Masa Bayi dan Kanak-kanak Kecil (0-6 Tahun)

y  Belajar berjalany  Belajar makan makanan yang padat

y  Belajar membedakan yang benar dan yang salah, dan mengembangakan

kesadaran diri.

 b.  Tugas Perkembngan Masa Kanak-kanak (6-12 Tahun)

y  Belajar keterampialn fisik yang perlu untuk permainan sehari-hari.

y  Pengembangan konsep-konsep yang perlu untuk kehidupan sehari-hari.

y  Pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga.

c.  Tugas Perkembngan Masa Remaja (12-18 Tahun)

y  Mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya dari

kedua jenis kelamin.

y  Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan.

y  Menguasai seperangkat nilai dan sisitem etik sebagai pedoman bertingkah

laku.

d.  Tugas Perkembngan Masa Dewasa (18-« Tahun)

y  Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal

y  Memilih jodoh / pasangan hidup.

y  Menyelenggarakan / mengelola rumah tangga.

y  Mencari suatu perkumpulan sosial yang sesuai.

Page 14: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 14/18

y  Tugas Perkembngan Masa Dewasa Tengah

y  Mencapai tanggungjawab sosial dan warga negara yang dewasa.

y  Mengembangkan penggunaan waktu luang orang dewasa.

y  Menyesuaikan diri terhadap orangtua yang sangat tua.

e.  Tugas Perkembngan Masa Usia Lanjut:

y  Menyesuaikan diri pada kekuatan dan kesehatan jasmani yang makin

menurun.

y  Menyesuaikan diri terhadap kematian suami / istri.

y  Menyusun penyelenggaraan kehidupan jasmaniahyang memuaskan.

II.  Implikasi Perk embangan Individu terhadap Perlakuan Pendidik yang 

Diharapkan 

Implikasi perkembangan individu terhadap perlakuan pendidik yang diharapkan

dalam rangka membantu penyelesaian tugas-tugas perkembangannya adalah

sebagai berikut:

a.  Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik 

 pada Masa Kanak-kanak Kecil

y Menyelenggarakan disiplin secara lemah lembut secara konsisten.

y  Bercakap-cakap dan memberiakan respon terhadap perkataan peserta

didik.

y  Menghargai hal-hal yang dapat di kerjakan peserta didik.

 b.  Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik 

 pada Masa Prasekolah

y  Memberikantanggung jawab dan kebersamaan kepada peserta didik 

secara berangsur-angsur dan terus±menerus.

y  Menyediakn benda-benda untuk diekplorasi.

y  Memperbanyak aktivitas berbahasa seperti ceritera, mengklasifikasikan,

diskusi masalah, dan membuat aturan - aturan.

Page 15: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 15/18

c.  Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik 

 pada Masa Kanak-kanak 

y  Menerima kebutuhan-kebutuhan akan kebebasan anak dan menambah

tanggungjawab anak.

y  Membangkitkan rasa ingin tahu.

y  Terbuka terhadap kritik.

d.  Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik 

 pada Masa Remaja Awal

y  Menerima makin dewasanya peserta didik.

y  Memberiakan tanggungjawab secara berangsur-angsur.

y  Mendorong kebebasan dan tanggungjawab.

e.  Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik 

 pada Masa Remaja Akhir 

y  Menghargai pandangan-pandangan peserta didik.

y  Menerima kematangan peserta didik.

y  Berkreasi bersama dan bersama-sama menegakan berbagai aturan

Page 16: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 16/18

KESIMPULAN

  Dari rangkaian masa dalam sejarah yang menjadi landasan historis kependidikan diIndonesia, kita dapat menyimpulkan bahwa masa-masa tersebut memiliki wawasan

yang tidak jauh berbeda satu dengan yang lain. Mereka sama-sama menginginkan

  pendidikan bertujuan mengembangkan individu peserta didik, dalam arti memberi

kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan potensi mereka secara alami dan

seperti ada adanya, tidak perlu diarahkan untuk kepentingan kelompok tertentu.

Sementara itu, pendidikan pada dasarnya hanya memberi bantuan dan layanan

dengan menyiapkan segala sesuatunya. Sejarah juga menunjukkan betapa sulitnya

  perjuangan mengisi kemerdekaan dibandingkan dengan perjuangan mengusir 

 penjajah.

    pendidikan mewariskan peradaban masa lampau sehingga peradaban masa lampau

yang memiliki nilai-nilai luhur dapat dipertahankan dan diajarkan lalu digunakan

generasi penerus dalam kehidupan mereka di masa sekarang. Dengan mewariskan

dan menggunakan karya dan pengalaman masa lampau, pendidikan menjadi

  pengawal , perantara, dan pemelihara peradaban. Dengan demikian, pendidikan

memungkinkan peradaban masa lampau diakui eksistensinya dan bukan merupakan

³harta karun´ yang tersia-siakan.

  Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan, sehingga landasan psikologis

merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Pada

umumnya landasan psikologi dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada

 pemahaman manusia tentang proses perkembangan dan proses belajar.

  Pemahaman peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan,

merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.

Page 17: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 17/18

Tugas Kelompok 

Mata Kuliah Landasan Pendidikan

Disusun oleh :

1. Benecdictus Labuta

2. Stenly Maramis

3. Jerry Makawimbang

4. Viverdy F.C. Memah

5. Ellen Ch. Rattu

6. Wulan Saroinsong

7. Femmy Memah.

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

PROGRAM PASCA SARJANA

MANAJEMEN PENDIDIKAN

2010

Page 18: Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

8/6/2019 Kelompok 2_landasan Historis Pendidikan

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-2landasan-historis-pendidikan 18/18

DAFTAR PUSTAKA

Anzizhan, Syafaruddin. 2004. S istem Pen g ambil an Ke putu san Pend id ikan. Jakarta:

PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/05/landasan-historis-pendidikan-indonesia.html

http://junaedi2008.blogspot.com/2009/01/landasan-psikologi-pendidikan.html

La Sulo S.L. 2008. Pen g antar Pend id ikan. Jakarta : PT Rineka Cipta

 Nasution, S. 2008. Sejarah Pend id ikan Ind one sia. Jakarta: Bumi Aksara.

Pidarta, Made. 2007.  Landa san Pend id ikan: St imul u s I l mu Pend id ikan Ber corak 

 Ind one sia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sukarjo,M, Ukim Komarudin. 2009. Landa san Pend id ikan : k on se p dan A pl ika si. Jakarta :Rajawali Pers.