KELOMPOK 14

26
METODE PEMBELAJARAN PROGRAM PROFESI DI KLINIK DAN LAPANGAN OLEH : MARLENY NALLE (01.11.00499) POLIPUS GIRI (01.11.00510) KEPERAWATAN A / VI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG 2014

description

mANAJEMEN KEPERAWATAN

Transcript of KELOMPOK 14

METODE PEMBELAJARAN PROGRAM PROFESI DI KLINIK DAN LAPANGAN

OLEH :

MARLENY NALLE (01.11.00499)POLIPUS GIRI (01.11.00510)

KEPERAWATAN A / VI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANCITRA HUSADA MANDIRIKUPANG2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan dengan judul Metode Pembelajaran Program Profesi Di Klinik Dan Lapangan dengan baik dan dapat dikumpulkan tepat pada waktunya.Dalam penyusunan makalah ini, banyak halangan dan rintangan yang dihadapi. Namun berkat bantuan dan dorongan dari orang tua, teman-teman dan dosen pembimbing, maka hambatan dan rintangan dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada orangtua, teman-teman dan dosen pembimbing yang banyak memberikan bantuan kepada saya dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini dan sebagai pembelajaran untuk pembuatan makalah selanjutnya.Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pikiran bagi pihak yang membutuhkan dan khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Penulis

DAFTAR ISI

Kata pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iDaftar isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . iiBAB I Pendahuluan1.1 Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41.3 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian dari PBK/L . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 62.2 Lingkungan Belajar Tempat Praktik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 62.3 Strategi Pembelajaran Profesi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 72.4 Metode Pembelajaran Profesi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 82.5 Model Bimbingan Keperawatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14BAB III Penutup3.1 Simpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . 183.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . 18DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGPendidikan tinggi keperawatan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan perawat yang professional. Proses pendidikan ini dilaksanakan melalui dua tahapan, yaitu tahapan akademik dan tahapan profesi. Proses pendidikan tahap profesi di Indonesia dikenal dengan pengajaran klinik dan lapangan, yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan ilmu yang dipelajari di kelas (pada tahap akademik) ke keadaan nyata.Program profesi (PBK: pengelaman belajar klinik, dan PBL: pengelaman belajar lapangan) merupakan proses transformasi mahasiswa yang akan menjadi seorang perawat professional. Dengan kata lain, peserta didik dengan perilaku awal sebagai mahasiswa keperawatan, setelah memperoleh PBK dan PBL ia akan memiliki perilaku sebagai perawat professional. Dalam fase ini, mahasiswa mendapat kesempatan beradaptasi dengan perannya sebagai perawat professional dalam masyarakat keperawatan dan lingkungan pelayanan/asuhan keperawatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH1. Apa Itu Pengertian dari PBK/L?2. Bagaimana Lingkungan Belajar Tempat Praktik?3. Bagaimana Strategi Pembelajaran Profesi?4. Bagaimana Metode Pembelajaran Profesi?5. Bagaimana Model Bimbingan Keperawatan?

1.3 TUJUAN PENULISANTujuan umum: Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa/I mengenai metode pembelajaran program profesi di klinik dan lapangan Tujuan khusus:1. Untuk mengetahui Pengertian dari PBK/L2. Untuk mengetahui Lingkungan Belajar Tempat Praktik3. Untuk mengetahui Strategi Pembelajaran Profesi4. Untuk mengetahui Metode Pembelajaran profesi5. Untuk mengetahui Model Bimbingan Keperawatan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIANPBK/L adalah suatu proses transformasi mahasiswa untuk menjadi seorang perawat professional. Proses ini memberi kesempatan mahasiswa beradaptasi dengan perannya sebagai perawat professional dalam melaksanakan praktik keperawatan professional di tatanan nyata pelayanan kesehatan klinik/komunitas untuk: Melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar Menerapkan pendekatan proses keperawatan Menampilkan sikap/tingkah laku professional Menerapkan keterampilan professional

2.2 LINGKUNGAN BELAJAR TEMPAT PRAKTIKTempat praktik adalah suatu institusi di masyarakat di manan peserta didik berpraktik pada situasi nyata melalui penumbuhan dan pembinaan keterampilan intelektual, teknikal dan interpersonal. Komponen-komponen yang harus ada pada tatanan tempat praktik: Kesempatan kontak dengan klien Tujuan praktik (termasuk umpan balik) Bimbingan yang kompoten (center of inquiry) Praktik keterampilan Dorongan untuk berpikir kritis (PBL: Problem Based Learning) Kesempatan mentransfer pengetahuan Kesempatan mengintegrasikan pengetahuan Penggunaan konsep timKarakteristik tempat praktik yang ideal: Institusi terakreditasi (RS Pendidikan Keperawatan) Pelayanan diagnostic, pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi Jumlah klien kasus memadai Fasilitas cukup untuk pembelajaran Memiliki perpustakaan cukup Situasi pendukung yang kondusif: Idea baru, proses keperawatan, standar kualitas keperawatan, evaluasi kinerja, program pengembangan Sistem manajemen pelayanan keperawatan yang baik Kegiatan penelitian Tenaga terpilih sebagai fasilitator Sistem pencatatan dan pelaporan memadai Sistem ketenangan yang ada efisien

Model kolaborasi pendidikan dan pelayanan keperawatanKRITERIA TEMPAT PRAKTIK(OLEH STAF PENDIDIKAN)KRITERIA PENDIDIKAN(OLEH STAF PELAYANAN)

Filosofi keperawatan Struktur organisasi Deskripsi tugas Program orientasi Manual (SOP) Pemantauan SOP Penerapan proses keperawatan Pencatatan masalah Pembimbingan klinik (+) Fasilitas cukup Model peran cukup baik Sistem preceptor dikembangkan Jumlah peserta didik Rasio pembimbing Pembimbing klinik Pembimbing akademik Peralatan praktik Lulus praktik laboratorium Pelibatan penuh dari pembimbingan klinik Sistem pencatatan bagi peserta didik

2.3 STRATEGI PEMBELAJARANSebagai pendidikan profesi, pendidikan keperawatan memiliki landasan profesi yang kokoh, yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan, dan ilmu penunjang, serta menumbuhkembangkan keterampilan dasar dan kemampuan sebagai ahli madya keperawatan. Memiliki landasan profesi yang kokoh berarti menumbuhkan dan membina sikap, tingkah laku, dan kemampuan professional keperawatan untuk melakukan praktik keperawatan ilmiah. Masa pertumbuhan dan membina landasan profesi keperawatan ini disebut sebagai sosialisasi professional (Professional socialization) atau adaptasi professional (professional adaptation), yaitu masa seorang peserta didik menjadi perawat professional. Pada pendidikan tinggi keperawatan, pelaksanaan sosialisasi professional dilaksanakan secara simultan dan/atau terpisah serta terintegrasi dengan pembinaan kemampuan akademik. Adaptasi professional bagi peserta didik dilaksanakan dalam bentuk pengalaman belajar klinik dan lapangan keperawatan. Adaptasi ini dilaksanakan dalam tatanan nyata pelayanan/asuhan keperawatan, dimana terdapat komunitas professional keperawatan yang sarat dengan model peran (role model). Selain itu, juga dan didukung dengan suasana dan lingkungan yang kondusif untuk perubahan perilaku peserta didik.

2.4 METODE PEMBELAJARANMetode pembelajaran adalah salah satu metode mendidik peserta didik di klinik, yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran.Criteria seleksi metode pengajaran:

Diarahkan untuk mencapai tujuan meliputi:Entri behavior dan karakteristik peserta didikKualitas dan keterampilan pengajarRasio pengajar dan peserta didikKarakteristik dan kekhususan tempat praktikKeterbatasan dari metode pengajaran

Mempertimbangkan beberapa aspek yaitu:Kesesuaian tujuan pengalaman belajar klinik yang terkait dengan metode pengajaranKesesuaian peserta didik yang terkait dengan kemampuan pengalaman dan karakteristik pengajar lainnya tentang proses pembelajaranKesesuaian keterampilan pengajar dan kerangka konsep proses pembelajaran Ketepatan yang terkait dengan tersedianya sumber-sumber dan kendala dilahan/tatanan klinikSejalan dengan falsafah program pendidikan keperawatan yang terkait dengan keyakinanMenyediakan berbagai metode yang tekait dengan berbagai kompotensi yang harus dicapai

METODE PENGAJARAN TERPILIHStrategi implementasi metode pengajaran klinik

Waktu yang diperlukan untuk menyiapkan dan mengajar pengajaran klinik

Biaya yang dikeluarkan yaitu biaya administrasi pelaksanaan kontinuRuangan, peralatan, serta suplai yang tersedia dan akan digunakan untuk mengajar

Jenis metode pembelajaran klinik/lapangan eksperensial

Penyelesaian masalahEksperensial

Pelaksanaan pengajaran efektif dan efisien melalui pemberdayaan sumber-sumberJumlah peserta didik yang diijinkan agar pengajaran menjadi efektifRonde keperawatanObservasiBedside teachingKonferensi

Eksperensial1. Membantu menganalisa situasi klinik melalui pengidentifikasian masalah2. Menentukan tindakan yang akan diambil3. Mengimplementasikan pengetahuan ke dalam masalah klinik4. Menekankan hubungan antara pengalaman belajar lalu dan pengalaman belajar terhadap masalah yang di alami5. Berasal dari teori kognitif yang dipadukan dengan teori proses informasi dan teori pengambilan keputusan6. Meliputi:a. Situasi penyelesaian masalahb. Membantu peserta didik meningkatkan sikap professionalc. Mampu menerapkan masalah konseptual keperawatan dalam kurikulum berdasarkan masalah actuald. Menggambarkan secara tertulis kejadian/peristiwa klinik dengan tujuan: 1) Menanggulangi masalah yang terdapat di klinik2) Mengidentifikasi data relevan yang meninjang masalah 3) Mengajukan hipotesis yang relevan4) Merencanakan tindakan keperawatan yang tepat 5) Menerapkan teori kedalam praktik6) Situasi pengambilan keputusan 7) Merupakan situasi penyelesaian masalah yang memerlukan pengambilan keputusan e. Peserta didik melakukan:1) Pengujian data yang ada2) Pengidentifikasian alternative tindakan3) Penentuan prioritas tindakan4) Pembuatan keputusan 5) Melengkapi situasi pengambilan keputusan secara individual atau kelompok6) Berdiskusi dan menggali proses berpikir dalam menanggapi situasi

Proses Insiden1. Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan reflektif berdasarkan kejadian klinik/insiden2. Insiden berasal dari pengalaman praktik actual atau dikembangkan secara hipotetikal3. Bisa dalam bentuk insiden terkait klien, staf, atau tatanan praktik

Konferensi1. Dirancang melalui diskusi kelompok2. Meningkatkan pembelajaran penyelesaian masalah dalam kelompok melalui analisis kritikal, pemiihan alternative pemecahan masalah, dan pendekatan kreatif3. Member kesempatan mengemukakan pendapat dalam menyelesaikan masalah4. Menerima umpan balik dari kelompok atau pengajar5. Memberi kesempatan terjadinya peer review, diskusi kepedulian, isu, dan penyelesaian masalah oleh disiplin ilmu lain6. Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai narasumber7. Meningkatkan kemampuan memformulasikan ide8. Adanya kemampuan kontribusi peserta didik9. Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dengan kelompok10. Kemampuan menggali perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang memengaruhi praktik11. Mengembangkan keterampilan berargumentasi12. Mengembangkan keterampilan kepemimpinanJenis konferensi:1. Pra dan pasca-konferensi2. Peer review3. Issue4. Multidisiplin

Observasi 1. Mendapatkan pengalaman/contoh nyata2. Mengembangkan perilaku baru untuk pembelajaran masa mendatang3. Meliputi: Observasi lapangan, field trip, demonstrasi dan ronde keperawatan

Ronde keperawatanRonde keperawatan adalah suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam praktik keperawatan langsung.

Karakteristik1. Klien dilibatkan langsung2. Klien merupakan focus kegiatan peserta didik3. Peserta didik dan pembimbing melakukan diskusi4. Pembimbing memfasilitasi kreativitas peserta didik terhadap adanya berbagai ide baru5. Pembimbing klinik membantu mengembangkan kemampuan peserta didik meningkatkan kemampuan mengatasi masalah

Kelemahan metode ini

Klien dan keluarga merasa kurang nyaman dan privacy nya terganggu

Kemampuan kognitifKemampuan afektifKemampuan psikomotorHuman right (ANA, 1988)Informed consent

Justifikasi langsung

Kemampuan menentukan masalah klien

Tujuan ronde keperawatan1. Menumbuhkan cara berpikir kritis (PBL)2. Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari masalah klien3. Meningkatkan pola piker sistematis4. Meningkatkan validitas data klien5. Menilai kemampuan menentukan diagnosis keperawatan6. Meningkatkan kemampuan membuat justifikasi7. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja8. Meningkatkan kemampuan memodifikasi renpra

Peran/tugas peserta didik1. Menjelaskan data demografi2. Menjelaskan masalah keperawatan utama3. Menjelaskan intervensi yang dilakukan4. Menjelaskan hasil yang didapat5. Menentukan tindakan selanjutnya6. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil

Peran pembimbing1. Membantu peserta didik untuk belajar2. Mendukung dalam proses pembelajaran3. Memberi justifikasi4. Memberi reinforcement5. Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional tindakan6. Mengarahkan dan mengoreksi7. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

Masalah 1. Berorientasi pada prosedur keperawatan2. Persiapan sebelum praktik kurang memadai3. Belum ada keseragaman membuat laporan hasil ronde keperawatan4. Belum ada kesempatan tentang model ronde keparawatan

Bed side teachingBedside teaching merupakan metode mengajar kepada peserta didik. Aktivitas ini dilakukan di samping tempat tidur klien, dan meliputi kegiatan mempelajari kondisi klien dan asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien. Manfaatnya: agar pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik peserta didik untuk menguasai keterampilan procedural, menumbuhkan sikap professional, mempelajari perkembangan biologis/fisik, melakukan komunikasi melalui pengamatan langsung. Prinsipnya:1. Sikap fisik maupun psikologis pembimbing klinik, peserta didik, dan klien2. Jumlah peserta didik dibatasi (ideal 5-6 orang)3. Diskusi pada awal dan pasca demonstrasi didepan klien dilakukan seminimal mungkin4. Lanjutkan dengan redemonstrasi5. Kaji pemahaman peserta didik sesegera mungkin terhadap apa yang didapatnya saat itu6. Kegiatan yang didemonstrasikan adalah sesuatu yang belum pernah diperoleh peserta didik sebelumnya, atau apabila peserta didik menghadapi kesulitan menerapkanPersiapan:1. Mendapatkan kasus yang sesuai yang dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan keterampilan teknik procedural dan interpersonal2. Koordinasi dengan staf klinik agar tidak mengganggu jalannya rutinitas perawatan klien3. Melengkapi peralatan/fasilitas yang akan digunakan

2.5 MODEL BIMBINGAN KEPERAWATAN Model bimbingan keparawatan adalah upaya menumbuhkan kemampuan professional (intelektual, teknikal, dan interpersonal) peserta didik melalui upaya integrasi berbagai konsep, teori dan prinsip keperawatan, dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar klien secara komprehensif. Tujuannya membantu peserta didik mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran klinik melalui proses peningkatan kemampuan intelektual, teknikal dan interpersonal yang dilandasi etika keperawatan.

Kemampuan Intelektual1. Menganalisis data subjektif dan objektif2. Menetapkan diagnosis keperawatan3. Menetapkan rencana keperawatan4. Mengevaluasi asuhan keperawatan5. Memodifikasi rencana keperawatanKemampuan Teknik1. Melakukan berbagai keterampilan klinik2. Kemampuan interpersonal

Kemampuan interpersonal1. Melakukan wawancara2. Melakukan komunikasi terapeutik

Upaya mencapai tujuan praktik1. Tentukan jenis-jenis kasus yang akan dirawat oleh peserta didik2. Tentukan tujuan spesifik yang akan dicapai3. Tentukan satu kasus untuk setiap peserta didik4. Setiap peserta didik membuat laporan pendahuluan mengenai kasus yang akan ditanganinya5. Lakukan pra-konferensi untuk menilai kesiapan peserta didik6. Tentukan keterampilan teknik yang harus dicapai, baik melalui klien atau dari klien lain7. Rasio pembimbing dan peserta adalah 1:6-88. Keberadaan pembimbing klinik dari pendidikan ditetapkan dalam rangka membantu mencapai tujuan belajar peserta didik9. Jika tidak terpenuhi, bisa menujuk satu pembimbing klinik dari ruangan10. Post-conference bisa dilakukan keruangan atau di suatu tempat yang disepakati11. Ronde keperawatan dilakukan menggunakan analisis sintesis melalui formulir proses keperawatan12. Umpan balik perlu diberikan secepatnya13. Pembimbing klinik dari pendidikan maupun pelayanan perlu memiliki persepsi dan sistematika yang sama tentang proses bimbingan

Pembimbing harus menjelaskan apa saja yang harus dimiliki peserta didik pada setiap fase interaksi di dalam praktik keperawatan. Fase-fase tersebut adalah fase pra-interaksi, fase perkenalan, fase kerja dan fase terminasi.

FASE PRA-INTERAKSI1. Peserta didik harus mampu mengkaji perasaan, fantasi, dan ketakutannya, sehingga kesadaran dan kesiapan peserta didik untuk melakukan hubungan dengan klien dapat dipertanggungjawabkan2. Peserta didik mampu menggunakan dirinya secara efektif, artinya dapat mengoptimalkan penggunaan kekuatannya dan meminimalkan pengaruh kelemahan yang ada pada dirinya3. Pada fase ini peserta didik diharapkan mendapatkan informasi tentang klien dan menentukan kontak pertama, dan menuliskan dalam laporan pendahuluan tentang kasus yang akan diambil. Peran PK adalah mengidentifikasi kesiapan peserta didik melalui konferansi pra-praktik klinik. Jika teridentifikasi peserta didik belum siap, sebaiknya harus diatasi terlebih dulu sebelum melepaskan peserta didik ke tahap berikutnya.

FASE INTRODUKSI-PERKENALAN1. Tugas utama peserta didik pada fase ini adalah membina hubungan rasa saling percaya, penerimaan dan pengertian, dan komunikasi yang terbuka dan perumusan kontrak dengan klien2. Elemen kontrak peserta didik dan klien:a. Nama individu (peserta didik-klien)b. Peran (peserta didik-klien)c. Tanggung jawab (peserta didik-klien)d. Harapan (peserta didik-klien)e. Tujuan hubunganf. Waktu dan tempat pertemuan g. Situasi terminasih. Kerahasiaan

Tugas lain dari peserta didik adalah mengeksplorasi pikiran, perbuatan klien, dan mengidentifikasi masalah, serta merumuskan tujuan bersama klienTugas PK adalah memberi dukungan dan arahan, bahkan memberi contoh peran cara-cara memulai hubungan dengan klien yang disertai kontrak.

FASE KERJAFase ini merupakan periode dimana terjadi interaksi yang aktif antara peserta didik dengan klien dalam upaya membantu klien mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. Tahapan fase ini meliputi:1. Peserta didik-klien mengeksplorasi stressor dan mendorong perkembangan kesdaran diri dengan menghubungkan persepsi, pikiran, perasaan, dan perbuatan klien2. Peserta didik membantu klien mengatasi kecemasan, meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab klien, dan mengembangkan mekanisme mengekop yang konstruktif3. Pada fase ini dibutuhkan PK yang ahli dan terampil, karena banyak terkait dengan tindakan dan prosedur keperawatan4. Pada fase ini merupakan periode yang tepat dalam melaksanakan metode bimbingan klinik, misalnya ronde keperawatan

FASE TERMINASI1. Pada fase ini peserta didik dan klien akan merasakan kehilangan. Tugas peserta didik adalah menghadapi realitas perpisahan yang tidak dapat diingkari. Peserta didik dan klien bersama-sama meninjau kembali proses keperawatan yang telah dilalui dan upaya pencapaian tujuan 2. Terminasi yang mendadak dan tanpa persiapan dapat diartikan sebagai penolakan 3. Tugas PK adalah menilai kemampuan interpersonal

BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULANPendidikan tinggi keperawatan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan perawat yang professional. Proses PBK/L memberi kesempatan mahasiswa beradaptasi dengan perannya sebagai perawat professional dalam melaksanakan praktik keperawatan professional di tatanan nyata pelayanan kesehatan klinik/komunitas. Sebagai pendidikan profesi, pendidikan keperawatan memiliki landasan profesi yang kokoh, yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan, dan ilmu penunjang, serta menumbuhkembangkan keterampilan dasar dan kemampuan sebagai ahli madya keperawatan. Tugas lain peserta didik adalah mengeksplorasi pikiran, perbuatan klien, dan mengidentifikasi masalah, serta merumuskan tujuan bersama klien. Sedangkan, Tugas PK adalah memberi dukungan dan arahan, bahkan memberi contoh peran cara-cara memulai hubungan dengan klien yang disertai kontrak.

3.2 SARANDiharapkan dengan adanya makalah ini pembaca baik dari tim kesehatan dalam hal ini perawat, diharapkan untuk turut terlibat dalam program profesi sehingga ilmu yang didapatkan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata melalui pembelajaran lapangan maupun klinik.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: Salemba MedikaNursalam. 2013. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika