Kelompok 10 - Sila 4

8
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan negara, secara yuridis dan konstitusional Pancasila mempunyai kedudukan sebagai ideologi nasional. Sebagai ideologi nasional, pancasila mempunyai kedudukan sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila merupakan perwujudan nilai-nilai luhur bangsa yang dilakukan secara turun-temurun oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan acuan/landasan dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam kehidupan berbangsa dan bernegera. Berkaitan dengan kedudukan pancasila sebagai ideologi nasional, sudah seharusnya seluruh warga negara Indonesia menghayati dan mendalami nilai dan makna yang terkandung dalam pancasila. Selain penghayatan dan pendalaman nilai serta makna yang terkandung dalam pancasila, setiap warga negara harus menjalankan nilai dan makna tersebut dalam kehidupan sehari-hari secara konsekuen dan bertanggung jawab. Oleh sebab itu, dibutuhkan kesungguhan tekad bagi setiap warga negara dalam menghayati, mendalami dan melaksanakan nilai dan makna pancasila untuk mewujudkan tujuan negara sebagaimana yang tercantum dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945. Pada dasarnya, pemahaman sebagian besar warga negara terhadap makna dan nilai yang terkandung dalam pancasila sudah cukup baik. Namun, dalam penghayatan dan pelaksanaan nilai dan makna ini masih terdapat banyak kekurangan dan penyimpangan. Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai penyimpangan yang ada dalam pelaksanaan pancasila. Didahului dengan pembahasan mengenai arti pancasila, makalah ini akan membahas tentang makna, nilai dan penyimpangan yang terkandung dalam pancasila khususnya pada sila keempat. Diharapkan dengan pembahasan mengenai hal tersebut akan diperoleh masukan yang membangun agar dapat digunakan untuk memperbaiki sikap kita sebagai warga negara dalam melaksanakan nilai yang terkandung dalam pancasila. B. Rumusan Masalah 1. Makna dan nilai apa saja yang terkandung dalam sila keempat pancasila? 2. Sikap yang seperti apakah yang mencerminkan pelaksanaan nilai pada sila keempat pancasila? 3. Bagaimanakah realisasi pelaksanaan sila keempat pancasila dan penyimpangan apa saja yang terjadi?

description

UAS pancasila

Transcript of Kelompok 10 - Sila 4

Page 1: Kelompok 10 - Sila 4

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan negara, secara yuridis dan konstitusional Pancasila mempunyai

kedudukan sebagai ideologi nasional. Sebagai ideologi nasional, pancasila mempunyai

kedudukan sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Sebagai

pandangan hidup bangsa, Pancasila merupakan perwujudan nilai-nilai luhur bangsa yang

dilakukan secara turun-temurun oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai

dasar negara, Pancasila merupakan acuan/landasan dalam bertindak dan mengambil

keputusan dalam kehidupan berbangsa dan bernegera.

Berkaitan dengan kedudukan pancasila sebagai ideologi nasional, sudah seharusnya

seluruh warga negara Indonesia menghayati dan mendalami nilai dan makna yang

terkandung dalam pancasila. Selain penghayatan dan pendalaman nilai serta makna yang

terkandung dalam pancasila, setiap warga negara harus menjalankan nilai dan makna

tersebut dalam kehidupan sehari-hari secara konsekuen dan bertanggung jawab. Oleh sebab

itu, dibutuhkan kesungguhan tekad bagi setiap warga negara dalam menghayati, mendalami

dan melaksanakan nilai dan makna pancasila untuk mewujudkan tujuan negara sebagaimana

yang tercantum dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945.

Pada dasarnya, pemahaman sebagian besar warga negara terhadap makna dan nilai yang

terkandung dalam pancasila sudah cukup baik. Namun, dalam penghayatan dan pelaksanaan

nilai dan makna ini masih terdapat banyak kekurangan dan penyimpangan. Untuk itu, dalam

makalah ini akan dibahas mengenai penyimpangan yang ada dalam pelaksanaan pancasila.

Didahului dengan pembahasan mengenai arti pancasila, makalah ini akan membahas tentang

makna, nilai dan penyimpangan yang terkandung dalam pancasila khususnya pada sila

keempat. Diharapkan dengan pembahasan mengenai hal tersebut akan diperoleh masukan

yang membangun agar dapat digunakan untuk memperbaiki sikap kita sebagai warga negara

dalam melaksanakan nilai yang terkandung dalam pancasila.

B. Rumusan Masalah

1. Makna dan nilai apa saja yang terkandung dalam sila keempat pancasila?

2. Sikap yang seperti apakah yang mencerminkan pelaksanaan nilai pada sila keempat

pancasila?

3. Bagaimanakah realisasi pelaksanaan sila keempat pancasila dan penyimpangan apa

saja yang terjadi?

Page 2: Kelompok 10 - Sila 4

2

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Mengetahui nilai yang terkandung dalam sila keempat pancasila

2. Mengerti dan mengembangkan sikap yang sesuai dengan sila keempat pancasila

3. Mengerti permasalahan actual dalam pelaksanaan pancasila dan memberikan solusi

dalam pelaksanaan sila keempat pancasila.

Page 3: Kelompok 10 - Sila 4

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pancasila

Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India. Menurut Muhammad Yamin, dalam

bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu : Panca dan

Sila. Panca artinya lima, sila artinya batu sendi, alas, dasar, peraturan tingkah laku yang

baik/senonoh.

Secara etimologis kata Pancasila berasal dari Pancasila yang memiliki arti secara harfiah

dasar yang memiliki lima unsur. Kata Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan

Budha di India.Dalam ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan

melalui Samadhi dan setiap golongan mempunyai kewajiban moral yang berbeda.Ajaran

moral tersebut adalah Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila.

B. Tujuan Negara Republik Indonesia

Tujuan negara Republik Indonesia termaktub dalam alinea keempat pembukaan UUD

1945 yang berbunyi, “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara

Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka

disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu

Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu

susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan

berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan

beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatam yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan

mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

C. Sila Keempat Pancasila

“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan,

perwakilan”

Page 4: Kelompok 10 - Sila 4

4

III. PEMBAHASAN

A. Makna yang Terkandung dalam Sila Keempat Pancasila

Sila keempat pancasila mempunyai makna sebagai berikut:

1. Kerakyatan berarti kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, berarti Indonesia

menganut demokrasi.

2. Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran yang sehat dengan selalu

mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan

dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan bertanggung jawab, serta didorong oleh itikad

baik sesuai dengan hati nurani.

3. Permusyawaratan berarti bahwa dalam merumuskan atau memutuskan suatu hal,

berdasarkan kehendak rakyat, dan melalui musyawarah untuk mufakat.

4. Perwakilan berarti suatu tata cara mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil

bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain dilakukan melalui badan perwakilan

rakyat.

B. Sikap yang Mencerminkan Pelaksanaan Sila Keempat Pancasila

1. Tidak memaksakan kehendak dalam suatu forum/rapat.

Dalam kehidupan sehari-hari kita hendaknya tidak memaksakan keinginan dan

kepentingan kita ke dalam forum sehingga dapat mengurangi dan merugikan hak orang

lain dalam forum. Dengan tidak memaksakan kehendak kita ke dalam forum/rapat ini

berarti kita menghormati hak orang lain untuk berpendapat dan mendorong terciptanya

kondisi forum yang konstruktif untuk mencapai tujuan bersama.

2. Musyawarah mufakat untuk kepentingan bersama.

Dalam memecahkan suatu masalah hendaknya kita mengacu pada rapat mufakat

yang didasari rasa kekeluargaan. Kita harus mencapai kata mufakat dalam musyawarah

untuk menampung semua aspirasi dan memberikan rasa puas bagi semua pihak. Dengan

demikian, musyawarah mufakat ini akan mendorong terbentuknya persatuan dan

kesatuan pandangan bagi semua pihak yang terlibat sehingga keputusan musyawarah

dapat dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.

3. Mengedepankan akal sehat dalam musyawarah.

Dalam musyawarah hendaknya kita menggunakan cara yang baik dan tidak

mengedepankan amarah ketika ada perbedaan pendapat yang bertentangan dengan

pendapat kita. Kita harus tetap bersikap bijak dalam menghadapi setiap konflik yang

Page 5: Kelompok 10 - Sila 4

5

muncul saat musyawarah berlangsung. Jika ada sanggahan terhadap pandangan orang

lain, hendaknya disampaikan dengan cara yang baik dan tidak menyinggung orang yang

kita sanggah. Jika hal ini dilakukan dengan baik, musyawarah akan berjalan dengan

kondusif dan akan mudah tercapai kata mufakat .

4. Menghormati dan melaksanakan keputusan hasil musyawarah.

Dalam musyawarah, setiap keputusan bersifat mengikat sehingga harus dijalankan

secara konsekuen oleh setiap peserta musyawarah. Hal ini dikarenakan keputusan

musyawarah pada dasarnya adalah keputusan bersama yang telah disepakati oleh setiap

peserta musyawarah. Ketika putusan musyawarah disepakati, itu artinya setiap orang

dalam musyawarah telah mengakui bahwa hasil tersebut adalah hasil yang diinginkan

oleh semua pihak dan tidak boleh diubah/dilanggar secara sepihak oleh pihak tertentu.

C. Penyimpangan/Pelanggaran dalam Pelaksanaan Sila Keempat Pancasila

1. Adanya pemaksaan kepentingan kelompok tertentu dalam musyawarah

Dalam kehidupan sehari-hari kita hendaknya tidak memaksakan keinginan dan

kepentingan kita ke dalam forum sehingga dapat mengurangi dan merugikan hak orang

lain dalam forum. Jika kita memaksakan suatu kehendak kita ke dalam forum rapat,

berarti kita telah memaksakan kepentingan sendiri dan tidak menghormati hak orang lain

untuk berpendapat. Hal ini akan mendorong terjadinya konflik yang bersifat destruktif

dan membuat musyarah tidak berjalan dengan baik.

Adanya pemaksaan kehendak ini biasanya terjadi karena adanya golongan

tertentu yang mendominasi. Sebagai contoh pada rapat DPR biasanya fraksi yang

mempunyai kursi yang lebih banyak memaksa fraksi yang mempunyai kursi lebih sedikit

untuk menerima pendapat dan keinginan mereka sehingga terjadi konflik antar fraksi

dalam musyawarah. Akhirnya kesepakatan tidak tercapai sehingga untuk penentuan

keputusan dilakukan secara voting. Dengan demikian, dapat dipastikan fraksi yang

dominan kehendaknya akan menang dan fraksi yang berseberangan akan kalah.

2. Bergesernya budaya musyawarah ke budaya voting

Sebenarnya, musyawarah adalah cara yang paling baik jika ingin memecahkan

suatu masalah, tetapi dewasa ini banyak sekali musyawarah/rapat yang menggunakan

system voting dikarenakan lebih cepat dan lebih efisien waktu ketimbang system

musyawarah.

Page 6: Kelompok 10 - Sila 4

6

Meski demikian, terdapat kekurangan yang sangat mendasar dalam system voting

ini, yakni keputusan yang diambil dalam musyawarah menjadi kurang dapat diterima

oleh sebagian peserta musyawarah karena keputusan diambil hanya oleh banyaknya

suara yang memilih, bukan kesepakatan bersama. Hal ini tentu bertentangan dengan nilai

permusyawaratan yang mengedepankan rasa kekeluargaan untuk mencapai kata mufakat.

3. Kerusuhan dalam musyawarah

Jika kita sedang berada di suatu forum atau rapat, hendaknya kita bersikap layaknya

orang yang menghormati orang lain, semisal jika kita ingin bertanya pada seseorang

yang sedang menjelaskan pendapatnya, hendaknya kita menunggu sampai orang tersebut

selesai menjelaskan pendapatnya. Sebaliknya jika kita memotong penjelasan peserta

rapat yang lain, itu sama halnya kita tak menghormati peserta tersebut, dari hal itu bisa

saja terjadi kerusuhan yang seharusnya bisa dihindari.

Namun, belakangan ini sikap menghargai pendapat orang lain tidak lagi menjadi

prioritas. Seperti poin yang disebutkan sebelumnya, adanya pemaksaan kehendak

mendorong terjadinya konflik dalam musyawarah. Hal ini akan sangat rentan

menimbulkan kerusuhan jika tidak ditanggapi dengan bijak dengan menggunakan akal

sehat. Contoh yang banyak terjadi adalah pada rapat DPR dan rapat mediasi antar

kelompok yang bertikai. Karena adanya perbedaan pendapat dan kurang menghargai

keberadaan kelompok lain dalam rapat, akhirnya terjadi kerusuhan yang pada akhirnya

membuat rapat/musyawarah tidak dapat dilanjutkan dengan baik.

Hal ini tentu sangat kontraproduktif dengan azas kebijaksanaan dalam

permusyawaran karena masing-masing kelompok yang berseberangan tidak mau

mengalah.

4. Pengingkaran hasil musyawarah

Jika suatu musyawarah sudah mencapai mufakat, itu berarti para peserta yang lain

hendaknya menghormati dan melaksanakan hasil dari musyawarah tadi. Tetapi jika ada

peserta yang mengingkari atau tak melaksanakan hasil dari musyawarah tadi, itu sama

halnya kita tak menghormati peserta musyawarah yang lain dan kita mengingkari hasil

musyawarah tersebut.

Kasus yang banyak terjadi saat ini, banyak hasil musyawarah yang dilanggar oleh

peserta musyawarah itu sendiri. Orang-orang yang melanggar ini umumnya tidak puas

dengan hasil musyawarah karena merasa hasil tersebut merugikan dirinya/kelompoknya.

Page 7: Kelompok 10 - Sila 4

7

Akhirnya, orang/kelompok tersebut menuntut perubahan/melanggar kesepakatan secara

sepihak.

Hal ini tentu berlawanan dengan azas kebijaksanaan dalam menyikapi hasil

musyawarah.

Page 8: Kelompok 10 - Sila 4

8

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila sila keempat mempunyai makna bahwa kehidupan bernegara harus dilandasi

dengan intisari dari sila keempat itu sendiri, yaitu demokrasi tertinggi berada di tangan

rakyat Indonesia sendiri sehingga kepentingan rakyat merupakan hal yang utama.

Menjadikan para pemimpin bangsa Indonesia mawas diri untuk melakukan segala upaya

agar tercapai tujuan bangsa yaitu bangsa yang demokratis, karena demokrasi mempunyai

makna utama dari rakyat,oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Segala pengambilan keputusan mempertimbangkan apa yang dibutuhkan rakyat dengan

cara bermusyawarah untuk mencapai mufakat agar tercapai kesejahteraan bangsa Indonesia.

Penerapan dan pelaksanaan kebijakan melalui badan legislatif yang dipilih langsung oleh

rakyat secara langsung melalui Pemilihan umum yang berasaskan langsung,umum,jujur,

adil,dan rahasia yang diselenggarakan dalam lima tahun sekali di seluruh Indonesia tanpa

terkecuali. Sebagai putra-putri bangsa kita harus menerapkan nilai-nilai Pancasila khususnya

sila keempat.

B. Saran

Uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila khususnya sila keempat

merupakan falsafah negara, maka kita harus menjungjung tinggi dan mengamalkan sila

tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.

C. Daftar Pustaka

1. http://adibathoillah.blogspot.com/2013/01/implementasi-pancasila-dalam-

kehidupan.html (diakses 12 November 2013)

2. http://bakhrul-25-rizky.blogspot.com/2012/03/analisis-pancasila-sila-keempat.html

(diakses 12 November 2013)

3. http://blogmhs.uki.ac.id/rurin/2012/01/05/arti-lambang-kepala-banteng/ (diakses 12

November 2013)

4. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100122021722AAC9pLu

(diakses 13 November 2013)