Kelompok 10 - Sila 4
description
Transcript of Kelompok 10 - Sila 4
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan negara, secara yuridis dan konstitusional Pancasila mempunyai
kedudukan sebagai ideologi nasional. Sebagai ideologi nasional, pancasila mempunyai
kedudukan sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Sebagai
pandangan hidup bangsa, Pancasila merupakan perwujudan nilai-nilai luhur bangsa yang
dilakukan secara turun-temurun oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai
dasar negara, Pancasila merupakan acuan/landasan dalam bertindak dan mengambil
keputusan dalam kehidupan berbangsa dan bernegera.
Berkaitan dengan kedudukan pancasila sebagai ideologi nasional, sudah seharusnya
seluruh warga negara Indonesia menghayati dan mendalami nilai dan makna yang
terkandung dalam pancasila. Selain penghayatan dan pendalaman nilai serta makna yang
terkandung dalam pancasila, setiap warga negara harus menjalankan nilai dan makna
tersebut dalam kehidupan sehari-hari secara konsekuen dan bertanggung jawab. Oleh sebab
itu, dibutuhkan kesungguhan tekad bagi setiap warga negara dalam menghayati, mendalami
dan melaksanakan nilai dan makna pancasila untuk mewujudkan tujuan negara sebagaimana
yang tercantum dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945.
Pada dasarnya, pemahaman sebagian besar warga negara terhadap makna dan nilai yang
terkandung dalam pancasila sudah cukup baik. Namun, dalam penghayatan dan pelaksanaan
nilai dan makna ini masih terdapat banyak kekurangan dan penyimpangan. Untuk itu, dalam
makalah ini akan dibahas mengenai penyimpangan yang ada dalam pelaksanaan pancasila.
Didahului dengan pembahasan mengenai arti pancasila, makalah ini akan membahas tentang
makna, nilai dan penyimpangan yang terkandung dalam pancasila khususnya pada sila
keempat. Diharapkan dengan pembahasan mengenai hal tersebut akan diperoleh masukan
yang membangun agar dapat digunakan untuk memperbaiki sikap kita sebagai warga negara
dalam melaksanakan nilai yang terkandung dalam pancasila.
B. Rumusan Masalah
1. Makna dan nilai apa saja yang terkandung dalam sila keempat pancasila?
2. Sikap yang seperti apakah yang mencerminkan pelaksanaan nilai pada sila keempat
pancasila?
3. Bagaimanakah realisasi pelaksanaan sila keempat pancasila dan penyimpangan apa
saja yang terjadi?
2
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Mengetahui nilai yang terkandung dalam sila keempat pancasila
2. Mengerti dan mengembangkan sikap yang sesuai dengan sila keempat pancasila
3. Mengerti permasalahan actual dalam pelaksanaan pancasila dan memberikan solusi
dalam pelaksanaan sila keempat pancasila.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pancasila
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India. Menurut Muhammad Yamin, dalam
bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu : Panca dan
Sila. Panca artinya lima, sila artinya batu sendi, alas, dasar, peraturan tingkah laku yang
baik/senonoh.
Secara etimologis kata Pancasila berasal dari Pancasila yang memiliki arti secara harfiah
dasar yang memiliki lima unsur. Kata Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan
Budha di India.Dalam ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan
melalui Samadhi dan setiap golongan mempunyai kewajiban moral yang berbeda.Ajaran
moral tersebut adalah Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila.
B. Tujuan Negara Republik Indonesia
Tujuan negara Republik Indonesia termaktub dalam alinea keempat pembukaan UUD
1945 yang berbunyi, “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatam yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
C. Sila Keempat Pancasila
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan,
perwakilan”
4
III. PEMBAHASAN
A. Makna yang Terkandung dalam Sila Keempat Pancasila
Sila keempat pancasila mempunyai makna sebagai berikut:
1. Kerakyatan berarti kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, berarti Indonesia
menganut demokrasi.
2. Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran yang sehat dengan selalu
mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan
dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan bertanggung jawab, serta didorong oleh itikad
baik sesuai dengan hati nurani.
3. Permusyawaratan berarti bahwa dalam merumuskan atau memutuskan suatu hal,
berdasarkan kehendak rakyat, dan melalui musyawarah untuk mufakat.
4. Perwakilan berarti suatu tata cara mengusahakan turut sertanya rakyat mengambil
bagian dalam kehidupan bernegara, antara lain dilakukan melalui badan perwakilan
rakyat.
B. Sikap yang Mencerminkan Pelaksanaan Sila Keempat Pancasila
1. Tidak memaksakan kehendak dalam suatu forum/rapat.
Dalam kehidupan sehari-hari kita hendaknya tidak memaksakan keinginan dan
kepentingan kita ke dalam forum sehingga dapat mengurangi dan merugikan hak orang
lain dalam forum. Dengan tidak memaksakan kehendak kita ke dalam forum/rapat ini
berarti kita menghormati hak orang lain untuk berpendapat dan mendorong terciptanya
kondisi forum yang konstruktif untuk mencapai tujuan bersama.
2. Musyawarah mufakat untuk kepentingan bersama.
Dalam memecahkan suatu masalah hendaknya kita mengacu pada rapat mufakat
yang didasari rasa kekeluargaan. Kita harus mencapai kata mufakat dalam musyawarah
untuk menampung semua aspirasi dan memberikan rasa puas bagi semua pihak. Dengan
demikian, musyawarah mufakat ini akan mendorong terbentuknya persatuan dan
kesatuan pandangan bagi semua pihak yang terlibat sehingga keputusan musyawarah
dapat dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.
3. Mengedepankan akal sehat dalam musyawarah.
Dalam musyawarah hendaknya kita menggunakan cara yang baik dan tidak
mengedepankan amarah ketika ada perbedaan pendapat yang bertentangan dengan
pendapat kita. Kita harus tetap bersikap bijak dalam menghadapi setiap konflik yang
5
muncul saat musyawarah berlangsung. Jika ada sanggahan terhadap pandangan orang
lain, hendaknya disampaikan dengan cara yang baik dan tidak menyinggung orang yang
kita sanggah. Jika hal ini dilakukan dengan baik, musyawarah akan berjalan dengan
kondusif dan akan mudah tercapai kata mufakat .
4. Menghormati dan melaksanakan keputusan hasil musyawarah.
Dalam musyawarah, setiap keputusan bersifat mengikat sehingga harus dijalankan
secara konsekuen oleh setiap peserta musyawarah. Hal ini dikarenakan keputusan
musyawarah pada dasarnya adalah keputusan bersama yang telah disepakati oleh setiap
peserta musyawarah. Ketika putusan musyawarah disepakati, itu artinya setiap orang
dalam musyawarah telah mengakui bahwa hasil tersebut adalah hasil yang diinginkan
oleh semua pihak dan tidak boleh diubah/dilanggar secara sepihak oleh pihak tertentu.
C. Penyimpangan/Pelanggaran dalam Pelaksanaan Sila Keempat Pancasila
1. Adanya pemaksaan kepentingan kelompok tertentu dalam musyawarah
Dalam kehidupan sehari-hari kita hendaknya tidak memaksakan keinginan dan
kepentingan kita ke dalam forum sehingga dapat mengurangi dan merugikan hak orang
lain dalam forum. Jika kita memaksakan suatu kehendak kita ke dalam forum rapat,
berarti kita telah memaksakan kepentingan sendiri dan tidak menghormati hak orang lain
untuk berpendapat. Hal ini akan mendorong terjadinya konflik yang bersifat destruktif
dan membuat musyarah tidak berjalan dengan baik.
Adanya pemaksaan kehendak ini biasanya terjadi karena adanya golongan
tertentu yang mendominasi. Sebagai contoh pada rapat DPR biasanya fraksi yang
mempunyai kursi yang lebih banyak memaksa fraksi yang mempunyai kursi lebih sedikit
untuk menerima pendapat dan keinginan mereka sehingga terjadi konflik antar fraksi
dalam musyawarah. Akhirnya kesepakatan tidak tercapai sehingga untuk penentuan
keputusan dilakukan secara voting. Dengan demikian, dapat dipastikan fraksi yang
dominan kehendaknya akan menang dan fraksi yang berseberangan akan kalah.
2. Bergesernya budaya musyawarah ke budaya voting
Sebenarnya, musyawarah adalah cara yang paling baik jika ingin memecahkan
suatu masalah, tetapi dewasa ini banyak sekali musyawarah/rapat yang menggunakan
system voting dikarenakan lebih cepat dan lebih efisien waktu ketimbang system
musyawarah.
6
Meski demikian, terdapat kekurangan yang sangat mendasar dalam system voting
ini, yakni keputusan yang diambil dalam musyawarah menjadi kurang dapat diterima
oleh sebagian peserta musyawarah karena keputusan diambil hanya oleh banyaknya
suara yang memilih, bukan kesepakatan bersama. Hal ini tentu bertentangan dengan nilai
permusyawaratan yang mengedepankan rasa kekeluargaan untuk mencapai kata mufakat.
3. Kerusuhan dalam musyawarah
Jika kita sedang berada di suatu forum atau rapat, hendaknya kita bersikap layaknya
orang yang menghormati orang lain, semisal jika kita ingin bertanya pada seseorang
yang sedang menjelaskan pendapatnya, hendaknya kita menunggu sampai orang tersebut
selesai menjelaskan pendapatnya. Sebaliknya jika kita memotong penjelasan peserta
rapat yang lain, itu sama halnya kita tak menghormati peserta tersebut, dari hal itu bisa
saja terjadi kerusuhan yang seharusnya bisa dihindari.
Namun, belakangan ini sikap menghargai pendapat orang lain tidak lagi menjadi
prioritas. Seperti poin yang disebutkan sebelumnya, adanya pemaksaan kehendak
mendorong terjadinya konflik dalam musyawarah. Hal ini akan sangat rentan
menimbulkan kerusuhan jika tidak ditanggapi dengan bijak dengan menggunakan akal
sehat. Contoh yang banyak terjadi adalah pada rapat DPR dan rapat mediasi antar
kelompok yang bertikai. Karena adanya perbedaan pendapat dan kurang menghargai
keberadaan kelompok lain dalam rapat, akhirnya terjadi kerusuhan yang pada akhirnya
membuat rapat/musyawarah tidak dapat dilanjutkan dengan baik.
Hal ini tentu sangat kontraproduktif dengan azas kebijaksanaan dalam
permusyawaran karena masing-masing kelompok yang berseberangan tidak mau
mengalah.
4. Pengingkaran hasil musyawarah
Jika suatu musyawarah sudah mencapai mufakat, itu berarti para peserta yang lain
hendaknya menghormati dan melaksanakan hasil dari musyawarah tadi. Tetapi jika ada
peserta yang mengingkari atau tak melaksanakan hasil dari musyawarah tadi, itu sama
halnya kita tak menghormati peserta musyawarah yang lain dan kita mengingkari hasil
musyawarah tersebut.
Kasus yang banyak terjadi saat ini, banyak hasil musyawarah yang dilanggar oleh
peserta musyawarah itu sendiri. Orang-orang yang melanggar ini umumnya tidak puas
dengan hasil musyawarah karena merasa hasil tersebut merugikan dirinya/kelompoknya.
7
Akhirnya, orang/kelompok tersebut menuntut perubahan/melanggar kesepakatan secara
sepihak.
Hal ini tentu berlawanan dengan azas kebijaksanaan dalam menyikapi hasil
musyawarah.
8
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila sila keempat mempunyai makna bahwa kehidupan bernegara harus dilandasi
dengan intisari dari sila keempat itu sendiri, yaitu demokrasi tertinggi berada di tangan
rakyat Indonesia sendiri sehingga kepentingan rakyat merupakan hal yang utama.
Menjadikan para pemimpin bangsa Indonesia mawas diri untuk melakukan segala upaya
agar tercapai tujuan bangsa yaitu bangsa yang demokratis, karena demokrasi mempunyai
makna utama dari rakyat,oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Segala pengambilan keputusan mempertimbangkan apa yang dibutuhkan rakyat dengan
cara bermusyawarah untuk mencapai mufakat agar tercapai kesejahteraan bangsa Indonesia.
Penerapan dan pelaksanaan kebijakan melalui badan legislatif yang dipilih langsung oleh
rakyat secara langsung melalui Pemilihan umum yang berasaskan langsung,umum,jujur,
adil,dan rahasia yang diselenggarakan dalam lima tahun sekali di seluruh Indonesia tanpa
terkecuali. Sebagai putra-putri bangsa kita harus menerapkan nilai-nilai Pancasila khususnya
sila keempat.
B. Saran
Uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila khususnya sila keempat
merupakan falsafah negara, maka kita harus menjungjung tinggi dan mengamalkan sila
tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.
C. Daftar Pustaka
1. http://adibathoillah.blogspot.com/2013/01/implementasi-pancasila-dalam-
kehidupan.html (diakses 12 November 2013)
2. http://bakhrul-25-rizky.blogspot.com/2012/03/analisis-pancasila-sila-keempat.html
(diakses 12 November 2013)
3. http://blogmhs.uki.ac.id/rurin/2012/01/05/arti-lambang-kepala-banteng/ (diakses 12
November 2013)
4. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100122021722AAC9pLu
(diakses 13 November 2013)