Kelir Zine edisi 1

63
kelir share and inspire Edisi I | AGUSTUS 2012

description

 

Transcript of Kelir Zine edisi 1

Page 1: Kelir Zine edisi 1

1Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

kelirshare and inspireEdisi I | AGUSTUS 2012

Page 2: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 20122 kelir

Adam Ghifari Nuskara | Agung Widi | Bayu Emde Winata | Ewaldus ‘Sham’ Am-brosius Tukan | Joan Prahara Bumi | Maufiroh Isnainto | Ngaliman | Tirta Hadi ‘Frans’ Pranata | “Wawies” Wisnu Wisdantio | Zani Noviansyah

Kontributor

Era digital cukup ramai saat ini, berbagai hal telah mengalami digitalisasi terutama media, dari portal berita,e-papper,e-book,e-mag-azine dan banyak lagi. Bukan baru mengawalinya tapi memang baru memulainya, memang begitu kiranya ‘kelir’ ini ada dan menjadi benar-benar bisa sesuai dengan harapan tagline ‘share and inspire’ yang dalam makna Indonesia bermaksud untuk berbagi dan mencoba menginspirasi.

Edisi pertama yang memang baru memulainya ini menyuguhkan beragam karya teman-teman yang sudah andil besar hingga ‘kelir’ ini ada. GALERIcerita yang merupakan cerita dan sharing dari teman-te-man kontributor yang beragam isinya mulai dari; kamera ponsel, tempat wisata alam dan sejarah, ada juga inspirasi kegiatan lingkungan den-gan tema sampah. GALERIfoto menampilkan karya foto teman-teman kontributor. ULASANkisah yang berkisah tentang perjalanan seorang pejalan. serta ULASANkhusus belajar fotografi. Di edisi yang Bukan baru mengawalinya tapi memang baru me-mulainya ini semoga niat berbagi dan menginspirasi bisa selalu meng-hadirkan kemanfaatan, terima kasih buat teman-teman kontributor, karya teman-teman sudah ada dan harapanya bisa tetap ada dengan keberlanju-tanya.

Redaksi

“Bukan baru mengawalinya tapi memang baru memulainya”

Editorial

Diterbitkan Oleh:

share and inspire

“Karya foto dan tulisan dalam ‘kelir’ ini merupakan hasil karya fotografer dan atau penulis yang bersangkutan, penggunaan hasil karya dalam bentuk apapun harus dengan seizin dan sepengetahuan fotografer dan penulis”

Konten dan Isi

Nggak Masalah Kok.

Pakai kamera handphone?

AIR TERJUNSRI GETHUK

SAMPAH “PENGHIAS” SUNGAIKU

Gua Rancang Kencono

Brillian nyaDigital SLR

Debu-debu Perjalanan Si Pejalan

GALERIcerita

GALERIfoto

ULASANkisah

ULASANkhusus

@Zanij

@bayuwinata

@ShamAmbrosius

@isnanvillage

@ngalimanBT

@ZaFranKenarok

8-13

14-20

21-27

28-30

31-34

35-39

40-44

45-47

48-53

54 -57

58 -62

COVER

Foto: ‘Wawies’ Wisnu Wisdiantio

Judul: Si Pejalan

kelirshare and inspireEdisi I | AGUSTUS 2012

3-7

keliremail : [email protected]

Page 3: Kelir Zine edisi 1

3Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

Adam Ghifari Nuskara

@adamghifn

Page 4: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 20124 kelir

Kamera ponsel tetap bisa meng-hasilkan foto yang bagus, meskipun tidak di semua situasi. Sudah pasti, jika kondisi pencahayaan obyek cukup maka hasil foto bagus. Jika pencahayaan kurang, biasanya gam-bar yang dihasilkan agak kasar karena noise. Dan banyak lagi kekurangan lainnya jika dibandingkan dengan kamera yang “benar-benar kamera”. Dari sejumlah kekurangan yang ada, kamera ponsel ini tetap mempu-nyai nilai plus tersendiri; praktis dan simpel. Kecenderungan masa kini, kemanapun seseorang pergi ia selalu membawa ponselnya. Dari mulai

bangun tidur hingga akan tidur lagi, ponsel selalu ada di dekatnya. Bah-kan, ketika nongkrong di WC pun ponsel bisa menjadi teman.

Sadarilah, jika ponsel kita berkamera, kita selalu membawa kamera kemana-mana. Artinya, kita mempunyai kesempatan untuk me-motret kapanpun dimanapun. Mari tetap belajar. Memotret dengan alat apapun, hendaknya kita bisa mengop-timalkannya.

Nggak Masalah Kok.

Teks & Foto Oleh : Adam Ghifari Nuskara

Mode Panorama | Sony Ericsson-G502

Pakai kamera handphone?

GALERIcerita GALERIcerita

“kamera ponsel tetap mempunyai nilai plus tersendiri; praktis dan simpel”

Page 5: Kelir Zine edisi 1

5Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

GALERIcerita GALERIcerita

di Terminal Purwokerto | Sony Ericsson-W302

Coba Analog | Samsung-GT S5670

Page 6: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 20126 kelir

Panggung |Sony Ericsson-G502

GALERIcerita GALERIcerita

Page 7: Kelir Zine edisi 1

7Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

Pantai Drini | Sony Ericsson-

W302

GALERIcerita GALERIcerita

Page 8: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 20128 kelir

AGUNG WIDI

@thuban07

Page 9: Kelir Zine edisi 1

9Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

GALERIcerita

AIR TERJUN

Air Terjun Sri Gethuk berada di Dusun Menggoran, Desa Ble-beran, Kecamatan Playen, Gunung Kidul sekirat kurang lebih 40km dari kota Yogyakarta. Untuk sampai ke air terjun ini, kita bisa melewati jalan Jogja-Wonosari. Dari parkiran kita bisa memilih rute sendiri untuk menuju air terjun ini, mau naik perahu apa jalan kaki? yah, aku memilih naik perahu. Dengan semangat 45, aku menuruni jalan setapak menuju dermaga perahunya.

Tak sabar di tepian sungai, Akhirnya perahupun datang. setelah naik perahu kita mulai menyelusuri sungai Oya dan lagi-lagi peman-dangan indah membuat saya kagum sambil mengabadikan pemandan-gan yang aku lewati. Keindahan sisi-sisi bukit yang berada ditepian oya mengeluarkan aliran air yang jatuh kesungai Oya.. Tidak di sangka, dibalik daerah batuan karst dan gersang terdapat tempat yang indah ini. Berikut foto air terjunnya, silakan menikmati dan jangan lupa mampir kesini ya :) saat akan pulang penjaga kapal menawarkan rafting untuk menuju dermaga, “lebih asyik rafting daripada naik perahu mas” tambahnya. Dengan rasa penasaran dan sok-sokan berani ( berhubung aku g bisa berenang ) aku ikuti saja tawaran mas-mas tersebut. Dan ternyata me-mang benar rafting lebih asik dari pada naik perahu.

SRI GETHUK“lebih asyik rafting daripada naik perahu mas”

Teks & Foto Oleh : Agung Widi

GALERIcerita

Page 10: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201210 kelir

GALERIcerita

Biaya:Tiket Rp. 3.000 / orangTarif naik rakit Rp 5.000 / orang (pulang pergi)Sewa ban Rp. 2.000 / orangRafting Rp 15.000 / orang (beserta pemandu)

Tambahan jika mau berkunjung kesini dan ingin airnya ber-warna hijau bukan “kopi susu” datanglah saat musih kemarau atau jika musim penghujan datanglah setelah 4 hari tidak hujan.Bawalah pakaian ganti, serta uang yang cukup.Pastikan kendaraan anda dalam kondisi prima, karena jalan menu-ju Sri Getuk lumayan ancur.Jangan lupa bawa kamera untuk mengabadikan setiap momen anda, bisa juga buat pamer kepada teman :) JANGAN KOTORI TEMPAT INDAH INI DENGAN SAMPAH!

ENJOY YOUR TRIP!!!

GALERIcerita

Page 11: Kelir Zine edisi 1

11Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

GALERIcerita GALERIcerita

Page 12: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201212 kelir

GALERIcerita GALERIcerita

Page 13: Kelir Zine edisi 1

13Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

GALERIcerita GALERIcerita

Page 14: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201214 kelir

JOAN PRAHARA BUMI

@joanprahara

Page 15: Kelir Zine edisi 1

15Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

GALERIcerita

Salah satu kegiatan saya selain akademik saat ini yaitu iku-tan beberapa kegiatan dengan teman-teman dari LIFEPATCH. Salah satunya adalah susur sungai yang bertemakan Jogja River Project. Saya telah mengikuti kegiatan JRP di dua sun-gai, yaitu Sungai Winongo dan Sungai Gajahwong. Kegiatan ini sebenarnya untuk jalan-jalan tetapi memiliki konten yang seru dan asik. Sembari menyusuri sungai juga mengambil sampel air untuk meneliti bakteri E.Coli, mapping area Daerah Aliran Sungai (DAS), analisa vegetasi yang ada dipinggiran sungai, dan pendokumentasian Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Pada kegiatan ini saya lebih fokus untuk mendokumenta-sikan kondisi dipinggiran sungai yang penuh dengan sampah-sampah baik organic atau non organic. Sebenarnya secara kondisi alam, dua sungai ini sangat menyenangkan untuk keg-iatan susur sungai. Banyaknya pohon besar dipinggiran sungai, macam-macam tanaman yang saya sendiri agak kaget masih bisa menemukannya ditengah kota seperti sekarang ini. Tetapi banyaknya sampah yang ada disepanjang pingiran sungai membuat pemandangan menjadi tidak enak. Himbauan atau slogan-slogan dari pemerintah maupun swasta tentang jangan membuang sampah sembarangan sudah banyak terpampang dipinggir sungai, namun sepertinya kesadaran masyarakat masih kurang.

SAMPAH “PENGHIAS” SUNGAIKUTeks & Foto Oleh : Joan Prahara Bumi

“Banyaknya sampah dapat mempengaruhi sulitnya menda-pat air bersih, kar-ena resapan air dari sungai sudah tercemar oleh sampah”

GALERIcerita

Page 16: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201216 kelir

GALERIcerita

Bahaya banjir juga mengancam masyarakat di DAS Winongo dan Gajahwong. Sisa luapan banjir cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari sampah-sampah yang tersangkut pada pohon-pohon dipinggi-ran sungai. Sampah juga menjadi penyebab banjir, karena dapat me-nyumbat aliran air. Banyaknya sampah dapat mempengaruhi sulitnya mendapat air bersih, karena resapan air dari sungai sudah tercemar oleh sampah. Selain masyarakat, beberapa hewan yang sebenarnya bermain dikebun yang hijau oleh tumbuhan, sekarang dikebun yang penuh dengan sampah.

Beberapa kali masih terlihat warga membuang bungkusan sampah ke sungai. Sepintas saya membayangkan kondisi sungai yang bersih dari sampah, airnya jernih, dan bebek berenang di sungai, sangat me-nyenangkan. Lebih menyenangkan lagi ketika sungai-sungai di Jogja bersih dari sampah. Sungai-sungai tersebut dapat menjadi salah satu wahana untuk jelajah alam, susur sungai maupun area hijau ditengah kota. Semoga Jogja (masih) Berhati Nyaman.

GALERIcerita

Page 17: Kelir Zine edisi 1

17Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

GALERIcerita GALERIcerita

Page 18: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201218 kelir

Page 19: Kelir Zine edisi 1

19Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

GALERIcerita GALERIcerita

Page 20: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201220 kelir

Page 21: Kelir Zine edisi 1

21Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

TIRTA HADI ‘FRANS’ PRANATA

@ZaFranKenarok

Page 22: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201222 kelir

Gua Rancang Kencono“Besar”

Pohon Klumpit Raksasa, pohon ini telah berumur sekitar 300 tahun. Dan Gua Rancang sendiri menurutnya telah ada sejak 3000 an tahun lalu.

Teks & Foto Oleh : Tirta Hadi ‘Frans’ Pranata

Page 23: Kelir Zine edisi 1

23Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

Gua Rancang Kencono “Poto-poto” Pemandangan Gua Rancang jika di lihat dari Luar. Gua Rancang ada 3 bagian, pertama, ruang yang luasnya bisa untuk main badminton, kedua agak kecil dan ketiga itu ruang tertutup, dan di ruang ke tiga ini gak ada jalan masuk kecuali lubang yang berdiameter sekitar 1 meter lah.

“Tumbuh itu ke atas” Pohon Klumpit yang Tumbih di mulut Gua Rancang jika di lihat dari luar gua.

Gua Rancang KenconoAlamat: Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, Indonesia Koordinat GPS: S7°56’57.4” E110°29’34.4” Dinamakan Gua Rancang Kencono, karena gua ini dulu digunakan untuk menyusun atau merencanakan strategi perang antara laskar Mataram dengan penjajahan Belanda pada tahun 1720-an. Laskar Mataram tersebut adalam Kyai Soreng Pati, Kyai Putut Linggo Bowo, dan Kyai Kromo Wongso. Bahkan dari buku mozaik pusaka budaya, tempat ini juga sebagai pertemuan Pangeran Diponegoro dengan Sentot Prawirodirdjo serta petinggi Kerajaan Mataram pada waktu itu.

GALERIcerita GALERIcerita

Page 24: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201224 kelir

“Sempit” Lorong yang digunakan sebagi jalan memasuki ruang ke 2 dari Gua rancang kencono. Diameter lubang –dari meter sehingga

pengunjung harus merangkak untuk melewatinya.

“Bukti Kesetiaan” Prasasti ini merupakan pernyataan kesetiaan laskar mataram kepada Sri Sultan Hamengkubowono

GALERIcerita GALERIcerita

Page 25: Kelir Zine edisi 1

25Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

“Sempit” Lorong yang digunakan sebagi jalan memasuki ruang ke 2 dari Gua rancang kencono. Diameter lubang –dari meter sehingga

pengunjung harus merangkak untuk melewatinya.

GALERIcerita

“Muat gak yaa” Seorang pengujung mencoba melewati celah untuk menuju ke ruang ke tiga di gua rancang.

“Poto-poto lagi” Ruang pertama Gua Ran-cang Kencono, ruang ini

cukup besar hingga cukup untuk di buat lapangan

Batminton.

“Gelap” satu-satunya jalan menuju bagian dalam Gua, lorongnya cukup sempit dan sangat gelap, tidak ada penerangan sama sekali.gua.

GALERIcerita

Page 26: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201226 kelir

“Menawarkan senter” Anak ini Umurnya sekitaran sekolah dasar yang menjajakan jasa penyewaan

senter, ketika ditanya harga sewanya “Mereka menjawab seiklasnya aja mas”

“Anak Gua” Kadang setelah pulang sekolah atau pada saat libur sekolah mereka dating ke Gua untuk menawarkan jas penyewaan senter, namun mereka tidak pernah mematok harga pasti, tapi seiklas pengunjung aja memberi mereka beraoa untuk jasa penyewaan senter mereka.

GALERIcerita GALERIcerita

Page 27: Kelir Zine edisi 1

27Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

“Becek”Sebagai tempat wisata yang memiliki prospek ekonomi menjanjikan, akses jalan menuju ke Gua rancang sangat memprihatinkan, jalannya ber-lubang dan masih belum di aspal, sehingga jika turun hujan jalan menjadi becek.

GALERIcerita GALERIcerita

Page 28: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201228 kelir

Bayu Emde Winata

@bayuwinata

Page 29: Kelir Zine edisi 1

29Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

“Ih.. Bau..” | Bayu Amde Winata

GALERIfotoGALERIfoto

Page 30: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201230 kelir

“Dua” | Bayu Amde

Winata

GALERIfotoGALERIfoto

Page 31: Kelir Zine edisi 1

31Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

Ewaldus ‘SHAM’ Ambrosius Tukan

@ShamAmbrosius

Page 32: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201232 kelir

“Untukmu Indonesiaku”Ir. Soekarno pada peringatan Kota Yogyakarta seba-gai Ibukota Republik IndonesiaYogyakarta, 04 Januari 2012

Canon EOS 1000D | 1/100 | f/7.1 | ISO 200

“Bumiku”Bumi Imogiri yang indah dengan jembatan yang mem-

belah sungai dengan material pasir nan indahImogiri, 01 Maret 2012

Canon EOS 1000D | 1/250 | f/5.6 | ISO 200

GALERIfotoGALERIfoto

Page 33: Kelir Zine edisi 1

33Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

GALERIfoto

“Yogyakarta and Sunset”Kota Yogyakarta dari salah satu sudut yang tinggi di dalam kota, berpadu dengan keindahan langit di senja hariYogyakarta, 09 Februari 2012

Canon EOS 1000D | 1/40 | f/5.6 | ISO 400

GALERIfoto

Page 34: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201234 kelir

GALERIfoto

“Sunset”Siluet Gedung Agung ketika matahari hendak kembali ke peraduannya

Yogyakarta, 19 Januari 2012

Canon EOS 1000D | 1/80 | f/6.3 | ISO | 100

GALERIfoto

Page 35: Kelir Zine edisi 1

35Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

Maufiroh Isnainto

@isnanvillage

Page 36: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201236 kelir

“80 Meter Deep”

Rays Of Light yang indah dari gua jomblang gunung kidul, kedalaman 80 meter, dan hanya bergelantung dengan seutas tali untuk menuruninya

Kamera Nikon FM 3A | Lensa Nikon 50 mm f1.8 |

F 5.6 | 1/125 | ISO 100 ilford film

“Ring “

Wedding ring dengan gelembung gelem-bung udara menyelimutinya.

Kamera Nikon D300s | Lensa Nikon 50 mm f1.8 |

F 1.8 | 1/125 | ISO 200

GALERIfotoGALERIfoto

Page 37: Kelir Zine edisi 1

37Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

“Bug n Flower”

Makro dengan sistem crop, seekor lalat dieng yang hing-gap di sebuah bunga kuning. Dengan tone yang kontras

Kamera Nikon D300s | Lensa Nikon 50 mm f1.8 |F 1.8 | 1/200 | ISO 320

GALERIfotoGALERIfoto

Page 38: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201238 kelir

“Aura Ratu Boko”

Juara pada lomba indosat touring photography : Heritage .. dan dijadikan

sebagai cover isi ulang IM3 100.000

Kamera Nikon D300s | Lensa Tokina 12-24mm f4 | F 20 | 1/400 | ISO 320

GALERIfotoGALERIfoto

Page 39: Kelir Zine edisi 1

39Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

GALERIfoto

Page 40: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201240 kelir

NGALIMAN

@ngalimanBT

Page 41: Kelir Zine edisi 1

41Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

“Panorama”Pemandangan nan indah dari POS 3 Kergo Pasar Jalur Chuntel Pendakian Gunung Merbabu

Kamera FUJICA M1 | Film Kodak Colorplus 200

GALERIfotoGALERIfoto

Page 42: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201242 kelir

“Pohon Tinggi”dari POS 4 Jalur Chun-tel Pendakian Gunung

Merbabu

Kamera FUJICA M1 | Film Kodak Colorplus

200

“Elok”Masih dari POS 3 Kergo Pasar Jalur Chun-tel Pendakian Gunung Merbabu

Kamera FUJICA M1 | Film Kodak Colorplus 200

GALERIfotoGALERIfoto

Page 43: Kelir Zine edisi 1

43Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

GALERIfotoGALERIfoto

Pasukan Lombok Abang

Pada Upacara Per-siapan Grebeg,yang diselenggarakan oleh Kraton Yogyokarto, 5 Februari 2012 .

Kamera Canon 550D, Lensa Kit 18-55.

Page 44: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201244 kelir

Beriringan melangkah

Pada Upacara Persiapan Grebeg,yang diselenggarakan oleh Kraton Yogyokarto, 5 Februari 2012 .

Kamera Canon 550D, Lensa Kit 18-55.

GALERIfotoGALERIfoto

Masang Bendero

Pada Upacara Persiapan Grebeg,yang diselenggarakan oleh Kraton Yogyokarto, 5 Februari 2012 .

Kamera Canon 550D, Lensa Kit 18-55.

Page 45: Kelir Zine edisi 1

45Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

Masang Bendero

Pada Upacara Persiapan Grebeg,yang diselenggarakan oleh Kraton Yogyokarto, 5 Februari 2012 .

Kamera Canon 550D, Lensa Kit 18-55.

TIRTA HADI ‘FRANS’ PRANATA

@ZaFranKenarok

Page 46: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201246 kelir

“Mirip”Perbukitan menuju puncak gunung Merbabu jika di lihat dari puncak Sarif Gn. Merbabu, “Mirip” dengan tembok besar

Cina.

Tirta Hadi ‘Frans’ PranataCanon 550D | ISO 200 | 1/25 | f/6.3

GALERIfotoGALERIfoto

Page 47: Kelir Zine edisi 1

47Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

GALERIfoto

“Perjalanan”Perjalanan panjang untuk menikmati terang.

Tirta Hadi ‘Frans’ Pranata Canon 550D | ISO 100 | 1/40 | f/11

“Bayangan”Bayangan teman di antara bayangan pohon dan pohon.

Tirta Hadi ‘Frans’ PranataCanon 550D | ISO 800 | 1/6 | f/8

GALERIfoto

Page 48: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201248 kelir

Zani Noviansyah

@zanij

Page 49: Kelir Zine edisi 1

49Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

Hempasan Ombak Pantai Klayar Pacitan 2012

Ricoh F50s | Kodak Colorplus 200

GALERIfotoGALERIfoto

Page 50: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201250 kelir

Candi Sambisari Sleman, Yogyakarta 2011

Nikon f55 | Lucky BW 100

GALERIfotoGALERIfoto

Page 51: Kelir Zine edisi 1

51Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

Death Vomit (Yogyakarta)Hammersonic Metal Festival

Jakarta 2012

Ricoh F50s | Kodak Colorplus 200

Death Vomit (Yogyakarta)Hammersonic Metal Festival Jakarta 2012

Ricoh F50s | Kodak Colorplus 200

GALERIfotoGALERIfoto

Page 52: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201252 kelir

Something Wrong (Yogyakarta)Bandung Berisik 2012

Ricoh F50s | Kodak Colorplus 200

Suffocation (US)Hammersonic Metal FestivalJakarta 2012

Ricoh F50s | Kodak Colorplus 200

GALERIfotoGALERIfoto

Page 53: Kelir Zine edisi 1

53Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

Chthonic (Taiwan)Hammersonic Metal

FestivalJakarta 2012

Ricoh F50s | Kodak Colorplus 200

GALERIfotoGALERIfoto

Page 54: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201254 kelir

‘wawies’ Wisnu Wisdianto

@wawieswisnu

Page 55: Kelir Zine edisi 1

55Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

ULASANkisah

Rasa ingin tahu adalah sifat dasar siapapun. Ketika rasa itu membesar, akan berubah layaknya bahan bakar ramah lingkungan pendorong setiap utas otot tubuh untuk selalu menjela-jah dan menggelembungkan rak-rak wawasan dengan segudang pengala-man tak ternilai.

Menelusuri temaram jalanan kota lama Jakarta, menikmati rebusan biji-biji kopi sambil berbincang hangat di warung kopi tak seberapa jauh dari

pelabu-han Belitung, terhanyut alunan sutra para biksu sambil menahan pedih di mata terpanggang asap wangi dupa doa, atau menikmati senja di teras rumah sederhana berdinding kayu di lereng perbukitan Manokwari hanyalah sedikit fragmen dari tumpukan kisah menapaki jalanan yang terkadang malah lebih “mencandu” daripada destinasi atau ujung perjalanan itu sendiri.

Bagi si pejalan, perjalanan bukan sekedar traveling untuk me-rengkuh sebanyak mungkin destinasi. Sebentuk pemuas rasa haus akan hal baru ketika satuan waktu dan nominal dana dirasa sebagai dinding

pembatas. Perjalanan juga bukan melulu membekukan segalanya dalam frame-frame foto untuk mengurung kenangan, pengalaman dan pengetahuan agar tak hilang termakan waktu. Namun, perjalan-an adalah pertemuan dengan budaya dan kehidupan. Tak ada budaya dan kehidu-pan yang sama persis. Serpih-serpih masa lalu dalam rangkuman kisah sejarah, gurat-gurat alam sebagai tempat hidup, hingga geliat dan cara hidup penghuninya perlahan namun pasti menjadi pembentuk budaya dan kehidupan yang memiliki tutur maupun wajah saling berbeda.

Ketika kaki-kaki si pejalan menapaki tangga bukit Panan-jakan untuk menikmati sunrise mem-belai Bromo, Semeru, Bathok dan beberapa puncak lainnya. Keindahan itu terasa hanyalah bait pendek bagian dari puisi panjang Kal-dera purba dan kehidupan suku Tengger. Puisi kehidupan reli-

Teks & Foto Oleh : “Wawies” Wisnu Wisdantio

Debu-debu PerjalananSi Pejalan

ULASANkisah

Page 56: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201256 kelir

ULASANkisah

gius suku Tengger ketika mengagungkan gunung Bromo yang berdiri bagai padma ditengah lautan pasir. Sekaligus lirih menceritakan geliat mereka memeras segala upaya untuk mengelola tanah di tebing-tebing terjal vulkanis yang malah kurang subur karena tingginya intensitas ke-aktif-an Bromo dan Semeru .

Lain halnya ketika si pejalan terbuai pelukan kedahsyatan alam Papua yang dapat disejajarkan dengan Hutan Tropis Amazone dan Hutan Tropis Kongo dalam daftar The Global Tropical Wilderness Areas. Rindang dedaunan hutan tropis me-nyembunyikan sisi lain tak kalah dahsyat. Alam dan penghuninya menjadi jalinan sederhana yang hidup apa adanya dan saling menghidupi. Alam adalah ibu yang menghidupi anak-anaknya bagai nilai-nilai religius nan agung, kental terbuncah di tiap geliat keseharian hingga pekat filosofi tersimpan dibalik kesederhanaan pakaian adat para penghuninya. Terkadang perlu membuang ego pribadi untuk bisa menjadi bagian dari kehidupan setempat. Sekerat gigitan memecah keras buah pinang bergemelutuk di dalam mulut tetap dilakukan. Meski wajah memerah tak biasa diterjang rasa sepat dan pahit nan pekat hingga hadirkan tawa beberapa

teman, mengunyah pinang, kapur dan sirih sudah layaknya simbol kepercayaan dan persaudaraan. Tawaran mencicipinya ambil berbincang adalah tanda bila si pejalan tak lagi dianggap sekedar pendatang, menjadikannya bagai menemukan rumah kedua penuh rasa persaudaraan.

Semakin jauh ayunan langkah, si pejalan seakan mera-sa terperosok dalam kegelapan ketidak tahuan yang semakin pekat dan kelam.

Kurikulum singkat dari pemuda tanggung berdarah suku Serui Ambay ketika mengajar-kan salah satu cara sebagian masyarakat Papua membedakan asal sukunya masing-masing melalui mengenali perbedaan dialek bahasa dan melihat perbe-

daan ciri fisik yang tentu saja tetap sulit dimengerti si pejalan, hanyalah sebagian kecil hal yang membuatnya merasa semakin tercekik rasa haus untuk menjelajahi setiap lekuk indah negeri kelahirannya dan mencecap kearifan lokal setiap suku bangsa penghuninya. Terlebih lagi ketika memandangi hamparan peta negeri kelahirannya yang membentang seluas 1,9 juta km2 dan dihuni 1.128 lebih suku bangsa yang tersebar di 13 ribu pulau, semua terpapar bagai sumber pemuas da-haga yang tak terbatas.

Si pejalan tetap sosok pemuja mimpi yang kebetulan terlahir suka jalan-jalan ketika transportasi, telekomunikasi, dan arus informasi sudah maju pesat. Era yang memungkinkan siapapun menapakkan jejak ke sudut-sudut bumi. Era ketika emisi mesin mekanis mengganas, perlahan mencekik bumi meneriakkan kisah lirih clean

ULASANkisah

Page 57: Kelir Zine edisi 1

57Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

energi. Era ketika wajah alam mulai tergerus tumbuhnya hutan beton bagai cendawan di musim penghujan. Bahkan, era ketika perjalanan dan pariwisata seringkali dituding lukai alam akibat tebaran “sisa-sisa” industri perjalanan dan pariwisata yang semakin menum-puk.

“Akankah keindahan tertangkap mata ini akan tetap seperti apa adanya dalam beber-apa tahun mendatang?” sering kali mencuat hadirkan rasa gamang. Meski tak bisa dipung-kiri, keingi-nan hadirnya rasa nyaman dan sebentuk kesenangan tanpa sadar menjadi tun-tutan bawaan para pejalan yang perlah-an memantik perubahan wajah set-iap tempat persinggahan perjalanan.

Pada akhirnya, sikap, cara berperilaku, serta kemauan beradaptasi untuk lebur menjadi bagian dari alam dan budaya setempat adalah pilihan bagi para pejalan. Seperti halnya pilihan untuk memilih cara menempuh perjalanannya masing-masing, menelusuri jalanan gelap meng-gelandang bak backpacker, menikmati peluk kenyamanan kemasan pariwisata, ataupun menggabungkan keduanya untuk menciptakan sensasi tersendiri pada perjalanan yang dilakukannya.

Bagi si pejalan, perjalanan adalah bentuk pencarian berbagai hal tersurat maupun hanya lirih tersirat hingga menggelembungkan rak-rak memory bernama pengalaman, hingga terkadang mencuatkan sensasi religius di setiap utas jejaring pemahaman dalam benak.

ULASANkisah

Page 58: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201258 kelir

ULASAN KHUSUS

Brillian nya Digital SLR

Page 59: Kelir Zine edisi 1

59Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

Brillian nya

Kamera digital adalah alat yang sangat cerdas. Dia dapat mendeteksi dan membaca cahaya, memutuskan berapa nilai eksposur, menyesuaikan white balance, mendeteksi kontras untuk mencapai fokus, dan seluruh hal-hal lain yang berlangsung di balik layar dimana kita tidak pernah menyadarinya. DSLR begitu pintar, sehingga banyak fotografer pro membuat argumen bahwa tidak ada alasan untuk tidak otomatis!

Saat Anda memotret manual, pada dasarnya anda meninggalkan sebagian besar sistem kamera Anda. Anda masih memiliki pengukur cahaya, tetapi Anda harus memutuskan apakah meter yang akan menjadi benar atau tidak. Untuk melakukan ini, Anda harus menyesuaikan baik aperture dan shutter speed un-tuk mendapatkan eksposur yang tepat, dan juga waktu yang lebih lama.

Sementara semua fotografer berbeda, saya sering menempatkan aperture lebih utama sebelum kecepatan rana. Yang saya maksud disini adalah bahwa saya jarang menggunakan kecepatan rana sebagai fungsi kreatif. ketika saya memotret dalam manual saya biasanya hanya menyesuaikan kecepatan rana untuk membuat meteran menunjukkan eksposur yang tepat. atau kata lain aper-ture sudah diputuskan kemudian kecepatan rana berfungsi hanya untuk mem-peroleh eksposur yang tepat.

Dengan Exposure compensation memungkinkan fotografer membidik Nilai Aperture dengan pola pikir manual. Karena kamera saat ini begitu pintar maka eksposur yang dihasilkan biasanya tepat, dan tidak membutuhkan waktu lama untuk setting.

Figure Av Button

Ketika menggunakan mode Av, jangan lupa untuk melihat kecepatan rana yang dihasilkan oleh kamera dan memastikan itu cukup cepat untuk mendapatkan gambar yang tajam. Jika terlalu lambat, pertama kali yang dilakukan adalah menyesuaikan ISO sampai untuk mendapatkan kecepatan rana yang lebih cepat. Jika saya mendor-ong ISO terlalu tinggi, baru kemudian mempertimbangkan perubahan aperture

Saat menggunakan Mode Av inilah Exposure Compensation berguna. Sebelum mengetahui apa itu exposure compensation mari kita kembali lagi ke pengenalan alat yang sangat berpengaruh terhadap metering kita

1. Overall Metering (Multi Segment/Zone/Matrix Metering)

Dalam mode ini kamera mencoba untuk memperhitungkan semua pertimbangan exposure value dalam viewfinder. Kebanyakan kamera memiliki zona metering ban-yak di sekitar frame (misalnya Canon EOS 5D memiliki 35 poin yang dibutuhkan ke dalam pertimbangan).

Digital SLRTeks & Foto Oleh : Maufiroh Isnainto

ULASANkhusus ULASANkhusus

Page 60: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201260 kelir

3. Spot Metering

Mode ini berfungsi untuk melakukan metering pada ‘tempat’ yang sangat kecil da-lam frame. mode ini yang sangat berguna untuk kondisi pencahayaan yang rumit di mana seluruh frame memiliki exposure value yang sangat berbeda dari titik yang akan diekspose exposurenya secara benar.Figure penggunaan spot metering dalam pengukuran exposure gitar sebagai contoh jika dalam situasi mengambil potret seseorang yang wajah-nya sedikit terlalu gelap karena adanya backlight.Tanpa pengukuran spot dalam situasi ini mungkin akan mendapati hasil siluet/gelap.

Spotmetering memberikan fungsi yang sangat tepat ketika membutuhkan ekposure yang tepat dan spesifik dari suatu titik atau daerah tertentu dalam frame.

4. Partial Metering

Figure penggunakan matrix dalam landscape dan keseharianPencahayaan ini menghitung secara keseluruhan dari semua zona dan mengambil perkiraan terbaik dengan merata-rata nya. Mode ini sering saya gunakan sebagian besar pada kamera saya dan itu memberikan hasil yang bagus. Namun, kadang kala perhitungan kamera kadang salah disebabkan karena adanya perbedaan exposure cahaya yang besar dalam frame. Contoh foto dengan backlight atau background frame yang sangat terang.

2. Center Weighted Metering

Center-weighted adalah sistem metering pada kamera digital poket yang tidak menawarkan mode metering lainnya. Itu adalah sistem metering yang paling umum. Exposure Metering itu menghitung rata rata exposure seluruh frame dengan penekanan keutamaan ketepatan exposure berada di daerah pusat.

Figure penggunaan Center weight untuk subjek ditengah maupun model

ULASANkhusus ULASANkhusus

Page 61: Kelir Zine edisi 1

61Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

Figure subject di kelilingi dengan area terang.

Partial Metering parsial spot metering namun meliputi area yang lebih be-sar pada viewfinder, sekitar 13,5 persen. Hal ini berguna untuk mengambil foto potret ketika subyek berada pada cahaya back light. Partial Metering juga sering digunakan ketika scene memiliki area terang atau gelap di sekitar tepi subjek. Underexposure akan otomatis diminimalkan den-gan metering pada subjek utama tadi. Kedua nya, baik Spot maupun Partial metering adalah advance setting, kar-ena memberikan fotografer kontrol atas eksposur daripada matriks dan center weight metering.

What is Exposure Compensation and when do I use it?

Figure yang terlihat dalam view finder

Exposure compensation adalah cara mudah untuk mengoreksi eksposure yang kurang tepat. Ini adalah “skala geser” yang ada pada kebanyakan kamera digi-tal, biasanya ditunjukkan dengan tanda”plus/minus” dan skala geser, biasanya mulai dari -2 di kiri, ke +2 di sebelah kanan. Hal ini memaksa kamera un-tuk menyesuaikan perhitungan exposurenya lagi sesuai dengan kompensasi yang diinginkan.

dan mengapa -2 sampai +2 ..? ini adalah batas editing dari post processing lanjut pada computer, yang jika dinaikan exposure valuenya +2 atau diturunkan hingga -2, tidak akan mengurangi kualitas detil gambar secara signifikan. Seh-ingga dalam pengambilan gambar dengan menggunakan raw files kita tidak usah khawatir jika over atau under selama masih dalam batasan ±2 ,sehingga akan mengurangi jumlah pemakaian hutter kamera, dikarenakan selalu ingin menge-jar hasil yang pas eksposurenya

Figure batas exposure value yang masih bisa di benahi dalam post processing di komputer

Dan exposure value ini lah yang sering dinamakan dengan Stop

What is Stop / Exposure ValueDi era digital sekarang kadang kita sering meninggalkan pengetahuan dasar ten-tang Stop / Exposure Value. Exposure Value adalah suatu ukuran pencahayaan dalam kamera, dimana semua aspek baik ISO, Aperture, dan shutter speed, berpengaruh dalam besarnya exposure value yang dihasilkan sehingga menjadi seperti gambar yang kita lihat, dan bias kita nilai bahwa itu under exposure atau over exposure.Dan berikut adalah step +1 stop nya

Aperture f/stop: dalam setiap angka dibawah ini akan berpengaruh terhadap +1 stop cahaya yang dihasilkan

| f/32 | f/22 | f/16 | f/11 | f/8 | f/5.6 | f/4 | f/2.8 | f/1.8 | f/1.4 |

ULASANkhusus ULASANkhusus

Page 62: Kelir Zine edisi 1

Edisi I | AGUSTUS 201262 kelir

Shuter speed : rumus mudahnya adalah dikali (x) 2 atau di bagi (:) 2 akan meng-hasilkan +1 stop

| :2.. | 1/500 | 1/250 | 1/125 | 1/60 | 1/30 | 1/15 1/8 | 1/4 | 1/2 | 1 | ..x2 | Iso: rumus mudahnya adalah dikali (x) 2 atau di bagi (:) 2 akan menghasilkan +1 stop

|:2..|100|200|400|800|1600|3200|6400|12800|25600|51200|..x2|

Dan hal inilah yang bekerja dalam kamera jika kita memutar tombol kecepatan ataupun Aperture dan Iso.

Exposure yang dihasilkan oleh f/1.8 , 1/250 dan iso 200 akan sama Dengan: f/1.8 = tidak dirubah 1/250 = digeser kekanan 1 stop Figure same exposure with different camera setting Iso 100 = digeser kekiri 1 stop ( untuk mengimbangi kenaikan EV saat ke-

cepatannya dirubah ke 1/250)

Dan inilah yang memungkinkan kita untuk mengembangkan teknik fotografi kita, sebagai contoh untuk pembuatan night scape yang membutuhkan bukaan rana yang lama tentu kita tidak akan memakai system coba-coba.Contoh :Testing pertama dengan light meter kamera dihasilkan iso 6400, f/1.8 dan kece-patan 1/30Maka untuk slow speed dan detil yang baik maka setting diatas dapat dirubah menjadi :

Iso 200, f/11 , dan kecepatan 32 detik.

Figure thanks to widhi bek for this photo

By: Maufiroh IsnaintoPhotographer and Savannah Photography & Video Imaging ManagerWeb: www.savannahfotografi.com

ULASANkhusus ULASANkhusus

Page 63: Kelir Zine edisi 1

63Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

kelirshare and inspireemail : [email protected]