KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENGEMBANGAN SISTEM … … · Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49,...

18
Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 0 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI INSOURCING DAN OUTSOURCING TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc OLEH : HUSNUL INSAN P056132782.49E PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENGEMBANGAN SISTEM … … · Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49,...

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 0

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

INSOURCING DAN OUTSOURCING

TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc

OLEH :

HUSNUL INSAN

P056132782.49E

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 1

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 1

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................. 2

I. PENDAHULUAN ............................................................................................................... 3

I.1. Latar Belakang ............................................................................................................. 3

I.2. Tujuan .......................................................................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................... 5

II.1. Sistem Informasi Manajemen ..................................................................................... 5

II.2. Peranan Sistem Informasi ............................................................................................ 6

II.3. Insourcing .................................................................................................................... 7

II.4. Outsourcing ................................................................................................................. 7

II.4.1. Tipe Outsourcing .............................................................................................. 8

III. PEMBAHASAN ................................................................................................................. 9

III.1. Kelebihan Dan Kekurangan Insourcing Dalam Sistem Informasi ............................. 9

III.1.1. Kelebihan Insourcing ....................................................................................... 9

III.1.2. Kekurangan Insourcing.................................................................................... 10

III.2. Kelebihan Dan Kekurangan Outsourcing Dalam Sistem Informasi ........................... 10

III.2.1. Kelebihan Outsourcing .................................................................................... 12

III.2.2. Kemurangan Outsourcing ................................................................................ 13

IV. KESIMPULAN ................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 16

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 2

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Komponen Vital Sistem Informasi ............................................................................ 5

Gambar 2. Diagram Sistem Outsourcing .................................................................................... 11

Gambar 3. Proses Pendekatan Outsourcing ................................................................................ 12

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Persaingan bisnis yang semakin ketat pada era globalisasi sekarang ini harus

didukung dengan penerapan sistem informasi yang baik. Sistem informasi yang baik adalah

suatu sistem terpadu atau kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, dan

jaringaan komunikasi, untuk meyediakan informasi yang berguna dalam mendukung kegiatan

operasional dan fungsi pengambilan keputusan dari sebuah organisasi. Sistem informasi

dapat membantu segala jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses

bisnis yang dijalankan, pengambilan keputusan manjerial, kerjasama kelompok kerja hingga

dapat memperkuat posisi kompetitif perusahaan dalam pasar yang dinamis. Sehingga sistem

informasi menjadi salah satu bahan yang dibutuhkan untuk keberhasilan bisnis dilingkungan

global yang dinamis saat ini.

Permasalahan dan tantangan yang akan selalu dihadapi oleh perusahaan dalam

pengembangan sebuah sistem informasi terletak pada siapa atau pihak mana yang akan

melaksanakan proses pengembangan tersebut. Keputusan untuk meyerahkan pengembangan

sistem informasi harus didasarkan pada sumberdaya modal perusahaan, kemampuan

sumberdaya manusia perusahan, teknologi perusahaan yang memadai dan kebutuhan

operasional perusahaan.

Pemilihan pelaku yang dapat menangani pengembangan sistem informasi perusahaan

adalah pihak insourcing dan outsourcing. Perusahan dapat menyerahkan pengembangan

sistem informasinya pada pihak internal atau insourcing, dimana perusahaan merancang atau

membuat sendiri sistem informasi yang dibutuhkan dan menentukan pelaksana sistem

informasi menjadi alternatif selanjutnya. Apabila perusahan belum sanggup melakukan

pengembangan sistem informasinya sendiri, maka perusahaan dapat membeli paket sistem

informasi yang sudah jadi atau juga dapat berupa permintaan terhadap pihak ketiga untuk

melaksanakan proses pengembangan sistem informasi termasuk pelaksana sistem informasi.

Pihak perusahaan menyerahkan tugas pengembangan dan pelaksanaan serta maintanance

sistem informasi kepada pihak ketiga (outsourcing).

Keputusan perusahaan melakukan insourcing atau outsourcing menjadi suatu

penggerak proses pengembangan strategi bisnis. Keputusan untuk melakukan insourcing atau

outsourcing seringkali ditandai dengan adanya siklus pengembangan produk baru. Karena

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 4

produk, pelayanan, perakitan (sub-assemblies) atau komponen-komponen yang belum

dirancang, dikarenakan minimnya informasi yang tersedia untuk menuntun pengambilan

keputusan terhadap sumberdaya.

I.2. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

dari pengembangan sistem informasi secara outsourcing dibandingkan dengan cara

insourcing.

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Sistem Informasi Manajemen

Raymond McLeod (1996), medefinisikan sistem informasi sebagai suatu sistem

berbasis komputer yang menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna (user).

Dengan informasi tersebut, pengguna dapat mengetahui tentang apa yang telah terjadi di

masa lalu, sekarang, dan dugaan kejadian di masa yang akan datang. Informasi dapat

disajikan dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus atau simulasi matematik.

Sistem informasi merupakan suatu tatanan yang terorganisasi dalam pengaturan

sumber daya yang ada yang meliputi pengumpulan data lalu mengolahnya sehingga bisa

dengan mudah untuk dikonsumsi dan lebih mudah dalam hal penyebarannya. Lebih jauh

yang meliputi sumber daya meliputi: manusia, hardware, software, data dan jaringan yang

terdapat di dalamnya (O’Brien, 2005).

Gambar 1. Komponen Vital Sistem Informasi

Raymond McLeod (1996), mengemukakan bahwa sistem informasi manajemen

adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa

pemakai dengan kebutuhan serupa. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non

manajer dalam perusahaan untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah.

Sedangkan menurut D. D. Astuti (2012), Sistem Informasi Manajemen adalah pendekatan

yang terorganisir dan terencana untuk memberikan eksekutif bantuan informasi yang tepat

yang memberikan kemudahan bagi proses manajemen.

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 6

Adapun tujuan umum SIM, yaitu :

Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa,

produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.

Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,

pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.

Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Menyediakan informasi yang efektif dan efisien terkait hal-hal yang bisa membantu

percepatan tanpa meninggalkan keakuratan, sehingga bisa meningkatkan nilai jual

perusahaan dan memenangkan persaingan di pasar.

II.2. Peranan Sistem Informasi

Sistem informasi sangat berperan dalam memadukan semua unsur-unsur yang saling

berhubungan sehingga sistem informasi tersebut harus dipandang sebagai suatu sistem

tunggal, akan tetapi cukup kompleks sehingga perlu diuraikan menjadi subsistem-subsistem

untuk perencanaan dan pengendalian pengembangannya serta untuk mengendalikan

operasinya. Menguraikan informasi menjadi subsistem-subsistem yang lebih kecil penting

sekali karena hal ini memungkinkan dilaksanannya penguraian lebih lanjut setiap subsistem

diuraikan dan dirancang secara cermat sehingga sesuai dengan batas-batas yang telah

ditentukan untuk itu, dan dapat berhubungan dengan tepat, maka bagian-bagian akan sesuai

dan bekerja sama sepenuhnya (D. D. Astuti, 2012).

Kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi ditentukan oleh level manajemen dan

pihak non-manajemen yang akan menggunakan informasi. Oleh karena itu, sistem informasi

yang dibangun atau dipakai dalam sebuah organisasi perlu mengakomodasi kebutuhan

pemakai berdasarkan level manajemen. Pada tingkat manajerial yang lebih tinggi, yaitu

tingkat perencanaan strategis, sistem informasi dapat digunakan untuk mengubah arah sebuah

perusahaan dalam mendapatkan keunggulan strategisnya. Sebuah sistem informasi dimana

teknologi informasi merupakan bagian didalamnya memungkinkan suatu perusahaan untuk

mengintegrasikan seluruh kebutuhannya kemudian diproses lebih lanjut dalam rangka

pencapaian tujuan perusahaan sehingga menghasilkan sebuah keluaran (output) yang sangat

mendukung baik kegiatan operasional maupun kegiatan manajerial perusahaan tersebut (M.

A. Indrasari, 2010).

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 7

Terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis (O’Brien, 2005), yaitu :

1. Mendukung proses bisnis dan operasional.

2. Mendukung pengambilan keputusan.

3. Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem informasi dan teknologi menjadi

komponen yang sangat penting dalam keberhasilan suatu perusahaan baik bergerak di bidang

bisnis maupun non bisnis. Lebih jauh lagi, saat ini sistem informasi berbasis internet yang

penggunaannya semakin luas dan canggih dalam hal kecepatan, ketepatan dan up-to-date

dalam menyajikan informasi.

II.3. Insourcing

Insourcing adalah praktek bisnis di mana pekerjaan yang seharusnya dikontrakkan

dilakukan sendiri oleh perusahaan (Rouse, 2009). Insourcing seringkali meliputi

mendatangkan spesialis untuk memenuhi kebutuhan sementara atau pelatihan karyawan yang

ada untuk melakukan tugas-tugas yang seharusnya telah di-outsource.

Insourcing merupakan suatu cara mengoptimalkan karyawan dalam perusahaan untuk

dipekerjakan di luar perusahaan berdasarkan kompetensi dan minat karyawan itu sendiri dan

difasilitasi oleh perusahaannya. Insourcing bisa dalam bentuk bekerja di luar perusahaan

secara fulltime, fifty-fifty atau temporary. Kompensasi diterima dengan mengikuti pola

tersebut. Artinya mereka akan dibayar secara penuh oleh perusahaan yang menggunakannya,

atau sharing dengan perusahaan asalnya, atau perusahaan asal hanya menanggung selisih gaji

(http://www. lovita.blogstudent.mb.ipb.ac.id). Insourcing juga dapat didefinisikan sebagai

transfer pekerjaan dari satu organisasi ke organisasi lain yang terdapat di dalam negara yang

sama. Selain itu, insourcing dapat pula diartikan dengan suatu organisasi yang membangun

fasilitas atau sentra bisnis baru yang mengkhususkan diri pada layanan atau produk tertentu

(en.wikipedia.org).

II.4. Outsourcing

Istilah outsourcing dari kata out dan source yang berarti sumber dari luar, merupakan

pendekatan manajemen yang memberikan kewenangan pada sebuah agen luar (pihak ketiga)

untuk bertanggung jawab terhadap proses atau jasa yang sebelumnya dilakukan oleh

perusahaan. Menurut O’Brien dan Marakas (2006) istilah outsourcing dalam arti luas adalah

pembelian sejumlah barang atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan

tetapi sekarang dengan memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak ketiga

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 8

Sebutan berbeda digunakan oleh Harland et al. (2005) yakni outsourcer dan

outsourcee. Outsourcer menunjuk pada perusahaan yang mempunyai wewenang dalam bisnis

tersebut, dan outsourcer merupakan perusahaan yang diberi wewenang mengelolanya.

Sedangkan menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003), definisi outsourcing adalah

penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga dengan tujuan untuk mendapatkan kinerja

pekerjaan yang professional dan bertaraf internasional. Sedangkan definisi lain menurut

Pfannenstein dan Tsai (2004) yang dikutip oleh Diah (2008), outsourcing adalah

memindahkan pekerjaan suatu perusahaan kepada pihak lain dalam waktu yang tertentu.

II.4.1. Tipe Outsourcing

Menurut Komang dan Agus (2008) tipe outsourcing dibedakan menjadi dua kelompok

yaitu Business Process Outsourcing dan Outsourcing Sumber Daya Manusia.

1. Business Process Outsourcing (BPO), jika di Indonesia dikenal dengan pemborongan

pekerjaan. Outsourcing jenis ini mengacu pada hasil akhir yang dikehendaki. Jika sebuah

perusahaan manufaktur ingin mengalihkan penjualan produknya pada perusahaan lain,

maka pembayaran kompensasinya berupa jumlah unit yang terjual.

2. Outsourcing Sumber Daya Manusia. Outsourcing ini mengacu pada kebutuhan

penyediaan dan pengelolaan sumber daya manusia. Untuk contoh di atas, perusahaan

manufaktur akan bekerja sama dengan perusahaan outsourcing (vendor) yang

memberikan jasa penyediaan dan pengelolaan tenaga penjual. Kompensasi kepada vendor

berupa management fee sesuai kesepakatan.

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 9

BAB III

PEMBAHASAN

Pengembangan sistem informasi bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam

penyimpanan informasi, mengurangi biaya dan menghemat waktu, meningkatkan

pengendalian, mendorong pertumbuhan, meningkatkan produktifitas serta profitabilitas

perusahaan. Pengembangan sistem ini sering terbentur oleh sumberdaya yang dimiliki oleh

perusahaan, sehingga harus dipilih pihak yang tepat dalam melaksanakannya. Pilihan tersebut

harus dilihat dan disesuaikan dengan sumberdaya perusahaan dan kelebihan/kekurangan yang

terdapat pada pihak pengembangan sistem informasi. Dibawah ini akan dipaparkan kelebihan

dan kekurangan dari insourcing dan outsourcing.

III.1. Kelebihan Dan Kekurangan Insourcing Dalam Sistem Informasi

Organisasi biasanya memilih untuk melakukan insourcing dalam rangka mengurangi

biaya tenaga kerja dan pajak. Organisasi yang tidak puas dengan outsourcing kemudian

memilih insourcing sebagai penggantinya. Beberapa organisasi merasa bahwa dengan

insourcing mereka dapat memiliki dukungan pelanggan yang lebih baik dan kontrol yang

lebih baik atas pekerjaan mereka dari pada dengan mengoutsourcingnya

(www.outsource2india.com).

Insourcing dapat terjadi karena hal-hal sebagai berikut:

1. Kompetensi karyawan yang tidak optimal dimanfaatkan di dalam perusahaan.

2. Terjadinya perubahan yang mengakibatkan beberapa kompetensi tertentu tidak

dibutuhkan lagi di dalam perusahaan.

3. Sebagai persiapan karyawan untuk menempuh karir baru di luar perusahaan.

III.1.1. Kelebihan Insourcing

Beberapa keuntungan dari pengelolaan SI dan TI dengan sistem insourcing

(http://www. lovita.blogstudent.mb.ipb.ac.id), antara lain :

1. Perusahaan memiliki kendali yang besar terhadap SI/TI nya sendiri.

2. Mengurangi biaya tenaga kerja karena biaya untuk pekerja dalam perusahaan biasanya

lebih kecil dari pada biaya yang dikeluarkan untuk pekerja outsource.

3. Menyalurkan pemanfaatan kompetensi perusahaan secara optimal.

4. Memiliki kemampuan untuk melihat keseluruhan proses pengembangan SI.

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 10

5. Sistem Informasi yang dibuat dapat direncanakan secara terstruktur sesuai dengan

kebutuhan perusahaan.

6. Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap SI karena

proses pengembangannya dilakukan oleh internal perusahaan tersebut.

7. Lebih mudah dalam mengintegrasikan SI yang dikembangkan oleh perusahaan dengan

sistem yang sudah ada.

8. Proses pengembangan sistem dapat dikelola dan dimodifikasi serta dikontrol keamanan

aksesnya (security acces).

9. Dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif (competitif advantage) perusahaan

dibandingkan pesaing.

III.1.2. Kekurangan Insourcing

Beberapa kelemahan dengan sistem insourcing, antara lain :

1. Membutuhkan investasi yang tinggi karena biaya pembuatan sistem harganya sangat

mahal.

2. Pengembangan SI dapat memakan waktu yang lama karena harus merancangnya dari

awal.

3. Adanya communication gap antara IT specialist dan user.

4. Kesulitan dalam menyatakan kebutuhan users sehingga menyulitkan spesialis TI dalam

memahaminya dan seringkali hal ini menyebabkan SI yang dibuat kurang memenuhi

kebutuhan user.

5. Adanya resiko yang harus ditanggung sendiri oleh perusahaan jika terjadi masalah atau

kesalahan dalam pendefinisian kebutuhan data dan informasi.

6. Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang SI/TI yang kompeten dan memiliki skill yang

memadai yang dapat menyebabkan kesalahan/resiko yang harus ditanggung sendiri oleh

perusahaan.

7. Perusahaan belum tentu mampu melakukan adaptasi dengan perkembangan TI yang

sangat pesat sehingga ada peluang teknologi yang digunakan kurang up to date.

III.2. Kelebihan Dan Kekurangan Outsourcing Dalam Sistem Informasi

Outsourcing adalah keputusan perusahaan untuk melimpahkan pengembangan sistem

infomasi perusahaan kepada pihak ketiga atau pihak di luar organisasi yang memiliki

spesialisai dan ahli dalam bidang sistem informasi. Adapun definisi outsourcing menurut

Indrajit dan Djokopranoto (2003) adalah penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 11

dengan tujuan untuk mendapatkan kinerja pekerjaan yang professional dan bertaraf

internasional.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan outsourcing, antara lain :

1. Menentukan pengembang yang ditunjuk untuk membangun sistem informasi dengan hati-

hati. Sebaiknya, pihak luar yang dipilih memang benar-benar telah berpengalaman

2. Menandatangani kontrak. Kontrak dimaksudkan sebagai pengikat tanggung jawab dan

dapat dijadikan sebagai pegangan dalam melanjutkan atau menghentikan proyek jika

terjadi masalah selama masa pengembangan

3. Merencanakan dan memonitor setiap langkah dalam pengembangan agar keberhasilan

proyek benar-benar tercapai. Kontrol perlu diterapkan pada setiap aktivitas dengan

maksud agar pemantauan dapat dilakukan dengan mudah

4. Menjaga komunikasi yang efektif antara personil dalam perusahaan dengan pihak

pengembang dengan tujuan agar tidak terjadi konflik atau hambatan selama proyek

berlangsung

5. Mengendalikan biaya dengan tepat dengan misalnya memperhatikan proporsi

pembayaran berdasarkan persentasi tingkat penyelesaian proyek.

Berikut ini merupakan gambar aliran perancangan sistem dengan menggunakan

metode atau pendekatan outsourcing.

Gambar 2. Diagram Sistem Outsourcing

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 12

Gambar 3. Proses Pendekatan Outsourcing

III.2.1. Kelebihan Outsourcing

Embleton dan Wright (1998), mengemukakan manfaat dari penerapan sistem

outsourcing sebagai berikut :

1. Penghematan biaya (cost saving). Bisa terjadi karena vendor lebih fokus mengelola

aktifitas yang dibutuhkan oleh outsourced. Rata-rata perusahaan merealisasikan 9 persen

penghematan biaya dan 15 persen peningkatan kapasitas dan kualitas melalui

outsourcing.

2. Penghematan waktu (time saving). Lebih dari sepertiga (37 persen) perusahaan yang

disurvei menyatakan bahwa penghematan waktu merupakan pertimbangan utama.

3. Biaya tersembunyi (hidden cost). Banyak organisasi mempunyai biaya tersembunyi yang

tidak diketahui sampai dilakukannya strategi outsourcing.

4. Aktifitas inti (core activity). Jika perusahaan ingin fokus pada aktifitas inti, maka

pengurangan aktifitas yang lain untuk diserahkan kepada pihak luar merupakan pilihan

yang harus diambil.

5. Pemasukan kas (cash infusion). Karena ada aktifitas yang diserahkan pada pihak luar,

maka akan ada fasilitas atau aset yang dijual, sehingga memberikan pemasukan uang kas.

6. Ketersediaan bakat (talent availability). Outsourcing menyediakan akses untuk

memperoleh sumberdaya yang berbakat yang tidak bisa disediakan perusahaan.

7. Rekayasa ulang (re-engineering). Bekerjasama dengan vendor membuat manajer

berkesempatan mengevaluasi proses bisnis mereka.

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 13

8. Budaya korporat (corporate culture). Vendor mungkin mempunyai budaya harmonis yang

cocok dengan budaya perusahaan. Meskipun begitu untuk melakukan perubahan perlu

diperhatikan timbulnya pergolakan yang mungkin terjadi.

9. Fleksibilitas yang lebih besar (greater flexibility). Melalui kerjasama dengan vendor

perusahaan lebih leluasa menerima permintaan pelanggan baik waktu maupun jumlah,

dan mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki

10. Akuntabilitas (accountability). Vendor komersial dibatasi oleh kontrak untuk

menyediakan jasa pada tingkat tertentu yang disepakati, sementara departemen internal

tidak selalu bisa dikendalikan pengeluarannya.

11. Akses terhadap spesialis lebih besar (access to specialist). Keahlian, peralatan, tehnologi

dan advis independen dapat diperoleh dari perusahaan outsourcing.

12. Produktivitas lebih tinggi (greater productivity). Outsourcing jelas bisa digunakan untuk

meningkatkan produktivitas karen beban dibagi dengan vendor.

13. Perbaikan kualitas (quality improvement). Outsourcing bisa memperbaiki kualitas karena

vendor adalah spesialis di bidangnya.

14. Jarak geografis (geographical distance). Outsourcing bisa digunakan untuk mengatasi

masalah jarak geografis.

III.2.2. Kekurangan Outsourcing

Kremic et al. (2006), juga menunjukkan beberapa resiko yang dihadapi bila

menggunakan strategi outsourcing, yakni:

1. Harapan penghematan biaya yang sering tidak terwujud. Dari seluruh klien, 50 persen

menyatakan break-even, dan dalam beberapa kasus lebih mahal.

2. Perusahaan harus lebih hati-hati karena telah menyerahkan aktifitas pengendalian proses

kepada vendor.

3. Sekali aktifitas dipercayakan kepada pihak luar, sulit dan membutuhkan biaya yang cukup

besar untuk kembali dipegang perusahaan.

4. Kontrak awal mungkin sangat kompetitif, namun dengan berjalannya waktu jika

ketergantungan kepada vendor menjadi besar bisa menelan biaya yang lebih mahal.

5. Kemungkinan bisa merusak moral karyawan yang dimiliki. Aspek kemanusiaan ini sering

diabaikan dalam outsourcing. Sementara untuk karyawan yang berbakat dan dibutuhkan

pasar kerja akan mudah mencari tempat lain dan keluar dari perusahaan.

6. Waktu yang dibutuhkan untuk mengelola kontrak kemungkinan bisa lebih mahal.

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 14

7. Kualitas barang dan jasa harus selalu dimonitor karena insentif kontraktor untuk

menghemat biaya.

8. Vendor kemungkinan mempunyai klien yang banyak, sehingga tidak dapat memberikan

prioritas kepada setiap klien.

9. Banyak vendor membutuhkan kontrak yang lama untuk menjamin penghasilan mereka.

Oleh karena itu harus ada negosiasi untuk mengantisipasi perubahan pasar dan biaya.

Dalam hal ini fleksibilitas membutuhkan biaya yang tinggi.

10. Perubahan tehnologi yang cepat jika tidak bisa diakses oleh vendor akan berdampak pada

perusahaan

11. Menyerahkan aktifitas strategis kepada pihak lain dalam jangka panjang akan merugikan

karena perusahaan kehilangan peluang pengembangan dari aktivitas tersebut.

12. Jika karena outsourcing mengakibatkan ketidak puasan karyawan sehingga banyak yang

keluar, akan memberikan kesan yang tidak baik bagi perusahaan.

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 15

BAB VI

KESIMPULAN

Pengembangan sistem informasi pada dasarnya bertujuan untuk memberikan

kemudahan dalam penyimpanan informasi, mengurangi biaya dan menghemat waktu,

meningkatkan pengendalian, mendorong pertumbuhan, meningkatkan produktifitas serta

profitabilitas perusahaan. Namun pengembangan sistem ini sering kali terbentur oleh masalah

sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga harus dipilih pihak yang tepat dalam

melaksanakannya. Dalam mengatasi masalah sumberdaya ini biasanya perusahaan

menerapkan sistem insourcing atau outsourcing. Diantara insourcing dan outsourcing

memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Sehingga tidak bisa dikatakan mana

yang lebih baik dan mana yang buruk, namun kebijakan memilih pendekatan itu tergantung

pada situasi perusahaan.

Namun secara umum, sistem outsourcing dapat menjadi solusi yang paling sering

digunakan suatu perusahaan untuk mengembangkan sistem informasinya. Alasan utamanya

karena dengan outsourcing perusahaan bisa memfokuskan diri pada kegiatan utamanya (core

business), perusahaan juga dapat melakukan penghematan biaya (cost saving) dan akses pada

sumberdaya yang tidak dimiliki oleh perusahaan.

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 16

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, D. D. 2012. Kegagalan Dan Kesuksesan Penerapan Sistem Informasi.

http://www.dina48.blogstudent.mb.ipb.ac.id, diakses pada tanggal 30 Januari 2014, 21:38.

Diah, 2008. Studi pada Information sharing dalam offshore IT outsourcing (Studi kasus pada

tiga perusahaan vendor IT di indonesia)

Embleton, P.R. and P.C.Wright (1998). A practical guide to successful outsourcing.

Empowerment in Organization.6 (3):94-106.

Harland, Christine, Louise Knight, Richard Lamming, and Helen Walker. (2005).

Outsourcing: assessing the risks and benefits for organizations, sector and nations.

International Journal of Operation & Production Management. 25 (9): 831-850.

http://www.en.wikipedia.org, diakses pada tanggal 30 Januari 2014, 21:06

http://www.lovita.blogstudent.mb.ipb.ac.id, diakses pada tanggal 30 Januari 2014, 21:56.

http://www.outsource2india.com, diakses pada tanggal 30 Januari 2014, 22:35.

Indrajit RE dan Djokopranoto R. 2003. Proses Bisnis Outsourcing. Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Indrasari, M. A. 2010. Kesuksesan Dan Kegagalan Implementasi Sistem Informasi

Manajemen. http://www.miraindrasari.blogstudent.mb.ipb.ac.id, diakses pada tanggal 30

Januari 2014, 21:20.

Kremic, Tibor; Oya Icmeli Tukel and Walter O. Rom. (2006). Outsourcing decision support:

a survey of benefits, risks, and decision factors. Supply Chain Management: An International

Journal. 11 (6): 467 – 482.

McLeod. R. 1996. Sistem Informasi Manajemen; Studi Informasi Berbasis Komputer.

Terjemahan. PT. Prenhalindo.

O’Brien, James A. 2005. Pengantar Sistem Informasi, Perspektif Bisnis dan Manajerial.

Edisi 12. Terjemahan: Introduction to Information Systems, 12th Ed. Palupi W. (editor),

Dewi F. dan Deny A. K. (penerjemah). Salemba Empat. Jakarta.

O’Brien, J.A dan Marakas, G.M. (2006). Introduction to Information Systems, 7th Ed.,

McGraw-Hill/Irwin. New York.

Priambada, Komang dan Agus Eka Maharta (2008). Outsourcing Versus Serikat Pekerja?

(An Introduction to Outsourcing). Alihdaya Publishing. Jakarta.

Sistem Informasi Manajemen, MB IPB E49, 2014 17

Rose, Margareth. 2009. http://www.whatis.techtarget.com, diakses pada tanggal 30 Januari

2014, 22:15.