Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

22
Kelas kata dalam bahasa Jepang Bahasa Jepang adalah bahasa yang kaya akan kosakata. Jenisnya pun sangat beragam tergantung dengan cara, standar, dan dari sudut apa kosakata tersebut dipandang. Misalnya dilihat dari kelas katanya (hinshi), Murakami menjelaskan bahwa terdapat 10 kelas kata bahasa Jepang. Diantaranya adalah: 1. dôshi (verba) 2. i-keiyôshi (adjektiva-i) 3. na-keiyôshi (adjektiva-na) 4. meishi (nomina) 5. rentaishi (prenomina) 6. fukushi (adverbia) 7. kandôshi (interjeksi) 8. setsuzokushi (konjungsi) 9. jôdôshi (verba bantu) 10. joshi (partikel). Selain diklasifikasikan berdasarkan kelas katanya, kosakata dalam bahasa Jepang juga dapat diklasifikasikan berdasarkan pada siapa yang menjadi penuturnya. Seperti berdasarkan usia penutur, terdapat jidôgo atau yôjigo (bahasa anak-anak), wakamono kotoba (bahasa anak muda), dan rôjingo (bahasa orang tua). Berdasarkan jenis kelamin penutur, terdapat danseigo (bahasa laki-laki) dan joseigo (bahasa perempuan). Di samping beberapa yang telah diungkapkan di atas, kosakata dalam bahasa Jepang juga dapat diklasifikasikan perbedaan zaman, tempat, asal-usul (goshu) seperti wago, kango, dan gairaigo, dan sebagainya. Kelas Kata Bahasa Jepang By Arief Pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata ( word class, part of speech ), sedangkan bunrui berarti penggolongan, klasifikasi, kategori, atau pembagian.

Transcript of Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

Page 1: Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

Kelas kata dalam bahasa Jepang

Bahasa Jepang adalah bahasa yang kaya akan kosakata. Jenisnya pun sangat beragam tergantung dengan cara, standar, dan dari sudut apa kosakata tersebut dipandang. Misalnya dilihat dari kelas katanya (hinshi), Murakami menjelaskan bahwa terdapat 10 kelas kata bahasa Jepang. Diantaranya adalah:1. dôshi (verba)2. i-keiyôshi (adjektiva-i)3. na-keiyôshi (adjektiva-na)4. meishi (nomina)5. rentaishi (prenomina)6. fukushi (adverbia)7. kandôshi (interjeksi)8. setsuzokushi (konjungsi)9. jôdôshi (verba bantu)10. joshi (partikel).

Selain diklasifikasikan berdasarkan kelas katanya, kosakata dalam bahasa Jepang juga dapat diklasifikasikan berdasarkan pada siapa yang menjadi penuturnya. Seperti berdasarkan usia penutur, terdapat jidôgo atau yôjigo (bahasa anak-anak), wakamono kotoba (bahasa anak muda), dan rôjingo (bahasa orang tua). Berdasarkan jenis kelamin penutur, terdapat danseigo (bahasa laki-laki) dan joseigo (bahasa perempuan).Di samping beberapa yang telah diungkapkan di atas, kosakata dalam bahasa Jepang juga dapat diklasifikasikan perbedaan zaman, tempat, asal-usul (goshu) seperti wago, kango, dan gairaigo, dan sebagainya.

Kelas Kata Bahasa Jepang

By Arief

Pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata ( word class, part of speech ), sedangkan bunrui berarti penggolongan, klasifikasi, kategori, atau pembagian.

Jadi hinshi bunrui dapat berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karateristiknya secara gramatikal. Adapun pembagian kelas kata menurut Kokugo Daijiten dibagi menjadi 10 jenis kata yaitu :

Dôshi ( Verba ) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan dapat menjadi predikat. Dôshi ini biasanya berakhiran bunyi ~u. Contoh : kaku (menulis), taberu (makan).

Page 2: Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

Keiyôshi ( Adjektiva~i ) adalah kata yang dapat berdiri sendiri, juga dapat menjadi predikat. Keiyôshi memiliki beberapa perubahan kata dan biasanya berakhiran ~i. Keiyôshi disebut juga kata sifat golongan satu. Contoh : shiroi (putih), atsui (panas).

Keiyôdôshi ( Adjektiva~na ) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan merupakan kata sifat golongan dua, memiliki perubahan sendiri yang berbeda dengan kata sifat golongan satu ( keiyôshi ). Contoh : kirei (cantik), jôzu (pandai).

Meishi ( Nomina ) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan bisa menjadi subjek. Meishi tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh : kutsu (sepatu), tsukue (meja).

Rentaishi ( Prenomina ) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan bisa menjadi kata yang menerangkan kata lain. Rentaishi ini tidak bisa menjadi subjek dan tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh : sono (itu), chiisana (kecilnya).

Fukushi ( Adverbia ) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan berfungsi sebagai kata keterangan untuk yôgen (predikat). Fukushi tidak dapat menjadi subjek dan tidak memilliki perubahan bentuk. Contoh : zutto (terus) , taihen (seperti, seolah-olah).

Setsuzokushi ( Konjungsi ) adalah kata yang dapat berdiri sendiri dan berfungsi untuk menyatakan hubungan antar kalimat atau bagian kalimat atau frase dengan frase. Setsuzokushi tidak bisa menjadi subjek dan tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh : soshite (lalu, kemudian), suru to (selanjutnya, dengan demikian).

Kandôshi ( Interjeksi ) adalah kata yang dapat berdiri sendiri, pada umumnya menyatakan ekspresi, perasaan, cara memanggil, cara menjawab dan lain sebagainya. Kandôshi tidak dapat menjadi subjek dan tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh : ee (ya, benar), moshi moshi (halo).

Jodôshi ( Verba Bantu ) adalah kata yang tidak dapat berdiri sendiri, terutama banyak melekat pada dôshi, keiyôshi juga pada jodôshi lain. Sebagian jodôshi memiliki perubahan sendiri. Contoh : ~rareru (bentuk dapat, perintah), ~rashii (sepertinya, kelihatannya).

Joshi ( Partikel ) adalah kata yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki perubahan. Bila kata ini terpisah dari kata lain, maka kata ini tidak mempunyai arti. Jôshi hanya berfungsi untuk menyambung kata-kata jiritsugo dalam pembentukan kalimat bahasa Jepang dan juga menentukan arti kata tersebut. Contoh : no (kepunyaan, milik), de (di, dengan)

kelas kata bahasa jepangOct 5, '09 5:28 PMfor everyone

KELAS KATA DALAM GRAMATIKA BAHASA JEPANG

A. Sekilas Tentang Kelas Kata dalam Gramatika Bahasa Jepang

Page 3: Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa didalam bahasa Jepang terdapat

sepuluh kelas kata, delapan kelas kata termasuk kedalam jiritsugo yang diantaranya adalah

dooshi (verb), keiyooshi (adjective -i), keiyoodooshi (adjective –na), meishi (nomina), fukushi

(adverb), rentaishi (prenomina), setsuzokushi (konjungsi), dan kandooshi (interjeksi). Sedangkan

sisanya termasuk fuzokugo yaitu jodooshi (verb bantu) dan joshi (partikel).

Dalam kelompok jiritsugo ada kata-kata yang dapat mengalami perubahan tetapi ada juga

yang tidak dapat mengalami perubahan. Kelompok jiritsugo yang dapat mengalami perubahan

dan dapat menjadi predikat disebut yoogen yang terdiri dari dooshi, keiyoodhi, dan keiyoodooshi.

Sedangkan yang tidak memiliki bentuk perubahan terdapat kata-kata yang dapat menjadi subjek

yang biasa disebut taigen yang mencakup satu kelas yaitu meishi. Dalam kelompok jiritsugo

yang tidak dapat mengalami perubahan ada juga kata-kata yang tidak dapat menjadi subjek tetapi

dapat menerangkan yoogen yaitu fukushi, menerangkan taigen yaitu rentaishi, kata-kata yang

tidak menjadi kata keterangan tapi berfungsi untuk menyambungkan dua kalimat atau dua bagian

kalimat yaitu setsuzokushi dan yang tidak berfungsi sebagai penyambung disebut kandooshi.

Dalam fuzokugo juga ada kelas kata yang dapat mengalami perubahan yang disebut

Page 4: Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

dengan jodooshi sedangkan yang tidak mengalami perubahan disebut joshi.

B. Kelas Kata dalam Gramatika Bahasa Jepang

1. Dooshi (verb)

Dooshi adalah salah satu kelas dalam bahasa jepang yang dipakai untuk

menyatakan aktivitas, keberadaan atau keadaan sesuatu. Dooshi dapat mengalami

perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Dooshi termasuk jiritsugo

dapat membentuk sebuah bunsetsu walaupun tanpa bantuan kelas kata lain, dan dapat

menjadi predikat bahkan dengan sendirinya dapat memiliki potensi untuk menjadi

sebuah kalimat. Selain itu juga dooshi dapat menjadi keterangan kelas kata lain pada

sebuah kalimat, dalam bentuk kamus selalu diakhiri vocal u dan memiliki bentuk

perintah.

a. Jenis-jenis Dooshi

1. Jidooshi adalah kelompok dooshi yang tidak berarti mempengaruhi pihak lain.

Contohnya : iku (pergi), kuru (datang), okiru (bangun), neru (tidur) dan

sebagainya.

2. Tadooshi adalah kelompok dooshi yang menyatakan arti mempengaruhi pihak

lain. Contohnya : okosu (membangunkan), nekasu (menidurkan), ikeru (dapat

pergi) dan sebagainya.

3. Shodoshi merupakan kelompok dooshi yang memasukan pertimbangan

permbicara, maka tidak dapat diubah kedalam bentuk pasif dan kausatif. Selain

itu, tidak memiliki bentuk perintah dan ungkapan kemauan. Contohnya : mieru

(terlihat), kikoeru (terdengar), iru, niau (sesuai), ikeru (dapat pergi, kikeru dan

sebagainya.

Selain itu, Tarada Takanao menambahkan fukugo dooshi, haseigo tohsite no

Page 5: Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

dooshi dan hojo dooshi sebagai jenis-jenis dooshi.

- fukugo dooshi adalah dooshi yang terbentuk dari gabungan dua buah kata atau

lebih dan gabungan kata tersebut secara keseluruhan dianggap sebagai satu kata.

Contoh : hanashiau ‘berunding’ (dooshi + dooshi)

- haseigo tohsite no dooshi adalah dooshi yang terbentuk dari kelas kata lain dengan

cara menambahkan sufiks. Kata-kata tersebut secara keseluruhan dianggap

sebagai satu kata. Contoh : samugaru (merasa kedinginan), asebamu

(berkeringat)

- hojo dooshi adalah dooshi yang menjadi bunsetsu tambahan. Contohnya : aru, iru

dan morau.

b. Bentuk Konjugasi Verb

1. Mizenkei, menyatakan bahwa aktivitas atau tindakannnya belum dilakukan atau

belum terjadi sampai sekarang. Bentuk ini diikuti u,yoo, nai, seru, saseru, reru

atau rareru.

2. Ren’yookei, menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktivitas. Bentuk ini

diikuti masu, ta, da, tai, te, atau nagara. Bentuk ini juga dapat diikuti yoogen

yang lain seperti pada kata yomihajimeru (mulai membaca).

3. Shuushikei, yaitu bentuk dasar verb yang dipakai pada waktu mengakhiri ujaran.

Bentuk ini juga dapat diikuti kata ka atau kara.

4. Rentaikei, yaitu bentuk yang diikuti taigen seperi toki, koto, hito, mono, dan

sebagainya. Tapi dapat diikuti juga dengan yooda, bakari, kurai, gurai, no.

5. Kateikei, menyatakan makna pengandaian, merupakan bentuk yang iikuti ba.

6. Miereikei, menyatakan makna perintah.

Page 6: Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

2. I – Keiyooshi (adjective – i)

i-keiyooshi sering disebut juga keiyooshi yaitu kelas kata yang menyatakan sifat

atau keadaan sesuatu dengan sendirinya menajdi predikat dan dapat mengalami

perubahan bentuk. Setiap kata yang termasuk i-keiyooshi selalu diakhiri i dalam bentuk

kamus, dapat menjadi predikat, dan juga dapat menjadi kata keterangan yang

menrangkan kata lain dalam sebuah kalimat. Tapi ada kata yang berakhiran i seperti

yumei (mimpi), kirai (benci) dan kirei (cantik, indah, bersih) walaupun berakhiran i tapi

tidak termasuk i-keiyooshi karena dalam bentuk kamusnya berakhiran da.

- Jenis-jenis i-keiyooshi

1. Zokusei keiyooshi yaitu kelompok i-keiyooshi yang menyatakan sifat atau keadaan

secara objektif. Misainya : takai (tinggi), nagai (panjang), hayai (cepat), omoi

(berat), akai (merah) dan sebagainya.

2. Kanjoo keiyooshi, yaitu kelompok i-keiyooshi yang menyatakan perasaan atau

emosi secara subjektif. Misalnya : ureshii (senang), kanashii (sedih), kowai

(takut) dan sebagainya.

3. Na – Keiyooshi (adjective – na)

na-keiyooshi sering disebut keiyoodooshi yaitu kelas kata yang dengan

sendirinya dapat membentuk sebuah bunsetsu, dapat berubah bentuk dan bentuk

shuushikei –nya berakhiran da atau desu. Karena perubahannya mirip dengan dooshi

sedangkan artinya mirip dengan keiyooshi, sehingga kelas kata ini disebut keiyoodooshi.

- Jenis-jenis na-keiyooshi

1. Keiyoodooshi yang menyatakan sifat, misalnya : shizukada (sepi), kireida (cantik,

indah, bersih), sawayakada (segar), akirakada (jelas) dan sebagainya.

2. Keiyoodooshi yang menyatakan perasaan, misalnya : iyada (tidak senang),

Page 7: Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

zannenda (menyesal), yukaida (senang), fushigida (aneh) dan sebagainya.

4. Meishi (nomina)

Meishi adalah kata-kata yang menyatakan orang, benda, peristiwa dan

sebagainya. Tidak mengalami konjugasi dan dapat dilajutkan dengan kakujoshi. Meishi

disebut juga taigen, di dalam suatu kalimat ia dapat menjadi subjek, predikat, kata

keterangan.

- Jenis-jenis Meishi

1. Futshuu meishi yaitu nomina yang menyatakan nama-nama benda, barang,

peristiwa dan lain-lain. Misalnya : yama (gunung), hon (buku), kagakusha

(ilmuan), hoshi (bintang), koofuku (kebahagiaan), hikooki (pesawat terbang), dll.

2. Koyuu meishi adalah nomina yang menyatakan nama-nama yang menunjukan

benda secara khusus seperti nama daerah, Negara, orang, buku, dll. Contohnya :

yamato, taiheiyoo (samudra pasifik), indoneshia, yamamoto, dan sebagainya.

3. Suushi, yaitu nomina yang menyatakan bilangan, julah, kuantitas, urutan.

Misalnya : ichi (satu) san, (tiga), gonin (lima orang), rokko (enam buah) sangoo

(nomor tiga), ikutsu, ikura, nankai, nannin dan lain-lain.

4. Keishiki meishi adalah nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas

tanpa memiliki hakekat atau arti sebenarnya. Misalnya : koto, tame, wake, hazu,

mama, toori.

5. Daimeishi yaitu kata-kata yang menunjukan sesuatu secara langsung tanpa

menyebutkan nama orang, benda, barang, perkara, arah, tempat dan sebagainya.

5. Rentaishi (prenomina)

Rentaishi adalah kelas kata yang tidak mengenal konjugasi yang diguanak untuk

menerangkan nomina. Oleh karena itu, kelas kata ini tidak dalat dijadikan sebagai

Page 8: Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

subjek atau predikat.

- Macam-macam Rentaishi

1. Yang berpola ‘….no atau ….ga’. misalnya : kono michi (jalan itu) ano hito (orang

itu, sono hon (buku itu), waga kuni (negeri kita) dan lain-lain.

2. Yang berpola ‘….ru’. misalnya : aru hi (suatu hari), arayuru kuni (seluruh

Negara), saru muika (tanggal 6 yang lalu)

3. Yang berpola ‘…na’. Misalnya : ookina ki (pokon besar), chiisana mi (buah kecil),

okashina katachi (bentuk yang aneh)

4. Yang berpola ‘….ta atau da’. Misalnya : tatta ippo (hanya satu batang), taishita

sakubin (karya yang hebat), tonda sainan (kecelakaan yang tidak terduga)

6. Fukushi (adverb)

Fukushi adalah kelas kata yang tidak mengalami perubahan bentuk dan dengan

sendirinya dapat menjadi keterangan bagi yoogen walaupun tanpa mendapat bantuan

dari kata-kata lain. Fukushi tidak dapat menjadi subjek, predikat dan obejek.

- Jenis-jenis fukushi

1. Jootai no fukushi berfungsi terutama menerangkan keadaan verb yang ada pada

bagian berikutnya. Cintoh : shikkari (to) nigiru (memegang dengan kuat),

yukkuri (to) aruku (berjalan dengan pelan-pelan), hakkiri (to) mieru (terlihat

dengan jelas), sotto chikazuku (mendekati dengan diam-diam).

2. Teido no fukushi berfungsi turutama menerangkan tingkat, taraf, kualitas atau

derajat keadaan yoogen yang ada pada bagian berikutnya. Contoh : sukoshi

samui (agak dingin), taihen sinsetsu da (sangat baik hati), kanari takai (agak

mahal), kanari hakkiri mieru (terlihat agak jelas), zutto izen no koto da (kejadian

Page 9: Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

dulu kala).

3. Chinjutsu no fukushi adalah fukushi yang memerlukan cara pengucapan khusus,

disebut juga jojutsu no fukushi atau koo’o no fukushi. Misalnya : kesshite

makenai (sama sekali tidak akan kalah), doozo ohairi kudasai (silahkan masuk),

ororaku ame ga furu daroo (mungkin hujan akan hujan), massaka sonna koto

wa arumai (masa ada hal serupa itu).

- Onomatope (giseigo/giongo dan gitaigo)

Di antara adverb-adverb yang telah dibahas terdapat adverb yang

menggambarkan bunyi atau suara dan terdapat juga adverb yang menyatakan suatu

keadaan. Adverb yang mengambarkan bunyi atau suara disebut giseigo, sedangkan

yang menyatakan suatu keadaan disebut gitaigo. Kedua istilah itu biasa disebut

dengan onomatope.

7. Kandooshi (interjeksi)

Kandooshi adalah kelas kata yang tidak dapat berubah bentuknya, tidak dapat

menjadi subjek, keterangan ataupun konjugasi. Namun kelas kata ini dengan sendirinya

dapt menjadi sebuh bunsetsu walaupun tanpa bantuan kelas kata lain. Dalam bahasa

jepang modern kondooshi terdiri dari tiga macam yaitu :

1. Kandooshi yang menyatakan rasa haru (aa, aru, oyaoya, chikushoo, hatena, are, dore)

2. Kandooshi yang menyatakan panggilan (moshi, kore, kora, nee, saa, haru)

3. Kandooshi yang menyatakan jawaban (hai, iie, un)

8. Setsuzokushi (konjungsi)

Setsuzokushi adalah kelas kata yang dapat mengalami perubahan bentuk tapi

tidak dapat menjadi subjek, objek, predikat ataupun kata yang menerangkan kata lain.

Setsuzokushi berfungsi menyambungkan suatu kalimat dengan kalimat lainnya atau

Page 10: Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

menghubungkan bagian kalimat dengan kalimat lain.

- Jenis-jenis Setsuzokushi

1. Heiretsu no setsuzokushi yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat menunkukan

sesuatu yang berderet dengan yang lainnya yang ada pada bagian sebelumnya.

Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini misalnya : mata, oyobi dan narabini.

2. Gyakusetsu no setsuzokushi yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat

menunjukan sesesuatu yang ada pada bagian berikutnya yang tidak sesuai, tidak

pantas, atau bertentangan dengan sesuatu yang ada pada bagian sebelumnya.

Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini misalnya :daga, ga, shikamo,

shikashi, tadashi, keredo, dakedo, demo, desu ga, tokoroga, tawa ie, sorenanoni,

soreni shitemo dan mottomo.

3. Jusetsu no setsuzokushi adalah setsuzokushi yang dipakai pada saat menunjukan

hasil, akibat, atau kesimpulan yang ada pada bagian berikutnya bagi sesuatu

yang ada pada bagian sebelumnya yang menjadi sebab-sebab atau alasan.

Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini misalnya : dakara, sorede, soreyue,

shitagatte, sokode, suruto, soosuruto dan sooshite.

4. Tanka no setsuzokushi yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat mengembangkan

atau menggabungkan sesuatu yang ada pada bagian berikutnya dengan sesuatu

yang ada pada bagian sebelumnya. Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini

misalnya : soshite, sorekara, soreni, sarani, mashite, awasette, dan lain-lain.

5. Hotetsu nosetsuzokushi yaitu sestuzokushi yang dipakai pada saat menambahkan

penjelasan atau rincian berkenaan dengan sesuatu yang ada pada bagian

sebelumnya. Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini misalnya : tsumari,

sunawachi, tatoeba, nazenara, tadashi, dan mottomo.

6. Sentaku no setsuzokushi yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat menyatakan

pilihan antara sesuatu yang ada pada bagian sebelumnya dan yang ada pada

Page 11: Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

bagian berikutnya. Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini misalnya :

matawa, aruiwa, soretomo, dan naishiwa.

7. Tenkan no setsuzokushi yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat mengganti atau

mengubah pokok pembicaraan. Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini

misalnya : tokorode, tokini, tsugini, dewa.

9. Jodooshi (verb bantu)

Jodooshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo yang dapat berubah

bentuknya. Tidak dapat membentuk bunsetsu dengan sendirinya tapi dapat membentuk

bunsetsu bila digabungkan dengan kata lain.

- Jenis-jenis Jodooshi

1. reru dan rareru (ukemi, kanoo, jihatsu, sonkei)

a. ukemi (pasif)

Kata reru dan rareru sebagai bentuk pasif menunjukan bahwa aktivitasnya

tidak dilkukan oleh sendiri.

b. kanoo (menyatakan makna potensial untuk melakukan suatu aktivitas)

c. jibatsu (menyatakan makna bahwa suatu kejadian, keadaan atau aktivitas terjadi

atau dilakukan secara alamiah)

d. soneki (ragam hormat)

2. seru dan saseru (kausatif)

Kata seru dan saseru menyatakan bahwa aktivitas tersebut merupakan suruhan

untuk melakukan suatu kegiatan.

3. da dan desu (dantei=kepulauan) Kata da dan desu menyatakan suatu keputusan

Page 12: Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

yang jelas.

4. nai, nu (uchikeshi=negative)

5. ta (kako=bentuk lampau)

6. rashii (suite ‘anggapan/dugaan/perkiraan’)

7. u, yoo, daroo (suiryoo ‘perkiraan’, ishi ‘kemauan’)

8. mai (uchikeshi no suiryoo=perkiraan negative)

9. soda (denbun to yootai), denbun adalah jenis jodooshi yang dipakai pada waktu

menyampaikan atau memberitahu lagi berita atau kabar yang didengar rai orang

lain kepada orang lain.

10. yooda (tatoe ‘perumpamaan’, futashikana dantei ‘keputusan yang tidak pasti’)

11. tai (kiboo=hatapan, keinginan)

12. masu (teinei=halus)

10. Joshi (partikel)

Joshi adalah yang termasuk fuzokugo yang dipakai setelah suatu kata untuk

menunjukan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti

kata tersebut lebih jelas lagi.

- Jenis-jenis Joshi

1. Kakujoshi adalah joshi yang pada umumnya dipakai setelah nomina untuk

menunjukan hubungan antara nomina tersebut dengan kata lain. Joshi yang

termasuk kelompok ini adalah ga, no, o, e, to, yori, kara, de, dan ya.

2. Setsuzokujoshi adalah joshi yang dipakai setelah yoogen atau setelah jodooshi

Page 13: Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

untuk melanjutkan kata yang ada sebelumnya terhadap kata-kata yang ada pada

b again berikutnya. Joshi yang termasuk kelompok ini adalah ba, to, keredo,

keredomo, ga, kara, shi, temo, te, nagara, tari, noni dan node.

3. Fukujoshi adalah joshi yang dipakai setelah berbagai macam kata. Joshi yang

termasuk kelompok ini adalah wa, mo, demo, shika, made, bakari, dake, hodo,

kurai, nado, ka, nari, yara, sae dan zutsu.

4. Shuujoshi adalah joshi yang pada umumnya dipakai setelah berbagai macam kata

benda pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan suatu pernyataan, larangan,

seruan, rasa haru, dll. Joshi yang termasuk kelompok ini adalah ka, kashira, na,

naa, zo, tomo, yo, ne, wa, no, dan sa.

Wisata Bahasa (5) : Klasifikasi Kata Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia

Apr 23, '06 11:58 PMfor everyone

A. Klasifikasi  Kata bahasa Jepang   Konsep morfem tidak dikenal oleh para tata bahasawan tradisional , yang selalu ada dalam tata bahasa tradisional adalah satuan lingual yang disebut kata (語・単語), apa yang disebut kata ini,  menurut ahli linguistik tradisional  Leonard Bloomfield, kata adalah satuan bebas terkecil (a minimal free form), dibawah ini akan di jelaskan bagaimana klasifikasi kata dalam bahasa Jepang. Istilah kata (語 単語・ go atau tango) dalam bahasa Jepang terdiri dari beberapa kelompok yaitu :1. Kata Dasar (単純語 tanjungo)     Misalnya kata orang(人 hito), makan (食べる taberu ), tidur )寝る neru) dan lain lain.Kengan lain kata dasar adalah kata yang mempunyai satu arti dan dapat berdiri sendiri, tidak mengalami penambahan imbuhan dan perubahan bentuk.2. Kata Turunan (派生語 haseigo)    Yaitu kata kata yang sudah mengalami perubahan bentuk, penambahan imbuhan dan proses perubahan ucap. Kata turunan ini dalam bahasa Jepang terbagi menjadi 3 bagian yaitu, a. gejala perubahan pengucapan (変音現象 hen on genshou)  b. Penamahan imbuhan di awal kata (接頭辞 settouji ) dan c. penambahan imbuhan di akhir kata(接尾辞 setsubiji. 3. Kata Majemuk (複合語 fukugougo)     Yaitu kata kata yang mengalami proses pembentukan kata majemuk, dalam bahasa jepang kata majemuk ini jumlahnya sangat banyak dan bervariasi. Kata majemuk dalam bahasa Jepang terbagi menjadi :     3.1. Kata Benda Majemuk  (複合名詞)    Yaitu  kata benda yang terbentuk dari gabungan dua buah unsur kata yang membentuk satu kata benda majemuk. Kata majemuk ini terbagi lagi menjadi gabungan unsur unsur seperti di bawah ini ;

Page 14: Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

       a. Verba + Verba  : 取り扱い toriatsukai  ; perlakuan         b. Noun + Verba   :物置 mono oki : tempat barang         c. Noun + Noun       d. Adjektiva + Noun       e. AD + Noun       f. Verba + Noun,         g. Noun Adjektiva + Noun.      3.2 Kata Kerja Majemuk (複合動詞 fukugoudoushi)      Kata kerja majemuk atau verba majemuk ini sangat bervariasi , merupakan gabungan dua buah unsur yang membentuk verba majemuk , secara garis besar verba majemuk ini terbagi menjadi 5 kelompok yaitu :      a. V + V   ; 食べ始める tabehajimeru  ; mulai makan      b. N + V   : 勉強する   benkyousuru  : belajar      c. A + V   ;  若返る   wakakaeru     ;  muda kembali       d. 副詞+V ; ぼんやりする bonyarisuru ; melamun      e. 接辞+V ; さし上げる sashiageru  ; memberi  Diantara kelompok ini, kelompok 「V+V」ini kalau di teliti lebih jauh lagi terbagi lagi menjadi 4 sub kelompok yaiitu            1) V+ V  実質的複合語            2) V+ v  接尾辞化             3) v + V  接頭辞化            4) v + v  単純語化Untuk bagian ini perlu penjelasan lebih lanjut, dan nanti akan dibahas secara rinci di jurnal tersendiri.      3.3  Kata Sipat 1 majemuk 複合形容詞 fukugo keiyoushi (CA) Seperti diketahui kata sipat dalam bahasa Jepang terbagi menjadi dua golonga yaitu. kata sipat 1 yang berakhiran i seperti atararashii, takai dan lain lain, dan kata sipat golongan 2 yang berakhira na/da, seperti kireida, shizukada da lain lain. 

mata tsuzukete imasu A. Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia    Dilihat dari bentuknya seperti dalam bahasa Jepang dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa klasifikasi tentang kata ini antara lain '  1. Kata Dasar        Yaitu  kosakata atau unsur kata yang bisa berdiri sendiri dan mempunyai arti tersendiri, seperti kata manusia, makan , tidur dan lain lain. kelas katanya bisa berupa verba , nomina atau kelas kata yang lainnya.  2. Kata bentukan      Yaitu kata kata yang terbentuk dari pembentukan dua buah unsur kata (morfem), kata       bentukan ini dibagi dalam tiga kelompk besar yaitu ;       2.1  Kata yang berimbuhan       2.2  Kata ulang       2.3  Kata majemuk

Page 15: Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

  khusus untuk kata majemuk  terbentuk dari penggabungan dua buah morfem yang membenuk sebuah kata yang berpola sebagai pasangan seperti berikut ;     a. N +  N ;  nusa bangsa , toko obat, kaki tangan dll     b. N + V  ;  kamar tunggu,  guru bantu, kapal selam, dll     c. N + A  ;  rumah sakit, kama gelap, guru besar, dll     kelompok kelompok ini bisa desebut sebagai kata benda majemuk seperti halnya 複合名詞 fukugomeishi dalam bahasa Jepang.    d. V + N ;  makan hati, campur tangan, tahu adat , dll.    e. V + V ;  ambil alih, lomba lari, hamcur binasa, makan minum, jalan jalan dll.    f. V + A ;  kerja gelap, terbang jauh, makan gratis , dll.    g. V + P ;  cinta akan, bebas dari,  dll.kelompok kata ini termasuk kata kerja majemuk atau 複合動詞 fukugodoshi dalam bahasa Jepang.    h. A + N ; sakit hati, merah padam , putih salju dll.    i.  A + V ; mabk terbang, kurang ingat, pandai bicara dll.    j. A + A ; panjang lebar, kecil besar, buruk baik dll.kelompk kata ini termak kata sipat majemk yang dalam bahasa Jepang disebut fukugo keiyoushi atau fukugo keiyoudoushi.       Ketika menguraikan struktur sintaks dari suatu kalimat, kita memerlukan definisi aturan-aturan kalimat berdasarkan urutan-urutan unsur terkecil pada struktur sintaks bahasa Indonesia. Pada suatu bahasa kata adalah unsur terkecil dalam struktur sintaks, sedangkan unsur terbesarnya adalah kalimat. Oleh karena itu, dalam pendefinisian aturan-aturan sintaks, jenis kelas kata akan menjadi simbol terminal atau token. Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas-kelas kata terbagi atas tujuh kategori [Alwi98]. Kelas-kelas kata tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Verba (kata kerja)2.      Adjektiva (kata sifat)3.      Adverbia (kata keterangan)4.      Nomina (kata benda)5.      Pronomina6.      Numeralia7.      Kata TugasBerdasarkan peranannya dalam frasa atau kalimat, kata tugas dibagi menjadi lima kelompok:

1)      Preposisi2)      Konjungtor3)      Interjeksi4)      Artikula5)      Partikel

  

Simbol Kelas Kata Keterangan ContohADJ Adjektiva Kata sifat CantikADV Adverbia Kata keterangan di depan kata lain Sangat

ADVB Adverbia Kata keterangan di belakang kata lain SekaliART Artikula   Si, sang

Page 16: Kelas Kata Dalam Bahasa Jepang

CC Konjungtor Koordinatif

Kata hubung yang menghubungkan klausa pada kalimat majemuk setara.

Dan, lalu

CS Konjungtor Subordinatif

Kata hubung pada kalimat majemuk bertingkat

Ketika, walaupun

M Modal   Kira, rasaPRO Pronomina   Saya, itu

N Nomina Kata benda BukuNPERS Nomina Persona Kata benda persona Bos

NP Nomina Penggolong

Kata benda yang menjadi penggolong numeralia

Ekor,butir

NPS Nomina Penggolong

Kata benda yang menjadi penggolong numeralia

Sebuah, seekor

NUM Numeralia Kata bilangan SeribuP Preposisi Kata depan Di, ke, dari

PAR Partikel   Kah, punTRANS Verba Transitif Kata kerja transitif Mencoba

INTRANS Verba Intransitif Kata kerja intransitif Pergi, lariPASIF Verba Pasif Kata kerja pasif DicobaPASIF2 Verba Pasif Kata kerja pasif RasakanNAMA Nomina Nama seseorang ShellyBUKAN Adverbia Kata Ingkar untuk predikat nominal Bukan

AUX Auxiliary   BolehASP Aspek