Kekuatan Dan Pengambilan Keputusan Dalam Kelurga
-
Upload
muhammad-hafidl-hasbullah -
Category
Documents
-
view
127 -
download
18
Transcript of Kekuatan Dan Pengambilan Keputusan Dalam Kelurga
Family Health in Nursing K3LN 2010
Kekuatan dan pengambilan keputusan dalam kelurga
A. KONSEP KEKUATAN DALAM KELUARGA
1. Kekuatan
Kekuatan adalah Kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke
arah positif. Kekuatan juga merupakan hal yang multidimensi yang mana
dapat mempengaruhi sosiobudaya dan interaksi dalam masyarakat.
Kekuatan keluarga sebagai karakterisktik dalam system keluarga adalah
Kemampuan Keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan anggota
keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
Komponen utama dalam kekuatan keluarga adalah pengaruh dan
pengambilan keputusan. Pengaruh adlah sinonim parkatik dari kekuatan,
yang didefinisikan sebagai derajat tekanan baik formal maupun non formal
yang dilakukan oleh salah satu anggota keluarga ke anggota keluarga lainnya
yang berhasil membuat kesan dalam pandangan orang lain, walaupun itu
berlawanan.
2. Otoritas atau kekuasaan
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau
kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan
kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi
kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok
untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002).
Menurut MC Donald (1980) dikutip oleh Friedman (1988), kekuasaan
didefinisikan dengan kemampuan, baik kemampuan potensial maupun aktual
dari seorang individu untuk mengontrol mempengaruhi dan merubah tingkah
laku seseorang.
Kekuasan dapat dihubungkan dengan bagian dari kepercayaan keluarga yang
mana didasarkan dengan budaya dan norma-norma yang berlaku dan di
| Kekuatan dan Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
1
Family Health in Nursing K3LN 2010
desain untuk anggota keluarga yang dibenarkan untuk membuat keputusan
dan menentukan pendapat.
3. Dasar kekuatan
a. Legitimate power/authority atau kekuasaan /wewenang yang sah (hak
untuk mengontrol)
Disebut juga sebagai wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan
bersama dan persepsi dari anggota keluarga bahwa satu orang
mempunyai hak untuk mengontrol tingkah laku anggota keluarga yang
lain. Kekuasaan ini didukung oleh peran, posisi, hak-hak secra budaya
atau tradisi seperti orang tua terhadap anak.
b. Helpass or powerless power atau kekuasaan yang tidak berdaya atau
putus asa.
Tipe kekuasaan ini merupakan suatu bentuk penting dari kekuasaan yang
sah yang didasarkan pada hak yang diterima secar umum dari mereka
yang membutuhkan atau dari mereka yang tidak berdaya yang
mengharapka dari mereka ynag mempunyai posisi untuk memberikan
bantuan. Seperti kekuasaan orang yang sedang sakit, cacat atau lanjut
usia.
c. Referent Power (Seseorang Yang Ditiru)
Kekuasaan yang dimiliki orng-orang tertentu terhadap orang lain karena
identifikasi positif terhadap mereka, seperti identifikasi positif seorang
anak dengan orang tua (sebagai role model).
d. Resorce or expert power atau kekuasaan sumber atau ahli (pendapat
ahli)
Kekuasaan sumber adalah tipe dasar kekuasaan yang datangnya dari
sumber-sumber berharga dalam jumlah yang lebih banyak dalam suatu
hubungan seperti penggunaan teknik antar pribadi. Kekuasaan ahli
adalah sumber kekuasaan yang ada dalam suatu hubungan jika seorang
yang sedang dipengarihi merasa bahwa orang lain (ahli) memiliki
pengetahuan khusus, ketrampilan/keahlian, atau pengalaman.
e. Reward power atau kekuasaan penghargaan
| Kekuatan dan Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
2
Family Health in Nursing K3LN 2010
Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh
seorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan
seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.
f. Coercive power atau kekuasaan paksaan atau dominasi.
Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untukmenghukum dengan
paksaan, ancaman atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.
g. Informational power atau kekuasaan informational
Dasar kekuasaan ini adalah melalui persuasi. Tipe kekuasaan ini sama
dengan kekuasaan ahli tetapi lingkupnya lebih sempit.
h. Effective power atau kekuasaan afektif
Kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan memberikan afeksi
atau kehangatan, cinta kasih misalnya hubungan sexual pasangan suami-
istri.
i. Tension management power atau kekuasaan managemen ketegangan
Tipe dasar kekuasaan ini diturunkan dari kontrol yang dicapai oleh
satupasangan dengan mengatasi ketegangan dan konflik yang ada dalam
keluarga melalui perdebatan, ketidaksepakatan dalam memasukkan
anggota keluarga untuk mengalah.
4. Hasil dari kekuatan
Area kedua dalam pengkajian hubungan kekuatan keluarga adalah hasil
keputusan. Yang mana berfokus kepada siapa pembuat keputusan akhir atau
yang berhasil mengontrol atau mempengaruhi.
Tanggung jawab dan pengambilan keputusan dalam keluarga mungkin tidak
ada hubungan dengan pola dominan dalam kekuatan keluarga. Perawat
keluarga dapat dengan mudah mengambil tanggung jawab dan memberikan
keputusan terhadap salah satu anggota keluarga daripada anggota keluarga
lain yang lebih dominan dalam keluarga tersebut.
5. Pengambilan keputusan dalam keluarga
Kekuatan keluarga biasanya digunakan untuk mengambil keputusan.
Pengambilan keputusan emngacu pada proses langsung untuk mendapatkan
persetujuan dan komitmen anggota keluarga dalam mempertahankan status
| Kekuatan dan Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
3
Family Health in Nursing K3LN 2010
quo. Proses pengambilan keputusan didasarkan pada Hasil dari kekuatan
tersebut seperti:
a. Konsensus
Tindakan tertentu secara bersama disetujui oleh semua yang terlibat.
Terdapat tanggung jawab seimbang pada keputusan serta kepuasan,
oleh anggota keluarga atau rekanan.
b. Tawar menawar atau akomodasi
Suatu perjanjian untuk setuju menggunakan keputusan umum dalam
menghadapi perbedaan yang tidak dapat disatukan. Akomodasi : tawar –
menawar (bargaining), kompromi, paksaan
c. Kompromi atau de facto
Hasil perdebatan dimana tidak terdapat resolusi bila isu tidak dibawa dan
didiskusikan. Keputusan ini, kemudian dibuat dengan tak ada aktivitas
daripada dengan perencanaan.
d. Paksaan
B. VARIABLE YANG MEMPENGARUHI KEKUATAN DALAM KELUARGA
1. Hirarki kekuasaan keluarga
Dalam keluarga inti tradisional dan keluarga inti masa kini, struktur keluarga
jelas merupakan sebuah hierarki yang berarti struktur kekuatan keluarga
tersebut mengikat dan diturunkan. Laki-laki mempertahankan kekuatannya
dari perempuan, begitu juga orang tua terhadap anaknya.
2. Tipe bentuk keluarga (orang tua tunggal, keluarga campuran, keluarga inti dua
orang tua tradisional)
Bentuk keluarga merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi dinamika
kekuatan dalam sebuah keluarga.
3. Pembentukan koalisi
Koalisi adalah salah satu aliansi sementara yang didasarkan isu atau aliansi
jangka panjang untuk membentuk dominansi dari satu atau lebih anggota
keluarga. Pembentukan koalisi anggota keluarga bisasnya didasarkan pada
hubungan kekuatan masing-masing individu.. koalisi dalam keluarga
| Kekuatan dan Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
4
Family Health in Nursing K3LN 2010
merupakan hal yang paling menyehatkan untuk menaikkan derajat
kekuatannya.
4. Jaringan komunikasi keluarga
Jaringan komunikasi ini berhubungan dengan stuktur kekuatan. Umurm usia,
personalitas anggota keluarga secara alami mempengaruhi jariangan
komunikasi keluarga dan intensitasnya.
5. Perbedaan gender
6. Kelas social
a. Lower class families
Laki-laki dalam keluarga miskin lebih cenderung melakukan proclaim
kekuaasaan untuk mendapatkan pengakuan atas kekuasan istrinya.
Sedangkan istri cenderung lebih merasa bertanggungjawab dibandingkan
dengan istri dari kelas sosial yang lain. Biasanya mereka lebih
bertangungjawab dalam mengatur keuangan yang diberikan suami.
b. Working class families
Edukasi dalam keluarga merupakan faktor penting dalam struktur
kekuatan dan kekuasaan dalam keluraga ini. Biasanya suami lebih
dominan karena merasa mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
c. Middle class families
Dalam keluarga ini biasanya mendasarkan pada perasaan atau
egalitarian. Suami biasanya banyak memberikan waktu untuk berbagi dan
bersikap penuh perasaan kepada istrinya.
7. Tahap perkembangan keluarga
8. Latar belakang budaya dan religious
C. KLASIFIKASI STRUKTUR KEKUATAN KELUARGA
Sistem klasifikasi yang biasanya digunakan adalah dominasi satu anggota
keluaga yang memiliki stuktrur kekuatan egalitarian atau ketidakefektifan
kepemimpinan. Dua tipe keluarga yang banyak di deskripsikan :
1. Patriakral, keluarga tradisional
Ayah adalah kepala keluarga dengan kekuatan keluarga berada di tangannya,
sedangkan anggota keluarga lainnya berada dibawah koordinasinya.
| Kekuatan dan Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
5
Family Health in Nursing K3LN 2010
2. Demokratis, egalitarian atau keluarga modern.
Dalam tipe ini lebih mendasarkan keseimbangan peran antara suami dan istri
dengan pengambian keputusan melalui consensus dan meningkatkan
partisipasi anak ketika mereka sudah lebih tua.
Klasifikasi Kekuasaan dalam Subsistem Perkawinan (Herbert 1945)
a. Pola kekuasaan otokrasi/ otoriter
Apabila keluarga didominasi oleh satu orang anggota keluarga saja
b. Pola kekuasaan sinkratis
Apabila keputusan termasuk perkawinan dan keluarga, dilakukan oleh kedua
pasangan menikah.
c. Pola kekuasaan otonom
Apabila kedua pasangan berfungsi secara mandiri satu sama lain, baik dalam
pengambilan keputusan maupun aktivitas mereka.
D. KEKUATAN DALAM KELURGA SEHAT
Lewis dan asosianya (1976) melakukan penelitian yang menghasilkan
analisis bahwa keluarga dinyatakan sehat berdasarkan tiga kategori dari severe
disfungsional sampai sehat optimal. Dari severe disfungsional menunjukkan
bahwa stuktur keluarganya chaotic. Sedangakan keluarga yang sehat dikarenakan
strukturnya yang lebih fleksbel. Kekuatan dalam keluarga sehat antara lain;
1. Orang tua memerankan peran koalisi yang krusial dalam mengembangkan
semua potensi keluarga
2. Kepemimpinan dikembangkan oleh orang tua melalui koalisi sebagai model
pembelajaran nilai terhadap anak
3. Kepemimpinan diberikan oleh orang tua.
4. Pernikahan egalitarian memperkecil jarak dan dominasi.
5. Kekuatan dan peran yang jelas dalam keluarga.
E. KEKUATAN DALAM KELUARGA TIDAK SEHAT
Kekerasan dalam keluarga saat merupakan masaah kesehatan utama.
Kekerasan alami termasuk didalamnya jarak yang besar, perlakuan kasar dan
| Kekuatan dan Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
6
Family Health in Nursing K3LN 2010
pengabaian. Kekerasan merupakan wujud dari penggunaan kekuata dalam
keluarga yang tidak sehat.
Beberapa teori mengenai kekerasan dalam keluarga, antara lain:
a. Pandangan intraindividual : berfokus kepada karakteristik personal dan
penyebab dari KDRT
b. Pandangan sosiocultural : faktor sosiobudaya, dihubungkan dnegan
perbedaaan sosial dan budaya dalam menyelesaikan, mendeskripsikan dan
menganalisa masalah
c. Pandangan sosial-psikologis : menjelaskan bahwa kekerasan dalam keluarga
adalah fungsi yang menghubungkan individu dan masyarakat dengan
menggunakan isu kekuatan, control, kelas sosial (kemiskinan), kesempatan
kerja dan transfer kemiskinan.
Steinmetz (1995) dan rekannya percaya bahwa kekuatan adalah komponen krisis
dalam kekerasan yang disebabkan oleh
a. Karakteristik dan legitimasi interaksi intrafamilial antar pasangan dan antara
orang tua dan anak.
b. Dikembangkan atas indikasi nilai sosial setempat oleh keluarga lain
c. Kekuatan adalah kemapuan spesifik keluarga didasarkan pada nilai keluarga
dalam komunitas keluarga
1. Intimate partner abuse
Melakukan sebuah pukulan kepada pasangan saat ini akan sangat mudah
diketahui oleh media massa dan para professional dan merupakan sebuah
masalah sosial yang sangat signifikan terjadi. Straus (1990) menggunakan
taktik untuk mengatasi frustasi dan stressor melalui kisah perjalanan yang
telah dilalui. Biasanya wanita yang menjadi korban, akan tetapi laki-laki juga
bisa menjadi korban, tetapi dianggap lebih biasa oleh masyarakat.
Kekerasan didefinisikan oleh Wallace sebagai tindakan yang disengaja atau
tindakan yang berkelanjutan yang menyebabkan cedera pada pasangan.
Bolton dan Bolton (1987) menemukan hubungan karakteristik personal dalam
hubungan suami/istri dengan pelaku tindak kekerasan yaitu dibutuhkannya
control terhadap kebiasaan suami/istri pelaku tindak kekerasan. Pengontrolan
| Kekuatan dan Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
7
Family Health in Nursing K3LN 2010
tersebut merupakan hal yang absolute harus dilakukan ketika berada di
rumah.
Wallae (1996) mempercayai bahwa abuse pada pasangan dikarenakan
karena banyak penyebab dari masyarakat, seperti stress sosial, perbedaan
kekuatan dalam pernikahan, kemandiarian istri, penggunaan alcohol oleh
suami, kehamilan, ijin pernikahan, rendahnya penghargaan diri, masalah
financial, dan lain-lain
2. Child abuse
Peningkatan kejadian ini pada anak-anak akhir-akhir ini meningkat secara
drastic, para peneliti mempercayai bahwa KDRT tidak begitu saja terjadi
secara dramatikal, namun sudah ada sejak lama dalam keluarga, akan tetapi
ksesadaran public dan penurunan toleransi pada kejadian ini meningkat pada
akhir-akhir ini.
Child abuse dapat berupa fisik, emosi, seksual, atau kombinasi. Kekerasan
fisik didefinisikan sebagai tindakan yang dapat menghasilkan cedera fisik oleh
seseorang yang melakukan penjagaan atau mengontrol seorang anak.
Kekerasan ini banyak terjadi pada semua status sosial, ras, dan bentuk
keluarga baik laki-laki maupun perempuan. Kebiasaan orang tua yang
berhubungan dengan kekerasan fisik antara lain stress hidup, kesepian,
depresi, kecemasan, kebiasaan dan tingkah laku buruk orang tua, konflik
pernikahan dan penggunaan alcohol yang berlebih.
Kekerasan seksual yang dilakukan orang tua biasanya dikarenakan oleh
kondisi sosial dan masalah psikologis. Anak-anak dengan kondisi ini biasanya
berubah melakukan kekerasan dalan kehidupan sehari-harinya. Perasaan
bersalah, rasa malu, takut, marah biasanya ditunjukkan dalam kehidupannya
di sekolah sebagai pelampiasannya.
3. Sibling abuse
Kekerasan terhadap saudara kandung didefinisikan sebagai berbagai macam
bentuk kekerasan fisik, mental, atau seksual yang dilakukan oleh anak dalam
unit keluarga kepada anak yang lain. Biasanya dilakukan oleh anak yang lebih
tua, kekerasan terhadap saudara yang banyak dilaporkan adalah kekerasan
fisik (menggertak, memukul, dan menendang), kekerasan emosional
| Kekuatan dan Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
8
Family Health in Nursing K3LN 2010
(panggilan jelek, memberikan ketakutan berulang, menghancurkan harapan
personal, mengejek), dan kekerasan seksual.
4. Parent abuse
Kekerasan terhadap orang tua banyak dilakukan oleh remaja untuk
menunjukkan kemarahannya.
5. Elder abuse
Kekerasan dan pengabaian lansia meningkat akhir-akhir ini yang didefinisikan
sebagai tingkah laku yang menghasilkan cedera fisik, psikologis, material
yang menyebabkan kerugian, penyia-nyiaan pada lansia.
F. PROSES KEPERAWATAN
1. Area pengkajian
Bagamana perawat mengukur kekuatan dalam sebuah keluarga? Ini
merupakan pertanyaan kunci. Studi tentang kekuatan keluarga masih dibawah
kritik karena ketidaksepahaman bagaimana cara mengukur kekuatan keluarga
dalam metodelogi yang sangat terbatas. Namun, sekarang ini telah dipercaya
bahwa kombinasi interaksi keluarga dengan pelaporan diri oleh anggota
keluarga mungkin bisa didapatkan data yang valid mengenai kekuatan
keluarga.
Saffilos-rothschild (1976) menuliskan salah satu pasangan dalam keluarga
mungkin memegang kekuatan mengatur, sedangkan yang lain mempunyai
kekuatan untuk mengimplementasikannya. Sehingga dalam membuat
keputusa dalam keluarganya didasarkan pada tahap perkembangan keluarga
tersebut dan karakteristik dari keluarga itu sendiri.
a. Hasil kekuatan
Siapa yang mengatakan terakhir atau sipa yang menang. Siapa yang
membuat keputusan. Bagaimana pentingnya pengambikan keputusan
atau isu dalam keluarga. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan yang
lebih spesifik dan diikuti validasi dan observasi bila memungkinkan.
Pertanyaan spesifik yang mungkin membantu antara lain:
| Kekuatan dan Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
9
Family Health in Nursing K3LN 2010
Financial : siapa yang membuat budget, membayar bill dan
bagaimana menyisihkan uang
Sosial : siapa yang memutuskan bagaimana menghabiskan malam
atau siapa teman atau hubungan
Keputusan utama : siapa yang memutuska perubahan pekerjaaan
dan tempat tinggal
Membesarkan anak : siapa yang membuat aturan dan memutuskan
kegiatan anak
b. Proses pengambilan keputusan
Apa teknik yang digunakan untuk mengambil keputusan dan seberapa
luas keputusan tersebut
Consensus
Akomodasi : tawar menawar, kompromi, paksaan
De facto
c. Dasar kekuatan
Sumber-sumber kekuatan antara lain;
Kekuatan legitimasi/kewenanga
Helpless atau powerless power
Referent power
Resourse and expert power
Reward power
Coercive power
Informational power – direct and indirect
Affective power
Tension management power
Pertanyaan yang diajukan didasarkan pada sumber-sumber tersebut dan
pertanyaan spesifik lainnya dalam membuat keputusan
d. Variable yang mempengaruhi kekuatan keluarga
Multiple variable dalam kekuatan keluarga, antara lain
Hierarki kekuatan keluarga
Bentuk keluarga
Koalisi
Jaringan komunikasi keluarga
Perbedaan gender
| Kekuatan dan Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
10
Family Health in Nursing K3LN 2010
Usia dan tahap perkembangan keluarga
Budaya dan interpersonal
Kelas sosial
Mengenali pengaruh yang berkembang dalam keluarga dapat membantu
perawat memberikan intervensi dan interpretasi pada keluarga
e. Sistem keluarga secara menyeluruh dan subsistem kekuatan
Setelah melakukan pengkajian dalam area yang luas, perawat mungki
bisa mengenali karakteristik mana yang lebih mendominasi seperti
anggota keluarga yang dewasa, anak, atau kakek nenek, seperti
egalitarian, sinkratik atau otonomi, seperti kurangnya kemampuan
memimpin atau chaotic
Untuk mengkaji pola kekuatan, bisa ditanyakan pertanyaan terbuka.
Subsistem juga perlu dikaji melalui observasi interaksi orang dewasa,
orangtua anak dan wawancara emngenai karakteristik kekuatan
subsistem keluarga.
2. Diagnosa keperawatan
Kepahaman dalam struktur kekuatan keluarga dibutuhkan untuk membuat
formula yang tepat dalam mendiagnosa dan memberikan intervensi
keperawatan yang efektif.
Ketika keputusan dalam perawatan kesehatan dibuat oleh family, perawat
harus tahu siapa yang memerang kekuatan dalam keputusan mereka,
pengetahuan bagaimana keputusan dibuat akan memberikan bimbingan
kepada perawa untuk berbicara kepada orang yang tepat mengenai
keputusan yang diambil oleh keluarga.
Saat keluarga sudah mendapatkan kejelasan, kekuatan hierarki dalam
keluarga akan berfungsi dnegan baik, sehingga perawat data mendukung,
menguatkan, membantu menyusun kembali stuktur kesehatan kelauragda
dengan menggunakan kekuatan hubungan dalam keluarga.
3. Intervensi keperawatan
Intervensi yang diberikan perawat biasanya ditujukan kepada konflik
pembuatan keputusan dan konflik kekuatan yang lain. Jika keluarga tertarik
dalam konflik, perawt akan membantu memecahkan konflik tersebut.
| Kekuatan dan Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
11
Family Health in Nursing K3LN 2010
Apabila kekerasan dalam rumah tangga ditemukan, perawata akan
memberikan bantuan dengan memberikan perlindungan anggota keluarga.
Tujuan yang ingin dicapai antara lain:
Mengenali dan melaporkan kekerasan anak
Mendukung dan mengarahkan keluarga
Koordinasi peraawatan keluarga dan kolaborasi dengan anggota keluarga
Selain itu, perawat juga dapat memberikan kekuasaan kepada anggota
keluarga yang lain untuk menjadi lebih kuat dan memandirikan hubungan
keluarga dnegan otonomi dan respek mutual.
| Kekuatan dan Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
12